analisis faktor yang mempengaruhi
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
1/16
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRAKTIK PERATAAN LABA PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Rachel Oktora, Elsa Imelda
Universitas Bina NusantaraJl. K. H. Syahdan No. 9
Kemanggisan/Palmerah
Jakarta Barat [email protected]
ABSTRAK
This research is designed to analyze factors which have influence income smoothing
practice in manufacturing companies that are listed in Indonesian Stock Exchange. Thefactors are being examined arefirm size, profitability, net profit margin, price to book value,
financial leverage, and operating leverage. This study was also to improve consistency of
results from prior researchers.The sample of this research consisting of 153 data that hasbeen listing in Indonesian Stock Exchange for the period 2007 until 2009 that has been
selected by purpose sampling method. Sample were classified to be smoother and non
smoother using Eckel Index from 2007 until 2009. This study uses logistic regression method
to see the contribution of each variable in influence income smoothing.The empirical resultindicates that all of independent variables (firm size, profitability, net profit margin, price to
book value, financial leverage, and operating leverage) do not have influence toward income
smoothing.
Keywords:Income Smoothing, Firm Size, Profitability, Net Profit Margin, Price to Book
valueFinancial Leverage, and Operating Leverage.
PENDAHULUAN
Perusahaan menggunakan indikator untuk dijadikan suatu penilaian atas meningkatnya
perusahaan tersebut. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
operasional perusahaan. Informasi atas laba dan komponen lainnya yang terdapat dalam laporankeuangan beserta penjelasan diharapkan dapat mencerminkan keadaan perusahaan yang
sesungguhnya dan merupakan input tersendiri bagi pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan (Dewi dan Carina, 2008). Laporan keuangan yang berkualitas (dalam hal ini kualitas
laba) diharapkan dapat membantu para investor dan calon investor untuk membuat keputusan.Langkah dalam menghasilkan laporan laba atas perusahaan seringkali diabaikan oleh para
pengguna laporan keuangan, terutama pihak eksternal perusahaan, seperti investor, kreditor, dan
pemerintah.
Keadaan mengabaikan langkah dalam menghasilkan laba diduga terkandungkecenderungan manajemen untuk melakukan disfunctional behavior (perilaku yang tidak
semestinya). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa manajer melakukan manipulasi laba
(earnings management), seperti strategi perataan laba (incomesmoothing).
-
7/22/2019 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
2/16
Income smoothing didefinisikan sebagai cara yang digunakan oleh manajemen untuk mengurangi
naik turun income yang dilaporkan untuk mencapai target yang sesuai dimana pencapaian
tersebut agar jumlah suatu periode tidak terlalu berbeda dengan jumlah laba periode berikutnya.Beberapa studi menunjukkan bahwa perataan laba adalah fenomena yang sudah umum.
Meskipun perataan laba tidak melanggar aturan, akan tetapi ini dapat menjadi alat untuk
menutupi ketidakjujuran manajemen (Stowly and Breton, 2000). Terdapat faktor yangmempengaruhi praktik perataan laba dan ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu serta hasilyang belum dapat digeneralisasi secara menyeluruh menjadi latar belakang untuk dilakukan
penelitian kembali untuk mendapatkan bukti empiris mengenai faktor yang mempengaruhi
praktik perataan laba terhadap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Motivasi dari penelitian ini adalah ingin membuktikan apakah besaran perusahaan,
profitabilitas, net profit margin, price to book value, financial leverage, dan operating leverage
berpengaruh terhadap praktikperataan laba. Kecenderungan para investor dan kreditor yang
lebih menitikberatkan perhatian pada laporanlaba rugi dalam menilai kinerja manajemen perusahaan tanpa memperhatikan prosedur yang
digunakan untuk
memperoleh laba akan menimbulkan terjadinya manipulasi laba (Beattie et al. (1994)) yangdikutip dari
Budileksamana dan Adriani (2005). Perataan laba dapat dipandang sebagai cara pengurangan
dalam variabilitas
laba sejumlah periode tertentu atau dalam suatu periode, yang mengarah pada tingkat yangdiharapkan atas laba
yang dilaporkan. Secara umum, perataan laba dianggap sebagai suatu aspek dari perilaku
manajerial dalammemproduksi dan mengkomunikasikan informasi keuangan kepada publik.
Perataan laba didefinisikan oleh Koch (1981) sebagai suatu alat yang digunakan oleh manajemen
untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan baik
secaraartificial maupun riil. Perataan laba (income smoothing) adalah upaya yang sengaja dilakukan
untuk
memperkecil fluktuasi pada tingkat earnings yang dianggap normal suatu perusahaan. Perataanlaba menurut
Zuhroh (1996) dalam Herni dan Susanto (2008) adalah cara yang digunakan oleh manajer untuk
mengurangifluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan baik melalui metoda
akuntansi
maupun melalui transaksi. Menurut Prasetio et al. (2002:46) praktik perataan laba meliputi usaha
untukmemperkecil jumlah laba yang dilaporkan jika laba aktual lebih besar dari laba normal dan usaha
untuk
memperbesar jumlah laba yang dilaporkan jika laba aktual lebih kecil dari laba normal. Perataan
laba dapatdilakukan dengan tiga cara (Ronen dan Sadan, 1981 dan Barnea dalam Belkoui, 1993), yaitu:
1. Manajemen dapat menetapkan serta mengatur waktu terjadinya peristiwa tertentu untuk
mengurangi perbedaan laba yang dilaporkan di mana waktu yang diatur tersebut adalah waktuyang dibuat atas kesepakatan manajemen dan bukanlah waktu yang sebenarnya.
-
7/22/2019 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
3/16
2. Manajemen dapat mengalokasikan pendapatan dan beban tertentu pada periode akuntansi yang
berbeda yang tujuannya untuk mengurangi fluktuasi laba agar terlihat oleh para pemegang saham
bahwa perusahaan mempunyai nilai pendapatan yang relatif stabil.3. Manajemen dengan kebijaksanaannya mengelompokkan laba atau rugi tertentu ke
dalam kategori
yang berbeda guna tetap mempertahankan laba perusahaan agar tetatp terlihat stabil dan tetapmendapat kepercayaan dari pemegang saham.
METODE PENELITIAN
Obyek PenelitianObjek penelitian yang akan diteliti adalah laporan keuangan dari beberapa perusahaan
manufaktur
yang terdaftar yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama kurun waktu tiga (3) tahun
yaitu tahun 2007,2008, dan 2009. Pengambilan perusahaan manufaktur disebabkan karena ingin berfokus pada
jangkauan atau
lingkupan perusahaan manufaktur agar terlihat secara jelas pengaruh faktor terhadap praktikperataan laba serta
manufaktur merupakan jenis industri yang berkembang pesat dan memiliki ruang lingkup yang
sangat besar.
Pemilihan obyek penelitian tersebut didukung oleh penelitian Ronen dan Sadan (1981) dalamHerni dan
Susanto (2008) menyimpulkan bahwa perusahaan dalam industri yang berbeda akan meratakan
laba merekapada tingkatan yang berbeda, oleh karena itu tidak dapat digabungkan perusahaan manufaktur
dengan non
mauufaktur dalam melihat terjadinya praktik perataan laba.
Desain PenelitianBerdasarkan karakteristik masalah, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif ini merupakan penelitian dengan tipe masalah berupa pengaruh antara dua variabel
atau lebih denganmengidentifikasikan fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel yang dipengaruhi (variabel
dependen) dan
melakukan penyelidikan terhadap variabel yang mempengaruhi (variabel independen), sepertibesaran
perusahaan, profitabilitas, net profit margin, price to book value, financial leverage, dan
operating leverage.
Jenis dan Sumber DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data laporan keuangan dan
catatan atas laporan keuangan perusahaan sampel dan data lain yang telah diaudit dengan periode
penelitian dari
periode 2007 sampai dengan periode 2009. Data sekunder merupakan sumber data penelitianyang diperoleh
peneliti secara tidak langsung, yaitu melalui media perantara yang diperoleh peneliti dari:
1. Laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI),2.Indonesian Capital Market Directory (ICMD),
-
7/22/2019 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
4/16
3. http://www.idx.co.id
Penentuan Jumlah Sampel
Dalam penelitian ini, sampel yang diambil dari perusahaan yang dianggap telah mewakilipopulasi dari
industri tekstil yang sudah go public sesuai dengan penyaringan kriteria sampel yang ada.
Penentuan jumlahsampel perusahaan berdasarkan dengan metode pengumpulan sampel. Perusahaan manufakturyang terpilih
sebagai sampel sebanyak 38 perusahaan.
Metode Pengumpulan SampelPopulasi yang ditetapkan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa
Efek Indonesia. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling method,
yaitu metodapengambilan sampel yang disesuaikan dengan syarat tertentu atau secara tidak acak (Indriantoro
dan Supomo,
1999:131).Karakteristik yang diperlukan untuk mendukung kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang telah terdaftar sebelum tanggal 1 Januari 2007 dan masih tercatat di BEI
sampai
dengan 31 Desember 2009.2. Harus mempublikasikan laporan keuangan tahunan dan berakhir pada tanggal 31 Desember.
3. Menggunakan mata uang rupiah dalam pelaporan keuangannya.
4. Laporan keuangan tidak mengalami kerugian selama periode penilaian.5. Tidak melibatkan perusahaan yang melakukan akuisisi, merger, dan mengalami perubahan
sektor
industri selama periode penelitian.
Metode Analisis Data
Uji StatistikPengolahan data dalam penelitian ini menggunakan SPSSfor windows 11.5 untuk menguji serta
mengetahui variabel bebas terhadap variabel terikat. Teknik analisis data yang digunakan dalampenelitian ini
adalah dengan mengunakan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk
memberikangambaran atau deskripsi suatu data. Deskripsi dari suatu data tersebut dapat berupa mean,
standar deviasi, nilai
maksimum dan nilai minimum (Ghozali, 2006:19).
Uji HipotesisMetode analisa data yang digunakan untuk menganalisis variabel yang mempengaruhi praktik
perataan
laba adalah logistic regression dengan alpha 5 %. Menurut Ghozali (2006), regresi logistik
(logistic regression)digunakan apabila variabel dependen dalam hubungan yang sedang diuji merupakan variabel
dummy (dummy
variable). Untuk regresi logistic, variabel independennya dimungkinkan berskala interval, rasioatau bahkan
-
7/22/2019 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
5/16
berbentuk variabel dummy.
Model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ln [p / (1-p)] = a + b(TA) + c(PRFT) + d(NPM) + e(PBV) + f(FL) + g(OL) + _
Keterangan :
Ln [(p / (1-p)] = Perata laba (1); non perata laba (0)
a =Intercept atau konstanstaa-d = KoefisienTA = Besaran Perusahaan
PRFT =Profitabilitas
NPM =Net Profit MarginPBV =Price to Book Value
FL =Financial Leverage
OL = Operating Leverage
Overall Model f it (-2 log likelihood)Menurut Ghozali (2006), nilai -2 log likelihood yaitu langkah pertama dalam menganalisa
overall
model fit terhadap data. Fungsi likelihood L dari model adalah probabilitas dari model yangdihipotesiskan
dapat menggambarkan data input L yang akan ditransformasikn menjadi -2logL yaitu yang
hanya memasukkan
konstanta dan variabel bebas. Model regresi ini layak digunakan atau baik apabila angka -2 loglikelihood
menurun nilainya dibandingkan antara iterasi pada block 0 (yang hanya konstanta saja) dengan
iterasi padablock 1 (iterasi yang mengikutkan semua variabel independen).
Nagelkerke R2
NilaiNagelkerke R2 dilihat dari tabel model summary. Artinya adalah persentase (%) variasi dari
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen dalam model ini, dansisanya
dijelaskan oleh variasi variabel independen yang tidak terdapat dalam model (Ghozali, 2006).
Hosmer and Lemeshow Test
Menurut Ghozali (2006), nilai Hosmer and Lemeshow test menunjukkan nilai signifikansi.
Apabila
nilai signifikansi > alpha, maka nilainya tidak signifikan dan ini menunjukkan bahwa model fitdengan data
observasi penelitian.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ho = model fit/layak dengan data observasi penelitianHa = model tidak fit/tidak layak dengan data observasi penelitian
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabelindependen.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah praktik perataan laba yang merupakan variabel
dummy dengan
-
7/22/2019 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
6/16
ukuran binominal, yaitu 1 untuk perusahaan perata laba dan 0 untuk perusahaan non perata laba.
Model yang
digunakan dalam perataan laba adalah indeks Eckel. Informasi tentang perusahaan mana sajayang dapat
dikategorikan perusahaan perata laba dan non perata laba dapat diketahui setelah menggunakan
indeksEckel.Menurut Herni dan Susanto (2008) indeks Eckel diukur dengan Coefficient Variation (CV)variabel penghasilan
(laba) dan variabel penjualan bersih.
Adapun indeksEckel dihitung sebagai berikut:
Indeks Eckel = CV_I
CV_S
Keterangan:
_I : Perubahan laba dalam satu periode
_S : Perubahan penjualan dalam satu periode
CV : Koefisien variasi dari variabel yaitu standar deviasi dibagi dengan nilai yang diharapkan.
Apabila : CV_
I > CV_
SMaka perusahaan tidak digolongkan sebagai perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba.
CV_I = Koefisien variasi untuk perubahan labaCV_S = Koefisien variasi untuk perubahan penjualan
CV_I dan CV_S dapat dihitung sebagai berikut :
CV_I dan CV_S = Variance atau_(_x -_x )2 :_x
Expected Value_ n1Keterangan:
_x : Perubahan penghasilan bersih atau laba (I) atau penjualan (S) antara
tahun n-1 dan tahun n
_x : Rata-rata perubahan penghasilan bersih atau laba (I) atau penjualan (S)
antara tahun n-1 dan tahun nn : Banyaknya tahun yang diamatiLangkah-langkah yang dilakuka untuk perhitungan indeksEckel adalah sebagai berikut:
1. Menghitung penjualan dan laba bersih dari masing-masing perusahaan dari tahun 2007-2009
2. Menghitung perubahan penjualan dan laba bersih dari tahun 2007-20093. Menghitung koefisien perubahan laba dan perubahan penjualan 2007-2009
4. Dengan diperolehnya koefisien perubahan laba dan koefisien perubahan penjualan dari tahun
2007-
2009 maka perhitungan indeksEckelperusahaan yang diteliti dapat dilakukan.5. Perusahaan yang memiliki nilai indeks kurang dari satu dikategorikan sebagai perusahaan
yang
melakukan tindakan perataan laba, sedangkan perusahaan yang mempunyai indeks sama dengan
lebihdari satu termasuk perusahaan non perataan laba (Jatiningrum, 2000).
Variabel Independen
Variabel independen merupakan tipe variable yang menjelaskan dan mempengaruhi vaariabeldependen (Indriantoro dan Supomo, 1999:663). Penelitian ini menggunakan besaran
perusahaaan,
-
7/22/2019 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
7/16
profitabitilitas, net profit margin, price to book value, financial leverage, dan operating
leverage.
Besaran PerusahaanBesaran perusahaan menunjukkan ukuran besar kecilnya suatu perusahaan. Semakin besar skala
suatu
perusahaan maka semakin kompleks pemasalahan yang dihadapi, sehingga semakin diperlukanadanyapengawasan khusus.
Menurut Hadori Junus (1992), besaran (size) perusahaan dapat diukur melalui: total asset, total
ekuitas,dan total laba. Total aset, ekuitas, penjualan, jumlah karyawan ataupun jumlah laba yang
diperoleh sampai pada
jumlah tertentu, diklasifikasikan sebagai perusahaan besar dan sebaliknya. Semakin besar asset
demikian jugaomset, modal atau jumlah karyawan mengindikasikan semakin komplek kegiaan dalam
perusahaan. Dengan
demikian, semakin panjang rentang kendali sehingga semakin besar kemungkinan terjadiinefisiensi dan
penyimpangan baik dilakukan dengan sengaja maupun tidak disengaja. Dalam kondisi ini jasa
eksternal audit
diduga akan mendapat peran penting.
Size (Total Aset) = natural l og aktiva
Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan salah satu rasio keuangan yang menunjukkan perbandinganantara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.Jadi dapat disimpulkan bahwa rasio
profitabilitas
ialah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Budiman 2007,p6).
Perhitungan rasioprofitabilitas diambil dari:
Net Income
Profitabilitas (ROA) =
Total Assets
Net Profit Margin
Variabel ini diukur dengan rata-rata rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total penjualan.
Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan rumus:
Net Income Af ter Tax
NPM =
Total Sales
Pri ce to Book Value
Dalam penelitian ini,price to book value mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepadamanajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham
dan Houstan,
1999:92) dalam Kustono (2008:143). Price to book value (PBV) lebih dari satu menunjukkanbahwa perusahaan
-
7/22/2019 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
8/16
memiliki nilai di mata pasar sehingga pasar mengapresiasinya. Menurut Kustono (2008: 143)
price to book
value diukur menggunakan rasio, dengan rumus:
Harga Pasar per Lembar Saham
PBV =
Nilai Buku per Lembar SahamF inancial leverage
Financial leverage adalah kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan aktiva yang
dimiliki perusahaan. Variabel ini diberi simbol FL yang merupakan perbandingan total hutang
terhadap nilaibuku total aktiva (Suranta dan Merdistusi (2004) dalam Herni dan Susanto (2008)). Skala
pengukuran yang
digunakan adalah skala rasio dan rumus untuk menghitungfinancial leverage adalah:
Total Li abil ities
FL =
Total Assets
Operating LeverageVariabel ini merupakan suatu indikator perubahan laba bersih yang diakibatkan oleh besarnya
volume
penjualan. Operating leveragebersangkutan dengan penggunaan aktiva atau operasi perusahaan
yang disertaidengan biaya tetap dengan harapan bahwa revenue yang dihasilkan oleh aktiva itu akan cukup
untuk menutup
biaya tetap dan biaya variabel. Skala pengukurannya adalah rasio dengan rumus DOL (Degree ofOperating
Leverage):
% changes of earn ings before in terest and taxes
DOL =
% changes of sales
Uji Ketepatan Prediksi
Pengujian ketepatan prediksi dapat dilihat dari classification table. Menurut Ghozali (2006:234)dasar
pengambilan keputusan adalah dengan melihat nilai overall percentage correct. Pada model
yang sempurna,semua kasus akan berada pada diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100%. Tipe
kesalahan dalam
prediksi:
1. Kesalahan prediksi tipe 1 (Type 1 prediction error)Yaitu jika perusahaan perata laba diprediksi sebagai non perata laba.
2. Kesalahan prediksi tipe 2 (Type 2 prediction error)
Yaitu jika perusahaan non perata laba diprediksi sebagai perata laba.
HASIL DAN BAHASANEstimasi parameter dari model regresi apakah hipotesis diterima atau ditolak dapat terlihat dari
tampilan output variable in the equation yang disajikan pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Vari ables in the Equation
-
7/22/2019 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
9/16
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1(a) SIZE -,177 ,126 1,963 1 ,161 ,838
ROA -,268 2,762 ,009 1 ,923 ,765NPM ,221 ,204 1,170 1 ,279 1,247
PBV -,056 ,074 ,567 1 ,452 ,946
FL -,328 1,267 ,067 1 ,796 ,720DOL -,063 ,049 1,650 1 ,199 ,939Constant 5,158 3,406 2,293 1 ,130 173,774
a. Variable(s) entered on step 1: SIZE, ROA, NPM, PBV, FL, DOL.
b. Sumber : hasil penghitungan SPSS versi 11.50Dari hasil tabel di atas persamaan model regresi logistiknya adalah sebagai berikut:
Ln [p/(1-p)] = 5,158 - 0,177 SIZE0,268 ROA + 0,221 NPM0,056 PBV - 0,328 FL 0,063
DOL +_
a. Nilai dari konstanta adalah 5,158Hal ini dapat diartikan bahwa apabila variabel independennya (besaran perusahaan,
profitabilitas net
profit margin, price to book value, financial leverage, dan operating leverage) mengalamikenaikan sebesar 1,
maka nilai log dari objektivitas going concern akan naik sebesar 5,158 baik untuk manajemen
yang objektif
mengungkapkan income smoothing atau yang tidak objektif dalam pengungkapkan incomesmoothing dengan
asumsi bahwa variabel lainnya adalah konstan (ceteris paribus).
b. Koefisien regresi besaran perusahaan adalah -0,177Artinya apabila nilai dari besaran perusahaan mengalami kenaikan sebesar 1, maka nilai log dari
objektivitas income smoothing akan turun sebesar 0,177 baik untuk manajemen yang telah
objektif atau yang
tidak objektif dalam mengungkapkan income smoothing. Penurunan terjadi karena adanya tandanegatif pada
koefisien besaran perusahaan.
c. Koefisien regresiprofitabilitas adalah -0,268Jika nilai dari profitabilitas mengalami kenaikan sebesar 1, maka nilai log dari objektivitas
income
smoothing akan turun sebesar 0,268 hal ini karena koefisien dari komisaris independen yangbertanda negatif.
Penurunan ini terjadi baik untuk manajemen yang terbuka mengungkapkan income smoothing
atau manajemen
yang tidak mengungkapkannya.d. Koefisien regresi net profit margin adalah 0,221
Apabila nilai dari net profit margin mengalami kenaikan sebesar 1, maka nilai log dari
objektivitas
incomee smoothing akan naik sebesar 0,221 baik untuk manajemen yang objektifmengungkapkan income
smoothing atau manajemen yang tidak objektif mengungkapkan kondisi income smoothing
dengan asumsibahwa variabel lainnya adalah konstan (ceteris paribus).
-
7/22/2019 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
10/16
e. Koefisien regresiprice to book value adalah -0,056
Jika nilai dariprice to book value mengalami kenaikan sebesar 1, maka nilai log dari objektivitas
income smoothing akan turun sebesar 1,933. Penurunan terjadi karena koefisien price to book
value yang
negatif. Penurunan dapat terjadi dengan asumsi bahwa variabel lainnya adalah tetap.
f. Koefisien regresifinancial leverage adalah -0,328Jika nilai darifinancial leverage mengalami kenaikan sebesar 1, maka nilai log dari objektivitasincome smoothing akan turun sebesar 0,328. Penurunan terjadi karena koefisien financial
leverage yang negatif.
Penurunan dapat terjadi dengan asumsi bahwa variabel lainnya adalah tetap.g. Koefisien regresi operating leverage adalah -0,063
Artinya apabila nilai dari operating leverage mengalami kenaikan sebesar 1, maka nilai log dari
objektivitas income smoothing akan naik sebesar 0,063 baik untuk manajemen yang
mengungkapkan informasiincome smoothing atau manajemen yang tidak mengungkapkannya.
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk variabel SIZE (besaran perusahaan)
memilikisignifikansi sebesar 0,161. Nilai signifikansi SIZE tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi
yang telah
ditetapkan yaitu 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa SIZE tidak berpengaruh terhadap
praktik perataanlaba. Oleh karena itu H01 diterima sedangkan Ha1 ditolak. Hasil pengujian ini konsisten dengan
penelitian
Ilmainir (1990), Jin dan Machfoedz (1998), Dewi dan Carina (2008), Nasser dan Parulian(2006), Juniarti dan
Corolina (2005), Suwito dan Herawaty (2005), Yusuf dan Soraya (2004), serta Jatiningrum
(2000), tetapi tidak
konsisten dengan hasil penelitian Herni dan Susanto (2008), Budhijono (2006), Moses (1987)dan Wasilah
(2005). Tidak adanya pengaruh besaran perusahaan dapat timbul karena perusahaan manufaktur
yang terdaftardi BEI rata-rata adalah perusahaan yang berukuran besar, di mana memiliki total aktiva yang
besar jumlahnya.
Perusahaan yang besar tentunya tidak lepas dari peran serta manajemen yang kuat, seperti dewankomisaris dan
komite audit yang akan melakukan pengawasan ketat terhadap kinerja manajer. Hal ini membuat
manajer takut
untuk melakukan praktik perataan laba. Pengawasan yang ketat juga membangun sistem yangketat dalam hal
pelaporan laporan keuangan perusahaan.
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk variabel ROA (profitabilitas) memiliki
signifikansi sebesar 0,923. Nilai signifikansi ROA tersebut lebih besar dari tingkat signifikansiyang telah
ditetapkan yaitu 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap
praktik perataan
-
7/22/2019 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
11/16
laba. Oleh karena itu H02 diterima sedangkan Ha2 ditolak. Hasil pengujian ini konsisten dengan
penelitian
Juniarti dan Corolina (2005), Yusuf dan Soraya (2004), Zuhroh (1996), serta Jin dan Machfoedz(1998), namun
tidak konsisten dengan penelitian Dewi dan Carina (2008), Budhijono (2006). Hal ini terjadi
diduga karenasemakin tinggi nilai ROA suatu perusahaan maka semakin besar pula nilai net income yangdimiliki dengan
asumsi total aktiva yang dimiliki tetap (konstan). manajer diawasi kinerjanya oleh investor atau
masyarakatumum, sehingga membuat manajer sulit untuk melakukan praktik perataan laba. Oleh sebab itu,
manajer
menjadi diawasi kinerjanya oleh investor atau masyarakat umum, sehingga membuat manajer
sulit untukmelakukan praktik perataan laba.
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk variabel NPM (net profit margin) memiliki
signifikansi sebesar 0,279. Nilai signifikansi NPM tersebut lebih besar dari tingkat signifikansiyang telah
ditetapkan yaitu 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa NPM tidak berpengaruh terhadap
praktik perataan
laba. Oleh karena itu H03 diterima sedangkan Ha3 ditolak. Hasil pengujian ini konsisten denganpenelitian Dewi
dan Carina (2008), Dwimulyani dan Abraham (2006), Suwito dan Herawaty (2005), Prasetio,
dkk (2002) sertaSalno dan Baridwan (2000), namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian
Dwimulyani dan
Abraham (2006). Hal ini mungkin disebabkan karena semakin tinggi nilai NPM suatu
perusahaan, makasemakin besar juga nilai salesnya, otomatis income terlihat besar dan dapat membuat banyak
investor menaruh
minat terhadap perusahaan yang bersangkutan. Hal ini membuat manajer diawasi kinerjanya olehinvestor atau
masyarakat umum, sehingga membuat manajer sulit untuk melakukan praktik perataan laba.
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk variabel PBV (price to book value)memiliki
signifikansi sebesar 0,452. Nilai signifikansi PBV tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi
yang telah
ditetapkan yaitu 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa PBV tidak berpengaruh terhadappraktik perataan
laba. Oleh karena itu H04 diterima sedangkan Ha4 ditolak. Hasil pengujian ini konsisten dengan
penelitian
Kustono (2008). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Wasilah (2005) yangmenemukan
hubungan positif antara price to book value dengan praktik perataan laba. Hal ini terjadi diduga
bahwa investor
-
7/22/2019 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
12/16
tidak terlalu memperhatikan perbandingan seberapa besar nilai pasar dengan nilai buku per
lembar saham,
investor kadang lebih memperhatikan kenaikan nilai pasar yang mudah diperhatikan.Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk variabel FL (financial leverage) memiliki
signifikansi sebesar 0,796. Nilai signifikansi FL tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi
yang telahditetapkan yaitu 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa FL tidak berpengaruh terhadappraktik perataan
laba. Oleh karena itu H05 diterima sedangkan Ha5 ditolak. Hasil pengujian ini konsisten dengan
penelitian Dewidan Carina (2008), Herni dan Susanto (2008). Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan hasil
penelitian Budileksmana dan Andriani (2005). Hal ini mungkin saja terjadi karena perusahaan
yang sudahterdaftar di BEI adalah perusahaan besar, sehingga ketika mereka memerlukan dana, perusahaan
yang
bersangkutan dapat dengan mudah mendapatkannya, sehingga tidak perlu melakukan praktikperataan laba.
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk variabel OL (operating leverage) memiliki
signifikansi sebesar 0,199. Nilai signifikansi OL tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi
yang telahditetapkan yaitu 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak berpengaruh terhadap praktik
perataan laba.
Oleh karena itu H06 diterima sedangkan Ha6 ditolak. Hasil pengujuan ini konsisten denganNasser dan Parulian
(2006), Budileksmana dan Andriani (2005), Suwito dan Herawaty (2005), Budhijono (2006), dan
Prasetio, dkk
(2002). Penjelasan yang dapat diberikan untuk hal ini adalah bahwa semakin tinggi nilai DOLmaka semakin
tinggi pula income yang didapat melalui penjualan, tetapi melalui perhitungan tersebut income
yang didapatmerupakan beforebunga dan pajak. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa semakin besar nilai
income yang
didapat maka semakin besar pula nilai DOL dan dapat membuat banyak investor menaruh minatterhadap
perusahaan yang bersangkutan. Hal ini membuat manajer diawasi kinerjanya oleh investor atau
masyarakat
umum, sehingga membuat manajer sulit untuk melakukan praktik perataan laba.
PembahasanPenelitian ini merupakan studi tentang tingkat objektivitas pihak manajemen dalam
mengungkapkan
informasi income smoothing yang ada di perusahaan. Penelitian ini melihat pengaruh tingkatobjektivitas
manajemen atas pengungkapan income smoothing dengan menggunakan enam variabel
independen. Variabel
-
7/22/2019 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
13/16
independen yang dipergunakan di dalam penelitian ini adalah besaran perusahaan, profitabilitas,
net profit
margin,price to book value,financial leverage, dan operating leverage.Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang berada di Indonesia dan yang telah
memenuhi kriteria pemilihan sampel. Adapun kriteria perusahaan yang terpilih sebagai sampel
adalahperusahaan harus memiliki laporan keuangan yang lengkap dari periode 2007-2009, perusahaanyang dijadikan
sampel harus tidak mengalami kerugian (loss) selama tahun penelitian. Apabila dari keseluruhan
populasi yangtercatat di BEI ada yang memenuhi kriteria yang ditetapkan, maka perusahaan tersebut cocok
untuk dijadikan
sampel penelitian ini. Dari hasil seleksi yang dilakukan dari total 153 perusahaan manufaktur
yang terdaftar diBEI diperoleh sebanyak 24 perusahaan yang tepat dijadikan sampel selama periode tahun 2007-
2009.
Dari pengujian enam variabel yang diajukan di dalam penelitian ini dapat diringkas dan dilihatpada
Tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9
Ringkasan Hasil Pengujian HipotesisNo Variabel H0 Hasil
1
BesaranPerusahaan
Besaran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
Diterima2Profitabilitas
Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
praktik perataan laba.Diterima
3
Net profitmargin
Net profit margin tidak berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
Diterima4
Price to book
value
Price to book value tidak berpengaruhterhadap praktik perataan laba.
Diterima
5Financial
-
7/22/2019 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
14/16
leverage
Financial leverage tidak berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.Diterima
6
OperatingleverageOperating leverage tidak berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
Diterima
SIMPULAN DAN SARANPenelitian ini dilakukan untuk mencari bukti empiris pengaruh besaran perusahaan, return on
assets,
net profit margin, dan operating leverage terhadap praktik perataan laba pada perusahaanmanufaktur yang
terdaftar di BEI. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka peneliti mengambil kesimpulan
sebagai berikut:1. Besaran perusahaan tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.2. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
3. Net profit margin tidak memiliki pengaruh terhadap praktik perataan laba.
4. Price to book value (PBV) tidak memiliki pengaruh terhadap praktik perataan laba.
5. F inancial leverage tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
6. Operating leverage tidak memiliki pengaruh terhadap praktik perataan laba.
Pada dasarnya jika dilihat dari sisi publik, praktik perataan laba sebenarnya diperbolehkandibeberapa
negara, misalnya di Swedia. Asalkan dalam melakukan praktik tersebut dilakukan dengan
transparan. Publik
tentunya menginginkan adanya pelaporan yang transparan dan memiliki akuntabilitas yangtinggi. Karena
praktik perataan laba dilakukan dengan mengubah kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan,
makaperusahaan tersebut berusaha untuk tidak menyalahi aturan, misalnya dengan melakukan
pemilihan kebijakan
akuntansi yang tepat agar laba terlihat baik. Investor, dewan komisaris, dan komite audit akanmenaruh
perhatian terhadap kinerja dari manajer dan mereka tidak menginginkan adanya praktik perataan
laba. Hal ini
membuat manajer sulit untuk melakukan praktik perataan laba. Itu sebabnya dalam penelitian ini,variabel
independen (besaran perusahaan, return on assets, net profit margin, price to book value,
financial leverage,
dan operating leverage) tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktursudah dapat
-
7/22/2019 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
15/16
mewakili perusahaan di Indonesia karena memiliki jenis usaha yang berbeda-beda.
2. Penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian yang relatif pendek, yaitu selama 3 tahun
(2007-2009).
3. Hasil penelitian yang diperoleh tidak terdapat variabel independen (ukuran perusahaan, return
onassets, net profit margin,price to book value, financial leverage, dan operating leverage) yangmemiliki pengaruh terhadap variabel dependen (praktik perataan laba).
Rekomendasi
Berdasarkan uraian keterbatasan pada penelitian diatas, maka peneliti memberikan beberaparekomendasi bagi penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Memperluas obyek penelitian dengan menambah jenis industri, seperti real estate and
building
construction industry.2. Memperpanjang tahun penelitian sehingga observasi menjadi lebih lama. Tujuannya untuk
memperlihatkan dan menggambarkan kondisi perusahaan go public di Indonesia dan
kecenderunganyang terjadi dalam jangka panjang.
3. Melakukan pengembangan dengan menambah variabel yang mungkin mempengaruhi praktik
perataan
laba, seperti return saham, dan pertumbuhan penjualan yang mungkin memiliki pengaruhterhadap
praktik perataan laba.
REFERENSIAnggraini, F. dan Trisnawati, I. 2008. Pengaruh Earning Management Terhadap Konservatisme
Akuntansi.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 10, No. 1, hlm 23-36.
Belkaouli, A. R. 2004.Accounting Theory. Edisi 5. Inggris: Thomson Learning.Bleidernan, C.R 1973. Income Smoothing.The Role of Management.The Accounting Review
vol. 48 (4) Hal
653-667Brochet, F and Z Gao 2004. Managerial Entrenchment and Earnings Smoothing, (online)
(http://www.easternfinance.org/PaperSubmission/Submission2005/S-1-86). (Versi Pdf)
Budileksmana, A. dan E. Andriani. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik PerataanLaba pada
Perusahaan-Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol. 6, No. 2,
hlm. 205-
222.Dewi, S. P. dan Carina. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada
Perusahaan
Manufaktur dan Lembaga Keuangan Lainnya yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.Jurnal
Akuntasi/Tahun XII, No. 2, hlm. 117-131.Dwimulyani, S. dan Y. Abraham. 2006. Analisis Perataan Penghasilan (Income Smoothing):
Factor-Faktor yang
Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia.JurnalInformasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik, Vol. 1, No. 1, hlm. 1-14.
-
7/22/2019 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
16/16
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas
Diponegoro.Gitman, L. J. 2009. Principles of Managerial Finance. Edisi 12. New York: Pierson Prentice
Hall
Godfrey, J., Hodgson, A., Holmes, S., et. al . 2006.Accounting Theory (6th ed). Australia: JohnWiley & SonsAustralia, Ltd.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan, hlm6-7.
Jatiningrum. 2000. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Penghasilan
Bersih/Laba pada
Perusahaan yang Terdaftar di BEJ.Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 2, hlm. 145-155.Juniarti dan Corolina. 2005. Analisa Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Status Perataan
Laba (Income
Smoothing) pada Perusahaan-Perusahaan Go Public. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7,No. 2,
hlm. 148-162.
RIWAYAT PENULIS
Rachel Oktora lahir di kota Jakarta pada 30 Oktober 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1di Universitas
Bina Nusantara dalam bidang akuntansi pada tahun 2012.