analisa hukum lippo blok

6
ANALISA HUKUM PEMBANGUNAN BLOK LIPPO GROUP(RUMAH SAKIT, MALL, HOTEL) A. Pendahuluan Pembangunan merupakan upaya untuk kesejahteraan masyarakat yang didasari pada upaya peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Pembangunan yang baik, adalah pembangunan yang didasari atas kebutuhan masyarakat dengan melibatkan secara penuh partisipasi mereka. Partisipasi masyarakat tersebut antara lain adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangun agar tidak keluar dari tujuan pembangunan tersebut. Perngawasan terutama terhadap pembangunan yang berhubungan dengan fasilitas publik dan berhubungan dengan hajat hidup orang banyak. Pengawasan terhadap pembangunan di atas fasilitas publik harus mengacu pada mekanisme yang telah melalui norma dan peraturan perundang-undangan berikut turunannya. Dalam hal ini, pemerintah dalam memberikan izin harus mengacu pada ketentuan yang perundang-undangan yang berlaku. Tidak terkecuali pembangunan Blok Lippo yang menuai kontroversi dari berbagai lapisan masyarakat di Sumatera Barat secara luas. Analisis hukum ini ditulis untuk memberikan pandangan hukum terhadap pembangunan Blok Lippo. B. Fakta 1. Bahwa pada tanggal 29 Januari 2013, melalui surat Nomor : 002/WTL/SPL/2013 PT. Surya Persada Lestari telah mengajukan permohonan Rekomendasi Izin Prinsip Pendirian Toko dan Pusat Perbelanjaan, Rumah Sakit Internasional, Saran Pendidikan dan Hotel (Mixed Used) di atas lahan seluas 16.600 m 2 di Jalan Khatib Sulaiman/Jalan Jhoni Anwar Kota Padang, kepada Pemerintah Kota Padang. 2. Bahwa pada tanggal 7 Februari 2013, Pemerintah Kota Padang, berdasarkan surat dari PT. Surya Persada Lestari Nomor : 002/WTL/SPL/2013 telah mengeluarkan Persetujuan Izin Prinsip dengan Surat Nomor: 650.44/Bappeda/II-2013 untuk pembangunan Toko dan Pusat Perbelanjaan, Rumah Sakit Internasional, Saran Pendidikan dan Hotel (Mixed Used) karean sesuai dengan RTRW Kota Padang tahun 2010-2030.

Upload: firdaus-daus

Post on 21-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Hukum Lippo Blok

ANALISA HUKUMPEMBANGUNAN BLOK LIPPO GROUP(RUMAH SAKIT, MALL, HOTEL)

A. Pendahuluan Pembangunan merupakan upaya untuk kesejahteraan masyarakat yang didasari pada upaya peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Pembangunan yang baik, adalah pembangunan yang didasari atas kebutuhan masyarakat dengan melibatkan secara penuh partisipasi mereka. Partisipasi masyarakat tersebut antara lain adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangun agar tidak keluar dari tujuan pembangunan tersebut. Perngawasan terutama terhadap pembangunan yang berhubungan dengan fasilitas publik dan berhubungan dengan hajat hidup orang banyak. Pengawasan terhadap pembangunan di atas fasilitas publik harus mengacu pada mekanisme yang telah melalui norma dan peraturan perundang-undangan berikut turunannya. Dalam hal ini, pemerintah dalam memberikan izin harus mengacu pada ketentuan yang perundang-undangan yang berlaku. Tidak terkecuali pembangunan Blok Lippo yang menuai kontroversi dari berbagai lapisan masyarakat di Sumatera Barat secara luas. Analisis hukum ini ditulis untuk memberikan pandangan hukum terhadap pembangunan Blok Lippo.

B. Fakta 1. Bahwa pada tanggal 29 Januari 2013, melalui surat Nomor : 002/WTL/SPL/2013

PT. Surya Persada Lestari telah mengajukan permohonan Rekomendasi Izin Prinsip Pendirian Toko dan Pusat Perbelanjaan, Rumah Sakit Internasional, Saran Pendidikan dan Hotel (Mixed Used) di atas lahan seluas 16.600 m2 di Jalan Khatib Sulaiman/Jalan Jhoni Anwar Kota Padang, kepada Pemerintah Kota Padang.

2. Bahwa pada tanggal 7 Februari 2013, Pemerintah Kota Padang, berdasarkan surat dari PT. Surya Persada Lestari Nomor : 002/WTL/SPL/2013 telah mengeluarkan Persetujuan Izin Prinsip dengan Surat Nomor: 650.44/Bappeda/II-2013 untuk pembangunan Toko dan Pusat Perbelanjaan, Rumah Sakit Internasional, Saran Pendidikan dan Hotel (Mixed Used) karean sesuai dengan RTRW Kota Padang tahun 2010-2030.

3. Bahwa pada tanggal 15 April 2013, Dinas Perhubungan kota Padang melalui surat Nomor : 551.11/3.45.1/Dishubkominfo-Pd/2013 merekomendasikan kepada PT. Surya Persada Lestari yang inti suratnya sebagai berikut:

a. Untuk penerbitan Rekomendasi Andalalin perlu dilakukan penelitian terhadap dokumen Andaldalin yang sedang dilakukan oleh PT. Surya Persada Lestari. Untuk penyusunan Andalalin tersebut PT. Surya Persada Lestari diminta berkonsultasi dengan dengan Bidang Lalu Lintas di Dinas Perhubungan Komunikasi Kota Padang.

b. Sambil menunggu peroses penusunan Andalalin, PT. Surya Persada Lestari dapat melakukan pengurusan Izin Mendirikan Bangunan Gedung Rumah Sakit Siloam, Hotel Arya Duta, Sekolah Yayasan Pelita Harapan dan Lippo Mall di Jalan Khatib Sulaiman Padang.

4. Bahwa pada tanggal 3 Mei 2013, Pemerintah Kota Padang mengeluarkan Keputusan Walikota No : 0351/IMB/LL/LT.11/PU.04/2013 tentang Izin Mendirikan Bangunan. Dalam surat keputusan yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Tata Ruang Tata

Page 2: Analisa Hukum Lippo Blok

Bangunan dan Perumahan Kota Padang, IR. H. Dian Fakri, M. Sp, Pemko Padang memberikan izin kepada PT. Surya Persada Lestari untuk mendirikan bangunan keperluan rumah sakit/sekolah/hotel/mall sebanyak satu unit yang berlokasi Jl. Kahatib Sulaiman (lebar 10 m) Zona A, Kelurahn Ulak Karang Selatan, Kec. Padang Utara di atas tanag HGB No. 66, 67, 68, 69,70,71,72,73,74,74,76 dengan luas tanah 16.443m2.

C. Peraturan Perundang-Undangan1. UU. NO 26 tahun 2007 tentang Tatan Ruang Pasal 61 huruf a mengatur bahwa

pemanfaatan ruang setiap orang wajib menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan.

2. Perda Kota Padang Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang Tahun 2010—2030

a. Pasal 69 Ayat (2) yang mengatur bahwa: - Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala regional yang sudah tumbuh

kembang di Pusat Kota yang meliputi Kec. Padang Barat, Kec. Padang Selatan, dan Kecamatan Padang Timur

- Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regionl di Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah dan;

- Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regional di Bandar Buat----

b. Pasal 70 Ayat (2) Pengembangan kawasan perkantoran pemerintah meliputi :a. Perkantoran pemerintah provinsib. Perkantoran pemerintah Kota, dan;c. Perkantoran pemerintah kecamatan dan kelurah an

c. Pasal 70 Ayat (3) Perkantoran pemerintah provinsi dikembangkan pada lokasi yng sudah berkembang saat ini, yaitu di koridor Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Khatib Sulaiman

3. Ketentuan Pidana UU No 26 Tahun 2007 Tentang Tata Ruang a. Pasal 69

1. Setiap orang yang tidak menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf a yang mengakibatkan perubahan fungsi ruang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,OO (lima ratus juta rupiah).

2. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan barang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan denda paling banyak Rp 1.500.000.000,OO (satu miliar lima ratus juta rupiah).

3. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 5.000.000.000,OO (lima miliar rupiah).

b. Pasal 701. Setiap orang yang memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin

Page 3: Analisa Hukum Lippo Blok

pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,OO (lima ratus juta rupiah).

2. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan perubahan fungsi ruang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

3. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan barang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 1.500.000.000,OO (satu miliar lima ratus juta rupiah).

4. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling, lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 5.000.000.000,OO (lima miliar rupiah).

c. Pasal 71Setiap orang yang tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf c, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 5OO.OOO.OOO,OO (lima ratus juta rupiah).

d. Pasal 731. Setiap pejabat pemerintah yang berwenang yang menerbitkan izin tidak

sesuai dengan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (7), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 5OO.OOO.OOO,OO (lima ratus juta rupiah).

2. Selain sanksi pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaku dapat dikenai pidana tambahan berupa pemberhentian secara tidak dengan hormat dari jabatannya.

e. Pasal 741. Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69, Pasal 70,

Pasal 71, dan Pasal 72 dilakukan oleh suatu korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, dan Pasal 72.

2. (2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa:

a. pencabutan izin usaha; dan/ataub. pencabutan status badan hukum.

D. Analisa hukumBerdasarkan Fakta di atas, beberapa dapat diberikan analisa hukum sebagai berikut: 1. Izin prinsip yang diberikan oleh Pemko Padang melalui surat Nomor:

002/WTL/SPL/2013 tanggal 7 Februari 2013 di Jl, Khatib Sulaiman bertentangan

Page 4: Analisa Hukum Lippo Blok

dengan peruntukan kawasan sesuai dengan ketentuan Pasal 69 dan Pasal 70 ayat (2) dan (3) dimana peruntukan kawasan Khatib Sulaiman bukanlah kawasan peruntukan untuk perdagangan dan jasa sebagaimana dituangkan dalam izin rekomendasi, akan tetapi peruntukan kawasan Khatib Sulaiman adalah untuk kawasan perkantoran.

2. Izin mendirikan Bangunan yang dikeluarkan oleh Walikota Padang melalui keputusan No : 0351/IMB/LL/LT.11/PU.04/2013 bertentangan dengan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2012 tentang Tata Ruang dan Wilayah Kota Padang, sehingga Izin Bangunan tersebut demi hukum adalah batal karena bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.

3. Berdasarkan ketentuan pidana pasal 73 Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007, Pemerintah Kota Padang, dalam hal ini Walikota Padang telah memenuhi unsur pejabat dan berwenang, dengan demikian Walikota Padang dapat dituntut secara pidana atas perbuatan memberi izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang sebagaimana diatur dalam Perda Nomor 4 tahun 2012 tentang RTRW Kota Padang 2010-2030.

4. Berdasarkan ketentuan pidana pasal 74 Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007, PT. Surya Persada Lestari yang sudah meletakkan batu pertama pembangunan dapat dituntut sudah melakukan tindak pidana mendirikan bangunan tidak sesuai dengan rencana tata ruang sebagaimana diatur dalam Perda Nomor 4 tahun 2012 tentang RTRW Kota Padang 2010-2030.

E. REKOMENDASIBerdasarkan fakta dan analisa hukum di atas, rekomendasi hukum pembangunan Blok Lippo adalah sebagai berikut: 1. Masyarakat berkewajiban melaporkan pejabat yang memberikan izin kepada pihak

yang berwajib karena telah melakukan tindak pidana memberikan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

2. Kepolisian harus malakukan penyelidikan dan penyidikan dugaan tindak pidana memberikan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

3. Melaporak PT. Surya Persada Lestari kepada kepolisian atas tindakan mendirikan bangunan tidak sesuai dengan rencana tata ruang