anak - patent ductus arteriosus

26
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK Dosen Pengampu: Ruti Wiyati, S Kep, Ns Disusun Oleh: AFNI NURBAETI P10220206001 2 A POLITEKNIK KESEHATAN

Upload: lenna-anugraheni

Post on 07-Aug-2015

493 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anak - Patent Ductus Arteriosus

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Dosen Pengampu: Ruti Wiyati, S Kep, Ns

Disusun Oleh:

AFNI NURBAETI

P10220206001

2 A

POLITEKNIK KESEHATAN

DEPARTEMEN KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PURWOKERTO

2008

Page 2: Anak - Patent Ductus Arteriosus

KONSEP DASAR

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS

A. PENGERTIAN

Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI

pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens.

Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10-15 jam

setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosus pada usia 2-3

minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persistent.

(Buku ajar kardiologi FKUI, 2001)

Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus

arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada

minggu pertama kehidupan, yangmenyebabkan mengalirnya darah dari aorta

yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah.

(Surati, Rita Yuliani, 2001)

Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus

arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung

dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih

rendah). (Betz & Sowden, 2002)

Duktus Arteriosus Persisten (DAP) adalah duktus arteriosus yang

tetap terbuka setelah bayi lahir. Kelainan ini merupakan 7 % dari seluruh

penyakit jantung bawaan. Duktus Arteriosus Persisten sering dijumpai pada

bayi prematur. Insiden bertambah dengan berkurangnya masa gestasi.

(Mansjoer, Arif, dkk, 2000)

Duktus Arteriosus Terbuka (DAT) atau lebih dikenal sebagai Patent

Duktus Arteriosus merupakan sejenis penyakit jantung bawaan/kongenital

yang sering terjadi dikalangan bayi yang dilahirkan dimana terjadi kegagalan

duktus arteriosus untuk menutup selepas kelahiran. Biasanya terjadi pada bayi

Page 3: Anak - Patent Ductus Arteriosus

yang tidak cukup bulan, bayi yang mempunyai sindrom gawat pernapasan dan

kelemahan otot duktus arteriosus.

B. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaanbelum diketahui

pasti,tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada

peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan.

1. Faktor Prenatal

a. Ibu menderita penyakit infeksi: Rubella semasa trimester.

b. Ibu alkoholisme dan merokok

c. Umur ibu lebih dari 40 tahun

d. Ibu menderita penyakit diabetes melitu (DM) yang memerlukan insulin

e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu

f. Prematur

2. Faktor Genetik

a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.

b. Ayah/ibu menderita penyakit jantung bawaan

c. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down

d. Lahir dengan kelainan bawaanyang lain

C. PATOFISIOLOGI

Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus

arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secaralangsung

dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih

rendah). Aliran kiri ke kanan ini menyebabkan resirkulasi darah beroksigen

tinggi yang jumlahnya semakin banyak dan mengalir ke dalam paru, serta

menambah beban jantung sebelah kiri. Usaha tambahan dari ventrikel kiri

untuk memenuhi peningkatan kebutuhan ini menyebabkan pelebaran dan

hipertensi atrium kiri yang progresif.

Dampak semuanya ini adalah meningkatnya tekanan vena dan

kapiler pulmoner, menyebabkan terjadinya edema paru. Edema paru ini

menimbulkan penurunan difusi oksigen dan hipoksia dan terjadi konstriksi

Page 4: Anak - Patent Ductus Arteriosus

arteriol paru yang progresif. Akan terjadi hipertensi pulmoner dan gagal

jantung kanan jika keadaan ini tidak dikoreksi melalui terapi medis atau

bedah.

Penutupan PDA terutama tergantung pada respons kontriktor dari

duktus terhadap tekanan oksigen dalam darah. Faktor lain yang mempengaruhi

penutupan duktus adalah kerja prostaglandin, tahapan pulmoner dan sistemik,

besarnya duktus dan keadaan si bayi (prematur atau cukup bulan). PDA lebih

sering terdapat pada bayi prematur dan kurangdapat ditoleransi karena

mekanisme kompensasi jantungnya tidak berkembang baik dan pirau kiri ke

kanan itu cenderung lebih besar.

(Bets & Sowden, 2002)

D. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamakan oleh

masalah-masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom

gawat napas. Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4-6

jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimtomatik, bayi dengan

PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda gagal jantung kongestif (CHF).

1. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung

2. Machinery murmur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata

terdengar di tepi sternum kiri atas)

3. tekanan nadi besar/nadi menonjol dan meloncat-loncat, tekanan nadi yang

lebar (lebih dari 25 mmHg)

4. Takhinardi (denyut apek lebih dari 170), ujung jari hiperemik

5. Resiko endokarditis dan obtruksi pembuluh darah pulmonal

6. Infeksi saluran napas berulang, mudah lelah

7. Apnea

8. Tachypnea

9. Nasal faring

10. Retraksi dada

11. Hipoksemia

Page 5: Anak - Patent Ductus Arteriosus

12. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)

(Suriadi, Rita Yuliani, 2001; Betz & Sowden, 2002)

E. KOMPLIKASI

1. Endokarditis

2. Obtruksi pembuluh darah pulmonal

3. Kardiomegali

4. CHF terjadi akibat masalah tekanan darah tinggi pulmonal yang kronik

5. Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)

6. Enterokolitis nekrosis

7. Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misanya sindrom gawat napas

atau displasia bronkopulmoner)

8. Perdarahan gastrointestinal, penurunan jumlah trombosit

9. Hiperkalemia (penurunan keluaran urine)

10. Aritmia

11. Gagal tumbuh

F. DIAGNOSIS

Tergantung dari besarnya diameter duktus dan tingkat resitensi

pulmonal, gejala-gejala klinis duktus arteriosus persisten akan memberikan

variasi yang lebar, mulai dari tanpa keluhan sama sekali sampai timbulnya

gagal jantung yang berat dan bahkan tanda-tanda sianosis karena pirau

berbalik dari kanan ke kiri. Sebagian besar anak dengan duktus arteriosus

persisten tidak memberikan keluhan, karena duktus biasanya kecil dan

mengalami konstriksi.

(Baraar, Faisal, 1995)

G. PENATALAKSANAAN

1. Medis

a. Penatalaksanaan konservatif: Restriksi cairan dan pemberian obat-

obatan: Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk

Page 6: Anak - Patent Ductus Arteriosus

meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban

kardiovaskuler. Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin)

untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik

profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial.

b. Pembedahan: pemotongan atau pengikatan duktus.

c. Non pembedahan: penutupan dengan alat penutup dilakukan pada

waktu kateterisasi jantung.

2. Keperawatan

Pasien PDA baru dirawat di rumahsakitbila sedang mendapat infeksi

saluran naps, karena biasanya sangat dipsnea dan sianosis sehingga pasien

terlihat payah. Masalah pasien yang perlu diperhatikan ialah bahaya

terjadinya gagal jantung, resiko terjadinya infeksi saluran napas,

kebutuhan nutrisi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya

pengetahuan orang tua mengenai penyakit.

a. Bahaya terjadinya gagal jantung

Dengan adanya pirau kiri dari kiri ke kanan darah yang mengalir ke

bilik kanan menjadi lebih banyak. Ini berarti beban arteri pulmonalis

dan otot bilik kanan yang ototnya tidak setebal bilik kiri akan menjadi

lebih berat danakibatnya akan terjadi gagal jantung. Bayi memerlukan

perawatan yang baik dan pengawasan medis yang teratur agar bila

terjadi sesuatu lekas dapatdiambil tindakan, karena itu bayi harus

secara teratur kontrol di bagian kardiologi atay dokter yang

menanganinya.

b. Resiko Infeksi Saluran Pernapasan

Pasien dengan pirau kiri ke kanan mudah mendapat infeksi saluran

napas karena darah di dalam paru-paru lebih banyak sehingga

pertukaranoksigen tidak adekuat. Dalam perawatan perlu diperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

1) Ruangan harus cukup ventilasi, tetapi boleh terlalu dingin

2) Baringkan dengan kepala lebih tinggi (semi fowler)

Page 7: Anak - Patent Ductus Arteriosus

3) Jika banyak lendir baringkan dengan letak kepala ekstensi dengan

memberi ganjal di bawah bahunya (untuk memudahkan lendir

keluar).

4) Sering isap lendirnya, bila terlihat banyak lendir di dalam mulut,

bila akan memberi minum, atau bila akan mengubah sikap

berbaringnya.

5) Ubah sikap berbaringnya setiap 2 jam. Lap dengan air hangat

bagian yang tertekan dan diberi bedak.

6) Bila dipnea sekali diberikan oksigen 2-4 L per menit. Lebih baik

periksa astrup dahulu untuk menentukan kebutuhan oksigen yang

sebenarnya sesuai dengan kebutuhan.

7) Observasi tanda vital

c. Kebutuhan nutiri

Karena bayi susah makan/minum susu maka masukan nutrisi tidak

mencukupi kebutuhannya untuk pertumbuhan. Kecukupan makanan

sangat diperlukan untuk mempertahankan kesehatan bayi sebelum

dioperasi. Makanan yang terbaik adalah ASI, jika tidak ada ASI

diganti dengan susu formula yang cocok. Berikan makanan tambahan

yang sesuai dengan umurnya misalnya buah, biskuit, bubur susu atau

tim saring.

Bayi yang sangat dipsnea susah mengisap dot atau menetek, maka

perlu dipasang infus untuk memenuhi kalori dan dapat juga untuk

memasukkan obat secara intravena atau untuk koreksi asidosis. Infus

biasanya diberikan cairan 3:1, yaitu glukosa 5% dikombinasi dengan

NaCL 0,9 %. Perhatikan tetesan tidak boleh terlalu cepat karena

memnambah bebankerja jantung.

d. Gangguan rasa aman dan nyaman

1) Baringkan semifowler untuk menghindari isi rongga perut

mendesak paru.

2) Berikan oksigen sesuai dengan keadaan sianosisnya (rumus 1-2

L/menit)

Page 8: Anak - Patent Ductus Arteriosus

3) Ubah posisi tidur setiap 2-3 jam, lap tubuhnya supaya kering,

kemudian dibedaki, hati-hati debu bedak terhirup yang

menyebabkan pasien batuk.

4) Selimuti pasien agar tidak kedinginan tetapi tidak boleh

mengganggu pernapasan

5) Hati-hati jika menghisap lendir, jangan memacu mundurnya

kateter.

6) Jika bekas infis terjadi hematoma, oleskan jel thrombophob atau

kompres dengan alkohol.

7) Jika orang tua tidak menunggui harus lebih diperhatikan, ajak

berbicara walaupun pasien seorang bayi.

e. Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit

Orang tua pasien perlu dibertahu bahwa pengobatan anaknya hanya

dengan jalan operasi. Selama operasi belum dilakukan anak akan

selalu menderita infeksi saluran pernapasan berulang, sedangkan untuk

operasi diperlukan kesehatan tubuh yang baik karenanya anak perlu

perawatan yang cermat.

1) Anak harus mendapatkan makanan yangcukup bergizi. Susu boleh

diberikan lebih banyak karena biasanya nafsu makannya kurang.

2) Hindarkan kontak dengan orang/anak yang sedang sakit misalnya

batuk, pilek.

3) Hindarkan bayi/anak kontak dengan banyak orang untuk mencegah

infeksi (bila tidak perlu sekali tidak usah dibawa ke luar rumah)

4) Agar secara teratur dibawa kontrol di bagian kardiologi. Bila

mendapat obat harus diberikan dengan benar.

5) Usahakan agar lingkungan ruah bersih. Rumah cukup ventilasi dan

sinar matahari, tetapi kamar tidur jangan dingin. Bila menggunakan

AC, pasien harus diselimuti tetapi tidak membebani

pernapasannya. Jangan mandi terlalu pagi atau terlalu sore dan

harus menggunakan air hangat.

Page 9: Anak - Patent Ductus Arteriosus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN PATENT DUKTUS ARTERIOSUS

A. PENGKAJIAN

a. Lakukan pengkajian fisik dengan penekanan khusus pada warna, nadi

(apikal dan perifer), pernapasan, tekanan darah, serta pemeriksaan dan

auskultasi dada.

b. Dapatkan riwayat kesehatan termasuk bukti penambahan berat badan yang

buruk, makan buruk, intoleransi aktivitas, postur tubuh tidak umum, atau

infeksi saluran pernapasan yang sering.

c. Observasi anak terhadap manifestasi penyakit jantung kongenital.

Bayi

1) Sianosis-umum, khususnya membran mukosa, bibir dan lidah,

konjungtiva, area vaskularisasi tinggi.

2) Dipsnea, khususnya setelah kerja fisik seperti makan, menangis,

mengejan.

3) Keletihan

4) Pertumbuhan dan perkembangan buruk (gagal tumbuh)

5) Sering mengalami infeksi saluran pernapasan

6) Kesulitan makan

7) Hipotonia

8) Keringat berlebihan

9) Serangan sinkop seperti hipernea paroksismal, serangan anoreksia

Anak yang lebih besar

1) Kerusakan pertumbuhan

Page 10: Anak - Patent Ductus Arteriosus

2) Pembangunan tubuh lemah, sulit

3) Keletihan

4) Dipsnea pada aktivitas

5) Ortopnea

6) Jari tabuh

7) Berjongkok untuk menghilangkan dipnea

8) Sakit kepala

9) Epistaksis

10) Keletihan kaki

Pengkajian Psikososial, meliputi:

1) Usia anak

2) Tugas perkembangan anak

3) Koping yang digunakan

4) Kebiasaan anak

5) Respon keluarga terhadap penyakit anak

6) Koping keluarga

7) Penyesuaian keluarga terhadap stress

B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Foto thorak: Atrium ventrikel kiri membesar secara signifikan

(kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkat.

2. Ekokardiografi: Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1

pada bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan

oleh peningkatan volume atrium kiri) sebagai akibat dari pirau kiri ke

kanan)

3. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna: digunakan untuk mengevaluasi

aliran darah dan arahnya.

4. Elektrokardiografi (EKG): Bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA

kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih

besar.

Page 11: Anak - Patent Ductus Arteriosus

5. Kateterisasi jantung: Hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil

ECHO atau doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan efek

tambahan lainnya.

C. PATHWAY KEPERAWATAN

Duktus arteriosus terbuka(Malformasi jantung)

Suplai Darah ke lambung Oedem Paru Aktivitas meningkat

Gangguan fungsi Tekanan Paru Meningkat Kerja Jantung mukosa lambung meningkat

Mukosa lambung Proses difusi O2 + CO2 CO sampai turunterganggu

Asam lambung meningkat Kelemahan Fisik

Merangsang medulla

Intake nutrisi kurang Daya tahan tubuh turun

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung b.d. malformasi jantung

Resiko Infeksi

Intoleransi Aktivitas

Gangguan Pertukaran Gas

Gangguan Pertumbuhan & Perkembangan

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Cardiac Output Menurun

Page 12: Anak - Patent Ductus Arteriosus

2. Gangguan pertukaran gas b.d. hipoventilasi

3. Intoleransi aktivitas b.d. kelemahan fisik

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. intake yang kurang

5. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d. tidak adekuatnya

masukan nutrisi

6. Resiko infeksi b.d. malnutrisi.

E. INTERVENSI

1. DX I

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan curah

jantung normal.

NOC: Pompa jantung efektif

Kriteria Hasil:

a. Nadi dalam batas normal

b. Ukuran jantung normal

c. Tidak ada suara jantung yang abnormal

d. Tidak terjadi disritmia

Ket Skala:

1 = Tidak pernah menunjukkan

2. = Jarang menunjukka

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

5 = Selalu menunjukkan

NIC: Cardiac Care

1) Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, dan durasi)

2) Catat adanya disritmia jantung

3) Monitor adanya perubahan tekanan darah

4) Monitor status pernapasan yang menandakan gagal jantung

5) Monitor toleransi aktivitas pasien

2. DX II

Page 13: Anak - Patent Ductus Arteriosus

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pertukaran

gas kembali normal.

NOC: Status pernapasan: pertukaran gas

Kriteria Hasil:

a. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan

b. Tidak ada gejala distensi pernapasan

c. GDA dalam rentang normal

Ket Skala:

1 = Tidak pernah menunjukkan

2. = Jarang menunjukka

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

5 = Selalu menunjukkan

NIC: Terapi Oksigen

1) Observasi warna kulit dan kelembapan mukosa yang merupakan tanda

sianosis.

2) Kaji status pernapasan

3) Awasi suhu tubuh

4) Pertahankan istirahat tidur

5) Monitor GDA

6) Kolaborasi perberian oksigen

3. DX III

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan pola aktivitas normal.

NOC: Penghematan Energi

Kriteria Hasil:

a. Melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas

b. Tanda-tanda vital dalam rentang normal

Ket Skala:

1 = Tidak pernah menunjukkan

2. = Jarang menunjukka

Page 14: Anak - Patent Ductus Arteriosus

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

5 = Selalu menunjukkan

NIC: Pengelolaan Energi

1) Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas

2) Berikan lingkungan yang tenang dan batasi pengnjung

3) Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat

4) Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan

5) Jelaskan pentingnya istirahat dan perlunya antara istirahat dan

aktivitas.

4. DX IV

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status nutrisi

terenuhi.

NOC: Status Nutrisi

Kriteria Hasil:

a. Mempertahankan status nutrisi

b. Mempertahankan berat badan

c. Melaporkan keadekuatan tingkat nergi

Ket Skala:

1 = Tidak adekuat

2 = Ringan

3 = Sedang

4 = Kuat

5 = Adekuat total

NIC: Manajemen Nutrisi

1) Kaji Status nutrisi pasien

2) Timbang berat badan interval yang tepat

3) Pantau asupan nutrisi parenteral yang adekuat

4) Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana

memenuhinya.

Page 15: Anak - Patent Ductus Arteriosus

5) Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit yang sesuai.

5. DX V

Tujuan: Setelah dilakukan tindalan keperawatan diharapkan peningkatan

ukuran tubuh dan berat badan normal dan perkembangan normal.

NOC: Pertumbuhan

Kriteria Hasil:

a. Anak mencapai tahapan pertumbuhan normal yang diharapkan

sesuai dengan beratbadan dan usia.

b. Anak mencapai tahapan yang penting mengenai perubahan fisik,

kognitif dan kemajuan psikososial dengan pencapaian sesuai usia

tanpa keterlambatan dari rentang yang diharapkan.

c. Pasien akan mencapai tingkat kesejahteraan yang tertinggi

kemandirian pertumbuhan.

Ket Skala:

1 = Ekstreem

2 = Berat

3 = Sedang

4 = Ringan

5 = Tidak ada penyimpangan

NIC:

a. Pemantauan Nutrisi

1) Kaji keadekuatan masukan nutrisi

2) Kembangkan rencana untuk pengelolaan makanan

3) Timbang berat badan dalam interval yang sesuai

b. Peningkatan Perkembangan

1) Bantu Pasien dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan

2) Beri makan dan benda-benda yang sesuai dengan usia

3) Berikan aktivitas untuk meningkatkan interaksi diantara anak-anak.

6. DX VI

Page 16: Anak - Patent Ductus Arteriosus

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi

infeksi

NOC: Pengendalia Resiko

Kriteria Hasil:

a. Mengindikasikan status gastrointestinal, pernapasan,

genitaurinaria, dan imun dalam batas normal

b. Terbebas dari tanda dan gejala infeksi

c. Mendapatkan imunisasi yang tepat

Ket Skala:

1 = Tidak pernah menunjukkan

2. = Jarang menunjukka

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

5 = Selalu menunjukkan

NIC: Pengendalian Infeksi

1) Pantau tanda/gejala infeksi (suhu, kulit, suhu tubuh, lesi, kulit,

keletihan, malaise)

2) Kaji faktor yang meningkatkan serangan infeksi (usia, tinggkat imun

rendah, malnutrisi)

3) Instruksikan pada keluarga pasien untuk menjaga hygiene anaknya

untuk melindungi tubuh terhadap infeksi.

4) Pantau hasil laboratorium (protein serum danalbumin)

5) Kolaborasi: pemberian antibiotik

F. EVALUASI

DX Kriteria Hasil Ket Skala

I a. Nadi dalam batas normal

b. Ukuran jantung normal

c. Tidak ada suara jantung yang

abnormal

4

4

4

4

Page 17: Anak - Patent Ductus Arteriosus

d. Tidak terjadi disritmia

II a. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi

jaringan

b. Tidak ada gejala distensi pernapasan

c. GDA dalam rentang normal

4

4

4

III a. Melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas

b. Tanda-tanda vital dalam rentang normal

4

4

IV a. Mempertahankan status nutrisi

b. Mempertahankan berat badan

c. Melaporkan keadekuatan tingkat nergi

4

4

4

V a. Anak mencapai tahapan pertumbuhan normal yang

diharapkan sesuai dengan beratbadan dan usia.

b. Anak mencapai tahapan yang penting mengenai

perubahan fisik, kognitif dan kemajuan psikososial

dengan pencapaian sesuai usia tanpa keterlambatan

dari rentang yang diharapkan.

c. Pasien akan mencapai tingkat kesejahteraan yang

tertinggi kemandirian pertumbuhan.

4

4

4

VI a. Mengindikasikan status gastrointestinal, pernapasan,

genitaurinaria, dan imun dalam batas normal

b. Terbebas dari tanda dan gejala infeksi

c. Mendapatkan imunisasi yang tepat

4

4

4

Page 18: Anak - Patent Ductus Arteriosus

DAFTAR PUSTAKA

Baraas, Faisal. 1995. Penyakit Jantung Pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Bets & Sowden. 2002. KeperawatanPediatri, ed 3. Jakarta: EGC.

Jhonson, Marion, dkk. 2000. NOC. Jakarta: Morsby.

McCloskey, Cjoane, dkk. 1995.NIC. Jakarta: Morsby.

NANDA.2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006: Definisi dan

Klasifikasi. Jakarta: EGC.

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta: EGC

Wahab, A Samik. 2003. Penyakit Jantung Anak, ed 3. Jakarta: EGC.

Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik, ed 4. Jakarta:

EGC.

www.google.co.id.