analisis biaya sdm sebagai alat perencanaan dan pengawasan pada pt pertamina (persero) pemasaran...
DESCRIPTION
hhhhhhhhhhTRANSCRIPT
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI M E D A N
SKRIPSI
ANALISIS BIAYA SDM SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PADA PT PERTAMINA (PERSERO) PEMASARAN
REGION I MEDAN
Diajukan Oleh :
NAMA : FITHRIANI
NIM : 050522137
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Medan 2009
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
BAB I
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Biaya SDM
Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan Pada PT Pertamina (Persero)
Pemasaran Region I Medan “ Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul
dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain
dalam konteks penulisan skripsi level Program Strata 1 Ekstensi Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas,
benar apa adanya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara
Medan, Juli 2009
Yang Membuat Pernyataan
FITHRIANI
NIM : 050522137
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Biaya SDM sebagai alat perencanaan dan pengawasan pada
PT. Pertamina Pemasaran Region I”. Tak lupa pula shalawat beriring salam
kepada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya.
Adapun tujuan penyusunan skripsi ini adalah guna memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Dengan penuh kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Dengan rasa hormat penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Rustam, Ak, Msi selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
3. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, selaku dosen pembanding I dan
Ibu Dra. Naleni Indra, MSi, Ak selaku dosen pembanding II yang telah
memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
4. Para Pimpinan, Staff dan Pegawai PT Pertamina (Persero) Pemasaran
Region I Medan yang telah bersedia membantu penulis selama masa
penyelesaian skripsi ini.
5. Penulis persembahkan skripsi ini kepada keluarga tercinta, Ayahanda
Abdullah Sani, dan Ibunda Rosmawati yang telah membesarkan,
mendidik, dan memberikan dukungan moril maupun materil serta
mengajarkan nilai-nilai dalam kehidupan, juga kepada Ir. Mohd. Nasir,
dan teruntuk seluruh teman-teman penulis, di Pertamina Pemasaran
Region I maupun di Fakultas Ekonomi USU yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu.
Demikian skripsi ini penulis perbuat dan semoga kiranya dapat
bermanfaat bagi Penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya..
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf kepada semua
pihak atas segala kekurangan dan kesalahan yang mungkin pernah perbuat.
Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua . Amin.
Medan, Juli 2009 Penulis FITHRIANI NIM : 050522137
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Biaya SDM pada PT. Pertamina (Persero) Region I sudah digunakan sebagai alat perencanaan dan pengawasan sehingga dapat tercapai efektifitas dan efisiensi, juga mengetahui apa saja jenis biaya yang dikeluarkan untuk SDM / Tenaga kerja oleh Perusahaan. Dan juga dapat mengetahui tindakan perbaikan apa yang akan diambil perusahaan apabila terjadi perbedaan antara anggaran dan realisasinya. Penelitian yang dilakukan adalah dalam bentuk deskriptif, dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Untuk memperoleh data yang diperlukan penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perencanaan biaya SDM pada PT. Pertamina (Persero) Region I sudah digunakan sebagai alat pengawasan, tetapi belum mencapai efektifitas dan efisiensi jika dilihat dari beberapa komposisi biaya yang realisasinya melebihi anggaran. Oleh karena itu menurut penulis perusahaan hendaknya lebih mengkoordinasikan secara baik, berhati-hati dalam melakukan perencanaan dan pengawasan, meneliti dan memperhatikan biaya-biaya yang tidak menguntungkan yang terjadi dimasa lalu agar pengendalian manajemen biaya SDM dapat menguntungkan bagi perusahaan yang lebih besar. Kata Kunci : Biaya SDM, Perencanaan, Pengawasan
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
ABSTRACT
The goals of the research are to find out whether the human resources cost planning has been done by PT. Pertamina (Persero) Region I and used as a management controlling both getting effectiveness and efficiency. It finds out what kind of human resources cost in the company. And also to find out the action plan to handle if there are the differences between human resources cost either the realization. Research method which used was descriptive method which primary and secondary data collection. To get the data the writer was used collecting technical data as interview and documentation. From the research result can be concluded that PT. Pertamina (Persero) Region I, human resources cost planning has been used as controlling, but still not successfully in effectiveness and efficiency if it looked from the several cost which is over budget. Because of that according to the writer, the company should be coordinated as well, much be carefully doing the planning and controlling, investigate and be careful in controlling the unnecessary cost in the past so the management cost controlling can make the big advantage to the company. Key Words: Human Resources Cost, Planning, Controlling
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN..........................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
ABSTRAK................................................................................................. iv
ABSTRACT................................................................................................ v
DAFTAR ISI............................................................................................... vi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................. 3
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian………………………………………… 4
E. Kerangka Konseptual………………………………………5
BAB II :TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Penggolongan Biaya……………………… 6
B. Konsep Anggaran Perusahaan…………………………… 15
C. Pengertian Gaji dan Upah......................................................22
D. Anggaran Biaya SDM sebagai alat Perencanaan…………. 25
E. Anggaran Biaya SDM sebagai alat Pengawasan…………... 30
BAB III :METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian…………………………………………...31
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
B. Jenis Data………………………………………………….. 31
C. Teknik Pengumpulan Data………………………………… 31
D. Metode Analisis Data……………………………………… 32
BAB IV :ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum Perusahaan………………………… 33
2. Kondisi Kinerja Perusahaan…………………………… 39
3. Struktur Organisasi Perusahaan……………………….. 43
4. Klasifikasi Biaya SDM………………………………… 50
5. Penyusunan Anggaran Biaya SDM……………………..52
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Anggaran dan Realisasi Biaya SDM................................ 54
2. Penyimpangan Biaya SDM…………………………… ..57
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………................ 62
B. Saran………………………………………………………....62
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 64
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan dari suatu Perusahaan atau entity bisnis adalah untuk
menghasilkan laba, mempertahankan kesinambungan perusahaan dan mencapai
pertumbuhan yang terus menerus. Untuk mencapai tujuan-tujuan dimaksud
maka diperlukan suatu alat yang disebut Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) yang berfungsi sebagai pedoman atau sasaran perusahaan
dalam melaksanakan aktivitas kerjanya selama setahun kedepan, dan dituangkan
dalam satuan angka / moneter.
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan merupakan alat perencanaan
dan pengawasan terkait dengan laba dan biaya. Anggaran laba dituangkan
dalam suatu perencanaan output yang ingin dihasilkan sehingga mencapai suatu
target laba yang diproyeksikan pada tahun mendatang. Anggaran ini disusun
oleh Pusat-pusat laba atau pendapatan pada Perusahaan. Selain Anggaran Laba,
perusahaan juga perlu membuat suatu perencanaan penggunaan biaya (cost
saving) selama setahun mendatang. Tentunya hal ini juga berkait dengan laba
yang diproyeksikan untuk tahun mendatang, karena biaya adalah komponen
pengurang untuk menghasilkan laba. Sehingga semakin tepat perusahaan dalam
mengelola dan merencanakan biaya, maka semakin sensitive bagi bisnis untuk
bisa mencapai laba yang diproyeksikan.
Pusat-pusat biaya pada perusahaan ada banyak, salah satunya adalah
biaya untuk pekerja/ SDM (Sumber Daya Manusia). Biaya SDM terdiri dari
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Biaya tenaga kerja langsung ( Direct Labour Cost) dan Biaya tenaga kerja tidak
langsung (Indirect Labour cost). Hal yang sangat sensitive bahwa ternyata
anggaran biaya untuk SDM adalah anggaran biaya yang paling besar
nominalnya dibanding anggaran biaya lain pada RKAP perusahaan.
PT PERTAMINA (PERSERO) UPms I merupakan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang Minyak & Gas Bumi. Perubahan
Undang-Undang No.8 tahun 1971 tentang perubahan pertamina menjadi
Undang-Undang No.22 tahun 2001 tentang proses bisnis Pertamina dan
akhirnya terbitlah Undang-Undang No.19 tahun 2003, tanggal 17 September
2003 tentang BUMN dan perubahan Badan Hukum Pertamina menjadi
Perseroan, berdampak terhadap hal-hal mendasar dalam pengelolaan
perusahaan, antara lain perubahan bentuk usaha, pola usaha, dan pola
pengelolaan.
Perubahan pola pengelolaan Perusahaan tersebut dilatari oleh perubahan
lingkungan usaha, seperti Undang-Undang, persaingan bisnis, tuntutan kinerja
perusahaan dalam bentuk usaha yang baru.
Perubahan tersebut mengharuskan perusahaan melakukan perubahan
dalam system korporasi agar tetap survive, termasuk didalamnya system
pengelolaan Sumber Daya Manusia.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dilakukan secara terarah,
terencana dan terkendali sehingga menghasilkan pekerja yang handal, memiliki
pengetahuan, ketrampilan sehingga dapat berkompetensi dibidangnya
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Kenyataan tersebut, membuat perusahaan harus meneliti kembali,
apakah biaya-biaya SDM yang dikeluarkan, masih bisa dilakukan efisiensi,
ataukah perlu dikaji kembali kebijakannya serta bagaimana realisasi
penggunaannya. Selain itu, Struktur Organisasi perusahaan tentunya sangat erat
kaitannya dengan sistem pelaporan dan pengawasan dari pusat-pusat biaya
Perusahaan. Perubahan Struktur Organisasi akan berdampak pada hal ini, dan
mungkin saja dapat merubah pola dan justifikasi dalam penyusunan
perencanaan biaya dan pengawasan penggunaan biaya SDM pada perusahaan,
karena SDM tersebut melekat pada Struktur Organisasi Perusahaan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang masalah diatas maka diidentifikasi
masalah yang diajukan penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Klasifikasi Biaya SDM pada PT Pertamina (Persero)
Pemasaran Region I ?
2. Apakah Biaya SDM yang terjadi sudah sesuai dengan Anggaran PT
Pertamina (Persero) Pemasaran Region I ?
3. Apakah Anggaran dapat dijadikan sebagai alat perencanaan dan
pengawasan Biaya SDM pada PT Pertamina (Persero) Pemasaran
Region I?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah :
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
1. Untuk mengetahui Klasifikasi Biaya SDM pada PT Pertamina (Persero)
Pemasaran Pemasaran Region I
2. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan Biaya SDM pada PT
PERTAMINA (PERSERO) Pemasaran Pemasaran Region I
3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi perusahaan dalam pengawasan
biaya SDM pada PT PERTAMINA (PERSERO) Pemasaran Region I
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penulis, untuk menambah wawasan pada bidang Biaya SDM
Perusahaan, serta Perencanaan dan Pengawasan Anggaran
Perusahaan.
2. Perusahaan, memberi masukan bagi pihak manajemen tentang
perencanaan dan pengawasan biaya SDM serta peranan Anggaran
4. Peneliti lain selanjutnya pada bidang yang sama, menambah
pengetahuan praktek mengenai biaya SDM pada perusahaan
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
E. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual yang penulis pakai pada penulisan skripsi ini adalah
dengan melihat permasalahan yang ada pada objek penelitian, kemudian
melihat teori-teori yang relevan untuk digunakan. Setelah itu kemudian
penulis akan meneliti dan akan menjabarkan hasil penelitian tersebut. Hal
ini tampak pada gambar dibawah ini:
Konsep dan Fungsi Anggaran
Realisasi Biaya SDM VS
Anggaran Biaya SDM
Tujuan Penelitian
Elemen Biaya SDM
Penyusunan Anggaran Biaya SDM
Anggaran Biaya SDM Sebagai alat perencanaan dan pengawasan
Definisi Biaya
Analisis Biaya SDM sebagai alat perencanaan dan pengawasan pada PT
Pertamina (Persero) Pemasaran Region I Medan
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Penggolongan Biaya
a. Pengertian Biaya
Istilah biaya dan beban yang dikenal dalam akuntansi Indonesia identik
dengan istilah cost dalam literature akuntansi berbahasa Inggris. Dan sering
ditemukan istilah biaya dan beban digunakan saling bergantian dengan
pengertian yang sama. Namun sebenarnya keduanya mengandung arti yang
berbeda.
Menurut Hansen, dan Mowen (2006:36) “Biaya (cost) adalah kas atau nilai
ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang dan jasa yang
diharapkan memberikan manfaat saat ini atau masa yang akan datang bagi
organisasi “.
Sedangkan pengertian beban menurut Simamora (2006:47) adalah
“Beban (expense) adalah biaya yang sudah terpakai (expired cost)”. Biaya
diukur dengan satuan moneter yang musti dibayar untuk barang dan jasa dan
dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat dimasa depan.”
Dalam perusahaan penghasil laba, manfaat dimasa depan berarti
pendapatan. Karena biaya digunakan untuk memproduksi pendapatan maka
biaya ini dimaksudkan untuk kadaluarsa. Biaya yang kadaluarsa inilah yang
nantinya disebut beban (expense).
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non bisnis,
manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya macam biaya terjadi dan cara
klasifikasinya tergantung pada tipe organisasi. Hal ini diperjelas dalam Standar
Akuntansi Keuangan No.1 (2004:15) :
Perusahaan menyajikan di laporan laba rugi atau catatan atas laporan keuangan, rincian beban dengan menggunakan klasifikasi yang didasarkan pada sifat atau fungsi beban didalam perusahaan. Pos-pos beban di subklasifikasikan lebih lanjut dalam rangka menonjolkan cakupan komponen-komponen kinerja keuangan yang berbeda dalam hal stabilitas, potensi menghasilkan laba atau rugi dan prediksi .
Dalam penelitian skripsi ini, penulis memfokuskan pada perusahaan yang
bergerak di bidang Jasa Pemasaran BBM. Perusahaan jasa pada umumnya
menggunakan data biaya dengan cara yang sama dengan Perusahaan
Manufaktur. Perusahaan jasa menggunakan biaya untuk menentukan tingkat
keuntungan, kelayakan perkenalan produk, dan untuk menelusuri biaya-biaya
yang terjadi untuk memastikan bahwa mereka memberikan jasa dengan biaya
yang efisien, khususnya untuk biaya Tenaga kerja (SDM).
Biaya tenaga kerja dapat digolongkan dalam biaya Salary dan Wages dan
Sundries (lain-lain), yang telah di susun berdasarkan standar Perusahaan.
Anggaran Salary dan Wages tersebut disebut juga Direct Labour Cost (Yang
terkait langsung dengan Upah/ Take Home Pay pekerja dan Indirect Labour cost
(bersifat Variable / dan merupakan Benefit diluar Upah). Dalam hal ini penulis
sangat antusias dalam membahas masalah Biaya SDM yang merupakan
komponen biaya terbesar dari Anggaran Biaya Operasional Perusahaan, hal itu
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
diperoleh berdasarkan data realisasi biaya, hal tersebut sangat memberikan
dampak yang berarti bagi Anggaran Perusahaan.
b. Penggolongan Biaya
Perusahaan-perusahaan jasa, seperti kantor pengacara, kantor akuntan
publik, bank dan lembaga keuangan lainnya menghasilkan jasa ketimbang
produk, dalam perusahaan jasa tidak ada persediaan output.
Output jasa tidak dapat diproduksi sebelum diperlukan dengan demikian
output jasa hanya ada jika terdapat pelanggan.
Jasa diberikan oleh manusia, akibatnya sebagian besar organisasi jasa
adalah padat tenaga kerja (padat karya) dan sebagian besar biayanya adalah gaji
dan upah yang terkait dengan pengeluaran. Sebagian besar biaya dalam
organisai adalah biaya tetap.
Besarnya biaya tenaga kerja adalah untuk pegawai profesional yang
dibayar bulanan. Biaya overhead terdiri dari biaya yang berkaitan dengan
fasilitas dan peralatan dengan jumlah tetap untuk masing-masing periode waktu.
Simamora (2000:43) menyatakan elemen-elemen biaya sebagai berikut :
“Dalam perusahaan jasa, biaya produk (lebih lazim disebut biaya jasa), meliputi
tenaga kerja, keperluan kantor, dan biaya lainnya yang berkaitan langsung
dengan penyerahan jasa kepada pelanggan dan klien”.
Dalam industri-industri jasa tidak terdapat persediaan produk (jasa) dan
semua biaya berkaitan dengan periode waktu, dimana biaya tersebut dipakai.
Dengan demikian perbedaan antara biaya produk dan biaya periode tidaklah
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
berfaedah bagi perusahaan jasa. Dalam perusahaan jasa biaya-biaya pada
umumnya dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Biaya tersebut dapat meliputi :
a. Biaya Berdasarkan Fungsi Pokok dari kegiatan atau aktivitas perusahaan (cost classified according to the function of bussines activity).
b. Biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya akan dibebankan. c. Biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas atau
kegiatan atau volume. d. Biaya sesuai dengan objek atau pusat biaya yang dibiayai. e. Biaya untuk tujuan pengendalian biaya. f. Biaya sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan.
a. Biaya Berdasarkan Fungsi Pokok
Sesuai dengan fungsi pokok aktivitas perusahaan biaya
digolongkan dalam :
1. Biaya Produksi , yaitu semua biaya yang berhubungan dengan
fungsi produksi atau yang berhubungan dengan kegiatan
pengolahan bahan baku sampai menjadi produk selesai. Biaya
produksi dapat digolongkan dalam tiga jenis, yaitu :
- Biaya bahan baku langsung (direct material), yaitu biaya dari
harga perolehan semua bahan yang akan diolah menjadi
barang jadi dan dapat dimasukkan dalam perhitungan biaya
produk
- .Biaya tenaga kerja langsung (direct labour), yaitu balas jasa
yang diberikan kepada karyawan/buruh yang mengelola
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
bahan baku menjadi bahan jadi yang manfaatnya dapat
didefinisikan pada produk yang dihasilkan tersebut.
- Biaya overhead pabrik (Factory overhead cost), yaitu semua
biaya produksi selain biaya bahan & biaya tenaga kerja
langsung. Biaya ini terdiri dari :
- Biaya bahan tidak langsung, yaitu harga perolehan
bahan yang diolah menjadi bagian produk selesai tetapi
manfaatnya tidak dapat didefinisikan atau dinilai relatif
kecil.
- Biaya tenaga kerja tidak langsung, yaitu biaya balas
jasa yang diberikan kepada buruh tetapi manfaatnya
pada produk yang dihasilkan.
- Biaya tidak langsung lainnya, misalnya penyusutan atau
amortisasi aktiva tetap pabrik, reparasi, dan
pemeliharaan aktiva pabrik, listrik, air.
2. Biaya Pemasaran, yaitu biaya dalam rangka penjualan selesai
sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas.
3. Biaya Admistrasi dan Umum, yaitu semua biaya yang
berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum, misalnya gaji
, lembur, shift (regu bergilir) dan sebagainya.
4. Biaya keuangan, yaitu semua biaya yang terjadi dalam
melaksanakan fungsi keuangan, misalnya biaya bunga.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
b. Biaya Berdasarkan Periode Akuntansi dimana biaya
dibebankan.
Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya
akan dibebankan, terdiri dari :
A. Pengeluaran modal (capital expenditure)
Pengeluaran modal adalah pengeluaran yang dapat memberikan
manfaat pada beberapa periode akuntansi yang akan datang.
Pada saat terjadinya pengeluaran ini dikapitalisasi ke dalam
harga perolehan aktiva, dan diperlukan sebagai biaya pada
periode akuntansi yang menikmati manfaatnya. Misalnya
pembelian mesin dalam jumlah relatif besar yang manfaatnya
dipakai dalam beberapa periode akuntansi.
2. Pengeluaran Penghasilan (revenue expenditure).
Pengeluaran penghasilan adalah pengeluaran yang memberikan
manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran
terjadi. Misalnya biaya asuransi.
c. Biaya Berdasarkan tendensi perubahannya terhadap volume
Penggolongan biaya ini terutama untuk tujuan perencanaan dan
pengendalian biaya serta pengambilan keputusan yang dapat dibagi
atas tiga bagian yaitu :
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
1. Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang konstan dan tidak
dipengaruhi oleh volume kegiatan sampai tingkat tertentu.
Misalnya biaya penyusutan aktiva tetap.
2. Biaya variable (variable cost), yaitu jumlahnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan, berarti semakin
besar volume kegiatan maka semakin tinggi pula biaya variable
dan begitu sebaliknya.
3. Biaya semi variable (semi variable cost), yaitu jumlah totalnya
akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan akan
tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Misalnya Listrik, Air,
telepon dn biaya reparasi aktiva tetap.
d. Biaya Berdasarkan objek biaya
Penggolongan biaya berdasarkan objek atau pusat biaya terbagi dua
yaitu :
1. Biaya langsung (direct cost), yaitu biaya yang terjadi atau
manfaatnya dapat didefinisikan kepada objek atau pusat biaya
tertentu. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
merupakan biaya langsung terhadap produk.
2. Biaya tidak langsung (indirect cost), yaitu biaya yang terjadinya
atau manfaatnya tidak dapat didefinisikan kepada objek atau
pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh
beberapa objek atau pusat biaya. Biaya overhead seperti biaya
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
tenaga kerja tidak langsung , biaya bahan baku tidak langsung
dll.
e. Biaya Berdasarkan tujuan pengendalian biaya
Penggolongan biaya untuk informasi pengendalian biaya yaitu :
1. Biaya terkendali (controrable cost), yaitu biaya yang secara
langsung dapat dipengaruhi oleh seseorang pimpinan dalam
jangka waktu tertentu.
2. Biaya tidak terkendali (uncontrorable cost), yaitu biaya yang
tidak dapat dipengaruhi oleh seseorang pimpinan/pejabat tertentu
berdasarkan wewenang yang dimiliki. Misalnya biaya
penyusutan merupakan biaya tidak terkendali menurut bagian
operasional. Tetapi merupakan biaya terkendali menurut
Manajemen puncak yang mempunyai wewenang dalam
pembelian/penggantian aktiva.
f. Biaya berdasarkan tujuan pengambilan keputusan
Pengelompokan untuk tujuan pengambilan keputusan manajemen
terdiri dari :
1. Biaya relevan (relevant cost), yaitu biaya-biaya yang akan
mempengaruhi pengambilan keputusan, sehingga biaya ini harus
dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan dapat berupa pemilihan dua alternatif atau lebih.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
2. Biaya tidak relevan (irrelevant cost), yaitu biaya yang tidak
mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya ini
tidak perlu dipertimbangkan atau diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam biaya ini,
misalnya membeli atau membuat produk, menerima atau
menolak pesanan khusus.
Penggolongan biaya yang dilakukan suatu perusahaan mungkin akan
berbeda dengan perusahaan lain. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan
kebutuhan informasi masing-masing manajemen dalam perusahaan. Kebutuhan
masing-masing manajemen ditentukan oleh berbagai faktor, misalnya jenis
usaha, besar perusahaan, letak perusahaan, dan gaya perusahaan.
Dari penjelasan diatas, maka elemen-elemen biaya operasional dalam
perusahaan jasa adalah setiap biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan usaha
pokok perusahaan yang berkaitan dengan periode waktu dimana biaya dipakai
dan berkaitan langsung dengan pernyerahan jasa meliputi :
a. Biaya tenaga kerja langsung
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pegawai profesional yang
dibayar bulanan, seperti gaji .
b. Keperluan kantor/administrasi.
Biaya yang terjadi dan hubungannya dengan penentuan kebijakan,
perencanaan, pengarahan dan pengawasan terhadap kegiatan perusahaan
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
secara keseluruhan agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya guna
(efisien), yang meliputi :
- Biaya Gaji / Upah pegawai kantor, yang terdiri dari , Upah tetap,
biaya lembur, biaya shift (regu bergilir), dll.
- Insentif atau bonus.
- Pengobatan karyawan.
- Biaya penyusutan peralatan kantor.
- Biaya cetak, alat tulis, dan supplies kantor.
- Biaya rapat dan pertemuan.
c. Biaya lainnya yang berkaitan langsung dengan penyerahan jasa kepada
pelanggan.
Elemen biaya ini tergantung dan sesuai dengan jenis organisasinya, sebab
karakteristik perusahaan berbeda-beda. Dengan demikian keragaman output
juga berbeda sehingga biaya yang terjadi selama periode berjalan juga
tergantung bisnis masing-masing.
B. Konsep Anggaran Perusahaan
1. Pengertian Anggaran
Dalam melaksanakan kegiatan utamanya, setiap perusahaan selalu
dihadapkan pada masa depan yang penuh ketidakpastian. Hal ini akan
menimbulkan permasalahan dalam pemilihan berbagai alternatif yang akan
ditempuh dalam melaksanakan kegiatan usaha. Pelaksanaan kebijakan yang
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
telah diambil tersebut memerlukan adanya sebuah alat untuk
mengkoordinasikan semua kegiatan agar dapat berjalan dengan baik. Anggaran
adalah salah satu sarana manajemen yang digunakan untuk mengkoordinasikan
kegiatan atau dengan kata lain anggaran sangat bermanfaat untuk mensinergikan
seluruh sumber dana dan daya yang ada dalam sebuah perusahaan untuk
mencapai tujuan.
Anggaran menurut Hopkins (2001:5) adalah “ Bagian dari kontrol bagi
para manager, perbandingan hasil aktual dengan rencana anggaran berarti
penyimpangan dari bagian tersebut dapat segera diketahui, diperbaiki, dan
disesuaikan “.
Nafarin (2006:12) mendefinisikan anggaran sebagai berikut “Anggaran adalah sebuah rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu “.
Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan, jadi
anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen.
Dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor
sebagai berikut :
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan.
b. Data waktu yang lalu.
c. Pengetahuan tentang fisik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.
d. Penilaian untuk pengembangan perusahaan.
Sedangkan menurut Munandar (2001:1) menyatakan : “Anggaran adalah
sebuah rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi kegiatan
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk
jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang “.
Pengertian-pengertian anggaran diatas menunjukkan bahwa suatu anggaran
mempunyai empat unsur, yaitu :
a. Rencana
Rencana adalah sebuah penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas
atau kegiatan yang dilakukan diwaktu yang akan datang.
b. Meliputi seluruh kegiatan organisasi
Anggaran mencakup semua aktifitas yang akan dilakukan oleh
semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Secara garis besar
kegiatan-kegiatan perusahaan adalah kegiatan pemasaran, produksi,
pembelanjaan, administrasi, dan personalia (SDM).
c. Dinyatakan dalam unit moneter.
Anggaran dinyatakan dalam unit atau satuan yang dapat diterapkan
pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun
unit moneter yang berlaku di Indonesia adalah Rupiah.
d. Jangka waktu tertentu yang akan datang.
Hal ini menunjukkan bahwa anggaran berlaku untuk masa yang akan
datang, dengan demikian apa yang dimuat dalam anggaran adalah
taksiran-taksiran tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan
dilakukan dimasa yang akan datang.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
2. Fungsi Anggaran
Anggaran hanyalah sebagai suatu alat dan bagaimanapun baiknya suatu
anggaran tidak akan berfungsi dengan baik apabila manusia yang menggunakan
anggaran tersebut tidak dapat menggunakannya dengan baik.
Nafarin (2006:12) mengemukakan “ Anggaran sebagai alat manajemen
dalam melaksanakan fungsinya memiliki fungsi yang sama dengan manajemen
meliputi fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan “.
Fungsi anggaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Fungsi Perencanaan.
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menurut pemikiran
yang diteliti dan akan memberikan gambaran yang lebih jelas/nyata
dalam unit dan uang. Misalnya Laba tahun 2008 direncanakan
setinggi-tingginya. Rencana yang dirumuskan dengan kata “setinggi-
tingginya” tidak jelas maksudnya, karena laba yang setinggi-
tingginya bagi perusahaan yang satu tidak sama dengan yang lain.
Dalam anggaran rencana laba harus terukur (Measurable) yaitu
direncanakan Laba tahun 2008 sebesar Rp.2.5 Milyar.
b. Fungsi Pelaksanaan
Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan,
sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam
mencapai tujuan (laba). Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan
(koordinasi) setiap Bagian/Fungsi.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
c. Fungsi Pengawasan.
Anggaran merupakan alat pengawasan (controlling), pengawasan
berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan,
dengan cara :
1. Membandingkan realisasi dengan rencana anggaran (Planning)
2. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila
terdapat penyimpangan yang merugikan).
3. Hubungan Anggaran dan Akuntansi
Secara sederhana, akuntansi diartikan sebagai suatu cara yang sistematis
untuk melakukan pencatatan, penggolongan, peringkasan, penganalisaan serta
melakukan interprestasi terhadap peristiwa-peristiwa finansial yang terjadi dan
yang akan dilakukan oleh Perusahaan.
Dari pengeritan tersebut jelas bahwa akuntansi menyajikan data-data
historis, menyajikan peristiwa-peristiwa finansial yang terjadi dari hari ke hari
secara teratur dan sistematis. Sedangkan anggaran menyajikan data taksiran-
taksiran untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.
Jika dihubungkan, maka terlihat bahwa antara anggaran dan akuntansi memiliki
hubungan / kaitan yang erat, yaitu :
a. Akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk
mengadakan taksiran-taksiran yang akan dituangkan dalam anggaran, yang
nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja yang akan datang.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
b. Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur tentang
pelaksanaan anggaran itu nantinya. Dengan demikian akuntansi menyajikan
data realisasi pelaksanaan anggaran secara lengkap. Data realisasi
pelaksanaan anggaran yang nantinya dibandingkan dengan apa yang
tercantum dalam taksiran anggaran itu sendiri untuk mengadakan penilaian
kinerja perusahaan.
Oleh karena itu data akuntansi sangat diperlukan untuk menyusun anggaran dan
sangat diperlukan untuk membandingkan dengan anggaran dalam rangka
melaksanakan fungsi pengawasan kerja, maka semua teknik pencatatan dan
semua sistematikan yang dipakai dalam akuntansi sama dan sejalan dengan
sistematika yang dipakai dalam anggaran.
4. Jenis – jenis Anggaran
Nafarin (2006:20-25) menyatakan anggaran dapat dikelompokkan dari
berbagai sudut pandang, sebagai berikut :
A. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari : a. Anggaran Variable yaitu anggaran yang disusun
berdasarkan interval kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seni anggaran yang dapat disesuiakan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Anggaran Variable disebut juga dengan anggaran fleksibel.
b. Anggaran tetap yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertetu, Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.
B. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari : a. Anggaran periodik, yaitu anggaran yang disusun untuk
suatu periode tertentu, umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode tertentu.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
b. Anggaran Kontiniu, yaitu anggaran yang dibuat untuk memperbaiki anggaran yang telah dibuat , misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.
C. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari : a. Anggaran Jangka pendek adalah anggaran yang dibuat
dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.
b. Anggaran jangka panjang adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun, anggaran ini untuk keperluan investasi barang modal. Anggaran jangka panjang ini diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.
D. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk. Anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahun. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan. Anggaran triwulan kemudian dipecah lagi menjadi anggaran bulanan. a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun
anggaran laporan laba-rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari : 1. Anggaran penjulan. 2. Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya
bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran overhead pabrik.
3. Anggaran beban usaha. 4. Anggaran laporan laba-rugi.
b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Yang terdiri dari : 1. Anggaran kas 2. Anggaran piutang 3. Anggaran persediaan 4. Anggaran utang 5. Anggaran neraca
E. Menurut kemampuannya, terdiri dari : a. Anggaran komprehensip, yaitu rangkaian dari berbagai
macam anggaran yang disusun secara lengkap, anggaran komprehensip merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran parsial yaitu anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan maka yang dapat dususun hanya anggaran operasional.
F. Menurut fungsinya, terdiri dari : a. Anggaran apropriasi adalah angaran yang dibentuk bagi
tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.
b. Anggaran kinerja adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan).
Anggaran dapat dibedakan dari sudut pandang pihak yang
menggunakannya. Jenis-jenis anggaran ini dapat digunakan perusahaan lebih
dari satu jenis tergantung kepada kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuan.
C. Pengertian Gaji dan Upah
Sebelum membahas mengenai analisis biaya SDM sebagai alat
perencanaan dan pengawasan perusahaan ada baiknya perlu kita pahami
terlebih dahulu mengenai pengertian gaji/upah dan anggaran itu sendiri.
Menurut Dessler (1995:85) Gaji/Upah adalah uang atau sesuatu yang
berkaitan dengan uang yang diberikan kepada pegawai yang dibagi menurut
pembayaran berdasarkan waktu kerja.
Menurut Dewan Pengupahan Nasional Husnan (1990:138) mendefinisikan bahwa upah adalah penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberi kerja kepada penerima kerja untuk pekerja / jasa yang telah dan akan dilakukan, berfungsi sebagai alat jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan yang ditetapkan menurut persetujuan, undang-undang dan peraturan antara pemberi kerja dan penerima kerja.
Sedangkan menurut pengertian UU No.13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan mendeskripsikan pengertian upah adalah hak pekerja / buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja / buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan,
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan yang dilakukan.
Ciri Ciri Pengupahan yang ideal, Menurut Dessler (1995:87)
a. Internally Equitable ( Adil)
Artinya seseorang pegawai dibagian tetentu dibayar relative sama
dengan pegawai departemen lainnya jika mereka melakukan pekerjaan
yang setara meskipun latar belakang profesi yang berbeda.
b. Externally Competitive ( Bersaing)
Sistem pengupahan suatu perusahaan seyogyanya juga memperhatikan
perusahaan-perusahaan lainnya terutama saingannya agar tidak
ketinggalan.
c. Administrative Efficient ( Sederhana)
Suatu sistem pengupahan seyogyanya bersifat sederhana, sehingga
mudah dilaksanakan oleh pihak-pihak yang mengelola pengupahan.
d. Afordable (Terjangkau)
Perusahaan dalam menyusun sistem pengupahan haruslah
mempertimbangkan kemampuannya, suatu sistem pengupahan yang baik
tetapi tidak terjangkau oleh Perusahaan akan menjadi bumerang bagi
perusahaan tersebut.
e. Defensible ( Sesuai dengan Undang-Undang Pemerintahan).
f. Explainable ( Dimengerti oleh karyawan)
Suatu sistem pengupahan yang baik haruslah mudah dijelaskan agar bisa
dimengerti dan diterima oleh pegawai.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Selain gaji dan upah, karyawan juga menerima jenis kompensasi
lainnya. Misalnya Tunjangan-tunjangan. Beberapa jenis tunjangan yang penting
adalah :
a. Libur. Setiap tahun, untuk hari-hari libur tertentu bagi kebanyakan
perusahaan membayar karyawan yang berlibur dimana mereka
mendapat upah sebagaiman pada hari kerja biasa.
b. Cuti. Hampir semua perusahaan memberikan kepada karyawan, dan
selama cuti mereka tetap mendapat gaji. Lamanya cuti dikaitkan
dengan masa dinas. Misalnya Cuti dua minggu per tahun untuk
karyawan yang masa dinasnya sampai lima tahun. Jika diatas lima
tahun, cuti yang diberikan selama tiga minggu.
c. Bonus. Biasanya bonus dihitung pada akhir tahun. Besarnya bonus
tergantung kesepakatan antara majikan dan karyawan dan bisa
didasarkan pada seberapa jauh laba perusahaan, divisi, atau pabrik
melampaui target yang telah ditentukan.
d. Asuransi. Banyak perusahaan membayar semua atau sebagaian
premi asuransi karyawan untuk kesehatan, perawatan gigi atau
asuransi jiwa.
e. Pensiun. Ini merupakan tunjangan yang disediakan hampir semua
perusahaan, akan tetapi karyawan biasanya baru akan menikmatinya
dalam waktu lama setelah hal itu dihasilkan. Program ini sangat
berbeda beda antar perusahaan.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
f. Premi Lembur (Variable Pay). Merupakan tambahan tarif per jam
apabila karyawan bekerja melampaui jam kerja normal.
Dengan kata lain Kerja lembur adalah melakukan pekerjaan yang waktunya
melebihi jam kerja normal yang sifatnya mendesak dan tidak dapat ditunda,
diluar waktu kerja atas perintah atasan yang berwenang.
Yang dimaksud mendesak adalah apabila memenuhi ketentuan dibawah
ini :
a. Bilamana terdapat pekerjaan yang membahayakan kesehatan atau
keselamatan masyarakat jika tidak segera diselesaikan.
b. Menyelesaikan pekerjaan yang penting artinya bagi pembangunan
Negara, sesuai dengan perintah atau petunjuk pemerintah.
c. Dalam menyelesaikan pekerjaan yang dapat mengakibatkan kerugian
besar bagi Perusahaan/Negara ataupun masyarakat jika tidak dikerjakan.
d. Dalam keadaan darurat seperti kebakaran , peledakan , kebanjiran.
e. Pekerjaan yang menurut kepentingan perusahaan tidak dapat ditunda dan
harus diselesaikan pada hari itu juga.
Dengan adanya kerja lembur pekerja, maka secara otomatis upah lembur
akan dibayarkan kepada pekerja tersebut. Untuk dasar perhitungannya adalah
1/173 x Upah tetap
D. Anggaran Biaya SDM sebagai Alat Perencanaan
Dalam kegiatannya anggaran sangat berguna bagi perusahaan dalam
berbagai latar belakang bisnis yang berbeda-beda, karena dengan anggaran
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
dapat meningkatkan komunikasi dan koordinasi. Proses penyusunan
mengharuskan manajemen/manajer untuk mempertimbangkan secara cermat
tujuan-tujuan serta sasaran-sasaran mereka dan menetapkan alat untuk
mencapainya.
Anggaran yang disusun perusahaan bertujuan untuk lebih mempermudah
perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya, dengan menetapkan
standar yang ingin dicapai, perusahaan dapat lebih mengetahui langkah-langkah
yang akan diambil dalam mencapai targetnya. Dimana anggaran menjadi
patokan dan pedoman bagi karyawannya untuk bekerja.
Anggaran biaya variable merupakan spesifikasi atau breakdown dari
anggaran Gaji & Upah, Anggaran variable yang terdiri dari :
1. Anggaran Upah lembur.
2. Anggaran Shift (regu bergilir).
3. Anggaran Tunjangan Jabatan.
4. dll.
Contoh dari anggaran variable diatas tentunya tidak sama dengan anggaran
variable yang ada diperusahaan lain, hal tersebut tergantung dengan pola bisnis
perusahaan maupun kebijakan/peraturan perusahaan yang berlaku.
Semakin baik perencanaan anggaran khususnya anggaran variable, maka
secara signifikan akan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan,
tentunya tingkat efektifitas pekerja dapat dilihat dan penekanan terhadap cost
perusahaan juga dapat di kontrol.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Semakin tinggi tingkat pengawasan perusahaan terhadap upah lembur,
maka semakin baik pula sistem manajemen kinerja perusahaan.
Dengan kata lain perencanaan anggaran variabel – anggaran upah
lembur dapat dijadikan alat pengendali untuk karyawan dan manajemen dalam
mengevaluasi hasil kinerjanya. Sebagai bahan pertimbangan untuk bekerja lebih
baik di masa yang akan datang.
1. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya SDM
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau menyusun
anggaran serta melaksanakan kegiatan anggaran lainnya, ada ditangan pimpinan
tertinggi perusahaan.
Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun anggaran dapat
didelegasikan kepada bagian-bagian lain dalam perusahaan dan hal ini
tergantung pada struktur organisasi masing-masing perusahaan. Akan tetapi
menurut Munandar (2001:17) pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan
menyusun anggaran ini dapat didelegasikan kepada :
a. Bagian Administrasi (bagian perusahaan kecil)
Hal ini disebabkan karena dalam perusahaan kecil kegiatan-kegiatan tidak terlalu kompleks, sederhana, ruang lingkup terbatas sehingga tugas penyusunan anggaran diserahkan kepada salah satu bagian saja dan tidak perlu melibatkan seluruh bagian yang ada di perusahaan. Penunjukkan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa bagian administrasi terkumpul seluruh kegiatan perusahaan, kegiatan produksi, pembelanjaan dan kegiatan personalia.
b. Panitia budget komite anggaran (bagi perusahaan yang besar), kompleksnya kegiatan-kegiatan dan ruang lingkup yang luas menyebabkan kegiatan administrasi tidak mungkin tidak mampu menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi secara aktif bagian-bagian lain yang ada dalam perusahaan. Untuk itulah penyusunan anggaran perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada dalam perusahaan, yang
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
duduk dalam panitia anggaran. Panitia anggaran ini biasanya diketuai oleh salah seorang pemimpin perusahaan dan anggota-anggotanya mewakili bagaian pemasaran, bagian produksi, bagian pembelanjaan, dan bagian personalia. Anggota komite anggaran adalah tindakan langsung dibebankan suatu anggaran atas sebuah departemen tertentu. Alih-alih mereka bekerjasama dengan setiap departemen untuk menyusun rencana-rencana realistik yang konsisten dengan keseluruhan tujuan perusahaan.
Dalam menyusun anggaran, terdapat dua pendekatan yang berbeda yaitu
pendekatan atas-bawah (top down approach) dan pendekatan bawah-atas
(buttom-up approach). Dalam pendekatan atas-bawah, anggaran disusun pada
jenjang organisasi yang lebih tinggi tanpa adanya masukan yang berarti dari
manajer-manajer jajaran yang lebih rendah. Dalam pendekatan bawah-atas
manajer-manajer jajaran rendah merupakan sumber pokok informasi yang
dipakai dalam penyusunan anggaran.
Anggaran yang disusun oleh bagian administrasi maupun komisi
anggaran, hanya merupakan Rancangan Anggaran. Rancangan ini akan
diserahkan kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan sebagai
anggaran yang definitif. Sebelum disahkan, masih dimungkinkan untuk
diadakan perubahan-perubahan dan pembahasan terhadap rancangan tersebut.
Setelah disahkan maka anggaran tersebut dijadikan sebagai pedoman kerja,
sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja.
Ditinjau dari pihak-pihak yang dapat terlibat dalam proses penyusunan
anggaran, maka terdapat tiga metode yang dikemukakan oleh Hopkins
(2001:475), yaitu :
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
a. Authoritative Budgeting Authoritative budgeting merupakan pendekatan dari atas ke bawah dalam penyusunan anggaran. Dalam metode ini, bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam penyusunan anggaran perusahaan. Kebaikan metode ini adalah proses penyusunan anggaran dalam perusahaan akan berjalan dengan baik tetap sasaran dan lebih efisien, serta memungkinkan adanya koordinasi unit-unit dalam perusahaan. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah adanya kemungkinan atasan tidak mengetahui secara pasti target yang sesuai dengan suatu unit perusahaan serta kurangnya motivasi dan komitmen tujuan yang disebabkan ketiadaan partisipasi karyawan dalam penentuan anggaran.
b. Participative Budgeting Participative Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran dimana atasan dan bawahan secara bersama-sama menetapkan anggaran perusahaan melalui proses pengambilan keputusan bersama (joint decision-making proces).
c. Consultative Budgeting Consultative Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran dimana bawahan diminta untuk mendiskusikan pendapat mereka mengenai anggaran, tetapi tidak terjadi proses pengambilan keputusan bersama. Atasan hanya meminta pendapat dari bawahan tetapi tetap menetapkan anggaran secara sendiri dengan atau tanpa mempertimbangkan masukan dari bawahan.
2. Anggaran Biaya Variable
Dalam perusahaan jasa, biaya produk (lebih lazim disebut biaya jasa)
meliputi biaya tenaga kerja, keperluan kantor dan biaya lainnya yang berkaitan
langsung dengan penyerahan jasa kepada pelanggan atau klien.
Dalam proses kegiatannya perusahaan harus dapat mengoptimalkan
efisiensi anggaran guna peningkatan laba yang merupakan tujuan perusahaan.
Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke jasa
tertentu. Biaya ini mirip dengan harga pokok penjualan pada perusahaan
dagang. Biaya langsung merupakan biaya penyediaan jasa yang dapat dijual
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
kepada seseorang atau pelanggan. Biaya langsung untuk pelaksanaan jasa
tertentu dikaitkan dengan pendapatan yang dihasilkannya.
Keberhasilan perusahaan jasa sangatlah tergantung pada mutu jasa yang
dilakukan sehingga kecakapan dan talenta orang-orang yang terlibat didalamnya
sangatlah vital. Dalam industri-industri jasa tidak terdapat persediaan produk
dan semua biaya berkaitan dengan periode waktu dimana biaya tersebut dipakai.
Dengan demikian perbedaan antara biaya produk dan biaya periode tidaklah
berfaedah bagi perusahaaan-perusahaan jasa. Dalam perusahaan jasa, biaya-
biaya pada umumnya dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
E. Anggaran Biaya SDM sebagai alat pengawasan
Salah satu tujuan perusahaaan adalah kelangsungan usaha. Dengan
demikian perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang lama. Agar tujuan ini
dapat tercapai maka perusahaan harus dapat beroperasi secara sehat.
Untuk menjadi Perusahaan yang sehat, efisiensi usaha perusahaan
menjadi salah satu fokus sentral, disamping biaya operasional, biaya variable
juga merupakan pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang harus direncanakan
dan diawasi dengan sebaik-baiknya.
Menurut Collins (2000:89) “ Efisiensi menyangkut hubungan antara
faktor input yang langka dengan output barang dan jasa. Hubungan ini dapat
diukur secara fisik atau secara biaya. Konsep efisiensi digunakan sebagai
kriteria dalam penilaian seberapa baik pasar mengalokasikan sumber dana “.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Objek penelitian ini adalah PT Pertamina (Persero) Pemasaran Region I
Medan yang beralamat di JL.K.L Yos Sudarso No.8-10 Medan 20114.
B. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang secara langusung didapat dari sumber
pertama, dalam hal ini adalah PT Pertamina (Persero) Pemasaran Region
I Medan, yang mana data tersebut masih perlu diolah peneliti. Data ini
diperoleh dari teknik wawancara, yaitu berupa daftar hasil wawancara
yang kemudian akan diolah oleh peneliti untuk dijadikan bahan
informasi dalam penulisan skripsi ini.
2. Data Sekunder yaitu data-data berupa uraian teoritis yang didapat dari
bahan-bahan bacaan dan kepustakaan lain yang merupakan data
pendukung terhadap data primer. Data ini didapat penulis melalui buku-
buku bacaan dan tulisan, jurnal, artikel, majalah, dan informasi serta
data-data lain yang mempunyai hubungan dengan skripsi ini dan yang
digunakan sebagai acuan dalam analisis dan evaluasi.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut :
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
1. Pengamatan Langsung ( Observasi )
Mengamati langsung objek yang berkaitan dengan biaya SDM dan
system penyusunan anggarannya pada PT Pertamina (Persero)
Pemasaran RegionI
2. Wawancara (Interview)
Melakukan tanya jawab secara langsung dengan Manajer HR, dan Staf
HR yang menyusun anggaran biaya SDM pada PT Pertamina (Persero)
Pemasaran Region I.
3. Kepustakaan (Literatur)
Melakukan peninjauan terhadap buku-buku pedoman dan peraturan
SDM pada PT Pertamina (Persero) Pemasaran Region I, serta buku-buku
bacaan, tulisan, jurnal, artikel, dan majalah yang berhubungan serta
pengetahuan dari website-website yang berkaitan.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada skripsi ini adalah metode analisa
deskriptif yaitu suatu metode analisis dengan cara mengumpulkan,
menyusun, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan data yang
diperoleh sehingga memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai
masalah yang dihadapi oleh perusahaan dan kemudian mencarikan upaya-
upaya pemecahan masalah tersebut.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
E. Data Penelitian
1. Gambaran Umum Perusahaan
Pada awalnya produksi minyak di Indonesia dimulai dari daerah
Langkat, Sumatera Utara ketika Aeilko Janszoon Zijlker berhasil menemukan
sumur minyak pada tanggal 15 Juni 1885 dilapangan telaga said yang terletak
tidak jauh dari pantai Sumatera Utara dengan produksi besar yang mencapai
kedalaman 1212 Meter. Sumur ini sangat produktif dan terus menghasilkan
minyak selama lebih dari 15 tahun. Pada tahun 1885 – 1890 terdapat beberapa
penemuan minyak di daerah-daerah lain di Indonesia.
Dengan adanya penemuan-penemuan minyak di Indonesia telah
mengundang datangnya perusahaan-perusahaan asing. Pada tahun 1892
dibangun penyulingan minyak pertama di Pangkalan Berandan dan pada tahun
1898 berhasil dibangun pelabuhan minyak di Indonesia yaitu Pangkalan Susu.
Produksi pengolahan dan pemasaran minyak bumi dilaksanakan oleh Koninlijke
Nederlansche Petroleum Company. Kemudian pada tahun 1907 perusahaan
tersebut melakukan merjer dengan Shell Transport & Traiding dan berubah
nama menjadi The Koninlijke Shell Group atau lebih dikenal dengan nama
Shell. Menjelang perang dunia ke II, kegiatan perminyakan di Indonesia
dikuasai oleh Shell dan Stanvac, daerah operasi Shell yaitu Sumatera Utara
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
sampai Papua, sedangkan Stanvac hanya di Sumatera Tengah dan Sumatera
Selatan.
Sejak Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,
perusahaan minyak dan gas bumi berlandaskan pada pasal 33 UUD 1945.
Setelah bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya para pejuang
kemerdekaan berhasil merebut lapangan, kilang maupun fasilitas perminyakan
yang ada penjajahan Jepang. Pada bulan September 1945 dilakukan serah terima
seluruh tambang minyak yang berada di Pangkalan Berandan maupun di
Rantau, Kuala Simpang, Aceh Timur. Dan dalam suasana yang belum stabil
berdirilah PERMIRI (Persatuan Minyak Republik Indonesia), PTMNRI
(Persatuan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia), PTMN (Perusahaan
Tambang Minyak Negara).
Berdasarkan konfrensi Meja Bundar, dinyatakan bahwa lapangan-
lapangan minyak serta kekayaan yang semua milik Shell harus diserahkan
kembali, sementara Pemerintah tidak bersedia menyerahkannya. Hal ini
menimbulkan pertentangan-pertentangan antara Pemerintah dengan partai-partai
politik yang ada pada saat itu.
Pada tanggal 22 Juli 1957, Pemerintah memutuskan untuk menyerahkan
Lapangan Minyak Sumatera Utara kepada Kepala Staff Angkatan Darat
(KASAD), yang pengusahaannya diserahkan kepada PT Ekploitasi Tambang
Minyak Sumatera Utara (PT. ETMSU) dan pada tanggal 15 Oktober 1957
Menteri Perdagangan & Perindustrian mengeluarkan Surat Keputusan yang
mengesahkan pembetukan PT. ETMSU yang dipimpin oleh Kolonel Dr.H.Ibnu
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Sutowo. Pada tanggal 10 Desember 1957 PT.ETMSU berubah nama menjadi
PN PERMINA (Perusahaan Minyak Nasional). Tanggal ini kemudian
ditetapkan menjadi hari lahirnya Perusahaan Minyak Nasional yang setiap tahun
diperingati oleh Pertamina. Pada bulan maret 1966 Menteri Migas menetapkan
enam unit daerah eksploitasi dan produksi PN. PERMINA, yaitu :
a. Unit I meliputi Sumatera Utara dan Aceh dengan Kantor Pusat di
Pangkalan Berandan.
b. Unit II meliputi Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Jambi.
c. Unit III meliputi Jawa & Madura, dengan Kantor Pusat di Jakarta.
d. Unit IV meliputi Kalimantan termasuk tarakan dan Bunyu,
e. Unit V meliputi Irian Jaya, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara.
f. Unit VI meliputi Sumatera Tengah.
Setelah 15 tahun mengalami zaman kemerdekaan, barulah pada tahun
1960 dikeluarkan UU No.19 sebagai UU Pelaksana dari Pasal 33 UUD 1945,
yang intinya adalah Pemerintah dapat mendirikan suatu perusahaan yang
dinamakan Perusahaan Negara.
Tidak lama setelah itu, pemerintah mengeluarkan UU No.14 tahun 1960
yang mengatur pertambangan minyak dan gas bumi, yang pada hakekatnya
menggantikan Indische Mijnwet 1899 (UU Pertambangan Kolonial Belanda
tahun 1899) yang berisikan bahwa pola pengusahaan adalah “Konsensi” dimana
hasil tambang dan penggunaannya adalah merupakan hal perusahaan milik
Konsensi yang akan membayar royalti kepada Pemerintah.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Berdasarkan UU No.19 tahun 1960 dan UU No.44 tahun 1960, pada
tahun 1961 dibentuklah tiga Perusahaan Negara yang bergerak dalam bidang
Minyak dan Gas Bumi, yaitu :
1. PN.PERTAMIN, berdasarkan PP No.3 tahun 1961
2. PN PERMINA, berdasarkan PP No.198 tahun 1961
3. PN PERMIGAN, berdasarkan PP No.199 tahun 1961
Ketiga Perusahaan tersebut meliputi eksplorasi, eksploitasi, pemurnian,
pengolahan, pengangkutan dan penjualan, yang kemudian berdasarkan Kontrak
Karya tahun 1963, ditetapkan status pemegang hak Konsesi beralih menjadi
status Kontraktor. Pada saati itu ditetapkanlah :
1. PT Caltex Pasific Indonesia menjadi Kontraktor PN PERTAMIN.
2. PT Stanvac menjadi Kontraktor PN PERMINA.
3. PT Shell Indonesia menjadi Kontraktor PN PERMIGAN.
Setelah pemberontakan PKI yang gagal, maka PN PERMIGAN
kemudian dibubarkan dengan Surat Keputusan Menteri Minyak dan Gas Bumi
No.6 tahun 1966, sehingga pada saat itu tinggal dua perusahaan negara yang
bergerak dibidang Minyak dan Gas Bumi. Selanjutnya dengan tujuan untuk
mempertegas sturuktur dan prosedur kerja dalam rangka untuk meningkatkan
produksi minyak dan gas bumi maka PN PERMINA dan PN PERTAMIN
dilebur dalam suatu wadah Perusahaan dengan PP No.27 tahun 1968 dalam
suatu Perusahaan Negara yang baru dikenal dengan nama PN PERTAMINA.
Pada tahun 1969, Pemerintah mengeluarkan UU No.9 tahun 1969 yang
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
kemudian mengklasifikasikan semua Perusahaan Negara dalam tiga bentuk,
yaitu :
1. PERJAN
2. PERUM
3. PERSERO
PN PERTAMINA merupakan suatu jenis Perusahaan Negara yang mempunyai
ciri khas tersendiri, sehingga tidak dapat dimasukkan kedalam salah satu bentuk
klasifikasi Perusahaan Negara tersebut diatas. Pada tahun 1971 dikeluarkan UU
mengenai status dan pendirian PERTAMINA. Secara yuridis dan formal sejak
itu PN PERTAMINA tidak disebut lagi sebagai PN PERTAMINA melainkan
PERTAMINA saja. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sekaligus
PERTAMINA dinyatakan sebagai pengelola tunggal dibidang pengusahaan
minyak dan gas bumi di Indonesia. Dalam melaksanakan kegiatannya selaku
pengelola tunggal dibidang pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia.
UPMS I juga mengalami beberapa kali perubahan nama. Pada tahun
1995, melalui Surat Keputusan Direktur Utama Pertamina No.KptsP-
1598/C00000/1995-S0 tanggal 28 Desember 1995, Pemasaran untuk wilayah
Propinsi NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau dilaksanakan oleh
Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri I (UPPDN I).yang
berkedudukan di Medan. Dan melalui Surat Keputusan Direksi No.KptsP-
076/C0000/2001-S0, tanggal 25 juni 2001 sebutan UPPDN I di Ubah menjadi
Unit Pemasaran I (UPMS I).
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Pada tahun 2003 tepatnya tanggal 17 September 2003 Pertamina
berubah status menjadi Perusahaan Terbatas Perseroan sesuai dengan terbitnya
Undang-Undang No. 19 tahun 2003 . Dengan berubahnya status Perusahaan
maka akan mempengaruhi perubahan Tata Nilai dan Visi maupun Misi
PERTAMINA. Sehingga saat ini nama PERTAMINA menjadi PT
PERTAMINA (PERSERO).
PT PERTAMINA (PERSERO) memiliki Unit Pengolahan (UP), serta
Unit Pemasaran (UPMS) yang tersebar diseluruh Wilayah Indonesia, disamping
itu ada juga perwakilan-perwakilan di Luar Negeri, yaitu :
1. Perwakilan Amerika berkedudukan di Los Angeles
2. Perwakilan Eropa berkedudukan di London.
3. Perwakilan Asia Timur berkedudukan di Tokyo.
4. Perwakilan Asia Pasifik Selatan berkedudukan di Singapura.
PT Pertamina (Persero) memiliki delapan Unit Pemasaran yang
memiliki wilayah kerja yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia, yaitu:
1. UPMS I , berkantor pusat di Medan dan meliputi wilayah NAD,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau Daratan & Riau Kepulauan.
2. UPMS II , berkantor pusat di Palembang dan meliputi wilayah
Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu dan Jambi.
3. UPMS III, berkantor pusat di Jakarta dan meliputi wilayah DKI Jaya
dan Jabar.
4. UPMS IV, berkantor pusat di Semarang dan meliputi wilayah Jawa
Tengah, Yogyakarta dan Solo.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
5. UPMS V, berkantor pusat di Surabaya dan meliputi wilayah Jawa
Timur, Bali , NTB & NTT.
6. UPMS VI, berkantor pusat di Balikpapan dan meliputi wilayah
Kalimantan.
7. UPMS VII, berkantor pusat di Makasar dan meliputi wilayah
Sulawesi
8. UPMS VI, berkantor pusat di Jayapura dan melipuit wilayah Irian
Jaya dan Maluku.
Pada tanggal 11 November 2007 , PT Pertamina (Persero) mengalami
reorganisasi tahap I untuk Fungsi Pemasaran & Niaga, tahap kedua untuk
Fungsi Supply & Distribusi, tahap ketiga untuk Fungsi SDM & Umum,
sehingga nama UPMS I berubah menjadi Pemasaran BBM Retail Region I
Medan.
Tempat dimana penulis mengadakan penulisan dalam rangka
penyusunan skripsi adalah di Ex.UPMS I – Pemasaran BBM Retail Region I
Medan, yang merupakan salah satu dari delapan Unit Pemasaran PT. Pertamina
(Persero) yang ada saat ini.
2. Kondisi Kinerja Perusahaan
Dengan Perubahan Pola Bisnis Perusahaan yang ditetapkan pada tahun
2001, dari BUMN menjadi Perusahaan Perseroan secara signifikan memberikan
dampak perubahan pola kegiatan perusahaan dan pola pembinaan terhadap
pekerja. Perubahan tersebut mengharuskan perusahaan melakukan perubahan
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
dalam sistem koorporasi agar tetap survive, termasuk di dalamnya sistem
pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM).
Dalam perkembangannya suatu perencanaan yang strategis harus
memikirkan bagaimana pengelolaan perusahaan dan pengelolaan Sumber Daya
Manusia, karena asset yang paling penting dalam kegiatan koorporasi
perusahaan adalah tenaga kerja. Dengan demikian perusahaan juga harus
memandang bagaimana mengelola dan meningkatkan kompetensi pekerja yang
dapat dilakukan dengan melakukan berbagai pelatihan maupun pembinaan yang
berbasis kompetensi.
Kegiatan Bisnis utama PT Pertamina (Persero) adalah Suplai BBM dan
Non BBM skala Nasional , PT Pertamina (Persero) juga dituntut untuk
melakukan perubahan dari seluruh lini kegiatan (Core Bussines) utamanya.
Untuk itu di bentuklah suatu Unit Bisnis yang pada masa sebelumnya
merupakan satu kesatuan Fungsi / Bagian dari Penjualan. Yaitu : Bisnis Unit
BBM Retail , Bisnis Unit BBM Industri & Marine, Bisnis Unit Pelumas, Bisnis
Unit Aviasi dan Bisnis Unit Gas Domestik.
Perkembangan tingkat permintaan Bahan Bakar Minyak di Indonesia
khususnya wilayah Sumatera Utara terus mengalami tingkat pertumbuhan dan
perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin
bertambahnya jumlah pemakaian kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Invasi Perkembangan Pusat Industri yang semakin meningkat. Hal itu harus di
kolaborasikan dengan meningkatkan kualitas pelayanan Pemasaran BBM dalam
Negeri. Dalam menjaga kualitas Pruduk dan pelayanannya PT Pertamina
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
(Persero) giat dalam melakukan BTP (Breakthrought Project) yang bertujuan
untuk menganalisa pasar maupun produk, sehingga menimbulkan komitmen
bersama dalam mempertahankan kualitas pelayanan dan produk, hal itu terbukti
dengan di tetapkannya slogan PERTAMINA PASTI PAS.
Dengan perubahan pola bisnis perusahaan maka tata nilai maupun Visi
dan Misi Pertamina juga mengalami perubahan, yang sebelumnya Pertamina
sebagai Regulator dan Penyedia kebutuhan BBM dan NBBM dalam negeri,
tetapi Pertamina saat ini dituntut untuk menjadi Perusahaan Go Profit yang
dapat menguasai pangsa pasar baik berskala Nasional maupun skala
International.
Untuk menjadi perusahaan yang berskala Nasional maupun
International, maka perusahaan harus siap dari segi kompetensi pekerja,
Komitmen ,Anggaran serta kebijakan pemerintah yang mendukung.
Dalam menuju perkembangan tersebut PT Pertamina (Persero) aktif
dalam mengevaluasi maupun menganalisa Rencana kerja yang berbasis pada
rencana anggaran Perusahaan, yang dikenal dengan RJPP (Rencana Kerja
Jangka Panjang Perusahaan), Penyusunan Rencana Kerja dan Rencana
Anggaran dilakukan berdasarakan taksiran-taksiran (Forecasting) berdasarkan
logika, infofilasi, dan faktor-faktor yang controrable maupun uncontorable.
Pada dasarnya perencanaan anggaran yang dilakukan oleh PT
Pertamina (Persero) Region I Medan digolongkan menjadi dua bagian yaitu
Anggaran Bisnis Investasi (ABI), Anggaran Bisnis Operasi (ABO)
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Anggaran Bisnis Investasi merupakan perencanaan yang meliputi
investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan selama satu periode yang akan
datang dan masa manfaatnya lebih dari satu tahun. Sedangkan Anggaran Bisnis
Operasi adalah semua pengeluaran untuk operasi yakni pengeluaran yang masa
manfaatnya tidak lebih dari satu tahun atau pengeluaran yang dapat dikaitkan
secara langsung dengan pendapatan suatu periode tertentu.
Angaran Biaya SDM merupakan salah satu komponen dari Anggaran
Bisnis Operasi. Anggaran Biaya SDM ini terdiri dari anggaran biaya Direct
Labour Cost dan Indirect Labour Cost yang disusun dalam suatu perencanaan
anggaran.
Anggaran Biaya SDM disusun berdasarkan :
1. Realisasi biaya SDM tahun sebelumnya
2. Jumlah pekerja Biasa yang masih aktif
3. Perubahan peraturan perusahaan
Pedoman Rencana Kerja (PRK) Operasi merupakan format pekerjaan
yang dibuat oleh masing-masing Fungsi / Bagian / Depot / Instalasi / Terminal
Teransit. Perencanaan ini dimaksudkan agar setiap pekerjaan yang dilakukan
tepat guna dan tepat sasaran. Perencanaan yang dibuat serealistis mungkin,
berdasarkan data statistik, informasi dilapangan, atau estimasi, sehingga pada
pelaksanaannya nanti tidak menyusahkan bagian operasional itu sendiri dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
3. Struktur Organisasi Perusahaan
PT Pertamina (Persero) BBM Retail Region I Medan wilayah kerjanya
meliputi lima propinsi, yaitu :
1. Propinsi NAD
2. Propinsi SUMUT
3. Propinsi SUMBAR
4. Porpinsi Riau
5. Propinsi Kep.Riau / Batam
Kelima wilayah kerja tersebut diatas di kelola/dipimpin oleh SAM
(Sales Area Manager) BBM Retail dan BBM Industri & Marine yang
bertanggung jawab kepada General Manager BBM Retail Region I selaku
Ambassador.
Adapun Fungsi dari Manajer tersebut adalah untuk Pengkoordinasian
penyelenggaraan kegiatan pembekalan dan pemasaran BBM dan Gas bumi, di
wilayah kerja pertamina Region I. General Manajer BBM Retail Region I
selaku Ambassador membawahi delapan bagian dan lima ex.Kepala Cabang.
Masing-masing Bagian dipimpin oleh Kepala/Manajer Bagian, dan Cabang
dipimpin oleh Sales Area Manajer. Agar lebih jelasnya, Fungsi dari masing-
masing bagian akan diuraikan sebagai berikut :
1. General Manager BBM Retail Reg I Medan
Bagian ini berfungsi mengelola seluruh kegiatan usaha pemasaran atas
semua kebijakan/persetujuan/ketetapan Direksi dan atau Direktorat Hilir
dalam rangka pelaksanaan kegiatan dan pemasaran Minyak dan Gas
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Bumi dan kegiatan penunjangnya di wilayah kerja Pertamina BBM
Retail Region I Medan. Sehingga kebutuhan masyarakat/konsumen
terpenuhi dengan tepat kuantitas, kualitas, waktu, dan tempat secara
optimal dan efisien serta memelihara dan menigkatkan kepedulian
perusahaan terhadap lingkungan.
2. Bagian Penjualan
Bagian Penjualan ini terdiri dari Sub/bagian Penjualan yaitu :
1. SAM BBM Retail Sumut, membawahi SR (Sales Represantatif)
dengan wilayah kerja dari Sibolga, Kisaran, Rantau Perapat, Gunung
Sitoli, Langkat.
2. SAM BBM Industri & Marine Sumut & NAD, membawahi SR
Industri dan Marine untuk wilayah kerja Sumut hingga NAD
3. SAM BBM Retail Sumbar, membawahi SR (Sales Represantatif)
dengan wilayah kerja Seluruh propinsi Padang.
4. SAM BBM Industri & Marine Riau & Sumbar membawahi SR
Industri dan Marine untuk wilayah kerja Riau daratan (Pekanbaru)
hingga Padang.
5. SAM BBM Retail Riau, membawahi SR (Sales Represantatif)
dengan wilayah kerja Pekanbaru.
6. SAM BBM Industri & Marine Batam & Kepri membawahi SR
Industri dan Marine untuk wilayah kerja Batam hingga Kepulauan
Riau.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
7. SAM BBM Retail NAD, membawahi SR (Sales Represantatif)
dengan wilayah kerja NAD.
Bagian ini berfungsi merencanakan, mengkoordinasikan dan
mengevaluasi kegiatan pemasaran BBM dan Non BBM, mutu produk dan
pelayanan lembaga penyalur, Administrasi BBM dan Non BBM yang ada
diwilayah kerja Region I Medan untuk memenuhi permintaan pelanggan BBM
dan Non BBM agar kebutuhan Pelanggan BBM dan Non BBM dapat terpenuhi,
tepat waktu, tepat jumlah dan tepat mutu.
3. Bagian Suplai dan Distribusi
Dengan adanya Reorganisai tahun 2008, maka Wilayah kerja Suplai
& Distrbusi mencakup Wilayah Sumbagut hingga Sumbagsel.
Bagian ini berfungsi menyelenggarakan kegiatan pengadaan,
penimbunan, pengendalian mutu dan penyaluran BBM maupun Non
BBM sesuai dengan rencana, tepat waktu dan tersedia pada waktu
yang dibutuhkan
Dengan adanya Reorganisasi Pemasaran & Niaga tahap I, maka
Fungsi Marine di gabung ke dalam Fungsi Suplai dan Distribusi
sehingga tugas dan tanggung jawab Ka.Marine merupakan cascading
dari tugas dan tanggung jawab Manajer Suplai dan Distribusi yang
dituangkan dalam KPI (Key Performance Indicator) atau UKT
(Ukuran Kinerja Terpadu) yang disepakati oleh Manajer S & D
bersama Vice President Distribusi. Adapun tugas dari Ka.Marine
adalah berfungsi mengkoordinir kegiatan kapal dan pengoperasian
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
tankers untuk kelancaran operasi marine, kebandaran di bidang
transportasi laut dan pelabuhan aman dan lancar.
4. Bagian Layanan Jasa Teknik
Dengan adanya Reorganisasi Pms & Niaga tahap II pada bulan
Maret 2008, maka Bagian Layanan Jasa Teknik diperluas menjadi
LJT Region I yang memiliki wilayah kerja di area Sumbagut, dan
Fungsi ini di bagi lagi menjadi Fungsi Teknik Area Manajer
Region I (TAM Reg.I Medan). Yang meliputi pengawasan terhadap
sarfas dan maintenance di wilayah Region I Sumbagut yang
berfungsi mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan Layanan
Jasa Teknik meliputi perencanaan dan anggaran, pemeliharaan dan
konstruksi, inspeksi serta pengadaan material untuk kebutuhan
operasi pemasaran sesuai dengan rencana, tepat waktu dan tersedia
pada waktu yang dibutuhkan.
5. Manajer Keuangan
Bagian ini berfungsi mengkoordinasikan dan mengendalikan
pelaksanaan kegiatan keuangan meliputi anggaran, perbendaharaan
dan akuntansi di Unit Region I agar segala kegiatan di Unit
Pemasaran Reg I dapat dibiayai dan laporan pertanggung jawaban
dapat dilaksanakan secara accountable dan auditable. Untuk Fungsi
Keuangan yang ada di Pms & Niaga Region I sebenarnya secara
struktural bertanggung jawab kepada Direktorat Keuangan Hilir,
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Karena General Manager Pms BBM Retail Region I bertugas
sebagai Ambassador Ex.Unit Pemasaran I, maka secara birokrasi
laporan Keuangan oleh Fungsi Keuangan harus menjadi bagian dari
tanggung jawab dan wewenang GM Pms BBM Retail Region I.
6. Manajer K3LL & Manajemen Mutu
Bagian ini berfungsi mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan
pencegahan, penanggulangan terhadap potensi bahaya pencemaran
lingkungan, kebakaran, kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
untuk meminimalisasikan kerugian perusahaan.
7. Manajer SDM & Umum
Bagian ini berfungsi mengkoordinir dan menyelenggarakan Sumber
Daya Manusia dan Umum yang meliputi kegiatan Perencaan dan
Pembinaan Pekerja, Hubungan Industrial Kesejahteraan dan Jasa
SDM, Organisasi, Prosedur, Kesehatan, Hukum dan Pertanahan,
HUPMAS, Sekuriti serta Sistem Informasi dan Komunikasi untuk
menunjang kegiatan operasi Unit Pemasaran I.
Dengan adanya Reorganisai tahap III pada bulan Maret 2008, maka
Fungsi SDM & Umum di Fokuskan ruang lingkup kerjanya, akan
tetapi tugas dan tanggung jawab sama bahkan lebih luas cakupannya.
Fungsi SDM & Umum menjadi HR Area Sumbagut yang dipimpin
oleh HR Area Manajer dan hanya membawahi Fungsi Kesehatan,
Sekuriti, Layanan SDM, untuk fungsi Hukum dan K3LL & MM
yang dulunya LK3 seluruh tanggung jawabnya di tarik ke VP
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Layanaan Umum tidak lagi di bawah SDM & Umum. Sehingga
Fungsi SDM saat ini hanya bersifat transaksional saja, seluruh
kegiatan Perencanaan dan pembinaan, Prosedur, di tarik ke Pusat.
Sedangkan HUPMAS bergabung dengan Pms BBM Retail
khususnya di bagian Penjualan.
8. Cabang Pemasaran Banda Aceh
Dalam kondisi saat ini Kegiatan Cabang sebenarnya tetap ada, tetapi
dalam pelaksanaannya Posisi Cabang hanya sebagai Mediator /
perantara Depot/Instalasi yang ada, ini berfungsi untuk
merencanakan, mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan
kegiatan yang meliputi pengadaan, penyaluran dan pemasaran BBM
dan Non BBM, serta kegiatan adminsitrasi agar dapat memenuhi
kebutuhan konsumen di wilayah kerja Cabang Pemasaran Banda
Aceh.
9. Cabang Pemasaran Padang
Dalam kondisi saat ini Kegiatan Cabang sebenarnya tetap ada, tetapi
dalam pelaksanaannya Posisi Cabang hanya sebagai Mediator /
perantara Depot/Instalasi yang ada, yang berfungsi untuk
merencanakan, mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan
kegiatan yang meliputi pengadaan, penyaluran dan pemasaran BBM
dan Non BBM, serta kegiatan adminsitrasi agar dapat memenuhi
kebutuhan konsumen di wilayah kerja Cabang Pemasaran Padang.
10. Cabang Pemasaran Pekan Baru
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Dalam kondisi saati ini Kegiatan Cabang sebenarnya tetap ada, tetapi
dalam pelaksanaannya Posisi Cabang hanya sebagai Mediator /
perantara Depot/Instalasi yang ada, yang berfungsi untuk
merencanakan, mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan
kegiatan yang meliputi pengadaan, penyaluran dan pemasaran BBM
dan Non BBM, serta kegiatan adminsitrasi agar dapat memenuhi
kebutuhan konsumen di wilayah kerja Cabang Pemasaran Pekan
Baru.
11. Cabang Pemasaran Batam
Dalam kondisi saati ini Kegiatan Cabang sebenarnya tetap ada, tetapi
dalam pelaksanaannya Posisi Cabang hanya sebagai Mediator /
perantara Depot/Instalasi yang ada, yang berfungsi untuk
merencanakan, mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan
kegiatan yang meliputi pengadaan, penyaluran dan pemasaran BBM
dan Non BBM, serta kegiatan adminsitrasi agar dapat memenuhi
kebutuhan konsumen di wilayah kerja Cabang Pemasaran Batam.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat Struktur Organisasi PT Pertamina
(Persero) UPMS I Medan pada lampiran.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
4. Klasifikasi Biaya SDM
Adapun biaya SDM pada PT. Pertamina (Persero) adalah sebagai berikut :
a. Direct Labour Cost
1. Upah Tetap
2. Tunjangan Daerah
3. Tunjangan Jabatan
4. Tunjangan Hari Raya Keagamaan
5. Kompensasi Regu Bergilir
6. Kompensasi Juru Selam Perusahaan (KJSP)
7. Kompensasi Penugasan Diatas Kapal (KPAK)
8. Kompensasi Daerah Operasi Tertentu (KDOT)
9. Tunjangan Hutan
10. Tunjangan Turn Around, Comm, Start-Up Project
11. Tunjangan Pejabat Sementara
(No. 1 s.d 11 disebut Salary & Wages)
12. Upah Lembur ( Variabel Pay)
13. Tunjangan Cuti ( Holiday Allowance)
14. Iuran Pensiun dari Perusahaan (Coy Cont Pension)
15. Tabungan pekerja dari perusahaan (Coy Cont Mandatory)
16. Iuran Jamsostek dari Perusahaan (Coy Cont Insrnc)
17. Premi Asuransi Tugu Mandiri (Coy Cont Insrnc)
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
b. Indirect Labour Cost
Secara garis besar dikelompokkan pada 2
1. Biaya Benefit (terkait dengan kesejahteraan pekerja)
2. Biaya terkait dengan pembinaan dan pegembangan pekerja
Biaya-biaya tersebut dirinci kegiatannya pada 26 mata anggaran biaya sbb:
1 Biaya Listrik 2 Biaya Air 3 Biaya Representasi 4 Biaya Sumbangan/Donasi 5 Biaya Makan Perjalanan Dinas 6 Biaya Pesangon MPPK
7 Biaya Benefit Kesejahteraan (Bapor, BDI, Ultah)
8 Biaya Pindah / Mutasi 9 Biaya Kompensasi sewa rumah
10 Kompensasi Penugasan 11 Biaya Rumah Dinas 12 Biaya Penghargaan UTD 13 Biaya Kesehatan 14 Biaya Tunjangan ONH 15 Biaya Tunjangan Kematian 16 Biaya Tiket Perjalanan Dinas 17 Biaya Uang saku Perjalanan Dinas 18 Biaya Makan Perjalanan Dinas 19 Biaya Hotel Perjalanan Dinas 20 Biaya perjalanan dinas 21 Biaya Honor/ Tuition Fee 22 Biaya Training/Pelatihan 23 Biaya Licences 24 Biaya Depresiasi Gedung 25 Biaya Depresiasi benda bergerak 26 Biaya lain-lain
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
3. Penyusunan Anggaran Biaya SDM
a. Anggaran Biaya Variabel
Anggaran biaya variabel merupakan salah satu elemen anggaran gaji dan
upah. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan yang cermat atas biaya variabel
yang mengarah pada efisiensi. Penyusunan anggaran gaji dan upah harus sesuai
dengan perencanaan yang memperhatikan realisasi jumlah pekerja dan pola
kegiatan pekerjaan yang mengarah pada tujuan efisiensi perusahaan.
Sebelum penyusunan biaya variabel dilakukan terlebih dahulu dibentuk
suatu team budget comittee yang disusun oleh fungsi keuangan Pemasaran
BBM Retail Region I dan disahkan oleh General Manager Pemasaran BBM
Retail Region I. Kemudian setiap fungsi yang ada di wilayah kerja BBM
Pemasaran Retail Region I menjadi penanggung jawab dalam menentukan cost
per liter setiap anggaran yang akan disusun oleh setiap fungsi atau Bagian /
Depot / Instalasi / Terminal Transit. Sebagai contoh fungsi SDM dan Umum
menetapkan jumlah rupiah per unit untuk setiap anggaran yang berhubungan
dengan biaya kesejahteraan pekerja atau fungsi Layanan Jasa Teknik Region I
menentukan biaya cost per liter untuk rencana anggaran yang berhubungan
dengan biaya fasilitas Sarfas, biaya pemeliharaan jalur pipa, tangki timbun, atau
hal lain yang berhubungan dengan teknisi.
Dalam penyusunan anggaran biaya variabel menggunakan metode
partisipasi anggaran. Di mana mengikutsertakan Manager, Asisten Manager dan
beberapa Staff untuk bekerjasama dalam penyusunan anggaran. Setelah
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
penyusunan anggaran siap disusun maka setiap fungsi yang memiliki
tanggungjawab dalam menentukan tarif standar cost per liter harus
menyesuaikan anggaran yang diajukan oleh fungsi lain dalam proses challenge
session. Hal ini berguna untuk menyeragamkan metode maupun tarif dalam
penyusunan anggaran yang tentunya berdasarkan TKO (Tata Kerja Organisasi).
Pada prinsipnya dalam penyusunan perencanan anggaran biaya variabel
harus disesuaikan dengan Rencana Kerja.
Setelah penyusunan anggaran biaya variabel selesai dilakukan di tingkat
unit pemasaran maka fungsi keuangan selaku Koordinator pengumpulan
Rencana Kerja dan Rencana Anggaran setiap fungsi harus menyesuaikan format
atau standart yang telah ditetapkan setelah itu di rekap menjadi satu kesatuan
Rencana Anggaran dan dikirim ke Direktorat keuangan Hilir untuk di evaluasi.
Rekapitulasi Anggaran Biaya yang telah diterima oleh Direktorat
Keuangan Hilir belum tentu disetujui oleh Direktur Pemasaran dan harus
disesuaikan menurut kebijakan dan peraturan Direktur Pemasaran.
Penyusunan anggaran biaya variabel ini berpedoman kepada data
informasi atau realisasi anggaran-anggaran pada tahun-tahun sebelumnya dan
memperhitungkan tingkat kenaikan harga untuk tahun atau periode anggaran
berikutnya. Penyusunan anggaran biaya disesuaikan dengan kebutuhan yang
wajar dengan tetap mencerminkan adanya upaya peningkatan efisiensi dan
efektifitas yaitu :
1. Biaya Lembur harus diperhitungkan berdasarkan jam kerja normal yang
disesuaikan dengan kegiatan kinerja sehari-hari.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
2. Perhitungan jam lembur harus disesuaikan dengan jumlah pekerja yang
melaksanakan pekerjaan lembur dan jenis pekerjaan yang harus
diselesaikan.
b. Anggaran Biaya Direct Labour Cost
Untuk penyusunan Anggaran biaya Direct Labour Cost (Wages & Salary)
perhitungannya didasarkan pada jumlah seluruh pekerja aktif pada periode
tahun berjalan dengan memperkirakan tingkat turn over serta rotasi dan mutasi
dan menaikkan jumlah perhitungan tersebut sebanyak 20 % sebagai forecast
dari penyesuaian upah setiap tahun akibat inflasi dan penilaian kinerja.
Berikut ini istilah Elemen2 Biaya Direct Labour Cost dalam Sistem SAP:
1. Salary & Wages: Biaya Upah Pekerja
2. Variable Pay: Biaya Lembur
3. Tax Allowance : Tunjangan Pajak
4. Coy Cont Insrnc: Iuran Asuransi Jamsostek Pekerja beban perusahaan
5. Coy Cont Pension: Iuran Pensiun Pekerja beban perusahaan
6. Coy Cont Mandatory: Iuran Tabungan wajib Pekerja beban perusahaan
7. Holiday Allowance: Tunjangan cuti
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Anggaran dan Realisasi Biaya SDM
Berdasarkan pola penyusunan Anggaran yang dijelaskan oleh penulis diatas,
menurut penulis pola penyusunan anggaran pada PT. Pertamina (Persero)
Pemasaran Region I sudah baik. Hanya saja perusahaan kurang
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
memperhatikan dengan aspek-aspek kebijakan yang akan dibuat pada tahun
mendatang, sehingga hal ini menyebabkan penyimpangan
Dibawah ini adalah Rencana Kerja Anggaran Perusahaan untuk Biaya SDM
pada tahun 2008 dan Data Realisasi Biaya SDM pada tahun 2008 (Tabel)
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Realisasi Anggaran Januari s/d Desember 2008
ELEMEN BIAYA ANGGARAN REALISASI OVER / UNDER
- - Salary & Wages Salary IDR 8,142,150,108 15,213,926,804 7,071,776,696- Variable Pay Salary IDR 475,578,360 195,121,744 280,456,616 Tax Allowance Salary IDR 2,995,612,500 9,480,135,691 6,484,523,191- Contribution Insurance Salary IDR 141,391,692 4,840,653 136,551,039 Contribution Pension Salary IDR 516,731,028 527,678,427 10,947,399- Contribution Saving Plan Salary IDR 248,606,892 1,443,931,305 1,195,324,413- Holiday Allowance Salary IDR 519,270,552 1,299,698,709 780,428,157- TOTAL IDR 13,039,341,132 28,165,333,333 15,125,992,201- Biaya Listrik Sundries IDR 3,143,048,004 2,410,257,289 732,790,715 Biaya Air Sundries IDR 730,698,996 331,391,555 399,307,441 Biaya Representasi Sundries IDR 2,500,000 2,500,000 Biaya Sumbangan/Donasi Sundries IDR Biaya Makan Perjalanan Dinas Sundries IDR 44,279,460 23,156,000 21,123,460 Biaya Pesangon MPPK Sundries IDR 16,496,064,232 19,203,533,352 2,707,469,120- Biaya Benefit Kesejahteraan (Bapor, BDI, Ultah) Sundries IDR 9,229,288,664 6,799,165,067 2,430,123,597 Biaya Pindah / Mutasi Sundries IDR 4,033,879,148 317,432,300 3,716,446,848 Biaya Kompensasi sewa rumah Sundries IDR 3,318,000,000 1,493,581,548 1,824,418,452 Kompensasi Penugasan Sundries IDR 336,948,720 28,583,462 308,365,258 Biaya Rumah Dinas Sundries IDR 1,925,000,000 899,561,500 1,025,438,500 Biaya Penghargaan UTD Sundries IDR 1,152,327,308 820,423,400 331,903,908 Biaya Kesehatan Sundries IDR 4,936,313,000 3,548,008,160 1,388,304,840 Biaya Tunjangan ONH Sundries IDR 120,000,000 120,000,000 Biaya Tunjangan Kematian Sundries IDR 395,000,000 7,940,000 387,060,000 Biaya Tiket Perjalanan Dinas Sundries IDR 201,226,591 402,431,880 201,205,289- Biaya Uang saku Perjalanan Dinas Sundries IDR 192,010,668 139,466,100 52,544,568 Biaya Makan Perjalanan Dinas Sundries IDR Biaya Hotel Perjalanan Dinas Sundries IDR 1,469,059,872 558,827,583 910,232,289 Biaya perjalanan dinas Sundries IDR 883,660,492 849,248,980 34,411,512 Biaya Honor/ Tuition Fee Sundries IDR 2,169,448,636 3,975,815 2,165,472,821 Biaya Training/Pelatihan Sundries IDR 2,459,570,280 560,122,020 1,899,448,260 Biaya Licences Sundries IDR 60,000,000 24,204,000 35,796,000 Biaya Depresiasi Gedung Sundries IDR 8,223,882 8,223,882 Biaya Depresiasi benda bergerak Sundries IDR 1,354,363 1,354,363 Biaya lain-lain Sundries IDR 205,632,872 266,366,600 60,733,728- TOTAL IDR 53,633,535,188 39,173,644,018 14,779,917,332
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
2. Penyimpangan Biaya SDM
Berdasarkan tabel Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta Realisasi
diatas, maka berikut ini akan diberikan penjelasan mengenai faktor-faktor
yang menyebabkan kenaikan biaya SDM.
1. Salary dan Wages
Kenaikan biaya salary and wages sebesar Rp. 7,071,776,696.00
adalah dikarenakan sbb:
- Terjadi kenaikan Gaji General Increase pada bulan Januari 2008
dikarenakan oleh tingkat inflasi yang menyebabkan kenaikan upah
pekerja sebesar 15 %
- Pada Bulan April dan Oktober sebagian pekerja yang berprestasi
diusulkan kenaikan golongan upahnya sehingga berdampak pada
kenaikan upah.
- Pada tahun 2008 pekerja mendapatkan insentif rata-rata sebanyak 6
sampai 8 kali upah atas kinerja perusahaan yang membaik, namun
hal ini tidak diantisipasi pada saat menyusun anggaran tahun
sebelumnya
- Terjadinya pembengkakan biaya lembur karyawan.
Salary & Wages adalah Termasuk Uncontrolable cost, karena biaya ini
adalah kewajiban perusahan yang diakibatkan dari kebijakan perusahaan,
sehingga over nya biaya bukan merupakan tanggung jawab fungsi SDM
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
dikarenakan biaya ini merupakan komponen biaya yang tidak dapat
dikendalikan.
Namun untuk komponen biaya lembur seharusnya perusahaan dapat
menyusun kebijakan yang dapat diterapkan untuk mengontrol biaya ini.
2. Tax Allowance (Tunjangan Pajak)
Sejalan dengan kenaikan Salary dan Wages maka otomatis pembayaran
pajak penghasilan juga meningkat. Tunjangan pajak penghasilan
disisihkan oleh perusahaan untuk dibayarkan sebagai kewajiban pajak
penghasilan atas karyawannya.
3. Contribution Pension
Perhitungan tabungan untuk pension pekerja berdasarkan pada jumlah
upah dari pekerja yang bersangkutan. Jadi, seiring dengan meningkatnya
komponen upah pekerja maka biaya tabungan pension pekerja juga
meningkat.
4. Contribution Saving Plan
Perhitungan saving plan (tabungan masa depan) pekerja yang akan
diambil pada masa pensiunnya nanti, juga mengikuti besarnya upah
pekerja. Sehingga komponen biaya ini juga mengalami kenaikan.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
5. Holiday allowance (Tunjangan cuti)
Setiap tahunnya pekerja mendapatkan hak cuti yaitu sebanyak 12
hari kerja dan tunjangan berupa 1x take home pay untuk
melaksanakan cutinya tersebut. Dan setiap 3 tahun sekali pekerja
mendapatkan 2 x take home pay. Seiring dengan kenaikan Upah dan
take home pay pekerja maka biaya tunjangan cuti pun menjadi
meningkat.
6. Biaya pesangon
Biaya pensangon dianggarkan setiap tahunnya dengan menggunakan
asumsi, jumlah pekerja yang akan pension pada tahun berjalan.
Ternyata pada tahun 2008 perusahaan mengeluarkan kebijakan
program pension dini atau disebut PHK Atas Permintaan Sendiri
(APS). Sampai bulan desember 2008 pekerja yang mengambil
program PHK APS ini ada 58 orang sehingga hal ini menyebabkan
kenaikan biaya pesangon sebesar Rp. 2,707,469,120.00
.
7. Biaya Listrik dan Biaya Air Rumah Dinas dan Kantor
Biaya listrik dan biaya air Rumah Dinas dan Kantor mengalami
penurunan dari yang dianggarkan, karena perusahaan melakukan
langkah efisiensi untuk menekan biaya tersebut. Dengan cara
menurunkan daya (kwh) listrik pada rumah dinas, dan membatasi
jumlah pemakaian denga mengeluarkan Surat Keputusan General
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Manager, apabila pemakaian melebihi tarif kebutuhan tiap rumah
yang ditetapkan maka akan dibebankan kepada pekerja ybs.
8. Biaya Tiket Perjalanan Dinas
Biaya Tiket Perjalanan Dinas mengalami kenaikan pada realisasinya
sebesar Rp. 201.205.288 yaitu sebesar hampir 100 %, hal ini
dikarenakan melonjaknya harga tiket pesawat dikarenakan
dibekukan nya salah satu airline. Selain itu frekuensi perjalanan
dinas pekerja pada tahun 2008 juga meningkat dikarenakan beberapa
hal:
1. Perubahan struktur organisasi dimana setiap fungsi menjadi unit
bisnis sendiri- sendiri dan melapor langsung dengan Vice
President yang berkedudukan di Jakarta. Hal ini menyebabkan
meningkatnya perjalanan dinas ke Jakarta/Kantor pusat, baik
untuk rapat koordinasi, pelaporan, dan hal yang lain.
2. Perubahan system informasi perusahaan dari SAP menjadi
MySAP, dimana menjelang perubahan tersebut sering dilakukan
rekonsiliasi data di Kantor pusat, sering dilakukan
training/peningkatan kemampuan pekerja dibeberapa kota di
Indonesia diantaranya Bandung, Surabaya, Jakarta, Jogja. Dsb.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
9. Biaya Lain-lain
Biaya Lain- lain mengalami kenaikan pada realisasinya sebesar Rp.
60.733.728 yaitu sebesar hampir 30 %, hal ini dikarenakan terdapat
biaya tidak terduga pada perayaan hari ulang tahun pertamina ke 50.
Pertamina membuat perayaan hari ulang tahun yang berbeda dari
tahun sebelumnya sehingga mengakibatkan kekurangan biaya, yang
dialokasikan dari biaya lain-lain.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Biaya SDM merupakan biaya yang komponennya terbesar kedua
pada Anggaran biaya Operasional perusahaan setelah Biaya
Ongkos Angkut BBM. Ini menunjukkan bahwa Perusahaan belum
efektif dalam mengelola biaya SDM Perusahaan.
2. Komponen Biaya SDM Perusahaan sangat banyak sehingga
membuat besarnya jumlah Anggaran biaya SDM pada Anggaran
Biaya Operasional Perusahaan
3. Biaya SDM yang terjadi pada keseluruhannya sudah sesuai dengan
anggaran, namun terdapat beberapa penyimpangan pada biaya2
SDM yang seharusnya dapat dikontrol, jika perencanaan dan
pengawasan perusahaan dapat lebih optimal.
B. Saran
Setelah ditarik beberapa kesimpulan, maka penulis mencoba untuk
mengemukakan beberapa saran yang sekiranya bisa menjadi bahan
pertimbangan bagi Perusahaan.
Adapun saran tersebut sebagai berikut:
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
1. Sebaiknya ada komponen biaya SDM yang tidak perlu dianggarkan
dalam Anggaran Biaya Operasional Misalnya biaya Tunjangan
Detasering karena perubahan peraturan perusahaan biaya tersebut tidak
ada lagi.
2. Dalam realisasi Biaya SDM terlihat pembengkakan pada biaya Direct
Labour Cost yang bersifat variabel, yaitu biaya lembur. Hendaknya
perusahaan lebih cermat dan mengevaluasi kembali pengaturan lembur
bagi karyawannya. Karena Biaya lembur merupakan biaya yang
seharusnya dapat dikendalikan
3. Sebaiknya dalam menyusun anggaran perusahaan juga
mempertimbangkan mengenai perubahan kebijakan ataupun perubahan
struktur organisasi yang direncanakan sehingga antara kebijakan dan
anggaran terdapat suatu kesesuaian yang pada akhirnya tidak
menimbulkan penyimpangan biaya dan realisasi.
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan, Marwan Asri 2006. Anggaran Perusahaan, Buku Satu,
Edisi Kedua, BPFE Yokyakarta. Collins, 2000. Kamus Lengkap : Istilahi-istilah Akuntansi, Keuangan, dan
Investasi,Citra Harta Prima, Jakarta Hopkins, Leon, 2001. Pembuatan Anggaran Untuk Bisnis, Terjemahan Maria,
Arca, Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku
Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripri, Medan Hansen, Mowen, 2006. Akuntansi Managemen, Buku Satu, Edisi Ketujuh, Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, Akuntansi Manajemen, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta, 2001 Nafarin M, 2006. Penganggaran Perusahaan, Edisi Ketiga, Salemba Empat,
Jakarta Shim, Jae K, and Siegel, Joel G, 2005. Budgeting : Pedoman Lengkap Langkah-
langkah Penganggaran, Erlangga, Jakarta. Warren, Carls, And all, 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi Kedua puluh satu,
Salemba Empat, Jakarta. Welsch, Hilton and Gordon, 2000. Anggaran, Perencanaan, dan Pengendalian
Laba, Terjemahan Purwatiningsih dan Maudi Warouw, Buku Satu, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Pertamina, Perjanjian Kerja Bersama (PKB), Bab V, Periode 2004-2006,
Jakarta. Pertamina, Tata Kerja Organisasi (TKO), Periode 2004-2006, Jakarta. .
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1
Stuktur Organisasi PT Pertamina (Persero)Direktur Utama
WakilDirektur Utama
Direktur Utama
WakilDirektur Utama
DirekturHulu
DirekturHulu
DirekturPengolahanDirektur
Pengolahan
DirekturPemasaran
& Niaga
DirekturPemasaran
& Niaga
DirekturKeuanganDirektur
KeuanganDirektur SDMDirektur SDM
Deputi DirekturPemasaran
Deputi DirekturPemasaran
Deputi DirekturDistribusi
Deputi DirekturDistribusi
VP Pms BBM RetailVP Pms
BBM RetailVP Pms BBM
Industri & MarineVP Pms BBM
Industri & MarineVP AviasiVP Aviasi VP Gas DomestikVP Gas Domestik VP PelumasVP Pelumas
GM Pms BBM Retail Region I-VIIGM Pms BBM
Retail Region I-VII
Manajer Pms BBMIndustri & Marine
Region I-IV
Manajer Pms BBMIndustri & Marine
Region I-IV
Manajer AviasiRegion I-IV
Manajer AviasiRegion I-IV
ManajerGas Domestik
Region I-V
ManajerGas Domestik
Region I-V
Sales Region Manager Pelumas
I-VII
Sales Region Manager Pelumas
I-VII
SekretarisPersero
SekretarisPersero
VP Suplai& DistribusiVP Suplai
& DistribusiVP Jasa TeknikVP Jasa Teknik
Manajer S & DRegion I-IV
Manajer S & DRegion I-IV
Manajer LayananJasa Teknik I-IV
Manajer LayananJasa Teknik I-IV
Lampiran
Sumber: PT. Pertamina (Persero) Region I
Fithriani : Analisis Biaya Sdm Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Region I Medan, 2009.
1