analisis fundamental dan teknikal-fx hadisumarta nuhuyanan (2012 1906 44) & hanny oktaria (2012...

27
PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN “ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL” Disusun Oleh: FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 190 644) HANNY OKTARIA (2012 190 645) PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2012 1

Upload: fx-hadisumarta-n

Post on 26-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pasmod

TRANSCRIPT

Page 1: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN

“ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL”

Disusun Oleh:

FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 190 644)

HANNY OKTARIA (2012 190 645)

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2012

1

Page 2: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL

I. PENDAHULUAN

Banyak investor yang menggunakan Analisis Teknikal saja, dan banyak pula yang hanya

menggunakan Analisis Fundamental saja di dalam menentukan keputusan pembelian saham.

Sebenarnya penggunaan Analisis Fundamental dan Teknikal dapat digabungkan.

Pertama-tama Anda bisa menggunakan Analisis Fundamental untuk untuk memilih

saham di antara sekian ratus saham yang ada di BEI. Anda memfilter saham untuk

mendapatkan saham yang terbaik. Anda bisa memilih saham yang memiliki potensi besar

untuk bertumbuh di masa mendatang. Saham-saham ini disebut sebagai growth stock.

Growth stock adalah saham yang secara historis memiliki “bakat” untuk terus tumbuh,

ditunjukkan dengan pendapatan yang terus meningkat. Dengan menyeleksi hanya trading

pada saham yang bertumbuh, Anda akan dapat terhindar dari risiko melakukan trading di

saham busuk. Ciri khas saham Growth stock, di saat bearish, saham ini cenderung bisa

bertahan. kalaupun jatuh akan bisa rebound dengan cepat. Sedangkan saat bullish, saham ini

akan naik melebihi saham-saham lain. Dengan kata lain, jika Anda berinvestasi di saham

seperti ini, Anda meminimalkan risiko sekaligus memperbesar peluang keuntungan.

Sekarang bagaimana mencari saham yang bertumbuh” Cara paling mudah adalah dengan

memperhatikan pendapatan perusahaan tersebut. Anda perlu menerapkan sedikit Analisis

Fundamental. Jika pendapatan perusahaan meningkat dan tahun ke tahun, minimal sekitar

25% atau ROE (Return On Equity) tahunan meningkat minimal 17% atau lebih, maka saham

perusahaan tersebut bisa digolongkan sebagai saham yang bertumbuh. Anda juga bisa

membaca strategi perusahaan, bila perusahaan mengeluarkan produk baru, atau strategi

marketing baru yang diterima pasar, kemungkinan pendapatan perusahaan tersebut akan

meroket di masa mendatang. Contoh yang paling populer adalah pendapatan Apple Computer

yang menjulang setelah mengeluarkan iPod. Setelah memfilter saham dengan Analisis

Fundamental, Anda akan mendapatkan daftar Watch List saham (saham incaran). Tidak

semua saham di daftar ini perlu dibeli. Nah, keputusan kapan waktu pembeliannya bisa

menggunakan Analisis Teknikal. Anda bisa memilah lagi mana saham yang sedang uptrend

menggunakan indikator Analisis Teknikal, misalnya dengan Moving Average menggunakan

chart mingguan. Dengan demikian daftar saham incaran Anda akan semakin sedikit,

Kemudian dengan indikator Moving Average juga di chart harian Anda bisa menentukan

membeli saham dengan metode crossover (garis MA periode pendek memotong MA periode

panjang ke atas).

2

Page 3: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

II. ANALISI FUNDAMENTAL

Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data

fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan/badan usaha

tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus

bisnis, dan sejenisnya. Sementara data faktor eksternal yang berhubungan dengan badan

usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi, dan sejenisnya. Dengan

mempertimbangkan data-data seperti tersebut diatas, analisis fundamental menghasilkan

berupa analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah perusahaan tersebut

sahamnya layak dibeli atau tidak. Jika nilainya mahal atau overvalued, saham tersebut

dianggap nilainya lebih tinggi berdasarkan analisis fundamental melalui perbandingan harga

yang berlaku di pasar. Dengan kata lain harganya sudah terlalu mahal jadi lebih baik tidak

dibeli atau dijual jika memiliki sahamnya. Sementara jika yang terjadi sebaliknya, saham itu

layak untuk dibeli dengan alasan harganya murah.

Analisis ini memiliki horizon jangka panjang, karena selain menggunakan data

historis (berupa laporan keuangan perusahaan) analisis ini juga menggunakan data masa

depan berupa estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi perubahaan ekonomi di masa

mendatang, dan berbagai jenis estimasi lainnya yang dianggap dapat mempengaruhi kinerja

dan kelangsungan usaha. Meskipun menggunakan pendekatan kuantitatif dalam proses

analisisnya, banyak variabel ditentukan berdasarkan judgment, misalnya tingkat pertumbuhan

perusahaan di masa mendatang. Akibatnya, meskipun beberapa orang menggunakan metode

analisis fundamental dengan cara yang sama, hasilnya bisa jadi berbeda. Analisis ini biasa

digunakan untuk jangka panjang, tetapi permasalahannya yang seringkali dihadapi oleh

investor adalah timing dan informasi. Karena tidak semua investor mendapatkan informasi

yang lengkap sehingga jika hanya mengandalkan analisis fundamental, dapat terjadi

kesalahan investasi akibat kurangnya informasi atau kesalahan timing sehingga bisa jadi

saham yang dibeli harganya sudah mahal. Untuk mengatasi masalah timing tersebut dapat

dilihat dari pergerakan bursa atau pergerakan saham tersebut melalui analisis teknikal untuk

menentukan sinyal transaksi (sinyal beli/sinyal jual). Dengan menggunakan/menggabung

kedua analisis tersebut secara tepat, bertujuan untuk menghasilkan capital gain yang

optimum.

Secara umum, analisis fundamental ini melibatkan banyak sekali variabel data yang

harus dianalisa, dimana beberapa di antara variabel tersebut yang cukup penting untuk

diperhatikan yaitu :

1. Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)

3

Page 4: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

2. Rasio laba terhadap saham yang beredar ( earning per share-EPS)

3. Rasio pertumbuhan EPS

4. Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham (price earning ratio)

5. Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan ( price earning growth

ratio)

6. Rasio harga saham terhadap penjualan (price/sales ratio)

7. Rasio harga saham terhadap nilai buku (price book value)

8. Rasio hutang perseroan ( debt ratio)

9. Margin pendapatan bersih (net profit margin)

Menghitung rasio

Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio

keuangan. Rasio secara garis besar di bagi dalam 5 kategori utama antara lain, yaitu :

keuntungan (profitability) , harga (price ), likuiditas (liquidity), daya ungkit (leverage), dan

efisiensi.

Rasio Likuiditas

Salah satu aspek penting dari analisis fundamental adalah analisis laporan keuangan, karena

dari situ dapat diperkirakan keadaan, atau posisi dan arah perusahaan.

Laporan keuangan yang dianalisa adalah :

1. Laporan keuangan yang menggambarkan harta, utang, dan modal yang dimiliki

perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan ini disebut neraca.

2. Laporan keuangan yang menggambarkan besarnya pendapatan, beban–beban, pajak,

dan laba perusahaan dalam suatu kurun waktu tertentu. Laporan keuangan ini disebut

laporan L/R. Rasio keuangan digunakan sebagai alat analisis keadaan keuangan dan

kemampuan perusahaan. Berikut adalah beberapa jenis rasio laporan keuangan:

a. Rasio likuiditas: mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek.

1. Current ratio: mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar

Curent Ratio = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar

2. Quick ratio: mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendek dengan aktiva lancar tertentu (yang relatif lebih likuid)

Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan / Kewajiban Lancar

3. Cash ratio: mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendek dengan kas dan bank.

4

Page 5: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

Cash Ratio = Kas + Bank / Kewajiban Lancar

b. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas: mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memperoleh

keuntungan.

1. Gross profit margin: mengukur tingkat laba kotor terhadap penjualan bersih

perusahaan. Gross Profit Margin= Laba Bruto/Penjualan Bersih

2. Operating profit margin: mengukur tingkat laba usaha/ operasional terhadap

penjualan bersih perusahaan

Operating Profit Margin= Laba Usaha/Operasi

Penjualan Bersih

3. Net profit margin: mengukur presentase laba bersih (setelah pajak) terhadap

penjualan bersih perusahaan

Net Profit Margin = Laba Bersih setelah Pajak / Penjualan Bersih

4. Return on asset (ROA): mengukur efektifitas perusahaan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

ROA = Laba Bersih setelah Pajak / Rata – Rata Aktiva Tetap

c. Rasio Pengungkit

Rasio pengungkit: mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjang serta menilai sampai sejauh mana sumber

pembiayaan perusahaan berasal dari pinjaman.

1. Debt ratio : mengukur tingkat penggunaan hutang sebagai sumber

pembiayaan aktiva perusahaan.

Debt Ratio = Total Kewajiban / Total aktiva

2. Debt equity ratio : membandingkan sumber pembiayaan yang berasal dari

modal pemegang saham.

Debt Equity Ratio = Total Kewajiban / Total Modal

3. Leverage ratio : mengukur jumlah dari aktiva perusahaan terhadap modal

pemegang saham.

Leverage Ratio = Total Aktiva / Modal pemegang Saham

d. Rasio Pasar

Rasio pasar: mengevaluasi kinerja perusahaan melalui basis per saham.

1. Earning per share: menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk

setiap saham yang diinvestasikan.

5

Page 6: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

EPS = Laba Bersih setelah Pajak – Dividen Saham Preferen

Total Saham yang Diterbitkan

2. Dividen yield: mengukur jumlah dividen per saham relatif terhadap harga

pasar yang dinyatakan dalam bentuk persentase.

Dividen Yield = Dividen per Saham / Harga Pasar Saham

3. Price earning ratio (P / E ) : mengukur jumlah investor untuk dibayar dari

pendapatan perusahaan.

P / E = Harga Pasar per Lembar Saham Biasa / Earning per Share

4. Dividen per saham : menghitung jumlah dividen yang diperoleh untuk

setiap saham yang diinvestasikan.

Dividen per Saham = Total dividen dalam Satu Tahun / Total Saham yang

Diterbitkan

1. Rasio laba terhadap saham beredar (EPS)

EPS= Keuntungan bersih / Jumlah saham beredar

Rasio adalah digunakan untuk mengukur suatu tingkat keuntungan dari

perusahaan. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai pada kwartal yang sama pada

tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan

perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan

kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham.

2. Rasio pertumbuhan EPS

Diperoleh dengan memperbandingkan nilai rasio laba terhadap saham beredar

(EPS)pada tahun berjalan dengan nilai EPS pada kwartal yang sama pada tahun

sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan.

Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun

penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham.

3. Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham

P/E Ratio = Harga saham / EPS

Biasa juga disebut dengan P/E Ratio yang dihitung dengan cara membagi harga

saham dengan keuntungan perlembar saham. Rasio ini digunakan untuk

membandingkan suatu perusahaan dengan P/E Ratio rata-rata dari perusahaan dalam

kelompok industri sejenis.

6

Page 7: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

4. Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan (PEG ratio)

PEG Ratio = P/E ratio / pertumbuhan tahunan EPS

Semakin rendah PEG Ratio suatu perusahaan maka berarti harga sahamnya

adalah dibawah harga semestinya ( undervalued) dan perusahaan memiliki rasio

pertumbuhan EPS yang tinggi. Misalnya suatu perusahaan dengan pertumbuhan EPS

sebesar 21.5% dengan P/E Ratio sebesar 37.3% maka PEG Ratio nya adalah

21.5/37.3=0.576.

5. Rasio harga saham terhadap penjualan (P/S ratio)

P/S Ratio = Harga saham / penjualan per lembar saham

Rasio ini biasanya digunakan untuk menilai suatu perusahaan yang masih baru

atau belum mendapatkan keuntungan dimana rasio ini. Semakin rendah P/S

ratio suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam kelompok industri

yang sejenis menunjukkan semakin bagus perusahaan tersebut.

6. Rasio harga saham terhadap nilai buku (PB/V Ratio)

PB/V Ratio = Harga saham / (total harta - total hutang)

Semakin rendah PB/V rasionya berarti harga saham tersebut murah atau berada

dibawah harga sebenarnya, namun hal ini juga dapat berarti ada sesuatu yang

merupakan kesalahan mendasar pada perusahaan tersebut. Misalnya perusahaan XXX

memiliki harta sebesar Rp. 100 milyar dan hutangnya sebesar Rp. 70 milyar maka

nilai buku perusahan tersebut adalah Rp. 30 milyar dan apabila saham yang beredar

500 juta maka berarti setiap saham mewakili Rp. 600 nilai buku, dengan harga

perlembar saham sebesar Rp. 1.200 maka berarti PB/V rasio perusahaan tersebut

adalah 1.200/600 = 2.

7. Rasio hutang perseroan

Debt Ratio = Total Utang / Total Aset

Rasio ini mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh hutang. Misalnya,

rasio hutang 30 % artinya bahwa 30% dari aset dibiayai oleh hutang. Rasio hutang

bisa berarti buruk pada situasi ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, dimana

perusahaan yang memiliki debt rasio yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan,

namun selama ekonomi baik dan suku bunga rendah maka dapat meningkatkan

keuntungan.

7

Page 8: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

8. Margin pendapatan bersih

Margin pendapatan bersih= Pendapatan bersih / Total penjualan

Net profit margin adalah rasio tingkat profitabilitas yang dihitung dengan cara

membagi keuntungan bersih dengan total penjualan Rasio ini menunjukan keuntungan

bersih dengan total penjualan yang di peroleh dari setiap penjualan.

Perputaran inventaris

Perputaran inventaris=Biaya barang yang terjual /Inventaris

Inventory turnover adalah rasio efisiensi yang dihitung dengan membagi biaya

barang yang terjual dengan inventaris, yang menunjukkan seberapa efisien perusahaan

mengatur inventarisnya, yaitu berapa kali perputaran inventaris selama satu tahun. Jenis

rasio ini sangat bergantung pada jenis industri di mana perusahaan berada. Sebagai contoh,

toko kue akan mempunyai tingkat perputaran yang jauh lebih tinggi daripada pabrik

pesawat. Sehingga yang perlu diperhatikan adalah membandingkan hasil yang diperoleh

dengan rasio dari perusahaan-perusahaan yang lain dalam industri yang sejenis.

Analisa fundamental untuk pasar uang

Analisa fundamental memberi pengaruh kepada trend perubahan harga (arah dari harga

suatu mata uang secara keseluruhan) yang lebih banyak dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan

yang dilakukan pemerintah (otoritas moneter) ataupun data-data yang dirilis oleh berbagai

sumber maupun berita-berita tertentu yang belum pasti kebenarannya (market sentiment and

market rumors).

Kategori faktor fundamental

Faktor-faktor fundamental yang sifatnya luas dan kompleks tersebut dapat

dikelompokkan ke dalam empat kategori besar, yaitu :

1. Faktor politik sebagai salah satu alat indikator untuk memprediksi pergerakan nilai

tukar, sangat sulit untuk diketahui timing/waktu terjadinya secara pasti dan untuk

ditentukan dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar. Ada kalanya suatu

perkembangan politik berdampak pada pergerakan nilai tukar, namun ada kalanya

tidak membawa dampak apa pun terhadap pergerakan nilai tukar.

2. Faktor keuangan sangat penting dalam melakukan Analisa Fundamental. Adanya

perubahan dalam kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah,

terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut perubahan tingkat suku bunga, akan

membawa dampak signifikan terhadap perubahan dalam fundamental ekonomi.

Perubahan kebijakan ini juga memengaruhi nilai mata uang. Tingkat suku bunga

8

Page 9: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

adalah penentu untama nilai tukar suatu mata uang selain indikator lainnya seperti

jumlah uang yang beredar. Aturan umum mengenai kebijakan tingkat suku bunga

tingkat suku bunga ini adalah semakin tinggi tingkat suku bunga semakin kuat nilai

tukar mata uang. Namun, kadang kala terdapat salah pegertian bahwa kenaikan

tingkat uku bunga secara otomatis akan memicu menguatnya nilai tukar maa uang

domentik. Perhatian terhadap suku bunga ini terutama harus dipusatkan pada tingkat

suku bunga riil, bukan pada tingkat suku bunga nominal. Ini karena perhitungan

tingkat suku bunga riil telah menyertakan variabel tingkat inflasi di dalamnya.

3. Faktor Eksternal dapat membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap nilai

tukar suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara dapat

membawa dampak (regional effect) bagi perekonomian negara-negara lain yang

terdapat dalam kawasan yang sama. Dalam era global asset allocation, arus portofolio

modal tidak lagi mengenal batas-batas wilayah negara. para fund manager, investor,

dan hedge funds yang melakukan investasi secara global, sangat mencermati

perubahan ekonomi, bukan hanya dalam lingkup satu negara, melainkan juga meluas

hingga ke dalam lingkup satu kawasan/regional tertentu.

4. Faktor ekonomi : indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat

dipisahkan dan merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu

sendiri. Indikator-indikator ekonomi yang sering digunakan dalam analisa

fundamental, yaitu :

Produk nasional bruto (PNB) adalah total produksi barang dan jasa yang

diproduksi oleh penduduk negara tersebut baik yang bertempat tinggal/

berdomisili di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri dalam suatu

periode tertentu.

Produksi domestik bruto (PDB) adalah penjumlahan seluruh barang dan jasa yang

diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun oleh

perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut pada suatu waktu/

periode tertentu.

Tingkat inflasi : Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah

dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga. Penggunaan tingkat

inflasi sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk

mencerminkan tingkat PDB dan PNB ke dalam nilai yang sebenarnya. Nilai GDP

dan GNP riil merupakan indikator yang sangat penting bagi

9

Page 10: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

seorang investor dalam membandingkan peluang dan risiko investasinya di

mancanegara.

Indikator-indikator inflasi yang biasanya digunakan oleh para investor:

Indeks harga produksi atau Producer Price Index (PPI) adalah indeks yang

mengukur rata-rata perubahan harga yang di terima oleh produsen domestic untuk

setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat proses produksi. Data PPI

dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi terutama dari sektor manufaktur,

pertambangan, dan pertanian.

Indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) adalah digunakan untuk

mengukur rata-rata perubahan harga eceran dari sekelompok barang dan jasa

tertentu. Index CPI dan PPI digunakan oleh seorang Trader sebagai indikator

untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi.

Neraca pembayaran atau balance of payment adalah suatu neraca yang terdiri dari

keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian internasional suatu negara, baik

yang bersifat komersial maupun finansial, dengan negara lain pada suatu periode

tertentu. Neraca pembayaran ini mencerminkan seluruh transaksi

antara penduduk, pemerintah, dan pengusaha dalam negeri dan pihak luar negeri,

seperti transaksi expor dan impor, investasi portofolio, transaksi antar Bank

Sentral, dan lain-lain. Dengan adanya neraca pembayaran ini kita mengetahui

kapan suatu negara mengalami surplus maupun defisit. Secara garis besar Balance

of Payment dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

Neraca perdagangan yang merupakan selisih antara total ekspor dan impor barang,

jasa, dan transfer. Dalam perhitungannya, neraca perdagangan ini tidak mencakup

transaksi-transaksi asset finansial dan kewajiban (hutang). Data ini merupakan

indikator tren perdagangan luar negeri yang merupakan aliran bersih dari

total ekspor dan impor barang dan jasa sebagai penerimaan atau penghasilan.

Dengan adanya transaksi ekspor maka akan diterima sejumlah uang yang nantinya

akan menambah permintaan terhadap mata uang negara eksportir. Begitu pula

sebaliknya pada impor barang dan jasa dimana sejumlah uang harus dikeluarkan

guna membayar barang dan jasa yang kita impor, hal ini akan menambah

penawaran akan mata uang negara importir.

Aliran Modal yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung, dimana pada

investasi langsung, investor dari luar negeri melakukan penanaman modal dalam

aset riil misalnya saja membangun pabrik, gedung perkantoran dll.Investasi ini

10

Page 11: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

biasanya bersifat jangka panjang. Sedangkan investasi tidak langsung dapat kita

temui di dalam investasi instrument keuangan. Misalnya seorang investor

melakukan pembelian saham atau obligasi di bursa Indonesia. Maka investor

tersebut harus menukarkan mata uangnya ke rupiah supaya dapat membeli saham

ataupun obligasi di Indonesia.

Tingkat pengangguran adalah suatu indikator yang dapat memberikan

gambaran tentang kondisi rill berbagai sektor ekonomi. Indikator ini dapet

dijadikan alat untuk menganalisa sehat/tidaknya perekonomian suatu negara.

Apabila perekonomian berada dalam kondisi baik maka akan tercapai tingkat

pengangguran yang rendah. Tetapi jika perekonomian dalam keadaan lesu

maka tingkat pengangguran pun meningkat.

Kurs valuta asing adalah nilai perbandingan atau bisa juga disebut nilai tukar

antara suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs ini biasanya

digunakan sebagai indikator utama untuk melihat kekuatan ekonomi ataupun

tingkat kestabilan perekonomian suatu Negara. Jika kurs mata uang negara

tersebut tidak stabil maka dapat dikatakan bahwa perekonomian negara

tersebut tidak baik atau sedang mengalami krisis ekonomi. Untuk itu perlu

bagi suatu Negara untuk memiliki mata uang yang stabil agar perekonomian

negara tersebut dapat berjalan dengan lancar dan membentuk suatu tren

pertumbuhan.

PSNCR - Public Sector Net Cash Requirement atau kebutuhan tunai sektor

publik yaitu jumlah uang yang harus dipinjam pemerintah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluarannya. Sebab pemerintah seringkali mengeluarkan

lebih dari yang mereka terima dari penerimaan pajak, dan satu-satunya cara

untuk menambah kekurangannya adalah dari meminjam.

III. ANALISIS TEKNIKAL

Praktisi yang menggunakan analisis teknikal beranggapan bahwa analisis fundamental

terlalu bervariasi dan pemakaiannya sulit diperhitungkan. Selain itu informasi berita hanyalah

penyebab dan bukan penentu arah pergerakan saham. Karena itu orang beranggapan bahwa

cara analisis yang paling tepat adalah dengan mempelajari tingkah laku dari pelaku pasar dan

ini tercermin dalam pola grafik harga.

Meyers yang banyak menggunakan aplikasi komputer dalam melakukan analisis teknikal dan

banyak dikutip oleh majalah bisnis terkemuka, seperti Wall Street Journal, Financial Time,

Fortune dan lain sebagainya mendefinisikan analis teknikal sebagai studi tentang sekuritas

11

Page 12: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

secara individual dan pasar sebagai keseluruhan berdasar supply dan demand. Yang menjadi

data utama dalam analisis teknikal adalah harga dan volume perdagangan historis.

Asumsi yang Mendasari Analisis Teknikal.

Para analis teknikal percaya bahwa mereka biasa mengetahui pola-pola pergerakan

harga saham di masa datang dengan berdasarkan pada observasi pergerakan harga saham di

masa lalu, yang bertentangan dengan hipotesis efisiensi pasar yang menyatakan bahwa harga

saham di pasar mencerminkan semua informasi yang ada di pasar. Kinerja saham di masa

lalu tidak mempengaruhi kinerja saham di masa datang.

Keputusan analis teknikal dalam menjual atau membeli saham didasari data-data

harga dan volume perdagangan saham di masa lalu,. Informasi data masa lalu tersebut akan

mendasari prediksi mereka atas pola perilaku harga saham di masa datang.

Asumsi yang mendasarinya adalah “ nilai pasar barang dan jasa, ditentukan oleh interaksi

permintaan dan penawaran” (Levy 1966). Interaksi permintaan dan penawaran ditentukan

oleh berbagai faktor, baik faktor rasional maupun faktor yang tidak rasional. Faktor-faktor

tersebut meliputi berbagai variabel ekonomi dan variabel fundamental, serta faktor-faktor,

seperti opini yang beredar, mood investor, dan ramalan-ramalan investor.

Harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar dapat berubah karena

perubahan hubungan permintaan dan penawaran. Hubungan-hubungan tersebut akan dapat

dideteksi dengan melihat diagram reaksi pasar yang terjadi. Hampir semua pihak dapat

menerima asumsi bahwa nilai produk ditentukan oleh kekuatan tarik menarik antara

permintaan dan penawaran. Yang kurang dapat diterima oleh semua semua pihak mungkin

asumsi bahwa permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat tidak

rasional (irrational factor).

Asumsi yang berkaitan dengan kecepatan penyesuaian harga saham (speed of

adjustment) dari harga keseimbangan yang lama menuju harga keseimbangan yang baru. Para

analis teknikal selalu berharap bahwa penyesuaian harga saham yang lama menuju harga

keseimbangan yang baru, akan terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang karena

informasi yang menyebabkan perubahan harga biasanya memerlukan beberapa waktu

sebelum informasi tersebut diserap secara penuh oleh pasar. Pola penyerapan informasi

seperti ini disebabkan karena adanya informasi yang tidak simetris (asymetris information),

di mana hanya beberapa investor saja yang mampu mengakses informasi dan dapat

memprediksi apa yang akan terjadi pada harga saham disbanding investor lainnya. Seiring

dengan tindakan menjual dan membeli saham yang dilakukan pihak-pihak yang menguasai

12

Page 13: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

informasi untuk memperoleh keuntungan maka harga saham juga akan bergerak menuju

harga keseimbangan baru.

Disamping informasi di atas ada tiga prinsip yang dapat digunakan sebagai patokan dalam

memahami analisis teknikal yaitu:

1. Refleksi semua kejadian, segala sesuatu yang terjadi yang dapat mempengaruhi

baik yang rasional maupun irrasional sudah direfleksikan dalam harga yang terbentuk.

Menguat dan melemahnya indek saham merupakan fakta, tetapi nilai sesungguhnya suatu

indek saham ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang tercermin pada

indek saham. Jika permintaan meningkat dan penawaran menurun atau tetap, maka harga

akan naik, dan akan terjadi kebalikannya jika kondisi berbalik.

2. Tren, harga bergerak dalam suatu tren, dan tren tidak mungkin dimanipulasi. Jika

tren bergerak ke arah naik, tidaklah mungkin membuatnya turun, kecuali dalam suatu titik

tertentu akan terjadi puncak untuk kemudian berbalik arah (reversal).

3. Selalu berulang, aksi pasar (market action) selalu berulang, artinya para analis

teknikal percaya bahwa investor akan mengulangi tindakan yang sama jika kondisi pasar

yang terjadi juga sama. Keadaan ini akan dipetakan dalam suatu diagram yang populer

dengan sebutan chart.

Keuntungan dan Kritik Terhadap Analis Teknikal

Jika seorang investor mampu mengakses informasi secara cepat, punya kemampuan

analisis yang tinggi dan punya insting yang tajam atas apa yang terjadi terhadap pasar jika

ada informasi baru maka investor tesebut akan mampu mendapatkan return abnormal yang

melebihi return pasar dan return investor lainnya. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan

bahwa jika investor akan mendapatkan abnormal return, mereka harus mampu mendapatkan

informasi secara lebih cepat dibanding investor lainnya, dan menterjemahkan informasi

tersebut ke dalam tindakan membeli atau menjual saham sehingga investor dapat

memperoleh keuntungan.

Kritik yang timbul untuk analisis teknikal adalah yang berkaitan dengan asumsi yang

mendasarinya dan keefektivan pendekatan analisis teknikal dalam memprediksi harga saham.

Kritik yang paling tajam muncul dari penganut hipotesis efisiensi pasar, yang sama sekali

tidak percaya harga saham di masa mendatang akan dipengaruhi oleh pergerakan harga

saham masa lalu, karena apabila pasar efisien maka tidak seorang investor pun dapat

memperoleh keuntungan abnormal dari pasar. Hal ini dibuktikan dari beberapa penelitian

yang membuktikan bahwa harga saham secara statistik tidak bergerak mengikuti tren seperti

yang dikemukan analis teknikal.

13

Page 14: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

Kritik selanjutnya menyangkut keefektivan analisis teknikal untuk jangka waktu yang

panjang. Maksudnya adalah jika analisis teknikal mampu memberikan keuntungan bagi

beberapa investor karena mampu menemukan pola pergerakan saham dalam merespon

informasi baru, maka tentu saja pendekatan ini akan menjadi popular dan banyak diadopsi

oleh investor lainnya akan berdampak pada penyesuaian harga yang lebih cepat dari

biasanya. Jika ini terjadi dalam jangka yang panjang keefektivan penggunaan analis teknikal

sudah tidak akan bermanfaat lagi.

Teknik Analisis Teknikal

Para pengguna analisisi teknikal disebut juga chartist karena mereka biasanya

menggunakan grafik (chart) dalam aktivitasnya untuk merekam data pergerakan harga

saham dan volume perdagangan. Dari grafik tersebut mereka akan mencari pola pergerakan

harga saham maupun volume perdagangan serta celah-celah keuntungan dari pola tersebut.

Analisis teknikal mengamati pembentukan grafik harga dengan berbagai varian yang

mungkin terjadi dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya. Sekalipun analisis teknikal

mempertimbangkan data-data statistik lainnya, namun perangkat utama analisis teknikal

adalah pada grafik harga yang dianggap dapat memenuhi prediksi harga terkini dan

kecenderungannya.

Tujuan pokok mengamati grafik adalah:

Secepat mungkin menemukan kecenderungan harga

Memperkirakan kemungkinan waktu dan jarak kecenderungan itu

Memilih saat yang paling menguntungkan untuk masuk dan keluar pasar

Teknik Penggunaan Grafik

1. The Dow Theory.

Teori ini ditemukan oleh Charles H. Dow pada tahun 1800-an. Teori ini bertujuan untuk

mengidentifikasi tren harga pasar saham dalam jangka panjang dengan berdasar pada

data-data historis harga pasar saham di masa lalu, yang dikelompokkan mejadi tiga

yaitu:

Primary Trend, yaitu pergerakan harga saham dalam jangka waktu panjang

Secondary Intermediate Trend, yaitu pergerakan harga saham yang terjadi

selama pergerakan harga dalam primary tren. Bersifat penyimpangan dari

pergerakan primer yang terjadi dalam beberapa minggu atau bulan.

Minor Trend atau day to day move merupakan fluktuasi harga saham yang

terjadi setiap hari.

14

Page 15: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

Contoh Pergerakan Saham menurut The Dow Theory

2. Chart Pola Pergerakan Harga Saham

Support Level.

Support level berarti tingkat harga atau kisaran harga, pada saat para analis teknikal

mengharapkan akan terjadinya peningkatan yang signifikan atas permintaan saham di

pasar. Biasanya terjadi ketika banyak investor melakukan tindakan “ambil untung”

dengan melakukan penjualan saham-saham karena tertarik pada harga jual yang

cukup tinggi, dan biasanya diikuti oleh penurunan harga saham. Dampak selanjutnya

adalah banyak pembeli saham yang tertarik untuk melakukan pembelian-pembelian

saham sehingga permintaan saham kembali meningkat. Sesuai dengan hukum

permintaan penawaran, peningkatan permintaan saham ini nantinya diharapkan

menjadi support level yang menjaga agar harga saham bergerak naik.

Resistance Level

Resistance level berarti kisaran harga di mana para analis teknikal berharap akan

terjadi peningkatan yang signifikan atas jumlah saham yang ditawarkan di pasar.

Dengan kata lain, resistance level menggambarkan batas atas tingkat harga (upper

boundary) yang dapat membuat para penjual saham segera menjadi penahan atas

gerakan naik harga saham karena jika banyak pihak yang ingin menjual saham di

15

Page 16: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

pasar maka diharapkan harga akan bergerak turun, dan tidak melewati batas atas

harga. Hal ini biasa terjadi ketika harga saham turun terus setelah mencapai harga

tertinggi. Investor yang memiliki saham tentunya tidaka akan mau rugi akibat harga

sahamnya selalu turun. Mereka akan menunggu waktu yang tepat untuk menjual

sahamnya agar kerugian berkurang. Biasanya pada saat harga saham mencapai titik

balik (recovery point).

Grafik Pola Pergerakan Saham yang sering digunakan:

a. Bar Chart

Bar Chart merupakan cara paling sederhana dalam analisis teknikal yang

menggambarkan pergerakan harga saham. Sumbu vertikal merupakan harga

saham, sedangkan sumbu horizontal menunjukkan waktu. Pergerakan harga

saham setiap harinya ditunjukkan oleh diagram batang vertikal (bar vertikal), yang

ujung atasnya menunjukkan harga tertinggi saham dan ujung bawahnya

menunjukkan harga terendah saham setiap hari.

b. Point-and-Figure Chart

Penggunaan grafik dengan angka dan gambar ini untuk menggambarkan

pergerakan harga saham dan lebih komplek dari bart cahart karena

menggambarkan perubahan harga saham yang berubah secara signifikan.

Perubahan harga yang signifikan biasanya dapat dilihat dalam bentuk angka yang

menunjukka perubahan harga saham.

3. Rata-rata Bergerak

Teknik rata-rata bergerak (moving average) adalah salah satu teknik untuk mendeteksi

dan menganalisis pergerakan harga saham baik saham individual maupun seluruh

saham di pasar modal. Tujuannya adalah untuk mendeteksi arah pergerakan harga

saham dan besarnya tingkat pergerakan tersebut. Data yang digunakan adalah data

harga penutupan saham (closing price) untuk waktu tertentu misal untuk masa waktu 3

bulan. Dari informasi tersebut menghasilkan sebuah garis trend rata-rata bergerak yang

menunjukkan tren pergerakan harga saham, yang selanjutnya dipakai untuk

memprediksi arah pergerakan saham di masa depan. Setelah dianalisis akan

menghasilkan keputusan menjual dan membeli saham, dengan anjuran sebagai berikut:

Dianjurkan membeli saham jika:

a. garis rata-rata bergerak secara mendatar dan harga pasar saham melampaui garis

tersebut

b. harga saham berada di bawah garis rata-rata bergerak yang sedang menaik

16

Page 17: analisis fundamental dan teknikal-FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 1906 44) & HANNY OKTARIA (2012 1906 45).doc

c. harga saham saat ini berada di atas garis rata-rata bergerak yang cenderung

menurun, namun kembali menaik sebelum mencapai garis tersebut.

Disaran menjual jika:

a. harga saham saat ini berada di bawah garis rata-rata bergerak mendatar

b. harga saham bergerak naik di atas garis rata-rata bergerak, namun garis rata-rata

bergerak tersebut justru sedang menurun

c. harga saham yang cenderung mengalami kenaikan (berada di bawah garis rata-rata

bergerak) tetapi kembali menurun sebelum mencapai garis rata-rata bergerak

tersebut.

4. Relative Strength

Teknik ini menggambarkan rasio antara harga saham dengan indek pasar atau industri

tertentu. Hasil perbandingan biasanya digambarkan dengan plot-plot yang

menunjukkan perbandingan harga relatif saham selama jangka waktu tertentu. Dari

gambar yang tersusun investor akan dapat melihat perbandingan kekuatan saham-

saham tersebut terhadap industrinya atau terhadap indek pasar.

Dalam penggunaan relative strength jika terjadi trend pergerakan harga saham yang

meningkat maka bagi investor pergerakan tersebut merupakan sinyal akan terjadinya

peningkatan rasio harga saham dibanding indeks pasar, dan memungkinkan akan

memberikan return yang melebihi return pasar dan akan menarik minat investor untuk

menjadikan saham tersebut sebagai alternatif investasi yang baik.

17