analisa jurnal repellent nyamuk
TRANSCRIPT
AKTIFITAS REPELLENT NYAMUK LOTIONKOMBINASI EKSTRAK BATANG Vitex trifolia L.
DANN,N-DIETIL-META-TOLUAMIDA
Oleh
1.Dinnavi’a M35110182.Nina Anindyawati M35110403.Ulil Azmi M3511064
D3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
Analisa Jurnal
Aktifitas Repellent Nyamuk Lotion Kombinasi Ekstrak Batang Vitex trifolia L. Dan N, N- dietil-Meta-Toluamida
A. Pendahuluan Banyaknya penyakit yang timbul akibat nyamuk menuntut berbagai pihak untuk dapat
mencegah dari gigitan nyamuk. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat
zat penolak (repellent) nyamuk. Umumnya sediaan antinyamuk yang terdapat di pasaran
berupa insektisida dalam bentuk cairan penyemprot, anti nyamuk bakar, anti nyamuk elektrik,
dll yang penggunaaannya tidak aman karena mengandung bahan kimia sintetis.
Mempertimbangkan dampak negatif yang ditimbulkan repellent sintesis, maka dibuatlah
sediaan lotion yang lebih murah, mudah digunakan, dapat digunakan di dalam maupun di luar
rumah, juga lebih mudah dalam hal penyimpanan dengan bahan alami yaitu dari Ekstrak
batang Vitex trifolia L. Selain itu juga penggunaan bahan alami ini lebih aman.
Menurut penelitian Ekstrak batang Vitex trifolia L sebagai bahan alami dapat
meproteksi terhadap nyamuk selama 2 jam dengan daya tolak efektif (effective repellency,
ER) sebesar 60–80% (2). Akan tetapi waktu perlindungan yang didapatkan masih relatif
sangat singkat, oleh karena itu pembuatan sediaan ini dikombinasikan dengan N,N-dietil-
meta-toluamida (DEET) dalam jumlah minimum dengan variasi konsentrasi 1, 3, dan 5%
sehingga sediaan lotion ini diharapkan bisa melindungi selama satu malam, atau pada saat
berada di luar rumah umumnya lebih dari dua jam dengan aman.
Sifat repellent yang dihasilkan oleh ekstrak metanol V. trifolia kemungkinan
disebabkan karena dalam ekstrak metanol V. trifolia terdapat senyawasenyawa aktif seperti
dodekanamida dan N,N-bis (2-hidroksietil). Struktur senyawa ini mirip dengan senyawa
DEET, dan penambahan DEET akan memperkuat sifat daya tolak dari lotion kombinasi
tersebut.
B. Metode dan Formula
Bagian BahanKomposisi (b/v)
A B C
I
DEET 1% 3% 5%
Setil Alkohol 0,5% 0,5% 0,5%
Asam Stearat 3% 3% 3%
Lanolin 1% 1% 1%
Ekstrak metanol 5% 5% 5%
II
Gliserin 2% 2% 2%
Metil Paraben 0,1% 0,1% 0,1%
TEA 0,75% 0,75% 0,75%
Aquadest 86,65% 84,65% 82,65%
Berat Total 100 100 100
Dalam pembuatan sediaan ini digunakan batang tumbuhan legundi (V. trifolia). Untuk
mendapatkan ekstraknya, batang V. Trifolia yang sudah ditumbuk halus dimaserasi dengan
metanol yang difraksikan oleh n-heksana dan etil asetat. Penggunaan metanol ini karena
metanol bersifat sangat polar memecah dinding sel tumbuhan sehingga komponen metabolit
yang terkandung terekstrak hampir semua, ekstrak n-heksana dan etil asetat lebih sedikit dari
ekstrak metanol karena pelarut n-heksana yang bersifat nonpolar akan mengekstrak senyawa
yang bersifat nonpolar dan etil asetat yang bersifat semipolar mengekstrak komponen
senyawa yang semi polar. Proses maserasi ini selama 2x24 jam dan disaring, filtratnya
dipekatkan dengan rotary evaporator sehigga diperoleh ekstrak dari batang tumbuhan legundi
(V. trifolia). Dahasilkan ekstrak methanol batang V. trifolia mempunyai ciri-ciri yaitu : warna
ekstrak coklat, berbentuk seperti pasta dan tidak berbau.
Prosedur Peracikan Lotion
Kemudian lotion dibuat dengan cara :
1. Bahan – bahan yang tercantum pada tabel 1 bagian I (DEET, Setil Alkohol, Asam
Stearat, Lanolin, Ekstrak Metanol) dimasukkan ke dalam cawan porselen,
2. Lalu dilebur di atas penangas air hingga suhu 700C.
3. Bagian II (Metil Paraben, TEA, dan aquadest), kecuali gliserin dilarutkan dalam
aquades panas.
4. Kemudian bagian II dimasukkan ke dalam lumpang porselen panas,
5. Lalu ditambahkan bagian I kedalam bagian II dengan pengadukan yang konstan
sampai suhu turun.
6. Pada suhu 450C ditambahkan ekstrak metanol dari batang V. trifolia yang
dicampurkan dengan gliserin sambil diaduk sampai homogen.
7. Selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah yang sesuai.
8. Dihasilkan lotion berwarna coklat, tidak berbau. Warna coklat dari lotion dikarenakan
warna dari ekstrak metanol batang V.trifolia yang berwarna coklat.
C. Hasil dan Pembahasan Uji Sediaan
Setelah didapatkan sediaan lotion kemudian dilakukan pemeriksaan kestabilan yang
meliputi warna yang dihasilkan warna coklat, warna coklat dari lotion dikarenakan warna
dari ekstrak metanol batang V.trifolia yang berwarna coklat dan tidak berbau.
pH yang dilakukan dengan Uji keasaman sediaan ini dihasilkan bahwa masing-masing
formulasi lotion mempunyai pH yang relatif stabil yaituantara 6,5-6,8. Tingkat keasaman
dengan nilai pH dari lotion tersebut berada pada pH fisiologis kulit normal yaitu antara 4,5
sampai dengan 7, sehingga aman digunakan pada kulit.
Uji efek lotion terhadap kulit. Dengan cara mengoleskan lotion pada bagian belakang
telinga. Setelah dibiarkan selama 12 jam dari ketiga relawan tidak ditemukan adanya iritasi
dan gatal-gatal akibat pengaruh keasaman dari lotion. Ini artinya lotion ini aman digunakan.
Penentuan tipe emulsi untuk mengetahui tipe emulsi m/a atau a/m dengan metode
pengujian daya hantar listrik menggunakan multimeter tester dan dihasilkan dengan adanya
daya hantar listrik dapat disimpulkan bahwa emulsi yang terbentuk adalah minyak dalam air
(m/a), air sebagai fase luar dan minyak fase dalamnya.
Uji homogenitas dilakukan dengan sediaan lotion yang dioleskan pada kaca
transparan telihat tetap homogen dan tidak terlihat adanya butiran-butiran kasar serta lotion
terdispersi secara merata di atas kaca uji.
Pengujian repellent nyamuk dilakukan dengan cara kulit dari relawan dicuci untuk
menghilangkan kotoran dan bau dari tangan relawan, kemudian lotion kombinasi untuk
pengujian diusapkan mulai dari siku hingga ujung jari, tangan yang satu lagi dioleskan dengan
kontrol blanko, yaitu semua bahan lotion kecuali ekstrak V. Trifolia dan DEET. Kedua
tangan relawan dimasukkan dalam kurungan nyamuk untuk pengujian. Didapatkan data
sebagai berikut :
Tabel 2. Jumlah rata-rata hinggapan nyamuk untuk lotion kombinasi ekstrak metanol dengan DEET.
Jumlah hinggapan nyamuk (ekor)
Lotion Sampel Kontrol (-) kontrol (+) ER(%)
A 4 23 0 78,8 B 6 23 0 83,9 C 6 20 0 84,3
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat lotion C menunjukkan daya menolak nyamuk yang
paling baik, dengan ER 84,3%. Penambahan 1, 3, dan 5% b/v DEET mampu meningkatkan
efektivitas repellent. Hal ini menunjukkan peningkatan nilai ER yang sangat besar, sehingga
diperkirakan bahwa senyawa aktif dari V. trifolia berkerja secara sinergis dengan DEET.
Penambahan senyawa DEET dalam jumlah yang seminimal mungkin, dikombinasi dengan
ekstrak V. trifolia mampu meningkatkan daya tolak efektif terhadap nyamuk dalam jumlah
cukup signifikan, sehingga memberi peluang bagi pengurangan kadar kandungan DEET
dalam lotion yang dijual bebas disubstitusi dengan ekstrak V. trifolia yang relatif lebih aman
untuk diaplikasikan pada manusia.
Jika aktivitas daya repellent nyamuk dihubungkan dengan waktu proteksi, perbedaan
konsentrasi DEET tidak menyebabkan meningkatnya ER secara signifikan, namun berbeda
nyata dalam kemampuan meningkatkan waktu proteksi. Dapat disimpulkan bahwa
peningkatan konsentrasi DEET tidak meningkatkan kemampuan proteksi namun hanya
memperpanjang waktu proteksi.
D. Kesimpulan
1. Lotion kombinasi yang dihasilkan berwarna coklat, tidak berbau, dan pH rata-rata 6,7.
Lotion ini tidak merusak kulit, tipe emulsi adalah m/a (minyak dalam air), homogen
dan stabil selama 3 bulan pengamatan.
2. Penambahan senyawa DEET dalam jumlah yang seminimal mungkin, dikombinasi
dengan ekstrak V. trifolia mampu meningkatkan daya tolak efektif terhadap nyamuk.
3. Peningkatan konsentrasi DEET tidak meningkatkan kemampuan proteksi namun
hanya memperpanjang waktu proteksi.