wind influenced apartment design in jakarta...
Post on 18-Feb-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
Perancangan Apartemen di Jakarta Dengan Eksplorasi Bentuk dan Deflector
Berdasarkan Pengaruh Angin dijabarkan dalam pengertian sebagai berikut dimana
kata perancagan menurut My Earth dalam makalahnya yang berjudul Perancagan
system dan Analisa memiliki arti suatu kegiatan membuat dessain teknis berdasarkan
evaluasi yang telah dilakukan pada kegiatan analisis. Sehingga dalam hal ini, objek
desain adalah bangunan dengan fungsi apartemen yang memperhatikan kecepatan
angin sebagai analisa dasar pembentukan massa bangunan dan deflector.
2.1.1 Pengertian Apartemen
Menurut buku Site Planning (1984 : 252), apartemen didefinisikan sebagai
“....several dwelling units share a common (usually an indoor) access and are
enclosed by a common structural envelope...”, yang berarti beberapa unit
hunian yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh struktur kulit
bangunan yang sama.
Menurut sumber buku Joseph De Chiara & John Hancock Callender Time
Server Standart Mc Grow Hill, 1968, For Building Type NY Sebuah unit
tempat tinggal yang terdiri dari Kamar Tidur, Kamar Mandi, Ruang Tamu,
Dapur, Ruang Santai yang berada pada satu lantai bangunan vertikal yang
terbagi dalam beberapa unit tempat tinggal.
17
18
Apartemen harus memberikan keindahan, kenyamanan, keamanan dan privasi
bagi keluarga yang tinggal di dalamnya.
2.1.2 Klasifikasi Apartemen
A. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Tipe Pengelolaan
Ada dua jenis apartemen berdasarkan jenis pembiayaannya yaitu:
Apartemen yang dibiayai oleh pemerintah
Apartemen yang dibiayai oleh swasta/investor
Perbedaan antara kedua jenis apartemen ini umumnya berpengaruh pada
status kepemilikan unit-unit dalam apartemen tersebut. Apartemen yang dibiayai
oleh pemerintah umumnya berharga murah dan memiliki sistem sewa atau sistem
beli dengan tipe kepemilikan bersama (cooperative), dan seringkali dibangun untuk
menampung masyarakat kalangan bawah yang tidak memiliki tempat tinggal, disebut
pula dengan istilah rumah susun. Sementara apartemen yang dibiayai oleh investor
swasta umumnya diperuntukkan bagi kalangan menengah dan kalangan atas, dengan
sistem sewa atau sistem beli dalam bentuk condominium.
B. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Sistem Kepemilikan
Ada dua jenis apartemen berdasarkan kepemilikan antara lain
(Apartments:Their Design and Development, 1967 : 39-42) :
Apartemen dengan sistem sewa
Pada apartemen ini, penghuni hanya membayar biaya sewa unit yang
ditempatinya kepada pemilik apartemen dan biasanya biaya itu dibayarkan
per bulan ataupun per tahun. Biaya utilitas seperti listrik, air, gas, telepon
ditanggung sendiri oleh penghuni. Sementara biaya maintenance dan gaji
19
pegawai pengelola apartemen ditanggung oleh pemilik. Penghuni yang tidak
ingin tinggal lagi di apartemen tersebut harus mengembalikan apartemen
tersebut kepada pemiliknya, kemudian pemilik akan mencari lagi orang baru
untuk mengisi unit-unitnya yang kosong.
Apartemen dengan sistem beli
Apartemen dengan sistem beli dapat terbagi lagi menjadi dua jenis yaitu:
o Apartemen dengan sistem kepemilikan bersama (cooperative
ownership). Pada apartemen ini, setiap penghuni memiliki saham
dalam perusahaan pemilik apartemen serta menempati satu unit
tertentu sesuai dengan ketentuan perusahaan. Penghuni hanya bisa
menjual unitnya kepada orang yang telah dianggap cocok oleh
penghuni apartemen lainnya. Bila terdapat unit apartemen yang
kosong, maka sahamnya akan dibagi rata diantara penghuni dan
mereka harus menanggung semua biaya maintenance unit yang
kosong tersebut, sampai unit tersebut ditempati oleh penghuni baru.
o Condominium. Pada apartemen ini, setiap penghuni menjadi pemilik
dari unitnya sendiri dan memiliki kepemilikan yang sama dengan
penghuni lainnya terhadap fasilitas dan ruang publik. Penghuni bebas
untuk menjual, menyewakan ataupun memberikan kepemilikannya
kepada orang lain. Jika terdapat unit apartemen yang kosong, maka
biaya maintenance unit itu ditanggung oleh badan pengelola
apartemen itu.
20
C. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Tinggi dan Besar bangunan
Berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan (Akmal, 2007) Apartemen
terdiri atas :
High-rise Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri atas lebih dari
sepuluh lantai. Dilengkapi area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan
servis penuh. Struktur apartemen lebih komplekssehingga desain unit
apartemen cenderung standar. Jenis ini banyak dibangun di pusatkota.
Mid-Rise Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri dari tujuh sampai
dengan sepuluh lantai. Jenisapartemen ini lebih sering dibangun dikota satelit.
Low-Rise Apartemen. Apartemen dengan ketinggian kurang dari tujuh lantai
dan menggunakan tangga sebagaialat transportasi vertikal. Biasanya untuk
golongan menengah ke bawah.
Walked-Up Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri atas tiga lantai
sampai dengan enam lantai. Apartemenini kadang-kadang memiliki lift, tetapi
bisa juga tidak. Jenis apartemen ini disukai olehkeluarga yang besar (keluarga
inti ditambaha dengan orang tua). Gedung apartemen hanya terdiri dari dua
atau tiga unit apartemen
Garden Apartemen. Bangunan apartemen dua sampai empat lantai.
Apartemen ini memiliki halaman dan taman disekitar bangunan. Apartemen
ini sangat cocok untuk keluarga inti yang memiliki anak kecil karena anak-
anak dapat mudah mencapai ke taman. Biasanya untuk golongan menengah
ke atas.
21
D. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Sirkulasi Horizontal
Sirkulasi horizontal pada apartemen adalah berupa koridor. Berdasarkan
macam bentuk koridor, apartemen dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
Single-loaded corridor apartment
Apartemen dengan tipe koridor ini dapat terbagi lagi menjadi dua yaitu :
o Open corridor apartment. Koridor pada tipe ini bersifat terbuka
dengan pembatas terhadap ruang luar berupa tembok atau railing yang
ketinggiannya tidak lebih dari 1 – 1,5 meter.
o Closed corridor apartment. Koridor bersifat tertutup oleh dinding,
kadang memiliki bukaan berupa jendela ataupun jalusi atau bahkan
tidak ada bukaan sama sekali.
Double-loaded corridor apartment
Tipe koridor pada apartemen ini dikelilingi oleh unit-unit hunian sehingga
seringkali terletak ditengah-tengah bangunan (central corridor).
E. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Sirkulasi Vertikal
Berdasarkan sirkulasi vertikal, apartemen dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu (Site Planning, 1984 : 280 – 281) :
Walk-up Apartment
Pada apartemen ini sirkulasi vertikal utamanya adalah menggunakan tangga.
Ketinggian bangunan apartemen ini maksimal hanya 4 lantai. Apartemen ini
dirancang dengan koridor seminimal mungkin dan kebanyakan unit hunian
dekat dengan tangga sirkulasi. Apartemen ini dapat dibagi lagi menjadi dua
berdasarkan letak tangga sirkulasinya, yaitu :
22
o Core – type walk up apartment. Pada apartemen tipe ini tangga
sirkulasi (stair core) dikelilingi oleh unitunit hunian. Berdasarkan
jumlah unit hunian yang mengelilinginya, apartemen ini dapat dibagi
lagi menjadi 3 tipe yaitu :
1. Duplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi dua unit hunian
2. Triplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi tiga unit
hunian
3. Quadruplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi empat unit
hunian
o Corridor – type walk up apartment. Pada apartemen ini tangga
sirkulasi terletak di kedua ujung koridor. Dengan menggunakan tipe
sirkulasi ini dapat memperbanyak jumlah unit pada satu lantai.
Elevator Apartment. Pada apartemen ini sirkulasi vertikal utamanya adalah
lift dan memiliki sirkulasi vertikal sekunder berupa tangga yang seringkali
juga merupakan tangga darurat. Umumnya apartemen ini dilengkapi dengan
lobby atau ruang tunggu lift. Ketinggian bangunan umumnya diatas 6 lantai.
Ada dua macam sistem lift yang dapat digunakan pada tipe apartemen ini
yaitu:
o Lift yang digunakan berhenti di setiap lantai bangunan
o Lift yang digunakan diprogram untuk berhenti hanya pada lantai-
lantai tertentu pada bangunan (Skip – floor elevator system).
Umumnya system ini digunakan pada apartemen dengan sistem
penyusunan lantai Duplex. Kelebihan sistem ini antara lain dapat
mengurangi koridor publik dan memperluas ukuran unit hunian pada
23
lantai dimana lift tidak berhenti. Kelemahannya terletak pada perlunya
menambah tangga pada setiap unit hunian.
F. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Tipe Unit
Klasifikasi pada apartemen berdasarkan tipe unitnya ada empat
(Akmal,2007), yaitu :
Studio
Unit apartmen yang hanya memiliki satu ruang. Ruang ini sifatnya
multifungsi sebagai ruang duduk, kamar tidur dan dapur yang semula
terbuka tanpa partisi. Satu-satunya ruang yang terpisah biasanya hanya
kamar mandi. Apartemen tipe studio relatif kecil. Tipe ini sesuai dihuni oleh
satu orang atau pasangan tanpa anak. Luas minimal 20-35 m2.
Apartemen 1, 2, 3 Kamar / Apartemen Keluarga
Pembagian ruang apartemen ini mirip rumah biasa. Memiliki kamar tidur
terpisah serta ruang duduk, ruang makan, dapur yang bias terbuka dalam
satu ruang atau terpisah. Luas apartemen ini sangat beragam tergantung
ruang yang dimiliki serta jumlah kamarnya. Luas minimal untuk satu kamar
tidur adalah 25 m2, 2 kamar tidur 30 m2, 3 kamar tidur 85 m2, dan 4 kamar
tidur 140 m2.
Loft
Loft adalah bangunan bekas gudang atau pabrik yang kemudian
dialihfungsikan sebagai apartemen. Caranya adalah dengan menyekat-
nyekat bangunan besar ini menjadi beberapa hunian. Keunikan apartemen
adalah biasanya memiliki ruang yang tinggi, mezzanine atau dua lantai
dalam satu unit. Bentuk bangunannya pun cenderung berpenampilan
24
industrial. Tetapi, beberapa pengembang kini menggunakan istilah loft
untuk apartemen dengan mezzanine atau dua lantai tetapi dalam bangunan
yang baru. Sesungguhnya ini salah kaprah karena kekhasan loft justru pada
konsep bangunan bekas pabrik dan gudangnya.
Penthouse
Unit hunian ini berada dilantai paling atas sebuah bangunan apartemen.
Luasnya lebih besar daripada unit-unit di bawahnya. Bahkan, kadang-
kadang satu lantai hanya ada satu atau dua unit saja. Selain lebih mewah,
penthouse juga sangat privat karena memiliki lifty khusus untuk
penghuninya. Luas minimumnya adalah 300 m2.
G. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Bentuk Massa Bangunan
Ada 3 macam tipe apartemen berdasarkan bentuk massa bangunannya yaitu
(Apartments:Their Design and Development, 1967 : 46) :
Apartemen berbentuk Slab
Pada apartemen berbentuk slab, antara tinggi bangunan dan lebar/panjang
bangunan hampir sebanding, sehingga bangunan berbentuk seperti kotak
yang pipih. Biasanya memiliki koridor yang memanjang dengan unit-unit
hunian berada di salah satu atau kedua sisi koridor.
Apartemen berbentuk Tower
Pada apartemen berbentuk tower, lebar/panjang bangunan lebih kecil
dibandingkan dengan tingginya sehingga bentuk bangunan seperti tiang.
Biasanya ketinggian bangunannya diatas 20 lantai. Sistem sirkulasinya
menggunakan sistem core karena menggunakan lift. Ada berbagai variasi
bentuk tower antara lain :
25
o Single tower
Apartemen dengan hanya satu massa bangunan. Core umumnya
terletak di tengah. Ruang koridor dapat diminimalkan. Unit-unit
hunian akan terletak dekat dengan tangga dan lift. Berdasarkan bentuk
massa, apartemen dengan satu tower dapat dibedakan menjadi tower
plan, expanded tower plan, circular plan, cross plan, dan five wing
plan.
o Multi tower
Apartemen yang memiliki lebih dari satu massa bangunan. Antara
massa bangunan dapat dihubungkan oleh suatu massa penghubung
ataupun hanya berupa pedestrian penghubung saja. Bila massa
bangunan dihubungkan oleh suatu massa penghubung, umumnya
massa penghubung terletak di tengah dengan massa lain
mengelilinginya. Lift dan tangga diletakkan pada massa penghubung
tersebut. Sementara untuk massa yang hanya dihubungkan oleh
pedestrian, tiap massa akan memiliki lift dan tangga masing-masing.
o Apartemen dengan bentuk Varian (campuran antara Slab dan Tower)
H. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Golongan Sosial
Berdasarkan golongan sosial (Savitri & Ignatius & Budiharjo & Anwar &
Rahwidyasa, 2007) pada pembangunan apartemen, dibagi menjadi empat yaitu :
Apartemen Sederhana
Apartemen Menengah
Apartemen Mewah
Apartemen Super Mewah
26
Yang membedakan keempat tipe diatas adalah fasilitas yang terdapat dalam
apartemen tersebut. Semakin lengkap fasilitas dalam sebuah apartemen, maka
semakin mewah apartemen tersebut. Pemilihan bahan bangunan dan system
apartemen juga berpengaruh. Semakin baik kualitas material dan semakin banyak
pelayannya, semakin mewah apartemen tersebut.
I. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Penghuni
Pengklasifikasian yang berdasarkan penghuni (Savitri & Ignatius &
Budiharjo & Anwar & Rahwidyasa, 2007), jenis apartemen dibagi menjadi empat,
yaitu :
Apartemen Keluarga
Apartemen ini dihuni oleh keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anaknya.
terdiri dari 2 hingga 4 kamar tidur, belum termasuk kamar tidur pembantu
yang tidak selalu ada. Biasanya dilengkapi dengan balkon untuk interaksi
dengan dunia luar.
Apartemen Lajang
Apartemen ini dihuni oleh pria atau wanita yang belum menikah dan biasanya
tinggal bersama teman. Mereka menggunakan apartemen sebagai tempat
tinggal, bekerja, dan beraktivitas lain diluar jam kerja.
Apartemen Bisnis / Ekspatrial
Apartemen ini digunakan oleh para pengusaha untuk bekerja karena mereka
telah mempunyai hunian sendiri diluar apartemen ini. Biasanya terletak dekat
dengan tempat kerja sehingga member kemudahan bagi pengusaha untuk
mengontrol pekerjaannya.
27
Apartemen Manula
Apartemen ini merupakan suatu hal yang baru di Indonesia, bahkan bias
dibilang tidak ada meskipun sudah menjadi sebuah kebutuhan. Diluar negeri
seperti Amerika, Cina, Jepang dan lain-lain, telah banyak ditemui apartemen
untuk hunian manusia usia lanjut. Desain apartemen disesuaikan dengan
kondisi fisik para manula dan mengakomodasi manula dengan alat bantu
jalan.
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Prinsip Bernoulli
Asas Bernoulli dikemukakan pertama kali oleh Daniel Bernoulli
(1700±1782). Daniel Bernoulli lahir di Groningen, Belanda pada tangga l8 Februari
1700 dalam sebuah keluarga yang hebat dalam bidang matematika. Dia dikatakan
memiliki hubungan buruk dengan ayahnya yaitu Johann Bernoulli, setelah keduanya
bersaing untuk juara pertama dalam kontes ilmiah di Universitas Paris. Johann, tidak
mampu menanggung malu harus bersaing dengan anaknya sendiri.
Johann Bernoulli juga menjiplak beberapa ide kunci dari buku
Daniel, Hydrodynamica dalam bukunya yang berjudul Hydraulica yang diterbitkan
lebih dahulu dari buku Hydrodynamica. Dalam kertas kerjanya yang berjudul
Hydrodynamica, Bernoulli menunjukkan bahwa begitu kecepatan aliran fluida
meningkat maka tekanannya justru menurun.
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya
merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa
28
jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan
jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel
Bernoulli. Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua
bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan
(compressible flow).
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi,
dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah sebagai
berikut:
di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadapa suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi
asumsi sebagai berikut:
• Aliran bersifat tunak (steady state)
• Tidak terdapat gesekan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh
Gambar 2.1 Pipa Efek Venturi
Sumber Rodhan Bijaksa Fisika Inspiratif, 2012
29
fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran
termampatkan adalah sebagai berikut:
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan ( p ), energi kinetik
per satuan volum (1/2 PV^2 ), dan energi potensial per satuan volume (ρgh) memiliki
nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
Dalam bagian ini kita hanya akan mendiskusikan bagaimana cara berfikir
Bernoulli sampai menemukan persamaannya, kemudian menuliskan persamaan ini.
Akan tetapi kita tidak akan menurunkan persamaan Bernoulli secara matematis.
Kita disini dapat melihat sebuah pipa yang pada kedua ujungnya berbeda
dimanaujung pipa 1 lebih besar dari pada ujung pipa 2.
Penerapan Hukum Bernoulli:
a. Efek Venturi
Selain teorema Torricelli, persamaan Bernoulli juga bisa diterapkan
pada kasus khusus lain yakni ketika fluida mengalir dalam bagian pipa
yang ketinggiannya hampir sama (perbedaan ketinggian kecil). Untuk
memahami penjelasan ini, amati gambar di bawah
Pada gambar di atas tampak bahwa ketinggian pipa, baik bagian pipa
yang penampangnya besar maupun bagian pipa yang penampangnya
30
kecil, hampir sama sehingga diangap ketinggian alias h sama. Jika
diterapkan pada kasus ini, maka persamaan Bernoulli berubah menjadi :
Ketika fluida melewati bagian pipa yang penampangnya kecil (A2),
maka laju fluida bertambah (ingat persamaan kontinuitas). Menurut
prinsip Bernoulli, jika kelajuan fluida bertambah, maka tekanan fluida
tersebut menjadi kecil. Jadi tekanan fluida di bagian pipa yang sempit
lebih kecil tetapi laju aliran fluida lebih besar.
Ini dikenal dengan julukan efek Venturi dan menujukkan secara
kuantitatif bahwa jika laju aliran fluida tinggi, maka tekanan fluida
menjadi kecil. Demikian pula sebaliknya, jika laju aliran fluida rendah
maka tekanan fluida menjadi besar.
b. Cerbong asap
Pertama, asap hasil pembakaran memiliki suhu tinggi alias panas.
Karena suhu tinggi, maka massa jenis udara tersebut kecil. Udara yang
massa jenisnya kecil mudah terapung alias bergerak ke atas.
Kedua, prinsip bernoulli mengatakan bahwa jika laju aliran udara
tinggi maka tekanannya menjadi kecil, sebaliknya jika laju aliran udara
rendah, maka tekanannya besar. Ingat bahwa bagian atas cerobong berada
di luar ruangan. Ada angin yang bertiup di bagian atas cerobong, sehingga
tekanan udara di sekitarnya lebih kecil. Di dalam ruangan tertutup tidak
ada angin yang bertiup, sehingga tekanan udara lebih besar. Karenanya
asap digiring ke luar lewat cerobong.
c. Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang
Gambar 2.2 Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang
Sumber Rodhan Bijaksa Fisika Inspiratif, 2012
31
Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang juga merupakan salah satu
contoh Hukum Bernoulli. Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang
bekerja pada sebuah pesawat terbang yang sedang mengangkasa.
1. Berat Pesawat yang disebabkan oleh gaya gravitasi Bumi
2. Gaya angkat yang dihasilkan oleh kedua sayap pesawat
3. Gaya ke depan yang disebabkan oleh mesin pesawat
4. Gaya hambatan yang disebabkan oleh gerakan udara.
Bagian depan sayap dirancang melengkung ke atas. Udara yang ngalir
dari bawah berdesak2an dengan temannya yang ada di sebelah atas. Mirip
seperti air yang ngalir dari pipa yang penampangnya besar ke pipa yang
penampangnya sempit. Akibatnya, laju udara di sebelah atas sayap
meningkat. Karena laju udara meningkat, maka tekanan udara menjadi
kecil. Sebaliknya, laju aliran udara di sebelah bawah sayap lebih rendah,
karena udara tidak berdesakan (tekanan udaranya lebih besar). Adanya
perbedaan tekanan ini, membuat sayap pesawat didorong ke atas. Karena
sayapnya nempel dengan badan si pesawat, maka pesawat ikutan
terangkat.
d. Tikus juga tahu prinsip Bernoulli
Tikus juga tahu prinsip bernoulli. Si tikus tidak mau mati karena sesak
napas, karenanya tikus membuat 2 lubang pada ketinggian yang berbeda.
Akibat perbedaan ketinggian permukaan tanah, maka udara berdesak2an
dengan temannya (bagian kanan). Mirip seperti air yang mengalir dari
Gambar 2.3 Prinsip Bernoulli Pada Lubang Tikus
Sumber Rodhan Bijaksa Fisika Inspiratif, 2012
32
pipa yang penampangnya besar menuju pipa yang penampangnya kecil.
Karena berdesakan maka laju udara meningkat (Tekanan udara menurun)
Karena ada perbedaan tekanan udara, maka udara dipaksa mengalir
masuk melalui lubang tikus. Udara mengalir dari tempat yang tekanan
udara-nya tinggi ke tempat yang tekanan udaranya rendah.
2.3 Novelty
Unsur kebaruan dari penelitian ini adalah penelitian akan perubahan bentuk
dan orientasi massa berdasarkan pengaruh arah adan kecepatan angin pada level
pedestrian hingga level tertinggi bangunan. Pelitian juga mengandung unsur
penyelesaian kenyamanan berdasarkan kecepatan angin didalam unit apartemen
dengan pendekatan sistem deflector.
Titik fokus penelitian adalah untuk menyelesaikan tiga permasalahan massa
dan unit apartemen terhadap pengaruh angin yakni:
Zona 1 massa atau zona pedestrian tidak boleh memiliki bentuk massa yang
dapat mempercepat aliran angin hingga diatas batas level 4 dimana akibat
dari percepatan angin di zona 1 dapat menyebabkan berkurangnnya
keamanan dan kenyamanan pengguna terutama di zona pedestrian. Kecepatan
angin yang ingin dicapai pada zona ini adalah angin lemah dengan kecepatan
dibawah 3.8 m/s.
33
Untuk zona 2 – 4, tekanan angin menjadi fokus penelitian. Tekanan angin
dikurangi semaksimal mungkin dengan bentuk design yang aerodinamis. Hal
ini bertujuan untuk mengurangi beban struktur horizontal.
Penelitian juga memfokuskan pada wind deflector system dimana sistem ini
merupakan sistem untuk mengatur kecepatan angin yang masuk kedalam
ruangan. Kecepatan angin nyaman yang akan dicapai adalah berkisar 0.25
m/s – 1.5 m/s.
Ketiga poin penelitian ini merupakan fokus penelitian yang belum
dibahas dan diteliti pada penelitian sebelumnya. Software yang digunakan
untuk simulasi juga merupakan software yang berbeda dengan penelitian
sebelumnya dimana, penelitian ini menggunakan simulasi dari software
Falcon. Software ini dianggap paling efektif dalam menjelaskan informasi
yang didapatkan dalam simulasi.
top related