anakku malang

44
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang . 1.2 Skenario “Anakku Malang” Levi, laki-laki umur 8 tahun, berat badan 15kg, dibawa oleh ibunya ke Puskesmas karena mengalami kaki bengkak, perut buncit, tampak acuh tak acuh, geraknya kurang stabil dan kulit terkelupas. Sehari-hari juga Levi kerap mengalami mencret. Ia berasal dari keluarga tidak mampu dan jarang makan sayuran dan lauk pauk. Pada pemeriksaan Fisik didapatkan : Wajah apatis, Edema anarsarka, dan kemerahan juga mudah rontok. Dokter pun melakukan Pemeriksaan Laboratorium dan diperoleh hasil ; Gula darah puasa 70mg/dL, Hb 7 g/dL, Albumin 2,5g/dL, Na+ 110 mEq/L, K+ 3 mEq/L. Kondisi apakah yang dialami Levi dan Bagaimana penatalaksanaannya? 1.2.1 Terminologi 1 | LBM I”ANAKKU MALANG”

Upload: putu-dwi-nurjayadhi

Post on 08-Jul-2016

44 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Levi, laki-laki umur 8 tahun, berat badan 15kg, dibawa oleh ibunya ke Puskesmas karena mengalami kaki bengkak, perut buncit, tampak acuh tak acuh, geraknya kurang stabil dan kulit terkelupas. Sehari-hari juga Levi kerap mengalami mencret. Ia berasal dari keluarga tidak mampu dan jarang makan sayuran dan lauk pauk.

TRANSCRIPT

Page 1: Anakku Malang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

.

1.2 Skenario

“Anakku Malang”

Levi, laki-laki umur 8 tahun, berat badan 15kg, dibawa oleh ibunya ke Puskesmas

karena mengalami kaki bengkak, perut buncit, tampak acuh tak acuh, geraknya kurang

stabil dan kulit terkelupas. Sehari-hari juga Levi kerap mengalami mencret. Ia berasal

dari keluarga tidak mampu dan jarang makan sayuran dan lauk pauk.

Pada pemeriksaan Fisik didapatkan : Wajah apatis, Edema anarsarka, dan kemerahan

juga mudah rontok.

Dokter pun melakukan Pemeriksaan Laboratorium dan diperoleh hasil ; Gula darah

puasa 70mg/dL, Hb 7 g/dL, Albumin 2,5g/dL, Na+ 110 mEq/L, K+ 3 mEq/L.

Kondisi apakah yang dialami Levi dan Bagaimana penatalaksanaannya?

1.2.1 Terminologi

- Edema Anarsarka :

1.2.2 Permasalahan

1. Mekanisme Gejala dari Skenario ?

2. Hubungan status sosial ekonomi dengan kondisi Levi saat ini !

3. Pengukuran Antropometri pada anak!

4. Asuoan Gizi Normal anak!

5. Metabolisme yang terganggu pada skenario!

1 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 2: Anakku Malang

6. Diagnosis dan Penatalaksanaan!

BAB II

2 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 3: Anakku Malang

PEMBAHASAN

1. Mekanisme Gejala dari Skenario ?

2. Hubungan status sosial ekonomi dengan kondisi Levi saat ini !

3. Pengukuran Antropometri pada anak!

4. Asupan Gizi Normal anak!

Masa anak-anak sangat penting bagi perkembangan fisik dan mental. Pola makan

dan nutrisi yang diberikan harus memenuhi untuk menjamin kesehatan anak. Masa

anak-anak (1 sampai 13 tahun) adalah periode kehidupan yang sangat penting bagi

perkembangan fisik dan mental. Dalam fase ini, dibutuhkan asupan nutrisi yang tinggi.

1. Kebutuhan Gizi Untuk Balita dan Pra sekolah (1-5 tahun)

Usia balita tidaklah tumbuh sepesat pada masa bayi, tetapi kebutuhan nutrisi

mereka tetap merupakan prioritas yang utama. Di masa balita ini, nutrisi memegang

peranan yang penting dalam perkembangan anak. Masa balita adalah masa transisi

terutama pada usia 1 – 2 tahun dimana anak akan mulai memakan makanan yang

padat dan menerima rasa serta tekstur makanan yang baru.

Kebutuhan nutrisi pada balita sebenarnya juga dipengaruhi oleh usia, besar

tubuh, dan tingkat aktivitas yang dilakukannya.

Energi : biasanya balita membutuhkan sekitar 1.000 samapi 1.400 kalori per

hari.

Kalsium : dibutuhkan kurang lebih 500 mg per hari.

Zat besi : anak balita membutuhkan 7 mg per hari.

Vitamin C dan D.

Tubuh anak terdiri dari struktur tulang, otot, peredaran darah, jaringan otak, dan

organ-organ lain. Perkembangan tiap struktur ini sangat dipengaruhi oleh masukan

(intake) berbagai macam nutrisi makanan penunjang pertumbuhan.

Pada usia 2 tahun ini, anak-anak memiliki kerangkan tubuh berupa tulang

rawan sehinga dengan pemberian masukan gizi berupa vitamin dan mineral akan

mempercepat pembentukan tulang (osifkasi). 3 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 4: Anakku Malang

Anak usia 2 tahun juga sudah mampu untuk berjalan dan melakukan semua

gerakan tubuh yang dilakukan oleh otot. Hal ini terjadi karena ribuan serabut otot

yang semakin membesar dan terus bekerja. Artinya, otot membutuhkan zat-zat dari

asupan makanan yang diberikan pada anak.

2. Kebutuhan Gizi untuk anak sekolah (6 – 13 tahun)

Pada usia sekolah ini, anak akan melakukan banyak aktivitas fisik maupun

mental, seperti : bermain, belajar, berolahraga, dll. Zat gizi yang diberikan pada nya

akan membantu dalam meningkatkan kesehatan tubuh anak sehingga sistem

pertahanan tubuhnya berkembang dengan baik atau tidak mudah untuk terserang

penyakit. Hal yang tidak mudah adalah mengawasi jenis makanan atau jajanan anak

baik disekolah maupun di lingkungannya karena pada saat ini anak sudah mulai

berinteraksi dengan orang lain (teman sebaya).

Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi yang lebih

dibanding dengan anak balita. Diperlukan pula tambahan energi, protein, kalsium,

fluor, zat besi karena pertumbuhan pada kisaran usia ini sedang pesat dan aktivitas

anak semakin bertambah.

Untuk memneuhi kebutuan energi dan zat gizi, anak terkadang makan hingga 5

kali sehari. Namun sebaiknya anak tetap diajari untuk makan 3 kali sehari dengan

menu gizi yang tinggi, yaitu : sarapan, makan siang, dan makan malam. Anak juga

perlu untuk diajari sarapan pagi agar dapat berfikir dengan baik di sekolah.

3. Jenis Nutrisi Yang Dibutuhkan Anak –anak

a. Energi

Kalori yang dibutuhkan anak dalam masa pertumbuhan ini adalah sekitar 1.900

kalori. Menu yang diberikan untuk mereka sebaiknya tidak terlalu padat tetapi

berserat. Makanan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti : nasi, roti, dan

kentang adalah sumber karbohidrat yang bagus. Gula bukanlah merupakan

sumber enrgi yang baik karena tidak mengandung vitamin dan mineral.

Pemberian gula yang terlalu banyak pada anak akan menyebabkan kerusakan

pada gigi.

b. Protein

4 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 5: Anakku Malang

Protein harus dikonsumsi secara seimbang agar anak mendapat asupan

kombinasi asam amino yang tepat. Protein dibutuhkan anak untuk

perkembangan dan pemeliharaan jaringan tubuh.

Berikut adalah angka kecukupan protein dalam sehari menurut kisaran umur

anak :

c. Lemak

Lemak dibutuhkan oleh anak untuk berbagai fungsi tubuh dan penyediaan

energi, proses produksi hormon, dan perlindungan tubuh. Lemak juga dapat

menjamin ketersediaan vitamin A,D,E,K pada anak karena lemak dapat

melarutkan vitamin tersebut.

d. Kalsium

Anak membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi, pembekuan

darah, serta kontaksi otot.

e. Kolin

Kolin merupakan nutrisi penting bagi membran otak dalam meningkatkan

kemampuan daya ingat dan konsentrasi. Anak telah memasuki masa sekolah

sehingga dalam proses ini mereka membutuhkan asupan makanan untuk

membantu pemikiran.

f. Zat Besi

Penting bagi anak-anak yang sedang tumbuh serta meningkatkan kesehatan

darah. Banyak jenis sayuran yang merupakan sumber zat besi yang bagus

meskipun zat besi yang berasal dari non-hewan lebih sulit diserap tubuh. Dalam

hal ini harus diberikan pula supan zat besi dari susu.

5 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 6: Anakku Malang

g. Seng

Seng merupakan mineral penting yang menyususn banyak enzim pada tubuh.

Seng berperan untuk memerangi infeksi, untuk pertumbuhan, perkembangan

aspek seksualitas, dan indera perasa, serta pemulihan luka.

h. Vitamin D

Vitamin D penting dalam proses penyerapan kalsium. Vitamin D ditemukan

pada produk susu, telur, dan makanan yang difortifikasi seperti margarin,

sereal, dan dapat diproduksi tubuh melalui proses penyerapan sinar matahari

pada kulit.

i. Antioksidan dan Buah

Makan 3-5 porsi buah atau sayuran bervitamin C dan beta karotin tinggi, dapat

meningkatkan daya tahan tubuh anak pada serangan penyakit.

5. Metabolisme yang terganggu pada skenario!

Metabolisme yang terganggu adalah metabolisme asam amino esensial dan asam

amino non esensial.

Edema anasarka

Edema adalah penyakit yang jika ditekan, sulit kembali seperti semula. Edema

disebabkan kekurangan protein, sehingga tekanan onkotik intravaskuler

menurun. Jika hal ini terjadi, maka akan terjadi extravasasi plasma keintertisial.

Plasma masuk kedalam intertisial, tidak keintrasel, karena pada penderita

kwashiorkor tidak ada kompensasi dari ginjal untuk reabsorbsi natrium.

Natrium berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Pada penderita

kwashiorkor, selain defisiensi protein juga defisiensi multinutrien. Jika ditekan,

maka plasma pada intertisial lari ke darah sekitarnya karena tidak terfiksasi

oleh membrane sel dan mengembangankannya membutuhkan waktu yang lama

karena posisi sel yang rapat.  Dan biasanya terjadi pada ekstremitsas bahwa

karena pengaruh gaya gravitasi, tekanan hidrostatik dan onkotik (sadewa,2008)

Defisiensi protein → gangguan metabolik → tekanan osmotik intravaskular

menurun → extravasasi plasma ke intertisial (bukan ke intrasel) → edema

6 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 7: Anakku Malang

Rambut kemerahan dan mudah rontok

Pada rambut manusia, dibutuhkan pigmen untuk mewarnai warna rambut dan

zat keratin untuk mempertahankan agar rambut tidak mudah rontok. Pada

kasus, Mardan mengalami defisiensi protein/KEP (Kekurangan Energi Protein)

yang dapat menyebabkan Mardan mengalami defisiensi pigmen dan defisiensi

zat keratin pada rambut. Hal ini yang menyebabkan rambut Mardan menjadi

kemerahan dan mudah rontok.

6. Diagnosis dan Penatalaksanaan!

Berdasarkan lama dan beratnya kekurangan energy dan protein. MEP diklaifikasikan

menjadi MEP derajat ringan-sedang (gizi kurang) dan MEP derajat berat (gizi buruk). Gizi

kurang belum menunjukan gejala klinis yang khas, hanya dijumpai gangguan pertumbuhan

dan anak tampak kurus. Pada gizi buruk, di samping gejala klinis didapatkan kelainan

biokimia sesuai dengan bentuk klinis. Pada gizi buruk didapatkan 3 bentuk klinis yaitu

kwashiorkor, marasmus dan marasmik-kwashiorkor, walaupun demikian dalam

penatalaksanaannya sama.

Diagnosis :

1. Anamnesis

Keluhan yang sering ditemukan adalah pertumbuhan yang kurang, anak kurus atau

berat badannya kurang, selain itu ada keluhan anak kurang/ tidak mau makan,

sering menderita sakit yang berulang atau timbulnya bengkak pada kak, kadang

sampai seluruh tubuh.

2. Pemeriksaan fisik

a. MEP ringan

Sering ditemukan gangguan pertumbuhan :

→ Anak tampak kurus.

→ Pertumbuhan linier berkurang atau terhenti.

→ Berat badan tidak bertambah, adakalanya bahkan turun.

→ Ukuran lingkar lengan atas lebih kecil dari normal.

→ Maturasi tulang terlambat.7 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 8: Anakku Malang

→ Rasio berat badan terhadap tinggi badan normal/ menurun.

→ Tebal lipatan kulit normal atau berkurang.

→ Anemia ringan.

→ Aktivitas dan perhatian berkurang jika dibandingkan dengananak sehat.

b. MEP berat

Kwasihiorkor :

→ Perubahan mental sampai apatis.

→ Anemia.

→ Perubahan warna dan tekstur rambut, mudah dicabut/ rontok

→ Gangguan system gastrointestinal

→ Pembesaran hati

→ Perubahan kulit (dermatosis)

→ Atrofi otot

→ Edema simetris pada kedua punggung kaki, dapat sampai seluruh tubuh

Marasmus :

→ Penampilan wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus.

→ Perubahan mental, cengeng.

→ Kulit kering, dingin dan mengendor, keriput.

→ Lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit menghilang.

→ Otot atrofi sehingga kontur tulang terlihat jelas.

→ Kadang-kadang terdapat bradikardi.

→ Tekanan darah lebih rendah dibandingkan dengan anak sehat sebaya.

Marasmik-kwashiorkor :

→ Terdapat tanda dan gejala klinins marasmus dan kwashiorkor secara

bersamaan.

Kriteria diagnose

→ Terlihat sangat kurus

→ Edema nutrisional, simetris

→ BB/TB kurang dari -3SD

→ Lingkar lengan atas < 11,5 cm

8 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 9: Anakku Malang

3. Pemeriksaan penunjang

→ Kadar gula darah, darah tepi lengkap, urin lengkap, feses lengkap, elektrolit

serum, protein serum (albumin, globulin), ferritin

→ Tes mantoux

→ Radiologi (dada, AP dan lateral)

→ EKG

4. Tata Laksana

MEP berat ditatalaksana melalui 3 fase (stabilisasi, transisi, dan rehabilitasi)

dengan 10 langkah tindakan seperti table di bawah

Medikamentosa :

→ Pengobatan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Rehidrasi secara oral dengan resomal, secara parenteral hanya pada

dehidrasi berat atau syok

→ Atasi atau cegah hipoglikemia

→ Atasi gangguan elektrolit

→ Atasi atau cegah hipotermi

→ Antibiotika :

Bila tidak jelas ada infeksi, berikan cotrimoksasol selama 5 hari

Bila infeksi nyata : ampisilin intravena selama 2 hari, dianjurkan dengan

oral sampai 7 hari, ditambah dengan gentamisin i.m. selama 7 hari

→ Atasi penyaki tpenyerta yang ada sesuai pedoman

→ Vitamin A (dosis sesuai usia yaitu < 6 bulan : 50.000 IU, 6-12 bulan : 10.000

IU, >1 tahun : 200.000 IU) pada awal perawatan dan hari ke-15 atau sebelum

pulang

→ Multivitamin, mineral, khusus asam folat hari pertama 5 mg, selanjutnya 1 mg

per hari

→ Suportif/diatetik

→ Oral (enteral)

→ Gizi kurang : kebutuhan energy dihitung sesuai RDA untuk umur TB (height

age) dikalikan berat badan ideal

→ Gizi buruk

9 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 10: Anakku Malang

Kebutuhan energy, protein dan cairan sesuai fase-fase tata laksana gizi buruk

Stabilisasi (F75) Transisi (F75 F

100)

Rehabilitasi (F100)

Energy 80-100 kkal/kgbb/hr 100-150 kkal/kgbb/hr 150-220/kgbb/hr

Protein 1-1,5 g/kgbb/hr 2-3 g/kgbb/hr 4-6 g/kgbb/hr

Cairan 100-130 ml/kgbb/hr

Bila ada edema berat :

100 kkal/kgbb/hr

---bebas sesuai

kebutuhan energy---

→ Intravena (parenteral) : hanya atas indikasi tepat

Pemantauan

→ Kriteria sembuh

BB/TB > -2SD

→ Tumbuh kembang

Memantau status gizi secara rutin dan berkala

Memantau perkembangan psikomotor

→ Edukasi :

Memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang

pengetahuan gizi

Melatih ketaatan dalam pemberian diet

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

Langkah promotif/preventif

Malnutrisi energy protein merupakan masalah gizi yang multifactorial. Tindakan

pencegahan bertujuan untuk mengurangi insidens dan menurunkan angka kematian.

Oleh karena ada faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah tersebut, maka

untuk mencegahnya dapat dilakukan beberapa langkah, antara lain:

→ Pola makan

10 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 11: Anakku Malang

→ Penyuluhan pada masyarakat mengenai gizi seimbang (perbandingan jumlah

karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral berdasarkan umur dan berat

badan)

→ Pemantauan tumbuh kembang dan penentuan status gizi secara berkala

(sebulan sekali pada tahun pertama)

→ Faktor social

mencari kemungkinan adanya pantangan untuk menggunakan bahan makanan

tertentu yang sudah secara turun temurun dan dapat menyebabkan terjadinya

MEP

→ Faktor ekonomi

Dalam World Food Conference di Roma tahun 1974 telah dikemukakan bahwa

meningkatnya jumlah penduduk yang cepat tanpa diimbangi dengan

bertambahnya persediaan bahan makanan setempat yang memadai merupakan

sebab utama krisis pangan, sedangkan kemiskinan penduduk merupakan akibat

selanjutnya. Ditekankan pula perlunya bahan makanan yang bergizi baik di

samping kuantitasnya

→ Faktor infeksi

Telah lama diketahui adanya interaksi dengan interaksi sinergis antara MEP

dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan status gizi.

MEP, walaupun dalam derajat ringan, menurunkan daya tahan tubuh terhadap

infeksi.

Penatalaksanaan Gizi Buruk

11 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 12: Anakku Malang

Gambar 1 : Tatalaksana Malnutrisi Berat

Rawat inap pada penderita gizi buruk

Menurut Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 faseyang harus

dilalui yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7), fase transisi (Hari 8 – 14), fase rehabilitasi

(Minggu ke 3 – 6), fase tindak lanjut (Minggu ke 7 – 26). Dimana tindakan pelayanan

terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb:

12 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 13: Anakku Malang

Tabel 1. Sepuluh Langkah Tatalaksana di Rumah Sakit pada Penderita Gizi Buruk

Langkah 1. Atasi/cegah hipoglikemia

Semua anak gizi buruk beresiko untuk terjadi hipoglikemia (kadar gula darah < 3

mmol/dl atau 54mg/dl), yang seringkali merupakan penyebab kematian pada 2 hari

pertama perawatan.

Hipoglikemia dapat terjadi karena adanya infeksi berat atau anak tidak mendapat

makanan selama 4-6 jam. Hipoglikemia dan hipotermia seringkali terjadi bersamaan dan

biasanya merupakan pertanda adanya infeksi. Carilah tanda hipoglikemia bila menemukan

tanda hipotermia (suhu aksila < 35oC; rektal < 35.5oC). pemberian makanan dengan

frekuensi sering (setiap 2-3 jam) sangat penting dalam mencegah dua kondisi tersebut.

Terapi:

Bila anak sadar dan dapat minum Bila anak tidak sadar

- Bolus 50 ml larutan Glukosa 10% atau

sukrosa 10% (1 sendok the penuh gula

dengan 50 ml air), baik per oral

maupun dengan pipa nasogastric.

Kemudian mulai pemberian F75 (lihat

langkah 7) setiap 2 jam, untuk 2 jam

pertama berikan ¼ dari dosis makanan

setiap 30 menit).

- Antibiotic spectrum luas (lihat langkah

- Glukosa 10% IV (5 mg/dl), diikuti

dengan 50 ml Glukosa 10% atau sukrosa

lewat pipa NGT. Kemudian mulai

pemberian F75 (lihat langkah 7) setiap 2

jam, untuk 2 jam pertama berikan ¼ dari

dosis makanan setiap 30 menit).

- Antibiotic spectrum luas

13 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 14: Anakku Malang

5)

- Pemberian makan per 2 jam siang dan

malam (lihat langkah 7)

- Pemebrian makanan per 2 jam siang dan

malam.

Monitor:

- Kadar gula darah : setelah 2 jam, ulangi pemeriksaan kadar gula darah

(menggunakan darah dari jari atau tumit). Selama terapi, umunya anak akan stabil

dalam 30 menit. Bila gula darah masih rendah ulangi pemeberian 50 ml bolus

glukosa 10% atau larutan sukrosa, kemudian lanjutkan pemberian makanan F75

setiap 2 jam hingga anak stabil.

- Suhu rektal : jika turun hingga < 35.5oC, ulangi pengukuran kadar gula darah

- Tingkat kesadaran : bila belum pulih, ulangi pengukuran kadar gula darah sambil

mencari penyebabnya.

Langkah 2. Atasi/cegah hipotermia

Jika suhu aksila < 35oC, lakukan pemeriksaan suhu rektal menggunakan

termometer air raksa. Jika suhu rektal <35.5oC:

- Berikan makanan secara langsung (atau mulai rehidrasi bila diperlukan)

- Hangatkan anak : selain memakaikan pakaian, tutupi dengan selimut hangat hingga

kepala (kecuali wajah) atau tempatkan di dekat penghangat atau lampu (jangan

gunakan botol air panas), atau letakkan anak pada dada ibu (skin to skin, cara

kanguru) lalu tutupi selimut keduanya.

- Berikan antibiotic spectrum luas (lihat langkah 5).

Monitor:

- Suhu tubuh : selama menghangatkan anak, lakukan pemeriksaan suhu rektal setiap

30 menit hingga mencapai suhu > 36.5oC.

- Yakinkan bahwa anak telah tertutupi seluruh permukaan tubuhnya, terutama di

malam hari.

- Kadar gula darah : ukur gula darah ketika didapati adanya hipotermia.

Langkah 3. Atasi/cegah dehidrasi

Tidak mudah menentukan adanya dehidrasi pada anak gizi buruk karena tanda dan

gejala dehidrasi seperti turgor kulit dan mata cekung sering didapati pada gizi buruk

14 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 15: Anakku Malang

walaupun tidak dehidrasi. Diagnosis pasti adanya dehidrasi adalah dengan pengukuran

berat jenis urin (< 1.030) selain tanda dan gejala klinis khas bila ada antara lain rasa haus

dan mukosa mulut kering.

Terapi:

Larutan gula-garam standar untuk dehidrasi oral (75 mmol Na/L) mengandung

terlalu banyak Natrium dan terlalu sedikit Kalium bagi anak malnutrisi berat. Oleh karena

itu diberikan larutan redehidrasi yaitu rehydration solution of malnutrition (ReSoMal).

Sulit untuk mennetukan status dehidrasi dengan meihat klinis saja pada anak

melnutrisi berat. Maka diasumsikan bahwa setiap anak dengan diare cair dapat mengalami

dehidrasi dan diberikan:

- ReSoMal 5 ml/kg setiap 30 menit selama 2 jam pertama, baik per oral maupun

lewat NGT.

- Kemudian, 5-10 ml/kg/jam selama 4-10 jam berikutnya: jumlah yang seharusnya

diberikan kepada anak ditentukan oleh berapa banyak anak mau minum dan jumlah

diare dan muntah. Ganti dosis ReSoMal pada jam ke-4, 6, 8 dan 10 dengan F75 bila

rehidrasi masih dibutuhkan.

- Selanjutnya, bila sudah terehidrasi, hentikan pemberian ReSoMal dan lanjutkan

F75 setiap 2 jam. (lihat langkah 7)

- Bila masih diare, beri ReSoMal setiap anak diare: anak < 2 tahun: 50-100 ml dan

anak > 2 tahun: 100-200 ml.

Monitor kemajuan rehidrasi:

Observasi tiap 30 menit selama 2 jam pertama, kemudian setiap satu jam untuk 6-

12 jam selanjutnya, catatlah:

- Denyut jantung

- Frekuensi napas

- Frekuensi miksi

- Frekuensi defekasi/muntah

Adanya air mata, mukosa mulut yang lembab, mata dan fontanella yang sudah tidak

cekung dan perbaikan turgor kulit, merupakan tanda-tanda keberhasilan rehidrasi. Harus

diperhatikan bahwa banyak anak dengan malnutrisi berat tidak menunjukkan tanda-tanda

tersebut walaupun sudah tercapai rehidrasi.

Frekuensi napas dan nadi yang tetap cepat selama rehidrasi mengindikasikan adanya

infeksi atau over rehidrasi. Tanda-tanda kelebihan cairan (overhidrasi)antara lain

15 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 16: Anakku Malang

meningkatnya frekuensi napas, nadi, timbul/bertambahnya edema dan palpebral bengkak.

Jika tanda-tanda tersebut muncul, maka hentikan pemberian cairan secepatnya dan lakukan

penilaian ulang setelah 1 jam.

Langkah 4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit

Semua anak dengan malnutrii berat mengalami kelebihan natrium (Na) walaupun

kadar Na darah rendah. Kadar Na darah rendah lebih mencermikan kadar Na ekstraseluler,

bukan Na total yang meliputi Na intraseluler. Keberadaan kalium (K) dan Na intraseluler

dikendalikan oleh pompa Na-K. secara normal (cukup energy, K dipertahankan berada

tetap di intrasel). Jika tubuh kekurangan energy, Na akan berada pada intrasel. Asupan Na

berlebihan akan dapat menyebabkan kematian oleh karena kelebihan Na intrasel yang

berakibat terjadinya udem seluler. Defisiensi K dan Magnesium (Mg) juga terjadi dan

membutuhkan waktu minimal dua minggu untuk melakukan koreksi. Udem yang muncul

bisa disebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Jangan memberikan diuretic sebagai terapi

udem.

Berikan:

- Ekstra Kalium 3-4 mmol/kg/hari

- Ekstra Magnesium 0.4-0.6 mmol/kg/hari

- Saat rehidrai, berikan cairan rendah Natrium (misalnya ReSoMal)

- Siapkan makanan tanpa garam

Langkah 5. Obati/cegah infeksi

Pada malnutrisi berat, tanda umum adanya infeksi, seperti demam, sering tidak

dijumpai, dan infeksi sering tersembunyi.

Oleh karena itu beri secara rutin saat rawat inap:

- Antibiotic spectrum luas

- Vaksin campak jika anak >6 bulan dan belum mendapat imunisasi (tunda jika

kondisi klinis buruk atau dalam keadaan syok).

Pilihan antibiotika spectrum luas:

a. Jika pada anak tidak terdapat komplkasi atau infeksi tidak nyata, beri:

Kotrimoksasol 5 ml larutan pediatrik per oral dua kali sehari selama 5 hari (2.5 ml

jika berat < 6kg)

16 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 17: Anakku Malang

b. Jika anak terlihat sangat sakit (apatis, letargis) atau terdapat komplikasi

(hipoglikemi, hipotermi; dermatosis; infeksi traktus respiratorius atau urinarius),

beri:

Ampisilin 50mg/kg IM/IV per 6 jam untuk 2 hari kemudian dilanjutkan dengan

amoksisilin per oral 15mg/kg per 8 jam untuk 5 hari, atau jika amoksisilin tidak

tersedia, lanjutkan dengan ampisilin per oral 50 mg/kg per 6 jam.

DAN ditambah dengan:

Gentamisin 7.5 mg/kgBB IM/IV sekali sehari selama 7 hari.

Jika anak tidak ada perbaikan klinis dalam waktu 48 jam, tanbahkan:

Kloramfenikol 25mg/kg IM/IV per 8 jam selama 5 hari

Jika infeksi spesifik teridentifikai, tambahkan:

- Antibiotic spesifik yang sesuai

- Terapi antimalarial jika pemeriksaan parasite malaria pada darah perifer

menunjukkan hasil positif.

Jika anoreksia tetap ada setelah 5 hari pemebrian antibiotika, lanjutkan sampai 10

hari. Selain itu, evaluasi ulang anak seutuhnya, periksa fokal infeksi dan organisme

yang potential utuk resisten dan pastikan bahwa suplemen vitamin dan mineral telah

diberikan secara benar.

Langkah 6. Koreksi defisiensi mikronutrien

Semua anak malnutrisi berat juga mengalami defisiensi vitamin dan mineral.

Meskipun anemia sering terjadi, apda periode awal (stabilisasi, tarnsisi) tidak boleh

diberikan preparat besi tetapi ditunggu sampai anak memiliki nafsu makan yang baik dan

dimulai saat berat badan bertambah (biasanya minggu kedua/pada fase rehabilitasi).

Pemberian preparat besi dapat memperburuk keadaan infeksi serta terjadinya reaksi

oksidatif oleh besi bebas yang akan merusak membrane sel dan berakibat fatal.

Pemberian pada hari I:

- Vitamin A per oral (dosis untuk > 12 bulan 200.000 SI, untuk 6-12 bulan 100.000

SI, untuk 0-5 bulan 50.000 IU), ditunda bila kondisi klinis buruk

17 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 18: Anakku Malang

- Asam folat 5 mg, oral

Pemberian harian selama 2 minggu:

- Suplemen multivitamin

- Asam folat 1 mg/hari

- Zinc 2 mg/kg BB/ hari

- Copper 0.3 mg/kg BB/hari

- Preparat besi 3 mg/kg/hari (pada fase rehabilitasi)

Langkah 7. Pemberian makanan

Pada fase stabilisasi diperlukan penekatan yang hati-hati karena kondisi fisiologis

anak yang rapuh dan berkurangnya kapasitas hoeostatis. Pemerian makan sebaiknya

dimulai sesegera mungkin setelah pasien masuk dan harus dirancang untuk memenuhi

kebutuhan energy dan protein secukupnya untuk mempertahankan proses fisiologis dasar.

Gambaran hal-hal penting dalam pemebrian makan pada fase stabilisasi adalah sebagai

berikut:

- Pemberian makanan dengan porsi kecil dan sering dengan osmolaritas rendah dan

rendah laktosa (F75)

- Pemberian makanan secara oral atau lewat pipa NGT (jangan memebrikan secara

perenteral)

- Energy : 80-100 kkal/kgBB/hari

- Protein : 1-1.5 g/kgBB/hari

- Cairan : 130ml/kgBB/hari cairan (100 cc/kgBB/hari bila anak mengalami edema

berat)

- Apabila anak minum ASI, lanjutkan pemebrian ASI tetapi setelah formula

dihabiskan.

Pemberian susu formula awal (F75) dan jadwal pemebrian makanan yang

disarankan (lihat di bawah) dibuat untuk memnuhi target di atas.

18 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 19: Anakku Malang

Formula F75 mengandung 75 kcal/100 ml dan 0.9 gram protein/100ml cukup

memenuhi kebutuhan bagi sebagian besar anak. Berikan dengan menggunakan cangkir

atau sendok. Anak yang sangat lemah, mungkin perlu diberikan dengan sendok atau

secara drop atau dengan spuit.

Jadwal yang direkomendasikan dimana volume secara bertahap ditigkatkan dan

frekuensi secara bertahap dikurangi adalah sebagai berikut:

Hari Frekuensi Volume/kgBB/pemberian Volume/kg/hari

1-2

3-5

6-7+

Tiap 2 jam

Tiap 3 jam

Tiap 4 jam

11 cc

16 cc

22 cc

130

130

130

Monitor dan catat:

- Jumlah yang diberikan dan yang ikeluarkan (mutah) atau tersisa

- Frekuensi muntah

- Frekuensi BAB cair

- Berat badan harian (ditimbang pada waktu dan kondisi yang sama)

Langkah 8. Mencapai kejar-tumbuh

Pada fase rehabilitasi perlu pendekatan yang baik untuk pemberian makan dalam

pencapaian asupan yang tinggi dan kenaikan berat badan yang cepat (> 10 gram/kg/hari).

Formula yang dianjurkan pada fase ini adalah F100 yang mengandung 100 kkal/100l dan

2.9g protein/100 ml.

Kesiapan untuk memasuki fase rehabilitasi ditandai dengan kembalinya nafsu

makan, biasanya sekitar satu minggu setelah perawatan. Transisi yang bertahap

direkomendasikan untuk mencegah resiko gagal jantung yang dapat muncul bila anak

mengkonsumsi makanan langsung dalam jumlah banyak.

Untuk mengubah dari pemebrian makanan awal ke makanan kejar-tumbuh

(transisi):

19 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 20: Anakku Malang

- Ganti formula F75 dengan F100 dalam jumah yang sama selama 48 jam

- Kemudian volume dapat ditambah bertahap sebanyak 10-15 ml per kali (bila sulit

pelaksanaannya, kenaikan volume ini dapat dilakukan per hari) hingga mencapai

150 kkal/kgBB/hari (volume minimum pada table pemberian F-100).

- Energi : 100-150 kkal/kgBB/hari

- Protein : 2-3 g/kgBB/hari

- Bila anak masih mendapat ASI, tetap berikan diantara pemberian formula

Monitor selama fase transisi terhadap tanda gagal jantung:

- Frekuensi napas

- Frekuensi nadi

Bila frekuensi napas meningkat lima kali atau ebih/enit dan frekuensi nadi 25 atau

lebih/menit selama 2 kali pemantauan dalam 4 jam berturut-turut, kurangi volume

per kali makan (berikan tiap 4 jam F100 16 ml/kgBB/makan selama 24 jam,

kemudian 19 ml/kgBB/makan selama 24 jam, kemudian 22ml/kgBB/makan selama

48 jam kemudian tingkatkan jumlah pemberian makan 10 ml tiap kali pemebrian

seperti di atas.

Setelah fase transisi, anak masuk ke fase rehabilitasi:

- Lanjutkan menambah volume pemebrian F100 hingga ada makanan sisa yang tidak

termakan oleh anak (anak tidak mampu menghabiskan porsinya). Tahapan ini

biasanya terjadi pada saat pemberian makanan mencapai 30ml/kgBB/makan

(200ml/kgBB/hari)

- Pemberian makanan yang sering (sedikit tiap 4 jam) dari jumlah formula tumbuh-

kejar

- Energy : 150-22- kkal/kg/hari

- Protein : 4-6 gram protein/kgBB/hari

- Bila anak masih mendapat AI tetap berikan di antara pemebrian formula (catatan :

AI tidak memiliki energy dan protein yang cukup untuk mendukung tumbuh-kejar

yang cepat)

Monitor kemajuan setelah transisi dengan menilai peningkatan berat badan:

20 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 21: Anakku Malang

- Timbang berat badan tiap pagi sebelum makan, plot pada formulir pemantauan

berat badan

- Tiap minggu hitung dan catat pertambahan berat badan dalam satuan

gram/kgBB/hari

Bila kenaikan suhu berat badan:

- Buruk (< 5 g/kgBB/hari), anak perlu dilakukan penilaian ulang secara menyeluruh,

apakah target aupan makanan memenuhi kebutuhan atau cek apakah ada tanda-

tanda infeksi.

- Sedang (5-10 g/kgBB/hari) lanjutkan tatalaksana

- Baik (>10g/kgBB/hari), lanjutkan tatalaksana

Langkah 9. Memberikan stimuli fisik, sensorik dan dukungan emosional

Pada malnutrisi berat didapatka perkembangan mental dan perilaku yang terlambat,

sehinga perlu diberikan:

- Perawatan dengan kasih saying

- Kegembiraan dan lingkungan nyaman

- Terapi bermain yang terstruktur 15-30 menit/hari

- Aktivitas fisik yang sesuai dengan kemampuan psikomotor anak

- Keterlibatan ibu (contoh kenyamanan, makan, mandi dan bermain).

Langkah 10. Perisiapan tindak lanjut setelah perawatan

Bila anak sudah mencapai persentil 90% BB/TB (setara -1SD) maka anak sudah

pulih dari keadaan malnutrisi, walaupun mungkin BB/U masih rendah karena umumnya

anak pendek (TB/U rendah). Pola makan yang baik dan stimulasi fisik dan sensorik dapat

dilanjutkan di rumah. Tunjukkan kepada orang tua atau pengasuh bagaimana:

- Pemberian makan secara sering dengan kandungan energy dan nutrient yang

memadai

- Berikan terapi bermain yang terstruktur

21 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 22: Anakku Malang

Saran untuk orang tua atau pengasuh:

- Membawa anak control secara teratur

- Memberikan imunasasi booster

- Memberikan vitamin A setiap 6 bulan.

Kurang kaloriprotein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan adanya

defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein

maupun energi Kekurangan kalori protein.

Penyakit Kurang Kalori Protein pada dasarnya terjadi karena defisiensi energi dan

defisiensi protein, disertai susunan hidangan yang tidak seimbang. Penyakit KKP terutama

menyerang anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, dan dapat pula menyerang

orang dewasa yang biasanya Penyakit Kurang Energi Proteinkekurangan makan secara

menyeluruh. merupakan bentuk malnutrisi yang terdapat terutama pada anak-anak di

bawah umur 5 tahun dan kebanyakan di negara-negara sedang berkembang.

Ada dua bentuk KEP yaitu sering kita ketahui yaitu marasmus dan kwashiorkor.

Baik marasmus maupun kwashiorkor keduanya disebabkan oleh Akan tetapi pada

marasmus di samping kekurangan protein. kekurangan protein terjadi juga kekurangan

energi.Sedangkan pada kwashiorkor yang kurang hanya protein, sementara kalori

cukup.Marasmus terjadi pada anak usia yang sangat muda yaitu pada bulan pertama

setelah lahir, sedangkan kwashiorkor umumnya ditemukan pada usia 6 bulan sampai 4

tahun. Makalah ini akan menjelaskan mengenai kwashiorkor

2.1.1 Protein

Protein merupakan salah satu makromolekul yang sangat penting dalam kehidupan

ini terutama untuk pertumbuhan. Protein dalam tubuh akan mengalami proses metabolisme

sehingga dari proses metabolisme inilah protein dapat dimanfaatkan dalam tubuh. Makan

makanan bergizi termasuk protein sangat dianjurkan agar kebutuhan gizi dalam tubuh

terpenuhi

Protein merupakan suatu zat makanan yangsangat penting bagi tubuh, karena zat

inidisamping berfungsi sebagai zatpembangun dan pengatur, Protein adalahsumber asam-

asam amino yangmengandung unsur C, H, O dan N yangtidak dimiliki oleh lemak atau

22 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 23: Anakku Malang

karbohidrat.Molekul protein mengandung pula posfor,belerang dan ada jenis protein

yangmengandung unsur logam seperti besi dantembaga .

2.1.2 Metabolisme Protein

Metabolisme Protein pada Penderita Kwashiorkor Ada tiga kemungkinan

mekanisme pengubahan protein , yaitu Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses

penguraian atau katabolisme dan dibentuk sel-sel baru. Masing-masing protein mengalami

proses penguraian dan terjadi sintesis protein baru, tanpa ada sel yang mati. Protein

dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sinteis protein baru

Protein dalam Pada penderita makanan pencernaan Kwashiorkor, asupan Asam

Amino protein dari makanan absorbsi kurang sehingga A. A dalam darah menyebabkan

neraca protein negatif A.A. dl HATI A. A. dl Hati A.A. Dalam darah (ektrasel) (intra sel)

(keluaran>masukan) sehingga asam amino A. A. ektra sel Senyawa N lain PROTEIN

dalam darah, hati dan intrasel mengalami defisiensi yang A. A. intra sel Sik. A. Sitrat A.

Keto NH3 menyebabkan proses metabolisme selanjutnya terganggu. SPROTEI A. Keto

Asam lemak ureaN

KWARSHIORKOR

3.1 Pengertian

Saat ini, penyakit masyarakat yang berhubungan dengan kekurangan gizi, yaitu

berhubungan dengan protein adalah kwashiorkor. Kwashiorkor adalah salah satu jenis

penyakit kekurangan protein yang belakangan ini sering terjadi. Kwashiorkor biasanya

terjadi pada balita dan anak-anak.

Kwashiorkor tidak boleh dianggap sebagai masalah yang sepele, karena penyakit

ini dapat beresiko kematian. Penyakit ini biasanya menyerang masyarakat kurang mampu

atau masyarakat sosial ekonomi rendah.

Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor pada

anak-anak dibawah lima tahun, kekurangan protein secara bersamaan dengan kekurangan

energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan marasmus. Sindroma gabungan dua

jenis kekurangan protein dinamakan Energy-Protein Malnutrition/EPM atau Kurang

Energi Protein/KEP. Jenis penyakit ini adalah penyakit yang disebabkan karena

kekurangan zat gizi dalam tubuhnya.

23 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 24: Anakku Malang

Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yang

kekurangan kasih sayang ibu”. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein

berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang

normal atau tinggi Kwashiorkor paling seringnya terjadi pada usia antara 1-4 tahun, namun

dapat pula terjadi pada bayi. Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada orang dewasa adalah

sebagai komplikasi dari parasit atau infeksi lain.

Kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi

protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi

kebutuhan. Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu bentuk sindroma dari

gangguan yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa

karakteristik berupa edema dan kegagalan pertumbuhan, depigmentasi, hyperkeratosis.

Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat lebih,

karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. kelainanan yang

mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang meyebabkan edem dan

perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai

asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sentesis dan metabolisme. Makin

kekurangan asam amnino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin

oleh hepar yang kemudian berakibat edem. perlemakan hati terjadi karena gangguan

pembentukan beta-lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati kedepot terganggu,

dengan akibat terjadinya penimbunan lemah dalam hati.

1.2 Gejala

Manifestasi dini pada kwashiorkor cukup samar-samar mencakup letargi,apati, dan

iritabilitas. Manifestasi lanjut yang berkembang dapat berupa pertumbuhan yang tidak

memadai, kurangnya stamina, hilangnya jaringan otot, menjadi lebih peka terhadap

serangan infeksi dan edema. Nafsu makan berkurang ,jaringan bawah kulit mengendor dan

lembek serta ketegangan otot menghilang. Pembesaran hati dapat terjadi secra dini atau

kalau sudah lanjut, infiltrasi lemak lazim ditemukan. Edema biasanya terjadi secara

dini,kegagalan mencapai penambahan BB ini dapat terselubungi oleh edema yang

terjadi ,yang kerap kali telah terdapat pada organ-organ dalam,sebelum ia dapat terlihat

pada muka dan anggota gerak.

24 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 25: Anakku Malang

1. Wujud Umum

Secara umumnya penderita kwashiorkor tampak pucat, kurus, atrofi pada

ekstremitas, adanya edema pedis dan pretibial serta asites. Muka penderita ada tanda moon

face dari akibat terjadinya edema.

2. Retardasi Pertumbuhan

Gejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan, tinggi badan

juga kurang dibandingkan dengan anak sehat.

3. Perubahan Mental

Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada stadium lanjut

bisa menjadi apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dan anak menjadi pasif.

4. Edema

Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun berat.

Edemanya bersifat pitting. Edema terjadi bisa disebabkan hipoalbuminemia, gangguan

dinding kapiler, dan hormonal akibat dari gangguan eliminasi ADH.

5. Kelainan Rambut

Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya (texture), maupun

warnanya. Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut kepala yang mudah

tercabut tanpa rasa sakit. Pada penderita kwashiorkor lanjut, rambut akan tampak kusam,

halus, kering, jarang dan berubah warna menjadi putih. Sering bulu mata menjadi panjang.

6. Kelainan Kulit

Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih

mendalam dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan kulit. Pada

sebagian besar penderita dtemukan perubahan kulit yang khas untuk penyakit kwashiorkor,

yaitu crazy pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda

dengan tepi hitam ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan (4,5).

Terutama bila tekanan itu terus-menerus dan disertai kelembapan oleh keringat atau

25 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 26: Anakku Malang

ekskreta, seperti pada bokong, fosa politea, lutut, buku kaki, paha, lipat paha, dan

sebagainya. Perubahan kulit demikian dimulai dengan bercak-bercak kecil merah yang

dalam waktu singkat bertambah dan berpadu untuk menjadi hitam. Pada suatu saat

mengelupas dan memperlihatkan bagian-bagian yang tidak mengandung pigmen, dibatasi

oleh tepi yang masih hitam oleh hiperpigmentasi.

7. Kelainan Gigi dan Tulang

Pada tulang penderita kwashiorkor didapatkan dekalsifikasi, osteoporosis, dan

hambatan pertumbuhan. Sering juga ditemukan caries pada gigi penderita.

8. Kelainan Hati

Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi hati yang

hampir semua sela hati mengandung vakuol lemak besar. Sering juga ditemukan tanda

fibrosis, nekrosis, da infiltrasi sel mononukleus. Perlemakan hati terjadi akibat defisiensi

faktor lipotropik.

9. Kelainan Darah dan Sumsum Tulang

Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila disertai penyakit

lain, terutama infestasi parasit ( ankilostomiasis, amoebiasis) maka dapat dijumpai anemia

berat. Anemia juga terjadi disebabkan kurangnya nutrien yang penting untuk pembentukan

darah seperti Ferum, vitamin B kompleks (B12, folat, B6). Kelainan dari pembentukan

darah dari hipoplasia atau aplasia sumsum tulang disebabkan defisiensi protein dan infeksi

menahun. Defisiensi protein juga menyebabkan gangguan pembentukan sistem kekebalan

tubuh. Akibatnya terjadi defek umunitas seluler, dan gangguan sistem komplimen.

10. Kelainan Pankreas dan Kelenjar Lain

Di pankreas dan kebanyakan kelenjar lain seperti parotis, lakrimal, saliva dan usus

halus terjadi perlemakan.

11. Kelainan Jantung

Bisa terjadi miodegenerasi jantung dan gangguan fungsi jantung disebabkan

hipokalemi dan hipmagnesemia.26 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 27: Anakku Malang

12. Kelainan Gastrointestinal

Gejala gastrointestinal merupakan gejala yang penting. Anoreksia kadang-kadang

demikian hebatnya, sehingga segala pemberian makanan ditolak dan makanan hanya dapat

diberikan dengan sonde lambung. Diare terdapat pada sebagian besar penderita. Hal ini

terjadi karena 3 masalah utama yaitu berupa infeksi atau infestasi usus, intoleransi laktosa,

dan malabsorbsi lemak. Intoleransi laktosa disebabkan defisiensi laktase. Malabsorbsi

lemak terjadi akibat defisiensi garam empedu, konyugasi hati, defisiensi lipase pankreas,

dan atrofi villi mukosa usus halus.

Dermatitis juga lazim ditemukan.Penggelapan kulit terjadi pada tempat-tempat yang

mengalami iritasi,namun tidak pada daerah-daerah yang terkena sinar matahari..

Rambutnya biasanya jarang dan halu-halus serta kehilangan elastisitasnya. Pada anak-anak

yang berambut gelap dapat terlihat jalur-jalur rambut berwarna merah atau abu-abu.Otot-

otonya tampak lemah dan atrofi,tetapi sesekali dapat ditemukan lemak dibawah kulit yang

berlebihan.

3.3 Penyebab

Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang

berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut diatas antara lain:

1. Pola makan

Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh

dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua

makanan mengandung protein/asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui

umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak

memperoleh ASI protein adri sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain)

sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak

berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke

makanan pengganti ASI.

2. Faktor sosial

Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial

dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu

27 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 28: Anakku Malang

dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya

kwashiorkor.

3. Faktor ekonomi

Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi

kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya

pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.

4. Faktor infeksi dan penyakit lain

Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi.

Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun

dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.

28 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 29: Anakku Malang

Rangkuman beberapa mekanisme yang terlibat di dalam timbulnya

kwasiokor

Kadar protei rendah/asupan karbohidrat tinggi

Difisiensi asam amino Prekurso sintesis lemak

Adekuat akibat penurunan

sintesis protein

penurunan sintesis Hb,

trnsferin, dan albumin

Perlemakkan hati

Hipoalbuminemia, yang

menyebabkan edema Hepatomegali

moderat

Abdoman mengembung

3.4 Pengobatan

Prinsip pengobatanya adalah:

1) Memberikan makanan yang mengandung banyak proteinbernilai biologik tinggi,

  tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral29 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 30: Anakku Malang

2) Makanan harus dihidangkan dalam bentuk mudah dicerna dan diserap

3) Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan sangat

    rendah.

4) Penanganan terhadap penyakit penyerta.

5) Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi terhadap

     keluarga.

Segera dilakukan pengobatan jika sudah terdapat gejala. Sesudah pengobatan

dimulai, penderita dapat kehilangan berat badannya selama beberapa minggu karena

menghilangnya edem. Enzim serum dan usus kembali ke normal, penyerapan lemak dan

usus kembali membaik. Diet berkalori tinggi dan protein tinggi tidak diberikan terlalu

cepat karena hati dapat menjadi besar, abdomen menjadi sangat kembung dan anak

membaiknya lebih lamabat.

Penderita perlu mendapatkan lebih banyak kalori dan protein. Namun, anak-anak

yang memiliki kondisi ini tidak akan pernah mencapai pertumbuhan maksimal.Perawatan

tergantung pada keparahan kondisi. Orang-orang yang shock perlu penanganan segera

untuk memulihkan volume darah dan menjaga tekanan darah.

Kalori pertama diberikan dalam bentuk karbohidrat, gula, dan lemak. Protein

adalah dimulai setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah menyediakan energi. Suplemen

vitamin dan mineral penting.Karena orang akan telah tanpa banyak makanan untuk jangka

waktu lama, makan dapat menyebabkan masalah, terutama jika kalori yang terlalu tinggi

pada awalnya. Makanan harus diperkenalkan kembali perlahan-lahan. Karbohidrat pertama

diberikan untuk memasok energi, diikuti oleh makanan yang mengandung protein.

30 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”

Page 31: Anakku Malang

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjarif, Damayanti Rusli dll (Ed). 2014. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit

Metabolik.Jilid I Revisi. Jakarta : Badan Penerbit IDAI

2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Pelayanan Anak Gizi

Buruk. Jakarta : Bakti Husada

31 | L B M I ” A N A K K U M A L A N G ”