analisis faktor - digilib.uns.ac.id/analisis... · syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND
PER SHARE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007 – 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Oleh :
MARIA MAGDALENA AMELIA EKARISTI
F0208082
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO
“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan
orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka
dengan keberhasilan saat mereka menyerah”
(Thomas Alva Edison)
“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak
mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil
melakukannya dengan baik”
(Evelyn Underhill)
“If you want something you’ve never had, you must be willing to
do something you’ve never done. Success is a journey, not a
destination”
(No Name)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis persembahkan
kepada :
1. Mama dan Papaku tercinta
2. Mas dan Mbakku tersayang
3. Semua sahabat dan teman-temanku
tersayang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME sehingga
penelitian dengan judul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Dividend Per Share pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2007 – 2010” ini dapat diselesaikan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada :
1. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret.
2. Dr. Hunik Sri Runing S, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Reza Rahardian, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
4. Dra. Ignatia Sri Seventi P, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi. Terima
kasih atas segala dukungan dan bimbingannya hingga terselesaikannya skripsi
ini.
5. Dr. Asri Laksmi Riani, MS selaku dosen pembimbing akademik. Terima
kasih atas waktu dan bimbingannya dari semester awal hingga sekarang ini.
6. Seluruh dosen, staff dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
7. Teman-temanku di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret tahun
angkatan 2008.
8. Serta kepada seluruh pihak yang telah membantu atas terselesaikannya skripsi
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi yang telah selesai disusun ini
masih jauh dari sempurna, karena begitu banyak keterbatasan yang penulis miliki.
Oleh karena itu koreksi dan saran yang membuat skripsi ini menjadi lebih baik
akan penulis terima dengan lapang dada dan senang hati. Akhir kata, apa yang
tertuang dalam skripsi ini dapat memberikan informasi dan manfaat bagi pihak
lain yang membutuhkan.
Surakarta, Desember 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Mama dan papaku tercinta, terima kasih atas segala doa, kasih sayang dan kepercayaannya selama ini. Maaf telah membuat kalian lama menunggu.
2. Mas Dani dan Mbak Ika, terima kasih atas doa dan dukungannya. 3. Untuk keluarga besarku (kakek, budhe, bulik, sepupu2) yang telah
menyemangati setiap langkah yang aku ambil, terima kasih. Cinta kalian semua :*
4. Sahabat-sahabatku (Tina, Dica, Nuraini, Pablo, Rita, Rhyka, Nunu, Putri, Elida, Intan, Yeni, Dina). Makasi atas support-nya, semoga kita bisa kumpul sama-sama lagi^^
5. Teman-teman Manajemen Keuangan ’08 (Rhyka, Nunu, Elida, Putri, Mike, Happy, Moya, Aulia, Awan, Udin, dkk) semangat untuk kalian semua!!!
6. Teman-teman Manajemen angkatan 2008, makasi telah berbagi kisah bersama kalian semua. Semangat!!
7. 2PM oppadeul : @2PMagreement211, @Jun2daKAY, @taeccool, @Khunnie0624, @dlwnsghek dan @0430yes. Terima kasih telah menemani hari-hariku dengan lagu-lagu indah dan tingkah konyol kalian. Jeongmal gamsahapnida, neomu saranghaeyooo :**
8. Untuk HOTTEST Famz : @nurulfpratiwi, @nuneozdlw226, @dyllaHvk @justArlin_, @honeiilizious eonnie, @Dewie_JWY07 eonnie, @tessa_buck eonnie, @Dewie_Still0491, dan semua temen2 HOTTEST yang gag bisa aku tulis satu persatu : Terima kasih atas support dan doa kalian selama ini, semoga kita semua bisa kumpul2 bareng suatu saat nanti. Love you all <3
9. Untuk teman2 menggila bareng di Wisma Melati : Mbak Dindha, Mbak Enok, Dita, Ana, Nera, Desi, Wike, Devi, Puput, Enjo, Naomi, Zhug’i, Rani. Don’t forget me guys, terima kasih telah membuat hari2 di kost penuh canda & tawa :D
10. For “my first love” terima kasih atas semua yang telah kamu berikan selama ini J
11. Kepada semua pihak yang belum aku tulis satu persatu, terima kasih semuaaaaaaaaaa.. Semangat untuk kalian semua!!! ^^
Salam sayang,
Maria (@MaeChan2905)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………..
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………
HALAMAN MOTTO……………………………………………………….
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………
UCAPAN TERIMA KASIH………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL…………………………………………………………...
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..
ABSTRAK…………………………………………………………………..
ABSTRACT…………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………….
C. Tujuan Penelitian………………………………………………
D. Manfaat Penelitian……………………………………………...
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka……………………………………………….
B. Penelitian Terdahulu……………………………………………
C. Kerangka Pemikiran…………………………………………….
D. Rumusan Hipotesis……………………………………………
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian………………………………………………
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel…………
C. Data dan Sumber Data………………………………………..
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………………
E. Metode Analisis Data…………………………………………..
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
xi
xii
xiii
xiv
1
9
9
10
12
24
28
29
35
35
36
37
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB IV ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data…………………………………………………
B. Statistik Deskriptif……………………………………
C. Pengujian Asumsi Klasik………………………………………
D. Pengujian Hipotesis……………………………………………
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………..
B. Keterbatasan Penelitian…………………………………………
C. Saran…………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
LAMPIRAN………………………………………………………………..
48
49
51
59
70
71
71
73
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
TABEL
III.3 Tabel Autokorelasi……………………………………….
IV.1 Pengambilan Sampel Penelitian………………………….
IV.2 Hasil Output Statistik Deskriptif…………………………
IV.3 Hasil Uji Normalitas (Sebelum Transformasi)…………..
IV.4 Hasil Uji Normalitas (Setelah Transformasi)…………….
IV.5 Hasil Uji Multikolonieritas……………………………….
IV.6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson………….
IV.7 Hasil Uji Autokorelasi dengan Runs Test………………..
IV.8 Hasil Uji Glejser………………………………………….
IV.9 Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda……………….
IV.10 Hasil Uji Koefisien Regresi Serentak (Uji F)…………….
IV.11 Hasil Uji R2………………………………………………
Halaman
46
48
49
53
54
55
56
57
59
60
68
69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
II.1 Kerangka Pemikiran…………………………………..
IV.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas…………………………..
Halaman
28
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PER SHARE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007 – 2010
MARIA MAGDALENA AMELIA EKARISTI
F0208082 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi dividend per share yaitu earning per share, return on asset, sales growth, firm size, current ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2010.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan metode purposive sampling. Sampel yang diambil adalah 27 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode penelitian dari tahun 2007-2010. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis Regresi Linear Berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis F-statistik untuk menguji pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat kepercayaan 5% serta menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial.
Dari hasil uji t-statistik diketahui bahwa variabel earning per share, return on asset dan firm size berpengaruh signifikan terhadap dividend per share. Sedangkan variabel sales growth dan current ratio tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividend per share dengan level of significance lebih besar dari 5%. Secara simultan earning per share (EPS), return on asset (ROA), sales growth (SALES), firm size (FIRM) dan current ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap DPS. Kemudian hasil estimasi regresi menunjukkan kemampuan prediksi dari 5 variabel bebas tersebut terhadap DPS sebesar 86,6% sebagaimana ditunjukkan oleh besarnya adjusted R square sebesar 86,6% sedangkan sisanya 13,4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model yang belum dimasukkan dalam analisis ini. Kata Kunci : earning per share, return on asset, sales growth, firm size, current ratio, dividend per share.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
ANALYSIS OF DETERMINANT FACTORS DIVIDEND PER SHARE MANUFACTURING COMPANIES LISTED AT INDONESIA STOCK
EXCHANGE ON PERIOD 2007-2010
MARIA MAGDALENA AMELIA EKARISTI F0208082
This study aims to analyze the determinant factors of dividend per share are earning per share, return on asset, sales growth, firm size and current ratio on manufacturing companies who listed at Indonesia Stock Exchange (IDX) on period 2007-2010.
This study uses secondary data with the purposive sampling method. Samples taken were 27 manufacturing firmed listed at IDX on study period 2007-2010. The method analysis technique used here is multiple regression with the least square difference and hypothesis test using F-statistic to examine the mean of mutual effect with level of significance 5% and t-statistic to examine partial regression coefficient.
From t-statistic result indicates that earning per share, return on asset, firm size significant toward dividend per share, while it indicates that sales growth and current ratio partially not significant toward dividend per share on the level of significance more than 5%. All of independent variable has a significant effect simultaneously. In the other hand, the result of regression estimation of 5 independent variables on DPS shows the prediction ability 86,6% as indicated by adjusted R square that is 86,6% while the rest 13,4% is affected from other factors outside of this model. Keyword : earning per share, return on asset, sales growth, firm size, current ratio, dividend per share.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada umumnya perusahaan merupakan organisasi yang mencari
keuntungan. Salah satu tujuan dari perusahaan adalah memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham. Pemegang saham (investor) melakukan
kegiatan investasi dengan harapan akan mendapatkan return berupa capital
gain dan dividen.
Pembayaran dividen menjadi salah satu usaha untuk memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham. Dividen adalah pembagian laba kepada para
pemegang saham oleh perusahaan. Dividen harus sesuai dengan kebutuhan
perusahaan maupun kebutuhan pemegang saham. Pada saat perusahaan
sedang mengalami pertumbuhan (growth) dividen kemungkinan kecil, agar
kemungkinan perusahaan untuk menumpuk dana yang diperlukan pada saat
pertumbuhan itu. Akan tetapi pada saat perusahaan sudah berada pada masa
maturity di mana pada saat itu penerimaan yang diperoleh sudah cukup,
dividen yang dibayarkan dapat diperbesar. Dengan membayarkan dividen
secara wajar, maka perusahaan dapat membantu menarik para investor untuk
mencari dividen dan hal ini dapat membantu memelihara nilai perusahaan
(Indriyo Gitosudarmo dan Basri, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pembagian dividen sangat penting bagi perusahaan karena dengan
membagikan dividen dapat membantu perusahaan dalam menjalankan operasi
perusahaan. Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh bagi
pemegang saham dan perusahaan yang membayar dividen. Para pemegang
saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena
akan meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan
sehingga mengurangi ketidakpastian pemegang saham dalam menanamkan
dananya ke dalam perusahaan (Isfenti Sadalia dan Khalijah, 2011).
Dalam menetapkan kebijakan dividen, seorang manajer keuangan
menganalisis sampai seberapa jauh pembelanjaan dari dalam perusahaan
sendiri yang akan dilakukan oleh perusahaan dapat dipertanggungjawabkan.
Hal ini mengingat bahwa hasil operasi yang ditanamkan kembali dalam
perusahaan sesungguhnya adalah dana pemilik perusahaan yang tidak
dibagikan sebagai dividen. Oleh sebab itu, atas dasar pertimbangan antara
risiko dana hasil, perlu diputuskan apakah lebih baik hasil operasi tersebut
dibagikan saja sebagai dividen ataukah ditanamkan kembali dalam bentuk
laba ditahan, yang merupakan sumber dana permanen yang perlu
dipertimbangkan pemanfaatannya di dalam perluasan dan pengembangan
usaha perusahaan (Dharmastuti, Stella dan Eviyanti, 2003).
Pada umumnya para investor mempunyai tujuan utama untuk
meningkatkan kesejahteraannya yaitu dengan mengharapkan return dalam
bentuk dividen maupun capital gain. Di lain pihak, perusahaan juga
mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang sekaligus juga harus
memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang
sahamnya. Tentunya hal ini akan menjadi unik karena kebijakan dividen
adalah sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham
terhadap dividen, dan dari satu sisi juga tidak harus menghambat
pertumbuhan perusahaan. Para investor yang tidak bersedia mengambil risiko
(risk aversion) mempunyai pandangan bahwa semakin tinggi juga tingkat
keuntungan yang diharapkan sebagai hasil atau imbalan terhadap risiko
tersebut. Selanjutnya dividen diterima pada saat ini akan mempunyai nilai
yang lebih tinggi daripada capital gain yang akan diterima di masa yang akan
datang. Dengan demikian investor yang tidak bersedia berspekulasi akan
lebih menyukai dividen daripada capital gain (Damayanti dan Achyani,
2006).
Besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan
tergantung pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan, sehingga
pertimbangan manajemen sangat diperlukan. Dengan demikian, perlu bagi
pihak manajemen untuk mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang akan
mempengaruhi kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan (Hatta,
2002).
Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend per share
(DPS) yaitu besar dividen yang diberikan kepada para investor. Besar
kecilnya DPS yang dibagikan akan mempengaruhi keputusan investasi para
investor dan di sisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. Bila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kinerja keuangan perusahaan bagus maka perusahaan tersebut akan mampu
menetapkan DPS-nya sesuai dengan harapan investor dan tentu saja tanpa
mengabaikan kepentingan perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh.
Semakin besar dividen akan menarik minat investor untuk
menanamkan dananya di suatu perusahaan. Besar kecilnya DPS suatu
perusahaan ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya berdasarkan besarnya
current ratio (CR) dan debt to equity ratio (DER) perusahaan tersebut.
Perusahaan yang mempunyai keuntungan yang besar belum tentu
menunjukkan perusahaan tersebut memberikan dividen yang besar pula (Heru
dan Galumbang, 2007). CR merupakan perbandingan antara aktiva lancar
dengan utang lancar. Di mana jika CR-nya lebih dari satu maka semakin
besar kemampuan perusahaan membayar kewajibannya. Sehingga
kemampuan membayar dividennya juga tinggi.
Pembagian dividen kepada pemegang saham diambil dari keuntungan
setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban bunga dan pajak. Dividen
diambil dari keuntungan bersih yang mampu diraih perusahaan pada saat
menjalankan operasinya (earning per share/EPS) (Heru dan Galumbang,
2007).
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi
perusahaan. Return on Asset (ROA) diukur dari laba bersih setelah pajak
(earning after tax) terhadap total assetnya yang mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
perusahaan dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan. Semakin
besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena
tingkat kembalian investasi (return) yang semakin besar.
Ukuran perusahaan (SIZE) menunjukkan di mana perusahaan besar
cenderung membagi dividen yang besar daripada perusahaan kecil.
Perusahaan yang lebih besar yang memiliki asset yang besar akan lebih
mudah memasuki pasar modal sehingga untuk menjaga nama baik
perusahaan tersebut, mereka akan membagikan dividen dalam jumlah besar
dibandingkan dengan perusahaan kecil yang lebih banyak menggunakan laba
yang diperolehnya untuk mendanai operasi perusahaan daripada membagikan
dividen kepada pemegang saham.
Pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kebijakan deviden (Riyanto, 2001). Semakin cepat tingkat
pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana yang
diperlukan untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Semakin
besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang, perusahaan lebih senang
untuk menahan labanya daripada membayarkannya sebagai dividen kepada
pemegang saham mengingat biaya modal dengan menggunakan laba ditahan
lebih murah dibandingkan dengan berbagai sumber pembiayaan lainnya
seperti penerbitan saham baru maupun menerbitkan obligasi (Riyanto, 2001).
Sejauh ini telah terdapat beberapa penelitian yang meneliti tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi DPS. Achmad Hanafi (2012) dengan obyek
penelitian sebanyak 43 perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
dengan periode penelitian 2009. Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah DPS, CR, DER dan EPS. Hasil penelitian secara parsial
menemukan bahwa ada satu variabel yang mempengaruhi DPS yaitu EPS,
sedangkan variabel CR dan DER tidak mempengaruhi DPS. Variabel yang
paling dominan berpengaruh terhadap DPS adalah EPS.
Kashif Imran (2011) dalam penelitiannya terhadap sektor engineering
di Pakistan, menyatakan bahwa last year’s dividend per share (DPSt-1)
berpengaruh positif terhadap DPS, demikian pula dengan EPS yang
berpengaruh positif terhadap DPS. Profitability (PROF), sales growth
(SALES) dan SIZE juga memiliki hubungan atau pengaruh positif terhadap
DPS. Cash flow (CF) memiliki pengaruh negatif terhadap DPS. Dari hasil
tersebut juga diketahui bahwa hanya variabel liquidity yang menunjukkan
hasil yang tidak signifikan.
Isfenti Sadalia dan Khalijah (2011) meneliti faktor yang
mempengaruhi DPS pada industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tahun 2006-2009. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CR,
DER dan EPS memiliki hubungan positif dengan DPS. Sedangkan ROA dan
SIZE memiliki hubungan negatif terhadap DPS. Dari hasil tersebut, variabel
yang menunjukkan hasil signifikan adalah SIZE dan EPS. Sementara itu,
variabel CR, DER dan ROA menunjukkan hasil yang tidak signifikan.
Heru Tranggono dan Galumbang H (2007) dalam penelitian yang
berjudul “Pengaruh Financial Ratio dan Deviden Tahun Sebelumnya
terhadap Deviden Per Share Perusahaan – Perusahaan yang Go Publik di BEJ
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
periode tahun 2002 – 2005” menggunakan variabel uji : DPS, EPS, CR, DER,
total asset turn over (TATO), return on equity (ROE) dan DPSt-1.
Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari variabel uji tersebut
hanya variabel EPS dan DPSt-1 yang mempunyai pengaruh signifikan
terhadap DPS.
Karina Cahyati (2006) melakukan penelitian untuk mengetahui
seberapa besar faktor-faktor CR, DER, DPSt-1, EPS, TATO berpengaruh
terhadap DPS. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 39 perusahaan
yang terdaftar di BEJ dari tahun 2000 sampai dengan 2003. Hasil penelitian
diketahui bahwa secara parsial terdapat dua variabel yang berpengaruh
signifikan terhadap DPS yaitu, DPSt-1 dan EPS. Sedangkan variabel CR,
DER, TATO tidak mempengaruhi DPS. Variabel yang paling dominan
berpengaruh terhadap DPS adalah EPS.
Tesdi Priono (2006) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh
variabel return on investment (ROI), cash ratio, CR, debt to total asset
(DTA), EPS, pertumbuhan asset (Asset Growth) dan SIZE terhadap DPS pada
perusahaan yang listed di BEJ periode 2002-2004. Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 41 perusahaan dari 330 perusahaan yang
terdaftar di BEJ. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa variabel ROI, DTA,
EPS dan Asset Growth secara parsial signifikan terhadap DPS perusahaan di
BEJ periode 2002-2004 pada level of significance kurang dari 0,05 atau 5%,
sementara variabel cash ratio dan SIZE tidak signifikan terhadap DPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Farkhan Widodo (2003) melakukan penelitian untuk menguji faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap DPS pada perusahaan yang terdaftar di BEJ
pada tahun 1999-2000. Variabel yang digunakan terdiri dari DPS (variabel
dependen), sedangkan variabel independennya menggunakan ROI, cash ratio,
CR, DTA, EPS dan CF. Namun, variabel CR tidak lolos uji klasik sehingga
tidak dapat digunakan untuk menguji pengaruhnya terhadap DPS. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ROI, cash ratio, DTA dan CF berpengaruh
negatif terhadap DPS, sedangkan EPS berpengaruh positif terhadap DPS.
Variabel yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan adalah cash ratio dan
CF. Secara simultan variabel ROI, cash ratio, DTA, EPS dan CF berpengaruh
signifikan positif terhadap variabel DPS.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang kontradiktif dan
tidak konsisten, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian sejenis
mengenai DPS. Obyek penelitian yang akan diteliti adalah perusahaan
manufaktur. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang menjual
produknya yang dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus nilai dari
pembelian bahan baku dilanjutkan dengan proses pengolahan bahan baku
serta menjadi produk yang siap dijual dilakukan sendiri oleh perusahaan
tersebut sehingga sumber dana yang ada akan terikat lama pada aktiva tetap.
Perusahaan manufaktur lebih membutuhkan sumber dana jangka panjang
untuk membiayai operasi perusahaan mereka salah satunya dengan investasi
saham yang tentunya berhubungan dengan pembagian dividen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai DPS dengan mengambil judul : “ANALISIS FAKTOR
– FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PER SHARE PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2007 – 2010”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, hal-hal yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh EPS terhadap DPS?
2. Bagaimanakah pengaruh ROA terhadap DPS?
3. Bagaimanakah pengaruh SALES terhadap DPS?
4. Bagaimanakah pengaruh SIZE terhadap DPS?
5. Bagaimanakah pengaruh CR terhadap DPS?
6. Bagaimanakah pengaruh simultan (secara bersama-sama) EPS,
ROA, SALES, SIZE dan CR terhadap DPS?
C. TUJUAN PENELITIAN
Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh EPS terhadap DPS.
2. Untuk menganalisis pengaruh ROA terhadap DPS.
3. Untuk menganalisis pengaruh SALES terhadap DPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
4. Untuk menganalisis pengaruh SIZE terhadap DPS.
5. Untuk menganalisis pengaruh CR terhadap DPS.
6. Untuk menganalisis pengaruh simultan (secara bersama-sama)
EPS, ROA, SALES, SIZE dan CR terhadap DPS.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada beberapa pihak. Manfaat tersebut antara lain :
1. Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam ilmu
pengetahuan, khususnya di bidang ilmu manajemen keuangan
mengenai DPS, EPS, ROA, SALES, SIZE dan CR.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
relevan, akurat, dan lengkap kepada para ahli mengenai DPS, EPS,
ROA, SALES, SIZE dan CR.
2. Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
peneliti mengenai EPS, ROA, SALES, SIZE dan CR serta
pengaruhnya terhadap DPS. Penelitian ini juga dapat digunakan
sebagai bahan referensi bagi mahasiswa/peneliti lain yang ingin
mengembangkan penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dan bahan masukan bagi
perusahaan dalam penentuan kebijakan dividen. Perhitungan
kuantitatif diharapkan dapat menunjukkan hubungan atau pengaruh
faktor-faktor seperti EPS, ROA, SALES, SIZE dan CR terhadap
DPS. Faktor-faktor tersebut diharapkan dapat membantu manajer
keuangan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan berapa
besarnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham.
c. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan investasi di pasar
modal (khususnya instrumen saham). Dengan menganalisis faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap DPS diharapkan bermanfaat untuk
memprediksi pendapatan dividen para pemegang saham bagi
perusahaan yang terdaftar di BEI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Dividen
Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah
pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earning) yang ditahan
sebagai cadangan perusahaan (Ang, 1997).
Menurut Hanafi (2004), dividen merupakan kompensasi yang
diterima oleh pemegang saham, di samping capital gain. Dividen ini
untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari
laba perusahaan. Dividen ditentukan berdasarkan rapat umum anggota
pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan
pimpinan.
Tujuan pembagian dividen adalah :
a. Untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang
saham. Hal ini karena sebagian investor menanamkan dananya
di pasar modal untuk memperoleh dividen dan tingginya
dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham.
b. Untuk menunjukkan likuiditas perusahaan. Dengan
dibayarkannya dividen, diharapkan kinerja perusahaan di mata
investor bagus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
c. Sebagian investor memandang bahwa risiko dividen lebih
rendah dibandingkan risiko capital gain.
d. Untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan
pendapatan tetap yang digunakan untuk keperluan konsumsi.
e. Dividen dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara
manajer dan pemegang saham. Informasi secara keseluruhan
tentang kondisi intern perusahaan sering tidak diketahui oleh
investor sehingga melalui dividen pertumbuhan perusahaan dan
prospek perusahaan bisa diketahui.
Dalam Ang (1997), dividen yang dibayarkan kepada pemegang
saham ditinjau dari bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu :
a. Dividen Tunai (Cash Dividend)
Cash dividend merupakan bagian keuntungan yang dibagikan
kepada pemegang saham dalam bentuk cash (tunai). Tujuan
dari pemberian dividen dalam bentuk tunai adalah untuk
memacu kinerja saham di bursa efek, yang juga merupakan
return dari para pemegang saham. Cash dividend umumnya
lebih menarik bagi para pemegang saham dibandingkan dengan
dividen saham (stock dividend). Yang perlu diperhatikan oleh
pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya
dividen kas ialah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi
untuk pembagian dividen tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Dividend Saham (Stock Dividend)
Stock dividend merupakan bagian keuntungan perusahaan yang
dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham.
Pemberian stock dividend tambahan sering dimaksudkan untuk
menahan kas untuk membiayai aktivitas perusahaan yang
dihubungkan dengan pertumbuhan perusahaan.
2. Kebijakan Dividen
a. Pengertian Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi di masa datang (Agus Sartono, 2001).
Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai
dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya
mengurangi total sumber dana intern atau internal financing.
Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang
diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin
besar.
Kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pembagian
pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk
dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
digunakan di dalam perusahaan yang berarti laba tersebut harus
ditahan di dalam perusahaan (Riyanto, 2001).
Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu dari
sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan
perusahaan. Sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan
kepada para pemegang saham atau equity investors. Setiap perusahaan
selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut di
satu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para
pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut selalu
bertentangan. Sebab kalau semakin tinggi tingkat dividen yang
dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan, dan sebagai
akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth)
dalam pendapatan dan harga sahamnya. Kalau perusahaan ingin
menahan sebagian besar dari pendapatan yang tersedia untuk
pembayaran dividen adalah semakin kecil (Riyanto, 2001).
b. Teori Kebijakan Dividen
Ada beberapa teori yang dapat digunakan sebagai landasan
dalam menentukan kebijakan dividen untuk perusahaan, sehingga
dapat dijadikan pemahaman mengapa suatu perusahaan mengambil
kebijakan dividen tertentu. Berikut ini adalah teori tentang kebijakan
dividen dalam Brigham (2006) :
1) Dividend Irrelevance Theory
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Dividend irrelevance theory adalah suatu teori yang
menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh
baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini
mengikuti pendapat Modigliani dan Miller (MM) yang
menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh
besar kecilnya dividend payout ratio (DPR), tetapi ditentukan
oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis. Dengan
demikian kebijakan dividen tidak relevan untuk dipersoalkan.
2) Bird-in-the-hand Theory
Bird in the hand-Theory dinyatakan oleh Gordon dan Lintner
yang menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik jika DPR
rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih suka menerima dividen
daripada capital gain.
3) Information content or signaling hipotesis
Information content or signaling hipotesis ialah teori yang
menyatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen
sebagai pertanda bagi perkiraan manajemen atas laba. Ada
kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman
kenaikan dividen. Dividen itu sendiri tidak menyebabkan
kenaikan atau penurunan harga saham, tetapi prospek perusahaan
yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya) dividen yang
dibayarkan yang menyebabkan perubahan harga saham (Hanafi,
2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
4) Clientele Effect
Clientele effect ialah kecenderungan perusahaan untuk
menarik jenis investor yang menyukai kebijakan dividennya.
Menurut argumen ini dividen seharusnya ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan segmen investor tertentu. Sebagai contoh,
kelompok investor dengan tingkat pajak yang tinggi akan
menghindari dividen, karena dividen mempunyai tingkat pajak
yang tinggi dibanding dengan capital gain. Sebaliknya, kelompok
investor dengan pajak yang rendah akan menyukai dividen.
c. Macam-macam Kebijakan Dividen
Ada beberapa macam kebijakan dividen menurut Riyanto
(2001), yaitu :
1) Kebijakan dividen yang stabil
Banyak perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan
dividen yang stabil, artinya jumlah dividen per lembar yang
dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu
tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya
berfluktuasi.
Dividen yang stabil ini dipertahankan untuk beberapa
tahun, dan apabila ternyata pendapatan perusahaan meningkat dan
kenaikan pendapatan tersebut nampak mantap dan relatif
permanen, barulah besarnya dividen per lembar dinaikkan. Dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dividen yang dinaikkan ini akan dipertahankan dalam waktu yang
relatif panjang.
Alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan
dividen yang stabil adalah kebijakan dividen yang stabil
dijalankan oleh suatu perusahaan akan dapat memberikan kesan
kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek
yang baik di masa-masa mendatang. Apabila pendapatan
perusahaan berkurang tetapi perusahaan tersebut tidak
mengurangi dividen yang dibayarkan, maka kepercayaan pasar
terhadap perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan kalau
dividennya dikurangi pembayarannya. Dengan demikian
manajemen dapat mempengaruhi harapan para investor melalui
politik dividen yang stabil.
2) Kebijakan pembayaran dividen dengan penetapan jumlah minimal
plus jumlah ekstra tertentu
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen
per lembar saham setiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan
yang lebih baik maka perusahaan akan membayarkan dividen
ekstra di atas jumlah minimal tersebut.
Bagi pemodal ada kepastian akan menerima jumlah dividen
yang minimal setiap tahunnya meskipun keadaan keuangan
perusahaan agak memburuk. Tetapi di lain pihak kalau keadaan
keuangan baik maka pemodal akan menerima dividen minimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
tersebut ditambah dengan dividen ekstra. Kalau keadaan
keuangan memburuk lagi maka yang dibayarkan hanya dividen
yang minimal saja.
3) Kebijakan dividen dengan penetapan DPR yang konstan
Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan
DPR yang konstan, misalnya 50%. Ini berarti bahwa jumlah
dividen per lembar saham tiap tahunnya yang dibayarkan akan
berfluktuatif sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang
diperoleh tiap tahunnya.
4) Kebijakan dividen yang fleksibel
Perusahaan menetapkan DPR besarnya tiap tahunnya
disesuaikan dengan posisi keuangan dan kebijakan finansial dari
perusahaan yang bersangkutan. Apabila keuntungan tinggi maka
besarnya dividen yang dibagikan relatif tinggi, dan sebaliknya
jika tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang
dibayarkan juga rendah, atau dapat dikatakan besarnya selalu
proporsional dengan tingkat keuntungan.
3 Dividend Per Share (DPS)
Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock)
untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan
memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen, semua
pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah
membayar dividen untuk saham preferen (Jogiyanto, 1998).
Jogiyanto (1998) menyatakan bahwa pembayaran dividen dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kemungkinan, yaitu : pembayaran dividen
tidak teratur, dividen konstan tidak tumbuh, dan pertumbuhan dividen
yang konstan.
Pembayaran dividen tidak teratur merupakan dividen di mana
tiap-tiap periode tidak mempunyai pola yang jelas bahkan untuk periode-
periode tertentu tidak membayar dividen sama sekali, karena perusahaan
menderita rugi atau kesulitan likuiditas.
Dividen konstan tidak bertumbuh merupakan pembayaran
dividen dari periode ke periode relatif konstan. Perusahaan umumnya
tidak melakukan pemotongan atau pengurangan dividen, sekalipun
perusahaan mengalami sedikit kesulitan likuiditas. Hal ini dilakukan oleh
perusahaan untuk menjaga kesan para pemegang saham atas stabilitas
likuiditas perusahaan. Dan pertumbuhan dividen yang konstan merupakan
dividen yang tumbuh secara konstan yang umumnya ditunjukkan dengan
pertumbuhan sebesar “g” (Jogiyanto, 1998).
Robert Ang (1997) menyatakan bahwa DPS merupakan total
semua dividen yang dibagikan pada tahun buku sebelumnya, baik dividen
interim, dividen final maupun dividen saham. Secara matematis DPS
dihitung sebagai berikut : (Robert Ang, 1997)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dimana : dividend merupakan jumlah seluruh dividend yang dibagikan
pada satu tahun buku; dan Ss merupakan total semua saham
yang diterbitkan (total outstanding shares)
4 Earning Per Share (EPS)
Riyanto (2001) secara teori mengemukakan bahwa EPS
merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh
perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Dividen akan dibagikan
apabila perusahaan memperoleh keuntungan.
Pendapatan per lembar saham (EPS) merupakan total
keuntungan yang diperoleh investor untuk setiap lembar sahamnya. Total
keuntungan tersebut diukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak
(earnings after tax – EAT) terhadap jumlah lembar saham yang beredar
(outstanding share). Laba bersih yang diperhitungkan tersebut setelah
dikurangi dengan dividen untuk para pemegang saham prioritas/minoritas
(preferred stock).
Semakin besar EAT maka pendapatan dividen per lembar saham
(DPS) yang akan diterima oleh para pemegang saham biasa (common
stock) juga semakin besar. Hal tersebut dengan asumsi jika dividen bagi
para pemegang saham minoritas dan jumlah saham yang beredar (saham
biasa) relatif tetap.
5 Return on Asset (ROA)
Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan ROA. ROA
juga merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk
operasi. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang
semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi (return) semakin
besar.
Robert Ang (1997) menyatakan bahwa ROA diukur dari laba
bersih setelah pajak (EAT) terhadap total asetnya yang mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan
untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan profitabilitas
perusahaan.
Seperti uraian sebelumnya, bahwa return yang diterima oleh
investor dapat berupa pendapatan dividen dan capital gain. Dengan
demikian meningkatnya ROA juga akan meningkatkan pendapatan
dividen.
6 Sales Growth (SALES)
Pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kebijakan deviden (Riyanto, 2001). Semakin cepat tingkat
pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana yang
diperlukan untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Semakin
besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang, perusahaan lebih senang
untuk menahan labanya daripada membayarkannya sebagai dividen
kepada pemegang saham mengingat biaya modal dengan menggunakan
laba ditahan lebih murah dibandingkan dengan berbagai sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
pembiayaan lainnya seperti penerbitan saham baru maupun menerbitkan
obligasi (Riyanto, 2001).
Menurut Hanafi (2004), perusahaan yang memiliki tingkat
pertumbuhan yang tinggi akan memiliki rasio pembayaran dividen yang
rendah. Dalam penelitian ini, pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan
pertumbuhan penjualan (sales growth).
Amidu dan Abor (2006) mengukur sales growth dengan
menggunakan prosentase perubahan penjualan dari satu periode tahun ke- t
dikurangi dengan periode tahun ke- t-1 yang kemudian dibagi dengan
penjualan periode tahun ke- t-1.
7 Firm Size (SIZE)
Ukuran untuk menentukan firm size adalah dengan log natural
dari total aktiva (Farinha, 2002). Ukuran perusahaan (firm size)
menunjukkan di mana perusahaan besar cenderung membagi dividen
yang besar daripada perusahaan kecil. Perusahaan yang lebih besar yang
memiliki asset yang besar akan lebih mudah memasuki pasar modal
sehingga untuk menjaga nama baik perusahaan tersebut, mereka akan
membagikan dividen dalam jumlah besar dibandingkan dengan
perusahaan kecil yang lebih banyak menggunakan laba yang diperolehnya
untuk mendanai operasi perusahaan daripada membagikan dividen kepada
pemegang saham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
8 Current Ratio (CR)
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk melunasi
seluruh kewajiban jangka pendeknya. Hanya perusahaan yang memiliki
likuiditas baik yang akan membagikan labanya kepada pemegang saham
dalam bentuk tunai. Sebaliknya, pihak manajemen perusahaan akan
menggunakan potensi likuiditas yang ada untuk melunasi kewajiban
jangka pendek atau mendanai operasi perusahaannya.
Menurut Hanafi (2004), likuiditas perusahaan dapat diukur
melalui rasio keuangan seperti CR dan quick ratio. CR seringkali
dijadikan sebagai ukuran likuiditas, sehingga penelitian ini menggunakan
CR untuk menentukan likuiditas. CR merupakan salah satu ukuran dari
rasio likuiditas (liquidity ratio) yang dihitung dengan membagi aktiva
lancar (current asset) dengan hutang atau kewajiban lancar (current
liability).
Semakin besar CR menunjukkan semakin tinggi kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Tingginya CR
menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk
membayarkan dividen yang dijanjikan (Lisa dan Clara, 2009).
B. PENELITIAN TERDAHULU
Dalam review akan diuraikan secara ringkas hasil penelitian
terdahulu yang berhubungan dengan DPS. Dengan demikian hasil penelitian
ini akan mengacu pada penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Meskipun ruang lingkup penelitian yang hampir sama yaitu pada masalah
pembagian dividen, tetapi karena obyek penelitian yang berbeda
mengakibatkan banyak hal yang tidak sama. Ini bukan berarti saling
bertentangan, tetapi cenderung saling melengkapi. Adapun penelitian
terdahulu dijelaskan sebagai berikut :
1. Achmad Hanafi (2012) dengan obyek penelitian sebanyak 43 perusahaan
yang listing di BEJ dengan periode penelitian 2009. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah DPS, CR, DER dan EPS. Hasil
penelitian secara parsial menemukan bahwa ada satu variabel yang
mempengaruhi DPS yaitu EPS, sedangkan variabel CR, DER tidak
mempengaruhi DPS. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap
DPS adalah EPS.
2. Kashif Imran (2011) dalam penelitiannya terhadap sektor engineering di
Pakistan, menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara DPS
dengan DPSt-1, EPS, PROF, SALES dan SIZE serta terdapat hubungan
negatif antara DPS dengan CF dan liquidity (LIQ). Dari hasil tersebut
diketahui bahwa hanya variabel LIQ yang menunjukkan hasil yang tidak
signifikan.
3. Isfenti Sadalia dan Khalijah (2011) meneliti faktor yang mempengaruhi
DPS pada industri barang konsumsi di BEI pada tahun 2006-2009. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa CR, DER dan EPS memiliki hubungan
positif dengan DPS. Sedangkan ROA dan SIZE memiliki hubungan
negatif terhadap DPS. Dari hasil tersebut, variabel yang menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
hasil signifikan adalah SIZE dan EPS. Sementara itu, variabel CR, DER
dan ROA menunjukkan hasil yang tidak signifikan.
4. Heru Tranggono dan Galumbang H (2007) dalam penelitian yang berjudul
“Pengaruh Financial Ratio dan Deviden Tahun Sebelumnya terhadap
Deviden Per Share Perusahaan – Perusahaan yang Go Publik di BEJ
periode tahun 2002 – 2005” menggunakan variabel uji : DPS, EPS, CR,
DER, TATO, ROE dan DPSt-1. Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil
bahwa dari variabel uji tersebut hanya variabel EPS dan DPSt-1 yang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap DPS.
5. Karina Cahyati (2006) melakukan penelitian untuk mengetahui seberapa
besar faktor-faktor CR, DER, DPSt-1, EPS, TATO berpengaruh terhadap
DPS. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 39 perusahaan yang
terdaftar di BEJ dari tahun 2000 sampai dengan 2003. Hasil penelitian
diketahui bahwa secara parsial terdapat dua variabel yang berpengaruh
signifikan terhadap DPS yaitu, DPSt-1 dan EPS. Sedangkan variabel CR,
DER, TATO tidak mempengaruhi DPS. Variabel yang paling dominan
berpengaruh terhadap DPS adalah EPS.
6. Tesdi Priono (2006) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh
variabel ROI, cash ratio, CR, DTA, EPS, Asset Growth dan SIZE terhadap
DPS pada perusahaan yang listed di BEJ periode 2002-2004. Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 41 perusahaan dari 330 perusahaan yang
terdaftar di BEJ. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa variabel ROI,
DTA, EPS dan Asset Growth secara parsial signifikan terhadap DPS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
perusahaan di BEJ periode 2002-2004 pada level of significance kurang
dari 0,05 atau 5%, sementara variabel cash ratio dan SIZE tidak signifikan
terhadap DPS.
7. Farkhan Widodo (2003) melakukan penelitian untuk menguji faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap DPS pada perusahaan yang terdaftar di BEJ
pada tahun 1999-2000. Variabel yang digunakan terdiri dari DPS (variabel
dependen), sedangkan variabel independennya menggunakan ROI, cash
ratio, CR, DTA, EPS dan CF. Namun, variabel CR tidak lolos uji klasik
sehingga tidak dapat digunakan untuk menguji pengaruhnya terhadap
DPS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROI, cash ratio, DTA dan
CF berpengaruh negatif terhadap DPS, sedangkan EPS berpengaruh positif
terhadap DPS. Variabel yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan
adalah cash ratio dan CF. Secara simultan variabel ROI, cash ratio, DTA,
EPS dan CF berpengaruh signifikan positif terhadap variabel DPS.
Mengacu pada beberapa penelitian di atas, untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi DPS penelitian ini menggunakan 6 variabel
yang terdiri dari DPS sebagai variabel dependen dan EPS, ROA, SALES,
SIZE dan CR sebagai variabel independen.
Penelitian ini pada dasarnya merupakan replikasi dari jurnal
penelitian yang dilakukan oleh Kashif Imran (2011) dengan judul
Determinants of Dividend Payout Policy: A Case of Pakistan Engineering
Sector. Perbedaan penelitian saat ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Kashif Imran adalah terletak pada obyek dan waktu penelitian. Pada
penelitian saat ini peneliti menggunakan obyek penelitian yaitu perusahaan-
perusahaan manufaktur yang membagikan dividen dan terdaftar di BEI pada
tahun 2007 – 2010.
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran adalah tahapan-tahapan pokok berisi informasi
tentang obyek yang diteliti untuk menganalisis data secara akurat dan
kemudian diinterpretasikan untuk dijadikan sebagai dasar dalam mengambil
keputusan agar keputusan yang diambil dapat lebih efektif.
Untuk mempermudah pemahaman tentang pengaruh dari EPS,
ROA, SALES, SIZE dan CR terhadap DPS, maka dapat digambarkan
kerangka pemikiran sebagai berikut :
Variabel Independen
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran
H6
H5
H4
H3
H2
H1
Variabel Dependen
DPS (Y)
EPS (X1)
ROA (X2)
SIZE (X4)
CR (X5)
SALES (X3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Pada Gambar II.1 menunjukkan bahwa variabel independen terdiri
dari EPS (X1), ROA (X2), SALES (X3), SIZE (X4) dan CR (X5) serta
variabel dependennya adalah DPS (Y).
D. RUMUSAN HIPOTESIS
Penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang diduga berpengaruh
terhadap DPS yang antara lain adalah :
1. Pengaruh EPS terhadap DPS
Pendapatan per lembar saham (EPS) yang diukur dari rasio
antara laba bersih setelah pajak (EAT) terhadap jumlah lembar saham
yang beredar (outstanding share) akan memberikan dampak atau
pengaruh terhadap pendapatan per lembar saham bagi para pemegang
saham biasa (common stock).
Semakin besar EAT maka pendapatan dividen per lembar saham
(DPS) yang akan diterima oleh para pemegang saham biasa (common
stock) juga semakin besar. Hal tersebut dengan asumsi jika dividen bagi
para pemegang saham minoritas dan jumlah saham yang beredar (saham
biasa) relatif tetap. Dengan demikian dapat diduga bahwa EPS
mempunyai hubungan atau pengaruh positif terhadap pendapatan dividen
per lembar saham.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Isfenti Sadalia dan
Khalijah (2011) dan Kashif Imran (2011) menunjukkan bahwa EPS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
berpengaruh positif terhadap DPS. Hal ini juga didukung dengan
penelitian yang dilakukan Achmad Hanafi (2012), Farkhan Widodo
(2003), Heru Tranggono dan Galumbang H (2007) yang menunjukkan
hasil bahwa EPS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DPS.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan menjadi hipotesis sebagai
berikut :
H1 : EPS berpengaruh positif terhadap DPS.
2. Pengaruh ROA terhadap DPS
ROA diukur dari EAT terhadap total assetnya yang
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi
yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan
profitabilitas perusahaan. Perusahaan yang memperoleh keuntungan
cenderung akan membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai
dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin
besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Kashif Imran (2011)
menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap DPS.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan menjadi hipotesis sebagai
berikut :
H2 : ROA berpengaruh positif terhadap DPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3. Pengaruh SALES terhadap DPS
Pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kebijakan deviden (Riyanto, 2001). Semakin cepat tingkat
pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana
yang diperlukan untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut.
Semakin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang, perusahaan lebih
senang untuk menahan labanya daripada membayarkannya sebagai
dividen kepada pemegang saham mengingat biaya modal dengan
menggunakan laba ditahan lebih murah dibandingkan dengan berbagai
sumber pembiayaan lainnya seperti penerbitan saham baru maupun
menerbitkan obligasi (Riyanto, 2001).
Tingkat sales growth perusahaan dapat menunjukkan tingkat
kesempatan perusahaan untuk meningkatkan penjualan perusahaan. Sales
growth menjadi acuan bagi manajer berpikir untuk menggunakan dana
perusahaan untuk investasi atau menggunakannya untuk pembayaran
dividen. Semakin tinggi sales growth perusahaan, semakin tinggi
kesempatan investasi perusahaan. Keputusan investasi perusahaan akan
bertentangan dengan keputusan pembayaran dividen perusahaan karena
investasi akan memerlukan dana yang tidak kecil sehingga dana untuk
pembayaran dividen akan berkurang. Mustikawati (2010)
mengindikasikan adanya hubungan antara growth sales dengan
kebutuhan pembiayaan perusahaan, bahwa perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan perusahaan yang tinggi mempunyai kebutuhan pembiayaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
eksternal karena kebutuhan modal kerja secara normal melebihi arus dari
penjualan baru.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Kashif Imran
(2011) menunjukkan bahwa SALES berpengaruh negatif terhadap DPS.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan menjadi hipotesis sebagai
berikut :
H3 : SALES berpengaruh negatif terhadap DPS.
4. Pengaruh SIZE terhadap DPS
Ukuran perusahaan (firm size - SIZE) menunjukkan di mana
perusahaan besar cenderung membagi dividen yang besar daripada
perusahaan kecil. Perusahaan yang lebih besar yang memiliki asset yang
besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga untuk menjaga
nama baik perusahaan tersebut, mereka akan membagikan dividen dalam
jumlah besar dibandingkan dengan perusahaan kecil yang lebih banyak
menggunakan laba yang diperolehnya untuk mendanai operasi
perusahaan daripada membagikan dividen kepada pemegang saham.
SIZE dapat dinyatakan dengan total assets. Semakin besar
total assets suatu perusahaan mengindikasikan bahwa semakin besar
ukuran perusahaan suatu perusahaan yang mapan dan besar memiliki
akses yang lebih mudah di pasar modal dibandingkan dengan perusahaan
yang kecil. Akses yang baik bisa membantu perusahaan memenuhi
kebutuhan likuiditasnya. Kemudahan aksesbilitas ke pasar modal dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
diartikan adanya fleksibilitas dan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh dana dan mendapatkan laba dengan melihat pertumbuhan
aset perusahaan, sehingga semakin besar ukuran perusahaan maka
semakin tinggi kemungkinan perusahaan untuk membayar dividen
kepada pemegang saham (Vicky, 2011).
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Kashif Imran
(2011) juga menunjukkan hasil bahwa SIZE berpengaruh positif terhadap
DPS. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan menjadi hipotesis
sebagai berikut :
H4 : SIZE berpengaruh positif terhadap DPS.
5. Pengaruh CR terhadap DPS
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk
melunasi seluruh kewajiban jangka pendeknya. Menurut Hanafi (2004),
likuiditas perusahaan dapat diukur melalui rasio keuangan seperti CR dan
quick ratio. CR seringkali dijadikan sebagai ukuran likuiditas, sehingga
penelitian ini menggunakan CR untuk menentukan likuiditas. CR
merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang
dihitung dengan membagi aktiva lancar (current asset) dengan hutang
atau kewajiban lancar (current liability).
Semakin besar CR menunjukkan semakin tinggi kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Tingginya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
CR menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan
untuk membayarkan dividen yang dijanjikan (Lisa dan Clara, 2009).
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Isfenti Sadalia dan
Khalijah (2011) menunjukkan bahwa CR berpengaruh positif terhadap
DPS. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan menjadi hipotesis
sebagai berikut :
H5 : CR berpengaruh positif terhadap DPS
H6 : EPS, ROA, SALES, SIZE dan CR secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap DPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian adalah rencana dari struktur riset yang mengarahkan
proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien dan
efektif (Jogiyanto, 2004).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis (hypothesis testing)
yaitu penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan
antarvariabel. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara EPS,
ROA, SALES, SIZE dan CR terhadap DPS.
B. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan individu yang akan diteliti dan paling
sedikit mempunyai sifat yang sama (Sekaran, 2006). Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
tahun 2007 – 2010.
2. Sampel
Sampel adalah bagian atau anggota populasi yang karakteristiknya
hendak diteliti dan dianggap mewakili (Sekaran, 2006). Sampel dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
tahun 2007 – 2010 dan telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
menggunakan pemilihan sampel yang bertujuan (purposive sampling),
yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan (judgement sampling).
Penentuan sampel dalam penelitian ini mengunakan metode
purposive sampling dengan menerapkan beberapa kriteria tertentu:
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007 –
2010.
b. Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen selama periode
tahun 2007 – 2010.
c. Perusahaan manufaktur yang transaksinya menggunakan mata uang
rupiah.
d. Perusahaan manufaktur yang memiliki data-data lengkap mengenai
variabel-variabel yang akan diukur.
C. DATA DAN SUMBER DATA
Menurut cara mendapatkannya, data dapat berupa data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang dihimpun, disusun, diolah, dan
disajikan sendiri oleh peneliti. Data sekunder adalah data yang dikutip dari
sumber lain yang memilki data primer (Haryo Kuncoro, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Adapun data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur periode 2007 – 2010.
2. berbagai data pendukung lain dari perusahaan terpilih yang dibutuhkan
dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, data diperoleh dari hasil browsing di situs resmi
BEI (www.idx.co.id) dan buku Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
yang tersedia di Pojok BEI Fakultas Ekonomi UNS.
D. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL
Menurut Jogiyanto (2004), dalam penelitian diperlukan dua macam
variabel yang harus didefinisikan, yaitu:
1. Definisi naratif (narative definition), yaitu definisi dalam bentuk kalimat
untuk menjelaskan makna dan arti.
2. Definisi operasional (operational definition), yaitu definisi berupa cara
mengukur variabel itu supaya dapat dioperasikan.
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu EPS, ROA, SALES,
SIZE dan CR. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu DPS.
1. Variabel dependen/terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain
(Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat
adalah DPS. DPS merupakan total semua dividen yang dibagikan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
tahun buku sebelumnya, baik dividen interim, dividen final maupun
dividen saham (Robert Ang, 1997). Secara matematis DPS dihitung
sebagai berikut :
2. Variabel independen/bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dependent
variable (variabel terikat), baik secara positif atau negatif (Sekaran,
2006). Terdapat lima variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu :
a. EPS (X1)
EPS digunakan untuk mengukur pendapatan per lembar
saham yang dihitung dari total keuntungan (EAT) terhadap jumlah
lembar saham yang beredar. EPS dapat dirumuskan sebagai berikut :
EPS =
b. ROA (X2)
ROA mengidentifikasikan tingkat probabilitas. Rasio ini
mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak.
Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan
kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk
menghasilkan laba.
Robert Ang (1997) menyatakan bahwa ROA diukur dari EAT
terhadap total asetnya. ROA dapat dirumuskan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
ROA = x 100%
c. SALES (X3)
Amidu dan Abor (2006) mengukur sales growth dengan
menggunakan prosentase perubahan penjualan dari satu periode tahun
ke- t dikurangi dengan periode tahun ke- t-1 yang kemudian dibagi
dengan penjualan periode tahun ke- t-1. Sales growth dapat
dirumuskan sebagai berikut :
SALES = x 100%
d. SIZE (X4)
Ukuran untuk menentukan firm size adalah dengan log
natural dari total aktiva (Farinha, 2002). Ukuran perusahaan (firm
size) menunjukkan di mana perusahaan besar cenderung membagi
dividen yang besar daripada perusahaan kecil. Firm size dapat
dirumuskan sebagai berikut :
SIZE = Ln Total Aktiva
e. CR (X5)
CR digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya melalui jumlah aktiva
lancarnya. CR merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
(liquidity ratio) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (current
asset) dengan hutang atau kewajiban lancar (current liability).
Current Ratio =
E. METODE ANALISIS DATA
Analisis data dilakukan dengan bantuan program komputer Statistical
Product and Service Solution (SPSS) Version 11.5 for Windows sebagai alat
untuk meregresikan model yang telah dirumuskan. Pengujian hipotesis dapat
dilakukan setelah diuji terlebih dahulu untuk memenuhi asumsi dasar atau
klasik agar data tersebut dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik dan
tidak bias.
Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif (Descriptive Statistics)
Menurut Jogiyanto (2004), statistik deskriptif (descriptive
statistics) merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau
karakteristik distribusinya.
Pengukuran tendensi pusat (measures of central tendensy) yang
sering disebut juga dengan pengukur-pengukur lokasi (measures of
location) mengukur nilai-nilai pusat dari distribusi data. Pengukuran
tendensi pusat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Mean atau rata-rata, yaitu nilai total dibagi dengan jumlah kejadian
(frekuensi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
b. Dispersi (dispersion). Dispersi (dispersion) mengukur variabilitas
(penyebaran) dari data terhadap nilai pusatnya. Pengukur-pengukur
dispersi sering disebut pengukur-pengukur variabilitas (variability)
atau pengukur-pengukur rentang (measure of spread). Pengukur
dispersi yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar deviasi
(standar deviation), yaitu mengukur rata-rata penyimpangan masing-
masing item data terhadap nilai yang diharapkan.
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah
hasil analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis
dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang
meliputi uji normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas dan
autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal (Ghozali, 2009). Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan menggunakan
level of significant sebesar 0,05 atau sebesar 5%.
Pengujian normalitas dilakukan dengan membandingkan p-
value yang diperoleh dengan tingkat signifikansi yang ditentukan
sebesar 0,05. Bila p-value ≥ 0,05 maka data yang digunakan dalam
penelitian merupakan data yang berdistribusi normal, dan sebaliknya
bila p-value < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolonieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen (Ghozali, 2009).
Uji ini dilakukan dengan melihat tolerance value dan VIF
(Variance Inflation Factor). Jika VIF < 10 atau tolerance value >
0,10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas
antarvariabel independen dalam model regresi. Sebaliknya, jika VIF
≥ 10 atau tolerance value ≤ 0,10 terdapat persoalan mutikolonieritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t
dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2009). Untuk
menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi
dengan uji Durbin-Watson (DW test). Untuk mengetahui ada
tidaknya autokorelasi maka berikut ini adalah tabel autokorelasi
Durbin-Watson (Ghozali, 2009) :
Tabel III.1
Tabel Autokorelasi
Durbin-Watson Kesimpulan
0 < d < dL Ada autokorelasi
dL < d < dU Tanpa kesimpulan
dU < d < 4 – dU Tidak ada autokorelasi
4 – dU < d < 4 – dL Tanpa kesimpulan
4 – dL < d < 4 Ada autokorelasi
Uji Autokorelasi juga dapat menggunakan Runs Test. Runs
Test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula
digunakan untuk menguji apakah antarresidual terdapat korelasi
yang tinggi. Jika antarresidual tidak terdapat hubungan korelasi
maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Runs test
digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random
atau tidak (sistematis) (Ghozali, 2009).
Pengukuran runs test dapat dilihat dari nilai probabilitasnya.
Apabila nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka terjadi autokorelasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Sebaliknya, bila nilai probabilitas di atas 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dapat dilihat dari pola pada
scatterplot. Heteroskedastisitas tidak terjadi apabila pada scatterplot
menunjukkan sebagai berikut :
1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar
nol.
2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas dan di bawah.
3) Penyebaran titik tidak boleh membentuk pola berulang melebar,
menyempit, kemudian melebar kembali.
4) Penyebaran tidak berpola.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
pengujian regresi linear berganda. Pengujian ini dilakukan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukkan arah
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.
Berdasarkan mekanisme hubungan antarvariabel maka formulasi
matematis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e
Keterangan :
Y = DPS
α = konstanta
X1 = EPS
X2 = ROA
X3 = SALES
X4 = SIZE
X5 = CR
β1-5 = koefisien regresi masing-masing variabel independen
e = faktor error
a. Pengujian Koefisien Regresi Parsial (t –
Test)
Uji-t digunakan untuk menguji signifikansi satu per satu
nilai-nilai parameter hasil regresi. Menurut Djarwanto Ps dan
Pangestu (2005), untuk menguji hipotesis yang diajukan tentang
hubungan antara variabel dependen dan variabel dependen, dapat
digunakan alat analisis statistik yaitu uji-t statistik. Untuk mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
signifikansi masing-masing faktor dari variabel bebas, digunakan
pengujian dengan t-test.
Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah :
H0: Variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Ha: Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Pengujian signifikansi pengaruh variabel independen dengan
uji-t yaitu membandingkan nilai t-hitung dengan t-kritis atau t-tabel
serta nilai probabilitas (p-value) terhadap tingkat signifikansi α.
Apabila t-hitung > t-tabel serta p-value < α, H0 ditolak dan Ha
diterima, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Pengujian Koefisien Regresi Serentak (F – test)
Uji F digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh yang
bersamaan antara variabel-variabel. Menurut Djarwanto Ps dan
Pangestu (2005), uji F digunakan untuk menguji hipotesis
berdasarkan penelitian lebih dari dua sampel.
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat secara bersama (serentak) signifikan, digunakan
pengujian dengan menentukan hipotesis sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
H0 : Variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Ha : Variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%, maka :
Jika probabilitas F < α, berarti H0 ditolak
Jika probabilitas F > α, berarti H0 diterima
c. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Goodness of Fit Test) dengan Uji
R2
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual
dapat diukur dari Goodness of Fit Test. Secara statistik, setidaknya ini
dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F, dan
nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik
apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah
dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah di mana R2 diterima.
Uji ini digunakan untuk mengetahui berapa persentase
variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nilai
R2 besarnya antara 0 dan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). R2 dikatakan baik jika makin
mendekati 1. Jika R2 adalah 1 berarti variabel independen
berpengaruh sempurna pada variabel dependen, sedangkan jika R2
adalah 0 maka tidak ada pengaruh variabel independen pada variabel
dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB IV
ANALISIS DATA
A. DESKRIPSI DATA
Gambaran umum obyek penelitian ini adalah data perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode tahun 2007 – 2010. Data
yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
berupa laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari situs resmi BEI
(www.idx.co.id) dan informasi keuangan yang diperoleh dari buku ICMD
tahun 2008 – 2011.
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. Dari 124 perusahaan manufaktur, yang memiliki kriteria
untuk dijadikan sebagai sampel penelitian adalah sebanyak 27 perusahaan.
Proses pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel IV.1 sebagai berikut :
Tabel IV.1
Pengambilan Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah Perusahaan
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama
tahun penelitian 124
Perusahaan manufaktur yang tidak membagikan
dividen berturut-turut selama tahun penelitian
(92)
Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan
mata uang rupiah dalam laporan keuangan (5)
Jumlah sampel penelitian 27
Sumber : Pengolahan data, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
B. STATISTIK DESKRIPTIF
Pada bagian ini akan disajikan statistika dari variabel independen
maupun variabel dependen. Statistik deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan variabel-variabel penelitian tanpa menghubungkan atau
membandingkan dengan variabel lain, atau dengan kata lain menceritakan
karakteristik statistik suatu variabel secara mandiri.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah EPS, ROA,
SALES, SIZE, CR, DPS. Data yang digunakan dalam penelitian ini untuk
masing-masing variabel berjumlah 108 yang diperoleh dari 27 perusahaan
dikalikan periode tahun pengamatan (4 tahun). Berikut ini adalah hasil
statistik deskriptif dari data yang digunakan dalam penelitian ini :
Tabel IV.2 Hasil Output Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DPS EPS ROA SALES SIZE CR Valid N (listwise)
108 108 108 108 108 108 108
2 6
,766 -72,489
23,17 ,59
21279 21021 51,400 53,850
32,36 17,61
1412,32 1947,90
14,73498 12,76210
28,2356 3,3292
3255,378 3568,377
10,671093 18,378758
1,77414 2,60112
Sumber : Output SPSS 11.5
Berdasarkan statistik deskriptif variabel penelitian yang disajikan
dalam Tabel IV.2, maka hasil diinterpretasikan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
1. Dalam kurun waktu 4 tahun penelitian ditemukan bahwa nilai DPS paling
rendah (minimum) yang dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp 2,00
per lembar saham dan nilai paling tinggi (maximum) yang dikeluarkan
perusahaan adalah sebesar Rp 21279,00 per lembar saham. Secara
keseluruhan diperoleh DPS rata-rata sebesar Rp 1412,32 per lembar
saham. Karena nilai minimum dan maximum DPS yang terlampau jauh,
maka standar deviasinya sebesar 3255,378.
2. Dalam kurun waktu 4 tahun penelitian ditemukan bahwa nilai EPS paling
rendah (minimum) yang dihasilkan perusahaan adalah sebesar Rp 6,00
per lembar saham dan nilai paling tinggi (maximum) yang dihasilkan
perusahaan adalah sebesar Rp 21021,00 per lembar saham. Secara
keseluruhan diperoleh EPS rata-rata sebesar Rp 1947,90 per lembar
saham. Karena nilai minimum dan maximum EPS yang terlampau jauh,
maka standar deviasinya sebesar 3568,377.
3. Dalam kurun waktu 4 tahun penelitian ditemukan bahwa nilai ROA paling
rendah (minimum) yang dihasilkan perusahaan adalah sebesar 0,766%
dan nilai paling tinggi (maximum) yang dihasilkan perusahaan adalah
sebesar 51,400%. Secara keseluruhan diperoleh ROA rata-rata sebesar
14,73498% dengan standar deviasi sebesar 10,671093.
4. Dalam kurun waktu 4 tahun penelitian ditemukan bahwa nilai SALES
paling rendah (minimum) yang dihasilkan perusahaan adalah sebesar -
72,489% atau perusahaan mengalami penurunan penjualan sebesar
72,489% dari tahun sebelumnya. Nilai paling tinggi (maximum) yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dihasilkan perusahaan adalah sebesar 53,850% atau perusahaan
mengalami peningkatan penjualan sebesar 53,850% dari tahun
sebelumnya. Secara keseluruhan diperoleh SALES rata-rata sebesar
12,76210% dengan standar deviasi sebesar 18,378758.
5. Dalam kurun waktu 4 tahun penelitian ditemukan bahwa nilai SIZE
perusahaan paling rendah (minimum) adalah sebesar 23,17 dan nilai
paling tinggi (maximum) adalah sebesar 32,36. Secara keseluruhan
diperoleh rata-rata SIZE sebesar 28,2356 dengan standar deviasi sebesar
1,77414.
6. Dalam kurun waktu 4 tahun penelitian ditemukan bahwa nilai CR paling
rendah (minimum) yang dihasilkan perusahaan adalah sebesar 0,59 kali
dan nilai paling tinggi (maximum) yang dihasilkan perusahaan adalah
sebesar 17,61 kali. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata CR sebesar
3,3292 kali dengan standar deviasi sebesar 2,60112.
C. PENGUJIAN ASUMSI KLASIK
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis
linear berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini
terbebas dari penyimpangan asumsi klasik. Untuk memenuhi uji asumsi
klasik, penelitian ini melakukan proses transformasi data ke bentuk logaritma
natural (LN) dan square root (SQRT). Transformasi ke bentuk LN dilakukan
pada variabel dependen (DPS) dan variabel independen (ROA dan CR),
sedangkan transformasi ke bentuk SQRT hanya dilakukan pada variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
independen (EPS). Alasan penggunaan transformasi ke bentuk SQRT untuk
variabel EPS dikarenakan saat variabel EPS ditransformasi ke bentuk LN
muncul gejala multikolonieritas pada data. Lalu peneliti mencoba melakukan
transformasi ke bentuk SQRT. Setelah dilakukan transformasi data ke bentuk
SQRT, data tidak lagi menunjukkan gejala multikolonieritas. Gejala
autokorelasi dan heteroskedastisitas juga tidak tampak saat variabel EPS
ditransformasi ke bentuk SQRT. Setelah transformasi data dilakukan,
kemudian dilanjutkan dengan proses trimming.
Proses transformasi diperlukan untuk menormalkan data yang
sebelumnya belum berdistribusi secara normal. Sementara proses trimming
diperlukan untuk menghilangkan adanya heteroskedastisitas, yaitu dengan
membuang sampel yang memiliki sifat outlier (sampel yang memiliki nilai di
luar batas normal ketika dibandingkan dengan sampel lainnya).
Dalam penelitian ini, terdapat empat jenis uji asumsi klasik. Adapun
masing-masing pengujian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dibutuhkan untuk menguji data yang digunakan
berdistribusi normal ataukah tidak. Untuk melakukan pemeriksaan
terhadap persamaan regresi melanggar asumsi ataukah tidak maka
digunakan analisis residual. Setelah mendapatkan nilai residual tersebut,
selanjutnya dilakukan analisis uji normalitas melalui uji Kolmogorov-
Smirnov dengan menggunakan level of significant sebesar 0,05 atau
sebesar 5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Pengujian normalitas dilakukan dengan membandingkan p-value
yang diperoleh dengan tingkat signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05.
Bila p-value ≥ 0,05 maka data yang digunakan dalam penelitian
merupakan data yang terdistribusi normal dan sebaliknya bila nilai p-
value < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.
Tabel IV.3
Hasil Uji Normalitas (Sebelum Transformasi)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual N 108 Normal Parameters(a,b)
Mean ,0000000
Std. Deviation 1623,49788479 Most Extreme Differences
Absolute ,279
Positive ,279 Negative -,248 Kolmogorov-Smirnov Z 2,900 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a Test distribution is Normal.
Sumber : Output SPSS 11.5
Dari Tabel IV.3 di atas terlihat bahwa nilai dari Unstandardized
Residual tidak berdistribusi normal, karena memiliki tingkat signifikansi
kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000.
Dikarenakan data belum berdistribusi normal, maka diperlukan
adanya transformasi data. Transformasi data ke bentuk LN dilakukan
pada variabel DPS, ROA dan CR. Sedangkan transformasi ke dalam
bentuk SQRT dilakukan pada variabel EPS. Setelah itu dilakukan uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
ulang normalitas data. Hasil uji ulang normalitas data adalah sebagai
berikut :
Tabel IV.4
Hasil Uji Normalitas (Setelah Transformasi)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual N 96 Normal Parameters(a,b)
Mean ,0000000
Std. Deviation ,72026309 Most Extreme Differences
Absolute ,066
Positive ,040 Negative -,066 Kolmogorov-Smirnov Z ,643 Asymp. Sig. (2-tailed) ,803
a Test distribution is Normal.
Sumber : Output SPSS 11.5
Dari Tabel IV.4 di atas dapat dilihat bahwa nilai dari
Unstandardized Residual telah berdistribusi normal, karena memliki
tingkat signifikansi lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,803.
2. Uji Multikolonieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antarvariabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Uji ini dilakukan dengan melihat tolerance value dan VIF
(Variance Inflation Factor). Jika VIF < 10 atau tolerance value > 0,10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antarvariabel
independen dalam model regresi. Sebaliknya, jika VIF ≥ 10 atau
tolerance value ≤ 0,10 maka terdapat persoalan multikolonieritas.
Tabel IV.5
Hasil Uji Multikolonieritas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
SQRTEPS
LNROA
SALES
SIZE
LNCR
0,771
0,742
0,931
0,794
0,769
1,298
1,347
1,075
1,259
1,300
Terbebas dari multikolonieritas
Terbebas dari multikolonieritas
Terbebas dari multikolonieritas
Terbebas dari multikolonieritas
Terbebas dari multikolonieritas
Sumber : Data sekunder diolah, 2012 (lampiran)
Dari Tabel IV.5 di atas, dapat diketahui bahwa keseluruhan
variabel independen tidak memiliki masalah multikolonieritas dengan
variabel independen lainnya.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada
problem autokorelasi (Ghozali, 2009). Untuk menguji ada tidaknya
gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Watson (DW
test). Uji Durbin – Watson dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat
nilai-nilai taksiran faktor pengganggu yang berurutan. Untuk mendeteksi
adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin – Watson. Panduan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
mengenai angka Durbin – Watson untuk mendeteksi autokorelasi bisa
dilihat dalam tabel D-W. Hasil dari uji autokorelasi data dapat dilihat
pada Tabel IV.6 berikut ini :
Tabel IV.6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin - Watson
Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,934(a) ,873 ,866 ,74000 1,717
a Predictors: (Constant), LNCR, SQRTEPS, SALES, SIZE, LNROA b Dependent Variable: LNDPS
Sumber : Output SPSS 11.5 Model D-W dl du 4-du Keterangan
Regresi Model
1,717 1,552 1,778 2,222 Tidak ada
kesimpulan
Dengan nilai D-W sebesar 1,717 dimana angka tersebut berada di
antara dl < dw < du (1,552 < 1,717 < 1,778), sehingga belum dapat
disimpulkan apakah data terjadi autokorelasi atau tidak. Untuk itu
diperlukan uji autokorelasi yang kedua yaitu menggunakan Runs Test.
Runs Test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula
digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang
tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka
dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Runs test digunakan
untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak
(sistematis) (Ghozali, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel IV.7 Hasil Uji Autokorelasi dengan Runs Test
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Value(a) ,04031 Cases < Test Value 48
Cases >= Test Value 48 Total Cases 96
Number of Runs 50 Z ,205
Asymp. Sig. (2-tailed) ,837
a Median Sumber : Output SPSS 11.5
Dari tabel IV.7 di atas menunjukkan bahwa nilai test adalah
0,04031 dengan probabilitas 0,837 signifikan pada 0,05 yang berarti
bahwa residual bersifat random atau tidak terjadi autokorelasi antarnilai
residual.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari pola pada
scatterplot sebagai berikut :
Scatterplot
Dependent Variable: LNDPS
Regression Standardized Predicted Value
3210-1-2
Re
gres
sion
Stu
dent
ize
d R
esid
ual
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
Sumber : Output SPSS 11.5
Gambar IV.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplots di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Selain itu, titik-titik tidak membentuk suatu pola. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Selain itu, pengujian heteroskedastisitas juga dapat dilakukan
dengan menggunakan uji Glejser. Berikut ini adalah hasil dari uji Glejser:
Tabel IV.8 Hasil Uji Glejser Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1,438 ,789 1,823 ,072 SQRTEPS -3,406E-06 ,002 ,000 -,001 ,999 ,771 1,298 LNROA -,135 ,071 -,221 -1,904 ,060 ,742 1,347 SALES -,002 ,003 -,079 -,757 ,451 ,931 1,075 SIZE -,021 ,027 -,089 -,791 ,431 ,794 1,259 LNCR ,083 ,077 ,123 1,079 ,283 ,769 1,300 a Dependent Variable: ABSRES Sumber : Output SPSS 11.5
Dari Tabel IV.8 di atas menunjukkan bahwa interpretasi
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat signifikansi p-value dari
seluruh variabel bebas secara parsial terhadap nilai absolut (ABSRES)
dari residual. Gangguan heteroskedastisitas ternyata tidak terjadi karena
pengaruh seluruh variabel bebas secara parsial tidak signifikan terhadap
absolute residual-nya yaitu nilai p-value di atas 0,05.
D. PENGUJIAN HIPOTESIS
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian
regresi linear berganda. Regresi merupakan alat yang mengukur kekuatan
pengaruh antara dua variabel atau lebih juga menunjukkan arah pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
antara variabel dependen dengan variabel independen. Berdasarkan
penghitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel IV.9 Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda
Variabel Coefficient Beta t Sig. (Constant) SQRTEPS LNROA SALES SIZE LNCR
-3,399 0,080 0,537
-0,004 0,177
-0,059
0,818 0,191
-0,034 0,161
-0,019
-2,487 19,109
4,380 -0,864 3,812
-0,446
0,015 0,000 0,000 0,390 0,000 0,657
Adj. R2 = 0,866 F = 123,685 Sig. = 0,000
Sumber : Data sekunder diolah, 2012 (Lampiran)
Dari tabel IV.9 di atas dapat dibuat persamaan regresi sebagai
berikut :
DPS = - 3,399 + 0,080 EPS + 0,537 ROA - 0,004 SALES + 0,177 SIZE
- 0,059 CR
Persamaan regresi linear berganda di atas menunjukkan jika
variabel EPS, ROA, SALES, SIZE dan CR dianggap konstan, maka nilai
DPS akan turun sebesar 3,399%.
Nilai koefisien variabel EPS sebesar 0,080. Hal ini menunjukkan
apabila EPS naik 1% maka DPS akan meningkat sebesar 0,080% dengan
syarat variabel yang lain dianggap konstan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Nilai koefisien variabel ROA sebesar 0,537. Hal ini menunjukkan
apabila ROA naik 1% maka DPS akan meningkat sebesar 0,537%
dengan syarat variabel yang lain dianggap konstan.
Nilai koefisien variabel SALES sebesar –0,004. Hal ini
menunjukkan apabila SALES naik 1% maka DPS akan menurun sebesar
0,004% dengan syarat variabel yang lain dianggap konstan.
Nilai koefisien variabel SIZE sebesar 0,177. Hal ini menunjukkan
apabila SIZE naik 1% maka DPS akan meningkat sebesar 0,177%
dengan syarat variabel yang lain dianggap konstan.
Nilai koefisien variabel CR sebesar –0,059. Hal ini menunjukkan
apabila CR naik 1% maka DPS akan menurun sebesar 0,059% dengan
syarat variabel yang lain dianggap konstan.
1. Pengujian Koefisien Regresi Parsial (t – Test)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu antara EPS terhadap DPS,
ROA terhadap DPS, SALES terhadap DPS, SIZE terhadap DPS, dan CR
terhadap DPS.
Jika nilai p-value lebih kecil dari level of significant yang
ditentukan (0,05) atau nilai t-hitung (pada kolom t) lebih besar dari t-
tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang diuji
memiliki pengaruh parsial pada variabel dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Berdasarkan Tabel IV.9 dapat dijelaskan bahwa tidak seluruh
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Penjelasan pengaruh parsial masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen dalam penelitian ini diuraikan sebagai
berikut :
a. Uji Pengaruh EPS terhadap DPS
Berdasarkan hasil uji t, diketahui bahwa variabel earning per
share memiliki t-hitung > t-tabel dimana t-hitung 19,109 dan t-tabel
1,6609 dengan tingkat signifikansi (Sig-hitung) sebesar 0,000.
Tingkat signifikansi tersebut adalah lebih kecil dari taraf signifikansi
α = 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel EPS mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap DPS. Dengan demikian secara
parsial hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu EPS berpengaruh
positif signifikan terhadap DPS.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Isfenti Sadalia dan Khalijah (2011), Kashif Imran (2011),
Achmad Hanafi (2012), Heru Tranggono dan Galumbang H (2007),
serta Farkhan Widodo (2003) yang menyatakan bahwa variabel EPS
berpengaruh positif signifikan terhadap DPS.
Riyanto (2001) secara teori mengemukakan bahwa EPS
merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh
perusahaan dalam menjalankan operasinya. Dividen akan dibagikan
apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah
perusahaan memenuhi seluruh kewajiban bunga dan pajak. Oleh
karena itu, dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh
perusahaan, maka keuntungan tentu saja akan mempengaruhi
besarnya dividen yang akan diterima oleh para pemegang saham.
Dengan kata lain, semakin besar EPS maka pendapatan
dividen yang akan diterima oleh para pemegang saham juga semakin
besar, maka para pemegang saham sangat penting
mempertimbangkan besarnya EPS dalam rangka memprediksi
besarnya dividen yang akan diterima.
b. Uji Pengaruh ROA terhadap DPS
Berdasarkan hasil uji t, diketahui bahwa variabel ROA
memiliki t-hitung > t-tabel dimana t-hitung 4,380 dan t-tabel 1,6609
dengan tingkat signifikansi (Sig-hitung) sebesar 0,000. Tingkat
signifikansi tersebut adalah lebih kecil dari taraf signifikansi α =
0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel ROA mempunyai
pengaruh yang signifikansi terhadap DPS. Dengan demikian secara
parsial hipotesis H0 ditolak dan H2 diterima, yaitu ROA berpengaruh
positif signifikan terhadap DPS.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kashif Imran (2011) yang menyatakan bahwa
variabel ROA berpengaruh positif signifikan terhadap DPS. Namun,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
penelitian ini bertentangan dengan temuan Isfenti Sadalia dan
Khalijah (2011) dimana variabel ROA tidak berpengaruh signifikan
terhadap DPS.
Hasil pengujian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Brigham yang menyatakan bahwa semakin tinggi rasio
profitabilitas yang diwakili oleh ROA, maka semakin besar
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Apabila laba yang
diperoleh perusahaan besar, maka DPS yang akan dibagikan oleh
perusahaan juga semakin besar.
c. Uji Pengaruh SALES terhadap DPS
Berdasarkan hasil uji t, diketahui bahwa variabel SALES
memiliki t-hitung < t-tabel dimana t-hitung –0,864 dan t-tabel 1,6609
dengan tingkat signifikansi (Sig-hitung) sebesar 0,390. Tingkat
signifikansi tersebut adalah lebih besar dari taraf signifikansi α =
0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel SALES tidak
mempunyai pengaruh yang signifikansi terhadap DPS. Dengan
demikian secara parsial hipotesis H0 diterima dan H3 ditolak, yaitu
SALES tidak berpengaruh signifikan terhadap DPS.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Kashif Imran (2011) dan Darminto (2012) yang
menyatakan bahwa SALES berpengaruh signifikan terhadap DPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Nilai koefisien regresi SALES adalah -0,004. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap kenaikan SALES akan menurunkan nilai
DPS. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Riyanto (2001)
bahwa semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka
semakin besar kebutuhan dana yang diperlukan untuk membiayai
pertumbuhan perusahaan tersebut. Semakin besar kebutuhan dana
untuk waktu mendatang, perusahaan lebih senang untuk menahan
labanya daripada membayarkannya sebagai dividen kepada
pemegang saham mengingat biaya modal dengan menggunakan laba
ditahan lebih murah dibandingkan dengan berbagai sumber
pembiayaan lainnya seperti penerbitan saham baru maupun
menerbitkan obligasi.
d. Uji Pengaruh SIZE terhadap DPS
Berdasarkan hasil uji t, diketahui bahwa variabel SIZE
memiliki t-hitung > t-tabel dimana t-hitung 3,812 dan t-tabel 1,6609
dengan tingkat signifikansi (Sig-hitung) sebesar 0,000. Tingkat
signifikansi tersebut adalah lebih kecil dari taraf signifikansi α =
0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel SIZE mempunyai
pengaruh yang signifikansi terhadap DPS. Dengan demikian secara
parsial hipotesis H0 ditolak dan H4 diterima, yaitu SIZE berpengaruh
positif signifikan terhadap DPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Isfenti Sadalia dan Khalijah (2011) dan Tesdi Priono
(2006) dimana variabel SIZE tidak berpengaruh signifikan terhadap
DPS. Namun, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Kashif
Imran (2011) dan Darminto (2012) yang menyatakan bahwa SIZE
(ukuran perusahaan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
DPS.
Hasil ini mendukung teori yang dikemukakan Sartono (2000)
dalam Darminto (2012) yaitu semakin besar suatu perusahaan maka
semakin besar pula kemampuan perusahaan tersebut untuk
mendapatkan pinjaman karena perusahaan besar relatif lebih mampu
untuk menghasilkan laba yang lebih besar, sehingga cenderung
untuk memberikan tingkat pembayaran dividen yang lebih tinggi
dibandingkan perusahaan yang ukurannya kecil.
e. Uji Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Dividend Per Share
(DPS)
Berdasarkan hasil uji t, diketahui bahwa variabel CR
memiliki t-hitung < t-tabel dimana t-hitung -0,446 dan t-tabel 1,6609
dengan tingkat signifikansi (Sig-hitung) sebesar 0,657. Tingkat
signifikansi tersebut adalah lebih besar dari taraf signifikansi α =
0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel CR tidak mempunyai
pengaruh yang signifikansi terhadap DPS. Dengan demikian secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
parsial hipotesis H0 diterima dan H0 ditolak, yaitu CR tidak
berpengaruh signifikan terhadap DPS.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Achmad Hanafi (2012), Kashif Imran (2011), Isfenti
Sadalia dan Khalijah (2011) yang menyatakan bahwa variabel CR
tidak berpengaruh signifikan terhadap DPS.
Meskipun dalam penelitian ini ditemukan bahwa CR tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPS, namun secara
teoritis tidaklah demikian. Bambang Riyanto (1995) dalam Karina
(2006) mengemukakan bahwa likuiditas merupakan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera
harus dipenuhi. Sementara itu keuntungan yang besar belum
menunjukkan jumlah dana yang benar-benar tersedia dalam kas,
apalagi jika dana tersebut telah diinvestasikan dalam aktiva yang
dibutuhkan perusahaan. Dalam hal ini posisi likuiditas perusahaan
rendah karena dividen merupakan cash outflow, maka dividen
tergantung dari kemampuan membayar (current ratio) dari
perusahaan tersebut.
Selain itu, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang
dinyatakan oleh Brigham bahwa semakin besar CR menunjukkan
semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek termasuk kewajiban membayar DPS yang terutang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
CR yang tinggi juga menunjukkan keyakinan investor terhadap
kemampuan perusahaan membayar dividen.
2. Pengujian Koefisien Regresi Serentak (F – test)
Uji F digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh yang
bersamaan antara variabel-variabel. Hasil uji F ditunjukkan sebagai
berikut ;
Tabel IV.10 Hasil Uji Koefisien Regresi Serentak (Uji F)
Variabel Dependen F Sig Keterangan LNDPS 123,685 0,000 Berpengaruh signifikan
Sumber : Data sekunder diolah, 2012 (Lampiran)
Dari Tabel IV.10 di atas dapat dilihat angka probabilitas dalam
penelitian ini sebesar 0,000. Karena angka tersebut lebih kecil dari angka
derajat kepercayaan 0,05 (0,000 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa
H6 diterima yaitu EPS, ROA, SALES, SIZE, dan CR secara bersama-
sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap DPS.
3. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Goodness of Fit Test) dengan Uji R2
Pengujian ini digunakan untuk menghitung seberapa besar varian
dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel
independen. R2 yang digunakan adalah R2 yang telah mempertimbangkan
jumlah variabel independen dalam suatu model regresi atau disebut R2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
yang telah disesuaikan (Adjusted-R2). Hasil uji R2 adalah sebagai
berikut:
Tabel IV.11 Hasil Uji R2
Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,934(a) ,873 ,866 ,74000
a Predictors: (Constant), LNCR, SQRTEPS, SALES, SIZE, LNROA
b Dependent Variable: LNDPS Sumber : Output SPSS 11.5
Hasil pengujian regresi menghasilkan nilai Adjusted-R2 sebesar
0,866. Hal ini berarti bahwa variabel DPS dapat dijelaskan oleh variabel
EPS, ROA, SALES, SIZE dan CR sebesar 86,6%. Sedangkan sisanya
sebesar 13,4% dijelaskan oleh variabel lain selain variabel independen
yang digunakan pada penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis statistik mengenai pengaruh EPS, ROA,
SALES, SIZE dan CR terhadap DPS pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode tahun 2007-2010 pada Bab IV, maka kesimpulan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dari hasil uji t dapat diketahui bahwa secara parsial variabel yang
berpengaruh signifikan terhadap DPS adalah EPS, ROA dan SIZE.
Sedangkan variabel SALES dan CR tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap DPS.
2. Dari hasil uji F dapat diketahui bahwa variabel EPS, ROA, SALES, SIZE
dan CR secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan
terhadap DPS.
3. Dari hasil uji R2 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted-R2 dalam penelitian
ini adalah sebesar 0,866. Hal ini berarti bahwa variabel DPS dapat
dijelaskan oleh variabel EPS, ROA, SALES, SIZE dan CR sebesar
86,6%. Sedangkan sisanya sebesar 13,4% dijelaskan oleh variabel lain
selain variabel independen yang digunakan pada penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari
keterbatasan-keterbatasan yang antara lain disebabkan oleh beberapa hal
sebagai berikut :
1. Pengambilan sampel yang tidak acak atau random, yaitu hanya
menggunakan perusahaan manufaktur saja. Selain itu, teknik
pengambilan data yang menggunakan time series sehingga tidak dapat
menjelaskan keadaan perusahaan manufaktur yang sebenarnya.
2. Periode pengamatan pada penelitian ini hanya empat tahun (2007-2010),
sehingga data tidak dapat menjelaskan proyeksi kebijakan jangka
panjang dan sampel yang diperoleh jumlahnya sangat terbatas.
3. Kebenaran data sangat bergantung pada keakuratan data pada buku
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan situs resmi Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id).
C. SARAN
Adanya keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada DPS yaitu besar dividen
yang diberikan kepada para investor. Besar kecilnya DPS yang dibagikan
akan mempengaruhi keputusan investasi para investor dan di sisi lain
berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
perusahaan bagus maka perusahaan tersebut akan mampu menetapkan
DPS sesuai dengan harapan investor dan tentu saja tanpa mengabaikan
kepentingan perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh. Semakin besar
dividen akan menarik minat investor untuk menanamkan dananya di suatu
perusahaan.
Penelitian ini telah membuktikan bahwa EPS, ROA dan SIZE memiliki
pengaruh terhadap DPS sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi perusahaan dalam membuat kebijakan dividen.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan teknik
pooling data dan lebih meningkatkan jangkauan penelitian dengan
semakin meningkatkan periode penelitian. Misalkan dengan menambah
periode penelitian lebih dari empat tahun. Selain itu, dapat memperluas
obyek penelitian (tidak terbatas pada satu jenis industri) serta dapat
menambahkan faktor atau variabel lain yang dapat mempengaruhi DPS
suatu perusahaan seperti market to book value, debt to equity ratio, tax
corporate, dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian
mendatang lebih akurat.