analisis alkana, alkuna

11
A. Analisis Alkana Alkana merupakan hidrocarbon jenuh oleh karena itu bersifat tidak reaktif bila direaksikan dengan unsur unsur logam kecuali karbon dan hydrogen Untuk menentukan rumus molekul alkana dapat dilakukan dengan reaksi pembakaran(combustion). Dari hasil pembakaran akan diperoleh rumus umum dari alkana CnH2n+n, dari rumus umum ini melalui perhitungan secara stokiometri dapat ditentukan rumus molekul dari senyawa yang dianalisis. Alkana bersifat nonpolar tidak larut dalam air, asam, dan H 2 SO 4 . Sifat fisik ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa alkana, jadi bila kita melarutkan suatu senyawa organik yang belum diketahui jenisnya ke dalam air, asam, basa, atau H 2 SO 4 dan senyawa tersebut tidak larut maka dapat dicurigai senyawa tersebut adalah alkana, tetapi uji ini tidak bersifat spesifik terhadap alkana karena ada senyawa organik lain yang bersifat nonpolar selain alkana. Alkana tidak mempunyai gugus fungsi yang bersifat spesifik seperti OH, C=O, C=C, dan lain-lain oleh karena itu jika dilakukan analisis terhadap suatu senyawa campuran dengan spektrum infrared maka alkana dapat diidentifikasi setelah senyawa lainnya yang mempunyai gugus fungsi spesifik teridentifikasi terlebih dahulu. Analisis Fisika terhadap alkana meliputi titik didih, titik leleh, bobot jenis,index bias, dapat dilakukan dengan membandingkan hasil analisis dengan standar yang telah ada. Struktur dari atom-atom yang menyusun molekul senyawa alkana dapat ditentukan menggunakan spektrum inframerah dan spektrum NMR, dengan terlebih dahulumenentukan/menemukan rumus molekul melalui reaksi pembakaran (combustion).

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 17-Nov-2014

634 views

Category:

Data & Analytics


8 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis alkana, alkuna

A. Analisis Alkana

Alkana merupakan hidrocarbon jenuh oleh karena itu bersifat tidak reaktif bila

direaksikan dengan unsur unsur logam kecuali karbon dan hydrogen

Untuk menentukan rumus molekul alkana dapat dilakukan dengan reaksi

pembakaran(combustion). Dari hasil pembakaran akan diperoleh rumus umum dari

alkana CnH2n+n, dari rumus umum ini melalui perhitungan secara stokiometri dapat

ditentukan rumus molekul dari senyawa yang dianalisis.

Alkana bersifat nonpolar tidak larut dalam air, asam, dan H2SO4. Sifat fisik ini dapat

digunakan untuk mengidentifikasi senyawa alkana, jadi bila kita melarutkan suatu

senyawa organik yang belum diketahui jenisnya ke dalam air, asam, basa, atau H2SO4

dan senyawa tersebut tidak larut maka dapat dicurigai senyawa tersebut adalah alkana,

tetapi uji ini tidak bersifat spesifik terhadap alkana karena ada senyawa organik lain yang

bersifat nonpolar selain alkana.

Alkana tidak mempunyai gugus fungsi yang bersifat spesifik seperti OH, C=O, C=C,

dan lain-lain oleh karena itu jika dilakukan analisis terhadap suatu senyawa campuran

dengan spektrum infrared maka alkana dapat diidentifikasi setelah senyawa lainnya yang

mempunyai gugus fungsi spesifik teridentifikasi terlebih dahulu.

Analisis Fisika terhadap alkana meliputi titik didih, titik leleh, bobot jenis,index bias,

dapat dilakukan dengan membandingkan hasil analisis dengan standar yang telah ada.

Struktur dari atom-atom yang menyusun molekul senyawa alkana dapat ditentukan

menggunakan spektrum inframerah dan spektrum NMR, dengan terlebih

dahulumenentukan/menemukan rumus molekul melalui reaksi pembakaran

(combustion).

B. Analisis Alkena

Pembelahan sikloalkana mengikuti pola yang sama persis, tetapi struktur siklik dari

alkena tercermin dalam sifat khusus dari produk. Ozonolysis dari sikloheksena,

misalnya, tidak merusak molekul menjadi dua aldehida jumlah karbon yang lebih rendah,

tetapi hanya menjadi senyawa enam karbon yang berisi dua kelompok aldehida

Page 2: Analisis alkana, alkuna

Alkena mempunyai gugus fungsi yang berupa ikatan-ikatan rangkap (double bound).

Untuk mengkarakterisasi senyawa yang tidak diketahui sebagai suatu alkena,kita harus

menunjukkan bahwa ia mengalami reaksi khas ikatan karbon-karbon ganda.

Kita bisa mencoba untuk menghidrogenasi senyawa yang tidak diketahui. Di sini, kita

bisa mengatakan, kita pasti bisa mengatakan apakah atau tidak terjadi reaksi: penurunan

tekanan hidrogen akan menunjukkan kepada kita selain yang telah terjadi. Hal ini benar,

dan hidrogenasi dapat menjadi alat analisis yang berguna. Tapi katalis harus siap, dan

sepotong yang cukup rumit aparat harus digunakan, seluruh operasi mungkin memakan

waktu beberapa jam.

Bila mungkin, kami memilih untuk tes karakterisasi reaksi yang cepat dan mudah

dilakukan, dan yang menimbulkan perubahan mudah diamati. Kami memilih tes yang

memerlukan beberapa menit dan tabung beberapa tes, tes di mana warna muncul atau

menghilang, atau gelembung gas yang berevolusi, atau bentuk endapan atau larut.

Pengalaman telah membuktikan bahwa alkena mempunyai ciri yg palingbagus,

daripada solusi dekolorisasi antara bromin didalam tetraklorid karbon dan dingin, encer,

larutan permanganat netral. Kedua tes tersebut mudah dilakukan ; pertama, warna merah

menghilang dan di sisi lain warna ungu menghilang dan diganti dengan mangan dioksida

coklat.

Pemberian bahwa kita telah memilih tes terbaik untuk karakterisasi alkena. Kita

tambah bromin dalam tetraklorid karbon dengan senyawa organik yang tidak

diketahui ,selanjutnya warna merah menghilang. Hanya dengan senyawa yang tidak kita

ketahui bereaksi dengan bromine, mungkin itu alkena. Tetapi ini tidak cukup hanya tahu

bahwa jenis senyawa tertetu berekasi dengan pereaksi yang diberikan ; kita juga harus

tau apa jenis senyawa lain yang juga bereaksi dengan preaksi tersebut. Dalam kasus ini,

zat yang diketahui tersebut kemungkinan adalah alkuna. (itu mungkin juga menjadi salah

satu dr sejumlah senyawa yang mengalami substitusi cepat oleh bromin; dalam kasus itu,

hydrogen bromida akan berevolusi dan dapat dideteksi dengan adanya awan yang

terbentuk ketika kita menghembuskan napas selama di dalam tabung tes.

Page 3: Analisis alkana, alkuna

Dengan cara yang sama, dekolorisasi tidak membuktikan bahwa senyawa tersebut

adalah suatu alkena, tetapi hanya jika itu berisi beberapa kelompok fungsional yang

dapat teroksidasi oleh permanganat. Senyawa itu mungkin alkena, tapi sebaliknya ungkin

alkuna, aldehid atau sejumlah senyawa yang mudah teroksidasi. Bahkan mungkin suatu

senyawa yang telah terkontaminasi dengan kotoran yang teroksidasi ; contohnya,

alkohol, tidak teroksidasi di bawah kondisi ini. Tetapi sering mengandung kotoran

tersebut. Kita biasanya bisa mengesampingkan hal ini dengan memastikan bahwa lebih

dari satu atau dua tetes preaksi terdekolarisasi.

Dengan sendirinya, tes karakterisasi tunggal jarang membuktikan bahwa tidak

diketahuinya salah satu jenis senyawa tertentu. Mungkin akan membatasi jumlah

kemungkinan; sehingga keputusan akhir kemudian dapat dibuat atas dasar uji tambahan.

Atau, sebaliknya, jika kemungkinan tertentu telah dieleminasi, tes tunggal dapat

mengizinkan pilihan akhir harus dibuat. Dengan demikian, uji bromine/permanganat

akan cukup untuk membedakan alkena dari alkana/ alkena dari alkil halide/ alkena dari

alkohol. 

Tes yang paling sering digunakan dalam menggambarkan alkena, adalah sebagai

berikut : (a) dekolorisasi cepat bromin dalam tetraklorid karbon tanpa evolusi HBr, tes

juga diberikan oleh alkuna; (b) dekolorisasi dingin, encer, netral, larutan permanganat

berair (uji Baeyer), tes jg diberikan olh alkuna dan aldehid. Juga membatu pelarutan

alkena dikonsentrasi dingin asam sufat, tes juga diberikan oleh bnyak senyawa yang

baik, termasuk semua yang mengandung oksigen. (Mereka berbentuk garam yang dapat

dilarutkan) dan senyawanya dapat langsung disulfonasi. Alkena dan alkilhalida tidak

dapat dilarutkan didalam asam belerang pekat dingin.

(Siklopropana yang siap untuk dilarutka didalam larutan asam belerang pekat, tetapi

tidak dioksidasi oleh permanganat).

Dari bentuk yang sudah kita lihat sejauh ini, alkohol juga dapat diuraikan didalam

larutan asam belerang. Alkohol juga dapat diunggulkan dari alkena, namun

kenyataannya, alkohol memberikan tes negatif selama kita tidak dialihkan oleh kotoran.

Alkohol primer dan sekunder dioksidasi oleh khrom anhidrida, CRO3, dalam larutan

asam belerang encer, tanpa dua detik, larutan orange bening ternyata., biru-hijau,

menjadi buram.

Karakter dari alkena, yang mungkin tidak dapat diidentifikasi seperti alkena yang

sebelumnya dijelaskan sebagai dasar dari properti fisik, termasuk spektrum inframerah

dan berat molekul. Bukti dari struktur baru dari senyawa baru adalah pencapaian terbaik

Page 4: Analisis alkana, alkuna

dari degradasi; pembelahan oleh ozon atau periodat/ permanganat, yang diikuti oleh

identifikasi dari bentuk potongan-potongan.

Sikloalkena adalah karakteristik dijalan yang sama dan rantai alkena terbuka. Salah

satunya adalah pembagian senyawa yang ditunjukkan oleh formula molekul mereka dan

degradasi produk. Sebagai contoh, hasil absorpsi dari hanya satu mol hidrogen

menunjukkan bahwa sikloheksana mengandung hanya satu ikatan karbon ganda, namun

formula molekulnya adalah C6H10, yang dalam satu rantai senyawa terbuka dapat sesuai

dengan dua rantai terbuka (atau tiga rantai terbuka). Hanya satu hubungan putaran

struktur yang cocok kenyataannya.

C. Analisis Alkuna

Ikatan-ikatan rangkap tiga telah menjadi bangunan penting untuk blok sintesis

organik. Keasaman alkuna memungkinkan dengan mudah dikonversi menjadi acetylide

logam, karena acetylide ini mempunyai ikatan rangkap tiga yang di kenal dengan

berbagai jenis khususnya dalam ikatan rangkap dua dan dengan tingkat tinggi

stereoselektivitas.

Dalam uji karakterisasi, alkuna menyerupai alkena: kedua senyawa tersebut

dekolorisasi bromin dalam karbon tetraklorida tanpa evolusi hidrogen bromida, dan

keduanya dekolorisasi dingin, netral, permanganat encer: mereka tidak teroksidasi oleh

kromat anhidrida. Seperti diena, bagaimanapun, mereka lebih tak jenuh yang

alkena. Sifat ini dapat dideteksi dengan penentuan rumus molekul mereka (CnH2n-2) dan

oleh hidrogenasi kuantitatif (dua mol hidrogen diambil per mol hidrokarbon).

Bukti struktur paling baik dilakukan dengan metode degradativ sama yang digunakan

dalam mempelajari alkena. Setelah alkuna ozonolysis menghasilkan asam karboksilat,

sedangkan alkena menghasilkan aldehid dan ketons. Sebagai contoh:

Page 5: Analisis alkana, alkuna

Alkuna Asam bereaksi dengan ion logam berat tertentu, terutama Ag+ dan Cu+, untuk

membentuk acetylides larut. Pembentukan endapan pada penambahan sebuah alkuna ke

dalam larutan AgNO3 dalam alkohol, merupakan indikasi dari hidrogen yang terikat

triply-ikatan karbon. Reaksi ini dapat digunakan untuk differentiatie terminal alkuna

(orang-orang dengan tiga ikatan di ujung rantai) dari alkuna non-terminal.

Jika dibiarkan kering, ini acetylides logam berat cenderung meledak. Mereka harus

dihancurkan saat masih basah oleh pemanasan dengan asam nitrat, asam mineral kuat

meregenerasi asam lemah, asetilena.

ALKANA

Alkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh dengan rumus umum : CnH2n + 2

Jenuh artinya semua ikatan yang digunakan adalah ikatan tunggal.

Tata nama alkana menurut IUPAC:

* Alkana rantai tak bercabang, diberi nama dengan menambahkan awalan n (normal). Misal :

n-pentana, n-heksana, ...

* Alkana bercabang terdiri atas dua bagian yaitu bagian rantai utama dan cabang.

* Rantai utama adalah rantai terpanjang dalam molekul yaitu yang memiliki jumlah atom C

paling banyak.

* Rantai utama diberi nama sesuai tabel di atas, sedangkan nama cabang diberi nama sesuai

cabangnya misalnya alkil, -CnH(2n+1).

* Posisi cabang pada rantai utama dinyatakan dengan awalan angka yang ditentukan dari

nomor atom terkecil pada ujung. Atom C ujung dipilih dari ujung di mana cabang

memperoleh nomor

terkecil.

*Jika terdapat 2 atau lebih cabang yang sama, nama cabang ditambah awalan di, tri, tetra, dst

sesuai jumlah cabang yang sama.

* Jika terdapat cabang-cabang yang berbeda penamaannya disusun menurut abjad.

Page 6: Analisis alkana, alkuna

* Jika terdapat penomoran yang sama dari kedua ujung rantai tama, mulailah dari salah satu

ujung sehingga cabang yang ditulis terlebih dahulu memiliki nomor terkecil.

ALKENA

Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap,

dengan rumus umum CnH2n

Aturan Penamaan Senyawa Alkena

1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap dua, berarti senyawa tersebut

merupakan senyawa alkena.

2. Hitung jumlah atom C-nya.

3. Tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan akhiran -ena.

4. Jika jumlah atom C senyawa alkena lebih dari 3, beri nomor setiap atom sedemikian rupa

sehingga nomor paling kecil terletak paling dekat dengan atom C yang terikat ikatan rangkap

dua. Kemudian, penamaan senyawa diawali oleh nomor atom C pertama yang terikat ke

ikatan rangkap 2, diikuti tanda (-) dan nama rantai induk.

5. Jika alkena memiliki cabang, tentukan rantai induk dan rantai cabangnya. Rantai induk

ditentukan dari rantai atom C terpanjang yang mengandung ikatan rangkap dua.

6. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkena rantai lurus.

7. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.

8. Urutan penulisan nama senyawa sama dengan urutan penulisan nama senyawa alkana.

Alkena yang Memiliki Ikatan Rangkap Dua Lebih dari Satu

1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap dua, berarti senyawa tersebut

merupakan senyawa alkena.

2. Hitung jumlah atom C-nya.

3. Hitung jumlah ikatan rangkap duanya. Jika jumlah ikatan rangkap duanya = 2, nama

senyawa diakhiri dengan akhiran -diena. Jika jumlah ikatan rangkap duanya = 3, nama

senyawa diakhiri dengan akhiran -triena.

4. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada dua

atau tiga atom C pertama yang terikat ikatan rangkap dua. Kemudian, penamaan senyawa

diawali oleh nomor atom C pertama dan kedua/ketiga yang terikat ke ikatan rangkap 2,

diikuti tanda (-) dan nama rantai induk.

5. Jika terdapat rantai cabang, penamaan rantai cabang seperti penamaan senyawa alkena.

Page 7: Analisis alkana, alkuna

ALKUNA

Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap tiga

dengan rumus umum :

CnH2n - 2

Secara umum, penamaan alkuna tidak jauh beda dengan penamaan alkana dan alkena.

Perbedaannya terletak pada akhiran nama senyawa. Berikut langkah-langkah memberi nama

senyawa alkuna :

1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut

merupakan

senyawa alkuna.

2. Hitung jumlah atom C-nya.

3. Tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan akhiran -una.

4. Jika jumlah atom C senyawa alkuna lebih dari 3, beri nomor setiap atom sedemikian rupa

sehingga nomor paling kecil terletak pada atom C yang terikat ikatan rangkap tiga.

Kemudian, penamaan senyawa diawali oleh nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan

rangkap 3, diikuti tanda (-) dan nama rantai induk.

5. Untuk alkuna bercabang:

* Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut

merupakan senyawa alkuna.

* Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya. Rantai induk ditentukan dari rantai atom C

terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga.

* Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada atom C

yang terikat ikatan rangkap tiga.

* Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkuna rantai lurus.

* Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.

* Urutan penulisan nama senyawa sama dengan urutan penulisan nama senyawa alkana dan

alkena.