analisa kerusakan komponen lubrication system pada...

96
ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA ENGINE C7 CATERPILLAR TUGAS AKHIR Oleh: Agustinus Sambo 15 610 087 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINNGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI TEKNIK ALAT BERAT SAMARINDA 2017

Upload: hoangnhu

Post on 05-Feb-2018

293 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM

PADA ENGINE C7 CATERPILLAR

TUGAS AKHIR

Oleh:

Agustinus Sambo

15 610 087

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINNGI

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI TEKNIK ALAT BERAT

SAMARINDA 2017

Page 2: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

i

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM

PADA ENGINE C7 CATERPILLAR

Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (Amd)

pada

Program Studi Teknik Alat Berat

Jurusan Teknik Mesin

Di Politeknik Negeri Samarinda

TUGAS AKHIR

Oleh:

Agustinus Sambo

15 610 087

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINNGI

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI TEKNIK ALAT BERAT

2017

Page 3: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Agustinus Sambo

NIM : 15 610 087

Jurusan : Teknik Mesin

Program Studi : Teknik Alat Berat

Jenjang : Diploma III

Judul Tugas Akhir : “Analisa Kerusakan Komponen Lubrication System pada Engine

C7 Caterpillar” Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil

karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya

nyatakan dengan benar.

Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam Laporan Tugas Akhir

ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Samarinda 19 Juli 2017

Agustinus Sambo

NIM. 15610087

Page 4: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

iii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA

ENGINE C7 CATERPILLAR

Nama : Agustinus Sambo

Nim : 15 610 087

Jurusn : Teknik Mesin

Program Studi : Teknik Alat Berat

Jenjang Studi : Diploma III

Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan

pada tanggal, 01 Agustus 2017

Menyetujui :

Pembimbing I

Ir. Abdul Muis, MT

NIP. 19640622 199303 1 003

Pembimbing II

Darma Aviva, ST., MT

NIP. 19700727 199512 1 002

Mengesahkan :

Direktur Politeknik Negeri Samarinda,

Ir. H. Ibayasid, M.Sc

NIP. 19590303 198903 1 002

Lulus Ujian Tanggal : 01 Agustus 2017

Page 5: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

iv

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA

ENGINE C7 CATERPILLAR

Nama : Agustinus Sambo

Nim : 15 610 087

Jurusn : Teknik Mesin

Program Studi : Teknik Alat Berat

Jenjang Studi : Diploma III

Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan

pada tanggal 01 Agustus 2017

Penguji I,

Nama : Muhammad Taufik, ST., M.Si

NIP : 19710106 199702 1 001

Penguji II,

Nama : Molana Ariefuddin

NIP : -

Penguji III,

Nama : Handry Triyono

NIP : -

Mengetahui :

Ketua Jurusan Teknik Mesin

H. Baso Cante, ST., MT

NIP. 19691231 199512 1 001

Ketua Program Studi Teknik Alat Berat

Faisyal Umar, ST., MT

NIP. 19690217 199802 1 001

Page 6: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

v

ABSTRAK

Sambo A, Analisa Kerusakan Komponen Lubrication System pada Engine

C7 Caterpillar. Teknik Alat Berat. Teknik Mesin. Politeknik Negeri Samarinda.

Lubrication System merupakan salah satu sistem Engine yang berfungsi untuk

melumasi dan mencegah terjadinya keausan dalam menjaga ketahanan komponen. Oleh

karena itu Lubrication System harus bekerja dengan baik dan melumasi setiap

komponen Engine yang bergerak. Analisa ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui

kerusakan komponen – komponen Lubrication System dan bagaimana komponen

tersebut mengalami kerusakan dan keausan. Analisa dilakukan dengan mengunakan

Engine C7 Caterpillar dengan cara beberapa proses diantaranya visual inspection,

pengujian dan pengkukuran. Setalah melakukan Analisa penulis merakit kembali

komponen dan Engine. Visual inspection dan pengukuran dilakukan pada Oil pump,

Pengujian Oil Cooler dilakukan sesuai dengan literature, pemotongan Screen Oil filter

untuk melihat partikel yang ada pada Screen. Hasil yang di dapatkan adalah terjadi

keausan Abrasive wear dan Contact strees fatigue yang disebabkan besarnya clearance

dan gesekan saat pengoperasian engine dan kerusakan Spring reliev valve pada Oil

pump serta kerusakan Spring relieve valve pada Oil Filter bypass velve. Harus

dilakukan penggantian Spring reliev valve pada Oil pump dan Filter bypass valve

sesuai dengan spesifikasinya.

Kata kunci : Lubriation System, Oil pump, Oil cooler,Oil Filter Bypass valve

Page 7: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini berjudul

“Analisa Kerusakan Komponen Lubrication System Pada Engine C7 Caterpillar”

disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh jenjang Ahli Madya (Amd)

pada Jurusan Teknik Mesin Alat Berat Politeknik Negeri Samarinda.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis tidak terlepas dari segala macam

kekurangan dan kesalahan, namun berkat usaha dan niat yang kuat serta bantuan dari

berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikannya.

Tidak terhitung jumlah dukungan yang penulis terima dalam penyelesain tugas

akhir ini, oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih

yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Ir. H. Ibayasid, M.Sc selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda

2. Bapak Baso Cante, ST., MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.

3. Bapak Faisyal Umar, ST., MT, selaku Ketua Program Studi Alat Berat.

4. Bapak Ir. Abdul Muis, MT, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

saran, dan petunjuk dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

5. Bapak Darma Aviva, ST., MT, selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen, Staf Teknisi serta Administrasi Jurusan Teknik Mesin dan

Program Studi Alat Berat.

7. Kedua Orang tua dan Saudara penulis yang senantiasa membantu dalam do’a dan

biaya selama kuliah sampai penyelesaian Tugas Akhir ini.

Page 8: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

vii

8. Teman-teman Teknik Mesin Progam Studi Alat Berat Angkatan 2014 selalu

menjunjung tinggi kebersamaan dan senantiasa saling membantu serta

memberikan semangat selama proses penyusunan Tugas Akhir ini.

9. Keluarga Besar Mahasiswa Kristen Politeknik Negeri Samarinda (KBMK

POLNES) yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam penyusunan

Tugas Akhir ini.

10. Dan semua pihak yang tak mungkin penulis sebutkan satu persatu, sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dan

membalas segala kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam

penyusunan Tugas Akhir ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak-pihak yang membacanya.

Samarinda, 19 Juli 2017

Penulis,

Page 9: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI .................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR.................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 2

1.4 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

1.5 Manfaat Penulisan .................................................................................... 2

1.6 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 2

1.7 SistematikaPenulisan ................................................................................ 3

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pelumasam .................................................................................... 5

2.1.1 Fungsi Pelumas ........................................................................... 6

2.2 Klaifikasi Oli Pelumas .............................................................................. 7

2.2.1 Standar Asosiasi .............................. ............................................. 7

2.2.2 Peringkat Pelumas (Grade) ............... ........................................... 9

2.3 Kode Pengenal Pada Label Oli ................................................................. 13

2.4 Komponen-komponen Lubrication System ............................................. 14

2.5 System aliran oli di dalam Engine C7 Caterpillar ................................... 20

2.6 Pengertian Contamination Control........................................................... 21

Page 10: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

ix

2.6.1 Tujuan dan Keuntungan Contamination Control ......................... 22

2.6.2 Penyebab Kontaminasi Pada Lubrikasi ....................................... 23

2.7 Perubahan Pelumas Dalam Penggunaan ................................................. 25

2.8 Macam-macam Keausan ......................................................................... 26

2.8.1 Keausan Abrasive ........................................................................ 27

2.8.2 Keausan Adhesive ........................................................................... 28

2.8.3 Keausan Erosi ............................................................................. 29

2.8.4 Erosi Kavitasi .............................................................................. 30

2.8.5 Contact Stress Fatique ................................................................ 31

2.8.6 Corrosion .................................................................................... 32

2.8.7 Fretting Corrosion ...................................................................... 33

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Metode Peneltian..................................................................................... 34

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 34

3.3 Spesifikasi Engine C7 Caterpillar ........................................................... 34

3.4 Spesifikasi Oil Pump ............................................................................... 36

3.4.1 Pengukuran Oil Pump ................................................................. 36

3.4.2 Nama Komponen Oil Pump ........................................................ 37

3.5 Spesifikasi Oil Cooler ............................................................................. 38

3.5.1 Nama Komponen Oil Cooler ..................................................... 38

3.6 Spesifikasi Oil Filter Bypass Valve ........................................................ 39

3.7 Peralatan dan Bahan ............................................................................... 40

3.8 Diagram Alir .......................................................................................... 44

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Analisa Oil Pump Engine C7 Caterpillar .............................................. 46

4.1.1 Proses pembongkaran Oil Pump ................................................. 46

4.1.2 Visual Inspection pada Oil pump ................................................ 48

4.1.3 Pengukuran pada Oil pump ......................................................... 52

4.1.4 Proses perakitan Oil pump .......................................................... 55

4.1.5 Hasil Analisa Oil pump ............................................................... 57

4.2 Analisa Oil Cooler Engine C7 Caterpillar ............................................. 57

4.2.1 Proses Pelepasan Oil Cooler ....................................................... 57

Page 11: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

x

4.2.2 Visual inspection terhadap Oil Cooler ........................................ 60

4.2.3 Prosedur dan Hasil pengujian kebocoran Oil Cooler ................. 61

4.2.4 Pencegahan dan Solusi perbaikan .............................................. 64

4.2.5 Proses Pemasangan Oil Cooler ................................................... 65

4.3 Analisa Oil Filter Bypass Valve Engine C7 Caterpillar .......................... 68

4.3.1 Proses pembongkaran Oil Filter Bypass Valve ........................... 68

4.3.2 Visual inspection Oil Filter Bypass Valve .................................. 70

4.3.3 Pengukuran pada Oil Filter Bypass Valve .................................. 73

4.3.4 Penyebab dan Akibat kerusakan Oil Filter Bypass Valve ........... 75

4.3.5 Proses Perakitan dan Pemasangan Oil Filter Bypass Valve ........ 76

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 78

5.2 Saran .......................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik Multigrade Oli .................................................................. 10

Gambar 2.1 Kode Pengenal 15-40.................................................................. 13

Gambar 2.2 Kode Pengenal Huruf W............................................................. 14

Gambar 2.4 Kode Pengenal Huru CF-4,CE ................................................... 14

Gambar 2.5 Komponen Lubrication System .................................................. 14

Gambar 2.6 Oil Pan ........................................................................................ 15

Gambar 2.7 Suction Bell dan Inlet Screen ...................................................... 16

Gambar 2.8 Oil Pump ..................................................................................... 16

Gambar 2.9 Oil Cooler .................................................................................... 17

Gambar 2.10 Oil Filter .................................................................................... 18

Gambar 2.11 Main Oil Gallery ....................................................................... 19

Gambar 2.12 Piston Cooling Jet ..................................................................... 19

Gambar 2.14 Crankcase Breather ................................................................... 20

Gambar 2.15 Abrasive Wear ............................................................................... 27

Gambar 2.16 Kerusakan Abrasive ................................................................... 28

Gambar 2.17 Kerusakan Abrasive ................................................................... 28

Gambar 2.18 Adhesive Wear ........................................................................... 28

Gambar 2.19 Kerusakan Adhesive ................................................................... 29

Gambar 2.20 Piston ......................................................................................... 29

Gambar 2.21 Erosion....................................................................................... 29

Gambar 2.22 Kerusakan Erosi ......................................................................... 30

Gambar 2.23 Kerusakan Erosi ......................................................................... 30

Gambar 2.24 Cavitation Erosion ..................................................................... 30

Gambar 2.25 Kerusakan Cavitation Erosion................................................... 31

Gambar 2.26 Contact Stress Fatique............................................................... 31

Gambar 2.27 Corrosion .................................................................................. 32

Gambar 2.28 Fretting Corrosion ..................................................................... 33

Gambar 3.1 Engine C7 Caterpillar .................................................................. 35

Gambar 3.2 Oil Pump ...................................................................................... 36

Gambar 3.3 Komponen Oil Pump ................................................................... 37

Gambar 3.4 Komponen Oil Cooler ................................................................. 38

Page 13: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

xii

Gambar 3.5 Oil Filter Bypass Valve............................................................... 39

Gambar 3.6 Prosedur Pelepasan dan Pemasangan Oil filter base .................. 39

Gambar 3.7 Posisi Spring bypass valve .......................................................... 40

Gambar 3.6 Prosedur Pelepasan dan Pemasangan Oil filter base .................. 39

Gambar 4.1 Bolt pada idler gear .................................................................... 46

Gambar 4.2 Outlet manifold ........................................................................... 46

Gambar 4.3 Bolt pada body ............................................................................ 47

Gambar 4.4 Outer rotor dan inner rotor ........................................................ 47

Gambar 4.5 Drive gear dari shaft ................................................................... 47

Gambar 4.6 Pemeriksaan visual pada housing oil pump ................................ 48

Gambar 4.7 Pemeriksaan visual oil pump housing ........................................ 48

Gambar 4.8 Pemeriksaan visual outer rotor .................................................. 49

Gambar 4.9 Pemeriksaan visual inner rotor ................................................. 50

Gambar 4.10 Pemeriksaan visual pada main shaft ........................................... 51

Gambar 4.11 Pemeriksaan visual Relieve valve body ...................................... 51

Gambar 4.12 pengukuran length of the inner gear ........................................... 52

Gambar 4.13 Pengukuran length of the outer gear .......................................... 52

Gambar 4.14 Pengukuran Depth of the bore for the gear ................................ 53

Gambar 4.15 Pengukuran clearance outer rotor to body ................................. 53

Gambar 4.16 Pengukuran clearance inner to outer rotor ................................ 53

Gambar 4.17 pengukuran end play outer rotor ............................................... 54

Gambar 4.18 pengukuran end play inner rotor ............................................... 54

Gambar 4.19 Free length spring ..................................................................... 55

Gambar 4.20 Test force spring ......................................................................... 55

Gambar 4.21 Outer rotor dan Inner rotor ........................................................ 55

Gambar 4.22 Drive gear pada shaft ................................................................. 56

Gambar 4.23 Body ke bracket .......................................................................... 56

Gambar 4.24 Outlet manifold .......................................................................... 56

Gambar 4.25 Idler gear .................................................................................... 57

Gambar 4.26 Aliran pelumas ke Turbocharger ............................................... 58

Gambar 4.27 Oil Filter ..................................................................................... 58

Gambar 4.28 Bolt oil cooler ............................................................................. 58

Gambar 4.29 Keluarkan oil cooler dari block engine ....................................... 59

Gambar 4.30 Oil cooler dan Filter base .......................................................... 59

Page 14: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

xiii

Gambar 4.31 Seal O-ring ................................................................................. 59

Gambar 4.32 Visual inspection casting ............................................................ 60

Gambar 4.33 Visual inspection tube mounting flange ...................................... 61

Gambar 4.34 Oil Cooler dan Oil Cooler tester Gp .......................................... 62

Gambar 4.35 Pengujian Oil Cooler ................................................................. 63

Gambar 4.36 Seal O-ring ................................................................................. 66

Gambar 4.37 Gasket ........................................................................................ 66

Gambar 4.38 Oil cooler dan Filter base .......................................................... 66

Gambar 4.39 pemasangan Oil Cooler .............................................................. 67

Gambar 4.40 Prosedur pengencangan Oil cooler dan Bolt Oil filter base ...... 67

Gambar 4.41 Oil filter ...................................................................................... 68

Gambar 4.42 Aliran pelumas ke turbocharger................................................. 68

Gambar 4.43 Oil filter ...................................................................................... 69

Gambar 4.44 Aliran pelumas ke turbocharger................................................. 69

Gambar 4.45 Bolt oil filter base ....................................................................... 69

Gambar 4.46 Plug, plunger dan spring ............................................................ 70

Gambar 4.47 Pemotongan oil filter .................................................................. 70

Gambar 4.48 Pengeringan element oil filter pada ragum ................................. 70

Gambar 4.49 Pemeriksaan visual element oil filter .......................................... 71

Gambar 4.50 Plunger ....................................................................................... 72

Gambar 4.51 Housing bypass valve ................................................................. 72

Gambar 4.52 Scratch pada plunger .................................................................. 73

Gambar 4.53 Pengukuran spring pada bypass valve ........................................ 74

Gambar 4.54 Plug plunger dan spring ............................................................. 76

Gambar 4.55 Bolt Oil Filter base .................................................................... 76

Gambar 4.56 Aliran pelumas ke Turbocharger ............................................... 77

Gambar 4.57 Pemasangan Oil Filter ................................................................ 77

Page 15: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kontaminasi Pada Pelumasan ................................................................. 26

Tabel 3.1 Keterangan Komponen Oil Pump ........................................................... 37

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Inner dan Outer gear Oil Pump ................................. 52

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Depth of the bore ...................................................... 53

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Clearance ................................................................... 54

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran End play .................................................................... 54

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Spring reliev valve ....................................................... 55

Tabel 4.6 Hasil Pengujian kebocoran Oil Cooler .................................................... 63

Tabel 4.7 Rating categories particle ....................................................................... 71

Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Spring Bypass valve Oil filter ................................... 74

Page 16: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan Alat Berat pada zaman sekarang sangat dibutuhkan, karena Alat

Berat tersebut diperlukan bagi setiap lembaga atau industri yang ada diseluruh dunia,

Kalimantan Timur pada khususnya. Dimana di Bumi Etam ini, banyak sekali Sumber

Daya Alam yang melimpah, seperti batubara, kelapa sawit, kayu, dan lain-lainnya.

Maka industri Alat Berat pun saling meningkatkan performa Unit/Engine yang

diproduksinya sesuai perkembangan teknologi saat ini. Perawatan dan pemeliharaan

rutin pun dilakukan, yaitu dengan mengontrol cara kerja sistem-sistem di dalam suatu

untuk menjaga performa Unit/Engine tetap prima. Salah satu sistem yang berperan

penting dalam Engine System dan menjaga ketahanan komponen supaya tetap bisa

digunakan sampai waktu yang telah di tentukan bahkan melebihi itu ialah Lubrication

System/Sistem Pelumasan. Lubrication System pada Engine berfungsi untuk melumasi

komponen, pendingin komponen yang bergerak dan bergesekan yang menghasilkan

panas, pembersih kotoran yang dihasilkan dari gesekan komponen logam, dan

pencegah karat komponen logam. Semua itu diperlukan karena Engine yang beroperasi

membutuhkan pelumasan.

Kegagalan Lubrication dapat berpengruh besar terhadap ketahanan komponen

dan dapat merusak komponen-komponen Engine contohnya pada Oil Pump,

Crankshaft, Piston dan komponen lain. Penulis mencoba untuk menganalisa lebih

dalam mengenai ini. Dan akan Penulis tuangkan dalam judul Analisa Kerusakan

Komponen Lubrication System Pada Engine C7 Caterpillar, sebagai Tugas Akhir

Penulis.

Page 17: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

2

1.2 Rumusan Masalah

Pada permasalahan yang akan Penulis bahas dalam hal ini adalah hal apa saja

yang menyebabkan Kerusakan Komponen Lubrication System Pada Engine C7

Caterpillar.

1.3 Batasan Masalah

Dalam membahas permasalahan di Lubrication System, maka pembahasan

dibatasi hanya pada :

1. Analisa terjadinya Kerusakan Komponen Lubrication System Pada Engine C7

Caterpillar

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan tugas akhir yang ingin dicapai oleh penulis adalah :

1. Untuk mengetahui Kerusakan apa saja yang bisa terjadi pada Komponen

Lubrication System Engine C7 Caterpillar

2. Untuk mengetahui cara yang dilakukan untuk mengurangi Kerusakan

Komponen Lubrication System Engine C7 Caterpillar?

1.5 Manfaat Penulisan

1. Dapat dijadikan referensi untuk mekanik yang mempelajari bidang Lubrication

System.

2. Dapat dijadikan pembelajaran bagi mahasiswa dan pembaca.

3. Penulis lebih banyak mengetahui tentang Lubrication System.

1.6 Metode Pengumpulan Data

Metode penulisan dalam laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Studi pustaka, yaitu proses pengumpulan data yang berasal buku-buku

pendukung yang memuat berbagai informasi yang ada dan terkait dengan

Page 18: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

3

proses pengerjaan tugas akhir ini. Dan juga Multimedia Information Manager

(MIM), System Information Service (SIS),

2. Studi lapangan, yaitu proses pengamatan langsung pada benda kerja.

3. Interview, yaitu proses konsultasi dengan dosen-dosen pembimbing,

beberapa senior di industri, dan juga rekan-rekan mahasiswa.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah

sebagai berikut :

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini penulis membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode pengumpulan data dan sistematika

penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisikan tentang teori-teori yang mendukung dan berhubungan dengan

judul tugas akhir yang diangkat oleh penulis yakni tentang sistem pelumasan,

komponen Lubrication System, Contamination Control, dan macam-macam keausan

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi engine, spesifikasi oil pump, spesifikasi oil

cooler, spesifikasi oil filter, Peralatan dan diagram alir pengerjaan tugas akhir

BAB 4 PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan tentang pembahasan dari judul tugas akhir yang diangkat oleh

penulis, meliputi disassamble komponen, visual inspection, pengukuran pada

komponen Lubrication System dan Assamble komponen beserta pembahasanya.

Page 19: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

4

BAB 5 PENUTUP

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil analisa dan saran yang sifatnya

membangun agar ke depannya hasil dari analisa tugas akhir ini dapat lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Berisikan semua pustaka (referensi) yang digunakan sebagai acuan dalam menyusun

tugas akhir.

LAMPIRAN

Berisikan lembar-lembar konsultasi pembimbing, dokumentasi dan literature yang di

ambil dari service information system sebagai acuan dalam penyusunan tugas akhir ini.

Page 20: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan adalah suatu sistem yang berfungsi mensirkulasikan oli

keseluruhan Engine untuk melindungi gerakan komponen-komponen Engine dari

keausan agar umur dan daya tahan komponen Engine sesuai dengan efisiensi

pemakaiannya.

Beberapa kerusakan yang terjadi pada komponen Engine disebabkan karena

komponen tersebut tidak cukup pelumasan. Pada permukaan-permukaan yang

bergesekan, cepat atau lambat akan timbul panas dan apabila panas yang timbul tidak

dkurangi selama pemakaian, maka lama kelamaan permukaan itu akan memuai. kalau

sudah terjadi pemuaian seperti ini, gerakan pada permukaan yang bergesekan akan

mengalami kesulitan untuk bergerak atau berputar, tetapi karena gerakan itu di dukung

oleh tenaga Engine, mau tak mau kedua permukaan yang sudah memuai tadi tetap

bergerak dan berputar walupun gerakan tadi agak sulit dan berat. Hal ini dirasakan

dengan jalan menggerakkan permukaan tersebut dengan menggunakan tangan, akan

lebih jelas bila keduabidang yang bergesekan diberi pelumas. Kerusakan yang timbul

akibat kurangnya pelumasan juga berakibat berkurangnya umur/masa pakai dari

komponen, hal ini disebabkan oleh komponen yang saling bergesekan akan mengikis

permukaan yang bergesekan tersebut satu sama lain, jika hal ini terjadi terus menerus

akan berdampak pada ketahanan komponen. untuk itu diperlukan pelumas yakni oli.

Page 21: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

6

2.1.1 Fungsi Oli

Oli yang merupakan cairan pelumas pada Lubrication System, mempunyai fungsi

sebagai berikut :

1. Melumasi

Oli memiliki kemampuan melumasi dengan membentuk lapisan tipis oli (oil

film) untuk melindungi permukaan komponen engine yang bergesekan satu sama

lain.

2. Menyerap panas

Oli harus memiliki kemampuan untuk menyerap panas yang disebabkan oleh

gesekan dan proses pembakaran di dalam ruang bakar.

3. Membersihkan permukaan komponen Engine

Oli Engine harus memiliki zat pembersih (Detergen) yang baik untuk

membersihkan kotoran dari sisa-sisa pembakaran di dalam ruang bakar.

4. Penyekat (Seal)

Lapisan tipis oli (Oil Film) mengahalangi kebocoran gas buang atau udara

Crankcase.

5. Pencegah karat

Oli harus dapat mencegah karat akibat zat asam yang timbul selama proses

pembakaran dan kondensasi.

6. Peredam kejutan

Kekentalan oli dapat menyerap kejutan dari permukaan yang saling

bersentuhan seperti roda gigi dan bearing.

7. Melarutkan kotoran

Oli harus memiliki kemampuan melarutkan kotoran supaya tidak terbentuk

endapan.

Page 22: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

7

8. Mencegah timbulnya busa

Oli harus mengandung zat yang dapat mencegah timbulnya busa (foam) karena

busa dapat menyebabkan ketidak setabilan lapisan oli (oil film) sehingga kualitas

pelumasan menurun dan kebocoran yang berlebihan dari breather.

9. Pencegah oksidasi

Oli harus memiliki ketahanan yang baik terhadap panas guna menjamin umur

pemakaian oli.

2.2 Klasifikasi Oli Pelumas

Kekentalan oli pelumas dinyatakan dengan angka (Viscositas Indeks). Semakin

tinggi angkanya maka semakin kental oli tersebut. Dalam pasaran yang paling populer

dan perlu diketahui untuk mengetahui kualitas pelumas adalah :

2.2.1 Standar Asosiasi

SAE (Society of Automative Engineers) mengklasifikasikan minyak pelumas

menurut tingkat kekentalannya (viksositas) pada temperatur 400 C, 1000C dan beberapa

temperatur rendah (dibawah 00C). Minyak pelumas dengan SAE 20W-50 berarti

minyak pelumas tersebut mudah mengalir dan tertuang seperti pelumas encer dengan

tingkat kekentalan SAE 50 pada temperature operasi mesin yang relatif tinggi.

API (American Petrolium Instute) membuat klasifikasi untuk menunjukkan

kinerja minyak pelumas berdasarkan atas penggunaan dan beban. Motor bensin di beri

kode “S” (singkatan dari Service atau Spark). Huruf awal tersebut di ikuti dengan huruf

alphabet yang di mulai berurutan dengan huruf A untuk spesifikasi minyak pelumas

awal (SA). Tingkat kinerja minyak pelumas mesin bensin terakhir saat ini adalah SL.

API (American Petroleum Instute), ASTM (American Society for Testingan

Materials) dan SAE (Society of Automative Engineers) membentuk sistem klasifikasi

Page 23: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

8

pelumas API sebagai usaha bersama. Sistem klasifikasi itu merupakan metode

mengklasifikasikan minyak pelumas menurut sifat-sifat kinerjanya serta berkaitan

dengan jenis tugas yang di maksud. Klasifikasi “S” service station/mesin pengapian

busi

a. SA spesifikasi kuno (tidak digunakan lagi).

b. SB digunakan untuk motor bensin dengan tugas ringan (jarang digunakan).

c. SC digunakan untuk mesin kendaraan buatan antara tahun 1964-1967.

d. SD digunakan untuk mesin kendaraan buatan antara tahun 1968-1790.

e. SE digunakan untuk mesin kendaraan buatan antara tahun 1971 ke atas.

f. SF digunakan untuk mesin kendaraan buatan antara tahun 1980 ke atas.

g. SG digunakan untuk mesin kendaraan buatan antara tahun 1989 ke atas.

h. SH digunakan untuk mesin kendaraan buatan antara tahun 1993 ke atas.

i. SJ digunakan untuk mesin kendaraan buatan antara tahun 1997 ke atas.

j. SL digunakan untuk mesin kendaraan buatan antara tahun 2001 ke atas.

Minyak pelumas untuk motor diesel diberikan kode “C” (commercial atau

compression) dengan di ikuti secara alphabetis.

a. CA digunakan untuk motor diesel dengan tugas ringan (tidak digunakan lagi).

b. CB digunakan untuk motor diesel dengan tugas ringan (tidak digunakan lagi).

c. CC digunakan untuk motor diesel dengan tugas sedang sampai berat.

d. CD digunakan untuk motor diesel dengan tugas berat yang dilengkapi dengan

“supercharger” atau “turbocharger.

e. CD-II digunakan untuk motor diesel dua langkah

f. CE digunakan untuk motor diesel dengan tugas berat dengan “turbo/super

charger” (tidak digunakan lagi).

Page 24: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

9

g. CF digunakan untuk motor diesel buatan tahun 1994 ke atas.

h. CF-2 digunakan untuk motor diesel dua langkah.

i. CF-4 digunakan untuk motor diesel empat langkah dengan tugas berat buatan

tahun 1990 dan beroperasi dengan kecepatan tinggi.

j. CG-4 digunakan untuk motor diesel empat langkah dengan tugas berat buatan

tahun 1994 dan beroperasi dengan kecepatan tinggi serta beban berat.

k. CG-4 digunakan untuk motor diesel empat langkah dengan tugas berat buatan

tahun 1994 dan beroperasi dengan kecepatan tinggi serta beban berat.

l. CH-4 digunakan untuk motor diesel kecepatan tinggi buatan tahun 1998 ke atas.

m. CI-4 digunakan untuk motor diesel empat tugas berat yang memenuhi standar

emisi gas buang.

Selain itu ada juga jenis minyak pelumas seperti API CC-SE, maksudnya adalah

minyak pelumas tersebut dapat digunakan pada motor diesel (CC), maupun motor

bensin (SE).

2.2.2 Peringkat Pelumas (Grade)

Beberapa model Engine memerlukan jenis oli yang berbeda, gunakanlah jenis oli

yang sesuai dengan spesifikasi Engine tersebut dengan memperhatikan literatur yang

sesuai. Minyak pelumas dibedakan menurut peringkatnya menjadi :

1. Pelumas Peringkat Tunggal (Single Grade)

Minyak pelumas ini mempunyai karakteristik viskositas tunggal seperti minyak

pelumas dengan SAE 10, SAE 20 SAE 30 SAE 40 SAE 50 dan sebagainya. Minyak

pelumas ini digunakan untuk peralatan Engine yang rentang temperature

lingkungan operasinya relatif pendek.

Page 25: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

10

2. Pelumas Peringkat Ganda (Multi Grade)

Minyak pelumas ini mempunyai karakteristik viskositas ganda seperti minyak

peumas dengan SAE 10W-30, SAE 15W-40, dan sebagainya. Minyak pelumas ini

digunakan untuk Engine dengan rentang suhu operasi lingkungan relatif panjang.

Gambar 2.1 Grafik Multigrade Oil

Saat yang paling kritikal pada sistem pelumasan adalah ketika Engine di Start-

Up dalam kondisi dingin dan komponen Engine akan berakselerasi dengan sangat

cepat. Apabila oli yang digunakan hanya memiliki sifat yang alamiah yaitu memiliki

Viscosity yang tinggi pada kondisi dingin, akan mempercepat kerusakan Engine karena

oli akan sulit untuk mengalir ke tempat yang akan dilumasi dan terjadi kekurangan

pelumasan pada komponen tersebut. Apabila dipergunakan oli yang Viscosity-nya

rendah maka ketika Engine mencapai temperture operasi, Viscosity oli akan semakin

rendah dan efek pelummasan yang terjadi semakin berkurang.

Untuk menghadapi kendala yang dihadapi di atas tentunya di perlukan oli yang

tidak terlalu kental saat Start-Up dikondisi dingin dan tidak terlalu encer jika mencapai

temperatur operasi. Oli yang memiliki karakteristik seperti ini disebut dengan Multi

Grade Oil seperti SAE 15W-40. Oli jenis ini akan mengalir dengan baik saat Start-Up

dalam kondisi dingin dengan Viscosity 15W dan dapat mencapai kekentalanyang baik

Page 26: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

11

pada temperature operasi dengan Visvosity SAE 40 yaitu temperatur di atas 1000C.

Additive sangat di perlukan sebagai zat pencampur pada Base Stock Oil (oli dasar),

perbandingan pencampurannya adalah 80% Base Stock dan 20% Additives. Walupun

Base Stock Oil (oli dasar) yang di pergunakan sudah bagus kualitasnya, Additive

berfungsi menyediakan unsur-unsur yang tidak terdapat pada Base Stock untuk

meningkatkan kemampuan oli sehingga dapat memenuhi keseluruh fungsinya.

Beberapa Additive yang umum yaitu:

1. Oxidation Inhibitor

Komposisi oli dapat rusak pada saat terkena panas di dalam Engine, proses ini

disebut juga oksidasi. Oxidation inhibitor berfungsi menurunkan tingkat oksidasi yang

terjadi di dalam engine dan memperpanjang usia pakai oli.

2. Film Stenghth Agent

Additive jenis ini memperkuat oli pada situasi terbentuknya lapisan Oil Film

yang terlalu tipis sehingga dapat mencegah timbulnya kontak antara metal ke metal.

3. Extreme Pressure/anti Wear Agent

Additive jenis ini membentuk lapisan spesial pada permukaan metal sehingga

jika oil film terlalu tipis atau rusak, lapisan spesial ini melindungi permukaan dari

kondisi kontak metal dengan metal.

4. Rust/Corrotion Inhibitor

Additive membentuk lapisan khusus pada permukaan metal untuk mencegah

penyerapan uap air yang dapat mengakibatkan karat dan korosi.

5. Adhesive Agent

Additive ini meningkatkan kemampuan oli untuk menempel pada permukaan

metal.

Page 27: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

12

6. Defoamant

Additive ini meningkatkan kekuatan oli sehingga sulit terbentuknya busa

(Foam).

7. Viscosity Index Improver

Additive ini menurunkan tingkat pengeceran oli akibat panas sehingga

cenderung bersifat lebih stabil terhadap perubahan termperatur.

8. Disperssant/Detergent

Additive ini ditambahkan pada oli engine untuk menjaga engine supaya tetap

bersih. Disperssant mencegah jelaga (Soot) mengendap dan membentuk deposit di

dalam engine. Detergent mencegah jelaga (Soot) dan karbon menempel di

permukaan metal. Detergent juga merupakan unsur Alkaline yang mencegah korosi

akibat asam akibat pembakaran bahan bakar.

9. Emulsifier

Additive ini menjaga supaya air dapat tercampur dengan oli. Hal ini dibutuhkan

ketika sering terjadi kebocoran air pendingin yang tidak diketahui. Apabila air tidak

dapat bercampur denganoli maka dapat mengakibatkan kerusakan dalamwaktu

singkat jika air tersebut dipompakan ke komponen Engine.

10. Pour Point Dispersant

Additive ini mencegah oli menjadi beku pada temperature yang dingin. Additive

oli yang sangat umum dijumpai adalah Total Base Number atau TBN. TBN

dihasilkan dengan menambah unsur alkalin kedalam aoli dasar. Lebih banyak alkalin

yang terdapat di dalam oli, maka lebih tinggi TBN dan lebih besar kemampuannya

untuk menetralisir asam yang sangat korosif dari proses pembakaran bahan bakar.

Page 28: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

13

2.3 Kode Pengenal Pada Label Oli

Tingkat kekentalan oli menjadi prioritas terpenting dalam memilih oli. Kode

pengenal oli adalah huruf SAE yang merupakan singkatan dari Society of Automotive

Engineers. Kode pengenal yang lain adalah API yang merupakan singkatan dari

American Petroleum Instutute.

1. Kode pengenal angka 15-40

Angka yang tertera di gambar, menunjukkaan tingkat kekentalan oli tersebut.

SAE 40 atau SAE 15W-40, semakin besar angka yang mengikuti kode oli tersebut

menandakan semakin kentalnya oli tersebut.

Gambar 2.2 Kode pengenal 15-40

2. Kode pengenal huruf W

Huruf w yang terdapat di belakang angka awal, merupakan singkatan dari

Winter SAE 15W-40, berarti oli tersebut memiliki tingkat kekentalan SAE 15 untuk

kondisi suhu dingin dan SAE 40 pada kondisi suhu panas. Dengan kondisi seperti

ini, oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi ekstrim

sekalipun. Sementara ini dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan bekerja pada

kisaran angka kekentalan 30-40 menurut standar SAE.

Page 29: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

14

Gambar 2.3 Kode Pengenal Huruf W Gambar 2.4 Kode Pengenal CF-4,CE

3. Kode pengenal CF-4,CE

Huruf CF-4,CE, huruf C merupakan pengertian dari Compression. Merupakan

kode pemakaian oli pada mesin dengan berbahan bakar diesel. Tipe-tipe oli bisa

dikenali melalui huruf alphabet seperti CF-4, atau CE.

2.4 Komponen - Komponen Lubrication System

Gambar 2.5 Komponen Lubrication System

Page 30: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

15

Lubrication System terdiri dari:

1. Oil Pan dan Suction Bell

2. Oil Pump

3. Oil pump bypass valve

4. Oil Cooler Bypass Valve

5. Engine Oil Cooler

6. Oil Filter Bypass Valve

7. Engine Oil Filter

8. Main Oil Gallery

9. Piston Cooling Jet

1. Oil Pan

Oil Pan berfungsi sebagai temapat oli atau penampung oli. Oil Pan juga

mempunyai fungsi membuang panas dari oli ke atmosfer. Oil Pan terpasang pada

bagian bawah dari Block Engine.

Gambar 2.6 Oil Pan

2. Suction Bell dan Inlet Screen

Dari Oil Pan, oli masuk melewati saringan masuk yaitu Suction Bell. Saringan

masuk mencegah masuknya kotoran kasar ke dalam sistem lubrikasi. Dari Suction Bell

selanjutnya oli menuju ke Oil Pump.

Page 31: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

16

Gambar 2.7 Suction Bell/Inlet Screen

3. Oil Pump

Oil Pump membuat terjadinya aliran oli yang mengalir (bersirkulasi) ke seluruh

bagian Engine. Oil Pump terletak dekat Oil Pan digerakan oleh Crankshaft melalui

Gear pada Oil Pump. Pressure Relief Valve biasanya terletak dengan Oil Pump. Relief

Valve berfungsi melindungi sistem lubrikasi dari tekanan tinggi. Dari Oil Pump, oli

mengalir melalui Oil Cooler.

Gambar 2.8 Oil Pump

Pressure Relief Valve biasanya terpasang dekat Oil Pump. Pressure Relief

Valveini umumnya merupakan Valv eyang digerakkan (ditahan) Spring yang akan

membuka apabila tekanan sistem melebihi gaya tekan Spring pada Valve. Selama

tekanan oli masih tinggi, maka Valve akan tetap dalam keadaan terbuka.

Page 32: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

17

Cara kerja Pressure Relief Valve, apabila Pressure Relief Valve membuka, maka

sebagian oli kembali ke Oil Pan. Apabila tekanan oli turun sampai dibawah gaya tekan

Spring untuk membuka, maka Valve akan menutup.

4. Oil Cooler

Oil Cooler berfungsi menyerap panas dari oli. Oli mengisi rumah Oil Cooler.

Didalam rumah Oil Cooler terdapat beberapa pipa yang dialiri oleh air pendingin

Engine. Panas berpindah dari oli ke air pendingin Engine. Oil Cooler juga memiliki

Bypass Valve.

Gambar 2.9 Oil Cooler

Oil Cooler Bypass Valve adalah Valve pengarah yang akan membuka apabila

perbedaan tekanan antara oli yang akan masuk ke Oil Cooler lebih besar dari gaya

tekan Spring untuk membuka Valve.

Cara kerja Bypass Valve, apabila Bypass Valve terbuka, maka oli dialirkan diluar

Oil Cooler. Hal ini untuk meyakinkan bahwa sebagian oli akan mencapai Engine. Yang

penting apabila terjadi masalah pada Oil Cooler. Apabila oli dalam keadaan dingin,

maka oli tidak akan mengalir dengan baik karena masih cukup kental. Hal ini akan

menyebabkan Valve membuka. Oil Cooler Bypass Valve biasanya terpasang di dalam

Oil Cooler.

Page 33: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

18

5. Oil Filter with Bypass Valve

Oli mengalir dari Oil Cooler ke Oil Filter. Sistem lubrikasi ada yang

menggunakan satu atau lebih Oil Filter, tergantung bagaimana rancangannya. Filter

menyaring kotoran dan partikel logam yang berukuran kecil dari oli. Filter memiliki

Bypass Valve sebagaimana keperluannya. Sistem dengan Filter Bypass: Sistem dengan

Filter Bypass memakai 2 Filter. 90% dari oli mengalir melalui Filter biasa dan 10%

lagi mengalir melalui Filter Bypass. Biasanya Filter Bypass mempunyai penyaring

yang rapat untuk menyaring kotoran yang sangat halus. Sistem Filter Bypass juga

mempunyai Bypass Valve.

Oil Filter Bypass Valve adalah Valve pengarah aliran oli yang akan membuka

apabila perbedaan tekanan antara oli yang akan masuk ke Filter lebih besar dari gaya

tekan Spring pada Valve untuk membuka. Apabila oli masih dalam keadaan kental

karena masih dingin seperti ketika Engine baru. Dihidupkan atau pada waktu Filter

dalam keadaan buntu, maka FilterBypass Valve membuka. Oli dialihkan dari Oil Filter

agar sebagian oli selalu dapat mencapai Bearing dan komponen Engine lainnya.

Gambar 2.10 Oil Filter with Bypass Valve

Oil Filter pada sistem lubrikasi memerlukan perawatan yang sangat penting. Saringan

ini akan menjadi kotor apabila tidak dirawat secara benar dan dapat menyebabkan

masalah pada sistem lubrikasi.

Page 34: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

19

6. Main Oil Gallery

Oli yang bersih setelah disaring lalu masuk kesaluran utama Main Oil Gallery

pada Cylinder Block. Saluran oli ini merupakan saluran oli yang utama yang melalui

Engine Block. Dari saluran oli, oli mengalir ke semua bagian yang bergerak pada

Engine. Pada Engine yang menggunakan Turbocharger, maka oli mengalir melalui

Filter ke Turbocharger melalui saluran masuk. Saluran keluar mengembalikan oli ke

Oil Pan.

Gambar 2.11 Main Oil Gallery

7. Piston Cooling Jet

Piston Cooling Jet, menyemprotkan oli kebagian bawah dari tiap Piston dan akan

membantu pelumasan pada dinding Silinder.

Gambar 2.12 Piston Cooling Jet

Page 35: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

20

8. Crankcase Breather

Crankcase Breather mengeluarkan gas hasil dari pembakaran bahan bakar yang

bocor melalui Ring Piston. Hal ini akan menjaga agar di dalam Crankcase Breather

selalu bertekanan tetap. Crankcase Breather ini biasanya selalu terletak pada bagian

atas Engine. Crankcase Breatherini menyeimbangkan tekanan di dalam Crankcase

Engine dengan tekanan diluar Engine sehingga memungkinkan oli dengan mudah

kembali ke Oil Pan.

Gambar 2.13 Crankcase Breather

2.5 System aliran oli di dalam Engine C7 Caterpillar

Gambar 2.14 Skematik sistem pelumasan

Page 36: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

21

(1) Saluran oli ( ke depan Idler Gear ), (2) saluran oli ( ke Turbocharger dan

Fuel Transfer Pump ), (3) shaft Rocker Arm, (4) Oil Pressure Connection, (5)

OilManifold, (6) Piston Cooling Jets, (7) Camshaft BearingBore, (8) Balancer

ShaftBearing Bore, (9) Oil Cooler Bypass Valve, (10) OilFilter Bypass Valve, (11) Oil

Filter, (12) Turbocharger, (13) Oil Pump, (14) Oil Pan, (15) Oil Cooler.

Oil Pump (13) menghisap oli dari Oil Pan (14) dan kemudian mendorong oli

menuju Oil Cooler (15). Dari Oil Cooler oli pergi menuju Oil Filter (11) dan kemudian

oli menuju Oil Manifold (5).Dari Oil Manifold, oli kemudian pergi ke semua main

Bearings, Piston Cooling Jets (6) Chamshaft dan Balancer Shaft Bearings.Saluran oli

di Crankshaft mengirim oli yang terhubung dengan Rod Bearings. Oli dari depan Main

Bearings pergi melalui saluran oli (1) ke Bearings untuk ke Fuel Transfer Pump

IdlerGear.

2.6 Pengertian Contamination Control

Contamination Control (CC) terdiri dari dua kosa kata bahasa inggris, yaitu

Contamination dan Control. Contamination sendiri diartikan sebagai segala sesuatu yang

bersifat kontaminan, atau dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada tidak pada

sistemnya yang dapat mengganggu kerja daripada sistem yang dimasukinya, sedangkan

Control diartikan sebagai suatu tindakan mengatur, baik itu berupa tindakan langsung

maupun tidak langsung.

Jadi Contamination Control dapat diartikan sebagai tindakan-tindakan yang

bertujuan mengurangi dan mengontrol segala sesuatu yang bersifat kontaminan dalam

suatu sistem apapun agar suatu sistem dapat bekerja sebagaimana mestinya.

Page 37: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

22

2.6.1 Tujuan dan Keuntungan Contamination Control

Pada dasarnya tujuan dari Contamination Control adalah mengurangi segala sesuatu

yang bersifat kontaminan yang mungkin masuk ke dalam suatu sistem apapun agar

sistem-sistem tersebut dapat bekerja dengan baik sebagaimana mestinya.

Dalam dunia industri semua section dari pekerjaan yang akan dilakukan menuntut

Contamination Control yang baik. Karena bekerja dengan berdasar pada Contamination

Control akan membuat suatu pekerjaan terlaksana dengan baik, aman, dan nyaman. Selain

itu Contamination Control juga akan mendatangkan beberapa keuntungan yang pada

umumnya berupa keuntungan materi dan keuntungan waktu kerja. Dalam suatu pekerjaan

tentunya di harapkan segala sesuatunya menjadi sefisien mungkin, oleh karena itu

Contamination Control menjadi salah satu metode untuk efisiensi dalam pekerjaan.

Misalnya saja dalam pengerjaan sistem Hidrolik pada Excavator, jika dilakukan dengan

berdasar dengan memperhatikan rambu-rambu Contamination Control tentunya sistem

Hidrolik tersebut akan terbebas dari kontaminan yang berarti sistem dapat bekerja dengan

baik hanya dengan sekali pengerjaan (tidak berulang), sedangkan jika dilakukan dengan

tidak berdasar pada Contamination Control tentunya bisa saja suatu kontaminan (berupa

pasir, udara, dll) masuk kedalam sistem Hidrolik dan menggangu kerja dari pada sistem

tersebut dan pada akhirnya harus dilakukan pengerjaan ulang agar kerja dari pada sistem

Hidrolik tadi dapat bekerja dengan semestinya kembali, tentunya hal ini membutuhkan

materi dan waktu yang lebih banyak jika dilakukan dengan berdasar Contamination

Control tadi.

Selain itu Contamination Control juga akan berdampak pada alam sekitar dan juga

lingkungan kerja kita. Contamination Control juga mengatur bagaimana seharusnya

memperlakukan limbah-limbah hasil dari suatu pekerjaan dan bagaimana lingkungan kerja

yang baik, misalnya saja cara menangani oli bekas agar tidak mencemari lingkungan dan

Page 38: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

23

juga bagaimana cara menata tempat/lingkungan kerja dengan baik yang pada akhirnya

akan berpengaruh dengan kesehatan lingkungan hidup, kesehatan pekerja dan

kenyamanan pekerja itu sendiri Jadi, sudah sangat jelas sekali bahwa pelaksanaan

Contamination Control sangat bermanfaat, karena itu sangatlah penting kita semua

khususnya para pekerja melakukannya dengan baik agar mendapatkan semua keuntungan-

keuntungan dari pelaksanaaan Contamination Control tersebut.

2.6.2 Penyebab Kontaminasi Pada Lubrikasi

Sebelumnya sudah kita bahas apakah yang dimaksud dengan kontaminasi, semua

benda yang bukan bagian dari sistem tapi memepengaruhi kerja sistem. Pada bagian ini

akan saya tampilkan secra umum macam dari kontaminasi. Sumber-sumber kontaminasi

yang perlu kita ketahui, antara lain:

Kontaminasi memang sudah ada sejak awal pembuatan, bisa diakibatkan pada

proses assembly atau distribusinya. Cairan (lubricant and fuel), tidak bisa menjamin 100%

bahwa semua jenis cairan yang masuk kedalam engine bersih dari segala kotoran atau

kontaminasi.

Kontaminasi yang diakibatkan partikel yang masuk kedalam engine, perawatan

engine yang buruk akan membuat kontaminan akan masuk, selain itu akan memebuka

penutup atau segala sesuatu yang dapat membuat kontaminan masuk tanpa alasan yang

jelas akan mengakibatkan kontaminan akan masuk juga. Dihasilkan secara internal,

gesekan antara dua logam (part) dalam engine akan mengakibatkan terbentuknya

serpihan-serpihan logam yang dapat menjadi kontaminan yang berbahaya.

Terdapat dua tipe kontamiansi yang mungkin terjadi :

1. Kotoran yang terlihat secara kasat mata (lebih besar dari 40 mikron)

- Serpihan las

Page 39: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

24

- Sort blast

- Serpihan cat

- Serpihan mesin bubut

2. Kotoran yang tidak terlihat kasat mata (lebih kecil dari 40 mikron)

- Keausan logam

- Silika

- Serbuk batuan

- Debu

Jadi sekecil apapun kontaminan yang masuk kedalam sistem akan sangat berbahaya.

Coba kita bayangkan apabila sebuah logam kecil dalam sebuah ruangan menurut kita

mungkin tidak bebahaya, tetapi apabila logam ini mendapatkan kecepatan tinggi akan

menjadi sebuah peluru yang sangat berbahaya, jika mengenai logam secara terus-menerus

pada suatu titik akan menimbulkan titik retakan yang dikemudian titik tersebut akan

menjadi sumber patahan (ilmu metalurgi, mungkin akan saya terangkan sedikit dithreat

yang lain).

Kontaminasi dapat bersumber dari mana saja contohnya dari tempat perbaikan

unit, saat proses pembuatan komponen, dari fluida baru yang disimpan, saat unit

beroperasi dan dari dalam sistem itu sendiri. Hal ini menyebabkan:

1. Umur komponen dan fluida menjadi pendek

2. Performa alat dan produktivitasnya menurun

3. Warranty dan redo job meningkat

4. Terjadinya problem yang berulang-ulang

5. Downtime unit lama dan biaya operasi tinggi. Kepercayaan customer (pelanggan)

menurun dan hilangnya prospek penjualan.

Page 40: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

25

Cara pencagahan kiontaminasi agar tidak memasuki engine

- Menjaga linkungan penyimpanan alat

- Hati-hati dalam penyimpanan liquid (fuel atau lubricant)

- Menggunakan filter yang sesuai, apabila tidak sesuai standart maka proses

filtering akan bekerja tidak sempurna

Jangan terlalu sering membuka lubang penhubung antara lingkungan dengan bagian

dalam engine, melakukan kidney loop (bisa digunakan alat berat), sistim penyaringan

kembali lubricant menggunakan sebuah alat yang berfungsi sebagai filterisasi dan

dianjurkan menggunakan oli sejenis ketika melakukan pergantiasn oli, karena beda

jenis/merk oli akan mengakibatkan kerja oli tidak maksimum. Untuk fuel, selalu beli

bahan bakar ditempat pengisian bahan bakar, karena dari segi kebersihan lebih bersih,

walaupun tidak dipastikan 100% bebas kontaminasi.

2.7 Perubahan Pelumas Dalam Penggunaan

Ada dua bentuk perubahan besar yang dialami oleh pelumas dalam masa

penggunaannya yaitu :

1. Perubahan dari dalam ( perubahan kimia )

Disebabkan terutama oleh oksidasi yang tergantung dari beberapa faktor seperti

suhu, kontak dengan udara, katalisator, jenis minyak, bahan additif yang digunakan

dalam pelumas, waktu pemakaian dan lain lain. Akibat dari oksidasi ini maka pelumas

jadi mengental, warnanya akan menjadi lebih tua dan cenderung membentuk endapan

serta bersifat lebih korosif terhadap berbagai jenis logam.

2. Faktor dari luar

Terutama oleh adanya kontaminasi atau pencemaran yang disebabkan oleh berbagai

jenis bahan atau zat. Tabel berikut menggambarkan mengenai kontaminasi khusus

pada pelumas.

Page 41: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

26

Tabel 2.1

Kontaminasi pada pelumasan

Kontaminasi Sumber Akibat terhadap Pelumas

Sisa Pembakaran - Bahan bakar

- Pelumas

Warna menua, mengental, endapan

menghitam.

Karbon - Bahan bakar Cenderung membentuk endapan

Debu

- Udara masuk

- Bahan bakar

- Lubang nafas

Cenderung terjadi endapan

Mengikis

Berbusa

Partikel logam - Keausan

- Sisa pabrikasi

Katalisator sebagi penurunan fungsi

pelumas

Karat - Korosi Cenderung mengendap dan mengikis

Bahan bakar - Kebocoran

- Injeksi kurang

Pelumas mengencer

Cenderung mengendap

Asam - Sisa pembakaran Korosi, Cenderung mengendap

2.8 Macam-macam Keausan

Sering ditemukan keausan abnormal pada komponen-komponen engine terjadi

karena lingkungan yang kurang bersahabat. Pada sistem dimana cairan seperti cooling

system, hydraulic system, lubrication system, air intake and exhaust system, dan fuel

system akan berinteraksi dengan permukaan logam. Selain itu contaminant juga sangat

berpengaruh besar dalam proses terjadinya keausan pada komponen engine. Faktor-

faktor yang mempengaruhi terjadinya keausan adalah :

1. Material / bahan yang digunakan dari komponen.

2. Temperature dari pada komponen saat bekerja atau digunakan.

3. Pressure yang melewati komponen atau bersinggungan dengan komponen.

Page 42: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

27

4. Kualitas dan kuantitas dari pelumasan.

5. Beban, posisi, dimana komponen itu ditempatkan.

6. Adanya contaminant dalam system.

Macam-macam tipe keausan yang terjadi pada komponen Engine :

1. Abrasive Wear

Abrasive Wear adalah kerusakan yang terjadi pada sebagian besar dari komponen

Engine. Abrasive Wear terjadi karena adanya partikel keras dalam system lebih besar

ukurannya dari lapisan Oil Film sehingga mengakibatkan partikel akan terjepit antara

dua permukaan yang terus bergerak. Pada permukaan yang lemah partikel akan

menghasilkan goresan-goresan dan puing-puing yang akan menyebakan kerusakan

secara berkelanjutan pada komponen yang lainnya.

Gambar 2.15 Abrasive Wear

Karena puing-puing akan ikut bersirkulasi oleh oli.Sementara jika partikel

bergesekan dengan permukaan yang keras partikel tidak mudah goresan- goresan tetapi

akan menghasilkan panas. Panas akan menyebabkan hilangnya fungsi dari oli karena

panas dapat mempengaruhi kekentalan dari oli. Beberapa jenis partikel yang dapat

menyebabkan terjadinya abrasive adalah: pasir, baja, alumunium, cat, debu dan benda

asing lainnya. Masuknya partikel abrasive dapat terjadi saat pembuatan, penyimpanan

dan pada saat pengoperasian.

Page 43: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

28

Dan proses terjadinya abrasive banyak terjadi pada permukaan bearing. Contoh

kerusakan Abrasive Wear adalah Bearing Crankshaft yang bersinggungan dengan

Crankshaft.Dan pada Thrust Bearing yang terdapat pada Turbochager.

Gambar 2.16 kerusakan abrasive Gambar 2.17 kerusakan abrasive

2. Adhesive Wear

Gambar 2.18 Adhesive Wear

Adhesive Wear adalah proses terjadinya keausan yang baru ditemukan. Didalam

Adhesive Wear terdapat dua permukaan yang saling begerak dan bertemu tanpa adanya

pelumasan dan pendinginan. Gerakan dan sentuhan akan menyebabkan panas dan

gesekan.Panas akan mengangkat suhu permukaan ketitik lebur. Tanda-tanda Adhesive

Wear terjadinya noda atau penghalusan yang dapat menyebakan kelemahan pada

permukaan.

Pada saat terjadi gesekan telah terjadi peleburan pada permukaan. Namun

karena adanya panas konduksi maka suhu akan turun membatasi titik lebur pada

Page 44: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

29

permukaan. Jika telah terjadi Adhesive Wear maka kerusakan lanjutan yang akan terjadi

adalah komponen akan mencapai titik lebur, hilangnya kekuatan bahan dari komponen.

Gambar 2.19 Kerusakan adhesive Gambar 2.20 Kerusakan adhesive

3. Erosion

Gambar 2.21 Erosion Wear

Erosi terjadi ketika partikel kecil yang keras yang terdapat di dalam fluida

mengalir menghantam komponen yang dilaluinya dengan kecepatan tinggi dan

menimbulkan impact (benturan) dan kerusakan yang abrasive. Kerusakan pada

permukaan sering mendapat benturan dari partikel yang melewatinya.Keausan erosi

terjadi pada setiap system pada Engine. Sehingga pada Engine terpasang beberapa filter

interval untuk membatasi contaminant yang diijinkan masuk dalam system. Contoh

erosi yang terjadi pada Pin Piston dan Bearing Journal pada Turbocharger.

Page 45: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

30

Gambar 2.22 Kerusakan Erosi Gambar 2.23 Kerusakan Erosi

4. Cavitation Erosion

Gambar 2.24 Cavitation Erosion

Cavitation Erosion terjadi ketika gelembung uap bersentuhan dengan permukaan

lalu pecah dan menghasilkan kerusakan pada permukaan. Jika didalam cairan

mengandung udara, saat terjadi panas udara akan menguap dan membentuk gelembung

- gelembung udara. Jika gelembung mengalir pada daerah yang memiliki tekanan

tinggi maka gelembung - gelembung udara tersebut akan meledak. Ledakan tersebut

menimbulkan pecahan - pecahan dengan kecepatan supersonic membentur pada

permukaan component.

Kadang - kadang ditemukan keretakan yang dikarenakan partikel kecil yang

hancur dan meninggalkan bekas lubang -lubang. Contohnya yang terjadi pada gambar

dibawah ini :

Page 46: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

31

Gambar 2.25 Kerusakan Cavitation Erosion

Gelembung udara dapat timbul dari beberapa kondisi:

1. Saat cairan mencapai titik didihnya.

2. Saat cairan bergerak bergerak pada rongga.

3. Ketika component bergerak didalam cairan menciptakan daerah bertekanan

rendah (seperti pada getaran liner).

4. Pada saat system tekanan statis rendah ( seperti pada radiator cap rusak).

5. Pada saat terjadi hambatan pada inlet pompa.

6. Terjadi kebocoran pada saluran inlet.

7. Sedikitnya Fluid level.

5. Contact Stress Fatique

Gambar 2.26 Contact Stress Fatique

Page 47: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

32

Contact stress fatigue terjadi ketika dua permukaan saling bergesekan atau saling

menekan terhadap bagian yang lain, menghasilkan tekanan yang tinggi, pergerakan

permukaan, dan retak fatique di salah satu atau kedua permukaan. Tekanan tinggi dapat

terjadi jika:

1. Beban terlalu besar.

2. Keausan permukaan karena misaligment (pemasangan yang tidak benar)

tekanan normal yang terkonsentrasi.

3. Kualitas atau kuantitas pelumas yang tidak tepat menyebabkan tidak cukup

pelumasan.

4. Gerakan kedua permukaan yang saling bergerak jika terjadi tegangan yang

terlalu tinggi atau terjadi kelemahan pada permukaan itu sendiri sehingga tidak

dapat menerima tegangan normal. Maka akan menyebabkan juga kerusakan

permukaan dan patahan.

Pergerakan permukaan dapat terjadi jika tekanan yang diberikan terlalu besar,

atau jika part itu sendiri yang terlalu lemah dan tidak tahan tehadap tekanan normal.

Pergerakan permukaan yang terjadi terus menerus dapat rnernicu terjadinya crack,

pitting dan rnengelupas pada permukaan yang disebut contact stress fatique.

6. Corrosion

Corrosion adalah perubahan kimia pada permukaan metal.

Gambar 2.27 Corrosion

Page 48: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

33

Corrosion adalah perubahan kimia dan yang menghasilkan kerusakan pada

permukaan logam.Senyawa bijih logam akan teroksidasi selama proses produksi. Bijih

logam akan menghasilkan senyawa bijih logam yang kurang stabil. Senyawa logam

memiliki kecenderungan kembali teroksidasi lebih stabil. Proses perubahan kembali

kekondisi lebih stabil itu disebut Corrosion.

Semua karatan di alam merupakan proses electrochemical. Aktivitas

electrochemical terjadi apabila ada katoda (area metal yang kurang aktif) dan anoda

(area metal yang lebih aktif yang dikelilingi elektrolit. Anoda, katoda dan elektrolit

juga merupakan komponen dasar baterai.

7. Fretting Corrosion

Gambar 2.28 Fretting Corrosion

Fretting Corrosion terjadi ketika yang harus dikencangkan dengan keras

diijinkan bergerak satu dengan yang lainya. Yang akan menimbulkan panas dan

keretakan - keretakan. Keretakan - keretakan tersebut akan menimbulkan corrosi dan

bentuk coklat kemerahan pada permukaan.

Kadang - kadang oksidasi akan menghasilkan kotoran pada permukaan dengan

pola yang tidak teratur. Kotoran akan terbentuk dan terus berkembang dan akan

menghasilkan lubang pada daerah yang terjadi tegangan.

Page 49: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian ini mencakup penjelasan dari spesifikasi engine, oil pump, oil

cooler, oil filter bypass valve, alat dan bahan yang digunakan dan juga proses

penelitian serta diagram alir pengerjaan tugas akhir

Spesifikasi engine menjelaskan spesifikasi dari model engine C7 sebagai dasar

untuk melakukan analisa kerusakan komponen lubrication system. Dalam bahan dan

alat perencanaan selain membahas alat dan bahan yang di gunakan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Workshop Teknik Alat Berat Politeknik Negeri

Samarinda. Engine yang digunakan untuk pengambilan data penelitian adalah Engine

C7 Caterpillar. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juli 2017.

3.3 Spesifikasi Engine

Dalam tugas akhir ini penulis menggunakan engine C7 Caterpillar. Engine ini

merupakan engine electronic yang digunakan pada unit motor grader. Penulis

mengambil menggunakan Engine C7 sebagai model dalam sistem pelumasannya,

spesifikasi dari engine C7 Caterpillar adalah sebagai berikut:

Page 50: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

35

Gambar 3.1 Engine C7 Caterpillar

Data Engine C7 Caterpillar :

1. Model Engine(Unit) : C7 (Motor Grader) Caterpillar

2. Engine serial number : KHX35184

3. Tipe Cylinder Block : In-line

4. Tipe Ruang Bakar : Direct Injection

5. Sistem Bahan Bakar : HEUI ( Hydraulic electronic unit injector)

6. Jumlah silinder : 6 Silinder

7. Firing Order : 1- 5 - 3 – 6 – 2 - 4

8. High idle : 2150 Rpm

9. Low idle : 800 Rpm

10. Bahan bakar : Solar

Page 51: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

36

3.4 Spesifikasi Oil Pump

Gambar. 3.2 Oil pump

Berikut adalah spesifikasi oil pump pada engine C7 Caterpillar :

Type Oil Pump : Internal Gear Pump

Klasifikasi Oil Pump : Positive Displacement Pump

Tipe Oil Pump : Rotor Gear Pump

3.4.1 Pengukuran Oil Pump

1. Pengukuran Length of the gear inner & outer rotor

Spesifikasi pengukuran : 33.00 ± 0.03 mm (1.299 ± 0.001 inch).

2. Pengukuran depth of the bore for the gear

Spesifikasi pengukuran : 33.13 ± 0.02 mm (1.304 ± 0.001)

3. - Pengukuran clearance of outer rotor to the body

Spesifikasi pengukuran : 0.050 to 0.330 mm (0.0020 to 0.0130 inch)

- Pengukuran clearance of inner rotor to outer rotor

Spesifikasi pengukuran 0.080 to 0.250 mm ( 0.0031 to 0.0098 inch)

4. Pengukuran end play inner dan outer rotor

Spesifikasi pengukuran : 0.050 to 0.180 mm (0.0020 to 0.0071 inch)

5. Pengukuran relief valve spring

Spesifikasi pengukuran test force 51.99 ± 1.90 N (11.69 ± 0.43 lb)

Page 52: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

37

Spesifikasi pengukuran free length after test 64.98 mm (2.558 inch)

3.4.2 Nama Komponen Oil Pump

Gambar 3.3 Komponen Oil Pump

Tabel 3.1

Keterangan komponen Oil Pump

No Nama Komponen Jumlah

1 Shaft 1

2 Bolt & Washer 1

3 Idler Gear 1

4 Houshing/Body 1

5 Outer Rotor 1

6 Inner Rotor 1

7 Bracket 1

8 Drive Gear 1

9 Bolt Body 4

10 Outlet Manifold 1

11 Spring Relief Valve 1

12 Plunger Relief Valve 1

Page 53: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

38

3.5 Spesifikasi Oil Cooler

Oli yang mengalir pada oil cooler memiliki pressure minimum sebesar 85

psi, dan pressure maksimum yang mengalir sebesar 115 psi. jadi oli akan

mengalir melalui bypass pada saat terjadi kebuntuan pada oil cooler atau

pressure di atas 115 Psi.

3.5.1 Nama Komponen Oil Cooler

1. Bolt 2. Seal O-Ring

3. Oil cooler 4.Gasket

Gambar 3.4 Komponen Oil cooler

1

2

3 4

Page 54: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

39

3.6 Spesifikasi Oil Filter Bypass Valve

Gambar 3.5 Oil Filter Bypass Valve

Pada Engine ini menggunakan oil filter yang di lengkapi dengan filter base

Bypass Valve. Yang berfungsi untuk saluran oli jika filter mengalami kebuntuan.

(1) Prosedur pemasangan oil filter base

Kencangkan semua baut 1 - 15 pada oil filter base dengan sesuai urutan angka

dengan torsi 28 ± 7 N.m (21 ± 5 lb ft)

Gambar 3.6 Prosedur pelepasan dan pemasangan Oil Filter Base

Page 55: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

40

Gambar 3.7 Posisi Spring

(2) Spring oil filter bypass valve

Panjang saat diberi gaya ..... 43.18 mm (1.700 inch)

Gaya untuk pengujian ..... 43.7 N (9.8 lb)

Panjang setelah diberikan beban ..... 58.50 ± 0.50 mm (2.303 ± 0.020 inch)

Diameter luar ...... 11 mm (0.4 inch)

(3) Torsi untuk stud

Gunakan 154-9731 thread lock compound pada bagian ulir pada stud dengan torsi

stud 68 ± 7 N.m ( 50 ± 5 lb ft)

3.7 Peralatan dan Bahan

Berikut adalah beberapa peralatan yang digunakan selama proses

penelitian. Mulai dari proses pembongkaran setiap komponen, pengukuran,

pengujian dan pemasangan kembali komponen yang di analisa dalam penelitian

ini. Peralatannya adalah sebagai berikut:

Page 56: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

41

Table 3.1

Peralatan dan Bahan

NO Gambar Alat Nama Alat Keterangan

1

Socket Wrench

Untuk

membongkar

Dan memasang

komponen

2

Tool box Set

Untuk

membongkar

dan memasang

komponen

3

Torque Wrench

Digunakan untuk

mengencangkan

baut

4

Pressure gauge

Digunakan untuk

Pengukuran

tekanan angin

5

Consumable

Digunakan untuk

Menjaga

contaminant

Page 57: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

42

6

Strap Wrench

Digunakan untuk

Membuka

oil filter

7

Plat Besi

Digunakan untuk

menutupi lubang

oil cooler

Pada saat

pengujian

8

Cutting Filter Digunakan untuk

memotong bagian

luar filter

9 Spring Tester Digunakan untuk

mengukur

kekuatan spring

10

Vernier Caliper Digunakan untuk

mengukur bagian

dalam,luar dan

kedalaman pada

suatu komponen

Page 58: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

43

12

Outside

micrometer

Digunakan untuk

mengukur bagian

luar suatu

komponen

13

Feeler Gauge Digunakan untuk

mengukur setiap

celah pada

komponen

14

Bearing Cup

Puller

Digunakan untuk

melepas bearing

ataupun gear

Page 59: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

44

Pembongkaran oil pump, oil

cooler dan oil filter

3.8 Diagram Alir

Hasil

Analisa

dan

Pembahsa

n

Tidak

Kesimpulan dan

Saran

Selesai

Observasi Lapangan dan Studi Pustaka :

Literature

Data Lapangan

Wawancara

Internet

Mulai

Ya

Analisa Oil cooler :

Visual Inspection

Pengetesan

Analisa Oil filter :

Visual Inspection

Pengukuran

Analisa Oil pump :

Visual Inspection

Pengukuran

Page 60: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

45

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan Analisa Kerusakan Komponen Lubrication System Engine C7

Caterpillar ini, pembahasan dilakukan dalam dua proses, pertama dengan pemeriksaan

visual pada komponen kemudian dilanjutkan dengan pengukuran. Dengan acuan

literature berdasarkan SIS (Service Information System) untuk melepas, pembongkaran,

perakitan bahkan pemasangan kembali komponen yang di analisa. Setelah melakukan

inspeksi visual kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran dengan mengacu

pada Spesification yang terdapat dalam SIS. Selain itu SIS juga memiliki GRPTS

(Guidline for Reusability Parts) yang di gunakan sebagai acuan dalam menentukan

kelayakan penggunaan komponen dari aspek visual.

Adapun beberapa kegiatan analisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

A. Analisa Oil Pump

1. Membongkar Oil Pump

2. Visual inspection terhadap Oil Pump

3. Pengukuran Oil Pump

4. Merakit Oil Pump

B. Analisa Oil Cooler

1. Membongkar Oil Cooler

2. Visual inspection terhadap Oil Cooler

3. Pengetesan kebocoran terhadap Oil Cooler

4. Merakit Oil Pump

C. Analisa Oil Filter dan Bypass Valve

Page 61: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

46

1. Membongkar Oil Filter Bypass Valve

2. Visual inspection terhadap Oil Filter Bypass Valve

3. Pengukuran pada spring Oil Filter Bypass Valve

4.1 Analisa Oil Pump Engine C7 Caterpillar

4.1.1 Proses pembongkaran Oil Pump Engine C7 Caterpillar

1. Lepas bolt pada idler gear, kemudian lepas idler gear dan juga shaft.

Gambar 4.1 Bolt pada idler gear

2. Lepas bolt untuk melepas Outlet manifold

Gambar 4.2 Outlet manifold

Page 62: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

47

3. Lepas semua bolt, kemudian pisahkan bracket dan body.

Gambar 4.3 Bolt pada body

4. Lepas outer rotor, inner rotor dan juga relief valve dari body.

Gambar 4.4 Outer rotor dan inner rotor

5. Lepas drive gear dari shaft.

Gambar 4.5 Drive gear dari shaft.

Page 63: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

48

4.1.2 Visual Inspection pada Oil Pump

1. Pemeriksaan visual pada Housing oil pump

Gambar 4.6 Pemeriksaan visual pada housing oil pump

Gambar 4.7 Pemeriksaan visual oil pump housing

Pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7 dilakukan pemeriksaan visual terhadap oil

pump housing yang mengalami keausan jenis abrasive wear dan membandingkannya

dengan standar pada GRPTS. Abrasive wear terjadi karena adanya partikel keras

didalam sistem lebih besar ukurannya dari lapisan oil film sehingga mengakibatkan

partikel terjepit antara dua permukaan yang bergesekan. Pada permukaan yang lemah

partikel akan menghasilkan goresan goresan dan puing-puing yang akan menyebabkan

kerusakan secara berkelanjutan pada komponen lainnya.

Karena puing-puing akan ikut bersirkulasi dengan oli, sementara jika partikel

bergesekan dengan permukaan yang keras partikel tidak mudah membuat goresan tetapi

ACTUAL GRPTS

ACTUAL GRPTS

Page 64: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

49

akan menghasilkan panas. Panas akan menyebabkan hilangnya fungsi dari oli karena

panas dapat mempengaruhi kekentalan dari oli. Beberapa jenis partikel yang dapat

menyebabkan terjadinya abrasive wear adalah pasir, baja, alumunium, cat, debu dan

benda asing lainnya. Masuknya partikel abrasive dapat terjadi saat pembuatan,

penyimpanan dan saat pengoperasian. Hasilnya adalah oil pump housing mengalami

normal wear, pada GRPTS disebutkan bahwa hal ini tidak mempengaruhi kinerja dari

oil pump dan komponen ini dapat digunakan kembali atau use again.

2. Pemeriksaan visual pada outer rotor

Gambar 4.8 Pemeriksaan visual outer rotor

Pada gambar 4.8 dilakukan pemeriksaan visual terhadap outer rotor yang juga

mengalamai keausan jenis abrasive wear dan membandingkan dengan standar GRPTS.

Abrasive wear terjadi karena adanya partikel keras didalam sistem lebih besar

ukurannya dari lapisan oil film sehingga mengakibatkan partikel terjepit antara dua

permukaan yang bergesekan. Pada permukaan yang lemah partikel akan menghasilkan

goresan goresan dan puing-puing yang akan menyebabkan kerusakan secara

berkelanjutan pada komponen lainnya.

Setelah dilakukan pemeriksaan visual pada outer rotor. Hasilnya adalah outer

rotor oil pump mengalamai keausan Scratches pada bagian permukaan luar outer rotor

ACTUAL

Page 65: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

50

yang menandakan adanya partikel yang mengikis outer rotor. Karena partikel yang

lebih besar dari lapisan oil film. Keausan abrasive ini ditandai dengan permukaan

komponen tergores, terpotong atau beralur, pada GRPTS disebutkan bahwa hal ini

tidak mempengaruhi kinerja dari oil pump dan komponen ini dapat digunakan lagi atau

use again.

3. Pemeriksaan visual pada inner rotor

Gambar 4.9 Pemeriksaan visual inner rotor

Pada gambar 4.9 dilakukan pemeriksaan visual terhadap inner rotor yang

mengalamai keausan jenis abrasive wear dan membandingkan dengan standar GRPTS.

Permukaan yang keras seperti inner rotor ini tidak mudah tergores/terpotong oleh

keausan abrasive. Scratch jika ada, maka lebih dan sulit dilihat oleh mata. Pada proses

pemeriksaan secara visual yang telah dilakukan terhadap inner rotor ditemukan adanya

keausan abrasive pada permukaan komponen ditandai dengan adanya scratch. Hasilnya

adalah inner rotor mengalamai keausan scratches pada permukaan gear , pada GRPTS

disebutkan bahwa hal ini tidak mempengaruhi kinerja dari oil pump dan komponen ini

dapat digunakan lagi atau use again.

ACTUAL GRPTS

Page 66: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

51

4. Pemeriksaan visual pada main shaft

Gambar 4.10 Pemeriksaan visual pada main shaft

Pada gambar 4.10 dilakukan Pemeriksaan visual pada main shaft yang mengalami

keausan abrasive terjadi pada saat permukaan yang bergesekan saling contact tanpa

adanya cukup pelumasan atau pendinginan. Pada proses pemeriksaan visual yang

dilakukan pada main shaft ditemukan adanya scratch pada permukaan komponen

dengan tipe keausan abrasive, setelah dilakukan pengukuran masih dalam batas wajar

dan dibersihkan dengan mengunakan cairan pembersih dan masih dapat digunakan

kembali atau use again.

6. Pemeriksaan visual pada Relieve valve body

Gambar 4.11 Pemeriksaan visual Relieve valve body

ACTUAL GRPTS

ACTUAL

Page 67: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

52

Pada gambar 4.11 dilakukan pemeriksaan visual terhadap reliev velve body yang

mengalamai keausan jenis contact stress fatique dan membandingkan dengan standar

GRPTS. Hasilnya adalah reliev velve body mengalamai keausan berat pada permukaan

housing reliev velve body, pada GRPTS disebutkan bahwa hal ini mempengaruhi

kinerja dari oil pump dan komponen ini tidak dapat digunakan lagi atau do not use

again.

4.1.3 Pengukuran pada Oil Pump

1. Pengukuran Length of the gear (inner & outer)

Gambar 4.12 Gambar 4.13

pengukuran length of the inner gear Pengukuran length of the outer gear

Tabel 4.1

Hasil pengukuran Inner dan Outer gear Oil Pump

No Pengukuran Spesifikasi Aktual Kondisi

1 Length of the inner gear 1.299” ± 0.001” 1.299” In Spec

2 Length of the outer gear 1.299” ± 0.001” 1.299” In Spec

Sumber: Caterpillar SIS (Service Information System)

Page 68: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

53

2. Pengukuran depth of the bore for the gear

Gambar 4.14 Pengukuran Depth of the bore for the gear

Tabel 4.2

Hasil pengukuran Depth of the bore

No Pengukuran Spesifikasi Aktual Kondisi

1 Depth of the bore for the gear 33.13 ± 0.02 mm 33.14mm In Spec

Sumber: Caterpillar SIS (Service Information System)

3. Pengukuran clearance outer rotor to body & clearance inner to outer rotor

Gambar 4.15 Pengukuran Gambar 4.16 53engukuran

clearance outer rotor to body clearance inner to outer rotor

Page 69: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

54

Tabel 4.3

Hasil pengukuran clearance

No Pengukuran Spesifikasi Aktual Kondisi

1 Clearance outer rotor to

body

0.0020” to 0.0130” 0.0060” In Spec

2 Clearance inner to outer

rotor

0.0031” to 0.0098” 0.0031” In Spec

Sumber: Caterpillar SIS (Service Information System)

4. Pengukuran end play inner and outer rotor

Gambar 4.17 Gambar 4.18

pengukuran end play outer rotor pengukuran end play inner rotor

Tabel 4.4

Hasil Pengukuran End play

No Pengukuran Spesifikasi Aktual Kondisi

1 end play inner rotor 0.0020” to 0.0071” 0.0040” In Spec

2 end play outer rotor 0.0020” to 0.0071” 0.0050” In Spec

Sumber: Caterpillar SIS (Service Information System)

Page 70: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

55

5. Pengukuran Spring reliev valve

Gambar 4.19 Gambar 4.20

Free length spring Test force spring

Tabel 4.5

Hasil pengujian Spring reliev valve

No Pengukuran Spesifikasi Aktual Kondisi

1 Free length spring 64.98 mm 55.92 mm Out spec

2 Test force spring 11.69 ± 0.43 lb 6 lb Out spec

Sumber: Caterpillar SIS (Service Information System)

4.1.4 Proses perakitan Oil Pump Engine C7 Caterpillar

1. Pasang outer rotor, inner rotor dan relief valve ke body.

Gambar 4.21 Outer rotor dan inner rotor

Page 71: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

56

2. Pasang drive gear pada shaft.

Gambar 4.22 Drive gear pada shaft.

3. Pasang body ke bracket, kemudian pasang bolt.

Gambar 4.23 Body ke bracket

4. Pasang bolt pada outlet manifold.

Gambar 4.24 Outlet manifold

Page 72: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

57

5. Pasang idler gear pada shaft kemudian pasang bolt.

Gambar 4.25 Idler gear

4.1.5 Hasil Analisa Oil Pump

Dari analisa yang telah dilakukan di atas mulai dari visual inspection dan

pegukuran pada komponen, ditemukan beberapa hasil keausan dan kerusakan pada

komponen oil pump, diantaranya housing oil pump, main shaft dan rotor baik inner

maupun outer mengalami keausan yang bersifat abrasive wear. Dari semua keausan

tersebut masih dalam lingkup normal wear dan hasil pengukuran masih sesuai (in spec)

maka dapat digunakan kembali/Use again. Namun Spring reliev valve setelah

dilakukan pengujian ditemukan bahwa sudah tidak sesuai (Out spec) dan tidak dapat

digunakan kembali.

4.2 Analisa Oil Cooler Engine C7 Caterpillar

4.2.1 Proses pelepasan Oil Cooler

Sebelum melakukan pembongkaran ada beberapa hal yang harus dipersiapkan

yaitu:

1. Buang air dari cooling system.

2. Lepaskan guard dari sisi kanan belakang unit.

3. Lepaskan pipa air dari engine.

Page 73: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

58

4. Lepaskan aliran pelumas oli yang mengalir dari oil cooler ke turbocharger

Gambar 4.26 Aliran pelumas oil ke turbocharger

5. Lepaskan oil filter dengan mengunakan strap wrench.

Gambar 4.27 Oil filter

6. Lepaskan bolt oil cooler dengan menggunakan socket wrench

Gambar 4.28 Bolt oil cooler

Page 74: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

59

7. Lepaskan oil cooler dari body engine.

Gambar 4.29 Keluarkan oil cooler dari block engine

8. Lepaskan atau pisakan oil filter base dari oil cooler.

Gambar 4.30 Oil filter base dari oil cooler

9. Lepaskan 2 seal O-ring dari block engine.

Gambar 4.31 Seal O-ring

Pada saat melakukan analisa terhadap oil cooler adapun aspek yang dibahas

untuk menentukan oil cooler dapat digunakan lagi atau tidak yaitu:

1. Visual inspection terhadap oil cooler.

2. Pengetesan kebocoran terhadap oil cooler.

Page 75: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

60

4.2.2 Visual inspection terhadap Oil Cooler

Inspeksi visual adalah mengamati kondisi fisik pada komponen kemudian di

bandingkan dengan referensi yang ada. Indikasi kerusakan dapat dilihat dengan

adanya perubahan fisik komponen, goresan atau gesekan, ataupun perubahan

warna dari komponen tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

melakukan proses inspeksi visual antara lain:

1. Menyediakan referensi yang berhubungan dengan proses inspeksi visual

untuk memudakan dalam memahami setiap indikasi yang ditemukan.

2. Membersikan komponen terlebih dahulu agar tanda kerusakan dapat

terlihat jelas.

3. Mengamati secara detail bagian komponen dengan teliti.

4. Selalu menggunakan Alat Pelindung Diri dalam bekerja

A. Visual Inspection dibandingkan antara ACTUAL dan GRPTS

Gambar 4.32 Visual inspection casting

Di sini jika dibandingkan dengan GRPTS pada permukaan oil cooler casting masih

bisa digunakan kembali karena tidak ada bagian oil cooler yang rusak.

ACTUAL GRPTS

Page 76: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

61

Gambar 4.33 Visual inspection tube mounting flange

Pada tube mounting flange setelah dibandingkan dengan GRPTS masih dapat

digunakan karena tidak ada kerusakan yang terjadi.

Dari hasil visual inspection terdapat adanya kotoran ( gram ) pada oil cooler

tersebut. Perubahan pelumasan dalam masa penggunaannya juga dapat

menyebabkan terjadinya endapan dan partikel asing yang terdapat pada oil cooler.

Endapan dan kotoran atau partikel asing yang terperangkap di oil cooler dapat

mengakibatkan scratch atau goresan. Sehingga perlu adanya pengetesan terhadap oil

cooler untuk mengetahui dapat digunakan kembali atau tidak.

4.2.3 Prosedur dan Hasil Pengujian kebocoran Oil Cooler

ACTUAL GRPTS

B A

3 1 2

1

2 3

Page 77: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

62

Gambar 4.34 Oil Cooler dan Oil Cooler tester Gp

1. Pasang karet ban/gasket , baut dan plat penutup di lubang oil cooler No 1

2. Pasang karet ban/gasket , baut, plat penutup dan pressure gauge ke oil cooler No

2

3. Pasang pentil tubles yang sudah dibor No 3.

4. Sambungkan regulator shop udara ke No 3 pressure gauge dan valve assembly

dan berikan tekanan oil cooler 85 Psi sampai 115 Psi.

5. Matikan aliran tekanan udara dan catat statistic tekanan udara, tahan tekanan

udara minimal 3 manit. Jika disitu terjadi pengurangan tekanan 2 kPa ( 0,3 Psi )

atau lebih maka di indikasi oil cooler mengalami kebocoran.

6. Jika kebocoran terindikasi dari test tekanan, rendamkan oil cooler ke dalam

container atau baskom yang berisikan air bersih, selama 3 menit. Jika oil cooler

bocor maka akan terlihat lokasi kebocoran tersebut karena udara yang terlihat

keluar dari oil cooler.

7. Periksa sumber kebocoran dan beri tanda jika oil cooler yang diuji mengalami

kebocoran.

Page 78: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

63

Gambar 4.35 Pengujian kebocoran oil cooler

Tabel 4.6

Hasil pengujian kebocoran Oil Cooler

Spesifikasi Pengetesan Hasil

Minimum 85 Psi – 115 Psi

( Tidak boleh melebihi 115 Psi )

85 Psi

85 Psi

( selama 3 Menit )

Sumber: Caterpillar SIS (Service Information System)

Berdasarkan tabel 4.6 diatas hasil pengetesan tidak terjadi penurunan

tekanan udara selama 3 menit masih mencapai 85 Psi masih sesuai dengan standar

spesifikasi. Pada saat oil cooler dimasukkan kedalam Tempat berisi air tidak ada

tanda-tanda munculnya gelembung-gelembung udara pada bagian oil cooler yang

mengindikasikan kebocoran pada oil cooler.

Page 79: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

64

Kebocoran dapat diakibatkan dari oli yang mengandung gram yang sangat

banyak yang mengakibatikan terjadinya cavitation erosion. Cavitation erosion terjadi

ketika gelombang uap bersentuahan dengan permukaan lalu pecah dan menghasilkan

kerusakaan pada permukaan. Jika didalam cairan mengandung udara, saat terjadi

panas udara akan menguap dan membentuk gelembung-gelembung udara. Jika

gelombang mengalir pada daerah yang memiliki tekanan tinggi maka gelombang -

gelombang udara tersebut akan meledak. Ledakan tersebut menimbulkan pecahan –

pecahan dengan kecepatan yang sangat cepat membentur pada permukaan

komponen. Kadang- kadang ditemukaan keretakaan yang dikarenakan partikel

kecil yang hancur dan meninggalkan bekas lubang – lubang. Serta menggunakan oli

yang melebihi waktu pemakaian sehingga menimbulkan endapan dan partikel

benda asing yang dapat mengakibatkan scratch atau gesekan. Hal ini lah yang dapat

mengakibatkan kebocoran oil cooler. Jika oil cooler bocor maka akan air dapat

mencapur oli sehingga pelumasan tidak dapat bekerja dangan baik.

4.2.4 Pencegahan dan Solusi Perbaikan

Pencegahan adalah pemeliharaan yang dibertujuan untuk mencegah terjadinya

kerusakan, atau cara pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan. Lakukan

pengetesan dengan tekanan dapat digunakan untuk memeriksa kebocoran core di dalam

oil cooler, kebocoran dapat diperbaiki tergantung seberapa besar kerusakan dan lokasi

kerusakan pada komponen oil cooler. Oli akan mengalir pada sekeliling tube yang ada

di dalam oil cooler sedangkan coolant akan mengalir melewati bagian dalam tube, jika

tube tersumbat maka harus di bersikan agar aliran coolant tetap lancar. Saluran untuk

oli pada core tidak dapat dibersikan jika tersumbat. Dan jika core terkontaminasi akibat

kerusakan pada sistem maka oil cooler harus di ganti.

Page 80: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

65

Sebelum melakukan pemasangan oil cooler baru periksalah dahulu kondisi oil

filter. Dari pengaman pada oil filter dapat menunjukan kondisi oil cooler. Periksa

skematik sistem pelumas untuk mengetahui aliran oli pada sistem pelumasan apakah

aliran oli melalui oil filter dulu sebelum ke oil cooler atau aliran oli melalui oil cooler

kemudian ke oil filter, umumnya pada system pelumasan aliran oli akan melalui oil

cooler kemudian ke oil filter dan ke oil manifold.

Carilah bila terdapat serpihan serpihan logam pada oil filter, jika di temukan pada oil

filter terdapat banyak serpihan serpihan logam maka kemungkinan pada oil cooler juga

sama, serpihan serpihan logam di dalam oil cooler tidak bisa di bersikan karena core

pada oil cooler tidak reusable.

Pemeriksaan terjadinya keausan, jika kerusakan terjadi hanya sesaat saja maka

serpihan hanya sedikit, tetapi jika kerusakan terjadi secara terus menerus dan bertahap

maka jumlah serpihan akan semakin banyak dan besar tergantung dari seberapa parah

kerusakan atau keausan yang terjadi di dalam system, dan jika kerusakan tidak bisa

diperbaiki lagi maka harus dilakukan pergantian.

Manfaat pencegahan dan perbaikan pada oil cooler yaitu :

1. Engine bekerja dengan effektif dan effisien.

2. Meminimalisir kerusakan engine khususnya pada system pelumasan.

3. Kesiapan engine beroperasi dan usia engine menjadi lebih tahan lama.

4. Keamanan kerja engine menjadi terjamin dan lebih baik.

4.2.5 Proses pemasangan Oil Cooler

1. Pasang 2 Seal O-ring ke block engine.

Page 81: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

66

Gambar 4.36 Seal O-ring

2. Pasang gasket ke block engine yang sudah dilubangi dan jangan lupa

mengunakan liquid gasket..

Gambar 4.37 Gasket

3. Pasang gasket cover dengan menggunakan cilicon

Gambar 4.38 Oil cooler dan Filter base

Page 82: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

67

4. Pasang Oil cooler beserta Filter base ke Engine blok

Gambar 4.39 pemasangan Oil Cooler

5. Pasang bolt oil filter base dengan menggunakan kunci torque wrench langka

pengencangan pertama kencangkan 1–15 sebesar 15 N.m (133.0 lb in) dan

kedua ulangi pengencangan dari 1-15 sebesar 28 N.m ( 248.0 lb in).

Gambar 4.40 Prosedur pengencangan Oil cooler dan Bolt oil filter base

Page 83: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

68

6. pasang oil filter dengan menggunakan strap wrench.

Gambar 4.41 Oil filter

7. Pasang aliran oli ke turbocharger

Gambar 4.42 Aliran pelumas ke turbocharger

4.3 Analisa Oil Filter Bypass Valve Engine C7 Caterpillar

Pada saat melakukan analisa terhadap oil filter bypass valve adapun aspek yang

dibahas untuk menentukan oil filter bypass valve dapat digunakan lagi atau tidak yaitu:

1. Visual inspection terhadap oil filter bypass valve

2. Hasil pengukuran yang dilakukan pada oil filter bypass valve

4.3.1 Proses pembongkaran Oil Filter Bypass Valve

1.Lepas oil filter dari oil filter base

Page 84: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

69

Gambar 4.43 Oil filter

2. Lepas hose yang menghubungkan oil filter base ke turbocharger.

Gambar 4.44 Aliran pelumas ke turbocharger

3. Lepas semua bolt pada oil filter base.

Gambar 4.45 Bolt oil filter base

Page 85: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

70

4. Lepas plug pada bypass valve, kemudian lepas plunger dan spring.

Gambar 4.46 Plug, plunger dan spring

5. Letakan oil filter pada ragum, kemudian potong filter.

Gambar 4.47 Pemotongan oil filter

6. Keluarkan element filter dari filter houshing, keringkan element filter dari oli

dengan menjepitnya pada ragum.

Gambar 4.48 Pengeringan element oil filter pada ragum

4.3.2 Visual Inspection Oil Filter Bypass Valve

1. Visual inspection pada element filter.

Pada proses pemeriksaan secara visual yang telah dilakukan terhadap komponen

oil filter, terdapat kotoran atau partikel asing didalam element oil filter.

Page 86: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

71

Gambar 4.49 Pemeriksaan visual element oil filter

Dibawah ini adalah tabel tentang rating element oil filter yang menyatakan bahwa oil

filter terkontaminasi atau tidak.

Tabel 4.7

Tabel Rating Categories Particle

Sumber:Cut Reporting Guidlines (Trakindo CAT)

Jika Oil filter yang buntu akan menyebabkan oil filter bypass valve mengalirkan

oli langsung ke oil cooler tanpa melewati filter. Hal ini tidak diperkenankan terjadi

terus menerus karena oli yang disirkulasikan tidak tersaring sehingga kontaminasi

yang terbawa oleh oli langsung bersirkulasi didalam sistem. Ini akan berdampak

Page 87: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

72

kerusakan lebih awal pada komponen-komponen sistem pelumasan sehingga masa

pemakaian komponen akan berkurang. Oli yang melewati filter akan bertekanan, hal

ini dikarenakan filter memiliki element penyaring yang rapat sehingga aliran oli

menjadi terhambat. Hambatan oli meningkatkan tekanan oli. Sedangkan oli yang

melewati bypass valve tidak memiliki hambatan sehingga tekanan oli akan turun

setelah melewati bypass valve menuju oil cooler.

2. Visual inspection pada Plunger.

Dari visual inspection terhadap komponen-komponen bypass valve oil filter

didapat kerusakan kerusakan atau cacat pada komponen-komponen tersebut

diantaranya terdapat endapan kotoran pada plunger ( lihat gambar 4.50) dan juga

terdapat endapan kotoran pada houshing bypass valve ( lihat gambar 4.51).

Gambar 4.50 Plunger

Kotoran dan endapan yang terdapat pada plunger dapat menghambat pergerakan

plunger untuk membuka dan menutup aliran oli ke sistem pelumasan.

Gambar 4.51 Housing bypass valve

Page 88: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

73

Endapan dan partikel asing yang terdapat pada plunger dikarenakan adanya

kontaminasi pada oli yang tidak tersaring melalui oil filter. Menurut buku “Applied

Failure Analysis” yang menjelaskan bahwa : “Keausan abrasive terjadi ketika

terdapat partikel-partikel keras yang berukuran lebih besar dari ketebalan film pelumas

diantara dua permukaan yang bergerak” (AFA, 2003:65). Endapan dan partikel asing

yang terdapat pada plunger dapat menyebabkan keausan abrasive wear pada

komponen bypass valve. Endapan dan partikel asing yang terperangkap diantara

plunger dan houshing bypass valve dapat mengakibatkan scratch atau goresan seperti

yang terlihat pada Gambar 4.52.

Gambar 4.52 Scratch pada plunger

4.3.3 Pengukuran pada Oil Filter Bypass Valve

1. Pengukuran spring pada bypass valve

Pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah komponen tersebut masih bisa

digunakan atau tidak. Adapun komponen yang dilakukan pengukuran adalah spring

pada bypass valve.

Page 89: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

74

Gambar 4.53 Pengukuran spring pada bypass valve

Dibawah ini adalah tabel hasil pengukuran yang diperloeh :

Tabel 4.8

Hasil Pengukuran Spring Bypass Valve Oil Filter

No Deskripsi Spesifikasi Hasil Pengukuran Keterangan

1 Test Force Spring 9.8 lb 8.5 lb Out Spec

2 Free Length Spring 58.50 mm 56.80mm Out Spec

Sumber : Caterpillar SIS ( Service Information System)

Berdasarkan data dari hasil pengukuran maka spring bypass valve oil filter tidak

dapat digunakan lagi karena gaya tekan dari spring tidak sesuai dengan

spesifikasinya. Penurunan gaya tekan pada spring dikarenakan pemakaian

komponen yang melebihi masa pemakaiannya, penurunan gaya tekan pada spring

juga dapat disebabkan karena penggunaan filter yang buntu secara terus-menerus

tanpa adanya penggantian filter yang baru sehingga bypass valve didalam posisi

membuka secara terus-menerus dapat mengakibatkan low oil pressure.

Page 90: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

75

4.3.4 Penyebab dan Akibat Terjadinya Kerusakan Bypass Valve Oil Filter

Berdasarkan hasil visual inspection dan pengukuran yang telah dilakukan pada

komponen bypass valve maka disimpulkan bypass valve oil filter tidak dapat

berfungsi dengan baik sehingga bypass valve oil filter akan mengalami stuck open.

A. Stuck Open

Stuck open adalah suatu kondisi yang terjadi, dimana posisi bypass valve dalam

keadaan terbuka dan tidak dapat menutup kembali hal ini disebabkan oleh :

1. Terdapat endapan dan kotoran atau partikel asing pada plunger dan houshing

bypass valve yang menghalangi pergerakan plunger saat membuka dan menutup

aliran oli yang langsung ke sistem.

2. Penurunan gaya tekan yang terjadi pada spring bypass valve oil filter.

3. Kondisi oil filter yang terdapat kontaminasi dan oil filter yang tersumbat. Oli

akan dialirkan langsung ke sistem dapat mengakibatkan low oil pressure karena

tidak adanya hambatan pada oli dan oli dialirkan langsung ke sistem tanpa

adanya penyaringan pada oil filter dapat mengakibatkan keausan pada

komponen engine yang bergesekan karena terdapat kontaminan pada oli engine.

B. Stuck Close

Stuck close adalah suatu kondisi yang terjadi, dimana posisi bypass valve dalam

keadaan menutup dan tidak dapat membuka kembali. Stuck close pada bypass valve

dapat mengakibatkan tekanan didalam sistem naik dan tidak adanya pelumasan pada

komponen-komponen engine yang bergerak/bergesekan. Jika terjadi kebuntuan pada

filter dan bypass valve mengalami stuck close maka oli tidak akan bersirkulasi dan

tidak dapat melumasi komponen-komponen engine yang bergesekan sehingga terjadi

keausan.

Page 91: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

76

4.3.5 Proses perakitan dan pemasangan Oil Filter Bypass Valve

1. Pasang plunger dan spring, kemudian pasang plug pada bypass valve,

Gambar 4.54 Plug,plunger dan spring

2. Pasang bolt oil filter base dengan menggunakan kunci torque wrench langka

pengencangan pertama kencangkan 1–15 sebesar 15 N.m (133.0 lb in) dan

kedua ulangi pengencangan dari 1-15 sebesar 28 N.m ( 248.0 lb in).

Gambar 4.55 Bolt oil filter base

Page 92: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

77

3. Pasang hose yang menghubungkan oil filter base dan turbocharger.

Gambar 4.56 Aliran pelumas ke turbocharger

4. Pasang Oil filter baru pada oil filter base, putar dengan tangan sampai menyentuh

filter base kemudian tambahkan 1 putaran penuh menggunakan Strap wrench

sesuai dengan petunjuk yang ada pada Oil filter.

Gambar 4.57 Pemasangan oil filter

Page 93: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

78

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan yang diuraikan sebelumnya, maka dapat

disimpulkan :

1. Berdasarkan pemeriksaan secara visual serta dibandingkan dengan GRPTS dan

juga dilakukan pengukuran, disimpulkan bahwa kondisi oil pump mengalami

kerusakan. Pada pemeriksaan visual terjadinya keausan abrasive wear, keausan

contact stress fatigue ditemukan juga pada houshing oil pump yang bersentuhan

langsung dengan spring relief valve. karena adanya contact atau gesekan dengan

spring tersebut. Pada pengukuran semua komponen masih sesuai dengan

spesifikasi kecuali Spring bypass valve yang mengalami kerusakan dan

disarankan untuk di ganti.

2. Setelah dilakukan pemeriksaan secara visual dan dibandingkan dengan GRPTS,

kondisi oil cooler masih dapat digunakan kembali. Berdasarkan hasil pengujian

kebocoran tidak ditemukan adanya kebocoran pada oil cooler. Selama pengujian

oil cooler tidak terjadi penurunan tekanan udara selama 3 menit pada tekanann

udara 85 Psi sesuai dengan spesifikasi. Pada saat oil cooler dimasukkan

kedalam wadah yang berisi air tidak ada munculnya gelembung-gelembung

udara pada bagian oil cooler yang mengindikasikan kebocoran pada oil cooler.

Maka dapat dipastikan oil cooler dapat digunakan kembali/Use again.

3. Setelah dilakukan visual inspection pada element oil filter terdapat partikel yang

masih dalam batasan small quantity terdapat pada element oil filter. Bypass

Page 94: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

79

valve oil filter berfungsi sebagai jalan pintas oli jika oil filter mengalami

kebuntuan. Setelah melakukan visual inspection pada komponen bypass valve

maka dapat disimpulkan bahwa komponen tersebut mengalami kerusakan akibat

kontaminasi yang disebabkan oleh partikel asing. Setelah melakukan

pengukuran maka disimpulkan bahwa spring pada bypass valve mengalami

penurunan gaya tekan. Kemungkinan terjadinya stuck open pada bypass valve,

sehingga oli tidak tersaring (filtrasi) dan dialirkan langsung ke sistem tanpa

melewati filter.

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan penulis dalam laporan tugas akhir ini adalah:

1. Sebelum melakukan analisa carilah referensi atau literature dan pahami cara

kerja maupun system dari komponen yang akan kita analisa.

2. Pengecekan volume oli pada oil pan sangat penting dilakukan karena jumlah oli

yang kurang dari batas yang ditentukan berakibat fatal terhadap komponen-

komponen engine.

3. Penggantian oli harus dilakukan secara teratur sesuai jangka waktu/jam kerja

engine tertentu dan penggantian oli harus sesuai dengan spesifikasi dari engine

tersebut.

4. Perhatikan gasket dan seal apakah rusak atau tidak agar tidak terjadi kebocoran

pada oil cooler. Lakukan pemeriksaan pada oli secara berkala agar dapat

mengetahui jika ada kebocoran pada oil cooler sehingga coolant tercampur

dengan oli Periksa bagian tube pada oil cooler jangan sampai tersumbat agar oli

dan coolant dapat mengalir dengan lancar

Page 95: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

80

5. Dalam bekerja atau saat penganbilan data kita harus membudayakan 3B

(Berhenti,Berpikir,Bertindak) tujuannya untuk menganalisa terlebih dahulu

bahaya apa yang bisa di timbulkan dari pekerjaan tersebut sebelum kita

mengerjakannya.

6. Selalu perhatikan Safety dan Contamination Control dalam bekerja . gunakan

Alat Pelindung Diri setiap saat dan selalu perhatikan kebersihan dalam bekerja

karena kebersihan akan membuat kita nyaman dalam bekerja.

7. Komunikasi dan kerja sama yang baik dalam bekerja dan juga sangat penting

karena dalam setiap pekerjaan team work sangat penting untuk mendapatkan

hasil yang baik.

Page 96: ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN LUBRICATION SYSTEM PADA …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905111602.pdf · analisa kerusakan komponen lubrication system pada engine c7 caterpillar tugas

DAFTAR PUSTAKA

Caterpillar, (1993). Service Information System. United State Of America: Caterpillar

Inc

Dasar-dasar engine diesel, (2003). Learning Center Departement PT. Trakindo utama,

Jakarta

Fundamental diesel engine, (2003). Asia pacific learning Caterpillar of Australia Pty Ltd

Melbourne, Australia

Fungsi dan Karakteristik Oli, (2005).Training Center PT. Trakindo Utama, Cileungsi

Intermediate Engine, (2003). Learning Center Departement PT. Trakindo utama, Jakarta

Team Training Center, (2003). Aplied Failure Analisys, Training Center Cileungsi : PT.

Trakindo Utama

Team Training Center. 2005.Contamination Control, Training Center Cileungsi : PT.

Trakindo Utama