analisis dan pembahasan iii.l radio komunitas dan ...repository.unair.ac.id/38/6/bab3...
TRANSCRIPT
III-1
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
III.l Radio Komunitas dan Pemberdayaan Komunitas
Masduki, pengajar dari Universitas Islam Indonesia, dalam jurnalnya
yang bertajuk "Perkembangan dan Problematika Radio Komunitas di Indonesia"
merumuskan dalam pendirian radio komunitas, urgensinya harus mengacu pada
dua aspek, yakni (1) jaminan keberadaan komunitas secara permanen di lingkup
batas geografis tertentu yang bersedia aktif dalam mengelola radio (2) peluang
partisipasi tiap individu di komunitas secara setara baik dalam pemilikan,
produksi siaran maupun selaku pihak pendengar yang harus terlayani hak dan
kepentingannya. Rumusan Masduki ini mengacu pada semangat pendirian radio
komunitas selepas era Orde Baru.Semangat untuk mengambalikan frekuensi ke
ranah publik membuat wacana pemunculan radio komunitas menjadi penting.
Selama Orde Baru, yang terjadi di masyarakat adalah monopoli frekuensi yang
dilakukan oleh Pemerintah. Monopoli tersebut berdampak pada penggunaan
frekuensi untuk kepentingan propaganda (Effendie, 2004)
Fenomena ini memunculkan semangat untuk melakukan demokratisasi
terhadap isi siaran pada radio.Semangat demokratisasi yang diusung oleh para
penggiat radio kemudian memunculkan ide tentang pembentukan radio
komunitas, dengan menekankan pada aspek komunitas sebagai unsur
utama.Komunitas menjadi penting dalam pembentukan sebuah rakom karena
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-2
hal itulah yang menjadi pembeda dengan bagaimana radio swasta
berjalan.Maka, dengan mengutamakan bagaimana komunitas sebagai subjek
dari sebuah radio komunitas, sebuah pemberdayaan komunitas mutlak untuk
dilakukan.Karena pada dasarnya radio komunitas adalah sebuah media yang
dikelola oleh komunitas, disajikan untuk komunitas, dan semua konten yang
dihasilkan berasal dari komunitas.
Dalam subbab ini, peneliti akan mendeskripsikan temuan data di
lapangan tentang bagaimana pemberdayaan komunitas dilakukan oleh sebuah
radio komunitas untuk kemudian dianalisis lebih dalam apakah pemberdayaan
itu sudah sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh komunitas dan bermanfaat
untuk komunitas.
III.1.1 Komunitas Budaya Banyuwangi sebagai Pembentuk Radio
Komunitas Citra FM
Badan PBB, UNESCO, merumuskan bahwa radio komunitas
adalah radio yang dioperasikan di komunitas, untuk komunitas, tentang
komunitas dan oleh komunitas berdasarkan kesamaan geografis atau
minat yang sama di antara sekelompok orang. Sebuah radio komunitas
seharusnya terbentuk atas keberadaan komunitas sebelumnya.Maka
dari itu, keberadaan komunitas menjadi penting dalam terbentuknya
sebuah radio komunitas (Masduki, 2004).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-3
Tabing merumuskan lima karakteristik radio komunitas dalam
konteks sosial yaitu: (1) la berskala lokal, terbatas pada komunitas
tertentu; (2) la bersifat partisipatif atau memberi kesempatan setiap
inisiatif anggota komunitas tumbuh dan tampil setara sejak proses
perumusan acara, manajerial hingga pemilikan; (3) Teknologi siaran
sesuai dengan kemampuan ekonomi komunitas bukan bergantung pada
bantuan alat pihak luar; (4) la dimotivasi oleh cita-cita tentang kebaikan
bersama dalam komunitas bukan mencapai tujuan komersial; dan (5)
Selain mempromosikan masalah-masalah krusial bersama, dalam
proses siaran radio komunitas hams mendorong keterlibatan aktif
komunitas dalam proses mencari solusinya (Tabing, 1998).
Hal inilah yang disadari benar oleh pendiri Rakom Citra FM.
Berbagai program dijalankan untuk memenuhi semangat
pemberdayaan komunitas yang menjadi kata kunci dalam pembentukan
radio komunitas sebagai salah satu lembaga penyiaran. Terbentuknya
Rakom Citra FM berawal dari beberapa orang yang menjadi fans club
sebuah program acara di radio swasta komersil, Gandrung FM. Dalam
wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 15 April 2015,
Sutrisno menceritakan kronologi terbentuknya komunitas dari Rakom
Citra FM. Sutrisno menjelaskan saat itu, dia, Purnomo. Rahmat,
Suharnik, dan Abdullah memutuskan berhenti menjadi fans di
Gandrung FM karena radio tersebut dijual dan pindah ke daerah lain.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-4
Dengan semangat kecintaan mereka terhadap budaya Banyuwangi,
khususnya musik kendang-kempul dan tetap ingin mengumpulkan
sejawatnya yang berada di fans club tersebut, kelima orang ini
memutuskan membentuk sebuah radio. Kesamaan tujuan dan
kedekatan geografis adalah alasan utama pendirian radio (wawancara
dengan Joko Sutrisno, 15 April 2015).
Pada tahun 1998, mereka memutuskan membuat sebuah radio
sebagai media untuk berkumpul setelah radio swasta yang mereka ikuti
sebelumnya pindah tempat. Saat itu, pembicaraan tentang radio
komunitas memang sudah marak di kalangan pegiat radio. Namun
mereka belum mengetahui tentang konsep radio komunitas, atau yang
sebelumnya disebut radio alternatif. Maka tujuan utama mereka adalah
mendirikan sebuah radio. Konsep tentang radio komunitas baru mereka
dapatkan ketika diminta untuk mengurus izin tentang legalitas radio
yang mereka dirikan.
Meski begitu, Sutrisno dan rekan-rekannya tetap bersikeras
untuk menjadikan radio yang mereka dirikan sebagai radio budaya
dengan nama awal Radio Budaya Suara Citra FM.
Kami terbentuk karena kami senang dengan
budaya-budaya gitu, mas.Mulai dari musik.tari-tari,
sampai kesenian lain. Apalagi Banyuwangi ini kan
terkenal dengan kebudayaannya. Kami ingin menunjukkan dengan komunitas ini dapat ikut menjaga
budaya Banyuwangi itu sendiri. (Wawancara dengan
Joko Sutrisno, 17 April 2015)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-5
Menurut Hasnan Singodimayan, budayawan Banyuwangi,
keragaman budaya inilah yang menjadi ciri khas dari Banyuwangi.
Kebudayaan Banyuwangi dinilai memiliki perbedaan dengan daerah
lain dan masyarakatnya ikut aktif menjaganya.
Sampean lihat saja Banyuwangi daripada kota-
kota lain. Kita punya gandrung, seblang, kebo-keboan,
kendang-kempul, patrol, mocoan, wes uakeh pokoke.
Kemampuan masyarakat dalam menjaga budaya itu yang tidak dimiliki oleh semua daerah. Disini sekarang setiap
malam minggu ada aktualisasi seni budaya daerah. Itu
kan salah satu cara menjaga. Di kota lain bagaiamana?
Belum tentu ada (Wawancara dengan Hasnan
Singodimayan, 27 Maret 2015).
Diyakini Singodimayan, masyarakat Banyuwangi adalah jenis
masyarakat yang aktif berpartisipasi dalam berbagai usaha
untukmelestarikan kebudayaan. Sutarto (2006) menyebut orang Using
atau masyarakat Banyuwangi dikenal sangat kaya akan produk-produk
kesenian. Dalam masyarakat Using, kesenian tradisional masih tetap
terjaga kelestariannya, meskipun ada beberapa yang hampir punah.
Masyarakat ikut berpartisipasi dalam upaya pelestarian kesenian
tersebut. Bentuk partisispasi tersebut bisa berupa mengundang kesenian
untuk pertunjukan, menghadiri pawai budaya, juga mendirikan
sanggar-sanggar kesenian. Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Banyuwangi, terdapat 16 sanggar kesenian yang saat ini
aktif di Banyuwangi. Selain itu, setiap tahunnya Banyuwangi
menggelar Banyuwangi Ethno Carnival, Festival Kuwung, dan Festival
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-6
Endog-Endogan. Ketiga festival tersebut merupakan bentuk penciptaan
ulang atas berbagai kesenian yang dimiliki olehBanyuwangi ke
dalam sebuah pawai budaya (Jaini, 2015). Tidak hanya itu, mulai 2013,
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi rutin menggelar
Aktualisasi Seni dan Budaya setiap minggu. Dalam Aktualisasi Seni
dan Budaya tersebut secara bergiliran ditampilkan berbagai kesenian
Banyuwangi mulai dari tari, drama, hingga musik. Sebagai penampil
adalah berbagai sanggar yang terdapat di seluruh Kabupaten
Banyuwangi.
Lebih dari itu, dengan beragamnya media yang dapat digunakan
untuk mengekpresikan partisipasi aktif masyarakat terhadap
kebudayaan Banyuwangi, muncul kemudian komunitas-komunitas
yang memanfaatkan media seperti radio, televisi, dan internet. Salah
satu fenomena yang kini terjadi di Banyuwangi adalah pendirian radio
komunitas sebagai media ekspresi dan partisispasi masyarakat untuk
menyalurkan hobi berkesenian.
Data dari Jaringan Radio Komunitas Blambangan Banyuwangi
(JRKBB), dari 24 radio yang dianggap legal, 12 diantaranya
menyatakan diri sebagai radio budaya. Fenomenan ini mendukung
pernyataan Singodimayan bahwa masyarakat Banyuwangi adalah
masyarakat yang aktif berpartisipasi menjaga kebudayaannya sendiri.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-7
Radio komunitas ini ya bisa dibilang bagus bisa
dibilang tidak. Bagusnya ya bisa ikut mempromosikan
budaya Banyuwangi. Selain itu kita jadi tahu kalau wong
Banyuwangi iki mageh nguri-uri kebudayaane, yo liwat
radio iku man. Padahal kan banyak yang bilang kalau
budaya atau kesenian daerah itu tidak bisa bertahan
melawan modemisasi. Tapi tidak bagusnya kadang dibuat hal-hal kang sing bener gedigu iku. (Wawancara
dengan Hasnan Singodimayan, 27 Maret 2015)
Salah satu rakom yang terbentuk dari komunitas budaya dan
mengatasnamakan dirinya sebagai radio komunitas budaya adalah
Rakom Citra FM. Meski terbentuk atas dasar hobi mendengarkan
musik kendang-kempul, komunitas ini secara tidak sadar memiliki
kesadaran alamiah untuk ikut melestarikan musik kendang-kempul itu
sendiri sebagai salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh Banyuwangi.
Kesadaran tersebut terbentuk tidak sengaja, tidak direncanakan, dan
tidak secara sadar.Mereka melakukan hal-hal yang pada dasarnya
adalah salah satu usaha dalam melestarikan budaya Banyuwangi.
Dalam UU No. 32 Tahun 2002 disebutkan bahwa sebuah
lembaga penyiaran komunitas diwajibkan dalam siarannya memuat
berbagai konten lokal yang mendidik. Selain itu, radio komunitas
berhak ikut dalam melestarikan local wisdom dimana mereka berada.
Salah satu aspek local wisdom tersebut adalah kebudayaan yang terdapat
di daerah dimana radio komunitas mengudara.
Rakom Citra FM memiliki program Gending Using yang dihelat
setiap hari mulai pukul 10.00 - 13.00 W1B. Program tersebut memang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-8
dikhususkan untuk memutarkan lagu-lagu kendang-kempul. Penciptaan
program Gending Using sendiri merupakan pengejewantahan Citra FM
sebagai sebuah rakom budaya.Setiap program yang disajikan oleh Citra
FM sebisa mungkin ada sangkut pautnya dengan budaya.Karena rakom
Citra FM adalah rakom budaya Banyuwangi (Sutrisno, wawancara 15
April 2015).
Sebagai sebuah radio komunitas budaya, penciptaan program-
program yang erat kaitannya dengan kebudayaan memang mutlak
dilakukan. Hal ini sesuai dengan visi dan misi yang telah dibuat oleh
pendiri sebelumnya. Bahwa sebagai radio komunitas, hal pertama yang
hams dilakukan adalah memberdayakan komunitas, yakni dengan
manyajikan program-program yang sesuai dengan komunitas.
Usaha-usaha penciptaan program acara inilah yang dilihat oleh
peneliti bahwa pengelola Rakom Citra FM secara tidak sadar telah ikut
andil dalam melestarikan budaya Banyuwangi, salah satunya musik
kendang-kempul. Pola yang ditemukan oleh peneliti adalah pengelola
membuat sebuah program acara budaya Banyuwangi, pendengar yang
dalam hal ini terdapat fans dan komunitas secara terus-menerus
mengkonsumsi program acara tersebut. Konsumsi tersebut kemudian
dimaknai terus-menerus oleh pendengar. Kemudian, pendengar menjadi
tahu dan dapat meneruskan ke masyarakat lain sehingga seluruh
masyarakat menjadi tahu akan perkembangan yang sedang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-9
berlangsung.
Pola inilah yang diyakini sebagai usaha pelestarian yang secara
tidak sadar telah dilakukan oleh pengelaloa Rakom Citra FM sebagai
sebuah komunitas budaya di Banyuwangi.Kesadaran bahwa dengan
membentuk sebuah komunitas budaya berarti mereka harus turut serta
melestarikan budaya memang belum sepenuhnya dimiliki oleh
pengelola. Namun, kesadaran itu dapat dimaknai dari apa yang telah
dilakukan dengan komunitasnya dan radio sebagai media dari
komunitas tersebut. Pada pelaksanaannya, meski pengelola menolak
untuk menyebut bahwa mereka turut melestarikan budaya Banyuwangi,
namun apa yang telah mereka lakukan menunjukkan bukti lain.
Jaini, salah satu penggiat budaya Banyuwangi mengatakan
keberadaan radio komunitas adalah salah satu aspek yang mendukung
budaya Banyuwangi masih diketahui oleh masyarakat, salah satunya
adalah musik kendang-kempul.
Isun iki bengen wedi, Lek, kadung mbesuk lare-
lare enom iki hing weruh ambi kebudayaane dewek.
Tapi sun deleng kok radio komunitas iki bisa nyajikaken
program hang bisa milu nguri-uri budaya
Banyuwangen. Kadung menurut isun ono gunane radio
komunitas iku. Masio tah tetep onok eleke. Kadung
dinggo papan gendakan, mabuk-mabukan, lan liyo-
liyone. Tapi kan iku radio hang oro bener, kadung hang
programe bener yo osing (Wawancara dengan Jaini, 18
Maret 2015)
Saya ini dulu takut.Nak, kalau nanti anak muda ini tidak tahu dengan kebudayaannya sendiri.Tapi saya
lihat radio komunitas ini bisa menyajikan program yang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-10
ikut melestarikan kebudayaan Banyuwangi.Kalau
menurut saya ada gunanya keberadaan radio komunitas
ini.Meskipun masih ada sisi buruknya.Terkadang dibuat
untuk tempat menjalin perselingkuhan, minum-minuman
keras.dan lain-lain. Tapi kan itu untuk radio komunitas
yang tidak jelas, kalau yang programnya jelas ya tidak
(Wawancara dengan Jaini, 18 Maret 2015).
Lebih lanjut, Jaini menambahkan bahwa yang didapatkan dari
keberadaan radio komunitas itu adalah kemudahan akses. Dengan
pengelolaan di bawah komunitas, akses untuk menembuh ke dalamnya
seperti ikut serta dalam program yang dilakukan, maupun melakukan
usulan program dapat dilakukan dengan mudah.
Kadung musuh radio swasta kayok Mandala,
Vis, canbi GBS iku kan angel, Lek. Kudu milu aturane
bos lah, hing cocok ambi tujuane radio lah, wedi hing
payu lah, akeh wes pokoke alasane. Ning radio
komunitas iki kan enak, jare lare-lare saiki iku fleksibel.
Hing kakean aturan, hang penting kan bermanfaat
kanggo anggota komunitas. Delengan wes ono tah acara
kebudayaan iki kang sing bermanfaat kanggo wong
liyo? (Wawancara dengan Jaini, 18 Maret 2015)
Kalau dengan radio swasta seperti Mandala, Vis,
atau GBS itu kan susah, Nak. Harus ikut peraturan perusahaan.tidak sesuai dengan tujuan radio, takut tidak
laku. Banyak pokoknya alasan yang digunakan. Di radio
komunitas ini kan mudah, kata anak zaman sekarang itu fleksibel. Tidak banyak aturan, yang penting bermanfaat
untuk anggota komunitas. Lihat saja apakah ada acara
kebudayaan yang tidak bermanfaat untuk orang lain? (wawancara dengan Jaini, 18 Maret 2015)
Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa keberadaan radio
komunitas tidak selamanya menimbulkan dampak positif, namun
setidaknya beberapa kelompok masyarakat mengkui bahwa adanya
radio komunitas bermanfaat bagi kelompok mereka. Jaini yang
merupakan seorang penggiat kebudayaan Banyuwangi di bidang tari
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-11
dan pertunjukan mengamini bahwa adanya rakom bermanfaat
bagikelestarian budaya Banyuwangi. Hasnan Singodimayan sebagai
budayawan senior Banyuwangi juga memberikan penilaian posilif bagi
rakom yang memiliki porogram tentang budaya Banyuwangi. Tidak
heran ketika kemudian banyak tumbuh rakom yang memiliki basis
komunitas budaya. Sebagai daerah yang memiliki potensi kebudayaan
yang besar, Banyuwangi memang memiliki iklim positif untuk
pengembangan kebudayaan.
No. Jenis Komunitas Jumlah
1. Pertanian 5
2. Pendidikan 2
3. Budaya 12
4. UMKM 3
5. Pariwisata 2
Tabel III.1 Jumlah Rakom Anggota JRKBB
Berdasarkan Jenis Komunitas
Sumber : Data Primer
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-12
III.1.2 Radio Komunitas Citra FM dan Bentuk Pemberdayaan
Komunitasnya
Pemberdayaan komunitas merupakan kunci dari keberadaan
sebuah radio komunitas.UU dan Peraturan Pemerintah dengan jelas
mengamanatkan hal tersebut Poin itulah yang membedakan rakom
dengan radio swasta maupun radio publik.Diharapkan, melalui radio,
komunitas di dalamnya dapat diberdayakan dan ikut andil ke dalam
pemberdayaan masyarakat dalam jangkauan yang lebih luas.
Pemberdayaan komunitas yang dimaksud oleh peneliti adalah
segala bentuk kegiatan yang dilakukan bersama anggota komunitas
terkait keberadaanya sebagai komunitas budaya, khususnya penikmat
musik kendang-kempul.Dengan menamakan diri sebagai komunitas
budaya, Rakom Citra FM melakukan kegiatan-kegiatan budaya demi
peningkatan sumber daya manusia di dalam komunitas.Selain itu dalam
pertemuan antaranggota, beberapa kali diadakan diadakan pelatihan
meski belum rutin dan kontinyu.Rakom Citra FM beberapa kali
mengadakan pelatihan broadcasting, teknik pengelolaan radio
komunitas, maupun jurnalisme terhadap anggota komunitasnya. Selain
itu, Rakom Citra FM pernah bekerja sama dengan BKKBN melakukan
penyuluhan mengenai program keluarga berencana. Salah satu bentuk
kerjasama dengan BKKBN adalah penyuluhan dan pelatihan program
KB dan penggunaan kontrasepsi pengendali kelahiran yang dilakukan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-13
pada Februari 2015 lalu.Pelatihan tersebut diikuit oleh 24 rakom
anggota JRKBB. Dalam pelatihan dan penyuluhan tersebut juga
dilakukan perpanjangan kerjasama tentang penyuluhan program
BKKBN yang telah dilakukan sejak 2005. Bulan berikutnya, pengelola
Rakom Citra FM diundang dalam sebuah penyuluhan yang dilakukan
oleh BKKBN bekerja sama dengan Jaringan Radio Komunitas
Indonesia (JRKI) wilayah Jawa Timur yang dilaksanakan di Kabupaten
Jombang. Dalam program tersebut, selama 3 hari, pengelola-pengelola
radio anggota JRKI seluruh Jawa Timur diberikan penyuluhan tentang
berbagai program BKKBN. Program ini juga dilaksanakan untuk
membentuk kader BKKBN yang berasal dari komunitas-komunitas dari
berbagai kalangan.
Kerjasama yang dilakukan BKKBN dengan menggandeng radio
komunitas menjadi salah satu poin yang menarik. Berdasarkan
keterangan Aguk, koordinator JRKI wilayah Banyuwangi, kerjasama
yang ditawarkan BKKBN tersebut adalah salah satu upaya
pemberdayaan radio komunitas yang ada di Banyuwangi. Juni 2014
lalu, bekerjasama dengan BKKBN Kabupaten Banyuwangi, JRKBB
mengadakan pelatihan pembuatan jingle, sosialisasi program BKKBN,
dan pembentukan kader KB dari komunitas. (data JRKBB 2014)
Upaya-upaya yang dilakukan oleh BKKBN tersebut dilakukan
karena radio komunitas memiliki audience yang stabil dan dekat.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-14
Selain itu, ini merupakan bentuk tanggungjawab BKKBN sebagai salah
satu lembaga negara untuk ikut memberdayakan komunitas sebagai
salah satu komponen masyarakat.
Namun, menurut peneliti, jika target yang ingin dicapai adalah
keberhasilan program-program BKKBN, kerjasama dengan radio
komunitas dirasa kurang tepat.Hal ini dikarenakan, berdasarkan
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, anggota komunitas yang
terdapat di radio komunitas rata-rata berusia diatas 40 tahun. Dalam
usia tersebut, program utama BKKBN 2 Anak Cukup tidak lagi relevan
untuk disosialisasikan. Seharusnya, yang menjadi target adalah
kalangan muda, dimana mereka masih memasuki usia produktif.
Peneliti menduga, usaha yang dilakukan oleh BKKBN adalah
bentuk tanggung jawab sosial. Jikalau mereka ingin sosialisasi program
berhasil, faktor yang dipertimbangkan adalah radio komunitas lebih
dipilih oleh masyarakat untuk didengarkan. Hal ini dibuktikan dengan
jumlah radio komunitas yang terus bertambah dan kepemilikian alat
yang semakin mudah membuat pilihan mendengarkan radio menjadi
meningkat. Dari ILM yang disiarkan melalui rakom, BKKBN berharap
masyarakat yang terpapar siaran menjadi mengetahui. Lambat laun,
program tersebut diharapkan bisa diterima dan diterapkan oleh
masyarakat.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-15
Selain kerjasama dengan BKKBN, pada tahun 2011, JRKBB
yang di dalamnya terdapat Rakom Citra FM, melakukan pendidikan
dan latihan (diklat) reportase, teknik pemancar, dan regulasi. Diklat ini
dilakukan untuk mengedukasi berbagai rakom yang ada di
Banyuwangi. Pada tahun tersebut, pertumbuhan rakom memang mulai
memperlihatkan peningkatan yang signifikan. Diklat itu, menurut
Sutrisno, juga untuk menumbuhkan kemandirian terhadap pengelola
radio komunitas.
Pelatihan seperti yang dilakukan tahun 2011 itu
agar pengelola rakom ini tidak gampang ditipu sama
teknisi-teknisi itu, Mas. Soalnya banyak kejadian teknisi datang mengatakan radionya ada masalah dan pengelola
tidak tahu sama sekali. Kan yo kasihan mereka ini.
Kalau mereka bisa, setiap ada alat yang rusak kan bisa dibenahi sendiri (Wawancara dengan Joko Sutrisno, 17
April 2015).
Gambar III.1 Banner Salah Satu Pelatihan yang Diadakan JRKBB
Sumber : Dokumentasi Penelitian
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-16
Bersama JRKBB, Rakom Citra FM juga mengadakan pelatihan
terhadap radio-radio baru yang hendak mengajukan perizinan. Pelatihan
tersebut meliputi broadcasting, reportase, teknik penyiaran, hingga
pengelolaan program penyiaran. Hal ini dimaksudkan untuk membuat
radio-radio komunitas yang baru dapat menjalankan radionya seperti
yang seharusnya.
Dalam proses perizinan sebuah radio komunitas
akan diadakan sebuah sidang yang nantinya akan menguji
kemampuan dan kesiapan pengelola radio komunitas. Pada
tahap sidang atau EDP itulah banyak yang gagal dan hams mengulang. Makanya kita melakukan pelatihan terus-
menerus agar para pengurus radio komunitas dapat
menjelaskan apa itu komunitas, bagaimana pengelolaannya, program-program yang baik itu seperti
apa, juga bagaimana seharusnya radio komunitas berjalan.
Kalau benar-benar radio komunitas ya programnya tidak hanya karaoke mbayar sewu (wawancara dengan Joko
Sutrisno, 29 Marct 2015).
Sebuah jaringan, memang dibentuk agar anggota di dalamnya
menjadi berdaya. Hal ini yang coba dipraktekkan oleh JRKBB. Tujuan
utama dibentuk JRKBB adalah menyatukan berbagai radio komunitas
yang ada di Banyuwangi, untuk kemudian dilakukan pemberdayaan
agar setiap pengelola dapat menjalankan radionya dengan baik. Radio
yang telah lebih dulu menjadi anggota JRKBB berkewajiban untuk
membimbing radio yang baru atau yang ingin menjadi anggota.
Pembimbingan tersebut dilakukan secara menyeluruh, mulai dari
teknik penyiaran hingga penyusunan program.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-17
Pembimbingan dilakukan karena proses perizinan sebuah rakom
bukanlah hal yang mudah. Untuk mendapatkan sebuah izin, radio
komunitas harus melalui berbagai tahapan. Dijelaskan dalam PP No. 51
Tahun 2005 pasal 8 dan 9 dijelaskan secara rinci mengenai tahapan
untuk mendapatkan izin penyiaran. Tahapan itu harus melalui Dinas
Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi, KPID, hingga KPI Pusat.
Berdasarkan pengamatan peneliti, dibutuhkan waktu minimal 6 bulan
untuk mendapatkan izin siaran. Itu asumsi jika tidak ada kendala dalam
berbagai tahapan yang dilalui.
Berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh Rakom Citra
FM, pada setiap tahapan selalu ada koreksi yang terjadi. Mulai dari
alokasi frekuensi, program siaran, hingga data teknis yang digunakan.
Rakom Citra FM mendapatkan izin Rekomendasi Kelayakan setelah
melakukan pengurusan selama 4 tahun.
Kendala selama mengurus izin ya ada saja, Mas.
Apalagi kan kalau ngurus ya harus ke Surabaya.
Banyuwangi ke Surabaya ya tidak dekat kan. Belum lagi kalau orang KPID susah ditemui atau banyak alasannya.
Kita ya mau tidak mau harus bolak-balik. Itu sudah habis
biaya berapa. Citra ini 4 tahun baru turun Rekomendasi
Kelayakan (RK). Kalau yang baru-baru ini enak, tidak sampai 2 tahun sudah dapat RK. Malah ada yang cuma 1
tahun. Kalau dibilang mbulet ya mbulet, Mas. Apalagi
pimpinannya ganti-ganti. Ganti pimpinan ya ganti peraturan. Makanya di JRKBB itu kan gunanya untuk
biar tahu gimana cara ngurus izinnya. Yang sudah tahu
saja masih ruwet dan salah terus, bagaimana yang belum tahu (Wawancara dengan Joko Sutrisno, 17 Mei 2015).
Permasalahan penerapan kebijakan di Indonesia yang turun-
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-18
temurun adalah soal pergantian pejabat pemangku kebijakan. Ketika
terjadi pergantian pimpinan, otomatis yang berlaku adalah aturan dari
pimpinan yang baru. Masyarakat sebagai sasaran kebijakan menjadi
bingung atas perubahan yang berlaku serta merta tenpa pemberitahuan
terlebih dahulu. Hal itu yang dihadapi oleh pengurus JRKBB. Apalagi,
terkait perizinan radio komunitas tidak hanya melibatkan satu lembaga.
Peraturan lintas lembaga seringkali memiliki proses yang lebih rumit.
Contoh yang bisa diambil adalah permasalahn yang baru-baru ini
terjadi. Muhammad Dawud, Ketua Divisi Sosialisasi Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur mengatakan harus ada
pembatasan mengenai perizinan radio komunitas mulai dari tingkat
Kabupaten. Karena sebelum proses masuk ke KPID, terlebih dahulu
hams mendapatkan rekomendasi dari Dishubkominfo Kabupaten
(Kompas.com/2014/09/08/radio-karaoke.html diakses pada 7 Juni 2015
pukul 22.51).
Pembatasan yang diwacanakan oleh Dawud tersebut
dikarenakan frekuensi dari radio komunitas dianggap mengganggu
penerbangan Bandara Blimbingsari, Banyuwangi. Apalagi
pertumbuhan radio komunitas di Banyuwangi sudah diatas normal dan
sebagian besar digunakan untuk karaoke, bukan murni radio komunitas.
Peneliti beranggapan pembatasan perizinan bukan hal yang
tepat untuk mengatasi sengkarut rakom di Banyuwangi. Mengutip yang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-19
dikatakan Sutrisno pada pertemuan JRKBB April lalu, bahwa yang
dibutuhkan rakom adalah pendidikan soal bagaimana rakom harus
dikelola. Bukan pembatas ataupun berbagai kesulitan yang disengaja
agar pengelola rakom mengurungkan niatnya untuk mendirikan radio
komunitas.
Untuk itu, mengantisipasi keruwetan proses perizinan rakom,
pelatihan menjadi pilihan dari JRKBB. Pengurus JRKBB memilih
untuk tidak menghiraukan kesulitan yang dihadapi. Mereka percaya
bahwa jika apa yang dilakukan telah sesuai dengan UU dan PP, tidak
ada alasan untuk tidak mengeluarkan izin.
Rakom Citra FM sendiri sebagai salah satu radio tertua di
Banyuwangi dan sekretariat JRKBB menjadi rujukan bagi radio baru
ketika ingin mengurus izin hingga membentuk program.Sutrisno,
semenjak menjabat sebagai ketua JRKBB memang menenkankan untuk
melakukan pelathan terhadap radio-radio komunitas baru.
Banyak yang menanyakan soal pelatihan tentang
penyiaran, reportasi, dan lainnya. Apalagi ketika JRKBB
memang menuntut biaya untuk itu. Ini kan dilakukan untuk kebaikan radio. Kita juga tidak mau anggota
jaringan malah tidak tahu apa-apa. Daripada tidak mau
dibimbing untuk tahu dan bisa, lebih baik tidak usah ikut
jaringan (Wawancara dengan Joko Sutrisno, 15 April 2015).
Fenomena ini menumbuhkan asumsi penulis bahwa
pemberdayaan pada radio komunitas tidak hanya berjalan di dalam
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-20
rakom itu sendiri. Mereka mengembangkan bentuk pemberdayaan itu
lebih luas kepada rakom lain. Tidak lagi relevan menyebut bahwa
syarat utama sebuah komunitas adalah dalam ruang lingkup geografis
yang kecil. Di Banyuwangi, sebuah komunitas berkembang lebih besar
menjadi sebuah jaringan yang dimaknai sebagai komunitas baru yang
lebih besar daya jangkau dan cakupannya. Kata komunitas tidak lagi
berarti sempit, di Banyuwangi komunitas tumbuh menjadi besar
mencakup berbagai radio komunitas yang membentuk sebuah jaringan.
Suryandaru (2006) dalam penelitiannya yang bertajuk
"Pemberdayaan Komunitas Melalui Pengembangan Media Penyiaran
Komunitas” mengungkapkan adanya jaringan radio komunitas
membuat rakom memiliki kekuatan tawar ketika berhadapan dengan
regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Mengambil subjek penelitian
di Radio Wiladeg, Yogyakarta, Suryandaru menemukan bagaimana
Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta (JRKY) dapat menjadi mediator
atas permasalahan yang dihadapi oleh rakom ketika berhubungan
dengan Pemerintah.
Tidak salah jika kemudian rakom-rakom di Banyuwangi
menerapkan hal serupa. Membentuk komunitas yang lebih besar dalam
sebuah jaringan memang digunakan sebagai media untuk menghadapi
Pemerintah.Sutrisno sendiri mengatakan bahwa terdapat perbedaan
dalam penyelesaian permasalahan radio komunitas ketika permasalahan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-21
itu diselesaikan melalui jaringan atau tidak. Jaringan dalam hal ini
JRKBB memiliki posisi tawar lebih tinggi dibanding ketika rakom
datang atas nama komunitas pribadi.
Hal ini juga disampaikan oleh Navi, Kepala Bidang
Komunikasi, Dishubkominfo Kabupaten Banyuwangi pada pertemuan
JRKBB tanggal 19 April 2015:
Adanya JRKBB ini kan memudahkan kita dalam
melacak apa-apa saja yang dilakukan oleh radio di
Banyuwangi. Kalau ada anggota JRKBB yang
bermasalah, kita tinggal panggil saja pengurusnya dan meminta penjelasan. Kalau ada usulan yang ingin
disampaikan, atau keluhan tentang reguiasi dll, bisa
disampaikan lewat forum seperti ini. Ini kan juga diinisiasi oleh jaringan. Kalau kita selesaikan
permasalahan itu satu per satu di tiap radio komunitas ya
sangat sulit. Lihat saja ada berapa radio komunitas di
Banyuwangi. Kemudahan pengorganisasian ini yang kita puji dari adanya JRKBB (wawancara dengan Navi, 19
April 2015).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-22
Namun diakui oleh Ketua KPID Jawa Timur bahwa
permasalahan tentang rakom di Banyuwangi sudah sangat kompleks.
Pembenahan yang akan dilakukan terbentur oleh berbagai hal yang
kemudian menyulitkan usaha pembenahan itu sendiri.
Kalau berbicara tentang penerapan term
komunitas pada radio komunitas, di Banyuwangi itu
tidak ada yang bisa disebut sebagai radio komunitas. Malah yang terjadi fokusnya pada radio, bukan
komunitasnya. Seharuskan kan tidak boleh seperti itu.
Dengan kondisi seperti sekarang ini, jumlah radio yang
sudan banyak sekali, sulit untuk dibenahi. Apalagi KPID
kan tidak bisa menjalankan fungsi penindakan. Fungsi
itu ada di Balmon, Balmonnya ya sepertinya kurang
cepat geraknya.Yawes ngene dadine (wawancara dengan Donni Maulana, 24 April 2015).
Dalam permasalahan radio komunitas, KPID berfungsi
mengeluarkan rekomendasi pecrizinan. Izin sendiri dikeluarkan atas
dasar keputusan Menteri. KPID hanya berwenang melakukan evaluasi
dengar pendapat dan selanjutnya terlibat dalam Forum Rapat Bersama
(rangkuman pasal 8 dan 9 PP No. 51 Tahun 2005).
Dengan posisi tersebut, sesuai tugas pokok, KPID hanya berhak
mengusulkan, mengevaluasi, dan memberikan pendidikan kepada
pengelola radio komunitas. Sejauh ini, KPID telah melakukan berbagai
pelatihan mulai dari program siaran, teknik pemancar, hingga citizen
journalism. Seperti yang digelar pada 27 April 2015, KPID
mengumpulkan radio komunitas se-Jawa Timur yang telah dipilih
untuk dilatih mengenai pembentukan program siaran.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-23
Untuk permasalahan di Banyuwangi, KPID beberapa kali terjun
ke lapangan untuk memantau permasalahan yang ada. Namun tindakan
itu dirasa belum cukup bagi pengelola rakom di Banyuwangi. Sutrino
mengatakan yang dibutuhkan oleh pengelola rakom adalah penerapan
aturan yang jelas dan pendidikan mengenai pengelolaan rakom.Hal itu
yang disayangkan oleh Sutrisno belum dilakukan maksimal oleh
KPID.Penguins KPID sendiri selalu beralasan bahwa kewenangan yang
dimiliki oleh KPID terbatas dan permasalahan rakom di Banyuwangi
sudah begitu banyak.
Permasalahan rakom yang begitu kompleks disadari oleh
Rakom Citra FM. Apalagi terkait dengan pemberdayaan komunitas
yang terus dipertanyakan baik oleh KPID, Dishubkominfo, maupun
pihak-pihak lain yang terkait.Pengelola Rakom Citra FM menenkankan
bahwa fokusnya saat ini adalah bertahan untuk tetap mengudara sesuai
dengan tujuan awal rakom ini berdiri. Permasalahan di lapangan yang
berkaitan dengan menjamurnya rakom di Banyuwangi sudah membuat
pengelola menggunakan berbagai cara agar tetap bertahan.
Fakta yang ditemukan oleh penulis menunjukkan bahwa
kemampuan Rakom Citra FM bertahan sampai saat ini adalah karena
berbagai bentuk pemberdayaan telah dilakukan sebelumnya. Selain itu
juga usaha yang dilakukan untuk memberdayakan radio komunitas lain
membuat jaringan yang terbentuk antara Rakom Citra FM dengan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-24
rakom lain tetap baik. Hal ini diyakini oleh penulis karena banyak
radio yang pada akhirnya berhenti mengudara karena kehilangan
pendengar dan ditinggalkan oleh fan serta komunitasnya. Rakom
kebanyakan di Banyuwangi terbentuk atas dasar keinginan pemilik
untuk kepentingan komersil. Pemilik rakom tersebut berlindung dibalik
nama rakom karena dari segi biaya perizinan, alat siaran, dan
penggunaan frekuensi lebih terjangkau. Namun yang terjadi adalah
kejenuhan dari pendengar. Tidak bisa dipungkiri bahwa sebuah radio
baik itu komersil, publik maupun komunitas tetap bertahan karena
pendengamya. Pendengar ini termasuk mereka yang menjadi anggota
komunitas bagi sebuah rakom.
Pemberdayaan komunitas yang baik berdampak pada
penyusunan program acara sebuah rakom. Rakom Citra FM kerap kali
menayangkan live program off-air komunitasnya. Medio 2005-2010
Rakom Citra FM memiliki program live siaran pada program off-air.
Program yang disiarkan adalah jumpa fans yang biasanya diadakan
ketika salah satu anggota komunitas memiliki hajatan, program
pelatihan, maupun penyuluhan atau diklat yang bekerja sama dengan
pihak lain. Dalam program live siaran tersebut, disajikan reportase
langsung dari lokasi kegiatan, bincang-bincang, hingga karaoke
bersama. Program ini menarik karena melibatkan semua anggota
komunitas.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-25
Dulu memang ada program itu ketika anggota
komunitas masih banyak. Acara itu memang kita adakan
karena permintaan komunitas. Selain untuk senang-
senang, kita kan juga bisa belajar bersama. Seperti siapa
yang jadi penyiar itu bisa gantian, nanti kita latihan
langsung. Jadi tidak hanya teori tapi praktek dan
disiarkan langsung di udara (Wawancara dengan Joko Sutrisno, 23 Maret 2015).
Berbagai bentuk pemberdayaan tersebut kemudian yang
menjadi pembeda bagaimana Rakom Citra FM dikelola dibandingkan
dengan berbagai radio yang terus tumbuh di Banyuwangi. Pada Subbab
ini, peneliti telah menyebutkan berbagai pelatihan, penyuluhan, serta
bentuk kerjasama dengan berbagai pihak yang pernah dilakukan oleh
Rakom Citra FM. Selanjutnya, peneliti akan menjabarkan bentuk
funding dan salah satu program pemberdayaan komunitas yang sampai
saat ini dilakukan rutin oleh pengelola Rakom Citra FM yakni program
anjang sana. Peneliti juga akan menganalisis apakah kedua bentuk
program tersebut mendukung keberadaan Rakom Citra FM sebagai
radio komunitas yang menjalankan fungsinya dengan baik atau justru
program tersebut perlu dipertanyakan kembali.
III.1.2.1 Bentuk-Bentuk Pendanaan Radio Komunitas Citra FM
Sebuah lembaga penyiaran tentu tumbuh dengan berbagai
permasalahan.Bagi lembaga penyiaran komunitas, permasalahan
terusada dan bersifat menyeluruh. Seperti yang dijelaskan sebelumnya,
meski telah diundangkan dan pelaksanaannya telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah, keberadaan Rakom sebagai salah satu Lembaga
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-26
Penyiaran Komunitas hidup dengan berbagai pembatasan. Mulai dari
sistem pengelolaan, peralatan siar, frekuensi hingga pendanaan.
Saya tidak tahu apa yang diinginkan pemerintah
dengan berbagai aturan yang diterbitkan untuk radio
komunitas. Apa ini semacam tidak ikhlas dengan adanya
radio komunitas atau memang penyiaran kita sudah dikuasai oleh orang-orang komersil. Tapi berbagai
aturan ini ya jujur saja membatasi pergerakan kami
sebagai lembaga penyiaran komunitas (wawancara dengan Joko Sutrisno, 19 April 2015).
Salah satu permasalahan mendasar bagi radio komunitas adalah
soal pendanaan. Diakui oleh Joko Sutrisno, radio komunitas yang ada
di Banyuwangi saat ini, termasuk Citra FM, tidak memiliki basis
komunitas yang kuat. Hal tersebut berimplikasi pada kelangsungan
radio itu sendiri.
Banyak radio yang tidak bisa bertahan lama ya
karena tidak punya cara pembiayaan yang bagus, Mas. Apalagi kan banyak radio di Banyuwangi ini
penghasilannya cuma dari karaoke. Kalau karaokenya
rame terus ya radionya siaran terus. Kalau sudah sepi, paling-paling sebentar lagi juga tutup. Begitu seterusnya.
(Wawancara dengan Joko Sutrisno, 17 Apri 2015)
Pada awal mengudara, Rakom Citra FM hidup atas iuran
komunitas. Anggota komunitas berkewajiban melakukan setoran
kepada pengurus sebagai bentuk pendanaan untuk pengelolaan Rakom
Citra FM. Pengelola, meskipun tidak mereka sadari menjalankan model
crowdfunding dalam penmbiayaan rakom. Crowdfunding adalah
metode penggalian dana yang melibatkan anggota komunitas. Anggota
komunitas ikut andil dalam membiayai sebuah organisasi, perusahaan,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-27
atau media dengan membeli produk dari induk kounitas tersebut
maupun dalam bentuk iuran seikhlasnya. Dana tersebut nantinya akan
digunakan untuk pembiayaan organisasi yang memiliki timbal balik
kepada anggota komunitas itu sendiri. Namun yang terjadi kemudian
adalah kejenuhan karena sistem pemberdayaan dan pengelolaan
komunitas yang tidak berjalan dengan baik. Hal itu menyebabkan
semakin lama jumlah anggota komunitas yang tergabung di Rakom
Citra FM terus berkurang.Sutrisno mengakui Rakom Citra FM dapat
bertahan karena banyaknya jumlah anggota komunitas pada saat itu.
Namun setelah jumlah anggota berkurang, Sutrisno sebagai ketua DPK
yang merupakan pengelola Rakom Citra FM berusaha mencari cara lain
untuk pendanaan rakom.
Model pendanaan yang pertama dilakukan adalah dengan
menerima iklan layanan masyarakat (ILM). PP No. 51 Tahun 2005
pasal 27 menyebutkan Lembaga Penyiaran Komunitas dilarang
melakukan siaran iklan dan/atau siaran komersial, lainnya, kecuali iklan
layanan masyarakat. Penayangan ILM kemudian digunakan oleh
sebagai salah satu bentuk model pencarian dana karena lewat ILM
pengelola rakom mendapatkan biaya meskipun jumlah dan
ketentuannya tidak boleh ditetapkan. Rakom Citra FM menjalin
kerjasama dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) untuk menyiarkan sebuah iklan layanan masyarakat tentang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-28
program keluarga berencana (KB) dari pemerintah. Dari penayangan
ILM tersebut, Rakom Citra FM mendapatkan dana sesuai dengan
perjanjian sebelumnya. BKKBN adalah salah satu lembaga
Pemerintah yang rutin mengajak kerjasama radio komunitas dalam
mensosialisasikan program yang dimiliki.
Selain BKKBN, Rakom Citra FM juga menerima ILM dari
Dishubkominfo, Dinas Kesehatan, dan KPK. Keberhasilan Rakom
Citra FM menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga pemerintah
tidak lepas dari keikutsertaannya di JRKBB dan Jaringan Radio
Komunitas Indonesia (JRKI). Lembaga pemerintah memang rutin
mengajak JRKI sebagai induk asosiasi radio komunitas di Indonesia
sebagai media promosi dan sosialisasi program-program dari berbagai
lembaga tersebut.
Bentuk lain pendanaan yang dilakukan oleh Rakom Citra FM
adalah dengan menerima spot iklan dari anggota komunitas. Tentang
hal ini, baik UU maupun PP belum mengatur dengan jelas. Iklan dari
anggota komunitas biasanya berupa promosi usaha milik anggota
komunitas. Bentuk usahanya antara lain obat-obat kesehatan, sayur-
mayur, buah-buahan, maupun berbagai jenis usaha lain. Pengelola
Rakom Citra FM tidak menetapkan tarif atas spot iklan yang dijual
kepada anggota komunitas. Iklan pun ditayangkan setiap ada
kesempatan. Yakni pada jeda program maupun siaran pagi dan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-29
menjelang petang yang memang dikhususkan untuk menayangkan
iklan layanan masyarakat.
Ini yang membedakan radio komunitas dengan
radio komersil. Secara pemberdayaan kami
menggunakan model komunitas tapi kalau untuk mencari dana kami menggunakan cara-cara komersil.
Namun bedanya, kami di rakom tidak memasang tarif
dan tidak menentukan waktu penyangan. Bayarnya
seikhlasnya dan ditayangkan juga seenaknya pengelola. Namanya podo enake (wawancara dengan Joko Sutrisno,
17 April 2015).
Suryandaru (2015) pada Workshop Program Acara Radio
Komunitas yang diadakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
(KPID) Jawa Timur mengungkapkan pengelola radio komunitas hams
jeli dalam mencari dana untuk pcmbiayaan radio komunitas.
Karena pendanaan di radio komunitas ini kan seperti dibatasi. Jadi ya sampean hams pintar mencari
celah. Contohnya meminta produk-produk untuk
membuat ILM tapi dibagian akhir diberikan spot bahwa ILM tersebut dipersembahkan oleh produk yang
bersangkutan. Itu kan tidak ada di UU, jadi ya sah-sah
saja (Statement Yayan Sakti Suryandaru, 27 April 2015).
Sutrisno sendiri membenarkan bahwa Rakom Citra FM
menggunakan cara-cara komersil dalam mencari dana untuk
pengelolaan rakom. Hal itu dia lakukan untuk tetap mempertahankan
keberadaan rakom. Dalam wawancara tanggal 17 April 2015, Sutrisno
menjelaskan:
Kalau kita tidak menerima ILM atau iklan dari
komunitas, rakom ini tidak akanbertahan lama.
Mengandalkan iuran dari anggota komunitas itu tidak bisa. Tiga bulan pertama mungkin masih lancar tapi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-30
setelahnya ya tidak ada. Makanya saya dan pengurus
lainnya akhirnya menggunakan cara ini. Toh ini juga
tidak melanggar kan. Hasilnya juga kita gunakan untuk
memberdayakan komunitas dan merawat peralatan radio.
Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah batas antara term
komunitas dan komersil dalam pengelolaan rakom. Seperti statement
yang disampaikan Donni Maulana, Ketua KPID Jawa Timur, yang
telah dibahas oleh penulis dalam bab sebelumnya. Donni
menyayangkan tidak adanya rakom yang secara legal formal
menerapkan prinsip dasar dalam pengelolaan komunitas.
Radio komunitas kan ya seharusnya didanai oleh
iuran komunitas, ketika ada kerusakan merupakan tanggung jawab komunitas. Bukan mencari iklan apalagi
dari karaoke. Yang terjadi di Banyuwangi dan hampir
semua rakom di Jatim ini kan seperti itu. Saya bisa
menyebutkan itu mana-mana radio yang melanggar. Tidak ada yang rakom yang benar-benar komunitas itu
(Wawancara dengan Donni Maulana, 24 April 2015).
Kenyataannya, jika ditilik lebih dalam, di Banyuwangi tidak ada
rakom yang benar-benar menjalankan fungsi rakom yang seharusnya.
Termasuk Rakom Citra FM, dalam bentuk pendanaan, rakom tersebut
tidak ada bedanya dengan radio swasta komersil. Menurut peneliti,
yang membedakan hanya besaran dana dan peletakan slot iklan.
Besaran dana yang didapatkan oleh rakom memang terhitung kecil.
Mereka hanya menerima iklan dari anggota komunitas. Bahkan yang
terjadi saat ini, terdapat obat kesehatan yang mengiklan hampir di
seluruh rakom di Banyuwangi. Obat kesehatan tersebut sebenarnya
adalah usaha milik anggota komunitas yang bertindak sebagai reseller
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-31
dan dipasarkan melalui rakom, namunpangsa pasar produk tersebut
sebenarnya cukup besar. Hal ini yang memunculkan kebingungan
dimana posisi rakom sebenarnya.
Model pencarian dana seperti itu pada akhimya menihilkan
partisipasi anggota komunitas terhadap pengelolaan rakom. Kata kunci
dari radio komunitas adalah partisipasi aktif anggota, mulai dari
pendirian hingga pengelolaan, termasuk dalam pembiayaan. Dengan
menerima iklan komersil, anggota komunitas tidak ikut andil dalam
membiayai rakom. Pertanyaannya kemudian apakah rakom tersebut
masih dapat disebut sebagai radio komunitas ketika partisipasi
komunitas sudah hilang dalam pembiayaan.
Tumpang-tindih dan kerancuan penafsiran atas peraturan yang
dikeluarkan pemerintah ini kemudian membuat keberadaan rakom
terbatas ruang geraknya. Bahkan bisa dikatakan berada pada posisi
yang tidak jelas. Komersialisasi memang tidak bisa dipungkiri hadir
dan diterima dengan baik oleh radio komunitas. Mereka menerima
dengan terbuka karena sistem pendanaan komersil diakui lebih baik.
Hal ini bisa dilihat dari lama waktu sebuah radio swasta komersil
mengudara. Diakui atau tidak, kemampuan bertahan radio komunitas
tidak lebih baik dari radio swasta komersil.
Citra FM sebagai salah satu rakom yang menjalankan amanat
UU No. 32 Tahun 2002 pun merasakan bagaimana gerakan mereka
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-32
sangat dibatasi oleh peraturan-peraturan yang telah ada. Tidak jarang,
penindakan dilakukan oleh Balai Monitoring Spektrum dan Frekuensi
(Balmon) karena pelanggaran-pelanggaran kecil yang dilakukan oleh
rakom-rakom yang telah berizin, seperti Citra FM. Sedangkan di sisi
lain, keberadaan rakom yang tidak berizin seperti dibiarkan oleh
Balmon tanpa ada tindakan yang jelas.
Kami memang mengakui kalau ada beberapa
tindakan dalam pencarian dana yang tidak sesuai
dengan UU atau PP. Tapi yang kami minta setidaknya ya pengertian khususnya dari pihak Balmon. Lihat saja
radio-radio yang illegal itu. Secara pembiayaan mereka
hitungannya melanggar lho. Mereka cuma dapat dana dari orang-orang karaoke, sedangkan di UU kan hanya
boleh lewat ILM dan iuran komunitas. Malah kami
radio-radio yang sudah mengurus izin terus saja diuber-
uber, yang nggak izin malah dibiarkan (Wawancara dengan Joko Sutrisno, 15 April 2015).
Permasalahan utama yang menjadikan radio komunitas
menggunakan cara-cara radio swasta komersil sebagai bentuk
crowdfunding adalah keterlibatan komunitas dalam pengelolaan radio
yang bisa dibilang minim. Suryandaru (2006) mengatakan bahwa ciri
utama media penyiaran komunitas adalah keterlibatan komunitas itu
sendiri. Anggota komunitas seharusnya diposisikan sebagai subjek
yang berhak ikut menentukan bagaimana kelangsungan hidup sebuah
radio komunitas. Namun yang ten adi adalah posisi anggota komunitas
sama dengan pendengar.
Termasuk dalam pendanaan, sebuah radio komunitas
seharusnya hanya menerima dana dari anggota komunitas. Dana
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-33
tersebut dapat berbentuk iuran periodik atau insidentil. Dalam pasal 27
Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2005 menyebutkan bahwa
Lembaga Penyiaran Komunitas dilarang melakukan siaran iklan
dan/atau siaran komersial, lainnya, kecuali iklan layanan masyarakat.
Pasal 34 menambahkan bahwa Lembaga Penyiaran Komunitas dapat
memperoleh sumber pembiayaan dari sumbangan, hibah, sponsor, dan
sumber lain yang sah dan tidak mengikat dalam pendiriannya.
Ketidakmampuan rakom dalam menjalankan sepenuhnya
amanat UU dan PP tentang model pembiayaan diakui oleh Sutrisno
sebagai pengelola Rakom Citra FM. Hal ini dikarenakan basis
komunitas yang tidak kuat.Ditambah dengan anggota komunitas Radio
Citra FM sebagian besar dari kalangan menengah kebawah.Menuntut
komunitas untuk ikut rutin dalam pembiayaan sebuah rakom adalah
mustahil ketika anggotanya bukan dari kalangan mampu. Seperti yang
diungkapkan oleh Sutrisno pada wawancara tanggal 15 April 2015:
Kalau komunitas kita dari orang-orang yang
punya uang ya tidak raasalah ditarik urunan per bulan,
Mas. Tapi lihat saja siapa komunitas dibalik radio itu. Bagaimana bisa menghidupi radio dengan urunan kalau
untuk biaya hidup sehari-hari saja masih bingung.
Aturan yang dibuat pemerintah tidak me lihat masalah itu soalnya.
Masduki (2004) menjelaskan bahwa sebagian besar radio
komunitas di Indonesia didirikan oleh mereka yang tidak dihiraukan
oleh media penyiaran arus utama. Mereka sebagian besar adalah
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-34
masyarakat kalangan menengah kebawah yang belum mandiri secara
ekonomi. Jadi, untuk menuntut bahwa pembiayaan radio komunitas
diharuskan dari iuran komunitas dan ILM seperti sebuah keniscayaan.
Ditambah rakom belum memiliki program pemberdayaan komunitas
yang baik.
Kemampuan setiap radio komunitas untuk menggaet lembaga
agar menayangkan ILM di radionya juga berbeda-beda. Keberhasilan
Rakom Citra FM bekerja sama dengan BKKBN tidak dapat dilakukan
oleh semua radio komunitas. BKKBN hanya mau bekerja sama dengan
radio komunitas yang telah lama berdiri dan tergabung dalam JRKI
sedangkan tidak semua rakom menjadi anggota JRKI. Posisi radio
komunitas di dalam jaringan menjadi penting kemudian jika
berhubungan dengan kemampuan mencari dana. Salah satu radio
komunitas, Ar-Rahman FM tidak mendapatkan spot ILM dari BKKBN
karena rakom ini masih terhitung baru dan tidak menjadi anggota JRKI
meski telah menjadi anggota JRKBB. Yang terjadi kemudian adalah
mencari dana melalui karaoke dan spot iklan komunitas. Sedangkan
seperti diketahui, model pencarian dana melalui program karaoke
merupakan salah satu yang yang dilarang oleh UU.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-35
No Nama Rakom Kabupaten
1 DAMARWULAN FM Kediri
2 ANTARTIKA FM Kediri
3 DAFFA FM Kediri
4 MADU FM Tulungagung
5 MATRIX FM Ponorogo
6 GLOBAL FM Blitar
7 SORAYA MOJOPAHIT FM Mojokerto
8 SBL FM Jombang
9 AWANG-AWANG FM Sidoarjo
10 CITRA FM Banyuwangi
11 SURYA FM Banyuwangi
12 SUNAN GIRI FM Malang
13 BRIT FM Banyuwangi
14 BUNG TOMO FM Banyuwangi
15 MADU FM GRESIK Gresik
16 PENDOWO FM Sidoarjo
17 DWI JAYA FM Kediri
18 ARROZI FM Madiun
19 BAYU FM Ngawi
20 RBA FM Ngawi
21 KISS FM Ngawi
22 RJK FM Ngawi
23 RDS FM Ngawi
24 MITRA SANDY FM Ngawi
25 RCB FM Ngawi
26 RAS FM Ngawi
27 ARJUNA FM Ngawi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-36
28 KARUNIA FM Magetan
29 RPM FM Magetan
30 KHARIZA FM Magetan
31 ADELWEIS FM Magetan
32 CARAKA FM Magetan
33 ASWAJA FM Magetan
34 SOMALIA FM Ngawi
35 JELITA FM Ngawi
36 RAMAJAYA FM Trenggalek
37 KURNIA FM Trenggalek
38 PLANET FM Banyuwangi
39 ARIF KAFILAH FM Banyuwangi
40 MITRA TANI FM Trenggalek
41 SETIA FM Nganjuk
42 PUJANGGA FM Nganjuk
43 AL AZHAAR FM Tulungagung
44 GCS FM Jombang
45 TOKCER FM Sidoarjo
46 TARUNA FM Jombang
47 ASMARA FM Nganjuk
48 SKBR FM Banyuwangi
49 PASS FM Batu
50 RPW (Anggota Kehormtan) Surabaya
51 BOSS FM Batu
52 MADU FM Jombang
53 GARUDA FM Jombang
54 MY MBS 2 FM Blitar
55 MUTIARA FM Mojokerto
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-37
56 JOLOTUNDO FM Mojokerto
57 SANJAYA FM Jombang
58 PARADIS FM Jombang
59 SUARA TEBUIRENG FM Jombang
Tabel III.2 Data Rakom Anggota JRKI Jawa Timur Tahun
2012-2016
Sumber : Website JRKI Jawa Timur
Rakom Citra FM dan beberapa rakom yang telah lama berdiri
seperti Bung Tomo FM, Planet FM, ataupun Brit FM beruntung
memiliki jaringan ke lembaga-lembaga Pemerintah.Ini memunculkan
semacam hierarki dalam jaringan radio komunitas itu sendiri.Hierarki
tersebut berdampak pada rakom mana yang mendapatkan proyek dari
berbagai lembaga Pemerintah. Bagi rakom yang berusia muda dan tak
ada jaringan keatas, mereka lebih memilih untuk mencari dana melalui
karaoke, meski mereka mengerti itu dilarang.
Banyak yang tidak menyadari konflik tersembunyi dari kue
ILM yang diterima oleh rakom di Banyuwangi. Peneliti menduga ini
terjadi karena tidak ada pemerataan dan program pemberdayaan dari
Pemerintah yang tidak menjangkau semua rakom. Implikasinya adalah
kemampuan rakom dalam bertahan. Sehingga tidak heran ketika
tumbuh banyak radio karaoke yang berkedok rakom demi
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, seperti radio komersil.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-38
Pada dasarnya, yang membedakan radio komunitas dengan
radio swasta komersil adalah izin yang diajukan untuk pendirian.
Ketika ditemukan bahwa rakom juga menjalankan praktek
komersialisasi dari radio swasta mengenai pembiayaan, maka asumsi
bahwa partisipasi komunitas menjadi ciri khas rakom menjadi gugur.
Meski aspek pemberdayaan masih dijalankan oleh beberapa rakom.
III.1.2.2 Anjang Sana sebagai Salah Satu Bentuk Silahturahmi dan
Pemberdayaan Komunitas
Sebagai salah satu Lembaga Penyiaran Komunitas, Rakom
Citra FM memiliki program on-air maupun off-air. Acara on-air
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendengar, fans, maupun
anggota komunitas. Sedangkan pada saat off-air, pengelola
menggunakannya sebagai bentuk ajang silaturahmi antar anggota
komunitas maupun pemberdayaan komunitas. Salah satu program off-
air Rakom Citra FM yang tetap berlangsung sejak awal berdiri adalah
Anjang Sana. Program ini merupakan sebuah pertemuan antar anggota
komunitas Rakom Citra FM yang diadakan setiap dua minggu sekali.
Pelaksanaannya setiap minggu kedua dan keempat.
Anjang sana ini ya program paling lawas di
Citra (Rakom Citra FM). Dulu waktu anggotanya masih
banyak diadakan semingggu sekali. Sekarang diganti dua minggu sekali karena yang ikut tinggal segelintir
(Wawancara dengan Wahyu, 29 Maret 2014).
Wahyu, salah seorang angggota komunitas Rakom Citra FM
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-39
telah turut serta dalam program ini sejak tahun 2001. Sebagai salah satu
anggota komunitas, Wahyu mengatakan bahwa Anjang Sana
merupakan ajang untuk bersilaturahmi antaranggota. Selain itu, dalam
Anjang Sana juga beberapa kali dilakukan pelatihan untuk
memberdayakan komunitas sebagai subjek utama dari kelangsungan
Citra FM sebagai sebah radio komunitas.
Agenda yang dilakukan pada setiap pertemuan Anjang Sana
berbeda-beda. Sekali waktu, pihak pengelola Rakom Citra FM
mengajak anggota komunitas untuk sama-sama belajar tentang radio
komunitas.
Kami pernah melakukan berbagai pelatihan pada
acara Anjang Sana. Seperti pelatihan menjadi penyiar,
bagaimana membuat sebuah berita, dll. Tapi ya tidak setiap pertemuan begitu. Cuma sesekali saja. Tiga bulan,
atau empat bulan, atau enam bulan sekali begitu, Mas
(Wawancara dengan Joko Sutrisno, 15 April 2015).
Pengelola Rakom Citra FM terus berusaha menjalankan peran
bahwa radio komunitas ada dari, untuk, tentang, dan oleh komunitas.
Oleh sebab itu, berbagai pelatihan dilakukan untuk memberdayakan
anggota komunitas.
Namun, diakui oleh Sutrisno, pelatihan itu mulai jarang
dilakukan karena berbagai kendala yang muncul di kemudian hari
Salah satunya adalah berkurangnya anggota komunitas. Semakin
banyaknya radio yang mengudara di Banyuwangi membuat jangkauan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-40
siar radio komunitas mengalami penyempitan. Apalagi radio komunitas
dibatasi hanya diperbolehkan menggunakan daya maksimal 100 watt
untuk pemancarnya. Anggota komunitas yang bertempat tinggal cukup
jauh dari studio Rakom Citra FM perlahan-lahan mulai menanggalkan
keanggotaannya. Faktor lain yang menyebabkan penurunan jumlah
komunitas adalah usia dari anggota komunitas. Sejak awal berdiri,
anggota Rakom Citra FM sebagian besar berusia lanjut. Mereka yang
tergabung dalam anggota komunitas Rakom Citra FM adalah yang
dulunya gemar mengikuti acara budaya di radio swasta komersil yang
telah mengudara sebelumnya.
Selain itu, ada fenomena yang patut dicermati mengenai
penurunan jumlah anggota komunitas di Rakom Citra FM. Fenomena
tersebut adalah ketika seorang penyiar memutuskan untuk keluar dari
rakom, mereka akan mendirikan radio komunitas baru. Hal ini juga
sering terjadi di Rakom Citra FM. Seperti yang dikatakan oleh Sutrisno
saat wawancara tanggal 17 April 2015:
Banyak radio baru itu karena penyiar-penyiar dari
radio sebelumnya keluar. Bisa saja mereka buat sendiri
atau dimodali orang lain. Itu tidak hanya di Citra, di radio-radio lain juga ada. Sekarang dengan uang I5 juta
saja sudah bisa Mas bikin Radio. Ya itu yang bikin radio
di Banyuwangi ini jadi banyak.
Bukan hanya kuantitas anggota komunitas yang kemudian
menyebabkan pemberdayaan anggota komunitas di Rakom Citra FM
tidak berjalan maksimal. Kualitas komunitas juga terayata belum
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-41
sepenuhnya memadai. Dibuktikan dengan program Anjang Sana yang
hingga kini terus dilaksanakan. Beberapa orang yang bertahan adalah
mereka yang didasari oleh kecintaan mereka terhadap radio serta
keinginan mereka untuk terus belajar.
Wahyu mengatakan bahwa dia masih terus menjadi anggota
komunitas di Rakom Citra FM karena hobi dengan musik dan budaya
Banyuwangi. Selain itu, di Rakom Citra FM, Wahyu mendapatkan
banyak manfaat yang dirasakan mulai tentang penyiaran hingga bisnis
(wawancara dengan Wahyu, 29 Maret 2015).
Kembali ke program Anjang Sana yang dilakukan oleh Rakom
Citra FM. Menamakan diri sebagai komunitas budaya Banyuwangi,
Rakom Citra FM tidak meninggalkan muatan budaya Banyuwangi
dalam setiap pertemuan yang dilakukan. Setiap acara Anjang Sana
selalu dibuka dengan sambutan ketua DPK Rakom Citra FM, setelah
itu dilanjutkan dengan sambutan tuan rumah. Yang menarik adalah
adanya pembacaan tahlil pada rangkaian acara. Pembacaan tahlil ini
menunjukkan bagaimana masyarakat Banyuwangi tidak melepaskan
religiusitas dalam setiap laku kehidupannya, termasuk dalam acara-
acara non-formal seperti Anjang Sana. Sutarto (2006) dalam
penelitiannya mengatakan bahwa kesenian pada masyarakat Using
atau Banyuwangi merupakan produk adat yang mempunyai relasi
dengan nilai religi dan pola mata pencaharian di bidang pertanian.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-42
Dalam masyarakat Using, agama dan tradisi saling mengisi: agama
seringkali sebagai kekuatan yang lebih dominan mewarnai tradisi.
Akibatnya, tidak sedikit unsur-unsur agama maupun kepentingan
agama mewarnai produk kesenian Using (Sutarto, 2006).
Namun, dominasi unsur agama dalam setiap kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat Using tersebut tidak berlaku secara kaku.
Dalam artian, setiap ritual keagamaan yang dijalankan harus dipimpin
oleh seorang tokoh agama. Dalam program Anjang Sana, tahlil
dipimpin oleh salah satu anggota komunitas yang dianggap lebih
mengerti, bukan ahli dalam ritual keagamaan.
Tahlil ini dilakukan karena semua anggota
kebetulan muslim. Namanya orang islam kan kita
diajarkan kalau setiap pertemuan harus diawali dengan
pembacaan doa agar stiap pertemuan itu barokah. Wujudnya ya tahlil ini. Tapi tahlilnya tidak harus
mendatangkan pak haji, pak ustadz, atau tokoh agama.
Ya cukup dari anggota ini, siapa yang dianggap lebih mengerti ya itu yang diminta. Sampean lihat sendiri,
bentuk tahlilnya juga tidak sepertinya kebanyakan. Ya
tidak apa-apa, yang penting kan tujuannya baik. Yang penting niatnya. Namanya orang islam ya meskipun ini
pertemuan seneng-seneng tetep kudu ono dungone ning
Kong Kuos. (wawancara dengan Wahyu, 29 Maret
2015).
Tidak ketinggalan dalam program Anjang Sana adalah karaoke
bersama lagu-lagu kendang-kempul Banyuwangi. Sebagai komunitas
budaya penggemar musik dan kebudayaan Banyuwangi, komunitas
pertemuannya. Tidak jarang juga diselingi dengan pembahasan
mengenai lagu baru yang telah keluar atau siapa artis kendang-kempul
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-43
yang sedang naik daun saat ini
Karaoke dan saling berbagi informasi tentang
lagu-lagu kendang-kempul atau budaya Banyuwangi
lainnya ini semacam agenda wajib, mas Rendy. Ya kami
ini kan bertemunya karena hobi sama budaya Banyuwangi, mulai dari lagu, kesenian, sampai tari-
tarian. Jadi ya diwujudkan dengan kegiatan seperti ini.
Kan ini salah satu caranguri-uri budaya (Wawancara dengan Wahyu, 29 Maret 2015).
Pada suatu kesempatan ketika salah satu anggota komunitas
memiliki hajatan seperti khitanan atau pernikahan. Rakom Citra FM
melakukan jumpa fans. Acara jumpa fans tidak hanya dihadiri oleh
anggota komunitas yang masih aktif, melainkan fans-fans Rakom Citra
FM atau mantan anggota komunitas yang dulu sempat bergabung juga
diundang untuk hadir. Dalam jumpa fans, acara difokuskan karaoke
bersama dengan silaturahmi. Acara ini memang dilaksakan
insidentil.Oleh karenanya memang digunakan sebagai ajang silaturahmi
baik oleh komunitas, fans, maupun pendengar Rakom Citra FM.
III.2 Radio Komunitas dan Musik Kendang Kempul
Masyarakat Using dalam kehidupan seharihari selalu berinteraksi
dengan lingkungannya dengan menggunakan sistem adat yang berlangsung
secara kontinyu dan terikat oleh rasa identitas bersama dalam kesatuan
sosialnya (Koentjaraningrat, 1990). Mereka menghadapi tantangan dan
rangsangan dari lingkungan, termasuk tantangan dan rangsangan dari sumber-
sumber daya alam. Dalam menjawab tantangan dan rangsangan ini, mereka
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-44
secara individual ataupun kolektif mengembangkan budaya dan
memanfaatkannya sebagai pedoman beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Salah satu wujud pengembangan budaya tersebut adalah penciptaan
lagu-lagu daerah Banyuwangi.
Suyitno (2008) mengungkapkan sebagai ekspresi budaya, lagu daerah
Banyuwangi memiliki fungsi sebagai lambang identitas budaya masyarakat
Using. Lagu daerah Banyuwangi dipandang identik dengan sifat dan perilaku
masyarakat tutur Using. Bentuk.corak, dan ungkapan dalam teks lagu
dianggap sebagai cerminan budaya masyarakat pemiliknya.
Lagu daerah Banyuwangi atau yang dikenal oleh masyarakat dengan
nama kendang-kempul mendapatkan tempat cukup baik di masyarakat
Banyuwangi. Mereka dengan sadar ikut melestarikan musik asli masyarakat
Using tersebut dengan mengkonsumsi, menyebeluaskan, serta ikut membeli
berbagai produk yang dihasilkan seperti CD, DVD, digital release, dan
pertunjukan. Berdasarkan data Samudra Jaya Record, salah satu studio
rekaman di Banyuwangi, dua album Kendang-Kempul keluaran mereka
mencapai penjualan 150.00 copy, yakni album "The Best Demy Kudangan"
dan album "Monata 1".
Selain itu, Angga Swara selaku produser dari Samudra Jaya Record
mengatakan akun resmi youtube miliki studio rekaman miliknya mendapatkan
view minimal 15.000. Bahkan ada yang bisa menembus ratusan ribu view.Hal
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-45
ini membuktikan bagaimana musik kendang-kempul diterima di masyarakat.
Sutrisno, salah seorang pencetus musik kendang-kempul mengatakan
peran aktif masyarakat dalam mengkonsumsi kendang-kempul adalah salah
satu indikator yang membuat kendang-kempul tetap ada hingga kini.
Konsumsi atas musik kendang-kempul dilakukan oleh masyarakat dengan
berbagai cara. Yang paling utama yakni membeli rilisan fisik dalam bentuk
VCD maupun DVD. Bahkan sekarang mulai banyak yang mengkonsumsi
rilisan digital melalui internet atau sharing antar rekan. Selain itu, masyarakat
mengkonsumsi musik kendang-kempul dengan menonton pertunjukan secara
langsung. Pertunjukan musik kendang-kempul banyak diadakan di
Banyuwangi dalam acara hajatan perkawinan maupun acara insidentil seperti
masa liburan hari raya, tahun baru, dan libur sekolah.
Selain kedua bentuk konsumsi tersebut, yang sedang ramai dilakukan
oleh penggemar musik kendang-kempul adalah melalui radio komunitas.
Pertumbuhan radio komunitas sangat pesat di Banyuwangi. Data dari Jaringan
Radio Komunitas Blambangan Banyuwangi (JRKBB) menyebutkan terdapat
lebih dari 250 radio komunitas yang mengudara saat ini. Sebagian besar dari
radio komunitas tersebut menampilkan program karaoke musik kendang-
kempul sebagai program utama. Disadari atau tidak, konsumsi musik
kendang-kempul melalui radio komunitas merupakan bentuk baru. Meski
yang digunakan adaJah media tradisional, yakni radio, fenomena ini menarik
untuk dianalisis lebih dalam. Subbab ini akan menjelaskan tentang fenomena
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-46
konsumsi musik kendang-kempul melalui radio komunitas sebagai bentuk
aktualisasi penggemar musik kendang kempul dan bagaimana prospek
perkembangan radio komunitas kedepan.
III.2.1 Radio Komunitas Citra FM Sebagai Media Aktualisasi
Penggemar Musik Kendang-Kempul
Radio memiliki berbagai fungsi sebagai sebuah media.Selain
sebagai sumber informasi, radio juga memiliki fungsi hiburan. Masduki
(2004) mengatakan bahwa saat ini, sajian hiburan adalah andalan bagi
radio untuk tetap bertahan. Ditengah kecenderungan masyarakat untuk
memilih media televisi dan internet sebagai sarana untuk mendapatkan
hiburan, radio tetap bertahan dengan caranya sendiri. Begitu juga
dengan radio komunitas, jangkauan yang dekat dengan pendengar,
materi siaran yang diperuntukkan kepada komunitas membuat
keberadaan rakom tetap diakui oleh pendengar.
Salah satu hal yang membuat rakom tetap bertahan atau bahkan
menjadi pilihan pendengar adalah basis komunitas yang dimiliki.
Rakom adalah media penyiaran yang dibentuk, dikelola, dan disiarkan
untuk komunitas. Keberadaan komunitas sebagai fanssekaligus
pendengar adalah keunggulan radio komunitas yang tidak dimiliki oleh
radio swasta komersil maupun televisi. Selain itu, komunitas ini juga
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-47
ikut beipartisipasi baik secara aktif dalam pelaksanaan program-
program penyiaran maupun secara pasif hanya sebagai pendengar.
Di Banyuwangi, berbagai radio komunitas muncul dengan
basis komunitas yang berbeda-beda. Terdapat rakom dengan basis
komunitas pertanian seperti Prima FM, Krishna FM, dan Brit Fm. Ada
radio UMKM seperti Planet FM, serta radio budaya seperti Bung
Tomo FM dan Citra FM. Radio-radio ini terbentuk karena keberadaan
komunitasnya terlebih dahulu yang kemudian berinisiatif untuk
membuat radio sebagai media aktualisasi, asosiasi, pemberdayaan,
hingga advokasi.
Dalam subbab ini, peneliti akan medeskripsikan salah satu
fungsi radio komunitas sebagai media aktualisasi, baik oleh fans
maupun komunitasnya. Rakom Citra FM sebagai objek kajian peneliti
merupakan salah satu radio komunitas tertua di Banyuwangi yang
masih bertahan hingga kini. Venus, salah seorang penggiat rakom di
Banyuwangi yang juga pendiri Rakom Planet FM mengatakan bahwa
Citra FM adalah pelopor program karaoke sebagai program hiburan
untuk penggemar musik dan budaya Banyuwangi.
Program karaoke itu ya awal di daerah selatan
sana, Mas. Citra FM punyanya Pak Dimas itu yang
awal-awal menerapkan. Dulu awalnya ya bagus buat penyaluran hobi buat mereka yang suka musik.
Ditambah kan Citra itu radio komunitas budaya
Banyuwangi. Durasi programnya juga tidak terlalu lama.
Tidak seperti radio-radio sekarang ini isinya karaoke
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-48
terus dari pagi ketemu pagi lagi (Wawancara dengan
Venus, 19 April 2015).
Untuk mengakomodasi keinginan komunitas dan fans dalam
mengaktualisasikan kegemaran mereka terhadap kebudayaan
Banyuwangi, pengelola Rakom Citra FM memang membuat sebuah
program karaoke untuk khalayak mereka. Khalayak yang dimaksud
adalah pendengar, fans dan komunitas. Tentang perbedaan pendengar,
fans, dan komunitas telah peneliti jelaskan di bab sebelumnya.
Radio komunitas yang baik adalah radio komunitas yang
menerima partisipasi aktif dari komunitasnya. Tanpa partisipasi,
terutama dari tiap anggota komunitas, segenap aktivitas siaran hambar
dan tidak signifikan. Daripada mendikte ide-ide pribadinya, pengelola
radio yang baik akan selalu mengupayakan pertimbangan yang
melibatkan semua pihak. dalam memilih kapan ia harus memulai dan
mengakhiri siaran, apa filosofi dan kandungan isi siaran yang harus
disampaikan. Dengan metode siaran interaktif, pendengar bersemangat
menyimak siaran, penyiar merasa mendapatkan penghargaan dan
stasiun radio-pun menjadi radio komunitas dalam makna yang
sesungguhnya (Fraser, 2001).
Salah satu bentuk interaktifitas diwujudkan pengelola melalui
program karaoke lagu tersebut. Program tersebut pada awalnya
memiliki dua kali waktu penayangan setiap harinya. Yakni pada pukul
13.00 - 16.00 WIB dan pukul 20.00 - 24.00 WIB. Dua kali waktu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-49
program tersebut dilakukan karena pada saat itu jumlah pendengar
Rakom Citra FM memang sangat banyak. Hal itu disebabkan ketika
awal pendirian yakni medio 1998 hingga 2004 belum banyak radio
yang mengudara di Banyuwangi. Sedikitnya jumlah radio komunitas
membuat jangkauan siar Rakom Citra FM menjadi cukup luas.
Awal-awal dulu pendengar Citra bisa sampai
jarak 20km, Mas. Frekuensinya masih sepi kan waktu
itu jadi ya yang jauh-jauh bisa dengar. Saya pernah ngecek itu sampai Purwoharjo. Sampean hitung saja itu
jarak dari Sempu ke Purwoharjo bisa sampai 18km.
Waktu itu kan ceritanya ada sms pas program karaoke
bilangnya dari Purwoharjo. Besoknya saya cek ternyata benar bisa didengarkan sampai sana. Kalau sekarang ya
sudah tidak bisa seperti itu lagi. Jarak 5 kilo saja
sekarang sudah sulit didengarkan (Wawancara dengan Joko Sutrisno, 15 April 2015).
Jangkauan siar menjadi sebuah dilema yang harus dihadapi oleh
radio komunitas. Seharusnya jangkauan siar dari radio komunitas
adalah 2,5 km sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2002. Namun sebagai
bentuk media penyiaran, pendengar adalah kunci kelangsungan sebuah
radio komunitas. Saat ini radio komunitas memang belum memiliki
riset yang valid tentang berapa pendengar radio mereka. Sebagian besar
hanya berpatokan pada survey kecil-kecil yang dilakukan olehmasing-
masing pengelola tentang seberapa banyak radio mereka didengarkan
oleh khalayak.
Implikasi dari hal ini adalah jumlah anggota komunitas yang
terus menurun dari waktu ke waktu. Komunitas memang merujuk
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-50
kepada kedekatan geografis. Namun Masduki (2004) memiliki
pandangan bahwa komunitas terbentuk oleh dua hal, yaitu (1)
kesamaan lokasi dan status sosial, dan (2) kesadaran kolektif untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengajar di Universitas Atma Jaya
Yogyakarta ini tidak menentukan mana yang lebih dominan diantara
keduanya dalam proses pembentukan sebuah komunitas. Yang terjadi
di Rakom Citra FM lebih kepada kesadaran kolektif untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu sebagai pembentuk komunitas. Hal inilah yang
membuat anggota komunitas banyak yang tidak berdasarkan jarak
geografis yang berdekatan. Ini yang disayangkan dari pembatasan
jangkauan siar radio komunitas oleh pemerintah. Karena tidak semua
komunitas terbentuk atas dasar kedekatan geografis saja. Seperti yang
dikatakan Cahyadi (2012) bahwa radio komunitas tidak bisa hanya
didefinisikan berdasarkan jangkauan wilayah siar, radio komunitas
harus didefinisikan berdasarkan persamaan kepentingan dan juga
minat.
Ketika jumlah anggota komunitas terus menurun, program
karaoke lagu-lagu kendang-kempul pun mengalami penurunan. Untuk
mensiasati penurunan popularitas tersebut, pengelola Rakom Citra FM
kemudian mengurangi waktu siaran. Selain itu, pengelola mulai
menemukan bahwa program ini tidak sepenuhnya berjalan sesuai yang
diharapkan. Tujuan awal program ini adalah mewadahi penikmat lagu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-51
kendang-kempul, selain itu juga berusaha ikut dalam melestarikan
musik kendang-kempul sebagai musik asli Banyuwangi. Sutrisno, sal
ah satu penggagas musik kendang-kempul mengatakan bahwa radio
komunitas adalah salah satu media yang cukup bagus bagi penyuka
musik kendang-kempul untuk mengaktualisasikan diri.
Ya bagus mas radio komunitas itu. Dulu kita
yang suka kendang-kempul paling ya nonton orkes kan.
Kalau tidak ya karaoke di rumah. Sekarang ada radio komunitas bisa ikut kumpul-kumpul dengan yang lain.
Kalau mau karaoke ya karaoke, kalau tidak ya hanya
lihat saja. Jadi pecinta musik kendang-kempul ini ada
wadahnya (Wawancara dengan Sutrisno, 18 April 2015).
Kemampuan radio komunitas hadir untuk mengakomodasi
kegemaran penikmat musik kendang-kempul ini mendapat apresiasi
dari berbagai pihak. Wahyu, anggota komunitas Radio Citra FM
mengatakan bahwa di rakom, komunitas dapat menentukan sendiri
bagaimana model program dan bentuk aktivitas yang dilakukan.
Enaknya di radio komunitas ini kan sakkarepe
dewek. Wong yo radio-radione dewek kan. Pengelola itu kan fungsinya sebagai orang yang ditunjuk untuk
mengurusi, jadi yo sing oleh karepe dewek, kudu karepe
komunitas. Dulu waktu saya masih jadi fans radio swasta ya dibatasi. Malah kadang banyak yang tidak
sesuai dengan keinginan kita kan (Wawancara
dengan Wahyu, 29 Maret 2015).
Model partisipasi radio komunitas sebenamya merupakan
remake dari apa yang telah dilakukan oleh radio swasta sebelumnya.
Radio swasta melalui programnya selalu berusaha membentuk sebuah
basis fans atau penggemar. Fans-fans tersebut diakui keberadaannya
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-52
dan dilibatkan dalam jalannya program tersebut. Radio swasta yang
menerapkan hal itu contohnya adalah Suzana FM melalui program
Suegele Lek dan Arum Dalu. Kedua program itu berjalan karena
pengelolaan fans yang bagus. Fans dilibatkan dalam proses jalannya
program acara. Selain itu, radio juga membentuk program off-air
sebagai sarana pertemuan bagi fans.
Di Banyuwangi, beberapa radio juga menerapkan hal serupa.
Medio 1990an, ada radio Gandrung FM yang memiliki basis fans yang
cukup besar di Banyuwangi melalui program-programnya. Gandrung
FM dulu beralamat di Kecamatan Sempu, lalu pindah ke Kecamatan
Muncar dan kini telah berganti nama menjadi Bintang Tenggara FM
dan terletak di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran. Joko Sutrisno
mengakui bahwa apa yang ia terapkan di Rakom Citra FM sebagian
besar ia sadur dari pengalamannya ketika menjadi salah satu fans di
Gandrung FM.
Penggagas berdirinya Citra FM ini dulu ya fans-
fans dan penyiar di Gandrung FM itu, Mas. Ya karena
radio itu pindah dan teman-teman merasa terlalu jauh untuk menjangkaunya makanya kita berinisiatif untuk
buat radio komunitas. Jadi ya mengelolanya berdasarkan
apa yang kita tahu selama ikut di Gandrung FM
(Wawancara dengan Joko Sutrisno, 17 Mei 2015).
Selain Gandrung FM, radio yang menerapkan hal serupa adalah
Sritanjung FM, Mandala FM, Tawang Alun FM, dan MC FM. Sebagian
besar fanbase yang dibentuk oleh radio-radio swasta adalah melalui
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-53
program musik kendang-kempul. Diantara radio swasta tersebut,
Sritanjung FM dikenal memiliki fanbase yang besar karena porsi
program musik kendang-kempul di radio tersebut cukup besar. Program
tersebut memang diyakini dapat menarik banyak pendengar. Hal ini
dikarenakan basis penggemar musik kendang-kempul sangat besar di
Banyuwangi. Selain karena letak geografis, kedekatan secara kultural
juga merupakan faktor yang menjadikan musik kendang-kempul tetap
disenangi berbagai kalangan masyarakat.
Alasan utama musik kendang kempul digemari
disini ya karena kendang-kempul ya berasal dari
Banyuwangi sendiri, Mas. Memang ada masyarakat di luar Banyuwangi yang suka tapi kan jumlahnya tidak
banyak. Kalau soal banyak masyarakat yang jadi fans
radio itu ya karena memang itu ajang untuk bertemu dan berkumpul dengan kawan sehobi gitu lah istilahnya.
(wawancara dengan Joko Sutrisno, 17 Mei 2015)
Sebelum menjadi pengelola Rakom Citra FM, Joko Sutrisno
memang mengalami masa dimana ia menjadi fans dari sebuah program
acara radio. Sutrisno memutuskan menjadi fans karena ia senang
mendengarkan musik, terutama musik kendang-kempul. Hal itu
ditambah dengan hobinya mendengarkan radio dari remaja
membuatnya memutuskan mengikuti sebuah program acara di Radio
Gandrung FM dan menjadi fans di acara tersebut.
Waktu itu ya karena senang mendengarkan
musik dan ingin menambah teman, Mas. Apalagi ikutnya kan emang dari muda, dari belum kawin dulu.
Keenakan jadinya ya diteruskan saja, dari situ tidak
hanya untuk menyalurkan hobi tapi kan bisa ketemu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-54
orang lain. Siapa tahu ada proyekan dari situ. Hahaha
(Wawancara dengan Joko Sutrino, 17 Mei 2015).
Kemunculan radio komunitas kemudian membawa fanatisme
penggemar musik kendang-kempul ke dalam media yang baru. Radio
komunitas memiliki keunggulan dalam hal jangkauan dan intimacy
kepada khalayaknya. Apalagi radio komunitas terbentuk atas dasar
persetujuan bersama dari komunitas. Bagaimana radio ini akan
dijalankan, program-program yang dibuat, hingga proses pendanaan
adalah keputusan bersama dari anggota komunitas. Hal itu seperti
membawa komunitas yang sebelumnya berada dalam tataran fans dari
sebuah program acara ke ranah lebih besar. Komunitas membuat
medianya sendiri untuk menjaga kelangsungan dan jalannya hidup
komunitas tersebut. Faktor-faktor tersebut yang membuat posisi rakom
lebih unggul dalam hal pembentukan komunitas.
Sutrisno mengatakan salah satu radio swasta, MC FM yang
memiliki program karaoke musik kendang-kempul, tidak mampu
mengalahkan keberhasilan rakom dalam menggaet dan mengelola
pendengar yang kemudian menjadi fans atau komunitas (wawancara
dengan Joko Sutrisno, 15 April 2015).
Latar belakang pengelola radio komunitas yang berasal dari
fans sebuah program acara di radio swasta komersil inilah yang
kemudian menjadikan pengelolaan rakom tak jauh berbeda dengan
radio swasta komersil. Telah disebutkan di subbab sebelumnya bahwa
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-55
Rakom Citra FM menggunakan cara pengelolaan radio swasta komersil
dalam beberapa hal. Pun dengan bagaimana rakom menjadi media bagi
para penggemar musik kendang-kempul untuk mengaktualisasikan diri.
Bagi pengelola rakom, yang terpenting adalah bagaimana
rakom dapat memenuhi kebutuhan komunitasnya. Ketika komunitas
menghendaki rakom menjalankan fungsinya sebagai media hiburan,
maka pengelola membuat sebuah program yang sanggup untuk
mewadahi hal tersebut. Kembali kepada pengertian bahwa radio
komunitas adalah media dari, oleh, dan untuk komunitas.
III.2.2 Prospek Radio Komunitas Sebagai Wadah Penggemar dan
Pelestarian Musik Kendang-Kempul
Fenomena pesatnya pertumbuhan radio komunitas di
Banyuwangi tercatat mulai tahun 2011. Saat itu, berkembang radio
komunitas yang digunakan untuk karaoke. Penggunaan radio
komunitas untuk karaoke ini menghasilkan keuntungan bagi
pengelola/pemiliknya. Keuntungan finansial dari kepemilikan sebuah
radio komunitas yang digunakan untuk karaoke inilah yang menarik
masyarakat untuk berlomba-lomba mendirikan radio komunitas. Hal
ini menyebabkan radio komunitas tidak digunakan sebagaimana
mestinya. Seharusnya, berdasarkan UU dan PP yang mengatur, radio
komunitas adalah media penyiaran yang digunakan dari, oleh, tentang,
dan untuk komunitas. Apalagi, semangat pembentukan radio komunitas
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-56
adalah bagaimana komunitas ikut berpartisipasi dalam jalannya radio.
Selain itu, komunitas adalah pihak yang harus diberdayakan dengan
berbagai pelatihan. Urgensinya adalah untuk kelangsungan radio
komunitas itu sendiri. Karena komunitas adalah pilar dari keberadaan
sebuah radio komunitas.
Permasalahan tentang radio karaoke yang berlindung dibalik
nama komunitas meresahkan banyak pihak. Ada banyak pihak yang
dirugikan dalam permasalahan ini. Pertama adalah radio komunitas
yang telah berizin. Menurut Sutrisno, keberadaan rakom yang telah
berizin ikut terseret dengan citra buruk dari radio karaoke yang marak
di Banyuwangi.
Kita ini kan sudah mengurus izin, ada itikad baik
untuk tertib terhadap peraturan. Tapi adanya radio-radio
karaoke ini yang menyulitkan kita. Pandangan daerah luar tentang rakom di Banyuwangi itu buruk sekali, Mas.
Banyuwangi ini dikenal dengan radio sewuan. Karaoke
mbayar sewu. Itu kan citra buruk. Seharusnya radio
komunitas digunakan untuk memberdayakan komunitas, anggota komunitas harus ikut berpartisipasi, juga tidak
boleh untuk kepentingan komersil. Gara-gara radio
karaoke ini fungsi radio komunitas itu tidak ada. Seharusnya mereka tidak menggunakan nama radio
komunitas, pakai saja radio karaoke. Ini kan yang benar-
benar radio komunitas yang kena jeleknya (Wawancara dengan Joko Sutrisno, 17 Mei 2015).
Bukan hanya Sutrisno yang merasa dirugikan dengan
keberadaan radio karaoke tersebut. Venus, pengelola Rakom Planet FM
mengatakan hal yang senada.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-57
Kami membuat program karaoke ya baru akhir-
akhir ini, mungkin sekitar 2 tahun. Sebelum itu tidak ada
dalam program acara kami. Ini saja karaoke disini saya
gratiskan. Cuma saya sediakan kotak amal, siapa yang
mau nyumbang ya monggoh. Hasil sumbangan itu nanti
akan kami berikan untuk panti asuhan di sebelah itu.
Beda kan sama radio yang tujuannya memang dibuat karaoke. Seharusnya namanya bukan komunitas, dadi
ngelek-eleki radio komunitas iku, Mas. Radio karaoke
itu tujuannya bukan memberdayakan komunitas tapi mencari uang. Kalau kami ini jangankan mencari uang,
malah mbandani nang radio iki (wawancara dengan
Venus, 19 April 2015).
Pihak berikutnya yang merasa dirugikan dengan keberadaan
radio karaoke adalah pelaku usaha penerbangan. Pada Juni 2013, situs
berita www.kabarbanyuwangi.com memberitakan penerbangan pesawat
latin jenis Cessna 172 milik Bali International Flight Academy (BIFA)
sempat dihentikan. Gara-garanya, navigasi ter ganggu frekuensi radio
komunitas yang kini sedang menjamur di Kota Gandrung. Gangguan
navigasi itu juga sempat menimpa penerbangan pesawat Wings Air
yang melayani perbangan komersial dengan jurusan Bandara
Blimbingsari, Rogojampi-Bandara Juanda, Surabaya.
(http://vvw.kabarbanyuwangi.info/radio-komimitas-ganggu-
navigasi.html, diakses pada tanggal 7 Juni 2015 pukul 21.45)
Kemudian pada Desember 2013, situs www.banyuwangi.asia
memberitakan tentang penutupan 5 radio komunitas yang dilakukan
oleh Balai Monitoring Spektrum dan Frekuensi kelas II Jawa Timur
bersama Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda
Jawa Timur. Kelima radio komunitas ini terpaksa di tutup karena tidak
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-58
memiliki izin dan frekuensinya mengganggu frekuensi penerbangan di
Bandara Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi. Kelima radio
komunitas itu adalah Radio Dynasti dan Mutiara, keduanya di Desa
Patoman, Kecamatan Rogojampi; Radio Bungalow dan Radio Laros,
keduanya di Desa/Kecamatan Rogojampi, dan Radio Gatara di Desa
Sragi, Kecamatan Songgon. (www.banyuwangi.asia/ tutup-lima-radio-
komunitas, diakses pada 7 Juni 2015 pukul 21.50)
Pihak Bandara Blimbingsari kerap mengeluhkan bagaimana
frekeunsi radio karaoke mengganggu frekuensi penerbangan. Pada
wawancara yang dilakukan penulis kepada Navi, Kepala Bidang
Komunikasi Dishubkominfo Banyuwangi tanggal 19 April 2015
menunjukkan pihak Dishubkominfo beberapa kali dilapori oleh
pengelola Bandara Blimbingsari.
Gangguan penerbangan ini karena frekuensi
yang digunakan radio yang tidak berizin itu mengambd
frekuensi penerbangan atau alat yang digunakan tidak
memenuhi standar. Kalau alatnya tidak sesuai standar frekuensinya bisa berubah-ubah. Tidak menutup
kemungkinan dapat mengganggu frekuensi
penerbangan. Padahal kan frekuensi yang digunakan
penerbangan itu 108 ketas. Kalau sudah begini kan
semuanya repot. Radio karaoke ini kan sering
mengubah-ubah frekuensi mereka agar bisa didengar oleh masyarakat. Tapi ya tolong lah jangan sampai
mengganggu penerbangan (wawancara dengan Navi, 19
April 2015).
Permasalahan mengenai frekuensi yang digunakan oleh
radiokaraoke juga dikeluhkan oleh radio swasta komersil. Seperti
diberitakan oleh www.detik.com pada Oktober 2011. Menurut
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-59
pemberitaan yang dikeluarkan oleh media tersebut, Humas PT Radio
Sritanjung Setia Rogojampi, Banyuwangi, Dedy Ardianto,
menyatakan kerap mendapat komplain dari pendengarnya. Karena
isisiaran radio tempatnya bekerja tak dapat diterima dengan
normalseperti sebelumnya. Bahkan, lanjut dia, saat mencoba dicek,
kanal siaran radio Sritanjung terkadang dipergunakan banyak rakom
karaoke. Sepengatahuannya, di wilayah Kecamatan Rogojampi dan
sekitarnya ada sejumlah rakom karaoke (http://news.detik.com
/surabaya/read/2011/10/27/175846/1754283/475/radio-komunitas-
karaoke-di-banyuwangi-bikin-gerah-radio-swasta diakses pada 7 Juni
2015 pukul 22.21 WIB).
Terdapat perbedaan sudut pandang dari pengelola rakom
dengan Pemerintah dalam memandang permasalahan mengenai tumbuh
suburnya radio karaoke di Banyuwangi. Bila Pemerintah selalu
membawa arah permasalahannya ke tumpang tindih dan tidak patuhnya
radio dalam penggunaan frekuensi, pengelola rakom justru melihat ke
segi pengelolaan dan bagaimana komunitas diberdayakan. Pengelola
rakom di Banyuwangi justru mengkritik pengalokasian frekuensi yang
dilakukan oleh Pemerintah kepada radio komunitas
Saat ini kita sedang mewacanakan untuk
meminta penambahan frekuensi untuk radio komunitas.
Dengan peletakkan frekuensi diatas atau 107 keatas, jangkauan kita sangat kecil. Selain itu juga dekat dengan
frekuensi penerbangan. Bagaimana tidak mengganggu
wong frekuensi penerbangan itu mulai 108 sedangkan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-60
radio komunitas di 107,7 sampai 107,9. Jadi ya jangan
disalahkan kalau mengganggu. Padahal pada
pembahasan awal, kami kan mintanya dibawah 87.
Kalau di frekuensi itu, jangkauan kita bisa lebih luas,
daya yang digunakan juga tidak terlalu besar. Iya kalau
kita di Jawa yang penduduknya pada, dengan memakai
frekuensi diatas bisa warga yang dapat dijangkau banyak. Kalau di Kalimantan itu bagaimana? Jarak 10
km belum tentu ada penduduk lagi. Pakai frekuensi
diatas mau pemancar berapa watt? Katanya radio komunitas dibatasi maksimal 100 watt. Katanya juga
radio komunitas hams dari iuran komunitas, uang untuk
buat pemancarnya darimana? Peraturan pemerintah ini
selalu tidak berpihak ke kaum kecil (wawancara dengan Joko Sutrisno, 15 April 2015).
Saat ini, Rakom Citra FM menggunakan frekuensi 107,5 Mhz.
Bila mengacu kepada peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah,
Rakom Citra FM terhitung melanggar. Karena kanal frekuensi yang
disediakan oleh Pemerintah pada 107,7 hingga 107,9. Sutrisno
beralasan hal itu dilakukan karena jika mengambil frekuensi yang
disediakan oleh Pemerintah siaran radionya tidak dapat didengarkan
dengan jelas.
Saya sudah bilang dari awal.Pemerintah itu
setengah hati terhadap radio komunitas. Ya contohnya penyediaan frekuensi itu. Apalagi ditambah sekarang
jumlah radio itu tarn bah banyak. Kalau tnemang benar-
benar menyediakan tempat buat komunitas, ya sediakan
yang baik. Bukan malah dibatasi seperti ini. Sekarang saya ya males wes, Mas. Dulu saya semangat
memperjuangkan ini. Apalagi semenjak dipercaya oleh
teman-teman jadi ketua JRKBB.Tapi kok tambah kesini tambah tidak jelas. Ini juga setelah kepengurusan KPID
yang baru. Dulu kita punya Pak Fajar yang memang
ingin membantu bagaimana radio komunitas bisa jalan, sekarang setelah Pak Fajar diganti disana itu isinya
orang yang lebih berpihak ke komersil. Radio komunitas
terus saja diubek-diuber dan dipermasalahkan
keberadaannya. Sekarang saya terima saja ini mau dibawa kemana. Yang penting saya memenuhi segala
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-61
perizinannya, kalau kami radio yang berizin masih
diuber-uber terus ya berarti memang tidak niat membantu
keberadaan radio komunitas (wawancara dengan Joko
Sutrisno, 15 April 20I5).
Peneliti menganalisis hal yang dilakukan oleh Sutrisno di
Rakom Citra FM merupakan salah satu bentuk perlawanan terhadap
ruwetnya regulasi yang ditetapkan Pemerintah. Hal ini dikarenakan
tindakan tersebut tidak hanya dilakukan oleh Rakom Citra FM. Bung
Tomo FM, Planet FM, Brit FM, dan beberapa radio komunitas lain juga
melakukan hal serupa. Tindakan ini dilakukan secara sadar oleh
kelompok yang memahami dengan benar segala peraturan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah. Ketidakpuasan akan tindakan-tindakan
yang diambil oleh Pemerintah mengenai pemberlakuan UU NO. 32
Tahun 2002 dan PP No. 51 Tahun 2005 menjadi penyebabnya.
Beberapa contoh ketidakpuasan tersebut antara lain pembiaran radio
ilegal, penindakan terhadap rakom anggota JRKBB yang sedang
mengurus perizinan, hingga tidak tegas dalam menangani permasalahan
tumpang tindih frekuensi.
Beberapa kali JRKBB sebagai lembaga advokasi rakom di
Banyuwangi memberikan usulan tentang bentuk penindakan serta
penyelesaian berbagai permasalahan yang. Namun yang terjadi usulan
tersebut tidak mendapat respon positif. Sempat ada usulan yang
ditindaklanjuti tentang pengumpulan rakom per kecamatan untuk
kemudian diadakan diskusi dan pembinaan. Usulan itu hanya diadakan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-62
sekali dan tidak ada tindak lanjut berikutnya. Yang terjadi adalah
pembiaran, radio ilegal tetap mengudara dan permasalahan yang terjadi
semakin kompleks dan tidak terselesaikan.
Terdapat satu lagi permasalahan yang dipandang sebagai sisi
negatif dari keberadaan rakom di Banyuwangi. Portal berita online
www.kompas.com pada 8 September 2014 memberitakan tentang isu
perselingkuhan di radio karaoke yang terdapat di Banyuwangi. Dengan
tajuk "Radio Karaoke, Dari Bernyanyi Hingga Selingkuh ada Disini"
redaktur menulis tentang dua orang yang hobi karaoke di radio
komunitas.
Terkadang, menurut lelaki yang berbadan
gempal tersebut, ada radio yang juga menyediakan
tempat khusus untuk minuman keras. "Hampir samalah
kayak yang di Iokalisasi, musik dan minum. Bedanya enggak ada perempuan sama kamarnya aja, nungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Taufik (39). Bahkan, secara terang-terangan, Taufik mengaku
menjalin hubungan intim dengan salah satu penyiar
radio komunitas."Awalnya sih karena sering duet nyanyi bareng, ternyata keterusan. Ya pinter-pinter saja.
Kebetulan istri jadi TKW ke Taiwan. Kalau ini sudah
bukan rahasia lagi di kalangan radio. Banyak yang cerai,
banyak yang selingkuh. Belum lagi kalau rebutan cari perhatian penyiar," kata Taufik sambil tertawa. (Kutipan
berita di www.kompas.com diakses pada 7 Juni 201S
pukul 22.35)
Isu perselingkuhan memang menjadi rahasia umum di kalangan
pegiat radio komunitas di Banyuwangi. Wahyu, anggota komunitas
Rakom Citra FM mengatakan dia tidak memungkiri adanya isu
tersebut.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-63
Itu bukan isu, tapi memang kenyataannya
begitu, Mas. Saya tidak berusaha menutupi hal itu.
Semua tergantung ke diri orangnya. Kadung tujuane elek
yo dadine elek, kadung apik kan yo oleh manfaate yoro.
Seperti saya, sudah dari tahun 90an saya ikut di radio
komunitas, buktinya tidak ada masalah dengan keluarga
saya. Hubungan saya dengan teman-teman di rakom juga baik. Soal goda menggoda itu biasa, asal tidak keterusan.
Sampean lihat saja kan daritadi saya ya menggoda
teman-teman ini. Karena kita sudah seperti keluarga, jadi ya biasa saja. Kalau yang sampai selingkuh itu memang
dari awal biasanya tujuannya sudah jelek.Tidak bisa
mengambil manfaat dari adanya radio komunitas
(wawancara dengan Wahyu, 29 Maret 2014).
Sisi-sisi negatif yang terdapat pada radio komunitas tidak
dipungkiri ada dan terus tumbuh. Dengan tumbuhnya radio karaoke
berkedok komunitas menyebabkan sisi negatif tersebut terus muncul
dan sulit untuk ditanggulangi. Radio karaoke tersebut tidak
menjalankan fungsi radio komunitas sebagaimana mestinya. Fokus
pendiriannya ada pada bagaimana mendapatkan keuntungan sebanyak-
banyak dari pendengar maupun fans yang datang untuk berkaraoke.
Mereka bisa dikatakan radio komersil yang berlindung dibalik baju dan
kemudahan yang ditawarkan oleh radio komunitas. Sedangkan belum
ada tindakan tegas dan menyeluruh yang dilakukan oleh Pemerintah.
Fenomena ini menjadikan prospek radio komunitas di
Banyuwangi sulit diprediksi. Peneliti meyakini banyaknya radio
karaoke menaikkan popularitas musik kendang-kempul karena banyak
dari pendengar yang melakukan karaoke memiliki lagu kendang-
kempul. Secara tidak langsung, hal ini membuat keberadaan musik
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-64
kendang-kempul diakui dan dikonsumsi terus-menerus oleh
masyarakat. Angga Swara, salah seorang produser musik kendang-
kempul mengakui keberadaan radio komunitas maupun radio karaoke
membentu promosi album yang dia keluarkan.
Sangat membantu promosi adanya radio itu
mas.Kita jadi tidak usah keluar biaya promosi banyak-
banyak. Paling ya cukup bagi-bagi kaset ke radio-radio
yang banyak pendengar dan pengunjungnya. Jadi mau nggak mau mereka memutarkan, pendengar tahu lagu
baru kita, ya biasanya nanti beli kasetnya. Apalagi radio
ini kan dekat sama masyarakat, tidak seperti TV. Yang
mendengarkan ya orang-orang sekitar yang pasti tahu
lagu kendang-kempul.Dari situ lah album kita diketahu
dan diterima masyarakat (wawancara dengan Angga Swara, 23 April 2015).
Namun, jika dilihat dari segi pemberdayaan komunitas yang
terjadi adalah penurunan. Berdasarkan data yang dihimpun peneliti,
pelatihan dan bentuk pemberdayaan komunitas lainnya banyak
dilakukan pada medio 2010-2013. Kejenuhan juga terjadi di beberapa
radio komunitas yang telah berdiri dalam waktu lama. Berkurangnya
jumlah komunitas, banyak anggota komunitas yang pindah ke radio
lain, serta semakin banyaknya radio komunitas baru menjadi
penyebabnya.
Radio komunitas memang masih bisa dapat bertahan di tengah
serangan dari media lain karena kedekatan dan jangkauan siar yang
dimiliki. Masyarakat memilih radio komunitas karena siarannya dekat
dan memenuhi kebutuhan komunitas. Tapi seberapa besar kemampuan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA
III-65
memenuhi keinginan komunitas yang membuat eksistensinya
dipertanyakan. Begitu juga dengan komunitas yang berada di
dalamnya. Sifat kekeluargaan yang menjadi dasar pembentukan
komunitas pada radio komunitas di pedesaan, sesuai dengan objek
kajian peneliti, kembali dipertanyakan keakuratannya. Karena beberapa
radio komunitas justru mengalami penuruan jumlah komunitas yang
berpartisipasi dalam pengelolaan dan jalannya radio komunitas.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ... RENDY DIAWANGSA