tujuan mempelajari pancasila_1

Post on 25-Jun-2015

1.371 Views

Category:

Documents

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Untuk mengetahui Pancasila yang benar, yakni yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara yuridis konstitusional maupun secara objektif ilmiah.

Secara Yuridis Konstitusional

Pancasila sebagai dasar negara yang dipergunakan sebagai dasar mengatur/menyelenggarakan pemerintahan negara

Secara Objektif Ilmiah

Pancasila adalah suatu paham filsafat, suatu philosophical way of thinking atau philosophical system sehingga uraiannya harus logis dan dapat diterima oleh akal sehat

Pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat imperatif/memaksa artinya setiap warga negara Indonesia harus tunduk/taat kepada Pancasila.

Pengamalan dan pelaksanaan Pancasila sebagai weltanschauung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi hukum, tetapi mempunyai sifat mengikat,

Sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia terikat dalam cita-cita yang terkandung di dalam Pancasila untuk mewujudkan dalam hidup dan kehidupannya, sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pancasilasecara etimologis

• Berasal dari bahasa Sanskerta• Ada dua macam arti (menurut Muhammad

Yamin), yaitu:

panca, artinya “lima”

syila, artinya “batu sendi”, “alas”,

atau “dasar”.

syiila, artinya “peraturan tingkah

laku yang penting/baik/

senonoh””

PancasilaPancasilasecara etimologissecara etimologis

• Panca-Syila Panca-Syila berbatu sendi yang lima, berbatu sendi yang lima, berdasar yang lima atau lima dasarberdasar yang lima atau lima dasar

• Panca-Syiila Panca-Syiila lima aturan tingkah laku lima aturan tingkah laku yang pentingyang penting

Pancasila secara historis

• Awal mula dipergunakan oleh pemeluk Awal mula dipergunakan oleh pemeluk agama Budha agama Budha pancasila berarti lima aturan pancasila berarti lima aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para penganut agama Budhapara penganut agama Budha

Lima aturan atau lima pantangan :• Panatipata veramani sikkhapadam

samadiyami janganlah mencabut nyawa setiap yang hidup

• Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami janganlah mengambil barang yang tidak diberikan.

• Kameshu micchacara veramani skkhapadam janganlah berhubungan kelamin yang tidak sah dengan perempuan.

• Musawada veramani skkhapadam samadiyami janganlah berkata palsu.

• Sura-meraya-majja-pamadatthana veramani jangannlah meminum minuman yang menghilangkan pikiran.

• Dalam kesusteraan Jawa Kuno, pada jaman Majapahit

• Pancasila lima dasar

• Istilah Pancasila sejak jaman Majapahit (abad XIV) di dalam buku “Nagarakertagama” karangan Prapanca dan buku “Sutasoma” karangan Tantular.

Dalam buku Negarakertagama dalam sarga 53 bait ke 2 berbunyi:

“Yatnanggegwani pancasyila kertasangskarabhisekakakrama” (Raja) mennjalankan dengan setia kelima pantangan (Pancasila) itu, begitu pula upacara-upacara ibadat dan penobatan-penobatan.

Dalam buku “Sutasoma” istilah Pancasila disamping mempunyai arti berbatu sendi yang kelima (dari bhs Sansekerta), juga mempunyai arti pelaksanaan kesusilaan yang lima (Pancasila Krama), yaitu:1) tidak boleh melakukan kekerasan;2) tidak boleh mencuri;3) tidak boleh berjiwa dengki;4) tidak boleh berbohong;5) tidak boleh mabuk minuman keras.

Setelah Majapahit runtuh dan agama

Islam tersebar di seluruh Indonesia

• Ajaran moral Budha masih dikenal dalam masyarakat Jawa sebagai lima larangan (pantangan, wewaler, pamali), isinya: “Ma-lima” mateni, maling, madon, madat, main.

• Lima larangan moral ini sampai sekarang dalam masyarakat Jawa masih dikenal dan menjadi pedoman moral, tetapi namanya bukan Pancasila, tetap Ma-lima

Pancasila secara terminologis

• Istilah Pancasila tgl 1 Juni 1945 digunakan pertama kali oleh Ir. Soekarno yang mengusulkan lima dasar bagi Negara Indonesia:

- Kebangsaan Indonesia

- Internasionalisme atau

Perikemanusiaan

- Mufakat atau Demokrasi

- Kesejahteraan Sosial

- Ketuhanan yang berkebudayaan

• Sebelumnya tgl 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin secara lisan mengusulkan lima asas dan dasar negara kebangsaan Republik Indonesia, yaitu:

- Peri Kebangsaan - Peri Kemanusiaan - Peri Ketuhanan - Peri Kerakyatan - Kesejahteraan Rakyat Secara tertulis M. Yamin mengusulkan: - Ketuhanan Yang Maha Esa - Kebangsaan Persatuan Indonesia - Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab - Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan - Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kemudian Ir. Soekarno juga mengemukakan usul alternatifnya, dari lima rumusan diringkas menjadi tiga rumusan yang diberi nama Tri Sila, yaitu:

1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan

3. Mufakat atau Demokrasi 4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan yang berkebudayaan

1. Sosio Nasionalisme

2. Sosio Demokrasi

3. Ketuhanan

Kemudian yang tiga tersebut diusulkan pula diperas lagi menjadi satu disebut Eka Sila Gotong-Royong

Panitia Kecil (Panitia Sembilan) memusyawaratkan dua usulan rumusan dan menghasilkan rumusan Rancangan Mukadimah Hukum Dasar yang dinamakan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta

Dalam Piagam Jakarta rumusan Pancasila sebagai berikut:

- Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya

- Kemanusiaan yang adil dan beradab

- Persatuan Indonesia

- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Tanggal 14 Juli 1945 Piagam Jakarta diterima Rancangan Mukadimah Hukum Dasar oleh BPUPKI dan disahkan sebagai Pembukaan UUD RI

PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945

Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara yaitu UUD 1945 yang terdiri dari dua bagian: Pembukaan dan Batang Tubuh

• Rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945Rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 - Ketuhanan Yang Maha Esa- Ketuhanan Yang Maha Esa - Kemanusiaan yang adil beradab- Kemanusiaan yang adil beradab - Persatuan Indonesia- Persatuan Indonesia - Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat - Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilanperwakilan - Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia - Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

top related