analisis guru_indeks kualitas guru

14
Indeks Kualitas Guru Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependudukan (PMTTK) membuat indeks kualitas guru untuk melihat penyebaran dan kualitas guru di seluruh provinsi. Terdapat lima indikator yang menentukan indeks kualitas guru, yaitu kualifikasi, golongan, rasio guru siswa, gender, dan GTT. Bobot Kriteria Keterangan 4/11 Kualifikasi Persentase guru lulusan minimal S1 3/11 Golongan Persentase guru golongan minimal IV Bterhadap golongan IV 2/11 Rasio guru siswa Rasio guru dan siswa 1/11 Gender Persentase kesenjangan gender 1/11 GTT Persentase Guru Tidak Tetap (GTT) Data guru yang digunakan untuk analisis adalah 2.607.311 guru yang mempunyai Nomer Unit Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) hingga bulan Juni 2009. 1. Kualifikasi Sarjana (S1) Sesuai UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen dan PP No 19 Tahun 2005, standar kualifikasi minimal untuk guru adalah sarjana (S1) atau diploma (D4). TK SD SMP SLB SMA SMK Total < S1 191.044 (85,5 %) 1.125.8 05 (75,9 %) 130.973 (26,0 %) 7.217 (49,4 %) 21.073 (8,8 %) 20.609 (14,2 %) 1.496.7 21 (57,4 %) ≥ S1 32.378 (14,5 %) 357.254 (24,1 %) 371.942 (74,0 %) 7.383 (50,6 %) 217.396 (91,2 %) 124.237 (85,8 %) 1.110.5 90 (42,3 %) 223.422 1.483.0 59 502.915 14.600 238.469 144.846 2.607.3 11 Sumber: Dirjen PMPTK, diolah

Upload: eko-suwardiyanto

Post on 29-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Guru_Indeks Kualitas Guru

Indeks Kualitas Guru

Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependudukan (PMTTK) membuat indeks kualitas guru untuk melihat penyebaran dan kualitas guru di seluruh provinsi. Terdapat lima indikator yang menentukan indeks kualitas guru, yaitu kualifikasi, golongan, rasio guru siswa, gender, dan GTT.

Bobot Kriteria Keterangan4/11 Kualifikasi Persentase guru lulusan minimal S1 3/11 Golongan Persentase guru golongan minimal IV Bterhadap

golongan IV2/11 Rasio guru siswa Rasio guru dan siswa1/11 Gender Persentase kesenjangan gender1/11 GTT Persentase Guru Tidak Tetap (GTT)

Data guru yang digunakan untuk analisis adalah 2.607.311 guru yang mempunyai Nomer Unit Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) hingga bulan Juni 2009.

1. Kualifikasi Sarjana (S1)

Sesuai UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen dan PP No 19 Tahun 2005, standar kualifikasi minimal untuk guru adalah sarjana (S1) atau diploma (D4).

TK SD SMP SLB SMA SMK Total< S1 191.044

(85,5 %)1.125.805 (75,9 %)

130.973 (26,0 %)

7.217 (49,4 %)

21.073 (8,8 %)

20.609 (14,2 %)

1.496.721 (57,4 %)

≥ S1 32.378 (14,5 %)

357.254 (24,1 %)

371.942 (74,0 %)

7.383 (50,6 %)

217.396 (91,2 %)

124.237 (85,8 %)

1.110.590 (42,3 %)

223.422 1.483.059 502.915 14.600 238.469 144.846 2.607.311Sumber: Dirjen PMPTK, diolah

Secara nasional, 42,3 % guru telah berkualifikasi S1. Namun jika melihat berdasarkan tingkat pendidikan, terdapat kesenjangan. Sebagian besar guru TK dan guru SD belum memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1 atau D4. Sedangkan untuk tingkat SMP, SLB, SMA, dan SMK, guru yang memililiki kualifikasi minimal S1/D4 lebih banyak daripada guru dengan guru dengan kualifikasi dibawah standar. Fakta tersebut menunjukkan bahwa kita harus memberikan perhatian lebih besar pada guru tingkat TK dan SD untuk segera meningkatkan kualifikasi minimal berdasarkan UU Guru dan Dosen.

Proporsi Guru Berkualifikasi Minimal S1/D4

Page 2: Analisis Guru_Indeks Kualitas Guru

DKIJati

m DIY BaliJab

ar

Banten

Jaten

gKalti

mSu

mut

Bengk

ulu

Sumbar

RiauKep

riNTBNAD

Sumsel

Gorontal

oJam

bi

PapuaSu

lbarKals

el

Irjabar

Lampung

Malut

Kalten

gBab

el NTTKalb

ar

Maluku

0.200

0.250

0.300

0.350

0.400

0.450

0.500

0.550

0.600

Sumber: Dirjen PMPTK, diolah

Gambar diatas menunjukkan proporsi guru untuk tiap provinsi. Fakta menunjukkan bahwa proporsi guru dengan tingkat kualifikasi minimal S1/D4 di Jawa dan Bali cenderung lebih bagus dibandingkan di luar wilayah Jawa dan Bali.

Proporsi Guru TK Berkualifikasi Minimal S1/D4

Sumber: Dirjen PMPTK

Page 3: Analisis Guru_Indeks Kualitas Guru

Gambar diatas menunjukkan proporsi guru untuk tiap provinsi. Fakta menunjukkan bahwa proporsi guru TK dengan tingkat kualifikasi minimal S1/D4 di Jawa dan Bali cenderung lebih bagus dibandingkan di luar wilayah Jawa dan Bali.

Proporsi Guru SD Berkualifikasi Minimal S1/D4

Sumber: Dirjen PMPTK

Gambar diatas menunjukkan proporsi guru untuk tiap provinsi. Fakta menunjukkan bahwa proporsi guru SD dengan tingkat kualifikasi minimal S1/D4 di Jawa dan Bali cenderung lebih bagus dibandingkan di luar wilayah Jawa dan Bali.

Proporsi Guru SMP Berkualifikasi Minimal S1/D4

Page 4: Analisis Guru_Indeks Kualitas Guru

Sumber: Dirjen PMPTK

Gambar diatas menunjukkan proporsi guru untuk tiap provinsi. Fakta menunjukkan bahwa proporsi guru SMP dengan tingkat kualifikasi minimal S1/D4 di Jawa dan Bali cenderung lebih bagus dibandingkan di luar wilayah Jawa dan Bali. Namun secara umum, proporsi rata-rata tiap provinsi untuk guru SMP lebih baik daripada guru SD.

Page 5: Analisis Guru_Indeks Kualitas Guru

2. Golongan

Karir untuk guru ditentukan oleh pangkat dan golongan. Golongan tertinggi yang dapat dicapai oleh guru PNS adalah IVE. Golongan ini dapat dicapai dengan perhitungan angka kredit tertentu. Tabel dibawah menunjukkan klasifikasi guru berdasarkan golongan.

Tabel Jumlah Guru berdasarkan Pangkat/Golongan

Sumber: Dirjen PMPTK

Guru yang berada dalam golongan II adalah 14,1 %. Hal ini karena masih terdapat guru yang berkualifikasi SLTA atau PGSD/PGSLP. Sedangkan guru yang berada dalam golongan III adalah 49 %. Sebagian besar guru berada pada golongan IIID dan IVA (55,8 %). Guru yang masuk dalam golongan IVB hingga IVE hanya 0,9 %.

Mengapa sangat sedikit guru yang berada pada golongan IVB hingga IVE? Persyaratan untuk dapat naik ke golongan IVB tidak cukup dengan mengumpulkan kredit. Seorang guru bisa menulis karya ilmiah dan mendapatkan pengakuan. Ini menjadi syarat berat bagi guru. Sangat sedikit guru yang memiliki kemampuan menulis karya ilmiah.

Page 6: Analisis Guru_Indeks Kualitas Guru

14.1%

12.5%

6.6%

10.2%

19.7%

36.1%

0.9%

IIIIIAIIIBIIICIIIDIVAIVB - IVE

3. Rasio Guru Siswa

Rasio guru siswa dapat dijadikan parameter untuk mengukur kualitas pendidikan suatu institusi. Jika siswa yang ditangani oleh seorang guru terlalu banyak, maka kelas menjadi tidak efektif. Namun jika terlalu sedikit siswa yang ditangani oleh seorang guru, maka kelas menjadi tidak efisien.

Tabel Rasio Guru Siswa

Sumber: Dirjen PMPTK

Secara rata-rata nasional, rasio guru siswa di Indonesia sudah termasuk bagus. Namun perhitungan rasio ini tidak mempertimbangkan faktor geografis. Padahal sekolah-sekolah tersebar di penjuru nusantara. Banyak faktor yang membuat rasio guru siswa menjadi berbeda satu sama lain, yaitu provinsi, kabupaten, pedesaan, perkotaan, dan kekuatan ekonomi sebuah daerah.

Rasio guru siswa di SLB dan TK dapat dikatakan rendah. Hal ini karena memang ada kebutuhan khusus untuk kedua jenis sekolah tersebut. Fakta menarik adalah rasio guru siswa untuk sekolah negeri lebih rendah dibandingkan dengan sekolah swasta. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa kebutuhan guru di sekolah negeri lebih terpenuhi daripada di sekolah swasta.

Page 7: Analisis Guru_Indeks Kualitas Guru

Gambar Rasio Guru SD terhadap Siswa SD

Sumber: Dirjen PMPTK

Jika melihat masing-masing provinsi, terdapat perbedaan rasio guru siswa. Misalnya, gambar diatas menunjukkan rasio guru siswa untuk SD, dimana rasio tertinggi adalah provinsi Banten dan rasio terendah adalah provinsi Gorontalo. Gambar diatas menunjukkan bahwa hanya 5 provinsi yang memiliki rasio guru siswa dalam jangkauan nilai 1:20 hingga 1:32. Kelima provinsi tersebut berada dalam kondisi efisien.

Kondisi disparitas antara provinsi juga berlaku untuk jenjang sekolah lain, yaitu TK, SMP, SMA, dan SMK.

Gender

Gender menjadi satu faktor penting untuk mengukur kualitas guru. Kesetaraan gender menjadi satu isu menarik dalam pembangunan. Jika terjadi disparitas proporsi yang sangat besar, maka dapat dikatakan bahwa pembangunan belum memenuhi kesetaraan gender. Jika membandingkan seluruh provinsi di Indonesia, terdapat perbedaan proporsi gender. Papua adalah provinsi yang memiliki proporsi guru perempuan paling sedikit. Sumatera Barat adalah provinsi yang memiliki proporsi guru perempuan paling besar.

Page 8: Analisis Guru_Indeks Kualitas Guru

Tabel Proporsi Guru di Provinsi

Sumber: Dirjen PMPTK

Secara nasional, jumlah guru perempuan lebih banyak dibandingkan guru laki-laki. Guru perempuan berjumlah 1,6 juta atau 61 %. Persentase gender akan berbeda di masing-masing tingkat pendidikan. Guru perempuan sangat mendominasi TK, SD, dan SLB.

Tabel Jumlah Guru Berdasarkan Gender dan Golongan

Page 9: Analisis Guru_Indeks Kualitas Guru

Sumber: Dirjen PMPTK

Tabel diatas menunjukkan sebaran guru berdasarkan gender dan golongan. Sebagai contoh, untuk golongan IVB, IVC, IVD, dan IVE, guru laki-laki lebih dominan dibandingkan guru perempuan. Sedangkan untuk masing-masing golongan II, III, dan IVA, guru perempuan lebih mendominasi dibandingkan guru laki-laki.

Guru Tidak Tetap (GTT)

Secara umum, status guru terbagi menjadi dua, yaitu guru PNS dan guru non-PNS. Guru PNS berjumlah 1.579.381 (61 %) dari seluruh guru yang terdaftar. Jika melihat proporsi guru PNS pada masing-masing tingkat pendidikan, maka kita akan melihat terdapat perbedaan. Misalnya, sebanyak 68 % guru SD adalah PNS. Bandingkan dengan guru TK yang sebagian besar adalah guru non PNS (79 %).

Gambar Proporsi Guru Menurut Status

TK

SD

SMP

SLB

SMA

SMK

0% 20% 40% 60% 80% 100%

21

68

62

61

59

43

79

32

38

39

41

57

Persentase Status Guru

PNS Non PNS

Page 10: Analisis Guru_Indeks Kualitas Guru

Sumber: Dirjen PMPTK

Jika melihat perbandingan seluruh proporsi, maka kita akan menemukan bahwa terdapat perbedaan proporsi guru PNS. DKI Jakarta adalah provinsi yang memiliki proporsi guru non PNS terbesar. Sedangkan Irian Jaya Barat menjadi provinsi yang memiliki proporsi guru PNS terbesar dibandingkan provinsi lain.

Gambar Proporsi Guru Non PNS di Tiap Provinsi

Sumber: Dirjen PMPTK

Selanjutnya, guru non PNS dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu:

Guru Tidak Tetap (GTT). Guru Bantu, diangkat oleh Pemerintah Pusat. Guru Honor (Honda), diangkat oleh Pemerintah Daerah. Guru Tetap Yayasan (GTY), diangkat oleh yayasan dimana guru tersebut bekerja.

Berapa jumlah GTT di seluruh Indonesia? GTT berjumlah sebanyak 464.083 guru atau 17,8 %. Sedangkan GTY berjumlah 225.667 atau 8,7 %. Guru Bantu dan Guru Honor berjumlah 338.180 atau 13,0 %.

Tabel Rasio dan Persentase Guru Tidak Tetap di Sekolah Negeri

TK SD SMP SLB SMA SMK TotalGTT 1.969 340.241 73.858 940 30.664 16.411 464.083

Page 11: Analisis Guru_Indeks Kualitas Guru

Sekolah 766 127.996 15.385 338 4.844 1.926 151.255Jumlah Guru 5.168 1.359.738 374.966 4.526 160.548 67.789 1.972.735Persentase 38,1 % 25,0 % 19,7 % 20,8 % 19,1 % 24,2 % 23,5 %Rasio 1 : 2,6 1 : 2,7 1 : 4,8 1 : 6,3 1 : 6,3 1 : 8,5 1 : 3,1

Sumber: Dirjen PMPTK, diolah

Tabel diatas menunjukkan persebaran GTT untuk tingkat pendidikan TK, SD, SMP, SLB, SMA, dan SMK. Sebagai contoh, sebanyak 25,0 % guru SD adalah guru berstatus GTT. Sedangkan rasio 1 : 2,7 menggambarkan bahwa rata-rata terdapat 2,7 GTT di tiap SD. Atau jika menggunakan bilangan integer, yaitu 1 : 3. Yang paling adalah SMK, dimana rata-rata terdapat 8,5 GTT tiap sekolah. Padahal menurut PP No 48/2005 dan PP No 43/2007, sekolah tidak diperbolehkan mengangkat GTT sejak tahun 2005.

Parameter rasio GTT dalam indeks kualitas guru diukur dengan tingkat persentase GTT di masing-masing provinsi.