an puu uu no.41 thn 1999

29
  PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN Terhadap UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DIAJUKAN OLEH : TIM ADVOKAT MASYARAKAT ADAT NUASANTARA Jalan Tebat Utara II C No.22 Jakarta Selatan DKI Indonesia Telp/Fax. 021-8297 954 PADA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA 19 Maret 2012 ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA

Upload: lutfy-abdulah

Post on 17-Jul-2015

476 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Gugatan 3 organisasi adat atas UU No. 41/1999

TRANSCRIPT

Page 1: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 1/29

 

PERMOHONAN

PENGUJIANUNDANG-UNDANG

REPUBLIK INDONESIANO. 41 TAHUN 1999

TENTANGKEHUTANAN

Terhadap

UNDANG-UNDANG DASARNEGARA REPUBLIK

INDONESIA TAHUN 1945

DIAJUKAN OLEH :

TIM ADVOKATMASYARAKAT ADAT

NUASANTARA

Jalan Tebat Utara II C No.22

Jakarta Selatan DKI Indonesia

Telp/Fax. 021-8297 954

PADA

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIA

19 Maret 2012 

ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA

Page 2: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 2/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

2

KepadaYangTerhormat,

KETUAMAHKAMAHKONSTITUSIREPUBLIKINDONESIA

di-JalanMedanMerdekaBaratNo.6JakartaPusat10110Indonesia

Perihal:Permohonan Pengujian Undang-undang Repubik Indonesia Nomor 41

Tahun1999tentangKehutananTerhadapUndang-undangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun1945

Denganhormat,

Perkenankanlah Kami SULISTIONO, SH., IKI DULAGIN, SH,.MH.,

SUSILANINGTYAS, SH., ANDI MUTTAQIEN, SH., ABDUL HARIS, SH., JUDIANTO

SIMANJUTAK, SH., ERASMUS CAHYADI, SH., Semuanya adalah Advokat danPengabdi Bantuan Hukum, yang tergabung dalam TIM ADVOKAT MASARAKAT

 ADATNUSANTARA,dalamhalinimemilihdomisilihukumdiJalanTebetUtaraIIC

No.22 Jakarta Selatan DKI Indonesia Telp/Fax. 021-8297954, bertindak bersama-samadan/atausendiri-sendiriuntukdanatasnama:

1.   ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN), dalam hal ini

berdasarkanPasal18ayat(1)AnggaranDasar(AD),diwaikilioleh:

Nama :IR.ABDONNABABAN

JenisKelamin :Laki-laki

Tempat,TanggalLahir :TapanuliUtara,2April1964Kewarganegaran :Indonesia

Jabatan :SEKRETARISJENDERAL(SEKJEND)AMANAlamat :JalanTebetUtaraIICNo.22JakartaSelatanDKI

IndonesiaTelp/Fax.021-8297954

Untukselanjutnyadisebutsebagai……………………….………...…….PEMOHONI

2.  KESATUANMASYARAKATHUKUMADATKENEGERIANKUNTU KabupatenKamparProvinsiRiau,dalamhalinidiwakilioleh;

Nama :H.BUSTAMIRJenisKelamin :Laki-laki

Tempat,TanggalLahir :Kuntu,26Maret1949

Kewarganegaraan :IndonesiaJabatan :KhalifahKuntu,denganGelarDatukBandaro

Alamat :JalanRayaKuntuRt/Rw002/001DesaKuntuKecamatanKamparKiri

KabupatenKampar,ProvinsiRiau

Untukselanjutnyadisebutsebagai………………………………...…….PEMOHONII

Page 3: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 3/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

3

3.  KESATUAN MASYARAKAT ADAT KASEPUHAN CISITU Kabupaten Lebak

ProvinsiBanten,dalamhalinidiwakilioleh;

Nama :H.MOCH.OKRIaliasH.OKRI

jenisKelamin :Laki-laki

Tempat,TanggalLahir :Lebak,10Mei1937Kewarganegaraan :Indonesia

Jabatan :OlotKesepuhanCisituAlamat :KesepuhanCisitu,Rt/Rw02/02

DesaKujangsari,KecamatanCibeber

KabupatenLebak,ProvinsiBanten.Untukselanjutnyadisebutsebagai………………….…………...…….PEMOHONIII

UntukselanjutnyasecarakeseluruhanPEMOHONtersebutdisebutPARAPEMOHON,

dengan inimengajukan permohonanPengujian Pasal 1 angka (6) sepanjang frasa“negara”,jo.Pasal4ayat(3)sepanjangfrasa“dandiakuikeberadaannya,sertatidak

bertentangan dengan kepentingan nasional”, jo. Pasal 5 ayat (1) sepanjang frasa

“hutan berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) HutanNegara, dan; (b) Hutanhak”,Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa “pemerintah menetapkan status hutan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2); dan hutan adat ditetapkansepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadatyangbersangkutanmasih

adadandiakuikeberadaannya”,danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999

tentangKehutananterhadapUUD1945;

I.  PENDAHULUAN

AlineaIVPembukaanUndangUndangDasarNegaraRepublikIndonesiatahun1945telahsangatjelasmenyebutkantujuandaripembentukanNegaraKesatuanRepublik

Indonesia (NKRI) yaitu untuk untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia dan untukmemajukan kesejahteraan umum, danseterusnya,… Alinea IV Pembukaan UUD 1945 tersebut selanjutnyamenjadi dasar

dariperumusanPasal33ayat(3)UUD1945yangmemberikanmandatkepadanegaraagarpemanfaatanbumi(tanah),airdankekayaanalamyangterkandungdidalamnya

sebesar-besarnyadigunakanuntukmenciptakankemakmuranbagirakyatIndonesia.

Oleh karena itu maka semua peraturan perundang-undangan yang mengaturmengenaitanah,airdansemuasumberdayaalamdiIndonesiaseharusnyamerujuk

tujuanyanghendakdicapainegaramelaluiPasal33UUD1945tersebut;

Dalamrangkamenjalankanmandatkonstitusitersebutmakapadasektorkehutanan

sebagai salah satu kekayaan sumber daya alam yang ada, pemerintah menyusunUndang-undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan (selanjutnya disebut UU

Kehutanan). Pasal 3 UU Kehutanan menyebutkan bahwa “Penyelenggaraan

kehutananbertujuanuntuksebesar-besarkemakmuranrakyatyangberkeadilandanberkelanjutan;

Page 4: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 4/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

4

Faktanya selama lebih dari 10 tahun berlakunya, UU Kehutanan telah dijadikan

sebagaialatolehnegarauntukmengambilalihhakkesatuanmasyarakathukumadat

ataswilayahhutan adat-nyauntuk kemudiandijadikansebagaihutannegara,yangselanjutnya justeru atas nama negara dijual/diberikan/diserahkan kepada para

pemilikmodaluntukdieksploitasidengan tanpamemperhatikanhakserta kearifan

lokal kesatuanmasyarakat hukum adat diwilayan tersebut, hal inimenyebabkanterjadinya konflik antara kesatuan masyarakat hukum adat tersebut dengan

pengelolabaruatashutanadatmereka.Praktikdemikianterjadidisebagianbesarwilayahnegara Republik Indonesia, hal ini pada akhirnyamenyebabkan terjadinya

aruspenolakanataspemberlakukanUUKehutanan;

Arus penolakan terhadap pemberlakuanUUKehutanan ini disuarakan secara terus

menerus oleh kesatuan masyarakat hukum adat, yang tercermin dalam aksi-aksidemonstrasi,danlaporan-laporanpengaduankelembaga-lembaganegara termasuk

KomisiNasionalHakAsasiManusia,bahkankeaparatpenegakhukum,namunupaya-

upaya penolakan di lapanganditanggapidengan tindakan-tindakan kekerasan darinegara dan swasta. Bagi kesatuan masyarakat hukum adat, UU Kehutanan

menghadirkan ketidakpastian hak atas wilayah adatnya. Padahal, hak kesatuan

masyarakat hukum adat atas wilayah adat merupakan hak yang bersifat turun-temurun. Hak ini bukanlah hak yang diberikan negara kepada masyarakat adat

melainkan hak bawaan, yaitu hak yang lahir dari proses mereka membangunperadabandiwilayahadatnya.Sayangnya, klaim negara ataskawasanhutan selalu

dianggaplebihsahihketimbangklaimmasyarakatadat.Padahalhakmasyarakatadat

ataswilayahadat yangsebagianbesardiklaimsebagaikawasanhutanolehnegara,selalujauhlebihdahuluadanyadarihakNegara;

Dalamprakteknya,pemerintahseringmengeluarkankeputusanpenunjukankawasanhutan tanpa terlebih dahulu melakukan pengecekan tentang klaim kesatuan

masyarakat hukum adat atas kawasan tersebut yang bahkan pada kenyataannyatelahadapemukiman-pemukimanmasyarakat adat didalamnya.DataKementerian

Kehutanan dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa terdapat 31.957

desa yang berinteraksi dengan hutan dan 71,06% dari desa-desa tersebutmenggantungkanhidupnyadarisumberdayahutan.Secaraumum,masyarakatyang

tinggaldanhidupdidesa-desadidalamdansekitarhutanbaikyangmengidentifikasidirisebagaimasyarakatadatataumasyarakatlokalhidupdalamkemiskinan.CIFOR

(2006)menyebutkanbahwa15%dari48jutaorangyangtinggaldidalamdansekitar

hutan merupakan masyarakat miskin. Rencana Strategis Kementerian Kehutanan2010–2014menunjukkanbahwapadatahun2003,adasekitar10,2jutaorangmiskin

yang berada di sekitar wilayah hutan. Sementara itu data lain yang dirilis oleh

Kementerian Kehutanan dan Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2007memperlihatkan masih terdapat 5,5 juta orang yang tergolong miskin di sekitar

kawasanhutan.

Beberapa tipologi konflik menyangkut kawasan hutan terhadadap kesatuan

masyarakat hukum adat akibat pemberlakuan UU Kehutanan yang banyak terjadidilapangan,adalah:

Page 5: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 5/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

5

1.  Kesatuanmasyarakathukumadatdenganperusahaan(sebagaimanayangdialami

olehPemohonII),dan;

2.  Kesatuan masyarakat hukum adat dengan pemerintah (sebagaimana yangdialamiolehPemohonIII);

Dua bentuk konflik menyangkut kawasan hutan tersebut menggambarkan bahwa

pengaturantentangkawasanhutandiIndonesiatidakmemperhatikanklaimkesatuanmasyarakat hukum adat atas wilayah adat-nya. Padahal kesatuan masyarakat

hukum adat mempunyai sejarah penguasaan tanah dan sumber daya-nya sendiriyangberimbaspadaperbedaanbasisklaimdenganpihaklaintermasukpemerintah

(negara)terhadapkawasanhutan.Dalamkenyataannya,kesatuanmasyarakathukum

adat belummemperoleh hak-hak yang kuat atas klaimnya tersebut sehingga tidak

jarangmerekajusterudianggapsebagaikriminalketikamerekamengakseskawasanhutan yangmereka akui sebagaiwilayah adat. Dimasukkannya hutan adat sebagaibagiandarihutannegarasebagaimanadinyatakandalamPasal1angka6,Pasal4ayat

(3) dan pasal 5 ayat (2) UU Kehutanan adalah pokok soal utama dalam hal ini.

KetentuaninimenunjukkanbahwaUUKehutananmemilikicarapandangyangtidaktepat terhadap hak kesatuan masyarakat hukum adat atas kawasan hutan yang

merupakankawasanhutanadat-nya;

DikatakantidaktepatkarenaUUKehutanantidakmemperhatikanaspekhistorisdari

klaimkesatuanmasyarakathukumadatataswilayahadat-nya.Kesatuanmasyarakathukum adattelahadajauhsebelumlahirnyaNegaraRepublikIndonesia.Kenyataan

inibahkandisadarisecarasungguh-sungguholehparapendiribangsayangtercermindariperdebatan-perdebatanyangseriustentangkeberadaanmasyarakatadatdalamsidang-sidangBadanPerjuanganUsahaPersiapanKemerdekaanIndonesia(BPUPKI);

Perdebatan-perdebatandalamsidang-sidangBPUPKItentangmasyarakatadatdalamkonteksnegarayangsedangdibangunpada saat itukemudianterkristalisasidalam

Pasal18UUD1945.DalampenjelasanIIPasal18UUD1945(sebelumamandemen)dikemukakan bahwa: “dalam territoir Negara Indonesia terdapat lk. 250

 ZelfbesturendelandschappendanVolksgemeenschappen,sepertidesadiJawadanBali,

negeri di Minangkabau, dusun dan marga di Palembang dan sebagainya. Daerah-

daerah itu mempunyai susunan asli, dan oleh karenanya dapat dianggap sebagaidaerahyangbersifatistimewa”;

Selanjutnyadisebutkan bahwa “NegaraRepublikIndonesiamenghormati kedudukan

daerah-daerahistimewatersebutdansegalaperaturanNegarayangmengenaidaerah-daerahituakanmengingatihak-hakasal-usuldaerahtersebut ”;

Denganpenjelasanitu,parapendiribangsahendakmengatakanbahwadi Indonesiaterdapat banyak kelompok masyarakat yang mempunyai susunan asli. Istilah

’susunan asli’ tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan masyarakat yangmempunyai sistem pengurusan diri sendiri atau Zelfbesturende landschappen atau

kesatuan masyarakat hukum adat. Bahwa pengurusan diri sendiri itu terjadi didalamsebuah bentang lingkungan (landscape) yangdihasilkan oleh perkembangan

Page 6: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 6/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

6

masyarakat,yangdapatdilihatdarifrasayangmenggabungkanistilah Zelfbesturende

danlandschappen.Artinya,pengurusandirisendiritersebutberkaitandengansebuah

wilayah. Hendak pula dikatakan bahwa penyelenggaraan Negara melaluipembangunan nasional tidak bolehmengabaikan apalagi sengaja dihapuskan oleh

pemerintah;

Secarasosiologis,kesatuanmasyarakathukumadatmemilikiketerikatanyangsangat

kuat pada hutan dan telah membangun interaksi yang intensif dengan hutan. Diberbagai tempat di Indonesia, interaksi antara masyarakat adat dengan hutan

tercermin dalammodel-model pengelolaanmasyarakat adat atas hutan yang pada

umumnya didasarkan pada hukum adat, yang biasanya berisi aturan mengenaitatacara pembukaan hutan untuk usaha perladangan dan pertanian lainnya,

penggembalaan ternak, perburuan satwa dan pemungutan hasil hutan. PadahalKeberadaan berbagai praktek pengelolaan hutan oleh masyarakat adat dikenal

dengan berbagai istilah seperti Mamar di Nusa Tenggara Timur, Lembo pada

masyarakat Dayak di Kalimantan Timur, Tembawang pada masyarakat Dayak diKalimantan Barat, Repong pada Masyarakat Peminggir di Lampung, Tombak pada

masyarakatBatakdiTapanuliUtara,dansebagainya;

Praktek-praktek tersebut menunjukan bahwa kesatuan masyarakat hukum adat

telahmelakukanpengelolaansumberdayaalam(hutan)secaraturun-temurun.Pola-pola ini diketahui memiliki sistem yang sangat terkait dengan pengelolaan hutan

alam, hutan tanaman, kebun dan usaha pertanian sehingga bentuknya sangat

beragam,dinamis,terpaduyangmenghasilkanberbagaimanfaatbagimasyarakatdanlingkungan,baiksecaraekonomi,sosialbudaya,religi,danekologi(Suhardjito,Khan,

Djatmiko,dkk);

Pada dasarnya, adanya suatu regulasi yang secara khusus mengatur tentang

bagaimana sumber daya alam berupa hutan dilindungi dan dimanfaatkan adalahsesuatuyangpentingdanmerupakankeharusan,supayasumberdayaalamberupa

hutanyangadadandimilikiolehbangsainidapatdikeloladandimanfaatkansecara

baikdanlestari dalam rangkamewujudkankesejahteraan dankemakmuran rakyatsecaraberkeadilan,namunapabiladanternyatadalampelaksanannyaUUKehutanan

initelahdigunakanuntukmengusurdanmengusirkesatuanmasyarakathukumadatdari kawasan hutan adat mereka, yang merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan mereka, atas dasar pemikiran tersebut maka PARA

PEMOHONsecarategasmenyatakanmenolakkeberadaandankeberlakuanPasal1angka(6)sepanjangfrasa“negara”,jo.Pasal4ayat(3)sepanjangfrasa“dandiakui

keberadaannya,sertatidakbertentangandengankepentingannasional”,jo.Pasal5

ayat(1)sepanjangfrasa“hutanberdasarkanstatusnyaterdiridari;(a)HutanNegara,dan; (b)Hutanhak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa“pemerintahmenetapkan

status hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2); dan hutan adatditetapkan sepanjang menurut kenyataannya masyarakat hukum adat yang

bersangkutanmasihadadandiakuikeberadaannya”,danayat(4),sertaPasal67UU

No.41Tahun1999tentangKehutanan;

Page 7: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 7/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

7

II.  KEWENANGANMAHKAMAHKONSTITUSI

1.  BahwaPasal24ayat(2)PerubahanKetigaUUD1945menyatakan:“KekuasaankehakimandilakukanolehsebuahMahkamahAgungdanbadanperadilanyangdi

bawahnyadanolehsebuahMahkamahKonstitusi”;

2.  BahwaselanjutnyaPasal24Cayat(1)PerubahanKetigaUUD1945menyatakan:

“MahkamahKonstitusiberwenangmengadilipadatingkatpertamadanterakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap UUD,

memutussengketakewenanganlembaganegarayangkewenangannyadiberikan

olehUUD,memutuspembubaranpartaipolitikdanmemutusperselisihantentanghasilPemilihanUmum”;

3.  Bahwa berdasarkan ketentuan di atas,Mahkamah Konstitusi mempunyai hak

atau kewenangan untukmelakukan pengujian undang-undang (UU) terhadap

UUD1945yangjugadidasarkanpadaPasal10ayat(1)UUNo.24Tahun2003tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana diubah dengan UU No. 8 Tahun

2011 tentang Perubahan Atas UU No. 24 Tahun 2003, yang menyatakan:

“MahkamahKonstitusiberwenangmengadilipadatingkatpertamadanterakhir yangputusannyabersifatfinaluntuk:(a)mengujiundang-undang(UU)terhadap

UUDRItahun1945 ”;

4.  BahwaolehkarenaobjekpermohonanpengujianiniadalahPasal1angka(6)

sepanjang frasa “negara”, jo. Pasal 4 ayat (3) sepanjang frasa “dan diakuikeberadaannya, serta tidak bertentangan dengan kepentingan nasional”, jo.

Pasal5ayat(1)sepanjangfrasa“hutanberdasarkanstatusnyaterdiridari;(a)

Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa“pemerintahmenetapkanstatushutansebagaimanadimaksudpadaayat(1)dan

ayat (2); dan hutan adat ditetapkan sepanjang menurut kenyataannyamasyarakat hukum adat yang bersangkutan masih ada dan diakui

keberadaannya”,danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentang

Kehutanan, maka berdasarkan ketentuan a quo, Mahkamah Konstitusiberwenanguntukmemeriksadanmengadilipermohonanaquo;

III. KEDUDUKANHUKUMDANKEPENTINGANKONSTITUSIONALPARAPEMOHON

5.  Bahwa pengakuan hak setiap warga negara Indonesia untuk mengajukanpermohonanpengujianUndang-undangterhadapUndang-UndangDasarNegara

Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan satu indikator perkembangan

ketatanegaraan yang positif yang merefleksikan adanya kemajuan bagipenguatanprinsip-prinsipNegaraHukum;

6.  BahwaMahkamahKonstitusiRepublikIndonesia,berfungsiantaralainsebagai

“ guardian”dari“constitutionalrights”setiapwargaNegaraRepublikIndonesia.

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia merupakan badan yudisial yangbertugasmenjagahakasasimanusiasebagaihakkonstitusionaldanhakhukum

Page 8: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 8/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

8

setiap warga Negara. Dengan kesadaran inilah Para Pemohon kemudian,

memutuskan untuk mengajukan Permohonan Pengujian Pasal 1 angka (6)

sepanjang frasa “negara”, jo. Pasal 4 ayat (3) sepanjang frasa “dan diakuikeberadaannya, serta tidak bertentangan dengan kepentingan nasional”, jo.

Pasal5ayat(1)sepanjangfrasa“hutanberdasarkanstatusnyaterdiridari;(a)

Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa“pemerintahmenetapkanstatushutansebagaimanadimaksudpadaayat(1)dan

ayat (2); dan hutan adat ditetapkan sepanjang menurut kenyataannyamasyarakat hukum adat yang bersangkutan masih ada dan diakui

keberadaannya”,danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentang

Kehutanan, yang PARA PEMOHON nilai bertentangan dengan semangatdanjiwasertapasal-pasaldalamUndangUndangDasarNegaraRepublikIndonesia

Tahun1945;

7.  BahwaberdasarkanPasal51ayat(1)UUMKjo.Pasal3PeraturanMahkamah

Konstitusi No 06/PMK/2005 tentang Pedoman Beracara Dalam PerkaraPengujian UndangUndang menyatakan bahwa: Pemohon adalah pihak yang

menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya dirugikan oleh

berlakunyaundang-undangyaitu:a.  peroranganwarganegaraIndonesia;

b.  kesatuanmasyarakathukumadatsepanjangmasihhidupdansesuaidenganperkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesiayangdiaturdalamundang-undang;

c.  badanhukumpublikatauprivat;d.  lembagaNegara;

8.  Bahwa berdasarkan penjelasan pasal 51 ayat (1) UU MK menyatakan bahwa”Yangdimaksuddengan hakkonstitusionaladalah hak hak yangdiatur dalam

UUD1945”;

9.  Bahwa berdasarkan PutusanMahkamah Konstitusi No006/PUU-III/2005 dan

putusan-putusanMahkamahberikutnya,Mahkamahtelahmenentukan5syaratmengenaikerugiankonstitusionalsebagaimanadimaksuddalamPasal 51ayat

(1)UUMK,sebagaiberikut:a.  harus ada hak dan/atau kewenangan konstitutional Pemohon yang

diberikanolehUUD1945;

b.  hakdan/ataukewenangankonstitusionaltersebutdianggaptelahdirugikanolehberlakunyaundang-undangyangdimohonkanpengujian;

c.  kerugianhakdan/ataukewenangankonstitusionaltersebutbersifatspesifik

danaktual,setidaktidaknyabersifatpotensilyangmenurutpenalaranyangwajardapatdipastikanakanterjadi;

d.  adahubungansebabakibat(causalverband)antarakerugianhakdan/ataukewenangan konstitusional dengan undangundang yang dimohonkan

pengujian;dan,

Page 9: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 9/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

9

e.  ada kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan, maka

kerugian hak dan/atau kewenangan konstitusional yang didalilkan tidak

akanatautidaklagiterjadi;PEMOHONIADALAHBADANHUKUMPRIVAT

10.  Bahwa PEMOHON I adalah pemohon yang merupakan Badan Hukum Privatyang legalstandingdanmenggunakanhaknyauntukmengajukanpermohonan

inidenganmenggunakanprosedurorganizationstanding(legalstanding);

11.  Bahwa PEMOHON I memiliki kedudukan hukum (legal standing) sebagai

pemohonpengujianundang-undangkarena terdapatketerkaitan sabab-akibat

(causa verband ) dengan disahkannyadan diberlakukannya UU No. 41 Tahun

1999 tentang Kehutanan, sehinggamenyebabkanhak konstitusi PEMOHON Idirugikan;

12.  Bahwa doktrin organization standing atau legal standingmerupakan sebuah

prosedurberacarayangtidakhanyadikenaldalamdoktrinakantetapijugatelah

dianut dalam berbagai peraturan perundangan di Indonesia seperti Undang-undangNo.23Tahun1997tentangPengelolaanLingkunganHidupsebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

PerlindungandanPengelolaanLingkunganHidup,Undang-undangNo.8Tahun1999 tentang Perlindungan Konsumen, serta Undang-undang No. 41 Tahun

1999tentangKehutanansendiri;

13.  BahwapadapraktiknyadalamsistemperadilandiIndonesia,penggunaanlegal

 standingtelahditerimadandiakuimenjadimekanismedalamupayapencarian

keadilan,yangmanadapatdibuktikanantaralain;a.  Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 060/PUU-II/2004 tentang

PengujianUndang-UndangNomor7Tahun2004tentangSumberDayaAir

terhadapUUD1945;b.  Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 003/PUU-III/2005 tentang

Pengujian Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang PenetapanPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004

tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

KehutananmenjadiUndang-UndangterhadapUUD1945;c.  Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 001-021-022/PUU-I/2003

tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentangKetenagalistrikan;

d.  Dalam Putusan Mahkamah Konstusi Nomor 140/PUU-VII/2009 tentang

Pengujian Undang-Undang Nomor 1/PNPS/Tahun 1965 tentangPencegahanPenyalahgunaandan/atauPenodaanAgama.

14.  Bahwa organisasi yang dapat bertindak mewakili kepentingan publik/umumadalahorganisasiyangmemenuhipersyaratanyangditentukandalamberbagai

peraturanperundang-undanganmaupunyurisprudensi,yaitu:a.  Berbentukbadanhukumatauyayasan;

Page 10: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 10/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

10

b.  Dalamanggarandasarorganisasiyangbersangkutanmenyebutkandengan

tegasmengenaitujuandidirikannyaorganisasitersebut;

c.  Telahmelaksanakankegiatansesuaidengananggarandasarnya;

15.  BahwaPEMOHONIadalahOrganisasiNonPemerintahatauLembagaSwadaya

Masyarakat (LSM) yang tumbuh dan berkembang secara swadaya, ataskehendakdankeinginansendiriditengahmasyarakatyangdidirikanatasdasar

kepedulian untuk dapat memberikan perlindungan dan penegakan hak asasimanusiadiIndonesiadenganfocuskesatuanmasyarakathukumadat;

16.  BahwatugasdanperananPEMOHONIdalammelaksanakankegiatan-kegiatanperlindungandanpenegakanhakasasimanusiadiIndonesiatelahsecaraterus-

menerus mendayagunakan lembaganya sebagai sarana untukmemerperjuangkanhak-hakasasimanusia;

17.  BahwatugasdanperananPEMOHONIdalammelaksanakankegiatan-kegiatanpenegakan,perlindungandanpembelaanhak-hakasasimanusia,dalamhalini

mendayagunakanlembaganyasebagaisaranauntukmengikutsertakansebanyak

mungkin anggota masyarakat dalam memperjuangkan penghargaan danpenghormatan nilai-nilai hak asasi manusia terhadap siapapun juga tanpa

membedakan jenis kelamin, sukubangsa, ras, agama, dll.Hal ini tercermin didalamAnggaranDasardan/atauaktapendirianparaPemohon;

18.  Bahwa dasar dan kepentingan hukum PEMOHON I dalam mengajukanPermohonan Pengujian UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dapat

dibuktikandenganAnggaranDasarPEMOHON;

19.  Bahwa dalam Pasal 3 Anggaran Dasar PEMOHON, disebutkan secara tegas

bahwaAMANbersifatindependendannir-laba,denganfungsi;a.  Sebagaiwadah berhimpunnyaMasyarakatAdat yangmerasa senasib dan

sepenanggungan sebagai korban penindasan, eksploitasi danperampasan

atas hak-hak adatnya dan yang memiliki kehendak untuk mewujudkanmasyarakatadatyangberdaulatsecarapolitik,mandirisecaraekonomi,dan

bermartabatsecarabudaya;b.  Membeladanmemberdayakanhak-hakMasyarakatAdat;

c.  Menampung,memadukan,menyalurkandanmemperjuangkanaspirasidan

kepentinganMasyarakat Adat serta meningkatkan kesadaran politik danhukum sertamenyiapkan kader-kader penggerakMasyarakat Adatdalam

segalaaspekkehidupanbermasyarakat,berbangsadanbernegara;

20.  Bahwa PEMOHON I dalam rangka mencapai maksud dan tujuannya telah

melakukan berbagai macam usaha/kegiatan yang dilakukan secara terus-menerusdalamrangkamenjalankantugasdanperannyatersebut.Halmanaini

telahmenjadipengetahuanumum(notoirefeiten)yangbahkanhinggakedunia

internasional;

Page 11: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 11/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

11

21.  Bahwa beberapa bentuk upaya-upaya dan/atau kegiatan yang dilakukan oleh

PEMOHON I dalam rangka mencapai maksud dan tujuannya tersebut adalah

sebagaiberikut;a.  TerwujudnyaNotaKesepahamanantaraAliansiMasyarakatAdatNusantara

(AMAN) dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNASHAM), yang

ditanda tangani pada Selasa, 17 Maret 2009, bertempat di Gedung YTKIJalanGatotoSubrotoNo.44 Jakarta,yangisinyapada intinyamenyatakan

bahwa kedua belah pihak ( preliminary understanding of parties) danmerumuskan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka “pengarus-

utamaanPendekatanBerbasisHakAsasiManusiaMasyrakatAdatdi

Indonesia”;b.  TerwujudnyaPiagamKerjas Sama antaraKementerianLingkungan Hidup

dan Masyarakat Adat Nusantara, yang ditanda tangani pada 27 Januari2010, yang isinya pada intinya adalah “untuk meningkatkan peran

masyarakat adat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup”;c.  TerwujudnyaNotaKesepahamanantaraAliansiMasyarakatAdatNusantara

dengan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, tentang

Peningkatan Peran Masyarakat Adat Dalam Upaya PenciptaanKeadilan dan Kepastian Hukum Bagi Masyarakat Adat, yang ditanda

tanganipadaMinggu,18September2011;

22.  Bahwausaha-usahaperlindungan,pemajuandanpemenuhanhakasasimanusia

yangdilakukanolehPEMOHONItelahdicantumkandidalamUUD1945,yangdalampermohonaniniterutamaPasal27ayat(1),Pasal28Dayat(1),Pasal28I

ayat(2),Pasal28Iayat(4)danpasal28Iayat(5);

23.  Bahwausaha-usahaperlindungan,pemajuandanpemenuhanhakasasimanusia

yangdilakukanolehPEMOHONItelahdicantumkandidalamundang-undangnasional,yakniUndang-UndangNo.39Tahun1999tentangHakAsasiManusia;

24.  Bahwausaha-usahaperlindungan,pemajuandanpemenuhanhakasasimanusiayangdilakukan olehPEMOHONI telah dicantumkanpula didalamberbagai

prinsip-prinsiphukumInternasionaltentangHakAsasiManusia;

25.  Bahwa selain itu PEMOHON I memiliki hak konstitusional untuk

memperjuangkanhaknyasecarabersamauntukkepentinganbangsadannegaraini.MenurutPasal28Cayat(2)Undang-UndangDasar1945dinyatakan :“Setiap

orangberhakuntukmemajukandirinyadalammemperjuangkanhaknyasecara

kolektifuntukmembangunmasyarakat,bangsadannegaranya.”;

26.  Sementaraitu,persoalanHakAsasiManusiamenyangkutmasyarakatadatyangmenjadi objek UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang diujikan

merupakanpersoalansetiapumatmanusiakarenasifat universalnyasehingga

bahkan persoalan HAM tidakhanyamenjadi urusanPEMOHON I yang nota-

Page 12: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 12/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

12

bene langsung bersentuhan dengan persoalan HAM, namun juga menjadi

persoalansetiapmanusiadiduniaini;

27.  BahwaLebihjauh,pengajuanpermohonanpengujianpasal-pasaldalamUUNo.

41Tahun1999 tentangKehutananaquo,merupakanwujud dari kepedulian

dan upaya para pemohonuntuk perlindungan, pemajuan dan penegakan hakasasimanusiadiIndonesia;

28.  Bahwadengandemikian,adanyaPasal1ayat(6),jo.Pasal4ayat(3),jo.Pasal5,

danPasal67ayat(1dan2)dariUUNo.41Tahun1999tentangKehutananyang

diujikan dalam permohonan a quo, melanggar hak konstitusi dariPEMOHON I, secara cara langsung maupun tidak langsung, merugikan

berbagaimacamusaha-usahayangtelahdilakukansecaraterus-menerusdalam rangka menjalankan tugas dan peranan untuk perlindungan

pemajuan dan pemenuhan hak asasi manusia di Indonesia termasuk

mendampingi dan memperjuangkan hak-hak masyarakat adat yangselamainitelahdilakukanolehPEMOHONI;

PEMOHONKESATUANMASYARAKATHUKUMADAT

29.  BahwaPEMOHONIIdanPEMOHONIIIadalahkesatuanmasyarakathukumadat

yang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip

NegaraKesatuanRepublikIndonesiayangdiaturdalamundang-undang;

30.  Bahwa PEMOHON II dan PEMOHON III memilik kedudukan hukum (legal

 standing) sebagai PEMOHON pengujian undang-undang karena terdapatketerkaitan sebab-akibat (causal verbal ) secara langsung dari berlakunya

Undang-undang Kehutanan, sehingga menyebabkan hak konstitusional PARAPEMOHONdirugikan;

31.  BahwaPEMOHONIIdanPEMOHONIIIadalahkesatuanmasyarakatadatyangsecarafaktualmenjadikorbanlangsungmaupuntidaklangsungyaituhilangnya

wilayahhutanadatnya,sebagaiakibatdaripemberlakuanUUKehutanan,yangmengakibatkan terjadinya kerugian atas hak-hak konstitusional PARA

PEMOHON;

32.  BahwaPEMOHONIIdanPEMOHONIIImerasadanmenilaihadirnyapasal-pasal

dan ayat-ayat di dalam undang-undang a quo yang diujikan selain telah

menyebabkan PARA PEMOHON kehilangan wilayah hutan adat-nya jugamenimbulkanmasalahlainsebagaimasalahikutannyayaitukehilangansumber

penghasilan serta terancam pemidanaan baik bagi PARA PEMOHON sendirimaupunbagianggotakesatuanmasyarakathukumadatnya;

Page 13: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 13/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

13

33.  Bahwa PEMOHON II adalah Kesatuan Masyarakat Hukum Adat Kenegerian

Kuntu,denganpimpinankesatuanmasyarakathukumadatyangbergelarDatuk

Khalifah,yangmerupakansalahsatubentukkesatuanmasyarakathukumadatyang banyak terdapat di Indonesia, yang dalam hal ini merupakan bentuk

kesatuan masyarakat hukum adat yang masih ada dan hidup di Kampar Kiri

KabupatenKamparProvinsiRiau;

34.  Bahwa KenegerianKuntu yang dimaksudkan disini adalah nama bagi sebuahperkampungan (negeri) tua di Provinsi Riau yang sarat dengan sejarah, baik

agama, adat istiadat maupun perannya sebelum dan sesudah kemerdekaan.

Menurutmasyarakat setempatNegeriKuntu telah ada sejak500 (limaratus)tahunsebelummasehidankisahpanjangnegerituainitelahlamaterukirdalam

lembaran sejarah adat Minang Kabau yakni sebagai wilayah Minang KabauTimuratauKerajaanKuntu (MD.Mansur Dkk, “MinangkabauBathara Jakarta,

1970);

35.  Bahwa dalammemenuhi kebutuhan dasarhidupnya, sebagai pilar utamahak

konstitusionalPEMOHONII,menjadikanhutanadatsebagaisaranaterpenting,

untuk mengembangkan diri dan keluarganya, mempertahankan danmeningkatkankualitashidupdankehidupannya,demikesejahteraandiriserta

keluarganya;

36.  Bahwa ketenangan dan ketentraman hidup dengan segala hak, wilayah dan

hukum adat yang ada dan berlaku pada Kesatuan Masyarakat Hukum AdatPEMOHONIImulaiterganggubahkanhilangsejakkeluarnyaSuratKeputusan

MenteriKehutananNo.137/KPTs-II/1997tentang IzinUsahaHutanProduksi

danHutanTanamanIndustridibawahbenderagroupusahaPT.RiauAndalanPulpdanPaper(selanjutnyaditulisPT.RAPP)seluas280.500(duaratusdelapan

puluhribulimaratus)ha;

37.  Bahwa dilapangan pada prakteknya, sebenarnya PT. RAPP sudahmelakukan

kegiatan penanaman Hutan Tanaman Industri sejak sekitar tahun 1994, dansejak dimulainya kegiatan penanaman Hutan Tanaman Industri ini pula-lah

terjadinya konflik menyangkut wilayah kesatuan masyarakat hukum adat(termasuk kawasanhutan adat)KenegerianKuntu serta beberapa Kenegerian

lainnyadenganPT.RAPP;

38.  Bahwa PT. RAPP beroprasi di wilayah Komunitas Masyarakat Hukum Adat

PEMOHON II didasarkan pada ijin usaha hutan tanaman industri untuk

menunjang kegiatan usaha pulp dan paper (produsen kertas) atau sebagaipenyediakayubagibahanbakupembuatankertas;

39.  Bahwaakibatkegiatanusahatanamanindustrikayuuntukkebutuhanpulpdan

paper PT. RAPP diwilayah komunitas masyarakat hukum adat PEMOHON II,

telah menyebabkan PEMOHON II kehilangan wilayah hutan adatnya yangmerupakanbagianpentingbagikomunitasmasyarakathukumadatPEMOHON

Page 14: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 14/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

14

II untuk mengembangkan diri dan keluarganya, mempertahankan dan

meningkatkankualitashidupdankehidupannya,demikesejahteraandiriserta

keluarganya;

40.  BahwaberdasarkanhasilpemetaanpartisipatifyangdilakukanolehPEMOHON

II,daritotal280.500(duaratusdelapanpuluhlimaratus)Ha,KawasanHutanProduksidanHutanTanamanIndustrimilkPT.RAPP,diperkirakanseluas1.700

(seributujuhratus)Ha,ditanamdiatasKawasanHutanMasyarakatHukumAdatKenegerianKUNTU;

41.  BahwaPEMOHONIIIadalah salahsatudari limabelas(15)Kasepuhanyangtergabung dalam Kesatuan Adat Banten Kidul (SABAKI) ada di Kawasan

PengununganHalimun,danKasepuhanCisitutelahadasejakTahun1621;

42.  Bahwa secara administrasi Kasepuhan Cisitu berada di Kecamatan Cibeber,

Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Ada dua desa yangmasukdalamwilayahadatCisituyaitu;DesaKujangsaridanDesaSitumulya.InfrastrukturKasepuhan

akhir-akhir ini berkembang dimana mempunyai beberapa fasilitas umum

seperti;Jalan,saluranair,listrik,gedungsaranapendidikan,Mesjid,KantorDesa,RumahAdatdanPendopoAdatdanperumahanyangcukupmapan;

43.  BahwaPopulasiwargaadatKasepuhanCisitupadatahun2010,mencapai676

kepala keluarga (kk) dengan 2.191 Jiwa. Jumlah warga yang laki-laki adalah

1.111 jiwa. Matapencaharian utama masyarakat adat bertani. Khusus hasilpertanian, padi, tidak diperjualbelikan. Untuk hasil komoditi lainnya boleh

dijual.Kegiatanpertaniansangatproduktifdikarenakanlahanyangmasihsubur

dansangatmembantudalamketahananpanganmasyarakatCisitu.

44.  BahwaWilayahadatatauyangdisebut sebagaiWewengkonKasepuhanCisituterletak di sebelah selatan pegunungan Halimun. Secara administratif Negara

wewengkon ini terletak di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Propinsi

Banten.Batas-bataswewengkonKasepuhanCisituadalahsebagaiberikut;

•  SebelahUtara:GunungSanggaBuana(KasepuhanUrug),Bogor

•  SebelahTimur:GunungPalasari(KasepuhanCiptagelar)

•  SebelahSelatan:MuaraKidang(KasepuhanCisungsang)

•  SebelahBarat:GunungTumbal(KasepuhanCisungsang)

45.  Bahwa secara fisiografi, wewengkon Kasepuhan Cisitu merupakan wilayah

perbukitan terjal hinggapegunungan.Wilayahinidibatasioleh lembah sungai

yangberbentukVdengandasaryangberbatu.Kemiringandiatas40%dengantemperaturrata-rataharianantara20–30derajatCelsius;

46.  Bahwaberdasarkanpemetaanpartisipatif(BulanJanuari2010),yangdifasilitasi

oleh AMAN, JKPP dan FWI, luas wewengkon Kasepuhan Cisitu adalah 7.200

Hektare[2].Sebelumnya,parakaolotanhanyamemperkirakanluaswewengkon

Page 15: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 15/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

15

tersebutsekitar5.000hektaresaja.PemetaanmenggunakanalatGlobalPosition

System(GPS)danCitraLandSat;

47.  Bahwa sebenarnyakebijakanpenetapanpengelolaanKawasanHutanHalimun

SalaksebagaiKawasanHutanLindungtelahdimulaisejakPemerintahanHindia

Belanda pada tahun 1924-1934, kemudian pada tahun 1935 dilakukanperubahan penetapan kawasan ini menjadi Cagar Alam dan pengelolaannya

dilakukan oleh Jawatan Kehutanan. Bahwa kemudian berdasarkan PPNo. 35Tahun1963tentangPenunjukanKawasanHutan,satatuskawasanhutanCagar

Alam dirubah menjadi Kawasan Taman Nasional yang pengelolaannya

diserahkan kepada Perum Perhutani, dan terakhir berdasarkan SK MenteriKehutanan RI No. 282/Kpts-II/1992, pengelolaan kawasan Hutan Taman

NasionalinidiserahkankepadaBalaiTamanNasionalGunungGedePengrango;

48.  Bahwapada awalditetapkan sebagaKawasanHutanCagarAlamhanyaseluas

40.000 Ha, dan kemudian berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 174/Kpts-II/2003,luasKawasanHutanCagarAlamyangtelahberubahnamanyamenjadi

KawasanHutanTamanNasionalditambahluasnyamenjadi113.357Ha;

49.  Bahwa persoalan muncul ketika berlakunya ketentuan Pasal-pasal dalam UU

Kehutanan yang dimohonkanpengujiannya dalam permohonan a quo sertaadanyapenambahanluasanKawasanTamanNasionaltersebutyangdilakukan

dengantanpasepengetahuan,keterlibatanapalagisepersetujuanPEMOHONIII,

ini menyebabkan seluruh wilayah adat (bukan saja kawasan hutan adat)PEMOHON IIImasukdalam kawasanTamanNasional, sehinggaPEMOHON III

dan kesatuan masyarakat hukum adat-nya kehilangan aksess dan hak atas

pemenfaatandanpengelolaankawasanadatnyadanbahkanbeberapa anggotakesatuanmasyarakat adatnyamengalami tindakankriminalsasi karenamasuk

kedalamKawasanHutanTamanNasionalHalimunSalak;

50.  BahwaPEMOHONIIIdalamrangkamemperolehkembaliwilayahadatnya,saat

ini terus melakukan berbagai upaya untuk memperkuat ekstensinya sertamendapatkan pengakuan sebagai komunitas masyarakat hukum adat. Terus

melakukanberbagaiupaya,yangmanasaatinisalahsatuhasilatasupayayangtelah dilakukan adalah telah didapatnya pengakuan yang diberikan oleh

PemerintahDaerahBantendenganmengeluarkanSuratKeputusanBupati (SK

Bupati)tentangpengakuankeberadaandanwilayahCisitu;

51.  Bahwa amat disesalkan, meskipun PEMOHON III saat ini pada akhirnya

mendapatkanpengakuandari PemeritahKabupaten Lebak, namunpengakuaninitidaksertamertamengembalikankekuasaandankewenanganPEMOHONIII

atas wilayah kawasan masyarakat hukum adatnya yang saat ini menjadiKawasanTamanNasional;

52.  Bahwa berdasarkan uraian di atas, maka PEMOHON II dan PEMOHON IIImemiliki kedudukan hukum (legal standing) sebagai pemohon pengujian

Page 16: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 16/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

16

Undang-Undang karena terdapat keterkaitan sebab akibat (causal verband)

dengan diundangkannya Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan, yang menyebabkan hak-hak konstitusional PEMOHON II danPEMOHONIIIsecarafaktualdirugikan;

IV.  PARA PEMOHON MEMILIKI KAPASITAS SEBAGAI PEMOHON PENGUJIAN

UNDANG–UNDANG(HAKUJIMATERIIL)

53.  BahwaPARAPEMOHONsebagaibagiandarimasyarakatIndonesiaberhakatas

pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil sertaperlakuanyangsamadidepanhukum”;

54.  Bahwa PARA PEMOHON juga berhak untuk mengembangkan dirinya, dalam

rangkapemenuhankebutuhandasarnya,demimeningkatkankualitashidupnya,

dankesejahteraanumatmanusia;

55.  Bahwa berdasarkan uraian di atas, jelas PARA PEMOHON telah memenuhi

kualitasmaupun kapasitas sebagai PEMOHON “KesatuanMasyarakat HukumAdat”danPEMOHON“BadanHukumPrivat”dalampengujianUndang-undang

terhadapUndangUndangDasar1945,sebagaimanaditentukandalamPasal51huruf (c) Undang-undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2003 tentang

MahkamahKonstitusisebagaimanadiubahdenganUndang-undangNo.8Tahun

2011 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 24 Tahun 2003 tentangMahkamahKonstitusi,karenaPARAPEMOHONmemilikihakdankepentingan

hukum serta mewakili kepentingan public untuk mengajukan permohonan

pengujian Pasal 1 angka (6) sepanjang frasa “negara”, jo. Pasal 4 ayat (3)sepanjang frasa “dan diakui keberadaannya, serta tidak bertentangan dengan

kepentingannasional”,jo. Pasal5ayat(1)sepanjangfrasa“hutanberdasarkanstatusnyaterdiridari;(a)HutanNegara,dan;(b)Hutanhak”,Ayat(2),Ayat(3)

sepanjangfrasa “pemerintahmenetapkanstatushutansebagaimanadimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2); dan hutan adat ditetapkan sepanjang menurutkenyataannyamasyarakathukumadatyangbersangkutanmasihadadandiakui

keberadaannya”,danayat(4),sertaPasal67UUKehutananterhadapUndangUndangDasarRepublikIndonesiaTahun1945;

56.  Bahwapasal-pasaldalamUUKehutanantersebut,melanggarjaminanbagiparakorban untuk tidakmengalami diskriminasi, jaminan bagi para korban untuk

mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya, jaminan bagi para korban untuk

mendapatkan perlindungan dari undang-undang, jaminan bahwa undang-undangyangberkaitandenganhakasasimanusiatersebutmemenuhiprinsip-

prinsip hukum yang berlaku secara universal dan diakui oleh negara-negarayangberadab.Olehkarenaitu,kepentingan-kepentinganPARAPEMOHONyang

dirugikanoleh Pasal-pasal dalamUUKehutanan, sebagaimanadisebutkandan

diuraikan selanjutnya dalam alasan-alasan permohonan,merupakan kerugianPARA PEMOHON baik sebagai lembaga yang mewakili kepentingan hukum

Page 17: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 17/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

17

korban sebagai individu, maupun sebagai kelompok kesatuan masyarakat

hukumadatyangmenjadisubjekkorbandariundang-undangtersebut;

V.   ALASAN-ALASANPERMOHONAN

RUANG LINGKUP PASAL, AYAT DAN FRASA DALAM UU NO. 41 TAHUN 1999

TENTANGKEHUTANANYANGDILAKUKANPENGUJIANTERHADAPUUD1945

31.  BahwaketentuanPasal1ayat(6)UUKehutananberbunyi;

“hutanadatadalahhutanNegarayangberadadalamwilayahmasyarakathukumadat ”;

32.  BahwaPasal4ayat(3)UUKehutananberbunyi;“ penguasaaanhutanolehNegaratetapmemperhatikanhakmasyarakathukum

adat,sepanjangkenyataannyamasihadadandiakuikeberadaannya,sertatidak

bertentangandengankepentingannasional ”;

33.  BahwaketentuanPasal5UUKehutanan,menyatakan; Ayat(1)“hutanberdasarkanstatusnyaterdiridari;

a.  HutanNegara,dan;b.  Hutanhak;

 Ayat (2) “hutan Negara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a, dapat

berupahutanadat”;

 Ayat (3 ) “pemerintah menetapkan status hutan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2); dan hutan adat ditetapkan sepanjang menurut

kenyataannya masyarakat hukum adat yang bersangkutan masih adadandiakuikeberadaannya”;

 Ayat (4 ) “apabila dalam perkembangannya masyarakat hukum adat yang

bersangkutantidakadalagi,makahakpengelolaanhutanadatkembalikepadaPemerintah” ;

34.  BahwaketentuanPasal67UUKehutanan,menyatakan;

 Ayat (1) “masyarakat hukum adat sepanjangmenurutkenyatannyamasih ada

dandiakuikeberadaannyaberhak:a.  Melakukanpemungutanhasilhutanuntukpemenuhankebutuhanhidup

 seharimasyarakatadatyangbersangkutan;

b.  Melakukankegiatanpengelolaan hutan berdasarkanhukumadatyangberlakudantidak bertentangandenganundang-undang;

c.  Mendapatkan pemberdayaan dalam rangka meningkatkankesejahterannya”;

Page 18: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 18/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

18

 Ayat (2) “ pengukuhan keberadaan dan hapusnya masyarakat hukum adat

 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan

Daerah”;

 Ayat(3) “ketentuanlebihlanjutsebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat

(2)diaturdenganPeraturanDaerah”;

PASAL 1 ANGKA (6) SEPANJANG FRASA “NEGARA”, JO. PASAL 4 AYAT (3)SEPANJANG FRASA “DAN DIAKUI KEBERADAANNYA, SERTA TIDAK

BERTENTANGAN DENGAN KEPENTINGAN NASIONAL”, JO. PASAL 5 AYAT (1)

SEPANJANG FRASA “HUTAN BERDASARKAN STATUSNYA TERDIRI DARI; (a)HUTAN NEGARA, DAN; (b) HUTAN HAK”, AYAT (2), AYAT (3) SEPANJANG

FRASA“PEMERINTAHMENETAPKANSTATUSHUTANSEBAGAIMANADIMAKSUDPADA AYAT (1) DAN AYAT (2); DAN HUTAN ADAT DITETAPKAN SEPANJANG

MENURUT KENYATAANNYA MASYARAKAT HUKUM ADAT YANG

BERSANGKUTANMASIHADADANDIAKUIKEBERADAANNYA”,DANAYAT(4)UUNO.41TAHUN1999TENTANGKEHUTANANBERTENTANGANDENGANPRINSIP-

PRINSIPNEGARAHUKUMYANGDITEGASKANDIDALAMPASAL1AYAT(3)UUD

1945

36.  BahwaPasal1ayat(3)Undang-UndangDasar1945,dengantegasmenyatakan,“NegaraIndonesiaadalahnegarahukum”;

37.  Bahwa pernyataan Pasal 1 ayat (3) UUD 1945, menurut Jimly Ashiddiqiemengandung pengertian adanya pengakuan terhadap supremasi hukum dan

konstitusi, dianutnya prinsip pemisahan danpembatasan kekuasaanmenurut

sistemkonstitusionalyangdiaturdalamUndang-UndangDasar,adanyajaminanhakasasimanusiadalamUndang-UndangDasar,adanyaprinsipperadilanyang

bebasdantidakmemihakyangmenjaminpersamaansetiapwarganegaradalamhukum, serta menjamin keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap

penyalahgunaanwewenangolehpihakyangberkuasa;

38.  Bahwa suatu negara hukum, seperti diungkapkan oleh FransMagnis Suseno,

adalah “…didasarkan pada suatu keinginan bahwa kekuasaan negara harusdijalankanatasdasarhukumyangbaikdanadil.Hukummenjadilandasandari

 segenaptindakannegara,danhukumitusendiriharusbaikdanadil.Baikkarena

 sesuaidenganapayangdiharapkanolehmasyarakatdarihukum,danadilkarenamaksuddasar segenaphukumadalahkeadilan. Adaempatalasanutamauntuk

menuntutagarnegaradiselenggarakandanmenjalankantugasnyaberdasarkan

hukum: (1) kepastian hukum, (2) tuntutanperlakuan yang sama (3) legitimasidemokratis, dan (4) tuntutan akal budi”  (Frans Magnis Suseno, 1994, Etika

PolitikPrinsip-prinsipMoralDasarKenegaraanModern,Jakarta:Gramedia,hal295);

39.  Bahwa untuk memenuhi unsur-unsur agar disebut sebagai negara hukum,khususnya dalam pengertian rechtstaat , Julius Stahl mensyaratkan beberapa

Page 19: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 19/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

19

prinsip, yang meliputi: a. Perlindungan hak asasi manusia ( grondrechten); b.

Pembagian kekuasaan ( scheiding vanmachten); c. Pemerintahan berdasarkan

undang-undang (wetmatigheid van bestuur ); dan d. Adanya peradilanadministrasitatausahanegara(administratieverechspraak );

40.  Bahwa berdasarkan pendapat dari Jimly Asshiddiqie, sedikitnya terdapat 12

prinsip pokok negara hukum yang berlaku di zaman sekarang ini.Keseluruhannyamerupakanpilarutamayangmenyanggaberdiridantegaknya

suatunegara, sehinggadapatdisebut sebagai Negara Hukumdalamarti yangsebenarnya.Keduabelasprinsippokoktersebutmeliputi:a.supremasihukum

( supremasioflaw );b.persamaandalamhukum(equalitybeforethelaw );c.asas

legalitas(dueprocessoflaw );d.pembatasankekuasaan(limitationofpower );e.organ-organeksekutifyangbersifatindependen(independentexecutiveorgan);f.

peradilanyangbebasdantidakmemihak(impartialandindependentjudiciary );g.peradilan tatausahanegara (administrativecourt );h.peradilan tatanegara

(constitusional court ); i. perlindungan hak asasi manusia (human rights

 protection);j.bersifatdemokratis(democratischerechstaat );k.berfungsisebagaisaranamewujudkan tujuankesejahteraan (welfare rechtsstaat ); i. transparansi

dankontrolsosial(tranparencyandsocialcontrol );

41.  Bahwa dalam suatu negara hukum, salah satu pilar terpentingnya, adalah

perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Perlindunganterhadaphakasasimanusiatersebutdimasyarakatkansecaraluasdalamrangka

mempromosikanpenghormatandanperlindunganterhadaphakasasimanusia

sebagaiciriyangpentingsuatunegarahukumyangdemokratis.Setiapmanusiasejakkelahirannyamenyandanghak-hakdankewajiban-kewajibanyangbersifat

bebas dan asasi. Terbentuknya negara dan demikian pula penyelenggaraan

kekuasaansuatunegaratidakbolehmengurangiartiataumaknakebebasandanhak asasi kemanusiaan itu. Bahkan A.V. Diceymenekankan prinsip bahwa isi

konstitusi suatu negara yang menganut negara hukum—rule of law , harusmengikutiperumusanhak-hakdasar(constitutionbasedonhumanrights).Selain

prinsipthesupremacyoflaw ,danequalitybeforethelaw ;

42.  BahwapenekananA.V.Dicey jugaditegaskanolehEricBarendt.Dikatakannya,

bahwa karakteristik dari dokumen konstitusi, yang terutama adalahmemberikan jaminan terhadap hak asasi manusia. Selain keharusan untuk

memberikanbatasanpadakekuasaanlegislatifdaneksekutif,sertamendorong

penguatandanindependensiinstitusiperadilan;

43.  Bahwa hakasasimanusiaadalah substansi darinegara hukum jugadikatakan

oleh Brian Z. Tamanaha, dalam bukunya “On The Rule of Law ”. DinyatakanTamanaha, bahwa substansidari the rule of law  adalah pada pemenuhan hak

asasimanusia.Menurutnyahakindividu,hakatas keadilandantindakanyangbermartabat,sertapemenuhankesejahteraansosial,menjadiintidaritheruleof

law . Sedangkan penyelenggaraan pemerintahan dan demokrasi, adalah

instrumen atau prosedur untuk mencapai kesejahteraan yang menjadisubstansi;

Page 20: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 20/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

20

44.  BahwapengertiannegarahukumIndonesiayangberdasarpadaUUD1945dan

Pancasila, menurut Simorangkir, adalah berbeda dengan pengertian negarahukumdalamkerangkarechtsstaat ,sepertiyangberlakudiBelanda.Akantetapi

lebihmendekatinegarahukumdalampengertianruleoflaw ;

45.  Bahwa Moh. Mahfud MD, juga memberikan pendapat yang senada dengan

Simorangkir.DikatakanMahfud,penggunaanistilahrechtsstaat dalamUUD1945sangat berorientasi pada konsepsi negara hukum Eropa Kontinental, namun

demikian, bilamana melihat materi muatan UUD 1945, justru yang terlihat

kental adalah meteri-materi yang bernuansakan anglo saxon, khususnyaketentuanyangmengaturtentangjaminanperlindunganhakasasimanusia;

46.  BahwamenurutKusumadiPudjosewojodikarenakan Indonesia adalahnegara

hukum,maka segala kewenangan dan tindakanalat-alat perlengkapannegara

haruspulaberdasarkandandiaturolehhukum.Penguasabukanlahpembentukhukum, melainkan pembentuk aturan-aturan hukum, oleh sebab itu hukum

berlakubukankarenaditetapkanolehpenguasa,akantetapikarenahukumitu

sendiri. Hal ini membawa konsekuensi, bahwa penguasa pun dapat dimintaipertanggungjawaban jikadalammenjalankankekuasaannyamelampauibatas-

batas yang telah diatur oleh hukum, atau melakukan perbuatan melawanhukum. Kewenangan penguasa dan organ-organ negara sangat dibatasi

kewenangan perseorangan dalam negara, yang berupa hak asasi manusia.

Pendapat tersebut menegaskan bahwa hak asasi manusia merupakan unsurpentingdalamsebuahnegarahukum;

47.  Bahwa perlindungan hak asasi manusia sebagai bagian penting dari konsepnegarahukumyangdianutdiIndonesiatelahdinyatakandalamBabXA(Pasal

28A sampai 28J) UUD 1945 tentang Hak Asasi Manusia. Secara khususpenegasan mengenai jaminan hak asasi manusia dalam negara hukum yang

demokratis tertuang dalam Pasal 28I ayat (5) UUD 1945 yang menyatakan

bahwa “untuk menegakkan danmelindungi hak asasimanusia sesuai denganprinsip negarahukumyangdemokratis,makapelaksanaanhakasasimanusia

dijamin,diaturdandituangkandalamperaturanperundang-undangan”;

48.  Bahwa di dalamnegara hukum, aturan perundangan-undanganyang tercipta,

harus berisi nilai-nilai keadilan bagi semua orang. Seperti yang dikutip olehJimlyAsshiddiqie,dariWolfgangFriedmandalambukunya,“LawinaChanging

Society ”,membedakanantaraorganizedpublicpower (theruleoflawdalamarti

formil),dengan theruleofjustlaw  (theruleoflaw dalamartimateril).Negarahukum dalam arti formil (klasik) menyangkut pengertian hukum dalam arti

sempit, yaitu dalam arti peraturan perundang-undangan tertulis, dan belumtentu menjamin keadilan substanstif. Negara hukum dalam arti materiel

(modern)atau theruleofjustlaw merupakanperwujudandariNegarahukum

dalam arti luas yang menyangkut pengertian keadilan di dalamnya, yang

Page 21: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 21/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

21

menjadi esensi daripada sekedar memfungsikan peraturan perundang-

undangandalamartisempit;

49.  BahwaketentuanPasal-pasalaquo,jelastidakmencerminkanaturanyangjelas,

mudah dipahami, dan sulit untuk dilaksanakan secara adil ( fair ). Rumusan

dalamPasal-pasalaquo yangmengandungunsur-unsurdiskriminasi terhadapkesatuan masyarakat hukum adat, serta bertentangan dengan ketentuan

peraturanperundanganyanglebihtinggi(UUD1945)adalahmerupakanbentukpelanggaranataskonsepnegarahukum(ruleoflaw )dimana“alegalsystemin

whichrulesareclear,wellunderstood,andfairlyenforced ”;

50.  Bahwaruleoflaw dapatdimaknaisebagai“alegalsysteminwhichrulesareclear,

well-understood,andfairlyenforced ”.Dengansatuciri-ciriantaralainpersamaandi depan hukum (equality before the law ), dan kepastian hukum yang

mengandungasaslegalitas,prediktibilitas,dantransparansi;

51.  BahwaketentuanPasal1angka(6)sepanjangfrasa“negara”,jo.Pasal4ayat(3)

sepanjang frasa “dan diakui keberadaannya, serta tidak bertentangan dengan

kepentingannasional”,jo. Pasal5ayat(1)sepanjangfrasa“hutanberdasarkanstatusnyaterdiridari;(a)HutanNegara,dan;(b)Hutanhak”,Ayat(2)sepanjang

frasa“hutanNegarasebagaimanadimaksudpadaayat1hurufa,dapatberupahutanadat”, Ayat (3) sepanjang frasa“pemerintahmenetapkan status hutan

sebagaimanadimaksudpadaayat (1)danayat (2);dan hutan adatditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakat hukum adat yangbersangkutanmasihadadandiakuikeberadaannya”,danayat(4)undang-undang aquo,telah

melanggarprinsippersamaandidepanhukumsebagaisalahcirinegarahukum

atauruleoflaw karenabertentangandenganasaslegalitas,prediktibilitas,dantransparansi, yang diakui dan diatur dalam konstitusi, yang menjadi sa;ah satu

 prinsip pokok bagi tegaknya negara hukum;

PASAL 1 ANGKA (6) SEPANJANG FRASA “NEGARA”, JO. PASAL 4 AYAT (3)

SEPANJANG FRASA “DAN DIAKUI KEBERADAANNYA, SERTA TIDAKBERTENTANGAN DENGAN KEPENTINGAN NASIONAL”, JO. PASAL 5 AYAT (1)

SEPANJANG FRASA “HUTAN BERDASARKAN STATUSNYA TERDIRI DARI; (a)HUTAN NEGARA, DAN; (b) HUTAN HAK”, AYAT (2), AYAT (3) SEPANJANG

FRASA“PEMERINTAHMENETAPKANSTATUSHUTANSEBAGAIMANADIMAKSUD

PADA AYAT (1) DAN AYAT (2); DAN HUTAN ADAT DITETAPKAN SEPANJANGMENURUT KENYATAANNYA MASYARAKAT HUKUM ADAT YANG

BERSANGKUTANMASIHADADANDIAKUIKEBERADAANNYA”, DANAYAT (4),SERTA PASAL 67 UU NO. 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN,

BERTENTANGAN DENGAN JAMINAN KEPASTIAN HUKUM, SEBAGAIMANA

DIATURDALAMPASAL28DAYAT(1)UUD1945

52.  Bahwakepastianhukumdanperlakuanyangsamadimukahukummerupakan

ciridarinegarahukumatauruleoflaw sebagaimanadinyatakandalamPasal1ayat (3)UUD1945yangmenyatakanbahwa“Negara Indonesiaadalahnegara

Page 22: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 22/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

22

hukum”, dimana kepastian hukum merupakan prasyarat yang tidak bisa

ditiadakan;

53.  Bahwaasaskepastianhukumyangadiljugamerupakanprinsippentingdalam

negarahukum(ruleoflaw)jugadapatdimaknaisebagai“alegalsysteminwhich

rules are clear, well-understood, and fairly enforced” . Kepastian hukum inimengandungasaslegalitas,prediktibilitas,dantransparansi;

54.  Bahwa Negarahukumjugamestimengikuti konsep hukum, yang olehGustav

Radbruch diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga)  general precepts, yaitu:

 purposiveness, justice, and legal certainty  (lihat penjelasan mengenai konsepRadbruchdalamTorbenSpaak,“Meta-EthicandLegalTheory:TheCaseofGustav

Radbruch” );

55.  Bahwa prinsip-prinsip pembentukan hukum yang adil menurut Lon Fuller

dalambukunyaTheMoralityofLaw (moralitasHukum),diantaranyayaitu;a.  Hukum-hukumharusdibuatsedemikianrupasehinggadapatdimengertioleh

rakyat biasa. Fuller juga menamakan hal ini juga sebagai hasrat untuk

kejelasan;b.  Aturan-aturantidakbolehbertentangansatusamalain;

c.  Dalamhukumharusadaketegasan.Hukumtidakbolehdiubah-ubahsetiapwaktu, sehingga setiap orang tidak lagi mengorientasikan kegiatannya

kepadanya;

d.  Harusadakonsistensiantaraaturan-aturansebagaimanayangdiumumkandenganpelaksanaansenyatanya;

56.  BahwaketentuanPasal1angka(6)sepanjangfrasa“negara”,jo.Pasal4ayat(3)sepanjangfrasa“dandiakuikeberadaannya,sertatidakbertentangandengan

kepentingannasional”,jo. Pasal5ayat(1)sepanjangfrasa“hutanberdasarkanstatusnyaterdiridari;(a)HutanNegara,dan;(b)Hutanhak”,Ayat(2)sepanjang

frasa“hutanNegarasebagaimanadimaksudpadaayat1hurufa,dapatberupa

hutanadat”, Ayat (3) sepanjang frasa“pemerintahmenetapkan status hutansebagaimanadimaksudpada ayat(1)danayat (2); danhutanadatditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakat hukumadat yangbersangkutanmasih ada dan diakui keberadaannya”, dan ayat (4), sertaPasal67Undang-

undang a quo, telahmelanggar prinsip kepastian hukum sebagaimana diatur

dalamPasal28Dayat(1)UUD1945;

PASAL 1 ANGKA (6) SEPANJANG FRASA “NEGARA”, JO. PASAL 4 AYAT (3)

SEPANJANG FRASA “DAN DIAKUI KEBERADAANNYA, SERTA TIDAKBERTENTANGAN DENGAN KEPENTINGAN NASIONAL”, JO. PASAL 5 AYAT (1)

SEPANJANG FRASA “HUTAN BERDASARKAN STATUSNYA TERDIRI DARI; (a)HUTANNEGARA,DAN;(b)HUTANHAK”,AYAT(2),AYAT(3)SEPANJANGFRASA

“PEMERINTAHMENETAPKANSTATUSHUTANSEBAGAIMANADIMAKSUDPADA

 AYAT (1) DAN AYAT (2); DAN HUTAN ADAT DITETAPKAN SEPANJANGMENURUT KENYATAANNYA MASYARAKAT HUKUM ADAT YANG

Page 23: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 23/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

23

BERSANGKUTAN MASIH ADA DAN DIAKUI KEBERADAANNYA”, DAN AYAT (4)

UUNO.41TAHUN1999TENTANGKEHUTANANTELAHMEMBATASIHAK-HAK

KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA UNTUK MENGEMBANGKAN DIRI DEMIMEMENUHI KEBUTUHAN DASAR HIDUP, DAN HAK ATAS RASA AMAN, SERTA

UNTUKBEBASDARIRASATAKUT SEBAGAIMANADIATUR DALAMPASAL28C

 AYAT(1)DANPASAL28GAYAT(1)UUD1945

57.  BahwaPasal28Cayat(1)UUD1945telahmemberikanjaminankonstitusionalbagi setiapwarga negara untukmengembangkandirinya,demimeningkatkan

kualitashidupnyadankesejahteraanumatmanusia.DisebutkandidalamPasal

tersebutbahwa,“Setiaporangberhakmengembangkandirimelaluipemenuhankebutuhandasarnya,berhakmendapatpendidikandanmemperolehmanfaatdari

ilmu pengetahuandan teknologi, seni dan budaya, demimeningkatkan kualitashidupnyadandemikesejahteraanumatmanusia”;

58.  Bahwa Pasal 28G ayat (1) UUD 1945 telah memberikan jaminan untukmendapatkan rasa aman dan perlindungan bagi setiap warga negara untuk

bebas dari rasa takut. Dalam Pasal tersebut secara jelas dikatakan bahwa,

“ setiaporang berhak atasperlindungandiripribadi, keluarga,kehormatan danmartabat,danhartabendayangdibawahkekuasaannya,sertaberhakatasrasa

aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidakberbuatsesuatuyangmerupakanhakasasi”;

59.  Bahwa bangsa Indonesia mengakui hak untuk mengembangkan diri dan hakkeamanansebagaihakdasaryangtidakbolehterabaikandalampemenuhannya.

HalinisebagaimanaditegaskandalamPembukaanPiagamHakAsasiManusia,

padaTAPMPRNo. XVII/MPR/1998 tentangHak AsasiManusia.Alinea keduaPiagam menyebutkan, “Bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang

melekatpadadirimanusiasecarakodrati,universal,danabadisebagaianugerahTuhan Yang Maha Esa, meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak

mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak

keamanan, dan hak kesejahteraan, yang oleh karena itu tidak boleh diabaikanatau dirampas oleh siapapun. Selanjutnya manusia juga mempunyai hak dan

tanggungjawabyangtimbulsebagaiakibatperkembangankehidupannyadalammasyarakat .”;

60.  Bahwahakbagisetiaporanguntukmengembangkandirimerupakanhakasasimanusiayangsifatnyapokokdanmendasar,karenaakanberpengaruhterhadap

pemenuhanhak-haklain.HalinisebagaimanadisebutkandalamBagianKetiga

Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Jaminanterhadap hak untuk mengembangkan diri terdapat dua dimensi pengakuan

sekaligus. Di dalamnya termasuk pengakuan hak sipil dan politik, serta hakekonomi,sosialdanbudaya;

61.  Bahwaperaturanperundang-undangandiIndonesiatelahmemberikanjaminanbagi setiap orang atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,

Page 24: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 24/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

24

martabat, dan hakmiliknya. Sebagiamana ditegaskandalamPasal29 ayat (1)

Undang-UndangNo.39Tahun1999 tentangHakAsasiManusia,“Setiaporang

berhakatasperlindungandiripribadi,keluarga,kehormatan,martabat,danhakmiliknya” ;

62.  Bahwa dalam pelaksanaan pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasimanusia, di dalamnya berlaku beberapa prinsip dasar. Diantaranya adalah

prinsipindivisibility ,sertaprinsipinterdependencedaninterrelatedness;

63.  Bahwaprinsipindivisibility memilikipengertianbahwaseluruhkomponenhak

asasi manusia memiliki status yang sama dan setara, tidak ada yang lebihpentingdaripadayanglain.Olehkarenaitu,jikaadapenyangkalanatassatuhak

tertentu,makaakanlangsungmenghambatpenikmatanhaklainnya;

64.  Bahwa prinsip interdependence dan interrelatedness inginmenegaskan bahwa

tiap hak akan berhubungan dan menyumbang pada pemenuhan hak danmartabatorang.Hakataskesehatanmisalnyatergantungpadapemenuhanhak

ataspembangunan,hakataspendidikandanhakatasinformasi;

65.  Bahwa berdasarkan pada prinsip-prinsip di atas, maka pembatasan atas hak

untukmengembangkan diri demimemenuhi kebutuhan dasar hidupdan hakatasrasaaman,akanberdampakdanberhubunganpadapemenuhanhakdasar

lainnya. Termasukdi dalamnyamenghambat pemenuhan hak atas pekerjaan,

hakataskesehatan,hakataspendidikan,hakatashartabenda,danlainnya;

66.  Bahwakeberadaanketentuanpasal-pasalpadaUUaquotelahmembatasihak

konstitusional PARA PEMOHON untuk mengembangkan diri, dalam rangkamemenuhi kebutuhan dasarnya sebagai manusia di wilayah kesatuan

masyarakat hukum adatnya hanya karena wilayahnya itu dijadikan KawasanHutanTamanNasionaldan/ataudiberikankepaadaperusahaanuntukdijadikan

kawasan tambang, perkebunan kelapa sawit besar atau hutan tanaman

insdustri;

67.  Bahwa ketentuan pasal-pasal pada UU a quo terbukti telah menciptakan rasaketakutan dan merampas rasa kenyamanan, keutuhan, kewenangan untuk

mengeloladanmemanfaatkansemuapotensidansumberdayaalamyangadadi

wilayahPARAPEMOHONsebagaikesatuanmasyarakathukumadatdalamrangkamemenuhikebutuhanhidupnya:

PASAL 1 ANGKA (6) SEPANJANG FRASA “NEGARA”, JO. PASAL 4 AYAT (3)SEPANJANG FRASA “DAN DIAKUI KEBERADAANNYA, SERTA TIDAK

BERTENTANGAN DENGAN KEPENTINGAN NASIONAL”, JO. PASAL 5 AYAT (1)SEPANJANG FRASA “HUTAN BERDASARKAN STATUSNYA TERDIRI DARI; (a)

HUTANNEGARA,DAN;(b)HUTANHAK”,AYAT(2),AYAT(3)SEPANJANGFRASA

“PEMERINTAHMENETAPKANSTATUSHUTANSEBAGAIMANADIMAKSUDPADA AYAT (1) DAN AYAT (2); DAN HUTAN ADAT DITETAPKAN SEPANJANG

Page 25: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 25/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

25

MENURUT KENYATAANNYA MASYARAKAT HUKUM ADAT YANG

BERSANGKUTANMASIHADADANDIAKUI KEBERADAANNYA”, DAN AYAT (4),

SERTA PASAL 67 UU NO. 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANANBERTENTANGAN DENGAN PRINSIP-PRINSIP PENGAKUAN IDENTITAS BUDAYA

DANPENGHORMATANKESATUANMASYARAKATHUKUMADATBESERTAHAK-

HAK TRADISIONALNYA, SEBAGAIMANADIATUR DALAMPASAL 18B AYAT (2)DANPASAL28IAYAT(3)UUD1945

68.  BahwaketentuanPasal18BAyat(2)UUD1945,menyatakan“Negaramengakui

dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak

tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembanganmasyarakat dan prinsip-prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang

diaturdalamundang-undang”,adapunketentuanPasal28Iayat(3)UUD1945menyatakan“Identitasbudayadanhakmasyarakattradisionaldihormatiselaras

denganperkembanganzamandanperadaban”;

69.  Bahwa berdasarkanketentuanPasal18B ayat (2) danPasal28I ayat (3)UUD

1945tersebut,secaraeksplisittelahditentukanbahwa;

a.  Negaraberkewajibanuntukmengakuidanmenghormatikesatuan-kesatuanmasyarakathukumadatbesertahak-haktradisionalnya;

b.  Negara berkewajiban untuk menghormati identitas budaya dan hak-haktradisionaldarimasyarakathukumadat;

70.  Bahwa pasal di atas telah secara jelas dan tegas mememerintahkan kepadaNegaramelaluipemerintahuntuk;

1.  Mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat

besertahak-haktradisionalnya;2.  Menghormati identitas budaya dan hak-hak tradisional dari masyarakat

hukumadat;

71.  Bahwarumusantentangsubjekmasyarakathukumadat,objekhakmasyarakat

adat serta hak masyarakat hukum adat, telah banyak dirumuskan oleh parapakarhukumadatyangdalamrangkamempermudahdapatdilihatdariuraian

berikut;

72.  Bahwa rumusan tentang subjek dari masyarakat hukum adat di Indonesia

nerupakan masyarakat atas kesamaan territorial (wilayah), geneologis(keturunan), dan territorial-geneologis (wilayah dan keturunan), sehingga

terdapat keragaman bentuk masyarakat adat dari suatu tempat ke tempat

lainnya(TerHaar,1939dalamAbdurahman&Wentzel,1997;Sutanto-sutanto,1999;Titahelu1998);

73.  Bahwa yangmenjadi objekdari hakmasyarakat hukum adat adalah hak atas

wilayahadatnya(hakulayat)yangmeliputiair,tumbuh-tumbuhan(pepohonan),

danbinatang,bebatuan yangmemilikinilai ekonomis(didalam tanah),bahangalian,danjugasepanjangpesisirpantai,jugadiataspermukaanari,didalam

Page 26: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 26/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

26

air, maupun bagian tanah yang berada dialamnya. Adapun wilayah adat ini

mempuntai batas-batasyang jelasbaik secara factual (batas alam atau tanda-

tandadilapangan)maupunsimbolis(bunyigongyangmasihterdengar),yangmanauntukmelihatbagaimanahukumadatmengaurdanmenetukanhubungan

dapat terlihat dengan mudah apakah transaksi-transaksi mengenai tanah

dilakukanolehaturandankelembagaanadat(Mahdi1991dalamAbdurahman&Wenyzel1997);

74.  Bahwa adapun hak-hak masyarakat hukum adat atas wilayah adatnya,

mencakup;

a.  Mengatur danmenyelenggarakan penggunaan tanah (untuk permukiman,bercocok tanam, dll), persediaan (pembuatan wilayah

permukiman/persawahanbaru,dll),danpemeliharaantanah;b.  Mengatur dan menentukan hubungan hukum antara orang dengan tanah

(memberikanhaktertentukepadasubjektertentu);

c.  Mengatur dan menetapkan hubungan hukum antara orang-orang danperbuatan-perbuatan hukum yang berkenaan dengan tanah (jual-beli,

warisan,dll);

75.  BahwamenurutMariaSumardjono(1999),dalambahasasederhananyauntuk

melihatkriteriapenentudiakuidandihormatinyamasyarakathukumadatdanidentitassertahak-halnyaadalahdari;

a.  Adanyamasyarakat hukumadat yangmemenuhiciri-ciri tertentusebagai

subjekhakulayat;b.  Adanya tanah/wilayah dengan batas-batas tertentu sebagai lebensraum

(ruanghidup)yangmerupakanobjekhakulayat;

c.  Adanya kewenanganmasyarakat hukum adat untukmelakukan tindakan-tindakantertentuyangberhubungandengantanah,sumberdayaalamlain

sertaperbuatan-perbuatanhukum;

76.  Bahwa berdasarkan uraian di atas, maka menjadi jelas bahwa masyarakat

hukumadatmemerlukan kepastian hak yang bersifat khusus (eksklisif: tidaktumpang tindih dengan hak lain), di mana masyarakat hukum adat dapat

melestarikan,memanfaatkan(termasukmembudidayakan),memasarkanhasil-hasilkekayanalamyangberadadidilayahadatnya,sertahaktersebuttidakbisa

dipindahtangankankepadapihaklaindiluarmasyarakathukumadattersebut,

karenanya kemudian identitas budaya serta hak masyarakat hukum adatmendapatkanperhatiandanperlindunganyangtagasdalamUUD1945;

77.  Bahwa keberadaan ketentuan pada pasal-pasal dalam UU Kehutanan yangdiujikan dalam permohonan a quo, yang secara tegas telah menyebabkan

terjadinyaperampasandanpenghancuranatasmasyarakathukumadatbesertawilayah masyarakat hukum adat serta hak-haknya, mejadikan ketentuan-

ketentuan ini bertentangan dengan Pasal18B ayat (2) dan Pasal28I ayat (3)

UUD1945;

Page 27: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 27/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

27

PASAL 67 UU NO. 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN BERTENTANGAN

DENGAN PRINSIP-PRINSIP PENGAKUAN DAN PENGHORMATAN KESATUANMASYARAKAT HUKUM ADAT BESERTA HAK-HAK TRADISIONALNYA,

SEBAGAIMANADIATURDALAMPASAL18BAYAT(2)UUD1945

78.  Bahwa prinsip-prinsip pengakuan dan penghormatan kesatuan masyarakat

hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya telah secara tegas diatur dalamPasal 18B Ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan “Negara mengakui dan

menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak

tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembanganmasyarakat dan prinsip-prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang

diaturdalamundang-undang”;

79.  Bahwa berdasarkan ketentuan dalamPasal 18B ayat (2) UUD 1945 tersebut,

maka menjadi jelas, bahwa pengakuan dan penghormatan atas kesatuan-kesatuanmasyarakathukumadatsertahak-haktradisionalnyasepanjangmasih

hidupdansesuaidenganperkembanganmasyarakatdanprinsip-prinsipNegara

hukumadalahmerupakankewajibanNegara;

80.  Bahwa dalam rangka mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuanmasyarakathukumadatsertahak-haktradisionalnyatersebuttelahsecarajelas

dantegasdisebutkanakandiaturdalamundang-undang;

81.  Bahwa karena perintah pengaturan tentang tata cara mengakui dan

menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak

tradisionalnya melalui undang-undangmerupakan amanat Pasal 18Bayat (2)UUD 1945, sehingga undang-undang tersebut merupakan masuk kedalam

kategori undang-undang organic (undang-undang yang pembentukannyadidasarkanpadaamanatUUD1945);

82.  Bahwaberdasarkanuraiandatas,makapengaturanketentuandalamPasal67UU Kehutanan yang pada intinya mengatur tentang tata cara pengukuhan

keberadaan dan hapusnya masyarakat hukum adat diatur dengan PeraturanDaerah (Perda) adalah jelas merupakan pengaturan yang inskonstitusional,

sebab secaranyatabertantangandenganketentuandalamPasal 18Bayat (2)

UUD1945.

VI.  PETITUM

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, kami memohon kepada Majelis Hakim padaMahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang memeriksa dan memutus

permohonanujimateriiliniuntukmemutussebagaiberikut:

Page 28: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 28/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

28

1.  Menerima dan mengabulkan permohonan Pengujian Undang-undang yang

diajukanPARAPEMOHONuntukseluruhnya;

2.  MenyatakanketentuanPasal1angka(6)sepanjangfrasa“negara”,jo.Pasal

4 ayat (3) sepanjang frasa “dan diakui keberadaannya, serta tidak

bertentangandengankepentingannasional”,jo.Pasal5ayat(1)sepanjangfrasa“hutanberdasarkanstatusnyaterdiridari;(a)HutanNegara,dan;(b)

Hutanhak”, Ayat(2), Ayat(3) sepanjang frasa“pemerintahmenetapkanstatushutansebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat(2);danhutan

adatditetapkansepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat

yangbersangkutan masihada dan diakui keberadaannya”, dan ayat (4) ,serta Pasal 67 Undang-undang No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

bertentangandenganPasal1ayat(3),Pasal18Bayat(2),Pasal28Cayat(1),Pasal28Dayat(1),Pasal28Gayat(1),danPasal28Iayat(3)UUD1945;

3.  Menyatakan ketentuan Pasal 1 angka (6) UU No. 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan adalah inkonstitusional sepanjang tidak dibaca “hutanadatadalah

hutanyangberadadalamwilayahmasyarakathukumadat ”;

4.  Menyatakan ketentuan Pasal 4 ayat (3) UU No. 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan adalah inkonstitusional sepanjang tidak dibaca “ penguasaaanhutanoleh Negara tetapmemperhatikan hak masyarakat hukumadat, sepanjang

kenyataannyamasihada”;

5.  MenyatakanketentuanPasal5ayat(1),ayat(2),ayat(3),UU No. 41 Tahun

1999 tentang Kehutanan adalah inkonstitusional sepanjang tidak dibaca; Ayat(1)“hutanberdasarkanstatusnyaterdiridari;

a.  HutanNegara,b.  Hutanhak,dan;

c.  Hutanadat;

 Ayat (2) “pemerintah menetapkan status hutan sebagaimana dimaksud padaayat(1);

6.  MenyatakanketentuanPasal5ayat(2)danayat(4),sertaPasal67UUNo.41

Tahun 1999 tentang Kehutanan tidak mempunyai kekuatan hukummengikatdengansegalaakibathukumnya;

7.  Bilamana Majelis Hakim pada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

mempunyaiputusanlain,mohonputusanyangseadil-adilnya—exaequoetbono.

Jakarta,19Maret2012

Hormatkami,

Page 29: an PUU UU No.41 Thn 1999

5/14/2018 an PUU UU No.41 Thn 1999 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/an-puu-uu-no41-thn-1999 29/29

PermohonanPengujianPasal 1angka (6)sepanjang frasa“negara”, jo. Pasal4 ayat(3) sepanjangfrasa “dandiakui

keberadaannya, serta tidak bertentangandengan kepentingan nasional”, jo. Pasal5 ayat(1) sepanjangfrasa “hutan

berdasarkan statusnya terdiri dari; (a) Hutan Negara, dan; (b) Hutan hak”, Ayat (2), Ayat (3) sepanjang frasa

“pemerintahmenetapkan statushutansebagaimanadimaksudpadaayat (1)dan ayat(2); danhutanadat ditetapkan

sepanjangmenurutkenyataannyamasyarakathukumadat yangbersangkutanmasih adadandiakui keberadaannya”,

danayat(4),sertaPasal67UUNo.41Tahun1999tentangKehutananterhadapUUD1945

 

29

TIMADVOKATMASYARAKATADATNUSANTARA,

SULISTIONO,SH.

IKIDULAGIN,SH.,MH.

 ANDIMUTTAQIENSH..

SUSILANINGTYAS,SH.

 ABDULHARIS,SH.

ERASMUSCAHYADI,SH.