analisis dan perancangan manajemen jaringan · merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan badan...

162
Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan dengan Menggunakan Mikrotik RouterOS TM (Study kasus : Badan Narkotika Nasional) Oleh Oleh : Nanang Khaerul Anwar 105091002809 PROGRAM SARJANA (S1) KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: phungque

Post on 05-May-2018

239 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan

dengan Menggunakan Mikrotik RouterOSTM

(Study kasus : Badan Narkotika Nasional)

Oleh

Oleh :

Nanang Khaerul Anwar

105091002809

PROGRAM SARJANA (S1) KOMPUTER

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan

dengan Menggunakan Mikrotik RouterOSTM

(Studi Kasus: Badan Narkotika Nasional)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Nanang Khaerul Anwar

105091002809

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M / 1431 H

Page 3: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan

dengan Menggunakan Mikrotik RouterOSTM

(Studi Kasus: Badan Narkotika Nasional)

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

Pada Jurusan Teknik Informatika

Oleh :

Nanang Khaerul Anwar

105091002809

Menyetujui,

Pembimbing I

Herlino Nanang, MT

Nip. 197312092005011002

Pembimbing II

Wahyudi, MT

NIP. 197609042009101001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika

Yusuf Durachman, MIT

NIP. 197105222006041002

Page 4: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Oktober 2010

Nanang Khaerul Anwar

105091002809

ABSTRAK

Page 5: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

Nanang Khaerul Anwar – 105091002809 Analisis dan Perancangan

Manajemen Jaringan dengan Menggunakan Mikrotik RouterOSTM

(Study kasus : Badan Narkotika Nasional). Dibimbing oleh Herlino Nanang, MT

dan Wahyudi, MT.

Perancangan Manajemen Jaringan berbasis Mikrotik RouterOSTM

Study Kasus

Badan Narkotika Nasional (BNN). Dengan semakin berkembangnya

Instansi/lembaga maka akan semakin kompleks juga kebutuhan dalam

manajemen jaringan Komputer. Salah satu manajemen yang cukup penting yaitu

manajemen pada Router. Untuk manajemen Router agar sesuai dengan

kebutuhan yang berkembang dalam sebuah Instansi/lembaga maka perlu

dilakukan pengaturan secara coding/script yang cukup rumit.

Badan Narkotika Nasional adalah sebuah Instansi /lembaga yang mengurusi

masalah pencegahan, peredaran dan penyuluhan tentang NARKOBA. Dalam

proses perkembangannya khususnya dalam bidang jaringan Komputer

membutuhkan konfigurasi yang selalu Update. Dengan system Router Mikrotik

kebutuhan akan konfigurasi jaringan akan semakin User friendly. Tanpa

meninggalkan system keamanan.

Dengan menggunakan Mikrotik RouterOSTM

kita dapat mengatur konfigurasi

router dengan menggunakan Graphic User Interface (GUI) melalui fasilitas

Winbox sehingga lebih User friendly. Selain itu Mikrotik juga mempunyai

fasilitas router, manajemen Bandwidth dan firewall yang kesemua itu dapat kita

atur sesuai dengan kebutuhan pada jaringan komputer BNN.

Metode pengembangan system yang penulis gunakan dalam menyusun laporan

ini yaitu metode Network Development Life Cycle (NDLC) karena sesuai dengan

pokok bahasan yaitu konfigurasi jaringan komputer yang berkelanjutan yang

mencakup tahap Analisis, Design, Simulation Prototype, Implementation,

Monitoring dan Managemen.

Berdasarkan monitoring yang dihasilkan, konfigurasi Mikrotik yang penulis

lakukan telah memenuhi kebutuhan yang ada pada Badan Narkotika Nasional

seperti terlihat pada BAB IV sub bab 4.2.5.

Kata Kunci: Mikroti k RouterOS, Manajemen Jaringan, NDLC.

Page 6: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat selesai sebagaimana mestinya.

Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan

para pengikutnya hingga akhir zaman nanti. Rasul yang melalui perjuangan dan

keikhlasannya membuat kita bisa memiliki agama yang sempurna ini. Semoga

kita bisa menjadi pengikutnya yang setia sampai akhir hayat.

Dengan selesainya peneliti laporan skripsi ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, karena tanpa bantuan,

petunjuk, bimbingan dan saran-saran mungkin peneliti tidak akan dapat menyusun

laporan ini. Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Yusuf Durachman, M.IT selaku Ketua Program Studi Teknik

Informatika.

3. Bapak Herlino Nanang, MT selaku pembimbing I skripsi dan Bapak

Wahyudi, MT selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan

bimbingan dan arahan guna terwujudnya laporan skripsi ini.

Page 7: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

4. Bapak Kabid Jaringan Badan Narkotika Nasional Bpk. Mufti Jusnir yang

telah memberikan izin untuk penelitian saya dan telah banyak memberikan

masukan-masukan yang bermanfaat dalam penelitian ini

5. Ibunda HJ.Sapuri, dan ayahanda H.Abdul Rosyid, Bpk Lurah Syamsul

(Kakak) yang banyak memberikan notivasi berupa smangat dan materi dan

saudara-saudara lainnya yang begitu banyak memberikan do’a, motivasi dan

dukungan, baik material maupun spiritual serta mengingatkan untuk

secepatnya menyelesaikan studi.

6. Semua teman-teman kelas Teknik Informatika A 2005 dan anak kosan,

Billy, Zein, Andi, iam, rini, ando, dan terspesial Roofina Dewi Aisyah.

Dalam penulisan laporan skripsi ini peneliti menyadari bahwa penulisan

laporan ini masih belum mencapai kesempurnaan baik dari segi materi maupun

dari segi penyajian, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran untuk

membangun. Semoga dengan adanya Laporan skripsi ini dapat berguna bagi

pembaca dan memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkannya.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan

mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amien.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta,Oktober 2010

Nanang Khaerul Anwar

Penulis

Page 8: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................... i

Lembar Pengesahan Pembimbing ........................................................... ii

Lembar Pengesahan Ujian....................................................................... iii

Lembar Pernyataan ................................................................................. iv

Abstrak .................................................................................................... v

Kata Pengantar ........................................................................................ vi

Daftar Isi.................................................................................................. viii

Daftar Gambar ......................................................................................... xii

Daftar Tabel ............................................................................................ xvi

Daftar Lampiran ...................................................................................... xvii

Daftar Istilah............................................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ...................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian .................................................... 4

1.6 Metodologi Penelitian .............................................. 5

1.6.1 Metodelogi Pengumpulan Data .................... 5

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ..................... 6

1.7 Sistematika Penulisan ............................................... 8

Page 9: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Analisis ................................................. 10

2.2 Pengertian Perancangan ......................................... 11

2.3 Manajemen jaringan ............................................... 11

2.3.1 Pengertian Manajemen Jaringan ................ 11

2.3.2 Model OSI .................................................. 15

2.3.3 TCP/IP Model ............................................ 17

2.3.4 IP Addressing ............................................. 22

2.3.5 Variable Length Subnet Mask (VLSM) ..... 25

2.3.6 Bandwidth .................................................. 26

2.3.7 Proxy Server ............................................... 28

2.3.8 Routing ....................................................... 29

2.3.6 Perangkat Jaringan ..................................... 30

2.4 Virtual LAN ( VLAN ) .......................................... 34

2.4.1 Cara Kerja VLAN .................................... 35

2.4.2 Perbedaan VLAN dan LAN ..................... 36

2.5 Mikrotik ................................................................. 44

2.6 Metode NDLC........................................................ 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................... 59

3.1.1 Waktu Pelaksanaan ......................................... 59

3.1.2 Lokasi Penelitian ............................................ 59

3.2 Peralatan Penelitian .................................................. 60

3.2.1 Perangkat Keras .............................................. 60

Page 10: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

3.2.2 Perangkat Lunak ............................................. 61

3.3 Metodologi Penelitian .............................................. 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Perusahaan .................................................. 63

4.1.1 Sekilas Badan Narkotika Nasional ............ 63

4.1.2 Visi dan Misi ............................................ 67

4.1.2.1 Visi ........................................ 67

4.1.2.2 Misi ........................................ 68

4.1.2.3 Sasaran ....................................... 69

4.1.3 Tujuan Pokok dan Fungsi ................... 70

4.1.3.1 Tugas Pokok BNN ...................... 70

4.1.3.2 Fungsi BNN ................................ 70

4.1.4 Struktur Organisasi PUS LITBANG

& INFO BNN ...................................... 72

4.2 Metode Pengembangan Sisitem .......................... 73

4.2.1 Analisis ...................................................... 72

4.2.2 Desain ........................................................ 82

4.2.3 Simulation Prototipe.................................. 84

4.2.4 Implementation ......................................... 86

4.2.4.1 Implementasi Perangkat Keras .. 86

4.2.4.2 Implementasi Perangkat Lunak .. 87

4.2.5 Monitoring .............................................. 125

Page 11: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

4.2.6 Management ............................................ 128

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan .................................................................. 132

5.2 Saran ......................................................................... 133

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

LAMPIRAN ............................................................................................

Page 12: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Badan Narkotika Nasional adalah sebuah lembaga nonstruktural yang

bertugas untuk mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam penyusunan

kebijakan dan pelaksanaannya di bidang ketersediaan, pencegahan, dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan zat

adiktif lainnya. teknologi internet sangat di perlukan untuk melakukan koordinasi,

baik antar departement atau cabang yang berada di masing-masing profinsi. Oleh

karena itu, Badan narkotika nasional ini sangat perlu didukung dengan performa

teknologi networking yang baik. Badan Narkotika Nasional telah mengggunakan

networking didalam pelaksanaan aktifitas kerja setiap harinya. Namun sangat

disayangkan karena sistem networking pada Badan Narkotika Nasional sampai saat

ini belum dimanajemen dengan baik. Hal ini menyebabkan beberapa masalah dalam

menjalankan operasinya setiap hari.

Beberapa masalah yang dihadapi seperti kebutuhan internet, dalam

menjalankan aktifitas kinerja bandwidth dari ISP (Internet Service Provider) dibagi

rata kepada semua departemen, padahal setiap departemen membutuhkan tingkat

kebutuhan koneksi internet yang berbeda-beda. Badan Narkotika Nasional belum

menggunakan VLAN yang berfungsi membagi jaringan mereka agar mengurangi

resiko gangguan jaringan secara global. Hal ini menyebabkan apabila terjadi

Page 13: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

2

peningkatan aktifitas pada suatu departemen yang menggunakan internet dapat

mengganggu aktifitas para kapus, kabid, kasubid, dan departemen lainnya yang juga

membutuhkan koneksi internet.

Di tempat ini penulis ingin mengimplementasikan manajemen jaringan di

Badan Narkotika Nasional berbasis Mikrotik RouterOSTM sebagai bahan penulisan

skripsi ini. Diharapkan sistem networking yang baru nanti dapat berfungsi lebih

efektif dan dapat mengatasi masalah-masalah yang terdapat pada sistem network

yang ada dalam Badan Narkotika Nasional.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis menyimpulkan

beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang jaringan komputer dengan menggunakan Mikrotik

RouterOS.

2. Bagaimana cara menerapkan manajement jaringan dengan menggunakan

Mikrotik RouterOS.

3. Bagaumana cara merancang VLAN dalam sebuah jaringan dengan

mengunakan Mikrotik.

Sehingga Pada fokus penulis mengajukan sebuah solusi dengan melakukan

perancangan dengan judul Analisis dan Perancangan Manajement jaringan dengan

menggunakan Mikrotik RouterOS.

Page 14: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

3

1.3 Batasan Masalah

Pada pembahasan ini penulis akan membatasi masalah-masalah dalam

perancangan jaringan di Badan Narkotika Nasional diantaranya adalah :

1. Perancangan dengan menggunakan mikrotik.

2. Merancang IP setiap departemen Badan Narkotika Nasional dengan

VLAN.

3. Merancang konfigurasi mikrotik yang meliputi VLAN.

4. Pembagian bandwidth pada masing-masing departemen sesuai dengan

kebutuhannya masing masing.

5. Pengaturan proxy, firewall, security.

6. Login hotspot, dan network management tools.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari analisis dan perancangan mikrotik pada jaringan Badan Narkotika

Nasional adalah sebagai berikut :

1. Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional

yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

security, hotspot, dan network management tools.

2. Membagi IP setiap departemen di Badan Narkotika Nasional dengan

VLAN.

3. Merancang topologi jaringan dengan menggunakan mikrotik.

Page 15: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

4

4. Menghasilkan referensi untuk pengembangan lebih lanjut untuk topik

serupa.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

a. Dapat menjadi sarana untuk melatih kemampuan yang dimiliki penulis

tentang penerapan manajemen jaringan dengan menggunakan mikrotik

dan implementasinya sehingga dapat menambah wawasan penulis.

b. Mengerti dan memahami cara mengkonfigurasi Mikrotik RouterOS.

c. Mengerti dan memahami konsep jaringan VLAN dan dapat di

implementasikan.

d. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) Program

Study Teknik Informatika Fakultas Sains & Teknologi.

e. Sebagai portofolio untuk penulis yang berguna untuk masa yang akan

datang.

f. Sebagai Tolak ukur terhadap apa yang sudah di dapat oleh penulis semasa

kuliah.

Page 16: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

5

2. Bagi Universitas

a. Memberikan gambaran seberapa jauh mahasiswa dapat menerapkan

ilmunya.

b. Dapat menjadi sumbangan karya ilmiah dalam disiplin ilmu teknologi

informasi khususnya bidang jaringan komputer.

c. Dapat dijadikan referensi bagi penelitian berikutnya, khususnya dalam

penanganan manajemen jaringan.

3. Bagi Instansi

a. Dapat mengimplementasikan manajemen jaringan .

b. Optimasisasi Jaringan

c. Meningkatkan kinerja dari lembaga ini.

1.6 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan

beberapa metode, antara lain :

1.6.1 Metodelogi Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, metode yang digunakan

dalam menganalisis sistem jaringan, metode yang digunakan adalah metode

kepustakaan (library research) dan penelitian di lapangan atau studi kasus.

Adapun dua metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 17: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

6

1. Metodelogi Observasi (field research)

Pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan

mengamati secara langsung dengan Instansi yang bersangkutan.

2. Metodelogi Wawancara (interview)

Pengumpulan data dan informasi dengan cara melakukan wawancara

secara langsung dengan Kepala Bidang Jaringan di Badan Narkotika

Nasional.

3. Penelitian Kepustakaan (library research)

Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku

atau artikel referensi yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam

masalah ini.

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Metodologi penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah

Network Development Life Cycle (NDLC), yaitu suatu pendekatan proses

dalam komunikasi data yang menggambarkan siklus yang tiada awal dan

akhirnya dalam membangun sebuah jaringan computer mencangkup sejumlah

tahap yaitu analisis, desain, simulasi prototype, implementasi, monitoring dan

manajemen.

Penulis menggunakan metode NDLC ini karena penulis

membutuhkan sebuah metodologi yang berorientasi pada network yang terdiri

Page 18: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

7

dari beberapa tahap atau siklus dimana posisi perusahaan dalam siklus

tersebut sesuai dengan kondisi jaringan computer yang dimiliki saat ini yaitu

pada tahap manajemen

1. Analysis: Tahap awal ini dilakukan analysis kebutuhan, analysis

permasalahan yang muncul, analysis keinginan user dan analysis

topologi atau jaringan yang sudah ada saat ini.

2. Design: dari data2 yang didapatkan sebelummya, tahap design ini

akan membuat gambar design topologi jaringan yang akan dibangun

dan design Vlan dan system keamanan yang akan diterapkan.

3. Simulasi prototype: dalam tahap simulasi prototype ini bertujuan

untuk melihat kinerja awal dari jaringan yang akan dibangun dan

sebagai bahan pertimbangan sebelum jaringan benar benar akan

diterapkan. Biasanya tahap ini menggambarkan secara simulasi atau

dilakukan uji coba jaringan penerapan

4. Implementation: di tahap ini akan diterapkan semua yang telah

direncanakan dan di rancang sebelumnya. Tahap penerapan

implementasi ini merupakan tahap yang sangat menentukan dari

berhasil atau gagalnya project yang akan dibangun.

Page 19: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

8

5. Monitoring: pada tahap ini adalah tahap yang penting, agar jaringan

computer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan

tujuan awal dari user pada tahap awal analisis.

6. Management: di management atau pengaturan salah satu yang

menjadi perhatian serius adalah masalah manajemen jaringan, dan

manajemen bandwidth, kebijakan perlu dibuat unk mengatur agar

system yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat

berlangsung lama dan user reliability terjaga.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penulisan skripsi terdiri dari 5 bab. Bab-bab ini

akan dijabarkan secara singkat sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini secara umum berisi latar belakang, ruang lingkup penelitian,

tujuan dan manfaat yang diperoleh, metodologi penelitian yang

digunakan hingga sistematika penulisan.

Page 20: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

9

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas teori dan konsep yang mendukung pembuatan

skripsi, yang meliputi teori umum seperti pengertian jaringan,

keamanan jaringan sampai meliputi definisi mikrotik, sedangkan

untuk teori khusus seperti, manajemen jaringan, sistem operasi

mikrotik, VLAN.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai Sistem metodologi penelitian yang

digunakan penulis yaitu Network Development Life Cycle (NDLC)

yang meliputi Analisys, Design Prototype, Implementation,

monitoring dan Management.

BAB IV PEMBAHASAN

Berisi tentang sejarah perusahaan, topologi jaringan sebelum,

perancangan topologi jaringan yang baru, Merancang konfigurasi

mikrotik yang meliputi VLAN, bandwidth management, pengaturan

proxy, firewall, security, hotspot, NAT dan network management

tools.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang akan menguraikan simpulan

terhadap sistem yang dibuat dan saran yang dapat digunakan untuk

pengembangan sistem lebih lanjut dimasa mendatang.

Page 21: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Analisis

Analisis berkaitan dengan pemahaman dan pemodelan aplikasi serta domain

dimana aplikasi beroperasi. Masukkan awal fase analisis adalah pernyataan

masalah yang mendeskripsikan masalah yang ingin di selesaikan dan

menyediakan pandangan konseptual terhadap system yang diusulkan.

Sebutan lengkap analisis adalah analisis kebutuhan perangkat lunak

(software requirement analisys). Analisis adalah mendaftarkan apa-apa yang

harus di penuhi oleh system perangkat lunak melakukannya. (hariyanto, 2004).

Analisis jaringan (Network Analysis) merupakan seni mendengarkan

(listening) dalam komunikasi data & jaringan biasanya dilakukan untuk

memastikan bagaimana peralatan-peralatan berkomunikasi dan menentukan

keamanan dari jaringan tersebut.

Analisis jaringan biasanya digunakan untuk tiga hal sebagai berikut :

1. Penyelesaian masalah (troubleshooting) pada jaringan yang akan

dibangun.

2. Optimasi peforma/ kinerja jaringan agar lebih baik dari sebelumnya.

3. Perencanaan dan pengujian (planning/ testing) jaringan.

Page 22: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

11

2.2 Pengertian Perancangan

Perancangan merupakan penghubung antara spesifikasi kebutuhan dan

implementasi. Perancangan merupakan rekayasa representasi yang berarti

terhadap sesuatu yang hendak di bangun. Hasil perancangan harus dapat di

telusuri sampai ke spesifikasi kebutuhan dan dapat diukur kualitasnya berdasarkan

kriteria-kriteria rancangan yang bagus. Perancangan menekankan pada solusi

logic mengenai cara system memenuhi kebutuhan (Hariyanto, 2004).

Dari definisi yang telah disebutkan diatas, maka perancangan system dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan system.

2. Pendefinisian dari kebutuhan – kebutuhan fungsional.

3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi.

4. Menggambarkan bagaimana suatu system manajement jaringan dibentuk.

5. Dapat berupa penggambaran, perancangana dan pembuatan sketsa atau

pengaturan dari beberapa element yang terpisah kedalam satu kesatuan yang

utuh dan berfungsi.

2.3 Manajemen jaringan

2.3.1 Pengertian Manajemen Jaringan

Pengelolaan jaringan dapat didefinisikan sebagai OAM & P

(operasional, administrasi, pemeliharaan, dan penyediaan) jaringan dan

layanan. Tipe pengoperasian berkaitan dengan operasi sehari-hari dalam

menyediakan layanan jaringan. (Subramanian, 2000)

Page 23: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

12

Manajemen jaringan adalah sebuah pekerjaan untuk memelihara

seluruh sumber jaringan dalam keadaan baik. Sistem manajemen jaringan

adalah sekumpulan perangkat untuk memantau dan mengontrol jaringan.

Sistem manajemen jaringan terdiri dari tambahan perangkat keras dan

piranti lunak yang diimplementasikan di antara komponen–komponen

jaringan yang sudah ada.

2.3.2 Model OSI

OSI merupakan Standar internasional yang dikembangkan oleh

ISO (Internasional Standard Organization) untuk keperluan

interkoneksi system computer yang kooperatif. Open System adalah

salah satu yang memenuhi standar OSI dalam berkomunikasi dengan

system lain.

Pengembangan model OSI dimaksudkan untuk menyediakan suatu

kerangka kerja bagi standarisasi. Didalam model itu, satu atau lebih

standar protocol dapat dikembangkan pada masing-masing lapisan.

Model menentukan fungsi-fungsi secara umum agar dapat ditampilkan

pada lapisan. (Stallings, 2001)

Arsitektur jaringan menurut Open Systems Interconnection

(OSI) dibagi menjadi 7 layer, yaitu:

1. Layer 1 – Physical

Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode

pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya

Page 24: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

13

Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan.

Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network

Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau

radio.

2. Layer 2 – Data link

Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data

dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame.

Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control,

pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access

Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana

perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan

switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level

ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control

(LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).

3. Layer 3 – Network

Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat

header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing

melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch

layer-3.

4. Layer 4 - Transport

Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta

memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat

disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada

Page 25: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

14

level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan

sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap

paket-paket yang hilang di tengah jalan.

5. Layer 5 – Session

Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat,

dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan

resolusi nama.

6. Layer 6 – Presentation

Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak

ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat

ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level

ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software),

seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga

Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau

Remote Desktop Protocol (RDP)).

7. Layer 7 - Application

Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan

fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat

mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan

kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP,

FTP, SMTP, dan NFS.

Page 26: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

15

2.3.3 TCP/IP Model

TCP/IP (Trnsmission Control Protocol/Internet Protocol)

termasuk dalam deretan protocol komunikasi yang digunakan untuk

menghubungkan Host-host pada jaringan Internet. TCP/IP

menggunakan banyak protocol didalamnya, adapun protocol utamanya

adalah TCP dan IP. (Sugeng, 2006)

TCP/IP merupakan sekumpulan protokol yang dikembangkan

untuk mengijinkan komputer-komputer agar dapat saling membagi

sumber daya yang dimiliki masing-masing melalui media jaringan.

(Sugeng, 2006)

Protokol-protokol TCP/IP dikembangkan sebagai bagian dari

riset yang dikembangkan oleh Defense Advanced Research Projects

Agency (DARPA). Pertama kalinya TCP/IP dikembangkan untuk

komunikasi antar jaringan yang terdapat pada DARPA. Selanjutnya,

TCP/IP dimasukkan pada distribusi software UNIX. Sekarang TCP/IP

telah digunakan sebagai standar komunikasi internetwork dan telah

menjadi protokol transport bagi internet, sehingga memungkinkan

jutaan komputer berkomunikasi secara global.

TCP/IP memungkinkan komunikasi di antara sekumpulan

interkoneksi jaringan dan dapat diterapkan pada jaringan LAN ataupun

WAN. Tidak seperti namanya, TCP/IP tidaklah hanya memuat

protokol di layer 3 dan 4 dari OSI layer (seperti IP dan TCP), tetapi

Page 27: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

16

juga memuat protokol-protokol aplikasi lainnya seperti email, remote

login, ftp, http, dan sebagainya.

TCP/IP dapat diterima oleh masyarakat dunia karena memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1. Protokol TCP/IP dikembangkan menggunakan standar

protokol yang terbuka.

2. Standar protokol TCP/IP dalam bentuk Request For

Comment (RFC) dapat diambil oleh siapapun tanpa biaya.

3. TCP/IP dikembangkan dengan tidak tergantung pada sistem

operasi atau perangkat keras tertentu.

4. Pengembangan TCP/IP dilakukan dengan konsensus dan

tidak tergantung pada vendor tertentu.

5. TCP/IP independen terhadap perangkat keras jaringan dan

dapat dijalankan pada jaringan Ethernet, Token Ring, jalur

telepon dial-up, jaringan X.25, dan praktis jenis media

transmisi apapun.

6. Pengalamatan TCP/IP bersifat unik dalam skala global.

Dengan cara ini, komputer dapat saling terhubung

walaupun jaringannya seluas internet sekarang ini.

7. TCP/IP memiliki fasilitas routing yang memungkinkan

sehingga dapat diterapkan pada internetwork.

8. TCP/IP memiliki banyak jenis layanan.

1. Layer 1 - Network access

Page 28: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

17

Lapis ini merupakan lapis terbawah pada lapis TCP/IP. Fungsi

protokol-protokol pada lapis ini adalah:

1. Mendefinisikan bagaimana menggunakan jaringan untuk

mengirimkan frame, yang merupakan unit data yang

dilewatkan melalui media fisik.

2. Protokol pada layer ini harus mampu menerjemahkan

sinyal listrik menjadi data digital yang dimengerti

komputer, yang berasal dari peralatan lain yang sejenis.

Pada lapis ini terdapat protokol-protokol seperti Ethernet,

Token Ring, PPP, FDDI, ATM, X.25, dan SLIP

2. Layer 2 - Internet

Lapis ini bertanggung jawab atas routing yang ada pada

jaringan. Protokol-protokol pada lapis ini menyediakan sebuah

datagram network service. Datagram merupakan paket-paket

informasi yang terdiri atas header, data, dan trailer. Header

berisi informasi, seperti alamat tujuan yang dibutuhkan oleh

jaringan untuk merutekan datagram. Sebuah header juga dapat

berisi informasi lainnya seperti alamat asal dari pengirim.

Trailer biasanya berupa nilai checksum yang digunakan untuk

memastikan bahwa data tidak dimodifikasi pada saat transit.

Pada lapis ini terdapat protokol IP (Internet Protocol) yang

berfungsi untuk menyampaikan paket data ke alamat yang tepat.

ICMP, yang menyediakan kemampuan kontrol dan pesan. ARP, yang

Page 29: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

18

menentukan MAC address dari dari alamat IP yang diketahui, serta

RARP yang menentukan alamat IP jika diketahui alamat MAC.

3. Layer 3 – Transport

Lapis transport memiliki dua fungsi flow control, yang

disediakan oleh sliding windows; dan reliability, yang

disediakan oleh sequence number dan acknoledgement. Pada

lapis transport terdapat dua buah protokol:

1. TCP, merupakan protokol yang bersifat connection-

oriented dan reliable. TCP akan melakukan retransmisi

apabila data yang dikirimkan ke tujuan tidak diterima dan

menyediakan sebuah virtual circuit di antara aplikasi-

aplikasi end user. Kelebihan dari TCP adalah adanya

jaminan penghantaran paket ke tujuan.

2. UDP, merupakan protokol yang bersifat connectionless dan

unreliable; meskipun bertanggung jawab untuk

mengirimkan paket, tidak ada software yang melakukan

pengecekan terhadap segmen yang dikirim. Kelebihan dari

protokol ini adalah kecepatan, karena UDP tidak

menyediakan acknoledgement.

4. Layer 4 - Application

Lapis ini merupakan lapis teratas pada TCP/IP. Lapis ini

menyediakan fungsi-fungsi bagi aplikasi-aplikasi pengguna.

Lapis ini menyediakan layanan-layanan yang dibutuhkan oleh

Page 30: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

19

aplikasi-aplikasi user untuk berkomunikasi pada jaringan. Pada

lapis ini terdapat beberapa protokol seperti TFTP, FTP, NFS

untuk file transfer. SMTP dan POP3 sebagai protokol aplikasi

email. Telnet dan FTP sebagai aplikasi remote login. SNMP

sebagai protokol manajemen jaringan. Kemudian DNS, sebagai

protokol aplikasi sistem penamaan diinternet. Serta HTTP,

sebagai protokol aplikasi web.

Gambar 2.1 OSI Model(kiri) dan TCP/IP Model(kanan)

2.3.4 IP Addressing

IP address adalah alamat logika yang diberikan ke peralatan

jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP address terdiri dari 32

bit angka binary, yang ditulis dalam empat kelompok terdari dari 8 bit

(oktat) yang dipisah oleh tanda titik. Contohnya:

11000000.00010000.00001010.00000001

Page 31: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

20

Atau dapat ditulis dalam bentuk empat kelompok format desimal (0-

255) misalnya :

192.16.10.1

Baik bilangan binary dan desimal merepresentasikan nilai yang

sama. Namun IP address lebih mudah dimengerti dalam notasi

bilangan desimal. Salah satu masalah dengan penggunaan bilangan

binary adalah pengulangan bilangan 0 dan 1 yang panjang akan

membuat kesempatan terjadi kesalahan semakin besar.

IP address yang terdiri atas 32 bit angka dikenal sebagai IP versi 4

(IPv4). IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID,

dimana network ID menentukan alamat jaringan sedangkan host ID

menentukan alamat host atau komputer. Oleh sebab itu, IP address

memberikan alamat lengkap suatu komputer berupa gabungan alamat

jaringan dan alamat host. Berapa jumlah kelompok angka yang

termasuk network ID dan berapa yang termasuk host ID adalah

bergantung pada kelas IP address yang dipakai

a. Pembagian Class IP Addressing

IP address dapat dibedakan menjadi lima kelas, yaitu A, B, C,

dan D, (Mansfield,2002,p134). Dalam hal ini kelas A, B, dan C

digunakan untuk address biasa. Sedangkan kelas D untuk multicasting

(224.0.0.0-239.255.255.255) .

1. Class A address

Page 32: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

21

Class A didesain untuk mensupport network yang besar,

dengan jumlah lebih dari 16 juta host address yang tersedia. IP

address Class A hanya menggunakan oktet yang pertama untuk

menunjukkan network address, dan tiga oktet sisanya tersedia

untuk host address.

Bit pertama dari Class A address adalah 0. Dengan bit

pertama adalah 0 maka angka terendah yang dapat

direpresentasikan adalah 00000000 dalam bilangan biner

sedangkan dalam bilangan desimal adalah 0. Dan angka tertinggi

yang dapat direpresentasikan adalah 01111111 dalam bilangan

biner dan dalam bilangan desimal adalah 127. Angka 0 dan 127

tidak dapat digunakan, serta IP address 127.0.0.0 tidak dapat

digunakan karena dipakai untuk loopback testing, maka alamat IP

address yang oktet pertamanya yang dimulai dengan angka antara

1 sampai 126 di dalam oktet pertama adalah alamat Class A

2. Class B address

Class B address didesain untuk mensupport kebutuhan

jaringan dengan ukuran menengah sampai dengan ukutan besar.

Sebuah IP address Class B menggunakan dua oktet pertama dari

empat oktet untuk menunjukkan network address, dan sisanya

menunjukkan host address.

Dua bit pertama dari oktet pertama Class B selalu 10. Sisa

dari enam bit berikutnya diisi baik oleh 0 dan 1, oleh karena itu

Page 33: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

22

angka terendah yang dapat direpresentasikan dalam bilangan

biner adalah 10000000 dan dalam bilangan desimal adalah 128,

sedangkan angka tertinggi yang dapat direpresentasikan dalam

bilangan biner adalah 10111111 dan dalam bilangan desimal

adalah 191. Address IP yang oktet pertamanya dimulai dengan

angka 128-191 adalah alamat Class B.

3. Class C address

Class C address adalah kebanyakan yang dipakai untuk

alamat address yang sebenarnya. Alamat ini dimaksudkan

untuk mensupport jaringan kecil dengan jumlah maksimum

254 host.

Class C address dimulai dengan bilangan binary 110.

Oleh karena itu, angka terendah yang dapat direpresentasikan

adalah 11000000 dalam bilangan binary dan dalam bilangan

desimal adalah 192 sedangkan angka tertinggi yang dapat

direpresentasikan adalah 11011111 dalam bilangan binary dan

dalam bilangan desimal adalah 223. Address IP yang oktet

pertamanya dimulai dengan angka 192 – 223 adalah alamat

Class C.

4. Class D address

Class D address diciptakan untuk memungkinkan

multicasting di dalam suatu IP address. Multicast address

Page 34: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

23

adalah network address unik yang menunjukkan paket dengan

address tujuan ke group predefined dari sebuah IP address,

oleh karena itu single unit dapat mentransmit aliran tunggal

dari data secara simultan ke penerima lebih dari satu.

Class D address dimulai dengan bilangan binary 1110.

Oleh karena itu, angka terendah yang dapat direpresentasikan

adalah 11100000 dalam bilangan binary dan dalam bilangan

desimal adalah 224 sedangkan angkat tertinggi yang dapat

direpresentasikan adalah 11101111 dalam bilangan binary dan

dalam bilangan desimal adalah 239. Address IP yang oktet

pertamanya dimulai dengan angka 224 – 239 adalah alamat

Class D.

Agar peralatan dapat mengetahui kelas suatu IP address, maka

setiap IP harus memiliki subnet mask. Dengan memperhatikan

default subnet mask yang diberikan, kelas suatu IP address dapat

diketahui. Berikut tabel 2.1 dijelaskan mengenai pengelompokkan

kelas-kelas IP address beserta dengan jumlah jaringan dan jumlah

host per jaringan dapat digunakan beserta default subnet mask-

nya.

Page 35: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

24

Tabel 2.1 Pembagian Class IP Addressing

Kelas ip

address

A B C

Kelompok

oktat

pertama

1-126 128-191 192-223

Network ID w. w.x. w.x.y.

Host ID x.y.z. y.z. Z

Jumlah

jaringan

127 16.384 2.097.152

Jumlah host

perjaringan

16.777.216 65.536 256

Default

subnet mask

255.0.0.0 255.255.0.0 255.255.255.0

Dalam penggunaan IP address ada peraturan tambahan yang harus

diketahui, yaitu:

1. Angka 127 pada oktat pertama digunakan untuk loopback.

2. Network ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1.

3. Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1.

Jika host ID berupa angka binary 0, IP address ini merupakan network

ID jaringan. Jika host ID semuanya berupa angka binary 1, IP address

ini biasanya digunakan untuk broadcast ke semua host dalam jaringan

lokal.

Page 36: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

25

2.3.5 Variable Length Subnet Mask (VLSM)

Variable Length Subnet Mask (VLSM) juga dapat diartikan

sebagai teknologi kunci pada jaringan skala besar. Mastering konsep

VLSM tidak mudah, namun VLSM adalah sangat penting dan

bermanfaat untuk merancang jaringan. (Jonathan Lukas, 2006).

Perhitunggan dengan VLSM :

1. Mulailah menentukan IP jaringan yang memerlukan host terbanyak

dahulu.

2. Kemudian dilanjutkan ke jaringan yang membutuhkan host di

bawah jaringan terbanyak hostnya, begitu seterusnya sampai yang

terkecil.

3. Dari jaringan 1 ke yang lain, dalam menentukan IP jaringan lebih

baik di urutkan sesuai urutan jaringan dalam IP private tersebut.

Rumus : 2n-2 > h

n = bilangan yang akan dikurangkan dengan subnet default.

h = host yang diperlukan.

Contoh : kita membutuhkan 112 host di jaringan pegawai, maka 2n-2

> 112 hasilnya adalah 7. Jadi, subnetting yang kita gunakan adalah

11111111.11111111.11111111.10000000 –> bit yang bernilai 0 ada 7

buah, sesuai dengan hasil yang kita hitung di atas. Jika ditulis dalam

bentuk lain, subnetnya adalah 255.255.255.128 atau 192.168.1.1/25

(karena bit yang nilainya 1 ada 25 buah). Maka host maksimal dari

network tersebut adalah yaitu 128 – 2 = 126. Mengapa

Page 37: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

26

dikurangi 2 ?, karena akan ada 2 IP yang sudah akan terisi oleh

broadcast jaringan itu sendiri dan juga net ID jaringan berikutnya.

Manfaat dari VLSM adalah:

• Efisien menggunakan alamat IP: alamat IP yang dialokasikan

sesuai dengan kebutuhan ruang host setiap subnet.

• VLSM mendukung hirarkis menangani desain sehingga dapat

secara efektif mendukung rute agregasi, juga disebut route

summarization.

• Yang terakhir dapat berhasil mengurangi jumlah rute di routing

table oleh berbagai jaringan subnets dalam satu ringkasan alamat.

Misalnya subnets 192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan

192.168.12.0/24 semua akan dapat diringkas menjadi

192.168.8.0/21.

2.3.6 Bandwidth

Bandwidth Komputer Di dalam jaringan Komputer, sering

digunakan sebagai suatu sinonim untuk data transfer rate yaitu jumlah

data yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka

waktu tertentu (pada umumnya dalam detik). Bandwidth ini biasanya

diukur dalam bps (bits per second). Adakalanya juga dinyatakan dalam

Bps (bytes per second). Suatu modem yang bekerja pada 57,600 bps

mempunyai Bandwidth dua kali lebih besar dari modem yang bekerja

pada 28,800 bps. Secara umum, koneksi dengan Bandwidth yang besar

atau tinggi memungkinkan pengiriman informasi yang besar seperti

Page 38: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

27

pengiriman gambar dalam video presentasi. Artinya semakin besar

bandwidth suatu media, semakin tinggi kecepatan data yang dapat

dilaluinya (Jonathan Lukas, 2006).

Untuk membagi bandwidth per satker, saya mencoba menghitung

terlebih dahulu jumlah PC yang terkoneksi di suatu satker. Diharapkan

pembagian bandwitdh akan lebih proporsional jika dikaitkan dengan

jumlah PC atau jumlah node. Hasil penghitungan jumlah PC di suatu

satker atau suatu VLAN menggunakan tool IP Scan yang ada di router

Mikrotik RB750.

Rumus untuk menentukan Bandhwidth Internasional per VLAN =

(1536 kbps/"jumlah total node") x "jumlah node per VLAN". Dimana

nilai 1536 kbps adalah alokasi Bandwidth Internasional yang diberikan

oleh ISP yaitu sebesar 1.5 Mbps per kawasan.

Rumus untuk menentukan Bandwidth Lokal BNN per VLAN =

(3072 kbps/"jumlah total node") x "jumlah node per VLAN". Dimana

nilai 3072 kbps adalah alokasi Bandwidth Lokal BNN yang diberikan

oleh ISP.

Page 39: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

28

2.3.7 Proxy Server

Proxy server adalah sebuah komputer server atau program

komputer yang dapat bertindak sebagai komputer lainnya untuk

melakukan request terhadap content dari internet atau intranet.

Proxy Server bertindak sebagai gateway terhadap dunia internet

untuk setiap komputer client. Proxy server tidak terlihat oleh komputer

client, seorang pengguna yang berinteraksi dengan internet melalui

sebuah proxy server tidak akan mengetahui bahwa sebuah proxy server

sedang menangani request yang dilakukannya. Web server yang

menerima request dari proxy server akan menginterpretasikan request-

request tersebut seolah-olah request itu datang secara langsung dari

komputer client, bukan dari proxy server.

Proxy server juga dapat digunakan untuk mengamankan jaringan

pribadi yang dihubungkan ke sebuah jaringan publik (seperti halnya

internet). Proxy server memiliki lebih banyak fungsi daripada router

yang memiliki fitur packet filtering karena memang proxy server

beroperasi pada level yang lebih tinggi dan memiliki kontrol yang lebih

menyeluruh terhadap akses jaringan. Proxy server yang berfungsi

sebagai sebuah "agen keamanan" untuk sebuah jaringan pribadi,

umumnya dikenal sebagai firewall.

Page 40: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

29

2.3.8 Routing

protokol routing dinamik digunakan oleh router untuk

menjalankan tiga fungsi dasar yaitu: (Norton, 1999)

1. Menemukan route yang baru.

2. Komunikasi informasi dengan route yang baru ditemukan dengan

router lain.

3. Forward paket dengan menggunakan route tersebut.

Protokol routing dinamik terbagi atas tiga kategori luas :

distance-vector, link state, dan hybrids. Salah satu cara alternatif ke

dalam dynamic routing adalah static routing. Sebuah router yang di

program untuk static routing meneruskan paket ke dalam port-port

yang telah di tentukan. Setelah static routing di konfigurasi, router

tidak perlu lagi untuk mencari route atau komunikasi informasi

tentang route. Peran dari router hanya secara mudah meneruskan

paket-paket. Static routing sangat bagus untuk jaringan yang kecil

yang hanya mempunyai jalur tunggal ke dalam tujuan yang telah

ditentukan. Di dalam kasus seperti ini, static routing dapat menjadi

mekanisme routing yang paling efisien karena tidak memakan

bandwidth untuk menemukan router atau komunikasi dengan router

lain. Sebagaimana jaringan bertambah luas dan redudansi ditambah

ke dalam tujuan, static routing menjadi kewajiban labor-intensive.

Segala perubahan yang terdapat di dalam router atau fasilitas

transmisi di dalam WAN harus secara manual ditemukan dan di

Page 41: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

30

program. WAN yang mempunyai fitur topologi yang makin

kompleks menawarkan potensi yang lebih banyak memerlukan

routing dinamik. Apabila menggunakan static routing di dalam

jaringan kompleks, WAN yang mempunyai banyak jalur mengatasi

redundansi route.

2.3.9 Perangkat Jaringan

1. Switch

Switch menghubungkan semua komputer yang terhubung ke

LAN, sama seperti hub. Perbedaannya adalah switch dapat

beroperasi dengan mode full-duplex dan mampu mengalihkan

jalur dan menyaring informasi ke dan dari tujuan yang spesifik.

Switch lebih pintar dibanding hub dan menawarkan dedicated

bandwidth kepada user atau kelompok user. Switch

meneruskan paket data hanya ke port penerima yang dituju,

berdasarkan informasi dalam header paket. Untuk memisahkan

transmisi dari port yang lain, switch membuat koneksi

sementara antara sumber dan tujuan, kemudian memutuskan

koneksi tersebut setelah komunikasi selesai.

Page 42: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

31

Gambar 2.2 Switch

2. Router

Router adalah peningkatan kemampuan dari bridge. Router

mampu menunjukkan rute/jalur (route) dan memfilter

informasi pada jaringan yang berbeda. Beberapa router mampu

secara otomatis mendeteksi masalah dan mengalihkan jalur

informasi dari area yang bermasalah.

Dibandingkan dengan hub dan switch, router masih lebih

pintar. Router menggunakan alamat lengkap paket untuk

menentukan router atau workstation mana yang menerima

paket. Berdasarkan peta jaringan yang disebut “tabel routing”,

router dapat memastikan bahwa paket berjalan melalui jalur

yang paling efisien ke tujuan mereka. Jika link antara kedua

router gagal, router pengirim dapat memilih rute alternatif

supaya traffic tetap berjalan.

Router juga menyediakan link antarjaringan yang

menggunakan protokol yang berbeda. Router tidak hanya

menghubungkan jaringan pada satu lokasi atau satu gedung tetapi

mereka menyediakan interface atau socket untuk terhubung ke WAN.

Page 43: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

32

Gambar 2.3 Router

3. Access Point

Access Point merupakan perangkat yang menjadi sentral

koneksi dari client ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika

jaringanya adalah milik perusahaan. fungsinya mengkonversi sinyal

frekuensi radio menjadisinyal digital yang akan disalurkan melalui

kabel atau disalurkan keperangkat WLAN yang lain dengan dikonversi

kembali menjadi sinyal frekuensi radio.

Gambar 2.4 Access Point

Page 44: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

33

4. UTP

UTP (Unshielded Twisted Pair) merupakan jenis media

kabel yang tidak memiliki lapisan pelindung (shield) dan hanya

dilindungi oleh lapisan paling luar (outer jacket). Keuntungan

menggunakan kabel UTP adalah murah dan mudah diinstalasi.

Kekurangannya adalah rentan terhadap interferensi gelombang

elektromagnetik, dan jarak jangkauannya hanya 100m.

Spesifikasi dari kabel UTP antara lain :

a. Cat 1 : Voice Only (Kabel Telpon RJ-11)

b. Cat 2 : 4 Mbps

c. Cat 3 : 10 Mbps

d. Cat 4 : 16 Mbps

e. Cat 5 : 100 Mbps

f. Cat 5e : 100 – 1000 Mbps

g. Cat 6 : 1 Gbps

Gambar 2.5 Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)

Page 45: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

34

2.4 Virtual LAN ( VLAN )

Vlan adalah Implementasi dari standar protokol 802.1Q VLAN

untuk mikrotik router OS. Adanya VLAN, memungkinkan pembuatan

multiple Virtual LAN pada single ethernet atau pada antarmuka wireless,

yang memberi efisiensi pada pembentukan LAN.

VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada

lokasi fisik seperti LAN, hal ini mengakibatkan suatu network dapat

dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan.

Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan menjadi sangat

fleksibel dimana dapat dibuat segmen yang bergantung pada organisasi atau

departemen, tanpa bergantung pada lokasi workstation.

(http://ezine.echo.or.id/ezine7/ez-r07-y3dips-virtual_lan)

VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan

untuk mengklasifikasikannya, baik menggunakan port, MAC addresses, dan

sebagainya. Semua informasi yang mengandung penandaan/ pengalamatan

suatu vlan (tagging) di simpan dalam suatu database (tabel), jika

penandaannya berdasarkan port yang digunakan maka database harus

mengindikasikan port-port yang digunakan oleh VLAN. Untuk mengaturnya

maka biasanya digunakan switch/bridge yang manageable atau yang bisa di

atur. switch/bridge inilah yang bertanggung jawab menyimpan semua

informasi dan konfigurasi suatu VLAN dan dipastikan semua switch/bridge

memiliki informasi yang sama. Switch akan menentukan kemana data-data

akan diteruskan dan sebagainya atau dapat pula digunakan suatu software

Page 46: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

35

pengalamatan (bridging software) yang berfungsi mencatat/menandai suatu

VLAN beserta workstation yang didalamnya. untuk menghubungkan antar

VLAN dibutuhkan router.

2.4.1 Cara Kerja VLAN

VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan

untuk mengklasifikasikannya, baik menggunakan port, MAC addresses dsb.

Semua informasi yang mengandung penandaan/pengalamatan suatu vlan

(tagging) di simpan dalam suatu database (tabel), jika penandaannya

berdasarkan port yang digunakan maka database harus mengindikasikan

port-port yang digunakan oleh VLAN. Untuk mengaturnya maka biasanya

digunakan switch/bridge yang manageable atau yang bisa di atur.

Switch/bridge inilah yang bertanggung jawab menyimpan semua informasi

dan konfigurasi suatu VLAN dan dipastikan semua switch/bridge memiliki

informasi yang sama. Switch akan menentukan kemana data-data akan

diteruskan dan sebagainya atau dapat pula digunakan suatu software

pengalamatan (bridging software) yang berfungsi mencatat/menandai suatu

VLAN beserta workstation yang didalamnya.untuk menghubungkan antar

VLAN dibutuhkan router.

2.4.2 Perbedaan VLAN dan LAN

A. perbedaan dari Tingkat Keamanan

Page 47: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

36

Penggunaan LAN telah memungkinkan semua komputer yang

terhubung dalam jaringan dapat bertukar data atau dengan kata lain

berhubungan. Kerjasama ini semakin berkembang dari hanya

pertukaran data hingga penggunaan peralatan secara bersama

(resource sharing atau disebut juga hardware sharing). LAN

memungkinkan data tersebar secara broadcast keseluruh jaringan, hal

ini akan mengakibatkan mudahnya pengguna yang tidak dikenal

(unauthorized user) untuk dapat mengakses semua bagian dari

broadcast. Semakin besar broadcast, maka semakin besar akses yang

didapat, kecuali hub yang dipakai diberi fungsi kontrol keamanan.

VLAN yang merupakan hasil konfigurasi switch menyebabkan

setiap port switch diterapkan menjadi milik suatu VLAN. Oleh

karena berada dalam satu segmen, port-port yang bernaung dibawah

suatu VLAN dapat saling berkomunikasi langsung. Sedangkan port-

port yang berada di luar VLAN tersebut atau berada dalam naungan

VLAN lain, tidak dapat saling berkomunikasi langsung karena

VLAN tidak meneruskan broadcast.

VLAN yang memiliki kemampuan untuk memberikan keuntungan

tambahan dalam hal keamanan jaringan tidak menyediakan

pembagian/penggunaan media/data dalam suatu jaringan secara

keseluruhan. Switch pada jaringan menciptakan batas-batas yang

hanya dapat digunakan oleh komputer yang termasuk dalam VLAN

tersebut. Hal ini mengakibatkan administrator dapat dengan mudah

Page 48: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

37

mensegmentasi pengguna, terutama dalam hal penggunaan

media/data yang bersifat rahasia (sensitive information) kepada

seluruh pengguna jaringan yang tergabung secara fisik.

Keamanan yang diberikan oleh VLAN meskipun lebih baik

dari LAN,belum menjamin keamanan jaringan secara keseluruhan

dan juga belum dapat dianggap cukup untuk menanggulangi seluruh

masalah keamanan .VLAN masih sangat memerlukan berbagai

tambahan untuk meningkatkan keamanan jaringan itu sendiri seperti

firewall, pembatasan pengguna secara akses perindividu, intrusion

detection, pengendalian jumlah dan besarnya broadcast domain,

enkripsi jaringan, dsb.

Dukungan Tingkat keamanan yang lebih baik dari LAN inilah

yang dapat dijadikan suatu nilai tambah dari penggunaan VLAN

sebagai sistem jaringan.

Salah satu kelebihan yang diberikan oleh penggunaan VLAN

adalah kontrol administrasi secara terpusat, artinya aplikasi dari

manajemen VLAN dapat dikonfigurasikan, diatur dan diawasi secara

terpusat, pengendalian broadcast jaringan, rencana perpindahan,

penambahan, perubahan dan pengaturan akses khusus ke dalam

jaringan serta mendapatkan media/data yang memiliki fungsi penting

dalam perencanaan dan administrasi di dalam grup tersebut

semuanya dapat dilakukan secara terpusat. Dengan adanya

pengontrolan manajemen secara terpusat maka administrator jaringan

Page 49: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

38

juga dapat mengelompokkan grup-grup VLAN secara spesifik

berdasarkan pengguna dan port dari switch yang digunakan,

mengatur tingkat keamanan, mengambil dan menyebar data melewati

jalur yang ada, mengkonfigurasi komunikasi yang melewati switch,

dan memonitor lalu lintas data serta penggunaan bandwidth dari

VLAN saat melalui tempat-tempat yang rawan di dalam jaringan.

B. perbedaan dari Tingkat Efisiensi

Untuk dapat mengetahui perbandingan tingkat efisiensinya

maka perlu di ketahui kelebihan yang diberikan oleh VLAN itu

sendiri diantaranya:

1. Meningkatkan Performa Jaringan

LAN yang menggunakan hub dan repeater untuk

menghubungkan peralatan komputer satu dengan lain yang

bekerja dilapisan physical memiliki kelemahan, peralatan ini

hanya meneruskan sinyal tanpa memiliki pengetahuan

mengenai alamat-alamat yang dituju. Peralatan ini juga hanya

memiliki satu domain collision sehingga bila salah satu port

sibuk maka port-port yang lain harus menunggu. Walaupun

peralatan dihubungkan ke port-port yang berlainan dari hub.

Protokol ethernet atau IEEE 802.3 (biasa digunakan pada

LAN) menggunakan mekanisme yang disebut Carrier Sense

Multiple Accsess Collision Detection (CSMA/CD) yaitu suatu

cara dimana peralatan memeriksa jaringan terlebih dahulu

Page 50: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

39

apakah ada pengiriman data oleh pihak lain. Jika tidak ada

pengiriman data oleh pihak lain yang dideteksi, baru

pengiriman data dilakukan.

Bila terdapat dua data yang dikirimkan dalam waktu

bersamaan, maka terjadilah tabrakan (collision) data pada

jaringan. Oleh sebab itu jaringan ethernet dipakai hanya untuk

transmisi half duplex, yaitu pada suatu saat hanya dapat

mengirim atau menerima saja.

Berbeda dari hub yang digunakan pada jaringan ethernet

(LAN), switch yang bekerja pada lapisan datalink memiliki

keunggulan dimana setiap port didalam switch memiliki

domain collision sendiri-sendiri. Oleh sebab itu sebab itu

switch sering disebut juga multiport bridge. Switch mempunyai

tabel penterjemah pusat yang memiliki daftar penterjemah

untuk semua port. Switch menciptakan jalur yang aman dari

port pengirim dan port penerima sehingga jika dua host sedang

berkomunikasi lewat jalur tersebut, mereka tidak mengganggu

segmen lainnya. Jadi jika satu portsibuk, port-port lainnya tetap

dapat berfungsi.

Switch memungkinkan transmisi full-duplex untuk

hubungan ke port dimana pengiriman dan penerimaan dapat

dilakukan bersamaan dengan penggunakan jalur tersebut

diatas. Persyaratan untuk dapat mengadakan hubungan full-

Page 51: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

40

duplex adalah hanya satu komputer atau server saja yang dapat

dihubungkan ke satu port dari switch. Komputer tersebut harus

memiliki network card yang mampu mengadakan hubungan

full-duflex, serta collision detection dan loopback harus

disable.

Switch pula yang memungkinkan terjadinya segmentasi

pada jaringan atau dengan kata lain switch-lah yang

membentuk VLAN.Dengan adanya segmentasi yang

membatasi jalur broadcast akan mengakibatkan suatu VLAN

tidak dapat menerima dan mengirimkan jalur broadcast ke

VLAN lainnya. Hal ini secara nyata akan mengurangi

penggunaan jalur broadcast secara keseluruhan, mengurangi

penggunaan bandwidth bagi pengguna, mengurangi

kemungkinan terjadinya broadcast storms (badai siaran) yang

dapat menyebabkan kemacetan total di jaringan komputer.

Administrator jaringan dapat dengan mudah mengontrol

ukuran dari jalur broadcast dengan cara mengurangi besarnya

broadcast secara keseluruhan, membatasi jumlah port switch

yang digunakan dalam satu VLAN serta jumlah pengguna yang

tergabung dalam suatu VLAN.

2. Terlepas dari Topologi Secara Fisik

Jika jumlah server dan workstation berjumlah banyak dan

berada di lantai dan gedung yang berlainan, serta dengan para

Page 52: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

41

personel yang juga tersebar di berbagai tempat, maka akan

lebih sulit bagi administrator jaringan yang menggunakan

sistem LAN untuk mengaturnya, dikarenakan akan banyak

sekali diperlukan peralatan untuk menghubungkannya. Belum

lagi apabila terjadi perubahan stuktur organisasi yang artinya

akan terjadi banyak perubahan letak personil akibat hal

tersebut.

Permasalahan juga timbul dengan jaringan yang

penggunanya tersebar di berbagai tempat artinya tidak terletak

dalam satu lokasi tertentu secara fisik. LAN yang dapat

didefinisikan sebagai network atau jaringan sejumlah sistem

komputer yang lokasinya terbatas secara fisik, misalnya dalam

satu gedung, satu komplek, dan bahkan ada yang menentukan

LAN berdasarkan jaraknya sangat sulit untuk dapat mengatasi

masalah ini.

Sedangkan VLAN yang memberikan kebebasan terhadap

batasan lokasi secara fisik dengan mengijinkan workgroup

yang terpisah lokasinya atau berlainan gedung, atau tersebar

untuk dapat terhubung secara logik ke jaringan meskipun

hanya satu pengguna. Jika infrastuktur secara fisik telah

terinstalasi, maka hal ini tidak menjadi masalah untuk

menambah port bagi VLAN yang baru jika organisasi atau

departemen diperluas dan tiap bagian dipindah. Hal ini

Page 53: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

42

memberikan kemudahan dalam hal pemindahan personel, dan

tidak terlalu sulit untuk memindahkan pralatan yang ada serta

konfigurasinya dari satu tempat ke tempat lain.Untuk para

pengguna yang terletak berlainan lokasi maka administrator

jaringan hanya perlu menkofigurasikannya saja dalam satu port

yang tergabung dalam satu VLAN yang dialokasikan untuk

bagiannya sehingga pengguna tersebut dapat bekerja dalam

bidangnya tanpa memikirkan apakah ia harus dalam ruangan

yang sama dengan rekan-rekannya.

Hal ini juga mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk

membangun suatu jaringan baru apabila terjadi restrukturisasi

pada suatu perusahaan, karena pada LAN semakin banyak

terjadi perpindahan makin banyak pula kebutuhan akan

pengkabelan ulang, hampir keseluruhan perpindahan dan

perubahan membutuhkan konfigurasi ulang hub dan router.

VLAN memberikan mekanisme secara efektif untuk

mengontrol perubahan ini serta mengurangi banyak biaya

untuk kebutuhan akan mengkonfigurasi ulang hub dan router.

Pengguna VLAN dapat tetap berbagi dalam satu network

address yang sama apabila ia tetap terhubung dalam satu swith

port yang sama meskipun tidak dalam satu lokasi.

Permasalahan dalam hal perubahan lokasi dapat diselesaikan

dengan membuat komputer pengguna tergabung kedalam port

Page 54: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

43

pada VLAN tersebut dan mengkonfigurasikan switch pada

VLAN tersebut.

3. Mengembangkan Manajemen Jaringan

VLAN memberikan kemudahan, fleksibilitas, serta

sedikitnya biaya yang dikeluarkan untuk membangunnya.

VLAN membuat jaringan yang besar lebih mudah untuk diatur

manajemennya karena VLAN mampu untuk melakukan

konfigurasi secara terpusat terhadap peralatan yang ada pada

lokasi yang terpisah. Dengan kemampuan VLAN untuk

melakukan konfigurasi secara terpusat, maka sangat

menguntungkan bagi pengembangan manajemen jaringan.

Dengan keunggulan yang diberikan oleh VLAN maka ada

baiknya bagi setiap pengguna LAN untuk mulai beralih ke

VLAN. VLAN yang merupakan pengembangan dari teknologi

LAN ini tidak terlalu banyak melakukan perubahan, tetapi

telah dapat memberikan berbagai tambahan pelayanan pada

teknologi jaringan.

2.5 Mikrotik

Dahulu mikrotik adalah sebuah perusahaan kecil berkantor pusat di

Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John

Trully dan Arnis Riekstins. John Trully adalah seorang berkewarganegaraan

Page 55: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

44

Amerika yang berimigrasi ke Latvia. Di Latvia ia bejumpa dengan Arnis,

Seorang sarjana Fisika dan Mekanik sekitar tahun 1995.(Satya, 2006)

John dan Arnis mulai me-routing dunia pada tahun 1996 (misi

Mikrotik adalah me-routing seluruh dunia). Mulai dengan sistem Linux dan

MS-DOS yang dikombinasikan dengan teknologi Wireless-LAN (WLAN)

Aeronet berkecepatan 2 Mbps di Moldova, negara tetangga Latvia, baru

kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia.

Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (W-ISP), tetapi

membuat program router yang handal dan dapat dijalankan diseluruh dunia.

Latvia hanya merupakan tempat eksperimen John dan Arnis, karena saat ini

mereka sudah membantu negara-negara lain termasuk Srilanka yang

melayani sekitar 400 pengguna. Linux yang pertama kali digunakan adalah

Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama denag bantuan 5-15

orang staff Research and Development (R&D) mikrotik yang sekarang

menguasai dunia routing di negara-negara berkembang. Menurut Arnis,

selain staf di lingkungan mikrotik, mereka juga merekrut tenega-tenaga

lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif mengembangkan mikrotik

secara protokol.

Mikrotik RouterOS™, merupakan router operasi Linux base yang

diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan

kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui

Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada

Standard komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan

Page 56: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

45

router mikrotik pun tidak memerlukan sumber yang cukup besar untuk

penggunaan standar, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan

beban yang besar (network yang kompleks, routing yang rumit) disarankan

untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.

Mikrotik Router OS hadir dalam berbagai level. Tiap level memiliki

kemampuanya masing-masing, mulai dari level 1, hingga level 6. Untuk

level 1-5 fiturnya dibatasi, sedangkan level 6 unlimited. Utuk aplikasi

hotspot, bisa digunakan level 4(200 user),level 5 (500 user),dan level

6(unlimited user).

Detail masing-masing level dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini :

Tabel 2.2 Level-Level Mikrotik

Level

Number 1 (DEMO)

3

(ISP)

4

(WISP)

5

(WISPAP

)

6

(Controller

)

Wireless

Client and

Bridge

- - yes yes yes

Wireless AP - - - yes yes

Synchronou

s

Interfaces

- - yes yes yes

EoIP 1 unlimite

d

unlimite

d unlimited unlimited

Page 57: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

46

tunnels

PPPoE

tunnels 1 200 200 500 unlimited

PPTP

tunnels 1 200 200 unlimited unlimited

L2TP

tunnels 1 200 200 unlimited unlimited

VLAN

interfaces 1

unlimite

d

unlimite

d unlimited unlimited

P2P firewall

rules 1

unlimite

d

unlimite

d unlimited unlimited

NAT rules 1 unlimite

d

unlimite

d unlimited unlimited

HotSpot

active users 1 1 200 500 unlimited

RADIUS

client - yes yes yes yes

Queues 1 unlimite

d

unlimite

d unlimited unlimited

Web proxy - yes yes yes yes

RIP, OSPF,

BGP

protocols

- yes yes yes yes

Upgrade configuratio

n erased on

upgrade

yes yes yes yes

Built-in Hardware merupakan mikrotik dalam bentuk perangkat

keras yang khusus dikemas dalam board router yang didalamnya sudah

terinstal Mikrotik Router OS.

Page 58: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

47

Sebuah sistem jaringan, baik itu skala kecil maupun skala besar,

memerlukan sebuah perangkat yang disebut sebagai router (baca: rowter).

Perangkat router ini menentukan titik jaringan berikutnya di mana sebuah

paket data dikirim ke jalur-jalur jaringan yang dituju.

Sebuah perangkat router umumnya terhubung sedikitnya ke dua

jaringan, dalam konfigurasi dua buah LAN (Local Area Network) dengan

WAN (Wide Area Network, seperti akses pita lebar broadband) atau sebuah

LAN dengan jaringan penyedia akses internet (Internet Service Provider,

ISP). Sebuah router biasanya terletak pada sebuah gateway, tempat di mana

dua atau lebih jaringan terkoneksi satu sama lainnya.

Ada banyak router yang tersedia di pasaran yang dijual dengan

harga yang bervariasi, tergantung dari kebutuhan sebuah jaringan. Untuk

penggunaan akses broadband yang dikombinasi dengan penggunaan

fasilitas nirkabel berupa Access Point, umumnya perangkat ini sudah

dilengkapi dengan sebuah fasilitas router yang sudah lumayan lengkap.

Namun, untuk sebuah usaha kecil menengah dengan kebutuhan

beberapa jasa jaringan seperti e-mail, web server, dan sejenisnya untuk

menggunakan beberapa alamat protocol internet (IP address), perangkat

router yang tersedia akan menjadi sangat mahal. Apalagi, kalau IP address

yang digunakan hanya dalam jumlah yang terbatas, maka penggunaan

perangkat keras router bermerek menjadi terlalu mahal.

Salah satu kemungkinan adalah membuat sendiri apa yang disebut

PC router, menggunakan komputer sederhana dan murah dan memiliki dua

Page 59: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

48

perangkat ethernet masing-masing digunakan untuk jaringan lokal dan

lainnya untuk akses ke jaringan WAN (terhubung ke ISP). Perangkat PC

router ini kemudian diisi dengan sebuah perangkat lunak router buatan

mikrotik (www.mikrotik.com) dengan membayar lisensi sekitar 45 dollar

AS.

Perangkat lunak router mikrotik memiliki seluruh fasilitas routing

yang dibutuhkan, mampu mengendalikan jaringan kerja yang kompleks.

Penggunaan dan pemasangannya sederhana, cukup dengan pelatihan

sebentar saja, sebuah UKM mampu menggunakan fasilitas router ini tanpa

harus memiliki departemen teknologi informasi sendiri.

Fitur PC router Mikrotik ini mencakup load balancing untuk

membagi beban akses jaringan, fasilitas tunneling untuk membuat akses

aman VPN (Virtual Private Network), bandwith management untuk

mengatur berbagai protokol dan port, serta memiliki kemampuan untuk

dikombinasikan dengan jaringan nirkabel.

Miktrotik juga menyediakan fasilitas firewall untuk melindungi

akses dari berbagai ancaman yang tersebar diinternet. Mereka yang memiliki

dana terbatas tapi menginginkan akses jaringan di dalam dan luar yang

aman, mudah digunakan, murah, dan tangguh, menggunakan Mikrotik

adalah pilihan yang menarik.

Page 60: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

49

Fitur-Fitur MIKROTIK

Mikrotik mempunyai fitur-fitur yang cukup lengkap sebagai salah

router. Dibawah ini adalah fitur-fitur yang disediakan oleh router

MIKROTIK yaitu:

1. Address List

Pengelompokan IP address berdasarkan nama.

2. Asynchrounus

Mendukung serial PPP dial in atau dial out, dengan otentifikasi

CHAP,PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, radius, dial on demand,

modem pool hingga 128 ports.

3. Bonding

Mendukung dalan pengkombinasian beberapa antarmuka ethernet ke

dalam 1 pipa pada koneksi yang cepat.

4. Bridge

Mendukung fungsi bridge spanning tree,multiple bridge interface

dan bridge firewalling.

5. Data Rate Management

QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ,RED,SFQ, FIFO

queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer.

6. DHCP

Mendukung DHCP tiap antar muka: DHCP relay; DHCP client,

multiple network DHCP; static dan dynamic DHCP leases.

7. Firewall dan NAT

Page 61: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

50

Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT dan

Destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address,

range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol .

8. Hotspot

Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS, mendukung limit data

rate, SSL, HTTPS.

9. IPSec

Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellman groups

1,2,5; MD5 dan algoritma SHA1hashing; algoritma enkripsi

Menggunakan DES, #DES, AES-128,AES-192, AES-256; perfect

forwading secresy (PFS) MODP groups 1,2,5.

10. ISDN

Mendukung ISDN dial-in atau dial out. Dengan otentikasi PAP,

CHAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung Cisco

HDLC.

11. MP3

Mikrotik Protokol Packet Packer untuk wireless links dan Ethernet.

12. MNDP

Mikrotik Discovery Neighbor Protocol, juga mendukung Cisco

Discovery Protocol (CDP).

13. Monitoring atau Accounting

Page 62: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

51

Laporan traffic IP, log, statistic graphs yang dapat diakses melalui

HTTP.

14. NTP

Network Time Protocol untuk server dan clients; sinkronisasi

menggunakan system GPS.

15. Point to Point Tunneling Protocol

PPTP, PPoE dan L2TP Access Concentrators; protocol otentikasi

menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi

dan laporan RADIUS; enkripsi MPPE; kompresi untuk PpoE; Limit

data rate.

16. Proxy

Cache untuk FTP dan HTTP proxy server; HTPPS proxy;

transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protocol

SOKCS; mendukung parent proxy; static DNS.

17. Routing

Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4.

18. SDSL

Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan

jaringan.

19. Simple Tunnels

Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).

20. SNMP

Page 63: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

52

Mode akses read –only.

21. Syncronus

V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media types; sync-PPP, Cisco

HDLC; Frame Relay line protocol; ANSI-617d (ANDI atau annex

D) dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis LMI.

22. Tool

Ping; traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet

sniffer; Dinamik DNS update.

23. UPnP

Mendukung antarmuka universal Plug and Play.

24. VLAN

Mendukung Virtual LAN IEEE802.1q untuk jaringan Ethernet dan

wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.

25. VOIP

Mendukung aplikasi voice over IP.

26. VRRP

Mendukung Virtual Router Redudant Protocol.

27. Winbox

Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengonfigurasi Mikrotik

RouterOS.

Penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras Mikrotik sudah

cukup meluas di beberapa belahan dunia. Di Denmark, router Mikrotik

Page 64: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

53

digunakan untuk pengaturan RT/RW-net yang sampai saat ini telah

memiliki 2.000 pengguna. Di Belanda, jaringan wireless Mikrotik ini

digunakan juga secara internal sebagai media jaringan kamera keamanan

(video surveillance).

Meskipun tidak gratis, perangkat lunak mikrotik ini bisa didapatkan

dengan membayar lisensi seharga 45 dollar AS. Dengan membayar lisensi

ini, pengguna juga mendapatkan hak untuk melakukan upgrade versi

secara gratis selama satu tahun. Setelah itu, router akan tetap bisa

digunakan, tetapi tidak bisa di-upgrade ke versi yang lebih baru, kecuali

kalau pengguna memperpanjang lisensinya.

Secara umum, mikrotik memang memiliki cukup banyak fasilitas

yang sangat berguna untuk sebuah router. Kemampuannya jika diinstal

pada komputer Pentium IV menyamai router bermerek kelas menengah,

sedangkan penggunaan routerboard sebagai perangkat wireless juga cukup

bisa diandalkan dan disejajarkan dengan perangkat-perangkat wireless

kelas satu.

Satu hal yang bisa cukup mengganggu untuk pengguna awal adalah

kebingungan saat melakukan instalasi awal dikarenakan tersedia cukup

banyaknya fitur. Pengguna awal akan bingung di bagian mana harus mulai

menginstalasi router-nya. Namun, jika pengguna mau sedikit sabar

meneliti panduannya, mikrotik cukup nyaman dan handal untuk digunakan

dalam jaringan.

Page 65: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

54

2.6 Metode NDLC

Pendefinisian umum mengenai tahapan dan alur proses, elemen-elemen

beserta interkoneksinyasatu sama lain (interkoneksi), dalam penelitian skripsi

ini dengan menggunakan pendekatan terhadap model Network Development

Life Cycle (NDLC) dapat digambarkan di dalam diagram berikut:

Gambar 3.1 Flow Network Development Life Cycle

Pengembangan sistem berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk

menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem

yang telah ada.

Berdasarkan referensi definisi sejumlah model pengembangan system

yang ada, dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengembangan

system NDLC (Network Development Life Cycle). NDLC merupakan model

yang mendefinisikan siklus proses perancangan atau pengembangan suatu

system jaringan komputer. NDLC mempunyai elemen yang mendefinisikan

fase, tahapan, langkah atau mekanisme proses spesifik. Kata Cycle

merupakan kunci deskriptif dari siklus hidup pengembangan system jaringan

Page 66: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

55

yang menggambarkan secara keseluruhan proses dan tahapan pengembangan

system jaringan yang berkesinambungan.

NDLC dijadikan metode yang digunakan sebagai acuan (secara

keseluruhan atau secara garis besar) pada proses pengembangan dan

perancangan system jaringan komputer, mengingat bahwa system jaringan

memiliki kebutuhan yang berbeda dan memiliki permasalahan yang unik

sehingga membutuhkan solusi permasalahan yang berbeda dengan melakukan

pendekatan yang bervariasi terhadap model NDLC.

NDLC mendefinisikan siklus proses yang berupa fase atau tahapan dari

mekanisme dari mekanisme yang dibutuhkan dalam suatu rancangan proses

pembangunan atau pengembangan suatu system jaringan computer, terkait

dengan penelitian ini, penerapan dari setiap tahap NDLC adalah sebagai

berikut:

1. Analisys

Tahap awal ini dilakukan analisa permasalahan yang muncul,

analisa kebutuhan dan analisa topologi / jaringan yang akan atau sudah

ada saat ini.

2. Design

Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini

akan membuat gambar design topology jaringan interkoneksi yang

akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan

gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bisa berupa

design struktur topology, design akses data, design tata layout

Page 67: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

56

perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas

tentang project yang akan dibangun.

3. Simulation Prototyping

dalam tahap simulasi prototype ini bertujuan untuk melihat kinerja

awal dari jaringan yang akan dibangun dan sebagai bahan

pertimbangan sebelum jaringan benar benar akan diterapkan. Biasanya

tahap ini menggambarkan secara simulasi atau dilakukan uji coba

jaringan penerapan

4. Implementation

Dalam implementasi penulis akan menerapkan semua yang telah

direncanakan dan di design sebelumnya. Implementasi merupakan

tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya project yang

akan dibangun

Pada tahap implementasi ini penulis akan mengimplementasikan

aplikasi VLAN, bandwidth management, pengaturan proxy, firewall,

security, hotspot, NAT dan network management tools. yang ada pada

Mikrotik RouterOS. Implementasi ini diawali dengan pembuatan

router berbasis PC, setting dasar Mikrotik.

Page 68: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

57

5. Monitoring

Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang

penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai

dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis,

maka perlu dilakukan kegiatan monitoring

Monitoring bisa berupa melakukan pengamatan pada:

a. Memantau traffic yang berjalan di jaringan sudah sesuai dengan

semestinya

b. Memantau aktifitas user

c. Melihat koneksi yang aktif pada jaringan

d. melihat hasil pengukuran bandwidth pada keseluruhan jaringan

e. Evaluasi Pengaturan Bandwidth dan jaringan

6. Management

Pada tahap manajemen ini akan dilakukan beberapa langkah

pengelolaan agar sistem yang telah dibangun dapat berjalan sesuai

dengan yang diharapkan. Diantara langkah-langkah yang perlu

dilakukan adalah:

a. Membuat Login Hotspot agar tidak sembarang orang dapat masuk

ke dalam jaringan BNN

Page 69: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

58

b. Pembagian bandwidth sesuai dengan kebutuhan masing masing

user.

c. Melakukan backup konfigurasi, dilakukan agar sewaktu-waktu

terjadi hal yang dapat membuat jaringan rusak, kita dapat

mengembalikan pada konfigurasi semula.

Page 70: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

59

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

3.1.1 Waktu Pelaksanaan

Waktu penelitian penulis dalam hal ini penulis membagi menjadi 2

tahap yaitu Experiment awal, dan experiment lanjutan, experiment awal

bersifat Teoritis adalah pemahaman konsep dan mekanisme keseluruhan

komponen dari system yang akan di jalankan, experiment lanjutan adalah

implementasi keseluruhan rancangan sistem pada lingkungan sesungguhnya.

3.1.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan penulis bertempat di kantor Badan Narkotika

Nasional, yang berlokasi di Jl. MT Haryono No.11, Cawang – Jakarta Timur.

Alasan pemilihan kantor Badan Narkotika Nasional sebagai lokasi penelitian

karena penulis bekerja pada kantor tersebut, selain itu juga karena penulis

melihat potensi untuk mengembangkan sistem jaringan komputer dengan

menggunakan Mikrotik RouterOS yaitu solusi perangkat jaringan yang

murah.

Page 71: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

60

3.2 Peralatan Penelitian

Peralatan atau perangkat yang digunakan pada lokasi penelitian ini dapat

digolongkan menjadi dua jenis, yaitu perangkat keras (hardware) da perangkat

lunak (Software).

3.2.1 Perangkat Keras

Perangkat keras (hardware) yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

Tabel 3.1 Perangkat keras

Perangkat Spesifikasi

Mikrotik RB750 CPU = AR7240 300MHz (overclock up to 400Mz) CPU

Memory = 32MB DDR SDRAM onboard

Data storage = 64MB onboard NAND

Ethernet = Five 10/100 ethernet ports

Page 72: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

61

3.2.2 Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Table 3.2 Perangkat lunak

Software Keterangan

Windows XP SP2 Sistem operasi utama komputer yang digunakan

Mikrotik

RouterOSTM

Operating System = MikroTik RouterOS v3, Level4

license

Winbox Tools remote access

3.3 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian ini digunakan sebagai pedoman peneliti dalam

pelaksanaan penelitian ini agar hasil yang dicapai tidak menyimpang dari tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya

Pengumpulan data merupakan langkah yang penting untuk metode ilmiah,

karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesis

yang telah dirumuskan. Berikut adalah tahapdalam metode penelitian yang penulis

lakukan:

Page 73: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

62

a. Metodelogi Observasi (field research)

Survey langsung ke lapangan, pada tahap analisis juga dilakukan survey

langsung ke lapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan

gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap design. Gambaran yang

didapatkan antara lain tentang hardware dan system yang digunakan.

b. Metodologi Wawancara (interview)

Wawancara, dilakukan dengan pihak Kepala Bidang Jaringan di kantor

Badan Narkotika Nasional yaitu Bpk Drs. Mufti Djusnir,Apt, MSi agar

mendapatkan data yang konkrit dan lengkap.

c. Penelitian Kepustakaan (library research)

Membaca manual atau blueprint dokumentasi, pada analysis awal ini juga

dilakukan dengan mencari informasi dari manual-manual atau blueprint

dokumentasi yang mungkin pernah dibuat sebelumnya. Sudah menjadi

keharusan dalam setiap pengembangan suatu sistem dokumentasi menjadi

pendukung akhir dari pengembangan tersebut, begitu juga pada project

network. Manual yang penulis gunakan pada penelitian ini dapat dilihat

pada daftar pustaka

Page 74: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

63

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Perusahaan

4.1.1 Sekilas Badan Narkotika Nasional

Sejarah penanggulangan bahaya Narkotika dan kelembagaannya di

Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkannya Instruksi Presiden

Republik Indonesia (Inpres) Nomor 6 Tahun 1971 kepada Kepala Badan

Koordinasi Intelligen Nasional (BAKIN) untuk menanggulangi 6 (enam)

permasalahan nasional yang menonjol, yaitu pemberantasan uang palsu,

penanggulangan penyalahgunaan narkoba, penanggulangan penyelundupan,

penanggulangan kenakalan remaja, penanggulangan subversi, pengawasan

orang asing

Berdasarkan Inpres tersebut Kepala BAKIN membentuk Bakolak

Inpres Tahun 1971 yang salah satu tugas dan fungsinya adalah

menanggulangi bahaya narkoba. Bakolak Inpres adalah sebuah badan

koordinasi kecil yang beranggotakan wakil-wakil dari Departemen

Page 75: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

64

Kesehatan, Departemen Sosial, Departemen Luar Negeri, Kejaksaan Agung,

dan lain-lain, yang berada di bawah komando dan bertanggung jawab kepada

Kepala BAKIN. Badan ini tidak mempunyai wewenang operasional dan tidak

mendapat alokasi anggaran sendiri dari ABPN melainkan disediakan

berdasarkan kebijakan internal BAKIN.

Pada masa itu, permasalahan narkoba di Indonesia masih merupakan

permasalahan kecil dan Pemerintah Orde Baru terus memandang dan

berkeyakinan bahwa permasalahan narkoba di Indonesia tidak akan

berkembang karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang ber-Pancasila dan

agamis. Pandangan ini ternyata membuat pemerintah dan seluruh bangsa

Indonesia lengah terhadap ancaman bahaya narkoba, sehingga pada saat

permasalahan narkoba meledak dengan dibarengi krisis mata uang regional

pada pertengahan tahun 1997, pemerintah dan bangsa Indonesia seakan tidak

siap untuk menghadapinya, berbeda dengan Singapura, Malaysia dan

Thailand yang sejak tahun 1970 secara konsisten dan terus menerus

memerangi bahaya narkoba.

Menghadapi permasalahan narkoba yang berkecenderungan terus

miningkat, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

(DPR-RI) mengesahkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang

Psikotropika dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.

Berdasarkan kedua Undang-undang tersebut, Pemerintah (Presiden

Abdurahman Wahid) membentuk Badan Koordinasi Narkotika Nasional

Page 76: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

65

(BKNN), dengan Keputusan Presiden Nomor 116 Tahun 1999. BKNN adalah

suatu Badan Koordinasi penanggulangan narkoba yang beranggotakan 25

Instansi Pemerintah terkait.

BKNN diketuai oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri)

secara ex-officio. Sampai tahun 2002 BKNN tidak mempunyai personil dan

alokasi anggaran sendiri. Anggaran BKNN diperoleh dan dialokasikan dari

Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri), sehingga

tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal.

BKNN sebagai badan koordinasi dirasakan tidak memadai lagi untuk

menghadapi ancaman bahaya narkoba yang makin serius. Oleh karenanya

berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan

Narkotika Nasional, BKNN diganti dengan Badan Narkotika Nasional

(BNN). BNN, sebagai sebuah lembaga forum dengan tugas

mengoordinasikan 25 instansi pemerintah terkait dan ditambah dengan

kewenangan operasional, mempunyai tugas dan fungsi: 1. mengoordinasikan

instansi pemerintah terkait dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan

nasional penanggulangan narkoba; dan 2. mengoordinasikan pelaksanaan

kebijakan nasional penanggulangan narkoba.

Mulai tahun 2003 BNN baru mendapatkan alokasi anggaran dari

APBN. Dengan alokasi anggaran APBN tersebut, BNN terus berupaya

meningkatkan kinerjanya bersama-sama dengan BNP dan BNK. Namun

karena tanpa struktur kelembagaan yang memilki jalur komando yang tegas

Page 77: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

66

dan hanya bersifat koordinatif (kesamaan fungsional semata), maka BNN

dinilai tidak dapat bekerja optimal dan tidak akan mampu menghadapi

permasalahan narkoba yang terus meningkat dan makin serius. Oleh karena

itu pemegang otoritas dalam hal ini segera menerbitkan Peraturan Presiden

Nomor 83 Tahun 2007 tentang Badan Narkotika Nasional, Badan Narkotika

Propinsi (BNP) dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota (BNK), yang memiliki

kewenangan operasional melalui kewenangan Anggota BNN terkait dalam

satuan tugas, yang mana BNN-BNP-BNKab/Kota merupakan mitra kerja

pada tingkat nasional, propinsi dan kabupaten/kota yang masing-masing

bertanggung jawab kepada Presiden, Gubernur dan Bupati/Walikota, dan

yang masing-masing (BNP dan BN Kab/Kota) tidak mempunyai hubungan

struktural-vertikal dengan BNN.

Merespon perkembangan permasalahan narkoba yang terus meningkat

dan makin serius, maka Ketetapan MPR-RI Nomor VI/MPR/2002 melalui

Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-

RI) Tahun 2002 telah merekomendasikan kepada DPR-RI dan Presiden RI

untuk melakukan perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997

tentang Narkotika. Oleh karena itu, Pemerintah dan DPR-RI mengesahkan

dan mengundangkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika, sebagai perubahan atas UU Nomor 22 Tahun 1997. Berdasarkan

UU Nomor 35 Tahun 2009 tersebut, BNN diberikan kewenangan

penyelidikan dan penyidikan tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika.

Page 78: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

67

Berdasarkan undang-undang tersebut, status kelembagaan BNN

menjadi Lembaga Pemerintah Non-Kementrian (LPNK) dengan struktur

vertikal ke propinsi dan kabupaten/kota. Di propinsi dibentuk BNN Propinsi,

dan di kabupaten/kota dibentuk BNN Kabupaten/Kota. BNN dipimpin oleh

seorang Kepala BNN yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. BNN

berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. Kepala

BNN dibantu oleh seorang Sekretaris Utama, Inspektur Utama, dan 5 (lima)

Deputi yaitu Deputi Pencegahan, Deputi Pemberdayaan Masyarakat, Deputi

Rehabilitasi, Deputi Pemberantasan, dan Deputi Hukum dan Kerja Sama.

4.1.2 Visi dan Misi

4.1.2.1 Visi

Komitmen negara-negara anggota ASEAN yang telah

dideklarasikan bahwa ASEAN BEBAS NARKOBA TAHUN 2015 yang

merupakan issue global, regional harus disikapi secara serius untuk

mewujudkannya. Seiring dengan itu sesuai dengan visi bangsa Indonesia

dalam pembangunan bangsa telah ditetapkan dalam Ketetapan MPR

nomor: TAP/MPR/VII/2001 yaitu : "Terwujudnya masyarakat Indonesia

yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju,

mandiri serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan Negara", maka Visi

yang ditetapkan Badan Narkotika Nasional sebagai focal point dalam

penanganan permasalahan narkoba adalah : "Terwujudnya masyarakat

Page 79: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

68

Indonesia bebas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,

psikotropika dan bahan adiktif lainnya (narkoba) tahun 2015".

4.1.2.2 Misi

Dalam rangka memberikan kerangka untuk tingkat perencanaan

yang lebih rinci, seperti : penetapan sasaran, program, kegiatan dan

rencana anggaran serta rencana operasional yang bersifat teknis maka

perlu ditetapkan tujuan dari BNN yang dapat memberikan hasil akhir yang

ingin dicapai. Disamping itu dengan penetapan tujuan organisasi (BNN)

diharapkan dapat memberikan kejelasan tentang visi, misi dan isu-isu

strategis. Dengan demikian tujuan yang ditetapkan adalah :

1. Tercapainya komitmen yang tinggi dari segenap komponen

pemerintahan dan masyarakat untuk memerangi narkoba.

2. Terwujudnya sikap dan perilaku masyarakat untuk berperan serta

dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkoba.

3. Terwujudnya kondisi penegakan hukum di bidang narkoba sesuai

dengan supremasi hukum.

4. Tercapainya peningkatan sistem dan metode dalam pelayanan

terapi dan rehabilitasi penyalahguna narkoba.

5. Tersusunnya database yang akurat tentang penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkoba.

Page 80: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

69

6. Beroperasinya Satuan-satuan Tugas yang telah dibentuk

berdasarkan analisis situasi.

7. Berperannya Badan Narkotika Propinsi/Kabupaten/Kota dalam

melaksanakan program P4GN.

8. Terjalinnya kerjasama internasional yang efektif yang dapat

memberikan bantuan solusi penanganan permasalahan narkoba.

4.1.2.3 Sasaran

Sasaran adalah merupakan refleksi dari hasil atau capaian yang

diinginkan bersifat spesifik, konkrit dan terukur atas apa yang dilakukan

untuk mencapai tujuan dalam kurun waktu satu tahun. Sasaran mencakup

apa yang akan dicapai, kapan, dan oleh siapa. Apabila dipisahkan secara

tegas, sasaran tahunan bukan merupakan bagian dari rencana strategis

organisasi, namun merupakan bagian utama dari Rencana Operasional

tahunan yang mendasarkan pada rencana strategis itu sendiri. Oleh karena

itu dalam dokumen Strategi Nasional ini secara spesifik tidak

diuraikan/ditetapkan, akan tetapi penetapan sasaran akan dijabarkan oleh

masing-masing institusi dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahunan.

Page 81: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

70

4.1.3 Tujuan Pokok dan Fungsi

4.1.3.1 Tugas Pokok BNN

1. Kedudukan

Badan Narkotika Nasional adalah Lembaga Non Struktural yang

berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada

Presiden.

2. Tugas

Badan Narkotika Nasional mempunyai tugas membantu Presiden

dalam mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam

penyusunan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan operasional di

bidang ketersediaan dan pencegahan, pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika,

prekursor dan bahan adiktif lainnya atau dapat disingkat dengan

P4GN dan melaksanakan P4GN dengan membentuk satuan tugas

yang terdiri atas unsur instansi pemerintah terkait sesuai dengan

tugas, fungsi dan kewenangannya masing-masing.

4.1.3.2 Fungsi BNN

Ada beberapa fungsi dari Badan Narkotika Nasional diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait dalam penyiapan

dan penyusunan kebijakan di bidang ketersediaan dan P4GN.

Page 82: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

71

2. Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait dalam

pelaksanaan kebijakan di bidang ketersediaan dan P4GN serta

pemecahan permasalahan dalam pelaksanaan tugas.

3. Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait dalam kegiatan

pengadaan, pengendalian, dan pengawasan di bidang

narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya.

4. Pengoperasian satuan tugas yang terdiri atas unsur pemerintah

terkait dalam P4GN sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan

kewenangan masing-masing.

5. Pemutusan jaringan peredaran gelap narkotika, psikotropika,

prekursor dan bahan adiktif lainnya melalui satuan tugas.

6. Pelaksanaan kerja sama nasional, regional dan internasional

dalam rangka penanggulangan masalah narkotika,

psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya.

7. Pembangunan dan pengembangan sistem informasi,

pembinaan dan pengembangan terapi dan rehabilitasi serta

laboratorium narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan

adiktif lainnya.

8. Pengorganisasian BNP dan BNK/Kota berkaitan dengan

pelaksanaan kebijakan di bidang P4GN.

Page 83: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

72

4.1.4 Struktur Organisasi BNN

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puslitbang Info BNN

Page 84: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

73

4.2 Metode Pengembangan Sistem

4.2.1 Analisys

1. Analisys Perangkat Jaringan

Badan Narkotika Nasional memiliki 200 komputer yang terdiri atas

170 desktop dan 30 laptop. Pusat jaringan Badan Narkotika Nasional

terletak pada gedung pusat yang berada di Gedung BNN Jl. M.T.

Haryono No. 11 Cawang, Jakarta Timur. Jaringan komputer pada

Badan Narkotika Nasional umumnya digunakan untuk membantu

proses informasi instansi, terutama untuk mengakses ke jaringan

internet, aplikasi online, sharing data, dan lain-lain.

Koneksi internet yang digunakan pada Badan Narkotika Nasional

adalah Biznet, yang mendukung kecepatan untuk internasional

mencapai 1,5 Mbps sedangkan kecepatan untuk nasional mencapai 3

Mbps yang terbagi kepada masing-masing user yang berada di Badan

Narkotika Nasional. Tidak ada pembagian bandwith yang teratur pada

setiap departemen, sehingga jika adanya departemen yang tidak

membutuhkan bandwith yang lebih dapat memboroskan bandwith yang

ada. Pengaturan bandwith dilakukan pada router siemens. Sehingga

tidak ada optimasi penggunaan bandwith yang ada.

Router yang digunakan pada Badan Narkotika Nasional yaitu

router siemens yang memiliki 4 port dengan kecepatan 100 Mbps.

Switch yang digunakan pada Badan Narkotika Nasional berjumlah 5

Page 85: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

74

unit, dan masing-masing switch memiliki 48 port. Khusus switch pada

pusat jaringan mendukung kecepatan 1 Gbps, sedangkan lainnya

memiliki kecepatan 100 Mbps. Komputer yang terhubung pada jaringan

menggunakan sistem operasi Microsoft Windows XP, Microsoft

Windows Vista dan Microsoft Windows7 . Berikut adalah gambar

topologi jaringan yang digunakan pada Badan Narkotika Nasional

sekarang.

Protokol yang digunakan pada jaringan komputer pada Badan

Narkotika Nasional adalah TCP/IP (Transmission Control/Internet

Protocol). TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh

komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari suatu

komputer ke komputer lain dalam jaringan internet. Protokol ini

tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa

kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan

protokol yang paling banyak digunakan saat ini.

Sebagian besar koneksi internet digunakan untuk melakukan

pengiriman e-mail, browsing, penerimaan dan pengiriman data melalui

system online. Seorang pegawai dapat menggunakan internet selama

jam kerja. untuk memeriksa dan mengirim e-mail, dan juga untuk

melakukan browsing, tetapi perusahaan mem-block situs-situs yang

dianggap akan mengganggu kegiatan pekerjaan dan tidak ada

hubungannya dengan kegiatan perusahaan.

Page 86: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

75

Dengan melihat dari latar belakang Badan Narkotika Nasional

adalah instansi yang bergerak dalam bidang ketersediaan, pencegahan,

dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,

psikotropika dan zat adiktif lainnya , kebutuhan akan penerimaan dan

pengiriman data yang sangat cepat, tepat, dan aman sangatlah

dibutuhkan dikarenakan proses kegiatan berbasiskan system online,

dimana pemenuhan internet yang stabil sangat dibutuhkan. Namun,

pada saat ini tidak adanya tools yang digunakan untuk melakukan

monitoring seberapa baikkah jaringan yang sedang berjalan.

2. Analisys Permasalahan

a. Permasalahan yang dihadapi adalah :

1. Tidak adanya pembagian bandwidth.

Pada jaringan Badan Narkotika Nasional, tidak ada

pembagian bandwith yang teratur pada setiap departemen,

sehingga jika adanya departemen yang tidak membutuhkan

bandwith yang lebih dapat memboroskan bandwith yang ada.

Pengaturan bandwith dilakukan pada router siemens. Sehingga

tidak ada optimasi penggunaan bandwith yang ada.

2. Tidak adanya pembagian IP address pada setiap departemen.

Pada jaringan Badan Narkotika Nasional, seluruh PC user

masih dijadikan satu jaringan antara user yang satu dengan

user yang lainnya. Badan Narkotika Nasional menggunakan

switch cisco 2950 sebagai manageable switch. Pada Badan

Page 87: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

76

Narkotika Nasional terdapat 200 user yang dijadikan satu

jaringan, maka bila adanya gangguan pada satu user maka

akan terjadinya gangguan pada user lain.

3. Tidak adanya network monitoring tools.

Pada jaringan Badan Narkotika Nasional tidak adanya tools

yang digunakan untuk memonitoring aktifitas dari jaringan

pada Badan Narkotika Nasional

b. Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah dilakukannya survei dan wawancara, penulis

memberikan usulan :

1. Menggunakan router mikrotik untuk mengatur jaringan.

2. Adanya pembagian bandwidth secara teratur untuk setiap

departemen.

3. Menggunakkan VLAN untuk pembagian IP setiap

departemen.

4. Menggunakan firewall dan security router mikrotik.

5. Menggunakan network management tools router mikrotik.

Page 88: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

77

Alasan menggunakan router mikrotik dibanding dengan router lainnya

adalah:

1. Mikrotik RouterOS mempunyai fitur yang lengkap dalam satu

software sedangkan RouterOS lain tidak memiliki fitur selengkap

Mikrotik.

2. Harga lisensi yang lebih murah dibandingkan dengan yang lain. Dan

anda hanya membayar sekali untuk mempergunakan Mikrotik

selamanya. Bahkan dapat anda dapatkan dengan free jika anda hanya

ingin mempelajarinya (trial).

3. Mikrotik sangat kompatibel dengan segala jenis Hardware dan

software.

4. mikrotik mudah untuk router, karena mikrotik berkerja sangat baik di

mode routing dan configurasinya bisa melalui windows gui.

Sedangkan kerugian penggunaan Mikrotik RouterOS ini adalah:

1. Lisensi Mikrotik RouterOS adalah per harddisk sehingga apabila

harddisk anda rusak anda harus membeli lisensi kembali.

2. Mikrotik akan menghapus semua isi Harddisk anda ketika anda

menginstall Mikrotik untuk pertama kali.

Page 89: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

78

Jika dilihat dari Perbandingan harga antara Router Mikrotik dengan

router-router yang lain dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Perbandingan router mikrotik dengan router lainnya

Nama Router Spesifikasi Harga

Siemens 655

Wireless N Router, 802.11n (draft),

802.11b/g, 4 port 10/100/1000 LAN, 1 port

10/100/1000 WAN

US$ 111.00

3COM 3C13701

3Com Router 5012 (1 wan port & 1

ethernet)

US$ 1,095.00

CISCO 2801

2801 Router AC Power, 2FE, 4slots

(2HWICs), 2AIMS, IP BASE, 64MB

FLASH / 128MB DRAM

US$ 1,995.00

LINKSYS RV042

AS

10/100Mb 4-port VPN Router US$ 145.00

D-LINK DI-704P

Express EtherNetwork 4 port UTP

10/100Mbps Auto-sensing, 1-port UTP for

ADSL and Cable Modem Connection,

Broadband Router Plus Print Server

US$ 45.00

TP-LINK TL-

R488T

Router, 4 ports 10/100 WAN + 1 port

10/100 Lan

US$ 199.00

CISCO 1841

Modular Router with 2xFE, 2 WAN slots,

32MB FLASH / 128MB DRAM

US$ 1,050.00

Page 90: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

79

Mikrotik RB 750

CPU = AR7240 300MHz (overclock up to

400MHz) CPU

Memory = 32MB DDR SDRAM onboard

memory

Boot loader=RouterBOOT

Data storage = 64MB onboard NAND

memory chip

Ethernet = Five 10/100 ethernet ports

(with switch chip)

miniPCI = none

Extras = Reset switch, Beeper

Serial port = no serial port

LEDs = Power, NAND activity, 5 Ethernet

LEDs

Power options = Power over Ethernet: 9-

28V DC (except power over

datalines).

Power jack: 9.28V DC

Dimensions = 113x89x28mm.

Weight without packaging and cables:

130g

Power consumption = Up to 3W

Operating System = MikroTik RouterOS

v3, Level4 license

US$ 45.00

Page 91: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

80

3. Analisys Topologi

Pada Topologi jaringansebelumnya yang digunakan pada Badan

Narkotika Nasional adalah topologi star. Dimana pada jaringan ini,

seluruh PC user dijadikan satu jaringan antara user yang satu dengan

user yang lainnya. Badan Narkotika Nasional menggunakan switch

cisco 2950 sebagai manageable switch. Pada Badan Narkotika Nasional

terdapat 200 user yang dijadikan satu jaringan, maka bila adanya

gangguan pada satu user maka akan terjadinya gangguan pada user lain.

Pada topologi ini, device yang dipakai adalah router untuk melakukan

koneksi internet, switch yang berfungsi sebagai pusat penghubung

komputer client ke server, dan access point yang berfungsi untuk

menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless.

Page 92: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

81

Gambar 4.2 Topologi jaringan sebelum terpasang Mikrotik

Page 93: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

82

4.2.2 Desain

Topologi ini telah dirancang dengan jaringan kabel dan wireless

mikrotik. Pada sistem sebelumnya jaringan Badan Narkotika Nasional

menggunakan router Siemens untuk berhubungan dengan internet, namun di

sistem yang baru menggunakan router board yang sudah terinstalasi dengan

OS Mikrotik. Diharapkan dengan topologi yang baru ini dapat meningkatkan

kinerja jaringan komputer di Badan Narkotika Nasional

Page 94: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

83

Gambar 4.3 Rancangan Topologi setelah menggunakan Mikrotik

Page 95: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

84

Dengan adanya mikrotik sebagai router, maka manajement

jaringan di Badan Narkotika Nasional dapat lebih mudah dikontrol atau di

monitoring. Dan semua user yang menggunakan internet dapat dengan

mudah dikontrol dan pembagian bandwith yang merata sesuai dengan

kebutuhannya masing – masing.

4.2.3 Simulation Prototipe

Pada tahap simulation prototiping ini penulis menggunakan software

sebagai tempat simulasi network. Penulis memilih Virtual Machine Sistem

Operation (VM Ware) sebagai simulasi karena dengan simulasi penulis dapat

melakukan uji coba tanpa menggunakan kinerja jaringan yang sedang

berjalan, karena sistem dari simulasi ini terpisah dari jaringan yang ada.

Virtual Machine Sistem Operation yaitu sistem operasi di dalam

sistem operasi, yang memadukan kita dan melindungi sistem operasi yang

permanen agar terhindar dari kesalahan atau error dalam melakukan

penginstalan sistem operasi. VM Ware ini adalah berbasis windows atau

dapat berjalan di sistem operasi windows. Pada VM Ware dapat diinstal

aplikasi Mikrotik dengan beberapa kliennya sehingga dapat digambarkan

desain ataupun alur yang nantinyaakan di terapkan pada jaringan yang

sesungguhnya.

Page 96: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

85

a. Fungsi VM Ware

VM Ware memberikan pilihan pada situasi dimana kita ingin

mempunyai lebih dari satu system operasi dalam satu unit

PC/Laptop. Tidak perlu partisi khusus dan mudah dalam

penginstalan layaknya Software biasa yang letaknya di Program

files windows.

b. Instalasi VM Ware

Jalankan file setup VM Ware yang sudah ada lalu akan muncul

tampilan prepairing setup sebagai berikut :

Gambar 4.4 Instalasi VM Ware

Page 97: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

86

Kemudian ikuti langkah-langkahnya Hingga VMware selesai

terinstal dan Akan muncul konfirmasi untuk restart komputer,

klikn yes untuk menyempurnakan proses instalasi.

Gambar 4.5 konfirmasi restart

Setelah komputer restart, jalankan program VM Ware, akan

muncul License Agreement pilih yes. I accept the terms in the

licence agreement. Maksudnya adalah kita harus menyetujui

syarat-syarat yang diberikan oleh pihak pembuat aplikasi VM

Ware dalam menggunakan aplikasi tersebut. Kemudian klik OK

dan VMware siap digunakan.

4.2.4 Implementation

4.2.4.1 Implementasi Perangkat Keras

Perangkat keras yang dibutuhkan yaitu router board, Wireless

Access Point, Switch, PC Client, dan notebook. Router board merupakan

Page 98: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

87

device yang digunakan untuk me-routing jaringan dengan sistem operasi

mikrotik. Tahap pertama yaitu mengganti router Siemens dengan router

board yang diinstalasi dengan OS mikrotik, kemudian menghubungkan

access point dan switch utama langsung berhubungan dengan router

mikotik. Jadi, koneksi internet yang ada di perusahaan ini, dihubungkan

dan diatur dalam router mikrotik, sedangkan untuk manajemen jaringan

diatur dalam aplikasi winbox yang dijalankan pada PC client.

4.2.4.2 Implementasi Perangkat Lunak

Dengan menggunakkan router board, maka mikrotik sudah

terinstalasi di dalam router board tersebut. Selanjutnya instalasi winbox

dengan menggunakkan web browser dan memasukkan address

http://192.168.88.1/ (IP local dari mikrotik).

Gambar 4.6 Tampilan Layar Mikrotik OS

Page 99: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

88

A. Konfigurasi Mikrotik

a. Konfigurasi Awal dan Pengaturan IP

Untuk mengkonfigurasi mikrotik pada awal pemakaian di PC router,

dapat digunakan terminal login CLI (command line interface). Tetapi selain

setting CLI (command line interface) dapat juga menggunakan langsung

setting via winbox dan untuk mendapatkan winbox Anda sudah dapat

mengakses PC router mikrotik dengan menggunakan web browser dan

memasukkan address http://192.168.88.1. IP ini didapat dari IP default

mikrotik yang tertera.

Gambar 4.7 Gateway Mikrotik via Web

Page 100: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

89

Gambar 4.8 Download Winbox

Setelah winbox dijalankan, maka isi IP router 192.168.1.1 dengan

login “admin” dan password, lalu klik tombol Connect.

Gambar 4.9 Tampilan WinBox Loader

Page 101: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

90

Setelah connect, maka akan masuk ke tampilan winbox dengan

menu-menu sebelah kiri dikiri.

Gambar 4.10 Tampilan WinBox

Langkah awal diwinbox, pada jaringan kabel dan pada jaringan

wireless. Badan Narkotika Nasional adalah membuat interfaces.

1. Interfaces biznet pada ether1

2. Interfaces BNN pada ether2 dan mempunyai VLAN

3. Interfaces hotspot memakai interfaces bridge2

Untuk interfaces BNN menggunakan VLAN, IP akan dibagi

beberapa jaringan, sesuai dengan jumlah departemen.

Page 102: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

91

Tabel 4.2 No.VLAN dan Nama Departemen

1. Interfaces Biznet

Klik Interfaces » Pada Interfaces list » klik ether1.

Gambar 4.11 Interfaces Biznet

No

VLAN Nama Departemen

1 Kepala BNN

2 Inspektorat Utama

3 Sekretariat Utama

4 Deputi Bid Pencegahan

5 Deputi Bid Pemberdayaan Masy

6 Deputi Bid Pemberantasan

7 Deputi Bid Rehabilitasi

8 Deputi Bid Hukum

9 Deputi Bidang Kerma

Page 103: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

92

2. Interface Wireless

Klik Interfaces » Pada Interfaces list » tab Add » pilih tipe Bridge.

Gambar 4.12 New Interfaces Wireless

3. Interfaces Badan Narkotika Nasional Mengunakan VLAN

Klik Interfaces » Pada Interfaces list » klik ether2.

Gambar 4.13 Interfaces BNN

Page 104: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

93

Kemudian buat sub interfaces dengan tipe VLAN dimain interface

BNN : Klik Interfaces » Pada Interfaces list » tab Add » Pilih VLAN.

Gambar 4.14 VLAN jaringan Kepala BNN

Gambar 4.15 VLAN jaringan Kepala BNN

Page 105: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

94

Gambar 4.16 VLAN jaringan Inspektorat Utama

Gambar 4.17 VLAN jaringan Sekretariat Utama

Page 106: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

95

Gambar 4.18 VLAN jaringan Deputi Bid Pencegahan

Gambar 4.19 VLAN jaringan Deputi Bid Pemberdayaan Masy

Page 107: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

96

Gambar 4.20 VLAN jaringan Deputi Bid Pemberantasan

Gambar 4.21 VLAN jaringan Deputi Bid Rehabilitasi

Page 108: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

97

Gambar 4.22 VLAN jaringan Deputi Bid Hukum

Gambar 4.23 VLAN jaringan Deputi Bidang Kerma

Page 109: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

98

Gambar 4.24 Interface List

Setelah konfigurasi interfaces yaitu pengaturan IP. Pengaturan IP

konfigurasinya adalah : Klik IP » Addresses » klik Add.

1. IP Biznet (120.29.150.161/30)

Gambar 4.25 Konfigurasi IP Biznet

Page 110: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

99

Pengaturan IP dilakukan dengan menggunakan Subnetting(VLSM).

Badan Narkotika Nasional memiliki 9 departemen yang mempunyai rincian

host komputer sebagai berikut :

Tabel 4.3 Nama Departemen dan Jumlah PC

Perhitungan Subnetting (VLSM) IP kelas C : 2n-2 > Jumlah Host.

No Nama Departement Jumlah PC

1 Kepala BNN 8 PC

2 Inspektorat Utama 14 PC

3 Sekretariat Utama 18 PC

4 Deputi Bid Pencegahan 28 PC

5 Deputi Bid Pemberdayaan Masy 5 PC

6 Deputi Bid Pemberantasan 6 PC

7 Deputi Bid Rehabilitasi 15 PC

8 Deputi Bid Hukum 15 PC

9 Deputi Bidang Kerma 5 PC

Page 111: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

100

Tabel 4.4 No VLAN dan Range IP per-departemen

Untuk konfigurasi IP diWinbox : Klik IP » Addresses » tab Add,

Masukkan network dan broadcast dari IP setiap departemen atau masukkan

IP beserta subnetnya, setelah IP network (Kepala BNN = 192.168.1.0/27),

Kemudian pilih interface sesuai dengan konfigurasi IP, seperti tabel diatas.

No

VLAN Nama Departement

Jumlah

PC Range IP

2 Kepala BNN 28 PC 192.168.1.0 –

192.168.1.31/27

3 Inspektorat Utama 18 PC 192.168.1.32 –

192.168.1.63/27

4 Sekretariat Utama 15 PC 192.168.1.64 –

192.168.1.95/27

5 Deputi Bid Pencegahan 15 PC 192.168.1.96 –

192.168.1.127/27

6 Deputi Bid Pemberdayaan

Masy 14 PC

192.168.1.128 –

192.168.1.159/27

7 Deputi Bid Pemberantasan 8 PC 192.168.160.0 –

192.168.1.175/28

8 Deputi Bid Rehabilitasi 6 PC 192.168.1.176 –

192.168.1.191/28

9 Deputi Bid Hukum 5 PC 192.168.1.192 –

192.168.1.207/28

10 Deputi Bidang Kerma 5 PC 192.168.1.208 –

192.168.1.223/28

Page 112: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

101

1. 192.168.1.0 – 192.168.1.31/27

Gambar 4.26 Konfigurasi IP Kepala BNN

2. 192.168.1.32 – 192.168.1.63/27

Gambar 4.27 Konfigurasi IP Inspektorat Utama

Page 113: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

102

3. 192.168.1.64 – 192.168.1.95/27

Gambar 4.28 Konfigurasi IP Sekretariat Utama

4. 192.168.1.96 – 192.168.1.127/27

Gambar 4.29 Konfigurasi IP Deputi Bid Pencegahan

Page 114: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

103

5. 192.168.1.128 – 192.168.1.159/27

Gambar 4.30 Konfigurasi IP Deputi Bid Pemberdayaan Masyarakat

6. 192.168.160.0 – 192.168.1.175/28

Gambar 4.31 Konfigurasi IP Deputi Bid Pemberantasan

7. 192.168.1.176 – 192.168.1.191/28

Page 115: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

104

Gambar 4.32 Konfigurasi IP Deputi Bid Rehabilitasi

8. 192.168.1.192 – 192.168.1.207/28

Gambar 4.33 Konfigurasi IP Bidang Hukum

9. 192.168.1.208 – 192.168.1.223/28

Page 116: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

105

Gambar 4.34 Konfigurasi IP Deputi Bid Kerma

Setelah konfigurasi jaringan kabel yang menggunakan IP static di

mikrotik, Lakukan konfigurasi VLAN di switch cisco 2950.

Hal ini diharapkan jaringan yang akan penulis buat tidak bercampur

dengan jaringan yang lain, sehingga bila ada jaringan lain sedang mengalami

gangguan tidak mengakibatkan gangguan pada jaringan yang ada. penulis

menggunakan switch cisco 2950 dalam membuat VLAN. Berikut perintah

untuk membuat VLAN,

Page 117: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

106

Jika dari switch ke switch :

switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#interface fastEthernet 0/2

Switch(config-if)#switchport mode trunk

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Switch(config-if)#exit

Code ini diletakan diseluruh switch cisco, yang membedakan code

switch satu dengan yang lain adalah angka port di fastEthernet nya.

Jika dari switch ke PC :

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#vlan 2

Switch(config-vlan)#name Kepala BNN

Switch(config-vlan)#exit

Switch(config)#interface fastEthernet 0/5

Switch(config-if)#switchport mode access

Switch(config-if)#switchport access vlan 2

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Switch(config-if)#exit

Page 118: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

107

Code ini diletakan di switch cisco sesuai VLAN, dari VLAN 2

sampai 10 sesuai VLAN dimikrotiknya.

Setelah VLAN di switch sudah di setting, karena IP Static, maka

sekarang setting IP pada seluruh client secara manual yang berjumlah 114,

dengan memasukkan range IP yang tersedia setiap departemen. Kemudian

isi subnet mask: 255.255.255.0, dan dengan default gateway: sesuai dengan

Range IP setiap departemen dan isi juga DNS Internet Biznet:

202.169.33.220 dan 202.169.33.222.

Tabel 4.5 No. Default Gateway pada setiap Departemen

Nama Departement Default Gateway

Kepala BNN 192.168.1.1

Inspektorat Utama 192.168.1.33

Sekretariat Utama 192.168.1.65

Deputi Bid Pencegahan 192.168.1.97

Deputi Bid Pemberdayaan

Masyarakat 192.168.1.129

Deputi Bid Pemberantasan 192.168.161

Bid Rehabilitasi

192.168.1.177

Bidang Hukum

192.168.1.193

Deputi Bid Kema

192.168.1.209

Page 119: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

108

Gambar 4.35 Setting IP Client

Kemudian setting juga IP wireless dengan tipe DHCP IP :

Untuk konfigurasi IP Wireless Konfigurasinya :

Winbox pilih menu IP » Hostpot

Hostpot : Pilih tab Server » Hostpot Setup

1. Pilih Wireless

Gambar 4.36 Hotspot Setup

Page 120: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

109

2. Setting IP

Gambar 4.37 Setting IP Hotspot

3. Setting DHCP IP pool (Batasan IP untuk DHCP)

Gambar 4.38 Setting DHCP IP Pool Hotspot

Page 121: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

110

4. Setifikat (isi dengan none saja)

Gambar 4.39 Setting Sertifikat Hotspot

5. SMTP Server (biarkan dengan 0.0.0.0 saja)

Gambar 4.40 Setting SMTP Server Hotspot

Page 122: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

111

6. DNS Server (diisi dengan DNS provider biznet)

Gambar 4.41 Setting DNS Server Hotspot

7. DNS Name (Berupa inisial saja)

Gambar 4.42 Setting DNS Name Hotspot

Page 123: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

112

Gambar 4.43 Setup Hotspot telah sukses

Setelah diset IP Hotspot, maka ketika user connect maka halaman

login akan terbuka, dan admin yang berwewenang memberikan name dan

password untuk user. Konfigurasinya : ip » hotspot » user » + add.

Page 124: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

113

Gambar 4.44 New Hotspot User

Kemudian Setting routing ke internet gateway dengan mengklik IP »

Routes » + (Add), dan masukkan IP gateway 120.29.150.162.

Gambar 4.45 Setting Routing ke Internet Gateway

Page 125: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

114

Setelah pengaturan routing selesai, komputer client belum dapat

mengakses internet karena NAT (Network Address Translation) pada

gateway mikrotik belum diaktifkan. Network Address Translation atau yang

lebih biasa disebut dengan NAT adalah salah satu fasilitas router untuk

meneruskan paket dari IP asal ke IP tujuan. Jadi semua komputer client

terhubung dengan jaringan internet menggunakan IP publik router

120.29.150.162 Tanpa NAT, seluruh computer client tidak dapat terhubung

dengan public network.

Untuk mengaktifkan NAT yaitu dengan cara mengklik IP » Firewall

» tab NAT » + (Add), di New NAT Rule tab General, masukkan output

interface Biznet. Kemudian klik tab Action, Action: masquerade, dan OK.

Gambar 4.46 Setting NAT IP

Page 126: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

115

Gambar 4.47 Setting NAT Action

b. Security

1. Filter Mac Address dan IP Address

Secara garis besar filtering ini dilakukan untuk menghindari

penyusup terutama dalam wireless network. Pada umumnya dengan

cara lock mac komputer didalam wireless access point. Selain itu

filtering ini juga dapat dilakukan pada mikrotik. Jadi apabila mac

address dan IP address yang tidak terdaftar dalam rules mikrotik,

maka komputer tersebut tidak dapat mengakses mikrotik dan

internet. Hal ini juga berlaku pada komputer client, apabila mac

Page 127: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

116

address tidak sama dengan IP address yang telah diatur dalam rules

mikrotik, maka komputer client juga tidak dapat mengakses mikrotik

dan internet.

Konfigurasinya: IP » ARP, Setiap PC yang memakai kabel atau

wireless akan terdeteksi di ARP list.

Gambar 4.48 ARP list

Kemudian setelah IP masuk, maka inisialisasikan IP tadi didalam

address list, konfigurasinya: IP » Firewall » Address List » (+)Add.

Masukkan semua IP yang telah terdaftar untuk menggunakan internet.

Page 128: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

117

Gambar 4.49 Address List

Setelah IP sudah dilist, kemudian buat rule atau aturan, agar setiap

IP bisa diidentifikasi dan juga setiap IP baru yang masuk tidak bisa

langsung mengakses internet. Konfigurasinya: IP » Firewall » Filter Rules

» (+)Add. Didalam layar add » General: isi Chain Forward » Advance: isi

Scr Address dengan ! user ( nama inisialisasi di Address List ) » Action: isi

dengan drop. Hal ini mengartikan bahwa selain kelompok IP user tidak

dapat mengakses internet.

Page 129: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

118

Gambar 4.50 Filter Rule

2. Mencegah Virus dan Worm

Berikut merupakan daftar port yang bisa digunakan oleh virus

dalam menyebarkan diri. Beberapa port dan protocol yang

sebaiknya ditutup atau di blokir agar penyebaran virus yang

melalui jaringan dapat dicegah.

/ip firewall filter add chain=forward connection-state=established comment="allow established

connections"

add chain=forward connection-state=related comment="allow related connections"

add chain=forward connection-state=invalid action=drop comment="drop invalid

connections"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=135-139 action=drop comment="Drop Blaster

Worm"

add chain=virus protocol=udp dst-port=135-139 action=drop comment="Drop

Messenger Worm"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=445 action=drop comment="Drop Blaster

Worm"

add chain=virus protocol=udp dst-port=445 action=drop comment="Drop Blaster

Worm"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=593 action=drop comment="________" add chain=virus protocol=tcp dst-port=1024-1030 action=drop

comment="________"

Page 130: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

119

add chain=virus protocol=tcp dst-port=1080 action=drop comment="Drop MyDoom"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=1214 action=drop comment="________"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=1363 action=drop comment="ndm requester"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=1364 action=drop comment="ndm server"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=1368 action=drop comment="screen cast"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=1373 action=drop comment="hromgrafx"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=1377 action=drop comment="cichlid"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=1433-1434 action=drop comment="Worm"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=2745 action=drop comment="Bagle Virus"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=2283 action=drop comment="Drop

Dumaru.Y"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=2535 action=drop comment="Drop Beagle"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=2745 action=drop comment="Drop Beagle.C-

K"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=3127-3128 action=drop comment="Drop

MyDoom"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=3410 action=drop comment="Drop Backdoor

OptixPro"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=4444 action=drop comment="Worm"

add chain=virus protocol=udp dst-port=4444 action=drop comment="Worm"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=5554 action=drop comment="Drop Sasser"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=8866 action=drop comment="Drop Beagle.B"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=9898 action=drop comment="Drop Dabber.A-

B"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=10000 action=drop comment="Drop

Dumaru.Y"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=10080 action=drop comment="Drop

MyDoom.B"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=12345 action=drop comment="Drop NetBus"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=17300 action=drop comment="Drop Kuang2"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=27374 action=drop comment="Drop

SubSeven"

add chain=virus protocol=tcp dst-port=65506 action=drop comment="Drop PhatBot,

Agobot, Gaobot"

add chain=forward action=jump jump-target=virus comment="jump to the virus

chain"

add chain=forward action=accept protocol=tcp dst-port=80 comment="Allow HTTP"

add chain=forward action=accept protocol=tcp dst-port=25 comment="Allow SMTP"

add chain=forward protocol=tcp comment="allow TCP"

add chain=forward protocol=icmp comment="allow ping"

add chain=forward protocol=udp comment="allow udp"

add chain=forward action=drop comment="drop everything else"

Page 131: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

120

Konfigurasi di atas akan memblok semua protocol dan port yang digunakan

oleh virus atau worm. Ternyata dengan semakin berkembangnya teknologi, ke

depannya akan semakin banyak virus atau worm yang lain yang menggunakan

port yang berbeda. Dalam hal ini perlu dilakukan update konfigurasi pada tahap

manajemen.

c. Pengaturan Bandwidth

Membatasi penggunaan bandwidth untuk masing-masing client

bertujuan agar tidak ada satupun client yang akan memonopoli

penggunaan bandwidth. Dalam pengaturan Bandwidth Download Dan

Upload, konfigurasinya: Buka Winbox » Queues » Klik Simple

Queues » Add » isi max bandwidth limit pada tab general » dan isi

minimal bandwidth (limit At) pada tab advance.

Gambar 4.51 Tampilan Simple Queue Maximal Bandwidth

Kepala BNN

Page 132: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

121

Gambar 4.52 Tampilan Simple Queue Minimal Bandwidth

Kepala BNN

Gambar diatas memiliki faslitas limit at dan max limit, fasilitas itu

diisi dengan pamberian kapasitas margin bandwidth.

Pengaturan dilanjutkan untuk pembatasan bandwidth pada hotspot

agar penggunaan bandwidth dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan

masing – masing penggunanya.

Untuk hotspot, untuk konfigurasi manajemen bandwidth dapat di

atur melalui : ip » hotspot » user profile » limits.

Page 133: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

122

Gambar 4.53 Bandwidth pada Hotspot

1. Pengaturan Bandwidth Download

Tabel 4.6 List Max dan Min Bandwidth Download

Nama Departement Max Min

Kepala BNN 512k 128k

Inspektorat Utama 512k 128k

Sekretariat Utama 256k 128k

Deputi Bid Pencegahan 256k 128k

Deputi Bid Pemberdayaan Masy 1M 128k

Deputi Bid Pemberantasan 512k 128k

Deputi Bid Rehabilitasi 256k 128k

Deputi Bid Hukum 1M 128k

Deputi Bidang Kerma 1M 128k

Page 134: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

123

Tabel 4.7 List Max dan Min Bandwidth Download Hotspot

3. Pengaturan Bandwidth Upload

Tabel 4.8 List Max dan Min Bandwidth Upload

Tabel 4.9 List Max dan Min Bandwidth Upload Hotspot

Nama Departement Max Min

Pemimpin unlimited 256k

Pegawai 512k 128k

User Lain 128k 64k

Nama Departement Max Min

Kepala BNN unlimited 128k

Inspektorat Utama unlimited 128k

Sekretariat Utama unlimited 128k

Deputi Bid Pencegahan unlimited 128k

Deputi Bid Pemberdayaan Masy unlimited 128k

Deputi Bid Pemberantasan unlimited 128k

Deputi Bid Rehabilitasi unlimited 128k

Deputi Bid Hukum unlimited 128k

Deputi Bidang Kerma unlimited 128k

Nama Departement Max Min

Pemimpin unlimited 256k

Pegawai unlimited 128k

User Lain 128k 64k

Page 135: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

124

d. Mikrotik Web Proxy

Salah satu fungsi proxy adalah untuk menyimpan cache dan

memblok alamat-alamat situs. Dalam hal ini proxy hanya digunakan

untuk memblok situs-situs internet, yang tidak diperlukan.

Konfigurasinya: IP » Web proxy » (+) Add: isi dst. Host dengan nama

situs yang akan diblok » Kemudian klik web proxy setting dan check

list pada Enable.

Gambar 4.54 Setting Web Proxy

Page 136: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

125

Gambar 4.55 Web Proxy

4.2.5 Monitoring

Pada tahap monitoring ini penulis melakukan beberapa langkah

sebagai berikut :

A. Memantau traffic pada Jaringan

Monitoring dengan Graphing

Sebagai network admin tentunya ingin mengetahui apakah

traffic yang berjalan di jaringan sudah sesuai dengan semestinya.

Caranya yaitu dengan menggunakan monitoring traffic pada mikrotik

yang disebut sebagai graphing. Berikut konfigurasinya:

Page 137: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

126

Klik: Tools » Graphing » Queue Rules » Settings » Store

every: 5 min; Interface Rules » Add (+) » Interface:BNN, Allow

Address; Resource Rules » Add (+) » Allow Address Setelah itu,

masukkan address berikut pada browser

:http://[Router_IP_address]/graphs/ » http://10.10.10.1/graphs/

Graphing ini dapat untuk memonitor Bandwidth, CPU usage,

Memory usage, dan Disk usage mikrotik.

Gambar 4.56 Network Monitoring Tools Mikrotik

B. Ping (Packet Internet Groper)

Pada mikrotik juga dapat dilakukan ping secara langsung

melalui console atau melalui Tools » Ping, kemudian masukkan

alamat IP yang ingin dimonitor konektivitas jaringannya. Konektivitas

jaringan yang dimonitor yaitu connect atau tidaknya komputer asal ke

komputer atau IP tujuan.

Page 138: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

127

Gambar 4.57 Mikrotik Ping

C. Evaluasi Bandwidth

Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, berikut adalah

perbandingan sistem lama, yang tidak memakai mikrotik

dibandingkan dengan sistem baru yang menggunakkan mikrotik dan

winbox sebagai pengatur manajemen jaringan.

Gambar 4.58 Graphing Bandwidth

Page 139: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

128

Jika sebelumnya disistem lama perusahaan tidak terdapat monitoring

bandwidth. Sekarang, pada Gambar 4.58 kita dapat melihat hasil

pengukuran bandwidth pada keseluruhan jaringan.

4.2.6 Management

Fase selanjutnya ádalah management atau pengelolaan. Fase ini

meliputi aktifitas perawatan dan pemeliharan dari keseluruhan sistem yang

sudah dibangun.

Tahap management ini akan dilakukan setelah system ini berjalan

dengan baik pada jaringan LAN Badan Narkotika Nasional.

Pada tahap management penulis akan melakukan beberapa langkah

pengelolaan agar system yang telah dibangun dapat berjalan sesuai dengan

yang diharapkan. Langkah – langkah yang dilakukan diantaranya :

1. Autentikasi dengan login hotspot

Gambar 4.59 Halaman Hotspot Login

Page 140: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

129

Gambar di 4.59 Pada Badan Narkotika Nasional untuk wireless udah

terdapat hotspot login, jadi apabila ada user dari luar yang

mempergunakan wireless tidak bisa sembarang masuk, harus melalui

autentifikasi terlebih dahulu.

2. Konfigurasi Backup Mikrotik

Konfigurasi backup di mikrotik merupakan hal yang sangat

penting. Apabila suatu waktu konfigurasi pada router mikrotik

mengalami masalah atau error, maka sistem router mikrotik dapat

direset dan direstore kembali.

Backup dapat juga dilakukan di winbox, konfigurasinya :

1. Buka Winbox » Pilih menu File.

2. Dari jendela File List » Klik Tombol Backup.

3. Akan Tercipta File baru » Select Pada File.

4. Setelah file tersorot » klik pada icon "Copy".

5. Buka windows explorer » buat folder baru, klik kanan mouse » lalu

pilih paste.

Page 141: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

130

Gambar 4.60 Bakup Mikrotik

Perbedaan system jaringan BNN yang lama dengan jaringan yang baru

sangat berbeda, ini dapat dilihat pada tabel 4.10. dalam system jaringan

sebelumnya tidak terdapat pengaturan untuk pengguna atau user, tidak adanya

pengaturan Bandwidth, dan banyak kekurangan-kekurangan yang lain, sehingga

penulis membangun system jaringan yang baru.

Tabel 4.10 Evaluasi Perbandingan Sistem Lama dengan Sistem Baru

No Sistem Lama Sistem Baru

1 Tidak ada pembagian

bandwidth. Jika seluruh user

atau karyawan mengakses

internet, maka bandwidth akan

menjadi kecil.

Dengan mikrotik, pembagian bandwidth

upload dan download menjadi teratur pada

setiap departemen. Jadi setiap departemen

memiliki bandwidth sesuai dengan

kebutuhan.

Page 142: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

131

2 Tidak adanya data laporan

monitoring jaringan.

Dengan mikrotik, adanya laporan

monitoring jaringan dengan Network

Monitoring Tools berbentuk grafik secara

real time.

3 Tidak ada pembagian IP Dengan mikrotik, IP per-departemen

dibagi dengan menggunakan VLAN,

sehingga jika adanya gangguan pada salah

satu departemen, tidak menggangu

departemen lain.

4 Tidak ada Remote akses

interface admin.

Dengan mikrotik, IT administrator dapat

mengontrol jaringan dengan hanya

mengunakan PC user menggunakan

aplikasi winbox.

5 Harga Router yang mahal,

perbandingan harga dapat diliat

dari table 4.1.

Harga Router terjangkau dan mudah

digunakan. Jaringan dapat dimonitoring

melalui PC Biasa yang terhubung ke

jaringan BNN

Page 143: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

132

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari evaluasi sistem jaringan ini adalah:

1. Biaya membangun jaringan dengan mikrotik mempunyai harga yang

relatif murah.

2. Semua Jaringan komputer baik wireless dan kabel dapat dimanajemen

dengan mikrotik.

3. Pembagian Bandwidth internet dengan mikrotik memberikan efisiensi

pemakaian bandwidth internet.

4. Sistem keamanan jaringan yang diberikan oleh mikrotik dapat terfasilitasi

dengan baik.

5. Pengoperasian mikrotik dengan menggunakan winbox mempermudah IT

Administrator untuk melakukan konfigurasi pada jaringan.

6. Dengan adanya mikrotik, maka dapat diketahui jika adanya PC yang tidak

dapat melakukan koneksi atau sedang down.

7. Dengan VLAN, Jaringan yang terpisah dengan jaringan yang lain,

sehingga mengurangi terjadinya ancaman dari serangan dan dengan VLAN

meningkatkan kinerja jaringan.

Page 144: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

133

5.2 Saran

Saran yang dapt diambil dari sistem jaringan ini adalah:

1. Penambahan bandwidth internet dari provider baru dan melakukan load

balancing antara provider yang lama dengan provider internet yang baru.

2. access point diletakkan per lantai, agar pegawai dapat dengan mudah

mendapatkan sinyal Hotspot sehingga mudah untuk mengakses internet.

Page 145: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

134

DAFTAR PUSTAKA

Godlman, James E dan Rawles Phillip T. (2001). Applied Data Communications a

Business Oriented Aproach. John Miley & Sons.

Harianto, Bambang. (2004). Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Informatika :

Bandung.

Leinwand,Allan (1996). Network Management A Practical Perspective. Addison

Wesley Longman Inc.

Lukas, Jonathan. (2006). Jaringan Komputer. Graha Ilmu, Jakarta.

Nortons, Peter. (1999). Complete Guide to Networking. Sams, Indiana.

Satya, Ika Atman. (2006). Mengenal dan menggunakan Mikrotik Winbox Router

Modem Berbasis PC (Windows dan Linuk). DATAKOM: Jakarta.

Sofana, Iwan.(2008). Membangun Jaringan Komputer. Informatika, Bandung.

Stallings, William. (2003). Criptography and Network Security : Principles and

Practice, Prentice-Hall, New Jersey.

Stalling, William. (2005). Komunikasi dan Jaringan Nirkabel. Erlangga: Jakarta

Stalling, William. (2001). Komunikasi Data dan Komputer, Dasar-dasar

Komunikasi Data. Salemba Teknika: Jakarta.

Subramanian,Mani. (2000). Network Management Principles and Practic.

Addison Wesley Longman Inc.

Page 146: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

135

Sugeng, Winarno. (2006). Jaringan Komputer dengan TCP/IP. Informatika:

Bandung.

Ur Rahman, Taufik. (2009). Bikin Gateway Murah Pakai Mikrotik. PT. Prima

Infosarana Media, Kelompok Gramedia, Jakarta.

Page 147: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 OSI Model(kiri) dan TCP/IP Model(kanan) ........................ 21

Gambar 2.2 Switch ........................................................................... 29

Gambar 2.3 Router ........................................................................... 30

Gambar 2.4 Access Point ...................................................................... 31

Gambar 2.5 Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) ............................... 32

Gambar 3.1 Flow Network Development Life Cycle ............................ 58

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puslitbang Info BNN ........................... 72

Gambar 4.2 Topologi jaringan sebelum terpasang Mikrotik .................. 81

Gambar 4.3 Rancangan Topologi setelah menggunakan Mikrotik ......... 83

Gambar 4.4 Instalasi VM Ware .............................................................. 85

Gambar 4.5 konfirmasi restart ................................................................ 86

Gambar 4.6 Tampilan Layar Mikrotik OS .............................................. 87

Gambar 4.7 Gateway Mikrotik via Web ................................................. 88

Gambar 4.8 Download Winbox .............................................................. 89

Gambar 4.9 Tampilan WinBox Loader ................................................... 89

Gambar 4.10 Tampilan WinBox .............................................................. 90

Gambar 4.11 Interfaces Biznet ............................................................... 91

Gambar 4.12 New Interfaces Wireless .................................................... 92

Gambar 4.13 Interfaces BNN .................................................................. 92

Gambar 4.14 VLAN jaringan Kepala BNN ............................................ 93

Page 148: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

Gambar 4.15 VLAN jaringan Kepala BNN ............................................ 93

Gambar 4.16 VLAN jaringan Inspektorat Utama................................... 94

Gambar 4.17 VLAN jaringan Sekretariat Utama ................................... 94

Gambar 4.18 VLAN jaringan Deputi Bid Pencegahan .......................... 95

Gambar 4.20 VLAN jaringan Deputi Bid Pemberantasan ..................... 95

Gambar 4.21 VLAN jaringan Deputi Bid Rehabilitasi ........................... 96

Gambar 4.22 VLAN jaringan Deputi Bid Hukum ................................... 96

Gambar 4.23 VLAN jaringan Deputi Bidang Kerma ............................. 97

Gambar 4.24 Interface List . ................................................. 97

Gambar 4.25 Konfigurasi IP Biznet . ................................................. 98

Gambar 4.26 Konfigurasi IP Kepala BNN ............................................. 101

Gambar 4.27 Konfigurasi IP Inspektorat Utama..................................... 101

Gambar 4.28 Konfigurasi IP Sekretariat Utama ..................................... 102

Gambar 4.29 Konfigurasi IP Deputi Bid Pencegahan ............................ 102

Gambar 4.30 Konfigurasi IP Deputi Bid Pemberdayaan Masyarakat .... 103

Gambar 4.31 Konfigurasi IP Deputi Bid Pemberantasan ....................... 103

Gambar 4.32 Konfigurasi IP Deputi Bid Rehabilitasi ............................ 104

Gambar 4.33 Konfigurasi IP Bidang Hukum .......................................... 104

Gambar 4.34 Konfigurasi IP Deputi Bid Kerma ..................................... 105

Page 149: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

Gambar 4.35 Setting IP Client ................................................................ 108

Gambar 4.36 Hotspot Setup .................................................................... 108

Gambar 4.37 Setting IP Hotspot ..................................................... 109

Gambar 4.38 Setting DHCP IP Pool Hotspot ......................................... 109

Gambar 4.39 Setting Sertifikat Hotspot .................................................. 110

Gambar 4.40 Setting SMTP Server Hotspot ........................................... 110

Gambar 4.41 Setting DNS Server Hotspot .............................................. 111

Gambar 4.42 Setting DNS Name Hotspot ............................................... 111

Gambar 4.43 Setup Hotspot telah sukses ................................................ 112

Gambar 4.44 New Hotspot User ............................................................. 113

Gambar 4.45 Setting Routing ke Internet Gateway ................................ 113

Gambar 4.46 Setting NAT IP .................................................................. 114

Gambar 4.47 Setting NAT Action ........................................................... 115

Gambar 4.48 ARP list ......... .................................................................... 116

Gambar 4.49 Address List .. .................................................................... 117

Gambar 4.50 Filter Rule .... .................................................................... 118

Gambar 4.51 Tampilan Simple Queue Maximal Bandwidth Kepala BNN 120

Gambar 4.52 Tampilan Simple Queue Minimal Bandwidth Kepala BNN 121

Gambar 4.53 Bandwidth pada Hotspot ................................................... 122

Gambar 4.54 Setting Web Proxy ............................................................. 124

Gambar 4.55 Web Proxy .... .................................................................... 125

Gambar 4.56 Network Monitoring Tools Mikrotik ................................. 126

Gambar 4.57 Mikrotik Ping .................................................................... 127

Page 150: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

Gambar 4.58 Graphing Bandwidth ......................................................... 127

Gambar 4.59 Halaman Hotspot Login .................................................... 128

Gambar 4.60 Bakup Mikrotik ................................................................. 130

Page 151: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pembagian Kelas IP Addressing ............................................. 26

Tabel 2.2 Level-Level Mikrotik .............................................................. 43

Tabel 3.1 Perangkat keras .................................................................... 55

Tabel 3.2 Perangkat Lunak .................................................................... 56

Tabel 4.1 Perbandingan router mikrotik dengan router lainnya ............. 78

Tabel 4.2 No.VLAN dan Nama Departemen .......................................... 91

Tabel 4.3 Nama Departemen dan Jumlah PC ......................................... 99

Tabel 4.4 No VLAN dan Range IP per-departemen ...................................... 100

Tabel 4.5 No. Default Gateway pada setiap Departemen ....................... 107

Tabel 4.6 List Max dan Min Bandwidth Download ................................ 122

Tabel 4.7 List Max dan Min Bandwidth Download Hotspot ................... 123

Tabel 4.8 List Max dan Min Bandwidth Upload ..................................... 123

Tabel 4.9 List Max dan Min Bandwidth Upload Hotspot ....................... 123

Tabel 4.10 Evaluasi Perbandingan Sistem Lama dengan Sistem Baru ... 130

Page 152: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

L7

List Script PerancanganVLAN pada switch CISCO

1. Konfigurasi VLAN pada switch yang berada di lantai 4

• Konfigurasi switch lantai 4 ke switch lantai 3

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#interface fastEthernet 0/1

Switch(config-if)#switchport mode trunk

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Switch(config-if)#exit

• Konfigurasi switch lantai 4 ke switch lantai 2

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#interface fastEthernet 0/2

Switch(config-if)#switchport mode trunk

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Switch(config-if)#exit

• Konfigurasi switch lantai 4 ke switch lantai 1

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#interface fastEthernet 0/3

Page 153: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

L7

Switch(config-if)#switchport mode trunk

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Switch(config-if)#exit

• Konfigurasi switch lantai 4 ke PC (Departemen Deputi Bid

Hukum)

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#vlan 9

Switch(config-vlan)#name DeputiBidHukum

Switch(config-vlan)#exit

Switch(config)#interface fastEthernet 0/4

Switch(config-if)#switchport mode access

Switch(config-if)#switchport access vlan 9

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Switch(config-if)#exit

• Konfigurasi switch lantai 4 ke PC (Departemen Deputi Bidang

Kerma)

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#vlan 10

Switch(config-vlan)#name DeputiBidangKerma

Page 154: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

L7

Switch(config-vlan)#exit

Switch(config)#interface fastEthernet 0/5

Switch(config-if)#switchport mode access

Switch(config-if)#switchport access vlan 10

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Switch(config-if)#exit

2. Konfigurasi VLAN pada switch yang berada di lantai 3

• Konfigurasi pada switch lantai 3 ke switch lantai 4

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#interface fastEthernet 0/1

Switch(config-if)#switchport mode trunk

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Switch(config-if)#exit

• Konfigurasi switch ke PC (Departemen Deputi Bid Pemberdayaan

Masy)

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#vlan 6

Switch(config-vlan)#name DeputiBidPemberdayaanMasy

Switch(config-vlan)#exit

Page 155: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

L7

Switch(config)#interface fastEthernet 0/2

Switch(config-if)#switchport mode access

Switch(config-if)#switchport access vlan 6

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Switch(config-if)#exit

• Konfigurasi switch ke PC (Departemen Deputi Bid

Pemberantasan)

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#vlan 7

Switch(config-vlan)#name DeputiBidPemberantasan

Switch(config-vlan)#exit

Switch(config)#interface fastEthernet 0/3

Switch(config-if)#switchport mode access

Switch(config-if)#switchport access vlan 7

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Switch(config-if)#exit

• Konfigurasi switch ke PC (Departemen Deputi Bid Rehabilitasi)

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#vlan 8

Switch(config-vlan)#name DeputiBidRehabilitasi

Page 156: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

L7

Switch(config-vlan)#exit

Switch(config)#interface fastEthernet 0/3

Switch(config-if)#switchport mode access

Switch(config-if)#switchport access vlan 8

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Switch(config-if)#exit

3. Konfigurasi VLAN pada switch yang berada di lantai 2

• Konfigurasi pada switch lantai 2 ke switch lantai 4

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#interface fastEthernet 0/1

Switch(config-if)#switchport mode trunk

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Switch(config-if)#exit

• Konfigurasi switch ke PC (Departemen Sekretariat Utama)

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#vlan 4

Switch(config-vlan)#name SekretariatUtama

Switch(config-vlan)#exit

Switch(config)#interface fastEthernet 0/2

Page 157: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

L7

Switch(config-if)#switchport mode access

Switch(config-if)#switchport access vlan 4

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Switch(config-if)#exit

• Konfigurasi switch ke PC (Departemen Deputi Bid Pencegahan)

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#vlan 5

Switch(config-vlan)#name DeputiBidPencegahan

Switch(config)#interface fastEthernet 0/2

Switch(config-if)#switchport mode access

Switch(config-if)#switchport access vlan 5

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Switch(config-if)#exit

4. Konfigurasi VLAN pada switch yang berada di lantai 1

• Konfigurasi pada switch lantai 1 ke switch lantai 4

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#interface fastEthernet 0/1

Switch(config-if)#switchport mode trunk

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Page 158: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

L7

Switch(config-if)#exit

• Konfigurasi switch ke PC (Departemen Kepala BNN)

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#vlan 2

Switch(config-vlan)#name KepalaBnn

Switch(config)#interface fastEthernet 0/2

Switch(config-if)#switchport mode access

Switch(config-if)#switchport access vlan 2

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Switch(config-if)#exit

• Konfigurasi switch ke PC (Departemen Inspektorat Utama)

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#vlan 3

Switch(config-vlan)#name InspektoratUtama

Switch(config)#interface fastEthernet 0/3

Switch(config-if)#switchport mode access

Switch(config-if)#switchport access vlan 3

Switch(config-if)#switchport nonegotiate

Switch(config-if)#exit

Page 159: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan Kepala Bidang Jaringan

(Kabid Jar) Badan Narkotika Nasional sebelum menggunakan Mikrotik

RouterOS:

Penulis : Bagaimana topologi jaringan Badan Narkotika Nasional pada saat

ini?

Kabid Jar : Badan Narkotika Nasional mengunakkan topologi star yang berbasis

wired dan wireless.

Penulis : Apa saja Perangkat jaringan yang digunakkan pada Badan Narkotika

Nasional ?

Kabid Jar : Badan Narkotika Nasional menggunakkan router sebagai

penghubung internet, switch, dan access point bagi karyawan yang

ingin mobile.

Penulis : Bagaimana manajemen jaringan pada Badan Narkotika Nasional ?

Kabid Jar : Pada saat ini, Badan Narkotika Nasional belum terdapat manajemen

jaringan. Semua pengaturan jaringan dilakukan pada router.

Penulis : Bagaimana dengan Pemakaian bandwidth di tiap departemen?

Kabid Jar : pada BNN Tidak ada pembagian bandwidth tiap departemen.

Penulis : Adakah pembagian IP untuk manajemen di PC Client ?

Kabid Jar : Belum.

Penulis : Aplikasi apakah yang digunakan pada Badan Narkotika Nasional

untuk monitoring jaringan ?

Page 160: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

Kabid Jar : Pada saat ini, tidak adanya aplikasi yang digunakan untuk melakukan

monitoring jaringan.

Penulis : Apakah saya dapat mengimplementasikan mikrotik untuk

menyelesaikan masalah pada jaringan Badan Narkotika Nasional?

Kabid Jar : Silahkan saja, sejauh mikrotik itu lebih baik dan lebih aman untuk

system jaringan internet di Badan Narkotika Nasional.

Page 161: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan Kepala Bidang Jaringan

(Kabid Jar) Badan Narkotika Nasional setelah menggunakan Mikrotik RouterOS:

Penulis :Bagaimana menurut pendapat bapak setelah jaringan Badan

Narkotika Nasional menggunakan Mikrotik RouterOS?

Kabid jar : Banyak sekali keuntunga yang kita dapat

Penulis : contohnya apa saja pak?

Kabid jar : Konfigurasi yang semakin mudah, sehingga kita bias lebih mudah

dalam memaintenance jaringan. Ini akan terus dikembangkan

seiring dengan berkembangnya kebutuhan yang muncul.

Penulis : Bagaimana dengan Pembagian bandwidth ?

Kabid Jar : Setelah menggunakan Mikrotik, bandwidth dapat digunakan

sesuai dengan kebutuhan user masing-masing.

Penulis : bagaimana dengan pembagian IP tiap departementnya?

Kabid jar : IP per-departemen dibagi dengan menggunakan VLAN, sehingga

Admin mudah untuk memonitor para user, dan jika terjadi

gangguan pada salah satu departemen, tidak menggangu

departemen lain.

Page 162: Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan · Merancang konfigurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall,

Penulis : Lalu apa lagi Keuntungan yang didapat setelah menggunakan

Mikrotik?

Kabid Jar : Adanya laporan monitoring jaringan secara real time, sehingga

admin dapat mengetahui aktifitas jaringan pada Badan Narkotika

Nasional