analisis faktor penyebab calon penyedia jasa … · dikeluarkan) semakin besar untuk setiap...

13
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 49 Vol. 3 No. 01 Juni 2017 ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CALON PENYEDIA JASA MELAKUKAN PENDAFTARAN LELANG TETAPI TIDAK MELANJUTKAN MEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN PADA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI PEMERINTAH Syafran Noferi 1 Andreas Wibowo 2 Mahasiswa Magister Manajemen Proyek Konstruksi 1 , Dosen Sekolah Pascasarjana 2 1,+2 Universitas Katolik Parahyangan Email: [email protected] 1 , [email protected] 2 Abstract The procurement for goods and services based on Presidential Regulation No. 4 2015 ,must be undertaken in efficient, effective, transparent, open, competitive, fair and accountable. However practice often sug- gest that some problems in the procurement of goods and services. One of them is that there are many service providers who register auction at a work package but only a few are continuing to bid submis- sion. The research objective is to identify and analyze the factors that cause prospective service provid- ers to register the auction but did not enter the bidding documents. A total of 21 and 58 attributes were first identified based on the literature review for these two decisions, respectively. The method used in this study is a survey method by distributing questionnaires to the service providers qualified construc- tion of small and non-small in Bangka Belitung Province. The total sample consisted of 97 respondents. Data were analyzed by using factor analysis. The results of the factor analysis service providers register- ing candidates consists of three factors in the order (1) Gain prospective service providers, the weight of 4.18 (2) Laws and regulations, weighs 3.63 (3) Luck, a weight of 2.38. While the analysis of factors prospective service providers do not bid submission consisted of 5 factors in the order (1) time and job information, weighting 3.98 (2) The ability of service providers, weighs 3.25 (3) The auction process and conspiracy, weight 3,23 (4) others, the weight of 3,18 (5) Administration and LPSE, a weight of 3.11. Keywords: e-procurement, registered but-not- submitting attributes, factor analysis Abstrak Prinsip-prinsip E-Procurement dalam Pengadaan Barang dan Jasa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor. 4 Tahun 2015 adalah efesien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil dan akuntabel. Meski demikian kejadian yang sering terjadi adalah ditemukannya beberapa masalah dalam pengadaan barang dan jasa. Salah satunya adalah terdapat banyak penyedia jasa yang melakukan pendaftaran lelang pada suatu pa- ket pekerjaan tetapi hanya sedikit yang melanjutkan sampai ke pemasukan penawaran. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor penyebab calon penyedia jasa melakukan pendaf- taran lelang tetapi tidak memasukan dokumen penawaran. Berdasarkan identifikasi dari penelitian yang relevan terdapat 21 variabel yang menyebabkan calon penyedia jasa melakukan pendaftaran lelang dan 58 variabel yang menyebabkan calon penyedia jasa tidak memasukan dokumen penawaran. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner kepada penyedia jasa kontruksi kualifikasi kecil dan non kecil yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jumlah sam- pel terdiri dari 97 responden. Data kemudian dianalisa dengan menggunakan analisis faktor. Hasil analisis faktor calon penyedia jasa melakukan pendaftaran terdiri dari 3 faktor dengan urutan (1) Keuntungan calon penyedia jasa, bobot 4,18 (2) Hukum dan peraturan, bobot 3,63 (3) Keberuntungan, bobot 2,38. Sementa- ra analisis faktor calon penyedia jasa tidak melakukan pemasukan penawaran terdiri 5 faktor dengan urutan (1) waktu dan informasi pekerjaan, bobot 3,98 (2) Kemampuan penyedia jasa, bobot 3,25 (3) Proses lelang dan pesekongkolan, bobot 3,23 (4) lain-lain, bobot 3,18 (5) Administrasi pelelalngan dan LPSE, bobot 3,11. Kata Kunci: e-procurement, mendaftar tapi tidak menawar, analisis faktor

Upload: doannhu

Post on 08-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CALON PENYEDIA JASA … · dikeluarkan) semakin besar untuk setiap pengadaan jasa konstruksi yang diselenggarakan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 49

Vol. 3 No. 01 Juni 2017

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CALON PENYEDIA JASA MELAKUKAN PENDAFTARAN LELANG TETAPI TIDAK MELANJUTKAN

MEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN PADA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI PEMERINTAH

Syafran Noferi1

Andreas Wibowo2

Mahasiswa Magister Manajemen Proyek Konstruksi1, Dosen Sekolah Pascasarjana2

1,+2Universitas Katolik Parahyangan Email: [email protected], [email protected]

Abstract

The procurement for goods and services based on Presidential Regulation No. 4 2015 ,must be undertaken in efficient, effective, transparent, open, competitive, fair and accountable. However practice often sug-gest that some problems in the procurement of goods and services. One of them is that there are many service providers who register auction at a work package but only a few are continuing to bid submis-sion. The research objective is to identify and analyze the factors that cause prospective service provid-ers to register the auction but did not enter the bidding documents. A total of 21 and 58 attributes were first identified based on the literature review for these two decisions, respectively. The method used in this study is a survey method by distributing questionnaires to the service providers qualified construc-tion of small and non-small in Bangka Belitung Province. The total sample consisted of 97 respondents. Data were analyzed by using factor analysis. The results of the factor analysis service providers register-ing candidates consists of three factors in the order (1) Gain prospective service providers, the weight of 4.18 (2) Laws and regulations, weighs 3.63 (3) Luck, a weight of 2.38. While the analysis of factors prospective service providers do not bid submission consisted of 5 factors in the order (1) time and job information, weighting 3.98 (2) The ability of service providers, weighs 3.25 (3) The auction process and conspiracy, weight 3,23 (4) others, the weight of 3,18 (5) Administration and LPSE, a weight of 3.11. Keywords: e-procurement, registered but-not- submitting attributes, factor analysis

Abstrak

Prinsip-prinsip E-Procurement dalam Pengadaan Barang dan Jasa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor. 4 Tahun 2015 adalah efesien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil dan akuntabel. Meski demikian kejadian yang sering terjadi adalah ditemukannya beberapa masalah dalam pengadaan barang dan jasa. Salah satunya adalah terdapat banyak penyedia jasa yang melakukan pendaftaran lelang pada suatu pa-ket pekerjaan tetapi hanya sedikit yang melanjutkan sampai ke pemasukan penawaran. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor penyebab calon penyedia jasa melakukan pendaf-taran lelang tetapi tidak memasukan dokumen penawaran. Berdasarkan identifikasi dari penelitian yang relevan terdapat 21 variabel yang menyebabkan calon penyedia jasa melakukan pendaftaran lelang dan 58 variabel yang menyebabkan calon penyedia jasa tidak memasukan dokumen penawaran. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner kepada penyedia jasa kontruksi kualifikasi kecil dan non kecil yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jumlah sam-pel terdiri dari 97 responden. Data kemudian dianalisa dengan menggunakan analisis faktor. Hasil analisis faktor calon penyedia jasa melakukan pendaftaran terdiri dari 3 faktor dengan urutan (1) Keuntungan calon penyedia jasa, bobot 4,18 (2) Hukum dan peraturan, bobot 3,63 (3) Keberuntungan, bobot 2,38. Sementa-ra analisis faktor calon penyedia jasa tidak melakukan pemasukan penawaran terdiri 5 faktor dengan urutan (1) waktu dan informasi pekerjaan, bobot 3,98 (2) Kemampuan penyedia jasa, bobot 3,25 (3) Proses lelang dan pesekongkolan, bobot 3,23 (4) lain-lain, bobot 3,18 (5) Administrasi pelelalngan dan LPSE, bobot 3,11.

Kata Kunci: e-procurement, mendaftar tapi tidak menawar, analisis faktor

Page 2: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CALON PENYEDIA JASA … · dikeluarkan) semakin besar untuk setiap pengadaan jasa konstruksi yang diselenggarakan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi

Vol. 3 No. 01 Juni 2017

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 50

1. PENDAHULUAN

Prinsip-prinsip E-Procurement dalam Pengadaan Barang dan Jasa berdasarkan Peraturan Pres-iden Nomor. 4 Tahun 2015 adalah efesien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil dan akuntabel. Meski demikian kejadian yang sering terjadi adalah ditemukannya beberapa masalah dalam pengadaan barang dan jasa. Salah satunya adalah terdapat banyak penyedia jasa yang melakukan pendaftaran lelang pada suatu paket pekerjaan tetapi hanya sedikit yang melanjutkan sampai ke pemasukan penawaran.

Berdasarkan data dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di provinsi kepulauan Bangka Be-litung dari tahun 2011 sampai 2015 bahwa rasio antara penyedia jasa yang melakukan pendaftaran lelang dengan penyedia jasa yang melakukan pema-sukan penawaran berkisar antara 18,72% sampai dengan 23,72 % saja.

Sedikitnya jumlah penawaran yang masuk justru akan mengurangi tingkat persaingan pelelangan, sehingga Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (POKJA ULP) akan sulit mendapatkan alternatif penawaran yang benar-benar kompetitif, apalagi jika dikaitkan dengan sistem pelelangan yang ber-laku. Dalam sistem pelelangan di Indonesia yang menggunakan evaluasi sistem gugur dengan evalu-asi harga terendah tentunya diharapkan diperoleh harga penawaran yang serendah mungkin yang sama atau lebih rendah dari Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

Berdasarkan data pengadaan berbasis elektronik penuh (full e-procurement) di Provinsi Bangka Beli-tung dari tahun 2011 sampai 2015 telah dikontrak-kan 147 paket pekerjaan di sektor kebinamargaan dengan nilai mencapai Rp. 1.16 triliun yang dibiayai APBN dan APBD. Rasio antara harga penawaran dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) antara 0,80 sampai 0,99. Rasio tersebut masih dianggap di luar nilai kewajaran yang diharapkan yaitu antara 0.65–0.84 (Wibowo, 2015).

Untuk mendapatkan harga yang wajar dari calon penyedia jasa diperlukan iklim pelelangan yang kompetitif, di mana semua pendaftar lelang melaku-kan pemasukan penawaran, sehingga peluang un-tuk mendapatkan harga yang wajar semakin besar. Dengan demikian, kemungkinan pemerintah me-nikmati best value for money (i.e., mendapatkan manfaat sebesar-besarnya untuk setiap rupiah yang dikeluarkan) semakin besar untuk setiap pengadaan jasa konstruksi yang diselenggarakan.

Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi dan men-ganalisis faktor-faktor penyebab calon penyedia jasa melakukan pendaftaran lelang tetapi tidak me-masukan dokumen penawaran serta memberikan solusi kepada pengambil kebijakan. Sementara ha-sil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan dan pencerahan kepada penyedia jasa konstruksi serta dapat menjadi referensi bagi para pelaku jasa konstruksi dan memberikan ma-sukan kepada pengambil kebijakan dalam memper-baiki sistem pelelangan secara elektronik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya dan di Indo-nesia umumnya. Secara teoretis, penelitian ini juga diharapkan memberikan kontribusi yang signifikan dalam memerkaya body of literature tentang pen-gadaan publik di Indonesia yang spesifik dan relatif terbatas.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem E-ProcurementE-procurement merupakan pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Kemajuan teknologi informasi akan lebih mempermudah dan mempercepat proses pengadaan barang dan jasa, karena penyedia jasa tidak perlu lagi datang ke ke-lompok kerja pejabat pengadaan dan cukup den-gan melihat ke website yang mengadakan pelelan-gan secara elektronik dan mendaftar secara on-line (Sutedi, 2012).

Dasar hukum pelaksanaan e-procurement adalah UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Trasnsaksi Elektonik. Proses Pengadaan Barang/Jasa pemerintah secara elektronik ini diharapkan akan lebih meningkatkan dan menjamin terjadinya efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabili-tas dalam pembelanjaan uang negara. Selain itu, proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik ini juga dapat lebih menjamin tersedi-anya informasi yang real time , kesempatan usaha, serta mendorong terjadinya persaingan yang se-hat dan terwujudnya keadilan (non discriminative) bagi seluruh pelaku usaha yang bergerak di bidang Pengadaan Barang/Jasa (Lembaga Kebijakan Pen-gadaan Barang/Jasa Pemerintah, 2011).

2.2. Skala Pengukuran

Maksud dari skala pengukuran ini untuk mengkla-sifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya.

Jenis -jenis skala pengukran ada empat yaitu : Skala Nominal, Skala Ordinal, Skala Interval, Skala Ratio. Bentuk - bentuk skala sikap yang perlu dik-etahui dan sering dipergunakan dalam melakukan penelitian ada 5 macam yaitu: Skala Likert, Ska-la Guttman, Skala Simantict Defferensial, Rating Scale, Skala Thurstone (Sugiyono, 2011). Skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengu-kur sikap, pendapat, persepsi seseorang/kelompok tentang kejadian atau gejala sosial dimana tiap-tiap sampel mempunyai jarak (interval; Alma, 2010). Jumlah titik respon genap lebih disarankan dari-pada jumlah titik respon ganjil karena bias sosial

Page 3: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CALON PENYEDIA JASA … · dikeluarkan) semakin besar untuk setiap pengadaan jasa konstruksi yang diselenggarakan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 51

Vol. 3 No. 01 Juni 2017

dapat dikurangi. Bias sosial yang dimaksud adalah keinginan untuk menyenangkan interviewer atau perasaan agar dianggap penolong oleh interviewer karena mau menjadi responden. Responden akan cenderung menjawab dengan memilih netral (titik ditengah) (Garland, 1991). Sementara itu menurut Preston et al (2000) jumlah titik kurang dari 5 mem-punyai kriteria yang jelek dalam hal reliabilitas, vali-ditas, kekuatan diskriminasi dan stabilitas.

2.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas digunakan untuk menunjukkan tingkat keandalan dan kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki tingkat validitas rendah.Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan sebelum penyebaran instrumen penelitian kepada seluruh responden. Untuk menguji validitas digu-nakan rumus Pearson Product Moment (Arikunto, 2006).

Uji reliabilitas merupakan uji kemantapan atau kon-sistensi suatu alat ukur dalam hal ini kuesioner. Kue-sioner dinyatakan mantap apabila dalam penguku-ran secara berulang-ulang dapat memberikan hasil yang sama (konsisten). Untuk mengukur reliabilitas kuisioner dapat menggunakan rumus Cronbach Al-pha (Alma, 2010).

2.4. Analisis Faktor

Analisis faktor digunakan untuk mencari faktor-fak-tor yang mampu menjelaskan hubungan atau kore-lasi antara berbagai varaibel independen yang diob-servasi. Dengan demikian, variabel-variabel dalam satu faktor mempunyai korelasi yang kuat, sedan-gkan korelasi dengan variabel-variabel pada faktor lain relatif lemah. Tiap-tiap kelompok dari variabel mewakili suatu konstruksi dasar yang disebut faktor. Dalam analisis faktor dikenal ada dua pendekatan utama, yaitu exploratory factor analysis dan confir-matory factor analysis. Kita menggunakan explor-atory factor analysis bila banyaknya faktor yang akan terbentuk tidak ditentukan terlebih dahulu, sebaliknya confirmatory factor analysis digunakan apabila faktor yang terbentuk telah ditetapkan ter-lebih dahulu (Yamin et al,2009)

CFA memungkinkan peneliti untuk menguji hipote-sis bahwa tedapat hubungan antara variabel yang diamati yang mendasari terbentuknya faktor (kon-struksi laten) menggunakan pengetahuan teori, penelitian empiris, atau keduanya dan membuat pola hubungannya serta kemudian menguji hipote-sis statistik. (Suhr, 2013).

3. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan melakukan identifikasi faktor-faktor penyebab calon penyedia jasa melaku-kan pendaftaran dan tidak memasukan dokumen penawaran dari hasil studi pustaka dan penelitian sebelumnya. Faktor dalam penelitian ini dibagi

menjadi dua kelompok yaitu faktor penyebab calon penyedia jasa melakukan pendaftaran (Tabel 1) dan faktor penyebab calon penyedia jasa didak mema-sukan dokumen penawaran (Tabel 2)

Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyeba-ran kuesioner kepada responden. Penyebaran kue-sioner dilakukan secara langsung maupun melalui email kepada penyedia jasa konstruksi kualifikasi kecil dan non-kecil yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kuesioner yang dikirim langsung ke kontraktor pelaksana sebanyak 120 set dan kue-sioner diisi dan dikembalikan sebanyak 68 set. Kue-sioner yang dikirim melalui email menggunakan ap-likasi google form sebanyak 70 dan kuesioner yang dikembalikan sebanyak 29.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kue-sioner menggunakan skala likert. Sewaktu menang-gapi pertanyaan dalam skala Likert (Tabel 3), re-sponden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia yaitu:

Kuesioner yang terkumpul dilakukan uji validi-tas dan reliabilitas. Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan korelasi antara variabel/item den-gan skor total variabel dilakukan dengan mengambil sampel responden dengan signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah, jika r hitung > r tabel maka in-strumen dinyatakan valid dan jika r hitung < r tabel maka instrumen dinyatakan tidak valid. Uji reliabili-tas pada penelitian ini digunakan koefesien Alpha Cronbach, menyatakan bahwa nilai suatu instrumen dikatakan reliabel bila nilai Alpha Cronbach ≥ 0,6

Setelah variabel dilakukan uji validitas dan reabili-tas, selanjutnya dilakukan analisis faktor dengan menggunakan Statistical Product and Service Solu-tion (SPPS) sebagai berikut (Taurano, 2013):

A. Tahap awal dalam metode Analisis Faktor adalah menyusun matriks data awal. Data awal bagi pe-nyusunan matriks diperoleh dari data kuesion-er. Rekapitulasi data kuesioner disusun menjadi suatu orde matriks m x n, dimana m menunju-kan jumlah responden dan n menunjukan jumlah varibel penelitian.

B. Pembentukan matrik korelasi. Matriks yang memuat koefisien korelasi dari semua penelitian ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedeka-tan hubungan antar variable penelitian. Nilai ke-dekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor. Beberapa pengukuran yang dapat dilaku-kan antara lain dengan memperhatikan angka Kaiser Meyer Oikin (KMO) and Bartlet”s test dan nilai Measure of sampling Adequancy (MSA).

1. Barlett Test of Sphericity digunakan untuk mengetahui korelasi signifikan antar variable.

Page 4: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CALON PENYEDIA JASA … · dikeluarkan) semakin besar untuk setiap pengadaan jasa konstruksi yang diselenggarakan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi

Vol. 3 No. 01 Juni 2017

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 52

Tabel 1. Faktor Alasan Calon Penyedia Jasa Melakukan Pendaftaran Lelang

Tabel 2. Faktor Alasan Calon Penyedia Jasa tidak memasukan dokumen penawaran

Page 5: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CALON PENYEDIA JASA … · dikeluarkan) semakin besar untuk setiap pengadaan jasa konstruksi yang diselenggarakan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 53

Vol. 3 No. 01 Juni 2017

Page 6: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CALON PENYEDIA JASA … · dikeluarkan) semakin besar untuk setiap pengadaan jasa konstruksi yang diselenggarakan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi

Vol. 3 No. 01 Juni 2017

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 54

2. Uji Keiser Meyers Oikin (KMO) bertujuan un-tuk mengetahui apakah semua data yang telah terambil telah cukup untuk difaktorkan. Nilai KMO harus lebih besar dari 0,5 dengan signifikansi < 0,05 memberikan indikasi bah-wa korelasi diantara pasangan variabel dapat dijelaskan oleh variabel lainnya, sehingga analisis faktor layak digunakan. Sebaliknya nilai KMO yang lebih kecil dari 0,5 memberi-kan indikasi bahwa korelasi diantara pasan-gan-pasangan variabel tidak dapat dijelaskan oleh variabel lainnya sehingga analisis faktor tidak layak digunakan.

3. Measure of Sampling Adequancy (MSA) bertu-juan untuk menentukan apakah proses pen-gambilan sampel telah memadai atau tidak. Menurut Santoso (2012) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1, dengan kriteria yang digunakan untuk interpretasi adalah se-bagai berikut:

a. Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh vari-abel yang lainnya.

b. Jika MSA lebih besar dari setengah (>0,5) maka variabel tersebut masih dapat dipre-diksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.

c. Jika MSA lebih kecil dari setengah ( < 0,5 )

dan atau mendekati nol (0), maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lan-jut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya

C. Ekstraksi variabel. Setelah sejumlah variabel ter-pilih maka dilakukan ekstraksi terhadap variabel-variabel tersebut sehingga terbentuk beberapa kelompok faktor. Metode yang digunakan adalah Principal Component Analysis (PCA). Penentuan terbentuknya jumlah kelompok faktor dilakukan dengan melihat nilai eigen (Eigenvalue) yang menyatakan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung varian dari variabel-variabel yang dianalisis. Eigenvalue di bawah 1 tidak dapat digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk.

D. Rotasi faktor. Setelah faktor-faktor terbentuk, dengan sebuah faktor berisi sejumlah variabel , mungkin saja sebuah variabel sulit untuk diten-tukan akan masuk ke dalam faktor yang mana. Jika yang terbentuk dari proses factoring hanya satu faktor, bisa saja sebuah variabel diragukan apakah layak dimasukkan dalam faktor yang ter-bentuk atau tidak. Untuk mengatasi hal tersebut, bisa dilakukan proses rotasi pada faktor yang terbentuk, sehingga memperjelas posisi sebuah variabel, apakah dimasukkan pada faktor yang satu atau kefaktor lainnya. Beberapa metode ro-tasi yang popular dilakukan:

d. Orthogonal Rotation, yakni memutar sum-bu 90°. Proses rotasi dengan metode or-thogonal masih bisa dibedakan menjadi: Quartimax,Varimax dan Equimax.

e. Oblique Rotation, yakni memutar sumbu ke kanan, namun tidak harus 90°. Poroses rotasi dengan metode oblique masih bisa dibedakan menjadi oblimin, promax, orthoblique dan lainnya.

Tabel 3. Skala Jawaban dalam Kuesioner

Page 7: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CALON PENYEDIA JASA … · dikeluarkan) semakin besar untuk setiap pengadaan jasa konstruksi yang diselenggarakan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 55

Vol. 3 No. 01 Juni 2017

Metode varimax adalah metode yang paling sering digunakan dalam praktik. Angka loading faktor menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor-faktor yang terbentuk. Proses penen-tuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi antara variabel dengan faktor yang terbentuk. Variabel dengan faktor loading di bawah 0,5 dikeluarkan dari model.

E. Penamaan faktor. Faktor yang terbentuk. di-berikan nama-nama berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya. Dengan demikian diperoleh beberapa faktor baru dari variabel-variabel yang ada.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan terhadapl 97 sampel respon-den. Dengan tingkat signifikansi 0,05 n=97 didapat-kan r tabel sebesar 0,1975. Hasil uji validiitas faktor

penyebab calon penyedia jasa melakukan pendaft-aran lelang terdapat 5 variabel yang tidak valid yaitu A1, A3, A12, A13 dan A14 dengan nilai r 0,101, 0,168, 0,062, 0,167, dan 0,05, karena nilai r hitung lebih kecil dari nila r tabel. Hasil uji validiitas faktor faktor penyebab calon penyedia jasa tidak memasu-kan dokumen penawaran terdapat 4 variabel yang tidak valid yaitu B2, B4, B47 dan B52 dengan nilai r 0,199, 0,180, 0,074, dan 0,080.

Hasil uji reliabilitas faktor penyebab calon penyedia jasa melakukan pendaftaran lelang terdapat 2 varia-bel yang tidak valid yaitu A4 dan A5 dengan nilai r 0,115 dan 0,106. Hasil uji reliabilitas faktor penye-bab calon penyedia jasa tidak memasukan dokumen penawaran terdapat 2 variabel yang tidak reliabel yaitu B6 dan B46 dengan nilai r 0,180, 0,183.

Tabel 4. KMO and Bartlett’s Test

Tabel 5. Total Variance Explained

Tabel 6. Rotated Component Matrix

Page 8: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CALON PENYEDIA JASA … · dikeluarkan) semakin besar untuk setiap pengadaan jasa konstruksi yang diselenggarakan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi

Vol. 3 No. 01 Juni 2017

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 56

4.2. Analisis Faktor Penyebab Calon Penyedia Jasa Melakukan Pendaftaran Lelang

Jumlah variabel yang lolos uji validitas dan reliabili-tas sebanyak 14. Selanjutnya dilakukan uji Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) . Hasil komputasi menunjukan nilai KMO MSA sebesar 0,706 dengan signifikansi 0,000. Nilai MSA 0,706 lebih besar dari 0,5 maka variabel yang ada dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil komputasi KMO MSA dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Dari hasil ektraksi variabel terbentuk 3 faktor, hal ini diketahui melalui angka initial eigenvalues seperti tetera pada Tabel 4.

Angka Initial Eigenvalues menunjukkan kepentin-gan relatif masing-masing faktor dalam menghitung varians keseluruhan variabel yang dianalisis. Com-ponent menunjukkan jumlah faktor. Jumlah faktor yang terbentuk dilihat pada angka Initial Eigenval-ues terkecil yang lebih besar dari 1.

Setelah jumlah faktor terbentuk telah diketahui, di-lanjutkan dengan melakukan proses rotasi, hasilnya tetera pada Tabel 6.

Angka-angka yang tertera pada tiap kolom com-ponent pada Tabel 6 disebut factor loading, yang menunjukkan korelasi antara suatu variabel dengan masing-masing faktor yang terbentuk. Masing-ma-sing variabel dikelompokkan ke dalam faktor menu-rut angka factor loading terbesarnya. Sebagai con-toh, variabel A2 mempunyai factor loading sebagai berikut: 0.583 (pada component 1), 0.159 (pada component 2) dan 0.393 (pada component 3). Fac-tor loading terbesarnya adalah 0.583 (pada com-

ponent 1), yang berarti bahwa variabel A2 tersebut termasuk dalam kelompok component 1 (keberun-tungan). Cara pengelompokkan ini berlaku juga un-tuk variabel-variabel yang lain.

Setelah masing-masing variabel tersebut dikelom-pokkan ke dalam component (faktor) berdasarkan angka factor loading terbesarnya, selanjutnya di-lakukan pemberian nama faktor menurut kesesuaian dengan variabel-variabel di dalamnya, sehingga di-dapat hasil yang ditunjukkan pada Tabel 7.

Untuk mendapatkan peringkat faktor dilakukan den-gan analisis deskriptif, yang dalam hal ini dihitung statistik purata (mean) dan simpangan baku (stan-dard deviation). Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa faktor penyebab calon penyedia jasa melaku-kan pendaftaran lelang yaitu (1) Keuntungan penye-dia jasa, bobot 4,184 (2) Hukum dan peraturan, bo-bot 3,63 dan (3) Keberuntungan, bobot 2,379.

Faktor keuntungan perusahaan di peringkat perta-ma. Hal ini sangat wajar kalau dilihat dari perspektif penyedia jasa karena keuntungan merupakan salah satu syarat supaya perusahaan bisa tetap beropera-si dan berkompetisi.

4.3. Analisis Faktor Penyebab Calon Penye-dia Jasa Tidak Memasukan Dokumen Penawaran

Jumlah variabel yang lolos uji validitas dan reliabili-tas sebanyak 47. Selanjutnya dilakukan uji Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) . Hasil komputasi menunjukan nilai KMO MSA sebesar 0,706 dengan signifikansi 0,000. Nilai MSA 0,760 lebih besar dari 0,5 maka variabel yang ada

Tabel 7. Pemberian Nama Faktor

Page 9: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CALON PENYEDIA JASA … · dikeluarkan) semakin besar untuk setiap pengadaan jasa konstruksi yang diselenggarakan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 57

Vol. 3 No. 01 Juni 2017

dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil komputasi KMO MSA dapat dilihat pada Tabel 8.

Dari hasil ektraksi variabel terbentuk 5 faktor, hal ini diketahui melalui angka initial eigenvalues seperti tertera pada Tabel 9

Angka Initial Eigenvalues menunjukkan kepentin-gan relatif masing-masing faktor dalam menghitung varians keseluruhan variabel yang dianalisis. Com-ponent menunjukkan jumlah faktor. Jumlah faktor

yang terbentuk adalah sejumlah 5 faktor.

Setelah jumlah faktor terbentuk telah diketahui, di-lanjutkan dengan melakukan proses rotasi, hasilnya tetera pada Tabel 10.

Angka-angka yang tertera pada tiap kolom com-ponent pada Tabel 10 disebut factor loading, yang menunjukkan korelasi antara suatu variabel den-gan masing-masing faktor yang terbentuk. Masing-masing variabel dikelompokkan ke dalam faktor menurut angka factor loading terbesarnya. Sebagai contoh, variabel B3 mempunyai factor loading se-bagai berikut: 0,014 (pada component 1), 0.165 (pada component 2), 0,465 (pada component 3), 0,274 (pada component 4) dan 0,044 (pada com-

Tabel 8. KMO and Bartlett’s Test

Tabel 9. Total Variance Explained

Page 10: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CALON PENYEDIA JASA … · dikeluarkan) semakin besar untuk setiap pengadaan jasa konstruksi yang diselenggarakan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi

Vol. 3 No. 01 Juni 2017

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 58

Tabel 10. Rotated Component Matrix

Page 11: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CALON PENYEDIA JASA … · dikeluarkan) semakin besar untuk setiap pengadaan jasa konstruksi yang diselenggarakan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 59

Vol. 3 No. 01 Juni 2017

Tabel 11. Pemberian Nama Faktor

Page 12: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CALON PENYEDIA JASA … · dikeluarkan) semakin besar untuk setiap pengadaan jasa konstruksi yang diselenggarakan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi

Vol. 3 No. 01 Juni 2017

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 60

ponent 5) . Factor loading terbesarnya adalah 0,465 (pada component 3), yang berarti bahwa variabel B3 tersebut termasuk dalam kelompok component 3 (kemampuan penyedia jasa/perusahaan). Cara pengelompokkan ini berlaku juga untuk variabel-variabel yang lain.

Setelah masing-masing variabel tersebut dikelom-pokkan ke dalam component (faktor) berdasarkan angka factor loading terbesarnya, selanjutnya di-lakukan pemberian nama faktor menurut kesesuaian dengan variabel-variabel di dalamnya, sehingga di-dapat hasil yang ditunjukkan pada Tabel 11.

Untuk mendapatkan peringkat faktor dilakukan den-gan analisis deskriptif, yang dalam hal ini dihitung statistik purata (mean) dan simpangan baku (stan-dard deviation). Hasil analisis deskriptif menunju-kan bahwa faktor penyebab calon penyedia jasa tidak memasukan dokumen penawaran yaitu (1) waktu dan informasi pekerjaan, bobot 3,982 (2) ke-mampuan penyedia jasa, bobot 3,250, (3) proses pelelaangan dan persekongkolan, bobot 3,328, (4) lain-lain, bobot 3,177 dan (5) administrasi pelelan-gan dan LPSE, bobot 3,106.

Faktor waktu dan informasi pekerjaan berada di per-ingkat pertama. Waktu pelaksanaan pekerjaan pada akhir tahun anggaran sangat mempengaruhi pada faktor ini. Hal ini disebabkan curah hujan yang tinggi pada bulan Desember menjadi kendala dalam me-nyelesaikan pekerjaan pada akhir tahun anggran se-hingga dikhawatirkan tidak bisa menyelesaikan pe-kerjaan tepat waktu dan melewati tahun anggaran. Sementara sistem pembayaran yang ditutup pada

akhir tahun menyebabkan kesulitan dalam melaku-kan pembayaran untuk pekerjaan yang melakukan penambahan waktu (addendum) yang melewati ta-hun anggaran.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

A. Hasil identifikasi faktor penyebab calon penyedia jasa melakukan pendaftaran lelang sebanyak 21 variabel dan calon penyedia jasa tidak memasu-kan dokumen penawaran sebanyak 58 variabel. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas hanya terdapat 14 calon penyedia jasa melaku-kan pendaftaran lelang variabel dan 52 variabel calon penyedia jasa tidak memasukan dokumen penawaran yang lolos uji.

B. Hasil analisis faktor calon penyedia jasa melaku-kan pendaftaran lelang menghasilkan 3 faktor dengan peringkat (1) keuntungan penyedia jasa/perusahaan, (2) hukum dan peraturan, (3) ke-beruntungan. Sementara faktor yang menyebab-kan calon penyedia jasa tidak melakukan pema-sukan penawaran menghasilkan 5 faktor dengan peringkat (1) waktu dan informasi pekerjaan, (2) kemampuan penyedia jasa/perusahaan, (3) proses pelelangan dan persekongkolan, (4) lain-

Page 13: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CALON PENYEDIA JASA … · dikeluarkan) semakin besar untuk setiap pengadaan jasa konstruksi yang diselenggarakan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 61

Vol. 3 No. 01 Juni 2017

lain dan (5) administrasi pelelangan dan LPSE

5.2. Saran

A. Penelitian ini dilakukan terhadap responden pe-nyedia jasa pemborongan. Untuk mengetahui perbedaan variabel yang digunakan antara jasa pemborongan dan jasa konsultansi maka perlu dilakukan penelitian serupa dengan target re-sponden penyedia jasa konsultansi.

B. Dalam penelitian ini menggunakan Exploratory Factor Analysis (EFA). Penelitian ini dapat dilan-jutkan dengan kajian lebih mendalam dengan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA).

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2010). Metode dan teknik menyusun te-sis, Edisi Ke-8, Alfabeta, Bandung.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, Edisi Kelima, Rineka Cipta, Jakarta.

Eadie, R., Perera, S., Heaney, G., dan Carlisle, J. (2007), ”Drivers and barriers to public sector e-procurement within northern ireland’s con-struction industry”, ITcon 12, 103-120.

Garland, R. (1991). ”The mid-point on a rating scale : is it desirable?”, Marketing Bulletin Research Note, 91(2), 66-67

Julita, R., dan Soekiman, A. (2016), ”Faktor-faktor penyebab calon penyedia jasa melakukan pendaftaran tetapi tidak melanjutkan mema-sukan dokumen penawaran”. Studi Indepen-den Jurusan Manajemen Proyek Konstruksi, Universitas Parahyangan Bandung.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemer-intah (LKPP). (2011), Majalah Pengadaan Indonesia Kredibel Edisi 01 bulan Oktober 2011–Desember 2011, (http://www.khalid-mustafa.info, diakses tanggal 20 Mei 2016)

Martin, J. (2008), ”Web-based electronic bidding united kingdom, practical experience”, AACE International Transactions, Proquest Science Journals, IT 03, 1-10

Maslani., dan Siswanto. (2011), ”Audit pengadaan barang/jasa: mengenal risiko penyimpan-gan untuk pencegahan”, Jurnal Pengadaan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, 1(1), 58-75.

Preston, C.C., dan Colman, A.M. (2000). ”Opti-mal number of response categories in rating scales: reliability, validity, discriminating pow-er, and respondent preferences. Acta Psycho-logica,104, 1-15

Rinasari (2010), ”Upaya pencegahan persekong-kolan dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah”, Tesis Jurusan Manajemen Proyek Konstruksi, Universitas Parahyangan Bandung.

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian.Ce-takan ke -18. Bandung: Alfabeta.

Suhr, D.D., (2013).”Exploratory or Confirmatory fac-tor analysis?, Statistic and Data Analysis, Sugi 31, 1-17

Sutedi, A., (2012). ”Aspek Hukum Pengadaan Ba-rang dan Jasa dan Berbagai Permasalahan-nya”. Sinar Grafika, Jakarta.

Taurano, G.A., (2013). ”Analisis faktor penyebab klaim pada proyek konstruksi yang menggu-nakan FIDIC conditions of contract for plant and design build”, Tesis Jurusan Manajemen Proyek Konstruksi, Universitas Parahyangan Bandung.

Wibowo, A. (2014), ”Menentukan kewajaran harga penawaran relatif terhadap Harga Perkiraan Sendiri (HPS). Konferensi Nasional Teknik Sipil, 8, 253-260

Yamin, S., dan Kurniawan, H. (2009). SPSS Com-plete Teknik Analisis Statistik Terlengkap Dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba In-fotek.

Peraturan Presiden No.4 tahun 2015, Tentang Pen-gadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008, tentang In-formasi dan Transaksi Elektronik