analisis dampak lingkungan hidup

18
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) A. PENGERTIAN AMDAL Sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang bakal timbul, baik dampak sekarang maupun dimasa yang akan datang. Studi ini disamping untuk mengetahui dampak yang akan timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi dampak tersebut. Studi inilah yang kita kenal dengan nama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Pengertian Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) menurut PP No. 27 Tahun 1999 Pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak lingkungan hidup adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika ya, maka diberikan jalan alternatif pencegahannya. B. DAMPAK YANG DITIMBULKAN Perlunya dilakukan studi AMDAL sebelum usaha dilakukan mengingat kegiatan-kegiatan investasi pada umumnya akan mengubah lingkungan hidup. Oleh karena itu, menjadi penting untuk memerhatikan komponen-komponen lingkungan hidup sebelum investasi dilakukan. Adapun komponen lingkungan hidup yang harus dipertahankan dan dijaga serta dilestarikan fungsinya, antara lain: 1. Hutan lindung, hutan konservasi, dan cagar biosfer. 2. Sumber daya manusia. 3. Keanekaragaman hayati. 4. Kualitas udara. 5. Warisan alam dan warisan udara. 6. Kenyamanan lingkungan hidup. 7. Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan hidup. Kemudian, komponen lingkungan hidup yang akan berubah secara mendasar dan penting bagi masyarakat disekitar suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, seperti antara lain: 1. Kepemilikan dan penguasaan lahan 2. Kesempatan kerja dan usaha 3. Taraf hidup masyarakat 4. Kesehatan masyarakat Berikut ini dampak negatif yang mungkin akan timbul, jika tidak dilakukan AMDAL secara baik dan benar adalah sebagai

Upload: har-marwan

Post on 07-Jul-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Berikut analisis dampak lingkungan mata kuliah studi kelayakan bisnis

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Dampak Lingkungan Hidup

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL)

A. PENGERTIAN AMDALSebelum suatu usaha atau proyek dijalankan, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang bakal timbul, baik dampak sekarang maupun dimasa yang akan datang. Studi ini disamping untuk mengetahui dampak yang akan timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi dampak tersebut. Studi inilah yang kita kenal dengan nama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).Pengertian Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) menurut PP No. 27 Tahun 1999 Pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak lingkungan hidup adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika ya, maka diberikan jalan alternatif pencegahannya.B. DAMPAK YANG DITIMBULKANPerlunya dilakukan studi AMDAL sebelum usaha dilakukan mengingat kegiatan-kegiatan investasi pada umumnya akan mengubah lingkungan hidup. Oleh karena itu, menjadi penting untuk memerhatikan komponen-komponen lingkungan hidup sebelum investasi dilakukan.Adapun komponen lingkungan hidup yang harus dipertahankan dan dijaga serta dilestarikan fungsinya, antara lain:1. Hutan lindung, hutan konservasi, dan cagar biosfer.2. Sumber daya manusia.3. Keanekaragaman hayati.4. Kualitas udara.5. Warisan alam dan warisan udara.6. Kenyamanan lingkungan hidup.7. Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan hidup.Kemudian, komponen lingkungan hidup yang akan berubah secara mendasar dan penting bagi masyarakat disekitar suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, seperti antara lain:1. Kepemilikan dan penguasaan lahan2. Kesempatan kerja dan usaha3. Taraf hidup masyarakat4. Kesehatan masyarakatBerikut ini dampak negatif yang mungkin akan timbul, jika tidak dilakukan AMDAL secara baik dan benar adalah sebagai berikut:1. Terhadap tanah dan kehutanana. Menjadi tidak subur atau tandus.b. Berkurang jumlahnya.c. Terjadi erosi atau bahkan banjir.d. Tailing bekas pembuangan hasil pertambangan akan merusak aliran sungai berikut hewan dan tumbuhan yang ada disekitarnya.e. Pembabatan hutan yang tidak terencana akan merusak hutan sebagai sumber resapan air.f. Punahnya keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna, akibat rusaknya hutan alam yang terkena dampak dengan adanya proyek/usaha.2. Terhadap aira. Mengubah warna sehingga tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan sehari-hari.b. Berubah rasa sehingga berbahaya untuk diminum karena mungkin mengandung zat-zat yang berbahaya.c. Berbau busuk atau menyengat.d. Mengering sehingga air disekitar lokasi menjadi berkurang.e. Matinya binatang air dan tanaman disekitar lokasi akibat dari air yang berubah warna dan

Page 2: Analisis Dampak Lingkungan Hidup

rasa.f. Menimbulkan berbagai penyakit akibat pencemaran terhadap air bila dikonsumsi untuk keperluan sehari-hari.3. Terhadap udaraa. Udara disekitar lokasi menjadi berdebub. Dapat menimbulkan radiasi-radiasi yang tidak dapat dilihat oleh mata seperti proyek bahan kimia.c. Dapat menimbulkan suara bising apabila ada proyek perbengkelan.d. Menimbulkan aroma tidak sedap apabila ada usaha peternakan atau industri makanan.e. Dapat menimbulkan suhu udara menjadi panas, akibat daripada keluaran industri tertentu.4. a. Akan menimbulkan berbagai penyakit terhadap karyawan dan masyarakat sekitar.b. Berubahnya budaya dan perilaku masyarakat sekitar lokasi akibat berubahnya struktur penduduk.c. Rusaknya adat istiadat masyarakat setempat, seiring dengan perubahan perkembangan didaerah tersebut.Alternatif penyelesaian yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak diatas adalah sebagai berikut:1. Terhadap tanaha. Melakukan rehabilitasi.b. Melakukan pengurukan atau penimbunan terhadap berbagai penggalian yang menyebabkan tanah menjadi berlubang.2. Terhadap aira. Memasang filter/saringan air.b. Memberikan semacam obat untuk menetralisir air yang tercemar.c. Membuat saluran pembuangan yang teratur ke daerah tertentu.3. Terhadap udaraa. Memasang alat kedap suara untuk mencegah suara bising.b. Memasang saringan udara untuk menghindari asap dan debu.4. Terhadap karyawana. Menggunakan peralatan pengaman.b. Diberikan asuransi jiwa dan kesehatan kepada setiap pekerjac. Menyediakan tempat kesehatan untuk pegawai perusahaan yang terlibat.5. Terhadap masyarakat sekitara. Menyediakan tempat kesehatan secara gratis kepada masyarakat.b. Memindahkan masyarakat ke lokasi yang lebih aman.

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN STUDI AMDALTujuan AMDAL adalah menduga kemungkinan terjadinya dampak dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan studi AMDAL:1. Mengidentifikasi semua rencana usaha yang akan dilaksanakan2. Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak besar dan penting.3. Memperkirakan dan mengevaluasi rencana usaha yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.4. Merumuskan RKL dan RPL.Kegunaan dilaksanakannya studi AMDAL:1. Sebagai bahan bagi perencana dan pengelola usaha dan pembangunan wilayah.2. Membantu proses pengambilan.3. Memberi masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari rencana usaha.

Page 3: Analisis Dampak Lingkungan Hidup

4. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dari rencana usaha.5. Memberi informasi kepada masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha.

D. RONA LINGKUNGAN HIDUPRona lingkungan hidup pada umumnya sangat beranekaragam dalam bentuk, ukuran, tujuan, dan sasaran. Rona lingkungan hidup juga berbeda menurut letak geografi, keanekaragaman faktor lingkungan hidup, dan pengaruh manusia. Karena itu kemungkinan timbulnya dampak lingkungan hidup pun berbeda-beda sesuai dengan rona lingkungan yang ada.Hal-hal yang perlu dicermati dalam rona lingkungan hidup adalah:1. Wilayah studi rencana usaha.2. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai SDA yang ada di wilayah studi rencana usaha.Berikut ini beberapa contoh komponen lingkungan hidup yang bisa dipilih untuk ditelaah sesuai hasil pelingkupan dalam KA-AMDAL:Fisik KimiaKomponen fisik kimia yang penting untuk ditelaah diantaranya:1. Iklim, kualitas udara, dan kebisingana. Komponen iklim meliputi tipe iklim, suhu, kelembaban curah hujan dan jumlah air hujan, keadaan angin, serta intensitas radiasi matahari.b. Data periodik bencana, seperti sering terjadi angin ribut, banjir bandang diwilayah studi rencana usaha.c. Data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang mewakili wilayah studi tersebut.d. Pola iklim mikro pola penyebaran bahan pencemar udara secara umum maupun pada kondisi cuaca buruk.e. Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilayah studi rencana usaha.f. Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode kejadiannya.2. Fisiografisa. Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.b. Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas tanah.c. Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan bantuan secara geologis.3. Hidrologia. Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa.b. Rata-rata debit dekade, bulan, tahunan, atau lainnya.c. Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi.d. Kondisi fisik daerah resapan air, permukaan dan air tanah.e. Fluktuasi, potensi, dan kualitas air tanah.f. Tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk keperluan sehari-hari dan industri.g. Kualitas fisik kimia dam mikrobiologi air mengacu pada mutu dan parameter kualitas air yang terkait dengan limbah yang akan keluar.4. HidrooseanografiPola hidrodinamika kelautan seperti:a. Pasang surutb. Arus dan gelombangc. Morfologi pantaid. Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami di daerah penelitian.5. Ruang, lahan, dan tanah

Page 4: Analisis Dampak Lingkungan Hidup

a. Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pada saat rencana usaha yang diajukan dan kemungkinan potensi pengembangan dimasa datang.b. Rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang secara resmi atau belum resmi disusun oleh pemerintah setempat.c. Kemungkinan adanya konflik yang timbul antara rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya pemilikan atau penentuan lokasi bagi rencana usaha.d. Inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta daerah rekreasi yang ada diwilayah studi rencana usaha.

BilologiKomponen biologi yang penting untuk ditelaah diantaranya:1. Floraa. Peta zona biogeoklimati dari vegetasi yang berada diwilayah studi rencana usaha.b. Jenis-jenis dan keunikan vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang-undang yang berada dalam wilayah studi rencana usaha.2. Faunaa. Taksiran kelimpahan fauna dan habitatnya yang dilindungi undang-undang dalam wilayah studi rencana usaha.b. Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata yang dianggap penting karena memiliki peranan dan potensi sebagai bahan makanan atau sumber hama dan penyakit.c. Perikehidupan hewan penting diatas termasuk cara perkembangbiakan dan cara memelihara anaknya perilaku dalam daerah teritorinya.SosialKomponen sosial yang penting untuk ditelaah diantaranya:1. Demografia. Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan, dan agama.b. Tingkat kepadatan penduduk.c. Pertumbuhan (tingkat kelahiran dan kematian bayi).d. Tenaga kerja.2. Ekonomia. Ekonomi rumah tangga.b. Ekonomi sumber daya alam.c. Perekonomian lokal dan regional.3. Budayaa. Kebudayaan.b. Proses sosial.c. Pranata sosial/kelembagaan masyarakat dibidang ekonomi.d. Warisan budaya.e. Pelapisan soasial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan kekuasaan.f. Kekuasaan dan kewenangan.g. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.h. Adaptasi ekologis.4. Kesehatan masyarakata. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.b. Proses dan potensi terjadinya pemajanan.c. Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit.d. Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko.

Page 5: Analisis Dampak Lingkungan Hidup

e. Sumber daya kesehatan.f. Kondisi sanitasi lingkungan.g. Status gizi masyarakat.h. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.

E. PRAKIRAAN DAMPAK BESAR DAN PENTINGDampak besar dan terpenting dalam studi AMDAL menurut pedoman penyusunan AMDAL hendaknya dimuat hal-hal sebagai berikut:1. Prakiraan secara dampak usaha pada saat prakonstruksi, konstruksi operasi, dan pascaoperasi terhadap lingkungan hidup.2. Penentuan arti penting perubahan lingkungan hidup bagi masyarakat diwilayah studi rencana usaha dan pemerintahan dengan mengacu pada pedoman penentuan dampak.3. Dalam melakukan telaah butir 1 & 2 tersebut diperhatikan dampak yang bersifat langsung dan tidak langsung.4. Mengingat usaha atau kegiatan masih berada pada tahap pemilihan alternatif usaha maka telaahan dilakukan untuk masing-masing alternatif.5. Dalam melakukan analisis prakiraan dampak penting agar digunakan metode-metode formal secara sistematis.F. EVALUASI DAMPAK BESAR DAN PENTINGHasil evaluasi mengenai hasil telaahan dampak dari rencana usaha selanjutnya menjadi masukan bagi instansi yang bertanggungjawab untuk memutuskan kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha sebagaimana dimaksud dalam PP No. 27 Tahun 1999.1. Telaahan terhadap dampak besar dan pentinga. Yang dimaksud dengan evaluasi dampak yang bersifat holistis adalah telaah secara totalitas terhadap beragam dampak besar dan penting lingkungan hidup.b. Telaahan secara holistis dengan menggunakan metode-metode evaluasi yang lazim dan sesuai dengan kaidah metode evaluasi dampak penting dalam AMDAL sesuai keperluannya.c. Dampak-dampak besar dan penting yang dihasilkan dari evaluasi disajikan sebagai dampak-dampak besar dan penting yang harus dikelola.2. Telaahan sebagai dasar pengelolaana. Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana usaha kegiatan dan rona lingkungan hidup dengan dampak positif dan negatif yang mungkin timbul.b. Ciri dampak penting juga perlu dikemukakan dengan jelas.c. Identifikasi kesenjangan antara perubahan yang diinginkan dan perubahan yang mungkin terjadi akibat kegiatan pembangunan.d. Kemungkinan seberapa luas daerah yang akan terkena dampak penting pembangunan.e. Analisis bencana alam dan analisis resiko bila rencana usaha berasa dalam daerah bencana alam atau dekat sumber bencana alam.

G. RUANG LINGKUP STUDI DAN METODE ANALISIS DATARuang lingkup studi meliputi dampak besar dan penting yang ditelaah, yakni:1. Rencana usaha penyebab dampak terutama komponen langsung yang berkaitan dengan dampak yang ditimbulkannya.2. Kondisi rona lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan.3. Jenis-jenis kegiatan yang ada disekitar rencana lokasi beserta dampak yang ditimbulkannya.4. Aspek pada butir 1,2,3,4 mengacu pada hasil pelingkupan yang tertuang dalam dokumen kerangka acuan untuk AMDAL.Penjelasan ini agar dilengkapi dengan peta yang menggambarkan lokasi rencana usaha beserta kegiatan-kegiatan yang berada disekitarnya.

Page 6: Analisis Dampak Lingkungan Hidup

Identitas Pemrakarsa dan Penyusun AMDAL1. Pemrakarsa:a. Nama dan alamat lengkap instansi/perusahaan sebagai pemrakarsa rencana usaha dan penanggungjawab pelaksanaan rencana usaha.2. Penyusun AMDAL:a. Nama dan alamat lengkap lembaga/perusahaan disertai dengan kualifikasi dan rujukannya dan penanggungjawab penyusun AMDAL.Wilayah StudiLingkup wilayah studi mencakup pada penetapan wilayah studi yang digariskan dalam kerangka acuan untuk AMDAL dan hasil pengamatan dilapangan. Batas wilayah studi AMDAL digambar pada peta dengan skala yang memadai.

Pelingkupan Wilayah StudiPenetapan lingkup wilayah studi dimaksudkan untuk membatasi wilayah studi AMDAL sesuai hasil pelingkupan dampak besar dan penting. Lingkup wilayah studi AMDAL ditetapkan berdasarkan pertimbangan batas-batas ruang, sebagai berikut:

1. Batas ProyekYakni ruang dimana suatu rencana usaha melakukan kegiatan prakonstruksi, konstruksi, dan operasi.2. Batas EkologisYakni ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha menurut media transportasi limbah, termasuk ruang disekitar rencana usaha yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktivitas usaha.3. Batas SosialYakni ruang disekitar rencana usaha yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha.4. Batas AdministratifYakni ruang dimana masyarakat secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Batas Ruang Lingkup Studi AMDALYakni ruang yang merupakan kesatuan dari keempat wilayah diatas, namun penentuannya disesuaikan dengan kemampuan pelaksana yang biasanya memiliki keterbatasan sumber data.Metode Pengumpulan dan Analisis DataPerlunya dilakukan metode pengumpulan dan analisis data yang ilmiah dengan pertimbangan mengingat studi AMDAL merupakan telaahan mendalam atas dampak besar dan penting usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup.1. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer maupun sekunder yang dapat dipercaya yang diperoleh melalui metode atau alat yang bersifat sahih.2. Metode pengumpulan data, metode analisis atau alat yang digunakan, serta lokasi pengumpulan data berbagai komponen lingkungan hidup yang diteliti.3. Pengumpulan data dan informasi untuk demografi sosial ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan dan kesehatan masyarakat menggunakan kombinasi dari tiga atau lebih metode agar diperoleh data yang realibitasnya tinggi.

H. SISTEMATIKA PENYUSUNAN DOKUMEN AMDALAMDAL perlu disusun secara sistematis, sehingga dapat:1. Langsung mengemukakan masukan penting yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan

Page 7: Analisis Dampak Lingkungan Hidup

rencana usaha.2. Mudah dipahami isinya oleh semua pihak termasuk masyarakat.3. Memuat uraian singkat tentang rencana usaha dan dampaknya serta kesenjangan data informasi yang dihadapi selama menyusun AMDAL.

I. KEGUNAAN DAN KEPERLUAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATANKegunaan dan keperluan mengapa rencana usaha harus dilakukan ditinjau dari segi kepentingan pemrakarsa maupun segi menunjang program pembangunan.1. Penentuan batas lahan yang langsung akan digunakan oleh rencana usaha harus dinyatakan dengan peta berskala memadai.2. Hubungan antara lokasi rencana usaha dengan jarak dan tersedianya SDA hayati dan non hayati.3. Alternatif usaha berdasarkan hasil studi kelayakan.4. Tata letak usaha dilengkapi dengan peta berskala memadai yang memuat informasi tentang letak bangunan dan struktur lainnya yang akan dibangun.5. Tahap pelaksanaan.a. Tahap prakonstruksi/persiapanb. Tahap konstruksic. Tahap operasid. Tahap pasca operasi

Page 8: Analisis Dampak Lingkungan Hidup

Bahwa,di kawasan Bantar Gebang Bekasi menyebutkan, akibat dijadikan kawasan tersebut sebagai TPA, warga di sekitar menderita yang tiada berujung. Dampak, seperti Penyakit ISPA, Gastritis, Mialgia, Anemia, Infeksi kulit, Kulit alergi, Asma, Rheumatik, Hipertensi, dan lain-lain merupakan hasil penelitian selama kawasaan tersebut dijadikan TPA.

Hasil perhitungan berdasarkan jumlah penduduk,jumlah limbah domestik dari rumah tangga adalah sebesar 2.915.263.800 ton/tahun atau 5900 – 6000 ton/hari; lumpur dari septic tank sebesar 60.363,41 ton/tahun dan yang bersumber dari industri pengolahan sebesar 8.206.824,03 ton/tahun.

penanganan kebersihan di wilayah DKI Jakarta dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta, dengan jumlah sarana dan prasarana yang terdiri dari tonk sebanyak 737 buah (efektif : 701 buah); alat-alat besar : 128 buah (efektif : 121 buah); kendaraan penunjang : 107 buah (efektif : 94 buah), sarana pengumpul/pengangkutan sampah dari rumah tangga : gerobak sampah : 5829 buah; gerobak celeng : 1930 buah, galvanis : 201 buah.

Sampah yang diangkut dari Lokasi Penampungan Sementara (LPS) akan diolah di Tempat Pemusnahan Akhir (TPA). TPA yang sekarang adalah TPA Bantar Gebang, Bekasi dengan luas yang direncanakan 108 Ha. Status tanah adalah milik Pemda DKI Jakarta dan sistim pemusnahan yang dilaksanakan adalah “sanitary landfill”. Luas tanah yang sudah dipergunakan sebesar 85 persen, sisanya ± 15 persen diperkirakan dapat menampung sampah sampai tahun 2004, sehingga Pemda DKI Jakarta saat ini sudah mencari alternatif-alternatif lain sistim penanganan sampah melalui kerjasama dengan pihak swasta.

Akibat operasional yang tidak sempurna, maka timbul pencemaran terhadap badan air di sekitar LPA dan air tanah akibat limbah serta timbulnya kebakaran karena terbakarnya gas methan. Untuk mengatasi hal ini Dinas Kebersihan telah melakukan kegiatan-kegiatan antara lain :1. Menambah fasilitas Unit Pengolahan Limbah dan meningkatkan efisiensi pengolahan sehingga      kualitas limbah memenuhi persyaratan untuk dibuang.

2. Meningkatkan/memperbaiki penanganan sampah sesuai dengan prosedur “sanitary landfill”.3. Membantu masyarakat sekitar LPA dengan menyediakan air bersih, Puskesmas dan ambulance.4. Mengatur para pemulung agar tidak mengganggu operasional LPA.

Besarnya beban sampah tidak terlepas dari minimnya pengelolaan sampah dari sumber penghasil dan di tempat pembuangan sementara (TPS) sampah. Baru sekitar 75 m3 yang didaur ulang atau dibuat kompos. Sementara itu, sisanya sekitar 60% dibuang begitu saja tanpa pengolahan ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Dan, 30% dibiarkan di TPS. Tak heran bila sampah akan menumpuk di TPA. Akibatnya, daya tampung TPA akan menjadi cepat terpenuhi.

Page 9: Analisis Dampak Lingkungan Hidup

Pelaku usaha dan pemerintah daerah dinilai masih mengabaikan masalah lingkungan.Hal ini terlihat dari

masih adanya kawasan industri di Semarang yang beroperasi tanpa terlebihdahulu memenuhi

kewajiban studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Selain itu,sejumlah

industri di Semarang juga masih banyak yang belum secara rutin, yaitu enam bulansekali,

menyampaikan laporan kepada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

Daerah(Bapedalda) Semarang.“Kalau sebuah kawasan industri sudah beroperasi sebelum melakukan studi

Amdal,

 

Bapedalda tidak bisa berbuat apa -apa. Kami paling hanya bisa mengimbau, tapi

tidak ada tindakan apa pun yang bisa kami lakukan. Terus terang, Bapedalda

adalah instansi yang mandu l , ”ka t a Moha mma d Wahyud in , K epa la S ub -

B idang A mda l , Bapeda lda S em arang , Kamis(1/8), di Semarang. Wahyudin

menceritakan, kawasan industri di Jalan Gatot Subroto,Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang,

misalnya, sejak beroperasi dua tahun lalu hingga saat inibelum mempunyai Amdal.Padahal,

menurut Wahyudin, salah satu syarat agar sebuah kawasan industri bisaberoperasi ialah dipenuhinya

kewajiban melaksanakan studi Amdal. “Bapedalda berkali -kalimenelpon pengelola

kawasan industri tersebut, menanyakan kelengkapan dokumen Amdal mereka.

Namun, sampai sekarang, jangankan memperoleh jawaban berupa kesiapan membuatstudi

Amdal, bertemu pemilik kawasan itu saja belum pernah, ujarnya. Wahyudin menyayangkan

sikap pihak berwenang yang tetap memberikan izinkepada suatu usaha industri atau kawasan

industri untuk beroperasi walau belum menjalankanstudi Amdal. Menurut dia, hal ini

merupakan bukti bahwa bukan saja pengusaha yang tidak  peduli terhadap masalah

lingkungan, melainkan juga pemerintah daerah. Sikap tidak peduliterhadap masalah

lingkungan juga ditunjukkan sejumlah pemilik usaha industri ataupun kaw as an

indus t r i de ngan t i dak menya mpa i kan l apo ra n ru t i n e nam bu l an se ka l i

kepada Bapedalda. Wahyudin mengatakan, kawasan industri di Terboyo, misalnya, tidak

pernahmenyampaikan laporan perkembangan usahanya, terutama yang diperkirakan

berdampak pada lingkungan, kepada Bapedalda. Hal serupa juga dilakukan pengelola

lingkungan industri kecil(LIK) di Bugangan Baru. Keadaan tersebut, menurut

Wahyudin, mengakibatkan Bapedalda tidak bisa mengetahui perkembangan di kedua

kawasan industri tersebut.Padahal, perkembangan sebuah kawasan industry sangat perlu diketahui

olehBapedalda agar instansi tersebut dapat memprediksi kemungkinan pencemaran

yang bisat e r j ad i . I a menam bahkan , i ndus t r i kec i l , s epe r t i i ndus t r i mebe l ,

Page 10: Analisis Dampak Lingkungan Hidup

se bena rnya be rpo tens im en im bu lkan penc emara n l i ngkunga n . Na mun ,

se l am a in i , o r ang t e r l a lu s e r i ng hanya menyoroti industry berskala besar.

Pendapat saya :

Setelah saya membaca artikel diatas, baru saya tahu bahwa pelaksanaan studi Amdal di Indonesia masih

diabaikan. Bukan saja para pengusaha yang mengabaikannya tetapi pemerintah daerah juga.

Kasus diatas merupakan salah satu pelanggaran Amdal yang seharusnya mendapat

hukuman sesuai dengan UU dan PP tentang Lingkungan Hidup, tetapi tidak

diperhatikan oleh pemerintah daerah. Karena pemerintah daerah mungkin terlalu sibuk untuk

mengurusi hal tersebut. Tetapi pemerintah daerah sangat berperan aktif dalam proses

pembangunan industri yang ada dan merekalah yang menentukan baik buruknya suatu

lingkungan yang merekkka tinggali.

 

Menurut saya, pemerintah daerah harus lebih memperhatikan hal ini. Setiap perusahaan yang

mau melaksanakan kegiatan proyek atau usahanya harus melakukan studi Amdal lewat

Bapedalda dan pemkarsa Amdal. Juga bagi para pemilik perusahaan yang

maumelaksanakan kegiatan proyek harus sadar akan pentingnya AMDAL, agar

kegiatan tidak mengganggu lingkungan sekitar.Masyarakat sekitar perusahaan juga harus berupaya

untuk turut ikut sertad a l a m k e g i a t a n A m d a l y a n g d i l a k u k a n , k a r e n a i n i

a k a n m e n j a m i n k e s e l a m a t a n d a n terpeliharanya lingkungan sekitar itu.

Pelaku usaha dan pemerintah daerah dinilai masih mengabaikan masalah

lingkungan. Hal ini terlihat dari masih adanya kawasan industri di Semarang

yang beroperasi tanpa terlebih dahulu memenuhi kewajiban studi Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Selain itu, sejumlah industri di

Semarang juga masih banyak yang belum secara rutin, yaitu enam bulan sekali,

menyampaikan laporan kepada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah

(Bapedalda) Semarang. "Kalau sebuah kawasan industri sudah beroperasi

sebelum melakukan studi Amdal, Bapedalda tidak bisa berbuat apa -apa. Kami

paling hanya bisa mengimbau, tapi tidak ada tindakan apa pun yang bisa kami

lakukan. Terus terang, Bapedalda adalah instansi yang mandul," kata Mohammad

Wahyudin, Kepala Sub -Bidang Amdal, Bapedalda Semarang, Kamis (1/8), di

Page 11: Analisis Dampak Lingkungan Hidup

Semarang. Wahyudin menceritakan, kawasan industri di Jalan Gatot Subroto,

Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, misalnya, sejak beroperasi dua tahun lalu

hingga saat ini bel um mempunyai Amdal. Padahal, menurut Wahyudin, salah satu

syarat agar sebuah kawasan industri bisa beroperasi ialah dipenuhinya kewajiban

melaksanakan studi Amdal. "Bapedalda berkali -kali menelpon pengelola kawasan

industri tersebut, menanyakan kelengkapan dokumen Amdal mereka. Namun,

sampai sekarang, jangankan memperoleh jawaban berupa kesiapan membuat studi

Amdal, bertemu pemilik kawasan itu saja belum pernah," ujarnya. Wahyudin

menyayangkan sikap pihak berwenang yang tetap memberikan izin kepada suatu

usaha industri atau kawasan industri untuk beroperasi walau belum menjalankan

studi Amdal. Menurut dia, hal ini merupakan bukti bahwa bukan saja pengusaha

yang tidak peduli terhadap masalah lingkungan, melainkan juga pemerintah

daerah. Sikap tidak peduli terhadap masalah lingkungan juga ditunjukkan

sejumlah pemilik usaha industri ataupun kawasan industri dengan tidak

menyampaikan laporan rutin enam bulan sekali kepada Bapedalda. Wahyudin

mengatakan, kawasan industri di Terboyo, misalnya, tidak pernah menyampa ikan

laporan perkembangan usahanya, terutama yang diperkirakan berdampak pada

lingkungan, kepada Bapedalda. Hal serupa juga dilakukan pengelola lingkungan

industri kecil (LIK) di Bugangan Baru. Keadaan tersebut, menurut Wahyudin,

mengakibatkan Bapedalda ti dak bisa mengetahui perkembangan di kedua

kawasan industri tersebut. Padahal, perkembangan sebuah kawasan industri

sangat perlu diketahui oleh Bapedalda agar instansi tersebut dapat memprediksi

kemungkinan pencemaran yang bisa terjadi. Ia menambahkan, indu stri kecil,

seperti industri mebel, sebenarnya berpotensi menimbulkan pencemaran

lingkungan. Namun, selama ini, orang terlalu sering hanya menyoro ti industri

berskala besar. (Kompas, 2 Agustus 2002)