analisa keselarasan antara tujuan bisnis dan tujuan...
TRANSCRIPT
Analisa Keselarasan antara Tujuan Bisnis dan Tujuan Teknologi Informasi
menggunakan Goal Cascade pada Framework COBIT 5
(Studi Kasus CV. Laksana)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Peneliti:
Arden Bawono (682013093)
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Mei 2017
1
1. Pendahuluan
Perusahaan melakukan sebuah investasi yang besar untuk pengimplementasian
Teknologi Informasi yang diinginkan guna mendukung proses dan strategi bisnisnya.
Teknologi informasi tidak hanya dapat mendukung strategi bisnis yang telah dimiliki
oleh perusahaan, namun juga dapat dimanfaatkan untuk meraih keuntungan kompetitif
dalam persaingan usaha yang ada. Menjadi penting bagi perusahaan untuk
menyelaraskan strategi bisnis dengan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) yang tepat
agar dapat menjadi faktor peningkatan performa organisasi [1].
Investasi yang besar dalam pengimplementasian TI yang diinginkan memerlukan
sebuah pengelolaan yang tepat untuk dapat mencapai sebuah peningkatan performa
organisasi yang diinginkan. Pengelolaan teknologi informasi oleh perusahaan merupakan
hal yang perlu dilakukan, sebagai bagian dari tata kelola pada pengimplementasian
proses bisnis. Keselarasan antara bisnis dengan TI didukung dengan struktur dan
mekanisme hubungan di dalam organisasi yang membuat bisnis dengan bagian TI untuk
dapat melakukan kewajibannya [2]. Control Objective for Information and Related
Technologies atau COBIT merupakan kerangka kerja yang dikembangkan oleh ISACA
untuk melakukan penilaian secara objektif terhadap tata kelola TI tersebut.
Kebutuhan pemegang kepentingan (stakeholder) dalam perusahaan perlu diubah
menjadi sebuah strategi yang dapat dilaksanakan. Penciptaan nilai bagi perusahaan
berarti memperoleh keuntungan pada biaya sumber daya yang optimal sekaligus
mengoptimalkan risiko yang dapat muncul. COBIT dapat memberikan kerangka kerja
yang komprehensif dalam membantu perusahaan untuk merealisasikan tujuannya dalam
penciptaan sebuah nilai. COBIT 5 merupakan penggabungan dari panduan ISACA yang
telah ada sebelumnya seperti COBIT 4.1, Val IT 2.0, Risk IT ke dalam satu kerangka
kerja yang terpadu [3].
Penelitian ini dilakukan pada CV. Laksana yang merupakan perusahaan karoseri
bus. Karoseri merupakan usaha jasa pembuatan bodi bus eksternal beserta interiornya di
atas chassis, telah berkembang semenjak tahun 1967 di Semarang, CV. Laksana
melayani pasar dalam negeri dengan berbagai partner salah satunya dengan Scania untuk
menyediakan bus Transjakarta, hingga mengekspor lebih dari 150 bus untuk kepulauan
Fiji. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini mencangkup bus wisata, bus antar kota,
dan bus untuk keperluan khusus, seperti yang diungkapkan oleh manajer HRD karoseri
Laksana.
Kemampuan organisasi untuk dapat bertahan dipengaruh dengan keamanan dan
terjaminnya data yang dimiliki. Kerugian fatal dapat terjadi ketika terjadinya kerusakan
pada database yang dimiliki, hingga menyebabkan kesalahan dalam pembuatan
keputusan, yang dapat timbul dikarenakan buruknya kualitas sistem informasi yang
dimiliki. Perusahaan perlu mengontrol sistem informasi yang mereka miliki, karena
biaya yang timbul akibat kesalahan/error dan penyimpangan yang muncul pada sistem
akan sangat besar [4].
Berdasarkan latar belakang yang ada maka dilakukan penelitian yang bertujuan
untuk melakukan evaluasi terhadap keselarasan antara tujuan organisasi pada CV.
Laksana dengan tata kelola teknologi informasi yang ada, guna mengetahui bagaimana
prioritas dalam pengimplementasian TI agar dapat dilakukannya peningkatan dan penjaminan
dari tata kelola TI yang berdasarkan pada tujuan strategis perusahaan dan risiko yang terkait. Kerangka kerja COBIT 5 memiliki goal cascade yang merupakan mekanisme dalam
mengartikan kebutuhan stakeholder menjadi tujuan organisasi yang spesifik, dan dapat
ditindaklanjuti dan disesuaikan menjadi IT-Related Goal. Analisa keselarasan ini
diharapkan dapat digunakan bagi perusahaan sebagai penelitian pendahulu hingga
2
nantinya dilakukannya evaluasi proses organisasi secara mendalam dengan konsultan
ahli.
2. Kajian Pustaka
Penelitian mengenai evaluasi keselarasan antara tujuan perusahaan dan tujuan TI
pada karoseri Laksana mengacu pada teori-teori dan penelitian terdahulu yang relevan
dengan tata kelola TI.
2.1 Penelitian Terdahulu
IT Governance and Business-IT Alignment in SME merupakan salah satu
penelitian yang membahas temuan dalam keselarasan bisnis dan TI dan
pengimplementasian tata kelola TI dalam SME (Small and Medium Enterprise).
Banyaknya literatur yang telah ada dan ditinjau di dalam penelitian ini terkait keselarasan
antara bisnis-TI dengan tata kelola TI. Temuan tersebut kemudian didiskusikan dan
dilihat bagaimana keselarasan antara bisnis-TI dengan tata kelola TI di implementasikan
pada beberapa SME di Belanda. Penelitian tersebut menyimpulkan SME di Belanda
memiliki skor yang relatif rendah dalam keselarasan bisnis-TI dibandingkan dengan
pengukuran internasional. Ditemukan juga bahwa organisasi yang memiliki skor tinggi
dalam keselarasan bisnis-IT dengan jelas terlihat memiliki tata kelola IT yang lebih baik,
begitu juga sebaliknya [5].
2.2 Tata Kelola TI
Penelitian yang berjudul IT Governance Theories and the Reality of SMEs:
Bridging the Gap, mengajukan sebuah kerangka kerja konseptual untuk tata kelola pada
SME yang diperoleh dari berbagai kombinasi teori Corprorate Governance dan IT
Governance. Teori upper echelon digunakan untuk menjelaskan bagaimana peran
pegawai kunci perusahaan memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan secara
proporsional terhadap besarnya perusahaan [6].
2.3 COBIT
Optimizing COBIT 5 for IT Governance: Example from the Public Sector
merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengevaluasi potensi untuk menggunakan
sub-set COBIT 5 untuk IT governance di organisasi sektor publik Australia.
Mengoperasikan, mengimplementasikan kerangka kerja COBIT secara keseluruhan
sering dianggap sebuah pekerjaan yang terlalu besar. Sub-set diperoleh menggunakan
metode survei dalam menentukan kontrol objektif manakah yang dianggap penting bagi
sektor-sektor publik yang dipilih [7]. COBIT 5 dianggap kompleks sehingga organisasi
kesulitan untuk memulai menerapkannya. Penelitian dengan judul On the way to a
Minimum Baseline in IT Governance: Using Expert Views for Selective Implementation
of COBIT 5, berhasil mengidentifikasi (dianggap) proses yang efektif dan mudah sebagai
poin untuk memulai pengimplementasian tata kelola TI. Pandangan ahli melihat proses-
proses yang ada pada area lebih strategis dan memerintah dinilai lebih efektif namun
lebih sulit untuk diimplementasikan. Proses operasional secara sering dialami lebih
mudah untuk diimplementasikan namun juga tidak terlalu efektif. Berdasarkan
pandangan ahli proses yang paling penting untuk memulai pengimplementasian tata
kelola TI adalah proses dalam mengelola strategi terkait TI [8].
Penelitian yang berjudul “Linking Business Goals to IT Goals and COBIT
Process” dilakukan untuk mendapatkan pandangan lebih mendalam mengenai
kompleksitas hubungan antara tujuan bisnis, tujuan TI, dan proses TI. Penelitian ini
3
dilakukan dengan mewawancarai manajer TI dan bisnis serta senior konsultan atau ahli
dalam sektornya tersendiri, dilakukan dengan menganalisis delapan industri yang
berbeda di antaranya keuangan, kesehatan, pemerintahan, retail, farmasi, utilitas, layanan
TI dan konsultasi, dan transportasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi
tujuan bisnis yang terpenting dan tujuan TI terkait yang berkontribusi guna pencapaian
tujuan tersebut, dan diidentifikasinya proses COBIT dalam mencapai tujuan TI tersebut.
Hasil dari penelitian ini menemukan 46% dari seluruh tujuan bisnis dan 37% dari seluruh
tujuan TI dikategorikan sebagai “spesifik” dalam sektornya masing-masing. Penelitian
ini kemudian menyimpulkan tujuan bisnis dan tujuan TI yang paling sering disebutkan
oleh narasumber dari setiap sektor dan mengolahnya sebagai sebuah contoh yang umum.
Hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai panduan dalam pengimplementasian
COBIT dalam perusahaan guna memfokuskan proses TI sebagai bagian dari tata kelola
organisasi [9].
2.4 Goal Cascade
Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai keselarasan antara bisnis-TI dengan
tata kelola TI yang ada pada SME di Belanda, serta hasil secara umum yang dapat
digunakan untuk menghubungkan tujuan bisnis dan tujuan TI dalam
pengimplementasian COBIT guna mendukung tata kelola TI, maka penelitian ini akan
berorientasi membahas bagaimana terciptanya keselarasan antara tujuan organisasi
dengan tujuan TI pada perusahaan karoseri berdasarkan kerangka kerja COBIT 5. Prinsip
yang dimiliki pada COBIT 5 dilaksanakan dengan melakukan penilaian terhadap tujuan
organisasi yang didasarkan untuk memenuhi kebutuhan pemegang kepentingan pada
perusahaan (Meeting stakeholder Needs), yang dilakukan dengan goal cascade. Tujuan
dari goal cascade sebagai cara dalam memetakan tujuan organisasi yang
memungkinkannya untuk mendefinisikan prioritas dalam pengimplementasian,
peningkatan dan penjaminan dari tata kelola TI perusahaan yang berdasarkan pada tujuan
strategis perusahaan dan risiko yang terkait. Goal cascade dapat menjelaskan tujuan yang
relevan dan nyata dan objektivitas pada berbagai tingkat tanggung jawab serta dengan
jelas menggambarkan bagaimana pentingnya enabler dalam pencapaian tujuan
organisasi.
How does the Business drive IT? merupakan penelitian lanjutan dari penelitian
sebelumnya yang berjudul “Linking Business Goals to IT Goals and COBIT Process”,
penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi kelengkapan, konsistensi dan kejelasan dari
penelitian sebelumnya, memperoleh wawasan yang semakin mendalam terhadap
prioritas tujuan dari setiap sektor yang berbeda, serta menilai hubungan antara tujuan
bisnis dan tujuan TI. Tujuan dari bisnis dan IT perusahaan dipengaruhi dari berbagai
faktor internal maupun eksternal di antaranya ukuran perusahaan, posisi dalam pasar,
geografis, kebijakan, dan lain sebagainya. Permulaan penelitian dilakukan pada sektor
finansial lalu diulangi ke dalam empat sektor lainya; manufaktur dan farmasi; layanan
profesional TI, telekomunikasi dan media; pemerintahan, utilitas (energi, minyak dan
gas) dan kesehatan; retail dan sektor transportasi. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi
dan memvalidasi 17 daftar (terkait TI) tujuan bisnis dan 18 tujuan organisasi secara
umum dari setiap sektor.
Panduan praktikal dapat diperoleh untuk profesional dalam berupaya
membangun turunan dari tujuan bisnis menjadi tujuan TI untuk organisasi yang spesifik.
Perusahaan dapat secara efisien memulai dari tujuan organisasi dan TI yang secara umum
ini, memilih bagian yang sesuai dengan organisasinya dan memperbaharuinya sesuai
dengan kebutuhan spesifik perusahaan [10].
4
Hasil dari penelitian tersebut secara lebih mendalam dan lengkap telah diadopsi
ke dalam prinsipiil pertama kerangka kerja COBIT 5. Tujuan perusahaan yang telah
digeneralisasikan seperti pada tabel satu dan tujuan TI pada tabel dua merupakan adopsi
dari penelitian tersebut di dalam kerangka kerja COBIT 5.
Tabel 1. Tujuan Perusahaan berdasarkan COBIT 5 Goal Cascade Dimensi BSC COBIT 5 Enterprise Goals
Finansial 1. Nilai stakeholder dalam investasi bisnis
2. Portofolio dalam produk kompetitif dan layanan
3. Mengelola risiko bisnis (pengamanan aset)
4. Kepatuhan dengan hukum dan regulasi
5. Transparansi finansial
Pelanggan 6. Layanan dan budaya yang berorientasi pada konsumen
7. Keberlangsungan dan ketersediaan layanan bisnis
8. Kelincahan respon dalam lingkungan bisnis yang berubah
9. Pengambilan keputusan strategis berdasarkan informasi
10. Optimasi biaya pelayanan
Internal 11. Optimasi fungsi proses bisnis
12. Optimasi biaya proses bisnis
13. Program perubahan bisnis yang dikelola
14. Produktivitas dan operasional staf
15. Kepatuhan terhadap kebijakan internal
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
16. Terampil dan termotivasinya orang
17. Budaya inovasi bisnis dan produk
Tabel 2. Tujuan terkait TI berdasarkan COBIT 5 Goal Cascade
Dimensi IT BSC IT-related Goals
Finansial 01 Penyelarasan TI dan strategi bisnis
02 Kepatuhan TI dan dukungan untuk kepatuhan bisnis terhadap hukum
dan regulasi
03 Komitmen manajemen eksekutif untuk pengambilan keputusan
berkaitan dengan TI
04 Terkelolanya risiko bisnis terkait TI
05 Terwujudnya manfaat dari investasi TI dan portofolio layanan
06 Transparansi biaya, keuntungan dan risiko TI
Pelanggan 07 Penyampaian layanan TI sejalan dengan kebutuhan bisnis
08 Tercukupinya penggunaan aplikasi, informasi dan solusi teknologi
Internal 09 Kelincahan TI
10 Keamanan informasi, infrastruktur proses dan aplikasi
11 Pengoptimalan aset TI, sumber daya dan kemampuan
12 Pemberdayaan dan dukungan dari proses bisnis dengan
mengintegrasikan aplikasi dan teknologi ke dalam proses bisnis
13 Penyampaian program yang menyampaikan keuntungan, tepat waktu,
tepat biaya, dan memenuhi kebutuhan dan standar kualitas
14 Ketersediaan informasi yang berguna dan dapat diandalkan untuk
pengambilan keputusan
15 Kepatuhan TI dengan kebijakan internal
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
16 Personel TI yang kompeten dan termotivasi
17 Pengetahuan, keahlian, dan inisiatif untuk inovasi bisnis
Tujuan perusahaan dan TI di atas telah dikembangkan menggunakan dimensi
balanced scorecard (BSC), yang merepresentasikan sebuah daftar tujuan/goals yang
sering digunakan oleh perusahaan. Balanced scorecard mengubah misi dan strategi
menjadi sebuah objektif, pengukuran yang diatur pada empat perspektif yang berbeda;
finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan [11].
5
TI dengan sendirinya tidak akan menciptakan sebuah nilai untuk bisnis, nilai
hanya akan tercipta jika TI dan bisnis terlibat bersama atau sejalan. Mengukur dan
mendemonstrasikan nilai dari TI dapat dilaksanakan menggunakan pendekatan lebih
lanjut menggunakan teknik balance scorecard untuk mengukur dan mengelola
penciptaan nilai dari berinvestasi di TI [12].
3. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif,
dengan melihat fenomena-fenomena yang tidak dapat di kuantifikasikan dan bersifat
deskriptif seperti proses suatu langkah kerja dan tata cara suatu budaya kerja. Penelitian
dilakukan dengan mendeskripsikan suatu objek atau fenomena yang terjadi dalam bentuk
kata-kata dari data atau fakta yang ada [13]. Sumber dari data ditentukan berdasarkan
penyesuaian terhadap tujuan penelitian. Penelitian ini akan dilakukan dengan cara
observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data serta fakta yang ada berupa langkah
dan budaya kerja guna mendukung tujuan penelitian dan akan dilakukan pengelolaan
data dan analisis sehingga menghasilkan informasi berupa kesimpulan sesuai dengan
temuan yang ada.
Gambar 1 di bawah menjelaskan tahapan penelitian yang dilakukan, yang pertama
adalah dengan menentukan ruang lingkup penelitian, dalam hal ini adalah organisasi
yang bergerak dibidang karoseri dengan batasan pada tata kelola TI yang ada. Bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana kerangka kerja COBIT dapat berperan dalam
menggambarkan keselarasan tujuan organisasi dan tujuan TI yang ada, hingga
diharapkan dapat menjadi gambaran bagaimana sebuah organisasi karoseri dalam
menerapkan tata kelola TI.
Menentukan Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian
Menentukan Metode Analisis
Observasi dan Pengumpulan Data
Analisis dan Pengolahan Data
Hasil Penelitian
Laporan Penelitian
Gambar 1. Tahapan Penelitian
Tahapan kedua dalam penelitian ini adalah menentukan metode analisis yang
didasarkan pada panduan dari COBIT 5 Goal Cascade yang menjelaskan bagaimana
menurunkan sebuah tujuan perusahaan menjadi tujuan yang berkaitan dengan TI. Hasil
dari turunan tersebut dapat digunakan menjadi penilaian awal bagi organisasi dalam
mengidentifikasi tujuan TI yang nyata [14].
Proses pada observasi dan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
menggunakan pertanyaan umum digunakan oleh perusahaan dalam menentukan tujuan
perusahaan, pertanyaan ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang telah diadopsi
ke dalam kerangka kerja COBIT 5. Pertanyaan yang diajukan dapat diubah sesuai dengan
kebutuhan perusahaan agar menjadi spesifik.
6
Langkah selanjutnya berupa analisis dan pengolahan data yang dilakukan dengan
melakukan data yang didapatkan dari wawancara sesuai dengan prinsipiil pertama dalam
COBIT, meeting stakeholder needs. Hasil dari analisa data berupa pemetaan tujuan
perusahaan diturunkan menjadi IT-related goals.
4. Hasil dan Pembahasan
Analisa keselarasan antara tujuan bisnis dan tujuan TI pada CV. Laksana
dilakukan berdasarkan hasil panduan wawancara pada kerangka kerja COBIT 5.
Mengidentifikasi pengaruh yang berperan dalam pemegang kepentingan dalam
mengambil sebuah keputusan baik secara internal maupun eksternal, tertuang menjadi
sebuah tujuan dalam visi, misi dan komitmen perusahaan.
Perusahaan karoseri bus yang telah berdiri semenjak tahun 1967 ini memiliki visi
“untuk menjadi partner terbaik bagi operator bus di Asia melalui pengembangan
berkesinambungan yang didorong oleh integritas, kerja sama, dan inovasi”. Perusahaan
ini memiliki misi “untuk selalu memberikan rasa aman, desain produk yang inovatif, dan
bus berkualitas dunia yang sesuai dengan berbagai kebutuhan pelanggan”. Berkomitmen
untuk menjadi perusahaan yang paling maju dalam teknologi, serta produsen kelas dunia
dalam industri kendaraan komersial (khususnya bus). Mengutamakan pentingnya bekerja
dekat dengan pelanggan, mengadopsi proses kerja yang terbaik di kelasnya dan
menekankan fungsi komunikasi, partisipasi, manajemen mandiri, dan kerja sama tim
untuk menghasilkan produk terbaik.
Dimensi yang ada dalam balance scorecard digunakan untuk mengartikan,
mengkomunikasikan strategi dari bisnis yang dijalankan, keempat perspektif yang ada
memungkinkan untuk menyeimbangkan antara objektivitas. Tabel 1 dan tabel 2
merupakan tujuan perusahaan secara umum dan tujuan TI yang diadopsi ke dalam
COBIT 5 goal cascade yang masing-masing memiliki 17 baris dan terbagi ke dalam
empat dimensi balance scorecard. Pemetaan yang dilakukan untuk mengetahui
bagaimana setiap tujuan bisnis didukung dengan tujuan terkait TI, dilakukan
menggunakan skala;
- P = primary, yang berarti yang primer/utama, terjadi ketika terdapat keterkaitan
yang penting antara kedua tujuan.
- S = secondary, yang berarti sekunder, ketika ada hubungan yang tetap kuat
namun kurang penting.
Pembahasan dilakukan dengan membahas keempat dimensi pada balanced
scorecard yang memiliki keterkaitan penting antara tujuan bisnis dan tujuan TI yang
sering digunakan di berbagai perusahaan secara umum. Keterhubungan yang tetap kuat
namun kurang penting atau sekunder berada dalam tabel pemetaan tiap dimensi.
Wawancara dilakukan dengan manajer HRD sebagai pengguna sistem dan supervisor
software engineering mewakili manajer TI yang bertanggung jawab terhadap
pengembangan, operasional, dan penjagaan sistem yang ada. Wawancara dilakukan
untuk mengetahui pengimplementasian, pemanfaatan TI yang telah dilakukan dan
pengembangan ke depannya dalam kepentingan finansial, pelanggan, proses bisnis
internal serta pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan.
Finansial;
1. Nilai stakeholder dalam investasi bisnis Tujuan perusahaan secara umum yang digambarkan dalam COBIT 5 dalam
dimensi finansial yang pertama adalah nilai stakeholder dalam investasi bisnis, akan
secara primer bergantung terhadap pencapaian tujuan terkait TI:
7
Penyelarasan TI dan strategi bisnis (01), sebagai perusahaan karoseri yang
memiliki proses bisnis utama berupa pembuatan kerangka badan bus transportasi sesuai
dengan keinginan pelanggan, nilai stakeholder dalam investasi bisnis pada Laksana
terlihat dari investasi yang besar terhadap mesin-mesin sebagai sebuah teknologi yang
digunakan untuk menunjang proses bisnis. Seperti yang diungkapkan oleh supervisor
software engineering bahwa dapat tiap tahun mereka membeli mesin produksi baru,
mulai dari turret, mesin lasser, mesin vaccum, menambah otomatisasi proses kerja.
Investasi tersebut juga mendukung tujuan terkait TI yang ke-5 terwujudnya manfaat dari
investasi TI dan portofolio layanan, setiap mesin yang ada diintegrasikan ke dalam sistem
yang dimiliki perusahaan.
Mesin-mesin produksi dengan teknologi mutakhir sebagai komitmen manajemen
eksekutif untuk pengambilan keputusan berkaitan dengan TI (03), yang sesuai dengan
komitmen perusahaan untuk menjadi yang paling maju dalam teknologi.
Pengoptimalan aset TI (11), sumber daya dan kemampuan, peran teknologi
informasi dalam mendukung proses bisnis utama ada dengan penerapannya sebuah
enterprise resource planning (ERP) yang berdampak dibanyak lini proses bisnis utama
perusahaan, serta pengembangan software dalam mengontrol monitoring produksi dan
pegawai. Sistem ini juga menunjang tujuan TI ke-13 penyampaian program yang
menyampaikan keuntungan, tepat waktu, tepat biaya, dan memenuhi kebutuhan dan
standar kualitas, manajer HRD menyampaikan manfaat dari sistem ERP
“...meminimalkan kesalahan-kesalahan di perencanaan, bisa mengontrol kondisi logistik
dengan lebih cermat, ..., pengambilan keputusan secara keuangannya juga cepat, dari
sana kita bisa lihat dari perencanaannya sales dan marketing-nya, dari produksinya dari
logistiknya, semua itu berguna untuk mengelola laporan keuangan, ending-nya (pada
akhirnya) untuk mengambil keputusan strategis para direktur.”
2. Portofolio dalam produk kompetitif dan layanan Tujuan perusahaan yang kedua ini akan secara primer bergantung terhadap
pencapaian IT-related goals:
Penyelarasan TI dan strategi bisnis (01), keputusan strategis untuk berinvestasi
besar pada mesin-mesin produksi yang didukung oleh layanan TI dengan integrasi pada
sistem perusahaan berdampak besar untuk portofolio produk dan layanan yang
meningkatkan nilai kompetitif perusahaan.
Komitmen perusahaan untuk bekerja dekat dengan pelanggan seperti diungkapkan
oleh manajer HRD bahwa Laksana memudahkan pelanggannya dalam menentukan
desain produk bus, dan membuat perubahan terhadap desain bus tersebut menjadi sebuah
portofolio layanan perusahaan ini sesuai dengan goal TI ke-17 pengetahuan, keahlian,
dan inisiatif untuk inovasi bisnis. Terciptanya produk yang kompetitif didukung dengan
pelayanan TI untuk teknisi produk dan Quality Control (QC) sejalan dengan tujuan TI
ke-5 terwujudnya manfaat dari investasi TI dan portofolio layanan.
Penyampaian layanan TI sejalan dengan kebutuhan bisnis (07), dicapai dengan
portofolio layanan TI dan kelincahan TI (09) yang dimiliki dimanfaatkan untuk
pelayanan terhadap konsumen dengan memberikan desain produk yang cukup fleksibel,
yang berarti memudahkan pelanggan dalam menentukan keinginannya, sebagai suatu
pelayanan yang kompetitif menunjang kebutuhan bisnis.
Pemberdayaan dan dukungan dari proses bisnis dengan mengintegrasikan aplikasi
dan teknologi ke dalam proses bisnis (12), belum secara penuh terlaksana seperti
diungkapkan dari departemen IT, tengah mengembangkan website untuk digunakan
sebagai portal melayani pelanggan.
8
3. Mengelola risiko bisnis (pengamanan aset) Tujuan perusahaan untuk mengelola risiko bisnis (pengamanan aset), akan secara
primer bergantung terhadap pencapaian tujuan terkait TI:
Terkelolanya risiko bisnis terkait TI (04), risiko dapat tercipta salah satunya dari
pemanfaatan perangkat lunak yang disediakan dari pihak ketiga, pengelolaan risiko
bisnis (pengamanan aset) yang penting tersebut dilakukan dengan kontrak perjanjian
yang mengikat hingga perusahaan mendapat support dari pihak ketiga. Seperti yang
diungkapkan oleh supervisor software engineering “didasari dari perjanjian, kalau ada
trouble mereka respon-nya juga baik”. Melakukan backup server secara berkala juga
dilakukan sebagai salah satu prosedur guna mendukung tetap berjalannya proses bisnis.
Tujuan terkait TI ke-10 keamanan informasi, infrastruktur proses dan aplikasi,
pernah dibuktikan seperti diungkapkan oleh supervisor software engineering “jika
berbicara server-down kita memiliki backup server, walau sifatnya hanya virtual, tapi itu
bisa menangani proses bisnis sentara, bahkan pernah satu minggu kami pernah kerja
menggunakan virtual server, dan itu sambil menunggu proses perbaikan sistem yang
terjadi”. Personel TI yang kompeten dan termotivasi (16), beliau juga menambahkan
bagaimana perusahaan mendapatkan personel TI yang memenuhi tujuan terkait TI
“penilaian kan banyak hal ya, dari kepribadian, pendidikan..., kami rekrut pegawai baru
itu ada tes akademik, psikologi, dan tes interview”.
4. Kepatuhan dengan hukum dan regulasi
Tujuan perusahaan untuk memenuhi kepatuhan dengan hukum dan regulasi akan
secara primer bergantung terhadap pencapaian tujuan terkait TI:
Kepatuhan TI dan dukungan untuk kepatuhan bisnis terhadap hukum dan regulasi
(02), kepatuhan dengan hukum dan regulasi sebagai perusahaan manufaktur, TI tidak
memiliki banyak peran krusial dalam hal ini, karena banyaknya regulasi yang ada dan
perlu dipatuhi bersifat teknis, penjaminan tersebut banyak terletak pada teknisi. Salah
satu bentuk kepatuhan TI dalam aturan yang dimiliki bahwa software yang digunakan
legal atau licensed seperti yang diungkapkan oleh supervisor software engineering.
Tujuan terkait TI ke-10 keamanan informasi, infrastruktur proses dan aplikasi,
beliau memberikan pernyataan bagaimana perusahaan berusaha memenuhi aturan hukum
dan regulasi yang terintegrasi dalam sistem yang dimiliki “kami menyediakan suatu
sistem untuk memberikan tanda, kami membuat suatu model bus sesuai dengan
keinginan pelanggan, sebagai contoh regulasi pemerintah memberitahu bahwa tidak
perlu ada pintu untuk supir, namun jika pelanggan memintanya kami dapat memberikan
flag(tanda) yang berupa surat pernyataan permintaan dibuatkan dari pelanggan, sebagai
order specification. Auto Desk Vault, digunakan sebagai tools dari TI untuk tim
engineering, dalam melakukan perancangan model yang dilakukan di server perusahaan,
support untuk tiap minggu dilakukan backup dan maintenance.”
5. Transparansi finansial
Tujuan perusahaan untuk memiliki transparansi finansial bagi perusahaan akan
secara primer bergantung terhadap pencapaian tujuan terkait TI:
Transparansi biaya, keuntungan dan risiko TI (06), pelaksanaan transparansi
finansial dapat terlihat pada penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) SyteLine.
Sistem yang ada memiliki berbagai banyak fungsi salah satunya memungkin perusahaan
untuk melakukan kontrol terhadap inventory yang ada serta penggunaannya, mendukung
dalam memonitor finansial operasional perusahaan.
9
Tabel 3. Pemetaan antara tujuan perusahaan pada dimensi finansial dengan keempat dimensi tujuan terkait TI.
Tujuan Perusahaan
IT-related Goals Finansial
Finansial
01 Penyelarasan TI dan strategi bisnis P P S
02 Kepatuhan TI dan dukungan untuk kepatuhan bisnis terhadap hukum dan regulasi S P
03 Komitmen manajemen eksekutif untuk pengambilan keputusan berkaitan dengan TI P S S
04 Terkelolanya risiko bisnis terkait TI P S
05 Terwujudnya manfaat dari investasi TI dan portofolio layanan P P
06 Transparansi biaya, keuntungan dan risiko TI S S P
Pelanggan 07 Penyampaian layanan TI sejalan dengan kebutuhan bisnis P P S S
08 Tercukupinya penggunaan aplikasi, informasi dan solusi teknologi S S S
Internal
09 Kelincahan TI S P S
10 Keamanan informasi, infrastruktur proses dan aplikasi P P
11 Pengoptimalan aset TI, sumber daya dan kemampuan P S
12
Pemberdayaan dan dukungan dari proses bisnis dengan mengintegrasikan aplikasi dan
teknologi ke dalam proses bisnis S P S
13
Penyampaian program yang menyampaikan keuntungan, tepat waktu, tepat biaya,
memenuhi kebutuhan dan standar kualitas P S S
14 Ketersediaan informasi yang berguna dam dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan S S S S
15 Kepatuhan TI dengan kebijakan internal S S
Pembelajaran
dan Pertumbuhan
16 Personel TI yang kompeten dan termotivasi S S P
17 Pengetahuan, keahlian, dan inisiatif untuk inovasi bisnis S P
Pelanggan;
6. Layanan dan budaya yang berorientasi pada konsumen
Tujuan perusahaan dalam fokus layanan dan budaya yang berorientasi pada
konsumen akan secara primer bergantung terhadap pencapaian tujuan terkait TI:
Penyelarasan TI dan strategi bisnis (01), meski memiliki perusahaan
mengutamakan pentingnya bekerja sama dengan konsumen sebagai bagian dari budaya
yang dibangun dan sangat memperhatikan kebutuhan konsumen namun, dukungan
terhadap IT tidaklah terlalu signifikan dalam mewujudkan nilai tersebut. Pelayanan
terhadap pelanggan masih dilakukan secara konvensional, kegiatan komunikasi yang
dilakukan perusahaan dengan konsumen seperti yang dijelaskan oleh supervisor software
engineering “komunikasi dengan konsumen biasanya (berhubungan) dengan harga dan
penawaran,” penyampaian layanan TI sejalan dengan kebutuhan bisnis (07), beliau
menambahkan “meskipun akhirnya telah dapat tercatat dalam sistem, apa-apa saja
penawaran yang diberikan kepada konsumen, namun proses untuk negosiasinya masih
dilakukan secara tradisional,”. Pengembangan website dari yang telah ada untuk
memanfaatkan TI dalam memberikan pelayanan terhadap konsumen.
7. Keberlangsungan dan ketersediaan layanan bisnis Tujuan perusahaan dalam menunjang keberlangsungan dan ketersediaan layanan
bisnis, akan secara primer bergantung terhadap pencapaian tujuan terkait TI:
1. Nilai stakeholder dalam
investasi bisnis
2. Portofolio dalam produk kom
petitif dan layanan
3. Mengelola risiko bisnis (pengam
anan aset)
4. Kepatuhan dengan hukum
dan regulasi
5. Transparansi finansial
10
Terkelolanya risiko bisnis terkait TI (04), keberlangsungan dan ketersediaan
layanan bisnis dikontrol dengan memastikannya tersedianya staf TI ketika dibutuhkan
saat keadaan mendadak, serta dilakukannya maintenance secara berkala.
Keamanan informasi, infrastruktur proses dan aplikasi (10), keberlangsungan dan
ketersediaan layanan yang ada di Laksana sangat bergantung terhadap lancarnya
peralatan atau mesin-mesin untuk produksi, TI hadir sebagai pendukung dari layanan
yang ada. Terdapat pengecualian dalam keadaan khusus, guna tetap berjalannya proses
bisnis seperti dijelaskan supervisor software engineering “berpengaruh dalam hal
produksi iya, dengan pengertian, segala sesuatu memang harusnya lewat sistem, namun
ada beberapa hal yang hubungannya harus cepat, dan itu harus di override, tapi memang
pada akhirnya ada validasinya, harus di approve di beberapa bagian, tapi itu bisa dibilang
kejadian khusus, jarang terjadi dan dihindari”.
Ketersediaan informasi yang berguna dan dapat diandalkan untuk pengambilan
keputusan (14), beliau juga menjelaskan peran sistem yang memberikan informasi untuk
digunakan dalam pengambilan keputusan yang dimiliki oleh perusahaan “kalau bicara
seberapa penting (keberadaan TI bagi perusahaan), untuk sekarang IT sangat penting
bagi Laksana, karena semua operasi yang dilakukan mulai dari administrasi hingga
pergudangan kita sudah pakai suatu sistem, yang secara otomatis data tersimpan dalam
sistem, kalau tidak ada otomatis dapat tidak berjalan (operasional perusahaan)”, sehingga
tujuan terkait TI ke-14 ini memiliki hubungan sangat kuat terhadap keberlangsungan dan
ketersediaan layanan bisnis yang ada.
8. Kelincahan dalam menanggapi lingkungan bisnis yang berubah Tujuan perusahaan dalam kelincahan dalam menanggapi lingkungan bisnis yang
berubah, akan secara primer bergantung terhadap pencapaian tujuan terkait TI:
Penyelarasan TI dan strategi bisnis (01), kelincahan dalam menanggapi
lingkungan bisnis yang berubah, lingkungan bisnis dalam hal manufaktur bodi kendaraan
khususnya bus tidak banyak dipengaruhi dalam TI. Teknologi pendukung yang
digunakan untuk menanggapi lingkungan bisnis yang berubah adalah dengan
berinvestasi pada mesin-mesin produksi yang mutakhir, sehingga dapat memunculkan
kemudahan bagi konsumen dalam pilihan produk yang di sediakan oleh Laksana.
Tujuan terkait TI ke-7 penyampaian layanan TI sejalan dengan kebutuhan bisnis,
juga memperkuat tujuan terkait TI yang pertama dengan pernyataan dari departemen TI
“... kita perusahaan manufaktur, biasanya yang dilihat itu model bisnya, itu bergantung
pada engeneering (teknisi), kami support fasilitas seperti software”.
Kelincahan TI (09), ditunjang dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan untuk
berinovasi yang memiliki hubungan yang kuat dengan tujuan terkait TI ke-17
pengetahuan, keahlian, dan inisiatif untuk inovasi bisnis, untuk menciptakan produk
yang sesuai dengan misi perusahaan untuk memberikan produk yang inovatif yang sesuai
dengan berbagai kebutuhan pelanggan, seperti diungkapkan oleh supervisor software
engineering “permintaan oleh konsumer itu kami rangkum dalam order spesifikasi, di
dalam order spesifikasi terdapat keinginan order dari konsumer, (datanya) bisa
digunakan oleh marketing”.
9. Pengambilan keputusan strategis berdasarkan informasi Tujuan perusahaan pengambilan keputusan strategis berdasarkan informasi, akan
secara primer bergantung terhadap pencapaian tujuan terkait TI:
Penyelarasan TI dan strategi bisnis (01), pengambilan keputusan strategis
berdasarkan informasi memiliki keterkaitan yang besar dengan pemanfaatan ERP yang
telah diterapkan oleh perusahaan. keamanan informasi yang diolah dijamin dengan
11
adanya auditor internal untuk melakukan pemeriksaan diperkuat dengan pernyataan dari
departemen TI yang membawahi bagian audit internal “..., biasanya ada auditornya,
misalnya manajemen butuh suatu data, kita akan kasih, namun datanya diolah dulu, di
cek dulu ke departemen lain untuk di validasi”.
Ketersediaan informasi yang berguna dan dapat diandalkan untuk pengambilan
keputusan (14), Peningkatan kualitas informasi yang disajikan dilakukan dengan diskusi
terhadap pengguna sistem, “ada beberapa waktu tertentu kami melakukan diskusi
terhadap pengguna sistem, kira-kira ada yang kurang gak, atau yang perlu ditingkatkan,
hal-hal yang di dalam sistem yang kiranya dapat memudahkan mereka, biasanya user
memberikan feedback, misalnya membutuhkan suatu report dengan format baru yang
user inginkan, ini akan membantu kinerja mereka” tambah supervisor software
engineering.
10. Optimasi biaya pelayanan Tujuan perusahaan dalam optimasi biaya pelayanan, akan secara primer
bergantung terhadap pencapaian tujuan terkait TI:
Terkelolanya risiko bisnis terkait TI (04), sistem informasi yang dimiliki
perusahaan berperan mengoptimalkan biaya penyampaian layanan dinilai dari
terintegrasinya produksi dengan sistem ERP, pengembangan software yang menunjang
bisnis juga banyak dikembangkan secara internal guna meminimalisir risiko terkait TI.
Transparansi biaya, keuntungan dan risiko TI (06), biaya pengimplementasian
sistem yang telah terintegrasi ke dalam proses bisnis dengan keuntungan yang diperoleh
seperti dijelaskan oleh supervisor software engineering “perannya sangat penting,
hubungannya dalam hal BoM (Bill of Material), hubungannya juga terhadap due date
atau jatuh temponya kapan, untuk penyampaian produk, itu semua ter-record dalam
sistem”.
Pengoptimalan aset TI, sumber daya dan kemampuan (11), biaya pelayanan yang
timbul dari pengelolaan TI di perusahaan telah terkelola dengan baik seperti diungkapkan
oleh supervisor software engineering “..., tidak menjadi fokus dalam melakukan
penataan, karena dirasa cukup (pegawai)”.
Tabel 4. Pemetaan antara tujuan perusahaan pada dimensi pelanggan dengan keempat dimensi
tujuan terkait TI.
Tujuan Perusahaan
IT-related Goals Pelanggan
Finansial
01 Penyelarasan TI dan strategi bisnis P S P P S
02 Kepatuhan TI dan dukungan untuk kepatuhan bisnis terhadap hukum dan regulasi
03 Komitmen manajemen eksekutif untuk pengambilan keputusan berkaitan dengan TI S S
04 Terkelolanya risiko bisnis terkait TI P S P
05 Terwujudnya manfaat dari investasi TI dan portofolio layanan S S S
6. Layanan dan budaya yang berorientasi pada konsumen
7. Keberlangsungan dan ketersediaan layanan bisnis
8. Kelincahan respon dalam
lingkungan bisnis yang berubah
9. Pengambilan keputusan strategis berdasarkan inform
asi
10. Optimasi biaya pelayanan
12
06 Transparansi biaya, keuntungan dan risiko TI S P
Pelanggan 07 Penyampaian layanan TI sejalan dengan kebutuhan bisnis P S P S
08 Tercukupinya penggunaan aplikasi, informasi dan solusi teknologi S S S S
Internal
09 Kelincahan TI S P
10 Keamanan informasi, infrastruktur proses dan aplikasi P
11 Pengoptimalan aset TI, sumber daya dan kemampuan S P
12
Pemberdayaan dan dukungan dari proses bisnis dengan mengintegrasikan aplikasi dan
teknologi ke dalam proses bisnis S S S
13
Penyampaian program yang menyampaikan keuntungan, tepat waktu, tepat biaya,
memenuhi kebutuhan dan standar kualitas S S
14 Ketersediaan informasi yang berguna dam dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan P P
15 Kepatuhan TI dengan kebijakan internal
Pembelajaran
dan Pertumbuhan
16 Personel TI yang kompeten dan termotivasi S S
17 Pengetahuan, keahlian, dan inisiatif untuk inovasi bisnis S P S
Internal;
11. Optimasi fungsi proses bisnis
Tujuan perusahaan untuk optimasi fungsi proses bisnis, akan secara primer
bergantung terhadap pencapaian tujuan terkait TI:
Penyelarasan TI dan strategi bisnis (01), komitmen yang dimiliki Laksana salah
satunya adalah mengadopsi proses kerja yang terbaik di kelasnya, data yang diperoleh
dari sistem yang diterapkan dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu pekerjaan.
Peningkatan on-time delivery menjadi 80% pada tahun 2016 merupakan salah satu upaya
pengoptimalan proses bisnis yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi. Supervisor
software engineering menjelaskan bagaimana sistem yang dimiliki perusahaan berkaitan
dengan tujuan terkait TI pertama dan ke-7 penyampaian layanan TI sejalan dengan
kebutuhan bisnis, dapat mengoptimasi proses bisnis “kami memiliki yang namanya WIG
(wight indication goal), setiap manajer tiap bagian dapat presentasi kepada direkturnya,
untuk dapat mencapai katakan tujuannya seperti peningkatan on-time delivery menjadi
80%”.
Tujuan terkait TI ke-9 kelincahan TI, “kami dari IT telah menyediakan sistem
monitoring yang dapat menunjang pengambilan keputusan dengan memberikan info
kepada manajerial seperti kendaraan yang terjual tahun lalu seberapa banyak, ada
laporannya.”
Pemberdayaan dan dukungan dari proses bisnis dengan mengintegrasikan aplikasi
dan teknologi ke dalam proses bisnis (12), optimasi fungsi proses bisnis, dilakukan
dengan evaluasi pada setiap proses bisnis utama yaitu pada bagian produksi, seperti
memperbaiki waktu pengerjaan suatu komponen. Sejalan dengan tujuan terkait TI ke-8.
tercukupinya penggunaan aplikasi, informasi dan solusi teknologi.
12. Optimasi biaya proses bisnis Tujuan perusahaan untuk optimasi biaya proses bisnis, akan secara primer
bergantung terhadap pencapaian tujuan terkait TI:
Terwujudnya manfaat dari investasi TI dan portofolio layanan (05), dengan
perencanaan yang dilakukan melalui sistem yang terintegrasi maka biaya proses bisnis
dapat secara jelas terlihat dan dapat dioptimalkan dengan baik.
Transparansi biaya, keuntungan dan risiko TI (06), “..., tidak menjadi patokan
manajemen dalam suatu investasi IT, karena kapan IT boleh invest itu tergantung
kebutuhan, bukan dari budget yang dianggarkan. Bisa jadi anggarannya banyak, kalau
dirasa tidak perlu ya, akan dialihkan ke yang lain” seperti yang disampaikan supervisor
software engineering.
Pengoptimalan aset TI, sumber daya dan kemampuan (11), mengurangi waktu,
sumber daya yang terbuang percuma, biaya yang tidak perlu, kemacetan (bottlenecks),
13
serta kesalahan dalam mengeksekusi tujuan dari suatu proses merupakan tujuan dari
optimasi biaya proses bisnis ini.
13. Program perubahan bisnis yang dikelola Tujuan perusahaan dalam mengelola program perubahan bisnis, akan secara
primer bergantung terhadap pencapaian tujuan terkait TI:
Penyelarasan TI dan strategi bisnis (01), program perubahan bisnis yang dikelola,
merupakan sekumpulan proyek atau inisiatif lainnya yang secara bersama bertujuan
untuk mencapai keuntungan objektivitas.” Lebih tepatnya ke dalam bagian produksi ya,
dengan adanya teknologi baru, mereka menyesuaikan, IT hanya melakukan support”
Komitmen manajemen eksekutif untuk pengambilan keputusan berkaitan dengan
TI (03), sebuah program perubahan bisnis biasanya memiliki rentan waktu jangka
panjang sehingga manajerial membutuhkan TI untuk melakukan monitor dalam
perubahan bisnis tersebut, seperti saat Laksana mengimplementasikan sebuah sistem
ERP yang akan menggantikan praktik kerja sebelumnya. Penyampaian program yang
menyampaikan keuntungan (13), tepat waktu, tepat biaya, dan memenuhi kebutuhan dan
standar kualitas. “biasanya iya, manajerial meminta jika terjadi perubahan suatu bisnis
program, bagaimana caranya perubahan program ini dapat termonitor dengan baik, kami
akan membuat sistem monitoring, IT akan membuat sistem yang memudahkan
pengambilan keputusan.”
14. Produktivitas dan operasional staf Tujuan perusahaan dalam hal produktivitas dan operasional staf, akan secara
primer bergantung terhadap pencapaian tujuan terkait TI:
Tercukupinya penggunaan aplikasi, informasi dan solusi teknologi (08), ditunjang
dengan pemanfaatan sistem ERP yang memiliki fungsi salah satunya jangka waktu
pengerjaan yang tertera pada Bill of Material (BoM) untuk bagian operasi, apabila telah
melewati masa pengerjaannya akan memberikan sebuah pemberitahuan peringatan yang
juga dapat meningkatkan produktivitas pegawai. Supervisor software engineering
menjelaskan “... BoM, ada 2 material dan operasi, operasi hubungannya dengan waktu,
suatu operasi harus ada lead time-nya, ada jangka waktu pengerjaan waktu maksimal,
kalau itu sudah lewat, ada sistem warning, yang mengerjakan di BoM, ada bagian yang
meneliti tackle time, menghitung standar pengerjaan suatu operasi”.
Personel TI yang kompeten dan termotivasi (16), seperti yang diungkapkan oleh
supervisor software engineering cara untuk menjaga produktivitas pegawainya “..., kami
memiliki kontrol dari gateway, setiap karyawan yang ingin keluar, itu harus scan ID
card, boleh keluar atau tidak, karena setiap pegawai memiliki target, kalau target itu
belum selesai maka pegawai tidak boleh keluar.”
15. Kepatuhan terhadap kebijakan internal Tujuan perusahaan ke-15 untuk dalam hal kepatuhan terhadap kebijakan internal,
akan secara primer bergantung terhadap pencapaian tujuan terkait TI:
Kepatuhan TI dan dukungan untuk kepatuhan bisnis terhadap hukum dan regulasi
(02), kepatuhan terhadap kebijakan internal, sebagai tujuan perusahaan dapat
diperhatikan melalui kualitas kontrol (QC) yang dimiliki perusahaan dalam memantau
status suatu pemesanan produk. Kebijakan dalam memenuhi standar kualitas produk
didukung secara efektif dengan standar yang telah ditentukan pada praktiknya untuk
mendukung misi perusahaan dalam memberikan rasa aman, dan bus berkualitas.
Tujuan terkait TI, keamanan informasi, infrastruktur proses dan aplikasi (10)
dalam kebijakan internal terhadap pengamanan data dilihat dari pengembangan software
14
dilakukan oleh pihak internal sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan, server
perusahaan untuk mengelola risiko bisnis yang berkaitan dengan IT. Supervisor software
engineering menjelaskan “..., dilakukan oleh auditor, audit dilakukan oleh data dari
sistem, dan auditor memastikan data sama..., karena sistem yang kita pakai, yang kami
buat itu, setiap user login itu punya hak akses, masing-masing, kalau dia pakai akun
orang lain, kita punya log(catatan)-nya”
Kepatuhan TI dengan kebijakan internal (15), “untuk kualitas itu di kontrol oleh
pihak QC (Quality Control), mereka menggunakan sistem yang dikembangkan oleh
departemen IT, Order Status, apakah suatu produk terdapat defect, nanti tiap supervisor
akan merespon, dari mulai input, waktu respon, hingga closing tiap kasus terdapat dalam
sistem, kami mendukung proses komunikasi suatu kasus dapat di selesaikan, itu juga
mempengaruhi performa supervisor, begitu supervisor baca, harus ditangani, begitu
ditangani dia harus kembali input ke dalam sistem, jadi terdapat range waktu, antara
waktu di open dan waktu di respon, semakin lama waktu respon maka penilaian
supervisor akan semakin kurang bagus,” tambah beliau menjelaskan bagaimana
penilaian pegawai yang telah terintegrasi dalam sistem untuk memenuhi kebijakan
internal perusahaan.
Tabel 4. Pemetaan antara tujuan perusahaan pada dimensi internal dengan keempat dimensi
tujuan terkait TI.
Tujuan Perusahaan
IT-related Goals Internal
Finansial
01 Penyelarasan TI dan strategi bisnis P S P
02 Kepatuhan TI dan dukungan untuk kepatuhan bisnis terhadap hukum dan regulasi P
03 Komitmen manajemen eksekutif untuk pengambilan keputusan berkaitan dengan TI S P
04 Terkelolanya risiko bisnis terkait TI S S
05 Terwujudnya manfaat dari investasi TI dan portofolio layanan S P S
06 Transparansi biaya, keuntungan dan risiko TI P
Pelanggan 07 Penyampaian layanan TI sejalan dengan kebutuhan bisnis P S S
08 Tercukupinya penggunaan aplikasi, informasi dan solusi teknologi P S P
Internal
09 Kelincahan TI P S S
10 Keamanan informasi, infrastruktur proses dan aplikasi P
11 Pengoptimalan aset TI, sumber daya dan kemampuan S P S S
12
Pemberdayaan dan dukungan dari proses bisnis dengan mengintegrasikan aplikasi dan
teknologi ke dalam proses bisnis P S S S
13
Penyampaian program yang menyampaikan keuntungan, tepat waktu, tepat biaya,
memenuhi kebutuhan dan standar kualitas S P
14 Ketersediaan informasi yang berguna dam dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan S
15 Kepatuhan TI dengan kebijakan internal P
Pembelajaran
dan Pertumbuhan
16 Personel TI yang kompeten dan termotivasi P
17 Pengetahuan, keahlian, dan inisiatif untuk inovasi bisnis S S
11. Optimasi fungsi proses bisnis
12. Optimasi biaya proses bisnis
13. Program perubahan bisnis yang dikelola
14. Produktivitas dan operasional staf
15. Kepatuhan terhadap kebijakan internal
15
Pembelajaran dan pertumbuhan;
16. Terampil dan termotivasinya orang
Tujuan perusahaan yang ke-16 ini akan secara primer bergantung terhadap
pencapaian tujuan terkait TI:
Personel TI yang kompeten dan termotivasi (16), terampil dan termotivasinya
orang, dalam menunjang keterampilan perusahaan secara tradisional masih
mengandalkan personalia, TI tidak memiliki peran secara khusus dan utama dalam
mendukung hal ini. Sistem penilaian pegawai yang dikembangkan perusahaan
diharapkan dapat bermanfaat dalam mendorong termotivasinya pegawai. “kita memiliki
ukuran untuk tiap karyawan di sini, misal orang yang melakukan las, mereka memiliki
sistem penilaian, itu semuanya tercatat di sistem, yang itu berpengaruh terhadap
tunjangan”
17. Budaya inovasi bisnis dan produk
Tujuan perusahaan, akan secara primer bergantung terhadap pencapaian tujuan
terkait TI:
Kelincahan TI (09), TI berperan dalam mendukung teknisi/ engineer yang
memiliki peran dalam berinovasi merancang model suatu produk. Dengan tiap tahun
berinvestasi utama pada pembelian mesin yang baru, dapat memberikan ruang untuk
berinovasi seperti meningkatkan efisiensi produksi.
Pengetahuan, keahlian, dan inisiatif untuk inovasi bisnis (17), seperti yang
disampaikan oleh supervisor software engineering “sepertinya belum terlalu
berpengaruh, karena kalau bilang inovasi biasanya terkait dengan model, kita perusahaan
manufaktur, biasanya yang dilihat itu model busnya, itu bergantung pada engineering,
kami support fasilitas seperti software,”
Tabel 4. Pemetaan antara tujuan perusahaan pada dimensi pembelajaran dan pertumbuhan
dengan keempat dimensi tujuan terkait TI.
Tujuan Perusahaan
IT-related Goals Pembelajaran dan
pertumbuhan
Finansial
01 Penyelarasan TI dan strategi bisnis S S
02 Kepatuhan TI dan dukungan untuk kepatuhan bisnis terhadap hukum dan regulasi
03 Komitmen manajemen eksekutif untuk pengambilan keputusan berkaitan dengan TI S S
04 Terkelolanya risiko bisnis terkait TI S
05 Terwujudnya manfaat dari investasi TI dan portofolio layanan S
06 Transparansi biaya, keuntungan dan risiko TI
Pelanggan 07 Penyampaian layanan TI sejalan dengan kebutuhan bisnis S S
08 Tercukupinya penggunaan aplikasi, informasi dan solusi teknologi S S
Internal
09 Kelincahan TI S P
10 Keamanan informasi, infrastruktur proses dan aplikasi
11 Pengoptimalan aset TI, sumber daya dan kemampuan S
12
Pemberdayaan dan dukungan dari proses bisnis dengan mengintegrasikan aplikasi dan
teknologi ke dalam proses bisnis S
13
Penyampaian program yang menyampaikan keuntungan, tepat waktu, tepat biaya,
memenuhi kebutuhan dan standar kualitas
14 Ketersediaan informasi yang berguna dam dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan
16. Terampil dan term
otivasinya orang
17. Budaya inovasi bisnis dan produk .
16
15 Kepatuhan TI dengan kebijakan internal
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
16 Personel TI yang kompeten dan termotivasi P S
17 Pengetahuan, keahlian, dan inisiatif untuk inovasi bisnis S P
Berdasarkan hasil analisa tujuan bisnis perusahaan dengan tujuan TI dari COBIT
5 yang dilihat dengan pengimplementasian pada karoseri Laksana ditemukan beberapa
prioritas pengimplementasian TI yang telah ada. Perusahaan telah bergantung terhadap
layanan TI untuk sebagian besar operasional perusahaan, ditemukan bagian krusial yang
telah terintegrasi dengan TI seperti pada produksi, kepegawaian dan pelayanan
pelanggan sebagai bagian dari prioritas tujuan perusahaan.
Rekomendasi
Rekomendasi dari analisa perlu difokuskannya tujuan TI untuk memberikan
peningkatan dan penjaminan dari tata kelola TI berdasarkan pada tujuan strategis
perusahaan dan risiko terkait;
a) Terwujudnya manfaat dari investasi TI dan portofolio layanan.
Menjaga investasi TI yang mewujudkan realisasi manfaat ke seluruh siklus
ekonomi perusahaan. Sebagai komitmen Laksana untuk bekerja dekat dengan pelanggan,
memudahkan pelanggan menentukan desain dan membuat perubahan produk bus, sebuah
portofolio layanan perusahaan, mesin produksi yang menambah integrasi ke dalam
sistem dimungkinkannya perencanaan dari informasi yang diperoleh untuk
pengoptimalan biaya proses bisnis.
b) Tercukupinya penggunaan aplikasi, informasi dan solusi teknologi.
Menjaga pemahaman karyawan sebagai pengguna layanan dan produk teknologi
yang mendukung proses bisnis. Pemanfaatan ERP yang memiliki fungsi untuk
menentukan jangka waktu pengerjaan suatu operasional yang tertera pada Bill of
Material, evaluasi pada setiap proses bisnis utama bagian produksi, seperti memperbaiki
waktu operasional. yang dapat meningkatkan produktivitas pegawai.
c) Penyampaian program yang menyampaikan keuntungan, tepat waktu, tepat biaya,
dan memenuhi kebutuhan dan standar kualitas.
Menjaga biaya keseluruhan dengan tetap menjaga kualitas proyek TI. Lini proses
bisnis utama perusahaan, produksi didukung oleh sistem ERP sebagai aplikasi yang
berguna untuk monitoring pegawai, meminimalkan kesalahan-kesalahan pada
perencanaan, mengontrol kondisi logistik secara cermat, perencanaan sales dan
marketing, mengelola laporan keuangan, pengambilan keputusan keuangan, hingga
pengambilan keputusan strategis.
d) Pengetahuan, keahlian, dan inisiatif untuk inovasi bisnis
Mengelola kesadaran dan pengertian eksekutif terhadap kemungkinan inovasi
melalui TI. Salah satu misi dari perusahaan yaitu memberikan produk yang inovatif yang
sesuai dengan berbagai kebutuhan pelanggan, berinovasi melalui informasi dalam
spesifikasi pemesanan dari keinginan konsumer, yang dapat digunakan oleh marketing,
pengembangan model bus oleh engineering,
Hasil keluaran dari TI tidaklah menjadi satu-satunya keuntungan utama dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Berbagai fungsi di perusahaan memiliki peran yang juga
krusial untuk mewujudkan hal tersebut, namun dalam konteks COBIT 5 hanya aktivitas
dan tujuan berkaitan dengan TI yang dipertimbangkan.
17
5. Kesimpulan
Evaluasi terhadap keselarasan antara tujuan organisasi pada CV. Laksana dengan
tujuan TI, dilihat cukup baik dari pengimplementasian TI yang ada, telah adanya
keselarasan antara pengimplementasian berupa investasi dibidang TI yang mendukung
proses bisnis utama, namun bentuk pelayanan terhadap pelanggan dalam TI perlu
dilaksanakan seperti pengembangan web. Goal cascade dari framework COBIT 5 dapat
digunakan oleh perusahaan berskala sedang untuk memperoleh definisi prioritas dalam
pencapaian tata kelola teknologi informasi yang relevan.
Analisa ini dapat memberikan sebuah gambaran korelasi antara tujuan bisnis dan
tujuan terkait TI yang dapat digunakan untuk membentuk suatu tata kelola TI, yang
disesuaikan dengan assessment COBIT 5 sehingga dapat digunakan menjadi alat untuk
evaluasi internal perusahaan. IT-related goals yang ada berkaitan langsung dengan
proses-proses di dalam kelima domain COBIT 5, yang merupakan salah satu enabler
dalam kerangka kerja ini.
18
Daftar Pustaka
[1] Faryabi, Mohammad., Fazlzadeh, Alireza., Zahedi, Behrad., Darabi, Hossein
Alizadeh. 2012. Alignment of Business and IT and Its Association with Business
Performance: The Case of Iranian Firms. Journal of Business & Management,
Vol.1, Issue 1., 15-28.
[2] Van Grembergen, Wim., & De Haes, Steven. 2010. Enterprise Governance of
Information Technology. Springer.
[3] ISACA. 2012. COBIT 5: Enabling Process.
[4] Weber, Ron, 1999, Information System Control and Audit, The University of
Qeensland: Prentice-Hall Inc
[5] De Haes, Steven., Haest, Rogier. 2010. IT Governance and Business-IT Alignment
in SME. ISACA Journal Volume 6.
[6] Bergeron, Francois., Croteau, Anne-Marie., Uwizeyemungu, Sylvestre., Raymond,
Louis. 2015. IT Governance Theories and the Reality of SMEs: Bridging the Gap.
48th Hawaii International Conference on System Sciences, IEEE Computer
Society.
[7] Al Omari, Loai., Barnes, Paul., Pitman, Grant. 2012. Optimizing COBIT 5 for IT
Governance: Example from the Public Sector. 2nd. International Conference on
Applied and Theoretical Information Systems Research.
[8] Bartners, Yannick., De Haes, Steven., Lamoen, Yannick., Schulte, Frederik., Voss,
Stefan. 2015. On the way to a Minimum Baseline in IT Governance: Using Expert
Views for Selective Implementation of COBIT 5. 48th Hawaii International
Conference on System Sciences, IEEE Computer Society.
[9] Van Grembergen, Wim., De Haes, Steven., Moons, Jan. 2005. Linking Business
Goals to IT Goals and COBIT Process. Information System Control Journal,
Volume 4.
:http://www.qualified-audit-partners.be/user_files/ITforBoards/GVIT_ISACA-
Van_Grembergen_-_De_Haes_Steven_-
_Moons_Jan_Linking_Business_Goals_to_IT-
Goals_and_CobiT_Processes_2005.pdf, diakses pada 26 Februari 2017
[10] Van Grembergen, Wim., De Haes, Steven., Brempt, Hilde Van. How does the
Business drive IT? Identifying, Prioritising and Linking Business and IT Goals.
Universiteit Antwerpen Management School.
:http://old.antwerpmanagementschool.be/media/287482/How%20business%20dri
ve%20IT.pdf, diakses pada 26 Februari 2017
[11] Kaplan, Robert S., David P. Norton. 1996. The Balanced Scorecard: Translating
Strategy Into Action, Harvard University Press, USA.
[12] De Haes, Steven., Van Grembergen, Wim. 2015. Enterprise Governance of
Information Technology. Achieving Alignment and Value, Featuring COBIT 5,
Second Edition. Springer International Publishing Switzerland.
[13] Satori, Djam’an., & Komariah, Aan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
[14] ISACA. 2012. COBIT 5: A Business Framework for the Governance and
Management of Enterprise IT.