analisa rasio keuangan

250
Analisa Rasio Keuangan (Ratio Analysis) Didalam proyeksi keuangan, Kemampuan likuiditas, solvabilitas dan kemapuan untuk menutup biaya operasi tentu harus dipertimbangkan dalam menyusun studi kelayakan usaha / studi kelayakan proyek / studi kelayakan bisnis (Feasibility Study of business). Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisa rasio keuangan yang tentu sebelumnya harus membuat terlebih dahulu proyeksi laba rugi (income statement), arus kas (cash flow), dan neraca (balance sheet). berikut ini adalah beberapa analisa rasio keuangan yang sering digunakan dalam laporan studi kelayakan : Liquidity Ratio (Rasio Likuiditas) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar. Alat untuk mengukur rasio likuiditas adalah Current Ratio dan Cash Ratio. Current Ratio diperoleh dari total aktiva lancar dibagi total hutang lancar. Semakin tinggi Current Ratio berarti semakin besar kemampuan aktiva lancar perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek. Cash Ratio diperoleh dari total kas dan bank dibagi total hutang lancar. Semakin tinggi Cash Ratio berarti semakin

Upload: roy-flo

Post on 23-Oct-2015

1.255 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan (Ratio Analysis)

Didalam proyeksi keuangan, Kemampuan likuiditas, solvabilitas dan kemapuan untuk menutup biaya operasi tentu harus dipertimbangkan dalam menyusun studi kelayakan usaha / studi kelayakan proyek / studi kelayakan bisnis (Feasibility Study of business). Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisa rasio keuangan yang tentu sebelumnya harus membuat terlebih dahulu proyeksi laba rugi (income statement), arus kas (cash flow), dan  neraca (balance sheet). berikut ini adalah beberapa analisa rasio keuangan yang sering digunakan dalam laporan studi kelayakan :

Liquidity Ratio (Rasio Likuiditas)Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar. Alat untuk mengukur rasio likuiditas adalah Current Ratio dan Cash Ratio. 

Current Ratio diperoleh dari total aktiva lancar dibagi total hutang lancar. Semakin tinggi Current Ratio berarti semakin besar kemampuan aktiva lancar perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek.  

Cash Ratio diperoleh dari total kas dan bank dibagi total hutang lancar. Semakin tinggi Cash Ratio berarti semakin besar kemampuan kas dan bank perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek. 

Page 2: Analisa Rasio Keuangan

Activity Ratio (Rasio Aktivitas)Rasio aktivitas menunjukkan bagaimana optimalisasi pemanfaatan sumber daya. Rasio ini diperoleh dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri, sehingga dapat diketahui tingkat efisiensi dalam mengelola aset yang dimiliki oleh perusahaan terhadap industri. Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk menghitung rasio aktivitas, salah satunya adalah Fixed Assets Turn Over dan Total Assets Turn Over.

Fixed Assets Turn Over menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva tetap untuk menciptakan penerimaan dan laba. FATO diperoleh dari nilai penerimaan dibagi total aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi FATO menunjukkan semakin tinggi pula perputaran aset tetap yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh laba.

Total Assets Turn Over dapat menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan total aktiva untuk menciptakan penerimaan dan laba. TATO diperoleh dari nilai penerimaan dibagi total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi TATO menunjukkan semakin tinggi pula perputaran aset yang dilakukan perusahaan.

Page 3: Analisa Rasio Keuangan

Leverage Ratio (Rasio Leverage) Rasio leverage menunjukkan kemampuan perusahaan atas proporsi penggunaan hutang dalam membiayai investasi. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage artinya perusahaan tersebut menggunakan 100 persen modal sendiri untuk membiayai investasi. Beberapa alat yang bisa digunakan untuk menghitung rasio leverage adalah Debt to Equity, Long Term Debt to Total Equity, Debt to Total Asset, dan Debt Service Coverage.

Debt to Total Asset diperoleh dari total hutang terhadap total aktiva. Rasio ini menunjukkan seberapa besar total aktiva yang dimiliki perusahaan yang berasal dari pembiayaan hutang. Semakin tinggi rasio hutang, maka semakin tinggi pula risiko yang dihadapi. Hal ini dapat menyebabkan investor meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi pula. 

Long Term Debt to Equity diperoleh dari hutang jangka panjang terhadap kekayaan pemilik (Ekuitas). Rasio ini dapat menunjukkan keamanan atas pinjaman yang diberikan oleh bank (kreditur). Semakin rendah rasio hutang jangka panjang perusahaan, maka semakin rendah proporsi modal pinjaman.

                                       Long Term Debt to Equity = Long Term Debt                                                                                            Equity

Debt to Equity Ratio diperoleh dari total kewajiban terhadap kekayaan pemilik (Ekuitas). Rasio ini dapat menunjukkan keamanan pinjaman yang diberikan oleh kreditur. Semakin rendah rasio hutang terhadap kekayaan pemilik, maka semakin rendah proporsi modal pinjaman.

Debt Service Coverage diperoleh dari laba bersih terhadap total angsuran. Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk melunasi angsuran atas kewajiban jatuh temponya. Apabila angka rasio yang didapat lebih dari 100%, menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam mengelola hutang-hutang yang dimilikinya.

Page 4: Analisa Rasio Keuangan

                                   Debt Service Coverage =         Laba Bersih                                                                                               Total Angsuran Pinjaman

Rasio ProfitabilitasRasio profitabilitas mampu menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Ada beberapa alat yang bisa digunakan untuk menghitung rasio profitabilitas, yaitu ; Net Profit Margin, Return on Asset (Return on Investment), Return on Equity (Return on Net Worth).

Operating Profit Margin diperoleh atas laba usaha dari operasional terhadap pendapatan. Semakin tinggi Operating Profit Margin menunjukkan semakin tinggi perolehan laba usaha dari operasional perusahaan.

Net Profit Margin diperoleh dari laba bersih terhadap pendapatan. Semakin tinggi NPM maka menunjukkan bahwa perolehan laba bersih perusahaan semakin besar.

Return on Asset diperoleh dari laba bersih terhadap total aset. Semakin tinggi nilai ROA menunjukkan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aset yang dikelolanya.

ROA= Net Income ÷ Total Asset                                                        

Return on Equity diperoleh dari laba bersih perusahaan terhadap kekayaan pemilik (Ekuitas). ROE menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba bagi pemegang saham. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan. Apabila proporsi hutang semakin besar maka semakin besar pula rasio ini.

Page 5: Analisa Rasio Keuangan

Selamat Belajar Studi Kelayakan Usaha

Memproyeksikan Pendapatan

Untuk memprediksi pendapatan / penjualan dimasa yang akan datang, baik di dalam laporan studi kelayakan usaha ataupun prediksi penjualan / pendapatan  / cash flow yang akan kita terima, tentunya harus memperhatikan berbagai macam aspek, misalnya inflasi, kenaikan harga bahan baku, dll. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap prosentase kenaikan per tahun dari penjulalan / pendapatan yang di inginkan. Dalam studi kelayakan usaha atau bisnis, tugas kita salah satunya adalah memproyeksikan pendapatan. Contoh kasus, PT WHY memiliki usaha trading Batu Kerikil. Pada tahun 2010, penjualan batu kerikil telah mencapai 100 Ton / tahun. Perusahaan tersebut memperkirakan setiap tahun akan ada kenaikan penjualan sebesar 5%. Namun karena persaingan yang semakin ketat, harga jual hanya dinaikkan 3% per tahun. Harga jual pada tahun ini adalah sebesar Rp.150. Bagaimanakah perhitungan untuk memproyeksikan pendapatan perusahaan tersebut? Berikut ini adalah tahapan penyelesaiannya :

Page 6: Analisa Rasio Keuangan

1. Untuk memproyeksikan penjualan (quantity) batu kerikil dengan kenaikan per tahun adalah 5%, maka rumus yang digunakan adalah Penjualan-tahun ke n = Penjualan tahun ke n-1 x (1+5%) :

1. Tahun 2011 = 100 x (1+5%) = 105 Ton2. Tahun 2012 = 105 x (1+5%) = 110 Ton3. Tahun 2013 = 110 x (1+5%) = 116 Ton4. Tahun 2014 = 116 x (1+5%) = 121 Ton dst

2. Sedangkan untuk memproyeksikan harga jual, rumus sama dengan di atas, hanya saja tingkat kenaikan harga jual di rubah menjadi 3%. Hasilnya dapat dilihat pada gambar di atas.

3. Selanjutnya untuk mengetahui pendapatan per tahun, maka Penjualan Quantity x Harga Jual.

4. Apabila ingin langsung mengetahun penjualan quantity secara langsung di tahun 2014, maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut Penjualan Tahun 2014 = Penjualan Tahun 2010 x (1+5%)^4; sehingga perhitungannnya adalah sebagai berikut Penjualan Tahun 2014 = 100 Ton x (1+5%)^4 = 100 Ton x 1,22 = 122 Ton.

Rumus-rumus di atas merupakan aplikasi dari Teori Time Value of Money (Nilai Waktu Uang) yaitu future value.  Selamat Belajar Studi Kelayakan Usaha Bro ^_^  Diposkan oleh Wahyu Endrian di 14:48 Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook

Kebutuhan Data Studi Kelayakan Perkebunan Kelapa Sawit

Page 7: Analisa Rasio Keuangan

Data / dokumen yang dibutuhkan dalam  penyusunan studi kelayakan proyek Perkebunan Kelapa sawit  adalah sebagai berikut :

1. Latar belakang proyek perkebunan kelapa sawit (inti) 2. Maksud dan Tujuan penyusunan studi kelayakan 3. Data Perseroan seperti Akte Pendirian Perseroan, Akte Perubahan Terakhir, NPWP, TDP,

SIUP, ITUP, Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, dan Perijinan-perijinan lainnya (dilampirkan)

Data perijinan yang dilampirkan, termasuk kontrak kerjasama dengan pihak III seperti :

Akte Pendirian dan Akte Perubahan

Semua perijinan yang sudah dimiliki (ijin perpanjangan atau perubahan terakhir, jika ada)

1. NPWP, TDP, SIUP2. Ijin HGU3. Surat pemberian ijin lokasi untuk perkebunan kelapa sawit.4. Surat keputusan Bupati tentang ijin pemanfaatan kayu (IPK) Land Clearing. 5. Surat keputusan Bupati tentang Pemberian ijin usaha perkebunan kepada

Perseroan.6. Surat keputusan kepala badan pertahanan nasional tentang pemberian Hak Guna

Usaha atas Tanah.7. Ijin HO (gangguan/huru-hara)8. Surat Persetujuan Penyaluran Benih Kelapa Sawit (SP2B-KS) Sumber Benih

Dalam Negeri9. AMDAL10. Surat Rekomendasi UKL / UPL

4. Company Profile

5. Kegiatan Usaha Perseroan

Kegiatan usaha saat ini Luas areal perkebunan kelapa sawit + ______ hektar Kondisi lahan saat ini (detail yang sudah ditanam TBM / TM termasuk umurnya)

6. Data Struktur Organisasi dan Manajemen perseroan, meliputi :

Struktur organisasi Perusahaan & job diskripsinya. Struktur organisasi di perkebunan Curriculum Vitae pengurus (direksi dan komisaris).

Page 8: Analisa Rasio Keuangan

SDM, meliputi jumlah karyawan (detail per bagian) berdasarkan jabatan atau fungsinya dan rencana gaji yang diberikan dalam sebulan.

7. Laporan Keuangan audit 5 tahun terakhir per 31 desember. Atau laporan keuangan pendirian, jika perusahaan baru berdiri.

8. Data Pesaing (jika ada)

9. Lokasi proyek dan iklim di daerah kelapa sawit

Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit Alasan / latar belakang pemilihan lokasi (disertai peta dan gambar/foto) Peta dan Koordinat Lokasi Peta Tophografi Iklim Berdasarkan kriteria kesesuaian lahan berdasarkan data di atas untuk perkebunan kelapa

sawit, perusahaan termasuk kelas S 1, 2 atau 3?

10. RAB untuk proyek perkebunan kelapa sawit - inti, yang meliputi : a. Investasi Tanaman (detail TBM 0, TBM 1, TBM 2 dan TBM 3)

Land clearing Pengawetan tanah Penanaman kelapa sawit Pembuatan prasarana survey dan sensus Biaya pemeliharaan (piringan dan gawangan, pengendalian lalang, pemupukan tanaman,

pengendalian hama dan penyakit dll)

b. Investasi nontanaman

Tanah Bangunan Kendaraan dan alat berat Mesin-mesin Inventaris kantor

Dari nilai investasi tersebut, masing-masing disertai detailnya, seperti berikut ini :

Tanah, disertai sertifikat tanah. Gedung, disertai gambar layout gedung. Nilai mesin disertai dengan penawaran dari supplier mesin / invoice.

Page 9: Analisa Rasio Keuangan

Inventaris kantor, terdiri dari ___________________________________ Kendaraan, terdiri dari ________________________________________

11. Rencana sumber dana untuk proyek pembangunan fisik perkebunan kelapa sawit adalah sebagai berikut :a. Investasi  ( pinjaman ____ % ; modal sendiri  ____ %)b. IDC ( pinjaman ____ % ; modal sendiri  ____ %)c. Modal Kerja ( pinjaman ____ % ; modal sendiri  ____ %)

Note : Rencana pencairan kredit KI pada bulan ____ tahun __ dan KMK pada bulan ____ tahun___.  (sesuai skedul proyek point 13).Tingkat bunga KI _____%, bunga KMK ____%Jangka waktu pinjaman ____ tahun.Grace period ___ bulan.

12. Skedul proyek pembangunan kelapa sawit inti dari perencanaan, pengurusan ijin, pembangunan, penanaman bibit kelapa sawit sampai menghasilkan.

13. Sistematika Perkebunan Kelapa Sawit.

Pengadaan bibit dan Persemaian Pengadaan sarana dan prasarana Penanaman dan pemeliharaan

14. Skedul proses penanaman kelapa sawit dari land clearing s/d menghasilkan (waktu yang dibutuhkan)

15. Produksi kelapa sawit Asumsi profil produksi (sesuai umur tanaman), dalam Ton TBS/ha per tahun (kelas ___)

16. Asumsi Harga Jual TBS per ton (jika sdh ada kontrak, dilampirkan)

17. Rincian biaya dari TBM

a. Rincian biaya dari TBM tahun 0  yang meliputi :

Land clearing Pengawetan tanah Penanaman kacang-kacangan Penanaman kelapa sawit Pembuatan prasarana Survey dan sensus

Page 10: Analisa Rasio Keuangan

b. Rincian biaya dari TBM tahun 1  yang meliputi :

Piringan dan gawangan Pengendalian lalang Pemupukan tanaman Pengendalian hama dan penyakit Penyisipan dan konsolidasi pokok doyong Perawatan prasarana Survey dan sensus

c. Rincian biaya dari TBM tahun 2  yang meliputi :

Piringan dan gawangan Pengendalian lalang Pemupukan tanaman Pengendalian hama dan penyakit Kastrasi dan sanitasi Penyisipan dan konsolidasi pokok doyong Perawatan parit dan konservasi tanah Perawatan prasarana Survey dan sensus

d. Rincian biaya dari TBM tahun 3  yang meliputi :

Piringan dan gawangan Pengendalian lalang Pemupukan tanaman Pengendalian hama dan penyakit Kastrasi dan sanitasi Penyisipan dan konsolidasi pokok doyong Perawatan parit dan konservasi tanah Perawatan prasarana Survey dan sensus

18. Rincian biaya pemeliharaan dan panen tanaman menghasilkan selama periode proyeksi keuangan yang meliputi :

a. Pemeliharaan TM b. Biaya panen

Detail masing-masing biaya untuk umur 4 – 7 tahun, 8 -14 tahun dan umur lebih dari 14.

Page 11: Analisa Rasio Keuangan

19. Jangka waktu hutang usaha

20. Realisasi penjualan (jika perusahaan sudah beroperasi sebelumnya), dalam ton dan nilai.

Realisasi penjualan lima tahun terakhir (dalam rupiah dan Quantity)

21. Rencana Penjualan

Rencana penjualan kelapa sawit per tahun Alokasi penjualan ______ % lokal dan sisanya ___% diekspor. Calon pembeli / buyer yang akan dituju Kontrak penjualan kelapa sawit dengan pembeli. Harga jual kelapa sawit (= point 17) Jangka waktu penjualan kredit (perputaran piutang), _____ bulan.

22. Tenaga Kerja a. Biaya Tenaga Kerja Langsung (existing dan proyek kerjasama)    Detail jumlah tenaga kerja langsung dan upah per orang

b. Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung (existing dan proyek kerja sama)    Detail jumlah tenaga kerja tak langsung dan gaji dari masing-masing jenjang   jabatan (per orang)

23. Asumsi beban usaha (beban penjualan dan beban umum & administrasi). Diposkan oleh Wahyu Endrian di 12:26

Kebutuhan Data Studi Kelayakan Pembangunan Hotel

Dalam menyusun Laporan Studi Kelayakan Usaha, tentunya perlu di dukung dengan data-data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.  Berikut ini akan ditampilkan contoh kebutuhan data (kuesioner) untuk proyek Studi Kelayakan Pembangunan Hotel: 

   Data / dokumen yang dibutuhkan dalam  penyusunan studi kelayakan proyek Renovasi Hotel ________________________ oleh PT. _______________________ dalam rangka pengajuann kredit Investasi / kredit modal kerja adalah sebagai berikut :

1.    Nama Hotel _____________________

2.    Kelompok hotel bintang  (satu/dua/tiga/empat/lima)

3.    Gambar design / layout Hotel (gambar existing dan gambar renovasi)

4.    Skedul pembangunan hotel yang dilakukan :

a.     Periode konstruksi bangunan hotel :

Page 12: Analisa Rasio Keuangan

               Pekerjaan struktur bangunan ( bulan _____  s/d _____ tahun _____)

               Pekerjaan Lanscape (bulan ____ s/d _____ tahun ____)

               Pekerjaan Arsitektur (bulan _____ s/d _____ tahun ____ )

               Pekerjaan Furniture & accessories  (bulan _____ s/d _____ tahun _____)

               Pekerjaan ME (bulan ____ s/d _____ tahun _____)

b.     Launching (bulan _____ tahun _____)

c.     Komersial (bulan _____ tahun _____)

5.    Pengeluaran biaya (RAB) untuk pembangunan Hotel yang , meliputi :

a.     Biaya pembangunan  fisik

b.     Biaya arsitektur

c.     Biaya furniture & accessories (termasuk restaurant, ruang meeting dll)

d.     Biaya ME

e.     Inventaris kantor

f.      Kendaraan.

g.     Dll

RAB harap disertai dengan BQ (bill of quantity) yang berasal dari kontraktor

Porsi pendanaan untuk Cost of Project (COP) tersebut : _____% pinjaman, _____% modal sendiri.

a.    Pinjaman KI yang diajukan sebesar Rp ____ juta dan KMK sebesar Rp ____ jutab.    Pinjaman direncanakan ditarik pada _______ (KI) dan _________ (KMK)c.    Jangka waktu angsuran ...... tahun.d.    Tingkat suku bunga KI      _____%e.    Tingkat suku bunga KMK  _____ %f.     Grace Period6.    Manajemen hotel dikelolah sendiri atau bekerjasama dengan pihak lain ?

Jika bekerjasama dg pihak lain, mohon surat kontraknya / MOU dilampirkan.

7.    Data perseroan, meliputi :

a.     Foto Copy Akte Pendirian Perusahaan dan Perubahannya.

b.     Curriculum Vitae pengurus (direksi dan komisaris).

c.     Struktur organisasi Perusahaan & job diskripsinya.

d.     Rencana SDM, meliputi jumlah karyawan Hotel berdasarkan jabatan atau fungsinya dan rencana gaji yang diberikan dalam sebulan

e.     Laporan keuangan Perusahaan tahun 2007s/d 2010 (audit).

f.      Foto Copy Legalitas lainnya (NPWP, ITUP (Izin Tempat Usaha Pariwisata), SIUP, Fatwa Planologi)

g.     Batas wilayah Hotel dan potensi wilayah sekitar hotel (Gambaran detail lokasi hotel  dan aksesibilitasnya)

h.     Copy akta tanah lokasi hotel.

8.    Pendapatan Kamar

a.     Jenis kamar

b.     Room rate

Page 13: Analisa Rasio Keuangan

c.     Jumlah kamar hotel (existing dan new)

d.     Data tingkat hunian hotel sejak hotel berdiri sampai dengan sekarang.

9.    Peruntukan ruangan yang dioperasikan selain kamar, seperti :

a. Ruang Meeting

               Kapasitas / jumlah orang  per ruang

               Jenis ruang rapat dan tarif sewa per ruang

               Rencana penjualan  (occupancy rate) ruang meeting yang disewakan

b. Toko

               Rencana penjualan (omzet)

               Beban Pokok Penjualan barang dagangan (% dari penjualan)

c. Restaurant

               Kapasitas orang per ruang

               Tarif per orang (breakfast, lunch, dinner)

d. Lain-lain (seperty gym, cofee shop dll)

               Penjelasan seperti ruangan yang lain untuk masing-masing peruntukan.

Jika peruntukan ruang tersebut diatas, tidak ada investasi furniture, maka diasumsikan ruangan tersebut disewakan.Diposkan oleh Wahyu Endrian di 23:15 Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook

Menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC)

Dalam menentukan kelayakan menggunakan IRR (Iinternal rate of return) maupun NPV (net present value) dalam studi kelayakan usaha ( feasibility study ) tentunya harus menghitung terlebih dahulu discount rate berupa Weighted Average Cost f Capital (WACC). Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menentukan WACC dengan menggunakan contoh kasus, yaitu :

Biaya proyek pembangunan  Villa oleh PT. AAA ini terdiri dari aktiva tetap  dan modal kerja, sebesar Rp 86.439.541.990,-.  

KETERANGAN   Nilai Buku

       %      Rp 000 

INVESTASI

Tanah    1.269.587.629      1,47%

Bangunan     8.332.798.732      9,64%

Infrastruktur    3.072.300.000       3,55%

Page 14: Analisa Rasio Keuangan

External    5.887.946.823       6,81%

Mesin       900.000.000       1,04%

Inventaris       483.000.000       0,56%

Kendaraan    1.500.000.000       1,74%

Biaya Perijinan & Pra Operasi    1.540.000.000       1,78%

sub total    2.985.633.184     26,59%

IDC    1.341.709.167        1,55%

Total Investasi 24.327.342.350      28,14%

Modal Kerja  62.112.199.639      71,86%

Total Biaya Proyek 86.439.541.990     100,00%

Sedangkan komposisi permodalan untuk investasi tersebut adalah sebagai berikut :

Komposisi Permodalan Rp. 000             %

Investasi

Pinjaman KI  14.115.000.000 16%

Modal Sendiri    8.870.633.184 10%

Sub Total Investasi  22.985.633.184 27%

IDC

KI IDC                       - 0%

Modal Sendiri    1.341.709.167 2%

Sub total IDC    1.341.709.167 2%

Modal Kerja

KMK  40.373.000.000 47%

Modal Sendiri  21.739.199.639 25%

Sub Total Modal Kerja  62.112.199.639 72%

Total Cost of Project  86.439.541.990 100%

Sumber dana dalam proyek ini dengan komposisi seperti dalam tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kebutuhan investasi sebesar Rp 22.985.633.184,- dibiayai dari pinjaman atau kredit invetasi (KI) sebesar Rp 14.115.000.000,- dan sisanya sebesar Rp 8.870.633.184,- dibiayai dari modal sendiri.  

2. Interst During Construction sebesar Rp. 1.341.709.167,- dibiayai dari modal sendiri.  

Page 15: Analisa Rasio Keuangan

3. Kebutuhan modal kerja sebesar Rp 62.112.199.639,- dibiayai dari pinjaman atau kredit modal kerja (KMK) sebesar Rp 40.373.000.000,- dan sisanya sebesar Rp 21.739.199.639 dibiayai dari  modal sendiri.

4. Tingkat bunga pinjaman KI sebesar 14,5% per tahun sedangkan KMK 14%. 

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital) :

1. Langkah pertama adalah menghitung cost of debt (CoD) terlebih dahulu. Dalam kasus ini, terdapat dua jenis pinjaman (debt) yaitu pinjaman Kredit Investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK), sehingga kedua pinjaman (debt) tersebut harus kita hitung terlebih dahulu cost of debt - nya. Rumus yang digunakan untuk menghitung cost of debt adalah CoD KI = tingkat suku bunga KI x (1- pajak yang berlaku), CoD KMK = tingkat suku bunga KMK x (1- pajak yang berlaku). Perhitungannya adalah sebagai berikut, CoD KI = 14,5% x (1- 25%) = 10,875% ; CoD KMK = 14% x (1-25%) = 10,5%.

2. Langkah selanjutnya adalah menghitung Cost of Equity (CoE). Rumus yang akan digunakan adalah CoE = Risk Free Rate + (Beta x Equity Risk Premium) + Country Risk Premium + Specific Risk. Risk free rate di ambil dari Surat Utang Negara (SUN) yang berlaku, diasumsikan SUN sebesar 7,9156% tgl 24 juni 2010, asumsi Beta adalah 1,38 ; Equity Risk Premium 7,5%; Country Risk Premium 0%; dan Specific Risk 2%. Maka CoE adalah =  7,9156% + (1,38 x 7,5%) + 0% + 2% = 20,26%.

3. Langkah selanjutnya adalah menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital). pada tahapan ini, akan ada tiga perhitungan yaitu menghitung WACC KI, WACC KMK dan WACC Ekuitas (modal sendiri). Pertama kita akan menghitung WACC ki dengan rumus sebagai berikut WACC KI = CoD KI x Weight KI, sehingga WACC KI = 10,875% x 16% = 1,74%; WACC KMK = CoD KMK x Weight KMK, sehingga WACC KMK = 10,5% x 47% = 4,935%; dan WACC Equity = CoE x Weight, sehingga WACC Equity = 20,26% x (1-16%-47%)= 7,4962%. Setelah WACC KI,KMK dan Equity diketahui, maka WACC proyek adalah WACC KI + WACC KMK + WACC Equity = 1,74% + 4,935% + 7,4962% = 14,1712%.

Setelah WACC Proyek diketahui, maka WACC tersebut dapat dijadikan dasar untuk menentukan layak atau tidaknya sebuah proyek dengan menggunakan IRR (internal rate of return) dan NPV (net present value). 

Selamat Belajar Studi Kelayakan Usaha. Semoga Sukses ^_^

MENGHITUNG NET PRESENT VALUE

Page 16: Analisa Rasio Keuangan

Untuk menentukan layak atau tidaknya sebuah investasi dalam laporan studi kelayakan usaha (feasibility study) dapat di ukur dengan berbagai macam parameter. Misalnya adalah Net Present Value, Internal Rate of Return, Payback Period, Benefit Cost Ratio, dan lain-lain. Pembahasan pertama adalah bagaimana menentukan kelayakan proyek dengan menggunakan Net Present Value (NPV).Rumus untuk mencari Net Present Value adalah =NPV(rate,value1,[value2],…. Untuk lebih memudahkan dalam mencari NPV di dalam Ms. Excel, akan dijelaskan dengan menggunakan contoh kasus. Investasi : Rp. 10.000.000.000,-; Disc.Rate : 25% ; Net Cash Flow: Tahun ke-1 Rp 3.000.000.000,-, tahun ke-2 Rp 3.500.000.000,-, tahun ke-3 Rp 4.000.000.000,-, tahun ke-5 Rp 4.500.000.000,-, tahun ke-6 Rp 5.000.000.000,-, tahun ke-6 Rp 5.500.000.000,-Dasar penentuan kelayakan proyek :Jika NPV > 0, investasi layak, jika NPV < npv =" 0,">Selanjutnya, untuk memudahkan, penyusunan data di sesuaikan dengan gambar di atas. Selanjutnya ketik rumus =NPV(B2,B3:B10), penjelasan : B2 : Discount Rate 25%B3:B10 : Net Cash Flow Tahun ke 1 s/d ke 6Hasilnya adalah NPV menjadi 1.289.113.600, NPV > 0, maka proyek layak untuk dilaksanakan.

Penilaian Investasi dalam Ms.Excel dengan Metode IRR (Internal Rate of Return)

Page 17: Analisa Rasio Keuangan

Pada edisi 231 (Tabloid PC Plus) sebelumnya, telah dibahas metode penilaian investasi dengan metode NPV (Net Present Value) dengan menggunakan Ms.Excel. Untuk menilai studi kelayakan usaha (feasibility study) layak atau tidak dijalankan, selain metode tersebut ada metode yang lain yang bisa digunakan untuk menilai sebuah bisnis (investasi), yaitu IRR (Internal Rate of Return). Untuk menjalankannya, ikuti langkah-langkah dibawah ini:

1. Kita ambil contoh saja, A mempunyai usaha rumah makan dengan Investasi awal Rp70.000 . Penerimaan pada tahun pertama adalah sebesar Rp12.000, tahun ke dua Rp15.000, tahun ke tiga Rp18.000, tahun ke empat Rp21.000, dan tahun ke lima adalah Rp26.000.

2. Masukkan data tersebut seperti pada gambar.3. Misalnya untuk mengetahui IRR setelah tahun ke empat, gunakan IRR

worksheet function IRR(C3:C7), sehingga akan didapat hasil IRR setelah tahun ke empat adalah –2,12%.

4. Jika Ingin mengetahui IRR setelah tahun ke lima, gunakan IRR(C3:C8), dan akan didapat hasil IRR sebesar 8,66%. Selamat mencoba.

Selamat Belajar Studi kelayakan Usaha ^_^

Diposkan oleh Wahyu Endrian di 14:34 Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook

CONTOH PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN » NERACA & L/R

  Nah, sebelumnya kita harus tahu data-data apa saja yang harus kita

kumpulkan sebelum membuat proyeksi laporan keuangan. Lengkapnya klik

disini

Contoh PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN » L/R

Page 18: Analisa Rasio Keuangan

a.       Laporan L/R Tahun 2011 dan Laporan Proforma 2012

LANGKAH I

PT. EMAK BAPAK

Laporan L/R per 31 Desember 2011 dan Laporan L/R Proforma 31

Desember 2012

2011 2012 (Proforma)

Penjualan Bersih 34.450.288.5

60

48.230.403.98

4

(naik 40% dr Penjualan

bersih 2011)

HPP 27.498.976.3

40

38.498.566.87

6

(naik 40% dr Penjualan

bersih 2011)

Laba Kotor 6.951.312.22

0

9.731.837.108

Biaya

Operasional

4.539.792.01

2

4.823.040.398

(dibulatkan)

(naik 10% dr Penjualan

bersih 2012)

EBIT 2.411.520.20

8

4.908.796.710

Biaya Bunga (6.151.110) 964.608.080

(Dibulatkan)

(naik 2% dr Penjualan

bersih 2012)

EBT 2.405.369.09

8

3.944.188.630

Pajak 20% (481.073.820) 788.837.726

Laba Bersih 1.924.295.27

8

3.155.350.904

Note : Proyeksi menggunakan Persentase Penjualan

Analisa pertama adalah pada akun penjualan, hal ini dikarenakan

pendapatan terbesar dr perusahaan adalah dari penjualan. Pada umumnya

penjualan akan mengalami kenaikan penjualan setiap tahun karena

dipengaruhi oleh waktu uang dan inflasi yang mempengaruhi harga bahan

baku, kenaikan upah buruh dan sebagainya.

KELEMAHAN PERSENTASE PENJUALAN

Page 19: Analisa Rasio Keuangan

Berdasarkan data yang saya peroleh bahwa proyeksi Laporan keuangan

dengan metode penjualan adalah kurang akuransinya angka hasil proyeksi.

Hal ini terjadi akibat digunakannya rasio historis antara penjualan dan HPP,

biaya operasi, dan biaya bunga. Rasio ini akan menimbulkan kesan bahwa

semua kompunen biaya adalah biaya variable atau tidak ada biaya tetap.

Masalah akan muncul jika terjadi penurunan atau kenaikan volume

penjualan. Perubahan pada volume penjualan akan diikuti oleh perubahan

persentase yang sama besarnya dalam ketiga factor tersebut. Hal ini

mengurangi tingkat akuransi proyeksi laporan yang kita buat..

Tetapi kelemahan ini dapat dihilangkan dengan cara membagi komponen-

kompunen biaya menurut sifat masing-masing. Misalnya setiap kompunen

biaya dipilih menjadi biaya variable dan biaya tetap. Setelah itu ditetapkan

besarnya persentase untuk tiap kompunen biaya.

Misalnya besar biaya persentase biaya variable untuk biaya operasi adalah

10% dari penjualan.

LANGKAH II

PT. EMAK BAPAK

Laporan L/R per 31 Desember 2011 dan Laporan L/R Proforma 31

Desember 2012

2011 2012

Penjualan Bersih 34.450.288.560 48.230.403.984

HPP:

         Variabel

- Tetap

7.498.976.340

20.000.000.000

10.498.566.876*

20.000.000.000

Laba Kotor 6.951.312.220 17.731.837.108

Biaya Operasional

- Variabel

- Tetap

3.445.028.856

1.094.763.156

4.823.040.398 (dibulatkan)**

1.094.763.156

EBIT 2.411.520.208 5.917.803.554

Page 20: Analisa Rasio Keuangan

Note :

Jelas kita lihat perbedaan yang begitu besar dari perolehan EBIT. Terutama

kita lihat dari laporan proforma (2012) yang sebelumnya kita peroleh

3.155.350.904 menjadi 5.917.803.554 terjadi kenaikan. Hal ini disebabkan

adanya perhitungan biaya tanpa pemilahan sifat, setiap kenaikan penjualan

akan diikuti persentase yang sama dengan biaya-biaya.

Diperolehnya angka :

a.       7.498.976.340 + (40% x 7.498.976.340) = 10.498.566.876*

b.      20.000.000.000 angkanya selalu tetap karena fix cost besarnya tetap

disetiap tahunnya;

c.       48.230.403.984 x 10% = 4.823.040.398 (dibulatkan)**

d.      1.094.763.156 angkanya selalu tetap karena fix cost besarnya tetap

disetiap tahunnya;

Jadi kalau menurut saya, apabila perusahaan yang kita buat adalah

perusahaan lingkup kecil tanpa menghiraukan adanya

penggolongan biaya (variable atau tetap) dengan kata lain

perusahaan mengatakan semua biaya adalah biaya variable maka

langkah pertama yang akan kita ambil. TETAPI

Apabila perusahaan lingkup besar atau di golongkan setiap

kompunen biaya maka langkah II yang kita pakai dalam menuyusun

proyeksi. Apalagi kita ketahui bahwa volume penjualan di

perusahaan itu tinggi baik penurunan atau kenaikannya.

Contoh PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN » NERACA

1.      Kita menyiapkan data laporan L/R tahun sebelumnya (kita tarik contoh

laporan 1 dan 2 tahun sebelumnya atau lebih).

PT. EMAK BAPAK

Neraca

Per 31 Desember 2011 (dalam Rp)

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar KEWAJIBAN LANCAR

Page 21: Analisa Rasio Keuangan

Kas dan

Bank

193.012.944 Hutang Dagang 6.185.561.70

5

Piutang

Dagang

6.804.869.31

3

Hutang Pajak 1.130.836.95

5

Persedia

an

Barang

Daganga

n

3.493.722.14

0

Hutang Bank 2.684.946.08

7

Jumlah

AKtiva

Lancar

10.491.604.3

97

Hutang Lancar

Lainnya

1.057.313.55

6

AKTIVA TETAP

Jumlah

Kewajiban

Lancar

11.058.658.3

03

Inventari

s

840.454.185EKUITAS

Akm

Penyusut

an

(523.279.228

)

Modal 1.050.000.00

0

Jumlah

Aktiva

Tetap

317.174.957 Laba (Rugi)

Ditahan

(3.453.883.7

85)

Jumlah

AKTIVA

10.808.779.

354

Laba (Rugi)

Tahun Berjalan

2.154.004.83

7

Jumlah Ekuitas (249.878.948

)

Page 22: Analisa Rasio Keuangan

Jumlah

Kewajiban+Ek

uitas

10.808.779.

354

2.      Menganalisa akun-akun mana saja yang diperkirakan akan naik, dan

dituangkan kedalam Neraca Proforma. Jika dalam perhitungan tersebut

terjadi ketidakseimbangan antara pos Aktiva dan Pos Pasiva, maka kita

diperbolehkan membuat angka penyeimbang (plug figure) sehingga menjadi

seimbang.

PT. EMAK BAPAK

Neraca Proforma

Per 31 Desember 2012 (dalam Rp)

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar KEWAJIBAN LANCAR

Kas dan

Bank

193.012.94

4

Hutang Dagang 2.009.600.16

6

Piutang

Dagang

2.009.600.

166

Hutang Pajak 1.130.836.95

5

Persediaan

Barang

Dagangan

3.493.722.

140

Hutang Bank 2.684.946.08

7

Jumlah

AKtiva

Lancar

5.696.335.

250

Hutang Lancar

Lainnya

1.057.313.55

6

AKTIVA TETAP

Jumlah

Kewajiban

Lancar

6.882.696.76

4

Inventaris 840.454.18

5EKUITAS

Akm

Penyusuta

(523.279.2 Modal 1.050.000.00

Page 23: Analisa Rasio Keuangan

n 28) 0

Jumlah

Aktiva

Tetap

317.174.95

7

Laba (Rugi)

Ditahan

2.463.919.76

9

Angka

Penyeimba

ng

6.537.111.

163

Jumlah AKTIVA

12.550.621.370

Laba (Rugi)

Tahun Berjalan

2.154.004.83

7

Jumlah Ekuitas 5.667.924.60

6

Jumlah

Kewajiban+Ek

uitas

12.550.621.

370

ANALISA :

a.       Analisa pertama adalah peningkatan omzet penjualan sebesar 40% dan

jumlah rata-rata piutang diperkirakan sebesar 50%. Dengan demikian rata-

rata umur piutang adalah 50% x 30 hari = 15 hari. Jadi (15/360) x

48.230.403.984 = 2.009.600.166 (dibulatkan).

b.      Sekarang disisi Pasiva . Harga pokok pembelian bahan-bahan adalah 25%

dari harga penjualan yi : 25% x 48.230.403.984 = 12.057.600.996 dan umur

rata-rata hutang adalah 60 hari maka besarnya taksiran hutang dagang

adalah 60/360 x 12.057.600.996 = 2.009.600.166 (dibulatkan).

c.       Besarnya R/E mengalami perubahan yaitu 2.463.919.769 asalnya dari

((3.453.883.785) + 5.917.803.554)

S

CONTOH LAIN KASUS TENTANG PENYUSUTAN

Page 24: Analisa Rasio Keuangan

Untuk mengetahui macam-macam metode penyusutan klik disini

 

PENYUSUTAN TAHUN PARSIAL

Kebijakan penyusutan tahun parsial yang lain adalah

1.      Mencatat penyusutan sebulan penuh atas aktiva yang dibeli pada atau

sebelum tanggal 15 dan;

2.      Tidak mencatat penyusutan atas aktiva yang dibeli sesudah tanggal 15.

Contoh :

Pada tanggal 3 Juli PT. EMAK BAPAK membeli mesin seharga 100juta, Nilai

Residu 20 juta, Nilai Ekonomis umur mesin 10 tahun. Berapa penyusutannya

jika menggunakan garis lurus?

Jawab dengan asumsi 1.

Penysutan 1 tahun penuh = (100juta – 20 juta) / 10 = 8juta

Penyusutan tahun parsial = 8juta x 6/12 =

(Juli – Desember = 6 bulan, karena tanggal berada di posisi dibawah tanggal

15 maka dianggap 1 bulan penuh).

Contoh :

Pada tanggal 17 Juli PT. EMAK BAPAK membeli mesin seharga 100juta, Nilai

Residu 20 juta, Nilai Ekonomis umur mesin 10 tahun. Berapa penyusutannya

jika menggunakan garis lurus?

Jawab dengan asumsi 2.

Penysutan 1 tahun penuh = (100juta – 20 juta) / 10 = 8juta

Penyusutan tahun parsial = 8juta x 5/12 =

Page 25: Analisa Rasio Keuangan

(Agustus – Desember = 5 bulan, karena tanggal berada di posisi diatas

tanggal 15 maka di bulan juli tidak dikenai penyusutan).

MENGUBAH UMUR MANFAAT AKTIVA YANG DAPAT DISUSUTKAN

Umur manfaat adalah merupakan estimasi yang didasarkan pada history

terhadap masa manfaat aktiva yang sama, atau dengan tingkat

pemanfaatannya misalnya tingkat menghasilkan produk setiap periode. Oleh

karena estimasi tersebut bisa juga mengalami perubahan, seperti bisa dilihat

dicontoh berikut.

Contoh :

Pada tanggal 3 Juli 2010 PT. EMAK BAPAK membeli mesin seharga 100juta,

Nilai Residu 20 juta, Nilai Ekonomis ditaksir 10 tahun kedepan (Juli 2020).

Berapa penyusutannya jika menggunakan garis lurus?

Penyusutan 1 tahun penuh = (100juta – 20 juta) / 10 = 8juta

Jadi perusahaan akan menyusutkan sebesar 8juta setiap tahunnya selama

10 tahun.

TETAPI, di akhir tahun ke-delapan PT. EMAK BAPAK melihat bahwa kondisi

mesin masih kuat untuk bisa berproduksi sampai 4 tahun lagi. Oleh karena

itu perubahan nilai penyusutan terhadap Umur ekonomis mesin akan

berpengaruh terhadap biaya penysutan untuk tahun ke-9 sampai tahun ke-

12.

Jawab :

Karena estimasi akuntansi berubah, sisa nilai buku aktiva yang dapat

disusutkan disebarkan ke umur manfaat aktiva yang tersisa.

Penyusutan garis lurus selama 8 tahun = (100juta-20juta)/10 = 8 juta/th

= 8 juta x 8 = 64 juta

Nilai buku mesin yang dapat disusutkan yang tersisa (biaya – akumulasi

penyusutan – nilai residu) adalah :

100 juta – 64 juta – 20 juta = 16 juta.

Page 26: Analisa Rasio Keuangan

Karena perusahaan yakin mesin itu akan bisa beroperasi sampai tahun 2022

(2019-2022 = 4 tahun), maka perusahaan akan menghitung kembali

penyusutannya :

Nilai Buku Mesin yang

dapat disusutkan yang

tersisa

: Estimasi Umur manfaat

yang Tersisa (Baru)

= Penyusutan

Tahunan

(Baru)

16 juta : 4 = 4 juta

Pada tahun ke – 9 (2019) sampai tahun 12 (2022), ayat jurnal penyusutan

tahunan berdasarkan umur manfaat yang baru adalah :

Beban penyusutan mesin 4 juta

Akumulasi Penyusutan mesin 4 juta

MEMAKAI AKTIVA YANG TELAH DISUSUTKAN SEPENUHNYA

Istilahnya bahwa tidak ada lagi umur manfaatnya dan tidak ada pencatatan

penyusutannya. Oleh karena itu perusahaan akan membuang atau

menjualnya. Tapi tidak menutup kemungkinan perusahaan akan

memanfaatkan mesin tersebut untuk operasi. Dalam pencatatanny apabila

mesin masih bisa digunakan maka akumulasi penyusutan dan mesin itu

masih tetap dimunculkan dalam neraca, tetapi tidak ada penyusutan

tambahan yang dicatat.

1. MELEPAS AKTIVA

Pada akhirnya aktiva akan rusak atau menjadi using. Perusahaan bisa

menjual atau menukarnya. Jika tidak maka aktiva itu akan menjadi barang

rongsokan.

Untuk mencatat pelepasan aktiva tetap perusahaan melakukan :

a. Mengkredit akun aktiva

b. Mendebet akumulasi penysutan.

Page 27: Analisa Rasio Keuangan

Contoh :

Pada tanggal 3 Juli 2010 PT. EMAK BAPAK membeli mesin seharga 100juta,

Nilai Residu 20 juta, Nilai Ekonomis ditaksir 10 tahun kedepan (Juli 2020).

PT. EMAK BAPAK akan melepaskan peralatan ketika penyusutan tahun

terakhirnya baru dicatat yaitu di tahun 2020. Biayanya 10 juta dan tidak ada

nilai residu. Jadi toal akumulasi penyusutannya adalah 10 juta. Aktiva ini

tidak dapat dijual atau ditukar, sehingga aktiva ini dikategrikan sebagai

barang rongsokan.

Jurnal melepas aktiva tetap ini adalah :

Akumulasi Penyusutan Aktiva 10 juta

Aktiva tetap 10juta

Jika aktiva sebelum disusutkan sepenuhnya misal tahun 2015, maka terjadi

kerugian yang sama dengan nilai buku aktiva. Anggaplah aktiva itu laku

dijual 10 juta. Padahal ketika menghitung dengan garis lurus akumulasi

penysutannya adalah 8 juta. Maka terjadi kerugian terhadap nilai bukunya.

Jurnal mencatat pelepasan aktiva :

AKumulasi penyusutan aktiva8 juta

Kerugian pelepasan AKtiva 2 juta

Aktiva tetap 10juta

Kerugian ini akan dicatat sebagai beban pd L/R.

2. MENJUAL AKTIVA TETAP

Contoh :

Pada tanggal 3 Juli 2010 PT. EMAK BAPAK membeli mesin seharga 100juta,

Nilai Residu 20 juta, Nilai Ekonomis ditaksir 10 tahun kedepan (Juli 2020).

Pada Desember 2015 perusahaan menjual mesin dengan harga 40 juta.

Jawaban :

a. Memperbarui penyusutan selama 6 bulan yaitu 3 juli – Desember

Page 28: Analisa Rasio Keuangan

Jurnalnya adalah :

Beban Penyusutan ((100juta – 20 juta)/10 x 6/12) Rp 4juta

Akumulasi penyusutan mesin Rp 4juta

Sekarang Kita lihat Buku Besarnya :

Untuk Mesin

Mesin

3 Juli 2010

Des 2015

Saldo

D

100 juta

0

K

100 juta

Akumulasi Penyusutan Mesin

Akumulasi

Penyusutan

31 Des 2010

31 Des 2011

31 Des 2012

31 Des 2013

31 Des 2014

Des 2013

Des 2015

Saldo

D

44 juta

0

K

4 juta

8 juta

8 juta

8juta

8juta

8juta

44 juta

Jadi nilai bukunya adalah 100 juta – 44 juta = 56 juta.

Dengan nilai buku 56 juta perusahaan menjual seharga 40 juta maka akan

mengalami kerugian sebesar 16 juta (56-40).

Jurnalnya adalah :

Kas 40 juta

Akumulasi penyusutan 44 juta

Kerugian atas penjualan mesin 16 juta

Mesin 100juta.

Ketika mencatat penjualan maka yang harus dilakukan perusahaan adalah :

Page 29: Analisa Rasio Keuangan

a. Menghapus saldo akun aktiva (mesin) dan akun akumulasi

penyusutan;

b. Mencatat keuntungan atau kerugian.

Contoh diatas adalah apabila peruusahaan menjual dibawah nilai

buku maka akantrejadi kerugian, tapi apabila perusahaan menjual

diatas nilai buka maka jurnalnya :

Kas XXX

Akumulasi Penyusutan XXX

Keuantungan atas penjualan mesin XXX

Mesin XXX

3. MENUKAR AKTIVA TETAP

Perusahaan seringkali menukar akiva tetapnya yang lama dengan yang

baru. Pertukaran yang paling umum adalah tukar tambah.

a. Tidak ada keuantungan atau kerugian pertukaran

Contoh :

Mesin Lama 100 juta, dan memiliki akumulasi penyusutan 44 juta. Oleh

karena itu nilai bukunya adalah 56 juta. Perusahaan menukar mesin lama

dengan mesin baru dengan membayar tunai 60 juta.

Jurnalnya untuk tukar tambah mobil pengantar yang lama dengan yang baru

:

Mesin baru 116 juta

Akumulasi mesin lama 44 juta

Mobil Lama 100 juta

Kas 60 juta

b. Kerugian Pertukaran

Page 30: Analisa Rasio Keuangan

Tukar tambah dapat mengakibatkan kerugian. Ini terjadi apabila nilai pasar

aktiva yang baru yang diterima kurang dari jumlah total yang diberikan-nilai

buku aktiva lama ditambah setiap kas yang dibayarkan. Kita tidak pernah

mencatat aktiva lebih besar dari nilai pasarnya.

Dengan contoh diatas apabila nilai pasar aktiva baru yang diterima adalah

80 juta.

Perhitungannya :

Nilai pasar mesin baru yang diterima 80 juta

Nilai yang diberikan :

Nilai buku mesin lama ditukar tambah 56 juta

Kas yang dibayar 60 juta 116 juta

Kerugia pertukaran (36 juta)

Jurnalnya :

Mesin baru 80 juta

Akumulasi penyusutan 44 juta

Kerugian pertukaran aktiva 36 juta

Mobil lama 100 juta

Kas 60 juta

PENCATATAN PENYUSUTAN AKTIVA PERUSAHAAN

Page 31: Analisa Rasio Keuangan

Standar akuntansi keuangan (2002;17) menyatkan bahwa jumlah yang dapat

disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat

aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode apapun yang

dipilih, konsistensi dalam penggunaannya adalahperlu, tanpa memandang

tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat

menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke

periode.

Adapun metode penyusutan yang biasanya digunakan adalah terdiri dari:

a.       Metode penyusutan yang berdasarkan waktu yaitu metode garis

lurus, metode pembebanan yang menurun yang terdiri dari metode jumlah

angka tahun dan metode saldo menurun atau metode saldo menurun

berganda.

b. Metode penyusutan berdasarkan penggunaan yaitu metode jam jasa

danmetode jumlah unit produksi.

c. Metode penyusutan yang berdasarkan kriteria lainnya yaitu metode

berdasarkan jenis kelompok, metode analisis, metode sistem persediaan.

1.      Depresiasi

Page 32: Analisa Rasio Keuangan

Merupakan sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara

sistematis dialokasikan menjadi beban pada setiap periode akuntansi. ATAU

Proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama

manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Depresiasi -> biaya

yang akan mengurangi Laba bersih, tetapi tidak masuk dalam arus kas

keluar. Sehingga tidak akan ada dana dari aktiva untuk penggantian. Dana

untuk penggantian berasal dari pendapatan.

Revisi Tarif Depresiasi apabila :

•         Karena penentuan tarif depresiasi (umur aktiva) hanya merupakan

perkiraan maka sering terjadi tidak tepat, untuk itu perlu direvisi.

•         Perubahan perkiraan harus ditangani dalam periode berjalan dan periode

prospektif. Periode yang sudah berjalan tidak mungkin dilakukan revisi

Alasan dilakukannya depresiasi adalah :

a.       Faktor-faktor fisik yang mengurangi masa pemakaian dari aktiva tetap itu

sendiri misalnya kerusakan atau masa aus;

b.      Ketidakmampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu

diganti. Atau mungkin adanya permintaan terhadap suatu produk/jasa yang

dihasilkan.

Faktor-faktor yang menentukan biaya depresiasi/penyusutan adalah :

-          Harga perolehan : dana atau utang dan biaya-biaya lain yang harus

dikeluarkan untuk memperoleh aktiva.

-          Nilai sisa (Residu) : jumlah yang diterima bila aktiva tersebut dijual, ditukar

atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak digunakan, dikurangi

dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual/menakarnya.

-          Taksiran Umur Kegunaan : dipengaruhi oleh cara-cara oemeliharaan dan

kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini

bisa dinyatakan dalam suatu periode waktu, satuan hasil produksi, atau pun

satuan jam kerjanya

2.      Deplesi

Page 33: Analisa Rasio Keuangan

Proses pengalokasian harga perolehan sumber alam menjadi biaya selama

manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.

•         Sumber Alam (minyak bumi, tambang lainnya, kayu)-> aktiva yang dapat

habis, dikonsumsi secara fisik selama periode penggunaan dan tidak

menyisakan karakter fisik

•         Deplesi -> untuk menghapus aktiva sumber alam ini, akan mengurangi

aktiva sumber alam (bukan menjadi Biaya Deplesi)

•         Harga perolehan sumber alam:

–        cost akuisisi -> harga yang dibayarkan untuk memperoleh hak mencari

dan menemukan sumber alam yang belum ditemukan atau membeli lisensi

jika sumber alam ini telah ditemukan

–        cost eksplorasi -> biaya untuk menemukan sumber alam

full cost approach -> gagal dan berhasil diakui

successful effort approach -> hanya yang berhasil diakui

–        Cost Pengembangan:

peralatan berujud -> peralatan yang diperlukan untuk menambang sumber

alam (biasanya tidak diikutkan dalam penghitungan deplesi)

cost pengembangan tidak berujud -> biaya yang tidak mempunyai karakter

fisik tetapi diperlukan untuk produksi sumber alam, misal: biaya pengeboran,

pembuatan lorong, gua, sumur dsb)

–        Cost restorasi (perbaikan) ->diikutkan dalam perhitungan deplesi 

3.      Amortisasi

Proses pengalokasian harga perolehan aktiva tidak berwujud menjadi biaya

selama manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.

l  Aktiva tidak berwujud dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi

penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilainya.

l  Jumlah yang dapat diamortisasi dari aktiva tidak berwujud harus dialokasikan

secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya.

l  Pada umumnya masa manfaat suatu aktiva tidak berwujud tidak boleh

melebihi 20 tahun sejak tanggal aktiva siap digunakan

Page 34: Analisa Rasio Keuangan

l  Jika pola konsumsi tidak dapat ditentukan dengan handal maka harus

digunakan metode garis lurus.

l  Biaya amortisasi diakui sebagai beban kecuali PSAK lainnya mengizinkan atau

mengharuskan untuk dimasukkan ke dalam nilai tercatat aktiva lain.

Metode perhitungan Depresiasi/Penyusutan

1.      Metode Garis Lurus ( Straight Line Method )

Merupakan metode depresiasi/penyusutan yang paling sederhana dan

banyak digunakan.

Rumus : HP-NR / UE

Ket : HP = Harga Perolehan

NR = Nilai Residu

UE = Umur Ekonomis

Contoh :

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp

5.000.000, UE selama 5 tahun. Berapa penyusutan tiap tahunnya?

Perhitungannya :

1.      Masukkan Rumus

Depresiasi = HP-NR / UE

= 20.000.000-5.000.000 / 5

= 3.000.000

2.      Membuat tabel untuk mengetahui jumlah penyusutan tiap tahunnya :

Tahu

n Ke-

Depresia

si

(D)

Akumulasi

Penyusuta

n (K)

Total

Akumulasi

Penyusuta

n

Nilai Buku

Aktiva

(N)=N-K

0 20.000.00

0

1 3.000.00

0

3.000.000 3.000.000 17.000.00

0

2 3.000.00 3.000.000 6.000.000 14.000.00

Page 35: Analisa Rasio Keuangan

0 0

3 3.000.00

0

3.000.000 9.000.000 11.000.00

0

4 3.000.00

0

3.000.000 12.000.00

0

8.000.000

5 3.000.00

0

3.000.000 15.000.00

0

5.000.00

0

Ket : di akhir tahun ke -5 akan terdapat nilai 5.000.000 merupakan nilai sisa

(residunya).

3.      Membuat Jurnal

Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah

Biaya Depresiasi Mesin 3.000.000

Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000

Jurnal penyustan di tahun kedua adalah

Biaya Depresiasi Mesin 3.000.000

Akumulasi Depresiasi 3.000.000

Catatan : Nilai depresiasi adalah selalu sama di tahun 1 – 5

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama

Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000

Mesin 3.000.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua

Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000

Mesin 3.000.000

INFO TAMBAHAN

Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu

Mesin3.000.000

Akumulasi Dpresiasi 3.000.000

Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya

Akumulasi Depresiasi 6.000.000

Page 36: Analisa Rasio Keuangan

Mesin 6.000.000

Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk

mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga

sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah

20.000.000-3.000.000 = 17.000.000 dan di akhir tahun ke dua

adalah 17.000.000-3.000.000=14.000.000 dst.

2.      Metode Jam Jasa ( Services Hours Method )

Didasarkan kepadan anggapan bahwa aktiva akan cepat rusak bila

digunakan pada kapasitas penuh. Maka beban depresiasi dihitung dengan

dasar satuan jam jasa.

Rumus : HP-NR / n

Ket : HP = Harga Perolehan

NR = Nilai Residu

n = Taksiran jam jasa

Contoh :

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp

5.000.000, dan dapat digunakan selama 10.000jam dengan perincian

sebagai berikut Tahun pertama 3000 jam, kedua 2500jam, ke tiga 2000jam,

tahun keempat 1500jam dan kelima 1000jam. Berapa penyusutan tiap

tahunnya?

Perhitungannya :

1.      Masukkan rumus

Depresiasi = HP-NR / n

= 20.000.000-5.000.000 / 10.000

= Rp 1.500

  

2.      Membuat tabel depresiasi

Tahu

n Ke-

Depresias

i

(D)

Akumulasi

Penyusuta

n (K)

Total

Akumulasi

Penyusuta

Nilai Buku

Aktiva

(N)=N-K

Page 37: Analisa Rasio Keuangan

n

0 20.000.00

0

1 3.000x15

00

4.500.000 4.500.000 15.500.00

0

2 2500x150

0

3.750.000 8.250.000 11.750.00

0

3 2000x150

0

3.000.000 11.250.00

0

8.750.000

4 1500x150

0

2.250.000 13.500.00

0

6.500.000

5 1000x150

0

1.500.000 15.000.00

0

5.000.00

0

3.      Membuat Jurnal

Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah

Biaya Depresiasi Mesin 4.500.000

Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000

Jurnal penyustan di tahun kedua adalah

Biaya Depresiasi Mesin 3.750.000

Akumulasi Depresiasi 3.750.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama

Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000

Mesin 4.500.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua

Akumulasi Depresiasi Rp 3.750.000

Mesin 3.750.000

Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk

mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga

sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah

Page 38: Analisa Rasio Keuangan

20.000.000-4.500.000 = 15.500.000 dan di akhir tahun ke dua

adalah 15.500.000-3.750.000=11.750.000 dst.

INFO TAMBAHAN BISA DILAKUKAN BISA TIDAK SESUAI

KEINGINAN

Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu

Mesin4.500.000

Akumulasi Dpresiasi 4.500.000

Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya

Akumulasi Depresiasi 8.250.000

Mesin 8.250.000

3.Metode Hasil Produksi ( Productive Output Method )

Umur kegunaan aktiva dihitung dalam satuan jumlah unit hasil produksi.

Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga

depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai fluktuasi unit produksi.

Contoh :

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp

5.000.000, dan dapat digunakan selama 50.000 unit dengan perincian

sebagai berikut Tahun pertama 18000 unit, kedua 15000unit, ke tiga 10.000

unit, tahun keempat 5000unit dan kelima 2000 unit. Berapa penyusutan tiap

tahunnya?

Perhitungannya :

1.      Masukkan rumus

Depresiasi = HP-NR / n

= 20.000.000-5.000.000 / 50.000

= Rp 300

2.      Membuat tabel depresiasi

Tahu

n Ke-

Depresias

i

Akumulasi

Penyusuta

n (K)

Total

Akumulasi

Penyusuta

Nilai Buku

Aktiva

Page 39: Analisa Rasio Keuangan

(D) n (N)=N-K

0 20.000.00

0

1 18.000x3

00

5.400.000 5.400.000 14.600.00

0

2 15.000x3

00

4.500.000 9.900.000 10.100.00

0

3 10.000x3

00

3.000.000 12.900.00

0

7.100.000

4 5000x300 1.500.000 14.400.00

0

5.600.000

5 2000x300 600.000 15.000.00

0

5.000.00

0

3.      Membuat Jurnal

Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah

Biaya Depresiasi Mesin 5.400.000

Akumulasi Depresiasi Rp 5.400.000

Jurnal penyustan di tahun kedua adalah

Biaya Depresiasi Mesin 4.500.000

Akumulasi Depresiasi 4.500.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama

Akumulasi Depresiasi Rp 5.400.000

Mesin 5.400.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua

Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000

Mesin 4.500.000

Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk

mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga

sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah

Page 40: Analisa Rasio Keuangan

20.000.000-5.400.000 = 14.600.000 dan di akhir tahun ke dua

adalah 14.600.000-4.500.000=10.100.000 dst.

INFO TAMBAHAN

Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu

Mesin5.400.000

Akumulasi Dpresiasi 5.400.000

Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya

Akumulasi Depresiasi 9.900.000

Mesin 9.900.000

4.             Metode Jumlah Angka Tahun

Dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara mengalikan bagian

pengurang yang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan

dikurangi nilai residu.

Bagian pengurang dihitung sebagai berikut :

-          Pembilang = bobot untuk tahun bersangkutan

-          Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva atau jumlah

angka bobot.

Contoh :

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp

5.000.000, dan UE selama 5 tahun. Depresiasi mesin dihitung sbb :

Tahun Bobot (weight) Bagian Pengurang

1 5 5/15

2 4 4/15

3 3 3/15

4 2 2/15

5 1 1/15

TOTAL 15

Berapa penyusutan tiap tahunnya?

Perhitungannya :

1.      Membuat Tabel

Page 41: Analisa Rasio Keuangan

Tah

un

Ke-

Perhitun

gan

Penyusut

an

(D)

Akumula

si

Penyusu

tan (K)

Total

Akumula

si

Penyusu

tan

Nilai

Buku

Aktiva

(N)=N-K

0 20.000.

000

1 5/15x15j

t

5.000.0

00

5.000.0

00

15.000.

000

2 4/15x15j

t

4.000.0

00

9.000.0

00

11.000.

000

3 3/15x15j

t

3.000.0

00

12.000.

000

8.000.0

00

4 2/15x15j

t

2.000.0

00

14.000.

000

6.000.0

00

5 1/15x15j

t

1.000.0

00

15.000.

000

5.000.0

00

Ket : 15 juta merupakan nilai bersih (HP-NR)

1.      Membuat Jurnal

Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah

Biaya Depresiasi Mesin 5.000.000

Akumulasi Depresiasi Rp 5.000.000

Jurnal penyustan di tahun kedua adalah

Biaya Depresiasi Mesin 4.000.000

Akumulasi Depresiasi 4.000.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama

Akumulasi Depresiasi Rp 5.000.000

Mesin 5.000.000

Page 42: Analisa Rasio Keuangan

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua

Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000

Mesin 4.000.000

Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk

mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga

sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah

20.000.000-5.000.000 = 15.000.000 dan di akhir tahun ke dua

adalah 15.000.000-4.000.000=11.000.000 dst.

INFO TAMBAHAN

Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu

Mesin5.000.000

Akumulasi Depresiasi 5.000.000

Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya

Akumulasi Depresiasi 9.000.000

Mesin 9.000.000

5.      Metode saldo menurun ( declining balance method )

Metode ini juga merupakan metode penurunan beban penyusutan yang

menggunakan tingkat penyusutan (diekspresikan dalam persentase) yang

merupakan perkalian dari metode garis lurus. Tingkat penyusutan metode ini

selalu tetap dan diaplikasikan untuk mengurangi nilai buku pada setiap akhir

tahun. Tidak seperti metode lain, dalam metode saldo menurun nilai sisa

tidak dikurangkan dari harga perolehan dalam menghitung nilai yang dapat

disusutkan. Rumus yang digunakan dalam menghitung adalah sebagai

berikut:

Penyusutan = % penyusutan (harga perolehan – akumulasi penyusutan)

Perhitungan penyusutan

Contoh :

Page 43: Analisa Rasio Keuangan

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp

5.000.000, dan UE selama 5 tahun dengan tarif 20%. Depresiasi mesin

dihitung sbb :

Tah

un

Ke-

Perhitungan

Penyusutan

Depresia

si

Penyusu

tan

Akumula

si

Penyusu

tan (K)

Nilai

Buku

Aktiva

=harga

peroleha

n - K

0 20.000.0

00

1 20.000.000

x20%

4.000.00

0

4.000.00

0

16.000.0

00

2 16.000.000

x20%

3.200.00

0

7.200.00

0

12.800.0

00

3 12.800.000

x20%

2.560.00

0

9.760.00

0

10.240.0

00

4 10.240.000

x20%

2.048.00

0

11.808.0

00

8.192.00

0**

5 3.192.0

00

15.000.0

00

5.000.0

00

Ket : *3.192.000 berasal dari 8.192.000-5.000.000 (NR).

Membuat Jurnal

Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah

Biaya Depresiasi Mesin 4.000.000

Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000

Jurnal penyustan di tahun kedua adalah

Biaya Depresiasi Mesin 3.200.000

Akumulasi Depresiasi 3.200.000

Page 44: Analisa Rasio Keuangan

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama

Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000

Mesin 4.000.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua

Akumulasi Depresiasi Rp 3.200.000

Mesin 3.200.000

Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk

mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga

sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah

20.000.000-4.000.000 = 16.000.000 dan di akhir tahun ke dua

adalah 16.000.000-3.200.000=12.800.000 dst.

INFO TAMBAHAN

Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu

Mesin4.000.000

Akumulasi Dpresiasi 4.000.000

Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya

Akumulasi Depresiasi 7.200.000

Mesin 7.200.000

6.             Metode saldo menurun berganda ( double declining method)

Saldo menurun yang menggunakan tarid penyusutan 2 kali tarif penyusutan

garis lurus untuk masa manfaat yang sama.

Contoh :

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp

5.000.000, dan UE selama 5 tahun dengan tarif 20% maka saldo menurun

bergandanya menjadi 40% (2x20%). Depresiasi mesin dihitung sbb :

Tah

un

Ke-

Perhitungan

Penyusutan

Depresia

si

Penyusu

tan

Akumula

si

Penyusu

tan (K)

Nilai

Buku

Aktiva

=harga

Page 45: Analisa Rasio Keuangan

peroleh

an - K

0 20.000.

000

1 20.000.000

x40%

8.000.00

0

8.000.00

0

12.000.

000

2 12.000.000

x40%

4.800.00

0

12.800.0

00

7.200.0

00

3 7.200.000x

40%

2.880.00

0

15.680.0

00

4.320.0

00

4 4.320.000x

40%

1.728.00

0

17.408.0

00

2.592.0

00

5 15.000.0

00

5.000.0

00

Ket : Dengan menggunakan metode penurunan berganda maka tidak

didapat penyusutan di akhir tahun ke lima. Karena nilai buku aktual

perhitungan lebih kecil dari perkiraan nilai residu.

Membuat Jurnal

Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah

Biaya Depresiasi Mesin 8.000.000

Akumulasi Depresiasi Rp 8.000.000

Jurnal penyustan di tahun kedua adalah

Biaya Depresiasi Mesin 4.800.000

Akumulasi Depresiasi 4.800.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama

Akumulasi Depresiasi Rp 8.000.000

Mesin 8.000.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua

Akumulasi Depresiasi Rp 4.800.000

Mesin 4.800.000

Page 46: Analisa Rasio Keuangan

Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk

mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga

sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah

20.000.000-8.000.000 = 12.000.000 dan di akhir tahun ke dua

adalah 12.000.000-4.800.000=7.200.000 dst.

INFO TAMBAHAN

Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu

Mesin8.000.000

Akumulasi Dpresiasi 8.000.000

Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya

Akumulasi Depresiasi 12.800.000

Mesin 12.800.000

Semoga bisa memberikan gambaran !!!

LAPORAN KEUANGAN

Sebelum belajar mengenai Laporan Keuangan terlebih dahulu bisa dibaca bab sebelumnya yang berkaitan mengenai Kerangka Akuntansi Secara Umum….Please Flash Back Again yach..

LAPORAN KEUANGAN

PENGGUNA LAPORAN KEUANGANASUMSI DASAR LAPORAN KEUANGANKARAKTERISTISK KUALITATIF LAPORAN KEUANGANUNSUR LAPORAN KEUANGAN DAN PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN

A.   LAPORAN KEUANGAN (LK)Adalah suatu bentuk laporan yang berisikan posisi keuangan perusahaan yang biasanya dibuat pada akhr periode akuntansi yang digunakan untuk memberikan infomasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keutusan ekonomi.Laporan Keuangan terdiri dari :

1.       NeracaDidalamnya berisi Aset, Kewajiban dan Modal.

2.      L/R

Page 47: Analisa Rasio Keuangan

3.      Laporan Perubahan Posisi keuangan; yang dapat disajikan dalam berbagai cara diantaranya laporan arus kas atau laporan arus dana;

4.      Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan;

5.      Termasuk schedule dan informasi tambahan yang berkaitan dengan LK tersebut misalnya informasi keuangan segment industry dan geografis seta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

B.    PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN      Investor

Adalah pihak yang menanamkan modalnya kepada perusahaan. Investor ini biasaya mempunyai tingkat resiko yang besar jika perusahaan mengalami pailit. Tugas dari investor ini juga sebagai penasehat dalam mengembangkan hasil atas investasi yang sudah dilakukan. Mereka membutuhkan LK untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.Pemegang saham juga berkepentingan untuk menilai kemampuan perusahaan didalam membayar deviden.

      KaryawanMerupakan orang yang bekerja didalam perusahaan dan mendukung kegiatan operasional perusahaan untuk mendapatkan laba yang optimal. Kepentingan mereka terhadap LK adalah mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Dan mereka juga mmpunyai kepentingan apakah perusahaan mampu membayar atau memberikan balas jasa, mafaat pension dan kesempatan kerja.

      KreditorAdalah pihak yang membrikan pinjaman dana kepada perusahaan. Dimana mereka mempunyai kepentingan seberapa besar tingkat perusahaan dalam mebayar kewajiban-kewajiban mereka beserta bunganya.

      Pemasok dan Kreditor Usaha LainnyaBisanya mereka berkepentingan untuk kemngkinan mereka memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

      PelangganMereka berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.

      PemerintahPemerintah disini mempunyai kepentingan yaitu mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktifitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasioanal dan statistic lainnya.

      MasyarakatMereka berkepentingan untuk mengetahui apakah perusahaan mampu meningkatkan perekeonomian secara baik sehingga tenaga kerja yang akan diserap akan banyak dan perlindungan terhadap penanam modal domestic. LK dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi

Page 48: Analisa Rasio Keuangan

kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktifitasnya.

C.    ASUMSI DASAR AKUNTANSI      Dasar Akrual

Yaitu pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan yang di susun dengan dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi kewajiban pembayaran kas dimasa depan serta sumber daya yang mempresentasikan kas yang akan diterima dimasa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling bergantung bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

      Kelangsungan usahaLaporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya dimasa depan. Karena itu, persahaan diasumsikan tidakbermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.

D.   KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGANTerdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu : dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan.

1.       Dapat dipahamiKualitas informasi yang ada dalam laporan keuangan sangat penting, oleh karena itu pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar petimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

2.      RelevanInformasi relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.

3.      MaterialitasRelevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya.Informasi dikatakan material apabila kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalammencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission)

Page 49: Analisa Rasio Keuangan

atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya materialistas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.

4.      KeandalanAgar bermanfaat informasi LK harus handal (reliable). Informasi yang handal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfull representative) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.Agar laporan keuangan bisa dikatakan handal maka LK tersebut harus :

      Penyajian jujurInformasi yang ditunjukkan dalam LK harus jujur terhadap transaksi-transaksi sebagai dasar pecatatan.

      Substansi Mengungguli BentukSelain kejujuran yang dipakai untuk menyajikan informasi dalam LK maka penyajian itu harus didukung pencatatannya dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.

      Netralistas Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.

      Pertimbangan SehatDisini mengandung unsure kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.

      KelengkapanAgar handal maka informasi dalam LK harus dilengkapai dalam batasan materialitas dan biaya.

      Dapat dibandingkanPemakai harus dapat memperbandingkan LK perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan.

E.    UNSUR LAPORAN KEUANGAN DAN PENGAKUANNYA1.       ASSET

Adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.Aset dalam neraca diakui jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa depan akan mengalir ke entitas dan asset ersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Asset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan.Sebagai alternative trasaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi.

2.      KEWAJIBAN

Page 50: Analisa Rasio Keuangan

Merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaianya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan handal.

3.      EKUITAS (MODAL)Adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.Jumlah yang ditampilkan dalam neraca tergantung pada pengukuran aktiva dan kewajiban. Biasanya hanya karena factor kebetulan kalau jumlah ekuitas agregat sama dengan jumlah nilai pasar keseluruhandari saham perusahaan atau jumlah yang dapat diperoleh dengan melepaskan seluruh aktiva bersih perusahaan baik satu persatu atau secara keseluruhan dalam kondisi kelangsungan usaha.

4.      PENGHASILAN (INCOME)Meliputi baik pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains). Pendapatan timbul karena adanya aktivitas perusahaan yang biasa dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalty, dan sewa.Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan asset dan kewajian. Penghasilan diakui dalam laporan L/R jika kenaiakn menafaat ekonomi dimasa depan yang berkaitan dengan peningkatan asset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

5.      BEBANDefinisi beban meiputi baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Contoh beban yang timbul dalam pelaksanaan dalam aktifitas perusahaan adalah beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan.Sedangkan contoh beban karena kerugian adalah bencana kebakaran, banjir, seperti juga yang tiimbul dari pelepasan aktiva tidak lancar.Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan asset dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan L/R jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan degan penurunan asset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara handal.

6.      LABA DAN RUGIMerupakan pengukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi atau penghasilan per saham.Unsure yang langsung berkaitan dengan L/R adalah penghasilan dan beban.

a.       Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu peride akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

b.      Beban (Expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akutansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau

Page 51: Analisa Rasio Keuangan

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.Laba Rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan beban. Hal diatas bukan merupakan suatu unsure terpisah dari laporan keuangan, dan prinsip pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.

Sumber : A.     PSAK 2007 - IAIB.      IAPI – TARKO SUNARYO

PERBEDAAN LAPORAN LABA RUGI DAN LABA DITAHAN

A. Laporan Laba Rugi

Pengertian menurut Wikipedia adalah bagian dari laporan keuangan suatu

perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang

menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga

menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.

Fungsi laporan laba rugi

1.      Statemen ini memberikan informasi kepada kreditur dan investor untuk

memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas di masa yang akan

datang;

2.      Statemen ini bisa membantu pemakai dengan berbagai cara diantaranya :

a.       Investor dan kreditor dapat menggunakan informasi dalam statemen laba

rugi untuk mengevaluasi prestasi perusahaan di masa lalu;

Page 52: Analisa Rasio Keuangan

b.      Membantu kreditur dan investor menentukan tingkat resiko ketidakpastian

pencapain arus kas tertentu

Selain bermanfaat bagi kreditur dan investor, statemen L/R juga bermanfaat

bagi pelanggan, organisasi buruh dan pemerintah.

Dari sumber jurnal yang saya baca ada aturan-aturan dalam membuat

Laporan L/R yaitu :

a.       Didalam membuat L/R tidak memasukkan unsur konstribusi pertumbuhan

dan perkembangan perusahaan.

Umumnya perusahaan didalam membuat laporan L/R yang digunakan adalah

unsur monetary income-nya atau satuan moneter. Bukan unsur kualitatif nya

misal nilai penglaman pendidikan karyawan dan keahlian setiap karyawan.

b.      Besarnya laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.

Misalnya metode penyusutan yang berbeda antara perusahaan yang serupa

akan menghasilkan penilaian yang berbeda terhadap hasil operasi

perusahaan. Dengan asumsi penggunaan metode-metode kauntansi tentu

saja diterapkan dengan asumsi bahwa kondisi lain tidak berubah.

PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PENHITUNGAN L/R

PERUSAHAAN

1.      Pendekatan pemupukan modal (capital maintenance approach)

Yaitu laba diukur dengan mengurangkan aktiva bersih (aktiva dikurangi

kewajiban) awal periode dari aktiva bersih pada akhir periode, dan

penyesuaian atas tambahan investasi dari distribusi selama periode tertentu.

Contoh :

PT. Emak memiliki data sbb :

a.       Aktiva Neto Awal : Rp 100 juta

b.      Aktiva Neto Akhir : Rp 250 juta

c.       Investasi dr investor : Rp 50 juta

d.      Pengumuman deviden : Rp 35 juta

Jawab :

Aktiva Neto akhir Rp 250 juta

Page 53: Analisa Rasio Keuangan

Aktiva Neto awal Rp 100 jutaPenambahan Rp 150 jutaDitambahkan :Pengumuman deviden Rp 35 juta

Rp 185 jutaDikurangiInvestasi dari investor (Rp 50 juta)Laba Rp 135 juta

Dari data diatas bisa kita lihat bahwa laba yang dihasilkan tidak

menunjukkan hasil yang dicapai dengan transaksi yang sudah dilakukan

selama tahun yang bersangkutan. Penambahan aktiva sebesar Rp 150 juta

sedangkan laba sebesar Rp 135 juta (kurang dari penambahan aktiva

minimal).

2.      Pendekatan transaksi (transaction approach)

Pendekatan ini memfokuskan pada kegiatan yang terjadi selama periode

tertentu dan dasar pengukuran laba. Karena informasi atas pembentuk laba

dijelaskan terperinci maka pendekatan ini lebih banyak digunakan dari pada

pendekatan pemupukan modal.

Berdasarkan buku jurnal akuntansi untuk elemen-elemen

pembentuk laporan L/R berdasarkan metode transaksi adalah :

1.      Pendapatan

Aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu entitas atau penyelesaian

kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama periode tertentu, yang timbul

daru penjualan barang, penyerahan jasa, dan atau kegiatan pokok suatu

entitas.

2.      Biaya

Aliran keluar atau penggunaan sumber ekonomik atau terjadinya kewajiban

(atau kombinasi keduanya) selama periode tertentu, yang timbul dari

penjualan barang, penyerahan jasa, dan atau kegiatan pokok suatu entitas.

3.      Keuntungan

Page 54: Analisa Rasio Keuangan

Kenaikan dalam ekuitas (aktiba bersih) yang timbul dari transaksi insindetal

suatu entitas dan transaksi-transaksi atau kejadian lain dan kondisi tertentu

yang mempengaruhi entitas selama periode tertentu, kecuali yang

dihasilkan dari biaya-biaya atau distribusi kepada pemilik.

METODE PENYUSUNAN LAPORAN L/R

1.      Metode satu tahap (single step); berisi dua kelompok, yaitu pendapatan

dan biaya.

Contoh :

PT. EMAK

LAPORAN L/R

Per 31 Des 2012

Pendapatan :

Penjualan Bersih Usaha

Pendapatan Bunga

Pendapatan Sewa

Pendapatan deviden

Total Pendapatan

Biaya-biaya :

Biaya karyawan

Biaya Penjualan

Biaya kantor

Biaya kendaraan

Biaya lain-lain

Total Biaya

Laba Bersih

Rp 325.000.000

Rp 50.000.000

Rp 50.000.000

Rp 25.000.000

Rp 450.000.000

Rp 50.000.000

Rp 20.000.000

Rp 15.000.000

Rp 18.000.000

Rp 25.000.000

Rp 128.000.000

Rp 322.000.000

Page 55: Analisa Rasio Keuangan

2.      Metode bertahap (multiple step); penyajiaannya dihubungkan antara

pendapatan dan biaya.

a.       Pendapatan yang berasal dari kegiatan operasi selama periode tertentu

dilaporkan terpisah dari pendapatan yang diperoleh dari kegiatan

nonoperasi.

b.      Biaya-biaya diklasifikasikan menurut fungsi. Misal biaya pengiriman barang

masuk dalam kategori biaya penjualan, biaya gaji masuk biaya karyawan,

biaya bensin masuk biaya kendaraan dll.

PT. EMAK

LAPORAN L/R

PER 31 DES 2012

Penjualan Bersih

Harga Pokok Penjualan

Persediaan Awal Barang

dagangan

Pembelian Rp

90.000.000

(Potongan pembelian)Rp

20.000.000

Pembelian Bersih

Biaya Angkut Masuk

Persediaan barang siap dijual

Persediaan akhir

HPP

Laba Kotor (penj – HPP)

Biaya Operasi

Biaya karyawan

         Biaya Gaji

Rp 325.000.000

Rp 75.000.000

Rp 70.000.000

Rp 15.000.000

Rp 160.000.000

Rp 100.000.000

Rp 60.000.000

Rp 265.000.000

Rp 25.000.000

Rp 20.000.000

Rp 5.000.000

Rp 50.000.000

Page 56: Analisa Rasio Keuangan

         THR

         Bonus

Total B. Karyawan

Biaya Penjualan

         Biaya Pengiriman Barang

         Biaya perjalanan Dinas

         Biaya Promosi

Total B. Penjualan

Total biaya operasi

Laba dari Operasi

Pendapatan dan Laba lain2

         Pendapatan Bunga

         Pendapatan Sewa

         Pendapatan deviden

Biaya Lain-lan (non operasi)

Biaya kantor

         Listrik/Air

         Alat-alat kantor

         Sewa Kantor

         Telepon

         Fotocopy

Total B. Kantor

Biaya kendaraan

         Biaya Bensin

         Biaya Tol

         B. Perawatan/reparasi

         Surat kendaraan

Total B. Kendaraan

Rp 7.000.000

Rp 6.000.000

Rp 7.000.000

Rp 20.000.000

Rp 70.000.000

Rp 195.000.000

Rp 50.000.000

Rp 50.000.000

Rp 25.000.000

Rp 125.000.000

Rp 320.000.000

Rp 3.000.000

Rp 2.500.000

Rp 6.000.000

Rp 2.000.000

Rp 1.500.000

Rp 15.000.000

Rp 10.000.000

Rp 2.500.000

Rp 4.000.000

Rp 1.500.000

Rp 18.000.000

Rp 11.000.000

Rp 10.000.000

Page 57: Analisa Rasio Keuangan

Biaya lain-lain

         Biaya adm bank

         Entertainment

         Konsultan

Total Biaya lain2

Total Biaya non operasional

Laba sebelum pajak

pajak

EAT

Rp 4.000.000

Rp 25.000.000

Rp 128.000.000

Rp 192.000.000

Rp 57.600.000

Rp 134.400.000

KONSEP DALAM MEMBUAT LAPORAN L/R

1.      Current Operating Performance Concept

Konsep ini menjelaskan bahwa laporan L/R perusahaan harus menyajikan

informasi hasil operasi yang diperoleh dari kegiatan normal perusahaan,

sehingga keuntungan atau kerugian yang bukan berasal dari kegiatan

normal perusahaan tidak termasuk dalam perhitungan laba bersih. Karena

item-item ini tidak mencerminkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba dimasa yang akan datang.

2.      All-Inclusive Income Statement

Menurut APB dalam APB Opinions No. 9 tentang penggunaan konsep all-

inclusive dimodifikasi dan kebutuhan akan penerapan pendekatan ini dalam

praktik. Ada enam kelompok irregular yaitu :

a.       Item ekstraordiner (luar biasa)

b.      L/R tidak biasa

c.       Penyesuaian laba atau rugi periode sebelumnya

d.      Penyesuaian dan koreksi berulang kali, normal

e.       Perubahan prinsip akuntansi

f.        Penghentian usaha

B. LAPORAN LABA DI TAHAN (Retained Earning)

Page 58: Analisa Rasio Keuangan

Laporan ini menjelaskan tentang perubahan dalam laba ditahan selama

periode tertentu, dan menghubungkan laporan L/R dengan neraca.

Bagian dalam R/E :

1.      Penyesuaian peride sebelumnya

a.       Koreksi kesalahan dalam statemen keuangan periode sebelumnya.

Misalnya : kesalahan penyajian persediaan barang dagangan yang terlalu

tinggi. Koreksi kesalahan harus dibedakan dengan koreksi sebagai akibat

perubahan taksiran akuntansi. Karena taksiran akuntansi bukan merupakan

penyesuaian terhadap periode sebelumnya.

b.      Penyesuaian yang dihasilkan dari realisasi income tax benefit dari kerugian

operasi perusahaan anak, yang tejadi sebelum perusahaan tersebut dibeli

perusahaan induk.

2.      Laba Bersih dan Dividen

Jika perusahaan memperoleh laba, maka jumlah tersebut ditambahkan ke

R/E. Sebalinya jikaperusahaan menderita rugi jumlah tersebut dikurangkan

dari saldo R/E.

Deviden yang diumumkan selama periode tertentu dikurangkan dari R/E, dan

dividen /lb saham diunkapkan dalam laporan R/E. Dividen yang dibagikan

diidentifikasikan dengan saham yang dikeluarkan.

Contoh :

PT. BAPAK

Laporang Laba Ditahan

Per 31 Desember 2012

Laba di tahan, awal

(-) penyesuaian periode sebelumnya-koreksi

depresiasi dibebankan terlalu rendah pada

tahun 2011, dikurangi pajak laba Rp 10 juta.

Laba ditahan ditetapkan kembali

(+) Laba bersih tahun 2012

Rp 80.000.000

(Rp 20.000.000)

Rp 60.000.000

Rp 197.000.000

Page 59: Analisa Rasio Keuangan

Sub Total

(-) Dividen untuk Saham preferen Rp

15.000.000

Dividen untuk saham biasa Rp

35.000.000

Laba ditahan akhir

Rp 257.000.000

(Rp 20.000.000)

Rp 237.000.000

LAPORAN R/E DIKOMBINASIKAN

Dengan cara menempatkan data perhitungan laba bersih di urutan pertama,

dan diringkas. Selanjutnya laba bersih periode kini digabungkan dengan

saldo awal laba ditahan atau saldo penyesuaian laba periode sebelumnya.

Untuk memperoleh besarnya R/E akhr periode, total ini dikurangkan dari

dividen yang diumumkan.

PT. BAPAK

Laporang Laba Ditahan

Per 31 Desember 2012

Pendapatan

Biaya

Laba bersih

Laba di tahan, awal

(-) penyesuaian periode sebelumnya-koreksi

depresiasi dibebankan terlalu rendah pada

tahun 2011, dikurangi pajak laba Rp 10 juta.

Laba ditahan ditetapkan kembali

(-) Dividen untuk Saham preferen Rp

15.000.000

Dividen untuk saham biasa Rp

35.000.000

Rp 325.000.000

Rp 128.000.000

Rp 197.000.000

Rp 80.000.000

(Rp 20.000.000)

Rp 257.000.000

(Rp 20.000.000)

Rp 237.000.000

Page 60: Analisa Rasio Keuangan

Laba ditahan akhir

 Didapatkan hasilnya sama dengan laporan R/E tanpa kombinasi.

*semoga bermanfaat

Salam

Diposkan oleh

PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN

Proyeksi keuangan merupakan perencanaan keuangan perusahaan untuk

dimasa mendatang dengan berlandaskan pada laporan keuangan tahun

yang lalu.

Perlu diketahui bahwa laporan keuangan yang masih dalam bentuk

perencanaan maka didalam laporan keuangan tersebut harus dicantumkan

kata “proforma” yang mempunyai arti bahwa laporan keuangan

menunjukkan ikhtisar kondisi keuangan perusahaan yang belum

dilaksankan. Informasi yang didalamnya masih dalam bentuk

proyeksi/perencanaan mengenai kondisi keuangan dimasa yang akan

datang.

Contoh mengenai arti kata Proforma / Rancangan dalam dunia kerja

Catatan sedikit : saya sebagai seorang accounting sering kali menerima

Invoice dari luar negeri (import) mengenai produk yang akan dikirim ke

perusahaan kami berdasarkan PO (purchase Order) yang sudah kami ajuka

sebelumnya. Oleh pihak eksportir tidak langsung meng-approved PO kami,

tetapi mereka memberikan proyeksi/langkah awal dalam menyetujui atas PO

yang sudah kami kirim sebelumnya.

Didalam Proforma Invoice tersebut tercantum mengenai :

1.      Tindak lanjut atas PO No. yang sudah dikirim perusahaan;

2.      Alamat dan nama tertuju yang sudah ditunjuk perusahaan dalam PO;

Page 61: Analisa Rasio Keuangan

3.      Jenis barang, kuantitas dan harga per unit barang sesuai pesanan;

4.      Tawaran / produk lain yang sejenis dengan kualifikasi PO yang sudah

dikirim. Hal ini apabila pihak eksportir mengalami kekosongan barang yang

sudah dipesan oleh customer-nya. Sehingga pihak eksportir akan

memberikan gambaran atau penawaran lain atas barang yang berbeda tapi

punya kualifikasi dan manfaat serta harga yang hamper sama.

Setelah proforma invoice ini sudah diterima oleh perusahaan maka akan ada

bagian analisa mengenai data-data barang yang akan di kirim oleh eksportir

apakah sudah sesuai dengan pesanan ataukah tidak. Apabila sudah OK maka

perusahaan akan memberikan konfirmasi kepada eksportir untuk

melanjutkannya kalau tidak OK maka aka nada negosiasi kembali di antara

kedua belah pihak.

Wujud dari terealisasinya kesepakatan antara eksportir dan perusahaan

adalah dikeluarkan Invoice (tanda ada kata “Proforma” lagi).

Contoh diatas bisa kita hubungkan kedalam pembuatan LK baik yang masih

ber-proforma ataukan sudah tanpa “proforma”.

Yang perlu di perhatikan dalam membuat proforma LK adalah :

a.       Data keuangan yang akan kita buat rancangan misal Neraca ataukah L/R

ataukah item L/R yaitu penjualan dll. Data ini riil atau data sebenarnya di

tahun yang sudah terjadi.

b.      Menyiapkan besaran angka proyeksi yang akan dilakukan. Meskipun

besaran angka proyeksi ditetapkan berdasarkan angka dari laporan

keuangan yang lalu dan harga pasar, tetapi karena angka proyeksi ini harus

mengkalkulasi adanya nilai waktu yang (inflasi dan deflasi), maka angka2

tersebut berbeda.

c.       Besarnya proyeksi ditentukan dengan nilai yang lebih besar menuju kearah

kebaikan dari angka yang sudah terjadi (LK yang terdahulu).

Berdasarkan data yang saya peroleh klik disini ada beberapa proses

dalam penyusunan proyeksi diantaranya adalah :

Page 62: Analisa Rasio Keuangan

a.       Interaksi; proyeksi dibuat dengan mengkombinasikan antara proposal

investasi dan pilihan pendanaan yang digunakan

b.      Pilihan alternative (options); proyeksi yang dibuat dengan memberikan

kesempatan perusahaan untuk menentukan beberapa alternative pilihan

berdasarkan scenario yang telah ditentukan

c.       Kelayakan/Feasibility; proyeksi harus dibuat dengan pertimbangan akal

sehat dan sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan

d.      Hindarkan kejutan (avoiding Surprises); tidak seorangpun yang ingin gagal

dan merencanakan untuk gagal.

Contoh :

Proyeksi Laba Rugi

Di tahun 2011 PT. LisDa menetapkan omzet penjualan naik 15% dari total

penjualan bersih ditahun yang sama adalah 3 Milliar. Total biaya sebesar Rp

500 juta bisa ditekan 10%, dan biaya bunga bisa ditekan 5% karena deflasi.

Dari data ini maka bisa dibuat table proyeksi :

Laporan L/R PT. LisDa per

31/12/2011 (Rp)

Laporan L/R Proforma PT. LisDa per

31/12/2012 (rp)

Penjualan Bersih 3.000.000.0

00

Penjualan Bersih naik

15%

3M + (3M*0.15)

3.450.000.00

0

Total Biaya (500.000.00

0)

Total Biaya turun 10%

500 juta – (500juta*0.10)

450.000.000

EBIT 2.500.000.0

00

EBIT 3.000.000.00

0

Bunga 10% 250.000.00

0

Bunga turun 5% 150.000.000

EBT 2.250.000.0

00

EBT 2.850.000.00

0

Page 63: Analisa Rasio Keuangan

Nah, dari perhitungan diatas sudah jelas bahwa EBT di dalam Laporan L/R

tahun 2011 adalah Rp 2.250.000.000 dan ditahun 2012 EBT nya adalah Rp

2.850.000.000. Namun perlu diingat bahwa hasil realisasi EBT untuk tahun

2012 nanti belum tentu dapat sebesar angka yang diproyeksikan. Dalam

aktulanya angkanya bisa > atau = atau <. Hal ini tergantung dr kondisi

internal dan eksternal perusahaan.

Model proyeksi diatas mungkin bisa dikatakan sangat sederhana.

Perusahaan bisa menargetkan rasio-rasio keuangan untuk menentukan item-

item dalam LK, memerhatikan kapasitas sumberdaya yang dimiliki seperti

tenaga kerja, mesin, ruang kantor dan peralatan dan asumsi yang dibuat

harus realistis.

Untuk mengetahui contoh pembuatannya saya lanjutkan ke materi

berikutnya. Tetep stay join dan selalu lihat di kolom CONTOH SOAL di

halaman blog ini juga…*niceee 

Kelemahan dalam Model Proyeksi Keuangan (sumber klik disini)

1.      Model proyeksi keuangan tidak mengindikasikan kebijakan keuangan mana

yang paling baik, namun hanya menggambarkan beberapa alternative

kondisi;

2.      Banyak simplifikasi dari keadaan sebenarnya sedangkan keadaan

sebenarnya dapat berubah menjadi hal yang tidak diduga sebelumnya;

3.      Tanpa perencanaan jangka pendek perusahaan seperti dalam laut yang

berombak tanpa kemudi untuk pegangan. Perencanaan keuangan harus

diterjemahkan dalam detail anggaran keuangan dan operasi.

Kesimpulan

1.      Perencanaan keuangan mengharuskan perusahaan berpikir tentang masa

depan dan menyusun proyeksi;

2.      Penyusunan proyeksi meliputi :

a.       Mengembangkan model keuangan perusahaan;

Page 64: Analisa Rasio Keuangan

b.      Menjelaskan scenario yang berbeda di masa mendatang dari kondisi

terbaik;

c.       Menggunakan model untuk mengkontruksi proforma LK;

d.      Menjalankan model dengan beberapa scenario yang berbeda (analisis

sensitivitas);

e.       Mengevaluasi implikasi dari perencanaan strategis.

Semoga Bermanfaat…

LAPORAN ARUS KAS

Merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan

kas keluar dan setara kas suatu entitas untuk suatu periode tertentu.

TUJUAN & KEGUNAAN

a.       Mengevaluasi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas,

waktu dan kepastian dalam menghasilkannya;

Page 65: Analisa Rasio Keuangan

b.       Mengevaluasi struktur keangan entitas (termasuk likuiditas dan

solvabbilitas) dan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban dan

membayar deviden;

c.       Memahami pos yang menjadi selisih antara L/R periode berjalan dengan

arus kas neto dari kegiatan operasi (akrual);

d.       Membandingkan kinerja operasi antar entitas yang berbeda, karena arus

kas neto dari laporan arus kas tidak dipengaruhi oleh perbedaan pilihan

metode akuntansi dan pertimbangan manajemen, tidak seperti basis akrual

yang digunakan dalam menentukan L/R entitas;

e.       Memudahkan pengguna laporan untuk mengambangkan metode untuk

menilai dan membandingkan nilai kini arus kas masa depan antar entitas

yang berbeda.

KLASIFIKASI LAPORAN ARUS KAS

Menurut PSAK No. 2 (revisi 2009) Laporan Arus Kas, mempunyai tiga

klasifikasi diantaranya adalah :

1.       Aktifitas operasi, adalah aktifitas penghasil utama pendapatan entitas dan

aktifitas lain yang bukan merupakan aktifitas investasi dan pendanaan;

2.       Aktivitas Investasi, adalah aktifitas vberupa perolehan dan pelepasan asset

jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas;

3.       Aktifitas pendanaan, adalah aktifitas yang mengakibatka perubahan dalam

jumlah serta kompetisi kontribusi modal dan pinjaman entitas.

ARUS KAS MASUK ARUS KAS KELUAR

AKTIVITAS OPERASI Penjualan barang&jasa,

penerimaan

royalty/komisi,pendapat

an bunga (dapat juga

masuk di aktivitas

investasi), deviden yang

diterima (dpt jg masuk

Pembayaran pemasok,

pegawai, pajak, dan

bunga pinjaman (dpt jg

masuk sbg aktiifitas

pendanaan)

Page 66: Analisa Rasio Keuangan

aktifitas investasi)

AKTIFITAS INVESTASI Penjualan asset tetap,

penjualan asset

berwujud, penjualan

saham/instrument uang

entitas lain, penerimaan

dari pembayaran

pinjaman yg diberikan

kepada entitas lain.

Pembelian asset tetap,

pembelian asset tidak

berwujud, pembelian

investasi

saham,/instrument uang

entitas lain,

pengeluaran untuk

pemberian pinjaman

kepada entitas lain.

AKTIFITAS PENDANAAN Menerbitkan saham,

menerbitkan instrument

utang.

Membeli kembali saham

(saham treasury),

membayar utang

/pinjaman, membayar

deviden kepad

pemegang saham

(dapat juga masuk ke

aktifitas operasi).

LANGKAH-LANGKAH DALAM PENYIAPAN LAPORAN ARUS KAS

a. Neraca Komparatif yang menyajikan jumlah perubahan aktiva dan

kewajiban dan ekuitas dari awal hingga akhir periode;

b. Laporan L/R periode berjalan berisi data yang membantu pembaca

menemukan jumlah kas yang diterima dari atau di gunakan oleh

operasi selama periode berjalan;

c. Data transaksi tertentu dari buku besar umum memberikan infromasi

tambahan terinci yang dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas

diterima dan digunakan selama periode berjalan.

PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS

Page 67: Analisa Rasio Keuangan

1. Metode Langsung, yaitu menyajikan kelompok utama penerimaan kas

bruto dan pembayaran kas bruto;

2. Metode tidak langsung, yaitu dimulai dengan laba rugi periode berjalan

dan menyesuaikan laba rugi tersebut dengan transaksi non kas,

akrual, dan tangguhan dari pos yang penghasilan atau pengeluaran

dalam aktivitas inevestasi dan pendanaan.

Contoh soal :

PT. EMAK BAPAK

NERACA KOMPARATIF

31 DES 2012 & 2011

2012 2011 Perubahan

(naik/Turun

)

Aktiva

         Kas

         Piutang usaha

         Persediaan

         Beban dbyr Dmuka

         Tanah

         Gedung

         Akm Peny Gedung

         Peralatan

         Akm Peny. Peralatan

Total

Kewajiban dan Ekuitas

Pemegang Saham

Hutang Usaha

Hutang Obligasi

20.000.000

17.000.000

10.000.000

5.000.000

50.000.000

65.000.000

(15.000.00

0)

35.000.000

(15.000.00

0)

172.000.0

00

10.000.000

15.000.000

8.000.000

6.000.000

60.000.000

65.000.000

(10.000.00

0)

25.000.000

(10.000.00

0)

169.000.0

00

10 jt/naik

2 jt/naik

2 juta/naik

1 juta/turun

10juta/

turun

0

5juta/

naik*a

10juta/naik

5juta/

naik*a

Page 68: Analisa Rasio Keuangan

Saham Biasa

R/E

Total

82.000.000

44.000.000

26.000.000

20.000.000

172.000.0

00

85.000.000

42.000.000

20.000.000

22.000.000

169.000.0

00

3juta/turun

2juta/naik

6 juta/naik

2

juta/turun*

b

PT. EMAK-BAPAK

Laporan Laba Rugi

Per 31 Desember 2012

(Dalam Rupiah)

Pendapatan

HPP

Beban Operasi

Beban Bunga

Laba dari operasi

Beban pajak

penghasilan

Laba Bersih

10.000.000

8.000.000

6.000.000

45.000.000

24.000.000

21.000.000

3.000.000

18.000.000*b

Jawab :

1. METODE LANGSUNG

Memperinci arus kas actual dari kegiatan operasi entitas. Ketika metode ini

digunakan maka informasi dapat diperoleh dari catatan akuntansi entitas

Page 69: Analisa Rasio Keuangan

atau dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos

lain dalam laporan laba rugi komprehensif.

Entitas dianjurkan untuk menggunakan metode langsung dalam penyusunan

arus kas dari aktifitas operasi. Metode ini menghasilkan informasi yang

berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat

dihasilkan oleh metode tidak langsung.

Keuntungan metode langsung adalah menyajikan penerimaan dan

pembayaran kas operasi. Metode ini lebih konsisten dengan tujuan laporan

arus kas untuk menyediakan informasi tentang penerimaan kas dan

pembayaran kas dibandingkan dengan metode tidak langsung yang tidak

melaporkan peneriman kas dan pembayaran kas operasi.

PT. EMAK BAPAK (METODE LANGSUNG)

Laporan Arus Kas

Per 31 Des 2012

Kenaikan (penurunan) Kas

A. Arus Kas Dari Kegiatan

Operasi

         Penerimaan Kas dr pelanggan

         Pembayaran kas pd pemasok&karywn

         Pembayaran bunga

         Pembayaran pajak penghasilan

Kas Bersih yg ditrima dr keg.

Oprasi

B. Arus Kas dr Kegiatan

Investasi

         Penjualan tanah

         Pembelian perlatan

Kas bersih yang digunakan o/ keg.

43.000.000*c

(12.000.000)*d

(6.000.000)

(3.000.000)

10.000.000

(10.000.000)

22.000.000

0

Page 70: Analisa Rasio Keuangan

Investasi

C. Arus kas Pembiayaan

         Penebusan obligasi

         Penjualan saham biasa

         Pembayaran deviden tunai

Kas bersih yg ditrima dr keg.

Pembiayaan

Kenaikan bersih Kas

Saldo kas, 1 Jan 2012

Saldo kas, 31 des 2012

2.000.000

6.000.000

(20.000.000)*e (12.000.000)

10.000.000

10.000.000

0

Note :

RUMUS

a. Untuk menghitung Penerimaan dari pelanggan = Pendapatan

penjualan – Kenaikan Piutang Usaha ATAU Pendapatan Penjualan +

Penurunan Piutang Usaha

Yaitu 45.000.000 – 2.000.000 = 43.000.000

b. Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan = HPP + B. Operasi +

(jumlah penyusutan – kenaikan persediaan + penurunan beban dbyr

dmk – penurunan hutang usaha)

Jadi = 10.000.000+8.000.000 -(10.000.000-2.000.000+1.000.000-

3.000.000) = 12.000.000*d

c. Pembayaran deviden tunai = Kenaikan R/E – Laba Bersih ATAU

Penurunan R/E + Laba Bersih

jadi 18.000.000 – (-2.000.000) = 20.000.000

Page 71: Analisa Rasio Keuangan

2. METODE TIDAK LANGSUNG (Metode Rekonsiliasi)

Dengan metode ini arus kas operasi ditentukan dengan menyesuaikan

laba rugi neto dipengaruhi oleh :

a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama

periode berjalan;

b. Pos nonkas, seperti penyusutasn, povisi, pajak tangguhan, keuntungan

dan kerugian mata uang asing yang belum direalisasi, serta laba

entitas asosiasi yang belum didistribusikan;

c. Pos lain yang berkaitan dengan aktifitas investasi atau pendanaan,

misalnya laba dari penjualan asset tetap.

Keuanggulan metode tidak langsung dengan metode langsung adalah

metode tidak langsung berfokus pada perbedaan antara laba bersih dan arus

kas bersih dari kegiatan operasi. Artinya metode tidak langsung memberikan

hubungan yang bermanfaat antara laporan arus kas dan laporan laba rugi

serta neraca.

PT. EMAK BAPAK (METODE TDK LANGSUNG)

Laporan Arus Kas

Per 31 Des 2012

Kenaikan (penurunan) Kas

D. Arus Kas Dari Kegiatan

Operasi

Laba Bersih

Peny. Untuk merekonsiliasi laba bersih

thd kas bersih yg diterima dr keg.

Operasi :

10.000.000 *a

(2.000.000)

(2.000.000)

18.000.000

Page 72: Analisa Rasio Keuangan

         Beban Penyusutan

         Kenaikan piutang usaha

         Kenaikan persediaan

         Penurunan beban dbyr dmk

         Penurunan hutang usaha

Kas Bersih yg ditrima dr keg.

Oprasi

E. Arus Kas dr Kegiatan

Investasi

         Penjualan tanah

         Pembelian perlatan

Kas bersih yang digunakan o/ keg.

Investasi

F. Arus kas Pembiayaan

         Penebusan obligasi

         Penjualan saham biasa

         Pembayaran deviden tunai

Kas bersih yg ditrima dr keg.

Pembiayaan

Kenaikan (Penurunan) bersih Kas

Saldo kas, 1 Jan 2012

Saldo kas, 31 des 2012

1.000.000

(3.000.000)

10.000.000

(10.000.000)

2.000.000

6.000.000

(20.000.000)*b

4.000.000

22.000.000

0

0

(12.000.000)

10.000.000

10.000.000

0

Note :

RUMUS :

a. Pembayaran deviden tunai = Kenaikan R/E – Laba Bersih ATAU

Penurunan R/E + Laba Bersih

jadi 18.000.000 – (-2.000.000) = 20.000.000

Page 73: Analisa Rasio Keuangan

b. Beban Penyusutan 10.000.000 *a berasal dari kenaikan akumulasi

gedung dan peralatan

Yi 5.000.000 + 5.000.000 = 10.000.000

Semoga bermanfaat ya !!!

Sumber : Akuntansi KEuangan Menengah by Dwi Martini, Sylvia

Veronica NPS, Ratna Wardhani, Aria Farahmita, Edward Tanujaya

(2012).

Akuntansi Keuangan Menengah II, Ratna Mappanyuki (2007)

Diposkan oleh Indahnya Belajar Akuntansi di 16.13

LABA DITAHAN (Retained Earnings)

Laba Ditahan adalah laba dari operasi dibagikan dan menjadi tambahan penyertaan

pemegang saham.

Laba Ditahan merupakan jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk

pembagian dividen.

Transaksi-transaksi yang mempengaruhi R/E adalah :

a.       Pembagian dividen

b.      L/R bersih operasi

c.       Koreksi pembukuan atas laba (rugi) tahun-tahun yang lalu

Page 74: Analisa Rasio Keuangan

Laporan laba rugi bisa disajikan didalam laporan Laba Rugi atau terpisah dari laporan Laba

rugi. Dan laporan laba ditahan dapat disajikan di dalam Laporan Perubahan Modal, dimana

perubahan laba ditahan termasuk didalamnya.

Standar akuntansi harus membedakan antara transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian

yang mempengaruhi laba rugi yang akan disajikan dalam laporan laba rugi, dengan

transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi laba ditahan yang akan

disajikan dalam laporan Laba ditahan.

Perbedaan L/R dan R/E

L/R R/E

1.      Elemen-elemen L/R adalah

pendapatan, biaya, laba dan laba

rugi, elemen – elemen itu tidak

dapat didebetkan atau dikreditkan

ke dalam R/E

1.      Elemen-elemen yang dapat didebetkan atau

dikreditkan ke dalam R/E adalah :

a.       Penutupan saldo rekening Ikhtisar L/R

        Rugi laba (D)

        Laba Bersih (K)

b.      Distribusi kepada pemegang saham (kas, property,

atau saham)

        Deklarasi Dividen (D)

        Laba Ditahan (K)

c.       Perubahan Prinsip Akuntansi

        Penyesuaian retroaktif negative (rugi, biaya) (D)

        Penyesuaian retroaktif Positif (Laba, pendapatam)

(K)

d.      Koreksi kesalahan periode sebelumnya

        Penyesuaian periode sebelumnya (rugi, biaya) (D)

        Penyesuaian periode sebelumnya (laba, pendapatan)

(K)

e.       Penyisihan laba yang ditahan untuk tujuan-tujuan

tertentu (perluasan pabrik, pelunasan utang dll)

        Pencadangan (D)

Page 75: Analisa Rasio Keuangan

        Pembatalan Cadangan (K)

f.        Transaksi saham treasury

        Penyesuaian negative transaksi saham treasury (D)

        Laba Ditahan (K)

g.       Quasi reorganisasi

        Penghapusan untuk nilai buku aktiva menjadi nilai

pasar (D)

        Untuk menjadikan bersaldo nol dengan mengkredit

sejumlah tertentu dati modal disetor (K)

Note : Penyesuaian periode sebelumnya adalah kesalahan yang dilakukan pada periode

sebelumnya yang dketahui dan dikoreksi pada periode sekarang, kecuali penyesuaian

terhadap perubahan umur aktiva tetap dan nilai residu, dan perubahan jumlah taksiran

kerugian piutang.

Penyesuaian akan Nampak sebagai berikut :

R/E, saldo awal XXXX

Koreksi kesalahan periode sebelumnya (XXXX)

Laba ditahan setelah penyesuaian, saldo awal XXXX

Laba ditahan (R/E) sangat erat hubungannya dengan dividen. Dimana dividen adlah

pembagian laba kepada pemegang saham atas hak kepemilikan lembar saham perusahaan.

Macam-macam Dividen

1. Dividen Kas

Dividen yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dividen kas. Yang perlu diperhatikan

oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas ialah

apakah jumlah uang yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.

2. Dividen Aktiva Selain Kas ( Property Dividends )

Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki

oleh PT, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain. Pemegang saham akan mencatat dividen

yang diterimanya ini sebesar harga pasar aktiva tersebut

Page 76: Analisa Rasio Keuangan

3. Dividen Utang ( Scrip Dividends )

Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk pembagian

dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup. Sehingga pimpinan PT akan mengeluarkan

scrip dividends yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan

datang.

4. Dividen Likuidasi

Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pembagian modal. Apabila

perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu

mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan pengembalian

modal, sehingga para pemegang saham bisa mengurangi rekening investasinya.

5. Dividen Saham

Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada

para pemegang saham, sebanding dengan sahamsaham yang dimilikinya. (Baridwan, 2000

: 434)

Tiga tanggal penting dalam pembagian dividen diantaranya adalah sebagai berikut :

Kejadian Keterangan Jurnal

Tanggal Pengumuman

Tanggal Pencatatan

(Date of record)

Dewan direksi

mengumumkan pembagian

dividen sehingga

perusahaan mempunyai

kewajiban mempunyai

untuk membayar dividen.

Pada tanggal ini ditentukan

pemegang sahan yang akan

menerima pembayaran

dividen.

R/E (D)

Hutang Dividen (K)

Tidak diperlukan jurnal

hanya diperlukan catatan

memo untuk pemegang

saham yang berhak dalam

buku pembantu

Page 77: Analisa Rasio Keuangan

Tanggal pembayaran

(Date of payment)

Kas (atau aktiva lain)

didistribusikan kepada

pemegang saham yang

berhak

Hutang dividen (D)

Kas (K)

Untuk contoh konkrit bisa dilihat di CONTOH SOAL » Contoh Mengihitung Dividen

(Pengaruh R/E).

PENCADANGAN LABA DITAHAN

Kadang-kadang manajemen perusahaan bermaksud menggunakan sumber-sumber

perusahaan untuk tujuan-tujuan khusus tertentu sehingga tidak dapat dibagikan dividen.

Sehingga guna memberitahukan kepada pemakai laporan tentang maksud tersebut maka

dibentuk pencadangan R/E.

Contoh:

a.       Untuk perluasan perluasan pabrik dilakukan dengan mentransfer dari laba ditahan Rp 1

juta selama 5 tahun. Jurnal untuk mencatat pencadangan tersebut setiap tahun selama 5

tahun adalah sebagai berikut :

-          R/E Rp 1juta (D)

-          Laba ditahan yang dicadangkan untuk perluasan pabrik Rp 1juta (K)

b.      Pada akhir tahun kelima saldo cadangan berjumlah Rp 5juta. Apabila perluasan pabrik

telah selesai dan pencadangan tersebut sudah tidak diperlukan, maka jumlah tersebut

ditransfer kembali ke laba ditahan :

-          Laba ditahan yang dicadangkan untuk perluasan pabrik Rp 5 juta (D)

-          R/E Rp 5 juta (K)

QUASI REORGANISASI

Apabila perusahaan menderita rugi, rekening laba ditahan akan bersaldo negative atau

deficit. Menurut undang-undang quasi reorganisasi meliputi 3 langkah berikut ini :

Page 78: Analisa Rasio Keuangan

a.       Semua aktiva dinilai kembali pad nilainya sekarang (biasanya nilai bersih yang dapat

direalisasi) sehingga perusahaan tidak dibebani biaya yang tinggi pada tahun-tahun

berikutnya karena nilai aktiva yang terlalu tinggi.

b.      Agio harus dibentuk paling tidak sama dengan jumlah deficit, dengan cara donasi dari

pemegang saham perusahaan, pengurangan nominal saham, atau cara-cara lainnya.

c.       Jumlah deficit kemudian dibebankan ke agio saham hingga bersaldo nol.

Karakteristik quasi reorganisasi

1.      Adanya bagian atau elemen hak-hak pemegang saham yang dicatat dengan nilai terlalu

tinggi;

2.      Adanya aktiva-aktiva yang dinilai tinggi menurut ukuran yang berlaku pada waktu itu;

3.      Adanya institusi menajamen baru.

CONTOH :

Posisi modal pemegang saham PT. Liesti sebelum quasi reorganisasi adlah sebagai berikut :

Saham biasa, 10.000lb nominal Rp 150 Rp 1.500.000

Agio Saham Rp 300.000

R/E (Rp 500.000)

Jumlah modal pemegang saham Rp 1.300.000

Dalam rangka quasi reorganisasi dilakukan langkah-langkah berikut ini :

a.       Diadakan revaluasi (penilaian kembali) terhadap aktiva-aktiva perusahaan :

-          Persediaan barang dianaikkan sebesar RP 100.000

-          Intangible Assets Rp 200.000

-          Aktiva tetap diturunkan Rp 100.000

Jurnal revaluasi aktiva :

Persediaan Rp 100.000

R/E Rp 200.000

Intangible Rp 200.000

Aktiva Tetap Rp 100.000

Page 79: Analisa Rasio Keuangan

(R/E – ((Intangible + AT)-Persediaan))= 200.000

b.      Nilai nominal saham diturunkan dari Rp 150/lb menjadi Rp 50

Jurnal penurunan nilai nominal saham :

Modal saham Biasa Rp 500.000

Agio Saham Biasa Rp 500.000

(10.000lb x Rp 50 = Rp 500.000)

c.       Penghapusan deficit

Agio Saham biasa Rp 500.000

R/E Rp 500.000

(Nilai R/E awal)

Posisi modal pemegang saham PT. Liesti setelah quasi reorganisasi adalah sebagai berikut :

Saham biasa, 10.000lb nominal Rp 50 Rp 500.000

Agio Saham Rp 300.000

R/E Rp 0

Jumlah modal pemegang saham Rp 800.000

PENCATATAN PENYUSUTAN AKTIVA PERUSAHAAN

Page 80: Analisa Rasio Keuangan

Standar akuntansi keuangan (2002;17) menyatkan bahwa jumlah yang dapat

disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat

aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode apapun yang

dipilih, konsistensi dalam penggunaannya adalahperlu, tanpa memandang

tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat

menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke

periode.

Adapun metode penyusutan yang biasanya digunakan adalah terdiri dari:

a.       Metode penyusutan yang berdasarkan waktu yaitu metode garis

lurus, metode pembebanan yang menurun yang terdiri dari metode jumlah

angka tahun dan metode saldo menurun atau metode saldo menurun

berganda.

b. Metode penyusutan berdasarkan penggunaan yaitu metode jam jasa

danmetode jumlah unit produksi.

c. Metode penyusutan yang berdasarkan kriteria lainnya yaitu metode

berdasarkan jenis kelompok, metode analisis, metode sistem persediaan.

1.      Depresiasi

Page 81: Analisa Rasio Keuangan

Merupakan sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara

sistematis dialokasikan menjadi beban pada setiap periode akuntansi. ATAU

Proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama

manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Depresiasi -> biaya

yang akan mengurangi Laba bersih, tetapi tidak masuk dalam arus kas

keluar. Sehingga tidak akan ada dana dari aktiva untuk penggantian. Dana

untuk penggantian berasal dari pendapatan.

Revisi Tarif Depresiasi apabila :

•         Karena penentuan tarif depresiasi (umur aktiva) hanya merupakan

perkiraan maka sering terjadi tidak tepat, untuk itu perlu direvisi.

•         Perubahan perkiraan harus ditangani dalam periode berjalan dan periode

prospektif. Periode yang sudah berjalan tidak mungkin dilakukan revisi

Alasan dilakukannya depresiasi adalah :

a.       Faktor-faktor fisik yang mengurangi masa pemakaian dari aktiva tetap itu

sendiri misalnya kerusakan atau masa aus;

b.      Ketidakmampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu

diganti. Atau mungkin adanya permintaan terhadap suatu produk/jasa yang

dihasilkan.

Faktor-faktor yang menentukan biaya depresiasi/penyusutan adalah :

-          Harga perolehan : dana atau utang dan biaya-biaya lain yang harus

dikeluarkan untuk memperoleh aktiva.

-          Nilai sisa (Residu) : jumlah yang diterima bila aktiva tersebut dijual, ditukar

atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak digunakan, dikurangi

dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual/menakarnya.

-          Taksiran Umur Kegunaan : dipengaruhi oleh cara-cara oemeliharaan dan

kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini

bisa dinyatakan dalam suatu periode waktu, satuan hasil produksi, atau pun

satuan jam kerjanya

2.      Deplesi

Page 82: Analisa Rasio Keuangan

Proses pengalokasian harga perolehan sumber alam menjadi biaya selama

manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.

•         Sumber Alam (minyak bumi, tambang lainnya, kayu)-> aktiva yang dapat

habis, dikonsumsi secara fisik selama periode penggunaan dan tidak

menyisakan karakter fisik

•         Deplesi -> untuk menghapus aktiva sumber alam ini, akan mengurangi

aktiva sumber alam (bukan menjadi Biaya Deplesi)

•         Harga perolehan sumber alam:

–        cost akuisisi -> harga yang dibayarkan untuk memperoleh hak mencari

dan menemukan sumber alam yang belum ditemukan atau membeli lisensi

jika sumber alam ini telah ditemukan

–        cost eksplorasi -> biaya untuk menemukan sumber alam

full cost approach -> gagal dan berhasil diakui

successful effort approach -> hanya yang berhasil diakui

–        Cost Pengembangan:

peralatan berujud -> peralatan yang diperlukan untuk menambang sumber

alam (biasanya tidak diikutkan dalam penghitungan deplesi)

cost pengembangan tidak berujud -> biaya yang tidak mempunyai karakter

fisik tetapi diperlukan untuk produksi sumber alam, misal: biaya pengeboran,

pembuatan lorong, gua, sumur dsb)

–        Cost restorasi (perbaikan) ->diikutkan dalam perhitungan deplesi 

3.      Amortisasi

Proses pengalokasian harga perolehan aktiva tidak berwujud menjadi biaya

selama manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.

l  Aktiva tidak berwujud dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi

penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilainya.

l  Jumlah yang dapat diamortisasi dari aktiva tidak berwujud harus dialokasikan

secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya.

l  Pada umumnya masa manfaat suatu aktiva tidak berwujud tidak boleh

melebihi 20 tahun sejak tanggal aktiva siap digunakan

Page 83: Analisa Rasio Keuangan

l  Jika pola konsumsi tidak dapat ditentukan dengan handal maka harus

digunakan metode garis lurus.

l  Biaya amortisasi diakui sebagai beban kecuali PSAK lainnya mengizinkan atau

mengharuskan untuk dimasukkan ke dalam nilai tercatat aktiva lain.

Metode perhitungan Depresiasi/Penyusutan

1.      Metode Garis Lurus ( Straight Line Method )

Merupakan metode depresiasi/penyusutan yang paling sederhana dan

banyak digunakan.

Rumus : HP-NR / UE

Ket : HP = Harga Perolehan

NR = Nilai Residu

UE = Umur Ekonomis

Contoh :

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp

5.000.000, UE selama 5 tahun. Berapa penyusutan tiap tahunnya?

Perhitungannya :

1.      Masukkan Rumus

Depresiasi = HP-NR / UE

= 20.000.000-5.000.000 / 5

= 3.000.000

2.      Membuat tabel untuk mengetahui jumlah penyusutan tiap tahunnya :

Tahu

n Ke-

Depresia

si

(D)

Akumulasi

Penyusuta

n (K)

Total

Akumulasi

Penyusuta

n

Nilai Buku

Aktiva

(N)=N-K

0 20.000.00

0

1 3.000.00

0

3.000.000 3.000.000 17.000.00

0

2 3.000.00 3.000.000 6.000.000 14.000.00

Page 84: Analisa Rasio Keuangan

0 0

3 3.000.00

0

3.000.000 9.000.000 11.000.00

0

4 3.000.00

0

3.000.000 12.000.00

0

8.000.000

5 3.000.00

0

3.000.000 15.000.00

0

5.000.00

0

Ket : di akhir tahun ke -5 akan terdapat nilai 5.000.000 merupakan nilai sisa

(residunya).

3.      Membuat Jurnal

Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah

Biaya Depresiasi Mesin 3.000.000

Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000

Jurnal penyustan di tahun kedua adalah

Biaya Depresiasi Mesin 3.000.000

Akumulasi Depresiasi 3.000.000

Catatan : Nilai depresiasi adalah selalu sama di tahun 1 – 5

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama

Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000

Mesin 3.000.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua

Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000

Mesin 3.000.000

INFO TAMBAHAN

Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu

Mesin3.000.000

Akumulasi Dpresiasi 3.000.000

Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya

Akumulasi Depresiasi 6.000.000

Page 85: Analisa Rasio Keuangan

Mesin 6.000.000

Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk

mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga

sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah

20.000.000-3.000.000 = 17.000.000 dan di akhir tahun ke dua

adalah 17.000.000-3.000.000=14.000.000 dst.

2.      Metode Jam Jasa ( Services Hours Method )

Didasarkan kepadan anggapan bahwa aktiva akan cepat rusak bila

digunakan pada kapasitas penuh. Maka beban depresiasi dihitung dengan

dasar satuan jam jasa.

Rumus : HP-NR / n

Ket : HP = Harga Perolehan

NR = Nilai Residu

n = Taksiran jam jasa

Contoh :

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp

5.000.000, dan dapat digunakan selama 10.000jam dengan perincian

sebagai berikut Tahun pertama 3000 jam, kedua 2500jam, ke tiga 2000jam,

tahun keempat 1500jam dan kelima 1000jam. Berapa penyusutan tiap

tahunnya?

Perhitungannya :

1.      Masukkan rumus

Depresiasi = HP-NR / n

= 20.000.000-5.000.000 / 10.000

= Rp 1.500

  

2.      Membuat tabel depresiasi

Tahu

n Ke-

Depresias

i

(D)

Akumulasi

Penyusuta

n (K)

Total

Akumulasi

Penyusuta

Nilai Buku

Aktiva

(N)=N-K

Page 86: Analisa Rasio Keuangan

n

0 20.000.00

0

1 3.000x15

00

4.500.000 4.500.000 15.500.00

0

2 2500x150

0

3.750.000 8.250.000 11.750.00

0

3 2000x150

0

3.000.000 11.250.00

0

8.750.000

4 1500x150

0

2.250.000 13.500.00

0

6.500.000

5 1000x150

0

1.500.000 15.000.00

0

5.000.00

0

3.      Membuat Jurnal

Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah

Biaya Depresiasi Mesin 4.500.000

Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000

Jurnal penyustan di tahun kedua adalah

Biaya Depresiasi Mesin 3.750.000

Akumulasi Depresiasi 3.750.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama

Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000

Mesin 4.500.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua

Akumulasi Depresiasi Rp 3.750.000

Mesin 3.750.000

Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk

mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga

sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah

Page 87: Analisa Rasio Keuangan

20.000.000-4.500.000 = 15.500.000 dan di akhir tahun ke dua

adalah 15.500.000-3.750.000=11.750.000 dst.

INFO TAMBAHAN BISA DILAKUKAN BISA TIDAK SESUAI

KEINGINAN

Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu

Mesin4.500.000

Akumulasi Dpresiasi 4.500.000

Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya

Akumulasi Depresiasi 8.250.000

Mesin 8.250.000

3.Metode Hasil Produksi ( Productive Output Method )

Umur kegunaan aktiva dihitung dalam satuan jumlah unit hasil produksi.

Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga

depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai fluktuasi unit produksi.

Contoh :

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp

5.000.000, dan dapat digunakan selama 50.000 unit dengan perincian

sebagai berikut Tahun pertama 18000 unit, kedua 15000unit, ke tiga 10.000

unit, tahun keempat 5000unit dan kelima 2000 unit. Berapa penyusutan tiap

tahunnya?

Perhitungannya :

1.      Masukkan rumus

Depresiasi = HP-NR / n

= 20.000.000-5.000.000 / 50.000

= Rp 300

2.      Membuat tabel depresiasi

Tahu

n Ke-

Depresias

i

Akumulasi

Penyusuta

n (K)

Total

Akumulasi

Penyusuta

Nilai Buku

Aktiva

Page 88: Analisa Rasio Keuangan

(D) n (N)=N-K

0 20.000.00

0

1 18.000x3

00

5.400.000 5.400.000 14.600.00

0

2 15.000x3

00

4.500.000 9.900.000 10.100.00

0

3 10.000x3

00

3.000.000 12.900.00

0

7.100.000

4 5000x300 1.500.000 14.400.00

0

5.600.000

5 2000x300 600.000 15.000.00

0

5.000.00

0

3.      Membuat Jurnal

Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah

Biaya Depresiasi Mesin 5.400.000

Akumulasi Depresiasi Rp 5.400.000

Jurnal penyustan di tahun kedua adalah

Biaya Depresiasi Mesin 4.500.000

Akumulasi Depresiasi 4.500.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama

Akumulasi Depresiasi Rp 5.400.000

Mesin 5.400.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua

Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000

Mesin 4.500.000

Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk

mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga

sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah

Page 89: Analisa Rasio Keuangan

20.000.000-5.400.000 = 14.600.000 dan di akhir tahun ke dua

adalah 14.600.000-4.500.000=10.100.000 dst.

INFO TAMBAHAN

Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu

Mesin5.400.000

Akumulasi Dpresiasi 5.400.000

Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya

Akumulasi Depresiasi 9.900.000

Mesin 9.900.000

4.             Metode Jumlah Angka Tahun

Dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara mengalikan bagian

pengurang yang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan

dikurangi nilai residu.

Bagian pengurang dihitung sebagai berikut :

-          Pembilang = bobot untuk tahun bersangkutan

-          Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva atau jumlah

angka bobot.

Contoh :

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp

5.000.000, dan UE selama 5 tahun. Depresiasi mesin dihitung sbb :

Tahun Bobot (weight) Bagian Pengurang

1 5 5/15

2 4 4/15

3 3 3/15

4 2 2/15

5 1 1/15

TOTAL 15

Berapa penyusutan tiap tahunnya?

Perhitungannya :

1.      Membuat Tabel

Page 90: Analisa Rasio Keuangan

Tah

un

Ke-

Perhitun

gan

Penyusut

an

(D)

Akumula

si

Penyusu

tan (K)

Total

Akumula

si

Penyusu

tan

Nilai

Buku

Aktiva

(N)=N-K

0 20.000.

000

1 5/15x15j

t

5.000.0

00

5.000.0

00

15.000.

000

2 4/15x15j

t

4.000.0

00

9.000.0

00

11.000.

000

3 3/15x15j

t

3.000.0

00

12.000.

000

8.000.0

00

4 2/15x15j

t

2.000.0

00

14.000.

000

6.000.0

00

5 1/15x15j

t

1.000.0

00

15.000.

000

5.000.0

00

Ket : 15 juta merupakan nilai bersih (HP-NR)

1.      Membuat Jurnal

Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah

Biaya Depresiasi Mesin 5.000.000

Akumulasi Depresiasi Rp 5.000.000

Jurnal penyustan di tahun kedua adalah

Biaya Depresiasi Mesin 4.000.000

Akumulasi Depresiasi 4.000.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama

Akumulasi Depresiasi Rp 5.000.000

Mesin 5.000.000

Page 91: Analisa Rasio Keuangan

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua

Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000

Mesin 4.000.000

Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk

mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga

sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah

20.000.000-5.000.000 = 15.000.000 dan di akhir tahun ke dua

adalah 15.000.000-4.000.000=11.000.000 dst.

INFO TAMBAHAN

Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu

Mesin5.000.000

Akumulasi Depresiasi 5.000.000

Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya

Akumulasi Depresiasi 9.000.000

Mesin 9.000.000

5.      Metode saldo menurun ( declining balance method )

Metode ini juga merupakan metode penurunan beban penyusutan yang

menggunakan tingkat penyusutan (diekspresikan dalam persentase) yang

merupakan perkalian dari metode garis lurus. Tingkat penyusutan metode ini

selalu tetap dan diaplikasikan untuk mengurangi nilai buku pada setiap akhir

tahun. Tidak seperti metode lain, dalam metode saldo menurun nilai sisa

tidak dikurangkan dari harga perolehan dalam menghitung nilai yang dapat

disusutkan. Rumus yang digunakan dalam menghitung adalah sebagai

berikut:

Penyusutan = % penyusutan (harga perolehan – akumulasi penyusutan)

Perhitungan penyusutan

Contoh :

Page 92: Analisa Rasio Keuangan

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp

5.000.000, dan UE selama 5 tahun dengan tarif 20%. Depresiasi mesin

dihitung sbb :

Tah

un

Ke-

Perhitungan

Penyusutan

Depresia

si

Penyusu

tan

Akumula

si

Penyusu

tan (K)

Nilai

Buku

Aktiva

=harga

peroleha

n - K

0 20.000.0

00

1 20.000.000

x20%

4.000.00

0

4.000.00

0

16.000.0

00

2 16.000.000

x20%

3.200.00

0

7.200.00

0

12.800.0

00

3 12.800.000

x20%

2.560.00

0

9.760.00

0

10.240.0

00

4 10.240.000

x20%

2.048.00

0

11.808.0

00

8.192.00

0**

5 3.192.0

00

15.000.0

00

5.000.0

00

Ket : *3.192.000 berasal dari 8.192.000-5.000.000 (NR).

Membuat Jurnal

Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah

Biaya Depresiasi Mesin 4.000.000

Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000

Jurnal penyustan di tahun kedua adalah

Biaya Depresiasi Mesin 3.200.000

Akumulasi Depresiasi 3.200.000

Page 93: Analisa Rasio Keuangan

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama

Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000

Mesin 4.000.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua

Akumulasi Depresiasi Rp 3.200.000

Mesin 3.200.000

Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk

mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga

sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah

20.000.000-4.000.000 = 16.000.000 dan di akhir tahun ke dua

adalah 16.000.000-3.200.000=12.800.000 dst.

INFO TAMBAHAN

Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu

Mesin4.000.000

Akumulasi Dpresiasi 4.000.000

Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya

Akumulasi Depresiasi 7.200.000

Mesin 7.200.000

6.             Metode saldo menurun berganda ( double declining method)

Saldo menurun yang menggunakan tarid penyusutan 2 kali tarif penyusutan

garis lurus untuk masa manfaat yang sama.

Contoh :

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp

5.000.000, dan UE selama 5 tahun dengan tarif 20% maka saldo menurun

bergandanya menjadi 40% (2x20%). Depresiasi mesin dihitung sbb :

Tah

un

Ke-

Perhitungan

Penyusutan

Depresia

si

Penyusu

tan

Akumula

si

Penyusu

tan (K)

Nilai

Buku

Aktiva

=harga

Page 94: Analisa Rasio Keuangan

peroleh

an - K

0 20.000.

000

1 20.000.000

x40%

8.000.00

0

8.000.00

0

12.000.

000

2 12.000.000

x40%

4.800.00

0

12.800.0

00

7.200.0

00

3 7.200.000x

40%

2.880.00

0

15.680.0

00

4.320.0

00

4 4.320.000x

40%

1.728.00

0

17.408.0

00

2.592.0

00

5 15.000.0

00

5.000.0

00

Ket : Dengan menggunakan metode penurunan berganda maka tidak

didapat penyusutan di akhir tahun ke lima. Karena nilai buku aktual

perhitungan lebih kecil dari perkiraan nilai residu.

Membuat Jurnal

Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah

Biaya Depresiasi Mesin 8.000.000

Akumulasi Depresiasi Rp 8.000.000

Jurnal penyustan di tahun kedua adalah

Biaya Depresiasi Mesin 4.800.000

Akumulasi Depresiasi 4.800.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama

Akumulasi Depresiasi Rp 8.000.000

Mesin 8.000.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua

Akumulasi Depresiasi Rp 4.800.000

Mesin 4.800.000

Page 95: Analisa Rasio Keuangan

Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk

mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga

sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah

20.000.000-8.000.000 = 12.000.000 dan di akhir tahun ke dua

adalah 12.000.000-4.800.000=7.200.000 dst.

INFO TAMBAHAN

Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu

Mesin8.000.000

Akumulasi Dpresiasi 8.000.000

Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya

Akumulasi Depresiasi 12.800.000

Mesin 12.800.000

Semoga bisa memberikan gambaran !!!

Pengertian REKONSILIASI BANK...adalah

Merupakan laporan yang menjelaskan perbedaan antara saldo menurut

rekening Koran bank dengan saldo menurut pembukuan perusahaan pada

tanggal tertentu.

Atau

Adalah suatu prosedur penyamaan atau pencocokan antara catatan

perusahaan dengan catatan bank.

Hal-hal yang menimbulkan perbedaan dapat digolongkan sebagai berikut :

PERUSAHAAN BANK

Transaksi yang MENAMBAH saldo

:

a.       Penerimaan yang telah dicatat oleh

Transaksi yang MENAMBAH saldo

:

a.       Setoran penerimaan perusahaan

Page 96: Analisa Rasio Keuangan

bank tetapi belum dicatat oleh

perusahaan, misalnya :

         Hasil inkaso bank

         Jasa Giro

         Transfer Bank

b.      Kesalahan perusahaan mencatat

pengeluaran perusahaan terlalu

besar

c.       Kesalahan perusahaan mencatat

penerimaan perusahaan terlalu kecil.

d.      Nota Kredit (Credit

Memorandum);adalah dokumen

untuk memberitahukan debitur

(orang yang berhutang) bahwa

perkiraannya telah di kredit sejumlah

tertentu.

Contoh : penagihan piutang, wesel

tagih dan bunganya yang telah

ditagih bank.

Transaksi yang MENGURANGI

saldo :

1.      Pengeluaran yang sudah dicatat

oleh bank tetapi belum dicatat oleh

perusahaan, misalnya :

         Biaya adsministrasi bank

         Cek ditempat

2.      Kesalahan perusahaan mencatat

pengeluaran terlalu kecil

3.      Kesalahan perusahaan mencatat

penerimaan perusahaan terlalu besar

4.      Setoran cek tidak cukup dana / cek

yang sudah dicatat oleh perusahaan

tetapi belum dicatat oleh bank,

misalnya :

         Setoran dalam proses/dalam

perjalanan/DIT (Deposit In Transit)

         Penerimaan tagihan belum disetor

ke bank

b.      Kesalahan bank mencatat

pengeluaran perusahaan terlalu

besar

c.       Kesalahan bank mencatat

penerimaan perusahaan terlalu kecil

Transaksi yang MENGURANGI

saldo :

a.       Pengeluaran yang sudah dicatat

oleh perusahaan tetapi belum dicatat

oleh bank, misalnya : cek dalam

peredaran / OSC (Out Standing

Check)

b.      Kesalahan bank mencatat

pengeluaran perusahaan terlalu kecil

c.       Kesalahan bank mencatat

penerimaan perusahaan terlalu

besar.

Page 97: Analisa Rasio Keuangan

kosong.

5.      Nota Debet (debet

Memorandum);adalah dokumen

untuk memberitahu kreditur bahwa

perkirannya telah didebet sejumlah

tertentu. Contohnya : biaya yang

belum dicatat dibuku pengeluaran

kas.

Sumber : Hayono Yusuf “Pengantar Dasar Akuntansi Jilid VI”

KONSEP DAN PENELUSURAN BIAYA

 

Perbedaan antara Biaya (Cost) dan Beban (Expense)

BIAYA (COST) BEBAN (EXPENSE)

Adalah pengorbanan sumber

ekonomis yang diukur dalam satuan

uang yang telah terjadi atau

kemungkinan akan terjadi untuk

mencapai tujuan tertentu. Biaya ini

belum habis masa pakainya, dan

digolongkan sebagai aktiva yang

Adalah biaa yang telah memberikan

manfaat dan sekarang telah habis.

Biaya yang belum dinikmati yang

memberikan manfaat dimasa yang

akan datang dikelompokkan sebagai

harta. Biaya ini dimasukkan kedalam

L/R sebagai pengurang dari

Page 98: Analisa Rasio Keuangan

dimasukkan dalam neraca.

Contoh :

a.       Persediaan bahan Baku’

b.      Persediaan produk dalam proses

c.       Persediaan produk selesai

d.      Supplies atau aktiva yang belum

digunakan

pendapatan.

Contoh :

a.       Beban penyusutan

b.      Beban pemsaran

c.       Beban yang tergolong sebagai

biaya operasi.

ILUSTRASI BEBAN DAN BIAYA

a.       Pembelian mesin, nilai yang dikeluarkan untuk memperoleh mesin tersebut

merupakan biaya, tetapi setelah dipakai akan menimbulkan penyusutan

terhadap mesin yan akan menjadi beban.

b.      Perlengkapan kantor yang masih tinggal digolongkan sebagai biaya,

sedangkan yang sudah terpakai digolongkan sebagai beban.

c.       Persdiaan bahan, persediaan produk dalam proses, produk selesai yang

masih tinggak dan belum terjual digolongkan sebagai biaya, sdangkan yang

sudah terjual akan membentuk harga pokok penjualan dan digolongkan

sebagai beban.

PENELUSURAN BIAYA KE OBYEK BIAYA

1.      BIAYA LANGSUNG

Biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke sasaran biaya atau obyek

biaya.

2.      BIAYA TIDAK LANGSUNG

Biaya yng tidak dapat ditelusuri secara langsung ke sasaran biaya atau

obuek biaya.

Sebenarnya mudah didalam nenentukan biaya langsung atau biaya tidak

langsung, tetapi pada hal-hal tertentu atau perusahaan tertentu kadang kita

Page 99: Analisa Rasio Keuangan

masih dibingungkan bagaimana mengklasifikasikan mana biaya langsung

atau biaya tidak langsung.

Contoh :

Jika obyek biaya yang digunakan adalah :

OBYEK

BIAYA

BIAYA LANGSUNG BIAYA TIDAK LANGSUNG

PRODUKSI a.       Biaya Bahan Baku

         Kayu dalam pembuatan

mebel;

         Kain dalam pembuatan

pakaian;

         Karet dalam pembuatan ban;

         Minyak mentah dalam

pmbuatan bensin;

         Kulit dalam pembuatan

sepatu;

         Tepung dalam pembuatan

terigu, dll

b.      Biaya Tenaga Kerja Langsung

         Upah koki kue

         Upah tukang serut dan

potong kayu dalam pembuatan

mebel;

         Tukang jahit, border,

pembuatan pola dalam

pembuatan pakaian;

         Tukang linting rokok dalam

pabrik rokok;

         Operator mesin jika

menggunakan mesin; dll

c.       Biaya Overhead Pabrik

Adalah biaya selain biaya

bahan baku lanhsung dan

biaya tenaga kerja langsung

tetapi membantu dalam

mengubah bahan menjadi

produk selesai.

1.      Bahan tidak langsung

(bahan pembantu dan

penolong).

Contoh : amplas, pola

kertas, olidan minyak

pelumas, paku sekrup, dan

mur, staples, accessories

pakaian, vanili, garam,

pelembut, pewarna.

2.      Tenaga kerja tidak

langsung

Contoh : gaji satpam pabrik,

gaji pengawasan pabrik,

pekerja bagian

pemeliharaan, penyimpanan

dokumen pabrik, gaji

operator tel pabrik, pegawai

pabrik, pegawai bagian

Page 100: Analisa Rasio Keuangan

gudang, gaji resepsionist,

pegawai yang menangani

barang.

3.      Biaya Tidak langsung

lainnya

Contoh : Pajak bumi dan

bangunan pabrik, listrik, air

dan telp, sewa, penyusutan,

peralatan, pemeliharaan,

gaji akuntan pabrik,

rekreasi, reparasi mesin,dll.

PRODUK a.       Biaya Bahan Baku

b.      Biaya Paten dan Royalty

c.       Biaya tenaga Kerja Langsung

d.      Asuransi

e.       Sewa Pabrik

BATCH a.       Biaya persiapan (set up)

BIAYA PRODUKSI SECARA TREMINOLOGI BIAYA

a.       Biaya utama’

Gabungan antara biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja

langsung

b.      Biaya Konversi

Biaya yang digunakan untuk merubah bahan baku langsung menjadi produk

selesai. Gabungan dari biaya tenaga kerja langsung dan BOP.

BIAYA NON PRODUKSI (Biaya Komersial/Biaya Operasi)

Adalah biaya tidak berhubungan dengan proses produksi.

1.      Beban pemasaran (biaya penjualan) adalah biaya yang dikeluarkan apabila

produk selesai dan siap dipasarkan ketangan konsumen.

Cont : beban iklan, promosi, komisi penjualan, pengiriman barang, sampel

barang gratis, hiburan, biaya alat tulis, gaji bag penjualan, tel dan telegrap,

biaya penjualan dll.

Page 101: Analisa Rasio Keuangan

2.      Beban adsministrasi adalah biaya dalam hubungan dengan kgiatan penentu

kebijakan, pengarahan, pengawasan kegiatan perusahaan secara

keseluruhan agar dapat berjalan dengan efektif dan ef eisien.

Cont : Gaji adsministrasi kantor, sewa kantor, penyusutan kantor, biaya

piutang tak tertagih, biaya urusan kantor, biaya alat-alat tulis, dll.

3.      Beban keuangan adalah biaya yang muncul dalam melaksanakan fungsi-

fungsi keuangan. Cont : Beban bunga.

BIAYA DALAM HUBUNGAN DENGAN VOLUME PRODUKSI

a.       Biaya Variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan

volume produksi dalam rentang relevan, tetapi secara per unit tetap.

Cont : Perlengkapan, bahan bakar, peralatan kecil, kerusakan bahan, sisa

dan beban reklamasi, biaya pengiriman barang, royalty, biaya komunikasi,

upah lembur, biaya pengangkutan dalam pabrik, biaya sumber tenaga,

penangan bahan baku.

b.      Biaya Tetap adalah biaya secara totalitas bersifat tetap dalam rentang

relevan tertentu, tetapi secara per unit berubah.

Cont : gaji eksekutif produksi, penyusutan jika menggunakan garis lurus,

pajak property, amortisasi paten, gaji supervisor, asuransi property dan

kewajiban, gaji satpam dan pegawai kebersihan, pemeliharaan dan

perbaikan gedung dan bangunan, sewa.

c.       Biaya Semi adalah biaya didalamnya mengandung unsure tetap dan

mengandung unsure variable.

1.      Biaya semi variable adalah biaya didalamnya mengandung unsure tetap

dan memperlihatkan karakter tetap dan variable

Contoh : biaya listrik, tep dan air, bensin, perlengkapan, asuransi jiwa

kelompok karyawan, PPh, biaya perjalanan dinas, hiburan dan pemeliharaan.

2.      Biaya Semi tetap adalah biaya yang berubah dan volume secara bertahap.

Contoh : gaji penyelia.

BIAYA DALAM HUBUNGAN DENGAN DEPARTEMEN PRODUKSI

Page 102: Analisa Rasio Keuangan

1.      Biaya langsung departemen adalah biaya yang dapat ditelusuri secara

langsung ke departemen yang bersangkutan.

Contoh : gaji mandor di pabrik yang digunakan oleh departemen yan

bersangkutang merupakan biaya langsung bagi dpartemen;

2.      Biaya tidak langsung departemen adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri

secara langsung ke departemen yang bersangkutan.

Contoh : biaya penyusutan dan biaya asuransi merupakan biaya yang

manfaatnya digunakan secara bersama oleh masing-masing departemen.

BIAYA DALAM HUBUNGAN DENGAN PERIODE WAKTU

1.      Biaya pengeluaran modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk memberikan

manfaat dimasa depan dan dalam jangka waktu yang panjang dan

dilaporkan sebagai aktiva.

Contoh : pembelian mesin dan peralatan

2.      Biaya Pengeluaran Pendapatan adalah biaya yang memberikan manfaat

untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban.

Contoh ; mesin dan peralatan yang dibeli apabila dikonsumsi akan

kehilangan kegunaan dan akan menimbulkan penyusutan. Penyusutan ini

disebut ebagai pengeluaran pendapatan yang akan dilaporkan sebagai

beban.

BIAYA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1.      Biaya Relevan adalah biaya masa yang akan datang yang berbeda dalam

beberapa alternative yang berbeda. Terdiri dari :

a.       Biaya Diferensial adalah selisih biaya atau biaya yang berbeda dalam

beberapa alternative pilihan. Disebut juga biaya marginal atau biaya

incremental.

Contoh : Perusahaan untuk menyalakan mesin disel akan menggunakan

bensin dan solar. Jika menggunakan bensin biaya Rp 5000/liter sedangkan

jika menggunakan solar biayanya Rp 7000/liter. Jadi disini ada selisih Rp

2000/liter.

Page 103: Analisa Rasio Keuangan

b.      Biaya Kesempatan adalah kesempatan yang dikorbankan dalam memilih

suatu alternative.

Contoh : Jika perusahaan akan menyewakan atau menjual mesin fotocopy.

Apabila menjual perusahaan akan mendapatkan pendapatan Rp 4 juta tetapi

apabila disewakan akan mendpaatkan Rp 4.5 juta. Jadi apabila perusahaan

apabila memilih menjual maka akan kehilangan kesempatan sebesar Rp

500rb.

c.       Biaya tersamar adalah biaya yang tidak kelihatan dalam catatan akuntansi

tetapi mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.

Contoh : biaya bunga

d.      Biaya Nyata adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat memilih

suatu alternative.

Contoh : biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat memilih jika menerima

pesanan dari luar.

e.       Biaya yang dapat dilacak adalah biaya yang dapat dilacak kepada prosuk

selesai.

Contoh : biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

2.      Biaya Tidak relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak

mempengaruhi keputusan apapun.

a.       Biaya masa lalu/ biaya histori adalah biaya yang sudah dikeluarkan tetapi

tidak mempengaruhi keputusan apapun.

Contoh : pembelian mesin

b.      Biaya terbenam adalah biaya yang tidak dapat kembali

Contoh : kelebihan nilai buku atas nilai sisa, supervisor pabrik dan

penyusutan bangunan.

  

Sistem Informasi Akuntansi Biaya

Adalah system yang membantu manajemen dalam menetapkan sasaran laba

perusahaan, target laba departemen, mengevaluasi efektifitas rencana

perusahaan, mengungkapkan kegagalan dan keberhasilan dalam bentuk

tanggung jawab yang spesifik dan menganalisis serta memutuskan

Page 104: Analisa Rasio Keuangan

penyesuaian dan perbaikan yang diperlukan agar tujuan atau sasaran

organisasi dapat dicapai.

Pemrosesan data adalah suatu proses pengumpulan , mengelompokkan,

menganalisis dan pelaporan data perusahaan.

Sumber : Akuntansi Biaya Jilid 2. Pengarang Bastian Bustami dan

Nurlela (2010)

PENGERTIAN DASAR – DASAR BIAYA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Menurut saya perusahaan manufaktur adalah

“sebuah tempat usaha dan didalam melaksanakan usahanya tersebut ada

unsure input – proses – output (Produk + wastages/sampah)”.

Sebelum kita mempelajari mengenai beberap system yang ada di

perusahaan manufaktur dan beberapa contoh perhitungannya, alangkah kita

mengetahu dasar-dasar biaya yang biasa digunakan didalam proses usaha

manufakktur. Sehingga pada akhirnya nanti kita terhidar dari ambigu.

Didalam proses manufaktur kita tidak akan terlepas dari apa itu akuntansi

biaya. Akuntansi biaya menyajikan informasi biaya yang digunakan untuk

berbagai tujuan. Yaitu perencanaan dan pengendalian laba, penentuan

Harga Pokok Produk atau jasa dan digunakan untuk pengambilan keputusan

oleh management.

Penggolongan Biaya

1.      Biaya Produksi (Factory Cost)

1.      Biaya Bahan baku (direct Material Cost) ; merupakan semua unsure

pembelian barang mentah yang nantinya akan diproses  produksi langsung.

Page 105: Analisa Rasio Keuangan

2.      Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost); merupakan biaya

tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi langsung.

3.      Biaya Tidak Langsung (Factory Overhead); biasa disingkat BOP (biaya

Overhead Pabrik) merupakan biaya selain biaya bahan baku langsung dan

BTKL.

2.      Biaya Operasi (Commercial Expense)

a.       Biaya Pemasaran (Marketing and Selling Expense)

b.      Biaya Adsministrasi dan Umum (General & Administration Expense)

3.      Berdasarkan Periode Akuntansi

a.       Capital Expenditure (Pengeluaran Modal).

Merupakan pengeluaran yang memberi manfaat lebih dari satu periode

akuntansi, jumlahnya relative besar, dan pengeluaran ini sifatnya tidak rutin.

Jenis pengeluaran ini dikapitalisir dan dicantumkan sebagai harga perolehan.

b.      Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure)

Merupakan pengeluaran yang member manfaat pada periode akuntansi

dimana pengeluaran ini terjadi. Pengeluran ini menjadi beban pada periode

tersebut, dan dicantumkan dalam income statement. Pengeluaran ini

jumlahnya relative kecil dan umumnya pengeluaran ini sifatnya rutin.

4.      Berdasarkan Volume Kegiatan

a.       Biaya Tetap (Fix Cost)

Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan

sampai pda tingkatan tertentu. Biaya tetap/unit berubah berbanding terbail

dengan perubahan volume kegiatan.

b.      Biaya Variabel (Variable Cost)

Mengasumsikan hubungan linier antara biaya aktifitas tersebut. Yaitu biaya

yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume

kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka semakin besar pula jumlah

total biaya variable.

c.       Biaya Semi Variable

Page 106: Analisa Rasio Keuangan

Yaitu biaya dimana jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan

volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak

sebanding/proporsiaonal.

5.      Berdasarkan Obyek kegiatan

a.       Biaya Langsung; biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diindentifikasi

kepada obyek atau pusat biaya tertentu;

b.      Biaya tidak langsung; biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat

diidentifikasi pada obyek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang

manfaatnya dinimkati oleh beberapa obyek atau pusat biaya.

6.      Sistem Akuntansi Biaya

a.       Sistem Harga pokok sesungguhnya (Actual Cost System). Yaitu system

pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan

sesuai dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada system ini

harga pokok produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya

sesungguhnya dikumpulkan.

b.      Sistem Harga Pokok Standar (Standard Cost System). Yaitu system

pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan

sebesar harga pokok yang telah ditentukan/ditaksir sebelum suatu produk

atau pesanan dikerjakan.

7.      Sistem pengumpulan Harga Pokok

a.       Job Order Cost; yaitu pengumpulan harga pokok produk yang

dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak.

b.      Process Cost; metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya

dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Dalam metode ini, proses produksi

di perusahaan dilaksanakan secara terus-menerus, barang yang dihasilkan

homogeny, dan perhitungan harga pokok produksi didasarkan atas waktu.

Biasanya dilakukan untuk memenuhi stok.

Sumber : Perpustakaan USU

Tentang AKUNTANSI BIAYA...

Page 107: Analisa Rasio Keuangan

 

Sebelumnya kita sedikit tahu bab pengertian AKuntansi keuangan...

AKUNTANSI KEUANGAN

Adalah bidang ilmu akuntansi, yang mempelajari bagaimana, mencatat, dan

menggolongkan dan meringkas transaksi-transaksi keuangan perusahaan,

kemudian disusun dalam bentuk laporan keuangan yang akan digunakan

oleh pihak-pihak tertentu yang berkepentingan.

AKUNTANSI BIAYA

Bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana cara mencatat,

mengukur dan pelaporan informasi biaya yang digunakan. Disamping itu

akuntansi biaya juga membahas tentang penentuan harga pokok produk

yang diproduksi dan diual kepada pemesan maupun untuk pasar, serta

untuk persediaan produk yang akan dijual.

PERANAN AKUNTANSI BIAYA

Merupakan perangkat yang dibutuhkan manajemen untuk aktivitas

perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas, meningkatkan

efisiensi serta membuat keputusan dan pengendalian, memperbaiki kualitas,

meningkatkan efisiensi serta membuat keputusan – keputusan yang bersifat

rutin maupun yang bersifat strategis.

a.       Penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran operasi perusahaan;

Page 108: Analisa Rasio Keuangan

b.      Penetapan metode dan prosedur perhitungan baya, pengendalian biaya,

pembebanan biaya yang akurat, serta perbaikan mutu yang

berkesinambungan;

c.       Penentuan nilai persediaan yang digunakan untuk kalkulasi biaya dan

penetapan harga, evaluasi terhadap produk, evaluasi kinerja departemen

atau divisi, pemeriksanaan persediaan secara fisik;

d.      Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk satu periode akuntansi,

tahunan atau periode yang lebih singkat;

e.       Memilih system dan prosedur dan alternative yang terbaik, guna dapat

menaikkan pendapatan maupun menurunkan biaya.

PROSES PRODUKSI

adalah proses pengolahan input menjadi output. Input yang dimaksud adalah

bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead yang

diproses menjadi produk selesai.

1.      Satu tahapan proses produksi

Suatu proses produksi yang dilakukan dalam pengolahan produk selesai

melalui satu departemen atau satu tahapan proses produksi.

2.      Beberapa tahapan proses produksi

Suatu proses produksi yang dilakukan dalam pengolahan produk selesai

melalui beberapa departemen atau lebih dari satu departemen.

Sistem pengolahan yang digunakan dalam proses produksi dapat dibedakan

menjadi :

Jangka Waktu Produksi

a.       Produksi terus-menerus (continous production)

Adalah suatu proses produksi yang dilakukan untuk mengubah bentuk

produk, walaupun terjadi perubahan terhadap model tetapi tidak merubah

susunan dan fungsi alat yang digunakan.

Page 109: Analisa Rasio Keuangan

Proses produksi ini banyak digunakan oleh perusahaan yang memproduksi

produk secara masa, dimana produk yang dihasilkan bersifat homogeny dan

bersifat standar.

b.      Produksi terputus-putus (Intermitten Production)

Adalah suatu proses produksi, dimana dalam operasinya sering kali terhenti

guna mengubah peralatan yang digunakan, dan penyesuaian secara terus

menerus sesuai tuntutan produk yang dihasilkan.

Proses produksi ini sering digunakan oleh perusahaan yang bersifat

permanen.

Sifat Proses Produksi

a.       Proses Ekstraktif

Adalah suatu proses pengambilan langsung dari alam, seperti kayu,

perikanan, dan pertambangan.

b.      Proses Analitis

Adalah suatu proses memisahkan bahan-bahan, seperti penyulingan minyak

mentah menjadi minyak siap digunakan.

c.       Proses Pengubahan

Adalah suatu prses perubahan bentuk suatu produk, seperti peralatan rumah

tangga.

d.      Proses Sintetis

Adalah suatu proses pencampura dengan lain, seperti pengolahan bahan-

bahan kimia.

Sifat Produk

a.       Produk Standar

Adalah suatu proses produksi yang didasarkan pada sifat produk yang telah

distandarisasi, yang digunakan untuk penilaian persediaan dan penetapan

biaya produk yang dijual.

Biasanya produk yang dihasilkan bersifat homogen dan diproduksi dalam

jumlah banyak, seperti televisi, sabun dll.

Page 110: Analisa Rasio Keuangan

b.      Produk Pesanan

Adalah suatu proses produksi dilakukan berdasarkan sifat produk yang

sesuai dengan spesifikasi pemesan, seperti percetakan, baju dll.

Sumber : Akuntansi Biaya Jilid 2. Pengarang Bastian Bustami dan

Nurlela (2010)

 

Untuk konsep biaya akan saya tulis setelah bab ini.. stay join

 

MENCARI NILAI FVIF (FUTURE VALUE OF $1 AT THE END OF N PERIODS) DENGAN TABEL & KALKULATOR

 

FVn = PVo (1+r)pangkat n ATAU FVn = PVo (1+r/k)pangkat k x nKet : FVn = Nilai Masa Mendatang (Tahun ke-n)

PVo = Nilai saat inir = Tingkat bungak = frekuensi penggandaann = jangka waktu

Ada 2 cara mendapatkan nilai FVn diantaranya :

1. Menggunakan Tabel (maaf saya hanya memberikan contoh persentase dan periode terbatas, apabila angka diluar itu bisa menggunakan kalkulator hitung seperti di point 2).

Page 111: Analisa Rasio Keuangan

PER

1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10%

1 1.0100

1.0200

1.0300

1.0400

1.0500

1.0600

1.0700

1.0800

1.0900

1.1000

2 1.0201

1.0404

1.0609

1.0816

1.1025

1.1236

1.1449

1.1664

1.1181

1.2100

3 1.0303

1.0612

1.0927

1.1249

1.1576

1.1910

1.2250

1.2597

1.2950

1.3310

4 1.0406

1.0824

1.1255

1.1699

1.2155

1.2625

1.3108

1.3605

1.4116

1.4641

5 1.0510

1.1041

1.1593

1.2167

1.2763

1.3382

1.4026

1.4693

1.5386

1.6105

6 1.0615

1.1262

1.1941

1.2653

1.3401

1.4185

1.5007

1.5869

1.6771

1.7716

7 1.0721

1.1487

1.2299

1.3159

1.4071

1.5036

1.6058

1.7138

1.8280

1.9487

8 1.0829

1.1717

1.2268

1.3686

1.4775

105938

1.7182

1.8509

1.9926

2.1436

9 1.0937

1.1951

1.3048

1.4233

1.5513

1.6895

1.8385

1.9990

2.1719

2.3579

10 1.1046

1.2190

1.3439

1.4802

1.6289

1.7908

1.9672

2.1589

2.3674

2.5937

11 1.1157

1.2434

1.3842

1.5395

1.7103

1.8983

2.1049

2.3316

2.5804

2.8531

12 1.1268

1.2682

1.4258

1.6010

1.7959

2.0122

2.2522

2.5182

2.8127

3.1384

13 1.1381

1.2936

1.4685

1.6651

1.8856

2.1329

2.4098

2.7196

3.0658

3.4523

14 1.1495

1.3195

1.5126

1.7317

1.9799

2.2609

2.5785

2.9372

3.3417

3.7975

15 1.1610

1.3459

1.5580

1.8009

2.0789

2.3966

2.7590

3.1722

3.6425

4.1772

16 1.1726

1.3728

1.6047

1.8730

2.1829

2.5404

2.9522

3.4259

3.9703

4.5950

17 1.1843

1.4002

1.6528

1.9479

2.2920

2.6928

3.1588

3.7000

4.3276

5.0545

18 1.1961

1.4282

1.7024

2.0258

2.4066

2.8543

3.3799

3.9960

4.7171

5.5599

19 1.2081

1.4568

1.7535

2.1068

2.5270

3.0256

3.6165

4.3157

5.1417

6.1159

20 1.2202

1.4859

1.8061

2.1911

2.6533

3.2071

3.8697

4.6610

5.6044

6.7275

21 1.2324

1.5157

1.8603

2.2788

2.7860

3.3996

4.1406

5.0338

6.1088

7.4002

Page 112: Analisa Rasio Keuangan

22 1.2447

1.5460

1.9161

2.3699

2.9253

3.6035

4.4304

5.4365

6.6586

8.1403

23 1.2572

1.5769

1.9736

2.4647

3.0715

3.8197

4.7405

5.871

7.2579

8.9543

24 1.2697

1.6084

2.0328

2.5633

3.2251

4.0489

5.0724

6.3412

7.9111

9.8497

25 1.2824

1.6406

2.0938

2.6658

3.3864

4.2919

5.4274

6.8485

8.6231

10.835

26 1.2953

1.6734

2.1566

2.7725

3.5557

4.5494

5.8074

7.3964

9.3992

11.918

27 1.3082

1.7069

2.2213

2.8834

3.7335

4.8223

6.2139

7.9881

10.245

13.110

28 1.3213

1.7410

2.2879

2.987

3.9201

5.1117

6.6488

8.6271

11.167

14.421

29 1.3345

1.7758

2.3566

3.1187

4.1161

4.4184

7.1143

9.3173

12.172

15.863

30 1.3478

1.8114

2.4273

3.2434

4.3219

5.4735

7.6123

10.063

13.268

17.449

40 1.4889

2.2080

3.2620

4.8010

7.0400

10.286

14.974

21.725

31.409

45.259

50 1.6446

2.6916

4.3839

8.1067

11.467

18.420

29.457

46.902

74.358

117.39

60 1.8167

3.2810

5.8916

10.520

18.679

32.988

57.946

101.26

176.03

304.48

2. Menggunakan Kalkulator

FVn = PVo (1+r)pangkat n ATAU FVn = PVo (1+r/k)pangkat k x nDengan cara :

a.       Mengerjakan 1+r terlebih dahulu (yg ada didalam kurung), b.       Mengalikan dengan nilai PVo;c.       Hasil dari “b” dipangkatkan n dengan cara menekan :-          Angka berdasarkan hasil “b” -          Menekan tombol INV-          Menekan tombol X pangkat Y-          Menakan angka “n”.

Semoga sedikit memberikan pencerahan...Good Luck !!!

PENENTUAN TINGKAT SUKU BUNGA

Page 113: Analisa Rasio Keuangan

1.      Pada dasarnya suku bunga merupakan harga yang dibayar untuk dana atau

modal. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga adalah :

a.                Permintaan akan dana; dan

b.               Penawaran dana

2.      Teori “loanable Funds” member penjelasan menapa suku bunga naik atau

turun. Fokus teori ini ada pada penawaran (supply) dan permintaan

(demand) terhadap dana yang dapat dipinjamkan (loanable funds). Kurva

penawaran untuk Loanable funds (Sf) memiliki kemiringan (slope) positif,

sedangkan kurva permintaan untuk loanable funds (Df) memiliki slope

negative. Perpotongan antara Df dan Sf menentukan tigkat suku bunga pada

kondisi keseimbangan (equilibrium) sera jumlah dana yang dipinjamkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suplly dari loanable funds (Sf) adalah

a.       Rumah Tangga (household)

Jika suku bunga tinggi atau penghasilan meningkat, tabungan rumah tangga

semakin bertambah Sf meningkat;

b.      SEktor Usaha (Business)

Kelebihan kas yang dapat diinvestasikan dalam jangka pendek akan

meningkat Sf;

c.       Pemerintah (Government)

Page 114: Analisa Rasio Keuangan

Pmerintah memepengaruhi suplly dana melalui Bank Sentral ini merupakan

factor yang paling dominan dalam menentukan besar kecilnya Sf. Bank

Sentral mempengaruhi jumlah kredit yang tersedia da pertumbuhan

penawaran uang (money suplly) melalui operasi pasar terbuka (open market

operation). Jika Bank Indoensia ingin menurunkan money suplly, ia akan

menjual SBI (Sertifikat Bank Indonesia) ke masyarakat, sehingga ada rupiah

yang kembali ke Bank Indonesia, penawaran uang berkurang. Sebaliknya jika

Bank Indoensia ingin menaikkan jumlah uang beredar, aia akan membeli

SPBU (Surat Berharga Pasar Uang) dari masayarakat. Di AS bank sentral

disebut Federal Reserve Bank (Fed) yang melakukan open market

operation dengan cara menjual atau membeli Treasury Bills (surat Obligasi

Jangka pendek dari pemerinta AS).

d.      Investor Asing

Semakin banyak investor asing yang tertarok untuk memberikan pinjaman

atau menginvestasikan dananya di suatu Negara, Sf akan naik.

Ke 4 faktor diatas juga mempengaruhi permintaan akan loanable funds

(Df). Yaitu jika konsumsi rumah tangga meningkat, bila perekonomian

membaik dan perusahaan memiliki banyak alternative investasi, kebutuhan

modal meningkat, dan jika pemerintah menaikkan anggaran balanja, maka

Df akan meningkat pula. Begitu juga apabila investor asing membutuhkan

dana dari suatu Negara maka Df akan meningkat juga.

Kurva Sf dan Df tidak konstan tetapi berubah karena adanya perubahan

pada factor-faktor yang mempengaruhinya.

Kurva Loanable Funds

Page 115: Analisa Rasio Keuangan

 

a. Jika penawaran loanable funds bertambah, kurva Sf akan bergeser ke

kanan (artinya pada suku bunga yang sama, semakin banyak dana

yang ditawarkan). Demikian sebaliknya.

b. Jika permintaan loanable funds bertambah, kurva Df akan bergeser ke

kanan (artinya pada suku bunga yang sama, kurva Df akan banyak

dana yang minati). Demikan sebaliknya.

 SUmber : Teori & Praktek "Manajemen Keuangan" oleh Lukas Setia

Atmaja, Ph.D.

BALANCED SCORECARD…. Apa itu…???

Menurut Ronald W. Hilton,

Pengertian Balanced Scorecard “is a communication, information and

learning system. Building a scorecard helps managers link today’s action

with the achievement of today’s priorities”.

Merupakan sebuah komunikasi, informasi,  dan pembelajaran system. 

Perkembangan sistem balance scorecard membantu para manager dalam

kegiatan operasional untuk menentukan skala prioritas.

Balanced Scorecard merupakan system management yang dalam

pelaksanaannya menggunakan empat prespektive diantaranya ;

Page 116: Analisa Rasio Keuangan

1.      Keuangan (Financial) – How do we look to the company?

Melihat tinjauan perusahaan dilihat dari sisi keuangan. Didalam prespektive

keuangan ada beberap kunci pengukuran (measures) yang harus

diperhatikan diantara :

a.       Keuntungan (profit)

Menurut Wikipedia keuntungan merupakan selisih antara pendapatan

dengan biaya untuk membuat suatu produk atau penyediaan jasa sebelum

dikurangi biaya overhead, gaji, pajak dan pembayaran bunga.

Tujuan dari berdirinya perusahaan adalah mendapatkan keuntungan. Hal

tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut bisa

berlangsung untuk masa yang akan datang (goal congruence) .

b.      Pendapatan (Revenue)

Merupakan hasil yang sudah atau akan diterima atas produk atau jasa yang

kita pasarkan.

c.       Biaya (Cost)

Merupakan tingkat pengorbanan untuk bisa menghasilkan dan menjual

produk dalam rangka mendapatkan keuntungan.

d.      Volume

Adalah tingkat penjualan atas produk yang kita pasarkan untuk

mendapatkan keuntungan.

2.       Operasi Internal (Internal Operations) - In which activities must we excel

at company

Kegiatan operasional perusahaan harus mempunyai daya saing dengan

perusahaan lain dan mempunyai keunggulan yang berorientasi kepada

konsumen.

Pengukuran itu adalah :

a.       Kualitas (quality)

-          Ketepatan didalam pengiriman barang (Timelines of delivery),

-           Merawat didalam penanganan paket (care in handling parcels).

b.      Efisiensi Operations (operations efficiency)

Page 117: Analisa Rasio Keuangan

3.       Pelanggan (customers) -  How do our customers view the entertainment

services provided by the company

Orientasi kepada pelanggan yaitu bagaimana pelanggan melihat layanan hiburan yang disediakan oleh perusahaan. Apakah pelanggan sudah merasa puas dan yakin terhadap produk dan jasa yang kita pasarkan.Pengukuran pelanggan bisa dilakukan dengan cara

a.       Pengaduan pelanggan (Customers claims);

Misalkan keluhan pelanggan terhadap hilangnya produk (lost parcels),

barang rusak atau cacat. Dan perusahaan bisa menyelesaikan dengan

secepat mungkin tanpa membuat pelanggan terganggu.

b.      Orientasi pada pelanggan (Customers concerns)

c.       Data Integrity atau akurasi  didalam pelacakan paket (accuracy of the

parcel tracking process)

4.       Pembelajaran dan pertumbuhan (Learning and growth) -  How we can

continually improve and create value in the company

Manajer dalam menjalankan tugas sehari-hari akan menggunakan orang lain

dalam operasi perusahaan , Orang lain tersebut dalam hal ini pegawai harus

diukur kinerja dari pegawai tersebut,menurut Anthony, (1997)  pengukuran

tersebut meliputi :

-          Proses pemilihan pegawai

-          Meyakinkan bahwa pegawai telah dilatih dengan cukup

-          Memutuskan dan menempatan pegawai yang sesuai delam organisasi

-          Memberi wewenang dan tanggung jawab

-          Disiplin, memberi nasihat , dan saran

-          Meyakinkan bahwa lingkungan kerja yang memuaskan

-          Membantu memecehkan masalah

Page 118: Analisa Rasio Keuangan

-          Menyetujui tindakan yang diusulkan , diambil dan yang tidak boleh

diambil Pegawai

-          Berinteraksi dengan manajer lain

-          Kerjasama dalam rangka memecahkan masalah yang menghambat

pekerjaan pusat pertanggungjawaban

-          Berusaha menciptakan iklim yang mendorong pekerjaan untuk berkerja

secara efektif dan efisien.

Bagaimana kita dapat terus meningkatkan dan menciptakan nilai dalam

perusahaan. Hal-hal yang perlu di ukur adalah :

a.       Employee injuries (cidera karyawan)

b.      Employee retention (retensi karyawan)

c.       Employee relation index (hubungan indeks karyawan).

Sumber : Management Accounting - Ronald W. Hilton (2007)

RASIO KEUANGAN,.....apa itu..????

Adalah alat analisis keuangan perusahaan

untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data

keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan.

Page 119: Analisa Rasio Keuangan

Kegunaan dari rasio keuangan :

a.       Membimbing Investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau

pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa

datang.

b.      Membantu penganalisis untuk mengetahui keadaan dan perkembangan

keuangan perusahaan yang bersangkutan.

c.       Untuk mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk

perbandingan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio

perusahaan dengan pola industri atau lini usaha di mana perusahaan secara

dominan beroperasi.

MACAM-MACAM RASIO KEUANGAN

A.     RASIO NERACA

Jenis Rasio Neraca disini adalah :

1.      Rasio Likuiditas

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya.

Likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%.

a.       Rasio Lancar (Current ratio) = Aktiva Lancar (Current Assets) / Hutang

Lancar (Current Liabilities)

Current Assets adalah pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang atau

siklus usaha normal yang lebih besar.

Current Liabilities adalah kewajiban yang pembayarannya kurang dari 1

tahun atau siklus operasi normal dalam usaha.

Contoh : Dik : Aktiva lancar Rp 50 juta dan Hutang Lancar Rp 40 juta, maka

rasio lancarnya adalah 50 juta / 40 juta = 1.25%

Artinya setiap 1 rupiah hutang lancar bisa dijamin dengan 1 rupiah

aktiva lancar.

Rasio lancar digunakan untuk mengunkapkan jaminan keamanan (margin of

safety) perusahaan terhadap kredit jangka pendek. Jika nilainya kurang dari

Page 120: Analisa Rasio Keuangan

1% maka perusahaan dikatakan mengalami kesulitan dalam melunasi utang

jangka pendeknya.

Tetapi jika rasio lancarnya terlalu tinggi, maka sebuah perusahaan dikatakan

kurang efisien dalam mengurus aktiva lancarnya.

b.      Quick Ratio = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Kewajiban Lancar

Persediaan ini terdiri dari alat-alat kantor, bahan baku, persediaan barang

dalam proses, dan persediaan barang jadi. Hal ini bertujuan mengadakan

persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya

yang minimum.

Rasio cepat yang mempunyai nilai 100% dianggap kurang baik tingkat

likuiditasnya.

c.       Cash Rasio = (Kas + Efek) / Hutang Lancar

Kemampuan membayar utang dengan segara yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dapat diuangkan.

d.      Acid Test Rasio = (Kas + Efek + Hutang) / Hutang Lancar

Kemampuan untuk membayar utang yg segera hrs dipenuhi. Dengan aktiva lancar yg lebih likuid.

e.       Working Capital to Total Aset Rasio

= (Aktiva Lancar – Hutang Lancar) / Jumlah Aktiva

Likuiditas darin total aktiva dan posisi modal kerja neto.2.      Rasio Pengungkit/Leverage/Solvabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana

perusahaan. Atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua

kewajibannya dengan menggunakan semua aset yang dimiliki. Hal ini terjadi

jika perusahaan mengalami pailit. Beberapa rasio ini antara lain :

a.       Total Debt to Equity Ratio = Rasio Total Hutang / Modal Sendiri

Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.

b.       Total Debt to Total Capital Assets

= Rasio Total Hutang / Jumlah Modal / Total asset

Page 121: Analisa Rasio Keuangan

Beberapa bagiam dari keseluruhan dana yang dibelanjai dengan utang. Atau

Berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.c.       Long Term Debt To Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri

Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jk panjang.

d.      TIE (Time Interest Earned) = EBIT / Bunga Hutang Jangk Panjang

Besarnya jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga Hutang JK PJG

e.       Tangibel Assets Debt Coverage

= Jumlah Aktiva – Intangibles Hutang Lancar / Hutang Jangka Panjang

Besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang setiap rupiahnya

B.     RASIO-RASIO ANTAR STATEMENT KEUANGAN

3.      Rasio Efisiensi/Perputaran/Rasio Aktivitas

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-

asetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan/

a.       Rasio perputaran persediaan = Harga Pokok Penjualan / Inventory rata-rata

Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam satu periode tertentu.

b.       Average Day’s Inventory

= Inventory Rata-rata x 360 / Harga Pokok Penjualan

Periode rata-rata persediaan berada di gudang .c.       Rasio Total Asset Turnover = Penjuala Netto – Jumlah Aktiva

Kemampuan dana yang tertanam dlm keseluruhan aktivaberputar dalam

satu periode tertentu, Atau kemampuan dana yang diinvestasi- kan untuk

menghasilkan revenue.

d.      Receivable Turn Over = Penjualan Kredit / Piutang Rata-rata

Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu.

e.       Average Collection Period = Penjualan rata-rata x 360 / Penjualan KreditPeriode rata-rata yang dibutuhkan dalam pengumpulan pihutang

f.        Working Capital Turn Over

Page 122: Analisa Rasio Keuangan

= Penjualan Netto / Aktiva Lancar – Hutang LancarKemampuan modal keja perusahaan berputar dalam satu periode siklus kas perusahaan

C.      RASIO LABA/RUGI

4.      Rasio Profitabilitas

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan.

a.       Gross Profit Margin (GPM) = Penjualan Netto – HPP / Penjualan netto

b.      Operating Profit Margin (OPM)

= Penjualan Netto – HPP – Biaya Adm & Umum / Penjualan Netto

c.       Net Profit Margin (NPM) = Laba Operasi Bersih / Penjualan Bersih

Untuk melihat total keuntungan bersih terhadap penjualan.

d.      Return to Total Asset (ROA) = Laba Bersih / Total Asset

Untuk melihat secara jauh asset dalam menghasilkan tingkat laba.

e.       Return On Equity (ROE) = Laba Bersih / Ekuitas pemegang saham

Untuk meluhat tingkat keuntungan dari investasi yang sudah ditanamkan.

f.        Return On Investment (ROI) = Investasi / Total Aktiva

Untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari

seluruh aktiva yang tersedia.

g.       Operating Rasio

= HPP + Biaya Adm + B. Penjualan + Biaya umum / Penjualan Netto                      

 

5.      Rasio Nilai Pasar.

Rasio ini digunakan untuk mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku

Perusahaan.

a.       Price Earning Ratio (PER) = Harga Pasar per lb / EPS

b.      Devidend Yield = Harga beli saham / EPS

Untuk mengetahui besarnya return yang akan diperoleh dari nilai investasi.

c.       Dividend Payout ratio (Rasio Pembayaran Deviden)

= (Deviden per lb saham / Laba per lb saham) x 100%

Page 123: Analisa Rasio Keuangan

Adalah persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk deviden atau rasio

antara laba yang dibayarkan dalam bentuk deviden dengan total laba yang

tersedia bagi pemegang saham.

d.      PBV (Price to Book Value) = Harga saham / Nilai ekuitas per saham(BV)

BV adalah book value yang dihasilkan dari ekuitas dibagi rata-rata jumlah

saham yang beredar. Semakin tinggi nilai PBV nya maka semakin tinggi nilai

sahamnya.

Metode pendekatan Analisi Rasio Keuangan

1.      Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach)

Yi cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara

perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat

bersamaan.

Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan

berada diatas, berada pada rata-rata, atau berda di bawah rata-rata industri.

2.      Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis)

Yi cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio perusahaan

dari satu periode ke periode lainnya.

Dengan membandingkan antara rasio-rasio yang saat ini dengan rasio-rasio

di masa lalu yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan mengalami

kemajuan atau kemunduran.

Kelemahan Analisis Rasio Keuangan

a.       Rasio tersebut dibentuk dari akuntansu dan data yang dipengaruhi oleh

cara penafsirannya dan bahkan dpat dimanipulasi;

b.      Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa

perusahaan sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik;

c.       Angka-angka rasio tidak dapat berdiri sendiri :

1.      Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat

rasio yang hampir sama;

Page 124: Analisa Rasio Keuangan

2.      Adanya analisis kecenderungan (trend)dari setiap rasio pada tahun-tahun

sebelumnya.

Semoga bisa memberikan sedikit manfaat..amin  

 

Sumber : Wikipedia & Perpustakaan Undip

PENGGUNAAN SUKU BUNGA “BANK INDONESIA” DAN RATE OF RETURN DALAM COST OF EQUITY

(Study kasus dalam mengukur kinerja EVA)

 Jangan lupa Shalawat dulu yuks..3x

Ada pertanyaan dari rekan kita …!!!

Didalam mengukur WACC terdapat unsure Cost of equity rate yang digunakan apakah

Rate Bank Indonesia ataukah rate of return..?

Cost of Equity (Biaya Modal) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan

untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, dan

laba ditahan untuk menandai suatu investasi atau operasi perusahaan.

Kita ingat bahwa formula untuk mencari Cost of Equity adalah

Laba bersih setelah pajak

Cost of Equity (re) = ———————————- x 100 %

                                  Total Ekuitas

Konsep Biaya Modal erat kaitannya dengan konsep tingkat keuntungan yang disyaratkan

dimana ada perusahaan dan investor.

Bagi perusahaan cost of capital merupakan tingkat penggunaan dana yang harus

dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut.

Page 125: Analisa Rasio Keuangan

Sedangkan bagi investor cost of capital tersebut digunakan untuk mencerminkan

tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki.

Kita bahas dulu pengertian dari :

1.      Pengertian Suku Bunga “Bank Indonesia”

Suku Bunga BI merupakan suku bunga yang digunakan dalam mekanisme BI untuk surat

Berharga Indonesia (SBI) yang dikeluarkan dengan menggunakan system lelang.

ATAU

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan

moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.

Fungsi

BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur

bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia

melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai

sasaran operasional kebijakan moneter.

Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga

Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini

diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya

suku bunga kredit perbankan.

Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia

pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui

sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate

apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.

2.      Rate Of return (ROR)

Adalah tingkat pengembalian saham atas investasi yang dilakukan oleh investor.

Menurut Sogiyanto (2003), membedakan return saham menjadi dua jenis return realisasi

(realized return) dan return ekspektasi (Expected return).

Return Realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data

historis. Hal ini penting sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan, serta sebagai dasar

penentuan return ekspekasi dan resiko dimasa mendatang.

Page 126: Analisa Rasio Keuangan

Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang diharapkan terjadi di masa

mendatang dan bersifat tidak pasti (belum terjadi).

MENJAWAB PERTANYAAN..

Dengan adanya sedikit deskripsi diatas sudah jelas perbedaan masing-masing kepentingan

antara perusahaan dan investor dalam mengetahui tingkat pengembalian investasi atas

biaya modal yang sudah didapat perusahaan atau dikeluarkan oleh investor.

**baca lagi note diatas..**

Bagi perusahaan untuk rate yang digunakan adalah ROR (Rate of return) kenapa…?

Bentar-bentar kita harus tahu dulu macam-macam dari ROR diantaranya adalah :

a.       Average rate of Return

Adalah metode penilaian investasi yang berusaha menunjukkan ratio atau atau

perbandingan antara keuntungan netto tahunnan terhadap nilai investasi yang diperlukan

untuk memperoleh laba/keuntungan tersebut baik diperhitungkan dengan nilai investasi

(initial investment) atau rata-rata investasi )average investment).

b.       Internal rate of Return

Internal Rate of Return dalah tingkat diskonto ( discount rate ) yang menjadikan sama

antara present value dari penerimaan cash dan present value dari nilai investasi discount

rate/tingkat diskonto yang menunjukkan net present value atau sama besarnya dengan

nol.

  Nerusin jawaban,,Kenapa..?

Perusahaan menggunakan suku bunga rate of return adalah untuk menghasilkan

perhitungan yang cepat didasarkan pada kejadian historis atau ekspektasi dimasa depan.

jadi prosentase yang dipakai adalah tidak kurang dan tidak lebih dari data sebelumnya atau

anggapan perusahaan dimasa mendatang.

Karena untuk mendapatkan modal dari investor perusahaan harus cepat dalam mengambil

langkah perhitungan. Dan karena biaya modal sangat sulit untuk diperhitungkan secara

benar dan riil maka perusahaan menggunakan ekspekstasi atau data hostoris.

Page 127: Analisa Rasio Keuangan

Bagi Investor suku bunga yang sebaiknya dipakai adalah rate suku bunga BI. Dimana rate

ini adalah rate likuiditas, yang mana memberikan tingkat suku bunga yang pasti.

Kita tahu bahwa investor ingin mengetahui tingkat resiko dari modal yang ditanamkan

dengan pasti maka mereka menggunakan Rate BI ini.

KESIMPULAN JAWABAN

Nah, kita tahu bahwa perusahaan menggunakan ROR didalam menggunakan tingkat suku

bunga dan Investor menggunakan Suku Bunga BI. Terjadi ketimpangan dalam hal ini.

Apabila perusahaan kekeh maka invetor akan lari ke perusahaan lain. Untuk menghindari

ini maka perusahaan menggunakan rate of return adjustment (tingkat suku bunga

disesuaikan). Dalam hal ini perusahaan dan investor tidak ada yang merasa dirugikan

karena prosentase suku bunga di setujui oleh kedua belah pihak dengan

mempertimbangkan beberapa alasan dari masing-masing…

Itu menurut saya, kalau ada jawaban lain bisa di include-kan dikolom komentar artikel ini.

Semoga bisa membantu dan nice day for us..

KAMUS AKUNTANSI BIAYA, PERPAJAKAN DAN KEUANGAN

 A

Abatement ==> Pembatalan Above Par ==> Di Atas Nilai Pari Abrasion ==> Abrasi Absolute Periority ==> Prioritas Mutlak Absolute Value ==> Nilai mutlak Absorption ==> Penetapan Biaya Absorpasi Absorption Costing ==> Biaya Serapan Accelerated Cost Recovery System ==> Sistem Pemulihan Biaya

Dipercepat Accelerated Depreciation ==> Penyusutan Dipercepat Acceptable Quality Level ==> Tingkat Kualitas Dapat Diterima Acceptance ==> Tanda Aksep

Page 128: Analisa Rasio Keuangan

Acceptance Credit ==> Kredit Aksep Acceptance Register ==> Buku Akseptasi Wesel Acceptance Sampling ==> Sampel Yang Dapat Diterima Accommodation Endorsement ==> Endorsemen Pinjam Nama Accommopation Note ==> Promes Pinjam Nama Account ==> Perkiraan Account Form ==> Bentuk Perkiraan Account Non Current ==> Pos Pos Yang Tidak Lancar Account Payable ==> Hutang Dagang Account Payable Application ==> Aplikasi Hutang Dagang Account Payable Ledger ==> Buku Besar Hutang Account Payable Subsidiary Ledger ==> Daftar Buku Tambahan

Hutang/Buku Besar Pembantu Hutang Dagang Account Receivable ==> Piutang Dagang Account Receivable Application ==> Aplikasi Piutang Dagang Account Receivable Assignment ==> Piutang Dijaminkan Account Receivable Ledger ==> Buku Besar Piutang Account Receivable Statement ==> Daftar Piutang Dagang Account Receivable Subsidiary Ledger ==> Buku Tambahan

Piutang/Buku Besar Pembantu Piutang Dagang Account Receivable Turnover ==> Perputaran Piutang Accountant ==> Akuntan Accountant Fee Expense ==> Biaya Akuntan Accountant For The Public Interest ==> Akuntan Untuk Kepentingan

Umum Accountant Public ==> Akuntan Umum Accounting ==> Akuntansi Accounting Assumption ==> Asumsi Akuntansi Accounting Cycle ==> Siklus Akuntansi Accounting Data ==> Data Akuntansi Accounting Department ==> Departemen/Bagian Akuntansi Accounting Entity ==> Satuan Akuntansi Accounting Equation ==> Persamaan Akuntansi Accounting Income ==> Laba Akuntansi Accounting Information ==> Informasi Akuntansi Accounting Instruction ==> Instruksi Akuntansi Accounting Management ==> Manajemen Akuntansi Accounting Manual ==> Pedoman Akuntansi Accounting Method ==> Methode Akuntansi Accounting Period ==> Periode Akuntansi Accounting Principles ==> Akuntansi Dasar/Konsep Dasar Akuntansi Accounting Procedure ==> Prosedur Akuntansi Accounting System ==> Sistem Akuntansi Accounting System Procedure ==> Prosedur Sistem Akuntansi Accounts Intercompany ==> Rekening Antar Perusahaan Accrual Basis Accounting ==> Akuntansi Basis Akrual

Page 129: Analisa Rasio Keuangan

Accrued Devidend ==> Dividen Yang Masih Harus Dibayar Accrued Expense ==> Biaya Yang Masih Harus Dibayar Accrued Expense Payable ==> Beban Terutang Accrued Income ==> Pendapatan Yang Masih Harus Diterima Accrued Interest Expense ==> Bunga Yang Masih Harus Dibayar Accrued Interest Payable ==> Hutang Bunga/Bunga Terutang Accrued Payroll Payable ==> Utang Gaji Accrued Receivable ==> Piutang Yang Masih Harus Diterima Accrued Rent Payable ==> Hutang Sewa Yang Masih Harus Dibayar Accrued Rent Receivable ==> Piutang Sewa Yang Masih Harus

Diterima Accrued Revenue ==> Pendapatan Yang Masih Harus Diterima Accrued Wages Payable ==> Upah Terutang Accumulated Amortization ==> Akumulasi Penyusutan Accumulated Depletion ==> Akumulasi Deplesi Accumulated Depreciation ==> Akumulasi Depresiasi Accumulated Depreciation Account ==> Perkiraan Akumulasi

Penyusutan Accumulated Depreciation Of Building ==> Akumulasi Penyusutan

Gedung Acid Test Ratio ==> Rasio Cepat Acquisition Cost ==> Harga Perolehan Active Account ==> Rekening Aktif Activity Proposal List ==> Daftar Usulan Kegiatan Actual Amount ==> Jumlah Sesungguhnya Actual Cost ==> Biaya Sesungguhnya Actual Factory Overhead ==> Beban Overhead Sesungguhnya Actual Liability ==> Hutang Nyata Actual Price ==> Harga Sebenarnya Actual Quantity ==> Kuantitas Sebenarnya Addition ==> Penambahan Additional Cost ==> Biaya Tambahan Additional Paid In Capital ==> Tambahan Modal Disetor Adequate Disclousure ==> Penjelasan Yang Cukup Adjusment ==> Penyesuaian Adjusment Process ==> Proses Penyesuaian Adjusted Balance ==> Saldo Setelah Penyesuaian Adjusted Gross Income ==> Laba Kotor Yang Disesuaikan Adjusted Trial Balance ==> Neraca Saldo Yang Telah Disesuaikan Adjusting Entry ==> Ayat Penyesuaian Adjusting Journal Entry ==> Ayat Jurnal Penyesuaian Administrative Expense ==> Beban Administrasi Administrative Salaries ==> Gaji Bagian Administrasi Advance Accounting ==> Akuntansi Lanjutan Advance From Customer ==> Uang Muka Langganan Adverse Opinion ==> Pendapat Tidak Wajar

Page 130: Analisa Rasio Keuangan

Advertising ==> Iklan Advertising Expense ==> Biaya Iklan Advising Bank ==> Bank Penerus Surat Kredit Afiliation ==> Afiliasi After Balance Sheet Date Event ==> Peristiwa Setelah Tanggal Neraca Aggregative Method ==> Metode Agregatif Aging Of Account ==> Umur Piutang Aging Of Receivables ==> Analisis Umur Piutang Aging Schedule ==> Daftar Umur Piutang Aging Schedule Of A/R ==> Daftar Piutang Menurut Umur Agregative Index Number ==> Angka Indek Agregatif All Inclusive Income Statement ==> Daftar Rugi Laba Inklusif All Inclusive Method ==> Metode Inklusif All Risk Insurance ==> Asuransi Untuk Semua Resiko Allocation ==> Alokasi Allocation base ==> Dasar Alokasi Allotment ==> Penjatahan Saham Allowance ==> Cadangan Allowance Account ==> Perkiraan Cadangan Allowance For Bad Debts ==> Cadangan Piutang Tak Tertagih Allowance For Depreciation ==> Cadangan Penyusutan Allowance For Doubtful Account ==> Cadangan Piutang Ragu-ragu Allowance For Inventory Decline To Market ==> Cadangan Penurunan

Nilai Persediaan Allowance For Overvaluation Of Branch Merchandise ==> Cadangan

Kenaikan Harga Barang Cabang Allowance For Uncollectible Account ==> Cadangan Piutang Tak

Tertagih Allowance Method ==> Metode Cadangan Amortization ==> Amortisasi/Penyusutan Atas Harta Tak Berwujud Amortization Fund ==> Dana Hutang Amortization Of Premium Or Discount ==> Amortisasi Agio atau

Disagio Amortization Payment ==> Pembayaran Amortisasi Amount To Be Paid To Parteners ==> Jumlah Yang Dapat Dibayarkan

Kepada Persero Analysis ==> Menganalisa Analytical Test ==> Melakukan Pengujian Analitis Annual Report ==> Laporan Tahunan Annuity ==> Anuitas Annuity Fund ==> Dana Anuitas Annuity Method Of Depreciation ==> Metode Penyusutan Annuitas Application Control ==> Kontrol Aplikasi Application Of Fund ==> Aplikasi Dana Applied Factory Overhead Cost ==> Biaya Overhead Yang Dibebankan Appraisal ==> Penilaian

Page 131: Analisa Rasio Keuangan

Appraisal Capital ==> Modal Penilaian Kembali Appraisal Surplus ==> Surplus Penilaian Appraisal Value ==> Nilai Penetapan/Nilai Taksiran Appreciated Account ==> Perkiraan Penganggaran Appreciated Retained Earning ==> Laba Ditahan Yang Dianggarkan Appropriation For Stock Redemtion ==> Cadangan Penarikan Saham Approved Activity List ==> Daftar Isian Kegiatan Approved Project List ==> Daftar Isian Proyek Arbitration Of Exchange ==> Arbitrasi Wesel Articles Of Partnership ==> Akte Pendirian Firma Assended Bond ==> Obligasi Persetujuan Assesable Capital Stock ==> Modal Saham Belum Disetor Asset ==> Harta Asset Account ==> Perkiraan Harta Asset Approach ==> Pendekatan Aktiva Asset Deficiency ==> Defisiensi Aktiva Asset Turnover ==> Perputaran Aktiva Assume ==> Asumsi Audit ==> Pemeriksaan/ Audit Audit Committee ==> Komisi Pemeriksaan Audit Evidence ==> Bukti Audit Audit Expense ==> Biaya Audit Audit Fee ==> Pendapatan Audit Audit Opinion ==> Pendapatan Pemeriksaan Audit Planning ==> Rencana Pemeriksaan Audit Process ==> Proses Pemeriksaan Audit Programme ==> Program Pemeriksaan Audit Report ==> Laporan Pemeriksaan Audit Technic ==> Tehnik Pemeriksaan Audit Working Paper ==> Kertas Kerja Pemeriksaan Auditing ==> Pemeriksaan Keuangan Auditing Standard ==> Norma-norma Pemeriksaan Auditor ==> Pemeriksa Keuangan Authority To Pay ==> Wewenang Membayar Authority To Purchase ==> Wewenang Membeli Authorization ==> Otorisasi Authorization Center ==> Pusat Otorisasi Authorization Code ==> Kode Otorisasi Authorization Department ==> Bagian Otorisasi Authorization Message ==> Pesan Otorisasi Authorization Outstanding ==> Otorisasi Yang Belum Selesai Authorization Request ==> Permintaan Otorisasi Authorization Reversal ==> Pembalikan Otorisasi Authorized Capital ==> Modal Statutair/Modal Dasar Authorized Capital Stock ==> Modal Saham Dasar/Statutair Authorized Common Stock ==> Saham Biasa Yang Sah

Page 132: Analisa Rasio Keuangan

Authorized Dealer ==> Agen Resmi Authorized Investment ==> Investasi Yang Sah Automated Data Processing ==> Pengolahan Data Secara Otomatis Average Collection Period ==> Periode Penagihan Rata-rata Average Cost Method ==> Metode Harga Pokok Rata-rata Average Inventory Method ==> Metode Persediaan Rata-rata Average Method ==> Metode Rata-rata Average Rate Of Return ==> Rentabilitas Rata-rata Avoidable Cost ==> Biaya Yang Bisa Dihindari

B Bad Debt ==> Piutang Ragu-ragu Bad Debt Expense ==> Biaya Piutang Tak Tertagih Balance ==> Saldo Balance Before Liquidation ==> Saldo Sebelum Likuidasi Balance Of An Account ==> Saldo Perkiraan Balance Of Income ==> Saldo Laba Balance Of Service Account ==> Neraca Jasa-jasa Balance Per Bank ==> Saldo Menurut Bank Balance Per Bank Statement ==> Saldo Menurut Rekening Bank Balance Per Book ==> Saldo Menurut Buku Besar Perusahaan Balance Sheet ==> Neraca Balance Sheet Account ==> Perkiraan Neraca Balance Sheet Approach Method ==> Metode Pendekatan

Berdasarkan Neraca Balance Sheet Ratio ==> Rasio Neraca Balancing Amount ==> Keseimbangan Jumlah Bank ==> Bank Bank Acceptance ==> Aksep Bank Bank Charge ==> Biaya Bank Bank Deposit ==> Deposito Bank Bank Deposit Receipt ==> Bukti Deposito Bank Bank Draft ==> Wesel Bank Bank Guarantee ==> Jaminan Bank Bank Holding Company ==> Perusahaan Pemagang Saham Bank Bank Interest ==> Bunga Bank Bank Loan ==> Pinjaman Bank Bank Of Issue ==> Bank Penerbit Bank Payable ==> Hutang Bank Bank Rate ==> Suku Bunga Bank Bank Reconciliation ==> Rekonsiliasi Bank Bank Reserve ==> Cadangan Bank Bank Service Charge ==> Beban Administrasi Bank Bank Statement ==> Rekening Koran

Page 133: Analisa Rasio Keuangan

Bankers Bill Of Exchange ==> Wesel Bank Bankrupcy ==> Kepailitan/Kebangkrutan Base Pay ==> Upah Dasar Base Price ==> Harga Dasar Base Stock ==> Persediaan Besi Base Stock Method ==> Metode Penilaian Persediaan Besi Basic Assumption ==> Asumsi Dasar Basic Financial Statement ==> Laporan Keuangan Statement Bearer Bill ==> Surat Dagang Atas Unjuk Bearer Bond ==> Obligasi Atas Unjuk Beginning Balance ==> Saldo Awal Beginning Inventory ==> Persediaan Awal Beneficiary ==> Ahli Waris Beta Coeficient ==> Koefisien Beta Betterment ==> Perbaikan Bid Bond ==> Jaminan Tawaran Bid Price ==> Harga Penawaran Bill ==> Surat Dagang Bill Of Collection ==> Wesel Tampung Bill Of Exchange ==> Wesel Bill Of Loading ==> Konosemen Bill Of Receivable ==> Wesel Tagih Bill Of Sale ==> Surat Jual Bin Card ==> Kartu Gudang Blind Selling ==> Jual Buta Block Code ==> Kode Pahat Blocked Account ==> Rekening Dibekukan Blue Chip ==> Saham Unggul Board Of Commisioner ==> Dewan Komisaris Board Of Director ==> Dewan Direksi Bond ==> Obligasi Bond Discount ==> Disagio Obligasi Bond Holder ==> Pemegang Obligasi Bond House ==> Balai Obligasi Bond Indenture ==> Kontrak Obligasi Bond Ledger ==> Buku Tambahan Obligasi Bond Payable ==> Hutang Obligasi Bond Premium ==> Premi Obligasi Bond Refunding ==> Pendanaan Kembali Obligasi Bond Sinking Fund ==> Dana Pelunasan Pinjaman Obligasi Bonus ==> Bonus Bonus Stock ==> Saham Bonus Book Of Original Entry ==> Buku Pencatatan Awal Book Value ==> Nilai Buku Book Value Of Asset ==> Nilai Buku Aktiva Book Value Per Share ==> Nilai Buku Per Saham

Page 134: Analisa Rasio Keuangan

Bookkeeper ==> Pemegang Buku Branch ==> Cabang Branch Merchandise ==> Barang Dagang Cabang Branch Profit ==> Keuntungan Cabang Break Even ==> Pulang Pokok Break Even Analysis ==> Analisa Pulang Pokok Break Even Point ==> Titik Pulang Pokok/Titik Impas Break Even Sales ==> Penjualan Pulang Pokok Bridging Loan ==> Kredit Talangan Broker Dealer ==> Dealer Perantara Brokerage ==> Provisi Makelar Budget ==> Anggaran Budget Appropriation ==> Anggaran Apropriasi Budget Balance Sheet ==> Anggaran Neraca Budget Capital Expenditure ==> Anggaran Pengeluaran Modal Budget Committtee ==> Komisi Anggaran Budget Cycle ==> Siklus Anggaran Budget Director ==> Direktur Anggaran Budget Fixed ==> Anggaran Tetap Budget Performance Record ==> Laporan Pelaksanaan Anggaran Budget Period ==> Masa Anggaran Budget Variance ==> Selisih Anggaran Budgetary Accounting ==> Akuntansi Penganggaran Budgetary Control ==> Pengendalian Anggaran Budgeting ==> Penyusunan Anggaran Building ==> Gedung Burden Rate ==> Tarif Biaya Produksi Tidak Langsung Business Combination ==> Penggabungan Usaha Business Cycle ==> Siklus Usaha Business Entity ==> Kesatuan Usaha Business Entity Concept ==> Konsep Kesatuan Usaha Business Finance ==> Permodalan Usaha Business Paper ==> Kertas Niaga/Dokumen Perusahaan Business Risk ==> Resiko Usaha Business Transaction ==> Transaksi Niaga/Transaksi Usaha Buyer Credit ==> Kredit Pembeli By Product ==> Produksi Sampingan

C Call Of Bonds ==> Penulasan Obligasi Call Price ==> Harga Tebus Call Privilage ==> Hak Tebus Istimewa Callable Bond ==> Obligasi Tebus Callablepreferred Stock ==> Saham Preferen Yang Bisa Ditebus

Page 135: Analisa Rasio Keuangan

Cancelled Cheque ==> Cek Yang Dibatalkan Capacity ==> Kapasitas Capacity Variance ==> Selisih Kapasitas Capital ==> Modal Capital Account ==> Perkiraan Modal Capital Assets ==> Aktiva Modal Capital Assets Pricing Model ==> Model Penetapan Aktiva Modal Capital Budget ==> Anggaran Modal Capital Budgeting ==> Penganggaran Modal Capital Decrease ==> Modal Berkurang Capital Deficiency ==> Kelebihan Modal Capital Elements ==> Unsur Modal Capital Expenditure ==> Pengeluaran Modal Capital Expenditure Budget ==> Anggaran Pengeluaran Untuk Barang

Modal Capital Gain ==> Keuntungan Modal Capital Increase ==> Modal Bertambah Capital Leverage ==> Pengaruh Modal Capital Levy ==> Pajak Modal Capital Loss ==> Kerugian Modal Capital Market ==> Pasar Modal Capital Market Line ==> Garis Pasar Modal Capital Rationing ==> Penjatahan Modal Capital Stamp Duty ==> Bea Materai Modal Capital Statement ==> Laporan Perubahan Modal Capital Stock ==> Modal Saham Capital Stock Subscribed ==> Modal Saham Yang Dipesan Capital Stock Subscription Receivable ==> Piutang Pesanan Saham Capital Structure ==> Struktur Modal Capital Surplus ==> Surplus Modal Capitalization ==> Kapitalisasi Capitalization Of Retained Earnings ==> Kapitalisasi Dari Pendapatan

Yang Ditahan Capitalization Rate ==> Tingkat Kapitalisasi Carry Forward ==> Pembebanan Rugi Ke Depan Carrying Value ==> Nilai Tercatat/Nilai Yang Melekat Cash ==> Kas Cash Basis Accounting ==> Akuntansi Basis Kas Cash Book ==> Buku Catatan Kas Cash Budget ==> Anggaran Kas Cash Card ==> Kartu Kas Cash Concept Of Fund ==> Konsep Kas Dari Dana Cash Count ==> Perhitungan Kas Cash Devidend ==> Pembagian Laba Dalam Bentuk Kas Cash Devidend Earned ==> Penghasilan Deviden Kas Cash Disbursement ==> Pengeluaran Kas

Page 136: Analisa Rasio Keuangan

Cash Disbursement Journal ==> Jurnal Pengeluaran Kas Cash Discount ==> Potongan Yang Diberikan Atas Pembayaran Tunai Cash Equivalent ==> Ekuivalen Kas Cash Flow ==> Alur Kas Cash Flow Cycle ==> Siklus Alur Kas Cash Flow Statement ==> Laporan Arus Kas Cash Fund ==> Dana Kas Cash In Bank ==> Kas Dalam Bank Cash In Transit ==> Cash Dalam Perjalanan Cash Offering ==> Penawaran Kas Cash On Hand ==> Kas Ditangan Cash Over ==> Kelebihan Kas Cash Payback Period ==> Periode Pengembalian Kas Cash Payment and Disbursement File ==> Berkas Pembayaran Kas

dan Penyesuaian Cash Payment Journal ==> Buku Kas Pengeluaran Cash Ratio ==> Rasio Kas Cash Receipt ==> Penerimaan Kas Cash Receipt and Adjustment File ==> Berkas Penerimaan Kas dan

Penyesuaian Cash Receipt and Disbursement System ==> Sistem Penerimaan dan

Pengeluaran Kas Cash Receipt Journal ==> Buku Kas Penerimaan Cash Requirement Report ==> Laporan Kebutuhan Uang Kas Cash Sales ==> Penjualan Tunai Cash Short ==> Kekurangan Kas Cash Short and Over ==> Beda Kas Cash Surrender Value ==> Nilai Penyerahan Tunai Cash Transaction ==> Transaksi Kas Cashier ==> Kasir Casualty Loss ==> Kerugian Karena Bencana Ceiling ==> Batas Atas Central Bank ==> Bank Sentral Central Processing Unit ==> Unit Pemrosesan Pusat Certificate In Management Accounting ==> Sertifikat Akuntansi

Managemen Certificate Of Bonds ==> Sertifikat Obligasi Certificate Of Deposit ==> Sertifikat Deposito Certified Check ==> Cek Yang Mempunyai Dana Certified Internal Auditor ==> Auditor Internal Berijazah Certified Public Accountant ==> Akuntan Publik Berijazah Charge ==> Beban Charge Customer ==> Beban Langganan Charge Of Account ==> Daftar Sandi Perkiraan Charitable Contribution ==> Sumbangan Untuk Amal Chart Of Account ==> Daftar Perkiraan

Page 137: Analisa Rasio Keuangan

Chartered Accountant ==> Akuntan Berijazah Chartered Financial Analyst ==> Analisis Keuangan Terdaftar Chattel Mortgage ==> Hipotek Barang Bergerak Check Register ==> Daftar Cek Check Stub ==> Sus Cek Cheque ==> Cek Circulation ==> Peredaran Claim ==> Tuntutan Classification ==> Klasifikasi Classification Of Account ==> Klasifikasi Perkiraan Clearing ==> Kliring Closing ==> Penutupan Closing Entries ==> Ayat Jurnal Penutup Cluster Sampling ==> Sampling Kelompok Co-ownership ==> Kepemilikan Bersama Coinsurance ==> Asuransi Bersama Collateral ==> Jaminan Collateral Trust Bond ==> Obligasi yang dijamin Collecting Bank ==> Bank Penagih Collection Period ==> Periode Penagihan Collection Period Of Receivable ==> Periode Pengumpulan Piutang Combine Cost ==> Biaya Bergabung Combined Income And Retained Statement ==> Laporan Rugi Laba

dan Laba Yang Ditahan Combined Income Statement For Branch And Home Office ==>

Laporan Perhitungan L/R Gabungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang Commercial Bank ==> Bank Umum Commercial Bill ==> Wesel Dagang Commercial Credit ==> Kredit Perdagangan Commercial Expense ==> Biaya Usaha Commercial Income ==> Laba Komersil Commercial Invoice ==> Faktur Dagang Commercial Paper ==> Surat Berharga Komersil Commision Income ==> Pendapatan Komisi Commision To Salesman ==> Komisi Untuk Salesmen Commission ==> Komisi Commitment Fee ==> Biaya Keterikatan Committed Cost ==> Biaya Terikat Commodity ==> Barang Dagang Common Size Statement ==> laporan Dalam Persentase Common Stock ==> Saham Biasa Common Stock Equivalent ==> Ekuivalen Saham Biasa Comparability ==> Daya Banding Comparative Balance Sheet ==> Neraca Perbandingan Completed Contract Method ==> Metode Kontrak Selesai Completed Production Method ==> Metode Produksi Selesai

Page 138: Analisa Rasio Keuangan

Compliance Audit ==> Audit Ketaatan Composite Rate Depreciation Method ==> Metode Penyusutan

Gabungan Compound Discount ==> Diskonto Majemuk Compound Interest ==> Bunga Majemuk Compound Interest Method Of Depreciation ==> Metode Penyusutan

Bunga Majemuk Compound Journal Entry ==> Ayat Jurnal Majemuk Comprehensive Income ==> Laba Keseluruhan Compulsory Contribution ==> Simpanan Wajib Computation ==> Perhitungan Condensed Financial Statement ==> Laporan Keuangan Secara

Singkat Confirmation ==> Konfirmasi Confirmation Letter ==> Surat Penegasan Conservatism ==> Konservatisme Consignment ==> Konsinyasi Consignment In ==> Barang Komisi Consignment Out ==> Barang Konsinyasi Consistency ==> Konsistensi Consolidated Balance Sheet ==> Neraca Konsolidasi Consolidated Bond ==> Obligasi Yang Dikonsolidasi Consolidated Financial Statement ==> Laporan Keuangan Yang

Dikonsolidasi Consolidated Income Statement ==> Laporan Rugi Laba Yang

Dikonsolidasi Consolidated Tax Return ==> Laporan Pajak Gabungan Consolidation ==> Konsolidasi Consolidation Loan ==> Pinjaman Konsolidasi Construction In Progress ==> Pekerjaan Dalam Pembangunan Constructive Dividend ==> Deviden Konstruktif Consultan ==> Konsultan Consumer Price Index ==> Indeks Harga Konsumen Contingency Reserve ==> Cadangan Bersyarat Contingent Asset ==> Harta Bersyarat Contingent Liabilities ==> Kewajiban Bersyarat Contingent Obligation ==> Kewajiban Bersyarat Contingent Profit ==> Keuntungan Bersyarat Contingent Rental ==> Sewa Bersyarat Continious Allocation Method ==> Metode Alokasi Kontinyu Contra Account ==> Perkiraan Tandingan Contra Asset ==> Aktiva Kontra Contract ==> Kontrak Contract Note ==> Nota Kontrak Contract Rate Of Interest ==> Suku Bunga Kontrak Contributed Capital ==> Modal Kontribusi

Page 139: Analisa Rasio Keuangan

Contribution Approach ==> Pendekatan Kontribusi Contribution Income Statement ==> Perhitungan Rugi Laba Kontribusi Contribution Margin Ratio ==> Rasio Margin Kontribusi Control ==> Pengendalian Control System ==> Sistem Pengendalian Controllable Cost ==> Biaya Yang Dapat Dikendalikan Controllable Variance ==> Penyimpangan Yang Dapat Dikendalikan Controller ==> Kontroler Controlling Account ==> Perkiraan Pengendali Controlling Interest ==> Hak Perusahaan Induk Conventional Method ==> Metode Harga Eceran Konvensional Conversion ==> Konversi Conversion Cost ==> Biaya Konversi Conversion Price ==> Harga Konversi Conversion Rate ==> Kurs Konversi Conversion Ratio ==> Rasio Konversi Conversion Right ==> Hak Konversi Conversion Stock ==> Saham Konversi Conversion Value ==> Nilai Konversi Convertible ==> Dapat Dipertukarkan Convertible Bond ==> Obligasi yang dipertukarkan Convertible Stock ==> Saham Yang Dapat Dipertukarkan Cooperation ==> Koperasi Cooperative ==> Koperasi Cooperative Bank ==> Bank Koperasi Copyright ==> Hak Cipta Corporate Income Taxes ==> Pajak Penghasilan Perusahaan Corporate Tax ==> Pajak Perseroan Corporation ==> Perusahaan/Perseroan Terbatas Corporation Charter ==> Akte Pendirian Perseroan Terbatas Corporation Readjustment ==> Penyesuaian Kembali Perusahaan Corporation Social Accounting ==> Akuntansi Sosial Perusahaan Correcting Entries ==> Ayat Jurnal Koreksi Correcting Journal ==> Jurnal Koreksi Correction Fiscal ==> Koreksi Pajak Correspondent Bank ==> Bank Koresponden Cost ==> Biaya Cost Accountant ==> Akuntan Biaya Cost Accounting ==> Akuntansi Biaya Cost Accounting Standard Board ==> Dewan Standar Akuntansi Biaya Cost Allocation ==> Alokasi Biaya Cost Allocation Base ==> Dasar Pengalokasian Biaya Cost and Benefit Analysis ==> Analisis Biaya dan Keuntungan Cost Budget ==> Anggaran Biaya Cost Card ==> Kartu Biaya Cost Centre ==> Pusat Biaya

Page 140: Analisa Rasio Keuangan

Cost Curve ==> Kurva Biaya Cost Depletion ==> Deplesi Biaya Cost Flow ==> Arus Biaya Cost Flow Assumption ==> Asumsi Arus Biaya Cost Method ==> Metode Harga Pokok Cost Of Capital ==> Biaya Modal Cost Of Good Sold Statement ==> Daftar Harga Pokok Barang Yang

Dijual Cost Of Goods Available For Sales ==> Harga Pokok Barang Tersedia

Untuk Dijual Cost Of Goods Manufactured ==> Harga Pokok Produksi Cost Of Goods Manufactured statement ==> Ikhtisar Harga Pokok

Produksi Cost Of Goods Sold ==> Harga Pokok Penjualan Cost Of Goods Sold Computation ==> Perhitungan Harga Pokok

Penjualan Cost Of Installment Sales ==> Harga Pokok Penjualan Cicilan Cost Of Latest Purchases ==> Metode Harga Beli Terakhir Cost Of Manufacturing ==> Biaya Produksi Cost Of Market Which Ever Is Lower ==> Biaya Atau Harga Pasar Mana

Yang Terendah Cost Of Merchandise Available For Sale ==> Harga Pokok Barang

Tersedia Untuk Dijual Cost Of Merchandise Sold ==> Harga Pokok Penjualan Cost Of Production Report ==> Laporan Biaya Produksi Cost Of Production Theory ==> Teori Biaya Produksi Cost Of Sales ==> Harga Pokok Penjualan Cost Percentage ==> Persentase Harga Pokok Cost Plus Pricing ==> Penetapan Harga Dengan Biaya Tambahan Cost Price Variance ==> Selisih Harga Pokok Penjualan Cost Principle ==> Prinsip Harga Pokok Cost Profit Volume Relationship ==> Hubungan Biaya Laba Volume Cost Recovery Method ==> Metode Pemulihan Biaya Cost Sheet ==> Lembaran Biaya Cost Volume Profit Analysis ==> Analisis Biaya Volume Laba Counterfeit Note ==> Uang Kertas Palsu Coupon Bond ==> Kupon Obligasi Coupon Rate ==> Suku Bunga Kupon Covariance ==> Kovarian Credit ==> Kredit Credit Balance ==> Saldo Kredit Credit Dislocation ==> Dislokasi Kredit Credit File ==> Berkas Kredit Credit Instrument ==> Alat Kredit Credit Insurance ==> Asuransi Kredit Credit Line ==> Batas Kredit

Page 141: Analisa Rasio Keuangan

Credit Memo ==> Memo Kredit Credit Note ==> Nota Kredit Credit Sale ==> Penjualan Kredit Credit Sale Agreement ==> Persetujuan Penjualan Kredit Credit Worthiness ==> Kelayakan Mendapatkan Kredit Creditor ==> Kreditur Cross Foot ==> Jumlah Datar Cross Rate ==> Kurs Silang Cross Reference ==> Referensi Silang Cross Sale ==> Jual Silang Crossed Check ==> Cek Silang Cumulative Devidend ==> Deviden Kumulatif Cumulative Earning Register ==> Register Pendapatan Kumulatif Cumulative Income Bond ==> Obligasi Pendapatan Kumulatif Cumulative Preferred Stock ==> Saham Preferen Kumulatif Cumulative Voting ==> Hak Suara Kumulatif Currency ==> Mata Uang Current Account ==> Perkiraan Tetap Current Asset ==> Harta Lancar Current Cost Accounting ==> Akuntansi Biaya Berjalan Current Investment ==> Investasi Lancar Current Liabilities ==> Hutang Lancar Current Month Transaction File ==> Berkas Transaksi Bulan Berjalan Current Operating Performance Method ==> Metode Presentasi

Operasi Berjalan Current Ratio ==> Rasio Lancar Current Value ==> Nilai Sekarang Current Yield ==> Hasil Suatu Investasi Customer ==> Pelanggan Customer Marter File ==> Berkas Induk Langganan Cut Off ==> Pisah Batas Cut Off Point ==> Titik Penggal Batas

D Data Discount ==> Tanggal Pendiskontoan Data Processing ==> Pengolahan Data Date Of Assignment ==> Tanggal Alih Hak Date Of Declaration ==> Tanggal Pengumuman Date Of Issue ==> Hari Emisi Date Of Payment ==> Tanggal Pembayaran Date Of Record ==> Tanggal Pencatatan Dated Stock ==> Saham Bertanggal Day Book ==> Buku Harian Days Sales In Receivables ==> Hari Penjualan Dalam Piutang

Page 142: Analisa Rasio Keuangan

Debenture Bonds ==> Obligasi Tanpa Jaminan Debenture Capital ==> Modal Obligasi Debet ==> Debet Debet Balance ==> Saldo Debet Debet Memo ==> Memo Debet Debet Note ==> Nota Debet Debt ==> Hutang Debt Capital ==> Modal Pinjaman Debt Discount ==> Diskonto Pinjaman Debt Extinguishment ==> Penghapusan Hutang Debt Limit ==> Batas Hutang Debt Ratio ==> Rasio Hutang Debt Readjustment ==> Penataan Kembali Hutang Debt Restructuring ==> Penjadwalan Kembali Hutang Debt Service Cost ==> Biaya Penutupan Hutang Debt To Equity Ratio ==> Rasio Hutang Terhadap Kekayaan Debtor ==> Orang Yang Berhutang/Debitur Declared Dividend ==> Deviden Yang Telah Disahkan Declining Balance Method ==> Metode Saldo Menurun Declining Depreciation Method ==> Metode Penyusutan Saldo

Menurun Decreasing Cost ==> Biaya Menurun Decreasing Cost Industry ==> Industri Biaya Menurun Deductible Coverage ==> Pertanggungan Asuransi Terbatas Deduction ==> Pengurangan Deep Discount Bond ==> Obligasi Berdiskon Tinggi Defalcation ==> Penggelapan Default ==> Kelalaian Defective Goods ==> Produk Rusak Deferral Method ==> Metode Penangguhan Deferred Annuity ==> Angsuran Yang Ditangguhkan Deferred Bonds ==> Obligasi Yang Pembayaran Bunganya

Ditangguhkan Deferred Charges ==> Beban Ditangguhkan Deferred Compensation Plan ==> Rencana Kompensasi Yang

Ditangguhkan Deferred Cost ==> Biaya Yang Ditangguhkan Deferred Demands ==> Permintaan Yang Ditangguhkan Deferred Gros Profit On Realization ==> Laba Kotor Yang Belum

Direalisasi Deferred Income Tax Liability ==> Hutang Pajak Penghasilan Yang

Ditangguhkan Deferred Profit Sharing Plan ==> Rencana Pembagian Laba Yang

Ditangguhkan Deferred Revenue ==> Penghasilan Yang Ditangguhkan Deficiency ==> Kekurangan

Page 143: Analisa Rasio Keuangan

Deficit ==> Defisit Deflation ==> Deflasi Degree Of Operating Leverage ==> Tingkat Elastisitas Operasi Delivery Date ==> Tanggal Penyerahan Delivery Equipment ==> Peralatan Pengangkutan Delivery Expense ==> Biaya Pengangkutan Delivery Note ==> Surat Penyerahan Delivery Order ==> Surat Perintah Penyerahan Barang Demand ==> Permintaan Demand Deposit ==> Giro Demand Draft ==> Wesel Atas Permintaan Department Store ==> Toko Serba Ada Departmental Sales ==> Penjualan Per Departemen Depletion ==> Deplesi Depletion Allowance ==> Cadangan Deplesi Deposit ==> Deposito Deposit Account ==> Rekening Deposito Deposit Broker ==> Pialang Deposito Deposit In Transit ==> Simpanan Dalam Perjalanan Deposit Insurance ==> Asuransi Deposito Deposit Loan ==> Pinjaman Deposito Deposit Rate ==> Suku Bunga Deposito Deposit Slip ==> Bukti Setoran Depreciation ==> Penyusutan Depreciation Expense ==> Biaya Penyusutan Depreciation Expense Of Building ==> Beban Penyusutan Gedung Depreciation Expense Of Machine ==> Beban Penyusutan Mesin Depreciation Fund ==> Dana Depresiasi Derivative Deposit ==> Deposito Pinjaman bank Determining Depreciation ==> Penetapan Penyusutan Detiled Audit ==> Audit Terperinci Devaluation ==> Devaluasi Development Bank ==> Bank Pembangunan Development Cost ==> Biaya Pengembangan Deviation ==> Deviasi Deviden Mandate ==> Surat Kuasa Deviden Deviden Policy ==> Kebijaksanaan Deviden Deviden Price Ratio ==> Rasio Harga Deviden Devidend ==> Laba Yang Dibagikan Devidend Arreas ==> Deviden Terhutang Devidend Counterfoil ==> Sobekan Deviden Devidend Declare ==> Pembagian Laba Diumumkan Devidend Disbursing Agent ==> Badan Pembayar Deviden Devidend In Kind ==> Deviden Berupa Barang Devidend Limitation ==> Pembatasan Deviden Devidend Payable ==> Hutang Deviden

Page 144: Analisa Rasio Keuangan

Devidend Per Share ==> Deviden Per Saham Devidend Records ==> Catatan Deviden Differential Cost ==> Biaya Differensial Differential Revenu ==> Pendapatan Diferensial Direct Cost ==> Biaya Langsung Direct Costing ==> Penetapan/Sistem Biaya Langsung Direct Department Overhead Expense ==> Beban Overhead

Departemen Lansung Direct Disclaimer Opinion ==> Penolakan Pemberian Pendapat Direct Expense ==> Beban Langsung Direct Investment ==> Investasi Langsung Direct Labor ==> Upah Langsung Direct Labor Cost ==> Biaya Upah Tidak Langsung Direct Labor Cost Budget ==> Biaya Anggaran Buruh Langsung Direct Labor Hour ==> Jam Buruh Langsung Direct Material ==> Bahan Mentah Langsung Direct Material Price Variance ==> Selisih Harga Bahan Baku

Langsung Direct Materials Quantity Variance ==> Selisih Jumlah Bahan Baku

Langsung Direct Proof ==> Pembuktian Langsung Direct Selling ==> Penjualan Langsung Direct Tax ==> Pajak Langsung Direct Write Off ==> Penghapusan Langsung Direct Write Off Method ==> Metode Penghapusan Langsung Disagio ==> Disagio Disbursement ==> Pengeluaran Disclaimer Of Opinion ==> Penolakan Memberikan Pendapat Disclousure ==> Penjelasan Discount ==> Potongan Harga Discount Bond ==> Diskonto Obligasi Discount On Bond Payable ==> Disagio Hutang Obligasi Discount On Preferred Stock ==> Disagio Saham Preferen Discount On Stock ==> Disagio Saham Discount Period ==> Periode Diskonto Discount Rate ==> Tingkat Potongan Tunai/Tingkat Diskonto Discounted Note ==> Nilai Yang Telah Didiskonto Discounting ==> Pendiskontoan Discounting Account Receivables ==> Pendiskontoan Piutang Dagang Discovery Sampling ==> Sampling Penemuan Disposable Income ==> Pendapatan Bersih Disposal Value ==> Nilai Pelepasan Dissolution ==> Pembubaran Dissolution Of Partnership ==> Pembubaran Persekutuan Distortion ==> Penyimpangan Distribution ==> Distribusi

Page 145: Analisa Rasio Keuangan

Distribution Cost ==> Biaya Distribusi Diversification ==> Diversifikasi Document ==> Dokumen Documentation ==> Dokumentasi Dollar Value Lifo Method ==> Metode MTKP Nilai Rupiah Donated Capital ==> Modal Hasil Sumbangan Donated Stock ==> Modal Sumbangan Dormant Account ==> Rekening Giro Non Aktif Double Declining Balance ==> Saldo Menurun Ganda Double Declining Balance Method ==> Metode Saldo Menurun Ganda Double Entry Accounting ==> Akuntansi Berpasangan Double Entry Bookkeeping ==> Tata Buku Berpasangan Double Entry System ==> Sistem Pembukuan Berpasangan Double Insurance ==> Asuransi Ganda Double Taxation ==> Pajak Ganda Doubtful Account ==> Perkiraan Piutang Ragu-ragu Down Period ==> Periode Pengangguran Draft ==> Wesel Drawee ==> Yang Ditarik Drawer ==> Penarik Drawing ==> Pengambilan Prive Due Date ==> Jatuh Tempo Due Date Control ==> Pengendalian Batas Tanggal Due Date Of Bill ==> Batas Tanggal Pembayaran Wesel Due To Shareholders ==> Utang Kepada Pemegang Saham Duty ==> Bea Impor

E Earned ==> Pendapatan Earned Capital ==> Modal Yang Diperoleh Earned Income ==> Pendapatan Yang Diperoleh Earned Surplus ==> Kelebihan Yang Diperoleh Earnest Money ==> Uang Panjar Earning After Interest And Tax ==> Pendapatan Setelah Bunga dan

Pajak Earning After Tax ==> Laba Sesudah Pajak Earning Asset ==> Aktiva Yang Menghasilkan Earning Before Interest and Taxes ==> Pendapatan Sebelum Bunga

dan Pajak Earning Per Share ==> Pendapatan Per Lembar Saham Earning Power ==> Kemampuan Menghasilkan Laba Economic Income ==> Laba Ekonomi Economic Life ==> Umur Ekonomis Economical Order Quantity ==> Jumlah Pembelian Optimal

Page 146: Analisa Rasio Keuangan

Effective Date ==> Tanggal Efektif Effective Interest Rate ==> Suku Bunga Efektif Efficiency Ratio ==> Rasio Efisiensi Efficiency Variance ==> Selisih Efisiensi Electronic Data Processing ==> Pengolahan Data Elektronik Embezzlement ==> Penggelapan Emergency Working Capital ==> Modal Kerja Darurat Employee Earning ==> Pendapatan Karyawan Employee Earning Statement ==> Laporan Gaji Karyawan Employees Record ==> Catatan Karyawan Encumbrance ==> Pembebanan End Money ==> Uang Cadangan End Of Month Trial Balance ==> Daftar Saldo Akhir Bulan End Product ==> Produk Akhir Ending Balance ==> Saldo Akhir Ending Inventory ==> Persediaan Akhir Endorsement ==> Endorsemen Endorsement In Blank ==> Endorsemen Kosong Endorser ==> Endosan Endowment Fund ==> Dana Pokok Utuh Endowment Policy ==> Polis Endowmen Endowment Profit ==> Laba Endowmen Engagement Letter ==> Surat Perjanjian Enterprise Fund ==> Badan Usaha Entertainment Expense ==> Biaya Entertain Entity ==> Kesatuan Entity Concept ==> Konsep Kesatuan Entry ==> Ayat Entry Value ==> Nilai Masuk Equipment ==> Peralatan Equiti Pershare ==> Kekayaan Per Saham Equity ==> Modal Equity Ownership ==> Pemilikan Ekuitas Equity Financing ==> Permodalan Ekuitas Equity In Income Of Subsidiary Company ==> Laba Atas Perusahaan

Anak Equity Method ==> Metode Ekuitas Equity Securities ==> Bukti Penyertaan Equivalent Units ==> Unit-unit Setara Error And Correction ==> Kesalahan dan Perbaikan Error Of Emission ==> Kesalahan Tersembunyi Escrow Fund ==> Dana Wasiat Estate ==> Harta Tidak Bergerak Estate Agent ==> Agen Jual Beli Harta Tidak Bergerak Estimate Cost ==> Taksiran Biaya Estimate Value ==> Nilai Taksiran

Page 147: Analisa Rasio Keuangan

Estimated Gross Profit ==> Estimasi Laba Kotor Estimation ==> Taksiran Estimation Sampling ==> Sampling Estimasi Evaluation ==> Evaluasi Evidence ==> Bukti-bukti Ex Warehouse ==> Harga Gudang Exact Interest ==> Bunga Tetap Except ==> Pengecualian Excess Capacity ==> Kapasitas Lebih Excess Of Cost Over Book Value Of Subsidiary Interest ==> Selisih

Lebih Harga Pokok Di Atas Nilai Buku Excess Reserve ==> Cadangan Lebih Excess Value ==> Nilai Lebih Exchange ==> Pertukaran Exchange Control ==> Kontrol Devisa Exchange Distribution ==> Distribusi Bursa Exchange Rate ==> Nilai Tukar Excise Tax ==> Cukai Executive Committee ==> Komite Eksekutif Exemption ==> Pembebanan Pajak Exercise Price ==> Harga Pelaksanaan Expansion ==> Perluasan Usaha Expected Actual Capacity ==> Kapasitas Yang Sesungguhnya

Diharapkan Expected Rate Of Return ==> Tingkat Pengembalian Yang Diinginkan Expected Value ==> Nilai Yang Diharapkan Expenditure ==> Pengeluaran Expense ==> Biaya/Beban Expense Account ==> Perkiraan Beban Expense Approach ==> Pendekatan Biaya Expiration ==> Kadaluarsa Expired ==> Daluarsa Explanation Paragraph ==> Paragraf Tengah/Penjelasan Exploration Cost ==> Biaya Eksplorasi Extended Bond ==> Obligasi Yang Diperpanjang Extension ==> Penangguhan Pembayaran Kredit External Audit ==> Pemeriksaan Ekstern External Auditor ==> Pemeriksa Eksteren External Bill ==> Wesel Luar External Debt ==> Hutang Eksteren External Financing ==> Pembelanjaan Dari Luar External Funds ==> Dana Eksteren External Loan ==> Pinjaman Eksteren Extra Devidend ==> Deviden Ekstra Extra Ordinary Gain ==> Keuntungan Luar Biasa Extra Ordinary Item ==> Item Yang Luar Biasa

Page 148: Analisa Rasio Keuangan

Extra Ordinary Loss ==> Kerugian Luar Biasa Extra Ordinary Repair ==> Perbaikan Luar Biasa Extra Ordinary Retirement ==> Penarikan Aktiva Sebab Luar Biasa

F Face Value ==> Nilai Nominal Factory Ledger ==> Buku Besar Pabrik Factory Overhead ==> Biaya Tidak Langsung Fictitious Assets ==> Aktiva Fiktif Fictitious Transaction ==> Transaksi Fiktif Fiduciary ==> Fidusier Fiduciary Accounting ==> Akuntansi Fidusier Fiduciary Capacity ==> Kemampuan Fidusier Fiduciary Loan ==> Pinjaman Tanpa Jaminan Fill or Kill ==> Amanat Harga Mati Filling Fee ==> Biaya Pendaftaran Final Devidend ==> Deviden Akhir Finance Lease ==> Kontrak Sewa Financial Accounting ==> Akuntansi Keuangan Financial Accounting and Control System ==> Akuntansi keuangan

dan Sistem Pengendalian Financial Accounting Foundation ==> Yayasan Akuntansi Keuangan Financial Accounting Standard Board ==> Dewan Standar Akuntansi

Keuangan Financial Analyst Federation ==> Federasi Analis Keuangan Financial Assets ==> Aktiva Finansial Financial Breakeven Point ==> Titik Impas Keuangan Financial Condition ==> Kondisi Keuangan Financial Executives Institute ==> Institut Pejabat Keuangan Financial Expense ==> Biaya Modal Financial Forecast ==> Ramalan Keuangan Financial Function ==> Fungsi Keuangan Financial Leverage ==> Solvabilitas Keuangan Financial Management ==> Manajemen Keuangan Financial Position ==> Posisi Keuangan Financial Risk ==> Resiko Keuangan Financial Statement ==> Laporan Keuangan Financial Statement Analysis ==> Analisis Laporan Keuangan Financial Structure ==> Struktur Permodalan Fine Rate ==> Tingkat Bunga Wajar Finished Goods ==> Barang Jadi Finished Goods Inventory ==> Persediaan Barang Jadi Fire Insurance ==> Asuransi Kebakaran Firm ==> Firma

Page 149: Analisa Rasio Keuangan

Fiscal Period ==> Periode Fiskal Fiscal Year ==> Tahun Pajak/Tahun Fiskal Fixed Asset ==> Harta Tetap Fixed Asset Ledger Card ==> Kartu Buku Besar Pebantu Aktiva Tetap Fixed Asset Subsidiary Ledger ==> Buku Tambahan Harta Tetap Fixed Asset Turnover ==> Perputaran Harta Tetap Fixed Capital ==> Modal Tetap Fixed Capital Assets ==> Modal Kerja Tetap Fixed Charges ==> Beban Tetap Fixed Cost ==> Biaya Tetap Fixed Deposit ==> Deposito Tetap Fixed Effiency Variance ==> Penyimpangan Efisiensi Yang Tetap Fixed Expense ==> Beban Tetap Fixed Factory Overhead ==> Overhead Pabrik Yang Tetap Fixed Interest ==> Bunga Tetap Fixed Interest Rate Bond ==> Obligasi Tingkat Bunga Tetap Fixed Loan ==> Pinjaman Tetap Fixed Obligation ==> Kewajiban Tetap Fixed Overhead ==> Overhead Tetap Flat Rate ==> Tarif Rata Flat Rate Tax ==> Pajak Tarif Rata Flexible Budget ==> Anggaran Fleksibel Floating Assets ==> Aktiva Mengambang Floating Capital ==> Modal Tersedia Floating Charge ==> Beban Mengambang Floor ==> Batas Bawah Flow Of Cost ==> Aliran Biaya Flow Of Document ==> Peredaran Dokumen Flow Of Work ==> Peredaran Kerja Flowchart ==> Daftar Aliran/Bagan Arus Fluctuating Fund ==> Dana Berubah Ubah Fluctuating Method ==> Metode Fluktuasi Fluctuation ==> Fluktuasi Foot Note ==> Catatan Kaki Forced Loan ==> Pinjaman Terpaksa Forecast Balance Sheet ==> Ramalan Neraca Forecast Income Statement ==> Taksiran Rugi Laba Foreign Bank ==> Bank Asing Foreign Exchange ==> Devisa Foreign Exchange Bank ==> Bank Devisa Foreign Exchange Contract ==> Kontrak Tukar-menukar Uang Asing Foreign Exchange Gain Or Loss ==> Keuntungan atau Kerugian Akibat

Pertukaran Valuta Asing Foreign Exchange Rate ==> Kurs Tukar Mata Uang Asing Foreign Fund ==> Dana Luar Negeri Foreign Trade ==> Perdagangan Luar Negeri

Page 150: Analisa Rasio Keuangan

Foreign Trade Zone ==> Daerah Perdagangan Bebas Form ==> Formulir Form Utility ==> Berguna Karena Bentuk Forms Of Business Transaction ==> Bentuk-bentuk Organisasi

Perusahaan Forward Foreign Exchange Transaction ==> Transaksi Valuta Asing

Diwaktu Mendatang Forward Rate ==> Kurs Maju Forward Sale ==> Penjualan Di Muka Founders Share ==> Saham Pendiri Four Collumn Account ==> Perkiraan Empat Kolom Four Collumn Journal ==> Jurnal Empat Kolom Fractional Banking ==> Perbankan Fraksional Franchise ==> Hak Kelola Fraud ==> Kecurangan Free And Open Market ==> Pasar Bebas Terbuka Free On Board Destination ==> Franko Gudang Pembeli Free On Board Shipping Point ==> Franko Gudang Penjual Free Rider ==> Pedagang Pratunai Freight In ==> Ongkos Angkut Pembelian Freight On Material Purchases ==> Beban Angkut Pembelian Bahan Freight Out ==> Ongkos Angkut Penjualan Frequency Distribution ==> Distribusi Frekuensi Fringe Benefit ==> Tunjangan Frozen Asset ==> Aktiva Beku Full Cost Method ==> Metode Biaya Penuh Full Disclosure ==> Pengungkapan Penuh Full Paid Stock ==> Saham Lunas Functional Accounting ==> Akuntansi Fungsional Fund ==> Dana Fund Accounting ==> Akuntansi Dana Fund Flow ==> Arus Dana Fund Flow Statement ==> Laporan Arus Dana Funded Appropriation ==> Penyisihan Dana Funds Statement ==> Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana Furniture & Fixture ==> Peralatan Fusion ==> Penggabungan Future Value Of Annuity ==> Nilai Majemuk Anuitet

G Gain ==> Keuntungan Gain From Decrease In Inventorry Allowance ==> Laba Atas Turunnya

Nilai Cadangan Persediaan

Page 151: Analisa Rasio Keuangan

Gain On Sale Marketable Securities ==> Keuntungan Jual Surat Berharga

Gain On Sale Of Long Term Investment ==> Keuntungan Jual Fixed Asset

Gain Sharing System ==> Sistem Upah Premi Gains And Loss Realization ==> Perkiraan Realisasi Laba Rugi Gains On Realization ==> Realisasi Keuntungan General Accepted Auditing Standard ==> Norma Pemeriksaan

Akuntan General Accounting ==> Akuntansi Umum General Agent ==> Agen Umum General And Adminstrative Expense ==> Biaya Umum Dan

Administrasi General Assigment ==> Penegasan Umum General Audit ==> Pemeriksaan Umum General Control ==> Pengendalian Umum General Creditors ==> Kreditur Umum General Examination ==> Pemeriksaan Umum General Expense ==> Biaya Umum General Fund ==> Dana Umum General Journal ==> Jurnal Umum General Journal Entry ==> Pos Jurnal Umum General Ledger ==> Buku Besar Umum General Operating Expense ==> Biaya Umum Operasi General Purpose ==> Laporan Serba Guna General Reserve ==> Cadangan Umum Generally Accepted Accounting Principle ==> Prinsip Akuntansi Yang

Diakui Secara Umum Geograpihical Decentralization ==> Desentralisasi Geografis Getting The Order ==> Mendapatkan Order Gilt Edges ==> Obligasi Unggul Go Public Company ==> Perusahaan Yang Menjual Saham Ke

Masyarakat Going Concern ==> Kesinambungan Going Concern Concept ==> Konsep Kontinuitas Usaha Gold Reserves ==> Cadangan Emas Gold Standard ==> Standar Emas Good Available For Sale ==> Barang-barang Yang Tersedia Untuk

Dijual Good Delivery ==> Penyerahan Sempurna Goods In Process ==> Barang Dalam Proses Goods In Progress ==> Barang-barang Dalam Penyelesaian Government Finacial ==> Keuangan Pemerintah Governmental Accounting ==> Akuntansi Pemerintah Grace Period ==> Masa Tenggang Gross Loss ==> Rugi Kotor

Page 152: Analisa Rasio Keuangan

Gross National Product ==> Produksi Nasional Bruto Gross Profit ==> Laba Kotor Gross Profit Analysist ==> Analisa Laba Kotor Gross Profit From Sales ==> Laba Bruto Penjualan Gross Profit Method ==> Metode Laba Kotor Gross Profit On Sales ==> Laba Kotor Atas Penjualan Gross Profit Percentage ==> Persentase Laba Kotor Gross Profit Ratio ==> Rasio Laba Kotor Gross Purchases ==> Pembelian Kotor Gross Salaries ==> Gaji Kotor Gross Sales ==> Penjualan Kotor Gross Working Capital ==> Modal Kerja Bruto Group Approach ==> Pendekatan Secara Kelompok Group Code ==> Kode Kelompok Group Depreciation ==> Penyusutan Secara Kelompok Growth Stock ==> Saham Unggul Guaranteed Bond ==> Obligasi Yang Dijamin Guaranteed Securities ==> Sekuritas Yang Dijamin

H Hard Currency ==> Mata Uang Kuat Hard Goods ==> Barang-barang Konsumsi Tahan Lama Hardware ==> Perangkat Keras Hash Total ==> Total Kasar/Jumlah Kotor Hearing ==> Pemeriksaan Heating And Lighting Expense ==> Biaya Pemanas Dan Penerangan Heavy Market ==> Pasar Turun Hidden Inflation ==> Inflasi Tersembunyi Hidden Reserves ==> Cadangan Rahasia Hidden Tax ==> Pajak Tersembunyi Hire Purchase Agreement ==> Perjanjian Sewa Beli Bersyarat Hiring Ticket ==> Surat Perjanjian Kerja Histogram ==> Distribusi Frekuensi Historical Cost ==> Biaya Historis Historical Cost Accounting ==> Akuntansi Perolehan Historis Historical Cost Concept ==> Konsel Biaya Historis Hold Back Pay ==> Penangguhan Pembayaran Upah Holding Company ==> Perseroan Induk Holding Gain Or Loss ==> Penyimpangan Keuntungan dan Kerugian Home Office ==> Kantor Pusat Horizontal Analysis ==> Analisis Horizontal Horizontal Combination ==> Kombinasi Horizontal Hot Money ==> Uang Panas Human Capital ==> Modal Daya Manusia

Page 153: Analisa Rasio Keuangan

Human Resource Accounting ==> Akuntansi Sumber Daya Manusia Hurdle Rate ==> Tingkat Batas Hypothetical Sales Value Relatives ==> Harga Jual Hipotetis

I Idle Capacity ==> Kapasitas Yang Tak Terpakai Idle Capacity Variance Analysist ==> Analisa Penyimpangan Kapasitas

yang Tak Terpakai Idle Money ==> Uang Menganggur Immediate Or Cancel Order ==> Amanat Sisa Batal Implementation ==> Implementasi Impress Account ==> Perkiraan Impres Impress Petty Cash ==> Dana Kas Kecil Imprest Fund System ==> Sistem Dana Tetap Improper Accumulation ==> Akumulasi Pendapatan Secara Tidak

Layak Improvement ==> Penyempurnaan Imputed Cost ==> Biaya Terkait Imputed Interest ==> Bunga Terkait In Active Stock ==> Saham Yang Kurang Laku In Charge Accountant ==> Akuntan Penanggung Jawab Incentive Taxation ==> Sistem Perpajakan Insentif Income ==> Laba Income After Tax ==> Laba Sesudah Pajak Income Averaging ==> Peralatan Penghasilan Income Bond ==> Pendapatan Obligasi Income From Joint Venture ==> Laba Usaha Patungan Income From Operation ==> Laba Usaha Income Principle ==> Azas Pendapatan Income Sharing Agreement ==> Persetujuan Pembagian Laba Income Statement ==> Laporan Rugi Laba Income Statement Account ==> Perkiraan Rugi Laba Income Statement Approach ==> Pendekatan Laba Rugi Income Statement Approach Method ==> Metode pendekatan Rugi

Laba Income Summary ==> Ikhtisar Rugi Laba Income Tax ==> Pajak Penghasilan Income Tax Method ==> Metode Pajak Penghasilan Incoming Collection ==> Inkaso Masuk Increasing Cost ==> Biaya Meningkat Increasing Cost Industry ==> Industri dengan Biaya Meningkat Incremental Cash Flow ==> Arus Uang Kas Tambahan Incremental Cost ==> Biaya Tambahan Incremental Cost Of Capital ==> Biaya Modal Tambahan

Page 154: Analisa Rasio Keuangan

Indenture ==> Indenture Independence ==> Sikap Tidak Memihak Independent Accountant ==> Akuntan Independen Independent Auditor ==> Auditor Independen Independent Auditor Report ==> Laporan Pemeriksa Yang Bebas Indirect Cost ==> Biaya Tidak Langsung Indirect Departemental Expense ==> Beban Departemen Tak

Langsung Indirect Expense ==> Biaya Tak Langsung Indirect Factory Cost ==> Biaya Pabrik Tak Langsung Indirect Labor ==> Tenaga Kerja Tak Langsung Indirect Material ==> Bahan Baku Tak Langsung Indirect Operating Expense ==> Biaya Usaha Tak Langsung Indirect Production ==> Produksi Tidak Langsung Indirect Tax ==> Pajak Tidak Langsung Individual Proprietorship ==> Perusahaan Perseorangan Individual Retirement Account ==> Perkiraan Pemberhentian Industrial Goods ==> Barang-barang Industri Industrial Revenue Bond ==> Obligasi Pendapatan Industri Inflation ==> Inflasi Inflation Accounting ==> Akuntansi Untuk Inflasi Information ==> Informasi Information System ==> Sistem Informasi Inheritance Tax ==> Pajak Warisan Initial Audit ==> Pemeriksaan Pertama Kali Initial Inventory ==> Persediaan Awal Input Tax ==> Pajak Masukan Installation Cost ==> Biaya Instalasi/Pemasangan Installment ==> Angsuran/ Cicilan Installment Allotment ==> Alokasi Cicilan Installment Bond ==> Obligasi Cicilan Installment Buying ==> Pembelian Cicilan Installment Contract Receivable ==> Piutang Penjualan Cicilan Installment Deposit ==> Tabungan Cicilan Installment Loan ==> Pinjaman Cicilan Installment Method ==> Metode Cicilan Installment Payable ==> Hutang Cicilan Installment Sales ==> Penjualan Cicilan Installment Sales Method ==> Metode Penjualan Cicilan Installment Term Debt ==> Utang Jangka Menengah Insurance ==> Asuransi Insurance Expense General ==> Biaya Asuransi Umum Insurance Expense Selling ==> Biaya Asuransi Penjualan Insurance Fund ==> Dana Asuransi Insurance Policy ==> Polis Asuransi Insurance Premium ==> Premi Asuransi

Page 155: Analisa Rasio Keuangan

Insurer ==> Perusahaan Asuransi Intangible Asset ==> Aktiva Tidak Berwujud Intangible Fixed Assets ==> Aktiva Tetap Tak Berwujud Interchangeable Bond ==> Obligasi Yang Dapat Dipertukarkan Intercompany Loans ==> Pinjaman Antar Perusahaan Intercompany Sales ==> Penjualan Antar Perusahaan Intercompany Transaction ==> Transaksi Antar Perusahaan Interest ==> Bunga Interest Bearing Note ==> Wesel Berbunga Interest Bond ==> Obligasi Bunga Interest Collected In Advance ==> Bunga Diterima Di Muka Interest Earned ==> Pendapatan Bunga Interest Expense ==> Biaya Bunga Interest Factor ==> Faktor Bunga Interest Income ==> Pendapatan Bunga Interest On Capital ==> Bunga Modal Interest Payable ==> Hutang Bunga Interest Receivable ==> Piutang Bunga Interim Audit ==> Pemeriksaan Sementara Interim Bond ==> Obligasi Sementara Interim Devidend ==> Deviden Sementara Interim Financial Statement ==> Laporan Keuangan Interim Interim Monthly Income Statement ==> Laporan R/L Bulanan

Sementara Interim Sertificate ==> Sertifikat Sementara Interim Statement ==> Laporan Sementara Intermediate Goods ==> Barang-barang Antara Internal Audit ==> Pemeriksaan Intern Internal Auditor ==> Pemeriksa Internal Internal Check ==> Pemeriksaan Intern Internal Control ==> Pengawasan Intern Internal Control Questionary ==> Pertanyaan Pengendalian Intern Internal Control System ==> Sistem Pengendalian Interen Internal Event ==> Kejadian Interen Internal Financing ==> Pembiayaan Intern Internal Rate Of Return ==> Tingkat Hasil Pengembalian Interen International Accounting ==> Akuntansi Internasional International Federation Of Accountants ==> Federasi Akuntan

Internasional Interperiod Income Tax Allocation ==> Alokasi Pajak Penghasilan

Antar Periode Intrinsic Value ==> Nilai Sesungguhnya Inventory ==> Persediaan Inventory Analysis Report ==> Laporan Analisis Persediaan Inventory Audit ==> Pemeriksaan Persediaan Inventory Control ==> Pengendaliaan Persediaan

Page 156: Analisa Rasio Keuangan

Inventory Control Application ==> Aplikasi Pengendalian Persediaan Inventory Observation ==> Pengamatan Persediaan Inventory Of Direct Material ==> Persediaan Bahan Baku Langsung Inventory Of Indirect Material ==> Persediaan Bahan Baku Tidak

Langsung Inventory Of Material ==> Persediaan Bahan Mentah Inventory Profit ==> Laba Persediaan Inventory Reorder Report ==> Laporan Pemesan Kembali Persediaan Inventory Subsidiary Ledger ==> Buku Tambahan Persediaan Inventory Taking ==> Inventarisasi Inventory Turnover ==> Perputaran Persediaan Inventory Valuation ==> Penilaian Persediaan Invested Capital ==> Modal Yang Diinvestasikan Invested Fund ==> Dana Yang Diinvestasikan Investee ==> Penerima Penanaman Modal Investigation ==> Penyelidikan Investment ==> Investasi Investment Adviser ==> Penasihat Investasi Investment Allowance ==> Bunga Modal Investment Banker ==> Bankir Investasi Investment Center ==> Pusat Investasi Investment Company ==> Perusahaan Investasi Investment Credit ==> Kredit Investasi Investment Finance Corporation ==> Lembaga Perantara Penerbitan

Sekuritas Investment In Bill ==> Investasi Dalam Bentuk Surat Wesel Investment In Bond ==> Investasi Dalam Obligasi Investment In Fund ==> Investasi Dalam Dana Investment In Joint Venture ==> Investasi Dalam Usaha Patungan Investment In Land ==> Investasi Dalam Bentuk Tanah Investment In Life Insurance ==> Investasi Dalam Bentuk Asuransi

Jiwa Investment In Stock ==> Investasi Saham Investment Portfolio ==> Portepel Investasi Investment Tax Credit ==> Kredit Pajak Investasi Investor ==> Penanam Modal Invoice ==> Faktur Invoice Register ==> Register Faktur Pembelian Irregularity ==> Penyelewengan Issued Capital Stock ==> Modal Saham Diterbitkan Issued Stock ==> Saham Ditempatkan Issurer ==> Emiten

J

Page 157: Analisa Rasio Keuangan

Job Analysis ==> Analisis Kerja Job Cost Card ==> Kartu Kalkulasi Harga Pokok Pesanan Job Cost Sheet ==> Lembar Biaya Pesanan Job Description ==> Uraian Tugas Job Order Cost ==> Biaya Pesanan Job Order Cost Sheet ==> Kartu Biaya Pesanan Job Order Cost System ==> Sistem Biaya Pesanan Job Order Costing ==> Sistem Harga Pokok Pesanan Job Time Ticket ==> Kartu Jam Kerja Joint Cost ==> Biaya Gabungan Joint Cost Of Capital ==> Biaya Penggunaan Modal bersama Joint Enterprise ==> Perusahaan Bersama Joint Products ==> Produksi Gabungan Joint Venture ==> Usaha Patungan Joint Venture Books ==> Buku Buku Usaha Patungan Journal ==> Buku Harian Journal Entry ==> Ayat-Ayat Jurnal Journal Voucher ==> Voucher Jurnal Journalizing ==> Menjurnal Judgment Sample ==> Sampel Pertimbangan Junior Security ==> Sekuritas Junior

L Labor ==> Tenaga Kerja Labor Budget ==> Anggaran Tenaga Kerja Labor Cost ==> Biaya Tenaga Kerja Labor Cost Control ==> Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Labor Cost Report ==> Laporan Biaya Tenaga Kerja Labor Efficiency Ratio ==> Rasio Effisiensi Tenaga Kerja Labor Efficiency Standard ==> Standar Effisiensi Tenaga Kerja Labor Efficiency Variance ==> Selisih Effisiensi Tenaga Kerja Labor Fringe Benefit ==> Pendapatan Yang Diterima Tenaga Kerja Labor Performance Report ==> Laporan Pelaksanaan Kerja Labor Rate Variance ==> Penyimpangan Tarif Tenaga Kerja Land ==> Tanah Land Right ==> Hak Atas Tanah Last In First Out ==> Masuk Terakhir Keluar Pertama Lead Time ==> Tenggang Waktu Lease ==> Sewa Lease Agreement ==> Kontrak Sewa Guna Lease Or Make ==> Sewa Atau Beli Leasehold Improvement ==> Pengembangan Atas Leasehold Leasing ==> Sewa Guna Ledger ==> Buku Besar

Page 158: Analisa Rasio Keuangan

Ledger Less Bookkeeping ==> Pembukuan Sistem Tembus Legal Capital ==> Modal Resmi Legal Entity ==> Kesatuan Hukum Legal Substance ==> Metode Tanpa Buku Pembantu Legal Value ==> Nilai Dasar Lessee ==> Penyewa Lessor ==> Pihak Yang Menyewakan Guna Barang Letter Of Comments ==> Surat Komentar Letter Of Transmettal ==> Surat Penyerahan Leverage Factor ==> Perbandingan Utang Terhadap Aktiva Liability ==> Kewajiban Liability Certificate ==> Pernyataan Berhutang Liability Devidend ==> Deviden Hutang Liability Reserve ==> Cadangan Hutang Licence ==> Lisensi LIFO ==> Last In First Out Lightwater & Telp Expense ==> Beban Listrik Air & Telepon LILIFO ==> Lieftinck Last In First Out Limitation Of Financial Statement ==> Keterbatasan Laporan

Keuangan Limited Company ==> Perseroan Terbatas Limited Liability ==> Kewajiban Terbatas Limited Life ==> Waktunya Terbatas Limited Order ==> Pesanan Terbatas Limited Partner ==> Sekutu Komanditer Limited Partnership ==> Persekutuan Komanditer Line Authority ==> Wewenang Garis Line Manager ==> Manajer Lini Liquid Asset ==> Aktiva Liquid Liquid Capital ==> Modal Lancar Liquid Deviciency ==> Devisiensi Likuid Liquidating Devidend ==> Deviden Likuidasi Liquidation ==> Likuidasi Liquidation Value ==> Nilai Likuidasi Liquidity ==> Kemampuan Bayar Hutang Jangka Pendek/Likuiditas Liquidity Analysis ==> Analisis Likuiditas Liquidity Preverence ==> Preferensi Likuiditas Liquidity Ratio ==> Rasio Likuiditas Listed Securities ==> Efek-efek Terdaftar Loan ==> Pinjaman Loan Capital ==> Modal Pinjaman Loan Fund ==> Dana Pinjaman Loan Value ==> Nilai Pinjaman Long From Report ==> Laporan Akuntan Bentuk Panjang Long Run Proof ==> Pengecekan Jangka Panjang Long Run Report ==> Laporan Bentuk Panjang

Page 159: Analisa Rasio Keuangan

Long Term Asset ==> Aktiva Jangka Panjang Long Term Debt ==> Hutang Jangka Panjang Long Term Debts To Equity Ratio ==> Rasio Utang Jangka Panjang

Terhadap Modal Sendiri Long Term Investment ==> Investasi Jangka Panjang Long Term Investment In Stock ==> Investasi Jangka Panjang Dalam

Saham Long Term Liabilities ==> Hutang Jangka Panjang Loss ==> Rugi Loss From Operation ==> Rugi usaha Loss On Realization ==> Realisasi Kerugian Loss On Reduction Of Inventory ==> Rugi Penurunan Nilai Persedian Loss On Reppossessions ==> Rugi Penarikan Kembali Loss On Sale Of Invesment ==> Rugi Penjualan Investasi Loss On Trade In ==> Rugi Pertukaran Loss Unit ==> Unit Yang Hilang Lower Cost Or Market ==> Harga Beli Atau Harga Pasar Yang Lebih

Rendah Lumpsump Purchase ==> Pembelian Secara Bulat Luxury Tax ==> Pajak Barang Mewah

M Machine ==> Mesin Machine Hour Cost ==> Biaya Mesin Per Jam Machine Kept Columnal Journal ==> Jurnal Berkolom Dengan Mesin Made Work ==> Pekerjaan Buatan Main Product ==> Produk Utama Maintenance ==> Perawatan Maintenance Cost ==> Biaya Pemeliharaan Maintenance Department Budget ==> Anggaran Departemen

Pemeliharaan Maintenance Expense ==> Biaya Pemeliharaan Make Or Buy Decision ==> Keputusan Buat Atau Beli Make Up Wages ==> Upah Tambahan Man Power ==> Tenaga Manusia Management ==> Manajemen Management Accounting ==> Akuntansi Manajemen Management Advisory Service ==> Pelayanan Konsultasi Perusahaan Management Audit ==> Pemeriksaan Manajemen Management By Exception ==> Manajemen Dengan Pengecualian Management Information System ==> Sistem Informasi Manajemen Management Of Earnings ==> Manajemen Pendapatan Managerial Accounting ==> Akuntansi Manajerial Manipulation ==> Manipulasi

Page 160: Analisa Rasio Keuangan

Manufacture ==> Pabrik Manufacturing Company ==> Perusahaan Pabrikasi Manufacturing Cost ==> Biaya Pabrikasi Manufacturing Firm ==> Perusahaan Industri Manufacturing Margin ==> Marjin Produksi Manufacturing Overhead ==> Overhead Pabrik Manufacturing Statement ==> Laporan Produksi Manufacturing Summary ==> Ikhtisar Produksi Margin Account ==> Perhitungan Keuntungan Sisa Margin Call ==> Permintaan Tambahan Margin Profit On Sales ==> Marjin Laba Penjualan Marginal Business ==> Perusahaan Marjinal Marginal Cost ==> Biaya Marjinal Marginal Labor ==> Buruh Dengan Hasil Marjinal Marginal Product ==> Produk Marjinal Marginal Revenue ==> Pendapatan Marjinal Mark Down ==> Penurunan Harga Mark Down Cancellation ==> Pembatalan Pengurangan Harga Mark Up ==> Kenaikan Harga Markdown Cancellation ==> Pembatalan Penurunan Harga Market ==> Pasar Market Analysis ==> Analisis Pasar Market Analyst ==> Analis Pasar Market Discretion Order ==> Amanat Pasar Terbaik Market Model ==> Model Pasar Market Planning ==> Perencanaan Pasar Market Price ==> Harga Pasar Market Rate ==> Harga Pasar Market Research ==> Penelitian Pasar Market Risk ==> Resiko Pasar Market Value ==> NIlai Pasar Market Value At Split Off ==> Harga Jual Pada Titik Pisah Market Value Of Rights ==> Harga Pasar Hak Beli Saham Market Value Of Stock Ex Right ==> Harga Pasar Saham Tanpa Hak

Beli Saham Marketable Securities ==> Surat Berharga Marketing ==> Pemasaran Marketing Cost Analyst ==> Analisis Biaya Marketing Marketing Department ==> Departemen Pemasaran Marketing Expense ==> Biaya Pemasaran Markup Cancellation ==> Pembatalan Kenaikan Harga Mass Production ==> Produksi Masal Master Agreement ==> Perjanjian Induk Master Budget ==> Bujet Induk Master File ==> Berkas Induk Matching ==> Sesuai

Page 161: Analisa Rasio Keuangan

Matching Concept ==> Konsep Pembebanan Matching Cost With Revenue ==> Penetapan Pendapatan Dan Biaya Material ==> Bahan Baku Material Account ==> Perkiraan Bahan Baku Material Available For Use ==> Bahan Siap Dipakai Material Control ==> Pengawasan Bahan Baku Material Cost ==> Biaya Bahan Baku Material In Process ==> Bahan Baku Dalam Proses Material In Transit ==> Bahan Dalam Perjalanan Material Ledger ==> Buku Besar Bahan Baku Material Ledger Card ==> Kartu Bahan Baku Material Managemenet ==> Management Bahan baku Material Mix Variance ==> Selisih Komposisi Bahan Material Price Variance ==> Penyimpangan Harga Bahan Baku Material Quantity Standard ==> Standar Kuantitas Bahan Baku Material Quantity Variance ==> Selisih Kuantitas Bahan Material Schedule ==> Jadwal Bahan Material Usage Price Variance ==> Selisih Harga Pemakaian Bahan Material Yield Variance ==> Selisih Hasil Bahan Materiality ==> Besar Kecil Nilai Materiality Concept ==> Konsep Keberartian Materials Requisition ==> Permintaan Bahan Baku Maturity ==> Jatuh Tempo Maturity Basis ==> Basis Jatuh Tempo Maturity Date ==> Tanggal Jatuh Tempo Maturity Value ==> Nilai Jatuh Tempo Maximum Capacity ==> Kapasitas Maksimum Medical Expense ==> Biaya Pengobatan Medium Term Loan ==> Pinjaman Jangka Menengah Memorandum Of Deposit ==> Memorandum Deposito Merchandise Firm ==> Perusahaan Perdagangan Merchandise Inventory ==> Persediaan Barang Dagangan Merchandise Inventory Turnover ==> Perputaran Persedian Barang

Dagangan Merchandise Shipment On Consigment ==> Pengiriman Bagian

Konsinyasi Merchandising Company ==> Perusahaan Dagang Minimum Rate ==> Tarif Minimum Minimum Wage ==> Upah Minimum Minmax Method ==> Metode Maksimum Minimum Minority Interest ==> Hak Minoritas Miscellaneous Assets ==> Aktiva Rupa-rupa Miscelleneous Expense ==> Biaya Rupa-Rupa Miscelleneous General Expense ==> Biaya Umum Rupa-Rupa Miscelleneous Selling Expense ==> Biaya Penjualan Rupa-Rupa Misleading ==> Menyesatkan

Page 162: Analisa Rasio Keuangan

Mixed Account ==> Rekening Campuran Mixed Cost ==> Biaya Campuran Mixed Holding Company ==> Perseroan Induk Campuran Mixed Invoice ==> Faktur Campuran Mixed Opinion ==> Pendapat Campuran Monetary Concept ==> Konsep Moneter Monetary Item ==> Pos Moneter Monetary Liability ==> Kewajiban Moneter Monetary Reserves ==> Cadangan Moneter Monetary Unit ==> Satuan Moneter Money ==> Uang Morning Loan ==> Pinjaman Sehari Mortgage ==> Hipotek Mortgage Bond ==> Obligasi Hipotik Mortgage Company ==> Perseroan Hipotek Mortgage General ==> Hipotek Umum Mortgage Improvement ==> Hipotek Untuk Perbaikan Mortgage Payable ==> Hutang Hipotek Moving Average ==> Rata-Rata Bergerak Moving Average Method ==> Metode Rata-rata Bergerak Multiple Correlation ==> Korelasi Ganda Multiple Currency System ==> Sistem Mata Uang Berganda Multiple Step ==> Langkah Bertahap Multiple Step Income Statement ==> Laporan Pendapatan Bentuk

Ganda Municipal Bond ==> Obligasi Pemerintah Daerah Mutual Company ==> Perusahaan Bersama Mutual Insurance Company ==> Perusahaan Asuransi Bersama

N Narrow Market ==> Pasar Terbatas National Association Of Accountant ==> Asosiasi Akuntan Nasional National Bank Act ==> Undang-undang Bank Nasional National Bank Notes ==> Uang Kertas Bank Nasional National Income ==> Pendapatan Nasional Natural Bussiness Year ==> Tahun Bisnis Alami Natural Loss ==> Kehilangan Alami Natural Resources ==> Sumber-sumber Alam Near Money ==> Aktiva Yang Segera Dapat Diuangkan Negative Assurance ==> Jaminan Negatif Negative Confirmation ==> Konfirmasi Negatif Negative Goodwill ==> Goodwill Negatif Negotiated Market ==> Pasar Murni Net Asset ==> Aktiva Bersih

Page 163: Analisa Rasio Keuangan

Net Book Value ==> Nilai Buku Bersih Net Earning ==> Pendapatan Bersih Net Income ==> Pendapatan Bersih Net Income After Tax ==> Laba Bersih Sesudah Pajak Net Income Before Tax & Interest ==> Laba Bersih Sebelum Pajak &

Bunga Net Income From Operation ==> Laba Bersih Dari Kegiatan Operasi Net Issue ==> Emisi Baru Net Loss ==> Kerugian Bersih Net Markdown ==> Penurunan Harga Netto Net Markup ==> Kenaikan Harga Netto Net Method ==> Metode Bersih Net Monetary Asset ==> Aktiva Moneter Net Of Tax Tax Effect ==> Bersih Dari Pengaruh Pajak Net Pay ==> Upah Bersih Net Payment ==> Pembayaran Bersih Net Present Value ==> Nilai Bersih Sekarang Net Profit ==> Laba Bersih Net Purchase ==> Pembelian Bersih Net Realizable Value ==> Nilai Bersih Yang Dapat Direalisasi Net Sales ==> Penjualan Bersih Net Working Capital ==> Modal Kerja Bersih Net Worth ==> Kekayaan Bersih Net Worth To Debt Ratio ==> Rasio Modal Sendiri Terhadap Utang Night Shift ==> Regu Malam No Opinion ==> Penolakan Pemberian Pendapat Nominal Account ==> Perkiraan Nominal Nominal Capital ==> Modal Nominal Nominal Cost ==> Biaya Nominal Nominal Cummulative Preferred Stock ==> Saham Preferen Non

Kumulatif Nominal Interest Rate ==> Tingkat Bunga Nominal Nominal Value ==> Nilai Nominal Non Bussiness Expense ==> Bukan Biaya Usaha Non Cash Items ==> Bukan Item Kas Non Current Asset ==> Aktiva Tidak Lancar Non Current Liability ==> Bukan Hutang Jangka Pendek Non Financial Record ==> Catatan Bukan Keuangan Non Fixed Asset ==> Bukan Harta Tetap Non Interest Bearing Note ==> Wesel Tanpa Bunga Non Monetary Assets ==> Aktiva Bukan Aset Non Monetary Item ==> Pos Bukan Moneter Non Operating Expenses ==> Beban-beban Non Operasional Non Operating Revenue ==> Pendapatan Non Operasional Non Participating Preferred Stock ==> Saham Preferen Non Patisipasi Non Profit Corporation ==> Perusahaan Sosial

Page 164: Analisa Rasio Keuangan

Non Profit Organization ==> Organisasi Yang Tidak Mencari Laba Non Recurring Cost ==> Biaya Tidak Berulang Non Supficient Fund Check ==> Cek Kosong Non Voting Stock ==> Saham Diam Non Working Capital ==> Bukan Modal Kerja Nopar Stock ==> Saham Tanpa Nilai Nominal Normal Balance ==> Saldo Normal Normal Capacity ==> Kapasitas Normal Normal Distribution ==> Distribusi Normal Normal Goods ==> Barang Normal Normal Price ==> Harga Normal Normal Return ==> Pengembalian Normal Normal Working Capital ==> Modal Kerja Not Sufficient Fund ==> Dana Tidak Cukup Note ==> Wesel Note Payable ==> Wesel bayar Note Receivable ==> Wesel Tagih Notes Receivable Discounted ==> Wesel Tagih Yang Didiskontokan Notes To Financial Statement ==> Catatan atas Laporan Keuangan Notice Of Employment ==> Surat Perjanjian Kerja

O Object Classification ==> Klasifikasi Objek Objectivity ==> Objektivitas Obligations ==> Obligasi Observation Of Inventory Taking ==> Pengamatan Perhitungan

Persediaan Obsolescence ==> Keusangan Occupancy Cost ==> Biaya Pendiaman/Penempatan Off Balance Sheet Financing ==> Pembelanjaan Diluar Neraca Off Balance Sheet Transaction ==> Transaksi Di Luar Neraca Off Board ==> Transaksi Langsung Offer ==> Penawaran Offer Price ==> Harga Penawaran Office ==> Kantor Office Equipment ==> Peralatan kantor Office Insurance Expense ==> Beban Asuransi Kantor Office Maintenance Expense ==> Beban Pemeliharaan Kantor Office Management ==> Manajemen Perkantoran Office Salaries Expense ==> Biaya Gaji Bagian Kantor Office Suplies Expense ==> Biaya Perlengkapan Kantor Office Supplies ==> Perlengkapan Kantor Office Supplies Expense ==> Beban Kebutuhan Kantor Official Quotation Rate ==> Daftar Kurs Resmi

Page 165: Analisa Rasio Keuangan

Offset Account ==> Rekening Lawan Old Age Insurance ==> Jaminan Hari Tua Oligopoly ==> Oligopoli On Account ==> Pembayaran Angsuran On Balance Sheet Transaction ==> Transaksi Nyata One Time Voucher Prosedures ==> Prosedur Pembuatan Voucher

Sekaligus One Write System ==> Sistem Sekali Tulis Open Account ==> Rekening Perkiraan Terbuka Open Book Account ==> Rekening Perkiraan Buku Terbuka Open Check ==> Cek Terbuka Open Corporation ==> Perusahaan Berpotensi Luas Open Item Statement ==> Surat Pernyataan Elemen-Elemen Terbuka Open Order ==> Amanat Tanpa Batas Waktu Open Stock ==> Stok Tersedia Opening Assets ==> Aktiva Yang Terlihat Operasi Opening Entry ==> Ayat-ayat Pembukaan Opening Price ==> Harga Perkenalan Operating Assets ==> Aktiva/Modal Operasi Operating Budget ==> Bujet Operasi Operating Cycle ==> Siklus Operasional Operating Expense ==> Biaya Usaha Operating Income ==> Hasil Usaha Operating Lease ==> Lease Operasi Operating Leverage ==> Leverage Operasi Operating Period ==> Periode Operasi Operating Ratio ==> Rasio Operasi Operating Research ==> Penelitian Operasional Operating Revenues ==> Pendapatan-pendapat Operasional Operating Sales Budget ==> Anggaran Operasional Penjualan Operating Statement ==> Pernyataan Operasi Operating Transactions ==> Transaksi Operasionil Opinion ==> Pendapat Opportunity Cost ==> Biaya Kesempatan Option Right ==> Hak Opsi Optional Bond ==> Obligasi Opsional Optional Devidend ==> Deviden Opsional Order ==> Permintaan Order Item List ==> Daftar Permintaan Barang Ordering Cost ==> Biaya Pesanan Ordinary Repair ==> Reparasi Biasa Ordinary Shares ==> Saham Biasa Organization ==> Organisasi Organization Chart ==> Struktur Organisasi Organization Cost ==> Biaya Organisasi Organized Exchanges ==> Bursa-bursa Efek Resmi

Page 166: Analisa Rasio Keuangan

Original Cost ==> Biaya Orisinil Other Asset ==> Harta Lain-Lain Other Current Asset ==> Harta Lancar Lainnya Other Current Liabilities ==> Hutang Lancar Lainnya Other Expense ==> Biaya Lain-Lain Other Fixed Asset ==> Harta Tetap Lainnya Other General Expense ==> Biaya Umum Lainnya Other Income ==> Pendapatan Lain-Lain Other Longterm Liabilities ==> Hutang Jangka Panjang Lainnya Other Revenue ==> Pendapatan Lain-Lain Other Selling Expense ==> Biaya Penjualan Lainnya Out Of Pocket Cost ==> Biaya Kantong Sendiri Out Of Pocket Expense ==> Beban Dari Saku Sendiri Out Of Stock ==> Tidak Ada Dalam Persediaan Out Tax ==> Pajak Keluaran Outlay ==> Pengeluaran Output Method ==> Metode Output Outside Broker ==> Broker Luar Outstanding Bond ==> Obligasi Dalam Peredaran Outstanding Check ==> Cek Beredar Outstanding Securities ==> Sekuritas Dalam Peredaran Outstanding Stock ==> Saham Yang Beredar Over Applied Factory Overhead ==> Kelebihan Aplikasi Overhead

Pabrik Over Capitalization ==> Kapitalisasi Berlebihan Over The Counter Sales ==> Penjualan Tunai Overall Cost Of Capital ==> Biaya Penggunaan Modal Rata-rata Overall Opinion ==> Pendapat Menyeluruh Overbought ==> Pembelian Berlebihan Overdraft ==> Kelebihan Penarikan Overdraft Application Rate ==> Tarif Pembebanan Overhead Overdraft Budget Variance ==> Selisih Anggaran Overhead Overdraft Rate ==> Tarif Overhead Overdraft Spending Variance ==> Selisih Pengeluaran Overhead Overdraft System ==> Sistem Kelebihan Penarikan Overissue ==> Emisi Lebih Oversold ==> Penjualan Berlebihan Overstated ==> Terlalu Tinggi Overtime ==> Lembur Overtime Premium ==> Premi Lembur Owners Equity ==> Modal Pemilik Owners Risk ==> Resiko Pemilik Ownership ==> Hak Milik Ownership Right ==> Hak Pemilik Perusahaan

Page 167: Analisa Rasio Keuangan

P Packing Slip ==> Tembusan Barang Paid In Capital ==> Modal Yang Disetor Paid In Surplus ==> Agio Saham Paid Up Stock ==> Saham Yang Disetor Penuh Paid Voucher File ==> Untuk Voucher Dibayar Paper Profit ==> Laba Di Atas Kertas Par Stock ==> Saham Yang Punya Nilai Par Value ==> Nilai Nominal Par Value Stock ==> Saham Dengan Nilai Nominal Parallel Operation ==> Operasi Sejajar Parent Company ==> Perusahaan Induk Part Paid Stock ==> Saham Belum Lunas Participating Bond ==> Obligasi Partisipasi Participating Preferred Stock ==> Saham Preferen Partisipasi Partner ==> Sekutu Partner In Charge ==> Partner Utama Partners Interest ==> Kepentingan Sekutu Partnership ==> Persekutuan Passive Bond ==> Obligasi Pasif Past Devidend ==> Deviden Yang Terlewatkan Past Service Cost ==> Biaya Jasa Masa Lalu Patent ==> Paten Pawn Broker ==> Pemilik Rumah Gadai Payable ==> Hutang Payable Date ==> Tanggal Pembayaran Payable To Bearer ==> Dapat Dibayar Kepada Pembawa Payable To Defaulting Subsouder ==> Utang Kepada Pemesan Saham Payback Method ==> Metode Pengembalian Payback Period ==> Masa Pengembalian Payer ==> Yang Membayar Payment ==> Pembayaran Payment Bill ==> Wesel Tunai Payout Ratio ==> Rasio Pembayaran Deviden Payroll ==> Gaji Payroll Application ==> Aplikasi Gaji dan Upah Payroll Cost ==> Biaya Gaji dan Upah Payroll Department ==> Departemen Penggajian Payroll Journal ==> Jurnal Gaji Payroll Register ==> Register Gaji dan Upah Payroll Sheet ==> Daftar Gaji Payroll System ==> Sistem Penggajian Payroll Tax ==> Pajak Penghasilan Peak Demand Capacity ==> Kapasitas Permintaan Maksimum

Page 168: Analisa Rasio Keuangan

Pen And Ink Method ==> Metode Tangan Pen Kept Columnar Journal ==> Jurnal Berkolom Dengan Tangan Pen Kept Worksheet ==> Daftar Berkolom Dengan Tangan Pencil Footing ==> Hasil Penjumlahan Pension Cost ==> Biaya Pensiun Pension Fund ==> Dana Pensiun Pension Plan ==> Rencana Pensiun Percentage ==> Persentase Percentage Completion Method ==> Metode Persentase Penyelesaian

Kembali Percentage Depletion ==> Deplesi Persentase Percentage Of Completion Method ==> Metode Persentase

Penyelesaian Percentage Of Contract Completion Method ==> Metode Persentase

Penyelesaian Kontrak Perdiem ==> Persatuan Waktu Perferred Stockholder ==> Pemegang Saham Istimewa Performance Audit ==> Audit Daya Guna Performance Report ==> Laporan Pelaksanaan Performance Test ==> Uji Prestasi Periodic Budget ==> Anggaran Secara Periodik Periodic Cost ==> Biaya Periodik Periodic Inventory Method ==> Metode Persediaan Periodik Periodic Inventory System ==> Sistem Persediaan Berkala Periodic Method ==> Metode Berkala Periodic Report ==> Laporan Berkala Periodicity ==> Periode Akuntansi Periodicity Concept ==> Konsep Periodisitas Permanent Differences ==> Perbedaan Permanen Permanent File ==> Berkas Tetap Permanent Transaction File ==> Berkas Transaksi Permanen Permanent Working Capital ==> Modal Kerja Permanen Perpetual Inventory Method ==> Metode Persediaan Terus-menerus Perpetual Inventory System ==> Sistem Persediaan Terus-menerus Personal Account ==> Rekening Pribadi Personal Department ==> Departemen Personalia Personal Financial Statement ==> Laporan Keuangan Pribadi Personal Property ==> Harta Tidak Bergerak Pribadi Personal Property Tax ==> Pajak Bumi dan Bangunan Petty Cash ==> Kas Kecil Petty Cash Fund ==> Dana Kas Kecil Petty Cash Record ==> Catatan Kas Kecil Petty Cash Voucher ==> Bukti-bukti Kas Kecil Physical Delivery ==> Penyerahan Fisik Physical Examination ==> Uji Secara Fisik Physical Inventory ==> Persediaan Fisik

Page 169: Analisa Rasio Keuangan

Physical Inventory Method ==> Metode Persediaan Fisik Piecemeal Opinion ==> Pendapatan sepotong-sepotong Planning ==> Perencanaan Planning and Control ==> Perencanaan dan Pengawasan Planning Budget ==> Anggaran Perencanaan Plant And Equipment ==> Pabrik dan Peralatan Plant And Equipment Subsidiary Ledger ==> Buku Besar Tambahan

Aktiva Tetap Plant And Machine Control ==> Pengawasan Mesin dan Pabrik Plant Assets ==> Aktiva Tetap Plant Capacity ==> Kapasitas Pabrik Plant Expansion Fund ==> Dana Perluasan Pabrik Pledging Of Account Receivable ==> Penjaminan Piutang Dagang Polling Of Interest ==> Penyatuan Kepentingan Polling Of Interest Method ==> Metode Penyatuan Kepentingan Positive Confirmation ==> Konfirmasi Positif Post Closing Trial Balance ==> Neraca Saldo Setelah Penutupan Post Dated Checks ==> Cek Mundur Posting ==> Memasukkan Jurnal Ke Buku Besar Posting Reference ==> Petunjuk Posting Postulat ==> Dalil Potensial Working Capital ==> Modal Kerja Potensial Pra Operating Cost ==> Biaya Pendahuluan Untuk Usaha Pratical Capacity ==> Kapasitas Praktis Predetermined Cost ==> Biaya Ditentukan Dimuka Predetermined Factory Overhead ==> Biaya Overhead Pabrik Yang

Ditentukan Lebih Dahulu Predetermined Rate ==> Tarif Dimuka Preemptive Right ==> Hak Prioritas Preferred As To Dividends ==> Hak Utama Terhadap Deviden Preferred Creditor ==> Kreditur Preferen Preferred Stock ==> Saham Preferen/Saham Istimewa Premium ==> Agio Premium On Bond Payable ==> Premi Atas Hutang Obligasi Premium On Common Stock ==> Premi Saham Biasa Premium On Preferred Stock ==> Premi Saham Preferen Premium On Stock ==> Agio Saham Prepaid Advertising ==> Iklan Dibayar Dimuka Prepaid Delivery Charges ==> Ongkos Angkut Yang Dibayar Dimuka Prepaid Expense ==> Biaya Dibayar Dimuka Prepaid Insurance ==> Asuransi Dibayar Dimuka Prepaid Insurance Expense ==> Beban Asuransi Yang Dibayar Dimuka Prepaid Interest Expense ==> Beban Bunga Yang Dibayar Dimuka Prepaid Rent ==> Sewa Dibayar Dimuka Prepaid Rent Expense ==> Beban Sewa Yang Dibayar Dimuka Prepaid Transportation ==> Ongkos Transpot Yang Dibayar Dimuka

Page 170: Analisa Rasio Keuangan

Prepayment ==> Pembayaran Dimuka Prepered Stock ==> Modal Saham Preferen Present Value ==> Nilai Sekarang Present Value Analysis ==> Analisis Nilai Tunai Present Value Of Annuity ==> Nilai Sekarang Anuited Present Value Table ==> Tabel Nilai Tunai Presentation ==> Penyajian Price Earnings Ratio ==> Rasio Harga Laba Price Index ==> Indeks Harga Price Level Adjusted Financial Statement ==> Laporan Keuangan Yang

Telah Disesuaikan Price Level Adjustment ==> Penyesuaian Tingkat Harga Price Level Change ==> Perubahan Tingkat Harga Price Level Gains Or Losses ==> Keuntungan Atau Kerugian Dari

Tingkat Harga Primary Earning Per Share ==> Laba Per Lembar Saham Primer Primary Market ==> Pasar Primer Primary Working Capital ==> Modal Kerja Primer Prime Cost ==> Biaya Material + Biaya Buruh Prime Rate ==> Tingkat Bunga Utama Principal Auditor ==> Pemeriksa Utama Principal Of Note ==> Nilai Nominal Wesel Prior Period Adjusment ==> Koreksi Periode Lalu Prior Preferred Stock ==> Saham Preferen Utama Priority ==> Prioritas Private Companies Practice Section ==> Seksi Praktek Perusahaan

Perseorangan Private Offering ==> Emisi Terbatas Privately Held Company ==> Perusahaan Tertutup Procedure ==> Prosedur Proceed ==> Hasil Proceeds Of Bond Issue ==> Hasil Jual Penerbitan Obligasi Process Cost Accounting ==> Akuntansi Biaya dan Harga Pokok Proses Process Cost System ==> Sistem Kalkulasi Harga Pokok Proses Processing Cost ==> Biaya Proses Procurement Cost ==> Biaya Pesanan Product Cost ==> Harga Pokok Produksi Product Line ==> Lini Produk Product Line Reporting ==> Laporan Jenis Produksi Production Method ==> Metode Produksi Productive Output Method ==> Metode Hasil Produksi Profesional Fess ==> Pendapatan Profesional Profesional Judgement ==> Pertimbangan Profesionil Profit ==> Laba Profit & Loss Statement ==> Rekening Rugi & Laba Profit Decentralization ==> Desentralisasi Laba

Page 171: Analisa Rasio Keuangan

Profit Margin ==> Marjin Laba Profit Planning ==> Perencanaan Laba Profit Sharing ==> Pembagian Laba Profit Sharing Bond ==> Obligasi Bagi Hasil Profit Taking ==> Jual Spekulasi Profit Volume Ratio ==> Perbandingan Laba Dan Volume Profitability ==> Kemampuan Memperoleh Laba Proforma ==> Proyeksi Proforma Statement ==> Laporan Proforma Progess Billing To Customer ==> Harga Kontrak Yang Difakturkan Program Budget ==> Anggaran Program Program Cost ==> Biaya Yang Telah Diprogram Program Of Priorities ==> Program Prioritas Progressive Tax ==> Pajak Progresif Project Proposal List ==> Daftar Usulan Proyek Promissory Note ==> Surat Ijin Untuk Membayar Promotion Allowance ==> Tunjangan Untuk Promosi Proof Shett ==> Lembaran Pembuktian Property ==> Kekayaan Property Devidend ==> Deviden Dalam Bentuk Harta atau Barang Property Ratio ==> Rasio Antara Modal Pemilik dan Harta Total Property Tax ==> Pajak Atas Properti Proprietorship ==> Perusahaan Perseorangan Provision ==> Propinsi Provision For Bad Debts ==> Provisi Piutang Ragu-ragu Provision For Depreciation ==> Provisi Penyusutan Provision For Doubtful Accounts ==> Provisi Piutang Ragu-ragu Provision For Income Taxes ==> Provisi Pajak Penghasilan Provision For Uncollectibele Accounts ==> Provisi Piutang Tidak

Tertagih Proxy ==> Surat Kuasa Untuk Berbuat Sesuatu Proxy Statement ==> Surat Kuasa Public Accountant ==> Akuntan Publik Public Accounting ==> Akuntansi Umum Public Enterprise ==> Perusahaan Yang Menjual Saham Pada Publik Public Offering ==> Penawaran Kepada Publik Publik Interest Accounting ==> Akuntansi Bagi Kepentingan Umum Punched Card ==> Kartu Pembuktian Purchase ==> Pembelian Purchase Account ==> Perkiraan Pembelian Purchase Discount ==> Potongan Pembelian Purchase Discount Account ==> Perkiraan Diskon Pembelian Purchase Invoice ==> Faktur Pembelian Purchase Journal ==> Buku Harian Pembelian Purchase Method ==> Metode Pembelian Purchase Of Merchandise ==> Pembelian Barang Dagangan

Page 172: Analisa Rasio Keuangan

Purchase Order ==> Pesanan Pembelian Purchase Requisition ==> Permintaan Pembelian Purchase Return ==> Pembelian Yang Dikembalikan Purchase Return And Allowance ==> Retur dan Potongan Pembelian Purchasing Power ==> Kemampuan Beli Purchasing Power Risk ==> Resiko Daya Beli Purchasing Procedure ==> Prosedur Pembelian

Q Qualified Audit Report ==> Laporan Audit Wajar Bersyarat Qualified Opinion ==> Pendapatan Wajar Tanpa Syarat Quality Control ==> Pengendalian Mutu Quantity Discount ==> Diskon Kualitas Quantity Variance ==> Selisih Kuantitas Quick Asset ==> Aktiva Cepat Quick Ratio ==> Rasio Aktiva Tunai Quick Theory ==> Teori Antrian Quoted Company ==> Perusahaan Terdaftar

R R & D Cost ==> Biaya Riset Dan Pengembangan Ranking Investment Proposals ==> Usulan Urutan Investasi Rate ==> Tarif, Tingkat Harga Rate Base ==> Daftar Tarif Rate Earned On Common Stockholders Equity ==> Rentabilitas

Saham-saham Biasa Rate Earned On Stockholders Equity ==> Rentabilitas Modal Saham Rate Earned On Total Assets ==> Rentabilitas Total Aktiva Rate Of Return ==> Tingkat Pengembalian Rate Of Return On Common Stockholders Equity ==> Rentabilitas

Saham Biasa Rate Of Return On Fixed Assets ==> Rentabilitas Dari Total Aktiva

Tetap Rate Of Return On Investment ==> Rentabilitas Investasi Rate Of Return On Net Worth ==> Rentabilitas Modal Sendiri Rate Of Stock Turnover ==> Tingkat Perputaran Persediaan Rate Variance ==> Penyimpangan Tingkat Upah Ratio ==> Rasio Ratio Analysis ==> Analisis Perbandingan Ratio Of Plant Asset To Longtermliability ==> Perbandingan Harta

Tetap Dengan Hutang Jangka Panjang Raw Material ==> Bahan Mentah

Page 173: Analisa Rasio Keuangan

Raw Material Inventory ==> Persediaan Barang Mentah Raw Material Price Variances ==> Penyimpangan Harga Bahan

Mentah Raw Material Usage Variance ==> Penyimpangan Penggunaan Bahan

Mentah Real Account ==> Perkiraan Nyata Real Income ==> Penghasilan Nyata Real Property ==> Harta Nyata Tidak Bergerak Realization Gain Or Loss ==> Keuntungan Atau Kerugian Yang

Direalisasi Realized Gross Profit On Installment Sales ==> Realisasi Laba Kotor Rearrangement ==> Penyusunan Kembali Rebate ==> Potongan Harga Receipt ==> Tanda Terima Receivable ==> Piutang Receivable Collection Budget ==> Budget Pengumpulan Piutang Receivable Write Off ==> Penghapusan Piutang Receiving Report ==> Laporan Penerimaan Barang Reciprocal Account ==> Perkiraan Berlawanan Reciprocal Buying ==> Penjualan Timbal-balik Reciprocal Selling ==> Penjualan Timbal-balik Reclamtion ==> Reklamasi Reclassification ==> Klasifikasi Ulang Reconciliation ==> Rekonsiliasi Record ==> Catatan Recovable From Insurance Companies ==> Piutang Kepada Asuransi Redemption ==> Penebusan Redemption Of Bond ==> Penghentian Obligasi Redemption Premium ==> Premi Penebusan Redemption Price ==> Nilai Pelunasan Redemption Value ==> Nilai Penarikan Rediscount Rate ==> Tingkat Rediskonto Reducing Balance Depreciation ==> Penyusutan Saldo Berkurang Reducing Charge Method ==> Metode Beban Berkurang Refference ==> Penunjuk Refunding ==> Pendanaan Kembali Refunding Bond ==> Obligasi Perdana Refunding Bond Issue ==> Penggantian Pinjaman Obligasi Refunding Issue ==> Emisi Pembaruan Refunding Of Debt ==> Perpanjangan Hutang Registered Bonds ==> Obligasi Yang Terdaftar Registered Owner ==> Pemilik Terdaftar Registration Representative ==> Wakil Terdaftar Registration Statement ==> Laporan Registrasi Regression Analysis ==> Analisis Regresi Reinvestment Rate ==> Tingkat Reinvestasi

Page 174: Analisa Rasio Keuangan

Related Party Transaction ==> Transaksi Dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Relevant Cost ==> Biaya Relevan Relevant Range ==> Kisaran Relevan Reliability ==> Dapat Dipercaya Renewal Fund ==> Dana Peremajaan Rent ==> Sewa Rent Collected In Advance ==> Sewa Diterima Dimuka Rent Earned ==> Pendapatan Sewa Rent Expense ==> Beban Sewa Rent Income ==> Pendapatan Sewa Reorder Point ==> Titik Pesanan Kembali Reorganization ==> Pembaruan Organisasi Repair ==> Perbaikan Repair And Maintenance Expense ==> Biaya Perbaikan Dan

Pemeliharaan Repeat Audit ==> Pemeriksaan Yang Berulang Replacement Cost ==> Biaya Pengganti Replacement Value ==> Nilai Penggantian Report ==> Laporan Report Form ==> Formulir Laporan Report Form Balance Sheet ==> Neraca Bentuk Laporan Repossessed Merchandise ==> Persediaan Penarikan Kembali Representative Letter Client ==> Surat Pernyataan Langganan Reproduction Cost ==> Biaya Reproduksi Required Rate Of Return ==> Tingkat Pengembalian Yang Diinginkan Research And Development Budget ==> Anggaran Riset Dan

Pengembangan Research And Development Cost ==> Biaya Penelitian dan

Pengembangan Reserve ==> Cadangan Reserve For Bad Debts ==> Cadangan Piutang Ragu-ragu Reserve For Encumbrances ==> Cadangan Pembebanan Residual ==> Sisa Residual Income ==> Laba Residu Residual Theory Of Wages ==> Teori Upah Residu Residual Value ==> Nilai Sisa Resource Arrangement ==> Persetujuan Perlindungan Responsibility Accounting ==> Akuntansi Pertanggung Jawaban Responsibility Center ==> Pusat Pertanggung Jawab Responsibility Reporting ==> Laporan Pertanggung Jawaban Restated ==> Disajikan Kembali Restriction Of Dividend ==> Pembatasan Deviden Retail Lifo Inventory Method ==> Metode Harga Eceran Retail Merchandising ==> Barang Dagang Dijual Secara Eceran Retail Method ==> Metode Eceran

Page 175: Analisa Rasio Keuangan

Retailer ==> Pengecer Retained Earning ==> Laba Yang Ditahan Retained Earning Statement ==> Laporan Laba Yang Ditahan Retirement Of Bonds ==> Penarikan Obligasi Retribution Fee ==> Bea Retribusi Return On Investment ==> Laba Atas Investasi Return On Sales ==> Laba Atas Penjualan Return On Shareholders Investment ==> Pendapatan Hasil Investasi

Pemegang Saham Revaluation ==> Penilaian Kembali Revenue ==> Pendapatan Revenue Bond ==> Obligasi Pendapatan Revenue Centre ==> Pusat Penghasil Laba Revenue Expenditure ==> Pengeluaran Pendapatan Revenue Recognition ==> Pengakuan Pendapatan Reversing Entry ==> Ayat Jurnal Pembalik Review Of Financial Statement ==> Tinjauan Ulang Atas Laporan

Keuangan Revolving Credit ==> Kredit Beruntun Revolving Fund ==> Dana Beruntun Revue Realization ==> Realisasi Pendapatan Riel Material Inventory Turnover ==> Perputaran Persediaan Bahan

Baku Risk ==> Resiko Risk Adjusted Discount Rates ==> Tingkat Diskonto Yang Disesuaikan

Dengan Resiko Risk Premium ==> Premi Resiko Running Inventory ==> Pengawasan Persediaan Terus Menerus

S Safe Harbor Rule ==> Aturan Perlindungan Safety Stock ==> Persediaan Bersih Salaries Allowance ==> Tunjangan Gaji Salary ==> Gaji Salary Expense ==> Beban Gaji Sale Allowance ==> Potongan Penjualan Sale and Purchase System ==> Sistem Penjualan dan Pembelian Sale On Account ==> Penjualan Kredit Sales ==> Penjualan Sales Analysis ==> Analisis Penjualan Sales Analysis Application ==> Aplikasi Analisis Penjualan Sales and Leaseback ==> Jual dan Sewa Kembali Sales and Profit by Customer Report ==> Laporan Penjualan dan Laba

Menurut Langganan

Page 176: Analisa Rasio Keuangan

Sales Budget ==> Anggaran Penjualan Sales Discount ==> Potongan Penjualan Sales Forecast ==> Prakiraan Penjualan Sales Invoice ==> Faktur Penjualan Sales Journal ==> Buku Harian Penjualan Sales Management ==> Manajemen Penjualan Sales Minimal ==> Penjualan Minimal Sales Mix ==> Penjualan Campuran Sales Mix Variance ==> Selisih Komposisi Penjualan Sales Order ==> Order Penjualan Sales Price Variance ==> Selisih Harga Penjualan Sales Promotion ==> Promosi Penjualan Sales Return ==> Return Penjualan Sales Returns and Allowances ==> Retur dan Potongan Penjualan Sales Returns and Allowances Journal ==> Buku Jurnal Retur dan

Potongan Penjualan Sales Salaries Expense ==> Biaya Gajian Bagian Penjualan Sales Salaries Payable ==> Hutang Gaji Bagian Penjualan Sales Tax ==> Pajak Penjualan Sales To Working Capital Ratio ==> Rasio Penjualan Terhadap Modal

Kerja Sales Volume ==> Volume Penjualan Salvage Value ==> Nilai Sisa Sample ==> Petikan Sample Risk ==> Resiko Pemeriksaan Contoh Sampling For Atributes ==> Uji Petik Atribut Saving ==> Tabungan Scale Order ==> Amanat Skala Scalp ==> Transaksi Kecil Scarcity Value ==> Nilai Karena Kelangkaan Schedule Of Account Payable ==> Daftar Hutang Schedule Of Account Receivable ==> Daftar Piutang Schedule Of Current Asset ==> Daftar Aktiva Lancar Schedule Of Factory Overhead ==> Daftar Overhead Pabrik Scrap Value ==> Nilai Barang Sisa Seasonal Working Capital ==> Modal Kerja Musiman Secondary Market ==> Pasar Sekunder Secret Reserven ==> Cadangan Rahasia Secured Bond ==> Obligasi Yang Dijamin Securities ==> Surat-surat Berharga Securities and Exchange Commision ==> Komisi Sekuritas dan Bursa Security Capital ==> Modal Terjamin Security Market ==> Pasar Sekuritas Segment Margin ==> Laba Segmen Segment Reporting ==> Pelaporan Segmen Self Assessment ==> Kewajiban Menetapkan Sendiri

Page 177: Analisa Rasio Keuangan

Self Insurance ==> Asuransi Diri Sellers Market ==> Pasar Penjual Sellers Option ==> Opsi Penjual Selling and administration Expense ==> Beban Administrasi dan

Penjualan Selling Expense ==> Biaya Penjualan Selling Group ==> Kelompok Penjual Semi Variable Cost ==> Biaya Semi Berubah Ubah Semifixed Cost ==> Biaya Semi Tetap Senior Accountant ==> Akuntan Senior Senior Security ==> Sekuritas Senior Sensitivity Analysis ==> Analisis Sensitivitas Separable Cost ==> Biaya Tambahan Separate Entity ==> Kesatuan Usaha Khusus Separation Report ==> Laporan Pemberhentian Serial Bond ==> Seri Obligasi Service Department ==> Biaya Pelayanan Service Firm ==> Perusahaan Jasa Service Hour Method ==> Metode Jam Kerja Service Lease ==> Kontrak Sewa Jasa Service Potential ==> Potensi Jasa Set Up Cost ==> Biaya Pesanan Share ==> Lembar Saham Shareholder ==> Pemegang Saham Shareholders Equity ==> Kekayaan Pemegang Saham Shipment On Installment Sales ==> Pengiriman Barang Cicilan Short Form Report ==> Laporan Akuntan Bentuk Pendek Short Sale ==> Jual Kosong Short Term Liabilities ==> Hutang Jangka Pendek Short Term Loan ==> Pinjaman Jangka Pendek Short Term Rate ==> Tingkat Bunga Jangka Pendek Shrinkage ==> Penyusutan Shut Down Point ==> Titik Penutupan Usaha Sight Draft ==> Wesel Unjuk Significance Test ==> Pengujian Signifikasi Significant ==> Penting Cukup Berarti Simple Average Method ==> Metode Rata-rata Sederhana Simple Average Of Cost ==> Metode Rata Rata Sederhana Simulation ==> Simulasi Single Bookkeping ==> Tata Buku Tunggal Single Entry Bookkeeping ==> Tata Buku Tunggal Single Entry System ==> Sistem Pembukuan Tunggal Single Proprietorship ==> Perusahaan Perseorangan Single Step ==> Langkah Tunggal Sinking Fund ==> Dana Perlunasan Dana Pembayaran

Page 178: Analisa Rasio Keuangan

Sinking Fund Method Of Depreciation ==> Metode Penyusutan Dana Pelunasan

Slush Fund ==> Dana Takstis Social Accounting ==> Akuntansi Sosial Social Audit ==> Pemeriksaan Sosial Social Benefit ==> Manfaat Sosial Social Cost ==> Biaya Sosial Social Impact Statement ==> Laporan Dampak Sosial Social Insurance ==> Asuransi Sosial Social Security ==> Jaminan Sosial Social Security Tax ==> Pajak Jaminan Sosial Soft Loan ==> Pinjaman Lunak Sole Proprietorship ==> Perusahaan Perseorangan Sound Value ==> Nilai Sehat Source and Application Of Fund Statement ==> Laporan Sumber dan

Penggunaan Dana Source Assets ==> Sumber Aktiva Source Document ==> Dokumen Sumber Sources Of Fund ==> Sumber-sumber Dana Special Assigment ==> Penugasan Khusus Special Audit ==> Audit Khusus Special Devidend ==> Deviden Khusus Special Examination/Investigation ==> Pemeriksaan Khusus Special Identification Method ==> Metode Identifikasi Khusus Special Investigation Committee ==> Komite Penyelidikan Khusus Special Journal ==> Jurnal Khusus Special Ledger ==> Buku Besar Khusus Special Offering ==> Penawaran Khusus Special Purpose Report ==> Laporan Untuk Tujuan Khusus Special Report ==> Laporan Khusus Specific Identification ==> Identifikasi Khusus Specified Order Of Closing ==> Metode Urutan Alokasi Yang Diatur Spending Variance ==> Selisih Pengeluaran Split ==> Pemecahan Split Off ==> Titik Pisah Spoiled Goods ==> Produk Cacat Spot Bid ==> Pemusatan Tawaran Spot Cash ==> Pembayaran Tunai Spot Market ==> Pasar Tunai Spot Price ==> Harga Tunai Spot Sale ==> Penjualan Tunai Spread Sheet ==> Lembar Matrik Stable Unit Of Measure ==> Satuan Ukuran Stabil Staff In Charge ==> Pembantu Utama Standar Material Price ==> Harga Bahan Standar Standar Of Reporting ==> Norma Laporan Pemeriksaan

Page 179: Analisa Rasio Keuangan

Standard ==> Norma Standard Cost ==> Biaya Standar Standard Cost Accounting ==> Akuntansi Biaya Standar Standard Cost Accounting System ==> Sistem Akuntansi Biaya

Standar Standard Cost Variance ==> Selisih Biaya Standar Standard Costing ==> Sistem Harga Pokok Standar Standard Deduction ==> Potongan Standar Standard Deviation ==> Standar Deviasi Standard Labor Hour ==> Jam Tenaga Kerja Standar Standard Material Quantity ==> Kuantitas Bahan Standar Standard Opinion ==> Opini Standar Standard Price Method ==> Metode Harga Standar Standard Purchase Price ==> Harga Beli Standar Standard Quantity ==> Kuantitas Standar Standby Cost ==> Biaya Berjaga Stated Capital ==> Modal Yang Ditetapkan Statement By Director ==> Surat Pernyataan Langganan Statement Of Affairs ==> Laporan Kebangkrutan Statement Of Assets And Liabilities ==> Laporan Aktiva dan Pasiva Statement Of Capital ==> Laporan Modal Statement Of Cash Flow ==> Laporan Arus Kas Statement Of Cash Receipt And Disbursement ==> Laporan

Penerimaan dan Pengeluaran Kas Statement Of Change In Financial Position ==> Laporan Perubahan

Posisi Keuangan Statement Of Changes In Fund Balance ==> Laporan Perubahan

Dalam Saldo Dana Statement Of Changes In Retained Earnings ==> Laporan Perubahan

LabaYang Ditahan Statement Of Changes In Working Capital ==> Laporan Perubahan

Modal Kerja Statement Of Cost Of Goods Manufactured ==> Laporan Harga Pokok

Produksi Statement Of Financial Position ==> Laporan Posisi Keuangan Statement Of Funds Flow ==> Laporan Arus Dana Statement Of Income ==> Perhitungan Rugi Laba Statement Of Liquidation ==> Laporan Likuidasi Statement Of Operation ==> Laporan Hasil Operasi Statement Of Owners Capital ==> Laporan Modal Pemilik Statement Of Partners Capital Account ==> Laporan Perubahan Modal

Para Sekutu Statement Of Profit and Loss ==> Laporan Rugi Laba Statement Of Realization and Liquidation ==> Laporan Realisasi dan

Likuidasi Statement Of Retained Earning ==> Laporan Laba Yang Ditahan

Page 180: Analisa Rasio Keuangan

Statement Of Source And Application Of Fund ==> Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana

Step Cost ==> Biaya Bertahap Step Method ==> Metode Alokasi Bertahap Step Variable Cost ==> Biaya Variabel Bertahap Stock ==> Saham Stock Card ==> Kartu Persediaan Stock Certificate ==> Sertifikat Saham Stock Convertion ==> Dana Penarikan Saham Stock Devidend ==> Deviden Saham Stock Exchange ==> Bursa Saham Stock Exchange Activity ==> Aktifitas Bursa Saham Stock Jobber ==> Pemborong Saham Stock Market ==> Pasar Saham Stock Option ==> Opsi Saham Stock Outstanding ==> Pertukaran Saham Stock Record Card ==> Kartu Catatan Persediaan Stock Redemption ==> Penebusan Saham Stock Redemption Fund ==> Laba Yang Dibagikan Dalam Bentuk

Saham Stock Right ==> Pemegang Saham Stock Rights Outstanding ==> Rapat Pemegang Saham Stock Split ==> Saham Yang Beredar Stock Subscription ==> Pendaftaran Saham/Saham Yang Dipesan Stock Turnover Ratio ==> Rasio Perputaran Persediaan Stock Warrant ==> Surat Hak Beli Saham Stockholder ==> Hak Beli Saham Yang Beredar/Pemegang Saham Stockholder Meeting ==> Rapat Pemegang Saham Stockholder Of Record ==> Pemegang Saham Terdaftar Stop Loss Order ==> Amanat Pembatasan Kerugian Storage Cost ==> Biaya Penyimpanan Store Equipment ==> Peralatan Toko Store Ledger ==> Buku Besar Pembantu Ledger Store Maintenance ==> Pemeliharaan Toko Store Salaries ==> Gaji Karyawan Toko Store Salaries Expense ==> Beban Gaji Toko Store Unit ==> Unit Penyimpanan Straight Line Method ==> Metode Garis Lurus Stright Line Depreciation ==> Penyusutan Garis Lurus Stripped Bond ==> Obligasi Berkupon Subcriber Ledger ==> Perkiraan Langganan Subcription Reveivable ==> Piutang Saham Yang Dipesan Subject To ==> Tergantung Pada Subordinated Debenture ==> Surat Hutang Bernilai Rendah Subordinated Security ==> Surat Berharga Bernilai Rendah Subscribed Capital ==> Modal Yang Ditempatkan

Page 181: Analisa Rasio Keuangan

Subscribed Ledger ==> Buku Besar Pembantu Bagi Para Langganan Subscription Price ==> Harga Pendaftaran Subscription Receivable ==> Piutang Uang Pendaftaran Subsequent Events ==> Pemeriksaan Setelah Tanggal Neraca Subsidiary Account ==> Perkiraan Tambahan Subsidiary Company ==> Perusahaan Anak Subsidiary Ledger ==> Buku Tambahan Subtantif Test ==> Pengujian Subtantif Successful Effort Method ==> Metode Usaha Berhasil Sum Of The Years Digit Method ==> Metode Jumlah Angka Tahun Sum Of The Years Digits Depreciation ==> Penyusutan Jumlah Angka

Tahun Summarizing ==> Peringkasan Sundry Credit ==> Macam Macam Kredit Sunk Cost ==> Biaya Tersembunyi Supplementary Information ==> Penjelasan Tambahan Supplies ==> Perlengkapan Supplies Expense ==> Biaya Perlengkapan Supporting Schedule ==> Daftar Tambahan Surplus ==> Kelebihan Surplus Profit ==> Laba Surplus Suspense Account ==> Perkiraan Penundaan Syndicate ==> Sindikat System Analysis Report ==> Laporan Analisis Sistem

T T-account ==> Perkiraan T Take Or Pay Contract ==> Kontrak Ambil Atau Bayar Tangible Asset ==> Harta Berwujud Tangible Capital ==> Modal Berwujud Tangible Fixed Assets ==> Aktiva Tetap Berwujud Tangible Property ==> Harta Berwujud Tax ==> Pajak Tax Accounting ==> Akuntansi Perpajakan Tax Benefit ==> Manfaat Pajak Tax Deduction ==> Pengurangan Pajak Tax Effect ==> Pengaruh Pajak Tax Exempt Bond ==> Obligasi Bebas Pajak Tax Invoice ==> Faktur Pajak Tax Payable ==> Hutang Pajak Tax Return Statement ==> Surat Pemberitahuan Pajak Tax Shelter ==> Perlindungan Pajak Tax Specialist ==> Spesialis Perpajakan Taxable Firm ==> Pengusaha Kena Pajak

Page 182: Analisa Rasio Keuangan

Taxable Income ==> Pendapat Kena Pajak Taxes Expense ==> Biaya Pajak Taxes Holiday ==> Pembebasan Pajak Taxes Rate ==> Tarif Pajak Taxes Return ==> Pajak Yang Dikembalikan Tehnical Solvency ==> Likuiditas Temporary Account ==> Perkiraan Sementara Temporary Capital Account ==> Perkiraan Modal Sementara Temporary Investment ==> Investasi Sementara Temporary Proprietorship ==> Perkiraan Pemilikan Modal Sementara Tender Offer ==> Penawaran Dagang Term Bond ==> Obligasi Berjangka Term Loan ==> Pinjaman Bersyarat Term Of Payment ==> Surat Pembayaran Term Of Sale ==> Syarat Penjualan Terminal Bond ==> Obligasi Terminal Terminal Value ==> Nilai Terminal Test Of Compliance ==> Uji Ketaatan The Old & New Balance Proof ==> Pengecekan Saldo Awal & Akhir Theoritical Capacity ==> Kapasitas Secara Teoritis Theoritical Standard ==> Standard Secara Teoritis Three Variance Method ==> Metode Tiga Penyimpangan Tickmarks ==> Tanda Pemeriksaan Time Card ==> Kartu Catatan Waktu Time Deposit ==> Deposito Berjangka Time Interest Earned ==> Kelipatan Pembayaran Bunga Time Report ==> Laporan Waktu Time Standard ==> Standard Waktu Time Ticket ==> Kartu Catatan Waktu Time Value Of Money ==> Nilai Waktu Dari Pada Uang Time Variance ==> Penyimpangan Waktu Timing Difference ==> Perbedaan Waktu To Check ==> Mengecek To Compare ==> Membandingkan To Examine ==> Memeriksa To Shedule ==> Daftar Utama To Trace ==> Menelusuri Total Asset ==> Total Harta Total Assets To Debts Ratio ==> Ratio Aktiva Terhadap Utang Total Assets Turnover ==> Perputaran Seluruh Aktiva Total Cost ==> Total Biaya Tracks ==> Taksiran Trade Credit ==> Kredit Perdagangan Trade Date ==> Tanggal Perdagangan Trade Discount ==> Potongan Perdagangan Trade In ==> Tukar Tambah

Page 183: Analisa Rasio Keuangan

Trade Notes ==> Wesel Tagih Trade Receivable ==> Piutang Dagang Trade Settlement ==> Penyelesaian Dagang Trademark ==> Merek Dagang Trading On The Equity ==> Penunjang Modal Trading Post ==> Ruang Perdagangan Trading Profit ==> Laba Perdagangan Transaction ==> Transaksi Transaction Analysis ==> Analisis Transaksi Transaction Test ==> Uji Transaksi Transfer Agent ==> Agen Transfer Transfer Form ==> Formulir Transfer Transfer Price ==> Harga Transfer Transfer Tax ==> Pajak Penjualan Transportation Charges ==> Biaya Transport Transportation In ==> Ongkos Angkut Masuk Traveling Expense ==> Biaya Perjalanan Treasurer ==> Pejabat Keuangan Treasury Bill ==> Surat Hutang Jangka Pendek Treasury Department ==> Departemen Keuangan Treasury Stock ==> Saham Yang Dibeli Kembali Treasury Stock Method ==> Metode Saham Yang Dibeli Kembali Trend Analysis ==> Analisa Pengembangan Dari Waktu Ke

Waktu/Analisis Kecenderungan Trial Balance ==> Neraca Saldo Trouble Debt Rectructuring ==> Penataan Kembali Hutang Macet True Cash ==> Kas Sesungguhnya Trust Fund ==> Dana Perwakilan Trust Indenture ==> Kontrak Pinjam Trust Receipt ==> Tanda Terima Perwalian Turnover ==> Perputaran Turnover Of Current Asset ==> Perputaran Aktiva Lancar Two Bin System ==> Sistem Dua Bin Two Collumn Account ==> Perkiraan Dua Kolom Two Collumn Journal ==> Dua Kolom Jurnal Two Variance Method ==> Metode Dua Penyimpangan

U Unadjusted Trial Balance ==> Neraca Percobaan Yang Belum

Disesuaikan Uncertainties ==> Ketidak Pastian Uncollectible Account ==> Beban Penghapusan Piutang Uncollectible Account Receivable ==> Piutang Tak Tertagih

Page 184: Analisa Rasio Keuangan

Under Applied Overhead ==> Overhead Yang Dibebankan Terlalu Rendah

Under Capitalization ==> Kapitalisasi Kurang Under Inventory ==> Persediaan Kurang Underapplied Factory Overhead ==> Pembebanan Kurang Overhead Underlying Securities ==> Sekuritas Yang Dijamin Underwriter ==> Penanggung Unearned Income ==> Sewa Diterima Dimuka Unearned Interest ==> Bunga Yang Diterima di Muka Unearned Rent ==> Sewa Diterima Dimuka Unearned Revenue ==> Pendapatan Diterima Dimuka Unemployment Tax ==> Pajak Pengurangan Unexpired ==> Belum Daluwarsa Unfavorable Variance ==> Selisih Merugikan Unfulfilled Balance ==> Sisa Yang Belum Dipenuhi Uniformity ==> Keseragaman Unissued Capital Stock ==> Modal Saham Yang Belum Beredar Unit Cost ==> Harga Unit Unit Cost Method ==> Metode Biaya Per Unit Unit Equivalent ==> Unit Setara Unit Of Output Depreciation ==> Penyusutan Dengan Jumlah Unit

Keluaran Unit Of Production Method ==> Metode Unit Produksi Unit Product Cost ==> Biaya Unit Produksi Unit Profit Graph ==> Grafik Laba Perunit Unit Statement ==> Surat Penyataan Tunggal Unit Still In Process ==> Unit Dalam Proses Units Of Production Depreciation ==> Penyusutan Dengan Jumlah Unit

Produksi Unlimited Liabilities ==> Kewajiban Tak Terbatas Unlimited Liability ==> Tanggung Jawab Tidak Terbatas Unlisted Securities ==> Sekuritas Tidak Terdaftar Unqualified Opinion ==> Pendapat Wajar Unsecured Bond ==> Obligasi Tanpa Jaminan Unvodable Cost ==> Biaya Tidak Terhindarkan Updated Opinion ==> Pendapat Yang Dimutakhirkan Useful Life ==> Masa Penggunaan Usual Retirement ==> Penarikan Aktiva Sebab Biasa Utility ==> Utilitas Perusahaan Umum

V Validation Certificate ==> Akte Pengesahan Valuation ==> Penilaian Valuation Account ==> Perkiraan Pernilaian

Page 185: Analisa Rasio Keuangan

Valuation Process ==> Proses Penilaian Value ==> Nilai Value Added ==> Nilai Tambahan Value Added Tax ==> Pajak Pertambahan Nilai Value Analysis ==> Analisis Nilai Value In Use ==> Nilai Penggunaan Variable Budget ==> Bujet Variabel Variable Cost ==> Biaya Variabel Variable Cost Ratio ==> Rasio Biaya Variabel Variable Costing ==> Kalkulasi Harga Pokok Variabel Variable Effeciency Variance ==> Penyimpangan Efisiensi Biaya

Variabel Variable Expense ==> Biaya Variabel Variable Overhead ==> Overhead Variabel Variable Sampling ==> Uji Petik Variabel Variance ==> Selisih Variance Analysis ==> Analisis Varian Variance Analysist Report ==> Laporan Analisa Penyimpangan Verifiability ==> Daya Uji Vertical Analysis ==> Analisis Vertikal Vertical Combination ==> Kombinasi Vertikal Visible Supply ==> Penawaran Tersedia Volume Cost Profit Analysis ==> Analisis Volume Biaya Laba Volume Variance ==> Penyimpangan Dalam Isi Voluntary Contribution ==> Simpanan Sukarela Voting Bond ==> Obligasi Berhak Suara Voting Stock ==> Saham Berhak Suara Voucher Payable ==> Hutang Voucher Voucher Register ==> Daftar Dokumen Voucher System ==> Sistem Voucher Vouching ==> Pemeriksaan Dokumen Dasar

W Wages ==> Upah Wages & Taxes Statement ==> Laporan Upah & Pajak Wages Customary ==> Upah Menurut Kebiasaan Wages Expense ==> Biaya Upah Wages Rate ==> Tingkat Upah Warehouse Company ==> Perusahaan Pergudangan Warehouse Receipt ==> Bukti Penerimaan Gudang Warking Paper For Consolidated Balance Sheet ==> Neraca Lajur

Untuk Neraca Konsolidasi Warrant ==> Surat Hak Beli Suara Warranty ==> Jaminan

Page 186: Analisa Rasio Keuangan

Wash Sale ==> Penjualan Fiktif Wasting Asset ==> AktivaTerpakai Watered Stock ==> Saham Dengan Nilai Tidak Wajar Week Order ==> Pesanan Mingguan Weight Average ==> Metode Rata Tertimbang Weighted Average Method ==> Metode Rata Rata Tertimbang Weighted Cost Capital ==> Biaya Penggunaan Modal Rata Rata Whole Saler ==> Pedagang Besar Windfall Profit Tax ==> Pajak Atas Laba Tidak Terduga Withdrawals ==> Pengambilan Uang Witholding Tax ==> Pajak Pungutan Work In Process ==> Barang Dalam Proses Work In Process Inventory ==> Persediaan Barang Dalam Proses Work In Process Turnover ==> Perputaran Barang-barang Dalam

Proses Work In Progress ==> Barang-barang Dalam Penyelesaian Work Order ==> Perintah Kerja Work Program ==> Program Kerja Working Capital ==> Modal Kerja Working Capital Cycle ==> Lingkaran Modal Kerja Working Capital Deficit ==> Modal Kerja defisit Working Capital Ratio ==> Rasio Modal Kerja Working Capital Turnover ==> Perputaran Modal Kerja Working Capital Variable ==> Modal Kerja Variabel Working Fund ==> Dana Kerja Working Paper ==> Kertas Kerja Worksheet ==> Neraca Lajur Write Off ==> Dihapuskan Write Off Method ==> Metode Penghapusan

Y Year and Adjustment ==> Penyesuaian Akhir Tahun Yield ==> Hasil Yield On Bond ==> Hasil Obligasi Yield On Stock ==> Hasil Saham Yield To Maturity ==> Hasil Saat Jatuh Tempo Yield Variance ==> Penyimpangan Hasil

Z Zero Base Budgeting ==> Penganggaran Atas Dasar Nol Zero Defect ==> Cacat Nihil Zone Pricing ==> Penentuan Harga Berdasarkan Daerah

Page 187: Analisa Rasio Keuangan

Sumber : www.seputarpajak.com

KAMUS AKUNTANSI KEUANGAN

A• ACTUAL AMOUNT = Jumlah sesungguhnya• ACTUAL COST (arti istilahnya) Biaya sesungguhnya• ACTUAL FACTORY OVERHEAD = Beban overhead sesungguhnya• ACTUAL LIABILITY=Hutang nyata• ACTUAL PRICE= Harga sesungguhnya• ACTUAL QUANTITY = Kwalitas sesungguhnya• ADJUSTED BALANCE = Saldo setelah penyesuaian• ADJUSTED TRIAL BALANCE = Neraca saldo penyesuaian• ADJUSTING ENTRIES = Ayat jurnal penyesuaian• ADDITIONAL COST (istilahnya) Biaya tambahan• ADVANCE FROM CUSTOMER = Uang muka langganan• ADVANCE ACCOUNTING = Akuntansi lanjutan• ADVERTISING EXPENSE = Biaya iklan• ADVERSE OPINION = Pendapatan tidak wajar• Allowance for inventory decline to market = Cadangan penurunan nilai persediaan• ALLOWANCE METHOD (artinya) Metode cadangan• ALLOWANCE ACCOUNT = Perkiraan cadangan• ALLOWANCE FOR BAD DEBT = Cadangan piutang tak tertagih• ALLOWANCE FOR DOUBT FULL ACCOUNT = Cadangan pitang ragu-ragu• ALLOWANCE FOR OVERVALUATION OF BRANCH MERCHANDISE = Cadangan kenaikan harga barang cabang• AMORTIZATION = Penyusutan atas harta tak berwujud• APPLIED FACTORY OVERHEAD COST = Biaya overhead yang dibebankan• ANNUAL REPORT (istilah) Laporan tahunan• ASSET (istilah) Harta• ASSET APPROACH = Pendekatan aktifa• ASSET ACCOUNT = Perkiranan harta• AUDIT FEE = Pendapatan audit• ASSUME = Asumsi• AUDIT EXPENSE = Biaya audit• AUDIT PROGRAMME = Program pemeriksaan• AUDIT PROCESS = Proses pemeriksaan• AUDIT PLANNING = Rencana pereiksaan• AUDITOR (istilahnya) Pemerikasa keuangan• AUDITING = Pemeriksaan keuangan• AVERAGE METHOD = Metode rata-rata• ACCOUNT = Perkiraan

Page 188: Analisa Rasio Keuangan

• ACCOUNT RECEIVABLE = Piutang Dagang• ACCOUNT FROM = Bentuk Perkiraan• ACCOUNT NOT CURRENT = Pos-pos yang tidak lancar• ACCOUNT PAYABLE = Hutang Lancar• ACCOUNT PAYABLE LEDGER= Buku besar hutang• ACCOUNT RECEIVABLE STATEMENT= Dartar piutang usaha• Account Payable Subsidiary Ledger = Buku tambahan piutang• ACCOUNTANT = Akuntan• ACCOUNTANT FEE EXPENSE = Biaya akuntan• ACCOUNTANT PUBLIC = Akuntan publik• ACCOUNTING = Akuntasi• ACCOUNTING ASSUMPTION = Asumsi akuntansi• ACCOUNTING CYCLE = Sirklus akuntansi• ACCOUNTING DATA = Data akuntansi• ACCOUNTING DEPARTMENT = Departemen akuntansi• ACCOUNTING EQUATION = Persaman akuntansi• ACCOUNTING INCOME = Laba akuntansi• ACCOUNTING INFORMATION = Informasi akuntansi• ACCOUNTING INSTRUCTION = Intruksi akuntansi• ACCOUNTING MANAGEMENT = Manajement akuntansi• ACCOUNTING METHOD = Metode akuntansi• ACCOUNTING PERIOD = Periode akuntansi• ACCOUNTING PRINCIPLE = Akuntansi dasar• ACCOUNTING PROCEDURE = Prosedur akuntansi• ACCOUNTING RESPONSIBILITY = Akuntansi pertanggung jawaban• ACCOUNTING SYSTEM = Sistem akuntansi• ACCOUNTS INTER COMPANY = Rekening antar perusahan• ACCRUED EXPENSE = Biaya yang akan di bayar• ACCRUED EXPENSE PAYABLE = Beban terhutang• ACCRUED PAYROLL PAYABLE = Utang gaji• ACCRUED INTERS PAYABLE = Bunga terhutang• ACCRUED REVENUE = Pendapatan yang akan diterima• ACCRUED TAX PAYABLE = Hutang pajak• ACCRUED WAGES PAYABLE = Upah terhutang• ACCUMULATED DEPLETION = Akumulasi deplesi• ACCUMULATED DEPRECIATION = Akumulasi penyusutan

B• BALANCE SHEET ( arti istilahnya ) Neraca• BALANCE PER BANK = Saldo menurut bank• BALANCE PER BOOK = Saldo menurut buku• BALANCE SHEET ACCOUNT = Perkiraan neraca• BALANCE AMOUNT = keseimbangan jumlah• BANK PAYABLE = Hutang bank• BALANCE BEFORE LIQUIDATION = Saldo sebelum likuidasi

Page 189: Analisa Rasio Keuangan

• BANK RECONCILIATION = Reconsiliasi bank• BANK SERVICE CHARGE = Bedan administrasi bank• BANK STATEMENT = Rekening koran• BIN CARD (artinya) Kartu gudang• BASIC FINANCIAL STATEMENT = Laporan keuangan pokok• BEGINNING BALANCE = Saldo awal• BETTERMENT = Perbaikan• BOOK VALUE = Nilai buku• BOOK VALUE OF ASSET = Nilai buku aktifa• BOOK VALUE PER SHARE = Nilai buku per saham• BRANCH (istilah akuntansi) Cabang• BRANCH MERCHANDISE = Barang dagangan cabang• BRANCH PROFIT = Keuntungan cabang• BREAK EVENT = Pulang pokok• BREAK EVEN PIONT = Titik pulang pokok• BREAK EVEN SALES = Penjualan pulang pokok• BUDGET (arti istilahnya) Anggaran• BUDGET VARIANCE = Selisih anggaran• BUDGET FLEXIBLE = Anggaran flexsibel• BUDGET FIXED = Anggaran tetap• BUDGET CYCLE = Siklus Anggaran• BUDGET BALANCE SHEET = Anggaran neraca• BY PRODUCT = Produksi sampingan• BUILDING (istilahnya) Gedung• BUSINESS ENTITY = Kesatuan usaha

C• CAPITAL (info intilah) Modal• CAPITAL STATEMENT = Laporan perubahan modal• CAPITAL STOCK = Modal saham• CASH = Kas• CASH BUDGET = Anggaran kas• CASH COUNT = Perhitungan kas• CASH DISBURSEMENT JOURNAL = Jurnal pengeluaran kas• CASH DISCOUNT = Potongan yang diberikan atas pembayaran tunai• CASH FLOW (info intilahnya) Alur kas• CASH FLOW CYCLE = Siklus alur kas• CASH IN BANK = Kas dalam bank/kas di bank• CASH ON HAND = Kas di tangan• CASH IN TRANSIT = Kas dalam perjalanan• CASH PAYMENT JOURNAL = Buku kas pengeluaran• CASH RECEIPT JOURNAL = Buku kas penerimaan• CASH SALES = Penjualan tunai• CLOSING ENTRIES = Ayat jurnal penutup• COST = Biaya

Page 190: Analisa Rasio Keuangan

• COST ACCOUNTING = Akuntansi biaya• COST OF GOODS AVAIBLE FOR SALES = Harga pokok barang tersedia untuk dijual• COST OF GOODS MANUFACTURED = Harga pokok produksi• COST OF SOLD = Harga pokok barang yang di jual• CURRENCY = Mata uang• CURRENCY ASSET = Harta lancar• CURRENCY LIABILITIES = Hutang jangka pendek

D• DEBIT NOTE = Nota debet• DEBIT BALANCE = saldo debet• DEDUCTION = Pengurangan• DEFECTIVE GOODS = Produk rusak• DEFERRED GROS PROFIT ON REALIZATION = Laba kotar yang belum direalisasikan• DELIVERY EXPENSE = Biaya pengankutan• DEPOSIT SLIP = Bukti setoran• DEPRECIATION = Penyusutan• DEPRECIATION EXPENSE = Biaya penusutan• DETERMINING DEPRECIATION = Penetapan penyusutan• DIRECT COSTING = Penetapan biaya langsung• DIRECT DEPARTMENT OVERHEAD EXPENSE = Beban/biaya overhead departemen lansung• DIRECT EXPENSE = Biaya langsung• DIRECT LABOR COST BUTGET = Biaya anggaran buruh langsung• DIRECT TAXES = Pajak langsung• DIRECT WRITE OFF = Penghapusan langsung• DISCOUNT = Potngan (harga)• DISSOLUTION = Pembubaran• DIVIDEND STOCK = Deviden saham• DOUBLE ENTRY SYSTEM = Sistem pembukuan berpasangan• DRAFT (info) = Wesel• DUE DATE = Tanggal jatuh tempo

E• EARNED = Pendapatan• EARNING AFTER INTEREST AND TAXES = Pendapatan sesudah bunga dan pajak• EARNING AFTER TAX = Pendapatan sesudah pajak• ECONOMIC LIFE = Umur ekomoni• ECONOMIC ORDER QUANTITY = Jumlah pembelian optimal• EMERGENCY WORKING CAPITAL = Modal kerja darurat• EMPLOYEE EARNING STATEMENT = Laporan gaji karyawan

Page 191: Analisa Rasio Keuangan

• END OF MONTH TRIAL BALANCE = Daftar saldo akhir bulan• ENDING BALANCE = Saldo akhir• ENDING INVENTORY = Persediaan akhir• ENTERTAIMENT EXPENSE = Biaya entertain• ENTRY = Ayat• EQUIPMENT = Peralatan• EQUITIES = Kekayaan• EQUITY IH INCOME OF SUBSIDIARY COMPANY = Laba atas anak perusahaan• ESTIMATE VALUE = Nilai taksir• ESTIMATED GROSS PROVIT = Taksiran laba kotor• EVIDENCE = Bukti-bukti• EXCEPT = Pengecualian• EXCESS OF COST OVER BOOK VALUE OF SUBSIDIARY INTEREST = Selisih lebih harga pokok di atas nilai buku• EXCESS VALUE = Nilai lebih• EXCHANGE RATE = Nilai tukar• EXPECTED ACTUAL CAPACITY = Kapasitas yang sesungguhnya di harapkan• EXPECTED RATE OF RETURN = Tingkat pengembalian yang diinginkan• EXPIRED = Kadarluasa• EXPENSE = Biaya• EXTERNAL AUDIT = Pemeriksaan ekternal• EXTRA ORDINARY GAIN = pembelajan yang luar biasa• EXTRA ORDINARY LOSS = Kerugian yang luar biasa• EXTRA ORDINARY REPAIRS = Perbaikan luar biasa• EXTRA ORDINARY RETIREMENT = Penarikan aktiva sebab luar biasa

F• Fiscal Year = Tahun pajak• Fixed asset subsidiary ledge = Buku tambahan harta tetap• Fixed asset turnover = Perputaran harta tetap• Fixed capital asset = Modal kerja tetap• Fixed cast = Biaya tetap• Fixed efficiency variance = Penyimpangan effisiensi yang tetap• Fixed factory overhead = Overhead pabrik yang tetap• Flexible budget = Anggaran yang berubah-ubah• Floor = Batasan bawah• Flow of cost = Aliran biaya• Flow of document = Peredaran dokumen• Flow of funds = Aliran dana• Flow of work = Peredaran kerja• Flowchart = Daftar aliran• Fluctualing method = Metode fluktuasi• Fluctuating fund = Dana berubah-ubah• Foot note = Catatan kaki• Forecast balance sheet = Ramalan neraca

Page 192: Analisa Rasio Keuangan

• Forecast income statement = Taksiran rugi laba• Form = Formulir• Four collumn ccount = Jurnal empat kolom• Fraud = kecurangan• Freight in = Ongkos angkut pembelian• Freight on material purchasas = Beban angkut pembelian bahan• Freight out = Ongkos angkut penjualan• Funds = Dana• Funds statement = Laporan sumber dan pengunan dana• Furniture & fixture = Peralatan• Fusion = Penggabungan

G• General Accounting = Aukuntansi Umum• General Ledger = Buku besar• General Journal = Jurnal umum• General And Administrative Expense = Biaya umum dan administrasi• General Examination = Pemeriksaan umum• General Assignment = Penegasan umum• Government financial = Keuangan penerintah• Government accounting = Akuntansi pemerintah• Gross loss = Rugi kotor• Gross Profit Laba kotor• Gross Profit Analysist = Analisa laba kotor• Gross profit bruto = Metode laba kotor• Gross Profit on sales = Laba kotor atas penjualan• Gross Working Capital = modal kerja kotor• Group Code = Kode kelompok• Go Publik Compony = Perusahan yang menjual saham ke masyarakat

H• Heating and lighting expense = Biaya pemanasan dan penerangan• Hidden Reserves = Cadangan rahasia• Historical cost Accounting = Harga perolehan historis• Historical cost = Biaya Historis• Home office = kantor pusat• Horizon Analyst = Analisa mendatar• Human Resource Accounting = Akuntansi sumber daya manusia

I• Income = laba• Income After Tax = Laba sesudah pajak• Income From Joint Venture = Laba usaha patungan

Page 193: Analisa Rasio Keuangan

• Income From Operation = Laba usaha• Income Sharing Agreement = Persetujuan penbagian laba• Income Statement = Laporan rugi laba• Income Statement Account = Pendekatan laba rugi• Income Summary = iktiar rugi laba• Incremental cost = Biaya tambahan• Independent Auditor Report = Laporan pemeriksaan bebas• Indirect Expense = Biaya tak langsung• Indirect Departemental Expense = Biaya departemen tak langung• Indirect factory cost = Biaya pabrik tak langsung• Indirect Labor = Tenaga kerja tak langsung• Indirect Material = Bahan baku tak langsung• Indirect Operatiing Expense = Biaya usaha tak langsung• Individual Priprietorship = perusahan perorangan• Inflation = Inflansi• Information = informasi• Information System = Sistem informasi• Initial Inventory = Persediaan awal• Initial Audit = Pemeriksaan awal/pertama kali• Input Tax = Pajak masukan• Installation Cost = Biaya instalasi atau pemasangan• Installment = Angguran atau cicilan• Installment Contract Receivable = Piutang penjualan cicilan• Installment Method = Metode cicilan• Installment Payable = Hutang cicilan• Installment Term Debt = Utang jangka menengah• Insurance Expense General = Biaya asuransi unum• Insurance expense selling = Biaya asuransi penjualan• Intagible Asset = Aktiva tak berwujud• Intangible Fixed Assets = Aktiva tetap tak berwujud• Intercompany Loans = Pinjaman antar perusahan• Interest = Bunga• Interest Bearing Note = Wesel berbunga• Interest Expense = Biaya bunga• Interest Factor = Faktor bunga• Interest Income = Pendapatan bunga• Interest Payable = Hutang bunga• Interest Receivable = Piutang bunga• Interim Statement = Laporan sementara• Internal Audit = Pemeriksan Intern• Internal Auditor = Pemeriksan internal• Internal Control = Pengawasan internal• Internal Control Questioary = Pertanyaan pengendalian Intern• Internal Financing = Pembiayan internal• Inventory = Persediaan• Inventory of Material = Persediaan Bahan Mentah

Page 194: Analisa Rasio Keuangan

• Inventory Turn Over = Perputaran persediaan• Inventory Valuation = Penilaian Persediaan• Investment In Fund = Investasi dalam dana• Investment In Bond = Investasi dalam obligasi• Investment In Joint Venture = Investasi dalam usaha patungan• Investment In Land = Investasi dalam bentuk tanah• Investment In life Insurance = Investasi dalam bentuk asuransi jiwa• Investment In Stock = Investasi saham• Investor = Orang yang menanamkan modal• Invoice = Faktur

J• Job order cost = Biaya pesanan• Job order cost sheet = Kartu biaya pesanan• Job order cost system = Sistem biaya pesanan• Job time ticket = Kartu jam kerja• Joint cost = Biaya gabungan• Joint cost of capital = Biaya penggunan modal bersama• Joint product = Produksi gabungan• Joint venture = Usaha patungan• Joint venture books = buku-buku usaha patungan• Journal = Buku harian• Journal entry = Ayat-ayat jurnal• Journalizing = menjurnal/ penjurnalan• Judgment sample = Sampel pertimbangan

L• Labor = Tenaga kerja• Labor budget = Anggaran tenaga kerja• Labor cost = biaya tenaga kerja• Labor cost control = pengendalian biaya tenaga kerja• Labor cost report = Laporan biaya tenaga kerja• Labor efficiency ratio = Rasio effiensi tenaga kerja• Labor efficiency standar = Standar effisinsi tenaga kerja• Labor efficiency Variance = Selisih effiensi upah• Labor Fringe benefit = Pendapatan yang diterima tenaga kerja• Labor performance report = Laporan pelaksanan kerja• labor rate variance = Penyimpangan tarif tenaga kerja• Land = Tanah• Land right = Hak atas tanah• Last in first out (LIFO) = Masuk pertamakeluar pertama• Lease = Sewa• Lease agreement = Kontrak sewa guna• Leasing = Sewa guna

Page 195: Analisa Rasio Keuangan

• Ledger = Buku besar• Legal capital = Modal resmi• Lessee = Pihak yang menyewakan guna barang• Leassor = Pihak yang menyewa guna barang• letter of comments = Surat komentar• Letter of transmittal = Surat penyerangan• Liabilities = Kewajiban• Limited liabilty = Tanggung jawab terbatas• Liquidating deviden = Deviden likiudasi• liquidity = Kemampunan bayar hutang jangka pendek• Long from report = Laporan akuntansi betuk panjang• Long run proof = Pengecekan jangka panjang• Long term debets = Utang jangka panjang• long term debet to equity ratio = Rasio utang jangka panjang terhadap modal sendiri• Long term investment = Investasi jangka panjang• Long term liabilities = Hutang jangka panjang• Loss = rugi• loss from operation = Rugi usaha• Loss on realization = Realisasi kerugian• Loss on reduction of inventory = Rugi penurunan nilai persdiaan• Loss on repossession = Rugi penarikan kembali• loss on sale of invesment = Rugi penjualan investasi• Loss on trade in = Rugi pertukaran• Loss unit = Unit yang hilang• Lower cost or market = Harga beli atau harga pasar yang lebih rendah• Lump sum purchase = Pembelian secara bulat

M• Machine = Mesin• Maintenance Cost = Biaya pemeliharana• Maintenance Departement Butget = Anggaran departeman pemeliharan• Maintenance Expense = Biaya pemeliharan• Management Accounting = Akuntansi manjemen• Management Advisory Service = Pelayanan Konsultasi perusahan• Management Audit = Pemeriksaan manajemen• Management By Exception = Manjemen dengan pengecualian• Manufacturer = Pabrikan• Manufacturing Company = Perusahan pabrikan• Manufacturing Cost = Biaya pabrikasi• Manufacturing Overhead = Overhead pabrik• Markdown cancellation = Pembatalan penurunan harga• Market Rate = Harga pasar• market Value = Harga pasar• Market Value At Split Off = Harga jual pada titik pisah

Page 196: Analisa Rasio Keuangan

• Market Value Of Rights = Harga jual hak beli saham• Market Value Of Stock Ex Right = Harga pasar saham tampa hak beli saham• Marketable securities = surat berharga• Marketing = Pemasaran• Marketing Department = Departemen pemasaran• Marketing Expense = Biaya pemasaran• Markup Cancellation = Pembatalan kenaikan harga• Matching Cost With revenue = Penetapan pendapatan dan biaya• Material = Bahan baku• Material Account = Perkiraan bahan baku• Material in Control = pengendalian bahan baku• Material in Process = Bahan baku dalam proses• Material ledger = Buku besar bahan baku• Material Ledger Card = Kartu bahan baku• Material Mix Variance = Selisih komposisi bahan• Material Price variance = Penyimpangan harga bahan baku• Material Usage prince Variance = Sesilsih harga pemakainan bahan• Material Yield Variance = Selisih hasil bahan• Material Requisition = Permintaan bahan baku• Medical Expense = Biaya pengobatan• Merchandise Inventory = Persediaan barang dagangan• Merchandise Inventory Turnover = Perputaran persedian barang dagangan• Merchandise Shipment on Consigment = Pengiriman barang konsinyasi• Merchandise Company = Perusahan Dagang• Mixed Account = Rekening campuran• Mixed Opinion = Pendapat Campuran• Mortgage Bond = Obligasi Hipotik• Mortgage Payable = Hutang hipotik• Moving Average = Rata rata bergerak

N• National Association of Accounting = Asosiasi akuntan nasional• Natural Business year = Tahun bisnis alami• Negative Assurance = Jaminan negatif• Net Asset = Aktifa bersih• Net earning =Pendapatan bersih• Net Income = Keuntungan bersih• Net Income After Tax = Keuntungan bersih setelah pajak• Net Loss = Kerugian bersih• Net Profit = Laba bersih• Net Purchase = Pembelian bersih• Net Realizable Value Nilai bersih yang dapat direalisasikan• Net Sales = Penjualan bersih• Net Worth = Kekayan bersih

Page 197: Analisa Rasio Keuangan

• Nominal Accounts = Perkiraan nominal• Nominal Value = Nilai nominal• Normal Balance= istilah = Saldo normal• Not Sufficient Fund = Dana tidak mencukupi• Note Payable = Wesel bayar• Note Receivable = Wesel tagih• Note of Financial Statement = Catatan atas laporan keuangan• Notice of Employment = Surat perjanjian kerja.

O• Observation of Inventory = Pengamatan persediaan• Observation Of Inventory Taking = Pengamatan perhitungan persediaan• Occupancy Cost = Biaya pendiaman atau penetapan• Office Equipment = Peralatan kantor• Office Salaries Expense = Biaya gaji bagian kantor• Office Supplies = perlengkapan kantor• Office Supplies Expense = Biaya perlengkapan kantor• One Time Voucher procedure = Prosedur pembuatan voucher sekaligus• One Write System = Sistem sekali tulis• Open Item Statement = surat pernyatan elemen-elemen terbuka• Operating Assets = Akifa atau modal oprasi• Operating Expense = Biaya usaha• Operating Sales Budget = Anggaran operasional penjualan• Operating Transaction = Transaksi operasional• Opinion = Pendapat• Opportunity Cost = Biaya kesempataan• Ordering Cost = Biaya Pesanan• Ordinary Repair = Reperasi luar biasa• Organization Chart = Stuktur Ogranisasi• Other General Expense = Biaya umum lainya• Other Long-term Liabilities = Hutang jangka panjang lainnya• Out Of Pocket Cost = Biaya kantong sendiri• Out Tax = Pajak keluaran• Outlay = Pengeluaran• Outstanding check = Cek beredar• Out standing Stock = Saham yang beredar• Over Time = Lembur• Over All Cost Of Capital = Biaya penggunan modal Rata-rata• Over Applied Factory Overhead = Kelebihan aplikasi overhead pabrik• Over draft = Kelebihan penarikan• Over Stated = Terlalu tinggi• Owners Equity = Modal pemilik• Ownership Right = Hak pemilik perusahan.

Page 198: Analisa Rasio Keuangan

P• Partner in Charge = Partner utama• Partnership =Persekutuan• Payable = Hutang• Payable to Defaulting Sub souder = Hutang kepada pemesanan saham• Payment = pembayaran• Percentage Depletion = Deplesi persentase• Preferred Stock holder = Pemegang saham istimewa• Performance Report = Laporan pelaksanaan• Premium =Agio• Premium of Prepered Stock = agio Saham preferen• Premium on Bonds Payable = Agio olbigasi• Premium on stock = Agoi saham• Prepaid Advertising = Iklan dibayar dimuka• Prepaid expense = Biaya dibayar dimuka• Prepaid Insurance = Asuransi dibayar dimuka• prepaid Transportation = Transportation sewa dibayar dimuka• Prepayment = pembayaran dimuka• Price Index = Indek harga• Primary working capital = Modal kerja perimer• Process Cost = Biaya proses• Professional Fess = pendapatan profesional• Profit = laba• Pro-forma = Proyeksi• Progress Billing to Costomer = harga kontrak yang difakturkan• Property = Kekayan• Property Tax = Pajak keayaan• Purchase = pembelian• Purchase Discount = Potongan pembelian• Purchase Invoice = Faktur pembelian• Purchase journal = Buku harian pembelian• Purchase Method = Metode pembelian• Purchase order = Pesanan pembelian• Purchase Requisition = Permintaan pembelian

Q• Qualified Opinion = Pendapat wajar tanpa syarat• Quick Ratio = Ratio aktiva tunai

R• R & D Cost = Biaya riset dan pengembangan• Rate of Return = Tingkat pengembalian• Rate of Return on Net Worth = Rentabilitas modal sendiri

Page 199: Analisa Rasio Keuangan

• Ratio Analysis = analsa ratio• Ratio of Plant Asset to Long term Liability = Perbandingan harga tetap dengan hutang jangka panjang.• Raw Material = Bahan mentah• Raw Material Investory = Persedianan bahan mentah• Raw Material Price Variance = Penyimpangan harga bahan mentah• Realized Gross profit On Installment Sales = Realiasai laba kotor• Re Arrangement = penyusunan kembali• Receivable = Piutang• Receivable Collection Budget =Budget pengumpulan piutang• Receivable Turn Over = Perputaran piutang• Receivable Write Off = Penghapusan piutang• Receiving Account = Laporan penerimaan barang• Reciprocal Account = Perkiraan berlawanan• Recovable From Insurance Companies = Piutang kepada asuransi• Redemption of bound = Penghentian obligasi• Redemption value = Nilai penarikan• Reference = Petunjuk• Registered Bonds = Daftar obligasi• Related Party transaction = Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan yang istimewa

S• Safety Stock = Persediaan bersih• Safe Harbor Rule = Aturan perlindungan• Salaries Allowance = Tunjangan gaji• Salary Expense = Beban gaji• Sale On Account = Penjualan kredit• Sales = Penjualan• Sales Budget = Anggran penjualan• Sales Discount = Potongan penjualan• Sales Invoice = Faktur penjualan• Sales Journal = Buku harian penjualan• Sales Mix Variance = Selesih komposisi• Sales order = Order penjualan• Sales Return = Retur penjualan• Sales Salaries Expense = Biaya gaji bagian penjualan• Sale Salaries Payable = Hutang gaji bagian penjualan• Sales Tax = Pajak penjualan• Salvage value = Nilai sisa• Sample Risk = Resiko penarikan contoh• Schedule Of Account Payable = Daftar hutang• Schedule Of Account Receivable = Daftar piutang• Schedule Of Factory overhead = Daftar overhead pabrik• Scrap Value = Nilai barang sisa

Page 200: Analisa Rasio Keuangan

• Seasonal Working Capital = Modal kerja musiman• Secured Bond = Obligasi yang dijamin• Selling Expense = Biaya penjualan• Semifixed Cost = Biaya semi tetap• Separable Cost = Biaya tambahan• Separation Report = Laporan pemberhentian• Service Firm = Perusahan Jasa• Set Up Cost = Biaya Pesanan• Share holder = Pemegang saham• Shipment On Installment sales = Pengiriman barang cicilan• Short Form Report = Laporan akuntansi bentuk pendek• Shut Down Point = Titik penutupan usaha• Significant = Penting cukup berarti• Simple Average Of Cost = Metode rata-rata sederhana• Single Bookkeeping = Tata buku tunggal• Single entry System = Sistem Pembukuan tunggal• Single step = Langkah tunggal• Sinking Fund = Dana pelunasan /dana pembayaran• Slush Fund = Dana taktis• Social Benefit = Manfaat sosial• Sole Proprietorship = Persahan perseorangan• Sound Value = Nilai sehat

T• T Account = Perkiraan bentuk T• Tangible Asset = Harta berwujud• Tangible Fixed Asset = Aktiva tetap berwujud• Tax Acoounting = Akuntansi perpajakan• Tax Deduction = Pengurangan Pajak• Tax Invoice = Faktur pajak• Tax Return Statement = Surat pemberitahuan pajak• Taxable Firm = Pengusaha kena pajak• Taxable Income = Pendapatan kena pajak• Taxes Expense = Biaya pajak• Taxes Holiday = Pembebasan pajak• Taxes payable = Hutang pajak• Taxes Rate = Tarif pajak• Taxes Return = Pajak yang dikembalikan• Temporary Investment = Investasi sementara• Temporary Proprietorship = Perkiraan pemilikan sementara• Tender Offer = Penawaran dagang• Term Compliance = UJi ketaatan• The old & New Balance Proof = Pengecekan saldo awal dan akhir• Theoritical Capacity = Kapasitas secara teoritis• Three Variance Method = Metode tiga penyimpangan

Page 201: Analisa Rasio Keuangan

• Tickmarks = Tanda pemeriksaan• Time Value of Money = Nilai waktu dari pada uang• Timing Diffrence = Perbedaan waktu• To Compare = Membandingkan• To Trace = Menelusuri• Total Asset Turn Over = Perputaran total harta• Total Asset To Debts Ratio = Ratio aktifa terhadap utang• Tracks = Taksiran• Trade Discounts = Potongan perdagangan• Trade In = Tukar tambah• Trade Mark = Merk Dagang• Traveling Expense = Biaya perjalan• Treasurer = Pejabat keuangan• Treasury Bill = Surat hutang jangka panjang• Treasury Departement = Departemen keuangan• Trent Analyst = Analysa pengembangan dari waktu ke waktu• Trial Balance = Neraca saldo• Trouble Debt Restructuring = Penataan kembali utang yang macet• Trust Fund = Dana perwakilan• Turn Over = Perputaran• Two bin System = Sistem dua bin• Two column Account = Perkiraan dua kolom• Two column Journal = Dua kolom jurnal• Two Variance Method = Metode dua penyimpangan

U• Unadjusted Trial Balance : Neraca percobaan yang belum disesuaikan• Unearned Income : Sewa diterima dimuka• Uncertainties : Ketidak pastian• Uncollectible Account : Beban penghapusan puitang• Uncollectible Account Receivable : Beban penghapusan piutang• Under Applied Overhead : Overhead yang dibebankan terlalu rendah• Unearned Revenue : Pendapatan diterima dimuka• Unemployment Tax : Pajak pengurangan• Unexpired : Belum kadaluwarsa• Unfavorable Variance : Selisih merugikan• Uniformity : Keseragaman• Un-issued Capital stock : Modal saham yang belum beredar• Unit Cost : Harga perunit• Unit Equivalent : Unit setara• Unit Of Output Depreciation : Penyusutan dengan jumlah unut keluaran• Unit Product Cost : Biaya unit produksi• Unit Profit Graph : Grafik laba perunit• Unit Still In Process : Unit dalam Proses• Unlimited Liabilities : Kewajiban tak terbatas

Page 202: Analisa Rasio Keuangan

• Un-qualied Opinion : Pendapatan Wajar• Unavoidable Cost : Biaya yang terhindarkan• Useful Life : Masa Pengunaan

V• Valuation Account : Perkiraan pernilaian• Value : Nilai• Value Added : Nilai tambah• Value Added Tax : Pajak Pertambahan Nilai• Value In Use : Nilai pengurangan• Variable Cost : Biaya variabel• Variable Cost Ratio : Rasio biaya Variabel• Variable Efficiency Variance : Penyimpangan effisiensi biaya variabel• Variance Analysist : Analisa selisih• Variance Analysist Report : Laporan analisa penyimpangan• Varability : Daya uji• Vertical Analysist : Analisa Vertical• Volume Variance : Penyimpangan dalam isi• Vouching : Biaya upah• Voucher Register : Pemeriksaan dokumen dasar• Voucher : Dokumen• Voluntary Contribution : Simpanan sukarela

W• Working Capital : Modal kerja• Working In Process : Barang dalam proses• Working In Process Inventory : Persediaan barang dalam proses• Wages Expense : Pemeriksaan dokumen dasar• Wages Rate : Biaya upah• Wages And Taxes Statement : Laporan upah dan pajak• Working Paper For Consolidated Balance Sheet : Neraca lajur untuk neraca konsolidasi• Weighted Average : Metode rata-rata terimbang• Weighted Average Method : Metode rata-rata terimbang• working sheet : Neraca Lajur• Working Paper : Kertas kerja• Write Off : Dihapuskan• Write Off Method : Metode penghapusan

Y• Yield = Metode penghapusan• Yield Variance = Penyimpangan hasil

Page 203: Analisa Rasio Keuangan

Z• Zero Base Budgeting = Penganggaran atas dasar nol