analisis daya dukung tiang bor tunggal berdasarkan, …

135
TUGAS AKHIR STUDI KOMPARASI ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, DATA CPT, SPT DAN LABORATORIUM (STUDI KASUS PADA PROYEK BANK INDONESIA JAKARTA) ISLAM Disusun Oleh No. Mhs : 88 310 122 NIRM : 885014330110 JUamal Slawiet No. Mhs : 88 310 186 NIRM: 885014330161 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 1995 ">s

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

TUGAS AKHIR

STUDI KOMPARASI

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL

BERDASARKAN, DATA CPT, SPT DAN LABORATORIUM(STUDI KASUS PADA PROYEK BANK INDONESIA JAKARTA)

ISLAM

Disusun Oleh

No. Mhs : 88 310 122

NIRM : 885014330110

JUamal Slawiet

No. Mhs : 88 310 186

NIRM: 885014330161

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

1995

">s

Page 2: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

TUGAS AKHIR

STUDI KOMPARASI

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL

BERDASARKAN, DATA CPT, SPT DAN LABORATORIUM(STUDI KASUS PADA PROYEK BANK INDONESIA JAKARTA)

Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan UntukMemperoleh Derajat Sarjana Teknik Sipil Pada

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas Islam Indonesia

Disusun Oleh :

No. Mhs : 88 310 122

NIRM : 885014330110

JHatttat SUutiei

No. Mhs : 88 310 186

NIRM : 885014330161

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

1995

Page 3: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

KATA PENGANTAR

Bi sffti I I ah i j-rote;i i n^oh i m

Asset I ant-u ' a I a i hxim. Wi- . Wb>.

Fuji syukur penyusun panjatkan ke Hadlirat Allah SWT,

solawat serta salatrt seaoga dilimpahkan kepada Habi Besar

kita Muhauad SAW. Alhatndu 1illah, pada akhimya penyusun

dapat snenyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Studi

Koiaparasi Analisis Day a Dukung Fondasi Tiang Bor Berdasarkan

Data CPT, SPT dan Laboratorium ini, tepat pada waktunya.

Adapun, penyusunan Tugas Akhir ini diiaksanakan sebagai

prasyarat untuk fuesienuhi jenjang Strata Satu pada Jurusan

Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan di

Un iver •-:, itas Islam Indonesia Yogyakarta.

Akhii'fiy-s. dongan keterbatasan waktu dan pemikiran yang

ada pads penyusun, tentunya penyusun tidak terlepas dari

rintangan dan haaibatan . Nasriun deffiikian, dengan bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, akhimya penyusun dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini. Untuk itu pada keserapatan

mi, penyusun fnenyainpaikan rasa teriaaa kasih yang

sedala.Ki-dalafftnya kepada :

1. Bapak Ir. Susastrawan, MS, selaku Dekan Fakultas Teknik

Sipil dan Perencanaan Universitas Islairi Indonesia.

2. Bapak Ir. Batnbang Sulistiono. MSCE, selaku Ketua Jurusan

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam

Indonesia,

3. Bapak Ir. Ibnu Sudarmadji, MS, selaku Dosen Peffibiiribing I

pada penyusunan Tugas Akhir ini.

Page 4: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

4. Bapak Ir. Faisol AM. MS, selaku Dosen Pembimbing II pada

pen yu sunan Tugas Akhir ini ,

5. Yang tere inta Ayah, Ibu, Kakak beserta Adikku yang telah

banyak memberikan dorongan baik moril maupun materil

hingga terwujudnya Tugas Akhir ini,

6. B.ekan-rekan dan semua pihak yang telah banyak siembantu

dan tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Semoga amal baik beliau yang telah diberikan kepada

penyusun, mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.,

.Amin .

Akhir kata, penyusun raenyadari dengan sepenuh hati

dalam penyusunan Tugas Akhir Ini masih jauh dari

keseiupumaan, koreksi dan saran-saran tentunya akan penyusun

terima untuk penyeinpurnaan Tugas Akhir ini. Semog's. Tugas

Akhir ini bermanfaat khususnya bagi penyusun, umumnya bagi

p ihak yang membu tu hkannya .

Wa.bill ah i L' t ctuf i h u>cl I hi dayahWasset I curiu' ctlai hum WR. WB

r —,,.."' "''*'•— :. . Yogy,akarta, Mei 1995

'•'"' Penyusun

Page 5: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN a

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI ; V

DAFTAR NOTASI viii

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR TABEL xj^

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Pokok Masalah 2

1.3. Tujuan 3

1.4. Manfaat 3

1.5. Batas8.ii Masalah 4

1.6. Ke a s 1 i a n 4

1.7. Me todo 1 og i 4

BAB II PONDASI TIANG

2.1. Pengertian dan Jenis Pondasi 7

2.2. Pondasi Tiang 9

2.3. Pondasi Tiang Bor dan Pondasi Sumuran ...... 12

2.3.1. Pondasi tiang bor 12

2.3.2. Pondasi sumuran 19

2.4. Penyelidikan Tanah 19

2.4.1. Penguj ian sondir 2

2.4.2. Pengujian penetrasi standar (SPT) ... 26

2.4.3. Korelasi "Standard Penetration Test"

dan "Cone Penetration Test" 29

5 . Pengujian Pembebanan Tiang 30

Page 6: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

BAB III DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR TUNGGAL

3.1. Daya Dukung Tiang 3g

3.2. Daya Dukung Tiang Mermrut Rumus Teoritis .. 39

3.2.1. Daya dukung tiang bor pada tanah

kohesif 3g

3.2.2. Daya dukung tiang bor pada tanah

non- kohesif 41

3.2.3. Daya dukung tiang bor pada tanah

antara pasir dan tanah lempung 44

3.3. Daya Dukung Menurut Ruams Eirtpiris

3.3.1. Daya dukung ijin berdasarkan data

penguj ian CPT 48

3.3.2. Daya dukung tiang berdasarkan hasil

penguj ian SPT 4g

3.3.3. interprestasi daya dukung tiang

tunggal bedasarkan data "Loading

s: e s t,51

BAB IV ANALISA DAYA DUKUNG FONDASI TIANG BOR TUNGGAL

<STUDI KASUSy

4.1. Uffium ca

4.2. Data Penye lid ikan Tanah 54

4.2.1. Lingkup penyeiidikan tanah 55

4.3. Data Fondasi Tiang Bor 5g

4.4. Muka Air Tanah c.-7

4.5. Data Loading Test 57 >

4.6. Tahanan Kulit Tiang dan Kedalainan dengan

Metoda Prediksi dai Data SPT dan CPT 57

4.7. Daya Dukung Ujung Tiang Metoda Prediksi

dari Data SPT dan CPT 66

4.3. Prediksi Daya Dukung Total Ijin dan

Kedalainan Tiang yang Diperlukan dari Data

Grafik Sondir

4.9. Prediksi Daya Dukung Total Ijin dari

Diagram SPT n-

69

v 1

Page 7: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

4.10. Evaluasi Penguj ian Peuibebanan ("Loading

Test" } 82

4.11. Evaluasi Hasil Daya Dukung dari Data SPT

dengan Hasil Uji PeiTibebanan 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 88

PENUTUP 91

DAFTAR PUSTAKA g2

LAMPIRAN-LAMPIRAN g3

Page 8: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

DAFTAR NOTASI

A - Luas tampang melintang ujung tiang

Ap = Luas tampang melintang ujung tiang

As = Luas selirrmt tiang

B = Diameter t ian g

C = Nilai kohesi undrained tanah

Cu = Conesi undrained

Cu = Cohesi undrained rata-rata

Cb = Cohesi undrained (Cu) pada ujung tiang

Ckd = Tahanan konus ujung rata-rata

Cdk = Tahanan konus rata-rata sepanjanag tiang

D ~ Panjang tiang

D r = K e p ad a t a n r e 1 a 11 f

f = Jumiah total hambatan pelekat sampai ujung tiang

fs ~ Rata-rata gesekan lokal sepanjang tiang

ft - Jumiah total hambatan pelekat sampai ujung tiang

R - K o e f i s i e n tanah

Ks = RoefisIen tekanan tanah

L - Redalaman tiang fondasi

N = Nilai jumiah tumbukan pada pengujian Standard

Penetration Test

N' = Nilai jumiah H SPT terkoreksi

N" = Nilai N (SPT) rata-rata sepanjang tiang

No = Bearing capasity faktor

Nq - Bearing capasity faktor

Pd - Tekanan tanah effektif

Po - Tekanan efektif tanah

Qap = Rapasitas daya dukung ijin

Q.b = Tahanan ujung tiang

Qs = Tahanan kuiit tiang

qu = Ruat tekan bebas

Qup = Tahanan daya dukung ultimit

qc = Tekanan konus pada pengujian sondir

Qc = Tekanan konus rata-rata sekitar ujung tiang

Page 9: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Qub

Qus

SF

U

W

Wp

s.r

<5e

0

r

cu

s

Tahanan ultimit ujung tiang

Tananan ultimit kulit tiang

Safety Faktor

Reliling penampang pondasi

berat tanah yang digantikan tiang

Berat tiang

Faktor bentuk penampang tiang

Loncatan elastik tiang

Sudut gesek internal tanah

Berat jenis tanah

Faktor adhesi

Berat s a tu an air

Sudut gesek antara tanah dan tiang

Page 10: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Definisi fondasi dangkal 8

2.2 Kerugian akibat pengerukan lumpur tidak sem-purna 17

2.3 Persoalan-persoalan yang timbul pada pemakaian"Casing" sementara 18

2.4 Alat sondir konus biasa 23

2.5 Alat sondir bikonus 25

2.6 "Standar Penetration Test" (SPT) 27

2.7 Pengujian beban tiang dengan beban angker 31

2.8 Pengujian beban dengan beban kontra 32

3.1 Kurva beban vs penurunan pada uji beban tekan 37tiang ("Pile Loading Test")

3.2 Transfer beban dari kepala tiang sampai ujung 37

3.3 No values for piles in days 40

3.4 Panjang efektif pada kulit tiang untuk perhi-tungan tahanan kulit pada "under beamed pile" 41

3.5 Bearing kapasing faktor 42

3.6 Berbagai kondisi pada penentuan tekanan tanah 43efektif

3.7 Koefisien daya dukung Terzaqhi 45

3.8 Panjang efektif untuk tahanan konus rata-rata(q c ) pada ujung tiang 47

3.9 Nilai tahanan konus ujung rata-rata 48

3.10 Grafik pembebanan terhadap penurunan 52

3.11 Metoda grafis anaiisis dari MV Nayak 52

4.1 Kapasitas tahanan kulit ultimit boring No 159

Page 11: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

K ap as itas ta hanan ku 1it u 111 m it b or ing No 8d a n s o n d Ir N o ,11

4.3 Kapasitas tahanan kulit ultimit boring No 15dan sondir No.11

4.4 Interprestasiraasurkowic-2

kapasitas 111 m11 dari

61

63

86

Page 12: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

DAFTAR TABEL

2.1 H u b u ng an O, D r , ;•- d eng an N un tu k p a s Ir

2.2 Hubungan y, qu dan nilai N untuk lempung 29

2.3 Hubungan antar nilai tekanan ujung (qc) dengannilai N SPT 30

2.4 Prosedur pembebanan mengikuti prosedur ASTMD. 1143 34

3.1 Roefisien tanah menurut LD. Court 50

4.1 Pediksi tahanan kulit ultimit dari data SPTNo. 11 dan No. 15 65

4.2 Dava dukung ujung ijin tiang bor dari data SPTNo". 11 dan CPT No 15 68

4.3 N terkoreksi dari data bor no 1 73

Halaman

Page 13: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

5.

6.

o

10

DAFTAR L A M P I R A N

Peta lokasi titik sondir dan titik bor

G raf i k sondir n o , 1 5

G :;• a. £ ik sondir no. 13

G i-sf ik sond ir no .• 11

Gra.fi k sondir no. I

Diagram H SPT no. Bor 8

Diagram N SPT no. Bor 11

Diagram N SPT no. Bor 10

Diagram N SPT n

n.-,

,u;igan liieufio tet 11.'. i s n o Bor 11

'.^a t ax an 11 loading test aksial

Page 14: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

B A B I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah mempunyai per anan yang penting pada suatu- lokasi

pekerjaan konstruksi, karena tanah merupakan pendukung

suatu bangunan. Mengingat semua bangunan dibuat di atas atau

di bawah permukaan tanah, maka harus dibuat fondasi yang

dapat memikul beban bangunan tersebut atau gaya yang bekerja

melalui bangunan itu.

Masalah yang dijumpai dalam pelaksanaan pekerjaan

konstruksi adalah daya dukung tanah dan besarnya penurunan

yang terjadi, untuk menentukan daya dukung tanah dan

penurunan tersebut perlu pengetahuan mengenai kondisi tanah.

Tanah baik merupakan tanah yang mempunyai daya dukung

yang tinggi dan penurunan yang terjadi kecil. Apabila days,

dukung ijin tanah tidak terlampaui maka tidak akan terjadi

kerusakan bangunan akibat keruntuhan tanah. Jika penurunan

total dan penurunan diferensial masih dalasa batas ijin,

maka bangunan tidak akan mengalami kerusakan pada

konstruksinya.

Untuk menentukan jenis fondasi yang tepat suatu

bangunan, selain kondisi tanah, banyak faktor yang perlu

dipertimbangkan antara lain; faktor biaya, teknik

pelaksanaan dan pengalaman. Di samping itu padatnya bangunan

di sekitarnya juga perlu diperhatikan.

Page 15: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Apabila tanah baik tidak terlalu dalam, dapat digunakan

fondasi dangkal. Jika tanah baik sangat dalam, dipakai

fondasi dalam.

1.2. Polcok masalah

Dari hasil penyelidikan tanah yang dilakukan di Proyek

Bank Indonesia Jl. M. Thamrin Jakarta, lapisan tanah yang

tebal dan mempunyai daya dukung yang tinggi baru dijumpai

pada kedalaman lebih kurang 45 m. Masalah lain yang ditemui

adalah tingginya permukaan air tanah, yaitu 1,50 m di bawah

permukaan tanah. Dengan memperhatikan permukaan kondisi

tanah tersebut, maka alternatif fondasi yang dipilih adalah

fondasi tiang. Mengingat disekitar proyek banyak gedung

perkantoran, maka alternatif fondasi tiang yang dipilih

adalah fondasi tiang bor, karena getaran dan suara yang

ditimbulkan relatif kecil dibandingkan tiang pancang,

sehingga retaknya bangunan di sekitar proyek relatif kecil

bahkan tidak ada.

Dengan mengamati adanya variasi dan sifat-sifat tanah,

maka penentuan daya dukung fondasi serta kedalamannya perlu

diperhitungkan dengan teliti. Untuk mengetahui besarnya

kapasitas dukung tiang dan kedalamannya ada dua cara

pendekatan yang dapat digunakan yaitu cara teoritis dan cara

empiris. Pada cara teoritis perhitungan kapasitas dukung

dilakukan dengan menganalisis hasil-hasil pengukuran dan

penyelidikan sifat-sifat tanah setempat, sedangkan cara

empiris untuk memperkirakan kapasitas dukung dengan

pengujian penetrasi yaitu Pengujian Sondir {"Cane

Page 16: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Penetration. Test") dan pengujian SPT ("Standard Penetration

Test"). Berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh dengan

berbagai cara ini, kemudian dipilih nilai yang terkecil

untuk ditetapkan sebagai daya dukung rencana. Untuk

mengetahui besarnya kapasitas dukung fondasi di lapangan

dilakukan pengujian dengan memberikan beban secara langsung

pada fondasi, yang dikenal sebagai pengujian pembebanan.

Pengujian ini juga perlu dilakukan apabila grafik yang

diperoleh dengan pengujian sondir (CPT) dan atau pengujian

SPT sangat bervariasi sehingga kapasitas dukungnya mungkin

diragukan.

Pada Tugas Akhir ini akan membahas "Analisis daya

dukung fondasi tiang bor tunggal dan kedalamannya

berdasarkan data penyelidikan tanah yaitu data hasil

pengujian CPT dan pengujian SPT dari berbagai metode".

1.3. Tujuan

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah studi komparasi

analisis daya dukung fondasi tiang bor tunggal dari metode

Wesley, metode Tomlinson yang dimodifikasi NV. Nayak, metode

Rusia, dan metode LD. Court berdasarkan data penyelidikan

tanah di lokasi proyek berupa data, hasil CPT dan SPT dengan

data loading test.

1.4. Manfaat

Faedah Tugas Akhir yang membahas tentang fondasi tiang

bor tunggal dan analisis daya dukungnya adalah memberikan

tambahan masukan kepada para mahasiswa Jurusan Teknik Sipil,

3

Page 17: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam

Indonesia, yang selama ini pembahasan mengenai fondasi tiang

bor masih relatif sedikit dibandingkan pembahasan tentang

struktur atas atau yang lainnya.

1. S. Batasan Masalah

Pada penyusunan Tugas Akhir ini Penyusun menganalisis

daya dukung fondasi tiang bor tunggal ("Bord Cast-in Situ"),

perhitungan daya dukung diambil berdasarkan data CPT, SPT

dan "loading test" pada proyek Bank Indonesia di Jalan

Mohammad Thamrin Jakarta. Masalah-masalah lain diluar yang

disebutkan di atas seperti teknis pelaksanaan, urutan

pelaVisanaan dan kekuatan struktur tiang tidak dibahas.

1 . 6. Ke-asliein

Sejauh pengetahuan penulis, analisis daya dukung

fondasi tiang bor berdasarkan data CPT dan SPT belum pernah

dibahas dalam tug.as akhir mahasiswa di Fakultas Teknik Sipil

dan Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam

Indonesia.

Tugas akhir yang pernah dibuat, yakni membahas tentang

daya dukung fondasi Franki.

1.7. Metodologi .

Metoda yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini

adalah studi literatur mengenai daya dukung fondasi tiang

bor tunggal . Daya dukung fondasi dihitung berdasarVian nilai

Page 18: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

CPT dan SPT yang. diambii dari data hasil penyelidikan tanah

pada proyek Bank Indonesia di Jl. Mohammad Thamrin Jakarta.

Dari data hasil "Cone Penetration Test" (CPT)

dipelajari grafik yang menunjukkan besar tekanan tanah pada

setiap kedalaman, juga dipelajari grafik hasil "Standard

Penetration Test" (SPT) yang menunjukkan jumiah tumbukan dan

jenis tanah dengan kedalamannya. Data tanah CPT dan SPT

dipadukan dengan mengkorelasikart hasil-hasil tersebut dengan

menggunakan rumus-rumus empiris. Rumus-rumus hitungan daya

dukung dipakai dari dua data tanah yaitu, hitungan

berdasarkan nilai CPT dan nilai SPT dengan menggunakan

beberapa metoda. Data hasil penyelidikan tanah tidak

semuanya bisa memenuhi rumus-rumus yang dipakai, sehingga

untuk parameter tanah tersebut diambii dengan

mengkorelasikan antara data CPT, SPT dan parameter tanah

lainnya secara empiris.

Selain data-data hasil penyelidikan tanah yang dipakai

untuk menghitung daya dukung fondasi, juga dipakai catatan

hasil "loading test" untuk mengevaluasi hitungan daya

dukung. Tes pembebanan "loading test" adalah pengujian

pembebanan secara langsung terhadap fondasi yang

bersangkutan. Hasil tes pembebanan ini merupakan pernyataan

yang aktual dari besarnya daya dukung fondasi tersebut.

Selama pengujian berlangsung penambahan pengurangan beban

dan penurunan yang terjadi dicatat. Dari catatan selama

"loading test" tersebut dibuat grafik hubungan antara

penurunan dan beban, kemudian dihitung daya dukungnya dengan

menggunakan metoda grafis. Dari beberapa metoda hitungan

Page 19: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

yang menghasilkan daya dukung berdasarkan nilai CPT dan SPT

tersebut di atas, kemudian hasil daya dukung tersebut

dikomparasikan dengan hasil daya dukung berdasarkan "loading

test". Dari komparasi tersebut diambii kesimpulan sebagai

akhir dari tugas akhir.

Page 20: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

B A B II

FONDASI TIANG

2.1. Pengertian dan Jenis Fondasi

Fondasi suatu bangunan adalah konstruksi bawah yang

meneruskan semua beban konstruksi di atasnya ke tanah

pendukung atau merupakan elemen penghubung antara konstruksi

atas dengan tanah (Bowles,1986).

Dari pengertian di atas tampak bahwa fondasi merupakan

bagian konstruksi yang sangat penting, oleh karena itu

fondasi suatu bangunan harus memenuhi syarat-syarat

tertentu. Menurut Nakazawa dan Sosrodarsono (1983),

persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu

fondasi adalah sebagai berikut ini.

1. Kedalaman minimal harus cukup untuk mengatasi penga-

ruh akibat perubahan volume tanah musiman, misalnya

kembang susut tanah dan tidak boleh lebih kecil dari

ketebalan tanah organik atau timbunan sampah (bila

ad a )

2. Fondasi harus aroan terhadap bahaya penggulingan,

pergeseran dan penurunan

3. Bentuk dan ukuran fondasi disesuaikan dengan tnanab

pendukung fondasi

4. Fondasi harus mampu menahan beban struktur apabila

dilakukan perubahan-perubahan pada struktur

atasnya

Page 21: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

5. Fondasi harus ekonomis baik struktur maupun

pelaksanaan pembuatannya,

6. Struktur fondasi dan pelaksanaannya tidak menggang-

gu lingkungan sekitarnya,

Pada umumnya fondasi suatu bangunan dapat dibagi

menjadi dua golongan, yaitu:

1. Fondasi dangkal

Narayan V Nayak (1982) mendefinisikan fondasi

dangkal sebagai berikut:

a. Apabila perbandingan antara kedalaman fondasi (D)

dan lebar fondasi (B) tidak lebih dari 2, atau

D

< 2

B

(lihat gambar 1.1)

Ground Level

D

Oambar 2. i Definisi dari fondasi dangkal

b. Anggapan bahwa penyebaran tegangan pada struktur

fondasi ke bawahnya yang berupa lapisan penyangga

("bearing stratum") yang kuat, lebih kecil atau

sama dengan dua kali lebar fondasi.

Page 22: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Contoh fondasi dangkal antara lain fondasi telapak

dan fondasi staal.

2. Fondasi dalam

Apabila perbandingan kedalaman fondasi dan lebar

fondasi lebih dari 2. Macam fondasi dalam adalah:

a. Fondasi tiang, dipakai jika lapisan tanah baik

terletak sangat dalam sehingga tidak mungkin lagi

digunakan fondasi langsung,

b. Fondasi tiang bor dan kaison, digunakan untuk

beban kolom yang besar dan untuk mengatasi

masalah lingkungan.

2.2. Fondasi Tiang

Fondasi tiang adalah elemen struktur bawah yang

digunakan jika lapisan tanah bagian atas tidak cukup kuat

untuk memikul beban, sedangkan lapisan tanah baik terletak

cukup dalam. Elemen ini berbentuk tiang, dapat berupa tiang

baja, tiang kayu maupun tiang beton. Fondasi tiang digunakan

untuk:

1. Meneruskan beban-beban konstruksi di atas tanah, ke

dalam tanah atau melalui lapisan tanah,

2. Menahan gaya desakan Vie atas ("up lift") atau gaya

guling, seperti untuk ruangan bawah tanah di bawah

bidang batas air jenuh dan menopang kaki terhadap

guling.

Page 23: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

3. Keamanan tambahan pada tumpuan jembatan ("pier"),

khususnya jika erosi merupakan persoalan yang

berpengaruh,

4. Memampatkan tanah yang non kohesif yang lepas

melalui perpindahan isi tiang pada saat pemancangan,

5. Meneruskan beban-beban struktur pada konstruksi

lepas pantai ke dalam tanah dasar.

Ada beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk

memasang fondasi tiang. Cara yang. sering digunakan adalah

dengan Kiempersiapkan tiang lebih dahulu, kemudian dimasukkan

ke dalam tanah dengan mesin pemancang. Fondasi tiang semacam

ini disebut fondasi tiang paneang. Cara lain adalah dengan

membuat lubang dengan bor, kemudian lubang bor tersebut

diisi dengan beton dan baja sebagai tulangannya, fondasi

tiang tersebut disebut dengan fondasi tiang bor.

Menurut Suhardjito Pradoto (1989), fondasi tiang secara

umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Tiang-tiang perpindahan (tiang-tiang pancang / "displace

ment piles"/"driven types").

Yang termasuk dalam kategori ini, antara lain:

1. Kayu, berpenampang bundar atau segi empat dengan

sambungan atau menerus ("timber piles"),

2. Tiang beton ("precastconcrete piles"), dapat

berpenampang masif atau bulat,

3. Tiang beton pratekan ("presstresed concrete piles")

berpenampang masif atau bulat,

10

Page 24: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

4. Pipa baja ("steel tube") dipancang dengan ujung

tertutup,

5. Pipa baja dengan penampang segi empat ("steel box")

dipancang dengan ujung tertutup,

8. Pipa baja yang ujungnya membesar atau mengecil

("fluted & tapered steel tube"),

7. Pipa baja dengan ujung tertutup dimasuVikan dengan cara

ditekan ("jacVied-down steel tube with close end"),

b. Tiang-tiang perpindahan (tipe dipancang dan dicor di

tempat ("displacement piles/driven & cast in situ type").

Tipe ini meliputi:

1. Pipa baja dipancang setelan itu diisi atau dicor beton

sambii pipa baja ditarik ("steel tube driven and with

drawn after placing concrete"),

2. Tiang pracetak beton yang diisi dengan beton

("Precast cocrete shell filled with concrete"),

3. Pipa baja berdinding tipis dipancang kemidian diisi

beton ("thin walled steel shell driven").

c. "Small-displacement piles"

1. Tiang pracetak beton, penampang pipa dipancang dengan

penampang tiang terbuka atau salib ("precast

concrete/tubular section driven"),

2. Tiang pratekan beton, penampang bulat dipancang dengan

penampang terbuka atau salib ("prestresed concrete

tubular section driven"),

3. Tiang baja profil H ("steel H section"),

II

Page 25: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

4. Tiang baja penampang bulat atau pipa, dipancang dengan

ujung terbuka ("steel tube section driven"),

5. Tiang ulir ("screw pile").

d. Tiang-tiang tanpa perpindahan ("non-displacement piles")

Dilaksanakan pertama dengan mengeluarkan tanah dengan

proses pengeboran. Kemudian tiang dibuat dengan

meletakkan beton pada lubang bor, tiang ini meliputi:

1. Betonan yang dituang pada lubang bor ("bord & cast in

situ"),

2. Pipa-pipa yang diletakkan pada lubang bor dan diisi

dengan betonan ("tubeslesed inhole drilled").

e. Tiang komposit ("Composite piles")

Kombinasi dari unit tipe tiang dari ketiga kata gori yang

telah disebutkan di atas

Menurut Bowies (1938), dari segi bahannya tiang dapat

berupa tiang baja, tiang kayu dan tiang beton. Fondasi

tiang beton terbagi menjadi dua yaitu beton pracetak dan

tiang beton cetak di tempat("cast in place"). Untuk tiang

beton cetak di tempat dibuat dengan jalan pemboran tanah

atau dengan pemancangan "Casing" ke dalam tanah kemudian

diisi campuran beton.

2.3. Fondasi Tiang Bor dan Fondasi Sumuran

2.3-1. Fondasi tiang bor

Fondasi tiang bor termasuVi salah satu bentuk fondasi

dalam yang dibuat dengan cara membor tanah, kemudian diisi

dengan beton.

Page 26: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Menurut Tomlinson <1977) pemilihan tipe tiang bor

tergantung tiga faktor yaitu:

1. Lokasi dan tipe struktur

Fondasi tiang bor cocok untuk daerah padat bangunan

karena getaran atau suaranya tidak begitu mengganggu

lingkungan sekitarnya. Fondasi ini tidak begitu baik

untuk fondasi bangunan-bangunan di pantai.

2. Kondisi tanah

Kondisi tanah kohesif yang kenyal sampai keras

sangat mendukung pemakaian tiang bor untuk tanah

lempung yang sangat lunak dan tanah granular yang

sangat lepas, cocok bila menggunakan fondasi tiang

p an e s.ng .

3. Umur tiang bor

Di daerah dengan air tanah yang agresif umumnya di

pakai bahan fondasi yang tahan sifat-sifat zat

kimia, air yang agresif tersebut.

Pemilihan fondasi sangat tergantung pada berbagai

keadaan yang pads, dasarnya tidak terlepas dari keuntungan

dan kerugiannya.

Keuntungan fondasi tiang bor ialah:

1. Tanpa sambungan sehingga dapat dibuat tiang yang

lurus dan sangat panjang. Panjang tiang dapat

ditetapkan lebih mudah,

2. Getaran dan suara pada saat melaksanakan

pekerjaan sangat kecil, cocok untuk pekerjaan pada

daerah yang padat bangunannya,

13

Page 27: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

3. Tanah galian dapat diamati secara langsung dan

sifat-sifat tanah pada tanah pendukung fondasi 'juga

dapat langsung di ketahui,

4. Alat pembor dapat menembus rintangan-rintangan yang

tidak dapat ditembus oleh tiang pancang.

Kerugian fondasi tiang bor ialah:

1. Seringkali beton bahan tiang dicor di bawah muka air

tanah sehingga kualitasnya setelah selesai lebih

rendah dibandingkan dengan tiang pracetak,

2. Ketika beton dituangkan, dikhawatirkan adukan beton

tercampur dengan reruntuhan tanah,

3. Tanah galian cukup banyak sehingga tempat kerja akan

menjad i kotor.

Pada saat ini ada tiga metoda dasar dalam pembuatan

fondasi tiang bor (Bowles, 1991 V, yaitu:

1. Metoda kering

Metoda ini digunakan pada tanah kohesif dan

permukaan air tanah berada di bawah dasar fondasi.

Tahap pelaksanaan pengeboran adalah sebagai berikut;

tanah dibor sampai kedalaman yang diperlukan

kemudian diisi sebagian dengan beton. Tulangan

dipasang dan setelah itu beton dituang lagi ke dalam

lubang sampai penuh. Tiang bor selesai dicor.

2 . Metoda acuan

Metoda ini digunakan pada tempat-tempat yang mungkin

mengala.mi keruntuhan tanah. Tahap pekerjaan dengan

metoda ini adalah sebagai berikut; tanah dibor,

Page 28: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

untuk mencegah keruntuhan tanah maka dipasang

"casing" sampai kedalaman yang diperlukan. Setelah

"casing" terpasang, pengeboran dilanjutkan sampai

tanah baik. Pengeboran selesai, dasar lubang

dibersihkan dari sisa-sisa material dan tulangan

dipasang. Setelah itu dilakukan pengecoran beton ke

dalam lubang bor sambil "casing" ditarik dari

lubang. Tiang bor selesai dicor.

3. Metoda bentonit

Bentonit adalah mineral lempung yang sebagian besar

terdiri dari "montmorillonite" , ditambah dengan air

menjadi semacam bubur yang dikenal sebagai bubur

bentonit dan digunakan untuk mencegah perbedaan

tekanan pada tanah sekitarnya dengan lubang bor,

sehingga keruntuhan tanah dapat dihindari dan air

tanah tidak masuk ke dalam lubang bor. Metoda ini

dipakai pada tanah yang tidak stabil dengan muka air

tanah tinggi. Tahap pelaksanaan pekerjaan fondasi

dengan sistem ini adalah sebagai berikut; dilakukan

pemboran samapai kedalaman yang diperlukan (tanah

baik) dan untuk keruntuhan tanah pada dinding

lubang, ditambahkan adonan bentonit. Setelah

pemboran selesai, tulangan dipasang. Kemudian corong

pipa cor ("tremie") dipasang dan dilakukan

pengecoran. Tiang bor selesai dicor.

Menurut Poulos dan Davis (1980), pembuatan fondasi

tiang bor pada tanah kohesif akan berpengaruh pada daya

15

Page 29: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

lekat antara fondasi dengan tanah. Efek tersebut adalah

karena pembuatan tiang bor akan melunakkan tanah di

sekeliling lubang yang timbul karena:

1. Penyerapan air dari beton yang baru dicor,

2. Perpindahan air dari tanah kohesif di sekitar daerah

yang tekanannya lebih rendah di sekitar lubang bor,

3. Air yang dituangkan ke alat pemboran untuk memudah-

kan pemboran.

Menurut Nakazawa dan Sosrodarsono (1983), efek lain

pembuatan tiang bor di tanah kohesif adalah pengumpulan

lumpur di dasar lubang. Lumpur ini harus dikeluarkan dari

dasar lubang, karena pengerukan lumpur yang tidak sempurna

akan menimbulkan kerugian-kerugian seperti merosotnya mutu

beton sebab beton tercampur lumpur, tulangan tidak terpasang

pada tempat yang seharusnya, beton tidak sampai pada tanah

baik yang mengakibatkan penurunan tiang (lihat gambar 2.2).

Pelaksanaan pemboran fondasi tiang di tanah non kohesif

dapat menyebabkan keruntuhan tanah di sekitarnya, karena

tanah yang dibor selalu mempengaruhi keadaan tanah fondasi

itu sendiri seperti tekanan tanah dan tekanan air tanahnya.

16

Page 30: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

(a)

/XT-

W

.V7_

(c)

W

darribar 2. 2. Kerugian akibat pengerukan lumpur lidak

s empurna

(A> beton mengandung lumpur

(B> beton tidak sampai tanah baik,

(c> penulangan terapunq.

Akibat pemboran tersebut, permukaan dinding lubang bor

kehilangan keseimbangannya dan dapat runtuh. Cara mengatasi

keruntuhan permukaan dinding lubang tersebut adalah:

1. Penggunaan "casing" selama pemboran,

2. Menstabilkan tanah yang dibor dengan bahan stabili-

sator seperti bentonit.

Menurut Ellison (1975), masalah lain yang dapat terjadi

adalah akibat penggunaan "casing" sementara. Apabila

pencabutan selongsong tidak dilakukan dengan benar, maka hal

ini dapat menimbulkan persoalan-persoalan seperti pada

gambar 2.3.

17

Page 31: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Sedorrq die abul Sedanq dicabul Sedanq die abut

W^ A ^" ^ ^ ^, /9f. /H\

Rongga ^

k arena

pembusuraA

t'Arch i n«

^

Ter t a i. u b anyak

beton di dalam

"cas ?. nq"

^Tanah I embek

mas u k

Alt ran air ke

atas me lolui

beton akan me-

nyebabk an

,seg redosi

i r d a I am

i a n q q a

Terlalu sediHl

bet on d t dal am

" cas xnq"

Scr-'Sga terisi air

pada lapisan pem-

bava air sebelum

"casing" dipasang

Qambar 2. 3. persoalon-persoalan yang limbut pada p&rnakaia.r,casing" semenlara.

Mengatasi masalah air tanah selama pemboran dan

pengecoran bukan merupakan masalah yang mudah, apabila

aliran-aliran air tanah besar, dapat membawa butiran-butiran

tanah sehingga membahayakan kestabilan lubang bor.

Untuk mengeluarkan air tanah dari lubang dilakukan

pemompaan, akan tetapi pemompaan ini dapat merusak susunan

lapisan tanah di bawah lubang bor dan dapat menyeba.bkan

penurunan muka air sekitarnya. Penurunan muka air tanah di

sekitar lokasi dapat membahayakan bangunan-bangunan lain di

sekitarnya. Cara menanggulangi masalah tersebut adalah:

Page 32: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

1, Menggunakan "casing" permanen atau sementara pada

lapisan tanah yang permeabel,

2. Menggunakan bubur bentonit.

2.3.2. Fondasi Sumuran

Fondasi sumuran juga termasuk fondasi dalam. Umumnya

dipakai jika tanah keras terletak antara 4 sampai 8 meter

dari muka tanah dan tidak ada problem air tanah. Bahan

sumuran umumnya terdiri dari beton siklop (campuran semen,

pasir, kerikil dengan perbandingan 1:3:5 ditambah 65 % batu

besar sehingga membentuk suatu adukan yang rapat).

Fondasi sumuran dan fondasi tiang bor pada prinsipnya

sama, hanya pada fondasi sumuran tanah digali secara manual.

Apabila tanah yang digali mudah longsor, untuk memudahkan

penggalian tanah dapat digunakan pipa beton untuk menahan

iongsoran selama tanah digali.

Fondasi sumuran banyak dipakai karena pertama; sumuran

dapat digali sampai mencapai lapisan yang dikehendaki dan

lapisan tanahnya dapat diketahui. Kedua; fondasi sumuran

tidak menyebabkan perubahan sifat tanah di sekitarnya, yang

ketiga; fondasi sumuran tidak menimbulkan getaran dan

keributan.

2.4. Penyelidikan Tanah

Penyelidikan tanah adalah merupakan salah satu tahapan

dalam perencanaan struktur bangunan, terutama struktur

bawah. Penyelidikan tanah dilakukan untuk:

19

Page 33: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

1. Mendapatkan informasi tanah dan sifat-sifatnya yang

berkaitan dengan desain fondasi dan metode

pe laksariaannya,

2. Mengetahui letak muka air tanah.

Dengan mengetahui jenis dan sifat-sifat tanah serta letak

muka air tanah, maka kedalaman dan jenis fondasi dapat

ditentukan.

Langkah-langkah penyelidikan tanah adalah sebagai

herikut in i.

a. Persiapan merupakan langkah pertama dari suatu

penyelidikan tanah. Kegiatan yang dilakukan antara lain

mengumpu1kan informasi sebanyak mungkin yang relevan

dengan lokasi bangunan yang akan dibangun dan

mempelajari gambar-gambar rencana bangunan.

b. Peninjauan lokasi bangunan. Hal-hal yang perlu diteliti

antara Iain: kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul

dalam pelaksanaan pembangunan, tanah permukaan, dan

b an guns,n yang ada.

c. Penyelidikan pendahuluan, terutama untuk pekerjaan

struktur di lokasi yang belum pernah dilakukan

penyelidikan tanah.

d. Penyelidikan tanah yang definitif. Pada tahap ini dilaku

kan penyelidikan secara terperinci untuk memperoleh data

tanah yang diperlukan guna perencanaan fondasi.

Penyelidikan tanah meliputi penyelidikan tanah di

lapangan dan pengujian sampel tanah di laboratorium. Dari

penyelidikan tanah di lapangan akan diperoleh data tanah

Page 34: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

asli yaitu daya dukung tanah dan kekerasan atau kepadatan

tanah. Pengujian sampel di laboratorium akan diperoleh data:

a. Sifat indek tanah yaitu batas cair, batas plastis,

indeks plastisitas,

b. Sifat fisik tanah seperti kadar air, porositas,angka

pori dan berat butir tanah,

c. Sifat mekanik tanah yaitu kuat geser, konsolidasi,

dan kuat tekan tanah.

Penyelidikan tanah terdiri atas pengeboran dan

pengujian penetrasi yaitu penetrasi statis dan penetrasi

dinamis.

Pengeboran dapat dilakukan secara manual dan mekanis.

Pengeboran dengan bor tangan banyak dipakai karena ringan,

sederhana dan ekonomis, tetapi hanya cocok untuk pekerjaan

kecil dan tidak bisa dipakai pada tanah yang tidak stabil

serta ada problem air tanah. Untuk pengeboran sampai

kedalaman yang sangat besar umumnya dipakai bor yang

digerakan secara mekanik. Tujuan pengeboran adalah:

1. Menentukan profil tanah,

2. Menentukan tebal dan jenis tanah, dan

3. Untuk pengambilan sampel tanah terusik dan sampel

tak terusik.

Secara empiris, pengujian penetrasi digunakan untuk

menentukan kepadatan atau kekerasan tanah dan

lapisan-lapisannya. Untuk itu diperlukan alat yang dikenal

sebagai penetrometer.

21

Page 35: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Menurut Wesley (1977), penetrometer dibagi menjadi dua

macam yaitu penetrometer statis dan penetrometer dinamis.

a. Penetrometer statis, disebut statis karena ditekan

dengan tekanan konstan. Prinsip kerjanya adalah

menekan ujungnya ke dalam tanah pada kecepatan

tertentu dan gaya perlawanannya diukur,

b. Penetrometer dinamis, disebut dinamis karena adanya

pukulan yang digunakan untuk menekan konis menembus

tanah. Prinsip kerjanya adalah sebaga berikut: ujung

konis dimasukan ke dalam tanah dengan pukulan yang

dilakukan dengan menjatuhkan beban. Beban dijatuhkan

dengan tinggi jatuh tertentu dan jumiah pukulan yang

diperlukan untuk mendorong ujung konis menembus ke

dalam tanah dihitung.

2.4.1. Pengujian Sondir

Pengujian sondir disebut juga dengan "Cone Penetration

Test" (CPT). Pengujian ini pertama kali berkembang di

Belanda dan banyak dipakai di Indonesia.

Tujuan mula-mula dari pengujian ini adalah untuk

mengetahui perubahan-perubahan lapisan tanah terutama

kekerasan dan kepadatannya. Dengan penelitian para ahli

sifat dan jenis tanah, daya dukung serta kedalaman fondasi

dapat ditentukan secara empiris.

Pengujian sondir dilakukan tanpa didahului dengan

pengeboran. Mata sondir yang berupa kerucut bersudut 60° dan

22

Page 36: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

luas penampangnya 10 cm langsung ditekan kedalam tanah

dengan kecepatan konstan 2 cm/det .

Menurut Wesley (1977), ada dua macam mata sondir yang

dapat dipakai yaitu:

1. Konis biasa, hasil yang diperoleh adalah perlawanan

ujung atau nilai konis (qc). Nilai ini diperoleh

dengan menekan stang dalam dan otomatis akan menekan

konis ke bawah. Seluruh pipa sondir tetap diam.

Tekanan yang dibutuhkan untuk menekan konis menembus

tanah dibaca pada manometer. Sondir dengan konis

biasa dapat dilihat pada gambar 2.4. di bawah ini.

i „,uk„, „,„•„„.,„

Oambar 2. 4. Alat sondir d&r,ga.rt konus biasa

Page 37: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

2. Bikonis, nilai yang diperoleh ada. dua macam yaitu

nilai konus (qc) dan nilai gesekan (fs). Nilai qc

dan nilai fs didapat dengan cara menekan stang dalam

seperti pada sondir dengan konis biasa. Pada

permulaan hanya konis yang ditekan bergerak ke

bawah, dengan demikian hanya nilai konis yang

diukur. Setelah konus bergerak sejauh 4 cm, maka

selubung gesek ikut bergerak juga, sehingga nilai

konus dan nilai gesekan diukur bersama-sama. Nilai

gesekan ini diperoleh dengan mengurangi nilai

keseiuruhan dengan nilai konus lalu dikalikan dengan

koefisien yang merupakan perbandingan antara luas

selubung gesek. Sondir bikonus dapat dilihat pada

gambar 2.5.

Biasanya pengukuran dilakukan set lap 20 cm sehingga

keadaan tanah dapat diketahui secara kontinyu. Pada

pengujian ini alat yang banyak dipakai adalah sondir

bikonus.

Berdasarkan kemampuannya, terdapat dua macam alat

sondir yaitu sondir ringan dengan kapasitas 2,5 ton dan

sondir berat dengan kapasitas 10 ton. Untuk tanah lempung

cukup digunakan sondir ringan, sedangkan pada tanah yang

keras digunakan sondir berat.

Hasil pengujian CPT berupa nilai konis (qc), nilai

gesekan (fs) dan kedalaman tanah. Hasil pengujian tersebut

kemudian dibuat grafik yang menghubungkan antara nilai konus

(qc), gesekan (fs) dengan kedalamannya. Dari grafik tersebut

24

Page 38: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

daya dukung fondasi pada kedalaman tertentu dapat dihitung

dengan melihat berapa nilai qc dan fs nya. Dengan rumus yang

dijela.skan pada bab berikutnya daya dukung fondasi bisa

dihitung.

i Ditekan supaya nilai konis diukur

Stang dalam

Disambung

pada pipa

sondir

Mantel untuk

mengukurhambatan pe

lekat. ( skinfriction )

Konis

Er

Ditekan supaya nilai konis ditambahhambatan pelekat diukur

a

w

\—7

VZ7

Ditekan supaya

masuk sampai

kedalaman yang

berikut.

Oambar 2.5. Alat sondir denqan btkonts

Page 39: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Keuntungan dari pengujian sondir adalah cepat

memperoleh hasil, praktis dan murah, tetapi pengujian ini

juga mempunyai kelemahan yaitu:

1. Apabila dijumpai batuart lepas, pengujian sondir

tidak bisa diteruskan dan kadang-kadang memberi

indikasi sudah mencapai tanah baik,

2. Tidak bisa mengambil sampel tanah.

2.4.2. Pengujian penetrasi standar (SPT = "Standard Penetra

tion Test" )

Pengujian penetrasi standar dilakukan bersama-sama

dengan pengeboran. Setiap pengeboran mencapai kedalaman

0,75 - 1,5 meter dilakukan SPT. Cara melakukan pengujian pe

netrasi ini diuraikan dalam alinea berikut.

Tabung contoh standar diletakkan pada dasar lubang bor

yang telah dibersihkan dari material lepas, kemudian

ditumbuk menembus tanah. Tabung contoh standar ditumbuk

dengan beban penumbuk seberat 63,5 kg (140 lb) yang

dijatuhkan dari ketinggian sekitar 76 cm (30 in) sampai

masuk sedalam 15 cm. Setelah itu ditumbuk lagi sampai tabung

contoh tersebut masuk sedalam 30 cm dan jumiah pukulan yang

diperlukan dihitung. Jumiah pukulan ini disebut nilai N.

Alat serta cara melakukan pengujian dapat dilihat pada

gambar 2.8.

26

Page 40: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Tinggi ~Jjatuh = 30 inch

Jumiah pukulan 6 inch (15 cm)]ditentukan pada q:

jarak ini 12 inch ( 30 cm )

Beban penumbuk

seberat 140 pound (63 kg)

Kabel yang ditarikdan dilepaskan

Oambar 2. o". "Standard Penetration Test"

(Wesley, 1S>77>

Page 41: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Hasil SPT dapat dihubungkan secara empiris dengan

beberapa sifat tanah seperti kepadatan relatif, sudut gesek

internal, berat satuan tanah, kuat tekan bebas. Hubungan

antara sudut gesek internal, kepadatan relatif, berat satuan

tanah dengan jumiah pukulan dapat dilihat pada tabel 2.1.

dan hubungan kuat tekan bebas dan berat satuan tanah dengan

nilai N dapt dilihat pada tabel 2.2.

Hasil selama pengujian SPT dikumpulkan untuk kemudian

dibuat grafik yang menjelaskan hubungan antara jumiah

tumbukan dan jenis tanah dengan kedalamannya. Dari grafik

tersebut pula kita dapat mengetahui jenis tanah pada

kedalamn tertentu. Untuk menghitung daya dukung fondasi bisa

diambii data hasil SPT dengan melihat berapa jumiah tumbukan

pada kedalaman dimaksud dan jenis tanahnya. Kemudian dengan

rumus-rumus empiris dihitung daya dukungnya.

Tabel 2.1. Hubungan O, Dr, y dengan N untuk pasir

Diskripsi

sangat lepas

Lepas

Sedang

Padat

Sangat padat

sudul ges ek

internal , 0

25

27

30

35

38

30

32

35

40

43-

Kepad at ari

relatif, £>r

0,15

0,35

0,65

0,85

1,00

Berat Satuan3

Taanah , y ( KhJ/m >

11 - 16

14 - 18

17 - 20

17 - 22

20 - 23

N

-5-10

-8-15

•10-40

20-70

>35

Page 42: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Tabel 2.2. Hubungan y, qu, dan nilai N untuk lempung

D iskripsi

sangat lunak

lunak

Sedang

kenyal

sangat kenyal

keras

y jenuh

16-19-

17-20

19-22

Kuat tekan bebas qu

25-

50 -

100

200

400

N

2-

4 -

8-

16

32-

2.4.3. "Korelasi Standard Penetration Test" dan "Cone

Penetration test"

Di beberapa negara seperti Amerika dan Inggris telah

banyak dikembangkan suatu penelitian untuk mengetahui

hubungan antara SPT dan CPT, tetapi menurut Mayerhof (1965)

hubungan antara SPT dan CPT suatu negara belum tentu cocok

dapat di terapkan pada tanah di negara lain.

Dari penelitian yang dilakukan dan mempertimbangkan

data penelitian yang dilakukan di beberapa negara, Scherman

(1970) memberikan hubungan antara nilai tekanan ujung dari

CPT(qc) dan nilai N dari SPT sebagai berikut:

(2.1)

(2.2)

qc = n . N

qc

atau n =N

Hubungan antara qc dan N dapat dilihat pada tabel 2.3

Page 43: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Tabel 2.3 Hubungan antara nilai tekanan ujung (qc dalam kPa)

dengan nilai N dari SPT

Jenis Tanah

Lumpur, pasir berlanau, campuranpasir lanau

Pasir halus sampai sedang, pasirdengan sedikit lanau

Pasir kasar dan pasir berkerikil

Kerikil berpasir dan kerikil

n = qc/N

200

300-400

500-600

800-1000

2.5. Pengujian Pembebanan Tiang

Metoda yang paling dipercaya untuk mengetahui kapasitas

dukung fondasi tiang di lapangan adalah dengan pengujian

pembebanan. Ada beberapa macam pengujian pembebanan

berdasarkan tinjauan beban (Teng,1965) yaitu:

a. Pengujian terhadap beban aksial,

b. Penguj ian ternad ap beban 1atera1, dan

c. Pengujian terhadap gaya angkat ke atas.

Tipe pengujian yang banyak dilakukan adalah pengujian

terhadap beban aksial.

Menurut Poulos (1930), pengujian pembebanan didasarkan

atas beberapa tujuan , yaitu :

1. Sebagai kontrol terhadap fondasi tiang sebelum beban

batas yang dipi1ih tercapai.

2. Menentukan daya dukung, sebagai suatu tinjauan

terhadap daya dukung yang diperoleh dari pendekatan

teor itis maupun empIris.

Page 44: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

3. Menunjukkan perilaku beban-penurunan tiang terutama

di tempat yang menerima beban kerja.

4. Untuk memperlihatkan kekuatan struktural tiang.

1. Metoda Pembebanan

Metoda yang dipakai untuk meletakkan beban pada tiang

uji ada beberapa macam, yaitu:

a. Tiang angker, ditujukan untuk menahan gaya tarik ke atas

yang diakibatkan oleh dongkrak. Tiang angker ini

didirikan pada tiap sisi tiang uji. Dengan sebuah balok

yang diikatkan pada kedua kepala tiang angker, balok ini

direntangkan di atas kepala tiang uji.

Dongkrak hidrolik di atas kepala tiang uji berfungsi

untuk menerapkan beban pada tiang uji. Pengujian

pembebanan tiang angker dapat dilihat pada gambar 2.7.

AstcAor piiesfour dial gauges

Qarnbar 2. 7 Pengujian beban liang dengan tiang angker

Page 45: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

b. Meja beban, merupakan suatu plat yang dipasang pada

bagian atas kepala tiang uji dan berfungsi sebagai tempat

meneruskan beban kontra ke tiang uji. Pengujian dengan

beban kontra dapat dilihat pads, gambar 2.3.

]-lm minimum

Clear space

head of test pie

Universal beams

Test p"e

Gambar 2. 8 Pengujian pembebanan dengan beban kontra

Pads, pengujian ini tiang yang digunakan dapat berupa

tiang uji khusus (tiang yang tidak dapat dipakai sebagai

fondasi) atau salah satu tiang yang akan dipakai sebagai

fondasi. Pelaksanaan pembebanan dapat dilakukan dengan

pembebanan bertahan maupun pembebanan berulang. Pada

pembebanan bertahan, setelah beban maksimum terpakai

beban secara berangsur-angsur dikurangi, sedangkan pads.

Page 46: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

pembebanan berulang set lap akhir pembebanan beban

dihilangkan dahulu kemudian di lanjutkan tahap pembebanan

b e r i k u t n y a..

2. Prosedur Pengujian

Pengujian bertahap merupakan cara yang biasa dipakai

pada pengujian pembebanan. Prosedur pada metoda ini adalah

dengan memberikan beban tiang uji, kemudian beban dinaikkan

secara bertahap. Beban pada tiap tahap dipertahankan dalam

keadaan konstan selama waktu tertentu sampai nilai penurunan

yang dicapai benar-benar berhenti atau berada di bawah

kecepatan penurunan yang disyaratk&n sebelum diikuti

\ '• e tti*^e i.1 dn C' ii <..<ir? i. .a. tij.j '. ii^: 'j- .

Tahap pembebanan dan besarnya presentasi penambahan

beban serta. la.ma.nya waktu beban bertahan pads. tiap tingkst

pembebanan dapat dilihat pada tabel 2.4.

'**&££&

Page 47: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Tabel

BEBAN

ALAT

2.4 Prosedur pembebanan mengikuti prosedur ASTfD. 1143-

= 500 TON

= EHERPAC CLP, 10006, A = 1463,61 CM2 (227 Sq2 )

BEBAN

PEMBACAAN% TON Kg/cm

0 0.00 0.00 0'- 2'25 62.50 42.70 A 0'-2'-4'-8'-10'-15'-20'MAX.2JAM50 125.00 85.41 A 0'-2'-4'-8'-10'-15'-20'MAX.2JAM25 62.50 42.70 B 0'-2'-4'-8'-10'-15'-20'0 0.00 0.00 B

50 125.00 85.41 A

75 187.50 128.11 A

100 250.00 170.81 A

75 187.50 128.11 B

50 125.00 85.41 B

25 62.50 42.70 B

0 0.00 0.00 B

50 125.00 85.41 B

100 250.00 170.81 A

125 312.50 213.51 A

150 375.00 256.22 A

125 312.50 213.51 B

100 250.00 170.81 B

75 187.50 128.11 B

50 125.00 85.41 B

25 62.50 42.70 B

0 0.00 0.00 B

50 125.00 85.41 B

100 250.00 170.81 B

150 375.00 256.22 A

175 437.50 298.92 A

200 500.00 341.62 C 0 '-2'-4'-8'-10'-15'-20'MAX.24JAM175 437.50 298.92 D 0'-2'-4'-8'-10'-15'-20'60 MENIT150 375.00 256.22 D

125 312.50 213.51 D

100 250.00 170.81 D

75 187.50 128.11 D

50 125.00 85.41 D

25 62.50 42.70 D0 0.00 0.00 C 0'-2'-4'-8'-10'-15'-20'MAX.24JAH

A

B

C

: Pembacaan min. 1 jam dan 0.25 mm/jammax. 2 jam

: Pembacaan 20 men it

-• Pembacaan min. 12 jam dan 0,25 mm/jammax. 24 j am

: Pembacaan 1 jam

34

Page 48: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Hasil dari pengujian dibuat grafik hubungan antara

besarnya beban yang diberikan dengan penurunan yang terjadi.

Kemudian dari data hasil "loading test" dicari besar daya

dukungnya dengan menggunakan metoda grafis.

35

Page 49: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

BAB III

DAYA DUKUNG FONDASI TIANG BOR TUNGGAL

3. 1 . Daya Dukung Tiang

Ada tiga faktor per lawanan dari tars ah yang berperan

terhadap kemaajpuan dukung fondasi tiang. Hhitaker (1972)

menyebutkan faktor-faktor tersebut sebagai berikut ini.

1. Gerakan tiang ke bawah menyebabkan timbulnya gaya pada

permukaan di sekeliling tiang yang melawan gerakan

tersebut. Gaya perlawanan ini diberikan oleh Iekatan atau

gesekan antara tanah di sekeliling permukaan tiang dengan

peririu ks.an 1i sng .

2. Jika sebuah tiang dite!;0.n kebawah, maka tanah yang berada

tepat dibawah ujung tiang dan disisi ujungnya akan

memberikan perlawanan ujung pada tiang.

3. Tiang aengisi suatu rongga di dalam tanah. Berat dari

volume tanah yang digantikan oleh tiang dengan luas

penampang tiang Ab, ke dalam tiang D, dan unit tanah y

atau sataa dengan y. D. Ab. Selisih antara berat tiang

dengan berat tanah yang digantikan oleh tiang harus

d idukung tanah.

38

Page 50: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Gambar 3.*. Kurva beban vs pe nur,

* P beban

man pada uji beban tekan

ttang C'piU loading test").

O arnb ar 3.2. Transper beban dari kepala tiang sampaiu j unq

Page 51: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Pada gambar 3.1., pembebanan pada titik A dimana beban

didukung oleh tahanan kulit sepanjang selimut tiang pada

saat itu hanya sedikit bahkan tidak ada beban yang

dipindahkan pada ujung tiang (gambar 3.2.a).

Pada gambar 3.1. pembebanan sampai titik B tahanan

kulit BaksimuB telah dicapai dan sebagian beban ditransper

ke ujung tiang (gambar 3.2.b).

Pada gambar 3.1. pembebanan pada titik D tahanan kulit

dan tahanan ujung telah mencapai harga maksimum (gambar

3.2.c). Dari evaluasi di atas, Tomlinson (1977) memberikan

persamaan dasar statis daya dukung ultimit fondasi tiang

sebagai berikut:

Quit - Qb + Qs - (wp + W)

d imana:

Qb = Tahanan ultimit ujung tiang

Qs = Tahanan ultimit kulit tiang

wp = Berat tiang

« = Berat tanah yang digantikan tiang (r.D.Ab)

Besarnya Wp dan W diabaikan, karena memberikan hubungan yan(sangat kecil pada Quit (Tomlinson, 1977).

QQui t

SF

diman a.:

Quit _ Kapasitas daya dukung ultimit tiang

SF - safety faktor

3S

(3.1)

(3.2)

Page 52: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Tomlinson (1977) memberikan nilai SF sama dengan 2,5untuk pencapaian setlemen yang tidak akan lebih dari 10 mm(0,4 inc) pada beban kerja.

3.2. Daya dukung Tiang Bor Menurut Rumus Teoritis

3.2.1. Daya Dukung Tiang Bor Tunggal Teoritis Pada TanahKohesif.

Pada tanah kohesif, sudut gesek internal tanah 0,dianggap sama dengan nol (O = 0).

a. Kapasitas daya dukung ujung ("end bearingresistance").

Pada tanah kohesif, kapasitas daya dukung ujungmenurut Tomlinson (1977) adalah sebagai berikut:

Qb uit = No. Cb . Ab (3 3,dimana:

Nc = Faktor daya dukung (lihat gambar 3.3)

Cb = Cohesi undrained (cu) pada ujung tiang

Ab = Luas potongan melintang dari ujung tiang(l/4.n.D2)

Untuk kedalaman tiang lebih besar atau sama dengan 4

kali diameter, Mayerhof (Tomlinson,1977) memberikanharga Nc = 9. Tomlinson mengusulkan faktor reduksisebesar 0,75 untuk nilai ujung tiang bor pada tanahlempung.

39

Page 53: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

2 3

Depth lei foundation level L

Bie.iclth of found,i; Br

Gambol 3. 3. Hcir9a Nc untuk tiang di dalam tanah lempung

. Kapasitas tahanan kulit

i"->-i. + nu u u 11£=; a.i i efnp iris

cohesi und:

( 1977) member

Qs ult - a . CZ

dimana:

Cu = Cohesi undrain rata-rata di sekeliling

tiang

As = Luas permukaan tiang (selimut tiang)

« = Faktor adhesi (0,3-0,6)

Skempton (Tomlinson,1977) untuk tiang bor

menyarankan memakai harga faktor adhesi (o.) sama

dengan 0,45. Untuk tiang dengan pembesaran di bawah

("under reamed pile") Tomlinson (1977) menyarankan

Panjang efektif dari selimut tiang adalah seperti

gambar d i b"j awah mi

intara gesekan kulit dan

anah di sekeliling tiang, Tomlinson

ikan persamaan sebagai berikut:

Ab (3.4)

Page 54: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

/ \->Pembes a ran ujung

L = panjang efektif yang diperhtlung-

kan dalairi perhilungan tahanankulit

Gambar 3. 4. Panjang efektif pada kulit tiang untuk perhi

lungan LaY>a.r,cxn kulit pada "undei—beaned pile".

3.2.2. Daya Dukung Tiang Bor Tunggal Teoritis Pada Tanah Non

Kohesif

Formula klasik untuk menghitung daya dukung tiang bor

pada tanah non-kohesif mengikuti bentuk persamaan 3.1.

Dengan menganggap nilai cohesi undrained (Cu = 0), Tomlinson

(1977) memberikan persamaan daya dukung tiang sebagai

berikut:

a. Daya dukung ujung

Qp ult = Nq Pd Ab (3.5.)

dimana:

Nq = Faktor daya dukung (lihat pada gambar 3.5)

41

Page 55: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

PcJ = Tekanan tanah efektif (lihat gambar 3.6)

Ab = Luas potongan ujung tiang

20a

25 50 35 4-0

Angle of Shearingres.'SCenCe inOegreeS

Gambar 3. 5. Bearing capacity factors Nq

4.5

Page 56: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Pd = yv>

a> Muka air di bavoh

ujung tiang

Pd = f^sat - yv>h

mt ma. t

ys at

b> Muka air sama denganmuka t anah

Pd = y (D - h) + (j'eat - rv) h

ml

»-h

Oambar 3.<S. Berbagai kondisi pada penentuan tekanan tanahefektif.

Tomlinson 1977, mengusulkan untuk memberi batasan kapasitas

daya dukung ujung pada pasir sebesar 107,6391 kg/cm2,

b. Tahanan kulit (Qs)

Qs uit - 1/2. ks . pd . tg 6 . As (3.6.)

dimana:

Pd - Tekanan tanah efektif (lihat gambar 3.6)

43

Page 57: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Ks = Koefisien tekanan tanah (Tauma dan Reese

memberikan nilai 0,7 untuk tiang bor)

& - Sudut gesek antara tanah dan tiang (Touma

dan Reese memberikan harga <> - O pada

tiang bor)

As - Luas permukaan selisnut tiang bor

Tomlinson 1977, mengusulkan untuk berbagai kondisi,

daya dukung perencanaan untuk tahanan kulit sebesar = 1,0764

2

kg/cm , dan daya dukung tahanan ujung sebesar 107,6391

... zkg/cm .

3.2.3. Daya Dukung Tiang Pada Tanah Antara Pasir dan Tanah

Lempung

Pada tanah ini dimana mempunyai nilai cohesi dan sifat

gesek (c - O) seperti pada sandy clay, sandy silt dan silty

atau clayey sand. Daya dukung ujung dihitung berdasarkan

koefisien He dan Hq dari Tersaqhi dan Peck untuk persamaan

di bawah ini (Tomlinson, 1977)

Qb - Ap[l,3 c Ho + po (Nq-I) 4 &.y y B Hq] (3.7)

Dimana:

2

Ap - Luas ujung tiang cm

2

c = Nilai kohesi undrained tanah <kg/cm )

po - Tegangan efektif tanah sampai ujung tiang

2

(kg/cm ) dihitung seperti gambar

2

y ~ Berat jenis tanah (kg/cm3)

a.y - faktor penampang:

- persegi a;- = 0,4

- bulat a:y - 0,3

Page 58: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

CO

03

tillu03

•H

Ou

co

03•H

tH

Xi

s03v-ia

tuc

•H

^—

'C

3-C

_jd

•H

•H

pX

)_

L_

"D

0)

CT

l—t

030

)M

CO's

J-jrO

0)

03H

X!

-Si

TO

V.HJ~^

t-a

c.

£3•H

cU

UTO'

idc

+.1

tU03

co•H

•H4-1T

?-P03

s

CX

)4

-JJ-J

a*i—

i

4-1

•H

c05

3

<D

•rH

Stt-l

•Htu

l._

05a.i

>~ic

No

a.i3

si—

i-^

-O_

-io

CO

a1

ttfl

cC

Oi-l

u03

CO

u]-P

CO

C•H

CO

HtV3

*

—1

03[--

s3U

io

O03

rH

'a/

jo)o

bj

AjiD

Bcteo

Su

uea

g

8?

•*/VP"<?

*a/9jo)obj

Ayoedeo

Buuosg

cr

Mh

cri

Page 59: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

3.3. Daya Dukung Menurut Rumus Empiris

3.3.1. Daya Dukung Tiang Berdasarkan Hasil Pengujian "Cone

Penetration Test" (CPT)

Penentuan daya dukung tiang berdasarkan grafik pengu

jian sondir, dapat dipakai beberapa metode sebagai berikut:

1. Rumus Wesley

Rumus yang digunakan Wesley merupakan rumus yang banyak

dipakai di Indonesia. Daya dukung ultimit tiang adalah

sebagai berikut:

Q = Qp + Qs

= P.A+ f.o (3.8)

Dimana:

Qp = Daya dukung ultimit ujung tiang (kN )

Qs - Daya dukung ultimit tiang karena gesekan atau

Iekatan (kN)

2

P = Nilai konis rata-rata (kN/m )

2

A = Luas tampang tiang (m )

f = Jumiah total hambatan pelekat pada ujung

pondasi (kN/m)

o = Keliling tiang (m)

Daya dukung tiang ijin, Q

-_ p.A . f.o (3.9)y " SFi SFa

Dengan:

untuk pasir murni SFi = 3

SFz = 5

untuk lempung SF* = 5

SFz = 10

46

Page 60: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Untuk tahanan konus rata-rata <p) pada ujung tiang

diambii sebesar 40 di atas ujung tiang dan 4D di bawah

ujung tiang (lihat gambar 3.6).

u iuna t r anq

mt

4D

4D

Oambar 3.H Panjang efektif untuk tahanan konus rata-rataf qc> pada u.iung tiang.

2. Hetode Tomlinson modifikasi NV. Nayak

Metode Tomlinson yang diroodifikasi HV. Nayak menghitung

kapasitas daya dukung tiang dari data CPT berdasarkan

data tahanan konus (Qc), dengan persamaan sebagai

berikut:

CdkQup - Ckd Ap + 20f}

QupQap

3

dimana;

As (3.10)

(3.11)

Qup - Kapasitas daya dukung ultimit (kN)

Qap = Kapasitas daya dukung ijin (kN)

47

Page 61: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Ckd = Tahanan konus ujung rata-rata (kN/m )

Ap = luas penampang ujung tiang (m )

Cdk = Tahanan konus rata-rata sepanjang tiang

(kN/m2 )2

As = Luas selimut tiang (m ).

Tahanan konus ujung rata-rata diambii 3D diatas ujung

tiang pondasi dan ID di bawah ujung tiang pondasi (lihat

gambar 3.9)

~^

3D

Ujung pondasiI>

Gambar 3. £> nilai tahanan konus ujung rata—rata

3. Metode Rusia

Metode Rusia memberikan persamaan kapasitas daya dukung

tiang berdasarkan nilai tahanan konus (qc) dan

berdasarkan nilai gesekan lokal sepanjang tiang, sebagai

berikut:

Qup = Qc A -f U D Fs (3.12)

QupQap

Dimana:

Qup = Tahanan daya dukung ultimit (ton)

Qap = Tahanan daya dukung ijin (ton)

48

(3.13)

Page 62: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Qc = Tahanan konus ujung rata-rata (kg/cm2)

A = Luas penampang ujung pondasi (cm2)

U = Keliling penampang pondasi (cm)

D = Kedalaman pondasi (cm)

Fs = Rata-rata gesekan lokal sepanjang tiang

(kg/cm2) .

Tahanan konus ujung rata-rata diambii 4D di atas ujung

pondasi dan ID di bawah ujung pondasi (lihat gambar 3.9).

3.2.2. Daya Dukung Tiang Berdasarkan Hasil Pengujian

"Standard Penetration test" (SPT)

Untuk menghitung daya dukung berdasarkan data pengujian

SPT digunakan rumus sebagai berikut:

1. Metode langsung (N V Nayak,1982)

Qup =40 N Ap + A^L (314)

r> - QUPQap _ ___ (3<i5)

dimana:

Qup = daya dukung ultimit tiang (ton)

N = nilai N (SPT) rata-rata pada ujung tiang

sampai 2D di bawah ujung tiang

N = nilai N (SPT) rata-rata sepanjang tiang

Ap = luas potongan melintang ujung tiang (m2)

As = luas selimut tiang sepanjang tiang (m2)

Q^p = daya dukung izin tiang

49

Page 63: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

2. Menurut L. Decourt (1982), Daya dukung ultimit tiang

dapat dihitung sebagai berikut:

a. Daya dukung ujung, Qp

Untuk memperkirakan daya dukung ujung diambii rata-rata

3 nilai N di atas ujung tiang fondasi.

ENNp = —^

Daya dukung ultimit ujung dinyatakan dengan:

Qp - Np K Ap (3.16)

Dimana:

Np = rata-rata nilai N

K - koefisien tanah (lihat tabel 3.1.)

Tabe 3.1 Koefisien tanah menurut L. Decourt

Jenis tanah K (kpa) K (t/m2)

Tanah lempung 118 12

Lanau berlempung 196 20

Lanau berpasir 245 25

Pasir 392 40

b. Kapasitas gesekan tiang

Untuk mencari kapasitas gesekan tiang perlu

mempertimbangkan rata-rata nilai N sepanjang tiang.

Besar gesekan sepanjang tiang (fs) adalah sebagai

berikut:

fs = N/3 + 1

Page 64: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Dimana:

N = rata-rata jumiah pukulan

tiang, N/n

n = jumiah titik yang ditinjau

Daya dukung akibat gesekan, Qs

Qs = fs p 1

dengan:

fs = gesekan sepanjang tiang

P = keliling tiang

1 = kedalaman

Daya dukung ijin (Qap)

Qap Qp + Qs3

sepanjang

(3.17)

i *4 1 Q

Menurut Tersaqhi dan Peck (1948), untuk lanau dan pasir

jenuh dengan nilai N lebih besar dari 15 maka nilai N harus

dikoreksi menjadi:

N = 15 + 1/2 (N '- 15) (3.19)

Dimana:

N = Nilai N yang terkoreksi

N' - Nilai N lapangan

3.3.3. Inteprestasi daya dukung tiang tunggal berdasarkan

data uji pembebanan ("Pile Loading Test")

1. Umum

Seperti telah dibicarakan pada sub bab 2.3, prosedur

pembebanan umumnya dilakukan dengan memberikan beban secara

bertahap. Tahap pembebanan dilakukan dengan cara penambahan

Page 65: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

dan pengurangan beban pengujian pada meja beban. Pembebanan

yang dilakukan biasanya sampai 200% dari beban perencanaan.

Dengan penambahan dan pengurangan beban uji sebesar

25%, prosedur yang umum adalah dengan meningkatkan beban

uji sampai jumiah tertentu lalu mengurangi beban uji hingga

tanpa beban uji sampai kenaikan atau reaksi elastik tanah

("rebound") berhenti. Tiang kemudian dibebani lagi sampai

beban kerja kemudian sampai beban maksimum (200% beban

rencana). Penambahan dan pengurangan ini merupakan siklus

pembebanan atau disebut sebagai pembebanan cyclic ("Cyclic-

Load ing Test").

OP l asl i s

>El as t •

1

Oambar 3.10. Grafik pembebanan terhadap penur,

Pengurangan beban dilakukan tahap demi tahap dengan

diberi waktu jeda tiap tahap, selanjutnya hingga reaksi

tanah ("rebound") berhenti sebelum pengurangan beban

selanjutnya.

Prosedur penambahan dan pengurangan beban secara tepat

sering dispesifikasikan oleh kode bangunan atau satu

Page 66: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

organisasi konstruksi. Pada pengujian ini prosedur

pembebanan dengan sistim cyclic ("Cyclic Loading Test") yang

dispesifikasikan ASTM D 1143-89 untuk beban rencana 250 ton.

2. Metode Masurkowick

Metoda ini dilakukan dengan cara membagi jarak penurunan

total secara sembarang menjadi bagian-bagian yang sama

dan memotong kurva beban vs penurunan. Dari

perpotongan ini kemudian ditarik garis ke atas tegak

lurus sumbu beban sehingga memotong garis sumbu beban.

Kemudian dari titik-titik perpotongan garis beban dengan

sumbu beban, dibuat garis dengan sudut 45° sehingga

memotong garis-garis beban yang lain. Dari titik-titik

perpotongan tersebut dibuat garis lurus dan titik dimana

garis itu berpotongan dengan sumbu beban merupakan besar

d ar i beban run tuh Pu.

Page 67: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

B A B IV

ANALISIS DAYA DUKUNG FONDASI TIANG BOR TUNGGAL

CSTUDI KASUS)

4. 1 . Unium

Pada bab sebelumnya telah dibicarakan daya dukung dan

penurunan tanah yang harus diperhatikan dalam perencanaan

fondasi tiang. Daya dukung fondasi dapat dicari dengan rumus

teoritis dan rumus empiris. Dari data penyelidikan lapangan

"Cone Penetration Test" (CPT) dan "Standard Penetration

Test" (SPT) akan dihitung kapasitas daya dukung dari fondasi

tiang bor berdasarkan metoda-metoda perhitungan empiris

yang telah dibicarakan di muka.

Hasil dari perhitungan tersebut, dibandingkan dengan

beban renoana yang akan bekerja. dan dievaluasi dengan

analisis hasil pengujian pembebanan ("Loading Test") tipe

tekan. Sebagai contoh analisis digunakan kasus pada Proyek

komplek perkantoran Bank Indonesia pusat di Jakarta. Dari 5

titik bor dan 4 titik sondir yang masing-masing saling

berdekatan (dapat dilihat pada peta lokasi titik sondir dan

titik bor pada lampiran 1).

Pada grafik sondir, diagram SPT dan pengujian

pembebanan pada proyek ini adalah memakai sistim Metrik,

oleh karena itu dalam perhitungan tetap dipakai satuan asal.

4.2. Data Penyelidikan Tanah

Data tanah diambii dari data penyelidikan tanah pada

proyek perkantoran Bank Indonesia pusat di Jalan MH. Thamrin

54

Page 68: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

No 2 Jakarta Pusat. Pada area! ini dibangun gedung

perkantoran yang terdiri dari 26 lantai dan 2 Basement. Luas

2

bangunan keseiuruhan ± 115.982 m dengan luas tanah ± 2 Ha.

Kondisi pertnukan tanah relatip datar. Penyelidikan tanah

dipereayakan kepada Lembaga Teknologi Fakultas Teknik

Universitas Indonesia Jakarta yang dilakukan mulai tanggal

26 November 1989 sampai tanggal 29 Januari 1990.

4.2.1. Lingkup Pekerjaan Penyelidikan Tanah

a. Test permeabilitas

Dilakukan untuk inencari faktor koefisien

permeabilitas tanah K. (koefisien kecepatan rembesan

tanah).

b. Bor dalam ("Deep Boring")

Dilakukan untuk mendapatkan contoh tanah asli

("Undisturb") dari lapangan serta mengklasifikasikan

tanah secara visual di lapangan. Pekerjaan bor

dilakukan pada 14 (empat betas) titik bor di lokasi

sampai dengan kedalaman 80 meter dari permukaan

tanah. Dari tiap lubang bor diambii contoh tanah

asli dengan interval pengambilan 2 meter untuk

keperluan test laboratorium.

c. "Standard Penetration Test" (SPT).

Pengujian SPT ini dilakukan bersama-sama dengan bor

dalam pada interval 1,5 meter. Uji SPT dilakukan

dengan menumbukkan Split Spoon Sampler ke dalam

tanah dengan hammer seberat 83,5 kg tinggi jatuh

76 cm .

55

Page 69: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

d. "Cone Penetration Test" (CPT">.

Uji CPT dilakukan sebanyak 21 (dua puluh satu> titik

sondir dengan menggunakan alat sondir berat 10 ton

pada interval pembacaan 200 mm (20 cm). Penembusan

ditentukan setelah ditemukan lapisan tanah keras

dengan nilai konus qc > 300 kg/cm2 atau sudah

mencapai kedalaman 40 meter. Pada pengujian ini

dipakai type sondir bikonus, dengan tabung friksi

dari Bogeman.

e. Pemeriksaan contoh tanah di laboratorium

Contoh tanah yang didapat pada waktu uji pemboran

diperiksa cii laboratorium untuk memperoleh

parameter-parameter tanah yang akan dipakai untuk

menghitung kapasitas dukung fondasi secara teoritis

dan identifikasi tanah secara tepat.

4.3. Data Fondasi Tiang Bor

Pada proyek ini, melihat keadaan lokasi sekitarnya

banyak terdapat bangunan bertingkat tinggi yang dipakai

sebagai gedung perkantoran, maka dipakai jenis fondasi tiang

bor, dimana dalam pelaksanaannya tidak banyak mengganggu,

baik ditinjau dari kebisingan maupun getaran yang

ditimbulkannya. Tiang bor yang digunakan berdiameter 100 cm

dengan daya dukung. izin 250 ton untuk setiap tiang. Mutu

beton yang digunakan K-225, mutu baja U39 dengan kedalaman

yang bervariasi antara 40 sampai dengan 45 meter dari muka

t ana h .

5 6

Page 70: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

4.4. Muka Air Tanah

Berdasarkan penyelidikan lapangan sondir dan bor dalam,

muka air tanah ("Ground water level") tertinggi -0,30 meter

dari permukaan tanah, dan yang terdalam -1,50 meter dari

muka tanah asli.

4.5. Data Loading Test

Tiang bor yang dipilih oleh Konsultan Pengawas dan

Perencana dibebani dengan beban maksimum 2 x 250 ton = 500

ton. Pembebanan dilakukan dengan sistim beban kontra yang

terdiri dari blok-blok beton. Pembebanan pada ujung tiang

dilakukan dengan perantaraan tekanan "hydrolic jack"

mengikuti Standard ASTM D-1143 "Cyclic Load" (pembebanan

siklus). Adapun hasil penga.matan secara ringkas sebagaib e r i ku t :

1. Total setlement = ii,7263 mm

(Pembebanan 200 % = 500 ton)

2. Net setlement = 2,8473 mm

(Pembebanan 0 % = 0 ton)

3. Rebounding (1-2) = 8;87go ^

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat catatan hasil ujipembebanan pada lampiran 13.

4.6. Tahanan Kulit Tiang dan Kedalaman dengan MetodaPrediksi dari Data SPT dan CPT

Dalam pondasi tiang dikenal dua perilaku transfer gayaaksial tiang pondasi terhadap tanah pendukungnya. Melaluitahanan gesek sepanjang permukaan kulit tiang dan trasfer

57

Page 71: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

tahanan tumpuan melalui ujung tiang. Tahanan total yang

dapat ditahan tanah terhadap beban yang bekerja pada pondasi

tiang tersebut adalah jumiah dari tahanan kulit tiang dan

tahanan ujung tiang.

Metoda prediksi kulit dengan data grafis sondir dapat

dilihat pada persamaan 3.8 sampai dengan persamaan 3.13,

mengambil tiga parameter yang berbeda dari grafik sondir.

Nayak mengambil nilai konus rata-rata sepanjang tiang (qc)

dan dibagi dengan nilai 200 untuk memprediksikan nilai

tahanan gesek tanah sepanjang tiang. Metoda Rusia mengambil

nilai gesek lokal rata-rata (fs) untuk prediksi tahanan

gesek tanah sepanjang tiang dan Wesley mengambil nilai

friksi total (Ft) sedalam tiang sebagai prediksi tahanan

gesek tanah.

Sedangkan prediksi tahanan kulit dari data SPT,

LD Court mengambil nilai N pukulan rata-rata sepanjang tiang

dibagi tiga, kemudian ditambah satu untuk pendekatan empiris

tahanan gesek tanah sepanjang tiang (dapat dilihat pada

persamaan 3.16 sampai dengan 3.19) dan Nayak memberikan

nilai empiris tahanan gesek tanah sepanjang tiang dengan

nilai N rata-rata sepanjang tiang dibagi lima. Dengan

mengambil prediksi tahanan kulitnya saja yang dihitung

dengan persamaan 3.8 sampai dengan 3.19, hasil hitungan

dapat dilihat pada grafik 4.1, 4.2, dan 4.3 di bawah ini.

Ketiga grafik tersebut adalah grafik yang menggambarkars

hubungan antara nilai prediksi tahanan kulit ultimit

sepanjang tiang dan kedalaman tiang.

Page 72: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

BO

RIN

GL

OG

NO

.1

-SIL

TY

:-6

LA

Y-

v.s

ilty

;•

SAN

D-

ftsLV

x4

SIL

TY

:san

cl'

•SA

ND

:

-C

lay

:

KE

TE

RA

NG

AN

:

•fM

ETOD

AW

ESLE

Y(C

PT)

AM

ETO

DA

NA

YA

K-T

OM

LIN

SON

(CPT

)

oM

ETO

DA

RU

SIA

(C

PT;)

91M

ETO

DA

LD.

COU

RT(S

PT

)

VM

ETOD

ANA

YAK

(SPT

D

GR

AF

IK4.

1

HU

BU

NG

AN

PRE

DIK

SITA

HA

NA

NK

ULI

TTI

AN

GD

AN

KED

ALA

MA

NT

IAN

G.

MET

OD

ACP

TDA

NSP

TD

ARI

DATA

BOR

NO.

1DA

NSO

ND

IRNO

.1

Page 73: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Dari grafik 4.1. terlihat bahwa kurva metoda prediksi

data CPT Wesley dan Rusia mulai dari permukaan tanah sampai

kcduly.aii.ui 26,5 m menunjukan bahwa prediksi metoda rusia

lebih besar. Perbedaan prediksi yang terjadi 5,55 %.. Dari

kedalaman 26,5 m sampai 40 m perbedaan prediksi semakin

kecil bahkan dari kedalaman 38 m sampai 40 m kurva berimpit.

Kurva metoda prediksi data CPT NV. Nayak-Tomlinson

memperlihatkan bahwa daya dukung yang dihasilkan jauh lebih

kecil dibanding dengan metoda Wesley dan Rusia. Pada metoda

Wesley dan Rusia kecilnya perbedaan prediksi tersebut

disebabkan penggunaan rumus dukungan kulit (qs) mengambil

nilai dari rata-rata jumiah hambatan pelekat total dan

jumiah hambatan lokal. Sedangkan pads. metoda NV.

Nayak-Tomlinson penggunaan rumus dukungan kulit mengambil

n i 1a. i r a t a - r a t a ha m. b a t an u j u n g (qc).

Untuk metoda dari data SPT, kurva metoda L Decourt dari

permukaan tanah sampai kedalaman 40 m menunjukan hasil

prediksi daya dukung yang lebih besar dibanding dengan

metoda prediksi HV. Nayak. Kedua metoda SPT tersebut

mengambil N rata-rata sebagai data untuk memprediksikan daya

dukung kulit (qs). Perbedaan yang terjadi disebabkan karena

pengambilan angka pembagi yang berlainan. Bila mengamati

'hasil dari metoda CPT No. 1 dan SPT No. 1 tersebut dapat

dikatakan bahwa metoda Wesley dan Rusia memberikan prediksi

yang optimis, sedangkan metoda NV. Nayak memberikan prediksi

yang konservatip.

Page 74: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

BO

RIN

GLO

G

NO

B0

500

6P0

GR

AFI

K4

.2

HUBU

NGAN

PRED

IKSI

TAHA

NAN

KULI

TTI

ANG

DAN

KEDA

LAM

ANTI

ANG

_MET

ODA

CPT

DAN

SPT

DARI

DATA

BOR

NO.8

DAN

SOND

IRNO

.11

KAftS

ITAS

TAHA

NAN

KtJIl

TUL

THiT

(ton)

TOO

800

900

1000

1100

KETE

RANG

AN:

j

-fME

TODA

WES

LEY

(CPT

)j

*M

ETO

DA

NA

YA

K-T

OM

LIN

SON

(CPT

)

OME

TODA

RUSIA

(CPT

)|

®M

ETO

DA

LD.

COUR

T(S

PT)

i

.M

ETO

DA

NA

YA

K(S

PT

)

12

00

Page 75: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Dari grafik 4.2. tampak kurva dari LD. Court, Wesley dan

Busia sampai dengan kedalaman 13,05 m menggambarkan prediksi

yang tidak terlalu berbeda, bahkan untuk prediksi Wesley dan

Rusia. hampir berimpit pada kedalaman 6,4 m dan prediksi LD.

Court dan Wesley hampir berimpit pada kedalaman 9,3 m.

Prediksi LD. Court, Wesley dan Rusia seolah membentuk suatu

kelompok kurva sampai kedalaman 13,05 m. Dari kedalaman 13,05

m sampai 37 m kurva LD> Court terpisah, hanya kurva Wesley dan

Rusia yang tetap saling berdekatan dengan letak kurva Rusia.

konsisten berada di atas Wesley dengan perbedaan prediksi

terbesar sampai kedalaman 37 m sekitar 5 %. Sedangkan kurva

LD. Court dengan Rusia berbeda sekitar 30 %. Untuk kurva NV.

Nayak (SPT) dan kurva Nayak Tomlinson sampai kedalaman 30 m,

Kurva NV. Hayak (SPT) berada di atas Nayak-Tomlinson. Tetapi

pada kedalaman 33 m kurva Nayak-Tomlinson berada di atas Nayak

(SPT). Dari grafik 4.2. tampak kedua kurva Nayak (SPT) dan

Nayak (CPT) masing-masing memprediksikan tahanan kulit yang

terkecil dibanding dengan metoda Wesley, Rusia dan LD. Court.

62

Page 76: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

KAPA

SITAS

TAHA

NAN

KULIT

ULTIM

IT(to

n)^

.60

0TO

O60

090

O10

0011

001

20

0

KET

ERA

N6A

N:

j

J-|-M

ETOD

AW

ESLE

Y(C

PT)

AM

ETO

DA

NA

YA

K-T

OM

LIN

SON

(C

PT)

OM

ETO

DA

RU

SIA

(CPT

)

6>M

ETO

DA

LD

.CO

UR

T(S

PT

)

.M

ETO

DA

NA

YA

K(S

PT)

-.-M

ET

OD

ATO

MLI

NSO

N(L

AB

OR

ATO

RIU

M)

HUBU

NGAN

PRED

IKSI

TAHA

NAN

KULIT

TIAN

GDA

NKE

DALA

MAN

TIAN

GM

ETOD

ACP

TDA

NSP

TPA

RIDA

TABO

RNO

.11DA

NSO

NDIR

NO.1

5

Page 77: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Dan grafik 4.3. tampak kurva prediksi Court, Wesleydan Rusia saling berdekatan menunjukkan nilai prediksi yang

tidak terlalu jauh berbeda dan seolah-olah membentuk

kelompok kurva sampai kedalaman 13,9 m. Kemudian kurva Court

turun dan berada di bawah kurva Wesley dan Rusia. Sampai

kedalaman 37 m hanya kurva Rusia dan Wesley tetap saling

berdekatan dan kurva. Rusia tetap berada. di atas kurva

Wesley. Adapun untuk kurva Nayak-Tomlinson (CPT) dan Nayak(SPT) keduanya berada di bawah kurva Wesley, Court dan

Rusia. Untuk bor 11 dan sondir 15 dari kelima kurva

Prediksi, ternyata prediksi Nayak-Tomlinson memberikan hasil

yang terkecil. Untuk lebih jelasnya Pada halaman berikutnya

diberikan tabel 4.1 prediksi tahanan kulit dengan prosentase

beda prediksi dari grafik 4.1. dibandingkan dengan prediksi

metoda teoritis yang memakai Parameter-parameter tanah dari

data laboratorium oleh formula Tomlinson (lihat persamaan

3.5 sampai dengan 3.7 dan perhitungan pada lampiran 12).

Apabila hasil prediksi daya dukung NV. Nayak-Tomlinson

dibandingkan dengan prediksi teoritis data dari laboratorium

dan Tomlinson(perhitungan lihat lampiran 12) kurva Nayak(SPT) berada cukup dekat sampai kedalaman 18,9 m dan '

selanjutnya sampai kedalaman 37 kurva Nayak (SPT) berada dibawah kurva prediksi laboratorium.

Dari tabel prediksi kulit ultimit, kalau dibandingkan

kelima prediksi empiris dengan prediksi dari rumus statis

data laboratorium, adalah metoda prediksi kulit NV. Nayakyang paling dekat untuk kasus ini, beda prediksi antara -31%sampai dengan +4,162%.

Page 78: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

TflBEL

1.1

PREDIKSI

TRHRNflNKULIT

ULTIMIT

DRRI

DRTFl

CPT

NO.15

DRN

SPT

NO.11

KEDR-

LRMRN

QRRI

DRTR

LRB.

METOOR

CPT

METODR

SPT

TOMLINSON

NRYRK-TOMLINSON

WESLEY

RUSIR

NRYRK

LD.

COURT

QsultCT)

BED*

yQsultCT?

BEDR

y.QsultCT5

bedr

;-;

QsultCT)

BEDR

y.QsultCT)'BEDR

y.

12.7

39,0862

16,1899

-57,810

91,2396

Ill,107

105,5308

169,995

37,2250

-1.761

101,9799

160,910

18.9

71,2663

29,7806

-58.212

163,3171

129,206

180,1695

152,639

71,2329

1,162

183,1112

156,9es

26.1

178,6.318

105,1227

-10,983

389,5112

118,069

110,6518

129,888

63B.7612

-22,319

315,5017

76,621

31.9

26-3,9730

137,7393

-18,017

590,6028

112,891

612,3877

131,113

182,8220

-31,803

101,9532

52,828

35

316,0116

189,3577

-15,280

760,2153

119,699

785,0983

126,873

239,3078

-30,815

508,8381

17,013

3?

389,5183

221,2713

-13,192

813,2099

117,758

871,1952

121,129

268,8387

-30,981

561,3378

11.880

Page 79: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Dari grafik 4.1, 4.2, dan 4.3 tersebut dapat diketahui

masing-masing prediksi membentuk suatu kurva lengkung yang

menunjukkan seiriakin dalam pondasi semakin bertambah daya

dukungnya. Hal itu dapat dimengerti bahwa semakin dalam

tiang, tentunya akan semakin luas permukaan bidang gesek

tiang dengan tanah. Tetapi dari ketiga kurva prediksi pada

grafik tersebut, tak satupun dari kurva. itu yang memberikan

perbedaan tahanan kulit yang konsisten antara satu kurva

dengan kurva yang lainnya.

Untuk kurva metoda prediksi tahanan kulit dengan data

CPT dan dengan tanpa melihat nilai SF (safety faktor) dapat

dikatakan metoda dari Nayak-Tomlinson yang paling

konservatif dalam memprediksi dan over optimist untuk metoda

Rusia. Sedangkan prediksi paling kecil dari data SPT adalah

metoda dari Nayak. Dari grafik 4.1, 4.2, dan 4.3 dapat

dilihat kurva Rusia dan kurva Wesley saja yang tetap saling

berdekatan.

4.7. Daya Dukung Ujung Tiang Metoda Prediksi dari Data SPT

dan CPT

Daya dukung ujung tiang tidak selalu akan bertambah

besar untuk setiap penambahan kedalaman tiang. Hal ini akan

terlihat dari grafik sondir, dimana nilai perlawanan tanah

untuk setiap penambahan kedalaman tidak selalu memberikan

indikasi penambahan nilai perlawanan tanah. Begitu pula dari

diagram N SPT, jumiah N pukulan tidak selalu bertambah

banyak untuk setiap penambahan kedalaman. Tentunya keadaan

ini berlaku pula untuk daya dukung ujung tiangnya. Ketiga

Page 80: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

metoda prediksi dukung ujung dari data CPT, memberikan nilai

dukung ujung sama dengan nilai rata-rata perlawanan tanah

tehadap konus (qc) sekitar ujung tiang dikalikan dengan luas

potongan melintang ujung tiangnya. Perbedaan yang ada, hanya

pertimbangan pengambilan rata-rata nilai qc di sekitar ujung

tiang. Metoda Rusia, Tomlinson-Nayak mempertimbangkan nilai

qc setebal 3D di atas ujung tiang dan ID dibawah ujung

tiang. Wesley mempertimbangkan rata-rata nilai qc sekitar

ujung tiang masing-masing setebal 4D di atas ujung tiang dan

4D di bawah ujung tiang, dapat dilihat pada persamaan 3.8

sampai dengan 3.1.3, sedangkan untuk prediksi dari data SPT

LD Court membedakan nilai setiap dukung ujung tiap jenis

lapisan tanah dengan nilai empiris K dapat dilihat pada

tabel 3.1, kemudian dikalikan dengan nilai rata-rata N SPT

sekitar ujung tiang sampai dengan 3 nilai N di atas ujung

tiang. Nayak memprediksikan nilai dukung ujung 40N rata

sekitar ujung tiang sampai 2D di bawah ujung tiang. Pada

halaman berikutnya diberikan tabel 4.2 beda prediksi daya

dukung tanah pada ujung tiang (unit base resistance) dari

metoda-metoda data SPT. dan CPT, dibandingkan dengan prediksi

daya dukung tanah pada ujung tiang dari data Laboratorium

dengan memakai persamaan 3.3 dan 3.5 dari Tomlinson. (dapat

dilihat pada lampiran 11 dan lampiran 12).

Dari keempat metoda prediksi empiris daya dukung tanah

pada ujung tiang (unit base resistance), dapat dilihat pada

tabel 4.2, untuk jenis tanah pasir (sand) rata-rata prediksi

empiris memberikan nilai perbedaan minus dengan nilai beda

prediksi sekitar -43,85% sampai -78,28%.

Page 81: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

TRBEL

1.2

DflYRDUKUNGUJUNSULTIMIT

TIRNG

BOR

DtfP.I

DRTR

CPT

No.

15

Df)N

SPT

No.

11

KEDfl-

LRMRN

Cm)

DRRI

DRTR

LRB.

METODR

CPT

METODR

SPT

VISUAL

SOIL

KLRSIFICRTION

CBOR

No.115

TOMLINSON

RUSIR-NRYRK-

TOMLINSON

WESLEY

L.D.

COURT

NRYRK

UNIT

BRSE

RE-

SISTENCHCkg/cm25

QCCKg/cm2>

BEDR

XQCtkg/cm2?

BEDR

V.N.KCkg/em2)

BEDR

'ri10NCkg/cm23

BEDR

y.

10

2,763

7,166

159,36

10,000

261,92

9,333

237,78

28,000

913.39

SILTY

CLAY

16

1,581

11,569

217,e2

20,750

352,66

20,000

336,30

50,999

1012,51

SILTY

SRNO

22

131,617

59,098

-55,11

56,655

-56,96

37,999

-71,13

15,999

-65,05

SfiNO

25

119,571

76,8l0

-18,65

52.770

-61,72

51,999

-65,23

61,000

-57,21

SAND

28

18,338

17,565

159,37

19.610

170,53

23,666

29.05

55,000

199,92

SILT

33

322.675

69,990

-75,16

76.580

-76,26

75,333

-76.65

105.000

-67,16

SRNO

36

13,837

l12,000

709,12

118,710

757,92

27,200

96.57

109,000

687,71

CLRY

39

52,850

113,315

171,17

x55,666

5.32

121,000

131.63

CLAYEY

SILT

•15

510,173

KX

117,999

-76,88

ll1.000

-78.26

SRND

Page 82: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

4.8. Prediksi Daya Dukung Total Ijin dan Kedalaman Tiang

yang Diperlukan dari Data Grafik Sondir

Dari data penyelidikan tanah grafik sondir dapat

diketahui besar dari tahanan perlawanan tanah dan dari

diagram N SPT dapat dilihat jumiah N pukulan untuk

memperkirakan kekerasan tanah. Hubungan nilai H SPT, qc dan

perkiraan dari kekerasan tanah dapat dilihat pada tabel 2.1

dan tabel 2.2.

Tomlinson, Nayak dan Davis memberikan nilai batas untuk

daya dukung tahanan gesek tanah dan tahanan dukung tanah

pada ujung tiang pondasi. Pada instalasi tiang bor akan

menimbuikan efek pelunakan sekeliling lubang dan pada dasar

lubang bor, sehingga nilai-nilai parameter yang didapat

sebelumnya dari penyelidikan tanah akan berubah setelah

dilakukan instalasi tiang. Dengan pertimbangan itu,

Tomlinson, Nayak dan Davis untuk prediksi daya dukung tiang

perencanaan diberikan nilai batas kurang atau sama dengan 1

2 2

ton/ft (i 1,078 kg/cm ) untuk tahanan gesek tanah, dan

nilai daya dukung tanah terhadap ujung tiang untuk

perencanaan tidak boleh melebihi 100 ton/ft (< 107,639

kg./ cm I .

a. Data Pengujian Sondir pada Titik No.13

Grafik sondir No.13 dapat dilihat pada lampiran

No.3 kedalaman pengujian sampai dengan kedalaman 40 m di

bawah muka tanah. Nilai konus terendah < 10 kg/cm2 dan

terbesar sekitar 380 kg/cm2. Tanah keras dijumpai mulai

kedalaman antara 34 m sampai 35 m di bawah muka tanah.

Friksi total sampai 40 m di bawah muka tanah sebesar 5250

69

Page 83: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

kg/cfff. Pada kasus Proyek Bank Indonesia ini, dibuat basemen

sampai pada elevasi -8,2 m dengan tebal pile cap 3,5 m,

untuk itu tiang diperhitung mulai kedalaman -12 m dari muka

tanah asli.

1) Metoda Wesley

Tanah keras yang cukup tebal dijumpai mulai sekitar

kedalaman 34 n di bawah muka tanah. Pada kasus ini tiang

dibuat sampai kedalaman 38 m di bawah muka tanah sehingga

bisa memenuhi kriteria ketebalan 4D di atas ujung tiang

dan 4D di bawah ujung tiang dari metoda Wesley, dan

diharapkan ketebalan tanah keras setebal 4D di bawah

ujung tiang akan mampu mendukung beban yarsg ditransfer

ujung tiang. Metoda Wesley dapat dilihat pada persamaan

3.8 dan 3.9.

Q. - Qp 4- Qs

>Fi SF2

Dari grafik sondir diperoleh ;

Q. rata-rata 4D di atas ujung tiang sampai 4D di bawah

ujung tiang (P)

_ 30+40+30+804 230+280+350+360+360+350+31511

= 220,454 kg/cm2

Friksi total sampai kedalaman 36 m (ujung tiang) ft =

3040 kg/cm.

Friksi total sampai kedalaman -12 m (cut of level)

= 400 kg.

70

Page 84: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

M SFi SFz

845,395 + 811,2855 10

- 250,207 ton

Q > Q/e-ncana = 250 ton .

Metoda Rusia

Qup - Qc A + U D fs

Qap - Qup/3

Dapat dilihat pada persamaan 3.12 dan 3.13. Dengan kasus

yang sama diambii panjang tiang 24 m, dari grafik sondir

diperoleh:

Nilai rata-rata pads, tanah keras setebal 3D di atas ujung

tiang pondasi dan ID di bawah ujung tiang pondasi

0_ _ 40+30+30+230+280+350+360+380 „„„ _ 2^vj - g 218,250 kg/cm

Luas potongan melintang ujung pondasi A = 7853,982 cm2

Daya dukung ujung tiang ultimit

Qc . A = 216,250 . 7853,982

= 1698,424 ton

Periksa dukung ujung tiang dengan nilai prediksi rencana

ultimit dukung ujung dari Tomlinson, Nayak dan Davis

Qbaias = 845,359 ton

Qc . A > 845,359 ton

Diambii dukung ujung = Qbaias = 845,359 ton.

Keliling tiang pondasi U = 2 . U . r = 314,159 cm

Nilai gesek lokal rata-rata sepanjang tiang dari grafik

diperoleh (fsh

Page 85: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Q = P A + f °H SFi SF2

845,395 ^ 811,235"5 10

= 250,207 ton

Q > Qz-encana = 250 ton .

2) Metoda Rusia

Qup = Qc A + U D fs

Qap - Qup/3

Dapat dilihat pada persamaan 3.12 dan 3.13. Dengan kasus

yang sama diambii panjang tiang 24 m. dari grafik sondir

diperoleh:

Nilai rata-rata pada tanah keras setebal 3D di atas ujung

tiang pondasi dan ID di bawah ujung tiang pondasi

0 _ 40+30+30+230+230+350+380+360 „ n^ _,_ , . 2wc - - - 218,250 kg/ cm

Luas potongan melintang ujung pondasi A = 7353,982 cm2

Daya dukung ujung tiang ultimit

Qc . A = 216,250 . 7853,9S2

= 1693,424 ton

Periksa dukung ujung tiang dengan nilai prediksi rencana

ultimit dukung ujung dari Tomlinson, Nayak dan Davis

Qbaias = 845,359 ton

Qc . A > 845,359 ton

Diambii dukung ujung = Qbaias = 845,359 ton.

Keliling tiang pondasi U = 2 . n . r = 314,159 cm

Nilai gesek lokal rata-rata sepanjang tiang dari grafik

diperoleh (fs):

Page 86: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

fs = (0,2+0,2+0,6+0,4+0,3+0,3+0,4+0,3+0,8+0,3+0,4+0,7+1 +

1,6+0,6+1,2+1+1,5+0,7+1+1,4+0,6+2,2+0,7+1,6+0,7+1 +

0,3+1+1,6+1,4+1,6+0,8+1,4+0,9+1+1,4+1,8+0,6+0,2+0,5

+0,4+0,5 +1,3+0,3+0,5+1+1+0,6+1+0,3+0,8+1,6+0,8+1,4

+2,5+4+3,2+5)/58 = 1,075 kg/cm2

Daya dukung kulit tiang = U . D . fs

= 314,159 . 24 . 100 . 1,075

= 810530,220 kg

= 810,530 ton

Periksa dengan nilai batas tahanan kulit dari Tomlinson,

Nayak dan Davis 810,530 Ton < Qsbatas = 811,285 Ton.

Qup = Qc . A + U . D . fs

- 845,395 + 810.530

= 1855,925 ton

Qap - 1655,925/4 - 413,981 ton > Qr*r.c<ir.a = 250 ton

3) Metoda NV Nayak - Tomlinson

Qup = ckd Ap + -|~— As

Qap - Qup/3

Dapat dilihat pada pesamaan 3.10 dan 3.11

Grafik No. 13, diambii kedalaman tiang sampai 36 m di

bawah muka tanah. Dari grafik sondir No, 13 diperoleh

nilai rata-rata konus sepanjang tiang

cdk = (8+14+8+10+24+14+16+55+68+38+40+35+60+55+60+170+40+

30+40+120+44+38+24+18+36+20+30+60+60+50+30+38+30+80+

230+280+350+360+360)/39 = 78,025 kg/cm2

Luas penampang melintang ujung tiang dengan diamete 1 m

Ap = 1/4 . n . 1002 = 7853,982 cm2

Page 87: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Luas selimut tiang <p 1 zi sepanjang 24 m

n . r . 1

n . 50 . 24 100 = 753932,2369 cm2 = 75,398 mz

Tahanan kulit tiang =cdk

200

78,025 . 9,807

( kN )

75,393 m

200 .(1/100). 1000

= 2260,173 kN

= 230,485 ton

Periksa tahanan kulit dengan nilai tahanan kulit dari

Tomlinson, Nayak dan Davis untuk <p 1 m dengan panjang

tiang 24 m Qsbatas = 811,285 ton

230,465 T < Qsbatas - 811,285 ton

Pediksi dukung ujung ultimit dari Nayak-Tomlinson sama

dengan prediksi dukung ujung ultimit dari metoda Rusia.

Pada metoda Rusia daya dukung ujung = 845,395 Ton.

Qup = 845,395 + 230,465

= 107 5,860 ton

Qap1075.860

358,620 Ton > Qyencano. - 250 Ton

Tabel prediksi daya dukung (Ton) metoda CPT untuk datasondir No. 13

Kedalaman

( m )

ijin total

Nayak-Tomlinson

ijin total

Rusia

ijin total

Wesley

36 358,620 413,981 250,207

Untuk titik-titik sondir yang lainnya. dengan cara

pengambilan data dan perhitungan yang sama SPT pada

74

Page 88: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

perhitungan prediksi daya dukung CPT No. 13 diberikan

dalam bentuk pada tabel di bawah ini

Tabel prediksi daya dukung tiang untuk data CPT No. 15dalam ton

Prediksi

kedala

man (m)

Nayak-Tomlinson R u s i a

Qsu Qbu Qt ijin Qsu Qbu Qt ij in

36

39

205,095

240,532

845,395

845,395

350,163

361,976

811,285

912,695

845,395

345,395

414,170

439,523

Prediksi

kedala

man (m)

WesleyDaya Dukung

Rencana 250 TonQsu Qbu Qt ijin

36 716,233 84 5,395 240,707Prediksi Wesley kurangdari daya dukung ren-cana

Sampai dengan kedalaman 36 m, sondir No. 15 untuk

prediksi daya dukung total ijin dari metoda Wesley kurang

dari daya dukung total rencana 250 Ton. Untuk .kedalaman

selanjutnya setelah kedalaman 36 m, perhitungan tidak

bisa memenuhi kriteria Wesley yang menghitung dukung

ujung tiang dari nilai rata-rata konus (Qc) sampai 4D di

bawah ujung tiang. Nilai konus pada ujung tiang (Peak

2

Value) hanya 30 kg/cm . Dari metoda Nayak-Tomlinson dan

Rusia, akan lebih aman untuk menempatkan ujung tiang pads.

kedalaman 38 m dimana nilai konus pada puncak tiang

2

sebesar 120 kg/cm dan sampai 2D di bawah tiang

memberikan indikasi pertambahan nilai konus.

Page 89: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Tabel prediksi daya dukung tiang untuk data CPT No. 11

Prediksi

keda.la-

man (m)

Nayak-Tomlinson Rusia

Qsu Qbu Qt ij in Qsu Qbu Qt ijin

36 210,257 845,395 351,834 811,285 845,395 414,170

Prediksi

kedala

man (m)

36

Wesley

Qsu Qbu Qt ijin

811,285 845,645 250,257

Tabel prediksi daya dukung tiang untuk data CPT No. 1

Prediksi

kedala

man ( Si )

Nayak-Tomlinson Rusia

Qsu Qbu Qt ijin Qsu Qbu Qt ijin

38

39

279,067

319,384

708,858

845,359

329,308

383,260

653,703

729,101

706,858

845,395

340,140

393,824

Prediksi

kedala

man ( m )

Wesley

Qsu Qbu Qt ijin

36 672,301 845,395 236,309< 250 T

Untuk grafik sondir No. 1, sampai kedalaman 36 m metoda

Wesley memprediksikan daya dukung total ijin kurang dari

250 Ton. Nilai konus ujung tiang fondasi < 100 kg/cm

Dengan metoda Nayak-Tomlinson dan metoda Rusia dihitung

samapai kedalaman 28 m di bawah muka tanah, nilai konus

di ujung fondasi 180 kg/cm2. Variasi nilai konus terkecil

di bawah ujung tiang 140 kg/c m

76

Page 90: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Dari perhitungan diatas, ada 2 titik sorsdir yang tidak

memenuhi daya dukung rencana jika dihitung dengan metoda

prediksi dari Wesley, yaitu pada sondir 15 dan sondir no

1. Prediksi ijin dari Wesley untuk tanah lempung

konservatif dibanding dengan prediksi Nayak-Tomlinson dan

metoda Rusia, dimana pencapaian nilai konus rata-rata

pads, ujung tiang > 107,839 kg/cm (nilai batas ujung),

metoda Wesley untuk tanah non pasir dengan SFi - 5 dan

SF2 = 10 masih memerlukan sumbangan tahanan kulit dengan

friksi total (Ft) untuk & 1m sebesar =

p - Qb . Qs

(Q^r, - —§i )10 - Qs<->rn in3 107,639 . 0,25 . n . 10Q2 ,nnujiJ.IU E j 10 = Qs

dimana Qs = 2 . FT . 50 . Ft

maka di dapat Ft = 2575,797 Kg/cm

Sedangkan untuk prediksi ijin total dari Nayak,

pencapaian nilai rata-rata pada ujung tiang > 107,839

2

kg/cm daya dukung ijin rencana sebesar 250 ton akan

terpenuhi hanya dengan tahanan ujungnya saja. Dengan

menghilangkan tahanan kulit, untuk beban ijin rencana

sebesar 250 ton dan SF - 3, diperlukan pencapaian nilai

konus rata-rata sebagai berikut;

n 250.103 .3 __ ,__ , , 2Qc = "0.25 .n. ioo2~ = 95-493 kg/cffi

4.9. Prediksi Daya Dukung Total Ijin Dari tiiagram SPT

"Standart Penetration Test" yang telah dibicarakan di

muka, untuk prediksi days, dukung tiang diagram N SPT ini,

Page 91: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

telah berkembang metoda empiris prediksi daya dukung tiang

yang diusulkan oleh NV Nayak dan LD Court.

Untuk menghitung daya dukung dari nilai N SPT ini

Tersaqhi dan Pech mengusulkan nilai N koreksi pads. tanah

lanau dan pasir yang jenuh untuk nilai N > 15. Nilai N

terkoreksi menjadi N = 15 + 1/2 (N'- 15). Dimana N' adalah

nilai N dari lapangan

a. Data diagram N SPT dari No. bor 1

Tiang dibuat sampai kedalaman 42 m di bawah muka tanah,

Nilai N lapangan pada ujung tiang 50 dan di bawah ujung

masih mempunyai nilai N = 23 dengan konsitensi pasir mampat

(dense sand). Diagram N SPT No. 1 dapat dilihat pads.

1amp iran 10.

Tabel 4.3 N terkoreksi dari bor 1

Kedalaman (m) N' Lapangan N koreksi

1,60 4 4

3,60 0 0

5,60 n

7,80 6 6

9,60 o n

11,60 8 8

13,80 7 n

15,60 5 5

17,60 13 13

19,60 12 12

21,00 14 14

23,00 14 14

25,00 5 5

27,80 12 12

30,00 27 21

32,00 13 13

34,00 14 14

36,00 40 27,538,00 24 24

40,00 20 17,542,00 50 32,544,00 31 23

Page 92: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

1 . Metoda NV Nayak

Qup = 40 N Ap +H As

(lihat persamaan 3.14)

QapQup

(1i hat p ersamaan 3.15)

Kedalaman Tiang sampai kedalaman 42 m, kepala tiang di

buat dari kedalaman -12 m, maka nilai rata-rata N

dihitung mulai kedalaman -12 m dari muka tanah asli.

Dari tabel 4.3, didapat nilai N rata-rata sepanjang tiang

rj - (8+7+5+13+12+14+14+5+12+21+13+14+27,5+24

+ 17 ,5+32 ,5 )./15 = 15 ,133

N rata-rata pada ujung tiang sampai 2D di bawah ujung

tiang

N23 + 32,5

n "7 "7 c,i I , I -J

Luas penampang melintang ujung pondasi 4- 1 m

Ap 1/4 n 1 - 0,785

luas selimut tiang sampai 30 m tiang pondasi 4> 1 m

As -- 2 n 0,5 30 -- 94,248 m2

Dari persamaan 3.14

N AsQup = 40.N.Ap +

o

= 40.27,75.0,7853 + 15'133 ; 94>24S5

= 1156,934 Ton

Kontrol tahanan kulit dengan tahanan kulit batas

Qs batas untuk & lm dengan panjang tiang 30 m didapat

Qs batas = 1,076 . 2 . n . 50 . 30 . 100

= 1014106,109 kg

= 1014,106 ton

Qs = 285,250 ton < Qs batas = 1014,108 ton.

79

Page 93: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

D arI p ersamaan 3.15

Qap -

M e t o d a. L D C o u r t

Qu - Qs + Qp

Qp = Np k Ap

Qup

N =3

Qs fs p 1

Qap -Qu

3

1156,934

4289,233 Ton

+ 1 (lihat persamaan 3.17)

Untuk kasus yang sama dibuat tiang sampai dengan

kedalaman 42 m. Dari. tabel IV. 1 dan diagram N SPT No. I

d ida.pat :

Nilai rata-rata di ujung tiang sampai 3N di atas ujung

32,5 4 17,5 + 19,5tiang N = 23,16?

Luas penampang melintang untuk tiang pondasi <p 1 »

Ap = 1/4 n l2 = 0,7853 m2

Dari bor log No 1, lapisan tanah pada dasar pondasi pasir

2

(sand stone), dari tabel 3.1 diperoleh nilai k - 40 T/m .

Dari persamaan 3.18

Qp - Np k Ap

- 23,16? 40 0,7853 - 724 444 Ton

Keliling tiang untuk tiang pondasi <p I ffi

p=2nr=2n0,5= 3,142 m

Panjang tiang 1 = 30 m

N rata-rata sepanjang tiang

>J - (3+7+5+13+12+14+14+5+12+21+13+14+27,5+24+17,5

+32,5)/15 - 15,133

Page 94: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Dari persamaan 3.17

H . , 15,133+ 1

3 3

Qs = fs p 1 = 4,952 3,142 30 = 570,387 Ton

Qu = Qp + Qs

= 7 24,444 + 570,367

- 1294,881 Ton.

Qap =Qu 1294.811

3

Qap > Qrencana = 250 Ton.

+ 1 = 8.051

= 431.604 Ton

Kedala

man (m)

LD Court ( i / NV Nayak <T)

Qbu Qij if Qsu Qbu Qij in

C.-7 p ^ o n \ n -I A A A A 431.S0< i.OJ - ^di 871,350 189.233

Untuk nomor-nomor bor lain, dengan cara pengambilan data

dan perhitungan yang sama diberikan daya dukung ijin pada

tabel prediksi di bawah ini

NO

Bor

D

( Ki )

LD Court (T) NV Nayak (T)

Qsu Qbu Qij in Qsu Qbu Qij in

10

8

1

45

40

43

681,071

593,159

880,250

379,609

400,553

845,395

353,560

332,904

508,548

346,439

306,11?

349,716

845,395

801,106

816,814

297,959

276,808

291,632

81

Page 95: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

4. 10. Evaluasi pengujian pembebanan (."Loading Test")

Pada kasus Proyek Bank Indonesia ini pengujian

pembebanan yang dilakukan adalah cara penambahan beban

berulang ("Cyclic"), yaitu pembebanan yang dilakukan dengan

penambahan beban dan pengurangan beban secara bertahap. Pada

saat akhir penambahan pembebanan dicatat penurunan yang

terjadi dan saat akhir pengurangan pembebanan dicatat

loncatan elastik tiang yang terjadi. Berdasarkan hitungan

dari hasil penyelidikan tanah oleh Perencana ditetapkan

beban yang akan bekerja adalah 250 ton untuk tiap tiang.

Retentuan yang. disyaratkan menghendaki adanya beban uji

minimal yang harus dipenuhi adalah 200% beban rencana.

Pembebanan sebagai berikut:

Beban kerja - 250 ton

Beban uji 200% ~ 500 ton

Hasil pengujian digambarkan dalam bentuk grafik yang terdiri

dari :

a. Kurva hubungan antara bebari dart penurunan,

b. Kurva hubungan antara beban dan waktu,

c. Kurva hubungan antara penurunan dan waktu.

Pembebanan dilakukan dengan sistim berulang, pada

grafik. akan diperoleh dua macam penurunan yaitu:

1) Penurunan total : titik-titik yang menunjukkan

penurunan maksimum pada setiap tahap penambahan

beban uji dihubungkan satu sama lain, garis yang

diperoleh menggambarkan besarnya penurunan total.

2) Penurunan elastis ; titik yang menunjukkan penurunan

pada setiap pengurangan bebari dan dihubungkan satu

82

Page 96: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

sama lain, garis ini menggambarkan besarnya

penurunan elastis. Penurunan elastis ini dianggap

sebagai selisih antara penurunan total dengan

penurunan netto.

Evaluasi pengujian pembebanari berdasarkan beberapa

spesifikasi yang ada adalah sebagai berikut:

a) Batas penurunan total

- Batas absolut menurut ASTM, New York City Code dan

Holland - 2,54 cm,

- Batas relatif menurut Inggris = 10% diameter

pondasi.

Mengamati dari hasil loading test (lihat lampiran),

ps.da grafik beban dengan penurunan didapat bahwa penurunan

total yang terjadi dengari beban 500 ton (200% beban rencana)

ad a1ah 11,7813 mm.

Penurunan total 1,1781 cm < batas absolut 2,54 cm,

< batas relatif 10% diameter

100 cm - 10 cm.

Dengan hasil penurunan total 1,1781 cm, berarti pondasi

tersebut memenuhi spesifikasi batas penurunan total.

penurunan totalb) Batas ratio

beban total

- Batas total ratio menurut Chicago dan California

= 0,01 inci/'ton

Mengamati dari hasil loading test (lihat lampiran),

pada grafik beban dengan penurunan didapat penurunan total

yang terjadi 11,7813 mm (0,4839 inci) pada beban total 500

ton (200% beban rencana).

33

(JAM

MilI* PtSf-WTWAW *|

&-?<?*'

Page 97: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

0,4838 inciiatas ratio - -

500 ton

9,276 10 ~4inci/ton < 0,01 inci/ton

Dengan hasil tersebut berarti pondasi memenuhi spesifikasi

batas rati o.

Dari hasil hitungan di atas dapat dikatakan bahwa

pondasi No. 418 yang diuji beban tekan memenuhi syarat

untuk direncanakan menahan beban 250 ton.

4.11. Evaluasi Hasil Daya Dukung Dari Data SPT dengan Hasil

Uji Pembebanan t Loading Test >

Perhitungan daya dukung pondasi digunakan formula yang

mengambil data tanah dari pengujian boring (SPT). Hitungan

daya dukung dari rumus-rumus empiris tersebut ternyata

mendapat hasil daya dukung yang berbeda-beda. Karena itu

perlu dilakukan suatu test beban yang bisa memberikan

keterangan besar daya dukung aktual yang dapat ditahan oleh

tiang tersebut. Pada kasus ini kemudian dicoba membandingkan

daya dukung yang dihasilkan dari metoda empiris data SPT

dengan data loading test. Titik pondasi yang diloading No.

416, dengan loading tes tipe tekan, kedalaman tiang 45

meter. Untuk mendapatkan hasil perbandingan yang teliti maka

diambii titik boring yang diperkirakan berdekatan dengan

titik pondasi No. 418 yaitu titik boring No. 7 dan titik

boring No. 11. Kemudian untuk menyesuaikan kedalaman tiang

fondasi yang ditest, maka daya dukung dari data SPT dihitung

sampai kedalaman 45 m juga.

Page 98: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Hitungan daya dukung ultimit dari data SPT menurut

metoda Mayerhof (NV Nayak) dan metoda LD Court (lihat

persamaan 3.14, 3.18 dan 3.17) pada titik boring No. 7 dan

boring No. 11 didapat hasil sebagai berikut:

Q

N aya k (T) LD Cout (T)

Bor No. 7 Bor No. 11 Bor No. 7 Bor No. 11

Qbu

Qsu

863,830

429,162

318,712

453,322

795,770

856,841

900,478

896,861

Qu

total 1292,991 1270,034 1652,417 1797,339

Perhitungan daya dukung ultimit dari data loading test

metoda gratis yang dirumuskan oleh Haaurkowi.cz didapat daya

dukung ultimit sebesar 1230 ton lihat gambar IV.5 pada

halaman berikutnya.

Apabila daya dukung ultimit dari data SPT dibandingkan

terhadap hasil metoda Kazurkowicz didapat hasil sebagai

berikut:

Mazurkowiez (data loading test) 1230/1230 = 1

- Mayerhof modifikasi Boring No. 7 - 1292,991/1230 = 1,051NV. Nayak

Boring No. 11 = 1270,034/1230 - 1,032

- LD Court Boring No. 7 = 1652,411/1230 = 1,343

Boring no. 11 = 1797,339/1230 - 1,431

- Tomlinson (Lab) Boring no. 11 = 1464,838/1230 = 1.190

Dari hasil perbandingan tersebut ternyata metoda Nayak

lebih mendekati (optimist) sedangkan metoda LD Court

memberikart hasil yang over-optimist.

Page 99: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

GA

MB

AR

:W

JNTER

PRES

TASi:.

KAPA

SITAS

:.liL

XiMllP

ARI..

MAZU

RKOW

ICZ(1

972)

Page 100: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Dari hasil perbandingan tersebut ternyata. metoda Nayaklebih mendekati (optimist) sedangkan metoda LD Courtmemberikan hasil yang over-optimist.

Page 101: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesi nipul an.

Dari hasil pembahasan mengenai analisis daya dukung

pondasi tiang bor tunggal berdasarkan hasil penyelidikan

tanah grafik sondir dan diagram SPT serta didukung oleh

hasil pengujian pembebanan pada kasus Proyek Bank Indonesia

di Jakarta, kira.nya dapat diambii beberapa kesimpulan:

1. Hasil dari berbagai metoda perhitungan daya dukung

tiang dengan data SPT dan CPT, memberikan hasil prediksi

daya dukung yang tidak sama. Hal ini disebabkan karena

masing-mssing metoda mengambil harga pendekatan empiris

dari keadaan tanah yang berbeda, sehingga hasil prediksi

daya dukungnya berbeda pula, dan metoda empiris disuatu

tempat belum tentu cocok untuk digunakan pada tempat yang

1a. in n y a .

2. Perhitungan daya dukung kulit (Qs) menunjukan bahwa

semakin dalam pondasi,semakin besar juga daya dukungnya.

Tetapi untuk daya dukung ujung (Qb) tidak selalu semakin

dalam pondasi semakin besar daya dukung Ujungya.

3. Dari hasil pengujian beban aksial tiang No. 416

dengan metoda "Cyclic", dimana pondasi dibebani sampai

200% beban rencana (500 T) penurunan total yang terjadi

sebesar 11,726? mm -< 2,54 cm, batas ratio yang terjadi

sebesar 9,276 .10 inc/ton. Dengan penurunan total dan

batas ratio penurun an sebesa.r itu, berarti pond as i

Page 102: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

tersebut memenuhi spesifikasi yang disyaratkan ASTM, New

York City Building code, Chicago dan California Building

Code.

4. Prediksi tahanan kulit ultimit, metoda NV. Nayak dengan

data SPT memberikan hasil yang mendekati prediksi tahanan

kulit dari metoda teoritis formula Tomlinson.

5. Untuk metoda-metoda dari data SPT, yang dibandingkan

dengan metoda grafis interprestasi hasil loading test

dari Maaurkowicz ternyata metoda dari NV. Nayak yang

paling mendekati.

5. 2. Saran

1. Pengujian tanah dengan menggunakan alat sondir kapasitas

10 ton dapat digunakan untuk perencanaan pondasi bangunan

bertingkat banyak, hanya saja perlu ditambah kemampuan

kedalaman penembusannya supaya bisa sama dengan kemampuan

. alat bor. Jarak pengujian CPT dan SPT perlu lebih rapat

lagi satu sama lainnya. Dengan demikian diharapkan lebih

bisa mendeteksi ketebalan lapisan tanah keras untuk

meinper kirakan penempa tan ujung tiang fondas i.

2. Interval titik pengambilan contoh tanah yang

akan diperiksa di Laboratorium perlu lebih dekat lagi

sehingga sifat-sifat tanah yang diketahui lebih komplit

dan lebih kontinyu untuk setiap lapisan tanah.

3. Kenyataan di lapangan pengujian beban tiang tidak

dilakukan sampai tiang benar-benar mengalami kegagalan

beban, sehingga daya dukung ultimit tiang sukar untuk

39

Page 103: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

dxketahui, dan penentuan daya dukung uItimit dari hasil

dengan skala grafis, sangatpengujian pembebanan

, i-i c-uhiektif itas dari oradipertgaruhi oUDJckh, x

q„ perlu evaluasi yang

ng yang menentukannya,

lebih teliti dan

Page 104: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

P E N U T U P

Puji syukur dengan menguoapkan alahamdulillah ke

Hadlirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta

hidayahnya kepada penyusun sehingga penyusun dapat

menyelesaikan Tugas akhir ini.

Dalam menyampaikan Tugas Akhir ini, penyusun telah

berusaha dengan sebaik-baiknya. Mengingat keterbatasan

waktu dan kemampuan yang ada, penyusun mengakui dengan

segala kerendahan hati, tentunya dalam menyampaikan Tugas

Akhir inimasih jauh dan kesempurnaan. Untuk itu harap

maklum adanya, kepada semua pihak yang mengerti bidang

teknik sipil-

Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada. semua pihak yang telah banyak

membantu, hingga terselesaikannya penyusunan Tugas Akhir

ini. Semoga amal baik yang telah diberikan kepada

penyusun, diberikan balasan yang setimpal dari Allah

SWT ., Amin .

Page 105: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

DAFTAR PUSTAKA

i. Bowies, Joseph, E., 1983, Analisa Dan Disain Pondasi

Jilid 1, Erlangga, Jakarta Pusat.

2. Bowles, Joseph, E., 1936, Analisa Dan Disain Pondasi

Jilid 2, Erlangga, Jakarta 10420.

3. Nayak, N.V., 1982, Foundation Design Manual For

Practicing Engineers And Civil Engineering Students,

Dhanpat Bar and Sons Technical and Publishers 1682,

Nai Sarak, Delhi.

4. Nakazawa, K., Sosrodarsono, S., 1933, Mekanika Tanah

dan Teknik Pondasi, PT. Pradnya Paramita, Jakarta

5 Poulos, H.G., Davis, E.H., I960, Pile Foundation

Analysis And Design, Jhon Wiley and Sons, Canada.

6. Sanglerat, G., 1972, The Penetrometer And Soil

Exploration, Development in GeotechnicalEngineer!ng

Vol 1, Elsevier Publishing Company, Amsterdam,

N e t he r Iand .

7. Subarkah Imam, Ir., 1986, Teknik Pondasi Suatu

Ikhtisar Praktis, Idea Dharma, Bandung.

8. Tomlinson, H.J., 1977, Pile Design And Construction

Practice, Cement and Association, 52 Grosvenor

Gardens, London.

9. Teng,WC. 1965, Foundation Design, Prentice Hall of

.a '.'Private) Ltd

,,, "r^-i^v t n 1977 Mekanika Tanah, Badan Penerbit

Pekerjaan Umum, Jakarta Selatan.

Page 106: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

z<HX<

CO

O':

Page 107: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

ii7on-r>JJL'3:t

II

H3A0HJfiaviHp.M

WI

HVQ»m

>mNt*UinSPlC

I[|®

bib

Page 108: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

r-.-.o/.r..'.:

<>-:\*\.U

'-lnq^

HU

^-p

pi

iii!ii.inip.iri(|"|/^

T-'x

•-•-.-

ia

-.i--.i

>:iiI>

;-^ir-;:q

|iiq:q

Page 109: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

CO

5&•3

^-c

-;:

MH

Ul

J:

iw

i

I'll

!"';'•'!''!

>l.'I<•;;•.,,,-

,-w1

Uv'i:

-'^

Page 110: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Mil

M'T

i

Page 111: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

uO

5

Page 112: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

W3~\JrtVSU3IIJ0X

U31JI-IVS'IIOJ(I)

JllJi-iVS3J.W-IIOSIIJ30!•>

U3~l.>-<VSIIOOJ5-JI1.ISO

IIiUllVi1IVMIIIII|0

U31JI-IVSJOSIOOl-IAS

0£6."zT'a"—""63&-liv2'

9M5^aGdMWT}

eq~i

•>J-MJTljJ

001DNIUOS

Page 113: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …
Page 114: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

CO

5&£d

oo-J

co

?c

5r

W

o-1

C)

0z

£*

3J

Page 115: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …
Page 116: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

u3"wnvsU3IU0

(|iU31JMVSTlOJJ

Ul-JdrtVS3d*J-»OSI«30(..

S3"Vrfr-fPS1105

OSi.

UJ\MVSiiooji-in.iso

U3"U11VSIIVMNIIl.t#

U31drr.'SJOSlOOIliS

S1S31NOM5Lll3ll3^OI/VOUVJS

01MlS'SiiSdMWT}

^rPS

GO'iS

S7TS

ooo»

1CT

miiu*«:

CJiliOSJO0.3

—'v

flltj-TU^.(XJjIt'HCa-iJ

OJ-77|oai*»n-Ji(ihT,7>St~.

00t7

00'07

CO'StI9V^

^r1

mvuj-"-vin**

Oy-»i-ii?TrttirjQli

"nzzr

lei::

iro3t-fT*J>T»l

tcc~

•,ur

•..

v"^u

?ti:"

u.:U.S._,

^O-J^u^J3^~ii0»b<'

S0&-t

OWi'

C9S-|

IT--*!

SO7-'

laitu>aI

If1^-J^/1-'

13--.3iuiiv.^uro*.-..

oo"ioniuoEi

•J-WBMIHiUJJl

jn,\j^itjv.

v>sx*<d»J^

1^*>*-,!.

1'.j^-l^r»j^<

I'OiirOiIS5V13

oo•:|(r.{'•|

s?-:i

•—Ic-••"I

i.ui»'oi^i>lU3CijOiIdlUDSJOiUOIOD||1OHi-1J.1ITunsiaI

..^uiu,l3i

t-ssBiioar-';Mf;vsiin-.-jOii'

Page 117: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

=3

CD

ft

oCI

-I-

CO

snnofvlI

ooCN

ooCN

CMI

oc-

COI

oCO

—ii1

ooo

Io

ori

CO

CNfsl

COrr

\£)

CN

vO

>o

ill

o

CN

-3'

in

oU)

CO•3

-

ri

CDCOoo

a5

oCO

in

CM

CO

CN

«0oCNcr>

;\r-

nn0>

VO

00

CN

O

oin

o

oo

o>co

.

incr>

CO

CO

^r

o>

0ri

xm

•r

n\

oo

•:i

c'l

.•»

(1

1(1

CI.

>()

•*.

,,.

o0

5.—

1O

c.-I

CO

in

t^

1-

co

10

CO

lv

oO

t-~

i—

oo-cr

ominIo-a

-cr.

CT

.

r-

in

.I

r~

>o

in

no

r~

cn

nco

r~

cn

m

•I

I-.

in

m••

in

n

co

3=,

I—vO

r-

CN

oiO

cn

r-i

nci

vo

nin

in

n>n

r-l

co

CN

ii

VO

io

o>

..C

M

•cro

CO

or-

CN

(-1

•o

•«r

*rvo

iri

..C

NTM

-C

N

oo

£w

mm

oIM

oll.l

in

UJ

_a

.

O<

rQ

d<

ri-

If)

<<

r-

~jL

LOft

<U

JV

-->U

J

Z:>

D•^

v:

a

2rx

-.£.O

IUV

-1

-<

<

rx

OCO

1<

.

a_

l

VC<

Page 118: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Boring No.

Deprh (rteter)

cy, G

V

hesxon Apparent, c ; kg/cn-'

jle of Shearing Resistance, 0 ;

c Density, If'wet;* Density, 7/dry ; gr/cn

:er Content, w ; % / ^

.ity, K ; cn/sec

jression :

: : meter

> o-/ cn

r

^ressive Strength, Q. ; kg/cn'/ 3 •

wet ; gr/cn

ary ; gr/cn

w : %

Fr.CJECT : HtfiK ZZCMESIA

LOCATION : JL. M.K. THAMRIN - JAKARTA FUSAT

B.113,00-3,50 6,00-6,60 9,00-9,50 12,00-12,61 15, 00-15, 5'j

2,638 2,492 •) "CQ 2, COO 2,664

0,20 0,05 0,10 0,20 0,2 115 a 9,00 9,50 !1,55607 1,19307 1,47378 1, i'JDOO 1,502 !

0,9550? 0,450 0.77805 0,53434 0,900 |63,38/n =^o 163,99/0,96 35,17/0,947 ir'r:;.:.9/o,09 56,30/90,79fo( 10 m )3,?7 x 10"

29,60-29,90

I3,201,891

i 1.337

41.46 .

•4Crn

35.70-15.35

3.075

1,825 .

1,369

33.31

39,80-40,0

3",260

1,636

1,L42

42,30 _

94 :c i0~5 ( 30 m) 1,'k

44,6-44,9

2,25

47,60^17,7

0,995

4

1

1.770 1.708 i

1,223 1,297 i

43,91 31,63--

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSi

LABORATORIUM MEKANI

Page 119: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

No.

o.

Boring No.TEST

\ Depth (meter) | 3, 00

Specific Gravity, G.

TriarcLal : Cohesion Apparent c

Field Permeability, K ; ca/sec

Unccniined Ccmpression :

Depth of Sample ; meter

kg/era"'

Angle of Shearing Resistance, 0Vfet Density, T^wet ; gr/cn3Dry Density, ~Sdry ; gr/a3V.'ater Content, w ; % / Sr

Dnccnfined Compressive Strength, Q. ; kg/cn27/et Density, 7/ wet ; gr/cn:3-Dry Density, 7/dry ; gr/cn3•'Vater Content w a

,o

2,63?

0,20

15 j1,55c

0,95:

63,38/0

( 10 TO

29,60-2$

3,20

1,891

| 1.337

41.46

•«o

Page 120: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

<%Qd£KGdea

r-l

d^fi

s&

t=)&

fic3

fi<•=>'

to.^

ri(X

^2

4-'

•HC2

*^

^^

2C

£t=

'3r:^

^c

c^

:fca

:<t

<^r

.,^

C^

ir-

i^;

_-~

c:?

C-

hi:

3<3

'••$d

i^c">

<-"--d"

d

?5=

dd

dd

©d

»*""

co

tllj

inco

co

c-~

ex.oco

oooCM

0o

l.0lO

rJo

,"

cr

r-H

•r-H

CO

teaC

O

CO

CO

uC

Or\

o

•Oi

uO

4->''

«C

-J

sz

•H

II

i—1

--'

uO

a

CM

co

co

uO

r-H

X--

+u0<

CM

T-l

uO

CO

o

I

o

UO

CM

Mil

'OJj

o^

r^

_

CO

CO

uOo

'.

CO

r-Hu

O

^'

CM

CO

CO

'uO

II<3<

uO

II

oO[-•-

CC

Ou

O

t—i

"lOC

M

r-i

CO

'Cifi+

c*

CO

r--

r-~r

'•C

J:C

OC

O

c-~l"~

co

or-H

r-H

CO

CD

cc

CO

ti

1•'II

l.0i;

'-<

'Oil

CO

CO

CO

CO

CO

CM

co

CM

^co

or-H

OuOc:

»ft;;U

,'"'

uO1

Oco

CO

--

Io

CO

-•#T

-H-.^.

-.„•

U"J

r--<

^

CO

C"?

^

'OJ]

E-'

l\)^

mU

O

no

C-J

-^

cm

CI'

D-

CO

uO

C'-J

r-H

to

CO

CO

JJ

IIr-H

ov

CO

n-•*

rH<

C-J

^~

-

r-HII

II

1-^

CM

i-O

ou

O

r-H

muO

1'•

CO

'•C

O

or-H

to

-+•

c:

-i-

]

CM

^

!t500

)

CO

CO

H"CO

-ct*

f.0-p

c-

inC

-J

nC

O

r~

C-J

tCO!

CO

CO

CO

co

uO

O'

or

CM

'OJj

r-S

_x:

1u

O

rHH

i-^^~

r-H

C3

'

rfl!<:•

C)~~

era

rn

-<r~

~!

r^

ji^

J

^tai

1

dCO

CO

C^

l

bl

1

'3--.

r:-1

dcd

'/]

c?

IS

r-H

co

[••-

C-3

COi»

C-i

r-H

CU

tul

r-

(XC

M

ac:.

r-

r,vr

CO

tooL.0

C-1

Page 121: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

& - Soil (3 - 12,7)

po (0 - 12,7)=> po- 6,6296 + (1,3902 - 1) 4,7 = 3,4635 T./m2

Qs - 0,5 . 0,7 . po tg 9,25° 2n 0,5 . 4,7 = 7123,2930 kg

Qst - 39066,17 52 kg

4. EEEw&SD FKErD&EA!)',&iT, 0 - 18,9 01

Qs (0 - 12,7) - 39036,1752 kg

Elevaai kedalaitian (12,7 - 18,9) => Silty Sand

C - Soil (12,7 - 18,9)

Qs - 0,4 5 . 0,212 . 2n . 50 . 6,2 . 100 = 18581,8922 kg

ft -• Soil ( 12 ,7 - 13,9)

po (12,7 - 13,3)=> po - 8,4635 + (1,4595 - 1) . 6,2

- 11,3124 T/»2

Qs - 1/2 . 0,7 . po . tg 10° . 2il . 0,5 . 6,2

i .5 ..>.-'••• .> , .i. ...: o<i lit'.

QG1. t. 39086, 1732 + 13581,3322 + 13598,2534

:" ;!266 ,3298 kg_

5. Eii;r.o/>,->;; d irii'A'-,!! ;v,niA)ii'i o - 26,4 c-<

Qs <. 0 - 18,3 < - 7 1266,3203 kg

Eievaoi ksdalasian (18,9 - 26,4) =» Sand

ft - Soil (18,9 - 26,4)

po (0 - 13,9) = 11,3124 T/ffi2

po (0 - 26,4) - 11,3124 + (1,5975 - 1)7,5 = 15,79365 T/si

Qs =0,5 . 0,7 . po . tg 39,5° . 2H . 0,5 . 7,5

- 107365,5064 kg

Qst ~ 71266,3208 + 107365,5034 = 173631,8292 kg

2

6. EEEWA7S0 KEID&E&D-i&D-, 0 - 31,9 Di

Qs (0 - 26,4) - 178631,3292 kg

Elevaai kedalainan (26,40 - 31,90) =* Clayey Silt

C - Soil (26,4 - 31,90)

Qs - 0,4 5 . 0,6528 , 20 , 50 . 5,5 . 100 - 507 53,0842 kg

ft - Soil (26,4 - 31,90)

Page 122: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

po (0 - 31,9) = 15,79365 + (1,85925 - 1) 5,5

- 20,5795 T./ai2

Qs - 1/2 . 0,7 . po . tg 16°. 2H . 0,5 . 5,5

- 35533, 1464 kg

Qs!: = 178631,8292 + 50758,0342 + 35533,1464

= 284973,0598 kg

7 . EEEv/ASD D<EfD&E&D1&01 0 - 35 01

Qs (0 - 31,9) = 264973,0598 kg

Elevasi kedalaman (31,9 - 35) Sand

ft - Soil (31,9 - 35)

po (0 - 35) = 20,5195 + (1,902 - 1) 3,1 = 26,4157 T/m2

Qs - 1/2 . 0,7 . 26,4157 . tg 42° 251 . 0,5 . 3,1

- 81073,5488 kg

Qst - 264973,0533 + 81073,5466 ~ 346048,6064 kg

O. E"v'Ai*/n D-oE;D&Q_«B1&D1 0 - 37 01

Qs (35 - 37) = 346046,6064 kg

V 1 w T7 S s i k ed a 1 auian (35 - 37 ) C1 ay

C - Soil (35 - 3?)

Qs - 0,45 . 1,5375 . 2FI . 50 . 2 . 100 = 43471,7383 kg

Qst = 43471,7883 + 346048,6064 - 389518,3947 kg

9. 0 - 41,7

Qs (0 - 37) = 339518,3947 kg

Elevasi kedalaman (37 - 41,7) Clayey Silt

C - Soil (37 -41,7)

Qs = 0,45 . 1,0944 . 2U . 50 . 4,7 . 100 = 72717,0628 kcr1 - _• 1 /or?

.> i J i i CO )'

po .0 - 41,7) - 26,4157 + (1,325 - 1> 2 + (1,636-1) 4,7

= 31,0549 T/ffi2

Qs - 1/2 . 0,7 . 31,0549 tg 1.6° 2FI . 0,5 . 4,7

<z E&BIEOE&DI 12

Page 123: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

= 46019,5479 kg

Qst - 503255,0054 kg

10. EEEV&SD D<EE>&E/»B1&D'J 0 - 45 01

Qs (0 - 41,7) - 508255,0054

Elevasi kedalaman (41,7 - 45) Sand

0 - Soil (41,7 - 45)

po (0 - 45) = 31,0549 + (1,902 - 1) 3,3

= 34,0315 T/m2

Qs - 1/2 . 0,7 . 34,0315 tg 42° 20 . 0,5 . 3,3

- 111136,0715 kg

Qst - 619441,0769 kg

Qt.aE.& - po - 34,0315 T/m2

Qb<^ -. Hq . pd . Ab

- 150 . 34,0315 . 0,25 . n . I2

- 4009,2416 T

Nq . pd -- 510,4725 kg/cm2 > 107,639 kg/cm2

Q ho,.* »ii dlaifibi] - 107,639 kg/eta2. 0,25 . n . 1002

- 34 5,395 T

Q.. ;/(m — Q'oa.sf -i- Q-V.ui. (,?.

= 619.441 -f 845,395

" ~ 2 , 5 " ~

- 585,934 ton

<z E A DIED ESDI

Page 124: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

EmBIEBE&DI 13

LAPORAN PERCOBAAM LOAD TEST TEKAN

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG A?B DAN PODIUM RIKOPERBI TAHAP I

LOKASI : JL. MH. THAMRIN JAKARTA PUSAT

PENDAHULUAN

Berdasa

tangga1

Pondasi

Tahappembeba

oleh K o

AcJapun

sebaga i- Nomor

- Type

- Pos i s

- Beban

- Tangp- Prose

rkan Surat Penambahan Load Test Tekan no. • 25/453/UL/PkP20 Desember 1992, dalam rangka pelaksanaan pekerjaan

Tiang Bor Beton Gedung A . B dan Podium pada RIKOPERBII PT. Waskita Karya diwa.iibkan melaksanakan percobaannan terhadap tiang -bor yang lokasi tiangnya ditentukannsultan Pengawas dan Perencana.-pelaksanaan percobaan pembebanan yang dilakukan adalahberikut:

Bore Pile

Bore Pile

i

Maximum

a 1 Pelaksanaan

dur pembebanan

416Token

D-9

500 ton ( 200 % )

19 S/D 21 Januari 1993 'ngiluiti Prosedur ASTM D. 114 3- 09

Pembacaan besarnya tekanan yang diterima oleh tiang bore piletsb. di baca pada Manometer yang menunjukkan tekanan hydroulic.lack. sedan glean penurunan tiang ale ibat pembebanan dapat dibacapada Dial Gauge yang dipasang pada keempat oen.iuru tiang bore.terhadap batang tetap/refferensi beam. Disameing itu untuk lebihtelitinya dalam percobaan ini dilakukan pembacaan arah horisontaldengan menggunakan Dial Gauge. Hasil percobaan pembebanan berupagrafik dan peneata tan di lapangan dapat dilihat pada lampiran.

Demi k ian 1aporan

menunggu saran :

membangun.

pelaksanaan ini kami buat dan talc lupa kamiian k r it ik dari s a u d a ra - s a u d a ra yang s if a tn y a

Jakarta. 21 Januari 1993

Proygk. j£&n!<"" IndonesiKepal £/*Prpyek. -i

Ir. B. RIWVT SIREGAR

Page 125: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

£tV;^-£S^7£'^'

PERCOBAAN BEBAN TEKAN ' .'.•'".'•. ,-'' :NO. BORE PILE = 416 ' ~" ' ' ."'.'' '••••:•.• .... /,'.-BEBAN— • =-500TON;v -. - _....._ ...._. „..____.:/,:^ALAT = ENEFU^^CLRJOOOG ,A=1463,61 CM2j=227^£l

%

25

SO

25

50

75

100

75

50

50

100

125

BEGAN

TON Kg/CM 2J5H PEMBACAAN

0.00

62.50

125.00

62.50

0.00

125.00

187.50

250.00

187.50

125.00

62.50

O.CO

125.00

250.00

3 12.50

O.CO 0'-2'

42.7QJ A0'-2--<k-8--10--l5,-20' MAX 2 JAM85.4 1 A 0'-2'-4'- -8,-10,-l5'-20' MAX2JAM

-8'-10,-15,-20: . . • . '42.70 8 o'-2'-4'-

0.00 B

85.-11 A

128.1 1 A

170.81 A

128.1 1

85.41 B

42.70

O.CO

65.41

170.81 A

213.51 A

150 I 375.00 256.22 A

125 3 12.50 213.51 B

100 250.00

75 I 107.50170.61

120.1 1

SO

25!

50

100

150

175

125.00

62.50

O.CO

125.00 I

250.00

85.4 1

42.70

O.CO

65.4 1

170.81

375.00 | 256.22

437.50 298.92

B

A.

A

175 1 437.50200 I 500.00 I 34 1.62

298.92CO'-2'-4'-8'-10'-15'-20' -.. MAX 24 JAMD Q'-2'-4'-8'-1Q--l5'-20' 60 MENIT

ISO 375.00 I 255.22125 312.501 213.5'

100 I 250.00 I 170.0175 187.50 I 120.1 1

50 125.00 35.4 1

25 i 62.50 42.70

0.00 O.CO

D

O

O

D

D

0

C 0' -2' -4' -8'-10'- 15' -20' MAX 24 JAM

A : Pgnibacaon MIN 1JAM DAN 0,25 MM/JAM .MAX 2 JAM

B : Pembacaan 20 MENIT " ' '••'•'•

C : Pembacaan MIN 12 JAM DAN 0.25 MM/JAM. MAX 24 JAM '

D : Pembacaan 1 jam

^n

Page 126: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

nAT_A_ pEMGAMAT/VJ'i LOAD TEST TAB IK

PnOVEK : BANK INDONESIA

BORE PILE NO.: 4l6

Page 127: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

r

1 Or-.r.^,.™ dt WASKJTA KAP.YA

jcabang IV JAKAMIA

nATA pcmqau.atam LOAD TEST T.AB'.K

PROYEK : BANK iNDONESiARORF Pll F NO.: 410

a r\ o ir-\ ^ A I AKll I A f™> I ^ ^ r^i r,I C7 *_>/ l^^i onnuni u Icdo

KENAIKAW ' KETEP.ANGANl

KbNAIKAN

Page 128: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

, or i/Ja,5 j/j t_a_ u^a nv.a

ina IV JAKAM I A

BEBANI / -rr»M < DCQAI.I

DATA PENGAMATAN LOAD TEST TAP.i.K

PROYEK : BANK iNDONESiA

RORF Pll F NO.: 4164 f-\ O/r^ ry 4 (AMI I A C~) < 4 f\t\<-\r cy \J( Ly <e_ I umxc/ni li iao<j

HAf?M_ PEMBACAANTT

RATAO ATA I/-CM A 11/'A M l/CTCD AMOA K

J_ _L _j_ JL J_

125

fi? «;

250

J12.5

50 1 4.9850

4.9850

4.P0OO

A Q7nn

1 .& i uu

I 4.9DOU4.9650

or- r* ap^n

o.a<:3u

3.9250

3.9200

rv qi r.n

o rn r.ri

U j 1.4 yUUI 1.3850

1.3350

! 1.1100

4.5650

4.5650

Rnnn

^ i;c^n

1UUI b./JSU

6.7400

6.7500

V. I t yj^i

I 6.

cyuu

7900

.7000Amn

-0

_J_

o

6.0800

5.6800

5700

r AAnn r

J. t5 [_8JI.CU0

i "8.1950I S.2250

4.4150

4.4150

4.4150

A a ( nn

m . i i cr\/

4.4CAJU

4,4000

3 A7?;n

o.o/ ou

3.3700

3.3700

r< rwnn

q o c ^ r\

2.2c!U(J

1.1350

1.0950

V. C ^\J-yJ

u.yosu

0.8900

3.9250

3.9250

r\ qo^c,

b.1U5U

6.1100

SO

V. I ^l.V

D.1DDU

6.1550

6.16C0

r -t Ann

6.2550

6.2550

n ?.rvsn

C.055U

7.6S50

7.7100

fTE'SO

0.3950 I 0.0350

0.3950 | 0.63500.3950 I o.firvso

n ior,n

w. *JZtUV U.rj^JUKJ

u.jyau | u.ooou

0.3950 | 0.6350

(•n ?-inn\l cn n?;r,n\

IV. c I uy/j \ ^.

^U.^iuu; |U.U33U)

(0.2100)| (0.0550)

(0.2100)1 (0.0550)(n ?1 nni I cn nr,.,:,n\m th r.v

(0.20UU)| (U.025U)

(0.2300)1 (0.3300)(0.2300)1 (0.3300)/n opnnM Cn nnrt

\\J . {LW\J11Jl±

(0.2000)| (0.3650)

cn p«nn\l cn ;n>;n)

/r, >\l /r-i

yv.^ocivn \v.k\j5G)(0.2600)1 (0.2050)

(0.2600)1 (0.2050)in ?r,nn)l Cn pn.^m/r» ocnA\ in nr\cr\\

1.3000 I 1.0550

1.3800 1 1.6600

1.3800 I 1.6800

. uuuv

1.3650 i i .6600

1.3800| 1.70001.4000 1 1.70001 do^n 1 7nnn

I.1/3U I . / I UCI

1.4000 | 1.7900

1.4 800 [ 1.79001 snnn I 1 Annnl

-I-

2.025U I 3.UUU0

2.6250| 3.0800

2.6300_l_3.1_050n ^ynn I a mi;

| c . v.' ~ *JW | vj. I ^W V

2.6075

2.6075

) P.fjQfin

t.uutu

2.5yoo

2.5988

1 7f;aa

1.7575

1.7563

1 7f>.aa

U.//00

0.4775

0.4550

\J ,\JZ1\J*J

U.JODU

0.3300

i.uuoo

2.0063

2.0053

? nnw

n nn.r^n

3.yb«U

3.9725

3.983^

yj. ajuo

I.UCVD

4.0063

4.0125

t.ua i o

4.1013

_jJ0j_34.1 nan

A ( ^ r.r.

5.0025

5.3963

_5.41_7_5

5 -! -!2!(T J->r,r

2.C075

2.6075

.fiOfi.3

«:.UI^*:U

•<^.t)ydd

2.5908

i ,758ft

I ./DOO

1.7575

1.7553

1 75rxn

7i;ic

U.fflitt |0.4775

0.4550

\J . OC3WVJ

U.OODU

0.3308

ii.UUOO

2.0063

2.0053

nnrsn

n nncn

y.yboo

3.9725

3.9338

yj. O^U\J

I.UU'^O

4.0063

4.0125

.1 ncAA

4.1013

4.1013

a mnn

/4 -I H on

5.^025

5.3963

5.4175

!"- //lOI

MilNAIKAIN

1 JAM

n -I A (Ot;

Page 129: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

t

.„,„ DT lAJACly'ITA U'ADVA

I

iang IVJAKAKIADATA PEN.GAMATAM LOAD TEST TAP"^FROYEK : BANK iNDONESiARORF Pll F NO.: 416

i;ti.

TAM<-^r->AI . A r\ O tr\innuunL : ic; Cj;u r-i j i a kii I a ni a nn'i

^ i ur\i>tuni ii i C7c7vj

f 11 BEBAN| j

"~ 1 HA6IL PEMBACAAN RATA• ATA KEmA!""'1 KETERA\,riA KJ

ill 1 ( TOM \ ! SESA.\' D.'AL 1 ' C\'/V ° ' r>,IA| i 1 piiai aJ-.. . .i i i 1 j

*25| i I 0.2950 j 7.7600 1 2.7100 1 3.1750 j 5.4900 5.4900 | KtNAIKANreol 1 I 8.31001 7.60001 2.72001 3.18501 5.5038 5.5030 | 1 JAM =r-. •-> 1

t—7{ 1 0 0350 1 7.0.100 1 9.7550 1 3 ??0Q 1 5.5350 5.5350 I

fAn 1 I I 5.3500 J 7.5-150 ' 2.7750 ! 32400"' t; t;^o^ ^ ^^0^ I _n <«•*>«;jj-^l I „ „..— | _ „„,_„ 1 —.„..„ 1 „ „r-, ••)

| O.OIUU j I.OUJU d, 1 OJU 1 o.^GuO y.uuoo

touj j j 6.3700 j 7.6650 j 2.7y00| y.2550 j 5:5700 O.O/CO |p5|100 1

1 j 8.3800| 7.8800| 2.7900 | 3.2550 |j 1 8.3950 1 7.8900 1 2.7900 1 3.2550 1

5.5763

5.5e25

5.5763 |5.5825 1

P 5J j 6.4000 j 7.8950 j 2.8<">nn 1 .1 pano i 5.5938 <; rq^« 1

c '1 ! P. XIC1C1 ! "* '""-"=/-* 1 '-I or-tco 1 r> ooy-vyi I C c?r^r>r> 1

F f J i "<- --' •• • j|i17J 375 | 150| 9.8850 | 9.5150| 4.1800 j 4 7700 j 7.0875j 7.0875[19! I I 9.9450 | 9.5800 | 4.2150| 4.7850 1 7.1313| 7.1313 1 jN ! ! 9.9750 1 p nnnn 1 4 pjnn 1 a n.35n 1 7.1695 1 7 1R95 I I

—I1 110 0'15n ' ° "7t:r\ 1 a T)nn 1 a nnr,n 1) ) f_r-.y ~" | • -* | "7 Old 1 "7 11CO 1 j

"I•J2It—;

j jtG.GaaGj S.595GJ 4.3550 j 4.S2GG ji MU.lUOUj y./ZbU| 4.00UU | H.ysbU |

i .<:coo |

/.2yuu |7.2565 | i/.2you | |

37 | 1 ! 10.1400 1 9.7800 1 4.4100| 4.9750 | 7.3263 1 7.3263 | |4? I ] f10.1700) o.2000 I 4.4450 I 50050 I 7.3550 i 7.3550 iA~ I j [ '.0 ' onn ' ° n-^n I a Aann I r- nAnn Ij j j. i •• i j

.. ,_

7 insi i 7 3AR-3 1 |sJC ) i iw.ccvw i S.CG30 i 4.ASC0 i .5 040(3 -T I" -r ano o | |

s'l 1 p0.2c<50| 9.66501 4.5000 j 5.0600 jI • tvyvyiy | j

C.IVfUU | 7.4200 j |021•:7l

[10.4000 J10.0600 | 4.6650 1 5.2350 |110.4350 i 10.1000 1 4.6850 i 5.2600 1

7.5900 |7.5200 1

7.5900 j j7.6200 1 |

12 f 1- n .iRRn I i n 1onn I j 7nnn I r ?7r,n | 7 R.-*75 1 7 R375 I I" i I . vy.-._-_y^ , ny.iw.vyo 1 i.itw .^.to-vyC -T CCr.i; 1 ~* cc^cz 1

H j iD.SuOuj i0. t650 j 4.7400 j 5.2900 i c .0/OO 1 c.6/35 1 j271 | | 10.5)00 ( 10.1700| 4.7600 1 5.2900 1 7.6825|

7.7025 17.6825 | |

{321 I 110.5300 I10.2900 1 4.7700 1 5 3100 i 7.7025 I |m\ I | in..sjnn I in.ginni a nnn I 5 3350 I 7 71;T1A I

7 7-31 T 17 713AI j<4_ | 1 ifj ccr.n 1 ir, Tinn 1 yi ar.nn 1 r men 11 •- -,r I '"' "j -' ~- i ~~ , 7.7313 ' 1

"I I«l I

| iG.c-550 11G.24GG i 4.BGC0 i 5.3400 i| 10.5000 [ 10.2500 | 4.00U0 [ 5.0000 |

/. /353 I

A/525 |/. 1353 | KENAiKAN ii. /525 11 Jam = j

571 | 110.5900 | 10.2700| 4.8500 1 5.3800 1 7.7725 1 7.7725 j |321 I j10.6050 I10.2750 I 4.0500 I 5.4200 I 7.7875 f 7.7e75 1 0.17 17 I I j 10.5)00 j 10.2550 1 4.8700 1 R-<enn 1 7 Amo 1 7.503S ' 1"' I | 1K>.\JtLU\J | IV.vyvy^^l 1.UUUU | 5.45GG] / .u 1 cCj 1 -r r\ A*-\er 1 |

>'i ! j 10.6600 j10.3/00 | q.6600 j O.4500 1 /.tyvyi-ro I /.632o i j| I I>0\ 312.5 1??! 1~ i i

J ' 1125 10.1350 I 9.0500 I 4.5650 I 5.1650 !1

7.4433 11 1

7.4438 1 |I 1n 1o'-,n I o ARnn I j w^ | n yRt;n i 7 JJ.^A 1 7 443A 1 |

H 1-1 <^ *"cn 1 r, nenn 1 ^ qcen 1 c^dry>'"•"-'"I a.vy^ovy | -r.vyvyOU 5..56G 1 . -T-tvyu 1

-7 A A1 O 1 1

:o| | | iu. iS5G| 9.5500 | 4.5650 i 5. i650 i 7.4436 1 7.4435 ( j») | [10.1950| 9.0500 1 4.5650 | 5.1650J 7.4438 1 7.4438| |51 ! I 10.1950 I 9.05001 4.56501 5.1650 ( 7.4438 1 7.4438 1 |

ini 1---f 1-

I m iq^n I q A.snn I a Rnsn I ^ msn 1 7 44.in 1 7 443A 1

_| .|j • 1 i - •( ^1- '1 1

1 | tJU | iGu j S.m'GGO j S.GG5G j 3.53GG j 4.5750 j 6.6525 1 6.6525 i iJ.J . !51 19! 111 1

1 y.3you_L o.yyso | o.ooou | 4.0/50 \)—

0.04/5 1i^-\

(y.04/5 | j\ 9.3050 1 8.9900| 3.0300 | 4.3750 |1 9.3000 1 0 9000 1 3.0250 1 4 3750 1

6.6450 |6.6400 1

6.6450| |6 6400 1 1

' 9.3000 ' G.0n00 ' ^ f^n 1 a 17^0 ! 5.6'100 ! R R.inn ! 1

v' 1

li i

.' C"l--,'-r^l y,r,ny,y>| o nrMrn 1 J l^rn 1&. vy * w>vy j o.c^i-'vyvyj u.uc^u j -t.or^vyi rr 0 0 n r* 1

vy . vysy tyvy i

0.0JOJ 1

• ) 1o rr-r-» n rt ! i

I y.3/0ui u.y/5U[ 3.625U i 4.3/50 | 0.0003 | |

Page 130: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

•crc PT. W.A,SK!T.A "adva

4bRng IV JAKAHfADATA PEMGAM.ATAN LOAD TEST T.AR!K^EOrEK ; BANK iNDONESiARORF Pll F NO.:41fi

TANGGAL : 19 S/D 21 JANUARI 1980

BEBANI Tr\kt \

% ! _H.A?!L PEMBACAAN] | rata2£S^' [^^Tzu^Y^^r^^. oata I .

KENAiXAN JkFTcc>**"^am1 " . t 1 v«_ I »_. iy-«i « i^a*-\* «

I

•y 3/5/•'4|

—J_60_|10. OJ5_0_| _ 0.005U10.3350 | 0.8850,

JJ0.3500 I 0.9000 I10.2550 ' 5.9 1nn

IV.^yuv/V I G.32CCj •'I.O'ISO ' A RrlRO

'^i—r;L..U-3JJOOJ_jyno^

Page 131: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Hi

'VOC

D<-b

CD

M.

-r

r"

Y"

••<r"

f7'1/3IDz

<r

(-)o

-j

IJ

:zC

\J

,->V

G

?>z

O'J

r;

<it"

CI)

ID•<?

•*

-

j^f^.,^^,-,tho'

Page 132: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

..„ DT (A/ACU'lTA l/ADVA nATA PPMCiAUATAM I OAn TrrQT TARIIT

rwglV JAKAKIA PnuYtKRORF Pll F NO.•TAklP^AI

1 /-Vl -I V^^JnL.

: toANK I'NucjNtSiA

: 416A <A O / P*. .-» A 1 AMI 1 Ani 4AA'ii C3 o/ u £ i uniiuni n i oou

ii

1 11 BEBAN 1 °-1 / Tf~\Ml 1 O IT D AM| * ' — •' 11 1

1HASH PEMBACAAN

11 RATA1 DATA

1

1 11

KENAIKAN KETEP.ANGANDIAL 1 1 niAi o

i

I Ql£[_ 2

i

1 r^ij A1 /<

1

:o3 1 1 | 14.6100 | 13.4450 3.2850 8.9250 11.3163| 11.3163 / I

:?3| 1 14.6450 113.4650 8.3100 8.9650 11.3463! 11.3463w 1 1 1 14.0750 13.4920 8.3720 .9.0200 , 11.38901 11.3098

:fl1 1 11 |

I 1 A 70RI1..... 13.5350 S.3950 o rwnn 1 i /tORT 1 H AOP.1. / I

:231 11 1

| a . -r-^r,1 1*+,/ UJU

... f- r~r- y,

1 o.uooU O. M 1 '*s\J S.G7GGa a yr-yy.1 y.j 4r-yr.1 1 .1JIO II .MJ1o

.«1 i

| | | 14.//5U 13.5910 6.4350 9.0900 11.4726 i 11.4726 KEN'AiKAN ji.03

!J3

1 11 1

|14.7950I 14.0200

13.6100

13.6400

8.4600

8.4600

9.1150

9.1150

11.4950| 11.4.95011.5088 1 . 11.5088

A JAM = j

;'3 1 1 I 1.1 Arcnn 13.6550 8.5200 a 1A5H 11 5575 I 11 5575 n n^n Ii «o 1 1

I | | I n.uu^w 1 v.vyc^yvy %j. vy-» w O. 1 Z?\S\J-* A CTOO 1 A A, C-FOCT1 i.^iyu| t i.v/iuu v {

iw1 1

1 1 1 ii.oaiA/ u.r ioc/ 6.5500 9.2550 1 1 .O IW 1 1 I.O IC/V

!03l j _J 14.9000 13.7150 8.5800 9.2550 11.6125| 11.6125 / 1

•Ml 1 I 14.9150 I 13.7400 0.5800 I 9.2550 11.6225 1 11.6225- .v* 1 1 I 14 Q15n I 13 7550 3 5350 9.2550 11.6275 1 11.6276 / I• n 1 1

! 1I A A rn r;a I a n 7ci;n I| ~~ I •-•'—-- 1

o cor;n 1 n ot;i;n 1 Aa Ronn 1 a a cino 1

1 1

1 11 1

I A • „-.-_ I „„„ II I'A.H^ZSUl lO.fSIUUj

I )4.yo50 | io. /you jS.615G 1

0.02U0 |5.2550 I 11.5453 i ,i.5'i53t'J i

9.2550 | 11.0500 1 11.0500| |.'13 1 1 ( 14.9500 | 13.8000 1 8.6600 | 9.3200| 11.6825| 11.5025 N |

n 1 1 1 14.Q6C0 I 13.S050 I 8.6700 1 9.3200 I 11.6888 1 11.68SSI I-.31 1 I (yi okkh Inm nn I 5.5700 ' o 'Ainn 1 u KO(q| n conb 1

.531 11 I

I

i

. . r,r,r\A I J n n y «-sn 1i-*.^uuv i ro.L'fvi; i

o r>fio 1 rt nncr, 1 . y -» y y,/-, 1 a A ~r A r\r\ \ |Zl.yJ^J^lKJ \ : I.J 1 l/U | 1 |,/ IW | |

M i 'i.yyuu | i j.05uu | 0./20U 1 y.34501 ii./263| .. ./•*,&$ \J I

5 437.5 i175%i ! " ;I 15.0400 I 13.9050 I

i8.7600 1

. . 1 1 1 19.3850 1 11.7725 1 11.7725 I PENURUNAN/ I

',7 I 1 f~, n.;nn ! 1a on^n I a 7c,nn 1 Q AA^n I 1 1 7705 I 11 772'; I 1 .IAM - Ii . c r-,./-ir-\l a i rinco 1j ( ,y. w-tuw i i^y.cr^^y^y (

i 15.0400 1 i3.9G50j*~i. t *^/vy r

5.7500 ]

r> d o cr r-> I . A -t-t/,c I . ^ ~tt-,c I n\ r*,/-> o n |C/.^y^y^^j ll.#/C_r| 1 1 . / / to | U.k/UUU

:j 9.5550 i i 1.7725 | ii.7725:5 j 15.0400 | 13.9050 | 8.7600 | 9.3850 11.7725| 11.7725:-o I 15.0400 I 13.9050 1 6.7600 | 9.3850 11.7725 1 11.7725* 1 15 n.mn I 1.3 on^n I 3 7finn 1 Q 3350 11.7725j 11.7725-.i I

-I-II

^ c riyinn 1 -i o oner. 1, „ ,, , —„ ,

Q 7CC.1 1 ri QQcn a A ~!~rna 1 ^ A 7700

j51 y ~ . 1

la.u'iuu i io.susu 1

15.0400 | 10.9050 |

S.765G 1

0./050 |S.3S50

9.3050

11.7735

11.//06

11.7735

.../r-itt

6 I 15.040U | 13.9050| 6.7650 | 9.3850 11.7738 11.7738

50l 1 15.0400 I 13.9100 I 8.7750 1 9.3350 11.7775 11.7775

i5 I1 ' 15.0500 ' 13.9100 ' 8.7800 ' 9.3850 1 1.7513 11.78! 3

.V

11

I a tr r,rr,r* 1 a *\ r-,yy,r-, 1| I a.v,yviy | i^.a ivy | \J. 1 KJ\J\J |

r~. y* n trs~\ A A -T rt A r>

1 1 . / u 1 0A A -T CIA it1 1 , / K> 1 O

JO j [ 15.U5UU | lo.yiuu | 6,7600 j y.3650 11.7613 i 1.7613

-V 375 1150%1 i •" • • 1114.7100 I 13.5400 I

i

8.5100 i 9.1850 11.4063 11.4863 PENURUNAN/•o I 1.1 7inn I 13 54nn I a 51nn I Q 1R50 11.4863 1 1 4333 1 JAM =TtEl

I . a Tnr\n | . --j ct/-,/-, I| i —r. / ^i\a\j | i sy.,yv^/'_i j

ft cz a nn IVJ. ,y 1 \J\J |

/-\ A oc r\ I -A A n A 1zj. \ \j\j\j | I i.iuiy

A A A O A O1 1 .-Y«J 1 ,_»

j 14.7000 i i3.5200 i 5.5 iGG I 9. i55G i i 1.4765 ( i.4766 0.0275

111 | 14.7000 | 13.5200| 0.5100 | 9.1850| 11.4788 11.4788 I-•21 114.6900 I 13.5100 1 8.5100 1 9.1850 1 11.4738| 11.4738

•:Tt114 RonnI 13 51nn I a 51nn I Q 1350 1 -|1 4733 I 11 4733I a ri cnr.n hi el nn 1 a t^nnn I fi mcril AA AIA.'a \ AA AHA n."• '"^^ | ...... .xy | . . ... .vy i |

.TT I 14.55GG| 13.51GG i 5.5000 | 3.1550 I 1i.4713i 11.4713 *' i11

'••2\

'I

| 14.0050 | 10.51UU J 0.4you I 9.1550) 11.4013 | 11.4013-)

114.6850 |I 14.5800 I 1I i a cnnn 1 -

3.5100|3.51 COl

8.4950 |8.4950 I

9.1550| 11.4613| 11.46139.1550 1 11.4600 1 11.4600

] 3 5050 ' a /<oc;n I o <c;t;.-i I i i yi^AA I ( i ac=\m\

i1 . « ror,n i » r, r~n r~ y, 1

0.4950 j_ZJ. 1 JJW j

y.iosu |

1 1.-r^uu j 1 l.-ryuu

I I 14.bc;uU | 10.50DU | 1 1.45CJL' I 1 1.1500 1 |

Page 133: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

a:

<c

\-~Y"

V)

UJ

i—

>7i

IE<ID•7

CO

111

ri

z<

<:

D-j

0j

a:z

i'N•

as.

.*,

~*

^-

p-

z<(X

)

<c

IU•<

••r-

«=

:•c-

<C

o0

2'.

—r

IllU

J_

)1

<(5Q

.\aCIII

a.

<L

'y-U

JO

r"

oa

:

a7<

oa

_cn

i-

V\.i<-r

h-

<

0)

h-

cc

*.

<"^

h-

">u

.0C

D

cucn

ow

0.

O

BJ'flB

f"iiTiWlrir-"*

Page 134: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

.„.„ dt ^a'ASKITA KAP.YA

-ting IV JAKyAHIA

nATA PCUCiAUATAW I OAR TCQT TAI3IUT

rt-iurtr\ : ts/ANf\ iiNuuiNtsiA

RORF Pii F NO.: 418A r*\ CI CJ O/ L-/ <r_

1 RFRANJ 1 %1 DCTD A M

IHAfUl PFMRAP.AAM I

IRATA IDATA Iiiru r~\ i

I

II

111 / TOU \ 1 riiAi a I r»iAi n | r>iai a 1 r^iiAi a 1

1 1

ly-CM AIU'AM I 1/CTCD AMO A M

1

;

1 1 1,15| 125 | 50 % I 10.255 | 8.855| 4.705 I 5.020 | 7.2088 | 7.2083 PENURUNAN/

17 I I 10.240 I 3.345 I 4.700 1 5.020 1 7.2013 1 7.201.3 1 JAM =

-t o I I \ n oa=; I A A/1Q I 4.700 1 5.020 1 7.1988 ' 7.1988„y,'l^° 1

i "1G.22G | O.OOU 1 4. / GO1 r- ~„~ 1| V.\J£.\J 1

-r A 1/ . 1900 j / . 1 SOO —0.GGS2u

25 i | 1U.22U 1 «.t)i)U | 4.700 | 5.U2U | /.iy2o | 7.1y25

>.3|

35 1

| 10.210

I 10.205| 8.820 |1 8.815 1

4.700

4.700

| 5.020 |1 5.020 1

7.1875 17.1850 I

7.1875

7.1850

An 1 I inioo 1 a non 1 4.700 1 5 non 1 7 1775 I 7 1775

y c 1I

I i v. i vy^.

l o Tnr, 1I U. IOV 1

A -> rsy-. l c r-i. c 1 -T A-.-CZ It . 1 i t_ vy |

-r A -rnc1 . 1 1 C^

5G I ; i 0. i 55 | O. ZOO | 4.655 1 O.V IO 1 CIO/OI 7. !575

55 1 | 10.180 J 8.785 | 4.685 | 5.010| 7.1650| 7.1650

00 1 I 10.165 1 8.770| 4.580 I 5.010 1 7.1563 1 7.1563

n5 I I m 155 1 3 77n 1 4.680 1 5 mn I 7 1553 I 7 1553

-i n 1 •in a fir* D "7re; 1 A aor\ c r\A n I| •- |

7 -1 COD

1 5 i i 0. 1 50

0.725

5.760 j •A.G75I . I

O.U 1 U 1

1

7.1495I

I I17| 52.5 25 % 8.400 | 3.660 3.945 | 6.1825| 6.1825| PENURUNAN/|19 1 8.7C5 8.390 i 3.660 3.940 1 6.1733) 6.1733 1 1 JAM = Io . 1 8 700 8.370 ' 3.650 A QAA | fi 1fifiA1

~. . .

fi i fifiA I n n 1

d ^/ | w.Ot O u.u^u f ^y. <Jcl\jn nnr, 1 ,> y ^oo 1

V. 1 \JKJ\J |r> yy,y,^ 1 |\J. 1 \J\J^J I j

27 j o.u/u 0.30U I 3.620 a.yuu |3.900 |3.895 1

D.13i_5 | D. 13V-:D i |32 |

37 1

0.660

8.645

8.330|8.3151

3.620

3.610

6.1275|6.11631fi nQ7S 1

6.1275 1 |6.1163 I I

AO ! a 5An A 305 1 .a r,on A AKfi | 5 OQ75 I I

17 J 1 r, cn,CI O, \^£L^/ *-/ . CJ^i j \J. *JZ>KJ

^ u=c 1vy. >~"^,y j

c- nm o 1^. vy^^y^y i

rr nrnn | |ly«. U1Z>*SU 1 1

32 | o.6 i5 6.265 j 3.590 3.655 I 6.0556 j 6.0656 i ' • 1

'•>! 1 8.610 8.285 | 3.580 3.850 | 6.0813 [_ 6.0813| |

)2l 8.500 8.270 1 3.580 3.850 | 5.0750 I 6.0750 I |17 I 8.535 3 P55 1 3.53n 3 353 1 5 0575 I 5 0575 f 1; n 1

1a z.-cl a ocn 1 a con A gfin 1

" 1fi AfiAQ I fi OCAQ 1 1

7 | 5.570 5.25G 1 3.55G o.oou 1. .- 1

1

6.0625

:o 1 0 o I 5.840 | 5.670| 3.165 1 3.250 | 4.4813| 4.4813 PENURUNAN/1i'I

C 1 1 5.660 I 5.520 1 3.165 1 3.215 I 4.3900 1 4.3900 1 JAM = I

'! ' fi fi,(fi I fi Ar>n 1 A i Ki; 1 a onn I 4.3350 ' '1.3250 0.07775 '\j |

rr a a r* IJ.TI\J I

c ^.n 1,_».\y i \j 1

<-. a *T-er 1\y. I cjo | W. 1 KJ\J 1

a y>r>or, \ y r>rz-f^n

o i 1 5.CS/5 I 5.20O I 0.1 00 | a. ioo | 4.^.400 | 4.2400 i

11 1

5.270 |5.190 I

5.180|5.105 1

3.140|3.120 I

3.145 |3.130 I

4.183814.1363 1

4.1838

4.1363

; 1 c-, 11 n Ic r—a~. I

5 njn 1 3 1 nn I 3 1 nn I 4 OA75 1

-t. vy\yc_w |

4 n375

j | 1 -*. o o^y | >_». 1 \yvy jO . ™ I A r^crr^c:

5.020 i 4.S5G | 3.050 | 3.G55 | 4.0563 i A.0353

4.970 |

4.930 |4.910| 3.080 | 3.075 | 4.0030 | 4.0088

"'!Pr'; | 4.870 1 3.070 | 3.055 I 3.9813 | 3.9313 I |i 1 1 .1 cnn I

a nc:i; I

.1 33n I 3 070 1 3 n.in I . 3 P5nn I 3 0500 I I; 1 1 1 ri anr, I A nfifi 1 A mc I A O AAA I A OrC CA I

Page 135: ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR TUNGGAL BERDASARKAN, …

Oy,-..y..~ C1T IA/ACI/ITA l/ACVA

(Jobang IV JAKAHIA

DATA PEMGAWATAM LQ.AD TEST T^011*'

FfiOYEK : BANK iNDONESiARORF Pii F NO.: 4ifiT A M/^<^ A I

I r-\l >l V_J^/-\L_A r\ o/r^y-n IAMI unl A #-w>'ii c? vj/ u £. i uni-iuni n icjoo

1 11 1

IBEBAN I/ TI-.M \ I

1

oca A M

1HAG! L PEMBACAAN 1

IRATA IOATA I lyTTKI AII/-AM

I

11

1 IAU |

1 " 11. l.

D.'AL 1 ! D.'AL 2 ' DIAL 3 ' DIAL 4 '...... l I i i

l/CTCDAM/^* mI

1

[ 5.20 [_ 1 1 4.610 | 4.750 j 3.015J 3.000 j 3.8938 j 3.8938 i '' !1 6.20| 1 1 4.510 | 4.470 | 3.005 | ;. 3.000 | 3.7463 | 3.745A|/ |1 7.20 1 1 1 4 225 I 4.210 1 3.005 1 ' 2.035 I 3 6063 I 3.6063 I1 A •-.-. 11 ^="-^4

1f-

1L

•1.000 ! -1.020' o o.;5 1 ocir, 1 S.'ISSB ! 3."1588 !1 zJ. dU | 1

1l

y, „ ; „ „-r- 1 y„| . ;o.otu ] o.o/oi il.z* i u l t.oyu i o.cuuo o.oGGo 1

| 1U.2UI 1 1 3.620 j 3.790 i 2.675' 2.630 i 3.3266 3.3266 ' |] 11.20]

I 12.20 i f '

3.510 3 635 2.835; 2.775:3.470 ! 3.550: 2.525 ! 2.760 !

3 1888 3.1883 ] \3.1535 3.1538 i j

! 15 ',r. l 1

•"•370; 3.460 •• 2.750! 2.5=5, •3.0653 '• 5.Q333 I Io onn i o a r\r\ n ice 1 n c-..yi 1 •u-'-^y ' v.-rvyvy | t.. 1 \y,y | t.vvu j

| 1O.n'J

1

3.220 j o.ooGj 2.7i5| 2.435 j I I

16.20 i 3.130 j 3.240 | 2.670 | 2.349 I 2.8473 | 2.8473 I 1

i i ! I ! ! ' ' ' i i i!- :: -^":- -:[-\:^^^^^

DiScTUJly'i ;

PT. J At A Cm . MAN G GALA khai AiviADiSUAT .-

PT. YvACKiTA KARYA

Ir. PUTU G. RAS-JMAWAN