analisis doa

40
Analisis : Berdasarkan jenis kata yang digunakan mengandung banyak makna kias, cerita tidak disampaikan secara langsung, sehingga puisi itu bisa digolongkan bermotif prismatic. A. Struktur Fisik 1. Diksi Puisi yang berjudul doa karya Chairil Anwar di atas, merupakan jenis puisi prismatic. Hal itu terlihat dari sesunan katanya yang tidak langsung memancarkan makna. Jadi, untuk mendapatkan makna yang kita cari, maka pembaca harus mengira-ira maksud dari tiap kata atau baris. Pada puisi itu, pengarang menggunakan diksi yang sederhana, namun dari diksi yang sederhana itu timbul rangkaian bahasa kias. Mengenai diksi, pengarang menggunakan kata yang berlainnan untuk menyebutkan makna yang sama. Misal, pada puisi di atas dituliskan kata `penuh menyeluruh` dua kata itu hampir sama maknanya, namun oleh pengarang digunakan secara bersamaan. Kata itu sesungguhnya bukan makna yang sebenarnya. Oleh pengarang, kata `penuh menyeluruh ` itu merupakan gambaran tuhan yang benar-benar ada . Selain itu, pada puisi itu juga terdapat kata atau diksi `hilang bentuk` hal ini bermakna kehancuran. Jika pengarang langsung saja menggunakan kata hancur, walaupun maknanya sama, namun keutuhan makna dalam baris tidak akan terbentuk sempurna. 2. Bunyi Bunyi yang dihasilkan dari rangkaian kata-kata dalam puisi di atas, sangat menarik dan bisa membantu menegaskan makna. Pada bait pertama yang hanya terdiri atas satu baris saja menampilkan bunyi yang utuh ynag terpancar dari kata `teguh`. Bunyi u merupakan bunyi bulat yang utuh dan sangat mantap untuk kesan suara berat. Apalagi diikuti dengan bunyi h yang merupakan penutup suara. Jadi peran bunyi h adalah untuk mengakhiri bunyi u yang dilafalkan sebelumnya. kepada pemeluk teguh

Upload: unyu-bagus-si-putra

Post on 21-Oct-2015

439 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Doa

Analisis :Berdasarkan jenis kata yang digunakan mengandung banyak makna kias, cerita tidak disampaikan secara langsung, sehingga puisi itu bisa digolongkan bermotif prismatic.A. Struktur Fisik

1. DiksiPuisi yang berjudul doa karya Chairil Anwar di atas, merupakan jenis puisi prismatic.

Hal itu terlihat dari sesunan katanya yang tidak langsung memancarkan makna. Jadi, untuk mendapatkan makna yang kita cari, maka pembaca harus mengira-ira maksud dari tiap kata atau baris.Pada puisi itu, pengarang menggunakan diksi yang sederhana, namun dari diksi yang sederhana itu timbul rangkaian bahasa kias. Mengenai diksi, pengarang menggunakan kata yang berlainnan untuk menyebutkan makna yang sama. Misal, pada puisi di atas dituliskan kata `penuh menyeluruh` dua kata itu hampir sama maknanya, namun oleh pengarang digunakan secara bersamaan. Kata itu sesungguhnya bukan makna yang sebenarnya. Oleh pengarang, kata `penuh menyeluruh ` itu merupakan gambaran tuhan yang benar-benar ada . Selain itu, pada puisi itu juga terdapat kata atau diksi `hilang bentuk` hal ini bermakna kehancuran. Jika pengarang langsung saja menggunakan kata hancur, walaupun maknanya sama, namun keutuhan makna dalam baris tidak akan terbentuk sempurna. 

2. BunyiBunyi yang dihasilkan dari rangkaian kata-kata dalam puisi di atas, sangat menarik dan

bisa membantu menegaskan makna. Pada bait pertama yang hanya terdiri atas satu baris saja menampilkan bunyi yang utuh ynag terpancar dari kata `teguh`. Bunyi u merupakan bunyi bulat yang utuh dan sangat mantap untuk kesan suara berat. Apalagi diikuti dengan bunyi h yang merupakan penutup suara. Jadi peran bunyi h adalah untuk mengakhiri bunyi u yang dilafalkan sebelumnya.

kepada pemeluk teguh

Bunyi yang ditampilkan oleh pengarang pada puisi itu sangat teratur dan seragam. Selalu ada persamaan bunyi akhir walaupun hanya dua baris saja yang sama. Persamaan bunyi akhir juga bervariasi antara pasangan baris satu dengan yang lainnya.

TuhankuDalam termanguAku masih menyebut namaMu

Kesamaan bunyi akhir u pada tiga baris sekaligus menimbulkan kesan yang mendalam. Karena bunyi u merupakan bunyi yang bulat dan utuh. Bunyi u dapat menimbulkan kemerduan. Selain bunyi u yang berdiri sendiri tanpa penutup, ada juga bunyi u yang disrtai penutup yang berupa huruf konsonan h yang merupakan unsur titik bagi bunyi u.Biar susah sungguhmengingat kau penuh seluruh

Bunyi i juga yang ditampilkan pada akhir baris puisi tersebut. Setelah bunyi u yang bulat,

Page 2: Analisis Doa

dilanjutkan bunyi i yang tinggi, maka akan menimbulkan variasi bunyi ynag bisa berpengaruh dengan irama.cayaMu panas sucitinggal kerdip lilin di kelam sunyi

3. VersifikasiPada puisi yang berjudul `doa` di atas mengandung rima akhir, rima identic, asonansi,

dan juga aliterasi.Rima akhir yang dominan adalah u dan i. Bunyi u memberikan kesan yang penuh atau bulat. Dengan bunyi u juga bisa memberikan kesan menguatkan makna. Selain u, ada juga bunyi i. Bunyi I disini memberikan kesan nada tinggi. Kombinasi bunyi u dan I membuat nada pengucapan pada puisi relative beragam.

TuhankuDalam termanguAku masih menyebut namaMu

……cayaMu panas sucitinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Dalam puisi itu juga terdapat asonansi e, u, dan i. Asonansi yang beragam membuat puisi terkesan mempunyai bunyi yang bervariasi. Bunyi yang bervariasi membuat puisi semakin indah, karena suara yang dihasilkan beraram dan tidak menimbulkan rasa bosan. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

mengingat kau penuh seluruh (asonansi e)kepada pemeluk teguh (asonansi e)Biar susah sungguh (asonansi u)di pintuMu aku mengutuk (asonansi u)aku tidak bisa berpaling (asonansi i)aku mengembara di negeri asing (asonansi i)

Selain asonansi, ada juga aliterasi. 

Aku masih menyebut namaMuBiar susah sungguh

Ada rima identik dalam puisi tersebut. Rima identic ini akan mempertegas makna, karena terjadi pengulangan kata atau diksi pada beberapa bait. Rima identic yang terdapat pada puisi itu adalah kata `Tuhanku`. Kata ini digunakan secara berulang karena sesuai dengan judul puisi yaitu doa, sehingga kata itu akan lebih menunjukkan pada makna doa yang ditujukan padanya.Selain rima identic, ada juga rima rupa pada kata `penuh` dan `seluruh`.

mengingat kau penuh seluruh

Page 3: Analisis Doa

4. Bahasa kiasPada puisi doa karya Chairil Anwar, terdapat beberapa bahasa kias, diantaranya `penuh

seluruh` yang berarti sungguh-sungguh ada. Bahas kias itu digunakan untuk memperindah puisi dan juga untuk memadatkan makna. Selain itu, ada kata `hilang bentuk` yang berarti tidak berwujud lagi. Untuk mempersingkat kata, maka pengarang menggunakan istilah semacam itu. Kata `mengembara ke negeri asing` juga merupakan ungkapan dalam bahasa kias yang berarti kebingungan. Tokoh aku merasa bingung dengan hidup yang sedang dijalaninya.Bahasa kias yang digunakan oleh pengarang membuat puisi semakin padat. Pemadatan ini mempengruhi bentuk puisi dan unsur keindahannya pula.

5. TipografiPuisi itu juga dibuat dengan kombinasi huruf kecil dan huruf capital. Ada beberapa baris

yang penulisannya menggunakan awalan huruf kapital, namun ada juga yang diawali dengan huruf kecil. Hal itu mungkin berpengaruh pada pemenggalan pada puisi.

6.  Enjambemen

Pemenggalan atau enjambemen yang dapat dilakukan pada puisi itu misalnya seperti berikut.

Pada bait pertama:

Tuhanku /Dalam termangu /Aku / masih menyebut / namaMu //

Pemenggalan itu mempunyai arti tentang keadaan tokoh aku yang dalam keragu-raguannya dia tetap menyebut tuhannya.

Pada bait kedua:

Biar susah / sungguh/mengingat kau / penuh seluruhcayaMu / panas sucitinggal kerdip lilin / di kelam sunyi//

Pemenggalan ini mewakili makna puisi yaitu tentang kehidupan tokoh aku yang sedang susah yang hanya mendapatkan sedikit pengasihan dari tuhannya sehingga dia mulai sadar bahwa tuhan itu ada wujudnya yang selalu memancarkan kenikmatan pada makhluknya.

Pemenggalan selanjutnya adalah :

Tuhanku /

aku hilang / bentukremuk/

Page 4: Analisis Doa

Tuhanku/

aku mengembara/ di negeri asing//

Tuhanku/di pintuMu/ aku mengutuk//aku / tidak bisa berpaling//

Pemenggalan itu juga memberikan pengaruh pada proses pemaknaan. Selain itu, pemenggalan juga berfugsi sebagai penekanan makna dan pengambilan nafas pada saat membaca.

7.  Sarana RetorikaPada puisi itu mengandung beberapa majas, misalnya majas hiperbola, yang mana

dengan kata itu, pengarang terkesan melebih-lebihkan makna atau keadaan yang sedang terjadi.aku hilang bentukremukAda juga majas personifikasi yang mana pengarang mengibaratkan benda mati seolah-olah hidup. Hal ini guna membangkitkan kesan yang menarik dan mendalam.

tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Selain dua majas di atas, ada juga majas metafora yang terlihat pada baris dibawah ini. aku mengembara di negeri asing

Pada kutipan itu, tokoh aku yang sedang mengalami kebingungan diibaratkan seolah-olah dia sedang mengembara di negeri asing. 

8. CitraanAda beberapa citraan dalam puisi di atas, yaitu :

• Citraan penglihatan (visual)

TuhankuDalam termangu

Setelah membaca kata tersebut, pembaca seolah-olah melihat ada seseorang yang sedang terdiam.tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Rangkaian kata itu mengajak kita melihat seberkas cahaya kecil walaupun itu hanya sebuah perumpamaan semata

• Citraan pendengaran (audio)   Aku masih menyebut namaMu

Dari kata-kata itu, kita seolah-olah diajak oleh pengarang untuk mendengar pengucapan tokoh

Page 5: Analisis Doa

aku dalam menyebut nama tuhannya.

• Citraan perabaan   caya-Mu panas suci

Pengarang ingin menyampaikan kesan panas yang dirasakan oleh tokoh aku melalui kutipan kata tersebut.

• Citraan perasaan   Biar susah sungguh

Dari kata itu pengarang memberikan kesan yang menyedihkan yang dirasakan oleh tokoh aku. Bahwa dia merasa benar-benar susah.

B. Struktur Batin

1. Makna dan rasaMakna yang ingin disampaikan pengarang dalam puisi tersebut adalah tentang seseorang

yang sedang mengalami kesusahan ynag mendalam dan dia merasa jauh dengan tuhannya. Dia merasa tuhan sudah tidak lagi sayang padanya karena tuhan membiarkan dia dalam kebingungan bak mengembara ke negeri asing. Tokoh aku mewakili orang-orang yang hampir melupakan tuhannya karena alasan sesuatu. Dalam penyesalannya tokoh aku berpasrah pada tuhannya. Hal itu membuktikan bahwa kita sebagai makhluk tuhan tidak bisa lepas dari tuhan. Rasa susah yang mendalam dan penuh dengan kebingungan dirasakan oleh tokoh aku. Perasaan seperti itu ikut dirasakan oleh pembaca saat membaca puisi tersebut dan memahami makna yang ada di dalamnya. Makna dan rasa itu akan menyatu dalam hati dan memberikan pesan yang positif maupun negative kepada pembaca. Itulah tujuan pengarang menghadirkan puisi semacam itu, agar kita selalu ingat pada tuhan, karena sesungguhnya hidup ini diatur oleh-Nya.

2. Nada dan suasanaMelalui puisi itu, pengarang berusaha menasehati dan mengingatkan kita para pembaca

supaya selalu ingat kepada tuhan. Tuhan adalah makhluk yang nyata dan benar-benar ada. Jadi, kita tidak boleh meragukan keberadaannya.Setelah membaca puisi itu, pembaca akan merasakan perenungan dan instropeksi diri apakan selama ini dia sudah melakukan yang selaras ataukah belum. Jadi, melalui puisi itu, pembaca bisa berkaca tentang dirinya sendiri.

Page 6: Analisis Doa

APRESIASI PUISI

Puisi diatas memiliki 13 baris dan 4 bait.Ada persamaan bunyi u-u, h-h.Adanya diksi berupa pemilihan kata yang sesuai dengan tema.Menggunakan Bahasa Kias

·         Personifikasi antara lain :Cayamu panas suciTinggal kerdip lilin di kelam sunyiAku hilang bentuk, remukDi pintumu aku mengetuk

·         AlegoriDi pintumu aku mengetuk

Unsur Intrinsik Puisi DOA Kepada Pemeluk Teguh1.      Tema

Puisi Chairul Anwar yang berjudul DOA Kepada Pemeluk Teguh mengungkapkan tema tentang Ketuhanan. Karena diksi yang digunakan bermakna Ketuhanan, kata DOA yang dijadikan sebagai judul, menggambarkan sebuah permohonan atau sebagai kmunikasi antara manusia dengan Tuhannya. Kata-kata lain yang mendukung tema adalah : Tuhanku, Nama-Mu, Mengingat kau, Caya-Mu, Di Pintu-Mu. Dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan seseorang yang tidak bisa terlepas dari Tuhan. Kata Tuhan yang disebutkan beberapa kali memperkuat tema tentang Ketuhanan.

2.      Nada dan SuasanaNada adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan atau kepada pembaca.  Sedangkan

suasana perasaan hati si pembaca akibat dari membaca puisi.Puisi ini bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa

berpaing dari ketentuan Tuhan.3.      Perasaan

Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi ini penyair mempunyai perasaan terharu dan rindu. Terdapat pada kata termenung, menyebut Nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa berpaling.

4.      AmanatSesuai dengan tema, amanat yang disampaikan puisi ini, agar menghayati hidup dan selalu

merasa dekat  dengan Tuhan.5.      Setting

Dalam suasana sunyi.

6.      Penokohan

Kata ganti aku orang pertamaUnsur Intrinsik Puisi DOA Kepada Pemeluk Teguh

            Dalam puisi DOA dapat terlihat sekali mengandung nilai spiritual yang tinggi puisi ditujukan kepada Pemeluk Teguh yang tidak lain adalah orang yang berkeyakinan akan

Page 7: Analisis Doa

kebesaran Tuhannya. Seorang hamba yang selalu mengingat Tuhannya dan mengungkapkan akan rahmat dari Tuhannya dan mengungkapkan pertemuan ke jalan Tuhan, Puisi ini menggambarkan penyerahan kepada Tuhannya, dalam pernyataannya yang suram sekalipun seperti kalimat terakhir tetap mencerminkan rasa hampa namun juga rasa syukur yang tak diakui.

Makna Baris dan  Bait Puisi DOA Kepada Pemeluk Teguh

TuhankuApabila seseorang sedang berdoa maka akan menyebut kata-kata pujian atau apapun

yang berkaitan dengan Tuhannya. Misalnya dalam islam biasa menggunakan kata ya Allah, ya Rabbi.Tuhanku yang ke-2            Kata Tu menggunakan nada mendatar berarti dia masih ragu kepada Tuhan atau siapa mengadu.            Kata han menggunakan nada tinggi berarti setelah berfikir baru terdapat keyakinan jika bukan kepada Tuhan kepada siapa lagi kan mengadu.            Kata ku menggunakan nada rendah berarti merasa statusnya sebagai hamba yang harus merendah diri.Tuhanku yang ke-3            Pengaduan seorang hamba yang bukan hanya sekedar berdoa namun lebih kepada kepasrahan diri dan mencurahkan apa yang dihadapi.

Dalam puisi ini mengulang kata Tuhan sampai 3x itupun selalu berdiri sendiri tidak didampingi kata-kata lain ini berarti bahwa Tuhan tidak dapat disejajarkan dengan apapun. Dan untuk memperkuat kekkhusyuan dalam berdoa, dan juga dalam berdoa orang biasa menyeru Tuhan beberapa kali.

Terdapat rima, ditunjukan pada lambing u ini berarti ingin menunjukan kepada Tuhan dengan perasaan bukan dengan tangan, karena untuk berbicara pada Tuhan mengadu pada-NYA bisa dilakukan menggunakan perasaan.Dalam termanguAku masih mengingat nama-Mu            Perasaan yang dialami yang ingin tersentuk dengan segala situasi yang ada di lingkungannya. Kegundahan  yang  hampir  tidak menepi serta tidak berujung dalam hidupnya.            Kepasrahan walaupun dalam gejolak permasalahan dia akan selalu mengingat Tuhan, kepasrahan yang tidak bisa berbuat apa-apa.

Kata ini menunjukan keteguhan hati yang benar-benar mengingat Tuhannya, walau dalam termangu sekalipun. Dan untuk memperkuat hal itu penyair menambahkan….

Biar susah sungguh            Permasalahan yang selalu ada serta tidak kelihatan penyelesaian permasalahan yang dia hadapi, dan tidak diketahui kapan selesainya.Menyebut kau penuh seluruh

Ketika menyebut nama Tuhan-NYA tidak terbersit untuk mengingat hal yang lain yang dapat merusak kedekatannya kepada Tuhannya.

Pada bait pertama dalam doanya  pendoa memuji Tuhannya, karena manusia itu tidak akan terlepas dari kesalahan, penyair pun pernah melakukan kesalahan dan merasa jauh dari Tuhannya.

Page 8: Analisis Doa

Cayamu panas suciTinggal kerdip lilin di malam sunyi

Bahkan caya Tuhan yang panas suci memancar tinggal kerdip lilin saja, tertutup oleh dosa yang telah diperbuatnya itu.

Jadi terdapat pemisahan antara lilin dan di kelam sunyi , karena yang kita ketahui terang dan kegelapan tidak akan bisa menyatu dalam satu waktu, membatasi apa yang ia rasakan tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Aku hilang bentukRemuk

Akibat dari perbuatan dosanya itu ia seakan merasa hilang bentuk dan remuk, ia tak mengenali dirinya sendiri. Akibat dari perbuatan dosa itu ia merasa jauh dari tuhannya. Apa yang dikerjakannya bertentangan dengan apa yang diperintahkan Tuhannya. Tapi ia tidak harus mengurung diri dalam kubangan dosa, ia harus kebali kepada Tuhannya tidak ada tempat berpaling lagi jika bukan padanya.

Di pintumu aku mengetukAku tidak bisa berpaling            Tanda  kekhusyuan dan kesungguh-sungguhan, memohon ampun atas kesalahan dimasa lalu yang membuat ia merasa jauh dari Tuhannya meskipun demikian ia tetap kembali kepada Tuhannya.

Page 9: Analisis Doa

Analisis Lapis Makna Puisi “Doa” Chairil Anwar3032009Oleh: Muh. Ardian kurniawan

DoaKepada pemeluk teguh

Tuhanku,Dalam termanguAku masih menyebut namaMuBiar susah sungguhMenyebut Kau penuh seluruhCahayaMu panas suciTinggal kerdip lilin

di kelam sunyiTuhanku,Aku hilang bentukRemukTuhanku,Aku mengembara di negeri asingTuhanku,Di pintuMu aku mengetukAku tidak bisa berpaling(Chairil Anwar: Deru Campur Debu)

Berbicara mengenai lapis makna suatu puisi yang membicarakan tentang unsur intrinsik atau tubuh puisi tersebut, kita tidak bisa terlepas dari unsur yang berada di luar struktur tersebut (unsur intrinsik). Berkaitan dengan puisi Chairil Anwar ini, perlu dijelaskan sedikit mengenai sejarah penulisan puisi ini. Ketika menulis puisi ini, Chairil Anwar melalui aku lirik menceritakan pengalamannya yang telah melakukan suatu dosa atau kesalahan yang membuat ia merasa jauh dari Tuhannya. Tetapi, walau bagaimanapun, sebagai makhluk ciptaan Tuhan, tiada lagi tempat berpaling selain kepada-Nya.

Chairil Anwar mengawali puisinya ini dengan kata Tuhanku. Sama seperti seorang hamba yang bila berdoa sering kali menyebut kata-kata pujian atau apa pun yang berkaitan dengan Tuhannya. Misalnya, dalam agama Islam, sering muncul dalam doa ucapan seperti yaa Allah atau yaa Rabbi. Begitu pula Chairil melalui si aku lirik menyebut Tuhanku. Ini menguatkan judul puisi Chairil Anwar yang memang tengah memanjatkan doa kepada Tuhan aku lirik. Bahkan kata Tuhanku ini diulang-ulang Chairil sampai empat kali dan itu pun selalu berdiri sendiri tanpa didampingi oleh kata-kata lain. Ini dapat berarti dua hal, pertama, Tuhan tidak dapat disejajarkan dengan apa pun. Kedua, untuk memperkuat kekhusyukan aku lirik dalam berdoa.

Dalam termanguAku masih mengingat namaMuIni menunjukkan keteguhan hati aku lirik yang benar-benar mengingat Tuhannya,

walau dalam termangu sekali pun. Untuk memperkuat hal itu, Chairil pun menambahkan biar susah sungguh/ menyebut kau penuh seluruh. Aku lirik, ketika menyebut nama Tuhannya, tak sedikit pun dalam pikirannya terbersit untuk memikirkan hal lain yang dapat merusak kedekatan dengan Tuhannya itu.

Page 10: Analisis Doa

Bait pertama puisi ini juga dapat berarti prolog sebuah doa. Mengapa saya katakan sebagai prolog? Dalam setiap doa seorang hamba kepada Tuahnnya, pujian kepada Tuhan biasa diucapkan pendoa. Kembali kita ambil contoh orang Islam. Orang Islam biasa memulai doanya dengan ucapan alhamdulillah yang notabene merupakan pujian kepada Allah. Selanjutnya pendoa mengucapkan pujian-pujian lain dan terima kasih pendoa atas segala yang telah diberikan Tuhan kepadanya. Sebuah awal yang mirip basa-basi. Barulah kemudian pendoa mengeluarkan keluhannya dan segala permohonan yang diinginkannya. Rupanya Chairil menghafal tata cara berdoa seperti ini yang merupakan cara berdoa konvensional dan berlaku bagi semua makhluk (manusia) di dunia. Ini dimaksud agar terjalin sinergitas dan kedekatan antara Tuhan dengan hambanya.

Tetapi, benar-benar ingatkah aku lirik pada Tuhannya? Manusia tidak pernah luput dari salah dan dosa. Begitu pula aku lirik. Ia pun pernah melakukan kesalahan yang menurutnya seakan-akan membuat ia merasa jauh dari Tuhannya. Bahkan cahaya Tuhan yang panas suci memancar hanya tinggal kerdip lilin saja pada aku lirik. Tertutup oleh dosa yang telah diperbuatnya itu.

Chairil sadar bahwa akibat dosanya itu ia seakan merasa bahwa ia sudahhilang bentuk dan remuk. Ia tak mengenali dirinya lagi.

Akibat dari perbuatannya itu, ia merasa bahwa dirinya telah jauh dari Tuhannya. Aku mengembara di negeri asing kata Chairil melalui aku lirik, mengenang perbuatannya itu. Asing, karena apa yang dikerjakannya itu bertentangan dengan apa yang sudah diperintahkan Tuhannya.

Akan tetapi, bila sudah begitu, apakah aku lirik akan terus mengurung diri dalam kubangan dosanya? Tidak! Ia harus kembali kepada Tuhannya karena tidak ada tempat berpaling lagi jika bukan padaNya. Oleh karena itu, di akhir puisinya, Chairil menuliskan Di pintuMu aku mengetuk// Aku tidak bisa berpaling.

Memang seperti kita ketahui selama hidupnya, Chairil Anwar dikenal sebagai seorang sastrawan yang bohemian. Artinya, hidupnya terkesan hura-hura. Sehingga dari kehidupannya itu ia merasa bahwa ia telah melakukan kesalahan yang membuat ia merasa jauh dari Tuhannya. Inilah yang melatarbelakangi munculnya sajak Chairil Anwar berjudul “Doa” ini.

Page 11: Analisis Doa

APRESIASI SASTRA (PUISI) ANGKATAN 45Judul Puisi               : “ DO’A”Pengarang               : Khairil AnwarCetakan                   : 13 November 1943

I.                  Permukaan DOA 

Kepada pemeluk teguh 

Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namamu 

Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh 

CayaMu panas suci Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi 

Tuhanku 

Aku hilang bentuk remuk 

Tuhanku 

Aku mengembara di negeri asing 

Tuhanku Di pintuMu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling 

Pengarang ( Khairil Anwar)II.               Isi.

Puisi Do’a memiliki kekuatan pesan religi yang cukup kental, lirik liriknya secara jelas dan transparan, memberikan pesan spiritual kepada makhluk tuhan untuk menjadikan Tuhan sebagai muara akhir segenap persoalan hidup. Chairil Anwar menegaskan bahwa tak ada solusi lain dalam hidup ini selain mengembalikan segala macam permasalahan kehidupan kepada sang pemilik kehidupan itu sendiri.Manusia kerap lelah dalam menjalani hidup dengan segunung permasalahan, hingga terkadang manusia tersebut gagal menjadi seorang makhluk yg hidup bahagia dimuka bumi. Segalanya terpulang kepada Tuhan, Tak ada gunanya segenap apa yg kita miliki jika kita melupakan Tuhan.

Page 12: Analisis Doa

Pesan yg disampaikan oleh Khairil Anwar dalam puisi Do’a diantaranya pada kata kata Tuhanku/aku hilang bentuk/ remuk. Kemudian Tuhanku dipintumu dalam mengetuk /aku tidak basa berpaling.Aspek penyajian  Puisi Do’a karya Khairil Anwar disajikan sebagai bentuk puisi lugas, religi,yg cukup transparan. Bahasanya jelas,dan tidak sublim siapapun akan mudah memahami. Tak membutuhkan analisis metafor  yg bersifat multi interpretasi terlalu tinggi .Puisi ini dapat ditafsirkan oleh siapa saja, bahkan oleh anak Sekolah Dasar sekalipun. Agaknya Khairil Anwar menjadikan pesan sebagai muatan utama, dan dengan sadar mengedepankan tujuan yg mulia dalam menulisnya.Banyak pesan yg penting yg disampaikan kepada para pembaca untuk lebih  memahami apresiasi penulisan puisi.Amanat : menjadi hamba yang terus mengingat Tuhan dimanapun dan dalam keadaan apapunUnsurIntrinsik:* Tema : keTuhanan* Perasaan : berserah diri kepada Tuhan* Setting : dalam suasana sunyi* Penokohan : kata ganti aku orang pertama* Majas : Personifikasi Tinggal kerdip lilin di kelam sunyiUnsur EkstrinsikDalam puisi Do’a dapat terlihat sekali mengandung nilai spiritual yang tinggi. Puisi ini ditujukan kepada pemeluk teguh yang tidak lain adalah orang yang berkeyakinan akan kebesaran Tuhannya. Seorang hamba yang selalu mengingat Tuhannya, selalu berharap akan rahmat dari Tuhannya dan mengungkapkan pertemuan ke jalan Tuhan. Puisi ini menggambarkan perasaan seorang hamba yang penuh penyerahan kepada Tuhannya. Dalam pernyataannya yang tersuram sekalipun seperti kalimat terakhir tetap mencerminkan rasa hampa namun juga rasa syukur yang takdiakui. Dalam pengolahan kata bersifat ambiguis, karena pemakaian bahasanya multimakna (bermakna ganda) Seperti dalam kalimat “mengembara di negeri asing” yang menggambarkan suasana sunyi, kabur, tidak jelas, bingung, dsb.

III.           PenutupAplikasi pembelajaran di kelasKarena puisi Do’a karya Khairil Anwar ini memberikan pesan spiritual, religi sangat kuat, alas an ini dapat menjasi landasan nilai edukasi untuk dijadikan sebagai bahan ajar kurikulum Bahasa Indonesia di lembaga formal. Para siswa perlu dikenalkan nilai nilai moral puisi, keindahan, estetika yg menarik. Puisi bukan sekedar coretan yg tak berguna, orang yg sedang dilanda banyak masalah. Menulis puisi tak harus dalam kondisi memiliki tekanan batin.Respon/ tanggapan terhadap puisiPuisi ini kita temukan saat mempelajari pelajaran bahasa Indonesia semenjak sekolah dasar .Begitu kuat pesan moral yg ada pada puisi ini. Puisi ini salah satu judul puisi yg cukup terkenal sehingga banyak menjadi rujukan pesan moral dalam setiap kajian karya sastra.Puisi angkatan 45 memberi spirit energy perjuangan yg cukup kental kepada putra putri bangsa , maka tidak salah jika sebagian besar puisi karya Khairil Anwar ini dimasukan ke dalam materi Pendidikan Kurikulum formal tanah air.

Page 13: Analisis Doa

MAKALAH 

Tentang Analisis Unsur Intrinsik Puisi 

BAB I 

PENDAHULUAN 

1.1  Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar orang membicarakan mengenai sastra. Apakah sesungguhnya sastra itu? Apakah sastra itu berwujud atau tidak? Tidak satupun orang pun mengetahuinya. Oleh karena itulah kami sebagai calon sastrawan mengambil dan membahasa sastra dalam kehidupan kita. Adapun judul yang saya ambil mengenai karya sastra adalah ’’menganalisis unsur intrinsik puisi’’.  1.2 Rumusan Masalah1.Apa Unsur-unsur pembangun puisi?2.Macam-macam puisi itu apa saja?3. Apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik ?  1.3 Tujuan Masalah1.Untuk mengetahui Unsur-unsur pembangun puisi2.Untuki mengetahui macam-macam puisi3. Untuki mengetahui unsur intrinsik. 

BAB IIPEMBAHASAN

1.4       Pengertian PuisiPuisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata, rima dan irama sebagai media penyampaian untuk membuahkan ekspresi, ilusi dan imajinasi. Dalam puisi keindahan ilusi, penataan unsur bunyi juga merupakan gambaran gagasan penciptanya/penyairny Sastrawan indonesia yang telah dikenal dengan penyajian bahasa dan gaya pengungkapan yang khas, diantaranya adalah Chairil Anwar, D zawawi imron, Emha Ainun Nadjib.dll       1.5       Unsur-Unsur Pada Puisi Pengertian dan Unsur-unsur Puisi (Teori)Berkenaan dengan pembelajaran puisi ada dua unsur yang harus mendapat perhatian guru yaitu unsur isi (makna puisi) dan unsur  metode (cara) pengungkapan puisi. Pembelajaran puisi harus sampai berhasil mengungkapkan rahasia isi puisi dan rahasia pengungkapannya. Pengertian dan Unsur-unsur Puisi (Teori)a.    Unsur Isi Puisi (Makna Puisi)

Tema Rasa Nada Amanat

b.    Unsur Metode Puisi (Cara Pengungkapan Puisi)

Page 14: Analisis Doa

Diksi Imajinasi Kata Nyata) Rima

 1.5       Macam- Macam Puisia. Puisi Naratif: Puisi Epik,Romansa, Balada Dan Syair(Berisicerita). b.Puisi Deskriptif Puisi Deskriptif adalah puisi dimana penyair sebagai pemberi kesan terhadap suatu keadaan/peristiwa, benda, suasana yang dianggap menarik perhatian penyair. Contoh puisi kritik social, satire, impresionik.c.Puisi Inspiratif Puisi inspiratif adalah puisi yang diciptakan dengan dasar inspirasi dan kondisi mood penyair. 

BAB IIIPUISI DAN ANALISIS PUISI

  

A. PUISI 

 1. 1.    Puisi Doa karya Chairil Anwar

 DOA

kepada pemeluk teguhTuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namamuBiar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruhcayaMu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyiTuhankuaku hilang bentuk remukTuhankuaku mengembara di negeri asingTuhanku di pintuMu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling                                                                                                       

                                                                                                   13 November 1943 

   

Page 15: Analisis Doa

    

1. Puisi Ibu Karya D Zawawi ImronIBU

  kalau aku merantau lalu datang musim kemarau

sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama rerantinghanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir

bila aku merantausedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku

di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduanlantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

ibu adalah gua pertapaankudan ibulah yang meletakkan aku di sini

saat bunga kembang menyemerbak bau sayangibu menunjuk ke langit, kemundian ke bumiaku mengangguk meskipun kurang mengerti

bila kasihmu ibarat samuderasempit lautan teduh

tempatku mandi, mencuci lumut pada diritempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauhlokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku

kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawannamamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu

lantaran aku tahuengkau ibu dan aku anakmu

bila aku berlayar lalu datang angin sakalTuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

ibulah itu bidadari yang berselendang bianglalasesekali datang padaku

menyuruhku menulis langit birudengan sajakku.

            

Page 16: Analisis Doa

 LONCENG TINJU

Taufiq IsmailSetiap kali lonceng berkleneng 

Tanda putaran dimulaiSetiap kali mereka bangkit

Dan mengepalkan tinjuSetiap teriakan histeriaBergemuruh suaranya

Aku keluDan merasa di pojok

Sendirian 

Setiap lonceng berklenenganDan tinju mulai berlayangan

Meremuk kepala lawanTerkilas dalam ingatanNenekku dulu berkata

“Jangan kamu mengadu ayam”Dan bila aku menuntut ilmu

Di Kedokteran HewanGuruku menasihatkan

“Jangan kamu mengadu hewan”Kini lagi, bel itu berklenenganAku tersudut, bisuDan makin merasaSendirian.

      

(Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, 1987:127     

 B. ANALISIS PUISI

1. Analisis unsur intrinsik puisi yang berjudul Doa karya Chairil AnwarAnalisis Unsur Intrinsik  a)    Tema Puisi ³Doa´ karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang

Page 17: Analisis Doa

Ketuhanan Halini dapat kita rasakan dari beberapa bukti: 

Pertamadiksi yang digunakan sangat kentaldengan kata-kata bernaka ketuhanan Kata ³dua´ yang digunakan sebagai judul menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi seorang penyair dengan SangPencipta Kata-kata lain yang mendukung tema adalah:Tuhanku, nama-Mu, mengingat Kau,caya-Mu, di pintu-Mub)      Kedua dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungandirinya yang menyadari tidak bisa terlepas dari Tuhan Dari cara penyair memaparkan isi hatinya, puisi´Doa´sangat tepat bila digolongkan padaaliran ekspresionisme yaitu sebuah aliran yang menekankan segenap perasaan atau jiwanya Perhatikan kutipan larik berikut : (1)   Biar rusah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh (2)   Aku hilang bentuk remuk  (3)   Di Pintu-Mu aku mengetuk  Aku tidak bisa berpaling Puisi yang bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog dirinya denganTuhan             Kata ³Tuhan´ yang disebutkan beberapa kali memperkuat bukti tersebut, seolah-olah penyair sedang berbicara dengan Tuhan  b) Nada dan Suasana            Nama berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap penyair terhadap pembaca Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan menggambarkan betapa dekatnyahubungan penyair dengan Tuhannya Berhubungan dengan pembaca, maka puisi ³Doa´tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bias berpaling dari ketentuan Tuhan Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan TuhanHayatilahmakna hidup ini sebagai sebuah ³pengembaraan di negeri asing´  c) Perasaan            Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair Dalam puisi ´Doa´ gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu Perasaan tersebut tergambar dari diksiyang digunakan antara lain: termenung, menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Akutak bisa berpaling. d) Amanat            Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ´Doa´ ini berisi amanat kepada pembacaagar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan

Page 18: Analisis Doa

 Agar bisa melakukan amanattersebut, pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair  Penyair  juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ´pengembaraan di negeriasing´ yang suatu saat akan kembali juga Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai berikut:Tuhanku,Di Puntu-Mu Aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling

  

1. Analisis unsur intrinsik puisi yang berjudul Ibu Karya D Zawawi ImronAnalisis Struktur Batin (Struktur Abstrak) Sajak IBU Karya D. Zawawi ImronPendekatan secara analisis struktur batin (struktur abstrak) dari sajak Ibu karya D. Zawawi Imron, dilakukan melalui tahapan analisis meliputi: sense, subject matter, feeling, tone, total of meaning, dan intention. uraian hasil analisis selengkapnya dipaparkan berikut ini.1. Sense, adalah gambaran umum. Setelah membaca secara keseluruhan sajak “Ibu”, bisa dijelaskan bila penyair menggambarkan kekaguman terhadap jasa seorang ibu, ibunya penyair sendiri. Kehidupan pengalaman masa kecilnya saat si penyair masih dalam naungan kasih sang ibundanya. Bagaimana masa kecil penyair nun di pelosok Madura dengan kondisi geografis serta peranan sosok ibu.2. Subject matter, yakni topik/pokok pikiran dalam setiap bait atau setiap larik puisi. Sajak “Ibu” terdiri atas 6 bait atau 6 larik, karena setiap larik puisi membentuk bait. Pokok pikiran yang terkandung dalam setiap bait/larik jika disusun dalam suatu kalimat adalah berikut ini.a. Larik pertama, mengandung pokok pikiran yang bila disalin dalam kalimat lain yaitu : pengakuan hanya satu sumber air yaitu airmata ibu yang senantiasa mengalir walaupun di musim kemarau dan di saat aku merantau.b. Larik kedua mencerminkan kandungan pokok pikiran yaitu: perasaan takkan mampu membayar hutang terhadap jasa air susu ibu sebagai pengganti kenakalan masa kecilku.c. Pada larik ketiga, terkandung pokok pikiran: kerelaan bahwa dari rahim ibu yang melahirkanku dengan penuh rasa kasih sayang di langit dan bumi Madura ini.d. Larik keempat: pernyataan tentang ibuku adalah pahlawan pertamaku yang kasihnya ibarat samudra, tempatku mandi dan mengarungi mencari rejeki.e. Larik kelima: pengenalanku kepada Tuhanku lewat ibuku yang dengan samudra kasih ibu selalu kuarungi dengan layar bahteraku.f. Terakhir larik keenam terdapat pokok pikiran penyair yaitu: kekaguman terhadap ibu yang dimetaforakan sebagai sosok tercantik (bidadari) yang berakhlak (berselendang) mulia/indah (bianglala).3. Feeling, yakni sikap pengarang terhadap kesatuan pokok-pokok pikiran. Dari hasil analisis, penyair mengungkapkan bahwa betapa keberadaan sosok ibu, ibu kandung bahkan ibu pertiwi, seorang ibu disimpulkan sebagai sosok wanita yang banyak berjasa, cantik diri dan cantik budi serta berhati mulia terhadap anaknya.4. Tone, yakni sikap penyair terhadap pembaca, dalam sajak “Ibu” adalah berupa himbauan, mengingatkan kepada kita pembaca agar tidak melupakan ibu, agar tahu betapa banyaknya jasa ibu. Ibu kandung dan juga termasuk Ibu Pertiwi-tanah air negeri tercinta.5. Total of meaning, atau totalitas makna yang berhasil disimpulkan dari sajak “Ibu” adalah mengingatkan kita terhadap jasa dan kasih sayang ibu kita. Dari rahimnyalah kita dilahirkan di dunia. Dengan ketabahan, kereguhan, ketegaran, dan terutama dengan kasih sayangnyalah kita mengenal kasih Tuhan, menikmati karunia rejeki kita dari Tuhan lewat jasa kepahlawanan ibu.

Page 19: Analisis Doa

6. Intention, amanat dan pesan moral (message) yang disampaikan penyair adalah ajakan berterima kasih kepada sosok keberadaan ibu, dan bersyukur kepada Tuhan. Hal ini sebagaimana diajarkan oleh Allah kepada hambaNya, bahwa salah satu bukti mengungkapkan rasa syukur kepada Allah adalah dengan berterima kasih kepada sesama makhluknya, terutama manusia. Dan manusia terdekat yang paling awal berjasa adalah ibu. Analisis Struktur Lahir (Struktur Fisik) Sajak IBU Karya D. Zawawi ImronAdapun pendekatan analisis struktur lahir (struktur fisik) sajak “Ibu” karya D. Zawawi Imron dilakukan dengan penelaahan pada: rima, diksi, majas, imaji, dan tipografi. Uaraian hasil analisis dikemukakan berikut ini.1. Rima, adalah persamaan bunyi yang terdapat pada larik-larik sajak. Pada sajak “Ibu” tampak terutama berupa dominasi rima akhir, walau juga terdapat rima tengah. Jika struktur fisik puisi tersebut bisa dikatagorikan terdiri dari 6 bait, maka bait ke 1 memiliki 3 baris, bait ke 2 ada 4 baris, lalu bait 3 berjumlah 5 baris, bait ke 4 memiliki jumlah terbanyak yakni 9, bait ke 5 ada 2, dan terakhir bait ke 6 ada 4 baris. Untuk mengetahui penggunaan rima pada sajak Ibu, cetak tebal dan garis bawah sebagai penanda bukti penggunaan rima. Kita simak mulai dari bait pertama, berikut ini kutipannya:kalau aku merantau lalu datang musim kemarausumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama rerantinghanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalirBaris pertama mutlak menggunakan bunyi vokal /u/ sebagai tengah dan rima akhir. Dan pada baris kedua, terasa adanya persamaan bunyi konsonan yaitu bunyi likuida /r/ dan bunyi sengau /ng/ sebagai rima tengah dan rima akhir yang disebut bunyi asonansi. Lapis bunyi (sound stratum) yang ditimbulkan dari orkestra bunyi tersebut diklasifikasikan sebagai bunyi efoni (euphony) yaitu menuansakan perasaan mesra, indah, kekaguman, syukur, dan syahdu. Orkestrasi bunyi yang merdu ini menggambarkan perasan mesra, kasih sayang, dan cinta. Kemudian kita lihat kutipan bait kedua:bila aku merantausedap kopyor susumu dan ronta kenakalankudi hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduanlantaran hutangku padamu tak kuasa kubayarPada bait kedua ini adanya dominasi persamaan bunyi vokal /u/ sebagai rima tengah dan rima akhir yang disebut bunyi asonansi, dan persamaan bunyi konsonan /n/ pada baris ke 3 dan ke 4 sehingga termasuk rima akhir bersifat aliterasi. Suasana yang ditimbulkan masih menuansakan perasaan mesra dan syahdu, sehingga termasuk bunyi efoni (euphony). Kemudian pada bait ketiga, kutipannya yaitu:Ibu adalah gua pertapaankudan ibulah yang meletakkan aku disinisaat bunga kembang menyerbak bau sayangIbu menunjuk ke langit, kemudian ke bumiaku mengangguk meskipun kurang mengertiBait ketiga di atas terdiri 5 baris yang menampilkan kombinasi penataan bunyi-bunyi vokal (asonansi) sebagai rima tengah dan rima akhir yang didominasi vokal: /u/ bentuk rima akhir bersifat aliterasi dengan konsonan /k/ dan bunyi sengau yaitu /ng/. Nuansa yang ditimbulkan termasuk bunyi efoni (euphony) yaitu gambaran perasaan kasih yang amat indah.. Selanjutnya bait keempat:

Page 20: Analisis Doa

bila kasihmu ibarat samudrasempit lautan teduhtempatku mandi, mencuci lumut pada diritempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauhlokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagikukalau ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawannamamu ibu, yang kan kusebut paling dahululantaran aku tahuengkau ibu dan aku anakmuPada bait keempat terdiri dari 9 baris, setiap akhir baris tampak sebagai rima akhir yang bersifat asonansi dengan bunyi vokal:/u/a/i/,.Lalu persamaan bunyi konsonan /n/, serta bunyi aspiran /h/ kesemuanya sebagai rima tengah dan rima akhir yang menuansakan suasana efoni (euphony) yaitu perasaan kasih, bahagia, dan kenangan indah masa kecil.Adapun kutipan pada bait kelima yang terdiri dari 2 baris sebagaimana berikut ini.bila aku berlayar lalu datang angin sakalTuhan yang ibu tunjukkan telah kukenalPada bait ini peranan penggunaan bunyi konsonan /n/ sebagai rima tengah dan bunyi liquida /l/ sebagai rima akhir, terasa menuansakan orkestrasi paduan bunyi yang merdu, gambaran bunyi efoni (euphony) yang menyiratkan ungkapan kasih dan rasa syukur kepada Tuhan.Kemudian yang terakhir yaitu kutipan bait keenam ada 4 baris, adalah berikiut ini.Ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglalasesekali datang padaku menyuruhku menulis langit biru dengan sajakku.Pada bait terakhir (keenam) ini terasa paduan bunyi vokal /u/ amat mendominasi, termasuk bersifat asonansi yang menuansakan orkestrasi kemerduan bunyi efoni (euphony) sehingga menyiratkan suatu kepuasan, kebanggaan, sanjungan kebahagiaan.2. Diksi, yaitu pilihan kata sebagai simbol, hal ini karena bukan makna yang sebenarnya. Pada sajak “Ibu” terdapat diksi pada kata gua pertapaanku sebagai simbol makna kehidupan di dalam kandungan. Kemudian kata pahlawan adalah sebagai simbol seseorang yang telah berjasa besar dan telah rela berkorban. Kata bidadari juga menyiratkan suatu simbol kecantikan lahiriah maupun keelokan akhlak/budi pekerti. Dan kata bianglala adalah pelangi sebagai suatu simbol keindahan.3. Majas, adalah ungkapan gaya dan rasa bahasa yang menunjukkan kepiawaian penyair. Pada sajak “Ibu” pengarang menggunakan majas perbandingan yang disebut metafor.Metafor berarti makna lain bukan makna sebenarnya, misalnya: bidadari yang berselendang bianglala, maka makna yang tersirat dari yang tersurat oleh metafor pengertian ini adalah berarti semacam kekaguman terhadap sosok cantik yang mengenakan pakaian serba indah berwarna-warni (pelangi). Bidadari adalah gambaran makhluk wanita yang amat cantik dan suci, sedangkan bianglala adalah pelangi yaitu simbol keindahan yang ditampakkan berupa aneka warna, hal ini menyiratkan makna bahwa kecantikan akan kesucian jasa perjuangan ibu (bagi aku sajak) menampakan kesan penuh keindahan (budi pekerti) dalam segala warna gerak aktivitas kehidupan.Gua pertapaanku adalah metafor yang menyiratkan makna tempat aku lirik masih dalam pertapaan menanti giliran terlahir ke mayapada ini.4. Imaji (pencitraan) yakni pembayangan kembali (reproduksi mental suatu ingatan) terhadap pengalaman sensasional (perasaan) dan pengalaman persepsional (fikiran). Pencitraan pada sajak “Ibu” berupa imaji visual yaitu pembayangan kembali pengalaman sensasional-perseptual

Page 21: Analisis Doa

terhadap gambaran yang nampak, terdapat pada: sumur-sumur, daunan, reranting, mataair, airmata, ibu, mayang siwalan, bunga, langit, bumi, samudra, lautan, lumut, diri, pukat, sauh, lokan-lokan, mutiara, kembang laut, bidadari, bianglala. Kemudian imaji gerakan yaitu pembayangan kembali pengalaman sensasional-perseptual yang berhubungan dengan gerakan, terdapat pada: merantau, mengalir, ronta, meletakkan, menunjuk, mengangguk, mandi, mencuci, berlayar, menebar, melempar, ditanya, kusebut, tunjukkan, berselendang, dan menulis. Imaji hawa (panas/dingin) yakni membayangkan secara emosional-perseptual terhadap hawa (panas atau dingin) terdapat pada: musim kemarau. Lalu imaji pembauan yaitu pembayangan kembali pengalaman sensasional-perseptual yang berhubungan dengan bau/aroma, hal ini terdapat pada kata: bunga kembang, dan menyerbak.5. Tipografi, selain untuk menampilkan aspek artistik visual juga untuk memberikan nuansa makna dan suasana tertentu. Dengan memperhatikan tampilan artistika penataan baris dan bait demi bait pada sajak Ibu, secara tipografi tampak pada sisi kiri memiliki struktur bentuk yang rata, hal ini mengesankan suatu tampilan karakter stabil, lurus, teguh, mantab, dan meyakinkan. Sedangkan pada sisi sebelah kanan menuansakan gambaran yang secara psikologis bisa dimaknai sebagai suatu keadaan yang tidak stabil, tidak konstan, kadang pendek dan kadang panjang. Semacam gambaran perjalanan hidup penuh beragam permasalahan yang kadang bisa dituntaskan dengan singkat, tetapi juga kadang-kadang problematika tersebut harus diatasi dalam kurun yang panjang. Struktur ini juga mencerminkan suasana kehidupan yang variatif.            Ide Dasar yang Melandasi Tema dan Amanat Penyair dalam Sajak IBU Karya D. Zawawi ImronAnalisis interpretasi berarti menguraikan melalui ragam penafsiran yang dalam hal ini setiap karya seni bersifat multiinterpretable yakni setiap karya seni mengundang berbagai tanggapan yang beraneka. Keberagaman penafsiran menunjukkan apresiasi (kajian telaah penilaian) yang bervariatif dan semarak, semakin luas khasanah sastra semakin sehat pula kehidupan budaya suatu bangsa.Untuk mengetahui ide dasar yang melandasi tema dan amanat penyair dalam sajak Ibu karya D. Zawawi Imron, berikut ini akan diuraikan interpretasi sajak Ibu melalui pendekatan analisis struktural dan semiotik. Hal ini berlandaskan pada pendapat bahwa sajak sebagai satu kesatuan yang utuh dan bulat, maka untuk memudahkan pemahaman perlu diberikan parafrase yang dimaksudkan untuk memberi ancar-ancar makna sajak. Hasil pemarafrasean tentunya bukanlah makna mutlak, melainkan sebagai salah satu tafsiran mengingat bahwa sajak itu bersifat polynterpretable atau tafsir ganda. (Pradopo, 2005:127-128)Sajak ini merupakan monolog si aku kepada ibunya (ibu kandungnya dan juga Ibu Pertiwi, tanah kelahirannya, Madura). Parafrasenya sebagai berikut.Wahai ibuku, kalau aku (pergi) merantau lalu datang(lah) musim kemarau, (di mana kebanyakan) sumur-sumur (menjadi) kering, (de)daunan pun (ber)gugur(an) bersama reranting, hanya (satu) mataair (yaitu) airmatamu (wahai) ibi, yang tetap (senantiasa) lancar mengalir.Bila aku (pergi) merantau, (sehingga aku teringat) sedap (rasa) kopyor susumu dan ronta kenakalanku, di hati (teringat) (buah) mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan(ku), lantaran hutangku padamu (ibu) tak kuasa (tak sanggup) kubayar.(Wahai) ibu (engkaulah) gua pertapaanku (ketika masih dalam kandunganmu), dan ibulah yang meletakkan (melahirkan) aku di sini, (di) saat bunga (sedang) (ber)kembang menyemerbak(kan) bau (rasa kasih) sayang(mu)(kepadaku), ibu menunjuk ke (arah) langit, kemudian ke (arah) bumi, aku (hanya) mengangguk meskipun (di dalam hatiku) kurang mengerti (apa maksud arah petunjuk ibu).(Duhai ibu) bila (cinta) kasihmu ibarat (seluas) samudra, (rasanya masih) sempit lautan (itu) oleh

Page 22: Analisis Doa

(ke)teduh(an kasih sayangmu padaku), tempatku mandi (kasih sayangmu-mencari nafkah hidup), mencuci lumut (licin berbahaya membersihkan kepenatan hidup) pada diri(ku), (bumi kelahiranku) tempatku berlayar (mengarungi kehidupan), menebar pukat (jala penangkap ikan di lautan) dan melempar sauh (jangkar), lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua (engkau berikan) bagiku, (sehingga saat aku sekolah) kalau ikut ujian lalu ditanya (oleh guru) tentang (nama) pahlawan (yang paling berjasa dalam hidupku, (pasti namamu ibi, yang aku sebut paling dahulu, lantaran aku (paling) tahu, (bahwa nama pahlawan yang berjasa itu) engkau ibu dan (lantaran) aku (adalah) anakmu.Bila aku (pergi merantau) berlayar (dengan perahu) lalu datang(lah) angin sakal(yang kencang), Tuhan yang ibu tunjukkan (kepadaku bagaimana Maha Pengasih dan Maha Penyayang) (ternyata) telah (a)ku kenal.(Siapa yang paling kukagumi) ibulah itu, bidadari (cantik jelita lahir batin) yang berselendang (mengenakan) bianglala (pelangi keindahan budi), sesekali (pernah) datang (ke)padaku (perasaan itu), menyuruhku (berbuat sesuatu seperti) menulis (jasa ibu yang bagaikan luasnya) langit (kasih yang tak berbatas tepi karena luas) biru (warna keindahan hidup), dengan sajakku.Berdasarkan pendekatan analisis struktural dan semiotik sajak Ibu di atas, dapatlah dideskripsikan ide dasar yang melandasi tema dan amanat penyair yaitu :

1.  Ide dasar sebagai landasan tema sajak adalah kekaguman, rasa syukur, ungkapan haru atas jasa seorang ibu yang tak ternilai dan tak mungkin ada yang bisa menandinginya kecuali kasih sayang Tuhan. Dalam konteks makna ‘Ibu Pertiwi’ tanah Madura, tanah tumpah darah si aku (penyair), tanah kelahiran dengan segala kondisi dan kekayaan alamnya yang telah banyak memberi kehidupan baik dari alam laut dan buminya, laut dan bumi Madura. Dengan kata lain, tema sajak Ibu karya D. Zawawi Imron adalah ungkapan rasa syukur terhadap ‘ibu’.

 1. Amanat penyair yang disampaikan dalam sajak Ibu adalah ajakan menyukuri nikmat

karunia Tuhan lewat sosok dan peranan seorang ibu, yang kasih sayangnya diibaratkan sepanjang jalan bila dibanding bakti anak yang hanya sepanjang galah.

 1.  Sajak Ibu dalam Kumpulan Sajak Madura, Akulah Darahmu! karya D. Zawawi Imron

termasuk jenis sajak/puisi lirik. Puisi Lirik, adalah puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala endapan pengalaman, sikap, serta suasana batin yang melingkupinya.

        1.       Analisis unsur intrinsik puisi yang berjudul Doa Sehelai Daun Kering Karya Mh Ainun Nadjib a) Tema

Page 23: Analisis Doa

Puisi “Lonceng Tinju” karya Taufiq Ismail di atas mengungkapkan tema tentang kesendirian. Hal ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti. Pertama, diksi yang digunakan bermakna kesendirian. Pada alinea satu menggambarkan sebuah gambaran situasi di arena tinju yang ramai, namun tokoh aku tetap merasa sendirian. Kata-kata lain yang mendukung tema adalah: Aku tersudut, bisu, Sendiri. Kedua, dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan dirinya yang menyadari bahwa ia merasa sendiri dan trauma dengan pertinjuan.  b) Nada dan SuasanaNada berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi.Nada yang berhubungan dengan tema kesendirian menggambarkan betapa penyair ingin menyampaikan kesendirian tokoh aku di tahun sang penyair menciptakan puisi tersebut. Berhubungan dengan pembaca, maka puisi “Lonceng” tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari larangan untuk mengadu hewan, apalagi mengadu manusia.c) PerasaanPerasaan berhubungan dengan suasana hati penyair terhadap tokoh aku yang dalam analisis ini penulis menghubungkan tokoh Aku sebagai Elyas Pical, seorang petinju dunia pertama dari Indonesia pada tahun 1980-an. Dalam puisi ”Doa” gambaran perasaan penyair terhadap tokoh Aku adalah perasaan terpojok, dan sendiri. Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain: Aku kelu, Dan merasa di pojok, Sendirian, Aku tersudut, bisu.d) AmanatSesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ”Doa” ini berisi amanat kepada pembaca agar menghayati hidup untuk tidak saling beradu atau pun mengadu hewan, apalagi mengadu sesama manusia, karena Tuhan mengharamkan manusia untuk mengadu hewan ataupun sesama manusia.  Analisis mengenai puisi berjudul “Panggilan” karya Zawawi Imron 1. Diksi 2. Background Cerita 3. Amanat 1.       DiksiPenulis banyak menggunakan kata- kata kiasan sehingga makna dan maksud dari puisi tersebut memang sulit dimengerti.2.       Background CeritaSebuah keluarga miskin di sebuah desa, dimana seorang ayah dan ibu sedang meratapi nasib keluarganya yang miskin dengan penderitaan seorang anak yang sedang sakit karena kelaparan.3.       AmanatPesan dan amanat yang tersirat dalam puisi tersebut adalah :  Sudah menjadi kewajiban seorang ayah bekerja untuk menafkahi keluarga.  Hidup itu tidak mudah, kita harus lebih banyak bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang dibandingkan dengan mereka di luar sana yang menderita tidak dapat menafkahi keluarganya.    

Page 24: Analisis Doa

  

a.Imajinasi(Imajination)Imajinasi merupakan unsure yang menjadikan karya sastra itu sebagai karyafiksi. b.Penciptaan(creation)Penciptaan selalu diakaitkan dengan proses kreatifUnsur Pembangun Puisia.Diksi(Pemilihan kata)Diksi adalah pemilihan kata dalam puisi. Kata memiliki peranan pentingdalam pembuatan puisi tanpa kata. Kata-kata yang digunakan dalam puisimerupakan hasil pemilihan yang sangat cermat. Kata-kata tersebutmerupakan hasil pertimbangan, baik makna, susunan bunyinya maupunhubungan kata itu dengan katakata lain dalam baris dan baitnya. Kedudukankata-kata dalam puisi sangat penting. Kata-kata ini harus bersifat konotatif sehingga maknanya dapat lebih dari satu. Katakata yang dipilih, hendaknya, bersifat puitis, yang mempunyai efek keindahan. Bunyinya pun harus indahdan memiliki keharmonisan dengan kata-kata lainnya. b. PengimajianPengimajian dapat didefinisikan sebagai kata atau susunan kata yang dapatmenimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasakan, mendengar, atau melihat sesuatu yangdiungkapkan penyair. Perhatikan cuplikan puisi berikut.Kehilangan MestikaSepoi berhembus angin menyejuk diriKelana termenung merenung air lincah bermain ditimpa sinar Hanya sebuah bintangkelap kemilautercampak di langit tidak bertemanHatiku-hatiku belum juga sejuk dibuai bayugirang beriak mencontoh air Atau laksana bintang biarpun sunyitetap bersinar berbinar-binar  hampir sama dengan karya sastra.2.Unsur Pembangun Puisia.Diksi(Pemilihan kata)Diksi adalah pemilihan kata dalam puisi. Kata memiliki peranan pentingdalam pembuatan puisi tanpa kata. Kata-kata yang digunakan dalam puisimerupakan hasil pemilihan yang sangat cermat. Kata-kata tersebutmerupakan hasil pertimbangan, baik makna, susunan bunyinya maupunhubungan kata itu dengan katakata lain dalam baris dan baitnya. Kedudukankata-kata dalam puisi sangat penting. Kata-kata ini harus bersifat konotatif sehingga maknanya dapat lebih dari satu. Katakata yang dipilih, hendaknya, bersifat puitis, yang mempunyai efek keindahan. Bunyinya pun harus indahdan memiliki keharmonisan dengan kata-kata lainnya. b. PengimajianPengimajian dapat didefinisikan sebagai kata atau susunan kata yang dapatmenimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasakan, mendengar, atau melihat sesuatu yangdiungkapkan penyair. Perhatikan cuplikan puisi berikut.Kehilangan MestikaSepoi berhembus angin menyejuk diriKelana termenung merenung air lincah bermain ditimpa sinar Hanya sebuah bintangkelap kemilautercampak di langit tidak bertemanHatiku-hatiku belum juga sejuk dibuai bayugirang beriak mencontoh air Atau laksana bintang biarpun sunyitetap bersinar berbinar-binar   petunjuk nelayan di samudera lautan( Aoh Kartahadimadja)Seputar SastraKegiatan membaca danmengapresiasi karya sastradapat memberikan manfaatsebagai berikut. (1) Memberikaninformasi yang berhubungandengan pemerolehan nilai-nilaikehidupan. (2) Memperkaya pandangan atau wawasankehidupan sebagai salah satuunsur yang berhubungandengan pemberian arti maupun peningkatan nilai kehidupanmanusia itu sendiri.Sumber: Pengantar Apresiasi Karya Sastra

Page 25: Analisis Doa

Dalam pelajaran ini, Anda akan belajar menjelaskan makna idiomatik danmengungkapkan unsur intrinsik dalam puisi. Tujuan pelajaran ini adalahagar Anda dapat menemukan diksi, majas, tema, amanat, nada, dan suasanadalam puisi tersebut. Kemudian, Anda dapat menyimpulkan pesan yangtersirat dalam puisi tersebut. Peristiwa 29 Penyair dalam puisi inimenggambarkan gerak alam seperti embusan angin, permainan air, bintang bersinar. Dengan penggambaran yang cukup jelas itu, pembaca seakan-akanikut menyaksikan girang dan kemilaunya suasana alam, serta merasakankeadaan hati kelana yang tengah bersedih.  petunjuk nelayan di samudera lautan( Aoh Kartahadimadja)Seputar SastraKegiatan membaca danmengapresiasi karya sastradapat memberikan manfaatsebagai berikut. (1) Memberikaninformasi yang berhubungandengan pemerolehan nilai-nilaikehidupan. (2) Memperkaya pandangan atau wawasankehidupan sebagai salah satuunsur yang berhubungandengan pemberian arti maupun peningkatan nilai kehidupanmanusia itu sendiri.Sumber: Pengantar Apresiasi Karya SastraDalam pelajaran ini, Anda akan belajar menjelaskan makna idiomatik danmengungkapkan unsur intrinsik dalam puisi. Tujuan pelajaran ini adalahagar Anda dapat menemukan diksi, majas, tema, amanat, nada, dan suasanadalam puisi tersebut. Kemudian, Anda dapat menyimpulkan pesan yangtersirat dalam puisi tersebut. Peristiwa 29 Penyair dalam puisi inimenggambarkan gerak alam seperti embusan angin, permainan air, bintang bersinar. Dengan penggambaran yang cukup jelas itu, pembaca seakan-akanikut menyaksikan girang dan kemilaunya suasana alam, serta merasakankeadaan hati kelana yang tengah bersedih. c. Kata KonkretUntuk membangkitkan imajinasi pembaca, kata-kata harus dikonkretkanatau diperjelas. Jika penyair mahir mengonkretkan katakata, pembacaseolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan apa yang dilukiskan penyair dan dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yangdilukiskan penyair. Perhatikan contoh cuplikan puisi yang berjudul “GadisPeminta-minta” di bawah ini.Gadis Peminta-mintaSetiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecilSenyummu terlalu kekal untuk kenal dukaTengadah padaku, pada bulan merah jambuTapi kataku jadi hilang, tanpa jiwaIngin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecilPulang ke bawah jembatan yang melulur solok Hidup dari, kehidupan angan-angan yang gemerlapanGembira ria kemanjaan riangDuniamu yang lebih tinggi dari menara katedralMelintas-Iintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafalJiwa begitu murni, terlalu murniUntuk bisa membagi dukaku(Toto Sudarto Bachtiar)Untuk melukiskan bahwa gadis dalam puisi ini benar-benar seorang pengemis gembel, penyair menggunakan kalimat gadis kecil berkaleng kecil . Penggambaran ini lebih konkret daripada hanya menggunakan kalimat gadis peminta-mintaatau gadis miskin. Untuk melukiskan tempat tidur  pengap di bawah jembatan yang hanya dapat digunakan untuk menelentangkan tubuh, penyair menulis pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok . Untuk mengkonkretkan dunia pengemis yang penuh 

Page 26: Analisis Doa

c. Kata KonkretUntuk membangkitkan imajinasi pembaca, kata-kata harus dikonkretkanatau diperjelas. Jika penyair mahir mengonkretkan katakata, pembacaseolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan apa yang dilukiskan penyair dan dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yangdilukiskan penyair. Perhatikan contoh cuplikan puisi yang berjudul “GadisPeminta-minta” di bawah ini.Gadis Peminta-mintaSetiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecilSenyummu terlalu kekal untuk kenal dukaTengadah padaku, pada bulan merah jambuTapi kataku jadi hilang, tanpa jiwaIngin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecilPulang ke bawah jembatan yang melulur solok Hidup dari, kehidupan angan-angan yang gemerlapanGembira ria kemanjaan riangDuniamu yang lebih tinggi dari menara katedralMelintas-Iintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafalJiwa begitu murni, terlalu murniUntuk bisa membagi dukaku(Toto Sudarto Bachtiar)Untuk melukiskan bahwa gadis dalam puisi ini benar-benar seorang pengemis gembel, penyair menggunakan kalimat gadis kecil berkaleng kecil . Penggambaran ini lebih konkret daripada hanya menggunakan kalimat gadis peminta-mintaatau gadis miskin. Untuk melukiskan tempat tidur  pengap di bawah jembatan yang hanya dapat digunakan untuk menelentangkan tubuh, penyair menulis pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok . Untuk mengkonkretkan dunia pengemis yang penuh kemayaan, penyair menulishidup dari kehidupan angan-angan yang  gemerlapan, gembira ria kemanjaan serta riang.Untuk mengonkretkangambaran tentang martabat gadis itu yang sama tingginya dengan martabatmanusia lainnya, penyair menulisduniamu yang lebih tinggi dari menarakatedral .d. Bahasa Figuratif (Majas)Majas ( figurative language) adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara membandingkannya dengan benda ataukata lain. Majas mengiaskan atau mempersamakan sesuatu dengan hal yanglain. Maksudnya, agar gambaran benda yang dibandingkan itu lebih jelas.Misalnya, untuk menggambarkan keadaan ombak, penyair menggunakanmajas personifikasi berikut. Risik risau ombak memecahdi pantai landaibuih berderaiDalam cuplikan puisi tersebut, ombak digambarkan seolah-olah manusiayang dapat risik dan memiliki rasa risau. Majas seperti ini menjadikan puisilebih indah. Perhatikan, misalnya, untaian kata-katadi pantai landai/buihberderai. Kata-kata itu tampak indah (puitis) dengan digunakannya persamaan bunyi /a/ dan /i/.Sumber: PDS H.B JassinKedalaman rasa ketuhanan tampak dalam pemilihan kata, ungkapan,lambang, dan kiasan-kiasan yang digunakan penyair. Unsur-unsur tersebutmenunjukkan betapa erat hubungan antara penyair dan Tuhan. Puisi itu jugamenunjukkan keinginan penyair agar Tuhan mengisi seluruh

Page 27: Analisis Doa

kalbunya.Tentang besarnya cinta, kerinduan, dan kepasrahan penyair akan Tuhannya,dapat kita rasakan secara nyata dalam sajak ini. Sebuah surel masuk ke inboks saya dan bertanya tentang adanya Sistem Informasi Sekolah berbasis WordPress. Ya, menurut sang penanya, apakah sudah tersedia solusi seperti itu atau belum? Apakah solusi tersebut berupa plugin, plugin + themes, atau full modification WordPress?Setahu saya, masih belum ada solusi spesifik sistem informasi sekolah berbasis WordPress yang sudah di publish. Kalaupun ada, kemungkinan sistem informasi yang dipakai tersebut setidaknya menurut saya akan berbasis pada dua hal, 1) plugin dan 2) theme. Plugin sebagai area administrasinya, dan theme halaman khusus sebagai penampil report atau data-data lain yang dibutuhkan untuk disampaikan ke publik.Plugin yang saya maksud tersebut setidaknya terdiri atas beberapa fitur penting seperti, penyatuan tampilan ke area dasbor WordPress, fitur pengelolaan data-data induk siswa/sekolah, fitur pengelolaan jadwal, pengelolaan buku referensi, sampai pada fitur shortcode yang lengkap sehingga memudahkan administrator non-programmer untuk bisa menampilkan data-data maupun report yang dibutuhkan ke publik lewat sebuah halaman (page).Eh, ngomong-ngomong soal kemampuan WordPress menjadi Framework Sistem Informasi saya rasa sudah tidak perlu diragukan lagi. Pengalaman saya membuat Sistem Informasi Manajemen Audit Mutu bagi Badan Penjamin Mutu (BPM) Universitas Negeri Semarang membuat saya sudah cukup yakin. Pada proses pembuatan sistem tersebut, langkah-langkah yang saya lakukan secara garis besar adalah sebagai berikut:

menginstall paket WordPress terbaru pada domain web yang disediakan, menginstall seluruh plugin yang dibutuhkan untuk website publik, membuat plugin sistem informasi manajemen audit mutu yang mencakup beberapa

kemampuan yang dibutuhkanHal penting dari pembuatan plugin sistem informasi tersebut adalah pembuatan User Capability yang baru, sesuai kebutuhan. Seperti kita tahu WordPress mempunya beberapa level User (dari 0 – 10) dengan atribut Administrator sampai dengan Subscriber. Kita harus membuat capability baru khusus untuk sistem informasi kita, sehingga seorang user dengan level Operator Program Studi misalnya, hanya akan melihat menu-menu khusus operator/manajemen program studinya saja.Selain itu, saya juga membuang semua dashboard widget bawaan WordPress dan menggantinya dengan dashboar widget yang saya sediakan yang berisi informasi-informasi yang dibutuhkan tentang tugas atau target spesifik yang harus dipenuhi oleh sang user/operator.Dari pengalaman tersebut saya sudah bisa mengambil kenikmatan melakukan pengembangan sebuah sistem informasi dengan framework WordPress, sudah meninggalkan platform lain seperti CodeIgniter, atau framework bikinan sendiri. Ke depannya, saya hanya tinggal membuat Plugin dan Themes saja jika mendapat tugas mengembangkan Sistem Informasi lagi.Ssst, sebenarnya saya juga sedang mengembangkan Plugin seperti yang ditanyakan oleh rekan tersebut, berbasis WordPress dan rencananya akan saya rilis akhir tahun ini sebagai plugin open source dengan dua skema, Free dan skema One-Year Support (Pro) yang (jangan khawatir) akan didistribusikan tidak mahal-mahal.