analisa faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan
TRANSCRIPT
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
BAGI PEKERJA KONSTRUKSI DI PELABUHAN
TANJUNG EMAS SEMRANG Dinda Ramawati1 dan Sugiarto2 1Mahasiswa Program Studi Sarjana Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Semarang, Email:
[email protected] dan [email protected]
ABSTRAK
Pembangunan konstruksi dermaga merupakan salah satu kegiatan atau pekerjaan yang
memiliki potensi kecelakaan kerja yang tinggi sehingga penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) harus benar-benar diterapkan karena salah satu aspek yang menjadi
tolok ukur keberhasilan suatu proyek adalah nihilnya angka kecelakaan kerja selama proses
konstruksi tersebut berlangsung. Dari hasil pengolahan data kuisioner yang bersumber dari
para pekerja konstruksi pada proyek Design and Build Perkuatan dan Peninggian Dermaga
Samudera Pelabuhan Tanjung Emas Semarang maka dapat diketahui bahwa factor
pemakaian alat pelindung diri (APD) merupakan factor yang sangat berpengaruh pada
penerapan K3 pada proyek tersebut. Hal yang harus diperhatikan adalah kelengkapan APD,
kenyamanan pemakaian APD saat bekerja serta kesadaran pekerja itu sendiri untuk memakai
APD lengkap. Sedangkan tindakan yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan penerapan
K3 pada proyek tersebut adalah pemberian pengarahan pada pekerja tentang bagaimana
resiko jika tidak menggunakan APD lengkap dan benar di lokasi proyek selain itu kebiasaan
mengonsumsi air putih 8 (delapan) gelas per hari untuk menghindari dehidrasi sangat penting
untuk dilakukan serta pengecekan kelayakan operasional alat berat juga merupakan hal yang
penting untuk meminimalisir potensi kecelakaan kerja.
Kata kunci: dermaga, K3, kecelakaan kerja, APD, alat berat
ABSTRACT
Construction of jetty is one of the activities or jobs that have a high potential for work
accidents so that the application of Health and Safety Environment (HSE) must really be
applied because one aspect that is a benchmark for the success of a project is the zero number
of work accidents during the construction process take place. From the results of
questionnaire data processing sourced from construction workers in the Design and Build
Perkuatan dan Peninggian Dermaga Samudera Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, it can be
seen that the factor of the use of personal protective equipment (PPE) is a very influential
factor in the application of HSE to the project. Things that must be considered are the
completeness of PPE, the comfort of using PPE when working and the awareness of the
workers themselves to use the complete PPE. While the action that is very influential in
improving the application of HSE in the project is giving guidance to workers about how the
risk if not using PPE is complete and correct at the project site besides the habit of
consuming 8 (eight) glasses of water per day to avoid dehydration is very important to do and
checking the operational feasibility of heavy equipment is also important to minimize the
potential for work accidents.
Key words : jetty, HSE, work accident, PPE, heavy equipment
1. PENDAHULUAN
Pembangunan sarana dan prasarana di Indonesia sedang berkembang pesat, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pembangunan konstruksi gedung, konstruksi jembatan, konstruksi air maupun konstruksi jalan.
Selain aspek efisiensi biaya dan efektivitas waktu, salah satu aspek yang menjadi tolok ukur keberhasilan
suatu pembangunan konstruksi adalah nihilnya kecelakaan kerja yang terjadi selama pembangunan
konstruksi tersebut. Nihilnya angka kecelakaan kerja ini tidak lepas dari penerapan K3 di lapangan.
Proses pembangunan suatu konstruksi merupakan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya yang cukup
tinggi. Hal tersebut yang menyebabkan industri konstruksi mempunyai catatan buruk dalam hal keselamatan
dan kesehatan kerja (K3). Situasi ini mencerminkan karakter lokasi proyek sangat keras dan suatu
kegiatannya terlihat kompleks dan sangat sulit dilaksanakan sehingga membutuhkan stamina yang prima bagi
pekerjanya. Oleh sebab itu, keselamatan kerja ialah aspek yang harus diperbaiki setiap saat karena sesuai
yang kita ketahui, permasalahan keselamatan kerja ialah masalah yang amat kompleks karena mencakup
permasalahan dari segi perikemanusiaan, aspek hukum, aspek biaya, manfaat ekonomi, serta
pertanggungjawaban citra atas organisasi itu sendiri (Ervianto, 2005).
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) di proyek konstruksi ialah dapat menciptakan
lingkungan pekerjaan yang aman, sehat, sejahtera, dapat bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja serta bebas dari pencemaran lingkungan supaya dapat meningkatkan produktivitas seperti yang terdapat
dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Semua ini dapat berjalan baik jika
pihak yang terkait dalam proyek konstruksi ini dapat saling berkomunikasi dan bekerjasama untuk
pencegahan kecelakaan kerja.Banyak faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dalam suatu proyek
konstruksi antara lain faktor perilaku pekerja konstruksi yang cenderung kurang memperhatikan ketentuan
standar keselamatan kerja, pemilihan metode kerja yang kurang tepat, faktor peralatan yang digunakan
kurang dirawat dan faktor kurang disiplinnya para pekerja konstruksi dalam mengaplikasikan peraturan
mengenai K3 yang mengatur tentang pemakaian alat pelindung diri (Wulfram I. Ervianto, 2005)
Proyek pembangunan dermaga yang menjadi fokus dalam Penelitian ini memiliki potensi kecelakaan kerja
yang cukup besar bagi para pekerjanya. Mengapa demikian ? Operasional pelabuhan seperti proses bongkar
muat muatan kapal tidak boleh terganggu atau terhambat walaupun ada pembangunan proyek. Lokasi proyek
yang berada di tepi laut juga dapat menambah potensi kecelakaan kerja. Masih ada faktor-faktor lainnya yang
berpengaruh terhadap keselamatan, kesehatan dan konsentrasi para pekerja konstruksi dalam bekerja.
Sehingga, Penelitian ini bertujuan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja bagi para pekerja konstruksi pada Proyek Design and Build Perkuatan dan Peninggian
Dermaga Samudera Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang. Setelah mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi penerapan K3 di lapangan maka dapat direncanakan tindakan pencegahan maupun
penanggulangan kecelakaan kerja.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ialah aspek perlindungan bagi tenaga kerja melalui penerapan
teknologi pengendalian seluruh aspek yang dapat berpotensi membahayakan bagi para pekerja. Penerapan
teknologi ini, dapat diharapkan seluruh tenaga kerja supaya dapat mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan
tingkat kesehatan yang tinggi. Selain itu, diharapkan keselamatan dan kesehatan kerja dapat menciptakan
kenyamanan pada saat bekerja dan keselamatan kerja yang tinggi. (Sholihah dan Kuncono, 2014)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Bagi Pekerja
Konstruksi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi pekerja
konstruksi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang antara lain adalah sebagai berikut : 1. Faktor Dehidrasi
Merupakan faktor fisik yang dapat berpotensi menimbulkan suatu bahaya atau gangguan kesehatan
maupun konsentrasi terhadap tenaga kerja apabila berada di kondisi panas ekstrim dengan kadar melebihi
nilai ambang batas (NAB), (Tarwaka dkk,2004).
2. Faktor Kebisingan
Bising merupakan sumber bunyi yang tidak dikehendaki yang berasal dari aktivitas alam seperti bicara
dan aktivitas bikinan manusia seperti pada saat pemakaian mesin (Marisdayana et.al, 2016)
3. Faktor Pemakaian Alat Pelindung Diri Yang Tidak Lengkap
Perusahaan perlu menyediakan alat pelindung diri yang sesuai bagi karyawan yang bekerja dengan
potensi bahaya, sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Bab IX pasal 13 yang
menyatakan barang siapa yang memasuki suatu tempat kerja harus mentaati semua petunjuk Keselamatan
Kerja serta memakai Alat Pelindung Diri yang diwajibkan (Suma’mur, 1996).
3
4. Faktor Kepadatan Lalu Lintas Di Lokasi Proyek
Kondisi keluar masuknya kendaraan besar akibat bongkar muat barang di pinggir dermaga juga sangat
mengganggu keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi para pekerja konstruksi. Karena pada saat
bersamaan proyek sedang berjalan, oleh karena itu para pekerja harus sangat berhati-hati supaya tidak
menggangu jalannya aktivitas pekerjaan yang sedang berlangsung.
5. Faktor Cuaca
Faktor cuaca dapat memberikan pengaruh kepada pekerja konstruksi dalam melakukan suatu pekerjaan di
lapangan. Contohnya jika cuaca sangat panas maka konsentrasi pekerja dapat terganggu dan sering
mengambil waktu beberapa menit untuk berteduh sehingga efektivitas waktu bekerja terhambat. Hal ini
diyakini mempengaruhi hasil pekerjaan di lapangan yang cenderung sering ditemukan cacat kualitas di
saat kondisi cuaca buruk.
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada dasarnya aspek keselamatan kerja harus sudah dipertimbangkan pada saat mulai kegiatan perencanaan,
pelaksanaan dan pasca konstruksi. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang efektif merupakan hasil
suatu perusahaan, koordinasi dan komitmen semua karyawan di suatu perusahaan dari tenaga kerja terbawah
sampai dengan pimpinan teratas, unsur-unsur Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah (Tim Pengelola
DPPK, 1997,P.67) :
1. Pengarahan dari manajemen perusahaan; 2. Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
3. Latihan tenaga kerja;
4. Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dasar hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari banyaknya peraturan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari undang-undang hingga peraturan daerah, antara lain:
1. PP 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
2. Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Undang-undang RI No 1. Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian dari sistem manajemen yang secara
menyeluruh mencakup struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, proses, prosedur dan
sumber daya lain yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
suatu kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja supaya dapat tercipta tempat kerja yang aman, selamat,
efisien dan produktif (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2008).
Gambar 1. Bagan Project Safety Management
Sumber: PMBOK,2000
Fasilitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Suatu Proyek Untuk dapat menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) supaya berlangsung sangat baik perlu
memperhatikan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung jalannya kegiatan di dalam dunia konstruksi dengan
aman. Alat Perlindungan Diri (APD) standar seperti helm proyek, sepatu safety, kaca mata untuk melindungi
mata, earmuff atau earplug untuk melindungi telinga serta masker penutup mulut dan hidung. Selain APD,
pemasangan papan peringatan, rambu-rambu lalu lintas, peraturan pengoperasian peralatan yang tepat fungsi
dan ketentuan-ketentuan lainnya yang dapat membuat lingkungan kegiatan menjadi aman serta dapat
menjamin pekerjaan dapat berjalan dengan baik.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Diagram Alir
Gambar 2. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian
Sumber: Dinda dan Sugik, 2019
Berdasarkan diagram alir di atas, Tugas Akhir ini dimulai dari mengidentifikasi masalah dan merumuskan
masalah yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di area proyek khusunya proyek
pembangunan dermaga. Setelah kita mengetahui masalah yang terjadi, maka kita dapat menentukan tujuan
dari penulisan Tugas Akhir ini. Setelah kita menentukan tujuan dari Tugas Akhir ini maka selanjutnya adalah
melakukan studi literatur terkait dasar teori maupun dasar perhitungan yang digunakan dalam Tugas Akhir
ini.
Observasi diawali dengan pengumpulan data primer maupun data sekunder yang didapat langsung dari
perusahaan yang menjadi objek observasi kita atau koresponden yang menjadi sasaran dalam Tugas Akhir
ini.
Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan, data-data tersebut akan dianalisa dan diolah sesuai dasar teori
agar kita mendapat hasil dari observasi tersebut. Hasil dari analisa dan pengolahan data tersebut
dibandingkan dengan teori yang ada selama ini agar dapat dibuatkan kesimpulan dam saran terhadap
observasi yang kita lakukan.
Metode Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam Tugas Akhir ini di bagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah sejumlah data yang diambil dan diolah langsung dari objek di lapangan. Data primer
dalam Tugas Akhir ini adalah kuisioner yang telah diisi oleh para pekerja konstruksi.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah beberapa data yang didapatkan dari pihak ketiga semisal saja dari perusahaan
tempat kita melakukan observasi ini. Data sekunder yang diperlukan pada Tugas Akhir ini adalah data
umum proyek atau profil proyek serta data umum koresponden seperti biodata diri koresponden.
5
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Metode Litelatur
Metode literatur adalah metode pengumpulan data kajian atau dasar teori terkait permasalahan dalam
Penelitian. Literatur yang menjadi dasar dalam Tugas Akhir ini adalah Peraturan Pemerintah, Undang-
Undang Ketenagakerjaan dan sumber referensi lain yang dapat dipertanggungjawabkan isinya.
2. Metode Kuisioner
Metode kuisioner adalah dengan melakukan penyebaran kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan
seputar K3 serta faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan K3 di lapangan. Data kuisioner itu harus
diisi oleh pekerja konstuksi pada proyek Design and Build Perkuatan dan Peninggian Dermaga Samudera
Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang.
3. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah dengan mewawancarai/bertanya langsung pada narasumber yang dianggap
mampu memberi informasi yang actual, valid dan terpercaya. Dalam Penelitian ini, narasumber yang
dapat diwawancara adalah HSE (Health Safety & Environment) Officer)
4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Dari pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder selanjutnya adalah tahap analisa dan
pengolahan data. Tahapan pengolahan data kuisioner dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pemberian Nilai Atas Jawaban Kuisioner
Faktor penilaian yang dilakukan di dalam kuisioner ini bervariasi mulai dari mengisi pilihan ganda dan
memilih diantara 4 (empat) pilihan dengan keterangan yang berbeda-beda. Berikut adalah cara penilaian
dari kuisioner :
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bagi Pekerja
Konstruksi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
STB = Sangat Tidak Berpengaruh : Nilai 1
TB = Tidak Berpengaruh : Nilai 2
B = Berpengaruh : Nilai 3
SB = Sangat Berpengaruh : Nilai 4
2. Perhitungan Nilai IKR (Indeks Kepentingan Relatif)
Setelah pemberian nilai pada masing-masing data kuisioner tersebut, maka untuk menentukan rangking
dari hasil kuisioner adalah dengan menghitung nilai Indeks Kepentingan Relatif (IKR). Untuk
mendapatkan nilai IKR dengan menggunakan rumus :
𝑋 =∑ 𝑋
𝑁
Keterangan ;
X = Mean
∑X = Total Skor
N = Jumlah Pembanding
𝐼𝐾𝑅 = 𝑋
𝑀
Keterangan :
IKR = Indeks Kepentingan Relatif
M = Jangkauan Nilai Faktor
M = 4
3. Analisis Nilai X
Dari nilai X yang didapat dari rumus di atas, maka nilai x tersebut disusun dari nilai x yang terbesar ke
nilai x terkecil.
4. Penyimpulan Data
Dari urutan nilai x yang telah disusun maka kita tentukan dulu klasifikasi nilai x seperti klasifikasi di
bawah ini :
Sangat Tidak Berpengaruh : 1,0 ≤ x < 1,75
Tidak Berpengaruh : 1,75 ≤ x < 2,5
Berpengaruh : 2,50 ≤ x < 3,25
Sangat Berpengaruh : 3,25 ≤ x ≤ 4,0
Penyimpulan data dilakukan dengan menarik kesimpulan berdasarkan data yang telah dilakukan,
termasuk kategori faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja
konstruksi di proyek Design and Build Perkuatan dan Peninggian Dermaga Samudera Pelabuhan Tanjung
Emas Semarang. Penentuan nilai yang berpengaruh adalah dengan cara mengambil 3 nilai yang teratas.
Berdasarkan urutan tersebut kemudian diambil faktor yang berpengaruh dan faktor yang sangat
berpengaruh.
Hasil yang diperoleh dari data responden melalui kuisioner yang telah diajukan adalah sebagai berikut :
1. Data Responden Berdasarkan Kategori Perusahaan
Gambar 3. Diagram Batang Kategori Perusahaan
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
2. Data Responden Berdasarkan Jabatan di Perusahaan
Gambar 4. Diagram Batang Jabatan Responden
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
3. Data Responden Berdasarkan Usia
0
10
20
30
40
BUMN Swasta Perorangan
Kategori Perusahaan
Kategori Perusahaan
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
Dir
ektu
r
Man
ager
Pro
yek
Sit
e E
ng
inee
r
Est
imat
or
Pro
yek
Saf
ety
Su
per
vis
or
Ah
li K
3 P
roy
ek…
Sit
e A
dm
inis
trat
ion…
Dep
uty
Pro
ject
…
Sit
e E
ng
inee
r M
anag
er
HS
E O
ffic
er
Qu
anti
ty S
urv
eyor
(QS
)
Dra
fter
Cost
Co
ntr
ol
Qu
alit
y C
on
trol
(QC
)
Asi
sten
Qu
alit
y C
on
trol
Pel
aksa
na
Pel
aksa
na
ME
P
Saf
ety
Pat
rol
Kep
ala
Log
isti
k
Asi
sten
Log
isti
k
Mek
anik
Tu
kan
g L
as
Pem
ban
tu M
ekan
ik
Ad
min
istr
asi
& U
mu
m
Jabatan Responden
Jabatan Responden
7
Gambar 5. Diagram Batang Usia Responden
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
4. Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Gambar 6. Diagram Batang Pendidikan Terakhir Responden
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
5. Data Responden Berdasarkan Durasi Pengalaman Bekerja
Gambar 7. Diagram Batang Pengalaman Kerja Proyek Responden
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
6. Data Responden Berdasarkan Durasi Proyek
0
5
10
15
< 20 Tahun 20 - 30 Tahun 30 - 40 Tahun > 40 Tahun
Usia Responden
Usia Responden
0
5
10
15
SLTA /
Sedrajat
D3 S1 S2 S3
Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Terakhir Responden
0
5
10
15
20
< 5 tahun 5 - 10 tahun 10 - 15 tahun > 15 tahun
Pengalaman Kerja Proyek
Pengalaman Kerja Proyek
Gambar 8. Diagram Batang Durasi Proyek Yang Dilaksanakan Responden
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
7. Data Responden Berdasarkan Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Lokasi Proyek
Gambar 9. Pelaksanaan K3 di Lokasi Proyek
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
8. Data Responden Berdasarkan Kelengkapan APD Lengkap di Lokasi Proyek
Gambar 10. Kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) di Lokasi Proyek
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
9. Data Responden Ada Tidaknya Kecelakaan di Lokasi Proyek
0
5
10
15
20
1 tahun 1 - 2 tahun 2 - 3 tahun > 5 tahun
Durasi Proyek Yang Dilaksanakan
Durasi Proyek Yang Dilaksanakan
0
5
10
15
20
25
30
35
Belum Dilaksanakan Dilaksanakan Sebagian Sudah Dilaksanakan
Sepenuhnya
Pelaksanaan K3 Di Proyek
Pelaksanaan K3 di proyek
0
10
20
30
Belum Sebagian ada dan
Belum lengkap
Sudah lengkap
semuanya
Kelengkapan APD di Proyek
Kelengkapan APD di proyek
9
Gambar 11. Ada Tidaknya Kecelakaan di Lokasi Proyek
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
10. Data Responden Berdasarkan Keikutsertaan Pekerja Dalam Asuransi Kesehatan
Gambar 12. Keikutsertaan Asuransi Kesehatan
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
11. Data Responden Berdasarkan Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja di Lokasi Proyek
Gambar 13. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
Ranking Faktor Dari Yang Sangat Berpengaruh ke Yang Berpengaruh terhadap penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja bagi pekerja konstruksi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sebagai berikut :
0
5
10
15
20
25
Ada Tidak ada
Ada Tidaknya Kecelakaan Di Proyek
Ada tidaknya kecelakaan di proyek
0
10
20
30
40
Ada Tidak
Keikusertaan Asuransi Kesehatan
Keikutsertaan Asuransi Kesehatan
0
5
10
15
Peralatan
keselamatan kerja
yang kurang
memadai
Kurangnya
kesadaran pekerja
Kurangnya
pengawasan
Lingkungan kerja
yang kurang
aman
Penyebab Kecelakaan Kerja
Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Tabel 1.Ranking Faktor Dari Yang Sangat Berpengaruh ke Yang Berpengaruh
No
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Bagi Pekerja Konstruksi di
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Σχi
IKR Keterangan Rank
A FAKTOR SANGAT BERPENGARUH
1 Kelengkapan Pemakaian APD 110 3,67 0,92 Sangat
Berpengaruh 1
2 Kenyamanan Bekerja Saat Memakai APD 108 3,60 0,90 Sangat
Berpengaruh 2
3 Kesadaran Pekerja Akan Pentingnya APD 107 3,57 0,89 Sangat
Berpengaruh 3
4 Kekurangan Konsumsi Air Putih 105 3,50 0,88 Sangat
Berpengaruh 4
5 Kelayakan Kondisi APD 105 3,50 0,88 Sangat
Berpengaruh 4
6 Padatnya Jadwal Pekerjaan 103 3,43 0,86 Sangat
Berpengaruh 6
7 Pengetahuan Kegunaan Masing-Masing APD 102 3,40 0,85 Sangat
Berpengaruh 7
8 Pekerja Kurang Konsentrasi Dalam Berjalan
Di Area Proyek 102 3,40 0,85
Sangat
Berpengaruh 7
9 Kelalaian Supir Kendaraan Besar Dalam
Berkendara 99 3,30 0,83
Sangat
Berpengaruh 9
10 Cuaca Panas Menimbulkan Keinginan Melepas
APD 99 3,30 0,83
Sangat
Berpengaruh 9
11 Cuaca Panas di Lokasi Kerja 98 3,27 0,82 Sangat
Berpengaruh 11
12 Kurangnya Rambu Di Lokasi Proyek 98 3,27 0,82 Sangat
Berpengaruh 11
B FAKTOR BERPENGARUH
13 Pengaturan Lalu Lintas Yang Kurang Baik 96 3,20 0,80 Berpengaruh 13
14 Hujan Membuat Kondisi Lapangan Licin 96 3,20 0,80 Berpengaruh 13
15 Usia Pekerja 93 3,10 0,78 Berpengaruh 15
16 Menderita Penyakit Tertentu 89 2,97 0,74 Berpengaruh 16
17 Merasa Terganggu Suara Alat Pancang 89 2,97 0,74 Berpengaruh 16
18 Tidak Adanya Alternatif Akses Jalan
Kendaraan Besar 88 2,93 0,73 Berpengaruh 18
19 Tidak Ada Tempat Berteduh 87 2,90 0,73 Berpengaruh 19
20 Merasa Terganggu Suara Lalu Lintas
Kendaraan Besar 86 2,87 0,72 Berpengaruh 20
21 Merasa Terganggu Suara Alat Potong Besi 86 2,87 0,72 Berpengaruh 20
22 Pasang Air Laut (Rob) Menghambat Pekerjaan 84 2,80 0,70 Berpengaruh 22
23 Angin Malam Mengganggu Konsentrasi
Bekerja Saat Malam Hari 83 2,77 0,69 Berpengaruh 23
24 Merasa Terganggu Suara Kapal (Klakson,
Deru Mesin) 79 2,63 0,66 Berpengaruh 24
Ranking Tindakan Dari Yang Sangat Berpengaruh ke Yang Berpengaruh terhadap penerapan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja bagi pekerja konstruksi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sebagai berikut :
χ
11
Tabel 1.Ranking Tindakan Dari Yang Sangat Berpengaruh ke Yang Berpengaruh
No
Tindakan Meningkatkan Penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bagi
Pekerja Konstruksi di Pelabuhan Tanjung
Emas Semarang
Σχi
IKR Keterangan Rank
A Tindakan Sangat Berpengaruh
1 Kebiasaan Mengonsumsi Air Putih Min. 8 Gelas
Per Hari 110 3,67 0,92
Sangat
Berpengaruh 1
2 Perawatan dan Pengecekan Alat Berat Secara
Berkala 110 3,67 0,92
Sangat
Berpengaruh 1
3
Pekerja Diberi Arahan Tentang Bagaimana
Resiko Jika Tidak Menggunakan APD di Lokasi
Proyek
110 3,67 0,92 Sangat
Berpengaruh 1
4
Penggunaan Penyumbat Telinga (Earplug) Saat
Bekerja Atau Saat Dekat Dengan Sumber
Kebisingan
106 3,53 0,88 Sangat
Berpengaruh 4
5 Penyelenggaraan Pelatihan/Penyuluhan Tentang
APD Beserta Kegunaannya 106 3,53 0,88
Sangat
Berpengaruh 4
6 Pemakaian Pakaian Yang Nyaman dan Dapat
Melindungi Tubuh 103 3,43 0,86
Sangat
Berpengaruh 6
7 Rambu-Rambu Mengenai K3 Dipasang Sesuai
Fungsi dan Tempatnya 102 3,40 0,85
Sangat
Berpengaruh 7
8 Penerapan Manajemen Waktu Bekerja dan
Beristirahat Pada Waktu Yang Tepat 101 3,37 0,84
Sangat
Berpengaruh 8
9 Pengaturan Arah dan Jalur Lalu Lintas (traffic
management) yang Baik dan Aman 101 3,37 0,84
Sangat
Berpengaruh 8
10 Sosialisasi Akan Bahaya yang Timbul Ketika
Tidak Memakai APD Saat Bekerja 101 3,37 0,84
Sangat
Berpengaruh 8
11 Penugasan Flagman di Beberapa Titik Akses
Keluar-Masuknya Kendaraan 98 3,27 0,82
Sangat
Berpengaruh 11
B Tindakan Berpengaruh
12 Penggunaan Penutup Telinga (Earmuff) Saat
Bekerja 97 3,23 0,81 Berpengaruh 12
13 Sosialisasi Informasi Cara Penggunaan APD yang
Baik dan Benar Saat Dipakai 97 3,23 0,81 Berpengaruh 12
14 Perusahaan Menyediakan APD yang Berkualitas 97 3,23 0,81 Berpengaruh 12
15 Pengarahan Kepada Pekerja Agar Tidak Berada
Di Luar Area Kerja 97 3,23 0,81 Berpengaruh 12
χ
No
Tindakan Meningkatkan Penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bagi
Pekerja Konstruksi di Pelabuhan Tanjung
Emas Semarang
Σχi
IKR Keterangan Rank
16
Solidaritas Antar Pekerja Untuk Saling
Mengingatkan dan Menegur Saat Ada yang
Kurang Konsentrasi
97 3,23 0,81 Berpengaruh 12
17
Ketika Hujan Deras Sebaiknya Pekerjaan Berhenti
Dahulu Untuk Menghindari Terjadinya
Kecelakaan Kerja
97 3,23 0,81 Berpengaruh 12
18 Pengecekan Kesehatan Secara Berkala 96 3,20 0,80 Berpengaruh 18
19 Menjaga Jarak Aman Dari Lokasi Yang Padat
Lalu Lintasnya 96 3,20 0,80 Berpengaruh 18
20
Pengarahan dan Pendekatan Kepada Pekerja Baru
Termasuk Karyawan tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Pada Lingkungan Proyek
96 3,20 0,80 Berpengaruh 18
21 Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Secara
Berkala 95 3,17 0,79 Berpengaruh 21
22 Pemakaian Pakaian Hangat dan Tebal 93 3,10 0,78 Berpengaruh 22
23 Penambahan Tenda Berteduh Bagi Pekerja 87 2,90 0,73 Berpengaruh 23
24 Pekerjaan Dapat Dilakukan Pada Saat Kondisi Air
Laut Sedang Surut (Tidak Terjadi Rob) 84 2,80 0,70 Berpengaruh 24
5. PENUTUP
Kesimpulan Berdasarkan analisis data diatas dapat dilihat apa saja faktor yang mempengaruhi penerapan K3 bagi pekerja
konstruksi dan tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penerapan K3 di lokasi proyek.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bagi
Pekerja Konstruksi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Dari hasil pengolahan data kuisioner, factor pemakaian APD menjadi faktor yang sangat berpengaruh
pada penerapan K3 bagi para pekerja konstruksi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Hal ini dapat
dilihat dari 3 (tiga) poin faktor pemakaian APD yang menempati posisi 3 (tiga) peringkat teratas yaitu
faktor kelengkapan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), faktor kenyamanan bekerja saat memakai
APD serta kesadaran pekerja akan pentingnya APD.
2. Tindakan Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bagi Pekerja Konstruksi di
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Dari hasil pengolahan data kuisioner, ada 3 (tiga) tindakan yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi para pekerja konstruksi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
yaitu pekerja diberi arahan tentang bagaimana resiko jika tidak menggunakan APD di lokasi proyek
sehingga timbul kesadaran dari pekerja untuk memakai APD lengkap pada saat bekerja, kebiasaan
mengonsumsi air putih minimal 8 (delapan) gelas per hari untuk menghindari dehidrasi tubuh akibat
cuaca panas di area kerja yang dapat membahayakan kesehatan pekerja serta perawatan dan pengecekan
χ
13
alat berat secara berkala karena alat berat merupakan hal yang penting dalam melaksanakan pekerjaan
konstruksi sehingga harus dipastikan bahwa alat berat tersebut dalam kondisi layak beroperasi dan tidak
membahayakan pekerja dan lingkungan di sekitarnya.
Saran Dari kesimpulan yang tertulis di atas ada beberapa hal yang disarankan agar penerapan K3 dapat
dilaksanakan secara maksimal, yaitu :
1. Meningkatkan kesadaran dan edukasi (pengetahuan) dengan mengedukasi para pekerja tentang
pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja semenjak proyek tersebut belum dimulai.
2. Memberikan sanksi yang lebih berat ketika ada suatu kecelakaan kerja, sehingga para pekerjapun lebih
memperhatikan peraturan dan ketentuan K3 yang berlaku ketika mereka bekerja.
3. Pemenuhan kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) sehingga para pekerja merasa aman ketika bekerja,
sehingga proyek dapat diselesaikan dengan tepat waktu dengan status zero accident.
4. Ketika ada suatu kecelakaan kerja, dari skala rendah hingga tinggi mulai dibiasakan adanya evaluasi
sehingga pengoptimalan progress pekerjaan tetap jalan dengan semestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi, Yogyakarta.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. 2008. Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Menteri Pekerjaan Umum. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan K3 Menurut Undang-
Undang
Setiyadi, 2012. Analisis Faktor Resiko Penyebab Kecelakaan Kerja Jatuh pada Proyek Konstruksi di
Jabodetabek. Tesis Fakultas Teknik. Universitas Indonesia
Sholihah, Qomariyatus & Wahyudi Kuncoro. (2014). Keselamatan Kesehatan Kerja : Konsep
Perkembangan dan Implementasi Budaya Keselamatan. Jakarta. EGC.
Suma’mur, 1984. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV Haji Mas Agung
Sihar, Tigor Benjamin Tambunan. 2005. Analisis Tingkat Kebisingan di Tempat Kerja dan Keselamatan
Kerja. Jakarta
Smith, G.R., and Roth R.D., 1991, Safety Programs and The Construction Manager, Journal of Construction
Engineering and Management, Volume 117, 360-371.
UU No.13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja