upaya meningkatkan kemampuan lempar lembing …/upaya... · perpustakaan.uns.ac.id...
Post on 19-Apr-2019
232 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA
HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN
(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1
TULUNG TAHUN AJARAN 2010/2011)
SKRIPSI
Oleh :
HARI SULISTIO
K4606036
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
SURAKARTA
2011
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA
HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN
(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1
TULUNG TAHUN AJARAN 2010/2011)
Oleh :
HARI SULISTIOK4606036
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar SarjanaPendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 12 Mei 2011
Pembimbing I
Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
Pembimbing II
Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
NIP. 19651128 199003 1 001 NIP.19620518 198702 1 001
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. H. Mulyono, MM
Sekretaris : Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes
Anggota I : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
Anggota II : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
NIP. 19600727198702 1 001
ABSTRAK
Hari Sulistio, UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPARLEMBING GAYA HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTUPEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1TULUNG KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2010-2011, Skripsi,Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas MaretSurakarta, Juni. 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Untuk mengetahui peningkatankemampuan lempar lembing gaya hop melalui penerapan alat bantu pembelajaranpada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung kabupaten klaten tahun ajaran2010-2011
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Sumber data dalam penelitian ini siswa kelas XIIIC SMP Negeri 1 Tulung, tahunajaran 2010/2011 yang berjumlah 36 orang yang terdiri atas 18 siswa putri dan 18siswa putra. Teknik pengumpulan data dengan obeservasi dan penilaiankemampuan lempar lembing gaya Hop. Teknik analisis data yang digunakandalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada prosentase.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: Model pembelajaranlangsung berbantukan media bola berekor,kertas Koran dan bilah, sangat baikuntuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop siswa kelas XIIICSMP Negeri 1 Tulung. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yangsignifikan dari siklus I, siklus II.prosentase kemampuan siswa sebelum adanyapembelajaran ini yaitu sebesar 36,1%, pada siklus I kemampuan lempar lembingsiswa meningkat menjadi 58,33% dan Pada siklus II kemampuan siswa meningkatmenjadi 80,55%.
Hal ini menunjuk bahwa Model pembelajaran berbantukan media alatbantu pembelajaran yang berupa bola berekor, kertas koran dan bilah, sangat baikuntuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop pada siswa kelasVIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun Ajaran 2010-2011. Dari hasil analisis yangdiperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I,dan siklus II . Hasilkemampuan lempar lembing gaya hop pada siklus I kategori baik adalah 58,33%jumlah siswa yang tuntas adalah 21 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatanprosentase pada kategori baik sekali sebesar 80,55%, sedangkan siswa yang tuntas29 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Hari Sulistio, EFFORTS IMPROVE PERFORMANCE JAVELINHOP STYLE THROUGH THE APPLICATION OF LEARNING TOOL INCLASS VIIIC SMP NEGERI 1 Tulung KLATEN DISTRICT ACADEMICYEAR 2010-2011, Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education,University of Surakarta Eleven March, July. 2010.
This study aims to determine the increase in the ability of the javelin style
hops through the implementation of a learning tool on students' classroom VIIIC
SMP Negeri 1 Klaten district Tulung 2010-2011 school year.
This study uses a method Classroom Action Research (PTK). Sources of
data in this study students kelasXIIIC SMP Negeri 1 Tulung, academic year
2010/2011, amounting to 36 students. Data collection techniques by observation
and assessment capabilities Hop javelin style. Data analysis techniques used in
this study is descriptive based on the percentage.
Based on research results obtained conclusions: (1) learning model directly
berbantukan tailed ball media, paper, newspaper and inserts, very good to enhance
the ability of the javelin hop style graders Tulung XIIIC SMP Negeri 1. From the
results of analysis obtained a significant increase of cycle I, the cycle II.prosentase
learning ability of students prior to this that is equal to 36.1%, the cycle I javelin
skills of students increased to 58.33% and the second cycle capacity increase to
Siwa 80.55%.
It is pointed out that direct learning model berbantukan media learning
tools in the form of ball-tailed, paper newspapers and inserts, very good to
enhance the ability of the javelin-hop style on student classroom VIIIC SMP
Negeri 1 Tulung years Doctrine 2010-2011. From the results of analysis obtained
a significant increase of cycle I and cycle II. Results ability javelin style I hop on a
cycle of either category is 58.33% the number of students who completed the 21
students. In cycle II increased the percentage of the category Excellent for
80.55%, while students who complete 29 students.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Tataplah masa depanmu dengan keyakinan.
Hidup tanpa teman seperti mati tanpa saksi.
Tiada hari tanpa olahraga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
1. SMP Negeri 1 Tulung2. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan aku.3. Kakak dan adikku serta keponakanku nisa tersayang.4. Candra Rini Agustina yang selalu mensuport aku.5. Teman-teman penjaskesrek Angkatan 20066. Teman kos (Pakde Agus, Zaenal, Kempong, Andi,
Alfa, Uput, Venda, Pak Rosi dan Pokjay) serta timfutsal Gembel, kalian-lah temman-teman yang selalumembantu aku sewaktu aku mengalami kesulitan.
7. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan
skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Agus Margono, M.Kes selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs. H. Sunardi, M.Kes selaku Ketua Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan
dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta
4. Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes. selaku pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan selama kuliah.
5. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes, selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
7. Keluarga besar SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat
bermanfaat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Surakarta, Juli 2011
Hari Sulistio
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... i
Halaman Pengesahan ..................................................................................... ii
Persetujuan .................................................................................................... iii
Pengesahan.................................................................................................... iv
Abstrak .......................................................................................................... v
Motto ........................................................................................................... vi
Persembahan.................................................................................................. vii
Kata Pengantar............................................................................................... viii
Daftar Isi........................................................................................................ ix
Daftar Tabel................................................................................................... xi
Daftar Gambar ............................................................................................... xii
Daftar Lampiran............................................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 8
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian................................................................................ 8
F. Manfaat Hasil Penelitian..................................................................... 8
BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 10
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
1. Lempar Lembing............................................................................ 10
2. Pembelajaran ................................................................................ 12
3. Media Pembelajaran....................................................................... 17
4. Alat Bantu Pembelajaran................................................................ 20
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 23
C. Hipotesis ............................................................................................ 26
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 27
A. Setting Penelitian................................................................................ 27
1. Waktu Penelitian............................................................................ 27
2. Tempat Penelitian .......................................................................... 27
3. Siklus PTK .................................................................................... 28
B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)........................................ 28
C. Subjek Penelitian ................................................................................ 28
D. Sumber Data....................................................................................... 28
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data.................................................... 29
F. Analisis Data...................................................................................... 30
G. Prosedur Penelitian ............................................................................. 30
H. Proses Penelitian ................................................................................ 32
Daftar Pustaka ............................................................................................... 35Lampiran ....................................................................................................... 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian ................. 27
Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data ............................................. 29
Tabel 3. Presentase target capaian ............................................................ 34
Tabel 4. Deskripsi kondisi awal ............................................................... 35
Tabel 5. Deskripsi hasil test belajar siswa ................................................ 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Karakteristik gerak dasar lempar lembing ............................... 11
Gambar 2. Rangkaian gerak lempar lembing gaya hop............................. 12
Gambar 3. Pembelajaran lempar lembing dengan kertas Koran ................ 22
Gambar 4. Pembelajaran lempar lembing dengan bola berekor................. 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil keterampilan lempar lembing ...................................... 69
Lampiran 2. Catatan lapangan.................................................................. 75
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................... 88
Lampiran 4. Dokumentasi ....................................................................... 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,
keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan
olahraga. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Ia
merupakan salah satu dari subsistem-subsistem pendidikan. Pendidikan jasmani
dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk
mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik. Menurut Toho Cholik dan Rusli
Lutan (2001), bahwa pendidikan jasmani merupakan serangkaian materi pelajaran
yang memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani peserta didik. Oleh
karena itu pendidikan jasmani harus diutamakan mengingat mempunyai tujuan
yang penting dalam pengembangan pembelajaran. Banyak yang mengagap,
kurang penting mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani, dikarenakan belum
mengerti peran dan fungsi pendidikan jasmani.
Maka dari itu pendidikan olahraga merupakan pendidikan yang utama
untuk menunjang prestasi siswa. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang
sehat dalam dunia pendidikan harus meliputi beberapa hal sebagai berikut.
Menurut Rachmat Djatun (1990: 35) adalah: (1) Anak Didik (2) Pendidik (3)
Tujuan Pendidikan (4) Alat Pendidikan (5) Lingkungan Pendidikan.komponen-
komponen tersebut harus ada di dalam berlangsungnya proses pembelaran.
Komponen-komponen diatas harus ada didalam berlangsungnya suatu
pendidikan. Jadi pendidikan tidak akan berarti apabila tidak ada yang di didik,
demikian pula dengan pendidikan juga tidak akan berjalan apabila tidak ada siapa
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
yang menjalankan pendidikan tersebut, serta pendidikan tidak ada gunanya kalau
tidak ada tujuan.
Pendidikan jasmani di sekolah harus memenuhi konsep-konsep diatas,
dan mempunyai tujuan tertentu yang mengarah ke tujuan pendidikan.Yaitu
meningkatkan kesegaran jasmani dan daya tahan tubuh siswa, dengan bugarnya
kondisi siswa akan mempengaruhi tingkat belajar siswa serta minat dalam
mengikuti pembelajaran.
Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga
dewasa ini ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-
sekolah, kondisi rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah
lanjutan telah dikemukakan didalam berbagai forum oleh beberapa pengamat. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah terbatasnya kemampuan
guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk
mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani. Kualitas guru pendidikan
jasmani yang ada pada sekolah lanjutan pada umumnya kurang memadai. Guru
kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara profesional, kurang
berhasil melaksanakan tanggung jawab untuk mengajar dan mendidik siswa
secara sistematik melalui gerakan pendidikan jasmani yang mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan secara menyeluruh baik fisik, mental maupun
intelektual. Benar bahwa mengingat kebanyakan guru pendidikan jasmani di
sekolah menengah pertama kurang kreatif dalam memberikan model
pembelajaran. Kebanyakan guru penjas hanya menekenkan hasil akhir tanpa
memperhatikan proses pembelajaran.hal ini akan berdampak buruk bagi siswa
karena kurangnya pengetahuan yang di berikan oleh guru dan secara tidak
langsung akan mempengaruhi kinerja guru tersebut serta tujuan pendidikan
jasmani tidak akan tercapai, hal tersebut akan merusak citra guru penjas dimata
siswa.
Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktek pendidikan
jasmani cenderung tradisional, atau hanya menggunakan satu gaya mengajar saja,
sehingga membuat situasi pembelajaran monoton dan membuat siswa jenuh untuk
mengikuti pembelajaran tersebut. Model metode-metode praktek ditekankan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
teacher centered dimana para siswa melakukan latihan fisik berdasarkan perintah
yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut tidak pernah dilakukan anak
sesuai inisiatif sendiri.
Guru cenderung menggunakan pendekatan yang mendasarkan pada olah
raga prestasi dalam pembelajarannya, sehingga dalam proses pembelajaranya jelas
beda dari penjas itu sendiri, tujuan utamanya bukan proses melainkan hasil akhir
sebuah penilaian. Dalam pendekatan ini guru menentukan tugas-tugas bagi siswa
melalui kegiatan fisik tak ubahnya seperti latihan olahraga. Biasanya tujuan
pembelajaran ditekankan pada penguasaan yang mengarah pada pencapaian
tujuan prestasi tanpa melakukan modifikasi baik dalam peraturan, ukuran
lapangan maupun jumlah pemain. Pendekatan seperti ini membuat siswa kurang
senang bahkan merasa frustasi untuk melakukan program pendidikan jasmani,
karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk melaksanakan tugas yang
diberikan dalam bentuk yang kompleks. Untuk itu kebutuhan untuk memodifikasi
olahraga sebagai suatu pendekatan alternatif dalam pengajaran pendidikan
jasmani, mutlak perlu dilakukan. Guru harus memiliki kemampuan untuk
memodifikasi ketrampilan yang hendak diajarkan agar sesuai tingkat
perkembangan siswa. Guru dituntut harus lebih kreatif, inovatif dalam
menciptakan pembelajaran, yang akan diberikan kepada siswa, sehingga tercipta
pembelajaran yang aktif bagi siswa, atau menyenangkan tanpa meninggalkan
tujuan pembelajaran tersebut.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang salah
satunya kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani dalam membuat dan
mengembangkan media pembelajaran yang sederhana, guru kurang akan model-
model pembelajaran sehingga proses pembelajaran kurang menarik bagi siswa
sehingga tercipta pembelajaran yang membosankan buat siswa.
Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan peneliti di
SMP Negeri 1 Tulung kelas VIIIC, siswa-siswi di kelas tersebut masih mengalami
kesulitan dalam melakukan teknik lempar lembing gaya hop. Sebagian besar
siswa belum menguasai cara melakukan lemparan dan juga melakukan gerakan
secara keseluruhan dengan benar. Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
siswa dapat diketaui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VIIIC SMP
Negeri 1 Tulung dalam kegiatan pembelajaran lempar lembing gaya hop.Dari
jumlah siswa sebanyak 36 terdiri dari 18 siswi dan 18 siswa dengan hanya 13
siswa saja yang telah mencapai ketuntasan.Rata-rata nilai kelas menunjukan
angka 36.1% dari jumlah siswa mendapat nilai dibawah 70. Besar jumlah rata-rata
dan nilai siswa yang mendapat nilai dibawah 70 menjadi bukti kongkrit bahwa
hasil belajar siswa-siswi di kelas VIIIC belum mencapai batas ketuntasan belajar
siswa yang dipatok pada angka 70. Menunjukan proses pembelajaran yang belum
melibatkan siswa secara aktif, guru masih menjadi pusat pembelajaran, kurangnya
model pembelajaran, gaya mengajar serta modifikasi dan media pembelajaran
yang masih kurang untuk mencapai tujuan pendidikan. Penyebab masalah belajar
dapat bersumber dari faktor interen dan ekstern, faktor dari dalam individu
sendiri atau interen, misalnya motivasi dan antusiasme siswa terhadap materi
pembelajaran. Sedangkan faktor eksternal mencakup keluarga dan lingkungan
sekitar yang dapat berupa guru, lingkungan, materi, media, dan metode yang
digunakan guru. Kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akan
menurunkan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar, oleh karena itu diperlukan
suatu tindakan yang mampu melibatkan peran aktif siswa dalam mengikuti
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Hasil observasi dan wawancara salah satu guru mata pelajaran pedidikan
jasmani di SMP Negeri 1 Tulung menunjukan bahwa siswa-siswi SMP tersebut
secara umum memiliki kemampuan menengah ke bawah, disamping beberapa
siswa memiliki intelegensi diatas rata-rata. Dalam sebuah observasi kelas, dapat
diketahui bahwa siswa-siswi di kelas VIIIC memiliki minat dan motivasi yang
kurang terhadap pelajaran pendidikan jasmani. Masih tampak beberapa siswa
yang mengobrol dengan temannya sendiri, mengantuk, malas-malasan dalam
mengerjakan yang diberikan oleh guru. Sebagian besar siswa mengeluh dan
merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan.
Media yang digunakan guru pendidikan jasmani di SMP Negeri 1
Tulung masih sangat terbatas dan belum mampu membangkitkan kesenangan
siswa terhadap materi ajar. Keterbatasan media dan tingginya tingkat kesulitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
siswa memahami materi ajar memaksa guru harus lebih banyak menggunakan
metode, agar siswa dapat memahami materi ajar meskipun hanya dengan
dukungan media yang terbatas.
Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi
pembelajaran berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain, guru perlu
mengembangkan metode dan media pembelajaran yang dapat mempermudah
siswa menerima pelajaran dengan baik. Sebuah media yang tidak hanya dapat
diterima oleh siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang tinggi, tetapi juga
mempertimbangkan efektifitas media bagi mereka yang memiliki tingkat
pemahaman yang masih kurang.
Dalam memilih sebuah media alat bantu, seorang guru juga harus
mempertimbangkan tingkat keekonomisan media yang akan digunakan. Biaya
yang digunakan harus seimbang dengan yang akan diperoleh. Diutamakan
penggunaan media dengan biaya pengeluaran seminimal mungkin tetapi memiliki
banyak manfaat dan keunggulan dalam proses pembelajaran, materi yang
diberikan juga harus sesuai dengan tingkat pemahaman siswa, berisi hal-hal yang
dekat dengan siswa, dan sebaiknya menarik perhatian siswa.
Modifikasi pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan penekanan pada
berbagai aspek seperti materi, alat, ukuran lapangan, bentuk, jumlah pemain.
Dengan modifikasi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar,
minat atau partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa.
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat digunakan dalam
hal ini adalah pendekatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu berupa
media (bola berekor, kertas koran bekas) yaitu suatu pendekatan pembelajaran
yang dapat membantu siswa mempelajari ketrampilan dasar dalam mempelajari
teknik dasar. Model pembelajaran dengan pendekatan alat bantu tersebut
dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari
selangkah demi selangkah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Alat bantu berupa bola berekor, kertas koran bekas dalam sebuah
pembelajaran akan membuat siswa lebih mudah menangkap materi ajar yang
diberikan oleh guru. Dengan alat bantu tersebut dapat mengubah suasana menjadi
lebih santai dan menyenangkan, bahkan siswa bisa tertarik untuk saling
berkompetisi melewati alat bantu tersebut. Keadaan ini akan membantu
menumbuhkan motivasi dan antusiasme terhadap materi ajar lempar lembing gaya
hop karena para siswa cenderung lebih menyukai suasana kelas yang santai dari
pada yang serius.
Dalam penelitian ini, modifikasi pendidikan jasmani difokuskan pada
aspek media-alat yaitu modifikasi pembelajaran lempar lembing gaya hop. Secara
umum kendala yang sering dihadapi guru dalam pembelajaran lempar lembing
adalah kerterbatasan alat/tempat. Untuk mengatasi hal tersebut guru harus kreatif
untuk membuat strategi belajar yang baik, yaitu berupa modifikasi alat, tempat,
model gaya mengajar lempar lembing gaya hop yang mendukung jalannya
pembelajaran tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas ini, akan mencoba modifikasi alat
pembelajaran dalam pendidikan jasmani pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1
Tulung tahun ajaran 2010/2011 dengan materi teknik dasar lempar lembing gaya
hop. Pembelajaran dengan pendekatan alat bantu berupa bola berekor, koran
bekas bekas,untuk meningkatkan hasil lempar lembing gaya hop yang lebih baik
dilakukan oleh siswa. Selain itu modifikasi pembelajaran ini untuk meningkatkan
peran aktif siswa, partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran lempar lembing
gaya hop. Dengan penerapan modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani yang
dilakukan peneliti diharapkan dapat memecahkan atau memberi jalan keluar yang
dihadapi guru dalam proses pembelajaran lempar lembing gaya hop.
Tujuan modifikasi pembelajaran lempar lembing gaya hop adalah agar
siswa suka, senang mengikuti pembelajaran. Dengan perasaan suka akan
pembelajaran tersebut membuat siswa menjadi aktif dan antusias dalam
pembelajaran serta lebih mudah menguasai materi yang diajarkan.
Guru dalam mengajarkan lempar lembing gaya hop harus membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan buat siswa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
é
»®¬¿ °»®¿´¿¬¿²ô ««²¿² µ»´±³°±µô ¹»®¿µ¿² ¬»µ²·µ ¼¿¿® §¿²¹ ª¿®·¿¬·º »¸·²¹¹¿
³»³¾«¿¬ ·¬«¿· °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿²¹ ´»¾·¸ ³»²§»²¿¹µ¿² ¼¿´¿³ °®±»
°»³¾»´¿¶¿®¿² ´»³°¿® ´»³¾·¹ò
Ü¿®· °»®³¿¿´¿¸¿² «³«³ §¿²¹ ¼·¸¿¼¿°· ¹«®« °»²¶¿ ¼¿´¿³
³»²§¿³°¿·µ¿² ³¿¬»®· µ¸««²§¿ ¬»µ²·µ ¼¿¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ô ³¿µ¿
°»²»´·¬· ³»®¿¿ ¬»®¬¿®·µ ³»´¿µ«µ¿² °»²·´·¬·¿² ¬·²¼¿µ¿² µ»´¿ øÐÌÕ÷ °¿¼¿ ·©¿
µ»´¿ Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ¼»²¹¿² ¶«¼«´ Ë°¿§¿ Ó»²·²¹µ¿¬µ¿²
Õ»³¿³°«¿² Ô»³°¿® ´»³¾·²¹ Ù¿§¿ ر° Ó»´¿´«· л²»®¿°¿² ß´¿¬ Þ¿²¬«
л³¾»´¿¶¿®¿² øл²»´·¬·¿² Ì·²¼¿µ¿² Õ»´¿÷ п¼¿ Í·©¿ Õ»´¿ Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï
Ì«´«²¹ Ì¿¸«² ߶¿®¿² îðïðñîðïï ò л®³¿¿´¿¸¿² ·²· °»²»´·¬· ¬»³«µ¿² µ»¬·µ¿
±¾»®ª¿· ¼· ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ §¿·¬« °»³¾»´¿¶¿®¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò
B. Identifikasi Masalah
Þ»®¼¿¿®µ¿² ´¿¬¿® ¾»´¿µ¿²¹ §¿²¹ ¬»´¿¸ ¼·µ»³«µ¿µ¿² ¼·¿¬¿ ¼¿°¿¬
¼··¼»²¬·º·µ¿· ³¿¿´¿¸ »¾¿¹¿· ¾»®·µ«¬æ
1. Þ¿²§¿µ µ»²¼¿´¿ §¿²¹ ¼·¸¿¼¿°· ¼¿´¿³ °»³¾»´¿¶¿®¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°
¼· µ»´¿ Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ò
2. Ø¿·´ ¾»´¿¶¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±° ·©¿ µ»´¿ Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï
Ì«´«²¹ ³¿·¸ ®»²¼¿¸ò
3. Þ»´«³ ¼·µ»¬¿¸«· »º»µ¬·º·¬¿ °»²»®¿°¿² ¿´¿¬ ¾¿²¬« ¬»®¸¿¼¿° ¸¿·´ ¾»´¿¶¿® ´»³°¿®
´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò
4. Ю±» °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿²¹ ¾»®´¿²¹«²¹ ¼· µ»´¿ Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹
¾»´«³ ³»²½¿°¿· ¸¿·´ §¿²¹ ±°¬·³¿´ò Í»¸·²¹¹¿ °»®´« °»²¼»µ¿¬¿² °»³¾»´¿¶¿®¿²
§¿²¹ ¾¿·µ ¼¿² ¬»°¿¬ò
5. Í·©¿ µ»´¿ Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ¾»´«³ ³»²¹«¿¿· ¬»µ²·µ ´»³°¿®
´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
C. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari identifikasi
masalah maka pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman
kajian dan menghindari perluasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian
sebagai berikut:
1. Siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung belum menguasai teknik lempar
lembing gaya hop.
2. Hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1
Tulung masih rendah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah maka
permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimanakah penerapan alat bantu dalam pembelajaran penjasorkes dapat
meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop pada siswa kelas VIIIC SMP
Negeri 1 Tulung ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, tujuan
penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop melalui alat
bantu pembelajaran pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun ajaran
2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Guru penjas SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten
a. Untuk meningkatkan kreatifitas guru disekolah dalam membuat dan
mengembangkan media pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternative pembelajaran
yang akan dilakukan.
c. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara
profesional.
2. Bagi Siswa kelas VIIIC
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan
meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas,
serta meningkatkan hasil belajar lempar lembing gaya hop.
b. Dapat meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop, serta
mendukung pencapaian prestasi lempar lembing gaya hop.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ïð
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Lempar Lembing
a. Pengertian Lempar Lembing
Ó»²«®«¬ Ç«¼¸¿ Óò Í¿°«¬®¿ øîððïæ êé÷ °»²¹»®¬·¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¿¼¿´¿¸
Ÿ³»®«°¿µ¿² ¿´¿¸ ¿¬« µ»³¿³°«¿² ¼¿´¿³ ³»´»³°¿®µ¿² ¾»²¼¿ ¾»®¾»²¬«µ
´»³¾·²¹ô »¶¿«¸ ³«²¹µ·² ò Í»¼¿²¹µ¿² ³»²«®«¬ ܶ«³·¼¿® øîððéæ íòìî÷ ´»³°¿®
¿¼¿´¿¸ Ÿ¹»®¿µ¿² §¿²¹ ³»²§¿´«®µ¿² ¬»²¿¹¿ °¿¼¿ «¿¬« ¾»²¼¿ §¿²¹ ³»²¹¸¿·´µ¿²
¼¿§¿ °¿¼¿ ¾»²¼¿ ¬»®»¾«¬ ¼»²¹¿² ³»³·´·µ· µ»µ«¿¬¿² µ» ¼»°¿² ¿¬¿« µ» ¿¬¿ ò
Ü¿®· °»²¹»®¬·¿² §¿²¹ ¼·¾»®·µ¿² °¿®¿ ¿¸´· ¬»®»¾«¬ ¼¿°¿¬ ¼·¬¿®·µ µ»·³°«´¿²
¾¿¸©¿ °»²¹»®¬·¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¿¼¿´¿¸ ³»®«°¿µ¿² ¿´¿¸ ¿¬« µ»³¿³°«¿²
¼¿´¿³ ³»´»³°¿®µ¿² ¾»²¼¿ ¾»®¾»²¬«µ ´»³¾·²¹ô »¶¿«¸ ³«²¹µ·²ò
b. Teknik Dasar Lempar Lembing
Ó»²«®«¬ Ç«¼¸¿ Óò Í¿°«¬®¿ øîððïæ êéóêè÷ ³»²§¿¬¿µ¿² ¾¿¸©¿ ¬»µ²·µ ¼¿¿®
³»´¿µ«µ¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¿¼¿´¿¸ »¾¿¹¿· ¾»®·µ«¬ æ
ï÷ Ó»²¹¸¿¼¿° ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²
Í¿¿¬ ³»²¹¸¿¼¿° ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ô ¾¿¸« ¼¿² °·²¹¹«´ ´«®« µ» ¼»°¿²ò
Ô»³¾·²¹ ³»²¹¿®¿¸ µ» ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ò Í·©¿ ³»²¹¹»®¿µµ¿² ´»³¾·²¹ µ» ¾»´¿µ¿²¹
¼»²¹¿² ¬¿²¹¿² ´«®«ô »³»²¬¿®¿ «¶«²¹ ´»³¾·²¹ ¼·¿²¹µ¿¬ µ» «¼«¬ ´·²¬¿¿²ò Þ¿¸«
¾»®°«¬¿® çðž µ» µ¿²¿² ¼¿² °·²¹¹«´ ¬»¬¿° ³»²¹¸¿¼¿° ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ò
î÷ Ô¿²¹µ¿¸ ³»²§·´¿²¹
Õ¿µ· µ¿²¿² ³»´¿²¹µ¿¸ ³»²§·´¿²¹ ¼· ¼»°¿² µ¿µ· µ·®·ò ײ· ³»³¾¿²¬«
³»²¹¹»®¿µµ¿² µ¿µ· ³»²¼¿¸«´«· ¾¿¼¿²ô ³·®·²¹µ¿² ¬«¾«¸ ¼¿² ³»³¾¿©¿ ¾¿¸« ¼¿²
¬¿²¹¿² §¿²¹ ³»³»¹¿²¹ ´»³¾·²¹ »¶¿«¸ ³«²¹µ·² µ» ¾»´¿µ¿²¹ò
í÷ б·· Ó»´»³°¿®
Õ¿µ· µ·®· ³»´¿²¹µ¿¸ µ» ´«¿® ¼»²¹¿² °±·· ³»´»³°¿® ¼»²¹¿² ¬«³·¬
³»²§»²¬«¸ °»®³«µ¿¿² ¬¿²¿¸ ¬»®´»¾·¸ ¼¿¸«´«ò з²¹¹«´ ¾»®°«¬¿® µ» µ¿²¿² »¸·²¹¹¿
°·²¹¹«´ µ·®· ¼·¿®¿¸µ¿² µ»¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ò Õ¿µ· §¿²¹ ¾»®¿¼¿ ¼·¾»´¿µ¿²¹ ¼·¬»µ«µ
ïð
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ïï
°¿¼¿ ´«¬«¬ ¼¿² ¼·°«¬¿® µ» ¿³°·²¹ ´«¿®ò Ì«¾«¸ ¼·³·®·²¹µ¿² µ» ¾»´¿µ¿²¹ ¼¿²
¬¿²¹¿² §¿²¹ ³»´»³°¿® ¼·´«®«µ¿² »°»²«¸²§¿ò
ì÷ Ô»³°¿®¿²
Ô«¬«¬ µ¿²¿² ¼·°«¬¿® ¼»²¹¿² µ«¿¬ µ»¿®¿¸ ´»³°¿®¿² ¼¿² ³»³¿µ¿ °·²¹¹«´
¾»®¹»®¿µ µ»¿®¿¸ §¿²¹ ¿³¿ò з²¹¹«´ ¼··µ«¬· ±´»¸ ¼¿¼¿ô ¼·¼±®±²¹ µ» ¼»°¿² ¼»²¹¿²
°¿µ¿ »¸·²¹¹¿ ¬«¾«¸ ³»²¶¿¼· »°»®¬· ¾««®ò Ì¿²¹¿² §¿²¹ ³»³»¹¿²¹ ´»³¾·²¹ô
»µ¿®¿²¹ ¾»®¬·²¼¿µ »¾¿¹¿· «¶«²¹ °»½«¬ §¿²¹ ¼·¬¿®·µ µ» ¼»°¿² °¿¼¿ µ»½»°¿¬¿²
¬·²¹¹· ¼· ¿¬¿ ¾¿¸«ò Ì«¾«¸ ¾»®¹»®¿µ µ» ¿¬¿ µ¿µ· µ·®· §¿²¹ ´«®«ô ¼¿² ´»³¾·²¹
¼·´»°¿µ¿² ¼·¼»°¿² µ»°¿´¿ ·©¿ò
ë÷ Í·µ¿° ßµ¸·®
Í»¬»´¿¸ ´»³¾·²¹ ¼·´»°¿µ¿²ô ·©¿ ¬»®« ¾»®¹»®¿µ µ» ¼»°¿² ¼»²¹¿²
³»³¾¿©¿ µ¿µ· µ¿²¿² µ» ¼»°¿² ¼¿² ³»²»³°¿¬µ¿²²§¿ ¼·¼»°¿² µ¿µ· µ·®·ò Ù»®¿µ¿²
·²· ³»²¿¸¿² ¹»®¿µ¿² ³¿¶« ¼¿² ³»²½»¹¿¸ ·©¿ ³»´¿µ«µ¿² °»´¿²¹¹¿®¿²ò
Ù¿³¾¿® ïò Õ¿®¿µ¬»®·¬·µ Ù»®¿µ Ü¿¿® Ô»³°¿® Ô»³¾·²¹
øÇ«¼¸¿ Óò Í¿°«¬®¿òô îððïæ êç÷
c. Lempar Lembing Gaya Hop ( Jingkat)
Ý¿®¿ ³»´¿µ«µ¿² ¹¿§¿ ¸±° ·²· ¿¼¿´¿¸ »¬»´¿¸ ³»²¹¿³¾·´ ¿©¿´¿² ´¿®· ½»°¿¬ô
³¿µ¿ °¿¼¿ ¿¿¬ µ¿µ· µ¿²¿² ¿³°¿· °¿¼¿ ¬¿²¼¿ §¿²¹ ¬»´¿¸ ¼·¬»²¬«µ¿² ¬¿²¹¿² µ¿²¿²
³«´¿· ¬»´¿¸ »¼·µ·¬ ¼·´«®«µ¿² µ» ¾»´¿µ¿²¹ ¾¿©¿¸ò Õ»³«¼·¿² ¿¿¬ µ¿µ· µ·®·
³»´¿²¹µ¿¸ ¼¿² ³»²¼¿®¿¬ô ³¿µ¿ ¼»²¹¿² ¬«³°«¿² µ¿µ· µ¿²¿² ¬¿¼· ¹»®¿µ¿²
Ÿ¾»®¶·²¹µ¿¬ ¼·´¿µ«µ¿²ô ³»²¼¿®¿¬ ¼»²¹¿² µ¿µ· µ¿²¿² ¬»®´»¾·¸ ¼¿¸«´« ¼¿² µ¿µ· µ·®·
´¿²¹«²¹ ¼·¿§«² »´»¾¿® ¼¿² »¶¿«¸ ³«²¹µ·² µ» ¿³°·²¹ µ·®·ò Í¿¿¬ µ¿µ· µ·®·
³»²¼¿®¿¬ô µ¿µ· µ¿²¿² ¼·¬»µ«µ ¸·²¹¹¿ ¾¿¼¿² ¾»²¿®ó¾»²¿® ½±²¼±²¹ µ» µ¿²¿² ¼¿²
¾»®¿¬ ¾¿¼¿² »¾¿¹·¿² ¾»¿® ¶«¹¿ °¿¼¿ µ¿µ· µ¿²¿²ò п¼¿ ¿¿¬ ·²· ´»²¹¿² µ¿²¿²
«¼¿¸ ¼¿´¿³ ·µ¿° ´«®« »®±²¹ µ» ¾¿©¿¸ô ³¿¬¿ ´»³¾·²¹ ¼¿² °¿²¼¿²¹¿² ¬»®¿®¿¸ µ»
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
sudut lemparan dan tangan kiri tetap diangkat relak. Saat inilah terjadi sikap
melempar yang sebenarnya. Selanjutnya dengan didahului tekukan siku kanan
segera lembing dibawa ke depan serong atas lewat di atas bahu. Gerakan menekuk
siku kanan hampir bersamaan dengan meluruskan kaki kanan. Selanjutnya
bersamaan dengan terkedangnya kaki kiri sikap tangan kanan sudah benar-benar
lurus ke sudut lemparan, saat inilah lembing dilepaskan. Terlepasnya lembing tadi
segera diikuti oleh kaki kanan ke depan untuk menahan jangan sampai badan
terjerumus melewati garis lempar.
Gambar 2. Rangkaian Gerak Lempar Lembing Gaya Hop
2. Pembelajaran
a. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku
dimanapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun
mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar
supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga mencapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kongnitif), juga dapat mempengaruhi
perubahan sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seorang
peserta didik.
Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga
mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the
learning) agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa.
Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses
pembelajaran merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan
sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan mencapai
tujuan pendidikan.
b. Hakekat Pembelajaran
Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran
merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif
antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar
dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya,
sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses
belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi
dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun disini guru lebih berperan
sebagai pengelola.
Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut
Purwadarminta 1976 yang dikutip H.J.Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan
Sutijan (1998:30) bahwa pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar
atau mengajarkan. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya (2006: 74) bahwa
mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa.
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkunganya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan
antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ïì
¿¼¿´¿¸ µ»¹·¿¬¿² ¬·³¾¿´ ¾¿´·µ ¼¿² ¿´·²¹ ³»³°»²¹¿®«¸· ¿²¬¿®¿ ¹«®« ¼»²¹¿² °»»®¬¿
¼·¼·µò
л³¾»´¿¶¿®¿² ³»®«°¿µ¿² «°¿§¿ ·¬»³¿¬· ¼¿² ·¬»³·µ «²¬«µ
³»³º¿·´·¬¿· ¼¿² ³»²·²¹µ¿¬µ¿² °®±» ¾»´¿¶¿®ô ³¿µ¿ µ»¹·¿¬¿² °»³¾»´¿¶¿®¿²
¾»®µ¿·¬¿² »®¿¬ ¶»²· ¸¿µ·µ¿¬ ¼¿² ¶»²· ¾»´¿¶¿® »®¬¿ ¸¿·´ ¾»´¿¶¿® ¬»®»¾«¬ò Õ»¹·¿¬¿²
¾»´¿¶¿® ³»®«°¿µ¿² ³¿¿´¿¸ §¿²¹ ¿²¹¿¬ µ±³°´»µ ¼¿² ³»´·¾¿¬µ¿² µ»»´«®«¸¿²
¿°»µ °·µ±óº··µô ¾«µ¿² ¿¶¿ ¿°»µ µ»¶·©¿¿²ô ¬»¬¿°· ¶«¹¿ ¿°»µ ²»«®±óº··±´±¹·ò
Ò¿³«² »¬»´¿¸ ¹«®« ¾»®«¿¸¿ «²¬«µ ³»³«¿¬µ¿²§¿ ¼¿² ³»²¿²¹µ¿° °»®¸¿¬·¿²
·©¿ °¿¼¿ °»®·¬·©¿ °»³¾»´¿¶¿®¿² ³¿µ¿ »«¿¬« §¿²¹ ¿·²¹ ·¬« ³»²¶¿¼·
¾»®¿²¹«®ó¿²¹«® ¾»®µ«®¿²¹ò Ñ´»¸ µ®»²¿ ·¬«ô ¹«®« ¸¿®« ³»²¹«°¿§¿µ¿²
»³¿µ·³¿´ ³«²¹µ·² °»²¿¬¿¿² ´·²¹µ«²¹¿² ¾»´¿¶¿® ¼¿² °»®»²½¿²¿¿² ³¿¬»®· ¿¹¿®
¬»®¶¿¼· °®±» °»³¾»´¿¶¿®¿² ¼·¼¿´¿³ ³¿«°«² ¼·´«¿® µ»´¿ò
Ü»²¹¿² ¼»³·µ·¿² °®±» ¾»´¿¶¿® ¾·¿ ¬»®¶¿¼· ¼· µ»´¿ô ´·²¹µ«²¹¿² »µ±´¿¸ô
¼¿² ¼¿´¿³ µ»¸·¼«°¿² ³¿§¿®¿µ¿¬ô ¬»®³¿«µ ¼¿´¿³ ¾»²¬«µ ·²¬»®¿µ· ±½·¿´ µ«´¬«®¿´
³»´¿´«· ³»¼·¿ ³¿¿ò Ü¿´¿³ µ±²¬»µ °»²¼·¼·µ¿² ²±² º±®³¿´ ¶«¬®« »¾¿´·µ²§¿
°®±» °»³¾»´¿¶¿®¿² »¾¿¹·¿² ¾»¿® ¬»®¶¿¼· ¼¿´¿³ ´·²¹µ«²¹¿² ³¿§¿®¿µ¿¬ô
¬»®³¿«µ ¼«²·¿ µ»®¶¿ô ³»¼·¿ ³¿¿ ¼¿² ´¿·² »¾¿¹¿·²§¿ò Ø¿²§¿ Í»¾¿¹·¿² µ»½·´
¿¶¿ °»³¾»´¿¶¿®¿² ¬»®¶¿¼· ¼· µ»´¿ ¼¿² ´·²¹µ«²¹¿²ò
Ó»²«®«¬ °¿¿´ ï ¾«¬·® îð ËË Ò± ¬¿¸«² îððí ¬»²¬¿²¹ Í·¼·µ²¿
°»³¾»´¿¶¿®¿² ¿¼¿´¿¸ ŸÐ®±» ·²¬»®¿µ· °»»®¬¿ ¼·¼·µ ¼¿² «³¾»® ¾»´¿¶¿® °¿¼¿ «¿¬«
´·²¹µ«²¹¿² ¾»´¿¶¿® ¶¿¼· µ·¬¿ ¼¿°¿¬ ³»²¹»¬¿¸«· ¾¿¸©¿ ½·®· °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿·¬«
·²··¿·ô º¿·´·¬¿·ô ¼¿² °»²·²¹µ¿¬¿² °®±» ¾»´¿¶¿® ·©¿ ·²· ³»²«¶«µ¿² ¾¿¸©¿
«²«® µ»»²¹¿¶¿¿² ¼¿®· °·¸¿µ ¼·´«¿® ·²¼·ª·¼« §¿²¹ ³»´¿µ«µ¿² °®±» ¾»´¿¶¿®ô
¼¿´¿³ ¸¿´ ·²· °»²¼·¼·µ »½¿®¿ °»®±®¿²¹¿² ¿¬¿« µ±´»µ¬·º ¼¿´¿³ «¿¬« ·¬»³ô
³»®«°¿µ¿² ½·®· «¬¿³¿ ¼¿´¿³ °»³¾»´¿¶¿®¿²ò
Õ»¹·¿¬¿² ³»²¹¿¶¿® »´¿´« ¬»®µ¿·¬ ´¿²¹«²¹ ¼»²¹¿² ¬«¶«¿² §¿²¹ ¶»´¿ò ײ·
¾»®¿®¬·ô °®±» ³»²¹¿¶¿® ·¬« ¬·¼¿µ ¾»¹·¬« ¾»®³¿µ²¿ ¶·µ¿ ¬«¶«¿²²§¿ ¬·¼¿µ ¶»´¿ò Ö·µ¿
¬«¶«¿² ¬·¼¿µ ¶»´¿ ³¿µ¿ ·· °»²¹¿¶¿®¿² ¾»®·µ«¬ ³»¬±¼» ³»²¹¿¶¿® ¶«¹¿ ¬·¼¿µ
³»²¹¿²¼«²¹ ¿°¿ó¿°¿ò Ñ´»¸ µ¿®»²¿ ·¬«ô »±®¿²¹ ¹«®« ¸¿®« ³»²§¿¼¿®· ¾»²¿®ó¾»²¿®
µ»¬»®µ¿·¬¿² ¿²¬¿®¿ ¬«¶«¿²ô °»²¹¿´¿³¿² ¾»´¿¶¿®ô ³»¬±¼»ô ¼¿² ¾¿¸µ¿² ½¿®¿ ³»²¹«µ«®
°»®«¾¿¸¿² ¿¬¿« µ»³¿¶«¿² §¿²¹ ¼·½¿°¿·ò ˲¬«µ ³»²½¿°¿· ¬«¶«¿² §¿²¹ ¬»´¿¸
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu
menerapkan cara mengajar cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan
suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegiatan mengajar meliputi
pengetauan, menularkan sikap kecakapan atau ketrampilan yang diatur sesuai
dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, ini sesuai dengan yang
dikemukakan Nana Sudjana (2005: 19) yaitu:
Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuanguru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usahameningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan kedalam empatkemampuan yakni:1) Merencanakan program belajar mengajar.2) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar.3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar.4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi
atau mata pelajaran yang dipegangnya.
Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran dan
menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru memiliki
kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan
diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai dengan baik, jika
seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya mengelola proses
pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek
kegiatan. Husdarta dan Yudah M.Saputra (2000: 4) mengemukakan bahwa:
Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supayaproses belajar terjadi dikelas dilapangan, ciri utamanya terjadinya prosesbelajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat didalam prosespembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasiuntuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelolaproses belajar dan pembelajaran.
Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam
menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pengajran dapat tercapai. Hal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu
menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa
manjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa
suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip
H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai
jumlah pengetauhan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap,
pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala
aspek organisme atau pribadi seseorang.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut
Wina Sanjaya (2006: 30) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya:
1) Berpusat pada siswa2) Belajar dengan melakukan3) Mengembangkan kemampuan sosial4) Mengembangkan keingintauhan,imajinasi dan fitrah5) Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah6) Mengembangkan kreatifitas siswa7) Mengembangkan kemampuan ilmu danteknologi8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik9) Belajar sepanjang hayat
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan
oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh
hasil belajar yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ïé
3. Media Pembelajaran
¿ò Pengertian Media Pembelajaran
Ó»¼·¿ ø¾»²¬«µ ¶¿³¿µ ¼¿®· µ¿¬¿ ³»¼·«³÷ô ³»®«°¿µ¿² µ¿¬¿ §¿²¹ ¾»®¿¿´ ¼¿®·
¾¿¸¿¿ ´¿¬·² medius, §¿²¹ »½¿®¿ ¸¿®º·¿¸ ¾»®¿®¬· Ÿ¬»²¹¿¸ô °»®¿²¬¿®¿ô ¿¬¿«
°»²¹¿²¬¿® ø¿®§¿¼ô îððî÷ò Ñ´»¸ µ¿®»²¿ ·¬« ³»¼·¿ ¼¿°¿¬ ¼·¿®¬·µ¿² »¾¿¹¿·
°»®¿²¬¿®¿ ¿¬¿« °»²¹¿²¬¿® °»¿² ¼¿®· °»²¹·®·³ µ» °»²»®·³¿ °»¿²ò Ó»¼·¿ ¼¿°¿¬
¾»®«°¿ »«¿¬« ¾¿¸¿²ô ¿¬¿« ¿´¿¬ò Í»¼¿²¹µ¿² ³»²«®«¬ Ù»®´¿½¸ ú Û´§ ø¼¿´¿³
ß®§¿¼ô îððî÷ô ¾¿¸©¿ ³»¼·¿ ¶·µ¿ ¼·°¿¸¿³· »½¿®¿ ¹¿®· ¾»¿® ¿¼¿´¿¸ ³¿²«·¿ô
³¿¬»®·ô ¿¬¿« µ»¶¿¼·¿² §¿²¹ ³»³¾¿²¹«² µ±²¼··ô §¿²¹ ³»²§»¾¿¾µ¿² ·©¿
³¿³°« ³»³°»®±´»¸ °»²¹»¬¿«¸¿²ô µ»¬»®¿³°·´¿²ô ¿¬¿« ·µ¿°ò Ö¿¼· ³»²«®«¬
°»²¹»®¬·¿² ·²·ô ¹«®«ô ¬»³¿² »¾¿§¿ô ¾«µ« ¬»µô ´·²¹µ«²¹¿² »µ±´¿¸ ¼¿² ´«¿®
»µ±´¿¸ô ¾¿¹· »±®¿²¹ ·©¿ ³»®«°¿µ¿² ³»¼·¿ò Þ¿²§¿µ ¾¿¬¿¿² ¬»²¬¿²¹ ³»¼·¿ô
Association of Education and Comunication Technology øßÛÝÌ÷ ³»³¾»®·µ¿²
°»²¹»®¬·¿² ¬»²¬¿²¹ ³»¼·¿ »¾¿¹¿· ¿´¿¸ ¿¬« ¾»²¬«µ ¼¿² ¿´«®¿² §¿²¹ ¼·¹«²¿µ¿²
«²¬«µ ³»²§¿³°¿·µ¿² °»¿² ¼¿² ·²º±®³¿·ò Ü¿´¿³ ¼«²·¿ °»²¼·¼·µ¿²ô »®·²¹µ¿´·
·¬·´¿¸ ¿´¿¬ ¾¿²¬« ¿¬¿« ³»¼·¿ µ±³«²·µ¿· ¼·¹«²¿µ¿² »½¿®¿ ¾»®¹¿²¬·¿² ¿¬¿«
»¾¿¹¿· °»²¹¹¿²¬· ·¬·´¿¸ ³»¼·¿ °»²¼·¼·µ¿² ø°»³¾»´¿¶¿®¿²÷ò Í»°»®¬· §¿²¹
¼·µ»³«µ¿µ¿² Ø¿³¿´·µ øïççì÷ ¾¿¸©¿ ¼»²¹¿² °»²¹¹«²¿¿ ¿´¿¬ ¾¿²¬« ¾»®«°¿
³»¼·¿ µ±³«²·µ¿·ô ¸«¾«²¹¿² µ±³«²·µ¿· ¿µ¿² ¼¿°¿¬ ¾»®¶¿´¿² ¼»²¹¿² ´¿²½¿® ¼¿²
¼»²¹¿² ¸¿·´ §¿²¹ ³¿µ·³¿´ ò
Ó»¼·¿ ³»®«°¿µ¿² ¿®¿²¿ °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿²¹ ¼·¹«²¿µ¿² «²¬«µ
³»²§¿³°¿·µ¿² ·²º±®³¿· µ»°¿¼¿ ·©¿ §¿²¹ ¾»®¬«¶«¿² «²¬«µ ³»³¾«¿¬ ¬¿¸«
·©¿ò ³»¼·¿ ¿¼¿´¿¸ °»³¾¿©¿ °»¿² §¿²¹ ¾»®¿¿´ ¼¿®· «¿¬« «³¾»® °»¿² ø¼¿°¿¬
¾»®«°¿ ±®¿²¹ ¿¬¿« ¾»²¼¿÷ µ»°¿¼¿ °»²»®·³¿ °»¿²ò Ü¿´¿³ °®±» ¾»´¿¶¿® ³»²¹¿¶¿®
°»²»®·³¿ °»¿² ·¬« ·¿´¿¸ ·©¿ò л³¾¿©¿ °»¿² ø³»¼·¿÷ ·¬« ¾»®·²¬»®¿µ· ¼»²¹¿²
·©¿ ³»´¿´«· ·²¼»®¿ ³»®»µ¿ò Í·©¿ ¼·®¿²¹¿²¹ ¼»²¹¿² ³»¼·¿ ·¬« «²¬«µ
³»²¹¹«²¿µ¿² ·²¼»®¿²§¿ «²¬«µ ³»²»®·³¿ ·²º±®³¿·ò Õ¿¼¿²¹óµ¿¼¿²¹ ·©¿
¼·¬«²¬«¬ «²¬«µ ³»²¹¹«²¿µ¿² µ±³¾·²¿· ¼¿®· ¾»¾»®¿°¿ ·²¼»®¿ «°¿§¿ ¼¿°¿¬
³»²»®·³¿ °»¿² ·¬« ´»¾·¸ ´»²¹µ¿°ò
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media
dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah materi pelajaran. Dengan
perkataan lain pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal dari kurikulum yang
disampaikan oleh guru kepada siswa. Pesan ini dapat bersifat rumit dan mungkin
harus dirangsang dengan cermat supaya dapat dikomunasikan dengan baik
kepada siswa. Sehingga dengan adanya media itu mempermudah siswa dalam
menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.
b. Peran dan Kegunaan Media
Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah
yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat
digunakan sendiri oleh siswa. Media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar
disebut dependent media. Sebagai alat bantu efektifitas media itu sangat
tergantung pada cara dan kemampuan guru dalam menggunkan alat tersebut,
tetapi kalau guru kurang kreatif atau tak banyak memanfaattkannya siswa tak
akan banyak belajar dari media itu. Jadi guru harus dituntut untuk lebih pandai
dan kreatif dalam menggunakan media pembelajaran. Media belajar yang dapat
digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mandiri, disebut independent media.
Media itu dirancang dan dikembangkan dan diproduksi secara sistematik, serta
dapat menyalurkan informasi secara terarah untuk mencapai tujuan instruksional
tertentu. Contohnya media film bingkai bersuara, film rangkai bersuara, radio,
TV, video dan media tercetak seperti modul yang memang dirancang untuk
belajar secara mandiri. Siswa diminta belajar dari berbagai media dan sumber
belajar yang lain yang sesuai dengan tujuan yang dicapai. Dalam sistem belajar
ini media digunakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru, yaitu fungsi
dalam memberikan informasi atau isi pelajaran. Kalau sistem belajar mengajar
seperti ini dapat diterapkan, ada beberapa keuntungan yang diperoleh:
1) Guru mempunyai lebih banyak waktu untuk membantu siswa yang lemah.
Sementara siswa sibuk belajar sendiri, guru dapat memberikan bantuan
kepada siswa yang lebih membutuhkan.
2) Siswa akan belajar secara aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3) Siswa dapat belajar sesuai dengan gaya dan kecepatan masing-masing
4) Namun dmikian perlu disadari benar-benar bahwa sistem ini digunakan,guru
perlu membuat persiapan yang matang dan perlu penyediaan media dan
peralatan belajar yang cukup.
c. Kriteria Pemilihan Media
Salah satu penyebab mengapa orang memilih media adalah untuk
memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Sekiranya suatu
media yang telah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka media tersebut
dapat dimanfaatkan. Salah satu kriteria yang harus digunakan dalam pemilihan
media yaitu sesuai dengan faktor-faktor diatas. Dick dan Carey (1978)
menyebutkan beberapa patokan yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
media yaitu: 1) Ketersediaan sumber 2) Ketersediaan dana, tenaga, dan fasilitas
3) Keluwesan, kepraktisan, dan daya tahan (umur) media 4) Efektifitas media
untuk waktu yang panjang
Atas dasar uraian mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih media dan saran yang diberikan oleh Dick dan Cery dapat
disajikan kriteria pemilihan media adalah sebagai berikut:
1) TujuanKalau yang ingin diajarkan adalah suatu proses,media gerak sepertivideo, film atau TV merupakan pilihn yang sesuai. Kalau yang ingindiajarkan adalah suatu ketrampilan dalam menggunakan alattertentu.sehingga membutuhkan media yang tepat sesuai dengan tujuanpendidikan yang ingin dicapai.
2) Karakteristik siswaBerapa jumlahnya? Dimana lokasinya? Bagaimana gaya mengajarnya?Dan berbagai karakteristik yang mempengaruhi pemilihan media itu.
3) Karakteristik mediaDalam pemilihan media perlu mempertimbangkan kelebihan danketerbatasan masing-masing media.
4) Alokasi waktuCukupkah waktu untuk kegiatan perancangan,pengembangan,pengadaanataupun penyajian
5) KetersediaanTersediakah media yang diperlukan?tersediakah layanan purna jualnya?Apakah tenaga pengelolanya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
6) EfektifitasApakah efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan? Efektifuntuk penggunaan dalam jangka waktu yang lama?
7) KapatibilitasApakah penggunaan alat tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku? Tersediakah sarana penunjang pengoperasianya?Bagaimana daya tahan umurnya?
8) BiayaCukupkah dana yang diperlukan untuk pengadaan, pengelolaan danpemeliharaannya?
3. Alat Bantu Pembelajaran
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran
Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat
peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekan sesuatu dalam
proses pendidikan pengajaran.
Jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan
lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin
suatu objek sehingga mempermudah persepsi.
Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003) secara
terperinci manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut:
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan2) Mencapai sasaran yang lebih banyak3) Membatu mengatasi hambatan bahasa4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan
kesehatan5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang
diterima kepada orang lain7) Mempermudah peyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para
pendidik pelaku pendidikan.8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan seperti
diuraikan diatas bahwa pengetahuan yang ada pada seseorang diterimamelalui indera.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran Yang Baik
Suatu alat pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan
pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsep-
konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang
baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaanya, dalam waktu yang
singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu
luas. Penempatan alat bantu perlu diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati
dengan baik oleh siswa. Efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi
ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar sedangkan
yang dimaksud dengan komunikatif ialah bahwa media tersebut mudah untuk
dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa mejadi lebih mudah dalam
menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru.
1) Pembelajaran Lempar Lembing Menggunakan Alat Bantu Kertas
Koran
Pembelajaran menggunakan bola berekor merupakan bentuk belajar
lempar lembing yang pelaksaannya sebuah lembing digantikan oleh bola yang
terbuat dari kertas koran yang dibuat menyerupai bola. Dengan bola dari kertas,
saat pembelajaran siswa tdak akan mengalami kesulitan dalam mempraktekkan
gerakannya karena ringan dan bentuknya masih sederhana. Sehingga siswa akan
terpacu untuk melakukan gerakan-gerakan dasar melempar. Salah satu bentuk
kegiatannya adalah tampak seperti gambar dibawah ini, yaitu menyusun kotak
kardus, kemudian melemparinya dengan bola dari kertas koran dan terakhir
disusun kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Gambar 3. Pembelajaran Lempar lembing dengan Kertas Koran
2) Pembelajara Lempar Lembing Menggunakan Alat Bantu Bola
Berekor
Pembelajaran gerak dasar lempar lembingpun dapat menggunakan bola
tenis berekor. Pembelajaran menggunakan bola berekor merupakan bentuk belajar
lempar lembing yang pelaksanaannya sebuah lembing digantikan oleh sebuah bola
yang diberi ekor. Pembelajaran dengan bola berekor ini bertujuan lebih
mendekatkan ke alat sesungguhnya serta gerakan melempar dari atas.
Pembelajaran ini cocok untuk pembelajaran lempar lembing serta siswa akan
lebih tertarik karena terdapat alat modifikasinya. Penggunaan bola berekor ini
mempunyai banyak keuntungan antara lain: akan mengurangi lajunya bola,
terlihat menarik jika dilempar-lempar, dapat dilakukan dengan pendekatan gaya
pemberian tugas, bahayanya relatif kecil, dan dan dapat pula melakukan lontaran
dengan jalan dipegang talinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Salah satu kegiatan tersebut adalah seperti terlihat dalam pada gambar di
bawah ini:
Gambar 4. Pembelajaran Lempar Lembing dengan Bola Berekor
Jarak antar barisan siswa dapat bervariasi disesuaikan dengan kemampuan
siswa kita, serta formasinya juga dapat kita berubah-ubah. Kegiatan tersebut tidak
hanya bagi kelas atas, namun kelas rendahpun juga dapat diperkenalkan dengan
kegiatan seperti itu.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sesuai
dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering dihadapi dalam
pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru
menyampaikan materi pelajaran. Sering kali materi yang diajarkan oleh guru
kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Khususnya dalam pembelajaran praktik
teknik dasar lempar lembing gaya hop. Siswa kurang mampu menganalisis
gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya menyampaikan materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
secara verbal, adapun memberikan demonstrasi atau contoh kurang dapat
ditangkap oleh siswa secara optimal. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar
bagi siswa, siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan
kemampuan berfikirnya dalam menyelesaikan masalah yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
Permasalahan umum dalam pembelajaran penjas adalah kurangnya sarana
atau peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang
berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa
berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan
mengaplikasikan apa yang disampaikan guru. Selain itu proses pembelajaran
kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran yang dapat
memancing peran aktif siswa.
Penggunaan model nyata yang dapat diamati dan dipegang secara
langsung oleh siswa memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam
kegiatan belajar. Model nyata yang dimaksud adalah media pembelajaran,
penggunaan modifikasi pembelajaran memungkinkan siswa lebih banyak
melakukan kegiatan seperti, melihat, menyentuh, merasakan, melalui modifikasi
alat bantu tersebut.
Penggunaan modifikasi dalam pelaksanaan tindakan tiap siklusnya
disesuaikan dengan topik materi yang sedang dipelajari. Secara garis besar
modifikasi yang digunakan antara lain berupa alat bantu yaitu, bola berekor dan
kertas koran yang digunakan untuk pembelajan dalam teknik dasar lempar
lembing gaya hop. Secara lebih rinci jenis-jenis media tersebut dijabarkan dalam
RPP, setiap pertemuan.
Kurang kreatifnya guru yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa antara lain kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani disekolah dalam
membuat dan mengembangkan media pembelajaran sederhana, guru kurang akan
model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pendidikan jasmani yang
dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan
metode ceramah dan penugasan, dan hanya mengejar materi tersebut dapat selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
tepat waktu, tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran tesebut bermakna dan
dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan nyata.
Pemanfaatan alat bantu sederhana, bola berekor dan kertas koran bekas,
sebagai sarana membantu guru dalam menjelaskan teknik dasar lempar lembing
gaya hop pada siswa. Melalui alat bantu sederhana tersebut guru dapat
memperlihatkan, dan memberikan penjelasan yang mendetail mengenai teknik
dasar lempar lembing gaya hop
Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kondisi awal Guru kurang kreatif daninovatif dalam prosespembelajaran penjas
a. Siswa kurang tertarik dancepat bosan denganpelajaran penjas
b. Tingkat kesegaran jasmanirendah
c. Dan yang paling utamahasil belajar lemparlembing gaya hop
Tindakan Menerapkan modelpembelajaran denganmenggunakan alat bantupembelajaran
Siklus I:guru dan penelitimenyusun bentuk pengajaranyang bertujuan untukmeningkatkan kemampuanlempar lembing gayahop,melalui pembelajaarandengan alat bantu (bolaberekor;kertas Koran bekas)
Siklus II :upaya perbaikandari siklus I sehinggameningkatkan kemampuanlempar lembing gayahop,melalui pendekatanmodel pembelajaran denganalat bantu (bola berekor dankertas koran bekas)
Kondisi akhirMelalui penggunaan alatbantu(bola berekor;kertaskoran) dapat meningkatkankesegaran jasmani siswa (siswalebih bersemangat dan prestasibelajar mrningkat)sertapartisipasi siswa dalammengiuti pembelajaranmeningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
îê
C. Hipotesis
Ó»´¿´«· µ»®¿²¹µ¿ °»³·µ·®¿² §¿²¹ ¬»´¿¸ ¼·««² »¾»´«³²§¿ ³¿µ¿ ¼¿°¿¬
¼·®«³«µ¿² ¸·°±¬»· ¬»®¸¿¼¿° °»²»´·¬·¿² ¿¼¿´¿¸ »¾¿¹¿· ¾»®·µ«¬æ
ŸÐ»²»®¿°¿² ß´¿¬ ¾¿²¬« °»³¾»´¿¶¿®¿² ø¾±´¿ ¾»®»µ±®ô µ»®¬¿ µ±®¿²÷
°»²¼·¼·µ¿² ¶¿³¿²· ¼¿°¿¬ ³»²·²¹µ¿¬µ¿² µ»³¿³°«¿² ¸¿·´ ¾»´¿¶¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹
¹¿§¿ ¸±° ·©¿ µ»´¿ Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ¬¿¸«² ¿¶¿®¿² îðïðñîðïï ò
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan Oktober
2010 sampai Desember 2010
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu Dan Jenis Kegiaatan Penelitian
No Rencana KegiatanTahun 2010
Juli Agtus Sept Okt Nov Des1. Persiapan
a. Observasib. Identifikasi Masalah
c. Penentuan Tindakand. Pengajuan Judule. Penyusunan Proposal
f. Pengajuan IzinPenelitian
2. Pelaksanaan
a. Seminar proposal
b. Pengumpulan DataPenelitian
3. Penyusunan laporana. Penulisan Laporanb. Ujian skripsi
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tulung
Kabupaten Klaten.
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3. Siklus PTK
PTK adalah Penelitian praktis untuk menemukan solusi atas masalah yang
dihadapi, dengan cara melakukan aksi atau tindakan rasional yang telah dipilih
dan disepakati oleh peneliti utama dan kolaborator, oleh karena merupakan
penelitian atas masalah praktis, maka kebanyakan pakar menyarankan untuk
dilakukan minimal dua siklus. (Agus kristiyanto, 2010)
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini direncanakan dalam beberapa siklus
untuk melihat peningkatan hasil lempar lembing gaya hop dalam penjasorkes
dengan penerapan alat bantu pembelajaran (bola berekor dan kertas koran bekas).
B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dan
dibuat berbagai input instrument yang akan memberikan perlakuan dalam PTK,
yaitu:
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran.
Dengan kompetensi dasar mempraktekkan gerakan lempar lembing dengan
menggunakan peraturan-peraturan yang sesungguhnya serta nilai kerjasama,
kejujuran, semangat dan percaya diri.
2. Perangkat pembelajaran yang berupa lembar pengamatan siswa berupa ceklist
dan lembar evaluasi.
C. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VIIIC SMP
Negeri 1 Tulung tahun ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
D. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang lempar lembing gaya hop dengan
penerapan pembelajaran pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun
ajaran 2010/2011.
2. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan
pembelajaran lempar lembing gaya hop di SMP Negeri 1 Tulung tahun
pelajaran 2010/2011.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini
terdiri dari: tes dan observasi
1. Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lempar lembing gaya
hop yang dilakukan siswa.
2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan alat
bantu pembelajaran (bola berekor dan kertas koran bekas).
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
sebagai berikut:
Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data
SumberData
Jenis DataTeknik
PengumpulanInstrumen
Siswa Hasil keterampilanlempar lembing gayahop
Tes praktek Tes keterampilanlempar lembing gayahop
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
íð
F. Analisis Data
Ü¿¬¿ §¿²¹ ¼·µ«³°«´µ¿² °¿¼¿ »¬·¿° µ»¹·¿¬¿² ±¾»®ª¿· ¼¿®· °»´¿µ¿²¿¿²
·µ´« ÐÌÕ ¼·¿²¿´·· »½¿®¿ ¼»µ®·°¬·º ¼»²¹¿² ³»²¹¹«²¿µ¿² ¬»µ²·µ °®±»²¬¿»
«²¬«µ ³»´·¸¿¬ µ»½»²¼»®«²¹¿² §¿²¹ ¬»®¶¿¼· ¼¿´¿³ µ»¹·¿¬¿² °»³¾»´¿¶¿®¿²ò
Ø¿·´ µ»³¿³°«¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹æ ¼»²¹¿² ³»²¹¿²¿´·· ²·´¿· ®¿¬¿ó®¿¬¿
¬» ´»³°¿® ´»³¾·²¹ò Õ»³«¼·¿² ¼·µ¿¬»¹±®·µ¿² ¼¿´¿³ µ´¿·º·µ¿· µ±® §¿²¹ ¬»´¿¸
¼·¬»²¬«µ¿²ò
Í»¼¿²¹µ¿² ¼¿´¿³ °»²»´·¬·¿² ·²· ³»´¿´«· ¿²¹µ¿ó¿²¹µ¿ §¿²¹ ¼·°»®±´»¸ ¿¿¬
«²¶«µ µ»®¶¿ ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò Ó»²«®«¬ ×µ¿²¼¿®ô øîððçæ ïíï÷ §¿²¹
³»²§¿¬¿µ¿² ¾¿¸©¿ô ŸÜ¿¬¿ §¿²¹ ¼·µ«³°«´µ¿² °¿¼¿ »¬·¿° µ»¹·¿¬¿² ±¾»®ª¿· ¼¿®·
°»´¿µ¿²¿¿² ·µ´« ÐÌÕ ¼·¿²¿´·· »½¿®¿ ¼»µ®·°¬·º ¼»²¹¿² ³»²¹¹«²¿µ¿²
°®±»²¬¿» «²¬«µ ³»´·¸¿¬ µ»½»²¼»®«²¹¿² §¿²¹ ¬»®¶¿¼· ¼¿´¿³ µ»¹·¿¬¿²
°»³¾»´¿¶¿®¿² ò
G. Prosedur Penelitian
Ô¿²¹µ¿¸ °»®¬¿³¿ ³»²»²¬«µ¿² ³»¬±¼» §¿²¹ ¼·¹«²¿µ¿² ¼¿´¿³ °»²»´·¬·¿²ô
§¿·¬« ³»¬±¼» °»²»´·¬·¿² ¬·²¼¿µ¿² µ»´¿ò Ô¿²¹µ¿¸ »´¿²¶«¬²§¿ ³»²»²¬«µ¿²
¾¿²§¿µ²§¿ ¬·²¼¿µ¿² ¼·´¿µ«µ¿² ¼¿´¿³ ·µ´«ò Ü¿´¿³ °»²»´·¬·¿² ¬·²¼¿µ¿² µ»´¿ ·²·ô
°»²»´·¬· ¿µ¿² ³»´¿µ«µ¿² ¬·²¼¿µ¿²ó¬·²¼¿µ¿² §¿²¹ ¼¿´¿³ °»´¿µ¿²¿¿²§¿
¾»®´¿²¹«²¹ »½¿®¿ ¬»®« ³»²»®« ¼¿² ¬·²¼¿µ¿²ó¬·²¼¿µ¿² ¿µ¿² ¼·´¿µ¿²¿µ¿²
¼¿´¿³ ·µ´« §¿²¹ °»²»´·¬· ¾»®·µ¿² °¿¼¿ ·©¿ §¿²¹ °»²»´·¬· ¶¿¼·µ¿² «¾§»µ
°»²»´·¬·¿²ò
ß¼¿°«² ´¿²¹µ¿¸ó´¿²¹µ¿¸ °»´¿µ¿²¿¿² ÐÌÕ »½¿®¿ °®±»¼«®²§¿ ¿¼¿´¿¸
¼·´¿µ¿²¿µ¿² »½¿®¿ °¿®¬··°¿¬·º ¿¬¿« µ±´¿¾±®¿· ø¹«®«ô ¼±»² ¼»²¹¿² ¬·³ ´¿·²§¿ ÷
¾»µ»®¶¿ ¿³¿ô ³«´¿· ¼¿®· ¬¿¸¿° ±®·»²¬¿· ¼·´¿²¶«¬µ¿² °»²§««²¿² ®»²½¿²¿ ¬·²¼¿µ¿²
¼·´¿²¶«¬µ¿² °»´¿µ¿²¿¿² ¬·²¼¿µ¿² ¼¿´¿³ ·µ´« °»®¬¿³¿ò Ü·µ«· §¿²¹ ¾»®·º¿¬
¿²¿´·¬·µ §¿²¹ µ»³«¼·¿² ¼·´¿²¶«¬µ¿² °¿¼¿ ´¿²¹µ¿¸ ®»º´»µ¬·ºó»ª¿´«¿¬·º ¿¬¿ µ»¹·¿¬¿²
§¿²¹ ¼·´¿µ«µ¿² °¿¼¿ ·µ´« °»®¬¿³¿ô «²¬«µ µ»³«¼·¿² ³»³°»®·¿°µ¿² ®»²½¿²¿
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
modifikasi, koreksi, atau pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus kedua
dan seterusnya.
Adapun prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas, menurut
Iskandar (2009: 67)
1. Mengidentifikasi permasalahan umum2. Mengadakan pengecekan dilapangan3. Membuat perencanaan umum4. Mengembangkan tindakan pertama5. Mengobservasi, mengamati, mendiskusikan tindakan pertama.6. Refleksi-evaluatif, dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan
peningkatan pada siklus kedua berikutnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur
penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan survei awal
Kegiatan yang dilakukan dalam survei ini oleh peneliti adalah pembelajaran
penjasorkes pada siwa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung.
2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrumen dan alat
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan alat dan instrument penelitian dan evaluasi
3. Tahap pengumpulan data
Pada tahap penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang:
a. Hasil belajar lempar lembing gaya hop
b. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
c. Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran
d. Alat bantu pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran
f. Semangat dan keaktifan siswa
4. Tahap analisis data
Dalam tahap ini analisis yang digunakan penelitian adalah deskritif kualitatif.
Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang
dikumpulkan berupa uraian diskriptif tentang perkembangan pembelajaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sub pokok bahasan teknik
lempar lembing gaya hop
5. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan dari awal
survei sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu
penelitian
H. Proses Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam prnelitian ini adalah meningkatkan hasil
belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas VIIIC di SMP Negeri 1 Tulung
tahun pelajaran 2010/2011. Adapun setiap tindakan upaya untuk pencapaian
tujuan tersebut diranacang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdari
empat tahap, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
interpretasi, analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian
ini direncanakan dalam dua siklus.
1. Rancangan siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario pembelajaran
yang terdiri dari:
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetaui kompetensi
dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (action) yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lempar lembing gaya hop
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian lempar
lembing gaya hop.
4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
proses pembelajaran dilapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain:
1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lempar lembing gaya hop
2) Melakukan pemanasan
3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran
4) Melakukan latihan teknik dasar lempar lembing gaya hop
a) Cara melakukan awalan melalui penerapan alat bantu yang telah disiapkan
oleh guru dan peneliti.
b) Cara melakukan tolakan lempar lembing melalui penerapan alat bantu
yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.
c) Sikap yang benar saat melempar lembing
d) Sikap gerakan lanjut melalui penerapan alat bantu.
5) Menarik kesimpulan
6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
7) Melakukan pendinginan
c. Pengamatan tindakan
Pengamatan dilakukan terhadap: (1) Hasil keterampilan lempar lembing
gaya hop (2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan lempar
lembing gaya hop (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan
yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel
berikut:
Tabel 3 Prosentase Target Capaian
Aspek yangdiukur
Prosentase target capaianCara mengukurKondisi
awalSiklus
1Siklus
2Siklus
3Hasil lemparlembing gayahop
36.1% 60 % 70% 100%
Diamati pada saatpengambilan hasiltes lempar lembinggaya hop
2. Rancangan siklus II
Pada silkus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan
jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan
interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu pada siklus
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Kondisi awal penelitian diukur dari observasi dan tes kemampuan
lempar lembing gaya hop. Observasi dan tes kemampuan digunakan untuk
mengetahui dan mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam melakukan
lempar lembing gaya hop, mengenai kemampuan melempar sebelum diberi
tindakan berupa penerapan alat bantu dalam proses belajar mengajar yang
berlangsung.
Berikut merupakan hasil observasi para siklus, sebelum diberi tindakan
berupa penerapan alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar (pra siklus), dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Deskripsi Kondisi Awal (Para Siklus)
Aspek yangdiukur
Kondisi AwalCara MengukurJumlah Siswa
yang lulusPresentaseKelulusan
Hasilkemampuanlempar lembinggaya hop 13 36,1%
Diamati saatgurumemberikanmateri lemparlembing gayahop pada awalpembelajaran
Berdasarkan hasil tes pra siklus, diketahui bahwa hanya ada beberapa
siswa yang sudah mampu melakukan lempar lembing gaya hop dengan baik atau
memperoleh nilai 75 ke atas. Dari hasil keterampilan lempar lembing gaya hop
hanya ada 13 siswa (36,1 %),hal ini menujukkan bahwa kemampuan siswa dalam
melakukan teknik dasar lempar lembing gya hop masih rendah. Untuk
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran lempar lembing gaya hop, maka akan dilakukan tindakan berupa
penerapan alat bantu berupa bola berekor,kertas koran dan bilah yang dilakukan
dalam proses belajar mengajar yang berlangsung.
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Dari hasil observasi awal, ada dua siklus yang diterapkan untuk
menyelesaikan dan menjawab permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Pada
setiap siklus yang diterapkan masing-masing menggunakan penerapan alat bantu
pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung. Untuk
mengetahui adanya perubahan dari proses yang diakibatkan oleh tindakan
tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan cara melakukan observasi dalam
lempar lembing pada tiap akhir siklus.
Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan serta refleksi tehadap tindakan. Serangkaian penelitian
yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Penelitian diakhiri sampai ada perubahan
pada indikator partisipasi siswa ke arah yang lebih baik. Pembahasan masing-
masing siklus dapat dilihat seperti di bawah ini.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing
siklus terdiri atas kegiatan, antara lain: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
observasi, (4) refleksi. Pada setiap akhir siklus, guru dengan peneliti melakukan
refleksi bersama untuk melakukan pembahasan mengenai siklus yang telah
dilakukan, untuk selanjutnya mencari solusi pemecahan masalah yang terjadi pada
siklus sebelumnya, dan menentukan tindakan kedepan yang harus dilakukan untuk
keberhasilan siklus berikutnya, jika indikator ketercapaian belum terpenuhi.
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan I
Perencanaan tindakan perlu dipertimbangkan secara matang
agar penelitian dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang
diharapakan. Sebelum menjalankan rencana tindakan yang telah disusun,
peneliti bersama dengan guru mencari waktu yang paling tepat untuk
melakukan siklus I. Pemilihan waktu penelitian berdasarkan jadwal
pelajaran penjasorkes di kelas VIIIC, yaitu hari Rabu. Masing-masing
pertemuan berlangsung selama dua jam pelajaran, yaitu 2 x 40 menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Berdasarkan hasil diskusi disepakati bahwa pelaksanaan
tindakan pada siklus pertama ini dilakukan pada hari Rabo, 27 oktober
2010,. Pelajaran penjasorkes di kelas VIIIC pada hari Rabu dilakukan
pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5, yaitu dimulai pada pukul 09.30 WIB
dan berakhir pada pukul 11.00 WIB. Setelah menetapkan jadwal
pelaksanaan tindakan, selanjutnya peneliti dan guru menetapkan tempat
penelitian. Mempertimbangkan keterbatasan ruang, tempat, dan sarana
serta prasarana yang dimiliki, akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa
penelitian akan dilakukan di lapangan Sepak bola SMP negeri 1
Tulung,karena membutuhkan tempat yang luas.
Penelitian ini pada intinya menggunakan media alat bantu
berupa bola berekor,kertas Koran dan bilah. Alat bantu yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu bola berekor,Kertas Koran dan bilah. Dengan
mempertimbangkan kemudahan dan kesederhanaan penggunaan alat
bantu yang telah disediakan, peneliti dan guru memutuskan untuk
menggunakan alat bantu tersebut dalam meningkatkan kemampuan
lempar lembing siswa
Alat bantu yang akan digunakan kepada siswa perlu
dipertimbangkan tingkat keefektifannya dalam upaya meningkatkan
kemampuan lempar lembing gaya hop, sesuai dengan tujuan awal dari
penelitian ini. Alat bantu yang digunakan, yaitu bola berekor,kertas koran
dan bilah.
Tahap perencanaan siklus I meliputi kegiatan berikut ini:
1) Peneliti bersama guru mata pelajaran penjasorkes merancang
skenario pembelajaran lempar lembing gaya hop dengan
menggunakan alat bantu berupa bola berekor,kertas koran dan bilah.
Langkah yang ditempuh di antaranya:
a) Guru menyiapkan siswa dengan empat bersab, berdoa dan
persensi siswa, dilanjutkan dengan melakukan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa tentang lempar
lembing gaya hop.
b) Guru memberikan penjelasan tentang proses pembelajaran
lempar lembing gaya hop.
c) Guru memberikan pemanasan, lari satu kali mengelilingi
lapangan sepak bola, setelah itu dilanjurkan streatching berupa
penguluran otot. Dilanjutkan dengan sebuah permainan kecil
yaitu permainan bola keranjang.
d) Siswa dikumpulkan diberi penjelasan tentang materi yang akan
diajarkan. Yaitu pembelajaran lempar lembing dengan
menggunakan alat bantu berupa bola berekor,kertas Koran dan
bilah.
e) Guru membagi Siswa dan alat menjadi Dua kelompak, dengan
susunan laki-laki dan perempuan di bagi,pertama bilah ,yang
nantinya dilalui siswa dengan cara berlari yang bertujuan
untukmelatih awalan dalam lempar lembing, kedua adalah di
bariskan berhadap hadapan kemudian saling melemparkan
kertas Koran keteman depannya,ketiga jarak antara teman di
jauhkan dan dengan menggunakan bola berekor di lemparkan
sejauh-jauhnya
f) Guru memberikan contoh melakukan gerakan pada
pembelajaran yang menggunakan alat bantu lempar lembing
gaya hop yang benar.
g) Guru menggunakan bola berekor,kertas koran dan bilah dalam
pembelajaran lempar lembing gaya hop, dalam upaya
meningkatkan kemampuan siswa.
h) Setelah cukup dalam pembelajaran tersebut dan sudah dilakukan
berulang kali, langsung pembelajaran menggunakan lembing
yang sebenarnya dengan gaya hop yang telah diajarkan dengan
baik dan benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
i) Setelah siswa menyelesaikan tugas yang diberikan, guru
memeriksa sekilas hasil kerja siswa;
j) Guru melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan;
k) Guru dan peneliti mengadakan evaluasi dan analisis hasil lempar
lembing gaya hop yang telah dilakukan siswa sebagai bahan
pertimbangan tingkat keberhasilan siklus I.
2) Peneliti menyusun rencana pembelajaran (RPP) untuk materi lempar
lembing gaya hop menggunakan alat bantu berdasarkan silabus yang
berlaku di sekolah tersebut. Rencana pembelajaran ini selanjutnya
akan menjadi panduan bagi guru untuk mengajar di depan kelas
sebagai wujud tindakan I.
3) Peneliti dan guru mempersiapkan media pembelajaran berupa bola
berekor,kertas koran dan bilah.
4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa tes.
Instrumen tes digunakan untuk menilai hasil pekerjaan siswa dalam
melakukan lempar lembing gaya hop.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan siklus I berlangsung selama dua kali pertemuan (2
x 40 menit), yaitu pada hari Rabu tanggal 27 oktober dan 3 November di
lapangan sepak bola SMP Negeri 1 tulung. Siklus I dimulai pada hari
Rabu tanggal 27 Oktober 2010 saat jam pelajaran ke-4 dan ke-5 Siklus I
dilanjutkan pada pertemuan kedua, yaitu hari rabu, 3 November 2010,
pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5.
Tindakan I dimulai dengan melakukan pembelajaran
berdasarkan skenario dan rencana pembelajaran (RPP) yang telah
disepakati sebelumnya antara peneliti dengan guru mata pelajaran
penjasoekes ketika dalam tahap perencanaan. Jadi, kegiatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dilakukan oleh peneliti dan guru , yaitu mengamati jalannya proses
pembelajaran, mencatat semua kejadian yang ada di dalam kelas, dan
melakukan refleksi setelah pembelajaran usai.
Pada pelaksanaan siklus I ini, materi yang disampaikan oleh
guru adalah pembelajaran lempar lembing gaya hop yang menggunakan
alat bantu berupa bola berekor,kertas Koran dan bilah. Pada pertemuan
pertama siswa diberi tugas untuk melakukan awalan berupa lari yang
melewati bilah, Siswa sudah melakukan semua ditambah dengan bilah
untuk susunan alat bantunya siswa melakukannya masih sama tapi
ditambah dengan jingkat melewati bilah, setelah itu selesai kemudian
lempar tangkap kertas Koran bekas dan di lanjutkan lempar menggunakan
bola berekor dalam lempar lembing gaya hop. Urutan kegiatan yang
dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:
1) Guru membuka kelas dengan salam;
2) Berdoa dilanjutkan dengan presensi siswa dan penjelasan materi
yang akan diajarkan.
3) Guru memberikan pemanasan dan permainan yang menunjang pada
materi yang akan diajarkan.
4) Guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran;
5) Guru menjelaskan cara menggunakan alat bantu yang nantinya akan
dilakukan siswa.
6) Menyusun alat bantu terlebih dahulu yaitu dengan bilah terlebih
dahulu dibagi dengan Dua kelompok, dengan masing-masing laki-
laki dan perempuan sendiri.
7) Siswa melakukan awalan lari dengan cara melewati bilah,dengan
tanpa menggunakan alat terlebih dahulu yang dilakukan berulang-
ulang
8) Setelah itu kemudian siswa di berikan alat bantu berupa kertas Koran
bekas dan kemudian melakukan lempar melempar Koran tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
9) Kemudian siswa di beri lagi alat bantu berupa bola berekor,dan jarak
antar teman di jauhkan agar lemparan bisa maksimal,hal ini
kemudian di tambah dengan gaya yang telah di ajarkan
10) Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang
kejelasan materi;
11) Setelah semua melakukan gerakan yang diatas, dilanjutkan pada
penggunaan lembing yang sebenarya,dengan menerapkan gaya hop
yang telah di ajarkan dengan benar.Di sini masih di bagi antara laki-
laki dan perempuan setelah siswa melakukan berulang kali
12) Guru mendampingi siswa dan bertindak sebagai fasilitator. Guru
mengawasi kinerja siswa dalam mengerjakan tugas guna memantau
perkembangan siswa;
13) Guru dan peneliti merefleksikan dan menyimpulkan isi
pembelajaran;
14) Guru menutup kelas dan memberitahukan kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
Pada pelaksanaan siklus I untuk pertemuan kedua, guru
bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran di kelas, dari
pembukaan hingga penutup. Peneliti juga ikut membantu dalam proses
pembelajaran serta mengamati hasilnya pembelajaran.
Pertemuan kedua pada siklus pertama dilakukan tindakan
sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan salam, lalu mengecek kehadiran
siswa;
2) Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya;
3) Guru melakukan pendalaman materi untuk menambah pemahaman
siswa, yaitu tentang cara melakukan gerakan lempar lembing yang
benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
kejelasan materi;
5) Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan yang
mereka hadapi dalam proses pembelajaran lempar lembing dengan
menggunakan alat bantu yang telah dilakukan;
6) Guru memberikan penilaian dan komentar terhadap pekerjaan siswa,
serta memberikan penguatan terhadap hasil lemparan yang telah
dilakukan pada awal siklus. Penguatan dilakukan dengan cara
memuji hasil pekerjaan siswa yang telah melakukan lemparan
dengan baik dan meminta siswa yang lain untuk meningkatkan hasil
karyanya pada pertemuan yang akan datang;
7) Guru menutup kelas dan memberitahukan kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
c. Observasi
Ketika guru melakukan pembelajaran lempar lembing gaya
hop, peneliti membantu jalannya pembelajaran tersebut di lapangan
Sepak bola SMP Negeri 1 Tulung. Pertemuan pertama (Rabu, 27 Oktober
2010) berlangsung selama 2 x 40 menit pada jam pelajaran pertama dan
kedua. Guru menggunakan alat bantu berupa ban bekas, kardus, dan
bilah. Pertemuan kedua (Rabu, 3 November 2010) berlangsung
pembelajaran selama 2 x 40 menit pada jam pelajaran ke4 dan ke5.
Pertemuan kedua menjadi sarana guru untuk melakukan pendalaman
materi, membahas tugas siswa, dan melakukan refleksi dari pertemuan
pertama. Guru memberikan komentar dan penguatan terhadap hasil
lompatan yang telah dilakukan oleh siswa pada pertemuan sebelumnya.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar-
mengajar kemampuan lempar lembing gaya hop menggunakan alat bantu
berupa Bola berekor,kertas Koran dan bilah diperoleh data tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
keaktifan dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang antusias dan tertarik dengan pembelajaran lempar
lembing gaya hop dengan alat bantu berupa bola berekor, kertas
koran dan bilah mengalami peningkatan dari pada pembelajaran yang
seperti biasanya, tetapi masih ada yang kurang memperhatikan
penjelasan guru. Salah satu faktor penyebabnya adalah adanya
gangguan dari luar kelas, yaitu beberapa siswa yang sengaja ingin
melihat kegiatan pembelajaran kelas VIIIC. Hal ini terjadi karena
kegiatan pembelajaran dengan alat bantu berupa bola berekor, kertas
Koran dan bilah belum pernah terjadi di kelas-kelas sebelumnya.
Kejadian ini sempat menyita perhatian siswa, tetapi guru berhasil
mengatasinya dengan cara meminta siswa-siswa untuk kembali fokus
terhadap pembelajaran dan meminta siswa yang berada di luar
lapangan untuk tidak mengganggu proses belajar mengajar;
2) Berdasarkan hasil tes lempar lembing gaya hop yang dilakukan siswa
didapat 21 siswa atau sekitar 58,33% siswa sudah mampu melakukan
lemparan dengan baik. Para siswa dianggap bagus lemparannya
apabila telah mendapat nilai minimal 70.
3) Berdasarkan data hasil tes lempar lembing gaya hop dapat diketahui
bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar siswa dalam melakukan
lempar lembing gaya hop mengalami peningkatan setelah
diadakannya tindakan I. Jumlah siswa yang tuntas sebelum adanya
tindakan untuk hasil tes rangkaian gerakan lempar lembing gaya hop
adalah sebanyak 13 orang atau sekitar 36,1%.
4) Pada akhir tindakan I, jumlah siswa yang mengalami ketuntasan
hasil belajar lempar lembing gaya hop sebanyak 21 siswa atau
sebanyak 58,33%.
Dengan adanya pembelajaran lempar lembing gaya hop dengan
menggunakan alat bantu telah mengalami peningkatan, pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
tindakan I mampu mencapai indikator siklus I keberhasilan yang telah
ditetapkan. Tetapi masih banyak ditemukan kelemahan pada siklus I,
sehingga hasilnya kurang maksimal. Hal ini tidak lepas dari adanya
kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam pelaksanaan tindkan I yang
ditemukan pada aspek guru, siswa, maupun media yang digunakan dalam
penelitian tersebut.
Beberapa kelemahan yang dimiliki guru dalam yang terlihat
dalam kegiatan tindakan I ini, antara lain:
1) Umpan yang diberikan oleh guru masih belum bisa membangkitkan
keaktifan siswa dalam belajar;
2) Sebelum memberikan materi pokok, guru kurang dalam memberikan
apersepsi kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Hal ini
membuat siswa tidak memiliki gambaran yang jelas tentang isi
materi dan proses pembelajaran yang akan dilakukan. Akibatnya,
siswa sulit untuk memahami materi seutuhnya;
3) Guru harus lebih kreatif dalam meningkatkan motivasi siswa.
4) Belum ada penguatan berarti dari guru yang dapat memotivasi siswa
untuk tertarik dengan materi pembelajaran dan megikuti proses
pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
Dari sisi siswa ditemukan beberapa kekurangan, antara lain:
1) Siswa belum sepenuhnya aktif ketika pembelajaran lempar lembing
gaya hop berlangsung. Pada umumnya mereka masih bercanda
dengan teman-temannya. Meskipun belum memahami materi yang
disampaikan guru, mereka tetap saja diam, tidak berani, dan malu
untuk bertanya;
2) Siswa masih kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran.
Mereka mudah terganggu dengan lingkungan sekitar;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
3) Siswa masih belum tampak sungguh-sungguh dalam mengikuti
proses pembelajaran lempar lembing gaya hop.
4) Pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam melakukan
gerakan lempar lembing dengan benar, kebanyakan siswa kurang
konsentrasi sehingga lemparannya belum sesuai gaya yang diajarkan,
sehingga mengakibatkan diskualifikasi. Selain itu siswa juga kurang
memperhatikan pada waktu melepas lembing dari tangan.
Kelemahan juga ditemukan dari segi alat bantu. Dikarenakan
alat bantu hanya dari barang-barang bekas, bahkan kondisinya mungkin
sudah ada yang rusak maka perlu perawatan yang lebih diperhatikan lagi
baik itu oleh siswa, guru, maupun peneliti. Oleh karena itu guru dan
peneliti ,menyiapkan alat bantu yang lebih untuk mengganti yang rusak.
Kendala yang ditemui, yaitu kertas koran yang mudah rusak, misal ke
injak siswa jadi harus disiapkan penggantinya.
Alat bantu yang digunakan dalam tindakan I ini ternyata
mendapatkan tanggapan positif dan negatife dari siswa. Banyak siswa
yang antusias dalam mengikuti pembelajaran, dikarenakan pembelajaran
dengan menggunakan media alat bantu merupakan pembelajaran yang
baru mereka terima pada waktu penelitian ini, dan dalam pembelajaran
sebelum lempar lembing merupakan hal yang membosankan dan
melelahkan, jadi dengan adanya pembelajaran yang baru ini, siswa lebih
tertarik dan menantang baginya, sehingga akan tercipta suasana
pembelajaran yang lebih baik. Namun, masih ada beberapa siswa yang
merasa kurang antusias dalam pembelajaran nah dari itu lah tugas dari
guru dan peneliti untuk membuat peran aktif siswa lebih meningkat,
mungkin dari susunan alat bantu, jarak alat bantu, atau permainan
pemanasan yang perlu adanya perubahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan tindakan pada siklus I, guru
dan peneliti melakukan refleksi. Berdasarkan kelemahan yang ditemukan
pada siklus I, perbaikan yang akan diupayakan pada pelaksanaan siklus
II, antara lain:
1) Pada awal pelajaran guru akan melakukan apersepsi secukupnya agar
siswa memiliki gambaran terlebih dahulu tentang materi yang akan
diajarkan sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami materi
tersebut.
2) Guru memberikan pemanasan berupa permainan yang menunjang
pada materi pembelajaran lempar lembing gaya hop. Hal ini di
upayakan untuk meningkatkan kaemampuan siswa dan peran aktif
siswa.
3) Untuk menumbuhkan motivasi dan antusiasme siswa terhadap
pembelajaran guru akan berusaha membuat proses pembelajaran
yang rileks dan tidak kaku. Guru memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa untuk bertanya apabila mereka mengalami
kesulitan ketika pembelajaran berlangsung. Jika diperlukan,
penguatan yang diberikan kepada siswa tidak hanya berupa kata-kata
atau pujian saja, tetapi juga berupa hadiah atau reward.
4) Untuk menghindari gangguan dari luar yang mengganggu
konsentrasi siswa, guru akan melakukan pencegahan dengan
menjaga suasana kondusif diwaktu proses belajar mengajar.
5) Agar pembelajaran menjadi lebih tertib, guru akan selalu memantau,
mengingatkan siswa, dan menegur siswa yang tidak memperhatikan
pelajaran atau bercanda dengan temannya.
6) Guru membuat variasi pembelajaran, misal dalam susunan alat
bantunya di ubah, atau jarak antar alat bantu diadakan perubahan
siswa. Perubahan ini menekankan pada susunan alat bantu yaitu,
bilah yang digunakan untuk melatih tolakan tumpuan dan bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
berekor yang digunakan untuk melatih gaya lemparan di perjauh
jaraknya disbanding sikus I.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan II
Hasil akhir siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
kelas VIIIC dalam melakukan lempar lembing gaya hop belum mampu
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini
disebabkan adanya berbagai kelemahan dari berbagai unsur pembelajaran
pada pelaksanaan tindakan I ini. Oleh karena itu, sebagai upaya perbaikan
dan penyempurnaan siklus I, peneliti dan guru bermaksud untuk
melakukan tindak lanjut dengan melakukan siklus II.
Kegiatan perencanaan pelaksanaan siklus II dilakukan pada
minggu berikutnya. Siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan
durasi masing-masing pertemuan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 40
menit. Tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu, 10 November 2010, dan
Sabtu, 17 November 2010.
Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyampaikan hasil
observasi yang dilakukan pada siklus I. Peneliti menyampaikan kelebihan
dan kekurangan yang terdapat dalam siklus I. Selanjutnya peneliti dan
guru berdiskusi tentang tindakan yang harus diambil agar dapat mengatasi
kekurangan yang terdapat dalam siklus I sehingga diharapkan pada siklus
II pembelajaran akan berlangsung lebih baik dan indikator keberhasilan
dapat dipenuhi.
Untuk mengatasi berbagai kekurangan yang masih ditemukan
dalam siklus I, akhirnya peneliti dan guru mengambil upaya perbaikan
sebagai berikut:
1) Sebelum pelajaran dimulai, kelas akan dikondisikan terlebih dahulu,
diupayakan sekondusif mungkin, siswa siap untuk menerima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
palajaran, dan memastikan tidak adanya gangguan dari luar kelas
ketika pelajaran berlangsung.
2) Pada awal pelajaran guru melakukan apersepsi secukupnya agar
siswa memiliki gambaran terlebih dahulu tentang materi yang akan
diajarkan. Jika sekiranya siswa sudah dapat dibawa mengikuti
materi, apersepsi baru dihentikan. Apersepsi dapat dilakukan dengan
pertanyaan-pertanyaan kecil yang memancing siswa tentang materi
yang diajarkan.
3) Guru berusaha membuat kelas menjadi rileks dan tidak kaku. Jika
perlu, guru menyisipkan sedikit humor disela-sela pembelajaran. Hal
ini dimaksudkan agar siswa lebih antusias mengikuti proses
pembelajaran.
4) Guru menjelaskan cara melakukan lemparan yang benar dengan
menggunakan alat bantu bola berekor,kertas Koran dan bilah.
Menjelaskan cara menggunakan/fungsi alat bantu baik itu bola
berekor, kertas koran, dan bilah. Guru memandu siswa untuk
melakukan lemparan pada alat bantu tersebut, mulai dari berlari
melewati bilah,Sampai lempar tangkap menggunakan bola berekor.
Dari mempraktekan kegiatan tersebut yang tujuannya untuk gerakan
rangkaian secara keseluruhan dari lempar lembing gaya hop.
5) Untuk memancing siswa agar bertindak aktif, guru memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk bertanya apabila
mengalami kesulitan ketika pembelajaran berlangsung.
6) Agar siswa termotivasi untuk melakukan lemparan yang baik dan
mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh, guru akan
melakukan penguatan terhadap tindakan siswa yang positif. Jika
diperlukan, penguatan yang diberikan kepada siswa tidak hanya
berupa kata-kata atau pujian saja, tetapi pada akhir pembelajaran
dapat juga dilakukan pemberian reward atau hadiah kepada siswa
yang melakukan lemparan hasil terbaik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
7) Guru merubah susunan alat bantu dari siklus pertama agar lebih
variatif dalam pembelajarannya, serta memberikan hukuman pada
siswa. Untuk meningkatkan motivasi pada siswa guru membuat
kompetisi atau persaingan antar kelompok, misal setiap kali
melakukan lemparan rangkaian pada alat bantu yang kalah jauh
diberi hukuman berupa push-up, atau yang menginjak dan
menyentuh alat bantu di beri hukuman.
8) Guru akan memantau proses pembelajaran. Guru akan mengingatkan
dan menegur siswa yang tidak memperhatikan pelajaran atau
bercanda dengan temannya.
Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai
berikut:
1) Peneliti dan guru merancang skenario pembelajaran lempar lembing
gaya hop menggunakan alat bantu berupa ban bekas, bilah, dan
kardus. Langkah-langkah yang ditempuh, antara lain:
a) Guru membuka kelas dan mengkondisikan kelas hingga siswa
siap untuk mengikuti proses pembelajaran;
b) Guru melakukan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa
tentang lempar lembing gaya hop;
c) Guru menjelaskan kembali materi tentang lempar lembing gaya
hop guna meningkatkan pemahaman siswa;
d) Guru bersama siswa melaksanakan tahap-tahap melakukann
pembelajaran lempar lembing gaya hop dengan menggunakan
alat bantu berupa bola berekor,kertas Koran dan bilah.
e) Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk
bertanya tentang kejelasan materi. Guru juga memberikan
kesempatan bagi siswa yang belum jelas untuk berbagi tentang
masalah dan kendala yang mereka hadapi dalam proses
pembelajaran lempar lembing gaya hop guna mencari solusi
bersama;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
f) Guru memberikan penguatan berupa pujian kepada siswa
dengan hasil lompatan terbaik. Sebagai upaya meningkatkan
motivasi siswa, guru menjanjikan reward untuk hasil terbaik
pada kegiatan lempar lembing gaya hop yang akan segera
dilakukan;
g) Guru menyusun alat bantu yang berbeda pada siklus I yaitu
dengan menambah permainan dengan alat bantu dan juga
menambah jarak lempar tangkap bola berekor
h) Siswa diberi tugas untuk mempraktekkan gerakan tersebut
(guru mendampingi siswa dan bertindak sebagai fasilitator);
i) Setelah siswa menyelesaikan tugas yang diberikan, guru
memberikan evaluasi dan sedikit penjelasan kesalahn yang
dilakukan siswa.
j) Guru dan peneliti melakukan refleksi kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan;
k) Guru mengadakan evaluasi dan analisis hasil lempar lembing
gaya hop yang telah dilakukan siswa sebagai bahan
pertimbangan tingkat keberhasilan siklus II.
2) Peneliti menyusun rencana pembelajaran (RPP) untuk materi lempar
lembing gaya hop menggunakan alat bantu. RPP tersebut akan
menjadi panduan bagi guru untuk mengajar sebagai wujud tindakan
II.
3) Peneliti dan guru mempersiapkan alat bantu pembelajaran berupa
Bola berekor,kertas Koran dan bilah serta menyiakan lapangan
lempar lembing serta menyiapkan kondisi lapangan yang digunakan
untuk pembelajaran.
4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa tes
yang digunakan untuk menilai hasil pekerjaan siswa dalam
melakukan lemparan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu, 10 November 2010,
dalam dua jam pelajaran (jam pelajaran ke-4 dan ke-5) yang berdurasi 2
x 40 menit di lapangan Sepak bola SMP Negeri 1 Tulung. Dalam
pelaksanaan tindakan II ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah
didiskusikan sebelumnya antara guru dengan peneliti guna mengatasi
kekurangan pada proses pembelajaran lempar lembing gaya hop dalam
siklus I. Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti bekerja sama
dengan guru mengamati jalannya proses pembelajaran.
Pada pelaksanaan tindakan II susunan alat bantu dan jarak antar
alat diperlebar, dengan susunan mulai dari berlari melewati bilah,lempar
tangkap kertas Koran dan melempar bola berekor sejauh-jauhnya.
Adapun urutan pelaksanaan tindakan II pada pertemuan pertama adalah
sebagai berikut:
1) Guru memulai dengan membariskan empat bersab, berdoa dan
dilanjutkan dengan mengecek daftar hadir siswa untuk mengetahui
jumlah siswa yang mengikuti pelajaran penjasorkes pada hari
tersebut.
2) Guru memimpin pemanasan dengan mengelilingi lapangan Sepak
bola sebanyak sekali putaran, dilanjutkan dengan stretching
dipimpin guru yang berupa penguluran otot. Setelah itu dilanjutkan
dengan berupa permainan kompetisi yang menuntut kerjasama tim
yaitu yang dinamakan bola ranjang, dengan kelompok yang kalah
diberikan hukuman.
3) Guru menyiapkan alat bantu, yaitu berupa bola berekor,kertas koran
dan bilah untuk pembelajaran lempar lembing gaya hop.
4) Guru menyusun rangkaian alat bantu dengan jarak yang diperlebar,
untuk susunan yang pertama dimulai bilah, dimana siswa berlari
melewati bilah dan diakhiri dengan jingkat pada batas akhir
bilah,kemudian lempar tangkap kertas Koran dngan jarak yang lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
jauh dari siklusI,dan kemudian lempar bola berekor sejauh-jauhnya
dengan menggunakan cara lari dan jingkat yang telah di ajarkan
5) Untuk meningkatkan suasana yang lebih kompetitif, guru
memberikan hukuman setiap siswa yang paling buruk dalam
melakukan alat bantu tersebut yang berupa push-up.
6) Setelah pembelajaran dengan alat bantu dirasa sudah cukup,
langsung di aplikasikan pada lapangan lempar lembing yang
sebenarnya. Yang dilakukan siswa satu persatu mulai dari berlari
atau awalan, kemudian lemparan saat berjingkat,dan di akhiri dengan
gerak lanjut.
7) Guru memberikan penguatan kepada siswa yang mendapatkan
lompatan terbaik pada pembelajaran sebelumnya. Selain itu guru
berusaha menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar dengan cara
memberikan reward kepada siswa yang mendapatkan nilai terbaik di
akhir tindakan II bagi tiga siswa yang mendapatkan nilai terbaik;
8) Guru mengulas kembali materi tentang lempar lembing gaya hop.
9) Untuk meningkatkan keaktifan siswa, guru memancing siswa dengan
pertanyaan-pertanyaan kecil tentang materi yang bersangkutan;
10) Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk
bertanya tentang kejelasan materi. Guru juga memberikan
kesempatan bagi siswa yang belum jelas untuk berbagi tentang
masalah dan kendala yang mereka hadapi dalam lempar lembing
gaya hop guna mencari solusi bersama;
11) Guru melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan;
12) Guru mengadakan evaluasi dan analisis hasil pekerjaan siswa, lalu
menutup kelas dengan salam.
Sesuai dengan rencana yang telah dilakukan, pelaksanaan
tindakan II pertemuan kedua dilakukan pada hari Rabu 17 november
2010, pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5. Setelah pelaksanaan tindakan II
pertemuan pertama, peneliti bersama guru melakukan diskusi tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
persiapan kebutuhan yang akan dilakukan pada tindakan II pertemuan
kedua.
Dari diskusi yang telah dilakukan, guru dan peneliti sepakat
untuk mengadakan analisis dan refleksi tentang pembelajaran yang telah
dilakukan baik dari siklus pertama hingga siklus terakhir. Guru akan
berdiskusi bersama siswa membahas tentang hasil lempar lembing gaya
hop oleh siswa pada tindakan I dan tindakan II. Hal ini bertujuan agar
siswa mengetahui jawaban yang benar dari tugas yang telah diberikan
pada mereka sehingga secara tidak langsung mereka mendapatkan
tambahan pengalaman tentang proses lempar lembing gaya hop. Sebagai
bentuk penguatan, pada akhir pembelajaran dilakukan pemberian reward
berupa hadiah kepada tiga siswa yang memperoleh nilai tertinggi secara
komulatif dari siklus I hingga siklus II.
Adapun urutan pelaksanaan tindakan II pada pertemuan kedua
adalah sebagai berikut:
1) Guru membentuk barisan empat bersab, berdoa, membuka pelajaran
dengan mengucap salam dan dilanjutkan dengan mengabsen siswa;
2) Guru melakukan apersepsi dan melakukan koreksi pada kegiatan
pembelajaran lempar lembing gaya hop yang telah dilakukan siswa
pada siklus I dan siklus II;
3) Guru menjelaskan materi secara sekilas tentang lempar lembing gaya
hop;
4) Guru memimpin pemanasan menyuruh siswa lari keliling lapangan
Sepakbola sebanyak 1 kali. Setelah semua melakukan dilanjutkan
streatching atau penguluran otot, agar tidak terjadi cidera.
Penguluran ditekankan pada otot-otot kaki dan tangan yang
diberikan porsi latihan yang lebih.
5) Pemanasan dan penguluran dah cukup dilanjutkan dengan sebuh
permainan sederhana yang membuat suasana menjadi lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
menyenangkan dan membuat tidak jenuh bagi siswa. Yaitu
permainan Elang dan Anak Ayam yang menuntut kerja sama tim.
6) Siswa dikumpulkan dan dibariskan empat bersab kemudian diberi
penjelasan tentang tugas yang akan mereka kerjakan berikutnya.
7) Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang
kejelasan materi. Guru mencari tahu kesulitan yang dialami siswa
dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan guru pada tindakan I
dan tindakan II;
8) Siswa melakukan pembelajaran lempar lembing gaya hop dengan
menggunakan alat bantu yang telah disusun sebagai berikut pertama
siswa berlari melewati bilah yang mempunyai jarak yang ditentukan,
kemudian dilanjutkan dengan lempar tangkap kertas koran dan
lempar bola berekor.
9) Siswa sudah melakukan berulangkali pembelajaran tersebut,
langsung diterapkan pada lapangan lempar lembing yang
sesungguhnya.
10) Guru memberi masukan dan komentar tentang hasil kerja siswa
dalam melakukan lempar lembing gaya hop.
11) Guru memberikan penguatan pada siswa dengan memberikan pujian
dan tepuk tangan kepada siswa yang telah mampu melakukan nya
dengan baik dan benar . Guru memberikan reward kepada siswa
yang mendapatkan nilai komulatif tertinggi dalam pembelajaran
lempar lembing gaya hop yang telah dilakukan pada tindakan I dan
tindakan II;
12) Guru melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan;
13) Guru menutup kelas dengan salam setelah memberikan motivasi
kepada siswa untuk tetap semangat dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
c. Observasi
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 10 november 2010,
untuk pertemuan pertama, dan hari rabu, 17 November 2010, untuk
pertemuan kedua. Pada pelaksanaan tindakan II ini peneliti berkerja sama
dengan guru untuk menjalankan pertemuan kedua dari siklus II. Guru
menjadi pemimpin pada pelaksanaan pembelajaran lempar lembing gaya
hop menggunakan alat bantu pembelajaran berupa bola berekor,kertas
koran dan bilah pada kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung.
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yang masing-
masing pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran atau 2 x 40 menit.
Berdasarkan hasil pengamatan, proses pembelajaran yang terjadi pada
pelaksanaan tindakan II berjalan dengan baik. Hal ini tampak pada
tindakan siswa yang semakin terlihat tertib dan bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran lempar lembing gaya hop dibandingkan
dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Siswa telah menampakkan
keaktifannya dalam pembelajaran dan guru sudah terampil dalam
memimpin jalannya proses pembelajaran secara sistematis dan terencana.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar
lempar lembing gaya hop menggunakan alat bantu pembelajaran berupa
bola berekor,kertas koran, dan bilah pada kelas VIIIC SMP Negeri 1
Tulung, diperoleh data lapangan sebagai berikut:
1) Berdasarkan hasil tes lempar lembing gaya hop pad siklus II untuk
tes gerakan rangkaian lempar lembing gaya hop didapat 29 siswa
atau sekitar 80,55% siswa sudah mampu melakukan gerakan lempar
lembing gaya hop dengan tepat.
2) Sedangkan untuk ketrampilan lempar lembing gaya hop sudah tepat
dengan menggunakan gaya hop yang telah di ajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
d. Refleksi
Secara umum kelemahan dalam pembelajaran lempar lembing
gaya hop yang ditemukan pada siklus I telah dapat diatasi dan
diminimalkan dalam siklus II. Guru telah berhasil dalam memimpin
pembelajaran. Guru telah mampu membangkitkan semangat siswa dan
membimbing siswa dalam proses pembelajaran lempar lembing gaya hop.
Siswa menjadi lebih tertib dan aktif mengikuti proses pembelajaran.
Siswa menjadi lebih antusias mengikuti pembelajaran lempar lembing
gaya hop yang sedang berlangsung karena situasi pembelajaran menjadi
rileks dengan adanya alat bantu berupa bola berekor,kertas koran dan
bilah. Di dalam mengajar guru menjadi lebih terbuka untuk
mendengarkan pendapat siswa dan memberikan kesempatan seluas-
luasnya bagi siswa untuk bertanya, baik mengenai kejelasan materi
maupun kesulitan yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran.
Dari tugas lempar lembing gaya hop menggunakan alat bantu
berupa bola berekor,kertas koran dan bilah ini dapat disimpulkan bahwa
alat bantu tersebut terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
lempar lembing gaya hop. Alat bantu yang digunakan ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop yang dilakukan
siswa, dengan adanya variasi pembelajaran yang lain dan belum pernah
diajarkan pada siswa membuat siswa lebih tertarik dan terasa
menyenagkan, sehingga menimbul kan hasil yang lebih baik. Penyajian
alat bantu pembelajaran yang susunan dan jarak antar alat diubah
berdasarkan kerjasama peneliti dengan guru yang diterapkan pada siklus
kedua. Dengan adanya materi dan penyajian pembelajaran yang sesuai
dengan minat dan keinginan siswa, maka siswa menjadi lebih antusias
dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh-
sungguh. Adanya antusiasme dan motivasi belajar yang tinggi ini
berdampak pada meningkatnya kemampuan siswa dalam lempar lembing
gaya hop. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
diperoleh siswa dalam melakukan gerakan lempar lembing gaya hop, dari
sebelum dilakukannya tindakan hingga pelaksanaan tindakan II.
A. Pembahasan Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran lempar lembing gaya hop, baik peningkatan
kualitas proses maupun peningkatan kualitas hasil. Penelitian ini dilaksanakan di
kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung dengan menggunakan bantuan alat bantu
berupa bola berekor,kertas koran dan bilah. Dengan penggunaan alat bantu
pembelajaran berupa alat bantu tersebut pembelajaran lempar lembing gaya hop
yang semula bersifat monoton dan membosankan, akan menjadi lebih
menyenangkan, tidak monoton, tidak menegangkan, dan membangkitkan minat
siswa terhadap pembelajaran lompat jauh.
Suklus I dilaksanakan dalam 2x pertemuan. Pelaksanaan tindakan I
merupakan tindak lanjut dari hasil prapenelitian yang menunjukkan bahwa kelas
VIIIC SMP Negeri 1 Tulung memiliki masalah dalam pembelajaran lempar
lembing gaya hop. Berdasarkan masalah yang ada di kelas tersebut, peneliti dan
guru melakukan diskusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa kelas
VIIIC SMP Negeri 1 Tulung dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop.
Pada pelaksanaan tindakan I, siswa melakukan pembelajaran lempar
lembing gaya hop dengan alat bantu pembelajaran berupa bola berekor ,kertas
koran dan bilah. Dari hasil pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran,
dapat diketahui bahwa pembelajaran lempar lembing gaya hop dengan alat bantu
tersebut pada siklus I masih terdapat kekurangan atau kelemahan. Kekurangan
tersebut berasal dari guru, siswa, dan alat bantu pembelajaran yang digunakan
dalam penelitian.
Kelemahan dari segi guru, yaitu pemberian umpan dari guru untuk
membuat siswa aktif dalam pembelajaran masih kurang mendapat respon dari
siswa, apersepsi yang diberikan masih belum memberi gambaran bagi siswa
tentang materi yang sedang diajarkan, tanya jawab yang belum maksimal, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
belum adanya penguatan dari guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kelemahan dari segi siswa, antara lain siswa tidak berkonsentrasi dan belum
tampak aktif serta sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Di samping
itu, beberapa siswa dalam melakukan gerakan lempar lembing masih banyak
bercanda sehingga hasilnya kurang maksimal, serta kebanyakan dalam awalan
kurang kencang dalam berlari dan melakukan jinkat masih ragu-ragu bila sudah
mendekati batas garis lemparan, serta dalam posisi akhir dalam melempar sering
melewati batas sehingga terjadi Diskualifikasi. Nilai yang diperoleh siswa dari
hasil tes lempar lembing gaya hop pada tindakan I ini masih harus ditingkatkan
karena belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sedangkan
kelemahan yang muncul dari segi penggunaan alat bantu, mudah rusaknya alat
bantu terutama pada kertas koran, yang bahanya mudah rusak bila keinjak
sehingga memerlukan perawatan yang lebih bahkan harus menyiapkan
penggantinya.
Solusi yang disepakati oleh guru dan peneliti dalam pelaksanaan siklus
II, yaitu guru lebih menghidupkan suasana dalam kelas, melakukan apersepsi
secukupnya sebelum pembelajaran dimulai, memberikan contoh melakukan
lemparan yang benar secara konkrit dan sejelas mungkin, memberikan
kesempatan bertanya seluas-luasnya bagi siswa, memancing siswa untuk aktif di
dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan kecil, serta memberikan
penghargaan disetiap munculnya sisi positif yang dilakukan siswa. Penghargaan
tidak hanya dilakukan melalui pemberian pujian, tetapi juga tepuk tangan dan
pemberian reward atau hadiah. Penggunaan alat bantu pembelajaran pada siklus
II lebih dipersiapkan, yaitu dengan mempersiapkan alat bantu, serta mengubah
susunanya dari siklus I. Pada pelaksanaan siklus II susunan dan jarak antar alat
bantu mengalami perubahan serta intensitas siswa dalam melakukan pembelajaran
lempar lembing dengan alat bantu di tambah lebih banyak, ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan lompatan. Untuk membuat
suasana lebih menyenangkan, guru memberikan sebuah permainan kecil yang
dituntut kerjasama antar tim. Ini diberikan setelah pemanasan, sehingga dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
kondisi siswa yang senang membuat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran
lempar lembing gaya hop.
Siklus I dalam penelitian ini masih belum mampu mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, guru dan peneliti
mengadakan tindakan perbaikan dari siklus I, yaitu dengan merencanakan dan
melaksanakan siklus II. Berdasarkan hasil observasi, analisis, dan refleksi pada
siklus I, peneliti bersama guru merencanakan tindakan-tindakan yang akan
dilakukan pada siklus II untuk mengatasi kelemahan proses pembelajaran lempar
lembing gaya hop menggunakan alat bantu berupa bola berekor,kertas koran dan
bilah yang telah dilaksanakan pada siklus I.
Dengan perbaikan pada tindakan I, pelaksanaan tindakan II
menunjukkan peningkatan pembelajaran yang maksimal. Dari pelaksanaan siklus
II dapat dilihat peningkatan motivasi belajar dan kemampuan melakukan lempar
lembing gaya hop yang cukup signifikan pada siswa, jika dibandingkan pada hasil
pembelajaran tindakan I ataupun sebelum dilaksanakannya tindakan.
Dibandingkan sebelum adanya tindakan, pelaksanaan siklus I berdampak positif
pada meningkatnya kualitas proses dan hasil lempar lembing gaya hop yang
dilakukan siswa. Namun demikian, hasil pembelajaran pada siklus I belum
mampu mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dan masih
ditemukan beberapa kelemahan dalam proses pelaksanaannya.
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan I, dilakukan perbaikan
kelemahan proses pembelajaran dengan melaksanakan tindakan II. Akhir dari
proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan, baik proses
maupun hasil lempar lembing gaya hop yang dilakukan oleh siswa kelas VIIIC
SMP Negeri 1 Tulung. Keberhasilan siklus II ini dapat dilihat dari perubahan
tingkah laku siswa dalam merespon dan mengikuti jalannya pembelajaran sebuah
materi yang ditawarkan oleh guru. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran
alat bantu berupa bola berekor, kertas koran dan bilah yang digunakan guru dalam
mengajar. Pemilihan alat bantu pembelajaran yang tepat dan efektif sangat
menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran karena karakteristik suatu media
pembelajaran akan berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
harus melakukan banyak pertimbangan dalam memilih suatu media pembelajaran
agar menemukan media yang paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Keberhasilan alat bantu pembelajaran berupa bola berekor, kertas
koran dan bilah dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran
lempar lembing gaya hop dapat dilihat dari indikator-indikator di bawah ini.
1. Motivasi mengikuti pembelajaran lempar lembing gaya hop meningkat
Penerapan penggunaan alat bantu pembelajaran berupa bola
berekor,kertas koran dan bilah yang dilakukan pada setiap siklus mampu
meningkatkan motivasi pembelajaran lempar lembing gaya hop menggunakan
alat bantu pembelajaran berupa bola berekor,kertas koran dan bilah pada siswa
kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung. Peningkatan dari segi motivasi dalam
pembelajaran dapat dilihat pada indikator berikut ini:
a. Meningkatnya keaktifan siswa
Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran lempar lembing gaya
hop dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Dengan
memanfaatkan alat bantu berarti guru melakukan usaha untuk membuat
proses pembelajaran menjadi tidak monoton, semata hanya menggunakan
media ceramah saja. Guru memancing siswa untuk aktif dan memberikan
kesempatan seluas-luasnnya bagi siswa untuk bertanya tentang kejelasan
materi ataupun kesulitan yang dihadapi siswa ketika mengikuti proses
pembelajaran. Alat bantu pembelajaran dalam bentuk ban bola
berekor,kertas koran dan bilah ini menjadikan siswa semakin tertarik dan
antusias untuk mengikuti pembelajaran lempar lembing gaya hop. karena
alat bantu tersebut bisa menciptakan pembelajaran yang kompetitif yang
membuat siswa lebih semagat dalam mengikuti pembelajaran tersebut.
b. Meningkatnya perhatian siswa
Perhatian siswa terhadap penjelasan guru sangatlah penting.
Perhatian ini akan turut menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
materi yang dijelaskan oleh guru. Dalam hal ini guru harus mampu
memunculkan sesuatu yang baru, unik, dan inovatif dalam pembelajaran,
termasuk di dalamnya adalah pemilihan media yang kreatif dan
menyenangkan.
Penggunaan alat bantu berupa bola berekor, kertas koran dan
bilah dalam pelaksanaan penelitian ini merupakan alternatif yang dapat
digunakan oleh guru untuk memancing perhatian siswa dalam
pembelajaran. Penggunaan alat bantu berupa bola berekor, kertas koran
dan bilah membuat siswa semakin memperhatikan pelajaran,
berkonsentrasi, lebih menyenagkan dan suasana pembelajaran jadi lebih
rileks.
c. Meningkatnya keterampilan guru dalam mengelola kelas
Dengan adanya penelitian ini membuat guru semakin piawai
dalam memimpin kelas. Pengelolaan kelas pada pelaksanaan tindakan I
dan II jauh lebih baik dibandingkan dengan pengelolaan pada survei awal.
Sedikit demi sedikit kelemahan guru berkurang karena setiap akhir siklus
guru dan peneliti melakukan analisis dan refleksi kegiatan pembelajaran.
Jika terdapat kekurangan dalam siklus yang bersangkutan, pada
pelaksanaan tindakan selanjutnya akan dicarikan solusi pemecahan dan
meminimalkan kekurangan tersebut sehingga kekurangan dalam
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat teratasi dan
tidak akan terulang kembali.
2. Hasil pembelajaran lempar lembing gaya hop meningkat
Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus mau mendengarkan
saran dan keluhan dari siswa. Saran dan keluhan ini pada akhirnya dapat
menjadi masukan bagi guru untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada
pembelajaran selanjutnya.
Contoh konkritnya dapat dilihat pada akhir penelitian ini.
Peningkatan kualitas hasil dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang
mengalami peningkatan dari sebelum tindakan hingga akhir siklus terakhir,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
dalam penelitian ini adalah akhir siklus II. Sebelum pelaksanaan tindakan,
siswa yang berhasil mencapai batas ketuntasan nilai pada angka 70 untuk
hasil rangkaian tes lempar lembing gaya hop sebanyak 13 siswa atau sekitar
36,1%, Selanjutnya mengalami peningkatan pada siklus I, yaitu untuk hasil
tes rangkaian lempar lembing gaya hop menjadi 58.33% atau sekitar 21 siswa
telah mencapai indikator target capaian pada siklus I.
Titik puncak peningkatan hasil lempar lembing gaya hop pada
penelitian ini adalah pada siklus II. Pada siklus II ini hasil lempar lembing
gaya hop menunjukkan bahwa nilai siswa telah mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan. Siswa yang mampu melakukan lemparan
dengan baik atau telah mencapai batas ketuntasan untuk hasil tes rangkaian
lempar lembing gaya hop sebanyak 29 siswa atau sekitar 80,55% siswa.
Dengan demikian, penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIIIC SMP
Negeri 1 Tulung dalam upaya meningkatkan kemampuan lempar lembing
gaya hop menggunakan alat bantu pembelajaran berupa bola berekor,kertas
koran dan bilah ini telah mencapai keberhasilan pada pelaksanaan siklus
kedua. Dengan tercapainya indikator keberhasilan, maka penelitian ini dapat
dikatakan berhasil dan dapat dihentikan.
Lebih jelasnya, secara rinci peningkatan prosentase kualitas hasil
pembelajaran lempar lembing gaya hop menggunakan alat bantu berupa bola
berekor kertas Koran dan bilah pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Deskripsi Hasil Tes Belajar Siswa Pada Siklus II
Aspek yangdiukur
Siklus IICara MengukurJumlah Siswa
yang lulusPresentaseKelulusan
Hasilketerampilanlempar lembinggaya hop. 29 80,55 %
Diamati saatgurumemberikan teslempar lembinggaya hop padaakhir siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Hasilketerampilanlempar lembinggaya hop
21 58,33%
Diamati saatgurumemberikan teslempar lembinggaya hop padaakhir siklus I
Hasilketerampilanlempar lembinggaya hop
13 36,10%
Diamati saatgurumemberikan teslempar lembinggaya hop padapra siklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas VIIIC
SMP Negeri 1 Tulung dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas
empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi
dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah
dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh
simpulan sebagai berikut:
Penerapan alat bantu pembelajaran (bola berekor, kertas koran) dalam
pendidikan jasmani dapat meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop
pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun ajaran 2010/2011.
Dengan klasifikasi skor siklus I sebesar 58,33% kemudian meningkat
pada siklus II yaitu sebesar 80,55%.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang
digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan
materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam
mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta
teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi.
Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat
juga membantu motivasi siswa belajar siswa sehingga akan diperoleh hasil belajar
yang optimal.
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus
diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru
dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di
lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan
materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan
prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik.
Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat
dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif,
efektif, dan efisien.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan
penerapan model Pembelajaran berbantukan alat berupa bola berekor,kertas koran
dan bilah dalam pembelajaran Lempar lembing gaya hop dapat meningkatkan
ketangkasan, kemampuan, siswa dalam Lempar lembing gaya hop (baik proses
maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu
pertimbangan bagi guru yang ingin mengembangkan proses pembelajaran Lempar
lembing gaya hop kepada para siswanya. Bagi guru bidang studi Pendidikan
Jasmani dan Olahraga, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif
dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan
dengan peningkatan hasil belajar Lempar lembing gaya hop bagi pemula yang
lebih efektif. Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif
dalam membuat model-model pembelajaran yang lebih banyak.
Melalui diterapkanya model pembelajaran Lempar lembing gaya hop
dengan alat bantu berupa bola berekor,kertas koran, dan bilah, maka siswa
memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran Penjas.
Siswa mampu mencermati lebih jelas konsep gerak yang ada pada Lempar
lembing gaya hop, sehingga mampu memahami dan menirukan dengan baik.
Pemberian tindakan dari siklus I, dan II memberikan deskripsi bahwa
terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada
pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat
dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran Penjas (baik proses
maupun hasil) dan peningkatan motivasi belajar siswa. Dari segi proses
pembelajaran Penjas, penerapan model pembelajaran langsung ini dapat
merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam
pembelajaran Penjas yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan
kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan
mengembangkan sikap kompetetif yang kesemuanya ini santa penting dalam
pendidikan jasmani.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,
khususnya SMP Negeri 1 Tulung, sebagai objek penelitian adalah:
1. Bagi Guru SMP Negeri 1 Tulung
a. Guru hendaknya terus berupaya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran Lempar lembing gaya hop. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengembangkan metode dan strategi pembelajaran yang kreatif dan
inovatif, menyampaikan materi dengan jelas dan sistematis, serta mampu
menguasai kelas agar selalu tercipta lingkungan belajar yang kondusif;
b. Guru hedaknya memastikan siswa telah benar-benar memahami materi
sebelum memberikan tugas. Guru jangan sampai lupa memberikan contoh
secara langsung dan jelas agar siswa lebih mudah memahami materi yang
diajarkan;
c. Dalam mengajar hendaknya guru lebih terbuka dengan saran-saran yang
diberikan oleh siswa demi terciptanya pembelajaran yang menyenangkan
dan menarik bagi siswa sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran dengan semaksimal mungkin;
d. Guru hendaknya mengoptimalkan peranan media, baik di dalam maupun
di luar kelas sebagai penunjang pembelajaran Lempar lembing gaya hop
pada mata pelajaran penjasorkes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
2. Bagi Siswa SMP Negeri 1 Tulung
a. Meskipun pembelajaran menggunakan alat bantu berupa bola berekor,
kertas koran, dan bilah dapat membuat suasana belajar menjadi lebih
santai dan menyenangkan, siswa sebaiknnya mengikuti proses
pembelajaran dengan tertib agar makna pembelajaran tetap tercapai, tidak
hanya terhanyut dalam suasana belajar yang rileks;
b. Keaktifan siswa hendaknya tidak hanya selama kegiatan belajar-mengajar
berlangsung di kelas melainkan aktif belajar mandiri dengan banyak
latihan diluar jam belajar, untuk menggali kemampuan Lempar lembing
gaya hop.
3. Bagi Sekolah SMP Negeri 1 Tulung
Pihak sekolah sebaiknya memberikan sarana dan prasarana
pembelajaran yang memadai karena media merupakan unsur yang sangat
menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Sebaiknya sekolah menambah
fasilitas pembelajaran yang ada dalam setiap kelas karena media yang ada saat
ini masih sangat terbatas dan belum mampu menjadi sarana untuk
mengoptimalkan daya kreatif yang ada pada diri siswa.
top related