analisa rasio

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan pos keuangan (neraca, laporan/laba rugi, laporan arus kas). Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya. Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan,

Upload: widyo-adi-prayogo

Post on 26-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

analisis rasio Analisis Laporan Keuangan

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA RASIO

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan untuk

menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang

terdapat pada laporan pos keuangan (neraca, laporan/laba rugi, laporan arus kas).

Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan

keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu

jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa

rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa

tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu

periode ke periode berikutnya.

Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan

neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan

gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu

perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan

meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk

memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17). Dalam mengadakan

interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis

memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang sering digunakan

dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang

dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan

hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena

dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.

Rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab setidaknya 4 pertanyaan:

bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, apakah manajemen efektif dalam

menghasilkan laba operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan, bagaimana

perusahaan didanai, apakah pemegang saham biasa mendapat tingkat pengembalian

yang cukup. Perhitungan rasio financial sebaiknya didasarkan pada data laporan

Page 2: ANALISA RASIO

keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih

diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat.

Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang

digunakan haruslah sama.

B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian analisis ratio

2. Apa faktor-faktor perbedaan data keuangan dan hasil operasi dari berbagai

perusahaan yang beroperasi.

3. Apa Langkah-langkah membuat standart ratio

4. Apa analisis ratio berdasarkan sumber datanya

5. Apa penggunaan analisis ratio

6. Analisa perbandingan ratio

7. Bagaimana penerapan analisis ratio

C. Tujuan1. Mengetahui pengertian analisis ratio

2. Mengetahui faktor-faktor perbedaan data keuangan dan hasil operasi dari

berbagai perusahaan.

3. Mengetahui langkah-langkah membuat standart ratio

4. Mengetahui analisis ratio berdasarkan sumber datanya

5. Mengetahui penggunaan analisis ratio

6. Mengetahui Analisa perbandingan ratio

7. Mengetahui cara menerapkan analisis ratio

Page 3: ANALISA RASIO

BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisa Ratio

Ratio menggambarakan suatu hubungan atau pertimbangan (mathema tical

relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan

menggunakan alat analisa berupa ratio ini akan dapat menjelaskan atau memberi

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau burukknya keadaaan atau posisi

keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka ratio tersebut dibandingkan

dengan angka ratio pembanding yang digunakan sebagai standart.

B. Faktor-faktor perbedaan data keuangan dan hasil operasi dalam berbagai

perusahaan

Perbedaan-perbedaan dalam data keuangan dan hasil operasi dari berbagai

perusahaan yang sejenis mungkin disebabkan oleh factor-faktor sebagai berikut:

a. Perbedaan letak perusahaan dengan tingkat harga dan biaya operasi yang

berbeda-beda, seperti besar kecilnya perusahaan.

b. Jumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan yang

digunakan dalam operasi mungkin berbeda dengan perusahaan yang lain, ada

yang aktivanya atau alat-alat yang digunakan untuk operasi hanya menyewa

sehingga operating assetnya kecil.

c. Adanya perbedaan umur kekayaan yang dimiliki di antara perusahaan-

perusahaan tersebut.

Karena perbedaan angka ratio yang dihitung dengan angka ratio yang digunakan

sebagai standar. Yang disebabkan oleh factor-faktor tersebut, maka penganalisa harus

terlebih dahulu mereview atau menyusun kembali standard ratio yang sesuai dengan

kehendak penganalisa yang bersangkutan.

Page 4: ANALISA RASIO

C. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Dengan menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja

keuangan, Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan

Perusahaan (BPFE Yogyakarta, 2001:331), pengelompokan rasio-rasio keuangan

yaitu sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas

perusahaan (Current ratio, Acid test ratio dan lain sebagainya ).

2. Rasio Leverage/ solvabilitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan  untuk

mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt

to total assets ratio, net worth to debt ratio dan lain sebaginya).

3. Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur

sampai berapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber

dananya (Inventory turnover, average collection period dan lain sebagainya).

4. Rasio-rasio Profitabilitas/ Rentabilitas, yaitu rasio-rasio yang menunjukkan

hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit

margin on Sales, Return on total assets, Return on net worth dan lain

sebagainya).

Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan

Perusahaan (BPFE Yogyakarta, 2001:331), pengelompokan rasio-rasio keuangan

yaitu sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas

Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan, Yaitu

kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera

harus dipenuhi atau kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat

likuid sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat

ditagih. Rasio Untuk Mengukur kemampuan Perusahaan :

1) Memenuhi kewajiban tepat pada waktunya

2) Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi normal

3) Membayar bunga & dividen yang dibutuhkan

4) Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan

Page 5: ANALISA RASIO

2. Rasio Solvabilitas

Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

panjangnya. Kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin

adanya kondisi keuangan yang baik juga dalam jangka panjang. Hal-hal yang

menguntungkan dalam jangka pendek dengan mudah dapat digoyahkan dengan pos-

pos jangka panjang, Misalnya :

a. Adanya Understated (dicatat terlau kecil) atas penyusutan mengakibatkan laba

dalam tahun pertama besar, karena biaya depresiasi yang kecil, income

overstated, tetapi dalam jangka panjang perusahaan tidak dapat memperoleh

kembali aktiva tetapnya, kondisi ini merupakan penurunan kapasitas yang sangat

membahyakan kelangsungan usaha, karena aktiva belum habis disusut tetpai

sudah tidak dapat digunakan.

b. Jatuh tempo hutang jangka panjang tidak direncanakan dengan baik, sehingga

pada saat jatuh tempo perusahaan mengalami kesulitan keuangan.

c. Struktur modal yang tidak baik, misalnya jumlah hutang lebih besar daripada

modal sendiri.

d. Pada waktu terjadi tendensi inflasi perusahaan menggunakan perhitungan harga

pokok historis (dengan metode FIFO), sehingga harga pokok penjualan kelihatan

sangat rendah, padahal harga jual meningkat sehingga mengakibatkan profit

margin kelihatan tinggi. Hal ini menyebabkan aktiv alancar (terutama persediaan)

semakin turun karena dengan jumlah uang yang sama tidak dapat memperoleh

jumlah kuantitas persediaan yang sama seperti jumlah sebelumnya.

3. Rasio Aktivitas

Yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa besar

efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (Inventory

turnover, average collection period dan lain sebagainya).

Page 6: ANALISA RASIO

4. Rasio Profitabilitas/ Rentabilitas

Yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan

dan keputusan-keputusan (profit margin on Sales, Return on total assets, Return on

net worth dan lain sebagainya). Ratio-ratio yang dipelajari untuk mempelajari relatip

antara modal pinjaman yang diberikan oleh kreditor dan modal sendiri oleh

pemegang saham.

D. Langkah-langkah membuat standar ratio

Jika standard ratio ada dalam bentuk yang tetap maka penganalisa dapat

membuat standard ratio tersebut, dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan laporan keuangan dari perusahaan yang dapat diperbandingkan

(homogeny dalam operasi dan data yang seragam dalam arti keseragaman dalam

kebijaksanaan keuangan, penilaiann aktiva dan metode depresiasi, serta

menggambarkan atau mewakili kelompok yang homogeny dalam aktivitasnya

maupun jenis perusahaannya) dalam industri.

2. Menghitung angka ratio yang dipilih untuk tiap-tiap perusahaan dalam industri.

3. Menyusun ratio-ratio tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah dan

menghapuskan ratio yang extreme (terlalu tinggi atau terlalu rendah)

4. Menghitung rata-rata hitungnya atau menentukan medianya.

Pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan atau dua kelompok.

Golongan yang pertaman adalah berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan

unsure atau elemen dari angka ratio tersebut dan penggolongan yang kedua adalah

didasarkan pada tujuan dari penganalisa.

E. Angka Ratio berdasarkan sumber datanya

Berdasarkan sumber datanya maka angka ratio dapat dibedakan antara:

1. Ratio-ratio Neraca (Balance Sheet Ratios) yang tergolong dalam kategori ini

adalah semua ratio yang semua datanya diambil atau bersumber pada neraca,

misalnya current ratio, acid test ratio.

Page 7: ANALISA RASIO

2. Ratio-ratio Laporan Rugi Laba (Income Statetment Ratios) yaitu angka-angka

ratio yang penyusunannya semua datanya diambil dari laporan laba rugi, misalnya

gross profit margin, net operating margin, operating ratio, dan sebagainya.

3. Ratio-ratio Antar Laporan (Interstatement Ratios) semua angka ratio yang

penyusunannya datanya berasal dari neraca dan data lainnya laporan rugi laba.

Misalnya tingkat perputaran persediaan (inventory turn over), tingkat perputaran

piutang (account receivable turn over), sales turn inventory, sales to fixed assets.

Penggolongan angka ratio yang didasarkan pada sumbernya sebenarnya

kurang bermanfaat bagi penganalisa, sebab penting bagi penganalisa bukan dari mana

data itu diperoleh tetapi apa arti atau gunanya dari data angka ratio tersebut atau

kesimpulan apa yang dapat diperoleh dari angka ratio tersebut. Rasio antar Iaporan,

adalah gabungan dari pos-pos yang terdapat dalam neraca dan rugi-Iaba.

a) Di samping penggolongan tersebut, rasio juga dibuat berdasarkan tujuan dari pihak

penganalisa daiam mengevaluasi kinerja suatu perusahaan berdasarkan Iaporan

keuangannya.

b) Bagi kreditur jangka pendek Iebih menekankan pada penilaian kemampuan

perusahaan untuk membayar hutang-hutang yang segera harus dilunasi.

Dalamjangka pendek jumlah aktiva Iancar yang dimiliki akan menentukan

kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya, atau dengan

kata lain analisa tingkat Iikuiditasnya (liquidity).

c) Sementara itu kreditur jangka panjang Iebih menekankan pada penilaian

kemampuan perusahaan dalam membayar bunga pinjaman dan kemampuan

membayar pokok pinjaman; jadi, di samping Iikuiditas maka tingkat profitabilitas

(profitability) juga dinilai.

d) Para pemegang saham selain meniiai Iikuiditas dan profitabilitas, juga

memperhatikan tingkat pengembalian (return) terhadap investasi yang ditanamnya.

e) Calon investor Iebih melihat pada rasio penilaiannya (valuation) untuk

menentukan Iayak atau tidaknya saham perusahaan tersebut dimiliki.

Page 8: ANALISA RASIO

Ukuran baik tidaknya kinerja perusahaan dari segi manajemen keuangan

adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (hutang) yang akan jatuh

tempo (liquidity).

2) Kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan yaitu perbandingan

antara hutang dan modal (leverage).

3) Kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan (proHtability).

4) Kemampuan untuk berkembang (growth).

5) Kemampuan perusahaan untuk mengelola asset secara maksima(activity).

F. Analisa Perbandingan Rasio

Analisa perbandingan rasio, dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Analisa Horizontal, yaitu membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari

satu periode dengan periode Iainnya. Misalnya, membandingkan rasioperusahaan

pada tahun 2005 dan rasio tahun 2006 sehingga dapat diambil suatu kesimpulan

apakah kinerja perusahaan mengalami peningkatan/peitumbuhan atau sebaliknya.

2. Analisa Vertikal, yaitu membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan

perusahaan sejenis atau industri dalam satu periode yang sama. Misalnya PT X

bergerak dibidang industri rokok, maka ratio PT X tahun 2006 dibandingkan

dengan ratio PT Y tahun 2006 yang juga bergerak dibidang industri rokok atau

membandingkan ratio PT X tahun 2006 dengan rata-rata industri rokok tahun 2006

sehingga dapat disimpulkan mengenai kinerja perusahaan.

Tujuan tiap penganalisa pada umumnya adalah untuk mengetahui tingkat rentabilitas,

solvabilitas dal likwiditas dari perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu angka-

angka ratio pada dasarnya juga dapat digolonkgan antara

1. Ratio-ratio likuiditas (Jangka Pendek)

2. Ratio-ratio solvabilitas (Jangka Panjang)

3. Ratio-ratio rentabilitas dan ratio-ratio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya ratio-ratio aktivitas.

Page 9: ANALISA RASIO

G. Penggunaan Analisis Ratio

Sebagaimana diuraikan di muka bahwa dalam analisis ratio, maka angka ratio

keauangan yang diperoleh dapat dianalisa dengan memperbandingkan angka ratio

tersebut dengan:

a) Standard ratio atau ratio rata-rata dari seluruh industri semacam dimana

perusahaan yang ada keuangannya sedang dianalisa menjadi anggotanya.

b) Ratio-ratio yang semacam di waktu-waktu yang lalu (ratio historis) dari

perusahaan yang bersangkutan.

c) Ratio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis yang merupakan pesaing

perusahaan yang dinilai cukup baik/berhasil dalam usahanya.

d) Ratio keuangan yang semacam di waktu-waktu yang lalu (ratio historis) dari

perusahaan yang bersangkutan.

Page 10: ANALISA RASIO

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisis Rasio Keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis

rasio keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai

perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan.

Rasio keuangan dibedakan beberapa jenis antara lain :

Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas

perusahaan (Current ratio, Acid test ratio dan lain sebagainya).

Rasio Leverage/ solvabilitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan  untuk

mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to

total assets ratio, net worth to debt ratio dan lain sebaginya).

Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai

berapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya

(Inventory turnover, average collection period dan lain sebagainya).

Rasio-rasio Profitabilitas/ Rentabilitas , yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil

akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on

Sales, Return on total assets, Return on net worth dan lain sebagainya).

Dari jenis-jenis rasio tersebut kita dapat menggunakan Rasio keuangan untuk

mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Analisis Keuangan juga

mempunyai beberapa keunggulan salah satunya adalah rasio sebagai pengganti yang

sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan

rumit.dan Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. Kelemahan

Analisis keuangan salah satunya adalah Perbedaan metode akuntansi akan

menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan

atau metode penilaian persediaan.

Page 11: ANALISA RASIO

CONTOH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis Rasio

Analisis Laporan Keuangan PT. Eatertainment International Tbk.

menggunakan Analisis Ratio. Ada tujuh  area penting analisis laporan keuangan :

1.  Rasio Likuiditas

2.  Rasio Solvabilitas

3.  Rasio Profitabilitas

4.  Rasio Posisi Aktifitas Perusahaan

5.  Pemanfaatan Asset

6.  Kinerja Operasi

7.  Ukuran Pasar

1. Rasio Likuditas

NAMA 2011 (Rp) 2010 (Rp)

Rasio Lancar : = 541,68 % = 487,17 %

Rasio Cepat : = 434,9 % = 422,1 %

Jumlah Hari Untuk menjual persediaan : = 24,2

2. Rasio Solvabilitas

Rumus 2011 (Rp) 2010 (Rp)

ADR : = 197,95 % = 183,83 %

DER : =  281,02% = 275,12 %

Page 12: ANALISA RASIO

3. Rasio Profitabilitas

Rumus 2011 (Rp) 2010 (Rp)

Rentabilitas Ekonomi : = -7,98 % = 5,87 %

ROI : = -3,21 % = 2,35 %

4. Rasio Posisi Aktivitas Perusahaan

Rumus 2011 (Rp) 2010 (Rp)

WTC : = 3,07 = 2,61

CT : = 4,74 = 3,31

ART : = 181,03 %

IT : = 23,03 = 23,13

5. Pemanfaatan Aset

Rumus 2011 (Rp)Perputaran kas : = 40,23

Perputaran Piutang usaha : = 9,15

Perputaran Persediaan : = 14,80

Perputaran Total Aset : = 1,56

Page 13: ANALISA RASIO

6. Kinerja Operasi

Rumus 2011 (Rp) 2010 (Rp)

Margin Laba Kotor : = 37,63 % = 37,58 %

Margin Laba Bersih : = 2,72 % = -3,5 %

7. Ukuran Pasar

Rumus 2011 (Rp) 2010 (Rp)Rasio Harga terhadap laba :

= 12,5 = 17,86

Hasil Laba : = -8 % = 5,6 %

Komentar terhadap hasil perhitungan Rasio :

1. Likuiditas

Likuiditas perusahaan adalah kemapuan perusahaan untuk mengembalikan

seluruh hutang lancarnya yang harus segera dilunasi dengan aktiva lancar yang lebih

likuid.

Hasil dari perhitungan pada tahun 2010 dan 2011 menunjukkan angka yang

sangat tinggi diatas 400% maka perusahaan dikatan likuid. Hal ini berarti aktiva

lancarnya 4 kali lipat dari hutang lancarnya atau setiap Rp 1 hutang lancar dijamin

oleh Rp 4 asset lancar. Sementara itu kemampuan perusahaan untuk membayar utang

lancarnya dengan menggunakan kas atau setara kas sangat besar, hal ini ditunjukkan

pada tingginya hasil perhitungan dari rasio cepat yaitu di atas 400%. Artinya hanya

menggunakan kas dan setara kas sudah dapat menjamin setiap Rp 1 utang lancer

dengan Rp 4 kas dan setara kas. Sementara itu kemampuan perusahaan untuk menjual

persediaan sangat tinggi. Untuk menjual persediaan sebesar Rp 989.182.885 hanya

membutuhkan kurang lebih 24 hari.

Page 14: ANALISA RASIO

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat likuiditas perusahaan atau

kemapuan perusahaan untuk mengembalikan hutang lancarnya dengan aktiva lancar

sangat tinggi yaitu sekitar 400% - 450 %.

2. Solvabilitas

Solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dibiayai

oleh hutang. Artinya berapa besar beban hutang yang ditanggung oleh perusahaan

dibandingkan dengan aktivanya.

Hasil perhitungan pada Debt to Asset Ratio menunjukkan angka yang sangat

tinggi di atas 100% dan dari tahun 2010 ke tahun 2011 menngkat dari 183,83%

menjadi 197,95 %. Angka ini menunjukkan bahwa pembiayaan perusahaan hamper

seluruhnya dibiayai dari hutang dan pinjaman, setiap Rp 200 pendanaan perusahaan

dibiayai oleh hutang Rp 197,95.

Demikian pula perhitungan pada Debt to Equity Ratio juga menunjukkan

angka yang sangat besar. Rasio ini pada tahun 2010 menunjukkan angka 275,12 %

artinya kreditur menyediakan Rp 275,12 untuk setiap Rp 300 yang disediakan

pemegang saham.  Demikian pula pada tahun 2011 menunjukkan 281,02 % artinya

kreditur menyediakan Rp 281,02 untuk setiap Rp 300 yang disediakan pemegang

saham. Dari perhitungan diatas terlihat bahwa sebagaian besar pembiayaan

perusahaan bersumber dari kreditur Artinya kemungkinan perusahaan untuk

mendapatkan tambahan pinjaman semakin kecil karena dikhawatirkan perusahaan

tidak mampu untuk mengembalikan pinjaman.

3. Profitabilitas

Dari perhitungan ROI menunjukkan tingkat penurunan yang sangat besar

yaitu dari 2,35 % pada tahun 2010 menjadi -3,21 % pada tahun 2011 artinya

perusahaan tidak mampu dalam memanfaatkan aktiva untuk memperoleh ROI.

Dari perhitungan rentabilitas ekonomi terlihat bahwa pada tahun 2010

kemampuan perusahaan untuk mengasilkan laba dari modal usaha cukup tinggi yaitu

sebesar 5,87 % sedangkan menurun pada tahun 2011 hingga -7,98 % artinya

perusahaan tidak bisa mempertahankan tingkat pengembalian modal dan tidak

mampu memanfaatkan asset yang begitu besar.

Page 15: ANALISA RASIO

4. Posisi Aktiva Perusahaan

Tingkat pengembalian modal, Kas, dan Persediaan terbilang relative stabil dan

mengalami peningkatan dari tahun 2010 ke tahun 2011. Meskipun demikian tingkat

pengembalian tersebut terbilang cukup rendah dan dibawah standar. Artinya tingkat

pengembalian tersebut masih sangat rendah jika melihat dari standar normal untuk

Capital turnover, Cash Turnover dan Inventory Turnover. Sehingga perusahaan masih

harus berusaha untuk meningkatkan tingkat pengembalian tersebut.

Meskipun demikian tingkat pengembalian terhadap piutang menunjukkan

angka yang cukup tinggi yaitu sekitar 98,55%. Hal ini berarti bahwa tingkat

pengembalian dari piutang perusahaan mencapai angka 98,55% dari piutang

usaha.                          

5. Pemanfaatan Asset

Perputaran kas pada perusahaan ini menunjukkan angka yang besar yaitu 40,23

artinya kas tidak terlalu banyak yang menganggur dan pemanfaatannya cukup besar.

Meskipun demikian terdapat angka yang sangat kecil terhadap pemanfaatan Piutang

usaha, persediaan, dan total asset. Angka yang ditunjukkan terbilang sangat kecil

tidak sampai 20 %. Hal ini terbukti dengan adanya penurunan tingkat profitabilitas

perusahaan yang sangat besar.

6. Kinerja Operasi

Margin laba kotor menunjukkan angka yang cukup besar namun peningkatan

dari tahun 2010 ke tahun 2011 tidak terlalu berpengaruh. namun tingkat margin laba

kotor perusahaan tersebut yang menunjukkan angka yang cukup besar tidak diikuti

dengan peningkatan Margin Laba bersih, akan tetapi terjadi penurunan yang sangat

besar yaitu dari 2,72% turun menjadi -3,5%. Artinya perusahaan belum mampu

mengendalikan biaya dan memanfaatkan asset sebaik-baiknya.

7. Ukuran pasar

Rasio harga terhadap laba menunjukkan penurunan dari tahun 2010 ke tahun

2011. Hal ini dikarenakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan ROI sangat

rendah, sehinggah tidak terjadi peningkatan terhadap laba per lembar saham. Hasil

laba pun akhirnya ikut menurun sangat jauh. Hal ini tentu saja akan menjadi

Page 16: ANALISA RASIO

pertimbangan yang sangat penting bagi para pemegang saham dalam mengambil

keputusan untuk berinvestasi bahkan ada kecenderungan untuk takut menanamkan

modalnya pada perusahaan seperti ini.