anak 1 toddler preskul

51
Pertumbuhan ditandai dengan perubahan ukuran bagian badan anak, yaitu dari kecil menjadi besar. Sedangkan perkembangan ditandai oleh perubahan kemampuan, yaitu dari pengetahuan yang terbatas pada waktu lahir menjadi kaya akan kemampuan, seperti berjalan, berlari, tersenyum, berbicara, belajar, dan bergaul di kemudian hari. Didalam mempelajari proses perkembangan manusia dengan tugas-tugas perkembangannya kita harus memahami dengan baik istilah seperti ; belajar dan kematangan. Belajar adalah adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh dengan latihan atas dasar kematangan dari orang yang sedang belajar itu. Dan kematangan adalah kelengkapan dari pertumbuhan dan perkembangan fungsi-fungsi badan dan mental sehingga seseorang dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Mental adalah mengenai keadaan psikologis, yaitu mencakup pikiran, status emosional dan perilaku. Toddler adalah anak anatara rentang usia 12 sampai 36 bulan atau anak usia 1 – 3 th . Toddler tersebut ditandai dengan peningkatan kemandirian yang diperkuat dengan kemampuan mobilitas fisik dan kognitif lebih besar. Perkembangan Fisik 1. Perkembangan Biologis

Upload: niissaa-azillah-eunc

Post on 01-Dec-2015

175 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

toddler

TRANSCRIPT

Page 1: Anak 1 Toddler Preskul

Pertumbuhan ditandai dengan perubahan ukuran bagian badan anak, yaitu dari kecil

menjadi besar. Sedangkan perkembangan ditandai oleh perubahan kemampuan, yaitu dari

pengetahuan yang terbatas pada waktu lahir menjadi kaya akan kemampuan, seperti

berjalan, berlari, tersenyum, berbicara, belajar, dan bergaul di kemudian hari. Didalam

mempelajari proses perkembangan manusia dengan tugas-tugas perkembangannya kita

harus memahami dengan baik istilah seperti ; belajar dan kematangan. Belajar adalah

adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh dengan latihan atas dasar kematangan dari

orang yang sedang belajar itu. Dan kematangan adalah kelengkapan dari pertumbuhan

dan perkembangan fungsi-fungsi badan dan mental sehingga seseorang dapat

menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Mental adalah mengenai keadaan psikologis, yaitu mencakup pikiran, status emosional

dan perilaku.

Toddler adalah anak anatara rentang usia 12 sampai 36 bulan atau anak usia 1 – 3 th .

Toddler tersebut ditandai dengan peningkatan kemandirian yang diperkuat dengan

kemampuan mobilitas fisik dan kognitif lebih besar.

Perkembangan Fisik

1. Perkembangan Biologis

A. Perubahan Proporsional

· . Kenaikan BB 1.8 – 2.7 Kg/thn, Tb 7.5 cm/thn

· . LK = LD . usia 1-2 thn

· . Fontanel anterior menutup usia 12 – 18 bulan

· . LD > Uk. Abdomen . pd tahun kedua

Page 2: Anak 1 Toddler Preskul

· . Pot bellied

B. Perubahan Sensori

· Penglihatan: pada Visus 20/20 atau 20/40, Pandangan binokuler

· Pendengaran,penciuman, pengecap & perabaan Berkembang dgn baik sehingga

Koordinasi baik dengan mengeksplorasi lingkungan

C. Kematangan Sistem

· Sistem Fisiologis relatif matang pada akhir masa toddler

· Myelinisasi spinal cord lengkap pada usia 2 thn

· Otak tumbuh lengkap 75 % pada akhir 2 thn, perkembangan korteks cerebri yang

spesifik, broca untuk bicara dan kortical untuk mengontrol kaki, tangan & sfinkter

D. Saluran Pernafasan

· Struktur internal telinga dan tenggorokan lebih pendek & lurus

· .Jaringan limfoid pada tonsil membesar & adenoid membesar sehingga Sering

mengalami infeksi seperti Otitis media dan Tonsilitis & ISPA

E. Sistem Pencernaan dan Eliminasi

· . Proses pencernaan mulai komplit, kapasitas perut meningkat, keasaman lambung

meningka

Page 3: Anak 1 Toddler Preskul

· Dapat mengontrol sfingkter secara fisiologis pada 18-24 bln, kapasitas Bladder

meningkat (usia 14-18 bln) dan anak dapat menahan urin selama 2 jam/lebih

F. Kulit

· Epidermis & Dermis berkembang bersama, resisten terhadap infeksi

· Barier efektif terhadap kehilangan cairan

G. Mekanisme Pertahanan

· Antibodi mulai terbentuk : Ig G . pada tahun ke-2 akhir sedangkan Ig A, D, E

meningkat bertahap

2. Perkembangan Motorik Kasar Dan Halus

A. Motorik Kasar

Adanya perkembangan locomotion

Usia 12-13 bulan berjalan sendiri dengan menggunakan penyangga

Usia 2-3 tahun posisi berdiri seperti binatang berkaki 2

Usia 2 tahun bisa berjalan turun naik kursi dan pada usia 2,5 thn .melompat

berdiri 1 kaki, berjinjit

B. Motorik Halus

Peningkatan kemampuan manual dalam keterampilan/ketangkasan

12 bln : Menggenggam obyek kecil

15 Bln : Menjatuhkan lingkaran pada leher botol

Page 4: Anak 1 Toddler Preskul

18 Bln : Melempar bola tanpa kehilangan keseimbangan

3. Perkembangan Psikososial

Menurut Sigmund Freud, pada fase ini tergolong dalam fase Anal dimana

pusat kesenangan anak pada perilaku menahan faeses bahkan kadangkala anak bermain-

main dengan faesesnya. Anak belajar mengidentifikasi tentang perbedaan antara dirinya

dengan orang lain disekitarnya. Konflik yang sering terjadi adalah adanya Oedipus

complex atau katarsis yaitu dimana seorang anak laki-laki menyadari bahwa ayahnya

lebih kuat dan lebih besar dibandingkan dirinya.sedangkan pada wanita disebut dengan

Elektra complex. Sedangkan Erickson menggolongkan tahap ini dalam fase Otonomi vs

Guilt, ( inisiatif vs rasa malu dan bersalah ) Perkembangan ini berpusat pada kemampuan

anak untuk mengontrol tubuh dan lingkungannya.

Adapun Piaget bahwa saat ini merupakan Fase Preoperasional dimana

sifat egosentris sangat menonjol. Pada fase ini.sering ditemukan ketidakmampuan untuk

menempatkan diri sendiri ditempat orang lain. Kohlberg menggolongkan masa ini dalam

Fase Konvensional ,Anak mulai belajar baik dan buruk,benar atau salah melaui budaya

sebagai dasar peletakan nilai moral. Kohlberg menggolongkan fase ini dalam 3

tahap,yaitu Egosentris ,kebaikan seperti apa yang saya mau, tahap berikutnya adalah

Oreintasi hukuman dan ketaatan,baik dan buruk sebagai konsekuensi tindakan, dan

tahapan yang terakhir adalah Inisiatif,Anak menjalankan aturan sebagai sesuatu yang

menyenangkan dirinya. Komunikasi, adanya rasa ingin tahu yang besar dan belum

fasihnya kemampuan bahasa,sehingga pada saat memberikan penjelasan kepada anak

toddler gunakanlah kata-kata yang sederhana dan singkat.

4. Kemampuan Sosial

· .Menangkap & melempar obyek

· .Memegang & melepaskan

Page 5: Anak 1 Toddler Preskul

· .Menggambar

· .Memegang erat saat seseorang berkata : Jangan disentuh !!

· .Mengeluarkan makanan saat terasa tidak enak

5. Hal-hal yang khas

A. Negativisme

· Merupakan 1 bukti dari otonomi mereka

· Mood cepat berubah

· Tempertantrum . cerewet !!

B. Ritualisme

· Merasa aman jika ada orang tua sehingg sering melakukan kegiatan yang beresiko

· Rasa aman berubah jika masuk rumah sakit

6. Perkembangan Ego

· Membedakan diri dengan yang lain & meluaskan kepercayaan pada yang lain

· Sadar akan kemampuan dan kapasitas diri

· Kegagalan yang berlebihan menjadikan ragu-ragu

Page 6: Anak 1 Toddler Preskul

7. Kesuksesan otonomi

Bermain, Sibling Rivalry, toilet training & suksesnya interaksi dengan seseorang yang

berarti. Pengaruh permaianan sangatlah penting pada masa ini, yaitu berpengaruh dalam

Perkembangan intelektual dimana dengan melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap

alat permainan,mulai mengambangkan otonomi dalam permainan, dan belajar

memecahkan masalah. Tak kalah penting pula pengaruh terhadap perkembangan moral,

yaitu anak akan mempelajari nilai benar dan salah dalam permainan sehingga mereka

dapat diterima lingkungannya. Permainan yang tepat adalah solitary play ( 1 – 2 th ) dan

parallel play ( 2 – 3 tahun )

Penyelesaian Masalah pada tumbuh kembang Toddler

Usia 12 – 18 bulan

Persiapkan ortu adanya perubahan tingkah laku pada masa toddler,terutama

negativisme dan ritualisme.

Hitung kalori makanan yang biasa diberikan pada anak dan berangsurangsur

hentikan makanan dari botol dan tingkatkan makanan dalam bentuk yang padat.

Kaji pola tidur dan kebiasaan sebelum tidur, Apakah ada penundaan pada waktu

tidur.

Persiapkan orangtua tentang kemungkinan bahaya dalam rumah seperti keracunan

atau terjatuh.

Tekankan tentang pentingnya orang tua saling berkomunikasi (briefing).

Bicarakan mengenai permainan-permainan baru yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan motorik, bahasa, kognitif dan sosial.

Tekankan tentang pentingnya teman sebaya dalam bermain.

Bicarakan tentang berbagai metode untuk mendisiplinan anak, keefektifan metode

tersebut dan eksplorasi keadaan orangtua tentang negatisme pada anak; tekankan

Page 7: Anak 1 Toddler Preskul

bahwa negatifisme merupakan aspek penting dalam pengembangan diri dan

kemandirian anak.

Bicarakan tentang tanda-tanda kesiapan anak untuk melakukan toilet training,

tekankan tentang pentingnya menunggu kesiapan fisik dan piskologis anak,

bicarakan tentang kemungkinan timbulnya rasa takut anak, seperti terhadap gelap

dan suara-suara tertentu.

Kaji kemampuan anak untuk berpisah dengan orangtua dan kemampuan

menghadapi situasi yang tidak familiar dengannya.

Beri kesempatan pada orang tua untuk mengucapkan perasaannya, keletihan,

frustasi dan kemarahannya

Usia 24-36 bln

Bicarakan pentingnya peniruan pada anak dan perlunya melibatkan anak dalam

berbagai aktifitas.

Bicarakan tentang pendekatan yang dilakukan untuk toilet training dan harapan-

harapan yang realistik.

Tekankan keunikan proses berfikir pada toddler, terutama bahasa yang digunakan,

pemahaman yang kurang tentang waktu danketidakmampuan melihat peristiwa

dari perspektif orang lain.

Tekankan untuk menanamkan kedisiplinan secara kongkrit.

Pra Sekolah

Pra Sekolah Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah

anak-anak yang berusia berkisar 3-6 tahun.

Keadaan Umum

Berat badan

Untuk memperkirakan berat badan anak dapat menggunakan rumus yang dikutip dari

Behrman (1992). Karena anak usia pra sekolah termasuk termasuk ke dalam usia 1 – 6

Page 8: Anak 1 Toddler Preskul

tahun, maka untuk memperkirakan berat badannya digunakan rumus : umur (tahun) x 2 +

8

b. Tinggi badan

Masih menurut Behrman (1992), perkiraan tinggi badan anak usia pra sekolah dapat

menggunakan rumus : umur (tahun) x 6 + 77.

Rata-rata kenaikan tinggi badan anak pra sekolah antara 6 – 8 cm.

Klasifikasi tinggi badan terhadap umur :

1). Kanawati dan Mc Laren

a). ≥ 95 % : normal

b). 80 – 95 % : malnutrisi ringan

c). 85 – 90 % : malnutrisi sedang

d). 85 % : malnutrisi berat

2). CDC/ WHO

a). ≥ 90 % : normal

b). < 90 % : stunted/malnutrisi kronis

c. Lingkar kepala

Lingkar kepala mencerminkan volume intra kranial. Digunakan untuk menaksir

pertumbuhan otak. Kenaikan berat otak anak pra sekolah (3-6 tahun) seperti yang dikutip

dari Lazuardi (1984) adalah 0,15 gram/24 jam.

d. Gigi

Saat akan mencapai usia 2,5 tahun, anak sudah memiliki 20 gigi susu. Waktu erupsi gigi

tetap adalah sebagai berikut :

1). Molar pertama : 6-7 tahun

2). Insisor : 7-9 tahun

3). Pre molar : 9-11 tahun

4). Kaninus : 10-12 tahun

5). Molar ke-2 : 12-16 tahun

6). Molar ke-3 : 17-25 tahun.

e. Jaringan lemak

Page 9: Anak 1 Toddler Preskul

Pertumbuhan jaringan lemak pada anak melambatsampai anak berumur 6 tahun. Pada

anak usia pra sekolahtubuhnya akan tampak kurus/langsing karena terjadi proses

pertumbuhan jaringan lemak yang melambat.

Lingkar Lengan atas (LLA) mencerminkan pertumbuhan dan perkembangan jarinagn

lemak.dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan

dengan berat badan. LLA dapat digunakan untuk menilai keadaan gizi atau pertumbuhan

dan perkembangan pada kelompok anak pra sekolah.

Klasifikasi LLA menurut WHO dan Shakir :

Baku Wolanski : 16,5 cm

Cara : % dari median

Klasifikasi :

1). > 85% atau > 14 cm : normal

2). < 76% atau < 12,5 cm : malnutrisi berat

Parameter penilaian perkembangan

a. Aspek motorik

Dimulai pada aspek motorik, anak usia pra sekolah telah dapat berjalan naik tangga

dengan kaki secara berganti-ganti tetapi turun dengan 2 kaki pada satu anak tangga,

seringkali meompat pada anak tangga terakhir. Selain itu, anak usia ini mampu

mengendarai sepeda roda tiga dan dapat berjalan sambil berjingkat. Anak ini dapat

membangun sebuah menara kecil dengan menggunakan 9-10 kubus. Ia dapat berjalan,

membuka pakaian sendiri dan mulai dapat mengaitkan kancing. Manipulasi dengan

pensil berlanjut terus dan ia mampu untuk menjiplak suatu lingkaran.

Ketika menginjak usia 3-4 tahun, anak mulai mampu naik dan turun menggunakan satu

kaki per anak tangga. Ia mampu melompat dengan satu kaki untuk waktu yang pendek.

Kemudian anak ini juga dapat memperlihatkan ketangkasan yang besar pada tangan dan

jari-jari.

Dalam hal menggambar, anak usia pra sekolah dapat mengggambar orang dalam

beberapa bagian. Dari kesemua kemampuan tersebut di atas, pada usia 6 tahun, anak

mulai dapat menggunakan gunting dan pensil dengan baik, serta menjahit dengan kasar.

Page 10: Anak 1 Toddler Preskul

b. Aspek Bahasa

Dengan aspek bahasa, anak umur 3 tahun mampu untuk berbicara dengan normal bahkan

bisa dikatakan terlalu banyak bicara, tetapi kadang-kadang terdapat substitusi fonetik

yang infantil. Kosakata yang telah dikuasai kira-kira 900 kata. Anak dapat menggunakan

bentuk jamak dan kata ganti serta bahasa berlanjut dari fase holoprastik menjadi fase

pembentukan kalimat yang kompleks, secara spesifik kalimat tersebut terdiri dari 6 kata.

Anak dapat pula melakukan percakapan dengan berbagai derajat yang kompleks dan

menanyakan banyakmpertanyaan-pertanyaan. Dalam hal ini anak senang sekali

mendengarkan cerita-cerita dan seringkali mampu mengadakan improvisasi.

Ketika usia beranjak 4 tahun, anak menguasai 1500 kosakata, karena pencapaian bahasa

telah mencapai suatu tingkat yang tinggi. Anak dapat menghubungkan cerita dari

peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman yang baru terjadi. Anak juga mampu

untuk bermain dengan kata-kata, mengetahui artinya dan secara kontinu mengajukan

pertanyaan-pertanyaan. Lagu-lagu sederhana dapat dikuasai dan memahami analogi

sederhana.

Berbeda ketika anak berusia 5 tahun, pembicaraannya sudah mulai lancar dan

perbendaharaan katanya sangat luas. Anak seringkali menanyakan arti dari suatu kata

yang didengarnya. Anak senang mendengarkan cerita dan menceritakannya kembali.

Anak dengan usia 6 tahun, perkembangan bahasanya ditunjukkan dengan menguraikan

objek-objek lewat gambar.

c. Aspek kognitif

Perkembangan kognitif anak usia pra sekolah mulai tampak dengan digunakannya

simbol-simbol untuk menuangkan apa yang dipikirkannya, bersikap egosentrik dan

berpikiran representatif. Permainan yang digemari oleh anak seusia ini berkaitan dengan

fantasi atau khayalan. Konsep waktu mulai dimengerti oleh anak secara bertahap.

Di usia 4 tahun, konsep waktu yang telah diketahui sebelumnya dihubungkan dengan

kejadian sehari-hari, senang belajar berhitung, meskipun belum paham dengan angka-

angka yang dihitung, sikap egosentrik berangsur menurun dan mampu menyebutkan satu

atau lebih uang logam.

Page 11: Anak 1 Toddler Preskul

Pada usia 5 tahun, anak mulai bisa memahami kata-kata yang keluar dari mulutnya, dapat

menyebutkan 4 warna dasar, mulai tertarik menghubungkan kenyataan yang ada dengan

lingkungan sekitarnya dan mampu menyebutkan nama hari.

Usia 6 tahun, anak menunjukkan perkembangan kognitifnya melalui kemampuan

membedakan antara kanan dan kiri, mengenali banyak bentuk dan mematuhi 3 perintah

berturut-turut.

d. Aspek sosialisasi

Di usia 3 tahun, perilaku anak usia pra sekalah mengarah pada negativisme, yaitu

perlawanan aktif terhadap permintaan dan perintah-perintah. Sikap ramah dimunculkan

kepada lingkungan, terdapat pemahaman terhadap perubahan, anak juga sudah mampu

membedakan jenis kelamin, peraturan-peraturan yang sifatnnya sederhana mulai

dipelajari, meskipun diinterpretasikan oleh dirinya sendiri, untuk anak laki-laki

cenderung lebih dekat dengan ayahnya. Dalam hal berpakaian, anak usia 3 tahun mampu

melakukannya sendiri dengan bantuan seminimal mungkin.

Saat usia beranjak 4 tahun, anak mampu makan sendiri (tidak disuapi), bisa

menggunakan garpu, walaupun dengan telapak tangan, dapat mengunyah seperti halnya

orang dewasa, ada ketakutan tersendiri terhadap gelap dan binatang. Sikap yang

seringkali diperlihatkan pada anak seusia ini adalah suka mengadu, merasa mandiri dan

agresif.

Usia 5 tahun dalam perkembangan sosialisasi ditandai dengan melakukan agresi kepada

anggota keluarga, suasana hati dapat berubah-ubah, anak memasuki kelompok bermain

yang kooperatif, menikmati hiburan yang ada serta mengidentifikasi orang tuanya dari

jenis kelamin yang berbeda.

Usia 6 tahun, anak ini mulai dapat dipercaya, rasa takut berkurang, suka menggoda orang

lain, kadang melakukan sikap menentang dan tidak sopan, kecemburuannya terhadap

adik tampak nyata, serta berlaku curang untuk menang.

A. ANAMNESIS

1. Pengertian Anamnesis

Page 12: Anak 1 Toddler Preskul

Anamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara. Anamnesis dapat

dilakukan langsung terhadap pasien, yang disebut autoanamnesis, atau dapat dilakukan

terhadap orangtua, wali, orang yang dekat dengan pasien, atau sumber lain disebut

sebagai allonamnesis. Termasuk dalam alloanamnesis adalah semua keterangan dari

dokter yang merujuk, catatan rekam medik, dan semua keterangan yang diperoleh selain

dari pasien sendiri. Oleh karena bayi dan sebagian besar anak belum dapat memberikan

keterangan, maka dalam bidang kesehatan anak aloanamnesis menduduki tempat yang

jauh labih penting daripada autoanamnesis. Pada seorang pasien, terutama pasien anak,

sebagian besar data yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis (diperkirakan tidak

kurang dari 80%) diperoleh dari anamnesis.

Bahkan dalam beberapa kedaan tertentu, anamnesis merupakan cara yang tercepat

dan satu-satunya kunci menuju diagnosis., baik pada kasus-kasus dengan latar belakang

faktor biomedis, psikososial, ataupun keduanya. Sebagai contoh, seorang anak yang

dibawa ibunya dengan keluhan utama demam, dan ibu mengatakan bahwa beberapa saat

yang lalu anaknya mengalami kejang, maka diagnosis kejang demam ditegakkan semata-

mata berdasarkan anamnesis, oleh karena pada saat pemeriksaan anak sudah tidak dalam

keadaan kejang. Hal yang serupa juga terjadi pada anak dengan diare, kesulitan makan,

sulit belajar, dan masih banyak lagi. ( Robert Priharjo, 1993 ).

2. Tujuan Anamnesis

a) Dapat menentukan sifat dan beratnya penyakit dan terdapatnya faktor-

faktor yang mungkin menjadi latar belakang penyakit yang diderita. Hingga dapat

dengan mudah menentukan sikap untuk penatalaksanaannya.

b) Untuk mendapatkan data yang akurat, dengan anamnesis akan didapatkan

data subyektif baik dari orangtua, pengantar atau pasien sendiri.

Pelaksanaan Anamnesis Pada Anak :

1. Tanyakan Identitas Diri Anak

Page 13: Anak 1 Toddler Preskul

a) Nama

b) Nama panggilan

c) Nama orang tua

d) Nomor telepon orang tua yang dapat dihubungi selama jam-jam kerja

e) Tanggal lahir anak

f) Umur (bulan,tahun)

g) Jenis kelamin

h) Suku

i) Bahasa yang digunakan

2. Penyakit Saat Ini

Gunakan pernyataan pembukaan singkat seperti “apa masalah yang membuat anda datang

kesini?” catat kata-kata orang tua atau anak : “diare sejak hari sabtu”.

3. Riwayat Medis Masa Lalu

a) Keadaan umum kesehatan Tanyakan tentang nafsu makan, penurunan atau

peningkatan berat badan akhirakhir ini, keletihan, stress

b) Riwayat kelahiran Termasuk riwayat prenatal (kesehatan maternal, infeksi, obat-

obatan yang diminum,perdarahan abnormal, peningkatan berat badan, lama

kehamilan, sikap terhadap kehamilan, kelahiran, lama persalinan, jenis pelahiran,

komplikasi, berat badan lahir, kondisi bayi (saat lahir) dan riwayat neonatal

(distress pernafasan, sianosis, ikterus, kejang, kemampuan makan burung,pola

tidur)

c) Pemberian makan Untuk bayi, termasuk cara pemberian makan (botol, ASI,

makanan padat), frekuensi pemberian makan, kuantitas makanan, respon terhadap

pemberian makan, dan masalah- masalah spesifik dengan pemberian makan

(koliks, regurgitasi, letargi). Untuk anak-anak, termasuk kemampuan untuk

makan sendiri, kesukaan dan yang tidak disukai, nafsu makan, dan jumlah

makanan yang dimakan

d) Penyakit, operasi atau cedera sebelumnya Termasuk tanggal masuk RS, alasan

masuk RS dan respon terhadap penyakit

Page 14: Anak 1 Toddler Preskul

e) Penyakit pada masa anak-anak Termasuk penyakit menular umum seperti

campak, gondong, dan cacar air (varisela). Tanyakan kontak terakhir dengan

orang yang menderita penyakit menular.

f) Imunisasi Termasuk hal-hal spesifik tentang imunisasi (tanggal, jenis) dan reaksi

yang tidak diharapkan. Bila anak belum diimunisasi, catat alasannya. Catat

prosedur desensitisasi, mis, campak/gondong/rubela (MMR).

g) Pengobatan saat ini Termasuk obat-obatan dengan resep atau resep dokter, dosis,

frekuensi, dan waktu dari dosis terakhir

h) Alergi Termasuk zat-zat yang menyebabkan alergi dan reaksinya

4. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik

Termasuk tinggi dan berat badan rata-rata pada umur 1, 2, 5 dan 10 tahun dan eruppsi/

tanggalnya gigi.

a) Riwayat Perkembangan

Termasuk umur pada saat anak berguling badan, duduk sendiri, merangkak, berjalan,

mengucapkan kata pertama, mengucapkan kalimat pertama, dan berpakaian tanpa

bantuan.

b) Riwayat Sosial

Meliputi melakukan defekasi miksi ( umur dimana anak dapat mengontrol defekasi

dan miksi pada waktu siang dan malam hari atau tingkat pengontrolan saat ini,

enuresis, enioparesis, kemampuan melakukan miksi sendiri, istilah yang digunakan):

tidur (jumlah dan pola tidur sselama siang dan malam hari, doa waktu tidur dan objek

yang aman, takut, dan mimpi buruk); kemampuan berbicara (pelat, gagap,jelas).

c) Riwayat Keluarga

Termasuk umur dan kesehatan anggota keluarga terdekat, penyakit keturunan, adanya

kongenital dan jenisnya, keturunan dari orang tua, pekerjaan, dan pendidikan orang

tua, dan hubungan keluarga. Tanyakan tentang kondisi kehidupan (jenis tempat

tinggal dan tetangga).

B. PEMERIKSAAN FISIK

1. Pengertian

Page 15: Anak 1 Toddler Preskul

Pemeriksaan fisik ialah pemeriksaan yang dilakukan pada seluruh tubuh,dari

ujung rambut sampai ujung kaki. Yaitu meliputi inspeksi (melihat), palpasi (periksa

raba), perkusi (periksa ketuk), dan auskultasi (periksa dengar dengan menggunakan

stetoskop). (Wong,2003)

2. Tujuan

Tujuan pemeriksaan fisik adalah memperoleh informasi yang akurat tentang keadaan

fisik pasien. Karena sifat alamiah bayi dan anak, urutan pemeriksaan tidak harus

menuruti sistematika yang lazim pada orang dewasa. Dalam pemeriksan anak harus

memperhatikan kebutuhan perkembangan mental anak.

Penggunaan perkembangan mental dan kronologi umur sebagai kriteria utama dalam

pengkajian tiap sistem tubuh memudahkan/menyelesaikan dari beberapa tujuan,

diantaranya :

1. Meminimalkan stres dan ansietas yang berhubungan dengan

pengkajian pada bagian- bagian tubuh yang berbeda.

2. Memelihara dan membina hubungan saling percaya antara

perawat, anak dan orang tua.

3. Memberikan persiapan yang maksimum pada anak.

4. Memberikan perlindungan yang esensial pada hubungan antara

orang tua-anak, terutama dengan anak kecil.

5. Memaksimalkan keakuratan dan reabilitas hasil pengkajian.

Hal Yang Perlu di Perhatikan Sebelum Pemeriksaan Fisik :

Sebagai tenaga medis sebelum melakukan pemeriksaan hendaknya jangan

mengabaikan keadaan mental anak dengan usianya masing-masing walaupun anak di

temani orang tuanya sekalipun.

Hal ini bertujuan agar nantinya kita mendapatkan informasi yang akurat dengan

pasien. Adapun keadaan yang perlu diperhatikan perawat sebelum melakukan

pemeriksaan fisik dapat digolongka berdasarkan keadan mental anak sesuai usia sebagai

berikut.

Page 16: Anak 1 Toddler Preskul

Usia Bermain

Duduk atau berdiri diatas atau disamping orang tua.

Telungkup atau terlentang dipangkuan orang tua.

Inspeksi area tubuh,melalui permainan “Hitung Jari” gelitik jari kaki.

Gunakan kontak fisik minimal diawal pemeriksaan.

Kenalkan alat dengan perlahan. Auskultasi,perkusi,palpasi bila tenang

Minta orang tua untuk melepaskan pakaian bagian luar

Lepaskan pakaian dalam pada saat tubuh tersubut di periksa

zinkan untuk melihat-lihat alat,menunjukkan penggunaan alat biasanya tidak

efektif

Jika tidak kooperatif lakukan prosedur dengan cepat

Gunakan restrain bila tepat,minta bantuan orang tua.

Bicarakan pemeriksaan bila dapat bekerja sama :gunakan kalimat pendek.

Berikan pujian untuk perilaku kooperatif

Anak Pra Sekolah

Lebih suka berdiri atau duduk.

Biasanya kooperatif dengan posisi telungkup/atau terlentang menyukai kedekatan

dengan orang tua.

Jika kooperatif ,lakukan dari kepala ke jari kaki.

Bila tidak kooperatif,lakukan seperti pada anak usia bermain.

Minta anak melepaskan pakaiannya.

Izinkan untuk menggunakan celana dalam bila malu.

Berikan kesempatan untuk melihat alat:tunjukkan dengan singkat penggunaannya.

Buat cerita tentang prosedur :”saya mau melihat seberapa kuat otot-ototmu”

Gunakan tehnik boneka kertas

Beri pilihan jika mungkin

Hargai kerja sama : gunakan pernyataan positif ”Buka Mulutmu”

Persiapan Alat

a. Pengukur/meteran/penggaris/Stadiometer

Page 17: Anak 1 Toddler Preskul

b. Penimbang BB

c. Termometer dan speculum

d. Optalmoskop

e. Arloji berdetik

f. Manset: Anak-anak lebar kantong 7,5-9,0 Cm dan panjang kantongnya 17,0-19,0

cm. g. Stesoskop

g. Oksilometri

h. Peniti, kapas, objek dingin/panas

i. 10 Spatel lidah

j. Garpu tala

k. Snellen Chart

l. Senter

m. Gambar warna

Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik Pada Anak Prosedur Tindakan

1) Cuci tangan

2) Jaga privaci anak

3) Jelaskan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan

( perhatikan cara pendekatan dan komunikasi yang disesuaikan dengan usia anak)

4) Tinggikan tempat tidur yang sesuai

5) Siapkan peralatan dan dekatkan alat-alat ke anak

6) Pasang sarung tangan

7) Menanyakan keluhan klien pada keluarga klien

8) Memeriksa keadaan umum klien kesadaran dan penampilan

9) Memeriksa Tanda-Tanda Vital umum, meliputi :

a) Mengukur TD

b) Memeriksa suhu tubuh

c) Menghitung frekuensi nadi / pernafasan

10) Kepala

Page 18: Anak 1 Toddler Preskul

a) Rambut : kebersihan, warna, tekstur rambut normal menutupi semua kecuali pada

telapak tangan, telapak kaki, permukan labia sebelah dalam (perempuan), dan

prepusium dan glans penis (laki-laki) rambut kepala normalnya berkilauan, seperti

sutra, kuat.

b) Lingkar kepala Ukur lingkar kepala jika anak berumur 2 tahun atau kurang atau

bila ukuran kepala anak memerlukan perhatian. Letakkan meteran melingkari

kepala tetap di atas alis dan pinna dan melingkari oksipital yang menonjol. Jika

lingkar kepala diukur setiap hari, kepala sebaiknya ditandai pada titik-titik

tertentu untuk memastikan konsistensi pengukuran.

c) Reflek kepala Gerakan kepala dan leher anak dengan ROM ( range of motion )

yang penuh. Anak diminta untuk melihat ke atas, kebawah, dan kesamping.

Normalnya anak seharusnya tidak memperlihatkan rasa nyeri atau keterbatasan

gerakan pada semua arah. Lakukan palpasi pada trakea dengan menempatkan ibu

jari pada salah satu sisi trakea dan jari telunjuk disisi lainnya. Geser jari-jari ke

atas dan ke bawah ketika leher anak agak hiperekstensikan. Normalnya trakea

seharusnya berada di garis tengah.

11) Mata

Eye (respon membuka mata) :

(4) : spontan

(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).

(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)

(1) : tidak ada respon

Kebersihan

Kebersihan mata harus di perhatikan apakah ada sekret dan bersihkan bila terdapat

sekret di mata.

Konjungtiva

Periksa pelupuk mata bawah dengan menarik kelopak mata kebawah ketika anak

melihat ke atas. Lihat pelupuk mata atas dengan membalikkan kelopak mata ke atas

Page 19: Anak 1 Toddler Preskul

dengan kapas lidi. Normalnya konjungtiva berwarna merah muda dan mengkilap.

Periksa warna konjungtiva bulbi : konjungtiva bulbi terlihat bersih dan transparan,

memungkinkan warna putih sklera terlihat jelas.

Sklera

Periksa warna sklera : sklera berwarna putih dan bersih. Tanda hitam sangat kecil

pada anak-anak berkulit hitam adalah normal

Sekret

Ada tidak nya sekret yang berlebihan,dan tanda-tanda sekret ada karena kelainan.

Reflek pupil

Periksa warna, bentuk, dan ukuran iris dan apakah ada peradangan. Normalnya iris

dengan warna yang berbeda mungkin normal. Iris berbentuk bulat dan panjang.

Periksa ukuran, kesamaan dan respons pupil terhadap cahaya. Perhatikan dan catat

ukuran pupil dalam cahaya ruang yang normal. Gelapkan ruangan dan perhatikan

respons tiap pupil ketika cahaya secara langsung disorot ke pupil (refleks cahaya

langsung ) dan ketika cahaya disorot ke mata lainnya (reflek cahaya konsensual).

Letakkan tangan nondominan anda di garis tengah hidung saat melakukan uji reaksi

konsensual. Pupil normalnya mempunyai bentuk yang sama, walaupun

ketidaksamaannya bukan tidak umum terjadi dan mungkin nonpatologis jika temuan

lain normal. Pupil berespons dengan cepat terhadap cahaya. Pada reaksi konsepsual

pupil mengalami kontriksi saat cahaya disorotkan pada masa yang lainnya.

Menilai penglihatan

Anak usia pra-sekolah

Untuk anak usia pra-sekolah dapat di uji dengan menggunakan uji huruf E terbalik

dan uji HOTV. Uji E terbalik untuk menunjuk empat arah yang berbeda, sedang uji

HOTV anak dapat mencocokkan huruf yang di tunjuk oleh penguji di dinding dengan

huruf yang ada di tangannya.

Jika anak tidak mampu dapat menggunakan kartu bergambar yang umum bagi si anak

berbentuk spiral seperti rumah, apel, lingkaran, dan segi empat dalam ukuran berbeda

dengan jarak 10 kaki ( 3 meter ). Penting bagi penguji sebelum mengkaji anak,

apakah anak dapat mengidentifikasi gambar-gambar tersebut.

Page 20: Anak 1 Toddler Preskul

12) THT

a) Telinga

Bentuk : Periksa penempatan dan posisi telinga. Bagian atas telinga harus

melewati garis khayal dari mata sebelah dalam ke oksiput. Devisiasi pinna harus

tidak lebih dari 10 derajat dari garis horisontal (penggunaan pena atau spatel lidah

dapat memberikan perkiraan yang lebih konkrit dimana posisi telinga dalam

hubungannya terhadap garis vertikal). Periksa struktur telinga luar dan ciri-ciri

yang tidak normal . struktuur dan ciriciri telinga luar bervariasi sedikit dari satu

anak ke anak lainnya. Variasi mungkin normal namun sebaiknya dicatat.

Kebersihan: Periksa saluran telinga luar terhadap hygiene. Kulit meatus akustikus

eksternus normalnya berwarna seperti daging.

Serumen : lunak berwarna kuning kecoklatan adalah normal. Serumen Periksa

warna serumen, tidak adanya serumen mungkin juga berhubungan dengan otitis

media akut. Jika kebiasaan membersihkan telinga dapat diterima, tanyakan

tentang menarik-narik telinga, iritabilitas.

Menilai ketajaman pendengaran

Otoskop

- Anak Dibawah 3 Tahun.Posisikan Telengkup Dengan Telinga Diperiksa Menghadap

Atap, Sandarkan Anak, Gunakan Bagian Tubuh Atasuntuk Merestrin Tangan Dan

Tubuh,Dan Tangan Yang Memeriksa Untuk Merestrin Kepala.

Ubah Posisi: Dudukkan Anak Pada Posisi Miring Di Atas Pangkuan Orang Tua

Minta Orang Tua Memeluk Anaknya Dengan Aman Melingkari Tubuh Dan

Tangan Serta Puncak Kepala

Masukkan Spekulum Diantara Posisi Jam 3 Dan 9 Dengan Miring Ke Bawah

Dan Ke Depan

Tarik Pinna Ke Bawah Dan Ke Belakang Pada Rentang Jam 6 Sampai 9

- Anak Lebih Dari 3 Tahun , Periksa Saat Duduk Dengan Kepala Miring Sedikit

Menjauh Dari Periksa (Bila Anak Perlu Restrin, Gunakan Salah Satu Dari Posisi Yang

Telah Disebutkan Diatas)

Page 21: Anak 1 Toddler Preskul

Tarik Pinna Keatas Dan Kebelakang Pada Posisi Jam 10

Masukkan Spekulum 0.6 Sampai 1,25cm, Gunakan Spekulum Yang Terlebar

Yang Mudah Masuk Ke Diameter Kanal.

Kaji Pendengaran

Tes rinne, letakkan batang vibrasi dan garpu tala pada tulang mastoid sampai anak

tidak lagi mendengar bunyinya, gerakan gigi garpu dekat lubang telinga.

Tes weber, pegang garpu tala pada garistengah kepala atau dahi

Inspeksi ukuran, penempatan, dan kesejajaran,tarik garis vertikal imajiner dari

titik tengah antara mata dan titik bibir atas

b) Hidung :

Kebersihan Polip : Miringkan kepala kebelakang dan tarik ujung hidung kearah

atas untuk melihat rongga hidung bagian dalam. Gunakan senter untuk

penerangan yang lebih baik. Amati keutuhan, warna, dan konsistensi mukosa

posisi septum. Normalnya mukosa hidung harus kuat dan berwarna merah muda.

Pertumbuhan mukosa yang berlebihan yang lunak keabu-abuan adalah polip yang

mungkin menyumbat nares sebagian.

Sekret : Amati nares terhadap sekret, pengelupasan, dan bau.Normalnya

pengelupasan nares menunjukkan adanya sekret yang mengiritasi dan penyekaan

hidung yang sering. Sekret hidung yang jernih dan encer sering dijumpai pada

rinitis alergig. Sekret purulen yang warna kuming atau hijau menunjukkan infeksi.

Sekret hidung yang jernih yang mengikuti cedera kepala merupakan cairan

cerebrospinal. Baunya busuk menunjukkan adanya benda asing.

c) Tenggorokan :

Mulut : Sakit waktu menelan atau tidak

Verbal (respon verbal) :

(5) : orientasi baik

(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi

tempat dan waktu.

Page 22: Anak 1 Toddler Preskul

(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam

satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)

(2) : suara tanpa arti (mengerang)

(1) : tidak ada respon

Pertumbuhan gigi

Periksa terhadap jumlah, jenis, keadaan, dan oklusi ( gigi bertemu ) untuk

memperkirakan jumlah gigi yang harus ada pada anak yang berumur 2 tahun atau

berumur lebih muda, kurangi umur anak dengan 6 bulan. Tanyakan pada anak yang

berumur 5 tahun atau lebih apakah giginya tanggal. Untuk mengkaji kelainan oklusi,

minta anak untuk mengatupkan gigi dengan rapat. Normalnya anak berumur 30 bulan

yang normal mempunyai 20 gigi susu. Anak dengan gigi permanen lengkap mempunyai

32 gigi. Gigi atas harus sedikit maju dari gigi bawah.

Bibir :

Bentuk : Bibir harus utuh dan warna harus merah muda. Periksa kesimetrisan,

kelembaban.

Inspeksi palatum

Periksa palatum terhadap kelembaban, keutuhan dan perdarahan. Normalnya warna

merah muda, licin, dan lembab. Gunakan sarung tangan dan senter untuk penglihatan

yang lebih jelas pada kelainan-kelainan yang dicurigai.

14) Leher :

Inspeksi leher (adanya jaringan parut,massa atau tortikolis)

Palpasi kelenjer limfe (limfadenopati servikal karena inflamasi,keganasan.

15) Dada

Paru-paru : periksa toraks terhadap kesimetrisan. Dada lebih bundar pada anak kecil.

Amati jenis pernafasan anak : pada anak-anak yang lebih muda dari 7 tahun jenis

pernapasan adalah pernafasan adalah pernapasan diafragma dan pernapasan abdomen

Page 23: Anak 1 Toddler Preskul

timbul dengan inspirasi. Pada anak perempuan yang lebih tua dari 7 tahun jenis

pernapasan adalah pernapasan dada. Abdomen dan dada harus bergerak bersama-sama

sesuai dengan jenis pernapasan.

Amati kedalaman dan pernapasan dan lama inspirasi dan ekspirasi : fase ekspirasi yang

memanjang menunjukkan masalah pernapasan obstruktif, seperti asma.

Jantung Bunyi

Bunyi Penyebab Lokasi Karakteristik

S1(lub) Katup mitral dan

trikuspid menutup

pada permulaan

systole ( kontraksi )

Apek jantung S1 lebih panjang

dan mempunyai

nada lebih rendah

dari S2

S2(dub) Katup aorta dan

pulmonal menutup

pada permulaan

diastole(relaksasi

jantung)

Dasar jantung Pendek,S2 dengan

nada yang tinggi

mungkin terpisah

selama

inspirasi,pemisahan

paling baik didengar

diarea aorta,jika

nafas ditahan pada

inspirasi”pemisahan

fisiologis”bertambah

jelas

S3 Vibrasi disebabkan

Apek jantung oleh

pengisian ventrikel

yang cepat

Apek jantung Jelas Terdengar

diawal distole.

Pekak,nada rendah.

Normal pada anak

dan dewasa muda.

S4 Tehanan terhadap Apek Jantung Nada rendah

Page 24: Anak 1 Toddler Preskul

pengisian ventrikel

setelah kontraksi

atrium

dianggap

abnoramal.paling

baik terdengar bila

anak terlentang

Irama jantung (auskultasi dan palpasi ) : Pada sa’at auskultasi pada S1 dan S2

jantung noramal nya terdengar jelas pada area mitral dan trikuspid,untuk S1

noraml nya terdengar jelas pada area mitral dan trikuspid,dan untuk S2 normal

nya terdengar jelas pada area aorta dan pulmonal

16) Abdomen :

a) Inspeksi kesimetrisan : Periksa kontur abdomen ketika bayi atau

anak sedang berdiri atau telentang.(Perut buncit adalah normal sampai pubertas

abdomen akan tampak rata ketika anak telentang)

b) Auskultasi bising usus : Lakukan auskultasi terhadap bising usus

dengan menekan bel dan diafragma stetoskop dengan rapat diatas abdomen (bising

usus yang normal terjadi setiap 10 – 30 detik dan dapat terdengar bunyi

berdeguk,bunyi ceklekan dan keroncongan)

c) Palpasi ginjal : Ginjal jarang teraba kecuali pada neonatal (Bila

ginjal yang membesar menunjukkan tumor dan hidronefrosis)

d) Adakah mual/muntah :

Jenis Emesis Temuan yang berhubungan

Formula atau makanan yang tidak di

cerna

Ekspulsi isi lambung cepat sebelum

pencernaan terjadi

Kuning,tercium bau asam Isi berasal dari lambung

Hijau kehitaman (tercemar empedu) Isi berasal dari bawah ampula

Hitam kecoklatan,bau busuk Vater Emisis di hasilkan oleh obstruksi

intestinal

Page 25: Anak 1 Toddler Preskul

Merah terang,merah kehitaman Warna merah terang tandanya ada darah

segar,merah kehitaman menandakan

adanya darah yang sudah lama atau darah

yang bercampur dengan sekresi lambung

17) Ekstremitas :

Motor (respon motorik) :

(6) : mengikuti perintah

(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri)

(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat

diberi rangsang nyeri)

(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi

saat diberi rangsang nyeri).

(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari

mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).

(1) : tidak ada respon

ROM , Kebebasan gerak, Reflek

18) Genetalia :

Instruksi umum

Lanjutkan dengan cara yang sama seperti pemeriksasan area lain; jelaskan

prosebur dan maknanya sebelum melakukan, seperti mempalpasi testis.

Hargai privasi setiap waktu

Gunakan kesempatan untuk mendiskuskusikan masalah tentang perkembangan

seksual dengan anak yang lebih besar dan remaja.

Gunakan kesempatan untuk mendiskusikan keamana seksual dengan anak keci,

menjelaskan bahwa ini adalah area pribadi mereka dan bila seseorang

menyentuhnya dengan cara yang tidak nyaman mereka harus selalu membeti tahu

orang tua mereka atau orang lain yang dipercaya.

Page 26: Anak 1 Toddler Preskul

Bila ada kontak dengan substansi tubuh, gunakan sarung tangan.

Genetalia laki-laki

Penis - inspeksi ukuran

Glans dan batang – inspeksi adanya tanda-tanda pembengkakan, lesi kulit,

inflamasi.

Prepusium – inspeksi pada pria yang disirkumsisi.

Meatus uretral – inspeksi lokasi dan perhatikan adanya rabas.

Sekrotum – inspeksi ukuran, lokasi kulit, dan distribusi rambut.

Testis – palpasi setiap kantong sekrotium dengan menggunakan ibu jari dan jari

telunjuk.

Genetalia eksterna– inspeksi struktur, tempatkan anak pada posisi setengah

bersandar pada pangkuan orang tua dengan lutut menekuk dan telapak kaki saling

bersebelahan

Genetalia wanita

Labia – palpasi adanya masa.

Meatus uretral – inspeksi terhadap lokasi; teridentifikasi seperti bentuk – V

dengan merenggangkan kearah bawah dari klitoris keperineum.

Kelen jar skene – palpasi atau inspeksi

Orifisium vaginalis – pemeriksaan internal biasanya tidak dilakukan; inspeksi

terhadap lubang sebelumnya.

Kelenjar Bartholin – palpasi atau inspeksi

19) Anus :

Area anus – inspeksi penampiolan umum, kondisi kulit

Reflek anal – munculkan dengan mengerutkan atau merenggangkan area perineal dengan

perlahan

20) Kulit :

a) Warna: Amati warna dan pigmentasi kulit,jika dicurigai terjadi perubahan

warna,lakukan inspeksi pada area tubuh dengan seksama dimana terdapat sedikit

melanin “bantalan kuku,daun telinga,sklera,konjungtiva,bibir dan mulut”lakukan

inspeksi pada abdomen”bagian yang kurang terpapar sinar matahari” (warna kulit

Page 27: Anak 1 Toddler Preskul

keseluruhan nya bervariasi tergantung suku dan ras Contoh nya, anak-anak kulit

hitam normal nya mempunyai gusi dan bantalan kuku yang berwarna

kebirubiruan)

b) Kebersihan : Amati kulit terhadap bau (adanya bau menunjukkan higine yang

buruk atau infeksi)

21) Status imunisasi : Tanyakan ke ibu si anak sudah pernah mendapat imunisasi apa

saja.

22) Berikan pujian pada anak atas kerjasamanya

23) Rapikan anak

24) Beri posisi yang nyaman :

Page 28: Anak 1 Toddler Preskul

25) Rapikan peralatan :

26) Cuci tangan setelah tindakan :

27) Dokumentasikan hasil tindakan pemeriksaan fisik

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PRA SEKOLAH

A. Anak Pra Sekolah

1. Karakteristik Anak Pra Sekolah (3-6 tahun). Kita akan lebih mengenal anak jika kita

melihat karakteristik anak tersebut. Anak yang dikategorikan anak usia pra sekolah

adalah anak usia 3-6 tahun, seorang ahli psikologi Hurlock mengatakan bahwa masa usia

pra sekolah adalah masa emas (the golden age). Di usia ini anak mengalami perubahan

baik fisik dan mental dengan berkembangnya konsep diri, munculnya egosentris, rasa

ingin tahu yang tinggi, imajinasi yang tinggi, belajar menimbang rasa, dan mengatur

lingkungannya. Namun, anak juga dapat berperilaku buruk dengan berbohong, mencuri,

bermain curang, gagap, tidak mau pergi ke sekolah dan takut akan monster atau hantu.

Hal inilah yang membuat anak sulit berpisah dengan orangtua sehingga saat anak dirawat

di rumah sakit ia akan merasa cemas akan prosedur rumah sakit yang tidak dipahaminya.

Cemas adalah suatu respon terhadap situasi yang penuh dengan tekanan. Tekanan akibat

mempersepsikan sakit sebagai suatu hukuman untuk perilaku buruk, hal ini terjadi karena

anak masih mempunyai keterbatasan tentang dunia di sekitar mereka. Anak mempunyai

kesulitan dalam pemahaman mengapa mereka sakit, tidak bisa bermain dengan temannya,

mengapa mereka terluka dan nyeri sehingga membuat mereka harus pergi ke rumah sakit

menjalani prosedur pengobatan. Untuk itu peran perawat sangat dibutuhkan dalam

menjelaskan dan memberi informasi pada keluarga dan anak (Supartini, 2004).

2. Karakteristik Perkembangan Respon Anak Pra Sekolah terhadap Nyeri

a. Menangis keras, berteriak.

b. Ekspresi verbal seperti ”aduh”, ”auw”, ”sakit”.

c. Memukul-mukulkan lengan dan kaki.

d. Berusaha mendorong stimulus menjauh sebelum nyeri terjadi.

Page 29: Anak 1 Toddler Preskul

e. Tidak kooperatif; memerlukan restrein fisik.

f. Meminta agar prosedur dihentikan.

g. Bergelayut pada orang tua, perawat atau orang bermakna lainnya.

h. Meminta dukungan emosional, seperti pelukan atau bentuk lain kenyamanan fisik.

i. Dapat menjadi gelisah dan peka terhadap nyeri yang berkelanjutan.

j. Semua perilaku ini dapat terlihat dalam antisipasi prosedur nyeri yang aktual

(Wong, 2009).

B. Konsep Hospitalisasi

1. Defenisi Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang

berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani

terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Selama

proses tersebut, anak dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut

beberapa penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatik dan penuh

dengan stres. Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah,

sedih, dan rasa bersalah (Wong, 2009). Perasaan tersebut dapat timbul karena

menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman

dan tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya, dan sesuatu yang

dirasakan menyakitkan. Kekhawatiran akan mutilasi memuncak selama periode usia ini.

Kehilangan bagian tubuh merupakan suatu ancaman, namun ketakutan anak laki-laki

prasekolah akan pengebirian pemahaman mereka tentang tindakan prosedur medis atau

bedah yang berhubungan dengan area genitalia, seperti sirkumsisi, perbaikan hipospadia

atau epispadia, sistoskopi, atau kateterisasi. Pemahaman mereka yang terbatas tentang

fungsi tubuh juga meningkatkan kesulitan mereka dalam memahami bagaimana atau

mengapa anggota tubuh “diperbaiki”. Sebagai contoh, mengatakan kepada anak pra

sekolah bahwa tonsil mereka akan diangkat dapat diinterpretasikan dengan “mengambil

suara mereka”, atau penis mereka “diperbaiki” dapat dipahami dengan memotongnya.

Kata-kata seperti “mewarnai”, “memotong”, atau “mengambil” (misalnya mengambil

darah) dapat dipahami secara literal dan dapat menyebabkan kebingungan dan ketakutan

(Wong, 2009).

Page 30: Anak 1 Toddler Preskul

2. Reaksi dan Stresor terhadap Hospitalisasi Reaksi anak terhadap stress hospitalisi

dipengaruhi oleh pengalaman tentang sakit, perkembangan usia, perpisahan dengan orang

tua/teman/dukungan sistem pelayanan, kemampuan koping dan keseriusan penyakitnya.

(Wong, 2009).

a. Stresor hospitalisasi Menurut Wong (2009), stresor hospitalisasi adalah

1) perpisahan,

2) kehilangan kontrol (pembatasan aktivitas),

3) perlukaan tubuh dan nyeri.

b. Reaksi anak terhadap stresor hospitalisasi

1) Reaksi terhadap perpisahan Anak pra sekolah telah dapat menerima perpisahan dengan

orang tua dan anak juga membentuk rasa percaya pada orang lain. Walaupun demikian

anak tetap membutuhkan perlindungan dari keluarganya. Akibat perpisahan akan

menimbulkan reaksi seperti menolak makan, menangis pelan-pelan sering bertanya kapan

orang tuanya berkunjung, tidak kooperatif terhadap aktivitas sehari-hari, dan membanting

mainan.

2) Reaksi terhadap kehilangan kontrol (pembatasan aktivitas) Anak pra sekolah dengan

pembatasan aktivitas fisik pada ektrimitas, pengurangan rutinitas kegiatan anak akan

menimbulkan ketergantungan pada orang tuanya. Reaksi anak prasekolah adalah merasa

frustasi, marah dan depresi karena pembatasan aktivitas fisik.

3) Reaksi anak terhadap perlukaan tubuh dan nyeri Anak pra sekolah memberikan respon

lebih baik terhadap intervensi yang memerlukan persiapan seperti penjelasan dan

pengalihan perhatian dari pada anak-anak yang lebih muda. Reaksi terhadap perlukaan

tubuh dan nyeri adalah agresi fisik dan verbal yang lebih spesifik dan langsung pada

tujuan yakni mendorong orang yang melukai mereka. Mereka mencoba menyendiri di

tempat yang aman, bahkan berpikir untuk mencoba melarikan diri, mengunakan ekspresi

verbal untuk memaki orang yang melukai misalnya “keluar kamu dari sini” atau “aku

benci kamu”, bersikap cengeng ingin selalu digendong dan menolak kesendirian.

3. Intervensi Keperawatan dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi Perawat didefinisikan

sebagai orang yang karena pendidikannya dan kemampuannya, mengobservasi,

Page 31: Anak 1 Toddler Preskul

mengintreprestasikan serta menilai perawatan dan pengobatan yang tidak nyaman serta

bertujuan mengurangi status keadaan tidak nyaman juga bertujuan mengurangi status

keadaan tidak sehat pada klien serta membantu memperoleh tingkat yang sepadan dengan

kemampuannya (Wong, 2009). Sehubungan dengan hal tersebut maka upaya

meminimalkan stresor atau penyebab stres akibat hospitalisasi, sebagai berikut :

a. Meminimalkan dampak perpisahan :

1) Rooming in yaitu orang tua dan anak tinggal bersama selama 24 jam, sehingga orang

tua dapat selalu kontak dengan anak, jika tidak bisa sebaiknya orang tua dapat melihat

anaknya setiap saat untuk mempertahankan kontak/komunikasi antara orang tua dan

anak. Partisipasi orang tua pada saat menunggu anaknya diharapkan dapat merawat anak

sakit terutama dalam perawatan yang bisa dilakukan misalnya memberikan kesempatan

pada orang tua untuk menyiapkan makanan pada anak atau memandikan anak.

2) Memodifikasi ruang perawatan dengan cara membuat ruangan seperti situasi di rumah

dengan mengatur dekorasi dinding dengan memakai poster/kartu gambar sehingga anak

merasa aman jika berada di ruang tersebut.

b. Mencegah kehilangan kontrol :

1) Hindarkan pembatasan fisik/imobilisasi pada ekstrimitas untuk mempertahankan aliran

infus dapat dicegah jika anak kooperatif.

2) Bagi anak yang diisolasi dilakukan manipulasi lingkungan untuk meningkatkan

kebebasan sensori misalnya menempatkan tempat tidur anak dekat dengan pintu atau

jendela serta memberikan musik.

3) Untuk mencegah adanya perubahan dalam kegiatan rutinitas akibat dari pembatasan

aktivitas fisik seperti berpakaian, mandi, makan, kencing, berak dan interaksi sosial dapat

dilakukan dengan cara pembuatan jadwal kegiatan tentang prosedur terapi, pengobatan,

bermain dan menonton tv.

4) Fokuskan intervensi keperawatan pada upaya untuk mengurangi ketergantungan

dengan cara memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua

dalam perencanaan kegiatan asuhan keperawatan.

c. Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri:

Page 32: Anak 1 Toddler Preskul

1) Mempersiapkan psikologis anak untuk tindakan prosedur yang menimbulakan rasa

nyeri. Persiapan anak terhadap prosedur yang menimbulkan rasa nyeri adalah penting

untuk mengurangi ketakutan. Perawat dapat menjelaskan apa yang akan dilakukan serta

dukungan dari keluarga.

2) Lakukan permainan terlebih dahulu sebelum melakukan persiapan fisik anak, misalnya

dengan cara bercerita, menggambar, menonton video kaset dengan cerita yang berkaitan

dengan tindakan atau prosedur yang akan dilakukan pada anak.

3) Manipulasi prosedur juga dapat mengurangi ketakutan akibat perlukaan tubuh,

misalnya dengan cara jika anak takut diukur melalui anus, maka dapat dilakukan melalui

ketiak/axilla, disamping itu melakukan permainan untuk mengurangi ketakutan anak

sebelum diberikan tindakan keperawatan.

4) Pertimbangkan untuk menghadirkan orang tua pada saat anak dilakukan tindakan atau

prosedur yang menimbulkan rasa nyeri apabila mereka tidak dapat menahan diri, bahkan

menangis bila melihatnya. Dalam kondisi ini, tawarkan pada anak dan orang tua untuk

mempercayakan kepada perawat sebagai pendamping anak selama prosedur tersebut

dilakukan.

5) Tunjukkan sikap empati sebagai pendekatan utama dalam mengurangi rasa takut

akibat prosedur yang menyakitkan.

6) Pada tindakan pembedahan elektif, lakukan persiapan khusus jauh hari sebelum

apabila memungkinkan. Misalnya, dengan mengorientasikan kamar bedah, tindakan yang

akan dilakukan, dan petugas yang akan menangani anak melalui cerita, gambar, atau

menonton film video yang menggambarkan kegiatan operasi tersebut. Tentunya terlebih

dahulu perlu dilakukan pengkajian yang akurat tentang kemampuan psikologis anak dan

orang tua untuk menerima informasi ini dengan terbuka. Lakukan pula latihan relaksasi

pada fase sebelum operasi sebagai persiapan untuk perawatan pascaoperasi (Supartini,

2004).

4. Memaksimalkan Manfaat Hospitalisasi

a. Membantu perkembangan orang tua dan anak dengan cara memberi kesempatan pada

orang tua mempelajari tumbuh-kembang anak dan reaksi anak terhadap stresor yang

dihadapi selama dalam perawatan di rumah sakit.

Page 33: Anak 1 Toddler Preskul

b. Hospitalisasi dapat dijadikan media untuk belajar orang tua. Untuk itu, perawat dapat

memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak, terapi yang

didapat, dan prosedur keperawatan yang dilakukan pada anak, tentunya sesuai dengan

kapasitas belajarnya.

c. Untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan dengan memberi

kesempatan pada anak mengambil keputusan, tidak terlalu bergantung pada orang lain

dan percaya diri. Tentunya hal ini hanya dapat dilakukan oleh anak yang lebih besar (pra

sekolah) dan bukan bayi. Berikan selalu penguatan yang positif dengan selalu

memberikan pujian atas kemampuan anak dan orang tua, dan dorong terus untuk

meningkatkannya.

d. Fasilitasi anak untuk tetap menjaga sosialisasinya dengan sesama pasien yang ada,

teman sebaya atau teman sekolah. Beri kesempatan padanya untuk saling mengenal dan

membagi pengalamannya. Demikian juga interaksi dengan petugas kesehatan dan sesama

orang tua harus difasilitasi oleh perawat karena selama di rumah sakit orang tua dan anak

mempunyai kelompok sosial yang baru.

5. Memberikan Dukungan pada Anggota Keluarga Lain

a. Berikan dukungan kepada keluarga untuk mau tinggal dengan anak di rumah sakit.

b. Apabila diperlukan, fasilitasi keluarga untuk berkonsultasi pada psikolog atau ahli

agama karena sangat dimungkinkan keluarga mengalami masalah psikososial dan

spiritual yang memerlukan bantuan ahli.

c. Beri dukungan kepada keluarga untuk menerima kondisi anaknya dengan nilai-nilai

yang diyakininya.

d. Fasilitasi untuk menghadirkan saudara kandung anak apabila diperlukan keluarga dan

berdampak positif pada anak yang dirawat maupun saudara kandungnya.

6. Mempersiapkan Anak untuk Mendapat Perawatan di Rumah Sakit

a. Pada tahap sebelum masuk di rumah sakit dilakukan :

1) Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak dan jenis penyakit dengan

peralatan yang diperlukan.

Page 34: Anak 1 Toddler Preskul

2) Apabila anak harus dirawat secara berencana, 1-2 hari sebelum dirawat diorientasikan

dengan situasi rumah sakit dengan bentuk miniatur bangunan rumah sakit.

b. Pada hari pertama dirawat lakukan tindakan :

1) Kenalkan perawat dan dokter yang akan merawatnya.

2) Orientasikan anak dan orang tua pada ruang rawat yang ada beserta fasilitas yang

dapat digunakan.

3) Kenalkan dengan pasien anak lain yang menjadi teman sekamarnya.

4) Berikan identitas pada anak misalnya pada papan nama anak .

5) Jelaskan aturan rumah sakit yang berlaku dan jadwal kegiatan yang akan diikuti.

6) Laksanakan pengkajian riwayat keperawatan.

7) Lakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya sesuai dengan yang diprogramkan

(Supartini, 2004).