analisis biaya dan manfaat ekonomi konversi … · 1.5 ruang lingkup penelitian ... 1 potensi...

106
ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI KAWASAN HUTAN MENJADI PERTAMBANGAN BATUBARA (Studi Kasus: WIUP PTBA Bukit Munggu, Kelurahan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan) ESYA SHADRINA RAHMAPUTRI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: hoangquynh

Post on 06-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI

KAWASAN HUTAN MENJADI PERTAMBANGAN

BATUBARA

(Studi Kasus: WIUP PTBA Bukit Munggu,

Kelurahan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim,

Provinsi Sumatera Selatan)

ESYA SHADRINA RAHMAPUTRI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan
Page 3: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Biaya dan Manfaat

Ekonomi Konversi Lahan Kawasan Hutan Menjadi Pertambangan Batubara (Studi

Kasus: WIUP PTBA Bukit Munggu, Kelurahan Tanjung Enim, Kabupaten Muara

Enim, Sumatera Selatan) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya

melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Esya Shadrina Rahmaputri

NIM H44100103

Page 4: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

ABSTRAK

ESYA SHADRINA RAHMAPUTRI. Analisis Biaya dan Manfaat Ekonomi

Konversi Lahan Kawasan Hutan Menjadi Pertambangan Batubara (Studi Kasus:

WIUP PTBA Bukit Munggu, Kelurahan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim,

Provinsi Sumatera Selatan). Dibimbing oleh ADI HADIANTO.

Batubara adalah salah satu sumberdaya alam yang masih sangat dibutuhkan

untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Konsumsi batubara Indonesia setiap

tahun mengalami peningkatan sekitar 13.4 persen per tahun (BPPT, 2013). Hal

tersebut berdampak pada produksi batubara nasional yang terus meningkat,

sehingga menuntut adanya perluasan areal pertambangan batubara. Salah satu

wilayah yang akan menjadi perluasan areal pertambangan batubara adalah

kawasan hutan Bukit Munggu, Kelurahan Tanjung Enim, Provinsi Sumatera

Selatan. Namun, perluasan areal pertambangan batubara harus mengorbankan

beberapa nilai lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi manfaat

dan biaya pertambangan batubara, mengestimasi nilai ekonomi sumberdaya

kawasan hutan Bukit Munggu, dan menganalisis biaya dan manfaat ekonomi

rencana kegiatan konversi kawasan hutan Bukit Munggu menjadi pertambangan

batubara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah valuasi nilai

ekonomi kawasan hutan menggunakan Contingen Valuation Method (CVM) dan

analisis market value serta metode analisis market value untuk pertambangan

batubara, sedangkan untuk analisis biaya dan manfaat ekonomi kegiatan konversi

menggunakan B/C rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manfaat yang

dapat dihasilkan dari produksi batubara di kawasan hutan Bukit Munggu adalah

sekitar empat triliun rupiah per tahun, biaya untuk pertambangan batubara adalah

sekitar satu triliun rupiah per tahun, dan Total Economic Value (TEV) sebagai

opportunity cost adalah sekitar seratus tujuh puluh ribu triliun rupiah per tahun.

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan B/C rasio dari kegiatan konversi adalah

< 1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa konversi lahan kawasan hutan Bukit

Munggu menjadi pertambangan batubara perlu dipertimbangkan kembali.

Kata kunci: Analisis Biaya dan Manfaat Ekonomi, Kawasan Hutan, Pertambangan

Batubara, Nilai Total Ekonomi.

Page 5: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

ABSTRACT

ESYA SHADRINA RAHMAPUTRI. Economic Cost and Benefit Analysis of

Forest Land Conversion to Coal Mining. (Case Study: WIUP PTBA Bukit

Munggu, Tanjung Enim District, Muara Enim Regency, South Sumatra Province).

Supervised by ADI HADIANTO

Coal is one of natural resources that is still needed to meet the need of

national energy. The consumption of Indonesian coal increases about 13.4 persen

every year (BPPT, 2013). This influeces the production of national coal which

keeps increasing so that this requires the extension of coal mining area. One of

the areas that will be become the coal mining area extension are Bukit Munggu

forest area, Tanjung Enim District, South Sumatra Province. However, this

extension must sacrifice some environmental value. This research aimed to

estimate the cost and benefit of coal mining, to estimate the economic value of

Bukit Munggu forest resources, and to analyze the economic cost and benefit of

plan to change the function of Bukit Munggu forest to coal mining. The method

used in this research was valuation of economic value of forest area using

Contingen Valuation Method (CVM) and market value analysis and the method of

market value analysis for coal mining. Whereas the analysis of economic cost and

benefit of conversion activity used B/C ratio. The results showed that the benefit

yielded from the coal production in Bukit Munggu forest area was about four

trillion rupiah per year, cost for coal mining was about one trillion rupiah per

year, and total economic value (TEV) as the opportunity cost was about one

hundred seventy thusand trillion rupiah per year. Based on the calculation result,

B/C ratio obtained from conversion activity was < 1. The result showed that the

land conversion of Bukit Munggu forest area to coal mining should be

reconsidered.

Keywords : Economic Cost and Benefit Analysis, Forest Area, Coal Mining,

Total Economic Value.

Page 6: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan
Page 7: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI

KAWASAN HUTAN MENJADI PERTAMBANGAN

BATUBARA

(Studi Kasus: WIUP PTBA Bukit Munggu,

Kelurahan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Provinsi

Sumatera Selatan)

ESYA SHADRINA RAHMAPUTRI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 8: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan
Page 9: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan
Page 10: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan
Page 11: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul

skripsi ini adalah Analisis Biaya dan Manfaat Ekonomi Konversi Lahan Kawasan

Hutan Menjadi Pertambangan Batubara (Studi Kasus: WIUP PTBA Bukit

Munggu, Kelurahan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera

Selatan). Penelitian dilakukan sejak bulan Februari 2014.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Adi Hadianto, SP, M.Si selaku

pembimbing. Terima kasih pula penulis ucapkan kepada Bapak Novindra, SP,

M.Si selaku dosen penguji utama dan Bapak Benny Osta Nababan SPi, M.Si

selaku dosen penguji Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Di

samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Wali Al Hasuna

beserta staf satuan kerja perencanaan jangka panjang dari PTBA yang telah

membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan

kepada ayah, ibu, danadik-adik tersayang, serta seluruh keluarga, atas segala doa

dan kasih sayangnya. Terima kasih kepada teman-teman satu bimbingan Atika

Dewi, Ayu Amalia, Dwi Saputra, Entin Febriana, Fikri Nuriyatul, Niki Nurul,

Rita Pajarwati, Nurul Puspita, dan Shiraz Fayeza. Terakhir penulis sampaikan

terima kasih atas segala dukungan dari sahabat-sahabat terdekat Yunus

Djamaluddin, Syarifah Dwi, Melinda, Dian Sidhikah, Yani Luvitasari, Dewi

Kuraesin, Tiffany, Asnidar Reni, Rina serta rekan-rekan ESL 47 dan CENTURY

2010-2013. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014

Esya Shadrina Rahmaputri

Page 12: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan
Page 13: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

ii

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 10

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 10

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 11

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 12

2.1 Definisi dan Kebijakan ....................................................................... 12

2.1.1 Pertambangan Batubara ........................................................... 12

2.1.2 Kawasan Hutan ........................................................................ 14

2.2 Teori Valuasi ...................................................................................... 16

2.2.1 Valuasi Ekonomi Sumber Daya ............................................... 16

2.2.2 Contingen Valuation Method (CVM) ...................................... 20

2.2.3 Model Regresi Linier Berganda ............................................... 22

2.2.4 Analisis Market Value .............................................................. 23

2.3 Konsep Biaya dan Manfaat Ekonomi ................................................ 23

2.4 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 26

III. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................... 28

IV. METODE PENELITIAN ........................................................................ 31

4.1 Lokasi dan Waktu .............................................................................. 31

4.2 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 31

4.3 Metode Pengambilan Sampel ............................................................. 32

4.4 Metode Analisis Data ......................................................................... 32

4.4.1 Contingen Valuation Method (CVM) ...................................... 33

4.4.2 Analisis Regresi dalam CVM .................................................. 35

Page 14: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

iii

4.4.2.1 Hipotesa ...................................................................... 36

4.4.2.1 Pengujian Parameter ................................................... 36

4.4.3 Analisis Market Value .............................................................. 37

4.4.4 Analisis Biaya dan Manfaat Ekonomi ..................................... 39

V. GAMBARAN UMUM .............................................................................. 41

5.1 Wilayah Penelitian ................................................................................ 41

5.2 Karakteristik Responden ....................................................................... 45

5.2.1 Jenis Kelamin ............................................................................. 45

5.2.2 Status Pernikahan ....................................................................... 45

5.2.3 Usia ............................................................................................ 46

5.2.4 Pendidikan .................................................................................. 46

5.2.5 Pekerjaan .................................................................................... 47

5.2.6 Pendapatan ................................................................................. 48

5.2.7 Jumlah Tanggungan ................................................................... 48

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 49

6.1 Analisis Biaya dan Manfaat Pertambangan Batubara .......................... 49

6.1.1 Manfaat Pertambangan Batubara .............................................. 49

6.1.2 Biaya Pertambangan Batubara .................................................. 52

6.2 Analisis Nilai Penggunaan Kawasan Hutan ........................................ 54

6.2.1 Nilai Air ................................................................................... 55

6.2.2 Nilai Karbon .............................................................................. 55

6.2.3 Nilai Oksigen ............................................................................ 56

6.2.4 Nilai Rumput ............................................................................. 57

6.2.6 Analisis Willingness To Pay (WTP) ................................. 58

6.2.6.1 Analisis WTP Existence Value ............................. 58

6.2.6.2 Analisis WTP Bequest Value ............................... 61

6.2.6.3 Analisis WTP Option Value ................................. 64

6.2.7 Nilai Total Ekonomi Kawasan Hutan ............................... 66

6.3 Analisis Biaya dan Manfaat Ekonomi Konversi .................................. 67

VII. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 71

7.1 Simpulan ............................................................................................ 71

7.2 Saran ................................................................................................... 72

Page 15: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

iv

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 73

LAMPIRAN ...................................................................................................... 77

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 88

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2008-2012 ......................................................................................... 2

2 Matriks Metode Valuasi ............................................................................... 19

3 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 26

4 Metode Analisis Data ................................................................................... 32

5 Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Kecamatan Lawang Kidul Tahun 2013 .................................................................................................. 43 6 Luas Wilayah Kelurahan Tanjung Enim Berdasarkan Penggunaan Tahun 2013 .................................................................................................. 44

7 Biaya Pertambangan Batubara ..................................................................... 53

8 Nilai Air ....................................................................................................... 55

9 Nilai Karbon ................................................................................................. 56

10 Nilai Oksigen ............................................................................................... 57

11 Peternak Sapi di Kawasan Hutan ................................................................. 57

12 Nilai Rumput ................................................................................................ 58

13 WTP Existence Value Responden ................................................................ 59

14 Analisis Linier Berganda WTP Existance Value ......................................... 60

15 WTP Bequest Value Responden ................................................................... 62

16 Analisis Linier Berganda WTP Bequest Value ............................................ 63

17 WTP Option Value Responden .................................................................... 64

18 Analisis Linier Berganda WTP Option Value .............................................. 65

19 Nilai Total Ekonomi Kawasan Hutan .......................................................... 67

20 Manfaat dan Biaya Ekonomi Kegiatan Konversi Kawasan Hutan .............. 68

Page 16: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

v

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Potensi Batubara Indonesia ......................................................................... 3

2 Pasokan Batubara Indonesia Tahun 2007-2011 .......................................... 5

3 Diagram Nilai Sumber Daya Alam dan Lingkungan .................................. 18

4 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 30

5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 45

6 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan .......................... 46

7 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................................ 46

8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ..................................... 47

9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ....................................... 47

10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ..................................... 48

11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ....................... 48

12 Produksi Batubara PT. A Unit Tanjung Enim Tahun 2008-2012 ........ 50

13 Penjualan Batubara PT. A Unit Tanjung Enim Tahun 2008-2012 ...... 51

Page 17: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Kurva Penawaran WTP Existence Value .................................................... 78

2 Kurva Penawaran WTP Bequest Value ........................................................ 78

3 Kurva Penawaran WTP Option Value ......................................................... 78

4 Hasil Estimasi Regresi Berganda WTP Existence Value ............................ 79

5 Hasil Uji Kolgomornov-Smirnov WTP Existence Value ............................ 80

6 Hasil Uji Scatter plot WTP Existence Value................................................ 80

7 Hasil Uji Gletser WTP Existence Value ...................................................... 81

8 Hasil Estimasi Regresi Berganda WTP Bequest Value................................ 82

9 Hasil Uji Kolgomornov-Smirnov WTP Bequest Value ............................... 83

10 Hasil Uji Scatter plot WTP Bequest Value .................................................. 83

11 Hasil Uji Gletser WTP Bequest Value ......................................................... 84

12 Hasil Estimasi Regresi Berganda WTP Option Value ................................. 85

13 Hasil Uji Kolgomornov-Smirnov WTP Option Value ................................. 86

14 Hasil Uji Scatter plot WTP Option Value .................................................... 86

15 Hasil Uji Gletser WTP Option Value ........................................................... 87

Page 18: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan
Page 19: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

sumberdaya alam yang melimpah, baik sumberdaya alam pulih maupun tidak

pulih. Sumberdaya alam tersebut harus dimanfaatkan secara bijak dan optimal

agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Fauzi (2010), secara

umum sumberdaya alam dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok. Pertama

adalah kelompok yang kita sebut sebagai kelompok stok. Sumberdaya ini

dianggap memiliki cadangan yang terbatas sehingga eksploitasi terhadap

sumberdaya tersebut akan menghabiskan cadangan sumberdaya. Apa yang kita

manfaatkan sekarang mungkin tidak lagi tersedia di masa mendatang. Dengan

demikian, sumberdaya stok dikatakan tidak dapat diperbarui (non-renewable) atau

terhabiskan (exhaustible). Kelompok kedua adalah sumberdaya alam yang kita

sebut “flows” (alur). Pada jenis sumberdaya ini jumlah kuantitas fisik dari

sumberdaya berubah sepanjang waktu. Berapa jumlah yang kita manfaatkan

sekarang, bisa mempengaruhi atau bisa juga tidak mempengaruhi ketersediaan

sumberdaya di masa mendatang. Dengan kata lain, sumberdaya jenis ini dikatakan

dapat diperbarui (renewable).

Salah satu kekayaan sumberdaya alam melimpah yang dimiliki oleh

Indonesia adalah sumberdaya tambang. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup

(2011), kekayaan sumber daya tambang ini telah berperan penting dalam

mendukung pembiayaan pembangunan nasional. Meninjau dari struktur Produk

Domestik Bruto (PDB) selama tahun 2006-2010 terungkap bahwa sektor

pertambangan dan penggalian berkontribusi sekitar 11 persen. Kontribusi ini

sepertinya akan tetap bertahan, bahkan cenderung meningkat pada beberapa tahun

ke depan.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), berdasarkan harga berlaku tahun

2009-2013 PDB Indonesia tiap tahun semakin meningkat. Peningkatan PDB

Indonesia dipengaruhi oleh beberapa sektor lapangan usaha. Lapangan usaha yang

paling berpengaruh pada peningkatan PDB Indonesia adalah lapangan usaha

pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan serta lapangan usaha

Page 20: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

2

pertambangan dan penggalian. Pada Tabel 1 dapat dilihat data statistik PDB atas

dasar harga berlaku menurut lapangan usaha:

Tabel 1 PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan

Usaha (Milyar Rupiah) Tahun 2008-2012

Lapangan Usaha Tahun

2008 2009 2010 2011 2012(*)

1. Pertanian,

peternakan,

kehutanan,

perikanan

284 619.10

295 883.80

304 777.10 315 036.80 328 279.70

2. Pertambangan

dan

penggalian

172 496.30 180 200.50 187 152.50 189 761.40 193 115.70

3. Industri

Pengolahan

557 764.40 570 102.50 597 134.90 633 781.90 670 190.60

4. Listrik, gas,

dan air bersih

14 994.40 17 136.80 18 050.20 18 921.00 20 080.70

5. Konstruksi 131 009.60 140 267.80 150 022.40 159 993.40 170 884.80

6. Perdagangan,

hotel, dan

restoran

363 818.20 368 463.00 400 474.90 437 199.70 473 110.60

7. Pengangkutan

dan

komunikasi

165 905.50 192 198.80 217 980.40 241 298.00 265 383.70

8. Keuangan,

real estate, dan

jasa

perusahaan

198 799.60 209 163.00 221 024.20 236 146.60 253 022.70

9. Jasa-jasa 193 049.00 205 434.20 217 842.20 232 537.70 244 869.90

Total PDB 2 082 456.10 2 178 850.40 2 314 458.80 2 464 566.10 2 618 938.40

Keterangan: (*) Angka Sementara

Sumber: Badan Pusat Statistik (2013)

Pada tabel terlihat bahwa sektor yang memberikan konstribusi PDB

terbesar selama periode 2008 – 2012 adalah industri pengolahan, diikuti oleh

sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Sektor pertanian,

peternakan, kehutanan dan perikanan rata-rata memberikan kontribusi sebesar 14

persen dari total PDB nasional. Sektor pertambangan adalah sektor terbesar

keempat yang memberikan kontribusi terhadap PDB nasional, yaitu rata-rata

sekitar 11 persen pada tahun 2008-2012. Sektor pertambangan baik migas maupun

non migas merupakan subsektor strategis yang selama ini menjadi tumpuan dalam

percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Page 21: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

3

Subsektor pertambangan non migas salah satunya adalah batubara.

Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumberdaya alam

batubara yang melimpah. Batubara adalah kekayaan sumberdaya alam yang tidak

banyak dimiliki oleh negara lain, oleh karena itu sumberdaya alam batubara yang

ada di Indonesia harus dimanfaatkan secara bijak dan optimal untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia, endapan batubara yang

bernilai ekonomis terdapat di cekungan tersier, yang terletak di bagian barat

Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya

endapan batubara tersebut tergolong usia muda, yang dapat dikelompokkan

sebagai batubara berumur tersier bawah dan tersier atas (Kementrian Energi dan

Sumberdaya Mineral, 2005).

Potensi batubara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau

Sumatera dan Pulau Kalimantan, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai

batubara walaupun dalam jumlah kecil, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua,

dan Sulawesi. Pada Gambar 1 dapat diketahui potensi batubara yang berada di

Indonesia. Potensi batubara terbesar di Indonesia terdapat pada Pulau Sumatera

yaitu sebesar 52 483.20 juta ton dan potensi batubara terbesar kedua berada pada

Pulau Kalimantan yaitu sebesar 52 326.23 juta ton.

Sumber: Direktorat Jendral Energi dan Batubara (2012)

Gambar 1 Potensi Batubara Indonesia

Page 22: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

4

Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan,

tujuan pengelolaan mineral dan batubara menurut UU No. 4 tahun 2009 Pasal 3

diantaranya:

a. Menjamin efektifitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha

pertambangan secara berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing;

b. Menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan

dan berwawasan lingkungan hidup;

c. Menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku dan/atau

sebagai sumber 4rgani untuk kebutuhan dalam negeri;

d. Mendukung dan menumbuh kembangkan kemampuan nasional agar lebih

mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional;

e. Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, serta

menciptakan lapangan kerja untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat; dan

f. Menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan usaha

pertambangan mineral dan batubara.

Berdasarkan Undang Undang No. 4 tahun 2009, definisi usaha

pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara

yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,

konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan

penjualan, serta kegiatan pasca tambang. Sedangkan definisi batubara adalah

endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa

tumbuh-tumbuhan.

Pemerintah memperkirakan kebutuhan batubara domestik untuk tahun

2014 sebesar 95.5 juta ton dengan alokasi terbesar untuk PLN (Persero) sebesar

57.4 ton disusul kemudian untuk IPP (Independent Power Producer) sebesar 19.9

juta ton dan kebutuhan industri semen sebesar 9.8 juta ton. Dimana pada tahun

2013 pemanfaatan batubara dalam negeri adalah sebesar 72 juta ton. Kebutuhan

akan batubara tiap tahun memang cenderung meningkat, kebutuhan batubara yang

meningkat menyebabkan produksi batubara meningkat. Lebih jelas pasokan

batubara Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 23: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

5

Sumber: Direktorat Jendral Energi dan Batubara (2012)

Gambar 2 Pasokan Batubara Indonesia Tahun 2007-2011

Produksi batubara Indonesia setiap tahun selalu mengalami peningkatan,

dimana pada tahun 2007 produksi batubara sebanyak 217 juta ton hingga pada

tahun 2011 produksi batubara mencapai 795 juta ton. Peningkatan produksi

batubara ini disebabkan oleh kebutuhan batubara yang juga terus meningkat

terutama kebutuhan batubara dalam negeri. Penggunaan batubara di Indonesia

paling panyak dimanfaatkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) serta

diikuti dengan pemanfaatan batubara untuk keperluan industri (Direktorat Jendral

Energi dan Batubara, 2012). Dimana kebutuhan batubara dalam negeri pada tahun

2007 adalah sebesar 61 juta ton hingga pada tahun 2011 kebutuhan batubara

dalam negeri mencapai 79 juta ton.

Untuk memenuhi kebutuhan energi nasional terhadap sumberdaya

batubara, maka diperlukan perluasan lahan pertambangan batubara untuk

meningkatkan jumlah produksi. Kegiatan perluasan lahan untuk pertambangan

batubara umunya dijalankan dengan mengalihfungsikan suatu lahan misalnya

lahan kawasan hutan yang dialih fungsikan atau mengkonversi menjadi lahan

pertambangan batubara. Sihaloho (2004) menjelaskan bahwa konversi lahan

adalah alih fungsi lahan khususnya dari lahan pertanian ke penggunaan non

pertanian atau dari lahan non pertanian ke lahan pertanian.

0

50000000

10000000

15000000

20000000

25000000

30000000

35000000

40000000

2007 2008 2009 2010 2011

Pas

oka

n B

atu

8b

ara

(to

n)

Tahun

Produksi Batubara (ton)

Dalam Negeri (ton)

Ekspor (ton)

Impor (ton)

Page 24: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

6

Tidak semua lahan yang dikonversi menjadi pertambangan batubara

adalah lahan yang sebelumnya dimanfaatkan, baik oleh masyarakat maupun oleh

pemilik lahan itu sendiri. Salah satunya adalah lahan yang direncanakan sebagai

perluasan pertambangan batubara yang akan dilakukan di wilayah Bukit Munggu,

Kelurahan Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Wilayah ini adalah wilayah yang

kaya akan sumberdaya batubara, untuk melakukan kegiatan pertambangan

batubara lahan sebelumnya akan dikonversi atau beralih fungsi dari kawasan

hutan menjadi pertambangan batubara.

Kegiatan konversi lahan untuk pertambangan dan kegiatan pertambangan

diizinkan untuk dilakukan selama kegiatan tersebut memenuhi syarat dan aturan

yang sudah ditetapkan dalam undang-undang yang berlaku. Dalam UU 4/2009

Pasal 95 telah ditetapkan peraturan tentang kewajiban pemegang IUP (Izin Usaha

Pertambangan) dan IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus) diantaranya:

a. Menerapkan kaidah penambangan yang baik;

b. Mengelola keuangan sesuai sistem akuntansi Indonesia;

c. Meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral/batubara;

d. Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat; dan

e. Mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan.

Sejak kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan IUP PTBA, perusahaan yang

mengelola kawasan hutan Bukit Munggu. Kawasan ini sebelumnya adalah hutan

belantara yang tidak menghasilkan manfaat secara langsung untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat dalam hal materil, manfaat yang dapat dihasilkan adalah

hanya manfaat tidak langsung dari ekologi yang dihasilkan hutan. Namun setelah

dikelola, kawasan hutan ini berubah menjadi kawasan yang lebih bermanfaat bagi

masyarakat disekitarnya. PTBA bekerja sama dengan pemerintah daerah

membangun banyak fasilitas di kawasan ini, diantaranya adalah jalan umum,

rumah sakit, taman kota, sarana olahraga, perumahan, dan lain-lain. Sehingga

masyarakat disekitarnya dapat merasakan peningkatan kesejahteraan hidup yang

lebih baik.

Perubahan kawasan hutan juga berdampak pada perekonomian masyarakat

disekitarnya. Masyarakat menjadi lebih kreatif untuk meningkatkan kesejahteraan

hidupnya, banyak masyarakat yang mencoba untuk membuka peluang usaha.

Page 25: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

7

PTBA sebagai perusahaan pertambangan batubara besar juga ikut andil dalam

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah dengan membantu

mengembangkan usaha yang dilakukan oleh masyarakat seperti memberdayakan

masyarakat sekitar untuk memenuhi keperluan konsumsi perusahaan dan

pelatihan pembuatan pupuk sekaligus pemberian modal usaha yang nantinya

pupuk tersebut akan dibeli oleh PTBA untuk digunakan pada kegiatan reklamasi

lingkungan.

Kawasan hutan yang ada di Kelurahan Tanjung Enim tidak seluruhnya

diubah untuk digunakan sebagai fasilitas umum, lahan hutan asli masih sangat

luas. Status kawasan lahan hutan ini dimiliki oleh pemerintah, dalam hal ini

adalah Kementrian Kehutanan yang bertanggung jawab atas penggunaan lahan

hutan tersebut. PTBA sebagai pemegang IUP harus membayar biaya sewa lahan

kawasan hutan setiap tahunnya. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga

bermanfaat secara tidak langsung bagi peningkatan kesejahteraan negara maupun

masyarakat Indonesia.

Lahan yang berada di Bukit Munggu, Tanjung Enim adalah lahan yang

diatasnya terdapat kawasan hutan dimana di dalam kawasan hutan tersebut

terdapat hutan yang bermanfaat secara ekologi dan di bawahnya terdapat sumber

dayaalam batubara yang dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi. Bahkan tidak hanya masyarakat Tanjung Enim yang dapat

merasakan manfaat atas sumber daya alam tersebut, tapi secara tidak langsung

bermanfaat bagi masyarakat nasional untuk memenuhi kebutuhan energi maupun

untuk meningkatkan pendapatan negara.

Upaya untuk mengetahui manfaat sumber daya alam yang terdapat pada

kawasan hutan di Kelurahan Tanjung Enim dan penggunaan terbaik atas kekayaan

sumber daya alam tersebut menjadi sangat penting untuk dilakukan. Menurut

Fauzi (2014), valuasi ekonomi sumber daya alam dan lingkungan mampu

menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan terkait

dengan kebijakan publik, dalam hal ini PTBA untuk mengubah kawasan hutan

menjadi areal pertambangan batubara. Valuasi dapat menjembatani untuk menilai

manfaat dari penggunaan suatu sumber daya alam untuk kegiatan ekonomi

tertentu dibanding dengan pemanfaatan lainnya. Champs et al. (2001) dalam

Page 26: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

8

Fauzi (2014) menyatakan bahwa kebijakan publik harus mencerminkan

pemahaman terkait dengan nilai barang publik, apalagi hal yang menyangkut

dengan sumber daya alam dan lingkungan karena nilai publik dari Sumberdaya

Alam sering tidak tercermin dalam nilai pasar. Lebih jauh dinyatakan bahwa

valuasi ekonomi harus menjadi bagian penting dalam kebijakan publik karena

valuasi ekonomi akan menjadi sumber informasi yang sangat vital dalam

melakukan analisis biaya dan manfaat yang lebih komprehensif.

Menurut Prasetya (2012), dalam menentukan manfaat dan biaya suatu

program atau proyek harus dilihat secara luas pada manfaat dan biaya sosial dan

tidak hanya pada individu saja. Berdasarkan uraian diatas, maka penting

dilakukan penelitian mengenai analisis biaya dan manfaat untuk membandingkan

penggunaan terbaik atas pemanfaatan lahan yang ada di areal kawasan hutan

Bukit Munggu, Kelurahan Tanjung Enim tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Sebagai wilayah yang memiliki kekayaan sumberdaya alam batubara yang

melimpah maka kekayaan sumber daya alam tersebut harus dimanfaatkan secara

optimal untuk kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan UU 4/2009 yang

menyatakan bahwa mineral dan batubara yang terkandung dalam wilayah hukum

pertambangan Indonesia merupakan kekayaan alam yang tak terbarukan sebagai

karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai peranan penting dalam

memenuhi hajat hidup orang banyak, karena itu pengelolaannya harus dikuasai

oleh Negara untuk memberi nilai tambah secara nyata bagi perekonomian

nasional dalam usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara

berkeadilan.

Kawasan hutan yang berada di Bukit Munggu, Kelurahan Tanjung Enim

adalah kawasan hutan yang sudah menjadi wilayah IUP (Izin Usaha

Pertambangan) PTBA. Pada beberapa tahun mendatang PTBA merencanakan

untuk mengubah penggunaan kawasan hutan tersebut menjadi areal tambang

batubara. Untuk melakukan pertambangan batubara maka akan terjadi konversi

lahan dari kawasan hutan menjadi pertambangan batubara. Sebelum kegiatan alih

fungsi lahan (konversi) dilakukan, dibutuhkan analisis atau perbandingan biaya

Page 27: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

9

dan manfaat dari pelaksanaan kegiatan tersebut agar penggunaan terbaik lahan

dapat diketahui sehingga menjadi pertimbangan pelaksanaan kegiatan konversi

areal kawasan hutan tersebut.

Menurut Suparmoko (2009), setiap kegiatan atau kebijakan selalu timbul

adanya biaya dan manfaat sebagai akibat dari kegiatan atau kebijakan tersebut.

Sebagai dasar untuk menyatakan bahwa suatu kegiatan atau kebijakan itu layak

atau tidak layak diperlukan indikasi yang menunjukkan suatu nilai atau suatu rasio.

Untuk itu diperlukan suatu penilaian atau valuasi ekonomi terhadap dampak suatu

rencana kegiatan (kebijakan) terhadap lingkungan.

Pada penelitian ini analisis biaya dan manfaat yang akan diestimasi adalah

analisis biaya dan manfaat ekonomi kegiatan konversi lahan kawasan hutan

menjadi pertambangan batubara. Kawasan hutan memiliki banyak manfaat, baik

manfaat langsung, manfaat tidak langsung, manfaat dari nilai keberadaan, manfaat

dari nilai warisan, dan manfaat dari nilai pilihan yang dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat yang berada disekitarnya. Manfaat yang dapat dihasilkan dari

kawasan hutan diantaranya adalah manfaat ekologis seperti penghasil karbon,

penghasil oksigen, penangkap air, pencegah bencana alam, dan sebagainya.

Adapun manfaat yang secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat dari

sumber daya hutan diantaranya adalah hasil dari sumber daya hutan seperti kayu,

madu, rumput, buah-buahan, dan sebagainya, namun pada kawasan hutan ini yang

dimanfaatkan hanya sumber daya rumput saja yang digunakan untuk pakan ternak.

Perhitungan analisis biaya dan manfaat diperlukan untuk mengetahui penggunaan

terbaik pada kawasan hutan, sehingga pemanfaatan kawasan hutan dapat

digunakan secara optimal dan memberikan dampak positif atau manfaat baik

secara langsung maupun tidak langsung bagi seluruh masyarakat.

Untuk melakukan kegiatan konversi atau perubahan pemanfaatan lahan

dari kawasan hutan menjadi area perluasan tambang batubara dibutuhkan

perhitungan analisis biaya dan manfaat ekonomi. Analisis biaya dan manfaat

ekonomi dibutuhkan agar pemanfaatan kawasan hutan yang akan dijadikan areal

pertambangan batubara dapat diketahui manfaat dan biaya ekonomi yang akan

diperoleh dan dikeluarkan, sehingga rencana pembukaan areal tambang batubara

tersebut dilakukan secara bijak dengan mempertimbangkan manfaat ekonomi dan

Page 28: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

10

ekologi yang dihasilkan dari kawasan hutan. Berdasarkan uraian diatas, maka

rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berapa besar manfaat dan biaya yang dapat diperoleh dari kegiatan

pertambangan batubara di kawasan hutan Bukit Munggu yang akan di

konversi menjadi pertambangan batubara?

2. Berapa nilai total ekonomi kawasan hutan Bukit Munggu yang akan di

konversi menjadi pertambangan batubara?

3. Bagaimana analisis biaya dan manfaat ekonomi dari rencana kegiatan

konversi kawasan hutan Bukit Munggu menjadi pertambangan batubara?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengestimasi manfaat dan biaya yang dapat diperoleh dari kegiatan

pertambangan batubara di kawasan hutan Bukit Munggu yang akan di

konversi menjadi pertambangan batubara.

2. Mengestimasi nilai ekonomi total kawasan hutan Bukit Munggu yang akan

di konversi menjadi pertambangan batubara.

3. Menganalisis biaya dan manfaat ekonomi dari rencana kegiatan konversi

kawasan hutan Bukit Munggu menjadi pertambangan batubara.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan tersebut maka penelitian ini memiliki manfaat bagi

pihak yang terkait, diantaranya:

1. Mahasiswa

Penelitian ini dilakukan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah di

dapatkan pada masa perkuliahan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan. Menambah dan memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang

analisis biaya dan manfaat serta valuasi ekonomi pertambangan batubara.

2. Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan tambahan

informasi kepada pihak perusahaan untuk mempertimbangkan perluasan areal

Page 29: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

11

pertambangan batubara. Apakah areal pertambangan batubara layak untuk

diperluas dengan mengkonversi lahan kawasan hutan, dengan membandingkan

manfaat yang didapat dan biaya yang dikeluarkan.

3. Pemerintah

Penelitian ini memberikan informasi tambahan kepada pemerintah dalam

mengambil keputusan untuk perluasan areal pertambangan batubara di wilayah

Bukit Munggu, Kelurahan Tanjung Enim.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini terbatas pada analisis biaya dan manfaat wilayah IUP PTBA

di kawasan hutan Bukit Munggu, Kelurahan Tanjung Enim. Pendekatan yang

digunakan adalah valuasi ekonomi menggunakan metode Contingen Valuation

Method (CVM) dan market value. Responden pada penelitian ini adalah

masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan Bukit Munggu yaitu masyarakat

Kelurahan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan

yang merasakan manfaat langsung maupun tidak langsung dari kawasan hutan

Bukit Munggu. Penelitian ini hanya membandingkan total benefit dan total cost

per tahun bukan per proyek karena keterbatasan data. Perbandingan perhitungan

B/C yaitu hanya pada periode ekonomis pemanfaatan batubara.

Page 30: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Kebijakan

2.1.1 Pertambangan Batubara

Menurut Undang-undang No. 4 Tahun 2009 definisi pertambangan adalah

sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan

pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi pendidikan umum, eksplorasi,

studi kelayakan konstruksi, penambangan, pengelolaan dan pemurnian,

pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.

Menurut Kementrian Lingkungan Hidup (2011), penyelenggaraan kegiatan

pertambangan didasarkan pada tiga hak berikut:

a. Hak milik (Mineral Right), tercantum pada Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945,

dimana kekayaan alam berupa mineral dan batubara yang terkandung dalam

bumi dan air di wilayah hokum pertambangan Indonesia adalah hak milik

Bangsa Indonesia.

b. Hak penguasaan (Mining Right), tercantum pada Pasal 2 Ayat (2) UU No. 5

tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria. Hak ini

merupakan azas horizontal, dimana Negara diberikan “Hak Penguasaan” atas

kekayaan alam milik Bangsa Indonesia agar dapat dipergunakan untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat.

c. Hak pengusahaan (Economic Right) sebagaimana tercantum dalam UU No. 4

tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, dimana badan

usaha/perorangan sebagai pelaksana “pengusahaan” pertambangan mineral

dan batubara (minerba).

Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1980 tentang

penggolongan bahan-bahan galian terbagi atas tiga golongan, diantaranya:

a. Golongan bahan galian yang strategis adalah minyak bumi, butimen cair, lilin

bumi, gas alam, butimen padat, aspal, antrasit, batubara, batubara muda,

uranium, radium, thorium dan bahan-bahan radioaktif lainnya, nikel, kobalt,

dan timah.

b. Golongan bahan galian yang vital adalah besi, mangan, molibiden, khrom,

wolfram, vanadium, titan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, platina, perak,

Page 31: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

13

air raksa, intan, arsin, antimon, bismut, yttrium, rhutenium, cerium dan logam-

logam langka lainnya, berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa, kriolit,

fluorpar, barit, yodium, brom, khlor, dan belerang.

c. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan a atau b adalah nitrat-

nitrat, pospat-pospat, gatam batu (halite), asbes, talk, mika, grafit, magnesit,

yarosit, leusit, tawas (alum), oker, batu permata, batu setengah permata,

pasirkwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit, batu apung, tras, obsidian, perlit,

tanah diatome, tanah serap (fullers earth), marmer, batu tulis, batu kapur,

dolomit, kalsit, granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang

tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan a maupun golongan b dalam

jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

Adapun menurut Kementrian Lingkungan Hidup (2011) faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan pertambangan salah satunya adalah

faktor ekonomis. Kajian dimaksudkan untuk mengetahui sebuah proyek

penambangan menghasilkan keuntungan atau tidak. Dalam perhitungan aliran

uang diperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh dalam situasi ekonomi,

meliputi:

1. Nilai (value) dari endapan mineral per unit berat, biasanya dinyatakan dalam

($/ton) atau (Rp/ton).

2. Ongkos produksi, yaitu ongkos yang diperlukan sampai mendapatkan produk

(tidak termasuk ongkos stripping).

3. Ongkos stripping of overburden.

4. Cut off grade, yaitu menentukan batas-batas cadangan sehingga akan

menentukan bentuk akhir penambangan. Tambang terbuka hanya memiliki

nilai ekonomis apabila lapisan batubara berada dekat dengan permukaan tanah.

Menurut UU No. 4 tahun 2009, batubara adalah endapan senyawa organik

karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan.

Pertambangan batubara adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di

dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal. Pertambangan

mineral dan/atau batubara dikelola berdasarkan:

a. Manfaat, keadilan, dan keseimbangan;

b. Keberpihakan kepada kepentingan bangsa;

Page 32: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

14

c. Partisipasif, transparansi, dan akuntabilitas;

d. Berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

2.1.2 Kawasan Hutan

Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor

P.44/Menhut-II/2012 tentang Pengukuhan Kawasan Hutan, hutan adalah suatu

kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang

didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dan

lainnya tidak dapat dipisahkan. Sedangkan kawasan hutan adalah wilayah tertentu

yang ditetapkan pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan

tetap. Menurut Rahmawati (2004) dari definisi dan penjelasan tentang kawasan

hutan, terdapat unsur-unsur meliputi:

a. suatu wilayah tertentu

b. terdapat hutan atau tidak terdapat hutan

c. ditetapkan pemerintah (menteri) sebagai kawasan hutan

d. didasarkan pada kebutuhan serta kepentingan masyarakat.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2010

tentang Penggunaan Kawasan Hutan dalam pasal 2 menyebutkan bahwa

penggunaan kawasan hutan bertujuan untuk mengatur penggunaan sebagian

kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan. Pada

pasal 4 ayat (1) menjelaskan penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan

pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dilakukan untuk kegiatan yang

mempunyai tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan. Lebih lanjut dijelaskan

dalam pasal 4 ayat (2) bahwa kepentingan pembangunan di luar kegiatan

kehutanan meliputi:

a. religi;

b. pertambangan;

c. instansi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik, serta teknologi energi baru

dan terbarukan;

d. pembangunan jaringan telekomusikasi, stasiun pemancar radio, dan stasiun

relay televisi;

e. jalan umum, jalan tol, dan jalur kereta api;

Page 33: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

15

f. sarana transportasi yang tidak dikategorikan sebagai sarana transportasi umum

untuk keperluan pengangkutan hasil produksi;

g. sarana dan prasarana sumber daya air, pembangunan jaringan instalasi air, dan

saluran air bersih dan/atau air limbah;

h. fasilitas umum;

i. industri terkait kehutanan

j. pertahanan dan keamanan;

k. prasarana penunjang keselamatan umum; atau

l. penampungan sementara korban bencana alam.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2010

pasal 5 ayat (1), penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) huruf b dilakukan dengan

ketentuan:

a. Dalam kawasan hutan produksi dapat dilakukan:

1. penambangan dengan pola pertambangan terbuka; dan

2. penambangan dengan pola pertambangan bawah tanah.

b. Dalam kawasan hutan lindung hanya dapat dilakukan penambangan dengan

pola penambangan bawah tanah dengan ketentuan dilarang mengakibatkan:

1. turunnya permukaan tanah;

2. berubahnya fungsi pokok kawasan hutan secara permanen; dan

3. terjadinya kerusakan akuiver air tanah.

Kewajiban pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan dijelaskan dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2010 pasal 15,

kewajiban tersebut diantaranya adalah:

a. Membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak Penggunaan Kawasan Hutan;

b. Melakukan penanaman dalam rangka rehabilitasi aliran sungai;

c. Melaksanakan reboisasi pada lahan kompensasi;

d. Menyelenggarakan perlindungan hutan;

e. Melaksanakan reklamasi dan/atau reboisasi pada kawasan hutan yang

dipinjam pakai yang sudah tidak digunakan; dan

f. Melaksanakan kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri.

Page 34: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

16

Berdasarkan izin pinjam pakai kawasan hutan, dalam pasal 16 disebutkan

pemegang izin dapat melakukan penebangan pohon dalam rangka pembukaan

lahan dengan membayar penggantian nilai tegakan, provisi sumber daya hutan,

dan/atau dana reboisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.2 Teori Valuasi

2.2.1 Valuasi Ekonomi Sumberdaya

Menurut Fauzi (2010) ilmu ekonomi secara konvensional sering

didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana manusia mengalokasikan

sumber daya yang langka. Oleh karena itu ilmu ekonomi sumber daya alam dapat

didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari pengalokasian sumber daya alam

seperti air, lahan, ikan, dan, hutan. Secara eksplisit ilmu ini mencari jawaban

seberapa besar sumber daya harus diekstraksi sehingga menghasilkan manfaat

yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

Valuasi ekonomi adalah suatu upaya untuk memperkirakan nilai

kuantitatif dari barang dan jasa yang diberikan oleh sumber daya alam, tanpa

melihat apakah terdapat harga pasar untuk barang dan jasa tersebut (Barbier et al,

1997) dalam (Kementrian Lingkungan Hidup, 2010).

Menurut Suparmoko (2009) sumber daya dapat dinilai atas dasar

penggunaan (instrumental value) dan nilai yang terkandung didalamnya (intrinsic

value). Penilaian sumber daya hutan dibedakan antara nilai atas dasar penggunaan

(instrumental value = use value) dan nilai tanpa penggunaan (intrinsic value = non

use value). Atas dasar penggunannnya nilai itu dibedakan lagi menjadi nilai atas

dasar penggunaan langsung (direct use value) dan nilai penggunaan tidak

langsung (indirect use value). Dari berbagai macam penggunaan dan keberadaan

itu ekonom berusaha memberikan nilai dalam rupiah sehingga semua aset alam

dan dampak perubahannya akan dapat dievaluasi secara lebih jelas. Jadi dalam

menentukan nilai lingkungan secara keseluruhan atau nilai secara total, kita dapat

menjumlahkan nilai penggunaan langsung, nilai penggunaan tidak langsung, nilai

pilihan, nilai warisan, dan nilai keberadaannya.

Sumber daya bisa menghasilkan utilitas tanpa melalui proses produksi.

Lahan yang menghasilkan panorama indah, misalnya, bisa saja tidak dijadikan

Page 35: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

17

faktor produksi, namun memberikan utilitas (kepuasan) berupa pemandangan

(scenery) yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Dengan demikian pengertian

sumber daya tidak hanya menyangkut nilai yang dikonsumsi, namun juga

menyangkut nilai yang tidak dikonsumsi secara langsung (Fauzi, 2010).

Persamaan nilai total ekonomi (total economic value) menurut Pearce

(1993), Randall and Stoll (1983) adalah sebagai berikut:

Total Economic Value = Direct use value + Indirect use value + Existence value

+ Option value

Menurut Nurfatriani (2008), nilai guna langsung (directuse value)

merupakan nilai dari manfaat yang langsung dapat diambil dari sumber daya.

Berbeda dengan nilai guna tidak langsung (indirect use value), yaitu nilai dari

manfaat yang secara tidak langsung dirasakan manfaatnya, dan dapat hal yang

berupa mendukung nilai guna langsung. Sedangkan nilai bukan guna yaitu semua

manfaat yang dihasilkan bukan dari hasil interaksi secara fisik antara hutan dan

konsumen (pengguna). Nilai pilihan mengacu kepada nilai bukan guna meliputi

manfaat yang tidak dapat diukur yang diturunkan dari keberadaan hutan di luar

nilai guna langsung dan tidak langsung. Nilai bukan guna terdiri atas nilai

keberadaan (existence value) dan nilai warisan (bequest value).

Nilai keberadaan (existence value) adalah nilai kepedulian seseorang akan

keberadaan suatu sumber daya berupa nilai yang diberikan oleh masyarakat

kepada kawasan hutan atas manfaat spiritual, estetika, dan kultural. Sementara

nilai warisan (bequest value) adalah nilai yang diberikan masyarakat kepada

generasi akan datang. Nilai-nilai ini tidak terefleksi dalam harga pasar (Bishop,

1999) dalam Nurfatriani (2006). Berikut adalah diagram total economic value

beserta metode analisisnya:

Page 36: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

18

Sumber: diadaptasi dari Barbier (1989) dalam Barbier, Acreman, Knowler (1997)

Gambar 3 Diagram Nilai Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Menurut Fauzi (2010), secara umum nilai ekonomi didefinisikan sebagai

pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa

untuk memperoleh barang dan jasa lainnya. Secara formal, konsep ini disebut

keinginan membayar (willingness to pay) seseorang terhadap barang dan jasa

yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan. Dengan menggunakan

pengukuran ini, nilai ekologis ekosistem bisa “diterjemahkan” ke dalam bahasa

ekonomi dengan mengukur nilai moneter barang dan jasa. Keinginan membayar

juga dapat diukur dalam bentuk kenaikan pendapatan yang menyebabkan

seseorang berada dalam posisi indifferent terhadap perubahan eksogenous.

Perubahan eksogenous ini bisa terjadi karena perubahan harga (misalnya akibat

sumber daya makin langka) atau karena perubahan kualitas sumber daya.

Secara umum, teknik valuasi ekonomi sumberdaya yang tidak dapat

dipasarkan (non-market valuation) dapat digolongkan ke dalam dua kelompok.

Kelompok pertama adalah teknik valuasi yang mengandalkan harga implisit

Total Economic Value

Nilai penggunaan

alternatif

(Option Value)

Nilai penggunaan

tidak langsung

(Indirect Use Value)

Nilai penggunaan

langsung

(Direct Use Value)

Nilai tanpa penggunaan

(Non use value)

Nilai penggunaan

(Use value)

Hasil penjualan

sumberdaya hayati:

kayu, rotan, madu,

hewan liar

Rekreasi, asimilasi,

karbon, pencegah

air, tata air

CVM

CVM

Nilai keberadaan,

warisan

(Existence, Bequest

Value)

Analisis Pasar,

TCM, Hedonic

Prices

Damage Cost

Avoided, Value of

Change of

Productivitty

Page 37: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

19

dimana Willingness To Pay terungkap melalui model yang dikembangkan. Teknik

ini sering disebut teknik revealed WTP (keinginan membayar yang terungkap).

Beberapa teknik yang termasuk dalam kelompok pertama ini adalah travel cost,

hedonic pricing, dan teknik yang relatif baru disebut random utility model.

Kelompok kedua adalah teknik valuasi yang didasarkan pada survei dimana

keinginan membayar atau WTP diperoleh langsung dari responden, yang langsung

diungkapkannya secara lisan maupun tertulis. Salah satu teknik yang cukup

popoler dalam kelompok ini adalah yang disebut Contingen Valuation Method

(CVM), dan Discrete Choice Method (Fauzi, 2010). Beberapa metode valuasi

akan disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Matriks Metode Valuasi

Metode Valuasi Penjelasan

1. Travel Cost Method

(TCM)

a. Metode ini kebanyakan digunakan untuk

menganalisis permintaan terhadap rekreasi di alam

terbuka (outdoor recreation), seperti memancing,

berburu, hiking, dan sebagainya. b. Tujuan TCM adalah ingin mengetahui nilai

kegunaan (use value) dari sumberdaya alam melalui

pendekatan proxy. c. Teknik ekonomi yang digunakan untuk menentukan

nilai ekonomi berdasarkan TCM, diantaranya:

1) Pendekatan sederhana melalui zonasi. 2) Pendekatan individual TCM dengan

menggunakan sebagian besar dari survey.

2. Hedonic Pricing (HP)

a. Metode ini digunakan untuk mengestimasi nilai

implisit karakteristik dan atribut yang melekat pada

suatu produk dan mengkaji hubungan antara

karakteristik yang dihasilkan tersebut dengan

permintaan barang dan jasa. b. Analisis HP terdiri dari dua tahap, yaitu:

1) Penentuan variabel kualitas lingkungan yang akan

dijadikan studi (fungsi HP) dan pengkajiannya

memerlukan ketersediaan data spasial dan data

harga objek yang akan dinilai.

2) Penentuan fungsi permintaan.

3.Contingen Valuation Method (CVM)

a. Pendekatan CVM sering digunakan untuk mengukur

nilai pasif (nilai non-pemanfaatan) sumberdaya alam

atau sering juga dikenal dengan nilai keberadaan. b. Tujuan CVM diantaranya adalah:

1) Untuk mengetahui keinginan membayar

(Willingness To Pay atau WTP) dari masyarakat,

Page 38: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

20

misalnya terhadap perbaikan kualitas lingkungan. 2) Untuk mengetahui keinginan menerima

(Willingness To Accept atau WTA), misalnya

terhadap kerusakan suatu lingkungan perairan. Jika individu yang ditanya tidak memiliki hak atas

barang dan jasa yang dihasilkan dari sumberdaya

alam, pengukuran yang relevan adalah WTP

maksimum untuk memperoleh barang tersebut.

Sebaliknya, jika individu memiliki hak atas

sumberdaya, pengukuran yang relevan adalah WTA

minimum. c. Tahapan penerapan CVM diantaranya adalah sebagai

berikut:

1) Membuat hipotesis pasar. 2) Mendapatkan nilai lelang (Bids). 3) Menghitung rataan WTP dan WTA. 4) Memperkirakan kurva lelang (Bid Curve). 5) Mengagregatkan data.

4. Benefit Transfer a. Salah satu metode yang digunakan bagi penelitian

yang memiliki ketersediaan data yang sedikit dan

biaya penelitian yang sedikit. Penelitian dilakukan

dengan menilai perkiraan benefit dari tempat lain

(dimana sumberdaya tersedia) kemudian benefit

tersebut ditransfer untuk memperoleh perkiraan

kasar mengenai lingkungan. b. Menurut Krupnick (1993) dalam Fauzi (2010)

1) Benefit transfer sulit dilakukan untuk sumberdaya

alam wetland (seperti mangrove dan sejenisnya)

karena nilai yang diperoleh akan sangat

tergantung pada tempat dan karakteristik populasi.

2) Benefit transfer bisa saja dilakukan jika

sumberdaya alam tersebut memiliki ekosistem

yang sama baik dari segi tempat maupun

karakteristik pasar (market characteristic). Sumber: Fauzi (2010)

2.2.2 Contingen Valuation Method (CVM)

Pendekatan ini disebut contingen (tergantung) karena pada praktiknya

informasi yang diperoleh sangat tergantung pada hipotesis yang dibangun.

Misalnya, seberapa besar biaya yang ditanggung, bagaimana pembayarannya, dan

sebagainya. Pendekatan CVM ini secara teknis dapat dilakukan dengan dua cara.

Pertama, dengan teknik eksperimental melalui simulasi dan permainan. Kedua,

dengan teknik survei. Pendekatan CVM sering digunakan untuk mengukur nilai

pasif (nilai non-pemanfaatan) sumberdaya alam atau sering juga dikenal dengan

nilai keberadaan. Di dalam tahap operasional penerapan pendekatan CVM

Page 39: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

21

terdapat lima tahap kegiatan atau proses. Tahapan tersebut dapat dikategorikan

sebagai berikut (Fauzi, 2010):

1. Membuat Hipotesis Pasar

Pada awal proses kegiatan CVM, seorang peneliti biasanya harus terlebih

dahulu membuat hipotesis pasar terhadap sumberdaya yang akan dievaluasi.

2. Mendapatkan Nilai Lelang (Bids)

Tahap ini dilakukan dengan melakukan survei, baik melalui survei

langsung dengan kuesioner, wawancara melalui telepon, maupun lewat surat.

Tujuan survei ini adalah untuk memperoleh nilai maksimum keinginan membayar

(WTP) dari responden terhadap suatu proyek, misalnya perbaikan lingkungan.

Nilai lelang ini bisa dilakukan dengan teknik:

a. Permintaan lelang (Bidding Game). Responden diberi pertanyaan secara

berulang-ulang tentang apakah mereka ingin membayar sejumlah tertentu. Nilai

ini kemudian bisa dinaikkan atau diturunkan tergantung respons atas pertanyaan

sebelumnya. Pertanyaan dihentikan sampai nilai yang tetap diperoleh.

b. Pertanyaan terbuka. Responden diberikan kebebasan untuk menyatakan

nilai moneter (rupiah yang ingin dibayar) untuk suatu proyek perbaikan

lingkungan.

c. Payment Card. Nilai lelang dengan teknik ini diperoleh dengan cara

menanyakan apakah responden mau membayar pada kisaran nilai tertentu dari

nilai yang sudah ditentukan sebelumnya. Nilai ini ditunjukkan kepada responden

melalui kartu.

d. Model referendum atau descrete choice (dichotomous choice). Responden

diberi suatu nilai rupiah, kemudian diberi pertanyaan setuju atau tidak.

3. Menghitung Rataan WTP dan WTA

Setelah survei dilaksanakan, tahap berikutnya adalah menghitung nilai

rataan WTP setiap individu. Nilai yang dihitung berdasarkan nilai lelang (bid)

yang diperoleh pada tahap dua. Perhitungan ini biasanya didasarkan pada nilai

mean (rataan) dan nilai median (tengah).

Page 40: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

22

4. Memperkirakan Kurva Lelang (Bid Curve)

Kurva lelang atau bid curve diperoleh dengan, misalnya meregresikan

WTP/WTA sebagai variabel tidak bebas.

Wi = f ( I, E, A, Q )

Keterangan:

Wi = Nilai WTP

I = Pendapatan

E = Jenis Pekerjaan

A = Usia

Q = Pengeluaran

5. Mengagregatkan Data

Proses ini melibatkan konversi data rataan sampel ke rataan populasi secara

keseluruhan. Salah satu cara untuk mengkonversi ini adalah mengalikan rataan

sampel dengan jumlah rumah tangga dalam populasi (N).

2.2.3 Model Regresi Linear Berganda

Analisis linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara satu

peubah tak bebas (independent variable) dengan banyak peubah bebas (dependen

variable). Menurut Juanda (2009), membahas model regresi berganda (multiple

regression model) dengan asumsi bahwa peubah tak bebas (respons) Y

merupakan fungsi linier dari beberapa peubah bebas X1, X2, ..., Xk, dan komponen

sisaan ε (error). Persamaan model regresi linear berganda secara umum (model

populasi) adalah sebagai berikut:

Yi = β0+β1X1i + β2X2i + β3X3i + ... + βkXki + εi ....................................... (1)

Keterangan:

Yi = Fungsi linier dari beberapa peubah bebas X1, X2, ..., Xk, dan

komponen sisaan ε (error)

i = Nomor pengamatan dari 1 sampai N untuk data populasi, atau

sampai nuntuk data contoh (sample)

Xki = Pengamatan ke-i untuk peubah bebas Xk

β0 = Intersep

β1, β2, ..., βki = Koefisien regresi

X1i, X2i, ..., Xki = Peubah bebas (dependen variable)

Page 41: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

23

2.2.4 Analisis Market Value

Menurut Iskandar (2009), harga adalah sejumlah uang yang diminta,

ditawarkan atau dibayarkan untuk suatu barang atau jasa. Biaya adalah sejumlah

uang yang dikeluarkan atas barang atau jasa atau jumlah yang dibutuhkan untuk

menciptakan atau memproduksi barang atau jasa tersebut. Market value adalah

perkiraan jumlah uang pada tanggal penilaian, yang dapat diperoleh dari transaksi

jual beli atau hasil penukaran aset antara pembeli dengan penjual dalam suatu

transaksi yang bebas ikatan, yang penawarannya dilakukan secara layak dan

kedua pihak masing-masing mengetahui dan tanpa paksaan. Sedangkan menurut

Koi (2011), nilai pasar (market value) adalah nilai atau harga jual suatu barang

yang jika barang tersebut dijual, besarnya harga jual tergantung dengan nilai pasar

yang berlaku untuk barang tersebut. Nilai pasar tidak tergantung dengan

penyusutan barang tersebut, nilai pasar hanya dipengaruhi kondisi pasar.

2.3 Konsep Biaya dan Manfaat Ekonomi

Menurut Dunn (2003), Cost Benefit Analysis atau Analisis Biaya Manfaat

adalah pendekatan untuk rekomendasi kebijakan yang memungkinkan dan

menganjurkan suatu kebijakan dengan cara menghitung total biaya dalam bentuk

uang. Menurut Yesha (2013), analisis biaya dan manfaat sering kali digunakan

untuk menganalisis kelayakan proyek pemerintah. Pada proyek pemerintah,

keuntungan (manfaat) sering kali tidak dapat diukur dengan jelas karena tidak

berorientasi kepada keuntungan. Dengan kata lain, keuntungan didasarkan kepada

manfaat umum yang diperoleh oleh masyarakat.

Menurut Noor (2007), biaya adalah pengeluaran yang tidak dapat

direlakan (unavoidable exspenses) dalam melakukan suatu kegiatan. Dengan

demikian, secara konsep, maka pengertian biaya adalah sebagai berikut.

a. Biaya (cost) tidak sama dengan pengeluaran (expense).

b. Biaya (cost) harus menggambarkan kegiatan.

c. Biaya (cost) harus relevan dengan kegiatan yang dilakukan.

Biaya total produksi atau lebih dikenal total cost (TC) merupakan

keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen kaitannya dengan proses

produksi yang sebagai aktivitas utama untuk menghasilkan suatu produk. Dalam

Page 42: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

24

jangka pendek total cost sangat ditentukan oleh input berbagai produksi secara

kuantitas maupun kualitas. Di mana input-input produksi tersebut dapat

memberikan konsekuensi pembiayaan bersifat tetap dan bersifat variabel.

Menurut Gray, et al. (1993) opportunity cost adalah benefit yang

dikorbankan karena sejumlah sumber yang ada telah digunakan untuk kegiatan X,

dan bukan kegiatan Y. Dengan kata lain, kegiatan Y tidak dilaksanakan karena

sumber yang seyogiyanya dapat dipergunakan untuk kegiatan Y tidak jadi

dilaksanakan karena sumber yang seyogiyanya dapat dipergunakan untuk kegiatan

Y telah dipergunakan untuk kegiatan X. Jadi dalam hal ini, benefit yang

seyogiyanya dapat dihasilkan oleh kegiatan Y, menjadi opportunity cost kegiatan

X, yang perlu dibandingkan dengan benefit netto kegiatan X sendiri.

Menurut Kadariah (1999), manfaat dibagi menjadi tiga yaitu manfaat

langsung, manfaat tidak langsung, dan manfaat terkait. Pertama, manfaat langsung

adalah berupa peningkatan output secara kualitatif dan kuantitatif. Kedua, manfaat

tidak langsung adalah manfaat yang muncul akibat adanya suatu kegiatan tertentu.

Manfaat ini dapat berupa meningkatnya pendapatan masyarakat sekitar. Ketiga,

manfaat terkait adalah keuntungan-keuntungan yang sulit dinyatakan dengan

sejumlah uang, namun benar-benar dapat dirasakan.

Manfaat yang dihasilkan dari kegiatan konversi kawasan hutan menjadi

petambangan batubara adalah manfaat dari pertambangan batubara. Untuk

mengidentifikasi manfaat yang dihasilkan dari kawasan hutan digunakan valuasi

sedangkan untuk mengidentifikasi manfaat yang dihasilkan batubara digunakan

market value, dimana penerimaan adalah cerminan dari manfaat yang dihasilkan

dari tambang batubara. Penerimaan dapat diartikan sebagai nilai produk total

dalam jangka waktu tertentu baik yang dipasarkan maupun tidak (Soekartawi,

2002). Penerimaan menurut Sunyoto (2013) adalah penerimaan perusahaan dari

hasil penjualan output-nya kepada konsumen. Penerimaan total (total revenue =

TR) adalah keseluruhan penerimaan yang diterima perusahaan dari penjualan

outputnya kepada konsumen. Penerimaan total atau total manfaat dirumuskan:

TR = P x Q .......................................................................................... (2)

Page 43: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

25

Keterangan:

TR = Total manfaat (Rp)

Q = Kuantitas yang dijual perusahaan kepada konsumen (unit)

P = Harga output yang dijual per unit (Rp/unit)

Menurut Devkota (2006) analisis biaya dan manfaat dapat dianalisis

menggunakan benefit cost ratio. Sedangkan kriteria kelayakan suatu kegiatan

dapat dijalankan jika B/C ≥ 1. Benefit cost ratio dirumuskan sebagai berikut:

B/C = TR

TC=

B1+B2+ ,… + Bi

C1+C2+ ,…+ Ci ................................................... (3)

Keterangan:

B/C = Benefit-cost ratio

TR = Total manfaat (Rp)

TC = Total biaya (Rp)

B1+B2+,...+Bi = Penjumlahan manfaat (Rp)

C1+C2+,...+Ci = Penjumlahan biaya (Rp)

Untuk penentuan kriteria pengambilan keputusan yaitu:

a. Jika nilai B/C rasio ≥ 1, maka kegiatan atau usaha tersebut layak (feasible)

untuk dijalankan.

b. Jika nilai B/C rasio < 1, maka kegiatan atau usaha tersebut tidak layak (not

feasible) untuk dijalankan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini terkait dengan

identifikasi analisis biaya dan manfaat ekonomi konversi lahan kawasan hutan

menjadi pertambangan batubara yang pernah dilakukan sebelumnya dan dapat

dijadikan sebagai rujukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 44: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

26

Tabel 3 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Analisis Hasil Penelitian

Iriani

(2013) Analisis Nilai

Ekonomi Manfaat

dan Dampak Negatif

Penambangan Pasir

Illegal di Sungai

Brantas Kelurahan

Semampir Kota

Kediri.

Analisis deskriptif

dan analisis

pendapatan.

Total manfaat dari

kegiatan penambangan

meliputi segala manfaat

yang diterima oleh pihak-

pihak yang terlibat dalam

aktivitas penambangan

yaitu sebesar Rp 61 703

085 000.33. Terdiri dari

pendapatan/keuntungan

pengusaha tambang pasir

sebesar Rp 17 198 085

000.33, pendapatan buruh

tambang pasir sebesar Rp

17 820 000 000,

pendapatan kuli angkut

pasir sebesar Rp 10 674

000 000, pendapatan sopir

truk sebesar Rp 7 116 000

000, dan pendapatan

preman/keamanan sebesar

Rp 8 895 000. Albarqoni

(2013) Valuasi Ekonomi Lahan

Hutan yang Berpotensi

untuk Konversi menjadi

Kawasan Industri,

Kariangau Balikpapan,

Kalimantan Timur.

Analisis WTP

(Willingness To

Pay) dan analisis

resgresi linier

berganda.

Total manfaat dari

kegiatan penambangan

meliputi segala manfaat

yang diterima oleh pihak-

pihak yang terlibat dalam

aktivitas penambangan

yaitu sebesar Rp 61 703

085 000.33. Terdiri dari

pendapatan/keuntungan

pengusaha tambang pasir

sebesar Rp 17 198 085

000.33, pendapatan buruh

tambang pasir sebesar Rp

17 820 000 000,

pendapatan kuli angkut

pasir sebesar Rp 10 674

000 000, pendapatan sopir

truk sebesar Rp 7 116 000

000, dan pendapatan

preman/keamanan sebesar

Rp 8 895 000.

Sayyidah

(2013)

Kerugian Ekonomi

Akibat Konversi

Lahan Perkebunan

Kelapa Sawit menjadi

Pertambangan Emas

(Studi Kasus: Desa

Analisis deskriptif,

teknik loss of

earning, contingen

valuation method

(CVM), dan regresi

linier berganda.

Dampak aspek sosial-

ekonomi dari penelitian

ini adalah terbukanya

lapangan pekerjaan,

meningkatkan pendapatan,

terjadinya kecelakaan

Page 45: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

27

Daya Murni,

Kecamatan Pelepat

Ilir, Kabupaten

Bungo, Provinsi

Jambi).

pertambangan, terjadinya

penyempitan lahan

perkebunan. Nilai

kerugian ekonomi dari

produksi kelapa sawit

akibat kegiatan konversi

lahan pertambangan emas

dan pasir adalah sebesar

Rp 2 066 333.3/orang

/bulan. Selain itu,

responden mendapatkan

penerimaan dari sewa

lahan sebesar Rp 1 166

666.67 /orang/bulan. Nilai

rataan WTP responden

adalah sebesar Rp 10 150

dan total WTP responden

untuk reboisasi pasca

tambang adalah sebesar

Rp 315 000.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah membahas

mengenai manfaat ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan, valuasi

ekonomi nilai guna hutan (langsung dan tidak langsung), dan analisis ekonomi

kegiatan konversi lahan pertambangan. Adapun beberapa kesamaan metode yang

digunakan dalam penelitian adalah mengkaji Willingness To Pay (WTP) dengan

Contingen Valuation Method (CVM) dan menganalisis faktor yang

mempengaruhi WTP menggunakan analisis linier berganda. Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian terdahulu adalah lokasi penelitian, dan tujuan penelitian.

Penelitian ini akan menghitung nilai ekonomi total kawasan hutan, tidak sebatas

nilai ekologinya saja tetapi akan dihitung juga nilai bangunan yang terdapat pada

kawasan hutan tersebut dengan menggunakan analisis nilai pasar (market value).

Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan analisis biaya dan manfaat dari

kegiatan konversi lahan kawasan hutan menjadi pertambangan, sedangkan

penelitian sebelumnya hanya menganalisis nilai manfaatnya saja.

Page 46: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

28

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Batubara adalah sumbedaya alam yang tidak dapat diperbarui yang tidak

terdapat di seluruh lahan yang ada di Indonesia. Hanya beberapa wilayah di

Indonesia yang dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa sumberdaya alam

batubara, salah satunya adalah di wilayah Kelurahan Tanjung Enim, Kabupaten

Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Sumberdaya alam batubara mempunyai

banyak manfaat yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat maupun sektor

perindustrian, seperti pabrik kertas. Salah satu manfaat yang sangat dibutuhkan

oleh masyarakat adalah kebutuhan batubara untuk memenuhi energi nasional.

Hasil dari pertambangan batubara yang ada di Kelurahan Tanjung Enim sebagian

besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di wilayah Pulau

Sumatera, Jawa, dan Bali.

Pertambangan batubara yang berada di Kelurahan Tanjung Enim

merupakan salah satu sumber mata pencaharian masyarakat, pertambangan

batubara diharapkan dapat menopang perekonomian masyarakat. Pemerintah

sudah memberikan izin untuk melakukan pertambangan batubara yang ada di

wilayah Kelurahan Tanjung Enim, karena wilayah ini adalah salah satu penghasil

batubara terbesar di Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan energi nasional.

Pertambangan batubara yang sudah dilakukan di Kelurahan Tanjung Enim adalah

pertambangan batubara yang peduli akan kelestarian lingkungan, terbukti dengan

pelaksanaan reklamasi lahan pasca tambang yang dilakukan oleh PTBA setelah

kegiatan pertambangan batubara sudah selesai dilakukan. Hal ini juga yang

mendukung pemerintah untuk tetap memberikan izin penambangan batubara

kepada PTBA.

Peningkatan kebutuhan batubara mengakibatkan produksi batubara harus

ditingkatkan. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi batubara adalah

dengan memperluas lahan pertambangan batubara. Maka dari itu Bukit Munggu

yang merupakan salah satu wilayah yang memiliki cukup banyak cadangan

batubara dengan kalor tinggi direncanakan untuk di konversi menjadi lahan

pertambangan batubara. Bukit munggu adalah kawasan hutan yang perizinan

penggunaan lahannya dipegang oleh pemerintah Kehutanan, sehingga untuk

Page 47: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

29

penggunaan lahan tersebut dibutuhkan perizinan dan biaya sewa lahan hutan yang

diserahkan kepada pemerintah Kehutanan.

Penelitian ini akan menganalisis biaya dan manfaat ekonomi kawasan

hutan dengan menggunakan metode valuasi kawasan hutan. Valuasi hutan yang

akan dihitung adalah nilai use value (nilai penggunaan) dan non use value (nilai

bukan penggunaan) yang dihasilkan kawasan hutan. Metode untuk mendapatkan

nilai hutan adalah dengan menggunakan Willingness To Pay (WTP) masyarakat

Kelurahan Tanjung Enim tentang keberadaan hutan, nilai warisan hutan, dan

manfaat pilihan hutan. Faktor yang mempengaruhi Willingness To Pay (WTP)

masyarakat juga akan dianalisis menggunakan Minitab 14. Sedangkan untuk

menganalisis direct value (nilai langsung) kawasan hutan adalah dengan

mengidentifikasi manfaat atau hasil hutan yang digunakan secara langsung oleh

masyarakat kelurahan Tanjung Enim, misalnya air. Salah satu indirect value (nilai

tidak langsung) kawasan hutan yang akan dihitung adalah nilai karbon yang

dihasilkan kawasan hutan.

Analisis biaya dan manfaat juga akan digunakan pada pertambangan

batubara yang direncanakan akan dilakukan di kawasan hutan tersebut. Analisis

biaya dan manfaat akan dihitung berdasarkan biaya yang dikeluarkan dan manfaat

yang dapat dihasilkan dari pertambangan batubara, dimana manfaat batubara

dihitung dari cerminan penerimaan yang didapatkan dari produksi batubara di

wilayah tersebut. Setelah itu akan digunakan analisis deskriptif untuk

membandingkan manfaat dan biaya dari kawasan hutan dengan pertambangan

batubara. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada kerangka alur

pemikiran Gambar 4.

Page 48: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

30

Gambar 4 Kerangka Pemikiran

Rekomendasi

Perbandingan Biaya dan Manfaat Kawasan Hutan

dengan Pertambangan Batubara

Market Value

Valuasi Ekonomi

(CVM)

Pertambangan Batubara Kawasan Hutan

Identifikasi Manfaat dan Biaya

Kawasan Hutan dan Pertambangan Batubara

Rencana Konversi Lahan Kawasan Hutan (WIUP PTBA)

menjadi Pertambangan Batubara

WIUP PTBA memiliki potensi

Sumberdaya Batubara

Peningkatan Kebutuhan Batubara

Menuntut

Peningkatan Produksi Batubara

Page 49: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

31

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tanjung Enim, Kecamatan Lawang

Kidul, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Pemilihan lokasi

dipilih secara sengaja dengan mempertimbangkan bahwa wilayah ini adalah salah

satu wilayah penghasil batubara terbesar di Indonesia dan direncanakan akan

dieksplorasi dengan cara mengkonversi kawasan hutan menjadi pertambangan

batubara. Pengambilan data primer pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Januari-Februari 2014.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan di

lapangan secara langsung terhadap responden menggunakan kuesioner. Data

primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain adalah identifikasi

manfaat kawasan hutan bagi masyarakat, identitas responden (nama, jenis kelamin,

usia, status pernikahan, pekerjaan, pendapatan, jumlah tanggungan), persepsi

masyarakat tentang manfaat hutan, besarnya willingness to pay (WTP) masyarakat

terhadap keberadaan hutan, nilai warisan hutan, dan manfaat pilihan hutan.

Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini diantaranya adalah

harga batubara (Rp/ton), luas lahan kawasan hutan yang akan dikonversi menjadi

pertambangan batubara dan jumlah cadangan batubara yang ada di kawasan

tersebut yang termasuk dalam lahan yang akan di konversi menjadi pertambangan

batubara. Data ini didapatkan dari PTBA sebagai perusahaan batubara yang akan

melakukan kegiatan penambangan batubara. Sedangkan data sekunder lainnya

diperoleh dari Kementrian Pertambangan Mineral dan Batubara, pemerintah

daerah setempat, buku, internet, dan literatur-literatur lain yang mendukung.

Page 50: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

32

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel untuk penelitian ini digunakan dengan

metode purposive random sampling dimana responden dipilih secara sengaja dan

diberikan kesempatan yang sama bagi seluruh elemen populasi. Responden dalam

penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Tanjung Enim, Kecamatan Lawang

Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Penentuan jumlah sampel

dalam penelitian ini berdasarkan Gujarati (2007) yang menetapkan pengambilan

jumlah sampel sekurang-kurangnya berjumlah 30 orang. Pada penelitian ini

sampel yang digunakan sebanyak 40 orang. Pengambilan data dari responden

bertujuan memperoleh gambaran seberapa besar nilai ekonomi hutan dengan

menggunakan analisis nilai ekonomi manfaat hutan dari secara langsung (use

value) dan nilai ekonomi manfaat hutan secara tidak langsung (non use value).

4.4 Metode Analisis Data

Hasil data penelitian akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.

Analisis data akan dilakukan dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007 dan

Minitab 14. Data mengenai Willingness To Pay (WTP) masyarakat diperoleh

melalui wawancara yang akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif serta akan

disajikan secara deskriptif, sedangkan untuk data lainnya akan dianalisis secara

kuantitatif dan akan disajikan secara deskriptif. Metode analisis data digunakan

untuk menjawab tujuan penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Metode Analisis Data

No. Tujuan Penelitian Metode Analisis

Data

Output Analisis Data

1. Mengestimasi nilai

ekonomi total kawasan

hutan yang akan di

konversi menjadi areal

pertambangan batubara.

Valuasi non-

pasar

menggunakan

metode CVM

dengan WTP,

regresi linier

berganda.

Untuk mendapatkan

nilai ekonomi hutan non

guna. Nilai yang

didapatkan diantaranya:

a. Nilai keberadaan

hutan.

b. Nilai warisan hutan.

c. Nilai pilihan hutan.

d. Nilai total hutan

baik guna maupun

non guna.

Page 51: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

33

Market Value Untuk mendapatkan

nilai ekonomi manfaat

langsung maupun tidak

langsung dari hutan.

a. Manfaat langsung

yaitu nilai rumput.

b. Manfaat tidak

langsung

diantaranya:

Nilai air

Nilai karbon

Nilai oksigen

2. Mengestimasi pendapatan

dari kegiatan

pertambangan batubara di

wilayah yang di konversi.

Market Value

dan analisis

pendapatan.

Untuk mendapatkan

nilai ekonomi yaitu

pendapatan dari

batubara.

3. Menganalisis

perbandingan biaya dan

manfaat dari penggunaan

lahan sebagai kawasan

hutan dengan

pertambangan batubara.

Analisis

kuantitatif

deskriptif.

Untuk mendapatkan

hasil dari perbandingan

manfaat dan biaya,

dengan membandingkan

hasil kuantitatif dari

tujuan pertama dan

kedua. Kemudian akan

disajikan secara

deskriptif. Sumber: Data Primer, diolah (2014)

4.4.1 Contingen Valuation Method (CVM)

Untuk mendapatkan nilai willingness to pay masyarakat Tanjung Enim

dapat digunakan tahapan CVM (Fauzi, 2010) sebagai berikut:

1. Membuat Hipotesis Pasar

Pasar hipotesis dibentuk berdasarkan pemberian gambaran kepada

responden terhadap keberadaan hutan yang memiliki banyak manfaat, baik

manfaat guna (use value) maupun manfaat non guna (non use value). Manfaat use

value diantaranya manfaat dari nilai pilihan (option value), serta manfaat langsung

dan tidak langsung lain dari kawasan hutan Bukit Munggu. Manfaat langsung dari

kawasan hutan Bukit Munggu yaitu dapat menghasilkan rumput yang digunakan

oleh peternak sapi, sedangkan manfaat tidak langsung yaitu dapat menghasilkan

karbon, oksigen, dan air. Masyarakat juga diberi gambaran tentang manfaat bukan

guna (non use value) seperti manfaat dari nilai keberadaan hutan (existence value)

Page 52: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

34

dan nilai warisan hutan (bequest value). Selanjutnya dalam hipotesis pasar

masyarakat diberikan gambaran tentang dapat berkurangnya manfaat dan jasa

hutan karena akan dilakukan alih fungsi pemanfaatan lahan kawasan hutan Bukit

Munggu menjadi areal perluasan tambang batubara.

Setelah pemberian hipotesis pasar, masyarakat ditanyakan seberapa besar

keinginan membayar atas existence value (nilai keberadaan) hutan, bequest value

(nilai warisan) hutan yaitu keberlanjutan keberadaan hutan untuk generasi

mendatang, dan option value (nilai pilihan) hutan yaitu manfaat yang belum

diketahui dari sumber daya alam yang ada dalam kawasan hutan Bukit Munggu.

2. Mendapatkan Nilai Lelang WTP

Teknik yang digunakan untuk memperoleh nilai maksimum keinginan

membayar (WTP) dari responden adalah dengan menggunakan pertanyaan

terbuka. Responden diberikan kebebasan untuk menyatakan nilai moneter (rupiah

yang ingin dibayar) untuk menjaga kualitas lingkungan.

3. Menghitung Rataan Nilai WTP

Tahap berikutnya adalah menghitung nilai rataan WTP setiap individu. Nilai

ini dihitung berdasarkan nilai lelang pada tahap dua. Perhitungan didasarkan pada

nilai mean (rataan) dan nilai median (tengah). Perhitungan dapat menggunakan

formula berikut ini:

DWTP = 𝑊𝑇𝑃𝑥𝑖𝑛𝑛=1

𝑛 ..................................................................... (4)

Keterangan:

DWTP = Dugaan WTP

WTPxi = Jumlah nilai WTP responden

n = Jumlah responden

i = Responden ke-i yang bersedia membayar

4. Memperkirakan Kurva Lelang (Bid Curve)

Kurva lelang atau bid curve diperoleh dengan meregresikan WTP sebagai

variabel tidak bebas (dependent variable) dengan beberapa variabel bebas.

Perkiraan menggunakan persamaan berikut:

Wi= (TP, P, JT, U, JK) ....................................................................... (5)

Page 53: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

35

Keterangan:

Wi = Nilai WTP responden

TP = Tingkat pendidikan

P = Pendapatan

JT = Jumlah tanggungan

U = Usia

JK = Dummy jenis kelamin (0 = Perempuan; 1 = Laki-laki)

5. Mengagregatkan Data

Tahap terakhir dalam teknik CVM adalah mengagregatkan rataan lelang

yang diperoleh pada tahap tiga. Proses ini melibatkan konversi data rataan sampel

ke rataan populasi secara keseluruhan. Nilai total WTP dihitung menggunakan

formula seperti berikut:

TWTP= WTPi ninn=1 ..................................................................... (6)

Keterangan:

TWTP = Total WTP

WTPi = WTP responden ke-i

ni = Jumlah responden ke-i

n = Jumlah responden

4.4.2 Analisis Regresi dalam CVM

Analisis fungsi willingness to pay (WTP) menggunakan analisis linier

berganda. Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap besarnya nilai WTP masyarakat. Pada penelitian ini

akan dilakukan tiga analisis WTP yaitu analisis WTP existence value (nilai

keberadan), bequest value (nilai warisan hutan), dan (option value) nilai manfaat

pilihan hutan. Persamaan regresi besarnya nilai WTP pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Fungsi WTP nilai keberadaan hutan (existence value):

ln WTPK= β0+β1 TPi+β2 Pi+β3 JTi+β4 Ui+β4 JKi+ e .............. (7)

Fungsi WTP nilai warisan hutan (bequst value):

ln WTPW= βo+β1 TPi+β2 Pi+β3 JTi+β4 Ui+β4 JKi+e .............. (8)

Page 54: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

36

Fungsi WTP nilai pilihan hutan(option value):

ln WTPP= βo+ β1 TPi+β2 Pi+β3 JTi+β4 Ui+β4 JKi+ e ............. (9)

Keterangan:

ln WTPK = Nilai WTP responden terhadap nilai keberadaan hutan

ln WTPW = Nilai WTP responden terhadap nilai warisan hutan

ln WTPP = Nilai WTP responden terhadap nilai pilihan hutan

βo = Intersep

β1,β2,...βn = Koefisien regresi

TP = Tingkat pendidikan

P = Pendapatan

JT = Jumlah tanggungan

U = Usia

JK = Dummy jenis kelamin (0 = Perempuan; 1 = Laki-laki)

e = Galat

4.4.2.1 Hipotesa

Hipotesa penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Nilai WTP masyarakat diduga dipengaruhi oleh karakteristik responden yaitu

tingkat pendidikan, jumlah pendapatan, jumlah tanggungan, usia, dan jenis

kelamin responden.

2. Tingkat pendidikan, usia, dan tingkat pendapatan pada WTP bequest value

diduga akan berkorelasi positif dengan nilai WTP yang ingin dibayarkan oleh

responden.

3. Jumlah pendapatan pada WTP existence value dan WTP option value, serta

jumlah tanggungan diduga akan berkorelasi negatif dengan nilai WTP yang

ingin dibayarkan oleh responden.

4.4.2.2 Pengujian Parameter

Menurut Juanda (2009), model estimasi regresi linier yang ideal, optimal,

dan efisien harus menghasilkan estimator yang memenuhi kriteria Best Linear

Unbiased Estimator (BLUE). Kriteria yang harus dipenuhi dalam model

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Uji normalitas

Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah error term dari data

mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Uji normalitas

Page 55: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

37

dapat digunakan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika p-value

signifikan diatas 5 persen berarti data yang akan diuji tidak terdapat perbedaan

yang signifikan dengan data normal baku, artinya data tersebut normal.

2. Uji multikolinieritas

Kolinieritas ganda (multicolinierity) adalah hubungan linier sempurna

antar variable independen dalam model. Multikolinieritas terjadi jika dua atau

lebih variable independen berkorelasi tinggi antar variable independen lainnya

(Juanda, 2009). Variance Inflation Factor (VIF) dapat digunakan untuk

mengidentifikasi adanya multikolinieritas dalam model. Apabila VIF kurang

dari 10 maka tidak ada masalah multikolinieritas (Astuti dan Iriawan, 2006).

3. Uji heteroskedastisistas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot,

dengan asumsi model tidak terdapat heteroskedatisistas jika data menyebar dan

tidak membentuk pola tertentu. Menurut Gujarati dan Porter (2011), untuk

mendeteksi masalah heteroskedatisitas juga bisa dilakukan dengan menggunakan

uji glejser. Uji glejser digunakan dengan meregresikan variabel-variabel bebas

terhadap nilai absolut residualnya. Residual adalah selisih antara nilai observasi

dengan nilai prediksi, sedangkan absolut adalah nilai mutlaknya. Dikatakan tidak

terdapat heteroskedastisitas apabila nilai signifikan dari hasil uji glejser lebih

besar dari (α) 5 persen.

4.4.3 Analisis Market Value

Menurut Pambudi (2012) market value adalah nilai atau harga jual suatu

barang jika barang tersebut dijual. Besarnya harga jual tergantung dengan nilai

pasar yang belaku untuk barang tersebut. Nilai pasar tidak tergantung dengan

penyusutan barang tersebut, nilai pasar hanya dipengaruhi kondisi pasar. Maka

dari itu metode analisis market value adalah metode yang digunakan untuk

menghitung manfaat kawasan hutan yang memiliki harga pasar. Dalam penelitian

ini manfaat dan hasil hutan tersebut adalah air, karbon, oksigen, dan rumput.

Persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai air diadaptasi dari Albarqoni

(2013), persamaan tersebut adalah sebagai berikut:

NA = C x N x Pa ................................................................................ (10)

Page 56: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

38

Keterangan:

NA = Nilai air (Rp/tahun)

C = Konsumsi air per kapita per tahun (Rp/m3/tahun)

N = Jumlah populasi (Jiwa)

Pa = Harga air (Rp/m3)

Persamaan yang digunakan untuk menilai karbon diadaptasi dari asumsi-asumsi

nilai serapan karbon dari penelitian Yusuf (2010). Maka persamaan yang

digunakan adalah sebagai berikut:

NK = (L x Tc) x Pc …......................................................................... (11)

Keterangan:

NK = Nilai karbon (Rp/tahun)

L = Luas lahan (ha)

Tc = Jumlah karbon (ton/ha)

Pc = Harga karbon (Rp/ton)

Persamaan yang digunakan untuk menilai oksigen didapatkan dari penelitian yang

dilakukan oleh Mahesi (2008). Maka persamaan yang digunakan adalah sebagai

berikut:

NO = CoP x Po x Jp ........................................................................... (12)

Keterangan:

NO = Nilai oksigen (Rp/tahun)

CoP = Capability of plant, dalam hal ini berapa besar kemampuan tanaman

dalam menghasilkan oksigen (liter/hari)

Po = Harga oksigen (Rp/liter)

Jp = Jumlah pohon (pohon)

Sedangkan persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai rumput adalah

dengan menggunakan rumus penerimaan, karena dalam penelitian ini penerimaan

mencerminkan manfaat yang dapat dihasilkan kawasan hutan. Dimana untuk

menghitung penerimaan menurut Gilarso (2003) adalah dengan mengalikan

jumlah barang dengan harga barang. Maka dari itu persamaan yang digunakan

untuk menilai oksigen adalah sebagai berikut:

Page 57: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

39

NR = Jr x Pr ....................................................................................... (13)

Keterangan:

NR = Nilai Rumput (Rp/tahun)

Jr = Jumlah Rumput yang dimanfaatkan (kg/ha)

Pr = Harga Rumput (Rp/kg)

Analisis penerimaan adalah cerminan dari analisis manfaat yang

dihasilkan dari pertambangan batubara. Analisis data ini akan digunakan analisis

deskriptif dan kuantitatif yang akan disajikan dalam bentuk tabel. Data yang

digunakan untuk analisis manfaat adalah data sekunder. Untuk menganalisis

manfaat dari perluasan areal pertambangan batubara adalah dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

MB = Jb x Pb ..................................................................................... (15)

Keterangan:

MB = Manfaat Batubara (Rp/tahun)

Jb = Jumlah Batubara (ton/tahun)

Pb = Harga Batubara (Rp/ton)

4.4.4 Analisis Biaya dan Manfaat Ekonomi

Analisis biaya dan manfaat ekonomi adalah metode yang digunakan untuk

mengetahui pemanfaatan lahan yang paling optimal. Dalam penelitian ini adalah

pemanfaatan lahan kawasan hutan, apakah lahan tersebut lebih bermanfaat saat

digunakan sebagai kawasan hutan atau pertambangan batubara. Perhitungan

analisis biaya dan manfaat pada penelitian ini menggunakan benefit cost ratio.

Dengan mengadopsi formula dari Devkota (2006) maka benefit cost ratio pada

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

B/C = Manfaat Batubara

TEV+Biaya Batubara ........................................................................... (16)

Jika hasil B/C rasio ≥ 1, maka kegiatan konversi dapat dijalankan

(feasible). Jika hasil B/C rasio < 1, maka kegiatan konversi tidak dapat dijalankan

(not feasible). Pada analisis biaya dan manfaat dalam penelitian ini, manfaat

Page 58: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

40

terdapat pada hasil dari produksi batubara. Manfaat batubara dihitung

menggunakan analisis market value. Sedangkan biaya adalah Total Economic

Value (TEV) kawasan hutan dan biaya batubara. TEV adalah total seluruh

manfaat yang dihasilkan dari kawasan hutan. TEV termasuk dalam opportunity

cost karena jika dilakukan kegiatan konversi lahan kawasan hutan menjadi

pertambangan batubara maka manfaat yang dihasilkan dari kawasan hutan akan

hilang, sehingga TEV dimasukkan ke dalam komponen opportunity cost. Dimana

yang termasuk dalam TEV atau opportunity cost pada kawasan hutan diantaranya

adalah nilai rumput, nilai karbon, nilai air, nilai keberadaan, nilai warisan, dan

nilai pilihan. Sedangkan biaya batubara dibagi menjadi dua komponen yaitu biaya

produksi dan biaya tambang. Biaya produksi pertambangan batubara diantaranya

adalah biaya eksplorasi, pompa, CHF cost Tanjung Enim, railway cost, port cost,

Surveyor EMKL, rolayalties dan iuran, serta corporate OH dan administration

cost. Sedangkan yang termasuk dalam biaya tambang batubara adalah biaya

penggalian tanah dan batubara.

Page 59: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

41

V. GAMBARAN UMUM

5.1 Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelurahan Tanjung Enim, Kecamatan Lawang

Kidul, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten Muara

Enim adalah salah satu kabupaten di provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Ibu

kota kabupaten ini terletak di Muara Enim. Secara geografis posisi Kabupaten

Muara enim terletak antara 4° sampai 6° Lintang Selatan dan 104° sampai 106°

Bujur Timur. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 7 300.50 km2, terdiri atas 20

kecamatan.

Berdasarkan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk kabupaten ini

bertambah hingga berjumlah 716 676 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk

selama 2000-2010 sebesar 2 persen per tahun. Penyebaran penduduk menurut

kecamatan di wilayah Kabupaten Muara Enim tidak merata. Kecamatan dengan

jumlah penduduk terbanyak adalah Talang Ubi, Lawang Kidul, dan Muara Enim.

Menurut pemerintah Kabupaten Muara Enim sektor pertambangan

merupakan sektor yang berperan cukup besar dalam perekonomian Muara Enim,

terutama komoditas batubara, minyak, dan gas. Banyak produksi minyak bumi

tahun 2012 sebesar 7 102 200 barel meningkat sebesar 17.49 persen dibandingkan

tahun sebelumnya yaitu 6 045 120 barel, kemudian produksi gas bumi pada tahun

yang sama sebesar 50 375 560 MMSCF atau meningkat sekitar 2.21 persen dari

tahun sebelumnya, sedangkan produksi batubara tahun 2012 sebanyak 13 410 440

ton, jika dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 57.37

persen. Sementara untuk potensi bahan galian golongan C di Kabupaten Muara

Enim terdiri dari komoditas tanah liat, pasir bangunan, batu kali, koral, pasir

kuarsa, dan krokos. Dari beberapa komoditas di penggalian C, komoditas pasir

kuarsa menempati produksi terbesar di Kabupaten Muara Enim.

Listrik merupakan salah satu komponen vital dalam kehidupan masyarakat.

Menurut pemerintah Kabupaten Muara Enim, penggunaan listrik di Kabupaten

Muara Enim tahun 2012 dilihat dari daya terpasang mengalami peningkatan

sebesar 9.60 persen dibanding tahun 2011. Sementara produksi listrik yang terjual

mencapai 163 659 633 KWh, meningkat sebesar 13.64 persen dibandingkan tahun

Page 60: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

42

sebelumnya. Peningkatan penggunaan listrik secara otomatis meningkatkan

konsumsi batubara PLTU di Kabupaten Muara Enim, sehingga produksi batubara

terus meningkat setiap tahunnya.

Menurut BPS (2012), Kecamatan Lawang Kidul merupakan salah satu

kecamatan yang berada di Kabupaten Muara Enim, terletak di bagian barat daya

Kabupaten Muara Enim dengan luas wilayah sekitar 380.84 km2. Kecamatan ini

berjarak kurang lebih 12 kilometer dari Kabupaten Muara Enim. Kondisi

topografi pada umumnya berbukit dengan ketinggian berkisar antara 62-229 meter

dari permukaan laut. Kecamatan Lawang Kidul berada di lembah rangkaian

Pegunungan Bukit Barisan, berhawa sejuk dengan curah hujan sedang. Di

kawasan ini terdapat banyak gunung dan sungai. Kecamatan Lawang Kidul dilalui

oleh Sungai Enim dengan beberapa anak sungai yaitu Air Kiyahan dan Air

Kelawas.

Wilayah Kecamatan Lawang Kidul terdiri dari tiga kelurahan dan empat

desa, yaitu Kelurahan Tanjung Enim, Kelurahan Tanjung Enim Selatan,

Kelurahan Pasar Tanjung Enim, Desa Darmo, Desa Keban Agung, Desa Tegal

Rejo, dan Desa Lingga. Ibu kota Kecamatan Lawang Kidul terletak di Desa

Keban Agung yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Muara Enim yang

merupakan ibu kota Kabupaten Muara Enim (BPS, 2012).

Menurut laporan monografi Kecamatan Lawang Kidul (2013), jumlah

penduduk di Kecamatan Lawang Kidul tercatat sebanyak 70 262 orang, dengan

jumlah penduduk laki-laki sebanyak 35 863 orang dan jumlah penduduk

perempuan sebanyak 34 399 orang.

Kecamatan Lawang Kidul merupakan daerah penambangan batu bara

dengan deposit bahan tambang sangat besar. Bersamaan dengan itu, kawasan

hunian berkembang dengan cepat sejalan dengan perkembangan wilayah. Hampir

seluruh luas wilayah kecamatan ini berupa lahan kering dan hanya sebagian kecil

berupa lahan sawah. Lahan sawah hanya berjumlah 65 hektar yaitu berupa sawah

tadah hujan. Sedangkan lahan kering di Kecamatan Lawang Kidul, yaitu seluas 38

019 hektar. Sebagian besar lahan kering berupa hutan negara yaitu seluas 22 513

hektar dan perkebunan seluas 2 123 hektar. Untuk keperluan usaha tani rakyat,

terdapat tegalan/ladang seluas 3 786 hektar yang pada umumnya diperuntukkan

Page 61: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

43

bagi usaha pertanian tanaman pangan (BPS, 2012). Luas lahan sawah dan bukan

sawah menurut penggunaannya di Kecamatan Lawang Kidul Tahun 2012 dapat

dilihat pada Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5 Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Kecamatan Lawang Kidul Tahun

2013

Uraian Luas Lahan (Ha)

a. Bangunan

b. Sawah

c. Kebun/Ladang

d. Hutan negara

e. Hutan rakyat

f. Sementara tidak diusahakan

g. Kolam/Empang

h. Perkebunan

i. Lainnya

Jumlah

637

65

3 786

22 513

591

205

108

2 123

8 056

38 084 Sumber: Dinas Pertanian Pangan Kabupaten Muara Enim (2013)

Kelurahan Tanjung Enim merupakan salah satu kelurahan yang terletak di

Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Kelurahan

Tanjung Enim terdiri dari 12 Rukun Warga (RW) dan 54 Rukun Tetangga (RT).

Jarak Kabupaten Muara Enim dari Kota Palembang sekitar 200 km dapat

ditempuh kurang lebih dalam waktu 5 jam, sedangkan jarak tempuh Kabupaten

Muara Enim ke Kelurahan Tanjung Enim sekitar 16 km dapat ditempuh kurang

lebih dalam waktu 30 menit.

Kelurahan Tanjung Enim memiliki luas wilayah sebesar 7 804 ha yang

terdiri dari luas pemukiman sebesar 238 ha, kuburan sebesar 14 ha, perkarangan

sebesar 1 646 ha, taman sebesar 24 ha, perkantoran sebesar 46 ha, dan prasarana

umum sebesar 5 836 ha. Menurut bagian pemerintahan di Kelurahan Tanjung

Enim luas pertambangan batubara yang ada di wilayah Kelurahan Tanjung Enim

kurang lebih sebesar 3 000 ha, dimana luasan pertambangan batubara ini termasuk

kedalam luasan wilayah prasarana umum. Dapat disimpulakan pada wilayah

Kelurahan Tanjung Enim penggunaan lahan terbesar adalah untuk pertambangan

batubara. Pada tabel 6 dapat dilihat luas wilayah Kelurahan Tanjung Enim

berdasarkan penggunaan lahan:

Page 62: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

44

Tabel 6 Luas Wilayah Kelurahan Tanjung Enim Berdasatkan Penggunaan Tahun

2013

Uraian Luas Lahan (Ha)

a. Luas Pemukiman 238

b. Luas Perkantoran 46

c. Luas Perkarangan 1.646

d. Luas Taman 24

e. Luas Kuburan

f. Luas Prasarana Umum

Jumlah

14

5.836

7.804 Sumber: Laporan Akhir Tahun Kelurahan Tanjung Enim (2013)

Menurut hasil wawancara dengan Lurah Tanjung Enim, batas-batas wilayah

kelurahan Tanjung Enim secara administratif adalah sebagai berikut:

a. Sebelah utara : Desa Tegal Rejo dan Desa Lingga

b. Sebelah selatan : Desa Keban Agung dan Tanjung Enim Selatan

c. Sebelah barat : Air Laya dan Kabupaten Lahat, Kecamatan Merapi

d. Sebelah timur : Desa Darmo

Jumlah penduduk pada Kelurahan Tanjung Enim pada tahun 2013 adalah

sebanyak 13 946 orang yang terdiri dari 3 531 kepala keluarga (KK). Jumlah

penduduk laki-laki pada kelurahan Tanjung Enim adalah sebanyak 7 099 orang

sedangkan jumlah penduduk pereampuan adalah sebanyak 6 847 orang. Sebagian

besar penduduk kelurahan Tanjung Enim bekerja pada perusahaan pertambangan

maupun kontraktor batubara, baik sebagai karyawan maupun buruh tambang

batubara. Menurut data dari Kelurahan Tanjung Enim, penduduk Kelurahan

Tanjung Enim sebagain besar bermata pencaharian sebagai buruh pertambangan

yaitu sebanyak 1 364 orang. Lalu diikuti dengan penduduk yang bermata

pencaharian sebagai buruh bangunan sebanyak 472 orang dan penduduk yang

bermata pencaharian sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 162 orang.

Sisanya penduduk bermata pencaharian sebagai pedagang, peternak, dan

sebagainya.

Page 63: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

45

5.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diteliti pada penelitian ini adalah usia,

pendidikan, pendapatan, jumlah tanggungan, dan jenis kelamin. Variabel-variabel

ini dipilih karena dianggap akan dapat mempengaruhi besarnya WTP existence

value, WTP bequest value, dan WTP option value yang dibayarkan oleh individu

atau masyarakat terhadap barang dan jasa lingkungan yang dihasilkan kawasan

hutan.

5.2.1 Jenis Kelamin

Responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang dengan jumlah

responden perempuan sebanyak 23 orang (57 persen) sedangkan responden laki-

laki sebanyak 17 orang (43 persen). Jumlah responden perempuan lebih banyak

dibandingkan dengan responden laki-laki, karena responden perempuan lebih

mudah untuk ditemui dan diwawancara secara mendalam daripada responden laki-

laki. Hal ini juga disebabkan oleh responden laki-laki yang tidak mempunyai

banyak waktu luang, karena harus bekerja. Perbandingan sebaran responden laki-

laki dan perempuan dapat dilihat pada Gambar 5.

Sumber: Data Primer (2014)

Gambar 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

5.2.2 Status Pernikahan

Responden pada penelitian ini paling banyak sudah berstatus menikah

yaitu sebanyak 34 orang atau 85 persen. Perbandingan sebaran responden dalam

status pernikahan dapat dilihat pada Gambar 6.

57%

43% Perempuan

Laki-laki

Page 64: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

46

Sumber: Data Primer (2014)

Gambar 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

5.2.3 Usia

Tingkat usia responden sangat bervariasi dimulai dari umur 20 tahun

sampai dengan umur 63 tahun. Jumlah responden terbanyak terdapat pada kisaran

usia 31-40 tahun yaitu sebanyak 13 orang atau 33 persen dan responden yang

berusia pada kisaran 41-50 tahun memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 13

orang atau 33 persen, sedangkan paling sedikit responden berusia ≥ 60 tahun yaitu

sebanyak 2 orang atau 5 persen. Perbandingan sebaran usia responden dapat

dilihat pada Gambar 7.

Sumber: Data Primer (2014)

Gambar 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

5.2.4 Pendidikan

Karakteristik tingkat pendidikan responden pada penelitian ini cukup

beragam. Jumlah tingkat pendidikan responden terbanyak adalah tingkat sarjana

(S1) yaitu sebanyak 21 orang atau 53 persen, sedangkan responden paling sedikit

15%

85%

Belum Menikah

Menikah

2%

22%

33%

33%

5%5%

≤ 20

21 - 30

31 - 40

41 - 50

51 - 60

≥ 60

Page 65: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

47

pada tingkat pendidikan paling rendah yaitu tingkat Sekolah Dasar (SD) sebanyak

1 orang atau 2 persen,. Perbandingan sebaran responden terhadap tingkat

pendidikan dapat dilihat pada Gambar 8.

Sumber: Data Primer (2014)

Gambar 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

5.2.5 Pekerjaan

Jenis pekerjaan yang dimiliki responden pada penelitian ini sangat

bervariatif. Responden terbanyak memiliki pekerjaan sebagai PNS/BUMN yaitu

sebanyak 17 orang atau 42 persen, sedangkan responden paling sedikit memiliki

pekerjaan sebagai pedagang yaitu sebanyak 3 orang atau 8 persen. Jenis pekerjaan

responden cukup mewakili jenis pekerjaan seluruh masyarakat Tanjung Enim.

Perbandingan sebaran responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada

Gambar 9.

Sumber: Data Primer (2014)

Gambar 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

2%

10%

20%

15%

53%

SD

SMP

SMA

D3

S1

42%

22%

13%

8%

15%PNS/BUMN

Swasta

Wiraswasta

Pedagang

Ibu RT

Page 66: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

48

5.2.6 Pendapatan

Jumlah pendapatan responden pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa

kisaran pendapatan. Responden terbanyak dengan jumlah pendapatan pada kisaran

Rp 1 100 000 – 2 000 000 yaitu sebanyak 11 orang atau 27 persen, sedangkan

responden paling sedikit pada penelitian ini adalah dengan mempunyai

pendapatan pada kisaran Rp 500 000 – Rp 1 000 000 sebanyak 2 orang atau 5

persen. Perbandingan sebaran responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat

pada Gambar 10.

Sumber: Data Primer (2014)

Gambar 10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

5.2.7 Jumlah Tanggungan

Pada penelitian ini responden terbanyak memiliki jumlah tanggungan 3

orang adalah sebanyak 15 orang atau 37 persen, sedangkan responden paling

sedikit memiliki jumah tanggungan 5 orang adalah sebanyak 3 orang atau 8

persen. Perbandingan karakteristik sebaran tanggungan responden dapat dilihat

pada Gambar 11.

Sumber: Data Primer (2014)

Gambar 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

5%

27%

22%

23%

23%500.000 - 1.000.000

1.100.000 - 2.000.000

2.100.000 - 3.000.000

3.100.000 - 4.000.000

> 4.000.000

15%

27%

37%

13% 8%1 orang

2 orang

3 orang

4 orang

5 orang

Page 67: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

49

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis Biaya dan Manfaat Pertambangan Batubara

Analisis biaya dan manfaat pada pertambangan batubara dihitung dari

biaya yang dikeluarkan untuk pertambangan batubara, sedangkan untuk manfaat

dihitung dari penerimaan yang didapatkan dari pertambangan batubara. Pada

penelitian ini luas lahan yang akan dikonversi menjadi pertambangan batubara

adalah seluas 257 ha. Perkiraan jumlah volume batubara yang terdapat pada lahan

tersebut sebanyak 33 337 577 ton dengan kandungan 7000 Kcal/kg GAR. Harga

batubara yang digunakan pada penelitian ini adalah harga batubara acuan bulan

Januari tahun 2014 yaitu sebesar $ 83.94 (Direktorat Jendral Mineral dan

Batubara, 2014) jika dikonversikan ke dalam nilai rupiah bulan Januari tahun

2014 yaitu sebesar Rp 12 226, sehingga didapatkan harga batubara 7000 Kcal/kg

GAR adalah sebesar Rp 1 026 250 /ton.

Produksi batubara diperkirakan setiap tahunnya adalah sebesar 4 000 000

ton, sehingga jika dihitung dari jumlah volume batubara yang dapat dihasilkan

pada lahan seluas 257 ha adalah sebanyak 33 337 577 ton. Maka dengan membagi

total volume batubara dengan produksi batubara per tahun, dapat diketahui bahwa

cadangan batubara dapat digunakan untuk lebih kurang delapan tahun kedepan.

Namun produksi batubara setiap tahunnya tergantung pada permintaan konsumen,

jika permintaan konsumen terhadap batubara 7000 Kcal/kg GAR menurun maka

cadangan batubara dapat dimanfaatkan pada jangka waktu yang lebih lama atau

malah sebaliknya.

6.1.1 Manfaat Pertambangan Batubara

Pertambangan batubara di daerah Tanjung Enim yang dikelola oleh PTBA

merupakan pertambangan batubara yang berpengaruh bagi pemenuhan kebutuhan

energi dunia, baik nasional maupun internasional. Menurut Keputusan Menteri

Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2013, produksi batubara nasional paling

besar dimanfaatkan oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara) untuk memenuhi

kebutuhan energi listrik nasional. Dimana pada tahun 2014 pemanfaatan batubara

oleh PLN adalah sebesar 60.08 persen dari total pemanfaatan batubara nasional.

Maka dari itu batubara adalah sumber daya yang sangat penting bagi

Page 68: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

50

keberlangsungan kegiatan manusia, karena sebagian besar kegiatan manusia

membutukan energi listrik begitu pula dengan proses produksi industri seperti

industri semen dan kertas.

Menurut Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik

Indonesia tahun 2013, pada tahun 2014 PTBA diwajibkan untuk memenuhi

kebutuhan energi nasional sebesar 4 498 880 ton. Permintaan batubara untuk

pemenuhan kebutuhan energi setiap tahunnya semakin meningkat, sejalan dengan

peningkatan permintaan batubara maka produksi batubara pun setiap tahunnya

mengalami pengingkatan. Peningkatan produksi batubara PTBA selama lima

tahun pada periode tahun 2008 sampai tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 12.

Sumber: Laporan Tahunan PTBA (2012)

Gambar 12. Produksi Batu Bara PTBA Unit Tanjung Enim

Tahun 2008-2012

Pada tahun 2008 PTBA memproduksi batubara Unit Pertambangan

Tanjung Enim sebanyak 10 086 509 ton, hingga tahun 2012 produksi batubara

meningkat menjadi 13 064 168 ton. Peningkatan produksi ini dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan energi dunia. Dimana penjualan batubara untuk keperluan

domestik maupun ekspor semakin meningkat setiap tahunnya dan penjualan

terbesar PTBA adalah untuk keperluan domestik yaitu PLTU yang berada di

seluruh wilayah Indonesia dan industri pabrik. Peningkatan penjualan batubara

PTBA pada periode tahun 2008 hingga tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 13

berikut ini.

0

2000000

4000000

6000000

8000000

10000000

12000000

14000000

2008 2009 2010 2011 2012

Jum

lah P

rod

uksi

(to

n)

Tahun

Page 69: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

51

Sumber: Laporan Tahunan PTBA (2012)

Gambar 13. Penjualan Batubara PTBA Unit Tanjung Enim

Tahun 2008-2012

Penjualan batubara pada tahun 2008 sebanyak 12 797 922 ton, untuk

keperluan domestik sebanyak 8 321 310 ton. Hingga pada tahun 2012 penjualan

menjadi sebanyak 15 335 883 ton, untuk keperluan domestik sebanyak 8 435 302

ton. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber daya batubara

masih sangat dibutuhkan di negeri ini. Sumber daya batubara masih menjadi salah

satu pilihan bagi PLTU maupun industri untuk pembangkit tenaga listrik.

Tetapi untuk memproduksi batubara memang dibutuhkan aturan dan

strategi yang baik, agar sumber daya batubara dapat dimanfaatkan secara bijak

untuk memenuhi kebutuhan manusia. Maka dari itu pada penelitian ini akan

menganalisis biaya dan manfaat ekonomi wilayah kawasan hutan Bukit Munggu

yang terdapat sumber daya batubara melimpah di dalamnya dan direncanakan

akan dikonversi menjadi pertambangan batubara. Secara ekonomi, akan dianalisis

apakah pada kawasan hutan ini akan lebih bermanfaat saat tetap menjadi kawasan

hutan atau saat dikonversi menjadi pertambangan batubara. Untuk perhitungan

manfaat pertambangan batubara yang dihasilkan, akan diestimasi dari jumlah

penerimaan dari kegiatan pertambangan batubara. Seperti yang sudah dijelaskan

pada metode penelitian bahwa penerimaan dari produksi batubara adalah

cerminan dari manfaat yang dihasilkan dari pertambangan batubara. Penerimaan

0

2000000

4000000

6000000

8000000

10000000

12000000

14000000

16000000

2008 2009 2010 2011 2012

Pen

jual

an B

atub

ara

(to

n)

Tahun

Domestik

Ekspor

Jumlah Penjualan

Page 70: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

52

pertambangan batubara adalah pemasukan (input) yang diperoleh dari kegiatan

produksi batubara.

Pada lahan kawasan hutan Bukit Munggu yang akan dikonversi menjadi

pertambangan batubara ini, jumlah manfaat yang dapat dihasilkan dari produksi

adalah sebesar Rp 4 105 001 760 000 /tahun. Jumlah manfaat batubara didapatkan

dari mengalikan jumlah volume batubara yang dapat dihasilkan dalam setahun

dengan harga batubara sesuai dengan harga pasar, dimana volume batubara yang

rata-rata diproduksi dalam setahun adalah sebanyak 4 000 0000 ton/tahun dengan

harga batubara (7000 Kcal/kg GAR) adalah sebesar Rp 1 026 250 /ton. Berikut

adalah perhitungan manfaat dari pertambangan batubara.

Manfaat Batubara = 4 000 000 ton/tahun x Rp 1 026 250 /ton

= Rp 4 105 001 760 000 /tahun

6.1.2 Biaya Pertambangan Batubara

Untuk melakukan suatu kegiatan produksi dibutuhkan biaya, termasuk

dalam pertambangan batubara. Biaya yang dikeluarkan untuk pertambangan

batubara bukan jumlah yang sedikit, karena banyak komponen biaya yang

diperlukan untuk kegiatan pertambangan batubara. Biaya yang dibutuhkan pada

pertambangan batubara mulai dari biaya eksplorasi hingga reklamasi lahan pasca

tambang batubara agar lahan tersebut dapat dimanfaatkan kembali.

Pada perhitungan biaya pertambangan batubara dalam penelitian ini

daianalisis dari komponen biaya dengan metode full costing. Menurut Khasanah

et al. (2011), full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi

yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalaman harga pokok

produksi. Harga pokok produksi yang dihitung melalui pendekatan full costing

terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, biaya overhead variabel, dan biaya overhead tetap) ditambah dengan

biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi, dan umum). Uraian

komponen biaya yang dibutuhkan untuk pertambangan batubara di lahan kawasan

hutan Bukit Munggu dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini:

Page 71: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

53

Tabel 7 Biaya Pertambangan Batubara

Uraian Biaya (Rp/satuan) Jumlah Biaya (Rp/tahun)

Biaya Produksi 1. Eksplorasi (ton) 1 500 6 000 000 000 2. Pompa (ton) 3 500 14 000 000 000

3. CHF Cost Tanjung Enim (ton) 21 000 84 000 000 000 4. Railway Cost (ton) 106 000 424 000 000 000 5. Port Cost (ton) 20 000 80 000 000 000 6. Surveyor, EMKL (ton) 875 3 500 000 000

7. Royalties dan iuran (ton) 5 500 22 000 000 000

8. Coorporate OH dan

Administration Cost (ton)

40 000 160 000 000 000

9. Lingkungan (ton) 5 200 20 800 000 000

Biaya Tambang

1. Tanah (bcm) 35 000 140 000 000 000

2. Batubara (7000 Kcal/kg GAR)

(ton)

29 000 116 000 000 000

Total Biaya 1 070 300 000 000

Sumber: Satuan Kerja Perencanaan Jangka Panjang PTBA (2014)

Berdasarkan perhitungan, biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan

kegiatan pertambangan batubara di lahan kawasan hutan Bukit Munggu dengan

produksi sebanyak 4 000 000 ton/tahun adalah sebesar Rp 1.07 triliun/tahun.

Komponen biaya dibagi menjadi dua yaitu biaya produksi dan biaya tambang.

Biaya produksi yang dimaksud adalah biaya operasi pertambangan batubara,

sedangkan biaya tambang adalah biaya penggalian tanah dan batubara beserta alat

beratnya.

Pada komponen biaya produksi terdapat sembilan jenis biaya. Pertama,

biaya eksplorasi digunakan untuk mengeksplorasi lahan yang akan ditambang,

dilakukan sebelum melakukan kegiatan penambangan, agar diketahui apakah pada

lahan tersebut terdapat batubara didalamnya dan layak untuk dilakukan

penambangan. Biaya yang dibutuhkan untuk mengeksplorasi potensi lahan ini

adalah sebesar Rp 6 milyar/tahun. Kedua, biaya pompa digunakan untuk

memompa air dalam bukaan tambang yang masih terdapat kandungan asam ke

dalam kolam, biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 14 milyar/tahun. Ketiga, biaya

CHF (Coal Handling Facility) Tanjung Enim adalah biaya yang digunakan untuk

fasilitas penunjang pertambangan batubara, seperti basecamp karyawan

Page 72: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

54

penambang batubara, garasi alat berat, bengkel alat berat, dan lain-lain sebesar Rp

84 milyar/tahun. Keempat, biaya railway cost adalah biaya pengiriman batubara

ke stockpile menggunakan kereta api sebesar Rp 424 milyar/tahun. Kelima, biaya

port cost adalah biaya pelabuhan yang digunakan untuk pengiriman batubara

kepada konsumen sebesar Rp 80 milyar/tahun. Keenam, surveyor, EMKL

(Ekspedisi Muatan Kapal Laut) adalah biaya untuk menguji sertifikasi kandungan

batubara dengan pihak ketiga (surveyor independent) kegiatan ini bisa dilakukan

sebelum maupun setelah pengiriman batubara kepada konsumen. Biaya surveyor,

EMKL yang dibutuhkan sebesar Rp 3.5 milyar/tahun. Ketujuh, royalties dan iuran

adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemerintah daerah dan pemerintah pusat,

dari sisi pemerintahan biaya ini termasuk menjadi manfaat sedangkan untuk yang

memproduksi batubara termasuk dalam komponen biaya. Biaya royalties dan

iuran adalah sebesar Rp 22 milyar/tahun. Kedelapan, biaya coorporate OH (Over

Head) dan administration cost adalah biaya untuk pengelolaan dan pelaksanaan

administrasi kegiatan pertambangan batubara sebesar Rp 160 milyar/tahun.

Kesembilan, biaya lingkungan adalah biaya yang digunakan untuk reklamasi

(pemulihan kembali) lahan pasca tambang sebesar Rp 20.8 milyar/tahun.

Pada komponen biaya tambang terdapat dua jenis biaya. Pertama, biaya

tanah adalah biaya yang digunakan untuk penggalian tanah dan penyewaan alat

beratnya sebesar Rp 140 milyar/tahun. Kedua, biaya batubara (7000 Kcal/kg

GAR) adalah biaya penggalian batubara dengan kandungan batubara yang ada

pada lahan tersebut sebesar 7000 Kcal/kg GAR serta biaya penyewaan alat berat

untuk penggalian batubara sebesar Rp 116 milyar/tahun.

6.2 Analisis Nilai Penggunaan Kawasan Hutan

Nilai penggunaan kawasan hutan atau Total Economic Value (TEV) yang

dikuantifikasi pada penelitian ini adalah nilai air yang digunakan oleh masyarakat

Tanjung Enim, nilai karbon yang dapat dihasilkan kawasan hutan, nilai oksigen

yang dapat dihasilkan dari pepohonan dalan kawasan hutan, dan nilai rumput yang

digunakan peternak sapi. Nilai penggunaan kawasan hutan pada penelitian ini

dikuantifikasi dengan menggunakan metode valuasi dan analisis nilai pasar

(market value). Kuantifikasi nilai penggunaan sumberdaya dalam kawasan hutan

Page 73: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

55

dilakukan untuk mengestimasi nilai ekonomi manfaat penggunaan kawasan hutan

secara moneter, sehingga dapat dibandingkan dengan manfaat dan biaya ekonomi

dari kegiatan pertambangan batubara. Tetapi dalam penelitian ini TEV menjadi

bagian dari biaya, yaitu opportunity cost. Dimana pada kegiatan konversi kawasan

hutan menjadi pertambangan batubara manfaat yang dihasilkan dari sumber daya

yang ada dalam kawasan hutan akan hilang digantikan dengan manfaat yang dapat

dihasilkan dari produksi batubara.

6.2.1 Nilai Air

Pada penelitin ini akan dihitung nilai air yang digunakan oleh masayarakat

Tanjung Enim. Harga air yang digunakan adalah harga air dari PDAM Kabupaten

Muara Enim adalah sebesar Rp 25 000 /m3, sedangkan penentuan jumlah

penggunaan air rata-rata masyarakat menggunakan literatur dan penelitian yang

pernah dilakukan, disebutkan penggunaan air rata-rata manusia per hari adalah

144 liter. Jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Enim adalah sebanyak 13 946

orang. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai air adalah sebesar Rp 18.27

milyar/tahun. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Nilai Air

Uraian Jumlah Nilai Total (Rp/tahun)

Penggunaan air (m3/tahun) 73 0993.5

Jumlah penduduk (jiwa) 13 946 Harga air (Rp/m

3) 25 000

Nilai total air 18 274 838 400

Sumber: Data diolah (2014)

6.2.2 Nilai Karbon

Manfaat tidak langsung yang dihitung pada penelitian ini adalah nilai

karbon. Manfaat nilai karbon yang dihasilkan kawasan hutan dianalisis

menggunakan analisis market value (nilai pasar). Menurut penelitian Yusuf

(2010) satu hektar hutan sekunder dapat menyimpan 95 ton karbon dan satu

hektar hutan primer dapat menyimpan 263 ton karbon, dengan nilai karbon pada

saat ini adalah sebesar $ 10 ($ 1 = Rp 12 226). Hutan primer adalah hutan yang

telah mencapai umur lanjut dan ciri struktural tertentu yang sesuai dengan

Page 74: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

56

kematangannya, sedangkan hutan sekunder adalah hutan-hutan yang merupakan

hasil regenerasi (pemulihan) setelah sebelumnya mengalami kerusakan ekologis.

Maka dari literatur diatas dapat ditentukan pada kawasan hutan Bukit

Munggu ini hutan yang ada termasuk kedalam jenis hutan primer. Berdasarkan

perhitungan didapatkan nilai serapan karbon di kawasan hutan Bukit Munggu

adalah sebesar Rp 8.26 milyar/tahun, dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini:

Tabel 9 Nilai Karbon Uraian Jumlah Nilai Total (Rp/tahun)

Luas lahan (ha) 257 Jumlah karbon (ton) 67 591 Harga karbon (Rp/ton) 122 260 Nilai total karbon 8 263 675 660

Sumber: Data diolah (2014)

6.2.3 Nilai Oksigen

Pada penelitian ini oksigen merupakan manfaat tidak langsung yang

dihasilkan kawasan hutan, dimana dalam kawasan hutan terdapat banyak tegakan

pohon yang dapat menghasilkan oksigen yang sangat diperlukan bagi manusia.

Menurut Pracoyo dan Pracoyo (2006) tanpa disadari manusia selalu membutuhkan

oksigen agar dapat tetap bernafas. Oksigen adalah barang non ekonomis, karena

untuk mendapatkannya kita tak perlu membayar. Oksigen memang bermanfaat,

namun karena jumlahnya berlimpah, menjadi tidak punya nilai. Namun begitu

tempat tinggal kita mengalami polusi udara dan kita harus pergi ke suatu tempat

untuk mendapatkan udara yang bersih maka oksigen sudah menjadi barang

ekonomi. Hal ini juga dikemukakan oleh Sugiarto, et al (2002) bahwa status suatu

barang dapat berubah terkait dengan waktu dan tempat. Sebagai gambaran, pada

umumnya oksigen adalah barang bebas, tapi bagi seseorang yang mengalami

kekurangan oksigen, oksigen dapar berubah menjadi barang ekonomi. Maka dari

itu dalam penelitian ini jika kegiatan konversi dilakukan, maka udara akan

menjadi barang ekonomi. Sehingga manfaat dari udara atau oksigen yang

dihasilkan dari pepohonan yang ada di kawasan hutan perlu dihitung dan akan

menjadi opportunity cost pada kegiatan konversi kawasan hutan menjadi

pertambangan batubara.

Page 75: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

57

Pendugaan jumlah pohon di kawasan hutan dilakukan dengan pendekatan

luas dan jarak antar pohon. Jarak antar pohon sekitar 3 m dan luas lahan sebesar

257 ha, sehingga pendugaan jumlah pohon yang ada di kawasan hutan Bukit

Munggu adalah sebanyak 23 130 000 pohon. Menurut Mahesi (2008), sebuah

pohon dapat menghasilkan 1.2 kg oksigen per hari. Untuk mengkonversikan ke

dalam satuan liter, maka terlebih dahulu harus diketahui massa jenis oksigen.

Massa jenis oksigen adalah (0o

C; 101.325 kPa) 1.429 g/liter dengan harga

oksigen saat ini adalah sebesar Rp 25 000 per liter. Sehingga nilai oksigen yang

dapat dihasilkan dari kawasan hutan Bukit Munggu adalah sebesar 176 752

triliun/tahun, untuk perhitungan nilai oksigen dapat dilihat pada tabel 10 berikut:

Tabel 10 Nilai Oksigen Uraian Jumlah Nilai Total (Rp/tahun)

Luas lahan (ha) 257 Jumlah pohon (pohon) 23 130 000 Harga oksigen (Rp/liter) 25 000 Massa jenis oksigen (g/liter) 1.429 Nilai total oksigen 176 752 694 191 742 000

Sumber: Data diolah (2014)

6.2.4 Nilai Rumput

Manfaat langsung yang dihitung pada penelitian ini adalah manfaat hutan

dalam menghasilkan makanan untuk hewan ternak masyarakat Tanjung Enim.

Hewan ternak yang dibebaskan untuk mencari makan di kawasan hutan ini adalah

sapi. Peternak sapi yang mengembalakan sapinya pada kawasan hutan ini adalah

berjumlah empat orang, dengan jumlah sapi yang dimiliki adalah sebanyak 54

ekor. Pada tabel 11 dapat dilihat jumlah peternak sapi yang menggembalakan

sapinya di kawasan hutan yang akan dikonversi.

Tabel 11 Peternak Sapi di Kawasan Hutan

Nama Peternak Jumlah Sapi (ekor)

Peternak 1 17 Peternak 2 5 Peternak 3 9 Peternak 4 23 Total 54

Sumber: Data diolah (2014)

Page 76: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

58

Menurut Yulianto dan Saparinto (2010), seekor sapi membutuhkan pakan

rumput segar sebanyak 45 kg per hari, sehingga dalam setahun dibutuhkan rumput

sebanyak 16 380 kg untuk memenuhi kebutuhan makanan sapi. Sedangkan

menurut harga pasar, harga rumput adalah sebesar Rp 400 /kg. Berdasarkan hasil

perhitungan, didapatkan nilai total rumput adalah sebesar Rp 353 808 000 /tahun.

Pada tabel 12 dapat dilihat hasil perhitungan nilai rumput yang dimanfaatkan oleh

peternak sapi.

Tabel 12 Nilai Rumput

Uraian Jumlah Nilai Total (Rp/tahun)

Sapi (ekor) 54 Rumput (kg/tahun) 884 520 Harga rumput (Rp/kg) 400 Nilai total rumput 353 808 000

Sumber: Data diolah (2014)

6.2.6 Analisis Willingness To Pay (WTP)

Responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang, semua responden

adalah masyarakat Tanjung Enim yang tinggal pada kawasan hutan. Karakteristik

responden dalam penelitian ini sangat beragam sehingga diharapkan dapat

mewakili seluruh masyarakat Tanjung Enim yang merasakan manfaat dan jasa

lingkungan yang dihasilkan dari kawasan hutan.

Pada penelitian ini analisis nilai willingness to pay menggunakan

pendekatan CVM (Contingen Valuation Method), untuk mengetahui nilai WTP

responden terhadap existence value (nilai keberadaan), bequest value (nilai

warisan), dan option value (nilai pilihan) kawasan hutan. Nilai WTP tersebut

diperlukan untuk memvaluasi kawasan hutan menjadi nilai moneter sehingga

dapat dibandingkan dengan analisis pendapatan pertambangan batubara.

6.2.6.1 Analisis WTP Existence Value

Analisis WTP existence value digunakan untuk mengetahui seberapa besar

WTP yang ingin dibayarkan oleh responden bagi keberadaan kawasan hutan Bukit

Munggu, dimana responden pada penelitian ini adalah masyarakat Tanjung Enim

yang merasakan manfaat dari kawasan hutan Bukit Munggu. Hasil perhitungan

rataan WTP dan total WTP existence value dapat dilihat pada Tabel 13.

Page 77: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

59

Tabel 13 WTP Existence Value Responden

No WTP

(Rp/KK/Tahun)

Frekuensi

(orang)

Rataan WTP

(Rp)

Total WTP

(Rp)

1 5 000 3 375 15 000

2 10 000 9 2 250 90 000

3 15 000 4 1 500 60 000

4 20 000 7 3 500 140 000

5 25 000 6 3 750 150 000

6 30 000 5 3 750 150 000

7 35 000 1 875 35 000

8 40 000 2 2 000 80 000

9 50 000 2 2 500 100 000

10 60 000 1 1 500 60 000

Total 40 22 000 880 000

Sumber: Data diolah (2014)

Hasil dari analisis WTP existence value menunjukkan nilai rataan WTP

existence value responden adalah sebesar Rp 22 000. Rataan nilai WTP dihitung

dari data distribusi WTP responden. Kemudian dilakukan pengelompokkan data

dari nilai WTP terkecil sampai nilai WTP terbesar yang sedia dibayarkan oleh

responden. Sedangkan untuk total nilai WTP existence value yang ingin

dibayarkan responden adalah sebesar Rp 880 000. Adapun nilai keberadaan

(existence value) didapatkan dari mengalikan nilai rataan dengan jumlah

penduduk, dimana jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Enim adalah sebanyak

13 465 orang. Maka didapatkan nilai keberadaan hutan adalah sebesar Rp 296 912

000 /tahun. Besaran nilai yang dihasilkan tersebut menggambarkan penilaian

masyarakat Tanjung Enim terhadap manfaat dan jasa lingkungan yang diberikan

atas keberadaan (exsistance value) hutan. Sedangkan hubungan antara jumlah

WTP yang dibayarkan dengan jumlah responden yang bersedia membayar dapat

digambarkan dengan kurva bid WTP, dimana semakin tinggi harga yang

dibayarkan maka semakin semakin sedikit jumlah orang yang bersedia membayar.

Kurva permintaan WTP existence value dapat dilihat pada lampiran 1.

Analisis fungsi WTP existence value digunakan untuk mengetahui faktor-

faktor yang berpengaruh terdahap WTP responden. Analisis fungsi WTP

dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan menduga lima

variabel penjelas (independent variable) yaitu variabel usia, tingkat pendidikan,

penghasilan, jumlah tanggungan, dan dengan variabel dummy jenis kelamin. Hasil

analisis regresi nilai WTP responden dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 78: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

60

Tabel 14 Analisis Linier Berganda WTP Existence Value

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant -4.559 1.741 -2.62 0.013

JK -0.0257 0.1141 -0.23 0.823 1.1

U 0.2164 0.2133 1.01 0.317 1.2

TP 0.8321 0.3044 2.73 0.010* 1.6

P 0.7830 0.1252 6.25 0.000* 1.5

JT -0.1872 0.1291 -1.45 0.156** 1.2

R-Square 73.3 %

Adjusted R-Square 69.4 %

Durbin Watson 2.3325

F-Statistik 18.71 0.000

Keterangan:

* : Signifikan pada taraf nyata (α = 0.05)

** : Signifikan pada taraf nyata(α = 0.2)

Berdasarkan hasil regresi tersebut didapatkan nilai R2 sebesar 73.3 persen

yang berarti keragaman nilai WTP responden dapat dijelaskan oleh variabel dalam

model sebesar 73.3 persen sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel diluar

model. Nilai Fhit diperoleh sebesar 18.71 dengan nilai P sebesar 0.000

menunjukkan bahwa variabel penjelas dalam model bersama-sama berpengaruh

nyata terhadap nilai WTP responden pada taraf kepercayaan (α) 5 persen. Model

yang dihasilkan pada penelitian ini telah dilakukan uji asumsi klasik yaitu uji

normalitas, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. Menurut hasil regresi,

model sudah memenuhi parameter uji asumsi klasik (sumber lampiran 4). Model

yang dihasilkan dari hasil regresi adalah sebagai berikut:

ln WTPK = -4.56– 0.026 JK + 0.216 U +0.832 TP + 0.783 P – 0.187 JT

Pada model tersebut diketahui variabel penjelas yang berpengaruh nyata

pada WTP keberadaan masyarakat Tanjung Enim adalah variabel pendapatan,

tingkat pendidikan, dan jumlah tanggungan. Variabel tingkat pendidikan

mempunyai nilai P-value sebesar 0.010 menunjukkan bahwa variabel tingkat

pendidikan berpengaruh nyata terhadap WTP responden pada taraf kepercayaan

(α) 5 persen. Nilai koefisisen yang bertanda positif (+) dengan nilai 0.8321 berarti

bahwa setiap kenaikan tingkat pendidikan responden selama 1 tahun maka nilai

WTP yang diberikan akan meningkat sebesar 0.8321 persen. Hal ini disebabkan

oleh responden yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi memiliki ilmu

pengetahuan tentang lingkungan yang lebih tinggi, sehingga memiliki keinginan

Page 79: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

61

membayar yang lebih tinggi. Keinginan membayar yang lebih tinggi juga dapat

disebabkan karena sebagian besar responden yang memiliki tingkat pendidikan

lebih tinggi, memiliki pendapatan yang lebih tinggi.

Variabel pendapatan memiliki nilai P-value sebesar 0.000 menunjukkan

bahwa variabel pendapatan berpengaruh nyata terhadap WTP responden pada

taraf kepercayaan (α) 5 persen. Nilai koefisien yang bertanda positif (+) dengan

nilai 0.7830 berarti bahwa setiap peningkatan pendapatan responden sebesar satu

rupiah akan meningkatkan WTP sebesar 0.7830 persen. Responden yang memiliki

pendapatan yang lebih tinggi mempunyai keinginan membayar yang lebih tinggi,

karena mereka mempunyai uang lebih untuk disisihkan bagi keperluan lain salah

satunya menjaga kelestarian hutan.

Variabel jumlah tanggungan mempunyai P-value sebesar 0.156

menunjukkan bahwa variabel jumlah tanggungan berpengaruh nyata terhadap

WTP responden pada taraf kepercayaan (α) 20 persen. Nilai koefisien yang

bertanda negatif (-) dengan nilai 0.1872 berarti bahwa setiap peningkatan jumlah

tanggungan responden sebanyak 1 orang maka nilai WTP yang diberikan akan

menurun sebesar 0.1872 persen. Hal ini dikarenakan responden memiliki

tanggung jawab dan prioritas lebih untuk memenuhi kebutuhan keluarganya,

dibandingkan dengan menyisihkan uangnya untuk kelestarian lingkungan.

Adapun variabel-variabel bebas yang diduga berpengaruh terhadap nilai

WTP responden, namun setelah dilakukan analisis terhadap model ternyata tidak

berpengaruh secara signifikan yaitu jenis kelamin dan usia.

6.2.6.2 Analisis WTP Bequest Value

Analisis WTP bequest value digunakan untuk mengetahui seberapa besar

WTP yang ingin dibayarkan oleh responden bagi nilai warisan kawasan hutan

Bukit Munggu, dimana responden pada penelitian ini adalah masyarakat Tanjung

Enim yang merasakan manfaat dari kawsan hutan Bukit Munggu. Hasil

perhitungan nilai rataan WTP dan total nilai WTP bequest value responden dapat

dilihat pada Tabel 15.

Page 80: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

62

Tabel 15 WTP Bequest Value Responden

No WTP

(Rp/KK/Tahun)

Frekuensi

(Orang)

Rataan WTP

(Rp)

Total WTP

(Rp)

1 5 000 2 250 10 000

2 10 000 7 1 750 70 000

3 12 000 1 300 12 000

4 15 000 7 2 625 105 000

5 20 000 7 3 500 140 000

6 25 000 5 3 125 125 000

7 30 000 6 4 500 180 000

8 40 000 2 2 000 80 000

9 50 000 2 2 500 100 000

10 60 000 1 1 500 60 000

Total 40 22 050 882 000

Sumber: Data diolah (2014)

Berdasarkan perhitungan rataan WTP bequest value dari distribusi data

responden didapatkan nilai rataan WTP bequest value responden adalah sebesar

Rp 22 050. Sedangkan total nilai WTP bequest value yang ingin dibayarkan oleh

responden adalah sebesar Rp 882 000. Nilai warisan (bequest value) didapatkan

dari mengalikan rataan WTP bequest value dengan jumlah penduduk, maka

didapatkan nilai warisan hutan sebesar Rp 297 586 800 /tahun. Besaran nilai yang

dihasilkan tersebut menggambarkan penilaian manfaat dan jasa lingkungan atas

nilai warisan (bequest value) hutan. Sedangkan hubungan antara jumlah WTP

yang dibayarkan dengan jumlah responden yang bersedia membayar dapat

digambarkan dengan kurva bid WTP, dimana semakin tinggi harga yang

dibayarkan maka semakin semakin sedikit jumlah orang yang bersedia membayar.

Kurva permintaan WTP bequest value dapat dilihat pada lampiran 2.

Analisis fungsi WTP bequest value dilakukan dengan menggunakan

analisis regresi berganda dengan menduga lima variabel penjelas (independent

variable) yaitu variabel usia, tingkat pendidikan, penghasilan, jumlah tanggungan,

dan dengan variabel dummy jenis kelamin. Hasil analisis regresi nilai WTP

responden dapat dilihat pada Tabel 16.

Page 81: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

63

Tabel 16 Analisis Linier Berganda WTP Bequest Value

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant -1.598 1.586 -1.01 0.321

JK -0.0528 0.1040 -0.51 0.615 1.1

U -0.1282 0.1943 -0.66 0.514 1.2

TP 0.8500 0.2773 3.06 0.004* 1.6

P 0.6521 0.1141 5.72 0.000* 1.5

JT 0.0519 0.1176 0.44 0.662 1.2

R-Square 73.7 %

Adjusted R-Square 69.9 %

Durbin Watson 2.1938

F-Statistik 19.09 0.000

Keterangan: (*) Signifikan pada taraf nyata (α = 0.05)

Berdasarkan hasil regresi tersebut didapatkan nilai R2 sebesar 73.7 persen

yang berarti keragaman nilai WTP responden dapat dijelaskan oleh variabel dalam

model sebesar 73.7 persen sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel diluar

model. Nilai Fhit diperoleh sebesar 19.09 dengan nilai P sebesar 0.000

menunjukkan bahwa variabel penjelas dalam model bersama-sama berpengaruh

nyata terhadap nilai WTP responden pada taraf kepercayaan (α) 5 persen. Model

yang dihasilkan pada penelitian ini telah dilakukan uji asumsi klasik yaitu uji

normalitas, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. Menurut hasil regresi,

model sudah memenuhi parameter uji asumsi klasik (sumber lampiran 8). Model

yang dihasilkan dari hasil regresi adalah sebagai berikut:

ln WTPW = -1.60 – 0.053 JK – 0.128 U + 0.850 TP + 0.652 P – 0.052 JT

Pada model tersebut diketahui variabel penjelas yang berpengaruh nyata

pada WTP warisan masyarakat Tanjung Enim adalah variabel pendapatan dan

tingkat pendidikan. Variabel tingkat pendidikan mempunyai nilai P-value sebesar

0.000 menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan berpengaruh nyata

terhadap WTP responden pada taraf kepercayaan (α) 5 persen. Nilai koefisisen

yang bertanda positif (+) dengan nilai 0.6521 berarti bahwa setiap kenaikan

tingkat pendidikan responden selama 1 tahun maka nilai WTP yang diberikan

akan meningkat sebesar 0.6521 persen. Keinginan membayar yang lebih tinggi

disebabkan oleh responden yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi

memiliki ilmu pengetahuan tentang lingkungan yang lebih tinggi.

Page 82: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

64

Variabel pendapatan memiliki nilai P-value sebesar 0.004 menunjukkan

bahwa variabel pendapatan berpengaruh nyata terhadap WTP responden pada

taraf kepercayaan (α) 5 persen. Nilai koefisien yang bertanda positif (+) dengan

nilai 0.8500 berarti bahwa setiap peningkatan pendapatan responden sebesar satu

rupiah akan meningkatkan WTP sebesar 0.8500 persen. Responden yang memiliki

pendapatan yang lebih tinggi mempunyai keinginan membayar yang lebih tinggi,

karena mempunyai uang lebih untuk digunakan pada pemanfaatan lain.

Adapun variabel-variabel bebas yang diduga berpengaruh terhadap nilai

WTP responden, namun setelah dilakukan analisis terhadap model ternyata tidak

berpengaruh secara signifikan yaitu jenis kelamin, usia, dan jumlah tanggungan.

6.2.6.3 Analisis WTP Option Value

Analisis WTP option value digunakan untuk mengetahui seberapa besar

WTP yang ingin dibayarkan oleh responden bagi nilai pilihan kawasan hutan

Bukit Munggu, dimana responden pada penelitian ini adalah masyarakat Tanjung

Enim yang merasakan manfaat dari kawsan hutan Bukit Munggu. Berdasarkan

perhitungan rataan WTP option value dari distribusi data responden didapatkan

nilai rataan WTP option value responden adalah sebesar Rp 24 550. Sedangkan

total nilai WTP option value yang ingin dibayarkan oleh responden adalah sebesar

Rp 982 000. Hasil perhitungan nilai rataan WTP dan total nilai WTP option value

responden dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 WTP Option Value Responden

No WTP

(Rp/KK/Tahun)

Frekuensi

(orang)

Rataan WTP

(Rp)

Total WTP

(Rp)

1 5 000 3 375 15 000

2 10 000 3 750 30 000

3 12 000 1 300 12 000

4 15 000 8 3 000 120 000

5 20 000 8 4 000 160 000

6 25 000 2 1 250 50 000

7 30 000 7 5 250 210 000

8 35 000 1 875 35 000

9 40 000 2 2 000 80 000

10 50 000 3 3 750 150 000

11 60 000 2 3 000 120 000

Total 40 24 550 982 000

Sumber: Data diolah (2014)

Page 83: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

65

Sehingga dari hasil perhitungan diperoleh nilai pilihan (option value)

kawasan hutan Bukit Munggu adalah sebesar Rp 331 326 800 /tahun, hasil ini

didapatkan dari mengalikan rataan WTP option value dengan jumlah penduduk.

Nilai tersebut menggambarkan penilaian manfaat dan jasa lingkungan atas nilai

pilihan (option value) hutan. Sedangkan hubungan antara jumlah WTP yang

dibayarkan dengan jumlah responden yang bersedia membayar dapat

digambarkan dengan kurva bid WTP, dimana semakin tinggi harga yang

dibayarkan maka semakin semakin sedikit jumlah orang yang bersedia membayar.

Kurva permintaan WTP option value dapat dilihat pada lampiran 3.

Analisis fungsi WTP option value dilakukan dengan menggunakan analisis

regresi berganda dengan menduga lima variabel penjelas (independent variable)

yaitu variabel usia, tingkat pendidikan, penghasilan, jumlah tanggungan, dan

dengan variabel dummy jenis kelamin. Hasil analisis regresi nilai WTP responden

dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Analisis Linier Berganda WTP Option Value

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant -1.673 2.120 -0.79 0.436

JK -0.0188 0.1390 -0.14 0.893 1.1

U -0.1093 0.2598 -0.42 0.676 1.2

TP 0.8353 0.3707 2.25 0.031* 1.6

P 0.6678 0.1525 4.38 0.000* 1.5

JT -0.0790 0.1572 -0.50 0.619 1.2

R-Square 60.8 %

Adjusted R-Square 55.0 %

Durbin Watson 1.6254

F-Statistik 10.54 0.000

Keterangan: (*) Signifikan pada taraf nyata (α = 0.05)

Berdasarkan hasil regresi tersebut didapatkan nilai R2 sebesar 60.8 persen

yang berarti keragaman nilai WTP responden dapat dijelaskan oleh variabel dalam

model sebesar 60.8 persen sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel diluar

model. Nilai Fhit diperoleh sebesar 10.54 dengan nilai P sebesar 0.000

menunjukkan bahwa variabel penjelas dalam model bersama-sama berpengaruh

nyata terhadap nilai WTP responden pada taraf kepercayaan (α) 5 persen. Model

yang dihasilkan pada penelitian ini telah dilakukan uji asumsi klasik yaitu uji

normalitas, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. Menurut hasil regresi,

Page 84: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

66

model sudah memenuhi parameter uji asumsi klasik (sumber lampiran 9). Model

yang dihasilkan dari hasil regresi ini adalah sebagai berikut:

ln WTPP = -1.67 – 0.019 JK – 0.109 U + 0.835 TP + 0.668 P – 0.079 JT

Pada model tersebut diketahui variabel penjelas yang berpengaruh nyata

pada WTP pilihan masyarakat Tanjung Enim adalah variabel pendapatan dan

tingkat pendidikan. Variabel tingkat pendidikan mempunyai nilai P-value sebesar

0.031 menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan berpengaruh nyata

terhadap WTP responden pada taraf kepercayaan (α) 5 persen. Nilai koefisien

yang bertanda positif (+) dengan nilai 0.8353 berarti bahwa setiap kenaikan

tingkat pendidikan responden selama 1 tahun maka nilai WTP yang diberikan

akan meningkat sebesar 0.8353 persen. Hal ini disebabkan oleh responden yang

memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi memiliki ilmu pengetahuan tentang

lingkungan lebih tinggi, sehingga mempunyai kesadaran tentang kelestarian

lingkungan lebih tinggi dari responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah.

Variabel pendapatan memiliki nilai P-value sebesar 0.000 menunjukkan

bahwa variabel pendapatan berpengaruh nyata terhadap WTP responden pada

taraf kepercayaan (α) 5 persen. Nilai koefisien yang bertanda positif (+) dengan

nilai 0.6678 berarti bahwa setiap peningkatan pendapatan responden sebesar satu

rupiah akan meningkatkan WTP sebesar 0.6678 persen.Responden yang memiliki

pendapatan yang lebih tinggi mempunyai keinginan membayar yang lebih tinggi,

karena mempunyai uang lebih untuk ikut serta dalam menjaga kelestarian hutan

agar masyarakat masih tetap dapat merasakan berbagai manfaat hutan yang ada di

dalamnya baik manfaat secara ekonomi maupun ekologi.

Adapun variabel-variabel bebas yang diduga berpengaruh terhadap nilai

WTP responden, namun setelah dilakukan analisis terhadap model ternyata tidak

berpengaruh secara signifikan yaitu usia, jenis kelamin, dan jumlah tanggungan.

6.2.7 Nilai Total Ekonomi Kawasan Hutan

Menurut Fatriani (2006), nilai merupakan persepsi manusia tentang makna

atau suatu objek (sumber daya hutan) bagi individu tertentu pada waktu dan

tempat tertentu. Oleh karena itu akan terjadi keragaman nilai sumber daya hutan

Page 85: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

67

berdasarkan pada persepsi dan lokasi masyarakat yang berbeda-beda. Nilai

sumber daya hutan sendiri diperoleh dari manfaat yang diperoleh masyarakat.

Masyarakat yang memperoleh manfaat secara langsung akan memiliki persepsi

yang positif terhadap nilai sumber daya hutan, dan hal tersebut dapat ditunjukkan

dengan tingginya nilai sumber daya hutan tersebut. Hal tersebut mungkin berbeda

dengan persepsi masyarakat yang tinggal jauh dari hutan dan tidak menerima

manfaat secara langsung.

Nilai total ekonomi pada kawasan hutan Bukit Munggu adalah nilai total

secara moneter dari semua manfaat yang dapat dihasilkan kawasan hutan, yaitu

akumulasi dari nilai penggunaan (use value) kawasan hutan dan nilai bukan

penggunaan (non use value) kawasan hutan. Berdasarkan perhitungan total nilai

ekonomi kawasan hutan adalah sebesar Rp 1.83 triliun/tahun. Nilai tersebut

didapatkan dari penjumlahan nilai penggunaan (use value) kawasan hutan yaitu

nilai air, nilai karbon, nilai oksigen, dan nilai rumput dengan nilai bukan

penggunaan (non use value) kawasan hutan yaitu nilai keberadaan (existence

value), nilai warisan (option value), dan nilai pilihan (option value). Hasil

perhitungan nilai total ekonomi kawasan hutan dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Nilai Total Ekonomi Kawasan Hutan

No. Keterangan Nilai Ekonomi (Rp/tahun)

Use Value

1. Nilai air 18 274 838 400 2. Nilai karbon 8 263 675 660 3. Nilai oksigen 176 752 694 191 742 000 4. Nilai rumput 353 808 000 5. Nilai pilihan 331 326 800

Non Use Value 1. Nilai keberadaan 296 912 000 2. Nilai warisan 297 586 800

Total Nilai Ekonomi 176 752 722 009 890 000 Sumber: Data diolah (2014)

6.3 Analisis Biaya dan Manfaat Ekonomi Konversi

Menurut Sugiyono (2001), analisis biaya dan manfaat digunakan untuk

mengevaluasi penggunaan sumber-sumber ekonomi agar sumber daya langka

dapat digunakan secara efisien. Dengan analisis ini, dapat menjamin penggunaan

sumber-sumber ekonomi yang efisien dengan memilih program yang memenuhi

Page 86: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

68

kriteria efisien. Analisis biaya dan manfaat merupakan alat bantu untuk membuat

keputusan dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat.

Analisis biaya dan manfaat ekonomi pada kawasan hutan dilakukan

dengan menghitung B/C rasio dari lahan kawasan hutan, yaitu dengan membagi

jumlah manfaat yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan

konversi. Dimana pada penelitian ini manfaat dalam konversi lahan adalah

manfaat dari produksi batubara yang dianalisis menggunakan analisis market

value, sedangkan komponen biayanya adalah biaya produksi batubara dan Total

Economic Value (TEV). TEV termasuk dalam opportunity cost dimana manfaat

yang diperoleh dari sumber daya yang ada dalam kawasan hutan akan hilang jika

lahan kawasan hutan di konversi menjadi pertambangan batubara. TEV di analisis

menggunakan metode valuasi dan market value, sedangkan biaya produksi

batubara menggunakan analisis market value. Hasil perhitungan manfaat dan

biaya ekonomi dari kegiatan konversi lahan kawasan hutan Bukit Munggu dapat

dilihat pada tabel 20 berikut:

Tabel 20 Manfaat dan Biaya Ekonomi Kegiatan Konversi

No. Keterangan Nilai Manfaat dan Biaya

(Rp/tahun) Nilai Hasil

I. Manfaat

Manfaat Produksi Batubara 4 105 001 760 000

II. Biaya

2.1 Nilai Ekonomi Total 1 835 184 913 067

a. Nilai air 18 274 838 400

b. Nilai karbon 8 263 675 660

c. Nilai oksigen 176 752 694 191 742 000

d. Nilai rumput 353 808 000

e. Nilai keberadaan 296 912 000

f. Nilai warisan 297 586 800

g. Nilai pilihan 331 326 800

2.2 Biaya Produksi Batubara 1 070 300 000 000

Total Biaya 176 753 764 491 742 000

III. B/C Rasio -0.000002

Sumber: Data diolah (2014)

Page 87: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

69

Dari tabel 21 dapat diketahui ada delapan nilai yang diestimasi pada

valuasi total nilai ekonomi kawasan hutan dalam penelitian ini. Nilai manfaat

yang dapat dihasilkan dari pertambangan batubara pada kawasan hutan Bukit

Munggu adalah sebesar Rp 4.10 triliun/tahun. Opportunity cost terbesar dari

kawasan hutan adalah oksigen, dimana oksigen adalah kebutuhan yang sangat

penting bagi kehidupan manusia. Sebenarnya oksigen bukanlah barang ekonomi,

namun jika terjadi penurunan kualitas udara maka oksigen menjadi barang

ekonomi, maka dari itu dibutuhkan penilaian untuk oksigen. Berdasarkan

perhitungan, nilai oksigen yang ada di kawasan hutan Bukit Munggu adalah

sebesar Rp 176 752 triliun/tahun. Untuk opportunity cost terbesar kedua adalah air.

Air adalah salah satu sumberdaya yang memiliki nilai yang cukup besar, karena

air adalah sumberdaya yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.

Manusia membutuhkan air setiap harinya untuk kebutuhan sehari-hari, seperti

minum, mandi, dan mencuci. Sedangkan opportunity cost terendah adalah rumput.

Dimana rumput hanya digunakan oleh peternak saja, sehingga nilainya tidak

sebesar manfaat sumber daya dalam kawasan hutan yang dimanfaatkan oleh

seluruh masyarakat Tanjung Enim. Berdasarkan perhitungan nilai rumput adalah

sebesar Rp 353.81 juta/tahun.

Selain itu biaya lain yang harus dikeluarkan adalah biaya untuk

memproduksi batubara. Jumlah biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan

kegiatan pertambangan batubara di kawasan hutan Bukit Munggu adalah sebesar

Rp 1.07 triliun/tahun dengan asumsi produksi batubara dalam setahun sebanyak

4 000 000 ton/tahun. Biaya yang dibutuhkan dalam pertambangan batubara dibagi

menjadi dua komponen, yaitu biaya produksi dan biaya tambang. Biaya tersebut

adalah biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan pertambangan batubara mulai dari

biaya eksplorasi yaitu biaya untuk identifikasi lahan yang akan dijadikan tambang

batubara sampai dengan biaya lingkungan yaitu biaya untuk reklamasi lahan

pasca tambang. Penambangan batubara yang dilakukan oleh PTBA disertai

dengan kegiatan reklamasi lahan pasca tambang batubara sesuai dengan peraturan

pemerintah yang tercantum dalam UU No. 4 tahun 2009 Pasal 96. Adapun dari

hasil perhitungan didapatkan total biaya dari kegiatan konversi lahan kawasan

Page 88: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

70

hutan Bukit Munggu menjadi pertambangan batubara adalah sebesar Rp 176 753

triliun/tahun.

Setelah mengetahui hasil estimasi dari manfaat dan biaya kegiatan

konversi kawasan hutan Bukit Munggu menjadi pertambangan batubara maka

analisis biaya dan manfaat ekonomi dapat dilakukan dengan menganalisis dari

hasil perhitungan benefit cost rasio. Dari hasil perhitungan didapatkan benefit cost

rasio pada studi kasus penelitian ini adalah sebesar -0.000002 berarti tidak

mamenuhi kriteria B/C rasio dimana suatu kegiatan dapat dijalankan jika hasil

dari B/C rasio lebih besar daripada satu. Manfaat yang dihasilkan dari lingkungan

jika di moneterkan dan dibandingkan dengan kegiatan lain tentu nilai manfaatkan

akan jauh lebih besar dari pemanfaatan lainnya. Tetapi jika ada kebutuhan yang

lebih penting dan sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

banyak tentu kegiatan konversi lahan kawasan hutan dapat dipertimbangkan

kembali, tentunya disertai dengan aturan dan ketetapan yang jelas dalam

melakukan kegiatan konversi tersebut. Misalnya jika akan melakukan kegiatan

konversi kawasan hutan menjadi pertambangan batubara adalah dengan

menyertainya dengan kegiatan reklamasi, dimana manfaat ekologis kawasan hutan

yang hilang saat dijadikan pertambangan dapat kembali memberikan manfaat

ekologis bagi masyarakat. Walaupun manfaat ekologis yang didapatkan tidak

akan sama persis seperti manfaat ekologis yang dihasilkan kawasan hutan pada

saat sebelum dilakukan konversi lahan.

Page 89: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

71

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Manfaat yang dapat dihasilkan dari kegiatan penambangan batubara di

kawasan hutan Bukit Munggu adalah sebesar Rp 4 105 001 760 000 /tahun,

sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan

penambangan batubara di kawasan hutan Bukit Munggu adalah sebesar

Rp 1 070 300 000 000 /tahun. Perkiraan cadangan batubara yang terdapat di

kawasan hutan Bukit Munggu dapat dimanfaatkan selama kurang lebih untuk

sepuluh tahun kedepan.

2. Nilai ekonomi total kawasan hutan Bukit Munggu adalah sebesar Rp 176 752

722 009 890 000 /tahun, dimana dalam penelitian ini nilai ekonomi total

kawasan hutan menjadi opportunity cost dalam kegiatan konversi kawasan

hutan menjadi pertambangan batubara. Nilai ekonomi total adalah nilai yang

didapatkan dari penjumlahan delapan hasil valuasi nilai ekonomi sumber daya

kawasan hutan Bukit Munggu. Nilai ekonomi tersebut diantaranya adalah

nilai air, nilai karbon, nilai oksigen, nilai rumput, nilai keberadaan (existence

value) kawasan hutan, nilai warisan (bequest value) kawasan hutan, dan nilai

pilihan (option value) kawasan hutan.

3. Berdasarkan hasil perhitungan manfaat yang dapat dihasilkan dari produksi

batubara di kawasan hutan Bukit Munggu adalah sebesar Rp 4 105 001 760

000 /tahun. Sedangkan biaya yang harus dikeluarkan dan dikorbankan untuk

kegiatan konversi adalah sebesar Rp 176 753 764 491 742 000 /tahun. Hasil

perhitungan menunjukkan bahwa manfaat yang dapat dihasilkan dari kegiatan

konversi kawasan hutan Bukit Munggu menjadi pertambangan batubara lebih

besar daripada biaya yang dikeluarkan. Setelah dilakukan analisis biaya dan

manfaat ekonomi didapatkan B/C rasio sebesar -0.000002, sehingga dapat

disimpulkan bahwa kegiatan konversi dari sudut pandang lingkungan belum

dapat dijalankan.

Page 90: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

72

7.2 Saran

1. Pelaksanaan kegiatan pertambangan batubara harus dilakukan dengan

mempertimbangkan luasan hutan yang ada pada wilayah tersebut, agar

tercipta pemanfaatan sumberdaya alam lestari.

2. Nilai lingkungan yang besar dari sumberdaya alam yang dapat dihasilkan dari

kawasan hutan harus dikelola secara optimal dan dimanfaatkan secara

bijaksana agar lingkungan dan sumberdaya alam yang terdapat pada kawasan

hutan dapat tetap lesatari dan manfaatnya dapat dirasakan manfaatnya secara

optimal bagi masyarakat.

3. Dari hasil perhitungan didapatkan B/C < 1, hasil ini menunjukkan bahwa

manfaat ekologis yang dapat dihasilkan oleh sumberdaya hutan nilainya

sangat besar. Sehingga dibutuhkan pertimbangan atau analisis yang lebih

mendalam lagi untuk melaksanakan kegiatan konversi kawasan hutan

menjadi pertambangan batubara.

4. Penelitian lanjutan yang lebih mendalam dengan menggunakan cash flow

sehingga dapat dibandingkan manfaat dan biaya dari kegiatan konversi

kawasan hutan Bukit Munggu menjadi pertambangan batubara yang lebih

rinci sepanjang umur proyek.

Page 91: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

73

DAFTAR PUSTAKA

Adger N, Brown K, Cerfigni R, Moran D. 1994. Towards Estimating Total

Economic Value of Forests in Mexico. Centre for Social and Economic

Research on the Global Environment. Inggris (GB): University of East

Anglia, University Collage London.

Albarqoni F. 2013. Valuasi Ekonomi Lahan Hutan yang Berpotensi Untuk

Konversi Menjadi Kawasan Industri Kariangau Balikpapan Kalimantan

Timur. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Asisten Deputi Ekonomi Lingkungan. 2011. Panduan Valuasi Ekonomi Kegiatan

Pertambangan. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup.

Barbier B, Acreaman M, Knowler D. 1997. Economic Valuation of Wetlands.

Ramsar Convention Bureau. United Kingdom: University of York.

Barry CF, Martha KF. 2002. Environmental Economics: An Introduction Third

Edition. Mc Graw Hill Companies. New York (US).

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan

Usaha Tahun 2009 – 2013. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

________________________. 2013a. Kecamatan Lawang Kidul dalam Angka

2013. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

________________________. 2013b. Neraca Energi Indonesia Tahun 2008-2013.

Jakarta: Badan Pusat Statistik.

[BPTT] Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2013. Outlook Energi

Indonesia 2013. Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Cavuta, Giacomo. 2012. Environmental Goods Valuation: The Total Economic

Value. Pescara (IT): University of Chieti.

Devkota, K H. 2006. Benefit-Cost Analysis of Agriculture Enterprise: A Case of

Jutpani VDC, Chitwan, Nepal. Nepal: Institute of Agriculture and Animal

Sciences. 27: 119-125.

Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. 2012. Statistik Batubara Indonesia

Tahun 2012. Jakarta: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. 2013. Produksi Batubara Indonesia

Tahun 2008-2013. Jakarta: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2006. Konsumsi Air Orang Indonesia. Jakarta:

Kementrian Pekerjaan Umum.

Page 92: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

74

Dunn, William N. 2003. Analisis Kebijakan Publik. Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta.

Fauzi, Akhmad. 2010. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. PT

GramediaPustaka Utama. Jakarta.

Fauzi, Akhmad. 2014. Valuasi Ekonomi dan Penilaian Kerusakan Sumber Daya

Alam dan Lingkungan. PT Penerbit IPB Press. Bogor.

Firdaus, Muhammad. 2011. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Bumi

Aksara. Jember.

Frick H, Setiawan PL. 2002. Ilmu Konstruksi Perlengkapan dan Untilitas

Bangunan. Kanisius. Yogyakarta.

Gilarso T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Kanisius. Yogyakarta.

Gray C, Simanjuntak P, Sabur LK, Maspaitella PFL, Varley RCG. 1993.

Pengantar Evaluasi Proyek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Gujarati, D. 2007. Dasar-dasar Ekonometrika Edisi Ketiga Jilid 1. Penerbit

Erlangga. Jakarta

Gujarati D, Porter DC. 2011. Dasar-dasar Ekonometrika Edisi 5 Buku 1. Salemba

Empat. Jakarta.

Iriawan N, Astuti SP. 2006. Mengolah Data Statistik dengan Mudah

Menggunakan Minitab 14. CV Andi Offset. Yogyakarta.

Iriani, Diniyya. 2013. Analisis Nilai Ekonomi Manfaat dan Dampak Negatif

Penambangan Pasir Illegal di Sungai Berantas Kelurahan Semampir Kota

Kediri. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Iskandar, Aditya. 2009. Pengertian Harga, Biaya, Nilai, dan Pasar. Jakarta (ID)

Juanda, Bambang. 2009. Ekonometrika: Pemodelan dan Pendugaan. IPB Press.

Bogor.

Kadariah. 1999. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. Lembaga Penelitian Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Kecamatan Lawang Kidul. 2013. Buku Monografi Kecamatan Lawang Kidul,

Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013. Sumatera

Selatan (ID).

Kelurahan Tanjung Enim, 2013. Laporan Monografi Kelurahan/Desa Tanjung

Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Provinsi

Sumatera Selatan Tahun 2013. Sumatera Selatan (ID).

Page 93: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

75

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2901

K/30/MEM/2013 tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal

Penjualan Batubara untuk Kepentingan dalam Negeri Tahun 2014.

Khasanah Eka N, Iskandar R, Kesuma AI. 2011. Penerapan Metode Full Costing

dalam Menentukan Harga Jual Batu Bara pada PT Energi Alam Sejahtera

di Samarinda (Studi Kasus pada PT Energi Alam Sejahtera di Samarinda).

Samarinda (ID). Universitas Mulawarman.

Mahesi, Vidya. 2008. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam Kebun Raya Cibodas.

[Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Marhayana S, Niartiningsih A, Idrus R. 2012. Manfaat Ekonomi Ekosistem

Mangrove di Taman Wisata Perairan Padaido Kabupaten Biak Numfor,

Papua. Makassar (ID): Universitas Hasanuddin Makassar.

Mutia SA, Ramli MI, Zubair A. 2013. Analisis Tingkat Ketersediaan dan

Kebutuhan RTH pada Kawasan Perumahan Kota Makassar. Makassar (ID):

Universitas Hassanudin.

Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial. PT Raja Grasindo Persada.

Jakarta.

Nurfatriani, Fitri. 2006. Konsep Nilai Ekonomi Total dan Metode Penilaian

Sumberdaya Hutan. Bogor (ID): Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi

Kehutanan 3(1):1829-8109

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 5 Tahun 2011 tentang

Pelaksanaan Kegiata Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.44/Menhut-II/2012

tentang Pengukuhan Kawasan Hutan.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Pertambangan Mineral dan Batubara.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1980 tentang Penggolongan Bahan-bahan

Galian.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2012 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Penggunaan Kawasan Hutan.

Pracoyo Tri K, Pracoyo A. 2006. Aspek Dasar Ekonomi Mikro. PT Grasindo.

Jakarta.

Prasetya, Ferry. 2012. Modul Ekonomi Publik Bagian VI: Analisis Biaya dan

Manfaat. Malang: Universitas Brawijaya.

Page 94: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

76

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara. Batubara.

2005. Jakarta: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara. 2005. Batubara Indonesia. Jakarta:

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Putri Eka IK, Ismail A, Wijayanti P, Buitenzorgi M, Maresvin N, 2010. Modul

Kuliah Ekonomi Lingkungan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rahmawaty, S. 2004. Hutan: Fungsi dan Peranannya Bagi Masyarakat. Sumatera

Utara (ID): Universitas Sumatera Utara.

Sayyidah, Lailatus. 2013. Kerugian Ekonomi Akibat Konversi Lahan Perkebunan

Kelapa Sawit Menjadi Pertambangan Emas (Studi Kasus: Desa Daya

Murni, Kecamatan Pelepat Ilir, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi).

[Skripsi]. Bogor: Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Setiawan, Kusrini DE. 2010. Ekonometrika. CV Andi Offset. Yogyakarta.

Sihaloho, M. 2004. Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria

(Kasus di Kelurahan Mulyaharjo, Kecamatan Bogor Selatan, Jawa Barat).

[Thesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. PT. Raja

Grafindo. Jakarta.

Sugiarto, Herlambang Tedy, Brastoro, Sudjana Rachmat, dan Kelana Said. 2000.

Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. PT Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Sugiyono, A. 2001. Analisis Manfaat dan Biaya Sosial. Yogyakarta (ID):

Universitas Gadjah Mada.

Sunyoto, Danang. 2013. Ekonomi Manajerian Konsep Terapan Bisnis. PT Buku

Seru. Jakarta.

Suparmoko, M. 2009. Panduan dan Analisis Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam

dan Lingkungan (Konsep, Metode Perhitungan, dan Aplikasi). BPFE-

Yogyakarta. Yogyakarta

Undang-undang Republik Indonesia nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan

Mineral dan Batubara.

Yulianto P, Saparinto C. 2010. Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Yusuf, S. 2010. Nilai Hasil Hutan yang Hilang Bila Terjadi Perubahan Fungsi

Hutan Lindung. Agritek Vol. 18. FPUB. Balikpapan.

Page 95: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

77

LAMPIRAN

Page 96: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

78

Lampiran 1 Kurva Permintaan WTP Existence Value

Lampiran 2 Kurva Permintaan WTP Bequest Value

Lampiran 3 Kurva Permintaan WTP Option Value

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

0 10 20 30 40 50

WTP

(R

p/t

ahu

n/K

K)

Jumlah Responden (Orang)

WTP Existance Value

Linear (WTP Existance Value)

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

0 10 20 30 40 50

WTP

(R

p/t

ahu

n/K

K)

Jumlah Responden (orang)

WTP Bequest Value

Linear (WTP Bequest Value)

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

0 10 20 30 40 50

WTP

(R

p/t

ahu

n/K

K)

Jumlah Responden (orang)

WTP Option Value

Linear (WTP Option Value)

Page 97: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

79

Lampiran 4 Hasil Estimasi Regresi Berganda WTP Existence Value

The regression equation is

WTPK = - 4,56 - 0,026 Jenis Kelamin + 0,216 Umur + 0,832 Pendidikan

+ 0,783 Penghasilan - 0,187 Tanggungan

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant -4,559 1,741 -2,62 0,013

Jenis Kelamin -0,0257 0,1141 -0,23 0,823 1,1

Umur 0,2164 0,2133 1,01 0,317 1,2

Pendidikan 0,8321 0,3044 2,73 0,010 1,6

Penghasilan 0,7830 0,1252 6,25 0,000 1,5

Tanggungan -0,1872 0,1291 -1,45 0,156 1,2

S = 0,347793 R-Sq = 73,3% R-Sq(adj) = 69,4%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 5 11,3159 2,2632 18,71 0,000

Residual Error 34 4,1127 0,1210

Total 39 15,4285

Source DF Seq SS

Jenis Kelamin 1 0,1941

Umur 1 0,0005

Pendidikan 1 6,3906

Penghasilan 1 4,4762

Tanggungan 1 0,2544

Unusual Observations

Jenis

Obs Kelamin WTPK Fit SE Fit Residual St Resid

38 0,00 9,2103 9,9417 0,0817 -0,7313 -2,16R

R denotes an observation with a large standardized residual.

Durbin-Watson statistic = 2,33251

Page 98: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

80

Lampiran 5 Hasil Uji Kolgomornov-Smirnov WTP Existence Value

Residuals

Pe

rce

nt

0,80,60,40,20,0-0,2-0,4-0,6-0,8

99

95

90

80

70

60

50

40

30

20

10

5

1

Mean

>0,150

4,440892E-16

StDev 0,3247

N 40

KS 0,082

P-Value

Probability Plot of ResidualsNormal

Lampiran 6 Hasil Uji Scatter plot WTP Existence Value

Residual

Pe

rce

nt

0,80,40,0-0,4-0,8

99

90

50

10

1

Fitted Value

Re

sid

ua

l

10,510,09,59,08,5

0,5

0,0

-0,5

Residual

Fre

qu

en

cy

0,40,20,0-0,2-0,4-0,6

8

6

4

2

0

Observation Order

Re

sid

ua

l

4035302520151051

0,5

0,0

-0,5

Normal Probability Plot of the Residuals Residuals Versus the Fitted Values

Histogram of the Residuals Residuals Versus the Order of the Data

Residual Plots for Existance Value

Page 99: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

81

Lampiran 7 Hasil Uji Glejser WTP Existence Value

The regression equation is

ln WTPK = 0,908 + 0,0692 Jenis Kelamin - 0,045 Umur + 0,100 Pendidikan

- 0,0491 Penghasilan - 0,0511 Tanggungan

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 0,9083 0,9482 0,96 0,345

Jenis Kelamin 0,06924 0,06216 1,11 0,273 1,1

Umur -0,0449 0,1162 -0,39 0,701 1,2

Pendidikan 0,0998 0,1658 0,60 0,551 1,6

Penghasilan -0,04909 0,06821 -0,72 0,477 1,5

Tanggungan -0,05109 0,07032 -0,73 0,473 1,2

S = 0,189459 R-Sq = 9,7% R-Sq(adj) = 0,0%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 5 0,13112 0,02622 0,73 0,605

Residual Error 34 1,22042 0,03589

Total 39 1,35154

Source DF Seq SS

Jenis Kelamin 1 0,05635

Umur 1 0,02435

Pendidikan 1 0,00085

Penghasilan 1 0,03063

Tanggungan 1 0,01894

Unusual Observations

Jenis

Obs Kelamin ln WTPK Fit SE Fit Residual St Resid

38 0,00 0,7313 0,2469 0,0445 0,4845 2,63R

R denotes an observation with a large standardized residual.

Durbin-Watson statistic = 1,24081

Page 100: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

82

Lampiran 8 Hasil Estimasi Regresi Berganda WTP Bequest Value

The regression equation is

WTPW = - 1,60 - 0,053 Jenis Kelamin - 0,128 Umur + 0,850 Pendidikan

+ 0,652 Penghasilan + 0,052 Tanggungan

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant -1,598 1,586 -1,01 0,321

Jenis Kelamin -0,0528 0,1040 -0,51 0,615 1,1

Umur -0,1282 0,1943 -0,66 0,514 1,2

Pendidikan 0,8500 0,2773 3,06 0,004 1,6

Penghasilan 0,6521 0,1141 5,72 0,000 1,5

Tanggungan 0,0519 0,1176 0,44 0,662 1,2

S = 0,316918 R-Sq = 73,7% R-Sq(adj) = 69,9%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 5 9,5843 1,9169 19,09 0,000

Residual Error 34 3,4149 0,1004

Total 39 12,9991

Source DF Seq SS

Jenis Kelamin 1 0,1186

Umur 1 0,1466

Pendidikan 1 5,6809

Penghasilan 1 3,6186

Tanggungan 1 0,0196

Unusual Observations

Jenis

Obs Kelamin WTPW Fit SE Fit Residual St Resid

7 1,00 8,5172 9,1485 0,1668 -0,6314 -2,34R

10 0,00 9,2103 9,8495 0,0747 -0,6391 -2,08R

37 1,00 11,0021 10,3773 0,0972 0,6248 2,07R

38 0,00 9,2103 9,9585 0,0745 -0,7481 -2,43R

R denotes an observation with a large standardized residual.

Durbin-Watson statistic = 2,19389

Page 101: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

83

Lampiran 9 Hasil Uji Kolgomornov-Smirnov WTP Bequest Value

Residuals

Pe

rce

nt

0,80,60,40,20,0-0,2-0,4-0,6-0,8

99

95

90

80

70

60

50

40

30

20

10

5

1

Mean

>0,150

1,376677E-15

StDev 0,2959

N 40

KS 0,090

P-Value

Probability Plot of ResidualsNormal

Lampiran 10 Hasil Uji Scatter plot WTP Bequest Value

Residual

Pe

rce

nt

0,80,40,0-0,4-0,8

99

90

50

10

1

Fitted Value

Re

sid

ua

l

10,510,09,59,08,5

0,8

0,4

0,0

-0,4

-0,8

Residual

Fre

qu

en

cy

0,60,40,20,0-0,2-0,4-0,6-0,8

10,0

7,5

5,0

2,5

0,0

Observation Order

Re

sid

ua

l

4035302520151051

0,8

0,4

0,0

-0,4

-0,8

Normal Probability Plot of the Residuals Residuals Versus the Fitted Values

Histogram of the Residuals Residuals Versus the Order of the Data

Residual Plots for Bequest Value

Page 102: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

84

Lampiran 11 Hasil Uji Glejser WTP Bequest Value

The regression equation is

sln WTPW = 2,25 - 0,0407 Jenis Kelamin - 0,201 Umur - 0,094 Pendidikan

- 0,0709 Penghasilan + 0,0165 Tanggungan

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 2,2473 0,9372 2,40 0,022

Jenis Kelamin -0,04073 0,06143 -0,66 0,512 1,1

Umur -0,2009 0,1148 -1,75 0,089 1,2

Pendidikan -0,0938 0,1639 -0,57 0,571 1,6

Penghasilan -0,07089 0,06741 -1,05 0,300 1,5

Tanggungan 0,01647 0,06950 0,24 0,814 1,2

S = 0,187245 R-Sq = 16,1% R-Sq(adj) = 3,8%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 5 0,22957 0,04591 1,31 0,283

Residual Error 34 1,19206 0,03506

Total 39 1,42163

Source DF Seq SS

Jenis Kelamin 1 0,02584

Umur 1 0,10036

Pendidikan 1 0,06459

Penghasilan 1 0,03682

Tanggungan 1 0,00197

Unusual Observations

Jenis

Obs Kelamin ln WTPW Fit SE Fit Residual St Resid

10 0,00 0,6391 0,2537 0,0441 0,3855 2,12R

37 1,00 0,6248 0,1749 0,0575 0,4499 2,52R

38 0,00 0,7481 0,2515 0,0440 0,4966 2,73R

R denotes an observation with a large standardized residual.

Durbin-Watson statistic = 1,99489

Page 103: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

85

Lampiran 12 Hasil Estimasi Regresi Berganda WTP Option Value

The regression equation is

WTPP = - 1,67 - 0,019 Jenis Kelamin - 0,109 Umur + 0,835 Pendidikan

+ 0,668 Penghasilan - 0,079 Tanggungan

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant -1,673 2,120 -0,79 0,436

Jenis Kelamin -0,0188 0,1390 -0,14 0,893 1,1

Umur -0,1093 0,2598 -0,42 0,676 1,2

Pendidikan 0,8353 0,3707 2,25 0,031 1,6

Penghasilan 0,6678 0,1525 4,38 0,000 1,5

Tanggungan -0,0790 0,1572 -0,50 0,619 1,2

S = 0,423631 R-Sq = 60,8% R-Sq(adj) = 55,0%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 5 9,4535 1,8907 10,54 0,000

Residual Error 34 6,1017 0,1795

Total 39 15,5553

Source DF Seq SS

Jenis Kelamin 1 0,2062

Umur 1 0,2135

Pendidikan 1 5,5326

Penghasilan 1 3,4560

Tanggungan 1 0,0453

Unusual Observations

Jenis

Obs Kelamin WTPP Fit SE Fit Residual St Resid

7 1,00 8,5172 9,3467 0,2230 -0,8295 -2,30R

10 0,00 8,5172 9,8915 0,0999 -1,3743 -3,34R

R denotes an observation with a large standardized residual.

Durbin-Watson statistic = 1,62540

Page 104: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

86

Lampiran 13 Hasil Uji Kolgomornov-Smirnov WTP Option Value

Residuals

Pe

rce

nt

1,00,50,0-0,5-1,0-1,5

99

95

90

80

70

60

50

40

30

20

10

5

1

Mean

>0,150

1,776357E-16

StDev 0,3955

N 40

KS 0,112

P-Value

Probability Plot of ResidualsNormal

Lampiran 14 Hasil Uji Scatter plot WTP Option Value

Residual

Pe

rce

nt

10-1

99

90

50

10

1

Fitted Value

Re

sid

ua

l

11,010,510,09,59,0

0,5

0,0

-0,5

-1,0

-1,5

Residual

Fre

qu

en

cy

0,50,0-0,5-1,0

10,0

7,5

5,0

2,5

0,0

Observation Order

Re

sid

ua

l

4035302520151051

0,5

0,0

-0,5

-1,0

-1,5

Normal Probability Plot of the Residuals Residuals Versus the Fitted Values

Histogram of the Residuals Residuals Versus the Order of the Data

Residual Plots for Option Value

Page 105: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

87

Lampiran 15 Hasil Uji Glejser WTP Option Value

The regression equation is

WTPP = 2,07 - 0,0346 Jenis Kelamin - 0,065 Umur + 0,028 Pendidikan

- 0,108 Penghasilan - 0,015 Tanggungan

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 2,074 1,397 1,48 0,147

Jenis Kelamin -0,03464 0,09158 -0,38 0,708 1,1

Umur -0,0645 0,1712 -0,38 0,709 1,2

Pendidikan 0,0283 0,2443 0,12 0,909 1,6

Penghasilan -0,1079 0,1005 -1,07 0,290 1,5

Tanggungan -0,0153 0,1036 -0,15 0,883 1,2

S = 0,279139 R-Sq = 6,0% R-Sq(adj) = 0,0%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 5 0,16829 0,03366 0,43 0,823

Residual Error 34 2,64924 0,07792

Total 39 2,81753

Source DF Seq SS

Jenis Kelamin 1 0,01684

Umur 1 0,02004

Pendidikan 1 0,02768

Penghasilan 1 0,10201

Tanggungan 1 0,00171

Unusual Observations

Jenis

Obs Kelamin WTPP Fit SE Fit Residual St Resid

10 0,00 1,3743 0,3101 0,0658 1,0642 3,92R

R denotes an observation with a large standardized residual.

Durbin-Watson statistic = 1,90210

Page 106: ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI KONVERSI … · 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 1 Potensi Batubara Indonesia ... Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan

88

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Enim pada 21 April 1993 dari Bapak

Ahmad Yani dan Ibu Esti Handayani. Penulis adalah putri pertama dari 3

bersaudara. Penulis lulus dari SMA Darul Hikam Bandung pada tahun 2010. Pada

tahun yang sama, penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur Uji Talenta Mandiri (UTM) pada program Mayor Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Selain itu, penulis juga

melengkapi mandat dari Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

dengan mengambil program Minor Komunikasi di Departemen Sains Komunikasi

dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia.

Selama mengikuti pendidikan di IPB, penulis aktif mengikuti organisasi

kemahasiswaan di IPB seperti Anggota di Organisasi Century (Center of

Enterpreneurship Development for Youth) IPB periode tahun 2010-2011, Kepala

Divisi Human Resourceand Development (HRD) Century IPB periode tahun

2011-2012, dan menjadi Dewan Komisaris Century IPB periode tahun 2012-2013.

Selain itu penulis juga aktif dalam organisasi luar kampus seperti menjadi Ketua

Divisi Taman Baca di Organisasi Sanggar Juara periode 2012-2013. Penulis juga

aktif dalam beberapa kepanitiaan yang ada di dalam kampus maupun luar kampus.