analisa faktor-faktor yang...

13
1 ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PAJAK PENGHASILAN (STUDI EMPIRIS TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANWIL DJP JAKARTA PUSAT DAN JAWA BARAT I) Eny Maryati Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ([email protected]) DR. Raden Supriyanto, MSc Universitas Gunadarma ([email protected]) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh norma subjektif dan kewajiban moral, kesadaran perpajakan, pelayanan fiskus, persepsi tentang pelaksanaan sanksi pajak, tax avoidance, serta isu dan fakta perpajakan Indonesia terhadap kepatuhan pajak ( tax compliance )Wajib Pajak Orang Pribadi di sekitar Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Pusat dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Jumlah sampel ditentukan 200 orang Wajib Pajak. Metode pengumpulan data primer yang dipakai adalah dengan metode angket (kuesioner). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda dan analisis regresi data panel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel norma subyektif dan kewajiban moral, kesadaran perpajakan Wajib Pajak, dan pelaksanaan sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak. Sedangkan variabel tax avoidance (penghindaran pajak) serta isu dan fakta tentang perpajakan di Indonesia saat ini berpengaruh negatif dengan kepatuhan pajak. Variabel pelayanan yang diberikan fiskus tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak. Variabel paling dominan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan sanksi perpajakan. Kata Kunci: Kepatuhan Pajak, Pajak Penghasilan

Upload: hoangkhanh

Post on 09-Mar-2019

264 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5509/1/... · 1. Analisis Regresi Linear Berganda Uji regresi liner berganda merupakan uji yang

1

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TAX COMPLIANCE PAJAK PENGHASILAN

(STUDI EMPIRIS TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

DI KANWIL DJP JAKARTA PUSAT DAN JAWA BARAT I)

Eny Maryati

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ([email protected])

DR. Raden Supriyanto, MSc

Universitas Gunadarma ([email protected])

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh norma subjektif dan

kewajiban moral, kesadaran perpajakan, pelayanan fiskus, persepsi tentang pelaksanaan

sanksi pajak, tax avoidance, serta isu dan fakta perpajakan Indonesia terhadap

kepatuhan pa jak ( tax compliance)Wajib Pajak Orang Pribadi di sekitar Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Pusat dan Kantor Wilayah Direktorat

Jenderal Pajak Jawa Barat I. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple

random sampling. Jumlah sampel ditentukan 200 orang Wajib Pajak. Metode

pengumpulan data primer yang dipakai adalah dengan metode angket (kuesioner).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

regresi berganda dan analisis regresi data panel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel norma subyektif dan kewajiban moral, kesadaran perpajakan Wajib

Pajak, dan pelaksanaan sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan

pajak. Sedangkan variabel tax avoidance (penghindaran pajak) serta isu dan fakta

tentang perpajakan di Indonesia saat ini berpengaruh negatif dengan kepatuhan pajak.

Variabel pelayanan yang diberikan fiskus tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak.

Variabel paling dominan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan sanksi perpajakan.

Kata Kunci: Kepatuhan Pajak, Pajak Penghasilan

Page 2: ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5509/1/... · 1. Analisis Regresi Linear Berganda Uji regresi liner berganda merupakan uji yang

2

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the influence of subjective norms and

moral obligation, tax awareness, service of fiscus, the implementation of tax sanctions,

tax avoidance, and tax issues and facts about taxation in Indonesia in Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Pusat and Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Pajak Jawa Barat I. Simple random sampling used to obtain sample. 200 sample was

choose. Primary data collection method in this study is questionnaire. Multiple

regression technique and pooled data regression of used to analyse data. The result of

this study that the variable subjective norms and moral obligation, tax awareness, and

the implementation of tax sanctions have a positive impact toward tax compliance.

While the variable tax avoidance and variable of the tax issues and facts about taxation

in Indonesia have a negative impact toward tax compliance. Variable service of fiscus

had no impact on tax compliance. The most dominant variable in this study is the

implementation of tax sanctions.

PENDAHULUAN

Pembangunan nasional terus dilakukan

oleh pemerintah untuk meningkatkan

taraf hidup masyarakat, baik secara fisik

maupun mental yang nantinya

diharapkan akan tercipta manusia

Indonesia seutuhnya. Untuk men-

jalankan kegiatan pembangunan ter-

sebut diperlukan pembiayaan yang tidak

sedikit jumlahnya. Pendapatan terbesar

suatu negara salah satunya bersumber

dari pajak. Pajak merupakan salah satu

sumber pemasukan utama Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN), karena melalui pajak

pemerintah dapat membiayai penge-

luaran negara yang bersifat pem-

bangunan jangka panjang maupun

membiayai pengeluaran rutin.

Berdasarkan data dari Dirjen

Pajak perkembangan penerimaan sektor

perpajakan menggambarkan peningkat-

an. Memasuki tahun 2011, perekonomi-

an Indonesia menunjukkan per-

kembangan yang cukup positif. Salah

satu jenis pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat adalah Pajak

Penghasilan (PPh). Pajak penghasilan

(PPh) adalah salah satu sumber

pendapatan nasional yang dipungut

langsung oleh Pemerintah Pusat untuk

kemudian digunakan membiayai rumah

tangga Negara. Pajak Penghasilan terus

mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Kenaikan ini dibarengi dengan

peningkatan jumlah Wajib Pajak

Penghasilan di Indonesia.

Walaupun jumlah Wajib Pajak

secara matematis mengalami peningkat-

an, namun jumlah penerimaan Pajak

masih kurang signifikan. Hal ini diduga

dari kepatuhan Wajib Pajak (Tax

Page 3: ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5509/1/... · 1. Analisis Regresi Linear Berganda Uji regresi liner berganda merupakan uji yang

2

Compliance) terhadap Undang-Undang

Perpajakan yang rendah. Beberapa

faktor yang diduga mempengaruhi ke-

patuhan pajak (tax compliance) di-

antaranya norma subjektif dan

kewajiban moral, kesadaran perpajakan,

pelayanan fiskus, pelaksanaan sanksi

pajak, tax avoidance, serta isu dan fakta

tentang dunia pajak saat ini.

Pendapatan pajak yang diterima

oleh pemerintah dari Wajib Pajak

adalah upaya untuk meningkatkan

pembangunan dan mensejahterakan

rakyat, perolehan pajak tersebut sangat

dibutuhkan dan menjadi salah satu

pendapatan Negara yang utama untuk

itu dibutuhkan perilaku patuh pajak (tax

compliance) oleh Wajib Pajak sendiri.

Rumusan masalah pada penelitian

ini adalah apakah norma subjektif dan

kewajiban moral, kesadaran perpajakan,

pelayanan fiskus, pelaksanaan sanksi

pajak, tax avoidance, serta isu dan fakta

tentang dunia pajak saat ini

mempengaruhi kepatuhan pajak (Tax

compliance) Pajak Penghasilan (PPh).

Tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui pengaruh norma subjektif

dan kewajiban moral, kesadaran

perpajakan, pelayanan fiskus, pe-

laksanaan sanksi pajak, tax avoidance,

serta isu dan fakta tentang dunia pajak

saat ini mempengaruhi Tax compliance

(kepatuhan pajak) Pajak Penghasilan

(PPh). Serta variabel manakah yang

paling dominan mempengaruhi Tax

compliance Pajak Penghasilan (PPh).

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Pajak Penghasilan

Berdasarkan Ketentuan Umum Dan

Tata Cara Perpajakan, Departemen

Keuangan (2009) Pajak Penghasilan

(PPh) 21adalah Pajak Penghasilan

(PPh) berupa gaji, upah, honorarium,

tunjangan, dan pembayaran lain yang

diterima atau diperoleh Wajib Pajak

orang pribadi dalam negeri sehubungan

dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan

kegiatan.

2. Definisi Variabel (Dependen dan

Independen)

Timbul dan Imam (2012:194)

kepatuhan berarti tingkat kesediaan

Wajib Pajak didalam memenuhi seluruh

ketentuan perpajakan, baik dalam

pelaporan pajak tepat waktu, kebenaran

perhitungan pajak yang seharusnya

terutang dan pembayaran pajak.

Berdasarkan kutipan oleh Elia

Mustikasari (2007) dari Blanthorne

(2000) dan Bobek (2003). Theory of

Planned Behavior, perilaku yang

ditampilkan oleh individu timbul karena

Page 4: ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5509/1/... · 1. Analisis Regresi Linear Berganda Uji regresi liner berganda merupakan uji yang

3

adanya niat untuk berperilaku. Norma

subjektif terhadap kepatuhan pajak

adalah kekuatan pengaruh pandangan

orang-orang di sekitar wajib pajak

terhadap perilaku kepatuhan pajaknya.

Kewajiban moral adalah norma individu

yang dipunyai oleh seorang wajib pajak,

namun kemungkinan juga tidak dimiliki

oleh wajib pajak yang lain.

Kesadaran perpajakan diartikan

sebagai keadaan mengetahui atau

mengerti pajak. Faktor kesadaran pajak

juga berasal dari dalam diri Wajib Pajak

yang bersangkutan. Banyak Wajib

Pajak yang sudah memenuhi syarat

untuk memiliki NPWP namun belum

mendaftarkan diri untuk memiliki

NPWP di Direktorat Jenderal Pajak

(Dirjen Pajak).

Menurut Agus (2006) beberapa

faktor yang mempengaruhi pelayanan

fiskus yaitu tax payer, tax policy, tax

administration dan tax law. Petugas

pajak (fiskus) dalam melaksanakan

tugasnya melayani masyarakat atau

Wajib Pajak sangat dipengaruhi oleh

adanya tax policy, tax administration

dan tax law. Sedangkan faktor tax payer

didominasi dari dalam diri Wajib Pajak

itu sendiri.

Mardiasmo (2002:57) sanksi

perpajakan merupakan jaminan bahwa

ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan (norma per-

pajakan) akan dituruti, dengan kata lain

sanksi perpajakan merupakan alat

mencegah (preventif) agar Wajib Pajak

tidak melanggar norma perpajakan.

Tax avoidance merupakan suatu

usaha meringankan beban pajak dengan

tidak melanggar Undang-undang atau

dilegalkan. Dunia perpajakan adalah

lingkungan yang dinamis dan terbuka

dengan perkembangan ekonomi sosial

masyarakat, sebab pajak berhubungan

langsung dengan kehidupan masyarakat

atau Wajib Pajak. Dalam beberapa

tahun terakhir ini dunia perpajakan

mengalami suatu kemajuan positif,

tetapi tidak sedikit pula yang mencibir

karena banyaknya kasus yang

melibatkan oknum Dirjen Pajak dan

mencoreng wajah perpajakan Tanah

Air.

METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah

Wajib Pajak Kanwil DJP Jakarta Pusat

dan Kanwil DJP Jawa Barat I. Teknik

sampling dengan metode Simple

Random Sampling. Data diperoleh

dengan metode angket (kuesioner).

Pertanyaan diajukan secara tertulis dan

disebarkan kepada responden.

Page 5: ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5509/1/... · 1. Analisis Regresi Linear Berganda Uji regresi liner berganda merupakan uji yang

4

1. Hipotesis:

Ho: variabel independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap

Tax compliance Wajib Pajak.

Ha: variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap Tax com-

pliance Wajib Pajak.

2. Alat Analisis

- Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda

digunakan untuk mengukur pengaruh

antara lebih dari satu variabel

independent (bebas) yang digunakan

secara parsial ataupun secara bersama-

sama terhadap variabel dependent

(terikat).

- Analisis Regresi Data Panel

Data panel atau pooled data merupakan

kombinasi dari data time series dan

cross section. Dengan mengakomodasi

informasi baik yang terkait dengan

variabel- variabel cross section maupun

time series, data panel secara

substansial mampu menurunkan

masalah omitted variables, model yang

mengabaikan variabel yang relevan

(Wibisono, 2005 dalam Shochrul R.

Ajija. et al, 2011). Model pengujian

statistik penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan alat bantu statistik berupa

software EVIEWS 6.0

PEMBAHASAN

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Uji regresi liner berganda merupakan

uji yang dilakukan untuk mengetahui

besarnya koefisien dari tiap-tiap

variabel (NORMA, SADAR, FISKUS,

SANKSI, TA dan ISU) sebagai variabel

independen terhadap tax compliance

sebagai variabel dependen. Dalam

penelitian ini diperoleh persamaan

regresi linier berganda sebagai berikut:

Patuh = 1,715 + 0,193Norma +

0,062Sadar + 0,027Fiskus

+ 0,247Sanksi – 0,054TA

- 0,089Isu + e

Berdasarkan model persamaan regresi

linier di atas, maka dapat dianalisis

sebagai berikut :

1. Nilai konstanta sebesar positif 1,715

menyatakan bahwa jika tidak ada

penambahan nilai dari keenam

variabel independen tersebut bernilai

0 (nol), maka kepatuhan pajak akan

naik sebesar 1,715 %.

2. Koefisien regresi norma subyektif

dan kewajiban moral sebesar 0,193

menyatakan bahwa apabila variabel

norma dan kewajiban moral

mengalami peningkatan (karena

tanda positif) 1% dengan asumsi

variabel independen lainnya tetap,

maka kepatuhan pajak (tax

Page 6: ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5509/1/... · 1. Analisis Regresi Linear Berganda Uji regresi liner berganda merupakan uji yang

5

compliance) akan naik sebesar

0,193%.

3. Koefisien regresi variabel kesadaran

perpajakan sebesar positif 0,062

artinya terdapat perubahan yang

searah antara kesadaran perpajakan

dengan kepatuhan pajak (tax

compliance). Hal tersebut menunjuk-

kan bahwa dengan semakin sadarnya

masyarakat akan pentingnya arti

pajak maka hal tersebut dapat

meningkatkan kepatuhan perpajakan

(tax compliance).

4. Koefisien regresi pelayanan fiskus

sebesar positif 0,027. Hal ini

menunjukkan bahwa pengaruh sikap

WP terhadap pelayanan fiskus

terhadap variabel kepatuhan (tax

compliance) WP adalah positif.

Apabila terjadi peningkatan pada

pelayanan fiskus sebesar satu satuan

maka hal tersebut akan meng-

akibatkan kenaikan pada pelayanan

fiskus sebesar 0,027%. Begitu pula

sebaliknya dengan asumsi variabel

independen yang lainnya konstan.

5. Koefisien regresi persepsi Wajib

Pajak mengenai pelaksanaan sanksi

sebesar positif 0,247. Koefisien

regresi dari persepsi Wajib Pajak

mengenai pelaksanaan sanksi me-

miliki tanda positif artinya terdapat

perubahan yang searah antara

persepsi Wajib Pajak mengenai

pelaksanaan sanksi dengan kepatuh-

an pajak (tax compliance). Apabila

terjadi peningkatan pada persepsi

Wajib Pajak mengenai pelaksanaan

sanksi sebesar satu satuan maka hal

tersebut akan mengakibatkan ke-

naikan pada kepatuhan perpajakan

sebesar 0,247%. Begitu pula se-

baliknya dengan asumsi variabel

independen yang lainnya konstan.

6. Koefisien regresi tax avoidance

(penghindaran pajak) yang melekat

pada diri Wajib Pajak sebesar negatif

0,054. Koefisien regresi dari tax

avoidance (penghindaran pajak)

yang melekat pada diri Wajib Pajak

memiliki tanda negatif artinya

terdapat perubahan yang berlawanan

antara tax avoidance (penghindaran

pajak) yang melekat pada diri Wajib

Pajak dengan kepatuhan pajak (tax

compliance). Apabila terjadi pening-

katan pada tax avoidance (peng-

hindaran pajak) yang melekat pada

diri Wajib Pajak sebesar satu satuan

maka hal tersebut akan meng-

akibatkan penurunan pada kepatuhan

perpajakan sebesar 0,054%. Begitu

pula sebaliknya dengan asumsi

Page 7: ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5509/1/... · 1. Analisis Regresi Linear Berganda Uji regresi liner berganda merupakan uji yang

6

variabel independen yang lainnya

konstan.

7. Koefisien regresi pengaruh dari isu

dan fakta tentang perpajakan di

Indonesia saat ini sebesar negatif

0,089. Koefisien regresi dari

pengaruh dari isu dan fakta tentang

perpajakan di Indonesia saat ini

memiliki tanda negatif artinya

terdapat perubahan yang berlawanan

antara pengaruh dari isu dan fakta

tentang perpajakan di Indonesia saat

ini dengan kepatuhan pajak (tax

compliance). Apabila terjadi pe-

ningkatan pada pengaruh dari isu dan

fakta tentang perpajakan di Indonesia

saat ini sebesar satu satuan maka hal

tersebut akan mengakibatkan pe-

nurunan pada kepatuhan perpajakan

sebesar 0,089%. Begitu pula se-

baliknya dengan asumsi variabel

indeependen yang lainnya konstan.

2. Analisa Regresi Data Panel

PATUH_JKT=2.555+2.754*NORMA_JKT

+4.091*SADAR_JKT+0.253*FISKUS_JKT

+2,138*SANKSI_JKT – 1.363*TA_JKT

- 3.285*ISU_JKT.

PATUH_JB = -2,665 +2.754*NORMA_JB

+ 4.091*SADAR_JB+0.253*FISKUS_JB

+2,138*SANKSI_JB–1.363*TA_JB

- 3.285*ISU_JB.

Dari model Metode Efek Tetap (Fixed

Effect) Evies 6.0 diatas dapat disimpul-

kan beberapa hal antara lain:

1. Variabel NORMA menunjukkan

hubungan yang positif signifikan

(0,0057) terhadap kepatuhan pajak.

Setiap perubahan satu poin NORMA

akan meningkatkan kepatuhan pajak

Wajib Pajak di wilayah Jakarta Pusat

dan Jawa Barat I sebesar 2,754.

2. Variabel SADAR menunjukkan

hubungan yang positif signifikan

(0,0068) terhadap kepatuhan pajak.

Setiap perubahan satu poin SADAR

akan meningkatkan kepatuhan pajak

Wajib Pajak di wilayah Jakarta Pusat

dan Jawa Barat I sebesar 4,091.

3. Variabel FISKUS menunjukkan

hubungan yang positif namun tidak

signifikan (0,3307) terhadap ke-

patuhan pajak. Setiap perubahan satu

poin FISKUS akan meningkatkan

kepatuhan pajak Wajib Pajak di

wilayah Jakarta Pusat dan Jawa Barat

I sebesar 0,253.

4. Variabel SANKSI menunjukkan

hubungan yang positif signifikan

(0,0134) terhadap kepatuhan pajak.

Setiap perubahan satu poin SANKSI

akan meningkatkan kepatuhan pajak

Wajib Pajak di wilayah Jakarta Pusat

dan Jawa Barat I sebesar 2,14.

Page 8: ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5509/1/... · 1. Analisis Regresi Linear Berganda Uji regresi liner berganda merupakan uji yang

7

5. Variabel TA menunjukkan hubungan

negatif signifikan (0,0412) terhadap

kepatuhan pajak. Setiap perubahan

satu poin TA akan menurunkan

kepatuhan pajak Wajib Pajak di

wilayah Jakarta Pusat dan Jawa Barat

I sebesar 1,36.

6. Variabel ISU menunjukkan hubung-

an yang negatif signifikan (0,0008)

terhadap kepatuhan pajak. Setiap

perubahan satu poin ISU akan

menurunkan kepatuhan pajak Wajib

Pajak di wilayah Jakarta Pusat dan

Jawa Barat I sebesar 3,28.

7. R Squared menunjukkan nilai

sebesar 80,72%. Artinya sebesar

80,72% nilai kepatuhan pajak di-

pengaruhi oleh variabel-variabel

NORMA, SADAR, FISKUS,

SANKSI, TA, dan ISU.

8. Berdasarkan nilai koefisien fixed

effect (cross), disimpulkan bahwa

wilayah yang memiliki tingkat

kepatuhan pajak tertinggi adalah

Kanwil DJP Jakarta Pusat (2,55).

Sedangkan wilayah dengan tingkat

kepatuhan pajak terendah adalah

Kanwil DJP Jawa Barat I(-2,66).

3. Analisa Uji t parsial dan simultan

Pada tingkat signifikan (α) 5%,

db(6:194) maka diperoleh t tabel 1,97

dan Ftabel 2,15. Hasil pengujian

hipotesis terlihat seperti di bawah ini:

Tabel 1.1

Hasil Uji t parsial

Sumber: Eviews 6.0

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. NORMA: berpengaruh positif

signifikan dengan kontribusi variabel

independen 9,2%. Norma subjektif

berasal dari pandangan orang-orang di

sekitar wajib pajak terhadap perilaku

kepatuhan pajaknya dan kewajiban

moral berasal dari hati nurani individu

itu sendiri, dan rasa tanggung jawab

bagi individu (Wajib Pajak). Apabila

seorang Wajib Pajak yang memiliki

kewajiban moral tinggi akan merasa

bersalah dan malu apabila ia melanggar

peraturan pajak yang berlaku sehingga

kepatuhan pajak (tax compliance) akan

terwujud dengan baik.

b. SADAR: berpengaruh positif

signifikan dengan kontribusi variabel

independen 36,8%. Artinya semakin

tinggi kesadaran membayar pajak dari

Wajib Pajak akan meningkatkan tingkat

kepatuhan pajak (tax compliance)

dengan signifikan. Konteks kesadaran

Page 9: ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5509/1/... · 1. Analisis Regresi Linear Berganda Uji regresi liner berganda merupakan uji yang

8

pajak dalam penelitian ini meliputi

kesadaran masyarakat dalam membayar

Pajak Penghasilan tanpa paksaan yang

merupakan kewajiban sebagai warga

negara, kesadaran bahwa pajak yang

dibayarkan digunakan untuk membiayai

rumah tangga negara demi

pembangunan nasional.

c. FISKUS : berpengaruh positif

signifikan dengan kontribusi variabel

independen 5%. Apabila pelayanan

yang diberikan fiskus baik maka

kepatuhan pajak akan meningkat.

Temuan ini juga mendukung

pernyataan dari Miando Sahala L.

Panggabean (2002) dalam Agus (2006)

yang menyatakan bahwa kepatuhan

WP dalam memenuhi kewajibannya

membayar pajak tergantung pada

bagaimana petugas pajak memberikan

mutu pelayanan yang terbaik kepada

wajib pajak. Oleh sebab itu untuk

meningkatkan kepatuhan wajib pajak

maka fiskus diharapkan memiliki kom-

petensi dalam arti memiliki ke-

ahlian(skill), pengetahuan(knowledge,

dan pengalaman (experience) dalam hal

kebijakan perpajakan, administrasi

pajak dan perundang-undangan per-

pajakan. Selain itu fiskus harus

memiliki motivasi tinggi sebagai

pelayan publik.

d. SANKSI: berpengaruh positif

signifikan dg kontribusi variabel

independen 93,8%. Hal ini dapat

disebabkan karena dengan adanya

Undang-Undang dan peraturan yang

diterapkan secara lugas, tegas dan

konsisten dapat membuat masyarakat

taat dan patuh akan pajak. Walaupun

WP tidak mendapatkan penghargaan

atas kepatuhannya dalam melaksanakan

kewajiban perpajakan, WP akan

dikenakan banyak hukuman apabila

alfa atau sengaja tidak melaksanakan

kewajiban perpajakannya. Oleh sebab

itu tidaklah mengherankan apabila di

dalam penelitian ini ditemukan makin

positif persepsi wajib pajak terhadap

sanksi pajak maka akan makin

meningkat kepatuhan wajib pajak.

e. TA: berpengaruh positif

signifikan dg kontribusi variabel

independen 1,7%. Tanda koefisien

variabel tax avoidance (penghindaran

pajak) yang negatif menunjukkan

hubungan yang berlawanan, yang berarti

semakin tinggi tax avoidance (peng-

hindaran pajak) seorang Wajib Pajak,

semakin rendah kepatuhan per-

pajakannya (tax compliance). Suatu

negara akan menghadapi kendala ter-

utama terkait kepatuhan masyarakat

membayar pajak. Dalam hal ini akan

Page 10: ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5509/1/... · 1. Analisis Regresi Linear Berganda Uji regresi liner berganda merupakan uji yang

9

muncul perilaku tax avoidance dan tax

evasion dari masyarakat sebagai wujud

keengganan dalam membayar pajak yag

dibebankan negara kepadanya. Tax

avoidance dalam konteks ini dijelaskan

sebagai manipulasi legal dari seorang

individu untuk mengurangi pajak.

Walaupun tax avoidance dianggap legal,

tetapi apabila maksud tujuannya untuk

mengurangi pajak yang seharusnya

dibayar, maka perilaku ini tetap

dianggap tidak patuh (non compliance).

Oeh karena itu apabila perilaku tax

avoidance ini meningkat dalam

masyarakat maka akan menurunkan

kepatuhan pajak (tax compliance).

f. ISU : berpengaruh positif

signifikan dg kontribusi variabel

independen 3,6%. Tanda koefisien

variabel isu dan fakta tentang per-

pajakan di Indonesia yang negatif

menunjukkan hubungan yang ber-

lawanan, yang berarti semakin banyak

isu dan fakta tentang perpajakan di

Indonesia, semakin rendah kepatuhan

perpajakan(taxcompliance).Berdasarkan

beberapa sumber media terkait dengan

perpajakan. Peristiwa yang akhir-akhir

ini terjadi dan menjadi sorotan publik

adalah korupsi. Menurut J.J.Senturia

korupsi adalah penyalahgunaan ke-

kuasaan pemerintahan untuk keuntung-

an pribadi (the misuse of public power

for private profit). Dalam dunia pajak,

korupsi ini melibatkan ”orang dalam”

pajak sendiri. Maraknya kasus korupsi

miliaran rupiah yang terungkap ke

publik secara langsung maupun tidak

langsung menimbulkan stigma negatif

bagi kinerja Dirjen Pajak. Tidak sedikit

responden yang peneliti temui mem-

berikan komentar negatif tentang

kinerja Dirjen Pajak saat ini. Walaupun

ada pula beberapa responden yang

mengapresiasi kinerja Dirjen Pajak

terkait peningkatan jumlah Wajib Pajak

di Indonesia. Oleh karena itu Dirjen

Pajak harus lebih bekerja profesional

dan melakukan pengawasan ketat

kepada seluruh oknum yang dikepalai-

nya agar tidak ada lagi peristiwa negatif

yang mencoreng wajah perpajakan

Indonesia.

g. Variabel Dominan

Variabel SANKSI merupakan variabel

yang paling besar pengaruhnya terhadap

kepatuhan pajak (tax compliance) Wajib

Pajak yaitu sebesar 93,8% dengan

koefisien sebesar 0, 3222.

Page 11: ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5509/1/... · 1. Analisis Regresi Linear Berganda Uji regresi liner berganda merupakan uji yang

10

Tabel 1.2

Hasil Uji t simultan

Dependent Variable: PATUH

Method: Least Squares

Date: 08/01/12 Time: 21:16

Sample: 1 200

Included observations: 200

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

NORMA 0.192766 0.076490 2.520140 0.0125

SADAR 0.062204 0.056408 5.102751 0.0271

FISKUS 0.027567 0.083744 3.292181 0.0007

SANKSI 0.246968 0.066197 3.730785 0.0000

TA -0.053821 0.058182 -0.925049 0.0356

ISU -0.088992 0.057172 -2.556576 0.0121

C 1.715385 0.374246 4.583577 0.0000

R-squared 0.908149 Mean dependent var 3.790000

Adjusted R-squared 0.931810 S.D. dependent var 0.780349

S.E. of regression 0.713962 Akaike info criterion 2.198399

Sum squared resid 98.38016 Schwarz criterion 2.313840

Log likelihood -212.8399 Hannan-Quinn criter. 2.245116

F-statistic 7.454702 Durbin-Watson stat 1.839072

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Eviews 6.0

Gambar 1.1 Kurva Pengambilan

Keputusan Uji Simultan Sumber: Eviews 6.0

Hasil pengujian secara bersama – sama

(Adjusted R-Squared) variabel inde-

pendent pada sampel keseluruhan

(simultan uji F) maka besarnya peng-

aruh variabel independent terhadap

variabel dependent yang dapat diterang-

kan oleh model persamaan ini adalah

sebesar 93,18% sedangkan sisanya di-

jelaskan oleh faktor lain yang tidak

dimasukkan dalam model persamaan

regresi.

Dari hasil analisis persamaan

regresi dapat diketahui pula bahwa

secara bersama-sama variabel indepen-

den memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependent. Hal ini

dapat dibuktikan dari nilai F-statistic

sebesar 7,45 lebih besar dari 2,15

dengan nilai signifikansi sebesar

0,0000. Karena probabilitas jauh lebih

kecil dari 0,05 atau 5%, maka model

persamaan regresi dapat digunakan

untuk memprediksi kepatuhan perpajak-

an (tax compliance) atau dapat di-

katakan bahwa NORMA, SADAR,

FISKUS, SANKSI, TA, dan ISU secara

bersama-sama berpengaruh terhadap ke-

patuhan perpajakan (tax compliance).

Page 12: ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5509/1/... · 1. Analisis Regresi Linear Berganda Uji regresi liner berganda merupakan uji yang

11

PENUTUP

1. Kesimpulan

- Analisa regresi linear berganda

variabel norma subyektif dan ke-

wajiban moral, kesadaran perpajakan

Wajib Pajak, pelayanan yang di-

berikan fiskus, pelaksanaan sanksi

perpajakan berhubungan searah

dengan kepatuhan pajak. Tax

avoidance (penghindaran pajak), isu

dan fakta tentang perpajakan di

Indonesia saat ini berhubungan

berlawanan dengan kepatuhan pajak.

- Analisa regresi data panel variabel

norma subyektif dan kewajiban

moral, kesadaran perpajakan Wajib

Pajak, dan pelaksanaan sanksi per-

pajakan berpengaruh positif terhadap

kepatuhan pajak. Tax avoidance

(penghindaran pajak) serta isu dan

fakta tentang perpajakan di Indonesia

saat ini berpengaruh negatif dengan

kepatuhan pajak. Pelayanan yang di-

berikan fiskus tidak berpengaruh

terhadap kepatuhan pajak.

- Pengujian secara simultan me-

nunjukkan bukti empiris bahwa:

Variabel norma dan kewajiban,

kesadaran perpajakan, pelayanan

fiskus, persepsi wajib pajak

mengenai pelaksanaan sanksi ber-

pengaruh positif signifikan terhadap

kepatuhan perpajakan (tax

compliance). Variabel tax avoidance

(penghindaran pajak), isu dan fakta

perpajakan saat ini berpengaruh

negatif signifikan terhadap kepatuh-

an perpajakan (tax compliance)

- Variabel persepsi wajib pajak

mengenai pelaksanaan sanksi me-

rupakan variabel yang paling besar

pengaruhnya terhadap kepatuhan

pajak (tax compliance) Wajib Pajak

yaitu sebesar 93,8%.

2. Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya sebaik-

nya menambah atau meneliti variabel

variabel lain, menerapkan teori lain,

atau model lain dengan harapan

menghasilkan temuan yang lebih

bermanfaat bagi praktisi dan

pengembangan teori perilaku per-

pajakan.

2. Wilayah penelitian diperluas se-

hingga bisa diketahui perilaku ke-

patuhan pajak (tax compliance) Pajak

Penghasilan (PPh) Wajib Pajak

seluruh Indonesia.

3. Pemerintah perlu melakukan tindak-

an persuasif dengan melakukan

penyuluhan ke WP dengan cara-cara

yang lebih simpatik, meningkatkan

peran Complaint Center, dan mem-

Page 13: ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5509/1/... · 1. Analisis Regresi Linear Berganda Uji regresi liner berganda merupakan uji yang

12

berikan penghargaan bagi Wajib

Pajak patuh sehingga dapat

meningkatkan kepatuhan perpajakan.

4. Pemerintah Pusat, dan pihak

Direktorat Jenderal Pajak sebaiknya

meningkatkan kinerja serta peng-

awasan terhadap penerimaan pajak

dengan lebih ketat agar kasus-kasus

korupsi yang melibatkan oknum-

oknum tertentu bisa dihilangkan.

5. Masyarakat lebih patuh dalam

membayar pajak maupun terhadap

Undang-Undang Perpajakan. Agar

penerimaan Negara dari sektor

perpajakan dapat terus mengalami

peningkatkan yang pada akhirnya

akan memajukan pembangunan

nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Nugroho Jatmiko. 2006.

Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada

Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan

Fiskus dan Kesadaran Perpajakan

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

(Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak

Orang Pribadi di Kota Semarang).

Tesis diterbitkan. Semarang:

Universitas Diponegoro Semarang.

Elia Mustikasari. 2007. Kajian Empiris

Tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan

di Perusahaan Industri Pengolahan di

Surabaya. Simposium Nasional

Akuntansi X Makassar 2007.

Universitas Hassanudin, Makassar. p.1-

28.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi

Revisi 2009. Yogyakarta : Andi Offset.

Simanjuntak, Timbul Hamonangan.,

dan Imam Mukhlis. 2012. Dimensi

Ekonomi Perpajakan Dalam

Pembangunan Ekonomi. Jakarta : Raih

Asa Sukses.

Shochrul R. Ajija. et al. 2011. Cara

Cerdas Menguasai EViews. Jakarta :

Salemba Empat

Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan

Humas Direktorat Jenderal Pajak. 2009.

Ketentuan Umum Dan Tata Cara

Perpajakan. Jakarta: DepKeu.