analisis faktor-faktor yang mempengaruhi...

155
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT GENERASI MILENIAL JABODETABEK MEMILIH BANK SYARIAH Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Oleh Novia Melati Harahap NIM 11150850000008 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT

    GENERASI MILENIAL JABODETABEK MEMILIH BANK SYARIAH

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

    Oleh

    Novia Melati Harahap

    NIM 11150850000008

    PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI

    DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA 1441 H / 2020 M

  • PERNYATAAN

    Yang bertandatangan di bawah ini :

    Nama : Novia Melati Harahap

    NIM : 11150850000008

    Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ANALISIS FAKTOR –

    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT GENERASI MILENIAL

    JABODETABEK MEMILIH BANK SYARIAH adalah benar merupakan karya

    saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun

    kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber

    kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya

    sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini

    sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.

    Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

    Jakarta,17 Maret 2020

    Novia Melati Harahap

    NIM 11150850000008

  • ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN BANK SYARIAH PADA GENERASI MILLENIAL DI JABODETABEK

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sebagai Salah Satu Persyaratan

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

    Oleh :

    Novia Melati Harahap

    11150850000008

    Dibawah Bimbingan

    Umiyati, , SE.I, M.Si

    PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1441 H / 2020 M

  • LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

    Hari ini, Maret 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :

    Nama : Novia Melati Harahap

    No. Induk Mahasiswa : 11150850000008

    Jurusan : Perbankan Syariah

    Judul Skripsi : Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

    Minat Generasi Milenial JABODETABEK

    Memilih Bank Syariah

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

    bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

    tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 17 Maret 2020

    1. Yuke Rahmawati, S.Ag., M.A (………………..………………) NIP. 197509032007012023 Ketua

    2. Umiyati, SE.I, M.Si (………………..………………) NIDN. 2020047903 Sekretaris

    3. Umiyati, SE.I, M.Si (..………………..………………) NIDN. 2020047903 Pembimbing

    4. Aini Masruroh, SEI, MM (………………..……………..…) NIDN. 9920112690 Penguji Ahli

  • i

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    I. IDENTITAS PRIBADI

    1. Nama : Novia Melati Harahap

    2. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Agustus 1997

    3. Alamat : Jl. Aspi no.95, Ciputat Tangerang Selatan

    4. No. Telp. : 083803844910

    II. PENDIDIKAN

    1. SD : SDN 100950 Pintu Padang

    2. MTS : Pondok Pesantren Moderen Baharuddin

    Islamic Boarding School

    3. MA : MAN Sipirok

    4. S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    III. PENGALAMAN

    A. MTs & MAN :

    1. Ketua bidang kesenian OSIS

    2. Bendahara Kelas

    3. Anggota Dokter Remaja

    4. Anggota Marching Band

    5. Juara satu KSM (kompetisi Sains Madrasah) tingkat Kabupaten

    6. Juara dua KSM (kompetisi Sains Madrasah) tingkat provinsi Sumatera

    Utara.

    B. KAMPUS :

    1. Anggota organisasi IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah)

    2. Panitia LK (Latihan Kepemimpinan) IMM

    3. Anggota KMN (Kesatuan Mahasiswa Nusantara) dibawah naungan HI

    (Human Illumination)

    4. Anggota C.O.I.N.S (Centre for Islamic Economic Studies)

    5. Peserta terbaik (Centre for Islamic Economic Studies)

    6. Panitia GENBI (Gerakan Anak Baik Indonesia)

  • ii

    7. Panitia LK KMSU (Komunitas Mahasiswa Sumatera Utara)

    8. Anggota KOMPAS (Komunitas Mahasiswa Padang Sidempuan)

    9. Mengikuti PMMB (Program Mahasiswa Magang Bersertifikat) yang

    diselenggarakan BUMN selama 6 bulan

    10. Mengajar di PKBM Lestari (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

    IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

    1. Ayah : Efendi Harahap

    Tempat Tanggal Lahir : Padangsidimpuan, 5 November 1972

    Alamat : Benteng Huraba, Kecamatan Batang Angkola,

    Kabupaten Tapanuli Selatan

    No. Telp : 081977444484

    2. Ibu : Nursahmi Pane

    Tempat Tanggal Lahir : Purba Tua PP, 4 Mei 1975

    Alamat : Benteng Huraba, Kecamatan Batang Angkola,

    Kabupaten Tapanuli Selatan

  • iii

    ABSTRACT

    This study aims to determine the factors that influence the choice of Islamic

    banking in the millennial generation JABODETABEK. In this study a sample of

    150 respondents was taken by distributing questionnaires through Google form.

    To analyze this study the authors used an analysis tool that is factor analysis, and

    data processing using SPSS Version 24. The results of this study indicate that

    there are seven factors that influence the selection of Islamic banking in the

    millennial generation JABODETABEK. The seven factors are: factor 1 Physical

    evidence, factor 2 quality of service offered, factor 3 people, factor 4 influence of

    others, factor 5 hospitality and competence of bank staff, factor 6 sharia, and

    factor 7 facilities offered. The results of this study indicate that the most dominant

    factor among the seven factors is the quality of service offered with value 0,784,

    while the lowest value is the cost factor physical evidence with value 0,375.

    Keywords: Interest, Millennial Generation, and Islamic Banking.

  • iv

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-fakor yang mempengaruhi

    pemilihahan perbankan syariah pada generasi millennial JABODETABEK.

    Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 150 responden generasi Milenial

    JABODETABEK dengan menyebarkan kuesioner melalui google form. Untuk

    menganalisis penelitian ini penulis menggunakan sebuah alat analisis yaitu

    analisis faktor, dan pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24. Hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi

    pemilihan perbankan syariah pada generasi millennial JABODETABEK. Ke tujuh

    faktor tersebut adalah: faktor 1 bukti fisik, faktor 2 kualitas layanan yang

    ditawarkan, faktor 3 Orang , faktor 4 pengaruh orang lain, faktor 5 keramahan dan

    kompetensi staff bank, faktor 6 syariah, dan faktor 7 fasilitas yang ditawarkan.

    Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan diantara

    ketujuh faktor tersebut adalah faktor kualitas layanan yang ditawarkan dengan

    nilai 0,784, sedangkan faktor yang paling rendah nilainya adalah faktor biaya

    0,375.

    Kata Kunci : Minat, Generasi Milenial, dan Perbankan Syariah.

  • v

    KATA PENGANTAR

    “Bismillahirrahmanirrahim”

    Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat

    Allah SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan

    sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Analisis

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Generasi Milenial JABODETABEK

    Memilih Bank Syariah”.

    Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah

    Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Skripsi ini disusun untuk

    memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program

    Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa penulisan ini masih

    jauh dari kesempurnaan, baik bahasa yang digunakan maupun sistematika

    penulisan, hal tersebut dikarenakan terbatasnya kemampuan yang dimiliki oleh

    penulis. Oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan. Semoga tulisan

    ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan

    bagi semua pihak yang membutuhkan.

    Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari do’a,

    bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

    penulis ingin menyampaikan untaian terimakasih kepada pihak-pihak yang telah

    membantu dalam menyelesaikan skripsi ini:

    1. Kepada Dosen Pembimbing Umiyati, SE.I, M.Si yang telah memberikan

    arahan, bimbingan, motivasi dan semangat yang sangat berarti bagi penulis

    selama menyusun skripsi ini. Terima kasih banyak.

    2. Kepada kedua orang tuaku tercinta, Ibu, terimakasih atas do’a serta

    perjuangannya, sehingga menambah semangatku untuk terus optimis meraih

    masa depan yang lebih baik, kepada Ayah yang tidak kenal lelah mencari

    nafkah dan membiayai penulis hingga penulis dapat melanjutkan pendidikan

  • vi

    sampai saat ini, terimakasih banyak, peran kalian sungguh sangat berarti bagi

    penulis. Kepada ketiga adikku tersayang Ali Kahfi, Zaskia Aulia, dan Riskia

    Ananda untuk kasih sayang kalian, semangat, dan motivasinya yang berharga

    bagi penulis.

    3. Kepada Dekan, Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA., BKP.,

    CRMP beserta Ketua Jurusan Perbankan Syariah , Cut Erika Ananda

    Fatimah, SE., MBA Saya ucapkan terimakasih.

    4. Kepada seluruh Dosen yang telah mendidik penulis selama di bangku

    perkuliahan, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan dan memacu penulis

    untuk mencintai ilmu.

    5. Kepada seluruh Staff baik di Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis, maupun di tingkat Universitas yang telah banyak membantu

    penulis selama masa akademik.

    6. Kepada seluruh sahabat seperjuangan di kelas Perbankan Syariah A, untuk

    Fadhilah Hidayah Razak teman mulai dari OPAK sekaligus teman satu kosan

    terimakasih untuk segala motivasi, dukungan, serta bantuannya. Dan untuk

    bunda (Intan Lilis Sugiarti) dan Bang Deo yang dengan ikhlas serta sabar

    meluangkan waktunya untuk mengajarkan & tidak bosan menjawab

    pertanyaan penulis, terima kasih banyak. Semoga kita semua sukses di masa

    depan! Amin.

    7. Kepada seseorang yang tak kenal lelah men-support mulai saya duduk di

    bangku kuliah, mengingatkan, tempat berbagi dalam suka duka, Tulang saya

    Ediansyah Pane dan istrinya, terimakasih semoga Allah selalu meridoi

    langkah kita dan Allah mudahkan rezekinya, Amin.

    8. Kepada seluruh teman yang menemaniku saat gundah dan ada masalah

    Helmi, Ali, dan Jajang, Ira, Erli, Indri, terimakasih sudan menemani hari-

    hariku, sukses selalu untuk kita semua.

    9. Kepada seluruh responden generasi millennial JABODETABEK yang telah

    meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian ini, dan segenap

    pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu

    penulis menyelesaikan skripsi ini, terima kasih banyak. Semoga bantuan dan

    doanya dibalas oleh Allah dan dijadikan catatan amal kebaikan. Amin.

  • vii

    Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

    Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

    membangun. Semoga penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat untuk kita

    semua. Amien.

    Ciputat, April 2020

    Novia Melati Harahap

  • viii

    DAFTAR ISI

    Daftar Riwayat Hidup ............................................................................................ i

    Abstract ............................................................................................................... iii

    Abstrak ................................................................................................................ iv

    Kata Pengantar ...................................................................................................... v

    Daftar Isi............................................................................................................. viii

    Daftar Tabel .......................................................................................................... x

    Daftar Gambar .................................................................................................... xiii

    Daftar Lampiran ................................................................................................. xiv

    BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

    B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6

    C. Batasan Masalah........................................................................................ 6

    D. Perumusan Masalah .................................................................................. 7

    E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 7

    F. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 8

    G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 13

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 15

    A. Perilaku Konsumen ................................................................................. 15

    1. Definisi Perilaku Konsumen ............................................................ 15

    2. Model Perilaku Konsumen ............................................................... 16

    B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ....................................................... 19

    C. Perilaku Konsumen Generasi Milenial ................................................... 23

    1. Generasi Milenial ............................................................................. 23

    2. Perilaku Konsumen Generasi Milenial ............................................ 25

    D. Perbankan Syariah ................................................................................... 28

    1. Pengertian Perbankan Syariah .......................................................... 28

    2. Perkembangan Perbankan Syariah ................................................... 30

    3. Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia .............................. 31

  • ix

    4. Prinsip dan Produk Perbakan Syariah .............................................. 32

    5. Perbedaan Antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional ......... 38

    6. Larangan Riba dalam al-Qur’an dan As-sunnah .............................. 41

    E. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 44

    F. Hipotesis .................................................................................................. 46

    BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 47

    A. Ruang Lingkup Penelitian…………………… ............. ………………..47

    B. Populasi dan Sampel……………… .............. ………………………….47

    1. Populasi…………………… ................ ……………………………47

    2. Sampel…………………… ................................... ………………...47

    C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ .48

    D. Sumber Data ............................................................................................ 49

    E. Instrumen Penelitian....... ………………………………………….........49

    F. Teknik Pengumpulan Data…… ... ………………………………….......50

    G. Teknik Pengolahan Data ........................... ………………………….....51

    1. Analisis Deskriptif Statistik…… ...... ………………………….......51

    2. Uji Kualitas Data…………… ...... ……………………………........51

    3. Analisis Faktor………………… .. …………………………….......52

    4. Operasional Variabel Penelitian ... ……………………………........54

    BAB. IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 58

    A. Uji Validitas Dan Realibilitas ................................................................. 58

    1. Validitas ........................................................................................... 58

    2. Realibilitas ........................................................................................ 60

    B. Analisis Deskriptif .................................................................................. 61

    C. Hasil Analisis Faktor ............................................................................... 81

    D. Interpretasi Analisis Faktor ................................................................... 116

    BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ................................................. 121

    A. KESIMPULAN ..................................................................................... 121

    B. SARAN ................................................................................................. 121

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 123

  • x

    DAFTAR TABEL

    No. Keterangan Halaman

    1.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 8

    2.1 Model Perilaku Konsumen ......................................................................... 17

    2.2 Perbandingan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional ..................... 41

    3.1 Skala Likert ................................................................................................ 50

    3.2 Operasional Penelitian ............................................................................... 54

    4.1 Uji Validitas ............................................................................................... 59

    4.2 Uji Realibilitas ........................................................................................... 60

    4.3 Jenis Kelamin ............................................................................................. 61

    4.4 Tahun Lahir ................................................................................................ 61

    4.5 Usia ............................................................................................................ 62

    4.6 Pendidikan Terakhir ................................................................................... 62

    4.7 Pekerjaan .................................................................................................... 63

    4.8 Tempat Tinggal .......................................................................................... 63

    4.9 Bank Syariah menerapkan sistem bagi hasil yang lebih adil

    dan menentramkan ..................................................................................... 64

    4.10 Bank Syariah Menggunakan Prinsip-Prinsip Syariah Islam

    Dalam Setiap Praktek Transaksi Perbankan. ........................ .................... 64

    4.11 Transaksi Perbankan Pada Bank Syariah Bebas Bunga (Riba) ................. 65

    4.12 Investasi/Pembiayaan Bank Syariah Hanya Untuk Bisnis

    Yang Halal Dan Baik ................................................................................. 66

    4.13 Sikap Hormat Karyawan Bank Syariah Melayani Nasabahnya ................. 66

    4.14 Pelayanan Yang Ramah Dari Pegawai Bank Syariah ................................ 67

    4.15 Adanya Kesediaan Karyawan Bank Membantu

    Nasabahnya Saat Ada Masalah Melakukan Transaksi Di

    Bank Syariah .............................................................................................. 67

  • xi

    4.16 Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai bank syariah

    saat melayani nasabah................................................................................ 68

    4.17 Kenyamanan Pada Jam Operasioal Bank Syariah ..................................... 69

    4.18 Manager Komitmen Terhadap Profesinya ................................................. 69

    4.19 Iklan Perbankan Syariah Di Media Massa Menarik Dan

    Sesuai Dengan Kenyataan ......................................................................... 70

    4.20 Ketersediaan Informasi Produk Dan Layanan Perbankan

    Syariah Yang Jelas Dan Akurat ................................................................. 70

    4.21 Kompetensi Dan Pengetahuan Staff Bank Syariah Sesuai

    Dengan Kemampuannya ............................................................................ 71

    4.22 Teller Bank Syariah Yang Ramah.............................................................. 72

    4.23 Bank Syariah Memiliki Produk Yang Bervariasi Sesuai

    Dengan Kebutuhan Nasabah...................................................................... 72

    4.24 Bank Syariah Menyediakan Telephone Banking Untuk

    Mempermudah Melakukan Transaksi Di Bank Syariah ........................... 73

    4.25 Pelayanan Bank Syariah Yang Cepat Dan Efisien ..................................... 73

    4.26 Customer Service Selalu Siap Memenuhi Kebutuhan

    Nasabah...................................................................................................... 74

    4.27 Terjaminnya Keakuratan Transaksi Perbankan Syariah ............................ 74

    4.28 Perbankan Syariah Menyediakan Internet Banking

    Untuk Mempermudah Mengakses Informasi Dan

    Mempermudah Melakukan Transaksi ..................................................... 75

    4.29 Reputasi Bank Syariah Baik....................................................................... 76

    4.30 Ketersediaan Lahan Parkir ......................................................................... 76

    4.31 Ketersediaan Kartu Kredit Dan Debit Syariah ........................................... 77

    4.32 Tersedianya Sarana Pelayanan Transaksi Syariah ..................................... 77

    4.33 Rekomendasi Saudara Atau Keluarga ........................................................ 78

    4.34 Rekomendasi teman ................................................................................... 78

    4.35 Rujukan Dari Perusahaan Atau Tempat Kerja ........................................... 79

  • xii

    4.36 Lokasi ATM Bank Syariah Mudah Ditemukan ......................................... 79

    4.37 Lokasi Bank dekat dari rumah/kantor ........................................................ 80

    4.38 Biaya Administrasi Di Bank Syariah Lebih Murah

    Dibandingkan Dengan Bank Konvensional............................................... 80

    4.39 KMO and Bartlett’s Test ............................................................................ 81

    4.40 Nilai MSA Variabel Penelitian .................................................................. 82

    4.41 Communalities ........................................................................................... 84

    4.42 Total Variance Explained .......................................................................... 84

    4.43 Component Matrix(a) ................................................................................. 89

    4.44 Rotated Component Matrix(a) ................................................................. 111

    4.45 Nilai Masing-Masing Faktor Mulai Dari Yang Tertinggi ........................ 117

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    No. Keterangan Halaman

    1.1 Komposisi Penduduk Menurut Generasi (persen)… . …………………......3

    1.2 Generasi Millenial Menurut Tempat Tinggal (persen)….… . ...……….......4

    2.3 Kerangka Pemikiran…………………………………… ... ……………....45

    4.1 Scree Plot………………………………………… .. ………...…………..90

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    No. Keterangan Halaman

    1. Kuesioner Penelitian .................................................................................. 126

    2. Jawaban Responden ................................................................................... 131

    3. Anti-image Matreices ................................................................................. 135

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Aktivitas perbankan mulai dikenal sekitar tahun 2000 SM di Kota Asyur dan

    Sumeria, dimana terjadi kegiatan para pedagang yang memberikan pinjaman biji-

    bijian kepada para petani dan pedagang yang membawa barang-barang antar-kota.

    Aktivitas tersebut terus berkembang dari tahun ke tahun hingga tiba di bumi

    Indonesia yang saat itu masa dalam masa penjajahan Hindia Belanda.Dan saat ini,

    perbankan sudah tersebar sampai pelosok pedesaaan.

    Jasa perbankan sangat penting dalam suatu negara.Dimana perbankan

    memiliki dua tujuan.Pertama sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran

    yang efisien bagi nasabah.Dan yang kedua dengan menerima tabungan dari

    nasabah meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan. Yang diartikan

    bahwa bank dapat meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang

    lebih produktif.

    Bank syariah merupakan bank yang berlandaskan hukum-hukum Islam atau

    berdasarkan dari Al-Quran dan Hadist.Sistem perbankan syariah juga diatur dalam

    Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang bank syariah. Bermula didirikannya

    Bank Muamalat pada tahun 1992, yang merupakan bank syariah pertama di

    Indonesia, terbukti tahan krisis moneter pada tahun 1998. Melihat keadaan

    tersebut, membuat bank konvensional termotivasi untuk mendirikan bank syariah.

    Hal ini dapat menjadi peluang bagi bank syariah untuk mendapatkan nasabah

    terutama nasabah muslim.

    Di era teknologi informasi saat ini, adaptasi digital economy sepertinya hampir

    merasuk pada semua sektor, termasuk sektor keuangan dan perbankan.Bank harus

    bekerja keras untuk memenuhi ekspektasi dari konsumen.Seiring perkembangan

    teknologi, digital banking mulai mewarnai setiap aktivitas keuangan

    nasabah.Kemudahan yang diberikan membuat nasabah merasa

    diuntungkan.Namun sayangnya, layanan perbankan digital ini masih dinikmati

  • 2

    oleh sebagian masyarakat Indonesia.Berdasarkan data dari lembaga keuangan

    dunia menyatakan hanya 54% dari masyarakat Indonesia yang tersentuh layanan

    perbankan dan selebihnya belum (https://marketeers.com).

    Masyarakat memang sudah lebih lama teredukasi oleh perbankan

    konvensional bila dibandingkan perbankan syariah.Oleh karena itu, perbankan

    syariah memiliki pekerjaan untuk melakukan perubahan. Antara perbankan

    syariah dan konvensional memiliki perbedaan produk, tetapi perbedaan satu

    produk dengan produk lainnya merupakan suatu alternatif pilihan karena

    setiap produk mengandung konsekuensi tersendiri. Misalnya,

    akad musyarakah berarti mengharuskan nasabah untuk sharing, sedangkan

    akad mudharabah berarti bank bertindak sebagai pengelola

    modal(https://www.wartaekonomi.co.id/).

    Ditambah lagi dengan semakin banyaknya Generasi Milenial, khususnya di

    Indonesia yang memasuki usia produktif semakin mendorong perkembangan

    teknologi dan dunia digital. Banyak peneliti yang memberikan pendapatnya

    tentang generasi milenial salah satunya adalah peneliti mancanegara dari peneliti

    dalam negeri. Menurut Hasanuddin dan Lilik (2017) dalam buku yang berjudul

    Milennial Nusantara menyebutkan bahwa Generasi milenial adalah mereka yang

    lahir antara tahun 1981 sampai dengan tahun 2000. Sementara para peneliti sosial

    dalam negeri lainnya menggunakan tahun lahir mulai 1980-an sampai dengan

    tahun 2000-an untuk menentukan generasi milenial. Dalam penelitian ini konsep

    generasi milenial Indonesia adalah Penduduk Indonesia yang lahir antara tahun

    1980-2000 dijadikan acuan untuk pengolahan data (Budiarti,Susianti, dkk : 2018).

    Sebagai entitas bisnis, perbankan syariah juga harus dapat merespons

    kebutuhan para generasi baru milenial. Mau tidak mau, mereka adalah pasar

    masa depan. Bank syariah sedang mengikuti zaman now yang di dalamnya

    ada fintech.Digital banking adalah salah satu yang harus disasar oleh bank

    syariah.Bank syariah berupaya melakukan banyak hal, misalnya memperbaiki

    database, mengembangkan Internet Banking dan Laku Pandai agar sesuai

    dengan kebutuhan anak muda (https://www.wartaekonomi.co.id/).

    https://marketeers.com/https://www.wartaekonomi.co.id/https://www.wartaekonomi.co.id/

  • 3

    Bagi generasi milenial ATM, mobile banking, sms banking, dan lain-lainnya

    merupakan hal yang sudah biasa.Sehingga masyarakat biasapun yang bukan

    termasuk kedalam generasi milenial pun ikut termotivasi untuk ikut mencoba

    digitalisasi perbankan tersebut. Salah satu contohnya adalah dimana nasabah

    ingin menabung, membuka rekening, tarik tunai, dan kegiatan perbankan lainnya

    tanpa harus datang langsung ke bank yang bersangkutan (Tesis Niken, 2018).

    Hal tersebut bisa ditangkap sebagai potensi dan kesempatan oleh bank untuk

    berivonasi supaya tidak ketinggalan dengan kemajuan teghnologi yang semakin

    canggih, sehingga bank mampu memikat minat calon nasabah menjadi nasabah

    pada bank tersebut, dan memberikan layanan yang mereka inginkan sehingga

    nasabah loyal terhadap bank.

    Menurut Susenas (2017), jumlah generasi milenial mencapai sekitar 88 juta

    jiwa atau 33,75 persen dari total penduduk Indonesia. Proporsi tersebut lebih besar

    dari proporsi generasi sebelumnya seperti generasi X yang (25,74 persen) maupun

    generasi baby boom+veteran (11,27 persen). Demikian juga dengan jumlah

    generasi Z baru mencapai sekitar 29,23 persen. Pada tahun 2020, tahun

    dimulainya bonus demografi, generasi millennial berada pada rentang usia 20

    tahun hingga 40 tahun. Usia tersebut adalah usia produktif yang akan menjadi

    tulang punggung perekonomian Indonesia (Budiarti, Susianti, dkk : 2018).

    Gambar 1.1

    Komposisi Penduduk Menurut Generasi (persen)

    33,75

    29,23

    25,74

    11,27

    Pasca Milenial (X) Milenial (Y) Generasi Z Generasi

    Baby boom +

    veteran (tua)

    Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS, 2017.

  • 4

    Dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, persentasegenerasi milenial di

    perkotaan lebih tinggi dibandingkan di daerah perdesaan.Ada sekitar 55 persen

    generasi milenial yang tinggal di daerah perkotaan.Jumlah ini mengikuti pola

    penduduk Indonesia pada umumnya yang mulai bergeser dari masyarakat

    perdesaan (rural) ke masyarakat perkotaan (urban).

    Gambar 1.2.

    Generasi Milenial Menurut Tempat Tinggal (persen)

    55,01

    44,99

    Perkotaan Pedesaan

    Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS, 2017.

    Ciri dan karakter generasi milenial perkotaan juga sudahdipengaruhi pola

    pikir penduduk perkotaan. Ada tiga ciri utama yang dimilki generasi milenial

    perkotaan, yaitu confidence; mereka ini adalahorang yang sangat percaya diri,

    berani mengemukakan pendapat, dantidak sungkan-sungkan berdebat di depan

    publik. Kedua, creative;mereka adalah orang yang biasa berpikir out of the box,

    kaya akanide dan gagasan, serta mampu mengomunikasikan ide dan gagasanitu

    dengan cemerlang. Ketiga, connected; yaitu pribadi-pribadi yang pandai

    bersosialisasi terutama dalam komunitas yang mereka ikuti, mereka juga aktif

    berselancar di media sosial dan internet(Budiarti, Susianti, dkk : 2018).

    Berbeda dengan generasi milenial perkotaan, bersosial mediabukan aktivitas

    eksistensi bagi generasi milenial di pedesaan, hanya sekedar pengisi waktu

    luang.Hal ini dimaklumi karena generasi milenial pedesaan tidak terlalu terobsesi

    dengan ponselnya.Karena alasan ekonomi, merek gadgetpun tidak menjadi

    prioritas.Dalam menanggapi isu-isu yang terdapat di media sosial juga lebih

  • 5

    terlihat pasif tidakseantusias generasi milenial perkotaan.Beberapa generasi

    millenial disibukkan dengan membantu keluarga mendapatkan

    penghasilan.Meskipun dipandang bukan lapangan pekerjaan yang menarik,

    generasi milenial di pedesaan lebih cenderung menyibukkan diri dengan aktivitas

    ekonomi konvensional yang berbau pertanian (Budiarti, Susianti, dkk : 2018).

    Bedasarkan persebarannya, jumlah generasi milenial di DKI Jakarta

    berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi (Susenas), BPS adalah sebesar

    3.861.070 atau setara dengan 37,30% dari penduduk Indonesia Seperti dijelaskan

    sebelumnya bahwa generasi milenial lahir dantumbuh besar dalam kuatnya arus

    perkembangan teknologi. Sikapdan perilaku mereka banyak dipengaruhi oleh

    gadget dan internet.Mereka cenderung lebih mementingkan penggunaan

    teknologi, selera musik, dan gaya hidup. Pilihan-pilihan yang mereka ambil lebih

    banyak didasarkan pada informasi dari internet, terutama media sosial. Maka tidak

    heran jumlah penduduk milenialjuga terpusat di JABODETABEK(Budiarti,

    Susianti, dkk : 2018).

    Segmen milenial merupakan segmen yang potensial untuk menambah market

    share perbankan syariah terhadap perbankan nasional saat ini yang baru mencapai

    5,7 persen (Snapshot Perbankan Syariah OJK Juni 2018). Sesuai siaran pers

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Juni 2018 di informasikan bahwa industri

    perbankan syariah saat ini terdiri dari 13 bank umum syariah, 21 bank unit

    syariah, dan 168 BPR syariah, memiliki total aset Rp 444,43 triliun atau 5,7

    persen dari total aset perbankan nasional (Tesis Niken : 2019).

    Generasi ini akan mendominasi perekonomian di Indonesia sampai dengan

    jangka waktu 30 tahun mendatang. Adapun perbedaan karaktertistik seperti pola

    pikir, mobilitas yang tinggi, kecenderungan kurang penyabar, dan jiwa petualang

    merupakan satu hal yang membedakan generasi milenial dengan generasi

    sebelumnya. Hal ini pun turut dipengaruhi oleh penggunaan teknologi semenjak

    usia dini dan juga efek globalisasi (https://m.kontan.co.id). Sehingga, berkaca dari

    karakteristik generasi milenial tersebut maka dapat dikatakan bahwa generasi ini

    memerlukan layanan perbankan yang cepat dan efisien untuk dapat menyesuaikan

    kegiatan keseharian mereka. Dari latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik

  • 6

    untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR

    YANG MEMPENGARUHI MINAT GENERASI MILENIAL

    JABODETABEK MEMILIH BANK SYARIAH ”.

    B. Identifikasi Masalah

    Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

    1. Perbankan Syariah belum mampu memikat minat generasi milenial memilih

    bank syariah. Hal itu dibuktikan dengan masih banyaknya generasi milenial

    memilih bank konvensional.

    2. Bank syariah belum seutuhnya mampu menyediakan layanan perbankan yang

    efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan generasi milenial.

    3. Bank Syariah belum seutuhnya mampu melakukan inovasi produknya sesuai

    dengan perkembangan tekhnologi.

    C. Batasan Masalah

    Dalam skripsi ini penulis akan membatasi tulisanfaktor-faktor yang

    mempengaruhi pemilihan bank syariah pada generasi milenial di

    JABODETABEK agar terjadinya keselarasan tujuan. Dalam penelitian ini peneliti

    menggunakan 7 faktor yaitu :

    1. Faktor Syariah

    2. Faktor Keramahan Dan Kompetensi Staff Bank

    3. Faktor Kualitas Layanan Yang Ditawarkan

    4. Fasilitas Yang Ditawarkan

    5. Faktor Pengaruh Orang Lain

    6. Faktor Lokasi

    7. Biaya

    Sampel dari penelitian ini adalah generasi milenial yang tinggal di daerah

    JABODETABEK, sebanyak 150 responden dengan menggunakan analisis faktor.

  • 7

    D. Perumusan Masalah

    Adapun secara spesifik rumusan masalah yang akan diteliti dalan penelitian

    adalah:

    1. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi minatgenerasi milenial

    diJABODETABEK memilih bank syariah?

    2. Faktor apa yang paling dominan mempengaruhi minatgenerasi milenial

    di JABODETABEK memilih bank syariah?

    E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

    a. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan pokok permasalan yang telah penulis rumuskan diatas, maka ada

    beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi minat generasi

    milenial JABODETABEK memilih bank syariah.

    2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi

    minatgenerasi milenial JABODETABEK memilih bank syariah.

    b. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Bagi Penulis

    Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan, dan pengalaman

    penulis dalam meniliti Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Bank

    Syariah Pada Generasi Milenial Di daerah JABODETABEK.

    2. Bagi Bank-Bank Syariah di Indonesia

    Sebagai tinjauan yang dapat dijadikan informasi untuk lebih

    memerhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bank syariah pada

    generasi millennial khususnya daerah JABODETABEK, sehingga perbankan

    syariah bisa membuat inovasi-inovasi untuk menarik minat generasi

    millennial sebagai generasi pangsa pasar terbesar di Indonesia saat ini untuk

    memilih bank syariah.

  • 8

    3. Bagi Akademisi

    Sebagai tinjauan yang dapat dijadikan informasi untuk mengetahui

    faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan bank syariah oleh

    generasi millennial. Selain itu dapat juga dijadikan sebagai bahan referensi

    untuk melanjutkan penelitian yang akan datang.

    4. Bagi Masyarakat

    Dapat memberikan rujukan atau informasi kepada masyarakat umum

    yang ingin mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi generasi

    millennial memilih bank syariah khususnya di daerah JABODETABEK.

    F. Penelitian Terdahulu

    Pada pembahasan mengenai penelitian ini, disajikan secara ringkas beberapa

    penelitian terdahulunya sebagai berikut :

    Tabel.1.1

    Penelitian Terdahulu

    No. Nama Peneliti Judul

    penelitian Variabel Hasil Penelitian

    1.

    Anindia Indah

    Permata,

    Martinus

    Rosadi

    Nugroho, Elias

    Sugita

    Handoyo, dkk

    (2017)

    Faktor-faktor

    Yang

    Mempengaruhi

    Pemilihan Bank

    Pada Generasi

    Milenial di

    Jabodetabek”.

    Jurnal Program

    MM Sekolah

    Bisnis dan

    Ekonomi

    Universitas

    Prasetiya

    Mulya.\

    Persamaan:

    Terletak pada

    subjek

    penelitian yaitu

    generasi

    milenial.

    Perbedaan:

    Terletak pada

    keseluruhan

    variabel X dan

    variabel Y.

    Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa

    lokasi ATM yang

    mudah dijangkau

    menjadi faktor utama

    dalam pemilihan

    Bank bagi generasi

    milenial di

    Jabodetabek dalam

    melakukan transaksi

    keuangan.

  • 9

    2.

    Maya

    Panorama

    (2014)

    Konsumen

    Bank Islam di

    Indonesia:

    Siapa

    Mereka?.

    konsumen,

    bank syariah,

    indeks

    permintaan

    Permintaan/deman

    d index terhadap

    Islamic bank di

    bagi menjadi 3

    kategori, yaitu no

    demand, floating

    dan loyalist.

    Masing-masing

    demand index

    memiliki segmen

    konsumen

    tersendiri. Islamic

    Bank hendaknya

    berupaya

    mengenali lebih

    dekat karakteristik

    nasabah dan calon

    nasabahnya

    Tabel. 1.1

    Peneltian Terdahulu

    (Lanjutan)

    No. Nama

    Peneliti

    Judul

    penelitian Variabel Hasil Penelitian

    3. Ali Mursid,

    dan Entot

    Suhartono(2

    014)

    Faktor

    Determinan

    Nasabah Dalam

    Pemilihan Bank

    Syariah

    Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa

    teknologi, motif religius,

    dan kualitas layanan

    berpengaruh signifikan

    terhadap nasabah dalam

    memilih bank syariah.

  • 10

    4. Muhammad

    Zuhirsyan,

    Dan

    Nurlinda

    (2018)

    Pengaruh

    Religiusitas

    dan Persepsi

    Nasabah

    terhadap

    Keputusan

    Memilih Bank

    Syariah

    Hasil

    penelitianmenunjukkan,

    secara simultan

    religiusitas dan persepsi

    nasabah berpengaruh

    secara signifikan

    terhadap keputusan

    memilih bank syariah.

    Sementara secara parsial,

    hanya variable

    religiusitas yang

    memiliki pengaruh

    positif dan signifikan

    terhadap keputusan

    memilih bank syariah.

    5. Rahmah

    Yulianti

    (2015)

    Pengaruh

    Minat

    Masyarakat

    Aceh terhadap

    Keputusan

    Memilih

    Produk

    Perbankan

    Syariah di

    Kota Banda

    Aceh

    Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa motif

    keagamaan dan kualitas

    pelayanan berpengaruh

    positif terhadap keputusan

    untuk memilih produk

    Bank Syariah.

  • 11

    Tabel. 1.1

    (Lanjutan)

    No. Nama

    Peneliti

    Judul

    penelitian Variabel Hasil Penelitian

    6. Sadiq

    Misbah,

    Saif-Ur-

    Rehman

    Khan, dan

    Muhammad

    Abdur Rub

    Khan(2014)

    Bank

    Selection

    Criteria: A

    Study In

    Malaysia

    The findings reveal the first

    important factor in bank

    selection criteria is "service

    quality"followed by

    convenient, cost, personnel,

    easy process and variety

    of product, communication

    technology, and lastly – people influence.

    7. Inayatillah

    (2018)

    Faktor

    Determinasi

    Nasabah

    Dalam

    Pemilihan

    Bank Syariah

    Di Aceh

    Tengah

    Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa variabel agama dan

    rasionalitas ekonomi

    berpengaruh signifikan

    terhadap pilihan nasabah pada bank syariah di kabupaten

    Aceh Tengah. Artinya

    religiusitas dan rasionalitas

    ekonomi menjadi faktor

    determinan dalam memilih

    bank syariah.

    8. Wirapradny

    ana, I Gede

    Adi, Lulup

    Endah

    Tripalupi,

    dan

    Anjuman

    Zukhri

    (2014)

    Faktor-Faktor

    Yang

    Mempengaru

    hi Keputusan

    Konsumen

    Menjadi

    Nasabah PT.

    Bank Syariah

    Mandiri

    Kantor

    Cabang

    Pembantu

    Buleleng

    Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa

    terdapat lima faktor yang

    mempengaruhi

    keputusan konsumen

    menjadi nasabah PT Bank

    Syariah Mandiri, kantor

    Cabang Pembantu Buleleng,

    yaitu faktor bukti fisik

    (tangible), faktor empati

    (emphaty), faktor keandalan

    (reliability),.faktorketangga

    pan (responsiveness), dan

  • 12

    faktor jaminan (assurance).

    Faktor bukti fisik (tangible)

    dan faktor empati (emphaty)

    menjadi faktor paling

    dominan yang memiliki

    variance explained tertinggi

    yaitu masing-masingsebesar

    38,529% dan 21,662%.

    Kedua faktor keseluruhan

    mampu menjelaskan

    keputusan konsumen

    menjadi nasabah PT Bank

    Syariah Mandiri.Kantor

    Cabang Pembantu Buleleng.

    Tabel. 1.1

    (Lanjutan)

    No. Nama

    Peneliti

    Judul

    penelitian Variabel Hasil Penelitian

    9. Syarif

    Hidayatullah

    , Abdul

    Waris,

    Riezky

    Chris

    Devianti,

    dkk (2018)

    Perilaku

    Generasi

    Milenial

    Dalam

    Menggunaka

    n Aplikasi

    Go-Food

    The results of data analysis

    show that: 1) the millennial

    generation's decision to use

    Go-food applications is

    influenced by behavior of

    millennial generation; and

    2) millennial generation's

    behavior which has a

    dominant influence in

    making decision to use Go-

    food appications is

    consumptive behavior.

  • 13

    Tabel 1.1

    (Lanjutan)

    No. Nama

    Peneliti Judul Peneliti Variabel Hasil Penelitian

    10. Mohamad

    Sayuti Md.

    Saleh,

    Mohamad

    Rahimi

    Mohamad

    Rosman,

    and

    Nur

    Khashima

    Nani (2013)

    Bank

    Selection

    Criteria in a

    Customers’ Perspective

    The findingshows that the

    Accessibility is a significant

    choice criterion, which

    includes ATM facility,

    convenient ATM locations,

    24 hours availability of ATM

    services and speedy service.

    Other factors, which have

    also increased in

    importance, are the

    Reliability, Responsiveness,

    Value added service,

    Convenience and Assurance.

    Besides that,

    the five important criteria

    bank have ATM facility,

    convenient ATM locations,

    24hours availability of ATM

    services, internet banking

    facility, and lastly the bank

    have a several branches.

    G. Sistematika Penulisan

    Dalam sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada pedoman penulisan

    karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    tahun 2017, yang mana penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai

    berikut:

    BAB I : PENDAHULUAN

    Bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah,

    batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penelitian

    terdahulu, dan sistematika penulisan.

  • 14

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini membahas teori-teori ynang berhubungan dengan pokok

    pembahasan yang berisikan tentang teori pemilihan perbankan

    syariah pada generasi millennial, kerangkan pemikiran, dan

    hipotesis penelitian.

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ini berisi populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian,

    sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolalahan

    data.

    BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Bab ini membahas mengenai hasil penelitian : sekilas gambaran

    umum penelitian, analisis data dan pembahasan, dan interpretasi

    penelitian.

    BAB V : PENUTUP

    Bab ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang

    telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta implikasi yang

    dapat penulis sampaikan pada skripsi ini.

  • 15

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Perilaku Konsumen

    1. Definisi Perilaku Konsumen

    Merujuk pada pendapat Hawkins dkk (2007) perilaku konsumen merupakan

    studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi dan proses yang

    dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan, dan menghentikan

    produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan

    dampaknya terhadap konsumen itu mencakup bidang yang lebih luas, karena

    termasuk di dalamnya juga mempelajari dampak dari proses, dan aktivitas yang

    dilakukan konsumen ke konsumen lain maupun masyarakat (Tatik, 2008).

    Hal yang sama juga diungkapkan oleh Schiffman dan Kanuk (2007) dalam

    bukunya Tatik (2008) bahwa perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji

    bagaimana individu dan membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang

    tersedia dan memiliki (waktu, uang, usaha) untuk mendapatkan barang dan jasa

    yang nantinya akan dikonsumsi. Dalam studi ini juga dikaji tentang apa yang

    mereka beli, mengapa mereka membeli, dimana mereka membeli dan bagaimana

    (berapa sering membeli) dan bagaimana mereka menggunakannya.

    Karena itu seoang menejer yang baik, tentu akan komprehensif dalam

    memahami perilaku konsumennya. Kotler (2004) meyatakan bahwa manejer harus

    perlu menjawab pertanyaan berikut ini (Tatik, 2008).

    Who constitutes the market? Occupants

    Whats does the marker buy? Objects

    Why does the marker buy? Objectives

    Who participates in the buying? Organizations

    how does the arker buy? Opertaions

    when does the market buy? Occasions

    where does the market buy? Outles

  • 16

    Sedangkan Loudon dan Bitta (1995) menjelaskan bahwa perilaku konsumen

    mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen

    secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan penggunaan atau mendapatkan

    barang dan jasa. Jadi di dalam menganalisis perilaku konsumen tidak hanya

    menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan kegiatan

    saat pembelian, akan tetapi juga meliputi proses pengambilan keputusan yan

    menyertai pembelian.

    Merajuk pada beberapa pengertian tentang perilaku konsumen, maka terlihat

    bahwa memahami perilaku konsumen bukanlah suatu pekerjaan yang mudah

    karena banyaknya variabel yang mempengaruhi dan variabel-variabel tersebut

    saling berinteraksi.

    2. Model Perilaku Konsumen

    Dalam perilaku konsumen, perlu adanya model yaitu abstraksi dari sistem

    sebenarnya, dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat

    persentase yang berisfat menyeluruh, atau model pada beberapa sifat dari

    kehidupan yang sebenarnya. Perilaku konsumen jasa tidak berbeda dengan

    perilaku konsumen barang karena pembeli atau pengguna barang dan jasa hanya

    merupakan suatu sasaran untuk memenuhi kebutuhan. Teori yang mempelajari

    tentang berbagai fakor yang memengaruhi konsumen dalam membeli barang atau

    jasa inilah yang disebut sebagai model perilaku konsumen (Effendi, 2016).

    Sehubungan dengan model perilaku konsumen merupakan representasi atau

    deskripsi yang dapat menjelaskan perilaku manusia sebagai objek yang sering

    kali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Model perilaku konsumen sebagai

    manusia merupakan representasi atau deskripsi dari perilaku yang ditiru oleh

    manusia lainnya. Sejalan dengan hal diatas Zaltman dan Wallendorf(1983)

    mendefiniskan sebagai berikut “A model is a represetation of something (in our

    case, a process)”- sebuah model adalah suatu yang mewakili sesuatu dalam hal

    ini dikatakan sebagai proses.

    Mangkunegara menyebutkan bahwa model perilaku konsumen suatu skema

    atau kerangka kerja yang disederhanakan untuk menggambarkan aktivtas-

  • 17

    aktivitas konsumen. Dengan singkat kata model perilaku konsumen merupakan

    suatu skema atau kerangka kerja yang disederhanakan untuk memperoleh

    gambaran mengenai aktivitas konsumen. Adanya model perilaku konsomen

    diharapkan dapat bermanfaat untuk kepentingan mengembangkan teori yang

    mengarahkan penelitian perilaku konsumen. Manfaat lain dapat digunakan

    sebagai bahan dasar untuk mempelajari pengetahuan yang terus berkembang

    mengenai perilaku konsumen. Kedua manfaat ini, dapat membantu untuk berpikir

    secara logis dan sistematis dalam rangka mempelajari perilaku konsumen.

    Kotler dan Amstrong (2006) dalam bukunya Tatik (2008) mengemukakan

    model perilaku konsumen seperti ditunjukkan pada tabel 2.1.

    Tabel 2.1

    Model Perilaku Konsumen

    Marketing

    Stimuli

    Other

    Stimulus

    Buyer’s Blackbox

    Buyer’s Decision

    Product

    Price

    Place

    Promotaion

    Economic

    Technologi

    cal

    Political

    Cultural

    Buyer’s Characteristic

    Buyer’s Decision

    Process

    Product choice

    Brand choice

    Dealer choice

    Purchase timing

    Purchase amount

    Sumber: kotler dan Amstrong (2006)

    Model tersebut menunjukkan bahwa stimulasi dari luar akan masuk ke dalam kotak

    hitam pembeli dan menghasilkan respon tertentu pada konsumen. Stimulasi dari luar

    terdiri atas dua macam yaitu stimulasi pemasaran dan stimulasi lain-lain. Stimulasi

    pemasaran meliputi empat unsur bauran pemsaran yaitu : produk, harga, distribusi, dan

    promosi.

    Sedangkan stimulasi lain terdiri atas keadaan ekonomi, tekhnologi, politik, dan

    kebudayaan. Yang harus dipahami adalah apa yang terjadi didalam kotak hitam pembeli

    yang merupakan mediator antara rangsangan dan respon. Kotak hitam pembeli ini terdiri

    atas dua komponen, bagian perama adalah karakteristik pembeli yang meliputi faktor

    budaya, sosial, personal, dan pshycologicalyang mempunyai pengaruh utama bagaimana

    seorang pembeli bereaksi terhadap rangsangan tersebut, dan bagian kedua adalah proses

    yang mempengaruhi hasil keputusan.

  • 18

    Proses pengambilan keputusan meliputi aktivitas pengenalan maalah, pencarian

    informasi, evaluasi, pengambilan keputusan, dan perilaku setelah pembelian.

    Berdasarkan model tersebut, pada akhirnya akan menentukan keputusan pembeli.

    Keputusan ini dapat berupa pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan penjual,

    waktu dan jumlah pembelian.

    Sementara itu faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen sangat

    dipengaruhi oleh faktor kebuadayaan, faktor sosial, dan faktor pribadi, dan

    psikologi (Nugroho, 2010).

    1. Faktor-faktor Kebudaayan

    Kebudayaan. Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar

    dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya

    bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari.

    Subbudaya. Setiap kebudayaan terdiri dari subbudaya –subbudaya yang

    lebih kecil yang memeberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih

    spesifik untuk para anggotanya. Subbudaya dapat dibedakan menjadi

    empat jenis :kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras,

    dan area geografis.

    Kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah kelompok relative homogeny dan

    bertahan lama dalam masyarakat, yang tersusun secara hirearki dan yang

    keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

    2. Faktor-faktor Sosial

    Kelompok referensi. Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh

    kelompok yang mempunya pengaruh langsung maupun tidak langsung

    terhadap sikap atau perilaku seseorang. Beberapa diantaranya kelompok

    primer, yang dengan adanya interaksi yang cukup berkesinambungan,

    seperti keluarga, teman, tetanggam dan teman sejawat. Kelompok

    sekunder, cenderung resmi dan interkasi terjadi kurang berkesinambungan.

    Kelompok diasosiasif (memisahkan diri) adalah sebuah kelompok yang

    nilai atau perilakunya tidak disukai oleh individu.

    Keluarga. Kita dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan pembeli,

    yang pertama adalah keluarga orientasi (orang tua seseorang). Keluarga

  • 19

    prokreasi, yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan

    organisasi pembeli konsumen yang paling tinggi.

    Peran dan status. Peran seseorang dalam setiap kelompok dapat

    diidentifikasikan dalam peran dan status.

    3. Faktor Pribadi

    Umur dan tahapan dalam siklus hidup. Konsumsi seseorang juga dibentuk

    oleh tahapan siklus hidup keluarga.

    Pekerjaan. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok

    pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa

    tertentu.

    Keadaan ekonomi. Maksudnya adalah tingkat pendapatan yang dapat

    dibelanjakan, tabungan dan hartanya, dan lain-lain.

    Gaya hidup. Gaya hidup seseorang merupakan pola hidup di dunia yang

    diekspresikan oleh kegiatan, miat, dan pendapat seseorang.

    Kepribadian dan konsep diri. Yang dimaksud dengan kepribadian adalah

    karakteristik psikologis yang berbeda dan setiap orang yang memandang

    responsnya terhadap lingkungan yang relative konsisten.

    4. Faktor-faktor Psikologis

    Motivasi.

    Persepsi. Persepsi merupakan proses dimana seseorang memilih,

    mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan

    suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

    Proses belajar. Menjelaskan perubahan dalam peilaku seseorang yang

    timbul dari pengalaman.

    Kepercayaan dan sikap. Kepercayaan merupakan suatu gagasan yang

    dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

    B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

    Marketing mix adalah strategi kombinasi yang dilakukan oleh berbagai

    perusahaan dalam bidang pemasaran.Hampir semua perusahan melakukan

    strategi ini guna mencapai tujuan pemasarannya, apalagi dalam kondisi

  • 20

    persaingan yang demikian ketat saat ini. Kombinasi yang terdapat dalam

    komponen markting mixharus dilakukan secara terpadu. Artinya pelaksanaan dan

    penerapan komponen ini harus dilakukan dengan memerhatikan antara satu

    komponen dengan komponen lainnya. Karena antara satu komponen dengan

    komponen lainnya saling berkaitan erat guna mencapai tujuan perusahaan dan

    tidak efektif jika ijalankan sendiri-sendiri (Kasmir, 2008).

    Penggunaan konsep-konsep bauran pemasaran (marketing mix) dalam dunia

    perbankan dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang sesuai dengan

    kebutuhan bank.Dalam praktiknya konsep bauran pemsaran terdiri dari bauran

    pemasaran untuk produk yang berupa barang dan jasa.

    Dalam buku Kasmir (2008) kotler menyebutkan konsep bauran pemasaran

    (marketing mix) terdiri dari empat P (4P), yaitu :product (produk), price (harga),

    place (tempat), promotion (promosi).

    Sedangkan Boom dan Bitner (Kasmir, 2008)menambah dalam bisnis jasa,

    bauran pemasaran disamping 4P, ada tambahan dengan 3P yaitu:People (orang),

    Physical evidence (bukti fisik), dan Process (proses).

    Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa secarakeseluruhan

    penggunaan konsep bauran pemasaran (MarketingMix) untuk produk jasa jika

    digabungkan menjadi 7P, yaitu: (Kasmir, 2008)

    1. Product (produk):

    Di dunia perbankan, dimana produk yang dihasilkan berbentuk jasa, maka

    akan dijelaskan ciri ciri produk yang berbentuk jasa tersebut. Adapun ciri-ciri

    karakteristik jasa adalah sebagai berikut:

    a. Tidak berwujud, artinya tidak dapat dirasakan atau dinikmati sebelum jasa

    tersebut dibeli atau dikonsumsi.

    b. Tidak terpisahkan, artinya antara si pembeli dan penjual jasa saling berkaitan

    satu sama lainnya, tidak dapat dititipkan melalui orang lain.

    c. Beraneka ragam, artinya jasa dapat diperjual belikan dalam berbagai bentuk

    atau wahana seperti tempat, waktu, atau sifat.

  • 21

    d. Tidak tahan lama, jasa tidak dapat disimpan begitu jasa dibeli maka akan

    segera dikonsumsi.

    Agar produk yang dibuat laku di pasaran, maka pencipta produk haruslah

    memerhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan keinginan nasabahnya. Produk

    yang berkualitas tinggi artinya memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan

    dengan produk pesaing atau sering disebut produk plus. Bagi dunia perbankan

    produk plus harus selalu diciptakan setiap waktu, sehingga dapat manarik minat

    calon nasabah yang baru atau dapat mempertahankan nasabah yang sudah ada

    sekarang ini.

    2. Price (harga)

    Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan

    pemasaran.Bagi perbankan, terutama bank yang berdasarkan prinsip

    konvensional, harga adalah bunga, biaya administrasi, biaya provisi, dan komisi,

    biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran dan lain-lainnya.Sedangkan

    harga bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah bagi hasil.Para

    pengambil keputusan baik dalam perusahaan maupun bank sering menghadapi

    persaingan harga dengan pesaingnya.

    3. Place (tempat)

    Penentuan lokasi suatu cabang bank merupakan salah satu kebijakan yang

    sangat penting. Bank yagterletak dalam lokasi yang strategis sangat memudahkan

    nasabah dalam berurusan dengan bank.Pada umumnya lokasikantor bank

    cendrung mendekati konsumen seperti pasar, dan/atau pusat perekonomian yang

    mudah dijangkau oleh nasabah. Disamping lokasi yang strategis,lay out gedung

    dan lay out ruangan juga mendukung faktor lokasi tresebut.

    4. Promotion (promosi)

    Promosi atau komunikasi pemasaran (Promotion) adalah aktivitas yang

    dilakukan untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan mempengaruhi dan

    atau mengingatkan pasar sasaran agar bersedia menerima membeli sekaligus loyal

    pada produk yang ditawarkan perusahaan.Dalam praktiknya paling tidak ada

    empat macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh setiap bankdalam

  • 22

    mempromosikan baik produk maupun jasanya.Pertama, promosi melakukan

    periklanan, kedua melalui promosi penjualan, ketiga publisitas, dan keempat

    adalah promosi melalui penjualan pribadi.

    5. People (orang)

    Dalam bauran pemasaran jasa, yang dimaksud dengan people adalah semua

    orang yang terlibat aktif dalam pelayanan dan mempengaruhi persepsi

    pembeli,nama, pribadi pelanggan, dan pelanggan-pelanggan lain yang ada dalam

    lingkungan pelayanan. People meliputi kegiatan untuk karyawan, seperti kegiatan

    rekrutmen, pendidikan dan pelatihan, motivasi, balas jasa, dan kerja sama, serta

    pelanggan yang menjadi nasabah atau calon nasabah.

    People termasuk juga kualitas SDM (kualitas manajemen), serta keterampilan

    para karyawan dalam melayani nasabah, seperti keramahan, kecepatan pelayanan,

    sikap yang tanggap, dan kesabaran dalam melayani nasabah merupakan hal yang

    sangat mempengaruhi kepuasan nasabah.

    6. Physical evidence (bukti fisik)

    Physical evidence terdiri dari adanya logo atau symbol perusahaan, moto,

    fasilitas yang dimiliki,seragam karyawan, laporan, kartu nama, dan jaminan

    perusahaan. Kepercayaan nasabah dapat dipengaruhi juga oleh bukti fisik

    dilapangan.

    Dalam hal ini adalah kemudahan yang ditawarkan oleh pihak bank dalam

    memanjakan nasabahnya sehingga nasabah semakin loyal dan semakin bertambah

    kepercayaannya sehingga menimbulkan nilai kepuasan terhadap produk/ jasa yang

    ditawarkan, seperti mudah menemukan ATM, banyaknya kantor cabang,

    kemudahan dalam setiap transaksi dan masih banyak lagi.

    7. Process (proses)

    Process merupakan keterlibatan pelanggan dalam pelayanan jasa, proses

    aktivitas, standar pelayanan, kesederhanaan atau kompleksitas prosedur kerja

    yang ada di bank yang bersangkutan. Proses yang cepat dan syarat-syarat yang

    tidak berbelit-belit dapat dijadikan salah satu strategi pasar dalam menarik

    perhatiannasabah.

  • 23

    C. Perilaku Konsumen Generasi Milenial

    1. Generasi Millenial

    Pengelompokan generasi dalam dunia kerja akan munculmengikuti

    perkembangan manajemen sumber daya manusia. Penelitiantentang perbedaan

    generasi ini pertama kali dilakukan oleh Manheim (1952). Menurut Manheim

    generasi adalah suatu konstruksi sosial yang di dalamnya terdapat sekelompok

    orang yang memiliki kesamaan umur dan pengalaman historis yang sama.

    Individu yang menjadi bagian dari satu generasi, adalah mereka yang memiliki

    kesamaan tahun lahir dalam rentang waktu 20 tahun dan berada dalam dimensi

    sosial dan dimensi sejarah yang sama. Definisi tersebut secara spesifik juga

    dikembangkan oleh Ryder (1965) yang mengatakan bahwa generasi adalah

    agregat dari sekelompok individu yang mengalami peristiwa-peristiwa yang sama

    dalam kurun waktu yang sama pula (Budiati, dkk, 2018).

    Teori tentang perbedaan generasi dipopulerkan oleh NeilHowe dan William

    Strauss pada tahun 1991.Howe dan Strauss membagi generasi berdasarkan

    kesamaan rentang waktu kelahiran dan kesamaan kejadian-kejadian historis.

    Peneliti-peneliti lain juga melakukan pembagian generasi dengan label yang

    berbeda-beda, namun secara umum memiliki makna yang sama. Selanjutnya

    menurut menurut peneliti Kupperschmidt (2000) generasi adalah sekelompok

    individu yang mengidentifikasi kelompoknya berdasarkan kesamaan tahun

    kelahiran, umur, lokasi, dan kejadian-kejadian dalam kehidupan kelompok

    individu tersebut yang memiliki pengaruh signifikan dalam fase pertumbuhan

    mereka(Budiati, dkk, 2018).

    Istilah milenial pertamakali dicetuskan oleh William Strauss dan Neil dalam

    bukunya yang berjudul Millennials Rising: The Next Great Generation (2000).

    Mereka menciptakan istilah ini tahun 1987, yaitu pada saat anak-anak yang lahir

    pada tahun 1982 masuk pra-sekolah.Saat itu media mulai menyebut sebagai

    kelompok yang terhubung ke milenium baru di saat lulus SMA di tahun

    2000(Budiati, dkk, 2018).

  • 24

    Pendapat lain menurut Elwood Carlson dalam bukunya yang berjudul The

    Lucky Few: Between the Greatest Generationand the Baby Boom (2008), generasi

    milenial adalah mereka yang lahir dalam rentang tahun 1983 sampai dengan 2001.

    Jika didasarkan pada Generation Theory yang dicetuskan oleh Karl Mannheim

    pada tahun 1923, generasi milenial adalah generasi yang lahir pada rasio tahun

    1980 sampai dengan 2000.Generasi milenial juga disebut sebagai generasi Y.

    Istilah ini mulai dikenal dan dipakai pada editorial Koran besar Amerika Serikat

    pada Agustus 1993(Budiati, dkk, 2018).

    Disamping peneliti mancanegara, ada beberapa pendapattentang generasi

    milenial dari peneliti dalam negeri. MenurutHasanuddin dan Lilik (2017) dalam

    bukunya Millennial Nusantara menyebutkan bahwa Generasi milenial adalah

    mereka yang lahir antara tahun 1981 sampai dengan tahun 2000. Sementara para

    peneliti sosial dalam negeri lainnya menggunakan tahun lahir mulai 1980-

    ansampai dengan tahun 2000-an untuk menentukan generasi milenial (Budiati,

    dkk, 2018).

    Sebelum generasi milenial ada Generasi X yang menurut pendapatpara

    peneliti lahir pada rentang tahun 1960-1980. Generasi ini cenderung suka akan

    risiko dan pengambilan keputusan yang matang akibat dari pola asuh dari generasi

    sebelumnya (Baby Boomers), sehingga nilai-nilai pengajaran dari generasi baby

    boom masih melekat.

    Berikutnya adalah generasi Baby Boom, yaitu generasi yang lahir pada

    rentang tahun 1946- 1960.Generasi ini terlahir pada masa perang dunia kedua

    telah berakhirsehingga perlu penataan ulang kehidupan.Disebut Generasi Baby

    Boomkarena di era tersebut kelahiran bayi sangat tinggi.Terakhir generasitertua

    adalah yang sering disebut generasi veteran yang lahir kurang dari tahun 1946.

    Penyebut istilah generasi ini bermacam-macam oleh para peneliti, seperti silent

    generation, traditionalist, generasi veteran, dan matures(Budiati, dkk, 2018).

    Berdasarkan pendapat para ahli di atas konsep generasimilenial adalah

    Penduduk Indonesia yang lahir antara tahun 1980-2000 dijadikan acuan untuk

    pengolahan data dalam skripsi ini.

  • 25

    2. Perilaku Konsumen Generasi Millenial

    Gaya hidup online sepertinya sudah menjadi bagian dari jiwa seorang

    milenial.Tidak heran berbagai iklan produk barang dan jasa tidak asing bagi

    milenial melalui berbagai platform media.Ajakan untuk berbelanja menggema

    sejak orang bangun tidur, beraktivitas, hingga saat kembali ke rumah.Tidak heran,

    mereka menjadi konsumtif.Generasi milenial lebih konsumtif dalam arti lebih

    senang menghabiskan uang untuk membeli suatu produk atau menggunakan jasa

    yang telah disediakan.Milenial merupakan konsumen yang mendominsi pasar saat

    ini. Tak heran ini merupakan peluang bisnis bagi pelaku bisnis khususnya bisnis

    online (Hidayatullah,dkk, 2018).

    Menurut Sumartono (1998) menyatakan bahwa konsep perilaku konsumtif

    amatlah variatif, tetapi pengertian perilaku konsumtif adalah membeli barang atau

    jasa tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan.

    Studi tentang perilaku konsumen yang berfokus pada generasi milenial sudah

    banyak dilakukan, terutama di Amerika, diantaranya studi pada tahun 2010 yang

    dibuat oleh Pew Research Center dengan judul Millenials: A Portrait of

    Generation Next dan riset yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG)

    bersama University of Berkley tahun 2011 dengan tema American Millenials:

    Deciphering the Enigma Generation. Berdasarkan penelitian-penelitian itu, inilah

    karakteristik perilaku konsumen generasi milenial (Tesis Niken, 2018) :

    1. Kepercayaan terhadap informasi interaktif

    Saat ini kalangan milenial tidak percaya lagi kepada distribusi informasi yang

    bersifat satu arah seperti iklan berbagai produk yang banyak ditayangkan di

    televisi.Mereka lebih percaya kepada konten dan informasi yang dibuat oleh

    perorangan atau saat ini yang lebih dikenal dengan word of mouth communication.

    Mereka tidak terlalu percaya pada perusahaan besar dan iklan sebab lebih

    mementingkan pengalaman pribadi daripada iklan dan review konvensional.

    Dalam pola konsumsi, mayoritas dari mereka memutuskan untuk membeli produk

    setelah melihat review atau testimoni yang dilakukan oleh orang lain di internet.

  • 26

    Mereka juga tak segan-segan membagikan pengalaman buruk mereka terhadap

    suatu merek.

    2. Millenial lebih memilih ponsel dibanding televisi

    Munculnya teknologi (gadget dan internet), telah merubah fenomena sosial

    generasi milenial.Karena generasi milenial lahir di era perkembangan teknologi,

    internet berperan besar dalam keberlangsungan hidup mereka.Maka televisi

    bukanlah prioritas generasi milenial untuk mendapatkan informasi atau melihat

    iklan.Bagi kaum milenial, iklan pada televisi biasanya dihindari.Generasi milenial

    lebih suka untuk mendapat informasi dari ponselnya, dengan mencarinya di mesin

    pencari (search engine) seperti google atau perbincangan pada forum-forum yang

    mereka ikuti, agar tetap up-to-date.

    Sebagaimana dikutip Mashable dalam buku Ali dan Lilik (2016), generasi

    milenial tidak tertarik dengan iklan ditelevisi dan media cetak yang hanya

    dianggap cocok untuk generasi tua saja. Kelak iklan produk melalui content video

    maupun digital marketing lainnya akan menjadi keharusan dalam dunia bisnis.

    3. Kewajiban memiliki media sosial.

    Komunikasi para generasi milenial sangatlah lancar. Namun, komunikasi

    yang terjadi bukan dengan tatap muka, melainkan melalui text messaging atau

    juga chatting di dunia maya, dengan membuat akun yang berisikan profil mereka,

    seperti twitter, facebook, instagram, whatsapp hingga line. Akun media sosial

    dapat dijadikan tempat untuk aktualisasi diri dan ekspresi, karena apa yang ditulis

    tentang dirinya adalah apa yang akan semua orang baca.

    Saat ini media sosial sudah seperti ciri atau identititas dari generasi milenial,

    karena dengan media sosial para generasi milenial mudah dalam menyampaikan

    informasi dan pengetahuan.Sosial media menjadi sarana komunikasi dengan

    teman dan rekanan.Selain itu, sosial media juga menjadi sarana aktualisasi diri,

    menunjukkan eksistensi seseorang, serta mengkomunikasikan setiap aktivitas

    mereka.Saat ini sosial media dijadikan media unuk menumpahkan ekspresi,

    perasaan, serta pemikiran (Ali & Purwandi, 2017).

    Dengan berkembangnya teknologi komunikasi khususnya di bidang sosial

    media, konsumen kini dapat mempengaruhi konsumen lain melalui opini atau

  • 27

    pengalaman mereka yang dimuat di jejaring sosial media. Saat ini media sosial

    juga mulai digunakan banyak perusahaan,tak terkecuali bank syariah, sebagai

    sarana pemasaran, agar para konsumen mudah mencari informasi terkait hal-hal

    yang ingin diketahui dari media sosial resmi perusahaan atau instansi yang sedang

    mereka cari.

    4. Kurang suka membaca secara konvensional

    Generasi milenial bisa dikatakan lebih menyukai gambar, apalagi jika

    menarik dan berwarna.Walaupun begitu milenial yang hobi membaca buku masih

    tetap ada.Namun mereka sudah jarang untuk membeli buku di toko buku

    lagi.Pilihan membaca buku online (e-book) adalah sebagai salah satu solusi yang

    mempermudah generasi ini. Saat ini sudah banyak penerbit yang menjual buku

    dengan menyediakan format e-book, agar pembaca dapat membaca dalam

    gagdetnya dan tidak perlu repot lagi membawa buku.

    5. Pemanfaatan teknologi dan informasi

    Generasi milenial merupakan generasi yang melek teknologi.Hasil riset Pew

    Research Center menjelaskan jika keunikan yang mencolok dari generasi milenial

    dibadningkan dengan generasi lainnya adalah tentang penggunaan

    teknologi.Semua hal yang berkaitan dengan teknologi seperti internet,

    entertainment atau hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi

    milenial. Hal ini senada dengan hasil survey Alvara Research Center (2016)

    tentang penggunaan internet di indonesia, yang hasilnya menunjukkan bahwa

    konsumsi internet generasi milenial jauh lebih tinggi dibandingkan generasi lain.

    Artinya, saat ini internet sudah menjadi kebutuhan pokok bagi milenial untuk

    komunikasi dan aktualisasi diri.

    6. Mulai bertransaksi secara cashless

    Generasi ini lebih suka tidak repot memawa uang, karena sekarang hanpir

    semua pembelian bisa dibayar menggunakan kartu, sehingga lebih praktis, hanya

    perlu gesek atau tapping. Mulai dari transportasi umum, berbelanja, dan kegiatan

    jual beli lainnya. Kedepan alat pembayaran tradisional akan bergeser ke alat

    pembayaran yang modern.

  • 28

    7. Financial planning and saving.

    Generasi sebelum milenial menabung untuk jaga-jaga di masa depan. Dalam

    arti sebagai cadangan keperluan yang tidak pasti atau tidak terduga.Sementara

    generasi milenial menabung untuk keperluan yang sudah pasti. Menabungnya

    lebih bersifat jangka pendek, istilah yang cocok untuk gaya hidup generasi ini

    yaitu ”Easy come easy go”. Jadi lebih mudah membelanjakan uang tabungan dan

    cenderung tidak siap untuk tabungan masa depan.

    D. Perbankan Syariah

    1. Pengertian Perbankan Syariah

    Bank menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang

    menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

    kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

    meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank dalam operasionalnya dibagi

    menjad dua bagian yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah. Dimana bank

    konvensioanl adalah bank yang menjalankan kegiatan ussahanya secara

    konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional

    (BUK) dan Bank Pengkreditan Rakyat (BPR).

    Bank syriah menurut UU yang tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia

    Nomor 2/8/ PBI/ 2000, Pasal I, Bank Syariah adalah “ bank umum sebagaimana

    yang dimaksud dalam UU No.7 Tahun1992 tentang perbankan da telah diubah

    dengan UU No.10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usahanya berdasarkan

    prinsip syariah, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang

    melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah”.

    Menurut jenisnya Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan

    Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).Dimana Bank Umum Syariah (BUS)

    adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

    pembayaran.Sedangkan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalah Bank

    syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

    pembayaran. Sedangkan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor

    pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor

  • 29

    atau unit yang melaksnakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit

    kerja dari kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang

    melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor

    induk dari kantor cabang pembantu syariah/unit syariah (Akhmad, 2016).

    Jadi yang dimaksud dengan bank syariah adalah bank umum yang dalam

    kegiatannya mengimpun dan menyalurkan dana dari/kepada masyarakat sesuai

    dengan prinsip syariah.

    Bank syariah memiliki sistem operasional berbeda dengan bank

    konvensional.Bank syariah memberikan layanan bebas bunga kepada nasabahnya.

    Dalam sistem operasional bank syariah, pembayaran dan penarikan bunga

    dilarang dalam semua bentuk transaksi..bank syariah tidak mengenal sistem bunga

    yang diperoleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga yang dibayar

    kepada penyimpanan dana di bank syariah (Ismail, 2015).

    Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam.

    Imbalan yang dterima bank syariah maupun yang dibayarkan kepada nasabah

    tergantng akad dan perjanjian antara nasabah dan bank. Perjanjian (akad) yang

    terdapatkan di perbankan syaria harus tunduk pada syarat dan rukun akad

    sebagaimana diatur dalam syariah islam (Ismail, 2015).

    Dalam ushul fiqh, ada kaidah yang menyatakan bahwa “maa laa yatimm al-

    wajib illa bihi fa huwa wajib”, yakni sesuatu yang harus ada untuk

    menyempurnakan yang wajib, maka ia wajib diadakan. Mencari nafkah (yakni

    melakukan kegiatan ekonomi) adalah wajib. Dan karena pada zaman modern ini

    kegiatan perekonomian tidak akan sempurna tanpa adanya lembaga perbankan,

    lembaga perbankan inipun wajib diadakan (Ismail, 2015)..

    Dengan demikian, maka kaitan antara Islam dengan perbankan menjadi jelas.

    Disamping itu, kita mengetahui bahwa masalah ekonomi/perbankan ini termasuk

    kedalam bab muamalah, maka nabi Muhammad Saw tentunya tidak memberikan

    atura-aturan yang rinci mengenai masalah ini. Alqur’an dan sunnah hanya

    memberika prinsip-prinsip dan filosofi dasar, dan menegaskan larangan-larangan

    yang harus dijauhi. Dengan demikian, yang harus dilakukan hanyalah

  • 30

    mengidentifikasi hal-hal yang dilarang oleh islam. Selain itu, semuanya

    diperbolehkan dan kita dapat melakukan inovasi dan kreativitas sebanyak

    mungkin (Adiwarman, 2006).

    2. Perkembangan Perbankan Syariah

    Konsep teoritis tentang bank syariah telah muncul pada tahun 1940-an,

    namun belum dapat diwujudkan karena selain kondisi pada waktu itu belum

    memungkinkan, juga belum adanya pemikiran tentang bank syariah yang

    meyakinkan (Sumitro, 1996) dalam bukunya Sjahdeini (2014).

    Sekalipun baru tahun1980-an keuangan Islam mulai berkembang dengan

    pesat, tetapi dalam sejarah keuangan Islam, proyek keuangan yang berlandaskan

    syariah baru didirikan di kota Mit Ghamr di Mesir pada tahun 1963 (Schoon,

    2009). Mit Ghamr adalah kota dimana Dr. Ahmed el-Najjar mendirikan bank

    Islam pertama yang merupakan pionir sisitem perbankan Islam global (Sjahdeini,

    2014).

    Sekalipun Mit Ghamr Savings Bank merupakan bank islam modern pertama,

    namun Malaysia yang dapat dikatakan merupakan pelopor pendirian bank Islam

    modern karena sebelum Mit Ghamr Savings Bank tersebut di Malaysia pada

    petengahan 1940-an telah dicoba untuk didirikan suatu bank yang bebas bunga.

    Namun, tidak berhasil. Upaya lain di tahun 1950-an upaya yang srupa juga

    dicoba di Pakistan dengan mendirikan bank Islam di daerah pedesaan. Pada tahun

    1962, pemerintah Malaysia mendirikan Pilgrim’s Management Fund untuk

    membantu para calon haji menabung dan memperoleh keuntungan (Sjahdeini,

    2014).

    Secara resmi IDB didirikan pada taggal 20 Oktober 1975 oleh 22 negara

    anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI). Termasuk yang menjadi pendiri IDB

    adalah Indonesia. Pembahasan secara resmi tentang gagasan didirikannya IDB,

    untuk pertama kalinya di adakan di Karachi, pada bulan Desember 1970, yaitu

    ketika para menteri luar negeri OKI mengdakan konferensi (Zuhri, 1996) dalam

    bukunya (Sjahdeini, 2014).

  • 31

    Sesuai dengan analisa Prof. Khursid Ahmad dan laporan International

    Association Of Islamic Bank, hingga akhir 1999 tercatat lebih dari dua ratus

    lemabaga keuangan Islam yang beroperasi di seluruh dunia, baik di Negara-negara

    berpenduduk muslim maupun Eropa, Australia, maupun Amerika (Khursid, 1999)

    dalam bukunya Antonio (2001).

    3. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

    Bank syariah di Indonesia lahir sejak 1992.Bank syariah pertama di Indonesia

    adalah Bank Muamalat Indonesia.Pada tahun 1992-1999, perkembangan Bank

    Muamalat Indonesia, masih tergolong stagnan. Namun sejak adanya krisis

    moneter yang melanda Indonesia pada 1997 dan 1998, maka para banker melihat

    bahwa Bank Muamalat Indonesia (BMI) tidak terlalu kena dampaknya. Para

    banker berfikir bahwa BMI, satu-satunya bank syariah di Indonesia, tahan

    terhadap krisis moneter.Pada 1999, berdirilah Bank Syariah Mandiri yang

    merupakan konversi dari Bank Susila Bakti. Bank Susila Bakti merupakan bank

    konvensional yang dibeli oleh Bank Dagang Negara, kemudian dikonversi

    menjadi Bank Syariah Mandri, bank syariah kedua di Indonesia (Ismail,2015).

    Pada tahun 1999, undang-undang mengenai bank sentral yang lama, yaitu UU

    No. 13 Tahun 1968 diubah dengan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank

    Indonesia.Dalam undang-undang tentang Bank Indonesia yang baru ini

    dinyatakan bahwa dalam rangka mencapai dan memelihara kestabilan nilai

    rupiah, Bank Indonesia mempunyai tiga pilar tugas pokok yang salah satu

    diantaranya adalah mengatur dan mwengawasi bank (pasal 8), termasuk bank

    umum dan BPR Syariah.Sedangkan dalam pasal 10 disebutkan bahwa Bank

    Indonesia dapat melakukan pengendalian moneter berdasarkan prinsip-prinsip

    Syariah. Selanjutnya, Bank Indonesia pada tahun 2000 mengeluarkan ketentuan-

    ketentuan yang mengatur kliring, pembukaan rekening giro pada Bank Indonesia

    bagi UUS, Giro Wajib Minimum (GWM) bagi Bank Umum Syariah, Pasar Uang

    Antarbank berdasarkan prinsip Syariah (PUAS), dan Sertifikat Wadi‟ah Bank

    Indonesia (SWBI) (Ismail, 2015).

  • 32

    Pada akhir tahun 2003, MUI mengeluarkan fatwa bahwa bunga bank adalah

    riba dan haram hukumnya.Perbaikan dan penyempurnaan terus dilakukan agar

    perkembangan perbankan syariah selalu berada pada relnya yang benar sesuai

    dengan blueprintnya. Untuk itu, pada tahun 2004 Bank Indonesia melakukan

    penyempurnaan peraturan perbankan syariah dengan melakukan kajian dalam

    rangka mempersiapkan beberapa peraturan pendukung, seperti standarisasi akad,

    tingkat kesehatan, dan lembaga penjamin simpanan yang dijabarkan dalam UU

    No. 24 Tahun 2004. Yang terakhir telah diberlakukannya Undang-Undang No.21

    Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka

    pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan

    hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat

    lagi (Ismail, 2015).

    4. Prinsip dan Produk Perbankan Syariah

    Secara umum terdapat dua kegiatan utama dalam perbankan syariah maupun

    konvensional yaitu penghimpunan dan penyaluran dana. Dalam operasionalbank

    syariah kegiatan tersebut dapat dijelaskan berdasarkan prinsip-prinsip syariah

    yang mendasarinya sebagai berikut:

    a. Penghimpunan Dana

    Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan

    deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana

    masyarakat adalah prinsip wadia’ah dan mudhrabah.

    1. Prinsip Wadi’ah

    Al-wadhiah merupakan prinsip simpanan murni dari pihak yang menyimpan

    atau menitipakan kepada pihak yang menerima titipan untuk dimanfaatkan atau

    tidak dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan.Titipan harus dijaga dan dipelihara

    oleh pihak yang menerima titipan, dan titipan ini dapat diambil sewaktu-waktu.

    Dalam aplikasi perbankan syariah, produk yang ditawarkan dengan

    menggunakan akad al-wadi’ah yad al-amanaha adalah save deposit

    box.savedeposit boxmerupakan jasa yang diberikan oleh bank dalam bentuk

    boxatau kotak pengaman yang dapat digunakan untuk menyimpan barang atau

  • 33

    surat-surat berharga milik nasabah. Nasabah memanfaatkan jasa tersebut untuk

    menyimpan surat-surat berharga milik nasabah, dan bank wajib menyimpan save

    deposit boxdi di dalam ruangan dan dalam lemari tahan besi. Atas pelayanan jasa

    tersebut, maka bank akan mendapatkan fee. Besar kecilnya fee tergantung pada

    besar kecilnya ukuran box dan umumnya feeatas sewa boxini diberikan setipa

    tahun.dokumen yang dapat disimpan dalam save deposit box: sertifikat rumah,

    saham/obligasi,perhiasan, ijazah/paspor/surat nikah/surat-surat lainnya

    Dalam aplikasi perbankan, akad yadh al-dhamanah dapat diterapkan dalam

    produk penghimunan dana pihak ketiga anatara lain giro dan tabungan. Bank

    syariah akan memberikan bonus kepada nasabah atas dana yang dititipkan di bank

    syariah. Besarnya bonus tidak boleh diperjanjikan sebelumnya, akan tetapi

    tergantung pada kebijakan bank syariah. Bila bank syariah memperoleh

    keuntungan, maka bank akan memberikan bonus kepada pi