analisis dinamika masuknya timor leste …...terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat...

30
1 BAB IV ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE UNTUK MENDAPATKAN STATUS KEANGGOTAAN PENUH DALAM ASEAN Agar dapat memahami sub bab ini, penulis akan menyajikan hasil temuannya secara bertahap dengan tujuan pembaca dapat memahami keadaan faktual Timor Leste. Sajian data akan dimulai dengan memaparkan lepasnya Timor Leste dari Indonesia, keadaan domestik Timor Leste, politik luar negeri Timor Leste dengan negara-negara anggota ASEAN, dan diakhiri dengan hubungan Timor Leste dengan negara-negara diluar ASEAN. Pada bagian kedua penulis akan memaparkan mengenai sejarah ASEAN, prinsip dan aturan ASEAN, dan regionalisme khas ASEAN. Pada bagian akhir pemaparan ini penulis akan menyajikan analisisnya menggunakan teori konstruktivisme dan konsep regionalisme. Dinamika dapat dipahami sebagai tingkah laku yang dapat secara langsung memberikan pengaruh terhadap pihak lain secara timbal balik. Dalam dinamika terdapat interaksi dan ketergantungan antar anggota kelompok maupun anggota dengan kelompok secara menyeluruh. Dynamic is facts or concepts which refer to conditions of change, especially to forces (Santosa, Slamet, 2004:5). Secara sederhana dapat dipahami bahwa indikator dinamika politik terletak pada interaksi dan ketergantungan (interdependensi) antar aktor politik. 1.1 Lepasnya Timor Leste dari Indonesia Terhitung sejak tahun 1945 sejarah mencatat bahwa perang sipil masih berada dalam tatanan teratas konflik yang sedang dialami oleh berbagai negara. Hal ini biasa terjadi pada negara-negara baru di berbagai belahan dunia. Secara umum penyebab konflik dapat dibedakan menurut faktor-faktor penyebabnya, seperti konflik yang dialami oleh Timor Leste

Upload: others

Post on 29-Jul-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

1

BAB IV

ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE UNTUK

MENDAPATKAN STATUS KEANGGOTAAN PENUH DALAM

ASEAN

Agar dapat memahami sub bab ini, penulis akan menyajikan hasil

temuannya secara bertahap dengan tujuan pembaca dapat memahami

keadaan faktual Timor Leste. Sajian data akan dimulai dengan memaparkan

lepasnya Timor Leste dari Indonesia, keadaan domestik Timor Leste, politik

luar negeri Timor Leste dengan negara-negara anggota ASEAN, dan

diakhiri dengan hubungan Timor Leste dengan negara-negara diluar

ASEAN. Pada bagian kedua penulis akan memaparkan mengenai sejarah

ASEAN, prinsip dan aturan ASEAN, dan regionalisme khas ASEAN. Pada

bagian akhir pemaparan ini penulis akan menyajikan analisisnya

menggunakan teori konstruktivisme dan konsep regionalisme.

Dinamika dapat dipahami sebagai tingkah laku yang dapat secara

langsung memberikan pengaruh terhadap pihak lain secara timbal balik.

Dalam dinamika terdapat interaksi dan ketergantungan antar anggota

kelompok maupun anggota dengan kelompok secara menyeluruh. Dynamic

is facts or concepts which refer to conditions of change, especially to forces

(Santosa, Slamet, 2004:5).

Secara sederhana dapat dipahami bahwa indikator dinamika politik

terletak pada interaksi dan ketergantungan (interdependensi) antar aktor

politik.

1.1 Lepasnya Timor Leste dari Indonesia

Terhitung sejak tahun 1945 sejarah mencatat bahwa perang sipil

masih berada dalam tatanan teratas konflik yang sedang dialami oleh

berbagai negara. Hal ini biasa terjadi pada negara-negara baru di berbagai

belahan dunia. Secara umum penyebab konflik dapat dibedakan menurut

faktor-faktor penyebabnya, seperti konflik yang dialami oleh Timor Leste

Page 2: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

2

pasca memperkenalkan diri sebagai negara baru di Asia Tenggara (Dan

Smith, 2004:15).

Beberapa waktu sebelum memperoleh kedaulatan negaranya, Timor

Leste berkonflik dengan Indonesia. Konflik ini menjadi ‘sedikit’ agak rumit

dengan hadirnya Australia sebagai pihak mediator. Hal tersebut diakibatkan

campur tangan Australia justru membuat pihaknya secara tidak langsung

terlibat dalam konflik, dan cenderung ‘mempermudah’ Timor Leste

memperoleh kemerdekaan (Ichsan Malik, 2009).

Salah satu faktor yang pendukung Timor Leste yang membuat

pihaknya mengajukan diri untuk lepas dari bagian Indonesia adalah tidak

adanya kedekatan yang berarti dengan daerah-daerah lain di Indonesia.

Bahkan Timor Leste menjadi bagian dari Indonesia setelah kehadiran

pasukan militer Indonesia pada tahun 1975.

Kehadiran Australia secara tidak langsung membuat pihaknya

menjadi aktor sekunder setelah melibatkan diri dalam proses referendum

tahun 1999. Campur tangan Australia nampak melalui dukungan politiknya

untuk Timor Leste di PBB, serta hadirnya tentara Australia sebagai pasukan

penjaga perdamaian PBB melalui UNMIT dan UNAMET.

1.2 Keadaan Domestik Timor Leste

1.2.1 Keadaan Sosial dan Demografi

Negara Timor Timur yang sekarang kita kenal dengan nama Timor

Leste ini mayoritas penduduknya didominasi oleh keturunan ras Malay

Polynesia (Melayu-Polinesia). Bahasa resmi yang digunakan untuk

berkomunikasi adalah bahasa Portugis dan Tetun. Bahasa Tetun masuk

dalam kategori bahasa Austronesian, yang sebagian besar bahasanya

merupakan kata serapan dari bahasa Portugis dan Indonesia. Tetapi secara

umum masyarakat Timor Leste paling sering menggunakan bahasa Tetun

untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari–hari (BBC UK, 2013).

Page 3: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

3

1.2.2 Keadaan Politik dan Pemerintahan Dalam Negeri

Sejak resmi berdiri sebagai negara baru di tahun 1999 dibawah

pengawasan badan khusus PBB yang bernama UNAMET (United Nations

Mission in East Timor) dan benar–benar lepas dari Indonesia, nama Timor

Timur secara resmi berubah menjadi Republica Democratia de Timor Leste;

yang kemudian dikenal dengan Timor Leste. Namun begitu aktivitas

pemerintahan berikut penyelenggaraannya baru benar–benar berjalan pada

tanggal 20 Mei tahun 2002. Pada tahun ini juga Timor Leste resmi

bergabung menjadi negara anggota PBB (Ximenes, Alarico da Costa, 2011).

Timor Leste menjalankan betuk pemerintahan semi presidensial

dengan sistem pemerintahan parlementer. Berdasarkan fungsi yang

dijalankan, terdapat empat jenis lembaga tinggi negara yang dapat

dibedakan sebagai berikut:

1. Presiden Republik

2. Parlemen Nasional

3. Pemerintah

4. Lembaga Peradilan

Dengan dibentuknya lembaga tinggi tersebut pemerintah Timor

Leste berupaya untuk membangun bangsa dan negara yang demokratis.

Meski begitu negara yang baru merdeka ini sudah dihadapkan

dengan masalah stabilitas antar elit politik yang berkuasa pada saat itu.

Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana

Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai politik

yang dominan pada saat itu (Fretilin). Praktek anarki kemudian sampai pada

puncaknya di tahun 2006 dengan mengakibatkan instabilitas pada bidang

politik, keamanan, dan ekonomi sampai dengan sekarang.

4.2.3 Keadaan Ekonomi

Menurut CIA World Factbook Timor Leste masuk dalam kategori

negara yang dependen dengan sumber daya minyak dan gas, dan

aktifitasnya banyak dipusatkan di Laut Timor (McBeth, John, 2010).

Page 4: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

4

Pendapatan yang didapat dari aktifitas migas ini digunakan pemerintah

untuk pembangunan ekonomi jangka panjang, dan menyelamatkan

rakyatnya dari jerat kemiskinan. Pada tahun 2011 pemerintah Timor Leste

mencanangkan pembangunan strategis dengan nama Strategic Development

yang realisasinya akan dilaksanakan selama tahun 2011 sampai 2030.

Gagasan Strategic Development ini memprioritaskan kebijakannya pada

sektor migas.

Namun begitu seiring dengan berjalannya waktu kodisi

perekonomian Timor Leste tidak terlalu sesuai dengan harapan. Guna

meringankan beban yang harus ditanggung di bidang ekonomi, akhirnya di

tahun 2010 pihaknya menerima bantuan dana dari Amerika Serikat.

Pinjaman tersebut berjumlah 10 juta dollar AS dan ditujukan untuk

mengontrol keuangan negara. Pinjaman tersebut benar–benar dimanfaatkan

oleh Timor Leste dalam aktifitas perekonomian negaranya, dibuktikan

dengan jumlah keseimbangan pendapatan negara yang mencapai 10 juta

dollar AS pada akhir tahun 2011 (Timor Leste Country Brief, 2012).

1.3 Politik Luar Negeri Timor Leste

Terhitung sejak Timor Leste diakui statusnya sebagai negara yang

berdaulat, pihaknya terus mengupayakan pengakuan de facto dan de jure di

dunia internasional. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Timor Leste banyak

dipengaruhi oleh penentuan politik luar negeri negaranya. Terciptanya

politik luar negeri Timor Leste tidak lepas dari tatanan struktur politik,

ideologi, ekonomi, kepribadian nasional, sejarah, budaya, dan letak

goegrafis negaranya (Suffri Yusuf, 1989). Kebijakan politik luar negeri

tersebut dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Republik Demokratis

Timor Leste pada pasal ke-8, ayat yang ke-2 mengenai hubungan

internasional, yang berbunyi demikian:

“…The Democratic Republic of East Timor shall establish relations of

friendship and cooperation with all other peoples, aiming at the peaceful

settlement of conflicts, the general, simultaneous and controlled disarmament, the

establishment of a system of collective security and establishment of a new

Page 5: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

5

international economic order capable of ensuring peace and justice in the

relations among peoples…”

Melalui pasal tersebut dapat kita pahami bersama bahwa Timor

Leste hendak membangun hubungan kerja sama dengan negara lain, dengan

harapan tercapainya penyelesaian konflik dengan cara yang damai,

pelucutan senjata, serta berupaya untuk mewujudkan suatu sistem

pengamanan bersama dalam tatanan ekonomi yang baru guna menjamin

perdamaian dan keadilan dalam skema kerja sama antar bangsa.

Guna membina hubungan internasionalnya, Timor Leste berfokus

untuk membangun kerja sama dengan negara-negara terdekatnya seperti

Indonesia dan Australia. Sedangkan hubungan baik untuk mempererat

ikatan sejarah dan budaya dengan Portugal tetap dilakukan. Untuk

mendukung eksistensinya dalam tatanan internasional Timor Leste juga

gencar dalam membina hubungan diplomatik dengan negara-negara

ASEAN, serta negara-negara di Pasifik Selatan.

Perumusan kebijakan politik internasional tersebut merupakan

response Timor Leste terhadap situasi internasional yang mengalami

globalisasi dan terlibat dalam multipolarisme. Berangkat melalui

perumusan tersebut Timor Leste mulai membuka diplomasi politik untuk

membangun kekuatan dan posisi tawarnya dalam dunia internasional.

Diplomasi dan kebijakan politik luar negeri merupakan dua entitas

yang tidak dapat dipisahkan. Diplomasi dalam dunia internasional dipahami

sebagai suatu perpaduan antara majemen dan seni dalam membina

hubungan dengan aktor-aktor dalam dunia internasional dengan tujuan

mencapai kepentingan nasional. Upaya diplomasi umumnya dilakukan

dengan cara damai namun persuasif, sharing, hingga melakukan kunjungan

negara dan terlibat dalam aktifitas yang diadakan oleh masing-masing

pihak.

Page 6: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

6

1.3.1 Hubungan Bilateral dengan Negara-Negara Anggota ASEAN

“..The Democratic Republic of East Timor shall maintain special ties of

friendship and co-operation with its neighbouring countries and the countries of

the region..”

Kutipan tersebut merupakan ayat ke 4 pasal 8 diatas. Melalui

pedoman tersebut Timor Leste mempunyai tekad yang kuat untuk

merealisasikan wacana bersatu dengan negara-negara lain di wilayah Asia

Tenggara. Kehadiran ASEAN sebagai organisasi kawasan di Asia Tenggara

rupanya mampu menarik Timor Leste untuk semakin serius menyiapkan diri

menjadi salah satu anggota tetapnya. Agenda politik luar negeri Timor Leste

banyak difokuskan pada keikutsertaan negaranya dalam skema kerja sama

maupun agenda-agenda kegiatan ASEAN. ASEAN menjadi organisasi

kawasan yang digadang-gadang Timor Leste mampu memenuhi

kepentingan nasional dan pembangunan di berbagai aspek kehidupan

negaranya.

1.3.1.1 Hubungan Timor Leste dengan Indonesia

Salah satu negara anggota ASEAN yang hingga pada saat ini sangat

intens terlibat dalam skema kerja sama adalah Indonesia. Timor Leste yang

pernah menjadi bagian dari Indonesia berusaha untuk tidak melihat bayang-

bayang “luka masa lalu” guna mendapatkan dukungan status keanggotaan

penuhnya di ASEAN.

Pada tahun 2013 Presiden Timor Leste, Mr. Taur Matan Ruak

mengunjungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana

Merdeka. Timor Leste dan Indonesia membahas relasi dagang dan

dukungan berkelanjutan kehadiran Timor Leste dalam ASEAN. Melalui

pertemuan tersebut Indonesia menyatakan bahwa pihaknya tidak keberatan

jika di pada tahun-tahun mendatang memberikan informasi yang mampu

mendorong pembangunan ekonomi Timor Leste di kawasan Asia Tenggara

(Jakarta Post, 2013).

Page 7: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

7

1.3.1.2 Hubungan Timor Leste dengan Thailand

Negara anggota kedua ASEAN yang mempunyai hubungan baik

dengan Timor Leste adalah Thailand. Dalam membina hubungan

persahabatannya baik Timor Leste maupun Thailand selalu mengedepankan

prinsip-prinsip yang diadopsi dari ASEAN. Keduanya menanamkan sikap

saling percaya, kekerabatan, saling memahami, dan melanjutan hubungan

tersebut kedalam sebuah kerangka kerjasama bilateral.

Pada tahun 2009 Mr. Abhisit Vejjajiva selaku Perdana Menteri

Thailand menjamu Presiden Timor Leste Dr. Jose Ramos-Horta di

Kementerian Luar Negeri Thailand lengkap dengan konferensi pers resmi.

Keduanya saling memuji keberhasilan hubungan bilateral yang sudah

dibina selama 7 tahun lamanya didepan awak media Thailand dan

internasional. Kebahagiaan tersebut merupakan bentuk sukacita Timor

Leste karena pada saat yang bersamaan kantor perwakilan negara tersebut

resmi dibuka. Kantor Kedutaan Besar Timor Leste berlokasi di Ibukota

Thailand, yakni Bangkok.

Dukungan Thailand untuk Timor Leste diperlihatkan ketika

Thailand berkesempatan menjadi ketua ASEAN di tahun 2012. Thailand

secara khusus mengundang Timor Leste hadir dalam 2nd Asia-Pacifis Water

Summit, 16th ASEAN Regional Forum, dan 42nd ASEAN Ministerial Meeting

(AMM). Melalui berbagai dukungan yang diwujudkan melalui berbagai

pertemuan tersebut, pihak Thailand melalui Perdana Menteri nya terbukti

secara penuh mendukung Timor Leste untuk menjadi negara anggota

ASEAN (Thai Government, 2012).

1.3.1.3 Hubungan Timor Leste dengan Filipina

Filipina merupakan salah satu negara anggota ASEAN yang

menduduki peringkat ketiga untuk kedekatan hubungan bilateral negaranya

dengan Timor Leste. Hubungan hangat keduanya bermula ketika Timor

Page 8: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

8

Leste mulai mencari pengakuan internasional bahwa negaranya sudah

berdiri menjadi negara yang merdeka dan berdaulat.

Pada tahun 2008 terbentuk perjanjian bilateral yang mencakup

foreign service training, pendidikan, serta kelautan dan perikanan.

Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Presiden Timor Leste Dr. Jose

Ramos-Horta dan Presiden Filipina Gloria Macapagal-Arroyo (Nagpal,

Sahil, 2008).

Hubungan bilateral dengan Filipina pada masa kepemimpinan

Presiden Beniqno Aquino terus diupayakan oleh Timor Leste. Pada masa

kepemimpinannya Timor Leste berupaya untuk melanjutkan dan

memperkuat perjanjian yang telah dibentuk sebelumnya.

"On this note, allow me to express the Philippine’s support for Timor-

Leste’s bid to join the Asean (Association of Southeast Asian Nations) community.

We look forward to working more closely with you in the future in advancing

regional dialogue, which we know will redound not only to the growth of our

peoples and our countries, but will also contribute to the stability and continued

development of our region"

Peryantaan dukungan diatas merupakan wujud dukungan Filipina di

masa kepemimpinan Presiden Aquino III. Pernyataan tersebut

dikemukakan oleh Filipina dalam pertemuan 22nd ASEAN Summit yang

diadakan di Brunei Darussalam pada tahun 2013 (Philippine Daily Inquirer,

2013).

1.3.1.4 Hubungan Timor Leste dengan Vietnam

Berbicara mengenai hubungan bilateral Timor Leste dengan

Vietnam, negara ini memang menjadi target kegiatan diplomasi Timor

Leste. Hubungan diplomatik kedua negara ini dimulai ketika Timor Leste

merdeka di tahun 2002. Dalam membina hubungan diplomatiknya baik

Timor Leste maupun Vietnam sama-sama mengedepankan prinsip-prinsip

kekeluargaan melalui cara damai.

Salah satu kerjasama yang berhasil disepakati kedua negara ini

adalah “Framework Agreement on Technological and Economic

Page 9: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

9

Cooperation” dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dari potensi

masing-masing negara. Kerangka kerja sama tersebut ditandatangani oleh

Presiden Dr. Jose Ramos-Horta dan Presiden Nguyen Minh Triet pada

tahun 2010.

Melalui kesempatan tersebut Vietnam dan Timor Leste sepakat

untuk saling memberi dukungan dalam kegiatan diplomasi masing-masing

negara. Baik upaya diplomasi yang dibina dengan organisasi kawasan

maupun organisasi internasional. Pada tahun 2010 yang bertepatan dengan

momentum berdirinya Vietnam sebagai ketua ASEAN (2010 ASEAN

Chairmanship) pihaknya menyatakan dukungan kepada Timor Leste untuk

mendapatkan status keanggotaan penuhnya di ASEAN (etan.org, 2010).

1.3.1.5 Hubungan Timor Leste dengan Kamboja

Kamboja menjadi negara anggota ASEAN yang mendapatkan

kunjungan Timor Leste satu tahun setelah PBB mengakui eksistensi Timor

Leste di tahun 2002. Saat itu Presiden Dr. Jose Ramos-Horta dan beberapa

orang perwakilan dari Timor Leste mengunjungi Istana Kerajaan Kamboja

pada tahun 2003. Dalam kunjungan tersebut Timor Leste disambut hangat

oleh Raja Kamboja Preah Bat Samdech Preah Norodom Sihanouk, Perdana

Menteri Kamboja Samdech Hun Sen, dan Menteri Luar Negeri H.E. Mr.

Hor Namhong (Ministry of Foreign Affairs and International Cooperation,

Cambodia, 2014).

Dalam kesempatan tersebut Presiden Timor Leste dan Menteri Luar

Negeri Kamboja menyampaikan ide-ide mengenai pemberantasan

kemiskinan dan saran untuk pemerintahan Timor Leste yang saat itu baru

saja merdeka. Disinggung mengenai permohonan keikutsertaan Timor

Leste dalam ASEAN Regional Forum, Menteri Luar Negeri Kamboja

menyetakan ketidakberatannya atas permohonan tersebut.

Pada tahun 2010 Pemerintah Timor Leste kembali mengunjungi

Phnom Penh untuk membicarakan tentang aksesi tepat Timor Leste untuk

Page 10: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

10

semakin “dekat” dengan ASEAN. Pembicaraan tersebut mendapatkan

tanggapan yang baik dari Perdana Menteri Kamboja, pihaknya tetap

mendukung Timor Leste untuk semakin “dekat” dengan ASEAN.

Kunjungan ini merupakan upaya preventive diplomacy, mengingat pada

tahun 2012 Kamboja akan mendapatkan giliran untuk menduduki ASEAN

Chairmanship. Melalui momentum tersebut dukungan Kamboja dinilai

sangat penting untuk meloloskan permohonan keanggotaan penuh Timor

Leste dalam ASEAN.

Awal permohonan tersebut disampaikan pihak Kamboja melalui

Juru Bicara pemerintah Khieu Kanharith menanggapinya secara diplomatis.

Pihaknya tidak akan memberi dukungan apapun sebelum mengetahui pasti

apakah Indonesia turut mendukung Timor Leste. Namun setelah

mengetahui bahwa Indonesia turut mendukung permohonan tersebut

akhirnya Kamboja menyatakan kesediaannya untuk mendukung Timor

Leste untuk bergabung dalam ASEAN.

“If Indonesia supports East Timor becoming a member of Asean then why

should any other Asean country be against it?”

Dr. Jose Ramos-Horta

1.3.1.6 Hubungan Timor Leste dengan Malaysia

Timor Leste di mata Malaysia merupakan suatu negara yang patut

diapresisasi karena kemajuan negaranya di kawasan Asia Tenggara.

Kemajuan yang paling nampak adalah pada penerapan good governance

negara tersebut. Timor Leste dianggap berhasil dalam hal pemeliharaan

stabilitas nasional dan perdamaian, pihaknya juga berhasil memanfaatkan

bantuan dari PBB dengan baik.

Melalui encapaian tersebut Malaysia menyatakan bahwa pihaknya

mendukung Timor Leste mengupayakn pembangunan, stabilitas keamaan,

dan penegakan hukum. Adapun bantuan yang diwujudkan oleh Malaysia

untuk Timor Leste adalah sebagai berikut:

Page 11: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

11

1. Malaysian Defense Cooperation Program (MDCP)

2. Malaysia Technical Cooperation Program (MTCP)

3. Pelatihan Diplomatik yang diberi nama Institute of Diplomacy

and Foreign Relations (IDFR)

Sebagai wujud apresiasi bantuan yang diberikan Malaysia, Timor

Leste menjadikan Malaysia sebagai role model dalam pelaksanaan

pemerintahan dan pembangunan negaranya (The Sun Daily, 2013).

Berbicara mengenai dukungan Malaysia terhadap permohonan

Timor Leste untuk bargabung dalam ASEAN, pihaknya menyatakan

dukungan tersebut dalam pertemuan ASEAN Coordinating Council (ACC)

tahun 2011 yang diadakan di Bali.

1.3.1.7 Hubungan Timor Leste dengan Laos

Timor Leste mulai benar-benar membina hubungan bilateralnya

dengan Laos pada tahun 2013. Meskipun sebenarnya kedua negara ini sudah

membina hubungan baik sejak Timor Leste merdeka di tahun 2002.

Kunjungan kenegaraan yang baru dilakukan oleh Timor Leste setelah

mengajukan permohonan untuk menjadi negara anggota ASEAN ke-11 di

tahun 2011. Bersama dengan perwakilan pemerintah lainnya Perdana

Menteri Xanana Gusmao berkunjung ke Laos pada bulan September 2013.

Perdana Menteri Gusmao dan delegasi lainnya disambut baik oleh

Perdana Menteri Laos Thingsing Thammavong. Dalam pertemuan tersebut

baik pihak Timor Leste maupun Laos sepakat untuk membina hubungan

bilateral dan nantinya juga terbuka untuk membina hubungan multilateral.

Di akhir pertemuan tersebut Perdana Menteri Thammavong menyatakan

dukungan Laos terhadap permohonan masuknya Timor Leste ke dalam

ASEAN sebagai wujud penghargaan atas sikap solidaritas dan kerangka

kerjasama regional yang telah terbentuk (Vientiane Times, 2013).

Page 12: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

12

1.3.1.8 Hubungan Timor Leste dengan Myanmar

Hubungan bilateral Myanmar dan Timor Leste pertama kali

diprakarsai oleh Myanmar sejak tahun 2006 silam sebagai bagian dari

upaya-upaya peningkatan hubungan luar negerinya. Rupanya upaya

tersebut dimanfatkan dengan baik oleh Timor Leste untuk membina

hubungan diplomatik bersamaan dengan ditandatanganinya Agreement on

the Establishment of Diplomatic Ties oleh Menteri Luar Negeri Myanmar

dan Menteri Luar Negeri Timor Leste Jose Luis Guterres pada tahun 2006

(Gaia Discovery, 2013).

Meskipun hubungan diplomatik Timor Leste dan Myanmar sempat

memanas, Myanmar menyatakan dukungannya terhadap permohonan

keanggotaan penuh Timor Leste dalam ASEAN. Dukungan tersebut

diamini perwakilan kedua negara saat berlangsungnya 43rd ASEAN Foreign

Ministers Meeting pada tahun 2010 di Hanoi, Vietnam (Rama, Karlon N,

2010)

1.3.1.9 Hubungan Timor Leste dengan Brunei Darussalam

Hubungan diplomatik Timor Leste dengan Brunei Darussalam

sebenarnya sudah berlangsung lama, akan tetapi keseriusan hubungan

tersebut baru benar-benar diwujudkan pada tahun 2012. Bidang kerja sama

yang menjadi prioritas Timor Leste adalah minyak dan gas (migas).

Kemudian seiring dengan berjalannya waktu kerja sama tersebut bertambah

pada bidang olahraga, pendidikan, dan sosial budaya (The Brunei Times,

2012).

Satu tahun kemudian delegasi Timor Leste melalui Menteri Luar

Negeri Timor Leste Jose Luis Guterres menemui Menteri Urusan Luar

Negeri dan Perdagangan Brunei Yang Mulia Pangeran Mohamed Bolkiah.

Dalam kunjungannya tersebut selain membicarakan mengenai kerangka

kerja sama, kedua Menteri juga membicarakan permohonan masuknya

Timor Leste ke dalam ASEAN. Upaya preventif ini lagi-lagi dilakukan oleh

Page 13: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

13

Timor Leste karena di tahun itu pula (2013) Brunei Darusalam menjabat

sebagai ASEAN Chairmanship. Sampai dengan saat ini Timor Leste tetap

mendapatkan dukungan Brunei Darussalam untuk permohonnya tersebut

(The Brunei Times, 2013).

1.3.1.10 Hubungan Timor Leste dengan Singapura

Singapura dan Timor Leste sudah menjalin kerja sama bilateral sejak

Timor Leste merdeka di tahun 2002. Pada tahun 2010 akhirnya Timor Leste

secara resmi membuka kantor perwakilannya di Singapura. Melalui Duta

Besar Timor Leste untuk Singapura Mr. Roberto Soares, pihaknya berharap

dapat membangun kerjasama ekonomi yang serius dengan Singapura.

Pada tahun 2013 Singapura menerima kunjungan dari Perdana

Menteri Xanana Gusmao. Kunjungan tersebut diterima langsung oleh

Perdana Menteri Lee Hsien Loong. Hasil yang didapatkan melalui

kunjungan tersebut adalah ditandatanganinya perjanjian Air Services

Agreement sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan udara untuk

mendukung aktifitas kerja sama yang telah dibina (Singapore Business

Review, 2013).

Terkait dukungan Timor Leste untuk permohonan keanggotaan

Timor Leste dalam ASEAN agaknya hal ini masih belum dapat diloloskan

oleh Singapura. Singapura mempunyai pandangan pribadi yang berbeda

dari negara-negara ASEAN lainnya. Jika dilihat melalui kacamata

Singapura, kapasitas Timor Leste dinilai belum cukup untuk bergabung

dalam ASEAN. Argumen tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai macam

keadaan domestik Timor Leste. Singapura mengungkapkan pendapatnya

bahwa Timor Leste “belum siap” untuk menyesuaikan diri dengan berbagai

macam tantangan dengan kompleksitas keanggotaan yang ada di ASEAN

(The Jakarta Post, 2015).

Page 14: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

14

1.3.2 Dinamika Masuknya Timor Leste Dalam ASEAN

Tahun Pencapaian

2002 1. Menghadiri ASEAN Ministreal Meeting (AMM) ke-39

di Kuala Lumpur, Malaysia.

2. Timor Leste aktif menjadi negara observer, pada

agenda-agenda pertemuan intern ASEAN.

2005 Bergabung dalam ARF (ASEAN Regional Forum).

2007 Ikut serta menandatangani TAC (Treaty of Amity and

Cooperation).

2009 Timor Leste bersedia mendirikan kantor perwakilan ASEAN

yang berlokasi di Dili.

2011 Timor Leste secara resmi mengajukan permohonan status

keanggotaan penuh kepada Sekretariat ASEAN di Jakarta.

Tabel I. Hal-hal yang berhasil dilakukan oleh Timor Leste dalam ASEAN

(Wuryandari, 2005).

Dengan semakin dikenalnya ASEAN posisi tawar organisasi

regional tersebut semakin diperhitungkan oleh dunia internasional. Banyak

negara diluar wilayah Asia Tenggara tertarik untuk membangun kerja sama.

Salah satu negara yang “terpanggil” untuk menjadi anggotanya adalah

Timor Leste.

Pada pertemuan ASEAN Ministreal Meeting (AMM) ke-39 yang

diadakan di Kuala Lumpur, Timor Leste turut diundang untuk menghadiri

pertemuan tersebut. Yang mana pertemuan tahunan ini sebenarnya

diperuntukkan sebagai pertemuan tahunan antar Menteri Luar Negeri

negara-negara anggota ASEAN. Tema dalam pertemuan ke-39 tersebut

Page 15: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

15

adalah “Forging A United, Resilient and Itegrated ASEAN”

(Mengedepankan ASEAN yang terintegrasi, bersatu, dan dinamis). Tema

tersebut dipilih dengan harapan ASEAN di masa mendatang dapat

memantabkan langkah untuk mencapai tujuan komunitasnya.

Dalam pertemuan tersebut selain membahas solidaritas dan upaya-

upaya integrasi antar negara anggota ASEAN, pihaknya juga turut

membahas misi perluasan organisasinya. Momen ini rupanya dimanfaatkan

dengan baik oleh Timor Leste, sekaligus menjadi awal ditandatanganinya

aplikasi resmi untuk bergabung menjadi negara anggota ASEAN.

Terhitung sejak tahun 2002 Timor Leste mulai aktif menjadi negara

observer (peninjau) pada agenda–agenda pertemuan intern ASEAN. Pada

tahun 2005 Timor Leste bergabung dalam ARF (ASEAN Regional Forum)

dan turut menandatangani TAC (Treaty of Amity and Cooperation) pada

tahun 2007. Selain itu Timor Leste secara bertahap membuka kedutaan

besar di negara–negara anggota ASEAN. Seiring dengan dibukanya

kedutaan besar Timor Leste di negara–negara tersebut, pihaknya tetap

aktif membina hubungan bilateral yang baik.

Untuk menunjukkan keseriusannya untuk bergabung dalam ASEAN

pada tahun 2009 Timor Leste bersedia mendirikan kantor perwakilan

ASEAN yang berlokasi di Dili. Puncaknya pada tahun 2011 Timor Leste

secara resmi mengajukan permohonan status keanggotaan penuh kepada

Sekretariat ASEAN di Jakarta pada tanggal 4 Maret. Meski begitu sampai

dengan tahun 2019 ini Timor Leste masih harus berada dalam masa

peninjauan. Dalam hal ini Dewan Koordinasi ASEAN yang mempunyai

wewenang untuk memberikan pemilaian atas kesiapan Timor Leste untuk

benar–benar bergabung dan menjadi negara anggota ASEAN yang ke-11.

Kenyataan ini tampak mengecewakan bagi pihak Timor Leste. Semula

pihaknya berharap akan mencapai kesepakatan dan menjadi negara

anggota ASEAN ke-11 pada tahun 2012, namun sampai dengan saat ini

ASEAN belum merealisasikan permohonan tersebut (Wuryandari, 2005).

Page 16: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

16

Pada sub bab berikut penulis akan menjelaskan mengapa fenomena

tersebut terjadi. Memang terdapat beberapa hal yang harus dipatuhi ketika

suatu negara mencoba mengajukan diri untuk menjadi anggota tetap suatu

organisasi regional, baik dipatuhi oleh negara yang mendaftarkan diri

maupun oleh negara anggota yang sudah ada. Dalam hal ini banyak faktor

yang menjadi pertimbangan diterima atau tidaknya suatu negara menjadi

negara anggota baru sebuah organisasi regional.

1.4 Sejarah ASEAN

Organisasi regional yang bernama Association of Southeast Asian

Nations (ASEAN) resmi berdiri pada tanggal 8 Agustus tahun 1967 ketika

situasi di dunia mengalami perubahan akibat berdirinya dua kubu besar;

Amerika Serikat dan Uni Soviet. ASEAN eksis sebagai response negara–

negara di Asia Tenggara terhadap dua kekuatan besar yang mendominasi

politik dunia pada saat itu. Awal mula berdirinya ASEAN diprakarsai oleh

lima negara Asia Tenggara, yakni: Indonesia, Singapura, Malaysia,

Thailand, dan Philipina. ASEAN terbentuk melalui berbagai upaya

pembentukan organisasi regional yang terbatas dalam ruang lingkup

pemilihan anggotanya. Sebagai tanda berdirinya ASEAN, kelima

perwakilan negara tersebut menandatangani lima artikel yang saat ini kita

kenal sebagai Deklarasi ASEAN.

Harapan dari eksisnya ASEAN bagi negara yg memprakarsainya

digadang–gadang hadir dengan tujuan untuk meredam konflik yang terjadi

diantara negara–negara yang baru merdeka di kawasan Asia Tenggara

(peningkatan keamanan). Seiring dengan berjalannya waktu, tujuan, dan

kebutuhan masing–masing negara yang tergabung di dalamnya, harapan

yang ingin diwujudkan melalui ASEAN semakin berkembang. Tidak hanya

fokus keamanan saja yang coba diwujudkan, akan tetapi mulai merambah

pada bidang politik dan ekonomi. Melalui penambahan fokus kerja ASEAN

ini, para anggotanya bersepakat untuk menciptakan suatu wilayah yang

Page 17: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

17

damai dengan adanya kerja sama ekonomi, dengan harapan bahwa masing–

masing negara dapat mencapai kesejahteraan.

Melalui isi dari Deklarasi Bangkok, ASEAN memperkenalkan diri

pada dunia internasional bahwa dirinya berdiri sebagai asosiasi yang

terbuka untuk menerima partisipasi negara–negara Asia Tenggara selama

negara–negara tersebut memiliki komitmen yang sama untuk membangun

kerja sama dalam ASEAN. Disisi lain kehadiran ASEAN dalam dunia

internasional juga diterima sebagai salah satu bagian dari regionalisme yang

hadir untuk menjawab tantangan global.

Dengan perkenalan diri pada dunia internasional tersebut ASEAN

mempunyai daya tarik tersendiri sampai pada akhirnya menarik kehadiran

Brunei Darussalam. Brunei Darussalam resmi diterima sebagai negara

anggota ASEAN pada tahun 1984. Seiring dengan berjalannya waktu

jumlah anggota ASEAN terus betambah sampai dengan berakhirnya era

perang dingin pada tahun 1990an. Setelah Brunei Darussalam ASEAN

menerima Vietnam pada tahun 1995, diikuti Myanmar dan Laos pada

tahun 1997, dan terakhir Kamboja pada tahun 1999 (Urlyapov,

Vyacheslav, 2010). Sampai dengan saat ini ASEAN berhasil memiliki 10

(sepuluh) negara anggota dalam organisasi regionalnya. Adapun

kesepuluh negara anggota tersebut adalah:

1. Indonesia

2. Singapura

3. Malaysia

4. Thailand

5. Philipina

6. Brunei Darussalam

7. Vietnam

Page 18: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

18

8. Laos

9. Myanmar

10. Kamboja

Untuk mengetahui kematangan regionalisme yang sudah tercipta di

ASEAN, mari kita amati tahapan-tahapan yang sudah diklasifikasikan oleh

Hettne (1997), sebagai berikut:

1. Simple Geographic Unit of States

a. Tidak ada kerjasama dan interaksi rutin antar negara di dalam

kawasan.

b. Kerjasama terjadi hanya ketika hadir ancaman dan kerjasama

juga berakhir ketika ancaman berakhir.

c. Sangat bergantung pada sumber daya pribadi.

2. Set of Social Interactions

a. Dalam suatu kawasan sudah tercipta interaksi antar negara tetapi

hanya diatur oleh norma-norma / institusi informal.

3. Collective Defense Organisation

a. Negara mulai bersekutu dengan negara lain yang memiliki

pemikiran yang sama dalam satu kawasan untuk melawan

ancaman bersama.

b. Terjadi perjanjian formal yang mengikat dan mengatur negara-

negara dalam satu kawasan.

c. Terjadi kombinasi kekuatan.

4. Security Community

a. Interaksi masyarakat sipil antar negara mulai dikembangkan.

b. Tercipta hubungan yang damai antar negara dalam satu kawasan.

c. Terjadi kesepakatan untuk menggunakan cara-cara damai dalam

menyelesaikan permasalahan.

Page 19: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

19

5. Region State

a. Pada tingkat kawasan sudah memiliki identitas bersama yang

berbeda dari kawasan lain.

b. Pada tingkat kawasan memiliki kapabilitas bersama sebagai satu

kawasan.

c. Pada tingkat kawasan memiliki legitimasi sebagai satu kesatuan

regional.

Mengacu pada Deklarasi Bangkok mengenai pembentukan ASEAN,

ASEAN sebagai organisasi kawasan sudah berada pada tingkat 3, 4, dan 5.

Untuk menjaga supaya ASEAN tetap eksis dalam dunia internasional, maka

dalam struktur organisasinya diatur hal–hal sebgai berikut:

1. Summit Meeting, pertemuan ini dihadiri oleh kepala negara dan

pemerintahan yang merupakan kekuasaan tertinggi di ASEAN. KTT

ini hanya akan diadakan jika dianggap perlu untuk memberikan

pengarahan pada ASEAN.

2. Annual Ministerial Meeting, petemuan ini merupakan pertemuan

tahunan yang dihadiri oleh menteri luar negeri negara–negara

ASEAN untuk merumuskan kebijakan dan koordinasi dalam

berbagai bidang dalam ASEAN.

3. Sidang para Menteri Ekonomi, pertemuan ini diadakan sebanyak dua

(2) kali dalam satu tahun dengan tujuan merumuskan kebijakan dan

koordinasi dalam bidang kerja sama ekonomi serta evaluasi kinerja

komite yang ada dalam naungannya. Komite–komite tersebut adalah

sebagai berikut: Komite Perdagangan dan Periwisata; Komite

Industri; Komite Keuangan dan Perbankan; Komite Pangan,

Pertanian, dan Kehutanan; serta Komite Transportasi dan

Komunikasi.

4. Sidang para Menteri Non–Ekonomi, pertemuan ini ditujukan untuk

merumuskan kebijakan dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial–

budaya, penerangan, peburuhan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Pertemuan ini hanya akan diadakan apabila dipandang perlu.

Page 20: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

20

Adapun Komite yang berada dibawah kinerja Menteri Non-Ekonomi

adalah: Committee on Culture and Information (COCI), Committee

on Science and Technology (COST), dan Committee on Social

Development (COSD).

5. Standing Committee, merupakan badan yang bertugas membuat

keputusan dan menjalankan tugas perhimpunan di antara sidang

tahunan para menteri luar negeri ASEAN.

Setelah diadakannya serangkaian pertemuan diatas beserta

aplikasinya melalui kebijakan yang ada, maka negara – negara anggota

ASEAN turut merasakan kemudahan. Adapun kemudahan tersebut adalah:

1. Terciptanya zona perdagangan bebas ASEAN Free Trade Area

(AFTA) untuk melakukan berbagai pengurangan tarif terhadap

berbagai komoditas. Untuk mendukung kegiatan ekspor ASEAN,

pihaknya membuka ASEAN Trade Promotion Center di Rotterdam

dan ASEAN Promotion Center on Trade, Investment, and Tourism di

Tokyo. Selain itu terdapat ASEAN Trade Fair untuk membantu

mempromosikan produk ASEAN.

2. Kesepakatan ASEAN Security Reserve Agreement yang

ditandatangani para Menteri Luar Negeri ASEAN pada tanggal 4

Oktober tahun 1979 membantu penyediaan cadangan pangan,

terutama beras yang diperuntukkan bagi keperluan darurat tanpa

mencemaskan harga yang harus dibayar.

3. Tebentuknya proyek pengelolaan pangan seperti Working Group

(WG) on Grain (biji – bijian), WG on Livestock (Peternakan), WG

on Fisheries (Perikanan), WG on Holticulture (sayur, buah, dan

bunga).

4. Ditandatanganinya Draft Basic Agreement in ASEAN Industrial

Project pada tahun 1978 untuk mendasari pendirian berbagai proyek

industri.

5. Dibentuknya ASEAN Banking Council pada tahun 1976.

Page 21: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

21

6. Dibentuknya ASEAN Financing Corporation (AFC) pada tahun

1981.

7. Dibentuknya ASEAN Swap Arrangement pada tanggal 5 Agustus

tahun 1977 untuk membantu negara anggotanya yang mempunyai

masalah likuiditas mata uang.

8. Dibentuknya kerja sama dalam bidang Sosial.

9. Dibentuknya kerja sama dalam bidang Kebudayaan dan Penerangan.

10. Dibentuknya kerja sama dalam bidang Sains dan Teknologi.

11. Dibentuknya kerja sama dalam bidang Olah Raga.

1.5 Agenda Perluasan ASEAN: Keuntungan atau Kemalangan?

Agenda perluasan tidak hanya mendatangkan hawa segar bagi

negara-negara Asia Tenggara, agenda tersebut bagi negara-negara anggota

ASEAN sekaligus menjadi sarana untuk melakukan refleksi diri. Refleksi

digunakan untuk meninjau kembali apakah sejak awal berdirinya hingga

saat ini ASEAN sebagai suatu organisasi regional mampu

merepresentasikan entitas Asia Tenggara. Semboyan Unity in Diversity

mengingatkan kembali negara-negara anggota ASEAN bahwa dalam

kehidupan organisasinya terdapat banyak sekali perbedaan. Perbedaan yang

jika dimanfaatkan akan memperkuat semangat ASEAN, tetapi jika tidak

disikapi dengan baik akan mengancam kelestarian ASEAN.

Berikut keuntungan dan kerugian bagi ASEAN jika pihaknya

membuka perluasan keanggotaan dalam organisasinya (Thayer, Carlyle A,

1997):

1. Mengikis spirit ala ASEAN (solidaritas, akomodasi, serta

konsesnsus ASEAN);

2. Pembuatan keputusan terkait isu-isu regional dan kerangka kerja

sama cenderung berkurang atau justru menjadi tidak efektif;

3. Menghambat agenda ASEAN Free Trade Area;

4. Menambah fokus kerja ASEAN;

Page 22: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

22

5. Memicu masalah baru bagi hubungan bilateral ASEAN dengan

negara tetangga (Amerika Serikat dan Uni Eropa).

Meski begitu masih terdapat berbagai keuntungan bagi ASEAN jika

pihaknya mampu memanfaatkan perluasan keanggotaan dengan baik,

diantaranya:

1. Meningkatkan pengaruh ASEAN terhadap negara –negara

dengan kekuatan besar di dunia (China, Amerika, Jepang, dan

India) serta peningkatan kapabilitas geopolitik ASEAN;

2. Terbentuknya pasar domestik Asia Tenggara yang dapat

memberi dampak langsung pada sektor ekonomi ASEAN secara

menyeluruh;

3. Meredam konflik antar negara anggota melalui trust dan disertai

dengan peningkatan komunikasi;

4. Membantu negara-negara baru untuk mencapai kesejahteraan

melalui pembangunan ekonomi;

5. Meningkatkan posisi tawar ASEAN sebagai organisasi regional

dengan organisasi regional lainnya di dunia;

6. Peningkatan kerja sama intern ASEAN dan memicu semangat

satu ASEAN;

Page 23: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

23

1.5.1 Alur Sidang Agenda Permohonan Keanggotaan Timor Leste

dalam ASEAN

Jenis Sidang Hasil

KTT ke-XVIII ASEAN menerima proposal permohonan

keanggotaan Timor Leste dan membahasnya di

dalam sidang.

KTT ke-XIX ASEAN menindaklanjuti agenda sidang KTT ke-

XVIII.

KTT ke-XX ASEAN membentuk ASEAN Coordinating

Council-Working Group (ACCWG) yang ditujukan

untuk meninjau kesiapan Timor Leste bergabung

dengan ASEAN.

KTT ke-XXII dan

ke-XXIII

Menindaklanjuti agenda sidang KTT ke-XX,

ASEAN meminta ACCWG untuk berhati-hati

dalam kegiatan peninjauannya.

KTT ke-XXIV ASEAN menambah bidang tinjauan ACCWG,

yakni: bidang ekonomi, politik, dan sosial Timor

Leste.

Tabel II. Hasil sidang KTT ASEAN dengan agenda permohonan masuknya

Timor Leste dalam organisasi regionalnya (Kingdom of Cambodia Ministry

of Foreign Affairs and International Cooperation, 2014)

ASEAN merupakan suatu organisasi regional yang mempunyai ciri

khas “identitas” yang ditunjukkan melalui slogan nya “Unity in Diversity”.

Terdapat banyak fakta lain yang menunjukkan bahwa ASEAN berbeda dari

organisasi regional sejenis; yakni Uni Eropa (European Union). Sebut saja

dalam kerangka kerja sama yang dibentuk, mata uang yang digunakan,

ideologi negara–negara anggotanya, pluralitas, sampai dengan latar

belakang konflik yang pernah dialami antar negara anggotanya.

ASEAN juga menjadi salah satu organisasi kawasan yang terbuka

namun berbatas pada penerimaan anggotanya. Dalam proses seleksi

permohonan keanggotaan, ASEAN tidak menentukan batasan jangka waktu

tertentu untuk menentukan suatu negara akhirnya dapat diterima menjadi

Page 24: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

24

anggotanya. Cepat atau lambat suatu negara dapat diterima turut

dipengaruhi juga oleh keadaan politik internasional dari waktu ke waktu.

Sikap ASEAN terhadap keinginan Timor Leste bergabung dalam

organisasinya sedikit berbeda jika dibandingkan saat pihaknya menerima

negara–negara CMLV (Cambodia, Laos, Myanmar, and Vietnam) menjadi

anggotanya. Keempat negara tersebut memperoleh status penuh

keanggotaannya dalam kurun waktu yang cukup singkat dengan keadaan

domestik yang tidak berbeda jauh dari Timor Leste. Terhitung sejak tahun

2011 ketika Timor Leste pertama kali melayangkan proposalnya, tetapi

sampai dengan tahun 2019 ini statusnya masih menjadi negara “observer”.

Ketika ASEAN menerima proposal permohonan keanggotaan,

pihaknya akan membahas permohonan tersebut dalam KTT ASEAN.

Permohonan ini pertama kali dibahas dalam KTT ke-XVIII, negara

Indonesia bahkan merekomendasikan permohonan ini kepada Dewan

Koordinasi ASEAN untuk ditindaklanjuti pada pertemuan KTT ASEAN

selanjutnya (KTT ASEAN ke-XIX). Meski begitu nyatanya agenda tersebut

masih berlanjut dalam KTT ASEAN ke-XX yang diadakan di Kamboja.

Pada pertemuan kali ini seluruh anggota ASEAN bersepakat untuk ASEAN

Coordinating Council-Working Group (ACCWG) yang ditujukan untuk

meninjau kesiapan Timor Leste menjadi negara anggota ASEAN. Namun

lagi-lagi permohonan Timor Leste tersebut masih menjadi agenda yang

masih terus dibahas dalam KTT ASEAN ke-XXII dan XXIII. Pada

pertemuan ke-XXIII ini ASEAN justru meminta ACCWG untuk berhati-

hati dalam pelaksanaan peninjauan kapasitas kesiapan Timor Leste.

Pembahasan terus berlanjut hingga pada KTT ASEAN ke-XXIV, pihaknya

menambah bidang tinjauannya, yakni bidang ekonomi, politik, dan sosial

Timor Leste.

Sampai dengan tahun 2019 ini pihak Timor Leste masih berharap

permohonannya dikabulkan oleh ASEAN.

Page 25: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

25

1.5.2 Melihat Sikap ASEAN Menggunakan Kacamata Dunia

Internasional dan Sikap ASEAN Menggunakan Kacamata

ASEAN

Jika dilihat menggunakan kacamata dunia internasional, hambatan

Timor Leste untuk masuk menjadi negara anggota ASEAN ke-11 secara

tidak langsung membuat anggapan bahwa ASEAN sebagai organisasi

regional tidak mampu memecahkan masalah di halaman belakangnya

sendiri (The Jakarta Post, 2015). Jika dilihat melalui sudut pandang

strategis dan keamanan bukan tindakan yang bijak untuk meninggalkan

Timor Leste di luar keluarga ASEAN.

Jika dilihat menggunakan kacamata ASEAN yang sampai dengan

saat ini masih belum juga meloloskan permohonan Timor Leste untuk

bergabung menjadi anggotanya, maka sikap ASEAN patut kita apresiasi.

Sebagaimana prinsip yang tercantum dalam Piagam ASEAN Pasal 2:

2. ASEAN dan Negara-Negara Anggotanya wajib bertindak sesuai dengan

prinsip-prinsip berikut:

a. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas

wilayah, dan identitas nasional seluruh Negara-Negara Anggota

ASEAN;

b. Komitmen bersama dan tanggung jawab kolektif dalam

meningkatkan perdamaian, keamanan dan kemakmuran di

kawasan;

c. Menolak agresi dan ancaman atau penggunaan kekuatan atau

tindakan-tindakan lainnya dalam bentuk apa pun yang

bertentangan dengan hukum internasional;

d. Mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai;

e. Tidak campur tangan urusan dalam negeri Negara-Negara Anggota

ASEAN;

f. Penghormatan terhadap hak setiap Negara Anggota untuk menjaga

eksistensi nasionalnya bebas dari campur tangan eksternal,

subversi, dan paksaan;

g. Ditingkatkannya konsultasi mengenai hal-hal yang secara serius

memengaruhi kepentingan bersama ASEAN;

h. Berpegang teguh pada aturan hukum, tata kepemerintahan yang

baik, prinsip-prinsip demokrasi dan pemerintahan yang

konstitusional;

i. Menghormati kebebasan fundamental, pemajuan dan perlindungan

hak asasi manusia, dan pemajuan keadilan sosial;

Page 26: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

26

j. Menjunjung tinggi Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan

hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional,

yang disetujui oleh Negara-Negara Anggota ASEAN;

k. Tidak turut serta dalam kebijakan atau kegiatan apa pun, termasuk

penggunaan wilayahnya, yang dilakukan oleh Negara Anggota

ASEAN atau Negara non-ASEAN atau subjek non-negara manapun,

yang mengancam kedaulatan, integritas wilayah atau stabilitas

politik dan ekonomi Negara-Negara Anggota ASEAN;

l. Menghormati perbedaan budaya, bahasa, dan agama yang dianut

oleh rakyat ASEAN, dengan menekankan nilai-nilai bersama dalam

semangat persatuan dalam keanekaragaman;

m. Sentralitas ASEAN dalam hubungan eksternal di bidang politik,

ekonomi, sosial dan budaya, dengan tetap berperan aktif,

berpandangan ke luar, inklusif dan non-diskriminatif;

n. Berpegang teguh pada aturan-aturan perdagangan multilateral dan

rejim-rejim yang didasarkan pada aturan ASEAN untuk

melaksanakan komitmen-komitmen ekonomi secara efektif dan

mengurangi secara progresif ke arah penghapusan semua jenis

hambatan menuju integrasi ekonomi kawasan, dalam ekonomi yang

digerakkan oleh pasar.

ASEAN secara keseluruhan mampu menjalankan prinsip yang

tertera dalam poin-poin diatas. ASEAN menjadi salah satu organisasi

kawasan yang mampu menghargai hak setiap negara anggotanya dalam hal

menjaga eksistensi nasional yang bebas dari campur tangan eksternal,

subversi, dan paksaan (poin f).

Adapun hasil sidang dengan agenda masuknya Timor Leste dalam

ASEAN yang saat ini masih ditangguhkan karena putusan sidang (disetujui

oleh 9 negara anggota kecuali Singapura) pun patut kita apresiasi. ASEAN

mempunyai aturan yang menjadi pedoman Hak dan Kewajiban yang harus

dipatuhi oleh seluruh negara anggotanya. Walaupun hasil putusan sidang 9

banding 1, namun mengacu pada:

Pasal 5 ayat 1

“… Negara-negara Anggota memiliki hak dan kewajiban yang setara

berdasarkan Piagam ini …”

Apapun agenda sidang yang dibahas di dalam KTT ASEAN akan

tetap menjadi agenda yang terus dibahas dalam pertemuannya jika putusan

tersebut belum disetujui oleh seluruh negara anggota ASEAN. Hal tersebut

Page 27: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

27

berlaku juga untuk agenda sidang masuknya Timor Leste untuk

mendapatkan status keanggotaan penuh dalam ASEAN.

Pasal 6 ayat 3 dan 4

“… (3)Penerimaan anggota baru wajib diputuskan secara konsensus oleh

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN, berdasarkan rekomendasi Dewan

Koordinasi ASEAN. (4) Negara pemohon wajib diterima ASEAN pada saat

penandatanganan Instrumen Aksesi Piagam… “

Melalui pemaparan ayat yang tercantum di atas dapat kita ketahui

bersama bahwa ditangguhkannya permohonan Timor Leste untuk

mendapatkan status keanggotaan penuh di ASEAN disebabkan oleh belum

tercapainya kesepakatan antar seluruh anggota ASEAN. Meskipun 2 dari 4

syarat penerimaan anggota negara baru di ASEAN sudah dipenuhi, namun

2 syarat terakhir sampai dengan saat ini belum terpenuhi.

Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi sikap Singapura

yang sampai dengan saat ini menolak agenda masuknya Timor Leste ke

dalam ASEAN dapat kita pahami sebagai berikut:

1. Kepentingan jangka panjang Timor Leste mengkhawatirkan

ASEAN dan mengingatkan kembali pada argumen yang dibuat

untuk mendukung pembukaan keanggotaan ASEAN ke

Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam (negara-negara CLMV)

untuk melawan potensi dominasi aktor non-ASEAN di wilayah

Asia Tenggara. Timor Leste sebagai negara baru banyak

menerima bantuan-bantuan “lunak” yang tidak selalu

diwujudkan dalam bentuk dana.

2. Temuan fakta berbagai macam “intervensi” di luar Asia

Tenggara yang diterima oleh Timor Leste: (a.) sejumlah gedung

pemerintahan di Dili termasuk Istana Kepresidenan dan

Kementerian Luar Negeri dibangun dan didanai oleh China

sebagai 'hadiah' (The Jakarta Post, 2011); (b.) Pada tahun 2010

Timor Leste menerima bantuan dana dari Amerika Serikat. Total

Page 28: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

28

pinjaman tersebut adalah 10 juta dollar AS dan realisasinya

ditujukan untuk mengontrol keuangan negara. Selain itu,

pinjaman tersebut dimanfaatkan oleh Timor Leste untuk aktifitas

perekonomian negaranya. Melalui “pinjaman lunak” tersebut

jumlah keseimbangan pendapatan negara Timor Leste mencapai

10 juta dollar AS pada akhir tahun 2011 (Timor Leste Country

Brief, 2012); (c.) Hubungan dekat Timor Leste dengan Australia,

tentu tidak mudah untuk meninggalkan Australia begitu saja

setelah pihaknya mendapatkan “bantuan” secara tidak langsung

saat masa-masa kritis memperoleh kedaulatan negara.

Sikap Singapura yang sampai dengan saat ini menolak agenda

tersebut dapat kita pahami sebagai bentuk preventif untuk menghindari

ancaman masuknya intervensi aktor lain di luar kawasan Asia Tenggara.

Sikap tersebut dapat kita pahami sebagai upaya memelihara perdamaian,

menjaga stabilitas kawasan, dan nilai-nilai yang berorientasi pada

terciptanya perdamaian di kawasan.

Penulis memandang teori konstruktivis sebagai teori yang masih

relevan hingga saat ini untuk menjelaskan mengapa Singapura begitu

resisten untuk menerima Timor Leste sebagai anggota baru di ASEAN.

Mengingat Singapura bersedia meloloskan permohonan ketika negara-

negara CLMV mengajukan diri untuk menjadi bagian dari ASEAN dengan

kondisi yang hampir menyerupai kondisi Timor Leste saat ini. Meskipun

Singapura dan Timor Leste adalah negara yang meyakini nilai-nilai

demokrasi, akan tetapi bukan berarti Singapura akan dengan mudah

menerima Timor Leste untuk menjadi bagian dari organisasi kawasan yang

dulu diprakarsainya bersama dengan 4 negara lainnya.

Menerima atau menolak hadirnya Timor Leste menjadi keluarga

baru di ASEAN mengantarkan kita dalam suatu dilemma. Pada satu sisi

ketidaksiapan untuk mengakui Timor Leste mempunyai risiko sentralitas

Page 29: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

29

dan relevansi ASEAN dalam arsitektur regional Asia Pasifik di abad ke-21,

mengingat kemajuan besar China dan India serta kepentingan Amerika

Serikat yang lebih besar di kawasan ini. Hambatan yang signifikan tentu ada

berikut kemungkinan adanya oposisi yang memungkinkan Timor Leste

bergabung dengan ASEAN.

Pada sisi yang lain dengan menerima Timor Leste bergabung

mempunyai resiko dalam hal pengembangan norma dan standar yang tidak

konsisten dengan kebijakan ASEAN yang bisa saja mengancam perdamaian

dan keamanan regional yang memungkinkan ASEAN mencapai

kesejahteraan. Hal ternyata hal tersebut terlebih dahulu “dibaca” oleh

Singapura ketika menyatakan penolakan atas permintaan Timor Leste untuk

bergabung ke dalam ASEAN (The Diplomat, 2011).

Penulis memandang konsep regionalisme sebagai konsep yang tepat

untuk menjelaskan bagaimana kehadiran suatu negara akan berdampak,

mempengaruhi, dan bahkan bisa merusak regionalisme khas ala ASEAN

yang tercipta di kawasan Asia Pasifik. Dengan semboyan Unity in Diversity

ASEAN berusaha keras menjaga kerukunan negara-negara anggotanya

termasuk ancaman aktor lain di luar kasawan Asia Tenggara. Ancaman

tersebut dapat saja muncul melalui intervensi aktor non-ASEAN melalui

skema kerja sama yang sudah dibentuk. Meskipun dana atau bantuan lain

bersifat “lunak” akan tetapi tetap akan mempengaruhi berbagai kebijakan

suatu negara yang menerima bantuan tersebut.

ASEAN merupakan suatu organisasi kawasan yang saat ini posisi

tawarnya diperhitungkan oleh dunia internasional. Baik diperhitungkan

untuk menjalin kerjasama atau bahkan diperhitungkan untuk menjadi

konpetitor yang patut “diwaspadai”.

Terdapat tiga perbedaan mendasar yang menjadi bahan

pertimbangan ASEAN untuk menerima permohonan antara Timor Leste dan

negara-negara CLMV:

Page 30: ANALISIS DINAMIKA MASUKNYA TIMOR LESTE …...Terdapat tiga aktor politik yang berkompetisi pada saat itu, yaitu: Xanana Gusmao yang tidak lain adalah founder Timor Leste dengan partai

30

1. Faktor Geografis-Ekonomis

Secara geografis-ekonomis alasan ASEAN menerima negara

CLMV adalah letak negara-negara tersebut dekat dengan jalur

strategis Laut Cina Selatan, dan berhadapan langsung dengan China.

Sedangan secara geografis-ekonomis Timor Leste letaknya “dinilai”

terlalu jauh dari jalur strategis yang akan menguntungkan ASEAN.

Timor Leste secara geografis lebih dekat dengan kawasan laut

pasifik.

2. Faktor Kepentingan

Fokus utama ASEAN saat menerima negara CLMV adalah

keamaan, sedangkan faktor selain keamaan tidak begitu

diperhitungkan. ASEAN dengan cepat menerima negara CLMV

untuk menghindari keterlambatan perekrutan negara-negara

potensial yang akan mendukung pihaknya membendung pengaruh

aktor lain diluar ASEAN (China). Pada saat menerima permohonan

Timor Leste ASEAN sedang dalam proses mewujudkan masyarakat

ekonomi ASEAN 2020 yang akhirnya dipercepat menjadi 2015.

Bukan hanya faktor keamaan saja yang mempengaruhi penerimaan

Timor Leste, tetapi sekarang bertambah pada aspek ekonomi.

Seleksi terhadap permohonan tersebut semakin sulit.

3. Perbedaan Proses Seleksi

Aturan yang berlaku pada saat permohonan negara CLMV diajukan

hanya satu: menandatangani TAC (perjanjian kerja sama dengan

ASEAN). Pada saat Timor Leste mengajukan permohonannya syarat

yang harus dipenuhi semakin bertambah, selain menandatangani

TAC negara pemohon harus lolos seleksi yang dilakukan oleh

Dewan Keaman ASEAN dan aturan yang berlaku dalam piagam

ASEAN.