amphib i

8
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan ( Zug, 1993). Amphibi pertama muncul pada periode Devonian sekitar 370 tahun lalu. Mereka adalah vertebrata pertama yang naik kedaratan dari habitat air. Menjadi kelompok hewan pertama yang menghuni daratan. Pada artikel e-Learning Biologi ini kita akan melihat dan mempelajari enam kelompok amphibi, karakteristiknya, dan organism anggota masing- masing kelompok (Nasruddin, 2012). Berdasarkan hal tersebut maka makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih dekat menganai kelas Amphibi pada vertebrata. I.2 Tujuan Tujuan dari makalah ini yaitu: 1. Mengetahui ciri-ciri dari amphibi 2. Mengetahui struktur dan fungsi dari kelas amphibi 3. Menyusun sistematik dari kelas amphibi BAB II

Upload: lenia-w-sugiyanto

Post on 24-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

amphibi

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh

    rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu

    Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai

    hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya,

    amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan

    ( Zug, 1993).

    Amphibi pertama muncul pada periode Devonian sekitar 370 tahun lalu. Mereka adalah

    vertebrata pertama yang naik kedaratan dari habitat air. Menjadi kelompok hewan pertama

    yang menghuni daratan. Pada artikel e-Learning Biologi ini kita akan melihat dan

    mempelajari enam kelompok amphibi, karakteristiknya, dan organism anggota masing-

    masing kelompok (Nasruddin, 2012).

    Berdasarkan hal tersebut maka makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih dekat

    menganai kelas Amphibi pada vertebrata.

    I.2 Tujuan

    Tujuan dari makalah ini yaitu:

    1. Mengetahui ciri-ciri dari amphibi

    2. Mengetahui struktur dan fungsi dari kelas amphibi

    3. Menyusun sistematik dari kelas amphibi

    BAB II

  • ISI

    2.1 Defenisi Amphibi

    Amphibi (bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup).

    Merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan

    mampu hidup di air maupun di darat.

    2.2 Ciri-Ciri Amphibi

    Amphibia mempunyai ciri khusus yang tidak terdapat pada kelas lain yaitu sebagai

    berikut (Duellman and Trueb, 1986) :

    1. Kulit selalu basah dan berkelenjar.

    2. Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan atau berenang dengan 4 5 jari atau lebih

    sedikit dan bersirip.

    3. Mempunyai 2 lubang hidung yang berhubungan dengan rongga mulut. Pada lubang

    hidung tertentu terdapat klep yang mencegah masuknya air pada saat hewan tersebut

    berada di dalam air.

    4. Mata berkelopak dan kelopak tersebut dapat digerakkan.

    5. Lembar gendang pendengaran terletak di sebelah luar.

    6. Mulut bergigi dan berlidah (lidahnya dapat dijulurkan pada saat menangkap mangsa).

    7. Rangka tubuh sebagian besar tersusun atas tulang keras, tengkoraknya memiliki due

    kondil. Apabila bertulang rusuk maka tulang rusuk tersebut tidak menempel pada

    tulang dada.

    8. Jantung amphibi atas tiga ruang (2 atrium dan 1 ventrikel) dan memiliki satu pasang

    atau tiga pasang lengkung aorta, sel darah merah berbentuk oval dan berinti. Selain

    dengan paru paru, amphibi dewasa bernafas dengan kulit dan selaput rongga mulut.

    9. Otak memiliki 10 pasang saraf kranialis.

    10. Suhu tubuh tergantung dari lingkungannya (poikilothermis).

    11. Fertilisasi secara eksternal atau internal, kebanyakan anggotanya bertelur (ovipar).

    Telur mempunyai kuning telur dan terbungkus zat gelatin.

    12. Mengalami metamorfosis sempurna dalam siklus hidupnya.

  • Kebanyakan Amfibi adalah hewan tropis, karena hewan berdarah dingin. Amphibi

    memerlukan sinar matahari untuk mendapatkan panas ke tubuhnya, karena tidak bisa

    memproduksi panas sendiri. Oleh karena itu banyak amphibi yang ditemukan di wilatah

    tropis dan sub tropis, termasuk di seluruh indonesia (Satolon, 2013).

    2.3 Sistem Pencernaan

    Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Pada

    beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuruan yang berbeda. Dari

    cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis

    (basis) dan mendorong makanan masuk dalam ventriculus yang berfungsi sebagai gudang

    percernaan. Bagain muka frentriculus yang besar disebut cardiarc, sedang bagian posterior

    mengecil dan berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan

    jadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau verment,

    yang merupakan katalisator. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tetapi

    terutama terjadi di intestinum. Makanan masuk ke dalam intestinum dari ventriculus melalui

    klep pyloris (Jasin, 1992).

    Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepardan pancreaticum yang memberikan

    sekresinya pada intestinum kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hepar yang

    besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus atau zat empedu yang dihasilkan akan ditampung

    sementara dalam fesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui

    ductus cystcus dahulu kemudian melalui duktus cholydocus yang merupakan saluran

    gabungan dengan saluran yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengilmusikan zat lemat.

    Bahan makanan yang merupakan sisa di dalam intestinum mjor menjadi faeces dan

    selanjutnya dikeluarjkan melalui anus (Jasin, 1992).

    2.4 Sistem Ekskresi

    Ginjal amphibi berfungsi untuk mengeluarkan air yang berlebih. Karena kulit katak

    permeable terhadap air, maka pada saat ia berada di air, banyak air masuk ke tubuh katak

    secara osmosis. Pada saat ia berada di darat harus melakukan konservasi air dan tidak

    membuangnya. Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan

    lingkungannya dengan cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem

    portal renal berfungsi untuk membuang bahan bahan yang diserap kembali oleh tubuh

  • selama masa aliran darah melalui glomerulus dibatasi. Katak juga menggunakan kantung

    kemih untuk konserfadsi air. Apabila sedang berada dia air, kantung kemih terisi urin yang

    encer. Pada saat berada di darat air diserap kembali ke dalam darah menggantikan air yang

    hilang melalui evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan adalah hormon yang sama

    dengan ADH.

    2.4 Sistem Respirasi

    Alat respirasi pada katak terdiri atas selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Ada 2

    fase respirasi pada katak yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi.

    1. Inspirasi

    Udara kaya O2 masuk ke paru-paru lewat selaput rongga mulut dan kulit. Otot

    sternohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya udara luar yang

    kaya O2 masuk ke dalam rongga mulut melalui koane. Kemudian koane menutup dan

    segera otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut

    mengecil. Mengecilnya rongga mulut mengakibatkan udara masuk ke celah-celah yang

    terbuka menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, O2 diikat oleh

    darah yang ada dalam pembuluh-pembuluh kapiler dinding paruparu, sedangkan karbon

    dioksida dilepaskan.

    2. Ekspirasi

    Udara miskin O2 dilepaskan ke luar. Otot perut dan otot sternohioideus

    berkontraksi sehingga udara yang ada di dalam paru-paru tertekan ke luar dan masuk ke

    dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan koane membuka. Bersamaan dengan itu,

    otot rahang bawah berkontraksi yang segera diikuti oleh kontraksi otot geniohioideus,

    sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut, akibatnya udara

    dari paruparu yang kaya CO2 akan keluar melalui koane.

    2.5 Sistem Transportasi

    Jantung katak terdiri dari tiga ruang yaitu atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel (2

    atrium, 1 ventrikel). Atrium kanan menerima darah yang miskin oksigen dari seluruh tubuh,

    sedangkan atrium kiri menerima darah dari paru paru.

  • Darah dari kedua atrium bersama-sama masuk ventrikel. Walaupun tampaknya terjadi

    percampuran antara darah yang miskin oksigen dengan darah yang kaya oksigen namun

    pencampuran diminimalisasi oleh adanya sekat sekat yang terdapat pada ventrikel. Dari

    ventrikel, darah masuk ke pembuluh darah yang bercabang tiga. Arteri anterior mengalirkan

    darah ke kepala dan ke otak. Cabang tengah (lubang aorta) mengalirkan darah ke jaringan

    internal dan organ dalam badan, sedangkan arteri posterior dilewati oleh darah yang menuju

    kulit dan paru paru. Berikut ini skema system transportasi pada Amphibi:

    Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian

    mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel yang

    kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis paruparu vena pulmonalis

    atrium kanan. Lintasan peredaran darah ini disebut peredaran darah paru paru. Selain

    peredaran darah paru paru, pada katak sinus venosus atrium kanan.

    2.6 Sistem Saraf

    Sistem saraf pada amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem saraf periforium.

    Sistem saraf sentral terdiri dari encephalon (otak) dan medulla spinalis. Enchephalon terdapat

    pada kotak otak (cranium). Pada sebelah dorsal akan tampak dua lobus

    olfactorium menuju saccus nasalis, dua haemisperium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang

    berbentuk ooid yang dihubungkan dengan comisure anterior, sedangkan bagian anteriornya

    dergabung dengandienchepalon medialis. Dibagian belakang ini terdapat dua bulatan lobus

    opticus yang ditumpuk otak tengah tengah (mesenchepalon) sebelah bawahnya

    merupakan cerebreum (otak kecil). Dibelakang terdapat bagian terbuka sebelah atas

    yakni medulla oblongata yang berhubungan dengan medulla spinalis dan berakhir

    disebelah felium terminale (Jasin, 1984: 271).

    2.7 Kelenjar Endokrin

    Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern yang

    disebut hormon. Fungsinya mengatur atau mengontrol tugas tugas tubuh, merangsang, baik

    yang bersifat mengaktifakan atau mengerem pertumbuhan, mengaktifakan bermacam

    macam jaringan dan berpengaruh terhadap tingkah laku mahluk.

  • Pada dasar otak terdapat glandula pituitari atau glandula hypophysa. Bagian anterior

    kelenjar ini pada larva menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol

    pertumbuhan tubuh terutama panjang tulang. Bila seekor berudu diambil bagian anterior

    glandula hypophysanya, berudu tersebut tak akan tumbuh menjadi katak. Tapi bila potongan

    ini ditranspantasikan kembali, maka pertumbuhan akan terjadi sebagaimana mestinya.

    Pemberian hormon yang dihasilkan oleh bagian anterior glandula hypophysa ini baik secara

    oral maupun suntik mengakibatkan pertumbuhan raksasa. Kelenjar paratiroid ada (tidak ada

    pada ikan), sebagai regulator kalsium dalam sistem endokrin.

    Pada katak dewasa bagian anterior glandula pituitaria ini menghasilkan hormon yang

    merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Jika dilakukan inplantasi kelenjar ini

    dengan sukses pada seekor katak dewasa yang tak dalam keadaan berkembangbiak , maka

    mulai saat itu segera terjadi perubahan. Inplantasi pada katak betina menyebabkan hewan ini

    menghasilkan ovum yang telah masak. Inplantasi pada katak jantan mengakibatkan hewan ini

    menghasilkan sperma.

    Bagian tengah glandula pituitaria akan menghasilkan hormon intermidine yang

    mempunyai peranan dalam pengatran chromorophora dalam kulit. Bagian posterior glandula

    pituitaria menghasilkan suatu hormon yang mengatur pengambilan air.

    Glandula thyroidea yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid menghasilkan

    hormon thyroid yang mengatur metabolisme secara umum. Kelenjar ini menjadi besar pada

    berudu sebelum metamorphose menjadi katak. Jika kelenjar ini di ambil maka berudu tidak

    akan menjadi katak. Bila ekstrak ini disuntikan pada berudu yang secara normal memerlukan

    waktu dua tahun (untuk katak yang diam di daerah dingin) untuk berubah menjadi dewasa

    maka waktu metamorphose ini akan dipercepat. Kelenjar tiroid tidak hanyamengatur

    aktivitas metabolisme tubuh tetapi dipercaya sangat penting dalam mempengaruhi periode

    pengelupasan lapisan luar kulit.

    Kelenjar pancreas di samping menghasilkan enzim juga menghasilkan hormon insuline

    yang mengatur metabolisme zat gula. Hormon ini juga dihasilkan oleh sekelompok sel

    dalam pulau Langerhans.

    Pada permukaan sebelah luar dari ginjal terdapat glandulae supra renalis atau

    glandulae adrenalis yang menghasilkan hormon adrenalin atau aphinephrine yang bekerja

    berlawanan dengan insuline (hormon adrenalin mengubah glycogen menjadi glucosa, kecuali

  • itu menyebabkan pigmen mengumpul sehingga kulit berwarna lebih gelap. Kelenjar adrenal,

    korteks dan medula bergabung tidak terpisah seperti pada ikan.

    2.8 Tingkah Laku

    Suatu organisme dapat tumbuh dan berkembang hanya dalam batas-batas kisaran

    toleransi, kondisi faktor-faktor abiotik, dan ketersediaan sumber daya. Batas-batas itu

    ditentukan oleh kemampuan makhluk hidup untuk menghadapi lingkungannya yaitu adaptasi

    fisiologis, struktur dan pola perilakunya (Odum, 1971).

    Adaptasi yang dilakukan hewan ektoterm terhadap lingkungan adalah dengan tingkah

    lakunya. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap

    panas lingkungan).

    Pada lingkungan yang panas katak (Amphibi) beradaptasi secara morfologi dengan

    cara menguapkan panas dari dalam tubuhnya. Sedangkan secara tingkah laku yang dilakukan

    katak adalah bersembunyi pada bongkahan tanah yang dianggap lebih rendah suhunya.

    Namun jika suhu lingkungan ekstrim panas katak menggunakannya untuk memaksimalkan

    reproduksinya. Dengan tujuan melestarikan spesiesnya. Telur yang dihasilkan ditempelkan

    pada daun atau ranting pohon. Ketika lingkungan sudah memungkinkan seperti pada saat

    musim penghujan, maka telur tersebut akan berkembang menjadi berudu yang akhirnya akan

    menjadi katak dewasa yang baru.

    Kodok dan katak kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat bulan mati

    atau pada ketika menjelang hujan. Pada saat itu kodok-kodok jantan akan berbunyi-bunyi

    untuk memanggil betinanya, dari tepian atau tengah perairan. Beberapa jenisnya, seperti

    kodok tegalan (Fejervarya limnocharis) dan kintel lekat alias belentung (Kaloula baleata),

    kerap membentuk grup, di mana beberapa hewan jantan berkumpul berdekatan dan berbunyi

    bersahut-sahutan. Suara keras kodok dihasilkan oleh kantung suara yang terletak di sekitar

    lehernya, yang akan menggembung besar manakala digunakan.

    Pembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan melekat di

    punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air,

    kaki belakang kodok jantan akan memijat perut kodok betina dan merangsang pengeluaran

    telur. Pada saat yang bersamaan kodok jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga

    bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina.

  • 2.9 Sistem Reproduksi

    Pada katak jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputihputihan)

    terletak disebelah atas ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut

    mesdrchiutn. Dari testis terdapat saluran yang disebut vasadefferensia yang bermuara di

    kloaka. Bagian ureter yang dekat kloaka mengalami pembesaran yang disebut vesicusa

    seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementara spermatozoa (Duellman and Trueb,

    1986).

    Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian

    belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium. Pada saat

    musim kawin pada ovarium terpadat ovum yang masak dan menuju saluran yang disebut

    oviduk. Bagian posterior oviduk membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan

    melalui kloaka keluar dari tubuh. Pada katak terjadi fertilisasi eksternal (pembuahan di luar

    tubuh). Pada musim kawin terjadi isyarat kawin oleh katak jantan dan katak betina.

    Perkawinan dilakukan dengan cara katak jantan menempel di atas punggung katak betina,

    lalu keduanya menyemprotkan selsel gametnya ke luar tubuh (Duellman and Trueb, 1986).