an ounce of practice is worth more than a ton of preaching · edisi : an ounce of practice is worth...

3
An ounce of practice is worth more than a ton of preaching “Satu ons praktik lebih bernilai daripada satu ton kotbah” Wacana Harian Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Thought For The Day) - Senin, 18 September 2017 Orang-orang mencoba mendapatkan kedamaian dengan mengumpulkan kekuasaan dan kekayaan, yang memberikan mereka kekuatan di atas yang lainnya dan kemampuan untuk menuntut kenyamanan yang akan memberikan kedamaian. Namun mereka dengan cepat menyadari bahwa kedua jalan ini diliputi dengan ketakutan, dan kedamaian yang seseorang dapatkan besar kemungkinan dengan cepat mengalami kepunahan dan kekerasan. Bagaimana kemudian engkau dapat mencapai kedamaian? Hanya dengan melalui cinta kasih! Kedamaian adalah buah dari pohon kehidupan; tanpa buah maka pohon itu tunggul tandus dengan tanpa nilai. Buah dibungkus dengan kulit yang pahit, sehingga saripatinya dapat dijaga dan diawetkan; engkau harus melepaskan kulitnya agar bisa merasakan rasa manis saripati buah itu dan menguatkan dirimu. Kulit tebal itu adalah simbol dari enam hasrat jahat yang membungkus hati manusia seperti : nafsu, amarah, tamak, keterikatan, kesombongan, dan kebencian. Bagi mereka yang berhasil dalam melepaskan kulit buah itu dan menyentuh rasa manis di dalamnya melalui disiplin yang ketat dan konsisten mendapatkan kedamaian yang kekal dan tidak berubah. (Divine Discourse, Jan 1, 1971) - BABA - Wacana Harian Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Thought For The Day) - Selasa, 19 September 2017 Tuhan tidak memiliki wujud tertentu. Brahma, Vishnu, Maheswara bukanlah wujud yang berbeda satu dengan yang lainnya. Tuhan mewujudkan diri dalam wujud yang direnungkan oleh bhakta-Nya. Jika seorang wanita menganggap suaminya sebagai Tuhan maka ia dapat menyadari Tuhan di dalam diri suaminya. Tuhan bersemayam dalam diri setiap manusia (Daivam manusha rupena). Semua adalah perwujudan dari Tuhan. Jadi untuk menjawab pertanyaan, “Dimana Tuhan?”, “Tuhan ada dimana- mana.” Jiwa (Atma) yang bersemayam di dalam dirimu dalam wujud kesadaran adalah ada dimana- mana dan ada dalam diri setiap orang. Oleh karena itu jangan mencari Tuhan yang hadir dimana- mana! Pejamkan matamu dan pusatkan perhatian pada wujud Tuhan yang paling engkau sukai. Tuhan akan mewujudkan diri-Nya di depanmu dalam wujud tersebut. Jangan pernah berpikir bahwa Tuhan hadir pada satu tempat tertentu saja! Tuhan adalah hadir dimana-mana, sepanjang waktu, dan meresapi setiap atom dari alam semesta ini. Jadikanlah ini sebagai tujuan dalam hidupmu ini untuk mengalami manisnya Tuhan di dalam dirimu sendiri! (Divine Discourse, Mar 16, 2010) - BABA - Edisi : 166 (18 - 24 September 2017)

Upload: others

Post on 06-Sep-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

An ounce of practice is worth more than a ton of preaching

“Satu ons praktik lebih bernilai daripada satu ton kotbah”

Wacana Harian Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Thought For The Day) - Senin, 18 September 2017

Orang-orang mencoba mendapatkan kedamaian dengan mengumpulkan kekuasaan dan kekayaan, yang memberikan mereka kekuatan di atas yang lainnya dan kemampuan untuk menuntut kenyamanan yang akan memberikan kedamaian. Namun mereka dengan cepat menyadari bahwa kedua jalan ini diliputi dengan ketakutan, dan kedamaian yang seseorang dapatkan besar kemungkinan dengan cepat mengalami kepunahan dan kekerasan. Bagaimana kemudian engkau dapat mencapai kedamaian? Hanya dengan melalui cinta kasih! Kedamaian adalah buah dari pohon kehidupan; tanpa buah maka pohon itu tunggul tandus dengan tanpa nilai. Buah dibungkus dengan kulit yang pahit, sehingga saripatinya dapat dijaga dan diawetkan; engkau harus melepaskan kulitnya agar bisa merasakan rasa manis saripati buah itu dan menguatkan dirimu. Kulit tebal itu adalah simbol dari enam hasrat jahat yang membungkus hati manusia seperti : nafsu, amarah, tamak, keterikatan, kesombongan, dan kebencian. Bagi mereka yang berhasil dalam melepaskan kulit buah itu dan menyentuh rasa manis di dalamnya melalui disiplin yang ketat dan konsisten mendapatkan kedamaian yang kekal dan tidak berubah.

(Divine Discourse, Jan 1, 1971) - BABA -

Wacana Harian Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Thought For The Day) - Selasa, 19 September 2017

Tuhan tidak memiliki wujud tertentu. Brahma, Vishnu, Maheswara bukanlah wujud yang berbeda satu dengan yang lainnya. Tuhan mewujudkan diri dalam wujud yang direnungkan oleh bhakta-Nya. Jika seorang wanita menganggap suaminya sebagai Tuhan maka ia dapat menyadari Tuhan di dalam diri suaminya. Tuhan bersemayam dalam diri setiap manusia (Daivam manusha rupena). Semua adalah perwujudan dari Tuhan. Jadi untuk menjawab pertanyaan, “Dimana Tuhan?”, “Tuhan ada dimana-mana.” Jiwa (Atma) yang bersemayam di dalam dirimu dalam wujud kesadaran adalah ada dimana-mana dan ada dalam diri setiap orang. Oleh karena itu jangan mencari Tuhan yang hadir dimana-mana! Pejamkan matamu dan pusatkan perhatian pada wujud Tuhan yang paling engkau sukai. Tuhan akan mewujudkan diri-Nya di depanmu dalam wujud tersebut. Jangan pernah berpikir bahwa Tuhan hadir pada satu tempat tertentu saja! Tuhan adalah hadir dimana-mana, sepanjang waktu, dan meresapi setiap atom dari alam semesta ini. Jadikanlah ini sebagai tujuan dalam hidupmu ini untuk mengalami manisnya Tuhan di dalam dirimu sendiri!

(Divine Discourse, Mar 16, 2010) - BABA -

Edisi : 166 (18 - 24 September 2017)

Wacana Harian Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Thought For The Day) - Rabu, 20 September 2017

Saat sekarang kelihatan bahwa kesatuan dan persatuan secara keseluruhan telah lenyap di setiap tempat dan rasa permusuhan sedang meningkat. Jangan mengembangkan pertentangan atau perbedaan diantara kalian, dimanapun engkau berada. Hal ini tidaklah menyehatkan. Bahkan jika seseorang membuatmu marah, jangan bertengkar dengan mereka. Pahamilah bahwa bertengkar dengan yang lain, sejatinya engkau menyakiti dirimu sendiri. Ingatlah, kecemburuan memunculkan kebencian dan hal ini sangat merusak kesehatanmu. Oleh karena itu capailah persatuan dan kesatuan serta praktikkan hidup dalam persatuan dalam semua keadaan. Kendalikan pikiranmu. Ini adalah kualitas dari orang yang terpelajar. Ini adalah inti sebenarnya dari ‘Educare’. Semuanya adalah umat manusia. Semuanya adalah anak-anak dari Tuhan. Maka dari itu, hiduplah dalam persatuan tanpa memberikan ruang pada perbedaaan apapun juga. Segala sesuatu akan menjadi baik jika engkau menjaga hatimu tetap suci secara berkesinambungan. Akhir dari pendidikan adalah karakter yang baik. Dengan karakter yang baik, engkau akan mencapai apapun di dalam hidup ini. Oleh karena itu adalah sangat mendasar bagimu untuk selalu menjaga karaktermu. Orang yang seperti itu sejatinya adalah yang terpelajar!

(Divine Discourse, 22 Nov, 2010) - BABA -

Wacana Harian Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Thought For The Day) - Kamis, 21 September 2017

Berpikir yang jahat, berbicara yang jahat dan melihat yang tidak baik selalu menuntun pada kehancuran total. Sebagai contoh, dalam Mahabharata, Duryodhana selalu memiliki pikiran yang jahat tentang Pandava dan pada akhirnya Duryodhana membawa kehancuran pada seluruh keluarganya. Ramayana memiliki kisah tentang Kaikeyi, yang mendengarkan nasihat jahat dari Manthara, dan akhirnya tidak hanya kehilangan suaminya namun juga rasa hormat dan cinta kasih dari putranya yaitu Bharata. Belajar hidup dalam kerukunan dan persatuan. Setiap organ dalam tubuh berfungsi dalam kerjasama dengan setiap bagian yang lainnya. Jika kakimu menginjak sebuah duri, matamu merasakan rasa sakit dan meneteskan air mata. Jika matamu melihat ada duri atau batu di atas jalan maka mata memperingatkan kaki untuk menjauhi benda tersebut. Engkau juga harus mengembangkan persatuan yang sama dan berbagi suka cita dan masalah sebagai satu keluarga. Tidak ada satupun yang tidak dapat engkau capai dengan persatuan sebagai kekuatanmu. Dengan kesucian dan persatuan, rasa bhaktimu yang murni kepada Tuhan juga akan tumbuh. Jadikan kesucian, persatuan, keillahian menjadi semboyanmu; hanya semuanya itu yang akan memastikan kebahagiaan material dan spiritual.

(Divine Discourse, May 22, 1986) - BABA - Wacana Harian Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Thought For The Day) - Jumat, 22 September 2017

Diantara semua bentuk praktik spiritual, bhakti adalah yang paling mudah dan suci. Bhakti berasal dari akar kata ‘Bhaj’, dengan akhiran ‘ti.’ Kata ini berarti sebuah perasaan persahabatan digabungkan dengan perasaan yang terpesona. Untuk seseorang yang merupakan produk dari sifat atau guna, untuk memahami apa yang melampaui guna, maka sikap kerendahan hati dan penghormatan adalah diperlukan. Bhakti menyerukan untuk memanfaatkan pikiran, perkataan, dan badan untuk memuja Tuhan. Hal ini melambangkan cinta kasih yang sepenuhnya. Bhakti dan cinta kasih adalah tidak bisa dipisahkan dan saling tergantung. Resi Narada menyatakan bahwa memuja Tuhan dengan kasih yang tanpa batas adalah Bhakti. Vyasa berpendapat bahwa bhakti adalah melakukan pemujaan dengan kasih yang mendalam dan sejati. Resi Garga menyatakan bahwa bhakti adalah melayani Tuhan dengan kesucian pikiran, perkataan, dan tubuh. Yajnavalkya berpendapat bahwa Bhakti yang sejati terdapat dalam mengendalikan pikiran, mengarahkannya ke dalam diri dan menikmati kebahagiaan dalam hubungan yang erat dengan Tuhan. Walaupun banyak guru suci telah menyatakan pandangannya tentang kualitas dari Bhakti, karakteristik yang mendasar dari bhakti adalah cinta kasih. Bhakti adalah jalan menuju keselamatan.

(Divine Discourse, Oct 8, 1986) - BABA -

Wacana Harian Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Thought For The Day) - Sabtu, 23 September 2017 Berdoalah dengan sungguh-sungguh dan dengan keyakinan. Kemudian, karunia akan dilimpahkan kepadamu. Ketika hatimu diliputi dengan kasih, maka tidak akan bisa dinodai dengan ego dan pengaruh jahatnya. Sama halnya ketika engkau menginginkan kesehatan jasmani, yang artinya kesehatan anggota tubuh, engkau juga harus berusaha untuk kesehatan kemanusiaan yang artinya kedamaian dan suka cita untuk semua lapisan masyarakat dalam seluruh bangsa. Jika engkau memiliki pandangan yang lebih luas maka engkau akan mulai merasakan semakin berkurang dan kurang untuk masalahmu sendiri dan lebih banyak cemas dengan masalah yang dihadapi yang lainnya. Itu adalah persembahan awal dari diri sendiri dalam ‘Yajna’ yang besar yang disebut dengan ‘hidup.’ Engkau harus menyatukan kesejahteraanmu dengan kesejahteraan dunia. Bagaimana engkau dapat bahagia ketika tetanggamu dalam penderitaan? Maka dari itu, Aku mengajakmu untuk berhenti berdoa hanya untuk kemajuan dirimu sendiri; berdoalah untuk kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan semua umat manusia, terlepas dari daerah atau warna. (Divine Discourse, Dasara, Oct 7, 1970) - BABA -

Wacana Harian Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Thought For The Day) - Minggu, 24 September 2017

Kata ‘yajna’ berarti pengorbanan; itu adalah tujuan utama dari yajna. Engkau mengorbankan kekayaan, kenyamanan, kekuatan (semua hal ini yang meningkatkan ego) dan menyatu dalam yang tidak terbatas. Itu adalah pencapaian dan juga akhir. Yajna berguna karena mendukung pengorbanan yang ideal dan mengecam perolehan. Yajna menekankan pada disiplin dan bukannya gangguan. Yajna menekankan pada konsentrasi pikiran, lidah, dan tangan pada keillahian. Orang-orang sinis menghitung jumlah gandum dan ghee, serta meminta lebih banyak kepuasan dan kesenangan sebagai gantinya! Akibat dari yajna pada karakter dan kesadaran tidak bisa diukur atau ditimbang dalam meter atau gram. Hal ini tidak dapat diukur, walaupun bersifat aktual dan dapat dialami. Gandum dan ghee dipersembahkan dalam api suci yang diikuti dengan lantunan mantra Weda memberikan seribu kali lipat; semuanya ini akan membersihkan dan menguatkan atmosfer seluruh dunia. (). (Divine Discourse, Dasara, Oct 7, 1970) - BABA -

Pakailah kalung permata bhakti di lehermu, penuhi pikiran, perkataan, dan perbuatanmu

dengan kasih Tuhan

Illumineoursoulwith‘LenteraSai(SAI+LENTERA).Welcominguniversal,tranquil,peacefulandwisdommind(SAILENT+ERA).DecoratetheeraofSaiwithLove(SAI+ERA)