visi keluarga - kelasjodoh.com · dalam hal ini orangtua harus memulai segala kebaikan mulai dari...
Post on 03-Mar-2019
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Visi keluarga
Visi keluarga adalah membangun keluarga sakinah yang
penuh dengan kasih sayang. Sakinah berarti tentram.
Tentram karena diridho Allah SWT. Maksud dari keluarga
sakinah adalah :
Semua unsur keluarga, suami, istri dan anak-anak hidup
dalam ketaatan menjalankan perintah dan menjauhi
larangan Allah secara totalitas. Jadi unsur kelurga itu
adalah orang-orang yang sholeh dan sholehah.
Interaksi diantara mereka hanya menggunakan Islam
sebagai patokan/standar, bukan dengan emosional,
ataupun dengan aturan Barat
Mereka berlomba-lomba untuk saling menunaikan
kewajiban karena Allah SWT, bukan karena ridho
manusia.
PERAN KELUARGA
Sebagaimana yang telah di jelaskan dalam ajaran Islam,
fungsi dan peranan keluarga dalam pendidikan anak adalah
sebagai berikut :
YANG MEMBERIKAN KEYAKINAN AGAMA
Sebagaimana Alquran telah mengisahkan tentang Nabi-nabi
dan orang-orang sholeh mengenai keyakinan terhadap
Tuhan, seperti Nabi Ibrahim kepada anaknya Ismail, Lukman
kepada anaknya, bahwa mengajarkan tauhid kepada anak
mutlak dilakukan oleh kedua orangtua, agar anak mampu
meyakini adanya Tuhan yang wajib disembah, sehingga
enggan melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama.
Dengan demikian peran orangtua diharapkan mampu
menjadi teladan dalam beribadah kepada Allah swt.
YANG MENANAMKAN NILAI-NILAI MORAL DAN BUDAYA
Beberapa hadis Nabi saw. yang menjelaskan mengenai hal
ini adalah :
a. Memberikan nama yang baik (an yuhsina ismahu)
b. Memberikan makanan yang halal (an yuth’imahu bihalalin)
c. Mengajari membaca Alquran (an yuallimahu alkitab)
d. Melatih sopan santun (an yua’ddabahu ta’diban hasanan)
e. Mencintai Nabi Muhammad saw. (hubbun nabiyyi)
Penanaman budaya dan tatakrama kepada anak sudah
berabad-abad lalu telah di jelaskan di dalam Alquran, seperti
nasihat Luqman kepada anaknya untuk tidak berkata “ah”
kepada kedua orangtua, untuk berbuat baik kepada kedua
orangtua.
Selain itu Alquran juga melarang agar tidak saling
mengolok-olok, melarang agar tidak berlaku sombong, agar
tidak berlaku curang dan mengajarkan untuk saling tolong
menolong.
YANG MEMBERIKAN TELADAN
Dalam hal ini orangtua harus memulai segala kebaikan
mulai dari diri sendiri (ibda’ binafsih), dalam penerapannya
harus melalui pendekatan, melalui (moral knowing),
memberi tahu kepada anak mengenai kebaikan, melalui
(moral action) memberi tahu kepada anak cara melakukan
kebaikan, dan melalui (moral feeling) memberi tahu
kepada anak manfaat yang didapat setelah melakukan
kebaikan.
Pendekatan tersebut dilakukan secara berulang-ulang dan
berkelanjutan sehingga diharapkan dapat menjadi kebiasaan
(moral behaviour) bagi anak untuk selalu melakukan
kebaikan.
YANG MEMBERIKAN KETERAMPILAN DASAR
Memberikan keterampilan kepada anak, dalam sebuah
hadis, Rasululullah saw. Bersabda :
“Kewajiban orangtua terhadap anaknya itu antara lain harus
mengajari menulis, renang dan memanah” (HR. Imam
Baihaqi)
Dalam hadis yang lain, ditambah dengan mengajarkan anak
berkuda. Keterampilan-keterampilan tersebut menjadi
kebutuhan hidup pada zaman itu, sehingga peran keluarga
dipandang perlu untuk membekali anak-anaknya.
Tidak jauh berbeda pada zaman sekarang ini, keluarga
berperan menjadikan anak agar mampu berdikari (qadirun
‘ala kasbi), melatih kemampuan minat dan bakat yang
dimiliki anak agar memiliki pekerjaan yang layak, mendidik
anak agar tidak bergantung kepada orang lain terutama
dalam hal untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
YANG MEMBERIKAN PERLINDUNGAN
Sebagaimana yang termaktub di dalam Alquran surah At-
Tahrim ayat 6 “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa
api neraka….”. Peran keluarga sebagai pemberi perlindungan
terhadap anak, yakni :
1. Melindungi akalnya dengan ilmu pengetahuan yang
diperlukan dan disesuaikan dengan kebutuhan anak
2. Melindungi hatinya dari segala penyakit hati, senantiasa
mengingatkan anak untuk berdzikir kepada Allah swt.
dimanapun dan kapanpun.
3. Melindungi tubuhnya dari segala yang membahayakan,
termasuk memberikan makanan dan minuman yang
sehat, bergizi dan halal.
4. Suatu kenyataan yang sangat memperihatinkan adalah
semakin berkurangnya perhatian orangtua terhadap
keluarga dalam pendidikan dan pembinaan kualitas
manusia.
Hal ini terbukti dengan kecilnya usaha dan penelitian
serta kajian dari kalangan ahli pendidikan sendiri,
sehingga kita semua mengalami kemandekan metodologi
pendidikan dalam pranata keluarga, sehingga peranan
keluarga sebagai pranata pendidikan terabaikan dan
mempercayakan pembinaan kualitas manusia kepada
sekolah atau lembaga-lembaga lain diluar keluarga.
Padahal kenyataan yang banyak kita hadapi memberikan
bukti bahwa pada umumnya manusia-manusia yang
berkualitas berasal dari lingkungan keluarga yang
memberikan pendidikan dengan baik.
Pada tahun 1990, Muhammad Tholhah Hasan dan beberapa
rekannya melakukan penelitian tentang “Menurunnya peran
keluarga sebagai pranata pendidikan”.
Ada tiga pertanyaan kunci yang diajukan kepada responden
tentang sebab menurunnya peran keluarga sebagai pranata
pendidikan tersebut, yaitu:
1. Apakah karena kurangnya kemauan dari pihak orangtua?
2. Apakah karena kurangnya kemampuan untuk
memberikan pendidikan kepada anak-anaknya?
3. Apakah karena kurangnya kesempatan (waktu) untuk
memberikan pendidikan kepada anak-anaknya di tengah-
tengah kehidupan keluarga?
Ternyata jawaban terbanyak mengemukakan karena “tidak
mempunyai kesempatan/ waktu” untuk mendidik anak-
anaknya di rumah.
Bagi masyarakat level bawah berdalih, bahwa waktunya
habis untu dapat memenuhi “kebutuhan hidup”.
Bagi level menengah mengatakan bahwa waktunya habis
untuk memenuhi kegiatan sosial dan memperoleh
“kesenangan hidup” yang lebih baik.
Sedangkan yang ada pada level atas mengatakan bahwa
waktunya habis untuk mengejar ambisi, karier dan
kepuasan materi sebanyak mungkin, yang dipandang
sebagai “prestasi hidup”.
Tetapi apapun alasannya, pada kenyataanya berakibat sama,
yakni mundurnya peran keluarga dalam memberikan
pendidikan langsung kepada anak-anaknya dan keluarga
sebagai pranata pendidikan mengalami disfungsi (tidak
dapat berperan).
Untuk itu, di era globalisasi saat sekarang ini dimana
teknologi tak terlepas dari aktivitas sehari-hari yang dapat
mempengaruhi perilaku anak ke arah negatif, terlebih lagi
pengaruh teman sebaya, lingkungan masyarakat, tontonan
televisi yang tidak mendidik, serta penyakit masyarakat
lainnya, membuat peran orangtua harus lebih ekstra dalam
memberikan pendidikan kepada anak agar terciptanya
keluarga yang sejahtera dan masyarakat yang madani, yang
mampu melahirkan generasi-generasi Islam yang berilmu
dan beriman serta berakhlak mulia.
----------------------------------------------------------------
stateginya : hafalan quran, pengusaha, bisnis keluarga
Mengapa kita perlu mengajarkan Al-Qur’an dan mendorong
anak-anak untuk menghafal Al-Qur’an?
Untuk mendapatkan ridho Allah
Untuk mendapatkan ketenangan hidup
Karena Al Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi
para penghafalnya
Penghafal Al-Qur’an dapat memberikan syafaat bagi
keluarganya
Mendapatkan banyak kemuliaan dan pahala yang
berlimpah
Prinsip-prinsip mengajarkan Al-Qur’an:
1. Tidak boleh memaksa anak ( kecuali dengan alasan,
misalkan watak anak ‘pemalas’ )
2. Lakukan kegiatan dengan cara menyenangkan
3. Dimulai dari ayat-ayat yang mudah difahami
4. Keteladanan dan motivasi
Kunci keberhasilan mengajarkan anak untuk menghafal
Al-Qur’an:
Suasana senang dan membahagiakan akan membantu
anak untuk mengingat hafalannya dalam waktu yang
lama, dengan demikian anak akan berinteraksi dengan Al-
Qur’an dengan perasaan cinta dan keterikatan terhadap
Al-Qur’an.
Berulang dan kontinyu
------------------------------------------------------------------
Menjadi pengusaha bukan hanya sekedar menjadi sebuah
karir, tapi disisi lain untuk mengikuti sunnah
Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan
seorang pengusaha yang sukses.
Sebagai seorang pengusaha atau calon pengusaha mungkin
anda bercita-cita untuk menjadikan keturunan anda seorang
pengusaha yang sukses. Tapi bagaimana ya caranya
mengajarkan mereka, padahal mereka masih suka bermain?.
Cara yang paling ampuh adalah dengan bermain sambil
belajar. Berikut adalah tips untuk menumbuhkan jiwa
pengusaha pada anak:
AJARKAN ANAK UNTUK PUNYA TARGET
Ajarkan anak anda untuk mempunyai target-target tertentu
dan ajarkan mereka bagaimana cara mencapainya.
Permainan yang bisa dilakukan bersama anak anda adalah
dengan cara mengajak anak untuk menuliskan 10
keinginan mereka. Kemudian dari 10 keinginan itu, ajaklah
anak untuk berpikir, keinginan mana yang paling bisa
membawa manfaat terbesar bagi hidup mereka.
Lalu jadikan keinginan itu menjadi suatu fokus yang harus
dicapai. Langkah berikutnya adalah berikan langkah-langkah
terperinci kepada mereka, supaya mereka mengetahui cara
untuk mencapai target tersebut. Tidak lupa untuk selalu
memberikan pujian dan motivasi jika mereka berhasil
melakukan satu tahap.
ANAK HARUS BELAJAR UNTUK MELIHAT PELUANG
Banyak orang tidak mendayagunakan potensi yang ada
pada diri mereka, karena mereka kurang bisa melihat
peluang disekitarnya. Karena dari itu, sangatlah penting
untuk mengajarkan anak untuk melihat potensi dan
peluang yang ada pada diri mereka dan disekitar mereka.
Bagaimana caranya? Tanyakan pada mereka tentang hal-hal
kecil yang terkadang mengganggu diri mereka.
Sebagai contoh, sebagian anak merasa kesal jika mereka
tidak mampu untuk mengambil barang dari tempat yang
tinggi. Kemudian ajaklah mereka untuk berdiskusi
bagaimana cara memecahkan masalah tersebut.
Hal ini akan mengajarkan pada mereka untuk membuat
solusi. Hal ini juga akan memacu mereka untuk
mengungkapkan ide mereka.
AJARKAN ANAK UNTUK BELAJAR BERJUALAN
Ilmu untuk berjualan bukan hanya harus dimiliki oleh
seorang pengusaha, tapi di segala bidang karir. Karena itu
ajarkan anak anda untuk berjualan, karena dengan
berjualan, sang anak tidak malu untuk berkomunikasi
dengan orang lain, sehingga bisa meningkatkan
kepercayaan dirinya.
Bagaimana cara mengajarkannya? Ajaklah anak untuk
berjualan mainan-mainan yang telah tidak terpakai
dirumah, atau buku-buku bekas.
Biarkan mereka untuk menentukan harga jual dari barang
tersebut dan bantu mereka saat transaksi penjualan berhasil
seperti menghitung uang kembalian, membungkus produk
yang berhasil dijual dan berterimakasi kepada pembeli.
AJARKAN ANAK TENTANG MENGELOLA KEUANGAN
Pengelolaan keuangan sangatlah jarang diajarkan disekolah,
karena itu sebagai orang tua kita bisa membatu mereka
dengan cara ajarkan mereka berjualan atau membantu
anda berjualan.
Kemudian ajarkan bahwa uang yang didapat bisa
menghasilkan yang lebih banyak dengan cara memutar
uang tersebut untuk berdagang berikutnya.
Tidak lupa untuk mengajarkan mereka untuk bersedekah
dari setiap penghasilan yang mereka dapatkan.
AJARKAN TENTANG MARKETING
Cara marketing atau memasarkan produk sangatlah
penting. Tanpa metode pemasaran yang baik, maka suatu
usaha bisa mengalami kegagalan. Lalu bagaimana caranya?
Ajak anak anda untuk melihat papan, poster atau iklan
tentang suatu produk yang sama tapi dari beberapa iklan
perusahaan yang berbeda-beda.
Lalu tanyakan pada mereka, mana iklan yang lebih bagus
dan kenapa yang satu bagus dan yang lain kurang bagus.
Anda akan sangat terkejut dengan jawaban-jawaban mereka
yang kadang tidak terduga dan bahkan sangat menggelitik.
AJARKAN ANAK TENTANG KEGAGALAN
Di sekolah kita selalu diajarkan bahwa kegagalan itu adalah
suatu bencana yang besar, tapi di dunia bisnis, kegagalan
bisa menjadi guru dan motivasi untuk perubahan yang
sangat bagus.
Jika anak anda gagal, maka motivasilah mereka untuk
belajar dari kesalahan dan untuk tidak mengulangi
kesalahan-kesalahan tersebut.
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Anak jaman sekarang terkadang sangat takut untuk
berkomunikasi secara tatap muka, karena mereka sangat
terbiasa dengan sms dan jejaring sosial.
Salah satu penunjang bisnis yang penting adalah cara kita
berkomunikasi dan bernegosiasi. Cara mengajarkannya
adalah dengan bermain pembeli dan penjual. Pertama
contohkan anda sebagai penjual dan anak anda sebagai
pembeli.
Contohkan kepada mereka bagaimana cara untuk
menghadapi pembeli dengan baik. Kemudian gantilah
peran tersebut, sekarang anda menjadi pembeli dan anak
menjadi penjual. Dengan ini anak anda terlatih untuk
berkomunikasi dan berani menanggapi kemauan orang lain.
KEMANDIRIAN MENCIPTAKAN KEPERCAYAAN DIRI
Pastinya kita ingin anak kita menjadi anak yang mandiri dan
sukses. Lalu bagaimana caranya? Setiap kali anak anda
meminta mainan baru, ajaklah anak anda berpikir
bagaimana cara menghasilkan uang agar bisa membeli
barang tersebut. Hal ini akan meningkatkan daya kritis dan
daya kreatifitas mereka.
AJARKAN UNTUK MENOLONG SESAMA
Buat apa berhasil dalam suatu bisnis jika tidak bermanfaat
bagi orang lain? Sangatlah penting untuk mengajarkan
anak anda untuk bersedekah, sehingga anak tidak menjadi
serakah dan egois. Ajak mereka untuk memasukkan uang ke
celengan – celengan masjid setiap kali mereka
mendapatkan uang dari berjualan ataupun uang jajan dari
anda.
AJARKAN KEPEMIMPINAN
Di sekolah anak diajarkan untuk selalu mengikuti peraturan
yang ada. Mereka di program untuk belajar dan menghapal
dan bukan untuk menjadi orang yang berpikir secara
mandiri. Ilmu sebagai pengusaha mengajarkan anak untuk
berpikir di luar kotak dan menciptakan solusi yang unik dan
lebih baik. Bagaimana cara mengajarkannya?
Beri kesempatan kepada anak anda untuk memimpin
temannya pada saat bermain. Ajarkan mereka untuk
berbicara di depan keluarga saat makan malam atau acara
keluarga bersama.
----------------------------------------------------------------
BISNIS KELUARGA
Perlu disadari dalam mengelola bisnis keluarga di
lingkungan saat ini tidaklah sederhana.
Ada kalanya keputusan sulit harus dibuat untuk memastikan
kelangsungan dan keuntungan bisnis. Jadi, apakah bisnis
keluarga atau bukan, bisnis harus ditangani sebagai usaha
yang serius dan bukan sesuatu yang dianggap sebagai hobi,
karena akan mengakibatkan kegagalan jika tidak ditangani
dengan baik.
Penting juga menangani isu sukses di bisnis, khususnya jika
pemilik usaha mempunyai anak lebih dari satu. Banyak
kasus terjadi dimana anak pemilik berebut kepemilikan
bisnis karena pemilik tidak memperjelas siapa yang akan
menjalankan bisnis setelah dia meninggal. Saat ini, setiap
orang ingin menghindari skenario ini dan kenyataannya,
menghindari situasi seperti ini hanyalah masalah
perencanaan.
Dengan memiliki panduan suksesi akan memungkinkan
semua anak saling hidup rukun serta membantu demi
keberhasilan bisnis.
Harus ada penunjukan pemimpin dimana setiap orang harus
menghormati dan mematuhinya dalam bisnis. Pemimpin
juga harus mampu membuat keputusan bisnis. Ini karena jika
dia berubah menjadi tidak kompeten, anggota keluarga
lainnya dapat merasakannya, sehingga mereka dapat
mengatasi situasi dengan lebih baik dan anda sangat ingin
menghindari hal ini.
Walaupun, seandainya seluruh anggota keluarga memiliki
hubungan bisnis yang baik, disarankan untuk tetap
memisahkan bisnis dari urusan pribadi. Sehingga mereka
dapat membuat keputusan tanpa biasa demi kebaikan bisnis.
Sebagai tambahan, dengan memisahkan pribadi dengan
profesional akan membuat pemilik bisnis lebih fleksibel
dalam membuat keputusan di tempat kerja.
Hal terpenting dalam mengelola bisnis keluarga dengan baik
adalah, memastikan semua keluarga memiliki hubungan
baik yang akan tetap langgeng, bahkan jika bisnis berhenti.
Yang terakhir, keluarga masih jauh lebih penting daripada
bisnis karena bisnis dapat digantikan sementara keluarga
anda tidak.
Tentunya bisnis keluarga ada positif dan negative nya, tapi
jangan jadikan itu alasan untuk kita tidak mencoba jika
anggota keluarga memang mampu untuk melakukannya.
-----------------------------------------------------------------
Demikian materi kali ini. Mudah – mudahan bisa membantu
Anda dalam mewujudkan visi keluarga peradaban. Jangan
lupa, bukan hanya dibaca tapi untuk diterapkan.
Semoga Bermanfaat
Setia Furqon Kholid
top related