analisis faktor fundamental terhadap harga saham industri pertambangan dan pertanian di bei.pdf

13
Jurnal Akuntansi & Keuangan, Oktober 2009 ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN PERTANIAN DI BEI Dhita Ayudia Wulandari [email protected] Mahasiswi, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi – Universitas Gunadarma ABSTRAK Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi perusahaan untuk mendapatkan dana demi menunjang kelancaran kegiatan operasinya dan menjaga kelangsungan hidupnya dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Bagi perusahaan yang go public, harga saham yang diperjualbelikan dibursa merupakan indikator nilai perusahaan. Sehingga apabila harga saham meningkat maka nilai perusahaan juga akan meningkat. Apabila nilai perusahaan meningkat maka kemakmuran pemegang saham juga akan meningkat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham khususnya saham industri pertambangan dan pertanian. Industri pertambangan dan pertanian (agro bisnis) merupakan industri yang menjadi pilihan para calon investor, dikarenakan Indonesia kaya akan Sumber Daya Alam. Metode pengambilan sample dilakukan dengan purposive sampling method. Dari seluruh perusahaan pada industri pertambangan hanya terdapat 10 perusahaan yang sesuai, sedangkan dari industri pertanian ada 8 perusahaan yang sesuai. Hasil Penelitian pada industri pertambangan menunjukkan seluruh variabel independent berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan. Sedangkan pada industri pertanian hanya variabel EPS, PER, BVS, ROI, PBV, DER, serta Beta yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara simultan maupun parsial. Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma 1

Upload: yoga-iputu

Post on 09-Aug-2015

136 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN PERTANIAN DI BEI.pdf

Jurnal Akuntansi & Keuangan, Oktober 2009

ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL

TERHADAP

HARGA SAHAM INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN PERTANIAN

DI BEI

Dhita Ayudia Wulandari

[email protected]

Mahasiswi, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi – Universitas Gunadarma

ABSTRAK

Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi perusahaan untuk mendapatkan

dana demi menunjang kelancaran kegiatan operasinya dan menjaga kelangsungan

hidupnya dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Bagi perusahaan yang go public,

harga saham yang diperjualbelikan dibursa merupakan indikator nilai perusahaan.

Sehingga apabila harga saham meningkat maka nilai perusahaan juga akan meningkat.

Apabila nilai perusahaan meningkat maka kemakmuran pemegang saham juga akan

meningkat.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh faktor

fundamental terhadap harga saham khususnya saham industri pertambangan dan

pertanian. Industri pertambangan dan pertanian (agro bisnis) merupakan industri yang

menjadi pilihan para calon investor, dikarenakan Indonesia kaya akan Sumber Daya

Alam. Metode pengambilan sample dilakukan dengan purposive sampling method. Dari

seluruh perusahaan pada industri pertambangan hanya terdapat 10 perusahaan yang

sesuai, sedangkan dari industri pertanian ada 8 perusahaan yang sesuai.

Hasil Penelitian pada industri pertambangan menunjukkan seluruh variabel

independent berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun

simultan. Sedangkan pada industri pertanian hanya variabel EPS, PER, BVS, ROI, PBV,

DER, serta Beta yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara simultan

maupun parsial.

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

1

Page 2: ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN PERTANIAN DI BEI.pdf

Jurnal Akuntansi & Keuangan, Oktober 2009

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran kegiatan

operasinya dan menjaga kelangsungan hidupnya dalam persaingan bisnis yang semakin

ketat (Husnan & Pudjiastuti, 1996). Salah satu cara untuk memperoleh sumber dana

perusahaan adalah dengan cara menarik dana dari luar perusahaan. Dana dari luar ini,

salah satunya dapat diperoleh dari pasar modal. Dari pasar modal ini perusahaan harus

berusaha agar investor bersedia menanamkan modalnya kedalam perusahaan. Dengan

kata lain agar dapat menghimpun dana tersebut maka perusahaan harus dapat

meyakinkan pihak investor bahwa mereka akan memperoleh return atas investasinya.

Dengan demikian pasar modal merupakan wahana bagi perusahaan untuk memperoleh

dana dan memberikan peluang kepada investor untuk memperoleh imbalan ( return ) atas

investasi yang telah dilakukannya.

Tujuan utama dari investor dalam berinvestasi adalah untuk memperoleh imbalan

(return) atas investasinya, berupa deviden dan capital gain, yaitu selisih antara harga

pasar saham dengan harga nominalnya. Selanjutnya tujuan perusahaan menerima

investasi tersebut adalah untuk memperoleh hasil yang diharapkan (expected return),

walaupun ada kemungkinan dihadapinya resiko. Dengan demikian dalam menghimpun

dana dari masyarakat atau dana dari para pemegang saham, perusahaan berkewajiban

untuk menjaga dan memelihara kondisi keuangan perusahaan dengan baik serta

memperhatikan dan menjaga likuiditas, laverage, prospek perusahaan, profitabilitas dan

kinerja (performance) perusahaan ( Mulyamah, 2000 ).

Bagi perusahaan yang tidak go publik nilai perusahaan merupakan harga yang

bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Sedangkan bagi

perusahaan yang go publik harga saham yang diperjualbelikan dibursa merupakan

indikator nilai perusahaan. Sehingga apabila harga saham meningkat maka nilai

perusahaan juga akan meningkat. Apabila nilai perusahaan meningkat maka kemakmuran

pemegang saham juga akan meningkat. Karena dengan harga saham yang meningkat

tersebut maka pemegang saham akan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

2

Page 3: ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN PERTANIAN DI BEI.pdf

Jurnal Akuntansi & Keuangan, Oktober 2009

( Husnan & Pudjiastuty, 1996 ). Harga saham yang diperjual belikan di bursa sangat

berkaitan dengan prestasi yang dicapai oleh perusahaan. Prestasi perusahaan dapat dinilai

dari besarnya kinerja keuangan selama periode tertentu. Kinerja keuangan perusahaan

bisa diamati dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik (Purnomo, 1998).

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi saham. Tetapi pada

garis besarnya cara tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis teknikal

dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data perubahan harga dimasa

lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas dimasa yang akan datang,

sedangkan analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan tentang

efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasaran. Untuk menganalisis kinerja

perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam empat kelompok, rasio

likuiditas, leverage, profitabilitas dan aktivitas. Dengan analisis tersebut para analis

mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi

nilai dari faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang

dan menerapkan hubungan faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

Disamping analisis teknikal dan analisis fundamental, investor juga harus memperhatikan

resiko pasar saham dalam investasi saham tersebut. Resiko saham disebut resiko

sistematis, dimana resiko tersebut berhubungan erat dengan perubahan harga saham

kelompok tertentu yang disebabkan antisipasi investor terhadap perubahan tingkat

pengembalian yang diharapkan.

Penulis memilih industri pertambangan dan pertanian sebagai objek penelitian

karena industri ini adalah industri yang memiliki kemungkinan terbesar untuk

berkembang, sebagaimana fakta bahwa Indonesia memiliki banyak sumber daya alam

yang menarik minat para investor untuk menanamkan dananya. Hal ini dibuktikan

dengan pernyataan Co-Chairman Indonesian National Organizing, “Tanri Abeng” pada

02/03/2009, Selain itu, industri ini dapat lebih bertahan dibandingkan dengan industri

lainnya, hal ini terbukti saat terjadi krisis keuangan yang sempat melanda Indonesia,

namun industri ini tidak terlalu parah terkena imbasnya. Alasan lain adalah untuk

melengkapi penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang telah meneliti sektor

industri yang lain.

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

3

Page 4: ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN PERTANIAN DI BEI.pdf

Jurnal Akuntansi & Keuangan, Oktober 2009

Atas dasar alasan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

tentang “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Industri

Pertambangan dan Pertanian Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ”.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teori

Dalam investasi saham para investor harus menganalisis faktor - faktor yang

mempengaruhi perubahan harga saham untuk memprediksi harga saham di masa yang

akan datang agar memperoleh keuntungan. Analisis fundamental merupakan salah satu

cara menilai saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait

kondisi ekonomi dan kondisi industri perusahaan termasuk berbagai indikator keuangan

dan manajemen perusahaan (Tjiptono dan Handy, 2006). Dalam penilaian saham,

terdapat beberapa model teoritis yang dapat digunakan terkait dengan analisis

fundamental. Namun secara sederhana variabilitas harga saham tergantung pada earning

dan deviden suatu perusahaan (Fuller dan Farrell, 1987).

Beberapa variabel independen yang menjadi faktor fundamental dalam penelitian

ini adalah EPS, PER, BVS, ROA, ROE, ROI, PBV, DER, dan Beta. Menurut

Mainingrum (2005) Earning Per Share berpengaruh positif terhadap saham karena EPS

yang tinggi mengindikasikan kinerja perusahaan yang baik, Price Earning Ratio

digunakan oleh para investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dimasa yang akan datang, Book Value Per Share menunjukkan aktiva

bersih yang dimiliki pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham (Jogiyanto,

2003), Return On Total Assets dan Return On Total Equity merupakan rasio keuangan

yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja keuangan, khususnya menyangkut

profitabilitas (Tjiptono dan Handy, 2006), Return On Total Investment, berguna untuk

mengukur keuntungan investasi dan sebagai evaluasi akhir untuk menentukan keputusan

investasi dalam perusahaan (Gill dan Charton, 2003), Price To Book Value

menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham perusahaan, Debt To

Equitty Ratio, merupakan ratio yang mengukur sejauh mana besarnya hutang dapat

ditutupi dengan modal sendiri, sedangkan Beta merupakan resiko yang tidak dapat

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

4

Page 5: ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN PERTANIAN DI BEI.pdf

Jurnal Akuntansi & Keuangan, Oktober 2009

dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi resiko ini dipengaruhi

faktor - faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan, seperti

perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah.

Rumus EPS

Rumus : Laba Bersih/ Jumlah lembaran Saham Umum

Rumus PER

Rumus : Harga pasar saham per lembar saham/ Earnings Per Share

Rumus BVS

Rumus : Total Ekuitas/ Jumlah Saham

Rumus ROA

Rumus : (Laba Bersih Sebelum Pajak / Total Assets) x 100%

Rumus ROE

Rumus : ( Laba Bersih Sebelum Pajak / Total Ekuitas ) x 100%

Rumus ROI

Rumus : ( Laba Usaha Setelah Pajak / Total Rata rata Aktiva ) x 100%

Rumus PBV

Rumus : Harga Saham/ BVS

Rumus DER

Rumus : Total Hutang/ Total Ekuitas

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

5

Page 6: ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN PERTANIAN DI BEI.pdf

Jurnal Akuntansi & Keuangan, Oktober 2009

Rumus Beta Rumus Beta : (∑data ∑ Return Pasar * Return Saham i – ∑ Return Pasar ∑ Return Saham i)

(∑data ∑ Return Pasar ² – (∑Return Pasar)²)

2.2 Hipotesis

• Ha1 : Faktor fundamental (EPS, PER, BVS, ROA, ROE, ROI, PBV, DER, resiko

sistematik BETA (β) ) mempengaruhi harga saham secara simultan.

• Ha2 : Faktor fundamental (EPS, PER, BVS, ROA, ROE, ROI, PBV, DER, resiko

sistematik BETA (β) ) mempengaruhi harga saham secara parsial.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data dan Sampel Penelitian

Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode

purposive sampling. Sampel yang diambil adalah seluruh perusahaan industri

pertambangan dan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki

laporan keuangan lengkap selama lima tahun terakhir dari tahun 2004 sampai 2008.

Berdasarkan kriteria di atas maka, ada 10 sampel yang dapat mewakili populasi dari

industri pertambangan dan 8 sampel yang dapat mewakili populasi dari industri

pertanian.

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

6

Page 7: ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN PERTANIAN DI BEI.pdf

Jurnal Akuntansi & Keuangan, Oktober 2009

Tabel 3.1A

Perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di BEI

Singkatan Nama Perusahaan Terdaftar Di

BEI

Kategori

ATPK ATPK Resources Tbk 17 Apr 2002 Batu bara

BUMI BUMI Resources Tbk 30 Jul 1990 Batu bara

PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam 23 Des 2002 Batu bara

APEX Apexindo Pratama Duta Tbk 10 Jul 2002 Minyak & Gas Bumi

MEDC MEDCO Energi Internasional Tbk 12 Okt 1994 Minyak & Gas Bumi

CITA CITA Mineral Investindo Tbk 20 Mar 2002 Logam & Mineral Lainnya

INCO Internasional Nickel Ind. Tbk 16 Mei 1990 Logam & Mineral Lainnya

TINS Timah Tbk 19 Okt 1995 Logam & Mineral Lainnya

CNKO Central Korporindo Intl Tbk 21 Nov 2001 Batu batuan

CTTH Citatah Industri Marmer Tbk 30 Jul 1996 Batu batuan

Tabel 3.1B

Perusahaan Industri Pertanian yang terdaftar di BEI

Singkatan Nama Perusahaan Terdaftar Di

BEI

Kategori

AALI Astra Agro Lestari Tbk 09 Des 1997 Perkebunan

LSIP PP London Sumatera Tbk 05 Jul 1996 Perkebunan

TBLA Tunas Baru Lampung Tbk 14 Feb 2000 Perkebunan

UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk 06 Mar 1990 Perkebunan

CPDW Cipendawa AgroIndustri Tbk 18 Jun 1990 Perternakan

MBAI Multibreeder Adirama Ind Tbk 28 Feb 1994 Perternakan

DSFI Dharma Samudera Fishing Intl Tbk 24 Mar 2000 Perikanan

BTEK BUMI Teknokultural Unggul Tbk 14 May 2003 Lainnya

Sumber : http://hn-technical.blogspot.com

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

7

Page 8: ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN PERTANIAN DI BEI.pdf

Jurnal Akuntansi & Keuangan, Oktober 2009

3.2 Metode Analisis Data

Analisis Regresi

Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio

(PER), Book Value Per Share (BVS), Return on Asset (ROA), Return On Total Equity

(ROE), Return On Investment (ROI), Price To Book Value (PBV), Debt To Equitty

Ratio(DER), dan resiko sistematis (BETA) terhadap harga saham pada perusahaan

industri pertambangan dan pertanian digunakan analisis regresi berganda.

Adapun model yang akan di uji dalam penelitian ini adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 + e

Penjelasan :

Y = Harga Saham X6 = ROI

a = Konstanta X7 = PBV

X1= EPS X8 = DER

X2= PER X9 = Resiko Sistematis

X3 = BVS e = Tingkat Kesalahan

X4 = ROA b1 – b9 = Koefisien Korelasi

X5 = ROE

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

8

Page 9: ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN PERTANIAN DI BEI.pdf

Jurnal Akuntansi & Keuangan, Oktober 2009

4. PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Tabel Hasil Pembahasan

Industri Pertambangan Industri Pertanian

EPS Nilai tertinggi diperoleh pada tahun 2006 sebesar Rp.561.99 dan nilai terendah pada tahun 2004 sebesar Rp. 323.85

Nilai tertinggi diperoleh pada tahun 2008 sebesar Rp. 458.15, sedangkan terendah pada tahun 2004 sebesar Rp. 133.29.

PER Nilai tertinggi diperoleh tahun 2005 sebesar Rp. 337.6, sedangkan terendah pada tahun 2004 sebesar Rp.-62.11

Nilai tertinggi diperoleh tahun 2007 sebesar Rp.33.29 sedangkan terendah pada tahun 2008 sebesar Rp.-5.13

BVS Nilai tertinggi diperoleh tahun 2006 sebesar Rp.2240,01, sedangkan terendah pada tahun 2004 sebesar Rp1264,82.

Nilai tertinggi diperoleh tahun 2008 sebesar Rp. 1365.77, sedangkan terendah pada tahun 2004 sebesar Rp.502.42

ROA Nilai tertinggi diperoleh tahun 2007 sebesar 20.33% , sedangkan terendah pada tahun 2004 sebesar 5.59%.

Nilai tertinggi diperoleh tahun 2004 sebesar 22.59%, sedangkan terendah pada tahun 2006 sebesar 4.63%.

ROE Nilai tertinggi diperoleh tahun 2006 sebesar 99.09% sedangkan terendah terjadi pada tahun 2005 sebesar 4.33%.

Nilai tertinggi diperoleh tahun 2005 sebesar 74.92% sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2005 sebesar 13.19%.

ROI Nilai tertinggi diperoleh tahun 2007 sebesar 11.88% sedangkan terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar 2.69%.

Nilai tertinggi diperoleh tahun 2004 sebesar 15.86% sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar 2.59%.

PBV Nilai tertinggi diperoleh pada tahun 2004 sebesar 4.38 sedangkan terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar 1.69

Nilai tertinggi diperoleh tahun 2006 sebesar 3.75 sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2004 sebesar 0.96.

DER Nilai tertinggi diperoleh tahun 2005 sebesar 3.66 sedangkan terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar -3.06

Nilai tertinggi diperoleh tahun 2005 sebesar 58.25 sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2004 sebesar 0.96.

H.Shm Nilai tertinggi diperoleh tahun 2006 sebesar Rp.9440.1 sedangkan terendah terjadi pada tahun 2004 sebesar Rp.2289.25

Nilai tertinggi diperoleh tahun 2005 sebesar 58.25 sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2004 sebesar 0.96.

Beta Nilai tertinggi diperoleh tahun 2006 sebesar 7.23 sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2005 sebesar -4.24

Nilai tertinggi diperoleh tahun 2004 sebesar 8.52 sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2005 sebesar -13.69

Sumber : Data Laporan Keuangan Tahunan yang telah diolah

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

9

Page 10: ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN PERTANIAN DI BEI.pdf

Jurnal Akuntansi & Keuangan, Oktober 2009

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Kinerja manajemen kedua industri baik pertambangan maupun pertanian menunjukkan

pertumbuhan dari tahun ke tahun yang ditandai dengan meningkatnya jumlah laba bersih,

jumlah ekuitas, jumlah asset dan jumlah harga saham rata - rata bila dibandingkan dengan

jumlah saham umum yang beredar, jumlah hutang, dan jumlah pajak per tahun.

2. Pada tahun 2004 hingga tahun 2008 terdapat beberapa saham yang selalu memiliki beta

lebih dari 1 yaitu saham PTBA, APEX, LSIP, UNSP, BTEK.dan BUMI.

3. Pada industri pertambangan dan pertanian diperoleh Angka R Square adalah 1.00. Hal ini

berarti 100% dari variasi harga saham bisa dijelaskan oleh variabel independen.

4. Pada industri pertambangan uji Anova atau F.test menunjukkan Fhitung dengan tingkat

signifikansi 0.00, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi harga saham. Atau

bisa dikatakan semua variabel independen secara bersama sama berpengaruh terhadap

harga saham. Pada industri pertanian hanya variabel EPS, PER, BVS, ROI, PBV, DER,

serta Beta yang secara bersama sama berpengaruh terhadap harga saham.

5. Pada industri pertambangan, Uji t menunjukkan angka SIG berada jauh di bawah 0.025.

Dapat dikatakan bahwa semua variabel independen secara individu berpengaruh terhadap

harga saham. Sedangkan pada industri pertanian,hanya variabel EPS, PER, BVS, ROI,

PBV, DER, serta Beta yang secara individu berpengaruh terhadap harga saham.

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

10

Page 11: ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN PERTANIAN DI BEI.pdf

Jurnal Akuntansi & Keuangan, Oktober 2009

5.2 Saran

Saran yang dapat dikemukakan melalui penelitian ini adalah :

1. Investor yang ingin investasi di sektor pertambangan dan pertanian, hendaknya

mempertimbangkan faktor fundamental dan psikologi pasar saham secara umum.

2. Perusahaan harus mewaspadai jumlah hutang/ Leverage yang dimiliki karena bila terlalu

banyak maka hal tersebut akan mendatangkan resiko tidak terbayarnya hutang dan

membuat calon investor ragu untuk menanamkan dananya.

3. Perusahaan diharapkan mampu meningkatkan laba untuk tiap lembar sahamnya karena

investor menganggap bahwa perusahaan tersebut dapat memberikan keuntungan yang

besar, hal ini akan berdampak pada kenaikan harga saham.

4. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan nilai bukunya karena nilai buku tersebut

mewakili aktiva fisik perusahaan, berarti perusahaan yang memiliki aset yang banyak dan

dikelola dengan baik akan cenderung memiliki nilai pasar sama bahkan lebih besar dari

nilai bukunya.

DAFTAR PUSTAKA

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M.F. 2006. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba

Halim, Abdul. Drs. MM. AK. 2005. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat

Hendricksen, Eldon dan Michael F. Van Breda. 2004. Accounting Theory.

USA: Mc Grow. Hill

Kurniawati, Restu. 2005. Pengaruh Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Pelaporan

Perusahaan Sekuritas di BEJ. Jakarta: Universitas Gunadarma

Margaretha, Dra. Farah, M. E. 2004. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan:

Investasi dan Sumber Dana Jangka Panjang.

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

11

Page 12: ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN PERTANIAN DI BEI.pdf

Jurnal Akuntansi & Keuangan, Oktober 2009

Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia

Martin, John D. Et. Al. 1999. Dasar – dasar Manajemen Keuangan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo

Med Press Teamwork. 1998. Kiat Investasi dan Penyelamatan Assets. Jakarta: Gramedia

Njo Anastasia, 2001. Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap

Harga Saham Properti di BEJ. Universitas Kristen Petra.

http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/

Prastito, Arif . 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan Dengan SPSS 12. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Priyatno, Dwi . 2008. Mandiri Belajar SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Redaksi Sinar Grafika. 2003. Himpunan Peraturan Pasar Modal. Jakarta: Sinar Grafika

Saptahadi, Anung. 2007. Pengaruh Return On Investment, Price Earning Ratio, dan

Earning Per Share Terhadap Harga Saham Yang Terdaftar di BEJ.

Semarang : Universitas Negeri Semarang

Sharpe, F William dan Gordon J. Alexander. 2005. Investasi. Jakarta: Index

Sutyanto, Merziu Ribkah. 2005. Analisa Hubungan antara Financial Leverage dengan

Harga Saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Jakarta: Universitas Gunadarma

Tim Pusat Pembinaan Pengembangan Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

12

Page 13: ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN PERTANIAN DI BEI.pdf

Jurnal Akuntansi & Keuangan, Oktober 2009

William F. Sharpe, Gordon J, Jeffery V. Bailey. 1997. Investasi. Jakarta: PT.

Prenhallindo

http://www.yahoofinance.com

http://www.idx.com

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

13