universitas airlangga
Post on 05-Jan-2016
86 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Universitas Airlangga
UNAIR Excellence with Morality
PERTEMUAN DENGAN MAHASISWA FAKULTAS FARMASI
UNAIR ANGKATAN 2006
Sabtu, 20 september 2008
PROF DR H ACHMAD SYAHRANI, APT., MS DEKAN FAKULTAS FARMASI NAIR
I AM A PHARMACIST
DAMPAK KEPADA PRIBADI
KEPADA MASYARAKAT
KEPADA KEMANUSIAAN
Seorang farmasis adalah profesi sejati oleh karena dia memiliki otoritas tentang obat secara khusus kewenangan untuk memberikan obat yang disiapkannya atau dibuatnya kepada pasien atau clientnya.
Melalui keahliannya dia mendapatkan pengakuan masyarakat dan lingkungan serta kesejahteraan bagi kehidupan pribadi dan keluarganya.
Pekerjaan profesi Farmasis adalah menyiapkan obat dan menerangkan cara yang benar dalam menggunakan obat
Lulusan baru farmasis/apoteker , semestinya segera mengenali obligasinya kepada
masyarakat. Akan tetapi justru tidak tahu harus bagaimana ?
Pertanyaan :
• Apakah dia tidak memahami konsep diri sebagai profesi farmasis, sehingga dirinya tidak mengetahui perspektif profesi ?
• Lulusan farmasis tidak kompetent sebagai profesi sehingga dia tidak percaya diri
• Ataukah dia memang tidak dipersiapkan menjadi seorang yang akan bekerja mandiri sebagai profesi ?
Konsep Pharmaceutical Care atau Asuhan Kefarmasian akan menjamin pelayanan kesehatan dalam 4 hal :
• Kebenaran dalam pelayanan farmasi berdasarkan ilmu pengetahuan mutakhir• Jaminan legal dan keahlian atas
pelayanan kefarmasian oleh seorang farmasis.• Akuntabilitas pelayanan kefarmasian
dalam satu institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit ataupun pelayanan komuniti.• Bahwa pelayanan pasien merupakan
pelayanan yang bersifat kolaboratif.
Profesional kefarmasian, apoteker / farmasis, tidak lagi hanya
bertanggung jawab atas obat sebagai produk, dengan segala implikasinya, melainkan juga
bertanggung jawab kepada efek terapetik obat, demi dihasilkannya
efek optimal suatu obat.
Pasien bukan lagi hanya tanggung jawab pelayan medis , melainkan
juga oleh seorang Apoteker/farmasis.
Sejak periode Neanderthal dibuktikan bahwa manusia telah
mengenali obat yaitu sekitar 50.000 SM.
Dan catatan tentang obat obatan diketemukan sejak jaman
Babylonia sekitar 2.600 SM
Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Seorang dokter yang mendignosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang “Apoteker” yang menyiapkan obat.
Semakin lama masalah penyediaan obat semakin rumit, baik formula maupun pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian tersendiri.
Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two Silices”.
Dari sejarah ini, satu hal yang perlu direnungkan adalah bahwa akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama.
Keputusan diagnosa dan pilihan farmakoterapetika
( MEDICAL CARE)
Keputusan cara penggunaan, resiko kesehatan, kebenaran informasi farmakoterapetika (PHARMACEUTICAL CARE)
KESEMBUHANPASIEN
DOKTER
FARMASIS
PELAYANAN PASIEN SECARA PARIPURNA PELAYANAN SEPENUH HATI (LSH )
PASIEN
PASIEN
MEDICAL SERVICES & CARE
PHARMACEUTICALSERVICES
&CARE*****
NUTRITIONSERVICES & CARE
HARD WARE(2)
INFO WARE(4)
BRAINWARE(1)
SOFT WARE(3)
NURSHING SERVICES & CARE
HE
AR
T W
AR
E(5
)
HE
AR
T W
AR
E(5
)
SUMPAH APOTEKER (Peraturan Pemerintah RI No. 20/1962)
Demi Allah saya bersumpah bahwa,1. Saya akan membaktikan hidup saya guna
kepentingan perikemanusiaan terutama dalam bidang kesehatan
2. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai apoteker
3. Sekalipun diancam saya tidak mempergunakan pengetahuan kefarmasian saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum dan perikemanusiaan
4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian
5. Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial
Saya ikrarkan sumpah ini, dengan sungguh-sungguh dan penuh keinsyafan
Rx
YY 2008
I AM A PHARMACIST Hensel H.C.I am a specialist in medications
(Saya adalah ahli dalam obat-obatan)
I am a custodian of medical information (Saya adalah informan obat)
I am companion of the physician (Saya adalah sejawat bagi dokter)
I am a counselor to the patient (Saya adalah panasehat bagi pasien)
I am a guardian of public health (Saya adalah pelindung bagi kesehatan masyarakat)
This my calling, This is my pride (Inilah semboyanku, Inilah kebangganku)
Pasal 10 Ayat 1Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang
selama 1 (satu) semester, tetap diperhitungkan sebagai lama-studi. Bila akan mengikuti pendaftaran ulang
semester berikutnya, harus mendapat izin tertulis dari Rektor Universitas Airlangga dan melunasi kewajiban
yang tertunda sesuai peraturan yang berlaku.
PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS FARMASI
UNAIR
Pasal 10 Ayat 2Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang selama 2 (dua) semester berturut-turut secara otomatis dinyatakan mengundurkan diri dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
Pasal 14
Ayat 1Beban studi Program Pendidikan Sarjana adalah
jumlah beban tugas yang dihitung dalam sks yang harus ditempuh oleh mahasiswa untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi, minimal 148 SKS.
Ayat 2 Program Pendidikan Sarjana dijadwal untuk 8 semester dan dapat ditempuh dalam waktu
kurang dari 8 semester, dan paling lama 14 semester setelah diterima sebagai mahasiswa.
Pasal 15
Ayat 1Mahasiswa wajib mengikuti kuliah/tutorial tepat
pada waktunya sampai saatnya berakhir dan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu
perkuliahan/tutorial.
Ayat 2Selama mengikuti perkuliahan/tutorial, mahasiswa diwajibkan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai
berikut 1. Berlaku sopan
2. Berpakaian bersih, rapi dan sopan3. Bersepatu, kecuali tidak memungkinkan
4. Dilarang makan dan merokok5. Dilarang meninggalkan ruang
kuliah/laboratorium, kecuali dengan ijin dosen yang bersangkutan.
6. Dilarang mengaktifkan telepon genggam (HP).
Pasal 15
Ayat 3Mahasiswa diwajibkan mengikuti
perkuliahan/tutorial sebanyak 75% dari jumlah wajib hadir.
Ayat 3Kehadiran perkuliahan/tutorial yang kurang dari
75% tanpa alasan yang sah mengakibatkan mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti ujian
mata kuliah yang bersangkutan.
Ayat 5Keringanan terhadap ayat 4 dapat diberikan oleh
Dekan, yaitu absen sebanyak-banyaknya 40% dari kegiatan yang dijadwalkan, kepada :
1. Mahasiswa yang sakit, yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari dokter DKM.2. Mahasiswa yang sedang melaksanakan
kegiatan kurikuler di luar kampus, dibuktikan dengan surat keterangan dari Dekan.
3. Mahasiswa yang sedang melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler, dibuktikan dengan surat keterangan dari Dekan.
4. Keperluan keluarga, dibuktikan dengan surat keterangan dari orang tua / wali.
Pasal 17
1. Ujian dilaksanakan sesuai dengan kalender fakultas.
2. Alokasi waktu ujian disesuaikan dengan beban kredit
mata kuliah, yaitu 50 menit per sks.3. Mahasiswa wajib hadir di ruang ujian lima belas
menit sebelum ujian dimulai.4. Mahasiswa yang terlambat hadir dengan alasan
yang 1. sah dan dapat diterima, diperkenankan
mengikuti ujian tetapi tidak diberikan perpan-jangan waktu.
5. Mahasiswa wajib menandatangani daftar hadir yang telah di sediakan.
Pasal 17 6. Mahasiswa wajib menunjukkan Kartu Tanda
Mahasiswa yang masih berlaku.7. Selama ujian berlangsung mahasiswa diwajibkan
bekerja dengan tenang, jujur dan mandiri.8. Mahasiswa yang terbukti melakukan
kecurangan, melihat catatan, melihat pekerjaan mahasiswa lain, bekerjasama antar mahasiswa pada saat melakukan ujian, dikeluarkan dari ruangan ujian dan diberikan nilai E.
9. Mahasiswa yang tidak mengikuti ujian tanpa alasan yang sah, dianggap mengikuti ujian dan diberikan nilai E.
Pasal 29
1. Status Akademik Mahasiswa ditentukan berdasarkan jumlah mata ajaran yang telah diprogram dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
2. Penentuan Status Akademik Mahasiswa dilaksanakan pada tahap-tahap pendidikan :
Akhir dua tahun pertamaAkhir empat tahun pertamaAkhir program pendidikan sarjana
.
Pasal 30
1. Pada akhir dua tahun pertama, mahasiswa boleh melanjutkan studinya ke tahap pendidikan berikutnya apabila telah memenuhi syarat berikut :
Telah memprogram mata ajaran sekurang-kurangnya setengah dari jumlah SKS nominal yang telah diprogramkan selama empat semester pertama dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2.00.
Jumlah nominal SKS 4 semester pertama =
Apabila pada akhir dua tahun pertama mahasiswa telah memprogram mata ajaran lebih dari setengah jumlah SKS nominal yang telah diprogramkan selama empat semester pertama, maka untuk penghitungan Indeks Prestasi Kumulatif didasarkan pada nilai kredit mata ajaran dengan nilai tertinggi dari setengah jumlah SKS nominal.
Mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan pada pasal 30 ayat (1), maka diusulkan oleh Dekan ke Rektor untuk tidak diperkenankan melanjutkan studi.
Pasal 331. Kelulusan Pendidikan Sarjana ditentukan dalam rapat
yudisium yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Farmasi dan dihadiri oleh Wakil Dekan, Ketua Departemen, Dosen Penanggung Jawab Mata Ajaran (PJMA), dan Dosen Wali.
2. Rapat yudisium dilaksanakan minimal satu kali pada tiap semester.
Mahasiswa dinyatakan lulus dan memperoleh ijazah sarjana serta berhak menggunakan gelar Sarjana Farmasi apabila telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Telah menyelesaikan program sarjana dengan beban minimal 148
b. sks,b. Mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 2.00 ,c. Tidak ada nilai E,d. Jumlah nilai D tidak boleh lebih dari 20% dari jumlah SKS,e. Telah lulus ujian Skripsi.
PERATURAN SKRIPSI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGAPasal 1Ayat 1
Skripsi adalah mata ajaran yang memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk membuat karya ilmiah tertulis, dengan menerapkan sikap, cara berpikir, dan metode ilmiah dalam memecahkan masalah kefarmasian melalui penelitian, serta mampu menyajikan dan mempertahankan hasilnya secara tertulis dan secara lisan dalam rangka menyelesaikan beban studi untuk mencapai gelar sarjana.
Ayat 2Skripsi dapat berupa hasil penelitian laboratorik, klinik dan lapangan (masyarakat) yang pelaksanaannya di Bagian terkait dan dibimbing oleh Dosen Pembimbing.
Pasal 2
1. Skripsi terdiri dari kegiatan sebagai berikut:Satu SKS tutorial berupa konsultasi dengan Dosen Pembimbing untuk menyusun Usulan Skripsi yang tergabung dalam mata ajaran Metodologi Penelitian-Usulan Skripsi ( 1.1.0).
2. Satu SKS (tutorial), untuk konsultasi bimbingan dengan pembimbing skripsi.
3. Empat SKS berupa kegiatan penelitian dan penulisan untuk penyelesaian Skripsi.
4. Ujian mata ajaran skripsi (0.1.4) dilaksanakan oleh Departemen yang terkait.
Pasal 3
Mahasiswa dapat mengikuti mata ajaran Metodologi Penelitian-Usulan Skripsi, apabila telah :
1. Lulus semua mata ajaran empat semester pertama (artinya tidak boleh ada nilai E)
2. Sekurang-kurangnya telah lulus 100 SKS dengan IPK
minimum 2,00.
Pasal 4
1. Mahasiswa dapat memprogram Skripsi, apabila telah lulus mata ajaran Metodologi Penelitian-Usulan Skripsi.
2. Menyerahkan naskah Usulan Skripsi kepada Departemen terkait yang telah disetujui dan ditanda-tangani oleh Dosen Pembimbing dengan saran-saran Tim Penguji.
Pasal 18
1. Batas waktu penyelesaian Skripsi paling lama tiga semester, terhitung mulai mahasiswa memprogram mata ajaran Skripsi.
2. Mahasiswa yang tidak memenuhi ayat 1 tersebut, maka Skripsi dinyatakan gugur dan mahasiswa diwajibkan memprogram kembali atas persetujuan Dosen Wali.
Sejak periode Neanderthal dibuktikan bahwa manusia telah
mengenali obat yaitu sekitar 50.000 SM.
Dan catatan tentang obat obatan diketemukan sejak jaman
Babylonia sekitar 2.600 SM
Sejak th.1240 Jerman telah mengakui farmasis sebagai profesi. Melalui
keputusan Kaisar Frederick II, yang menyatakan bahwa keahlian kefarmasian
terpisah dari kedokteran. Pembuatan obat menjadi kewenangan seorang
farmasis.
Bangsa Amerika ,melalui Benyamin Franklin menunjuk Jonathan Roberts sebagai ahli yang bertanggung jawab dalam pelayanan obat di rumah sakit
Pensnsylvania (1752)
•Uraian sejarah semestinya memberikan keberanian bagi Farmasis Indonesia untuk
mengambil keputusan tentang aspek fundamental obat dalam tatanan pelayanan
kesehatan.
•Tidakkah kita tahu bahwa hampir seluruh intervensi kesehatan, menggunakan obat ?
• sudah seberapa jauh farmasi memposisikan diri untuk menjadi bagian
dari system pelayanan kesehatan selama 40 - 55 tahun terakhir di Indonesia ?
Profesional kefarmasian, apoteker / farmasis, tidak lagi hanya
bertanggung jawab atas obat sebagai produk, dengan segala implikasinya, melainkan juga
bertanggung jawab kepada efek terapetik obat, demi dihasilkannya
efek optimal suatu obat.
Pasien bukan lagi hanya tanggung jawab pelayan medis , melainkan
juga oleh seorang Apoteker/farmasis.
Konsep Pharmaceutical Care atau Asuhan Kefarmasian akan menjamin pelayanan kesehatan dalam 4 hal :
• Kebenaran dalam pelayanan farmasi berdasarkan ilmu pengetahuan mutakhir• Jaminan legal dan keahlian atas
pelayanan kefarmasian oleh seorang farmasis.• Akuntabilitas pelayanan kefarmasian
dalam satu institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit ataupun pelayanan komuniti.• Bahwa pelayanan pasien merupakan
pelayanan yang bersifat kolaboratif.
Lulusan baru farmasis/apoteker , semestinya segera mengenali obligasinya kepada
masyarakat. Akan tetapi justru tidak tahu harus bagaimana ?
Pertanyaan :
• Apakah dia tidak memahami konsep diri sebagai profesi farmasis, sehingga dirinya tidak mengetahui perspektif profesi ?
• Lulusan farmasis tidak kompetent sebagai profesi sehingga dia tidak percaya diri
• Ataukah dia memang tidak dipersiapkan menjadi seorang yang akan bekerja mandiri sebagai profesi ?
KEBUTUHAN AKAN OBAT
OBAT SEBAGAI PRODUK KEMAJUAN
ILMU PENGETAHUAN
Peranan Shaman sebagai pengobat
Fenomena sakit adalah peristiwa spiritual
Asu dan Asipu, pada masa Babylonia
Pengobatan berdasar pengalaman empirik
Farmasis abad pertengahan, Rhazes dan Ibnu Sina, Konsep modern dalam sediaan farmasi Nenek moyang
farmasis modern
Sediaan farmasi maju, sirop,pil,
Paracelsus, obat melalui proses kimiawi
Sediaan farmasi mengandung isolat kimiawi, Cascara
sagrada, Cortex Chinae, Radix Ipecacuanha
Sediaan farmasi modern, mengandung zat aktif,
asam sitrat,morfin,quinine,
Farmasis produk sistem PT Farmasi
Konsep maju dalam
pembuatan obat
PERISTIWA EMPIRIK SEDIAAN FARMASI
ONTOLOGI FARMASISHigby G J, in Evolution of
pharmacy,1990
Sediaan tablet tanah liat pada masa peradaban
Mesopotamia dan Mesir
Substansi alam + mistik dan mantera
Farmasis modern lahir, melalui sistem edukasi,1777, fenomena regulasi pemerintah dalam proses kefarmasian, & peran asosiasi farmasis
KIMIA
BIOLOGI
FISIKA
MATEMATIKA
FARMAKOGNOSI
FARMAKOLOGI
KIMIA FARMASI
FARMASETIKA
FITOKIMIAWI
KIMIA MEDISINAL
FARMAKOKINETIKA
BIOFARMASI
TEHNOLOGI FARMASI
DERIVAT MIPA UNTUK MENERANGKAN FENOMENA FARMASI
APLIKASI DALAM SISTEM BIOLOGIK
FARMASI KLINIK
APLIKASI DI PASIEN
ILMU DASAR
HYBRIDISASI ILMU KEFARMASIAN
FARMASI MANUFAKTUR/ INDUSTRI
basis tanaman obat
Basis manusia/hewan
LULUSAN SMU
AKUISISI KEAHLIAN FARMASI
ILMU MIPA
ILMU FARMASI PROFESI = APLIKASI ILMU FARMASI DALAM SETTING PROFESI/
KONTEKS KESEHATAN
PENGALAMAN BELAJAR PSIKOMOTORIK, MENGAKUISISI EKSPERTIS PROSES KEFARMASIAN
PEMBUATAN SEDIAAN FARMASI
PENGALAMAN BELAJAR KEPROFESIAN
MANAJEMEN PERTIMBANGAN &
KEPUTUSAN PROFESI BERDASARKAN ILMU
KEFARMASIAN
PENGALAMAN BELAJAR KEPROFESIAN
PENGALAMAN BELAJAR KEILMUAN
ILMU FARMASI = DERIVASI ILMU FARMASI DASAR YANG BERORIENTASI KEPADA APLIKASI
SISTEM BIOLOGIK
ILMU FARMASI DASAR= DERIVASI MIPA DALAM
FENOMENA FARMASI
PERKEMBANGAN EMPIRIS ILMU DAN PROFESI KEFARMASIAN INDONESIA
PENDIDIKAN TINGGI KEFARMASIAN INDONESIA AWAL 50-AN-SEKARANG
PEMBANGUNAN KEFARMASIAN INDONESIA PASCA KEMERDEKAAN
S/D SEKARANG?
SDM KEFARMASIAN PRODUK OBAT
SAINTIS ?
PROFESI ?
DIMENSI BARANG, HARGA DAN DISTRIBUSI
?
63 TH
KONSEP BARU APOTEKER
FENOMENA PERACIKAN OBAT ( ARTS OF
COMPOUNDING)
“PHARMACEUTICAL PROVIDER “
“PHARMACY CARE”
“ PATIENTS ORIENTED SETS OF
PROFESSIONAL PRACTICE “
PHARMACEUTICAL SCIENCE BASED
LINGKUP PRAKTEK PROFESI APOTEKER
SISTEM INDUSTRI PRODUKSI
INDUSTRI PELAYANAN JASA KEFARMASIAN
INDUSTRI R &D
INDUSTRI JASA PELAYANAN
KESEHATAN LAINNYA
SISTEM INDUSTRI KOSMETIK, JAMU DAN MAKANAN
PROGRAM PENDIDIKAN FARMASIS
MENDIDIK CALON FARMASIS UNTUK MENGUASAI KOMPETENSI PROFESI KEFARMASIAN SEHINGGA
BERKEMAMPUAN MENJAMIN PENGGUNAAN OBAT SESUAI FARMAKOTERAPI & PENGAMANAN DARI RESIKO BAHAYA OBAT, BAHAN KIMIA LAINNYA,
MELALUI PRAKTEK PELAYANAN OBAT YANG PROFESIONAL
FARMASIS
PROFESI yang memiliki otoritas
profesional dalam proses kefarmasian
Kompetensi dalam Ilmu Pengetahuan
& ekspertis kefarmasian, jabatan yang disumpah, latar
belakang historis, bersifat universal
Semoga SuksesSampai Jumpa di Universitas
Airlangga !!
top related