analisa kinerja sinkronisasi uni -direksional pada ... filejenis yaitu modem fsk dengan ic-tcm3105...
TRANSCRIPT
Analisa Kinerja Sinkronisasi Uni
Management System
NURMAN FAUZIBidang Studi Telekomunikasi Multimedia
Jurusan Teknik Elektro
Kampus ITS, Keputih
ABSTRAK
Sinkronisasi antar Learning Management System
(LMS) diperlukan untuk memanfaatkan obyek
pembelajaran yang ada. Sistem sinkronisasi yang
digunakan yaitu uni-direksional dan bi-direksional.
sistem sinkronisasi uni-direksional tidak semuanya konten
atau obyek pembelajaran. Salah satu kendala yang
dihadapi dalam sinkronisasi adalah jarak antar aplikasi
LMS yang jauh.
Pada penelitian ini akan diimplementasikan
sinkronisasi LMS menggunakan jaringan radio paket.
hasil implementasi, kinerja sistem akan
Pengujian pertama dilakukan terhadap ukuran maksimum
file sinkronisasi yang bisa dikirim oleh modem radio
dalam sekali pengiriman. Modem yang digunakan ada dua
jenis yaitu Modem FSK dengan IC-TCM3105
1278B. Pengujian berikutnya dilakukan
pengiriman file sinkronisasi yang ukurannya berbeda
beda. Pengujian juga dilakukan terhadap pergeseran
frekuensi maksimal yang masih bisa ditolerir untuk
pengiriman file sinkronisasi.
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa ukuran
maksimum file sinkronisasi yang mampu dikirimkan oleh
Modem FSK dengan IC-TCM3105 sebesar 2
dengan rata-rata waktu pengiriman adalah 19.16 detik.
Pergeseran frekuensi yang dapat ditolerir adalah 5 KHz di
bawah frekuensi transmitter. Untuk modem MFJ
mode HP mendukung pengiriman file hingga 1
dengan rata-rata waktu pengiriman adalah 30,35 detik.
Pergeseran frekuensi yang dapat ditolerir adalah 5 KHz
diatas dan dibawah frekuensi transmitter
untuk modem MFJ-1278B mode VP mendukung
pengiriman file hingga 6 Kbyte dengan rata
pengiriman adalah 48,98 detik. Pergeseran frekuensi yang
dapat ditolerir adalah 5 KHz dibawah frekuensi
transmitter.
Keywords
Learning Management System, Sinkronisasi
direksional, Radio Paket.
1. PENDAHULUAN Teknologi internet yang berkembang
dengan semakin baiknya sarana dan infrastruktur. Hal
secara tidak langsung menjadikan penikmat teknologi
meras dimanjakan dan dimudahkan dalam melakukan
segalanya. Salah satu dampak dari perkembangan
teknologi tersebut di atas adalah di bidang pendidikan.
Muncul metode pembelajaran baru yang memanfaatkan
media jaringan internet, intranet maupun media jaringan
Sinkronisasi Uni-Direksional pada Learning
Management System pada Jaringan Radio Paket
NURMAN FAUZI - NRP 2205100070 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia
Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, Keputih – Sukolilo, Surabaya 60111
Learning Management System
(LMS) diperlukan untuk memanfaatkan obyek-obyek
Sistem sinkronisasi yang
direksional. Pada
reksional tidak semuanya konten
Salah satu kendala yang
dihadapi dalam sinkronisasi adalah jarak antar aplikasi
Pada penelitian ini akan diimplementasikan
sinkronisasi LMS menggunakan jaringan radio paket. Dari
sistem akan dievaluasi.
ukuran maksimum
file sinkronisasi yang bisa dikirim oleh modem radio
dalam sekali pengiriman. Modem yang digunakan ada dua
TCM3105 dan MJ-
Pengujian berikutnya dilakukan dengan
pengiriman file sinkronisasi yang ukurannya berbeda-
beda. Pengujian juga dilakukan terhadap pergeseran
frekuensi maksimal yang masih bisa ditolerir untuk
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa ukuran
sinkronisasi yang mampu dikirimkan oleh
sebesar 2 Kbyte
pengiriman adalah 19.16 detik.
Pergeseran frekuensi yang dapat ditolerir adalah 5 KHz di
Untuk modem MFJ-1278B
endukung pengiriman file hingga 1 Kbyte
waktu pengiriman adalah 30,35 detik.
Pergeseran frekuensi yang dapat ditolerir adalah 5 KHz
transmitter. Sedangkan
1278B mode VP mendukung
rata-rata waktu
pengiriman adalah 48,98 detik. Pergeseran frekuensi yang
dapat ditolerir adalah 5 KHz dibawah frekuensi
, Sinkronisasi Uni-
erkembang pesat seiring
dengan semakin baiknya sarana dan infrastruktur. Hal ini
menjadikan penikmat teknologi
dimanjakan dan dimudahkan dalam melakukan
segalanya. Salah satu dampak dari perkembangan
di bidang pendidikan.
metode pembelajaran baru yang memanfaatkan
media jaringan internet, intranet maupun media jaringan
komputer lainnya sebagai salah satu s
mata kuliah . Teknologi ini biasanya disebut dengan istilah
E-learning atau Electronic Learning.
Dalam proses penyelenggaraan
dibutuhkan sebuah Learning Management
yang berfungsi untuk mendukung implementasi
pembelajaran elektronik (E-learning
materi pelajaran, instruksi-instruksi proses belajar untuk
siswa, materi evaluasi, dan penampilan hasil proses
belajar. Agar dapat memanfaatkan obyek
pembelajaran yang sama antar institusi diperlukan sebuah
sistem sinkronisasi secara dinamis dan otomatis antara
individual LMS. Sistem sinkronisasi yang digunakan yaitu
sistem sinkronisasi uni-direksional dan bi
Pada kenyataannya lokasi masing
aplikasi LMS pasti dipisahkan oleh jarak. Untuk
mengaksesnya tentu diperlukan media komunikasi yang
mampu menjangkau masing-masing lokasi. Salah satu
teknologi yang dapat digunakan adalah paket radio. Sistem
komunikasi radio paket merupakan suatu teknik
komunikasi yang menggunakan kanal
Komunikasi radio paket juga dimaksud
mendukung komunikasi antara pengguna (user) dalam
suatu wilayah yang sangat luas dan sangat suli
oleh jaringan fisik.
2. DASAR TEORI 2.1 Sinkronisasi Uni-direksional
Perbedaan konten LMS yang ada pada tiap
institusi pendidikan merupakan suatu potensi
pembelajaran yang menguntungkan apabila digunakan
untuk saling melengkapi materi maupun konten yang
diperlukan. Pada sinkronisasi uni-direksional tidak semua
data disinkronisasikan termasuk data pribadi dosen
maupun mahasiswa yang tersimpan di dalam tabel
sendiri pada database.
Gambar 1. Sinkronisasi Uni-direksional LMS
Setiap LMS yang ada di tiap institusi yang sudah
ada sebelumnya, sudah memiliki konten yang lebih
banyak dan ukuran data yang besar untuk
sinkronisasi di awal.
1/6
Learning
pada Jaringan Radio Paket
komputer lainnya sebagai salah satu sarana penyampaian
. Teknologi ini biasanya disebut dengan istilah
Electronic Learning.
Dalam proses penyelenggaraan E‐Learning, maka
Learning Management System (LMS),
mendukung implementasi
learning). LMS menyediakan
instruksi proses belajar untuk
enampilan hasil proses
Agar dapat memanfaatkan obyek-obyek
pembelajaran yang sama antar institusi diperlukan sebuah
sasi secara dinamis dan otomatis antara
individual LMS. Sistem sinkronisasi yang digunakan yaitu
direksional dan bi-direksional.
Pada kenyataannya lokasi masing-masing
aplikasi LMS pasti dipisahkan oleh jarak. Untuk
tu diperlukan media komunikasi yang
masing lokasi. Salah satu
teknologi yang dapat digunakan adalah paket radio. Sistem
merupakan suatu teknik
komunikasi yang menggunakan kanal radio bersama.
juga dimaksudkan untuk
mendukung komunikasi antara pengguna (user) dalam
suatu wilayah yang sangat luas dan sangat sulit dijangkau
Perbedaan konten LMS yang ada pada tiap
institusi pendidikan merupakan suatu potensi
pembelajaran yang menguntungkan apabila digunakan
untuk saling melengkapi materi maupun konten yang
direksional tidak semua
nisasikan termasuk data pribadi dosen
maupun mahasiswa yang tersimpan di dalam tabel-tabel
direksional LMS
a di tiap institusi yang sudah
memiliki konten yang lebih
banyak dan ukuran data yang besar untuk melakukan
Gambar 2. Metode dan tahapan sinkronisasi LMS
Kompresi data perlu dilakukan melalui dump
yang dibuat sebelumnya. Metode tersebut dilakukan
dengan mengekstraksi perubahan dari sumber database
dari salah satu pengguna. Kemudian, perubahan tersebut
dikompresi dan dikirim ke pengguna yang lain. Akhirnya,
perubahan didekompresi dan direplika pada database di
setiap pengguna yang lain tersebut. Metode
sinkronisasi ditunjukkan pada gambar 2.
Identifikasi materi/konten pembelajaran yang
tersimpan dalam format database diambil berdasarkan
identifikasi angka dan key yang berasosiasi pada mata
kuliah (pelajaran) tertentu. Kemudian dari konten
pembelajaran yang diambil tersebut, perbedaan yang ada
antara materi pembelajaran saat ini dan sebelumnya
diekstraksi. Perbedaan ini kemudian disinkronisasikan
dengan LMS yang disebut secara langsung a
jadwal yang ditentukan.
2.2 Modular Object Oriented Dynamic Learning
Environment (MOODLE)
Moodle merupakan program aplikasi yang
bersifat open source dan free (gratis) di bawah ketentuan
GPL (General Public License). Moodle dapat berjalan di
atas berbagai web server yang support bahasa
pemrograman PHP dan sebuah database. Ia akan berjalan
dengan baik di atas web server Apache dengan database
MySQL. Moodle dapat disebut sebagai e-Learning
selain bisa mengelola sebuah proses belajar berlangsung,
juga mampu mengelola materi dari pembelajaran.
dalam Moodle juga terdapat beberapa manajemen sistem
yang terbagi atas:
a. Site Management, meliputi website configuration,
tampilan, dan modifikasi source code
PHP.
b. User management, digunakan untuk mengurangi
keterlibatan admin menjadi lebih minimum, ketika
menjaga keamanan yang berisiko tinggi.
c. Course Management, meliputi kewenangan di dalam
mengatur pengajaran, metode pembelajaran, dan
pembuatan forum, kuis, dan tugas-tugas lainnya.
2.3 Teknologi Radio Paket
Sistem komunikasi radio paket merupakan suatu
teknik komunikasi yang menggunakan kanal radio
bersama.
. Metode dan tahapan sinkronisasi LMS[1]
dump database
yang dibuat sebelumnya. Metode tersebut dilakukan
gan mengekstraksi perubahan dari sumber database
dari salah satu pengguna. Kemudian, perubahan tersebut
dan dikirim ke pengguna yang lain. Akhirnya,
dan direplika pada database di
Metode dan tahapan
Identifikasi materi/konten pembelajaran yang
tersimpan dalam format database diambil berdasarkan
yang berasosiasi pada mata
kuliah (pelajaran) tertentu. Kemudian dari konten
mbelajaran yang diambil tersebut, perbedaan yang ada
antara materi pembelajaran saat ini dan sebelumnya
Perbedaan ini kemudian disinkronisasikan
dengan LMS yang disebut secara langsung atau pada
nted Dynamic Learning
merupakan program aplikasi yang
(gratis) di bawah ketentuan
dapat berjalan di
yang support bahasa
dan sebuah database. Ia akan berjalan
dengan database
Learning, karena
selain bisa mengelola sebuah proses belajar berlangsung,
juga mampu mengelola materi dari pembelajaran. Di
juga terdapat beberapa manajemen sistem
meliputi website configuration,
menggunakan
untuk mengurangi
minimum, ketika
, meliputi kewenangan di dalam
mengatur pengajaran, metode pembelajaran, dan
tugas lainnya.
merupakan suatu
teknik komunikasi yang menggunakan kanal radio
`
Modem
Radio
Transceiver
Gambar 3 Komunikasi Radio Paket
Komunikasi paket radio juga dimaksud untuk mendukung
komunikasi antara pengguna (user) dalam suatu wilayah
yang sangat luas dan sangat sulit dijangkau oleh jaringan
fisik . Pada model komunikasi ini, paket data dikirimkan
antara dua atau lebih terminal yang dilengka
penerima dan antena omnidirectiona
selalu dijumpai dalam komunikasi ini
keterbatasan jarak transmisi, atau adanya halangan (
Line Of Sight) [2].
Radio Paket umumnya menggunakan protokol
TCP/IP yang ditumpangkan pada paket AX.25 (Amatir
X.25) demi memudahkan komunikasi dan
mempertahankan kompabilitas dengan aplikasi yang sudah
tersedia. Dengan adanya protokol AX.25, di dalam satu
frekuensi yang dipakai bisa digunakan oleh beberapa
pihak dalam satu waktu untuk berkomunikasi secara
bergantian. Dalam waktu yang sama, pada satu frekuensi
mungkin ada lebih dari dua stasiun yang dapat bekerja
sekaligus dan mengirimkan data secara simultan tanpa
mengganggu satu sama lain.
Protokol AX.25 mengikuti prinsip
yang dibuat oleh CCITT (International Telegrah And
Telephone Consultive Comite ), kecuali dal
yang diperluas dan tersedianya fasilitas
bit yang tidak bernomor atau Unnumberred information
(UI). Istilah DXE digunakan pada protokol AX.25 karena
kedua ujung link yaitu ujung primer DCE (
Terminal Equipment) dan perangkat DTE (
Equipment) memiliki kedudukan sama dan hal ini berbeda
dengan protokol X.25.
Pada AX.25 level 2, informasi dikirim dalam
bentuk blok-blok yang disebut frame
bagian-bagian yang lebih kecil dan disebut field.
terdiri dari sejumlah okted atau
memiliki beberapa bagian pada setiap
lain:
• Field Flag
Pada field flag berfungsi sebagai penanda awal
dan akhir dari sebuah frame
penerima dapat mengetahui kapan s
dimulai dan kapan diakhiri.
• Field Alamat
Berfungsi untuk mengidentifikasi terminal tujuan
dan asal suatu frame, juga untuk mengidentifikasi
repeater yang harus dilalui oleh sebuah
• Field Kontrol
Berfungsi untuk mengidentifikasi jenis
yang dikirim.
• Field Informasi
Field ini berfungsi untuk membawa data yang
sebenarnya dari DXE pengirim ke DXE
penerima.
• Field FCS (Frame Check Sequence
2/6
Transceiver
Gambar 3 Komunikasi Radio Paket
Komunikasi paket radio juga dimaksud untuk mendukung
) dalam suatu wilayah
luas dan sangat sulit dijangkau oleh jaringan
fisik . Pada model komunikasi ini, paket data dikirimkan
antara dua atau lebih terminal yang dilengkapi oleh radio
omnidirectional. Permasalahan yang
selalu dijumpai dalam komunikasi ini adalah interferensi,
keterbatasan jarak transmisi, atau adanya halangan (No
Radio Paket umumnya menggunakan protokol
TCP/IP yang ditumpangkan pada paket AX.25 (Amatir
X.25) demi memudahkan komunikasi dan
ngan aplikasi yang sudah
tersedia. Dengan adanya protokol AX.25, di dalam satu
frekuensi yang dipakai bisa digunakan oleh beberapa
pihak dalam satu waktu untuk berkomunikasi secara
bergantian. Dalam waktu yang sama, pada satu frekuensi
ri dua stasiun yang dapat bekerja
sekaligus dan mengirimkan data secara simultan tanpa
Protokol AX.25 mengikuti prinsip-prinsip X.25
International Telegrah And
), kecuali dalam field alamat
yang diperluas dan tersedianya fasilitas frame informasi
Unnumberred information
(UI). Istilah DXE digunakan pada protokol AX.25 karena
yaitu ujung primer DCE (Data Circuit
perangkat DTE (Data Terminal
) memiliki kedudukan sama dan hal ini berbeda
Pada AX.25 level 2, informasi dikirim dalam
frame. Frame tersusun atas
bagian yang lebih kecil dan disebut field. Field
atau byte. Protokol AX.25
memiliki beberapa bagian pada setiap frame yaitu antara
berfungsi sebagai penanda awal
frame, sehingga DXE
penerima dapat mengetahui kapan sebuah frame
dimulai dan kapan diakhiri.
Berfungsi untuk mengidentifikasi terminal tujuan
, juga untuk mengidentifikasi
yang harus dilalui oleh sebuah frame.
Berfungsi untuk mengidentifikasi jenis frame
Field ini berfungsi untuk membawa data yang
sebenarnya dari DXE pengirim ke DXE
Frame Check Sequence)
Gambar 4 Format data protokol AX.25
Bilangan 16 bit yang dihitung oleh pengirim maupun
penerima sebuah frame berdasarkan isi
control, PID, dan informasi. Hal ini berfungsi untuk
mengetahui apakah suatu frame mengalami kerusakan
selama pengirimannya. Maka dari itu, DXE pengirim
menempatkan FCS pada akhir frame, atau tepatnya
sebelum flag penutup. Jika FCS hasil perhitungan
dipenerima berbeda dengan FCS pada akhir
DXE penerima akan menyimpulkan bahwa frame
telah mengalami kerusakan. DXE akan mengabaikan dan
tidak akan memprosesnya.
3. METODOLOGI 3.1 Perancangan Sistem
Pada tugas akhir ini, topologi jaringan radio paket
yang digunakan adalah point to point. Topologi ini sudah
mewakili untuk sistem sinkronisasi LMS yang terdiri dari
LMS server dan LMS client. Untuk melakukan
sinkronisasi melalui jaringan radio paket, LMS
LMS client akan dihubungkan ke sebuah gateway
Gateway radio dibangun dengan sebuah PC (
Computer), modem radio, transceiver VHF.
yang digunakan ada dua jenis yaitu Modem FSK dengan
IC-TCM3105 dan MJ-1278B.
3.2 Disain GUI gateway client/server Program ini digunakan untuk pengiriman file
sinkronisasi point to point pada jaringan radio paket
akan dibangun. Program ini akan mengirimkan file
sinkronisasi melewati port serial menuju modem radio
yang digunakan. Dari modem, kemudian akan dikirimkan
melalui radio yang terhubung. File sinkronisasi yang
dikirimkan memiliki ukuran mulai dari 32
128 byte, 256 byte sampai batas kemampuan pengiriman
modem radio. Konfigurasi dilakukan berdasarkan modem
yang dipakai. Pertama konfigurasi port yang dipakai,
kemudian disesuaikan baudratenya port. Baudrate u
Modem FSK dengan IC TCM3105 adalah
Modem MFJ-1278B menggunakan baudrate sebesar
bps[5].
Program berikutnya digunakan pada sisi
untuk menerima file sql yang dikirim oleh
Konfigurasi di program penerimaan juga perlu dilakukan
seperti konfigurasi di program pengiriman file
konfigurasi port dan baudrate.
Gambar 7 GUI gateway client/server
3.2 Implementasi Sistem Sinkronisasi Konsep dasar metode sinkronisasi akan dapat
terjadi dengan menjalankannya pada kedua sisi yaitu
Format data protokol AX.25[3]
Bilangan 16 bit yang dihitung oleh pengirim maupun
berdasarkan isi field alamat,
, PID, dan informasi. Hal ini berfungsi untuk
mengalami kerusakan
selama pengirimannya. Maka dari itu, DXE pengirim
, atau tepatnya
penutup. Jika FCS hasil perhitungan
dipenerima berbeda dengan FCS pada akhir frame, maka
frame tersebut
telah mengalami kerusakan. DXE akan mengabaikan dan
tugas akhir ini, topologi jaringan radio paket
Topologi ini sudah
mewakili untuk sistem sinkronisasi LMS yang terdiri dari
Untuk melakukan
jaringan radio paket, LMS server dan
gateway radio.
radio dibangun dengan sebuah PC (Personal
Modem radio
Modem FSK dengan
Program ini digunakan untuk pengiriman file
pada jaringan radio paket yang
Program ini akan mengirimkan file
serial menuju modem radio
yang digunakan. Dari modem, kemudian akan dikirimkan
melalui radio yang terhubung. File sinkronisasi yang
dikirimkan memiliki ukuran mulai dari 32 byte, 64 byte,
sampai batas kemampuan pengiriman
onfigurasi dilakukan berdasarkan modem
yang dipakai,
Baudrate untuk
1200 bps[4].
menggunakan baudrate sebesar 9600
Program berikutnya digunakan pada sisi receiver
yang dikirim oleh transmitter.
Konfigurasi di program penerimaan juga perlu dilakukan
seperti konfigurasi di program pengiriman file sql yaitu
gateway client/server
Konsep dasar metode sinkronisasi akan dapat
terjadi dengan menjalankannya pada kedua sisi yaitu
Server dan Client. Hal ini akan tergambar jelas pada dua
gambar diagram alir pada gambar
merupakan metode implementasi sinkronisasi yang
diterapkan pada tugas akhir ini. Gambar 7 menunjukkan
topologi yang digunakan dalam implementasi.
Gambar 5. Metodologi Implementas
Sisi Server
Gambar 6. Metodologi Implementasi Sinkronisasi pada
Sisi Client
`
Site A
LMS Server
Sistem Radio Paket
Modem
Radio
Sistem Radio Paket
Transceiver
VHF
Transceiver
VHF
Gambar 7 Topologi Jaringan
3/6
. Hal ini akan tergambar jelas pada dua
gambar diagram alir pada gambar 5 dan gambar 6 yang
merupakan metode implementasi sinkronisasi yang
Gambar 7 menunjukkan
topologi yang digunakan dalam implementasi.
ologi Implementasi Sinkronisasi pada
. Metodologi Implementasi Sinkronisasi pada
`
Site B
LMS Client
Sistem Radio Paket
Modem
Radio
Transceiver
Topologi Jaringan
4/6 Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
3.3 Pengujian Ukuran Maksimum File sql
File yang akan disinkronkan merupakan file
dengan format sql. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui berapa besar maksimum ukuran file sql yang
dapat dikirim dalam sekali pengiriman. Pengukuran
dilakukan dengan mengirimkan file-file dengan ukuran 32
byte, 64 byte, 128 byte, 256 byte, 512 byte, 1 Kbyte, 2
Kbyte, 3 Kbyte dan seterusnya hingga diketahui berapa
besar maksimum file sql yang dapat dikirim oleh tiap-tiap
modem.
Pengiriman file sql dilakukan sebanyak 10 kali
dan dilakukan dengan menempatkan gateway radio di
Laboratorium B406 dan di daerah perumahan Keputih
(Gang Makam E-17). File yang dikirim harus diterima
dengan sempurna oleh gateway radio LMS client tanpa
ada kesalahan karakter. Hal ini disebabkan karena sistem
sinkronisasi LMS tidak bisa dijalankan apabila ada
kesalahan karakter pada file sql yang dikirim.
3.4 Pengukuran Waktu Pengiriman File sql
Pengukuran waktu pengiriman file sinkronisasi
diperlukan untuk mengetahui waktu minimal yang
dibutuhkan untuk melakukan sinkronisasi LMS dengan
menggunakan jaringan radio paket. Pengukuran dilakukan
dengan mengirimkan file-file sinkronisasi dengan ukuran
32 byte, 64 byte, 128 byte, 256 byte, 512 byte, 1 Kbyte, 2
Kbyte. Setiap file dikirimkan sebanyak 10 kali agar dapat
diketahui berapa rata-rata waktu pengiriman file sql yang
terjadi. Pengukuran dilakukan dua kali di dua tempat yang
berbeda untuk tiap-tiap modem.
Pengukuran dilakukan dengan dengan dua
kondisi. Kondisi A, gateway radio ditempatkan di
Laboratorium B406 dan di Taman Teknologi Jurusan
Teknik Elektro ITS dengan jarak 85,26 meter. Sedangkan
pada kondisi B, gateway radio ditempatkan di
Laboratorium B406 Jurusan Teknik Elektro ITS dan di
daerah perumahan Keputih ( Gang Makam E-17) dengan
jarak 812,81 meter.
3.5 Pengukuran Pergeseran Frekuensi
Pergeseran frekuensi merupakan suatu kejadian
dimana frekuensi yang dipancarkan transmitter dengan
frekuensi yang diterima receiver tidak sama. Pengukuran
ini dilakukan untuk mengetahui pergeseran frekuensi
maksimum yang masih bisa ditolerir untuk pengiriman file
sql. Pada sisi transmitter dan receiver dipasang
transceiver dengan frekuensi 160 MHz.
Pengukuran dilakukan dengan menggeser
frekuensi receiver kemudian dilakukan pengiriman file sql
sebanyak 10 kali. File yang dikirim oleh transmitter akan
dilihat apakah dapat diterima dengan sempurna oleh
receiver tanpa ada kesalahan karakter. Frekuensi receiver
digeser dari frekuensi 160 MHz dengan perubahan 5 KHz
keatas dan 5 KHz kebawah.
4. HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Ukuran Maksimum File sql Modem FSK (IC-TCM3105) yang digunakan
mempunyai baudrate 1200 bps. Pada gambar 8 dapat
dilihat bahwa ukuran maksimum file sql yang dapat
dikirimkan dan diterima dengan sempurna pada Modem
FSK (IC-TCM3105) adalah 2 Kbyte.
Gambar 8 Pengujian Ukuran Maksimum File sql pada
Modem FSK dengan IC-TCM3105
Gambar 9 Pengujian Ukuran Maksimum File sql pada
Modem MFJ-1278B
Pada gambar 9 dapat dilihat bahwa ukuran
maksimum file sql yang dapat dikirimkan oleh Modem
MFJ-1278B mode HP adalah sebesar 1 Kbyte. Sedangkan
untuk Modem MFJ-1278B mode VP adalah sebesar 6
Kbyte.
4.2 Pengukuran Waktu Pengiriman File sql
Rata-rata waktu pengiriman file sql Modem FSK
dengan IC-TCM3105 ditunjukan pada gambar 10. Dari
gambar 10, dapat dilihat bahwa semakin besar ukuran file
sql yang dikirim, maka semakin lama waktu yang
dibutuhkan untuk pengiriman file tersebut. Untuk
pengiriman file dengan ukuran 32 byte dan 2 Kbyte pada
kondisi A dibutuhkan waktu rata-rata 2,58 detik dan 19,08
detik. Sedangkan untuk kondisi B dibutuhkan waktu rata-
rata 2,63 detik dan 19,16 detik.
Gambar 11 menunjukkan rata-rata waktu
pengiriman file sql dengan Modem MFJ-1278B mode HP.
Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk pengiriman file sql
sebesar 32 byte dan 1 Kbyte pada kondisi A adalah 3,17
detik dan 29,68 detik. Pada kondisi B, waktu rata-rata
yang dibutuhkan adalah 29,68 detik dan 30,35 detik.
Gambar 12 menunjukkan waktu rata-rata
pengiriman file sql Modem MFJ-1278B mode VP. Waktu
rata-rata yang dibutuhkan untuk pengiriman file sql
sebesar 32 byte dan 1 Kbyte pada kondisi A adalah 1,69
detik dan 9,91 detik. Pada kondisi B, waktu rata-rata yang
dibutuhkan adalah 1,81 detik dan 10,15detik. Untuk
ukuran file sql sebesar 6 Kbyte, ukuran file sql maksimum
yang mampu dikirimkan, diperlukan waktu rata-rata 48,05
detik untuk kondisi A dan 48,98 detik untuk kondisi B.
Grafik perbandingan rata-rata waktu pengiriman
file sql dengan modem MFJ-1278B mode HP/VP
ditunjukkan pada gambar 13. Pada mode VP, Modem
MFJ-1278B lebih cepat melakukan pengiriman file sql
daripada dalam mode HP. Hal ini terjadi karena mode VP
Modem MFJ-1278B memiliki baudrate 1200 bps yang
mana lebih tinggi daripada baudrate mode HP, yaitu 300
bps.
Gambar 10 Rata-rata waktu pengiriman file
FSK dengan IC-TCM3105
Gambar 12 Rata-rata waktu pengiriman file
MFJ-1278B mode HP
Gambar 11 Rata-rata waktu pengiriman file
MFJ-1278B mode VP
Pada gambar 13 ditampilkan perbandingan
standar deviasi yang dihasilkan oleh Modem FSK dengan
IC-TCM3105 dan Modem MFJ-1278B untuk pengukuran
B406-Keputih. Pengiriman file sql dengan menggunakan
Modem FSK dengan IC-TCM3105 cenderung memiliki
standar deviasi yang lebih kecil daripada pengiriman file
sql dengan menggunakan Modem MFJ-1278B baik untuk
mode HP maupun VP. Hali ini terjadi karena pada
FSK dengan IC-TCM3105 tidak ada mekanisme
control.
Gambar 12 Grafik perbandingan rata-rata waktu
pengiriman file sql Modem MFJ-1278B
Gambar 13 Perbandingan Standar Deviasi modem radio
rata waktu pengiriman file sql Modem
rata waktu pengiriman file sql Modem
rata waktu pengiriman file sql Modem
Pada gambar 13 ditampilkan perbandingan
Modem FSK dengan
1278B untuk pengukuran
dengan menggunakan
cenderung memiliki
standar deviasi yang lebih kecil daripada pengiriman file
1278B baik untuk
mode HP maupun VP. Hali ini terjadi karena pada Modem
tidak ada mekanisme error
rata waktu
1278B
Perbandingan Standar Deviasi modem radio
4.3 Pengukuran Pergeseran Frekuensi
Gambar 14 Pergesean Frekuensi Modem FSK dengan IC
TCM3105
Gambar 15 Pergesean Frekuensi MFJ
Hasil pengukuran pergeseran frekuensi
ditampilkan pada gambar 14 dan 15. Gambar 14
menunjukkan pergeseran frekuensi maksimum yang masih
bisa ditolerir oleh Modem FSK
pengiriman file sql adalah 5 KHz dibawah frekuensi
transmitter. Dari gambar 15, pergeseran frekuensi
maksimum, untuk Modem MFJ-1278B mode HP, yang
masih bisa ditolerir untuk pengiriman file
KHz di atas dan di bawah frekuensi
Sedangkan untuk mode VP, pergeseran frekuensi
maksimum yang masih bisa ditolerir untuk pengiriman file
sql adalah 5 KHz di bawah frekuensi
5. KESIMPULAN Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan,
maka didapatkan beberapa kesimpulan di antaranya :
1. Ukuran file sql yang dapat dikirimkan oleh masing
masing modem dalam sekali pengiriman tanpa
adanya kesalahan karekter adalah terbatas
FSK (IC-TCM3105) = 2 Kbyte
HP) = 1 Kbyte; MFJ-1278B (mode VP) = 6
2. Modem FSK dengan IC-TCM3105 mengirimkan file
sql dengan ukuran 1 Kbyte membutuhkan waktu
rata 19,08 detik untuk jarak 85,26 meter
pada jarak 812,81 meter, rata-
sebesar 19.16 detik.
3. Modem MFJ-1278B mengirimkan file
ukuran 2 Kbyte membutuhkan waktu
detik (mode HP) dan 9,91 detik (mode VP) untuk
jarak 85,26 meter. Sedangkan pada jarak 812,81
meter, rata-rata waktu pengiriman
detik (mode HP) dan 10,15 detik (mode VP
4. Jarak antar gateway radio tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap waktu
file sql. Waktu pengiriman file
oleh baudrate modem yang digunakan.
5. Pengiriman file sql menggunakan
TCM3105) memiliki standar deviasi yang jauh lebih
kecil dari standar deviasi Modem MFJ
5/6
4.3 Pengukuran Pergeseran Frekuensi
Modem FSK dengan IC-
Gambar 15 Pergesean Frekuensi MFJ-1278B
Hasil pengukuran pergeseran frekuensi
ditampilkan pada gambar 14 dan 15. Gambar 14
menunjukkan pergeseran frekuensi maksimum yang masih
Modem FSK (IC-TCM3105) untuk
adalah 5 KHz dibawah frekuensi
ambar 15, pergeseran frekuensi
1278B mode HP, yang
masih bisa ditolerir untuk pengiriman file sql adalah 5
KHz di atas dan di bawah frekuensi transmitter.
Sedangkan untuk mode VP, pergeseran frekuensi
olerir untuk pengiriman file
adalah 5 KHz di bawah frekuensi transmitter.
Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan,
maka didapatkan beberapa kesimpulan di antaranya :
yang dapat dikirimkan oleh masing-
sekali pengiriman tanpa
adalah terbatas. Modem
Kbyte; MFJ-1278B (mode
1278B (mode VP) = 6 Kbyte.
TCM3105 mengirimkan file
membutuhkan waktu rata-
85,26 meter. Sedangkan
-rata waktu pengiriman
1278B mengirimkan file sql dengan
membutuhkan waktu rata-rata 29,68
) dan 9,91 detik (mode VP) untuk
jarak 85,26 meter. Sedangkan pada jarak 812,81
pengiriman sebesar 30.35
detik (mode HP) dan 10,15 detik (mode VP).
radio tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap waktu pengiriman
Waktu pengiriman file sql lebih dipengaruhi
oleh baudrate modem yang digunakan.
menggunakan Modem FSK (IC-
) memiliki standar deviasi yang jauh lebih
Modem MFJ-1278B untuk
6/6 Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
ukuran file sql yang sama. Hal ini terjadi karena tidak
adanya mekanisme error control pada Modem FSK
dengan IC-TCM3105.
6. Pergeseran frekuensi berpengaruh pada proses
sinkronisasi LMS. Pergeseran frekuensi maksimum
yang bisa ditolerir dalam pengiriman file sql pada
Modem FSK (IC-TCM3105) adalah 5 KHz dibawah
frekuensi transmitter. Untuk Modem MFJ-1278B
mode HP adalah 5 KHz dibawah dan diatas frekuensi
transmitter. Untuk mode VP adalah 5 KHz dibawah
frekuensi transmitter.
6. SARAN Adapun beberapa hal yang dapat dijadikan
pertimbangan maupun saran dalam pelaksanaan tugas
akhir ini guna pengembangan penelitian selanjutnya antara
lain :
1. Proses sinkronisasi hendaknya dilakukan dengan
menggunakan Modem MFJ-1278B karena memiliki
mekanisme error control sehingga file sinkronisasi
yang dikirim dapat diterima dengan sempurna oleh
LMS client.
2. Untuk proses sinkronisasi menggunakan Modem
FSK (IC-TCM3105) hendaknya dilakukan
penyempurnaan pada modem sehingga modem
tersebut dilengkapi dengan mekanisme error control.
3. Untuk mendukung proses sinkronisasi dengan
database yang besar, hendaknya dibuat program
pengiriman file sinkronisasi yang mampu memecah
file sinkronisasi menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil sehingga dapat dikirimkan menuju LMS client.
4. Untuk meningkatkan layanan sinkronisasi menjadi
lebih optimal maka hendaknya digunakan pada
layanan jaringan yang memiliki bandwidth yang
lebar.
5. Untuk lebih membantu dan memudahkan
administrator dalam melakukan sinkronisasi
diperlukan pembenahan program sinkronisasi yang
lebih familiar dan otomatisasi yang bersifat GUI,
sehingga lebih efektif dan efisien. Karena pengerjaan
program masih dilakukan secara manual pada
bagian-bagian tertentu seperti sinkronisasi database.
DAFTAR PUSTAKA [1] Affandi, A., Usagawa, T., Jazidie, A., Chisaki. Y.
"Sistem Sinkronisasi Untuk Membangun Lingkungan
E-Learning Terdistribusi", Publication number:
US2008040397 (A1) Publication date: 2008-02-14,
Applicant(s): LPPM ITS.
[2] Lami, Hendro F.J."Implementasi Teknik Roll Call
Poling Pada Gateway Multi Terminal", Tesis Teknik
Elektro ITS, Surabaya,2009.
[3] Beech, William A."AX.25 Link Access Protocol for
Amateur Packet Radio", The American Radio Relay
League,1998.
[4] Ardita, Michael."Perancangan Terminal Komunikasi
Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-Hoc Vessel
Messaging System (VMeS) ", Tesis Teknik Elektro
ITS, Surabaya,2010.
[5] MFJ Enterprises, Inc. “MFJ-1278B
Manual”.Mississipi State,1994.
RIWAYAT PENULIS
Nurman Fauzi, lahir di
Tulungagung 16 Juli 1987,
merupakan anak pertama dari dua
bersaudara pasangan Suparman
dan Nurhayatin. Memulai
pendidikan formalnya di SD
Negeri II Purworejo, kemudian
meneruskan pendidikan di SLTP
Negeri 1 Ngunut dan SMA Negeri
1 Boyolangu. Lulus SMA tahun
2005 dan melanjutkan studi di
Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya. Penulis mengambil Bidang Studi
Telekomunikasi Multimedia dan aktif mengikuti berbagai
macam kegiatan pelatihan dan seminar dibidang
telekomunikasi, seperti Linux Networking, VoIP, dan lain
sebagainya. Penulis juga aktif di berbagai kegiatan
Laboratorium Jaringan Telekomunikasi seperti Lab Base
Education (LBE), Asisten Laboratorium, Asisten
Praktikum Pengantar Sistem Telekomunikasi, Asisten
Praktikum Komunikasi Data, VoIP Developer, Training
Season.