tugas kecil perancangan bangunan tropis.pdf
Post on 19-Dec-2015
55 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUGAS KECIL PERANCANGAN BANGUNAN TROPIS
ISU BANGUNAN TROPIS
PADA RUMAH JOGLO
Disusun oleh :
Hasim Ikhwanudin (38044)
Jurusan Arsitektur dan Perencanaan
Fakultas Teknis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Bab I
Pendahuluan
A. Iklim Tropis
Pada proses perancangan arsitektur, disamping faktor manusia dan kebutuhan akan
material bangunan, faktor iklim juga memiliki pengaruh yang besar terhadap suatu
perancangan bangunan. Keadaan iklim yang bervariasi di bumi ini menghadirkan gaya,
langgam, sifat dan bentuk arsitektur yang berbeda/beragam.
Di Negara Timur Tengah yang iklimnya panas dan kering menghadirkan bangunan
yang bersifat tertutup dan berorientasi ke dalam, dengan bukaan-bukaan yang kecil
agar suhu udara luar tidak mengganggu kenyamanan ruang dalam. Demikian pula
dengan Amerika dan Eropa yang mempunyai 4 musim setiap tahunnya, Kutub Utara
dengan kondisi iklim yang sangat dingin serta wilayah lainnya yang memiliki karakter
iklim yang spesifik. Sinar matahari, curah hujan, arah angin dan suhu udara menentukan
corak dan sifat arsitekturnya.
Bangunan merupakan hasil perancangan arsitektur yang merupakan wadah untuk
manusia menjalankan aktifitas. Faktor kenyamanan merupakan hal yang penting dalam
mendukung aktifitas tersebut. Tetapi kenyataan selama ini umumnya bangunan belum
mampu menghadirkan kenyamanan seperti yang diharapkan oleh pemakanya. Hal ini
dapat dilihat dengan adanya aktifitas-aktifitas yang selalu stress dan tak betah berada
dalam suatu bangunan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh ketidaknyamanan pada
bangunan tersebut.
Faktor iklim memiliki peranan dalam membentuk kenyamanan yang diharapkan. Tujuan
mengetahui sejauh mana pengaruh iklim dalam perancangan arsitektur adalah untuk dapat
menghasilkan rancangan bangunan yang dapat memberikan kenyamanan. Dengan
mengetahui dasar iklim yang baik maka inovasi dapat dilakukan dengan kaedah
arsitektur yang menghasilkan karya arsitektur yang optimal.
Pembagian Iklim
Tentunya Anda masih ingat apa yang dimaksud dengan iklim. Coba sebutkan kembali
pengertian iklim! Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan
ketinggiannya di muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan ketinggian tersebut,
maka iklim dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu iklim matahari dan iklim fisis.
a. Iklim Matahari
Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh
permukaan bumi. Pembagiannya dapat Anda perhatikan pada gambar 24 berikut.
Untuk lebih memperdalam pemahaman tentang pembagian iklim matahari tersebut di atas
dapat Anda pelajari pada uraian berikut.
1) Iklim Tropis
Iklim tropis terletak antara 0° – 231/2° LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan
bumi.
Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut: Suhu udara rata-rata tinggi, karena
matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa
tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C.
Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 – 5°C,
sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.
Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.
2) Iklim Sub Tropis
Iklim sub tropis terletak antara 231/2° – 40°LU/LS. Daerah ini merupakan peralihan
antara iklim tropis dan iklim sedang.
Ciri-ciri iklim sub tropis adalah sebagai berikut:
Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari
daerah iklim tropis ke iklim sedang.
Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi
musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim panas
tidak terlalu panas.
Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak
terlalu dingin.
Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim
panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim
panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.
3) Iklim Sedang
Iklim sedang terletak antara 40°- 661/2° LU/LS. Ciri-ciri iklim sedang adalah sebagai
berikut:
Banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering
berubah-ubah, arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak menentu, dan sering
terjadi badai secara tiba-tiba.
Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil
dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.
4) Iklim Dingin (Kutub)
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai
iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.
Ciri-ciri iklim tundra adalah sebagai berikut:
Musim dingin berlangsung lama
Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.
Udaranya kering.
Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.
Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.
Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di
permukaan tanah.
Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak.
Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan
Greenland, dan pantai utara Siberia.
Sedangkan ciri-ciri iklim es atau iklim kutub adalah sebagai berikut:
• Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi.
• Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di
kutub selatan.
b. Iklim Fisis
Apa yang dimaksud dengan iklim fisis. Iklim fisis adalah menurut keadaan atau fakta
sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang
terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka
bumi, angin, dan curah hujan.
Iklim fisis dapat dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim
gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).
1) Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah sedang. Keadaan
iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda.
Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai
berikut:
a) Suhu rata-rata tahunan rendah;
b) Amplitudo suhu harian rendah/kecil;
c) Banyak awan, dan
d) Sering hujan lebat disertai badai.
Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
a) Amplituda suhu harian dan tahunan kecil;
b) Banyak awan;
c) Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;
d) Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.
2) Iklim Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang. Ciri-ciri
iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40(, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil; dan
b) Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.
Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu tahunan besar;
b) Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah; dan
c) Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.
3) Iklim Dataran Tinggi
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian dan tahunan besar;
b) Udara kering,
c) Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah, dan
d) Jarang turun hujan.
4) Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu
sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi
b) Terdapat di daerah sedang
c) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil
d) Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan
e) Kadang banyak turun salju.
5) Iklim Musim (Muson)
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah
tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a) Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan;
b) Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan menimbulkan
musim kemarau.
Karakteristik iklim tropis
Bagaimana bentuk wilayah Indonesia secara keseluruhan? Apakah ada kaitan antara
bentuk wilayah dan keadaan iklim di indonesia? bagaimana dampak jenis iklim di
indonesia terhadap kondisi fisik wilayah indonesia? Indonesia merupakan negara
kepulauan, artinya indonesia wilayahnya terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar di
sabang sampai merauke. Kondisi ini berpengaruh terhadap kondisi iklim di indonesia.
Letak astronomis indonesia terletak di antara 6o LU-11
o LS dan 95
o BT-141
oBT
sehinggaIndonesia termasuk dalam iklim tropis. Berikut adalah karakteristik iklim tropis.
1. Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara
antara 20–23o C. bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30
oC.
2. Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di khatulistiwa antara 1oC – 5
oC, sedangkan
amplitudo hariannya lebih besar.
3. Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
4. Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.
5. Di pengaruhi oleh pergerakan peredaran matahari yang menyebabkan peredaran pola
angin sehingga terdapat dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
6. Di beberapa pulau besar seperti sumatra, jawa, kalimantan, sulawesi, dan papua
terdapat gunung-gunung yang tinggi sehingga memengaruhi variasi unsur iklim di setiap
wilayahnya.
7. Indonesia juga memiliki iklim tropis, hal ini di pengaruhi bentuk wilayah indonesia
yang berupa kepulauan. Sebagian besar tanah daratan indonesia di kelilingi oleh laut atau
samudra. Itulah sebabnya di indonesia terdapat iklim laut. Sifat iklim ini lembab dan
banyak mendatangkan hujan.
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya iklim di indonesia.
1. Pada skala global (bumi secara keseluruhan), kepulauan indonesia dikelilingi oleh
dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik dan berbatasan dua benua yaitu
Benua Austalia dan Benua Asia.
2. Pada skala regional, kepulauan indonesia terdiri dari lima pulau besar dan ribuan
pulau kecil, dikekelilingi laut-laut dan selat-selat.
3. Pada skala lokal, gunung-gunung yang menjulang tinggi besar berpengaruh atas
penyebaran curah hujan dan suhu. Iklim dapat di pengaruhi oleh pegunungan. Pegunungan
menerima curah lbih daripada daerah dataran rendah. Karena suhu di atas gunung lebuh
rendah daripada suhu dipermukaan laut.
B. Pengaruh Iklim Tropis Pada Desain Arsitektur
Fungsi utama dari arsitektur adalah harus mampu menciptakan lingkungan hidup yang
lebih baik dengan cara menentang dan menyesuaikan dengan kondisi iklim yang ada.
Guna mencapai kondisi keseimbangan antara iklim dan arsitektur sulit sekali untuk
diketengahkan, sebab dalam hal ini banyak sekali cabang ilmu yang terkait.
Keadaan ini telah dikemukakan oleh Richard Neutra dalam bukunya “Survival
Through Design”, Oxford University 1955: “………………. Untuk perencanaan di
masa mendatang selain art dan sains masih banyak lagi hal-hal yang diperlukan
guna menyatukan semua hal yang membentuk lingkungan manusia tidak akan mungkin
berhasil dengan baik tanpa menggunakan sains yang ada…………”.
Dalam proses perancangan arsitektur pengaruh iklim dipusatkan pada aspek
kenyamanan manusia pada suatu bangunan dimana aktifitasnya terlaksana. Aspek-
aspek tersebut adalah :
1. Radiasi matahari
2. Pergerakan udara
3. Kelembaban udara
4. Curah hujan
5. Suhu udara rata-rata
Istilah perancangan berdasarkan iklim digunakan untuk menggambarkan teknik dalam
bangunan atau konstruksi yang berfungsi untuk mengurangi biaya pemanasan atau
pendinginan dengan menggunakan aliran energi alami untuk mencapai kenyamanan
manusia dalam bangunan.
Beberapa konsep yang digunakan dalam perancangan berdasarkan iklim:
1. pemecah angin : digunakan pada musim dingin
2. tanaman dan air : digunakan pada musim panas
3. ruang dalam / luar : digunakan pada musim dingin dan panas
4. penutup atap tanah : digunakan pada musim dingin dan panas
5. dinding dan jendela : digunakan pada musim dingin
6. kulit bangunan : digunakan pada musim dingin
7. pelindung matahari : digunakan pada musim panas
8. ventilasi alami : digunakan pada musim panas
Bab II
Pembahasan
A. Rumah Joglo
Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi penting di Pulau Jawa. Selain karena hiruk-
pikuk ekonominya, Provinsi ini juga tersohor karena unsur kebudayaannya yang masih
terjaga. Salah satu warisan leluhur yang menjadi daya pikat provinsi ini adalah Joglo. Apa
Joglo itu? Hakekatnya Joglo adalah sebutan bagi rumah adat Jawa Tengah.Bangunan ini
menarik dikaji, baik itu dari segi historis maupun arsitekturnya yang sarat dengan nilai
filosofis khas Jawa.
Joglo Dan Unsur Pembangunnya
Sangat menarik untuk mengkaji rumah adat Jawa Tengah ini sebab kita secara langsung
akan bersinggungan dengan nilai-nilai luhur. Jadi, Joglo bukan sekedar hunian. Lebih dari
itu, ia adalah simbol. Simak saja kerangka rumahnya yang berupa soko guru. Jika diamati,
ada empat pilar utama yang menjadi penyangga utama rumah. Tiang utama ini masing-
masing mewakili arah angin, barat-utara-selatan-timur. Lebih detil lagi, di dalam soko
guru terdapat apa yang dikenal dengan tumpangsari yang disusun dengan pola yang
terbalik dari soko guru.
Jika bagian-bagiannya dibedah, maka rumah adat Jawa Tengah ini terdiri atas beberapa
bagian yakni pendhopo, pringgitan dan juga omah ndalem/omah njero. Yang dimaksud
dengan Pendhopo adalah bagian Joglo yang lazim dipakai untuk menjamu tetamu.
Sementara itu, Pringgitan sendiri merupakan bagian dari ruang tengah yang umum dipakai
menerima tamu yang lebih dekat. Sementara itu, yang dikenal dengan istilah Omah
Ndalem atau Omah Njero adalah ruang dimana keluarga bisanya bercengkrama. Ruang
keluarga ini pun dibagi lagi ke dalam beberapa ruangan (kamar/senthong), yakni senthong
tengah, kanan dan juga kiri.
Tak hanya pembagian ruangan, beberapa fitur Joglo juga melambangkan nilai filosofis
yang dalam. Sebut saja bagian pintu rumah Joglo yang berjumlah tiga. Pintu utama di
tengah, dan pintu lainnya ada di kedua sisi (kanan dan kiri) rumah.Tata letak pintu ini
tidak sembarangan. Ia melambangkan kupu-kupu yang sedang berkembang dan berjuang
di dalam sebuah keluarga besar.
Selain itu, di dalam Joglo juga dikenal sebuah ruangan khusus yang diberi nama
Gedongan. Ia berperan sebagai tempat perlindungan, tempat kepala keluarga mencari
ketangan batin, tempat beribadah dan masih banyak lagi kegiatan sakral lainnya. Di
beberapa rumah Joglo, Gedongan biasa digunakan multirangkap sebagai ruang istirahat
atau tidur. Di lain waktu, ia juga bisa dialihfungsikan sebagai kamar pengantin yang baru
saja menikah.
Simbol Status Sosial
Sama seperti rumah adat di daerah lainnya, Joglo juga bisa dijadikan acuan untuk menakar
status sosial seseorang. Meski diakui sebagai rumah adat Jawa Tengah, tapi tidak semua
rakyat atau masyarakat Jawa Tengah memiliki rumah ini. Mengapa? Sebab meski
tampilannya cukup sederhana, namun kerumitan bahan baku serta pembuatan menjadikan
proses pembangunan Joglo memakan biaya juga waktu yang melimpah. Dahulu, hanya
kalangan priyayi dan bangsawan yang memiliki rumah apin ini. Kini, mereka yang bukan
bangsawan tapi berduit bisa saja membangun rumah elegan dan klasik tersebut.
Joglo sebagai rumah tradisional dikenal memiliki desain yang tidak sembarangan. Desain
juga struktur ini kemudian mengerucut pada pembagian rumah Joglo itu sendiri, antara
lain:
Rumah Joglo Pangrawit.
Rumah Joglo Jompongan.
Rumah Joglo Limasan Lawakan.
Rumah Joglo Semar Tinandhu.
RUmah Joglo Mangkurat.
RUmah Joglo Sinom.
RUmah Joglo Hageng.
Oleh karena cita rasa seni yang tinggi tercermin dari rumah adat Jawa Tengahtersebut,
tidak heran jika ia menjadi salah satu aset budaya yang wajib untuk dilestarikan dari
generasi yang satu hingga generasi selanjutnya.
B. Sistem Bukaan Rumah Joglo
Pencahayaan pada siang hari pada bangunan tradisional didapatkan dari sinar alami siang
hari melalui pembukaan jendela, pintu, bukaan-bukaan pada dinding, celah-celah yang
ada pada dinding (dinding papan, dinding anyaman bambu, dan lain-lain). Karena
bangunan tradisional tidak menuntut tingkat iluminasi pencahayaan dalam ruang cukup
besar (± 250 Lux dalam ruang dapat dipakai untuk menulis dan membaca tulisan). Maka
sinar alami yang masuk dan tidak memerlukan tingkat iluminasi pencahayaan dalam
ruang kecil, maka pencahayaannya dianggap cukup.
Pencahayaan pada rumah tradisional umumnya merupakan pencahayaan alami.
Cahaya matahari dapat masuk melalui bukaan yang ada pada rumah tersebut. Salah
satu bukaan yang dapat membuat sinar matahari dapat masuk yaitu melalui pintu
rumah. Demikian juga dapat melalui jendela apabila jendela tersebut dalam keadaan
terbuka. Sehingga tiap ruang dapat mempunyai sumber cahaya alami. Perpaduan pintu
pada rumah tradisional ada juga yang berbentuk pintu tergabung dengan jendela
krepyak pada bagian atas pintu tersebut, dengan demikian apabila pintu tersebut dalam
keadaan tertutup udara segar dan pantulan cahaya tetap dapat masuk kedalam ruang.
C. Sistem Penghawaan Rumah Joglo
penghawaan pada rumah joglo ini dirancang dengan menyesuaikan dengan lingkungan
sekitar. rumah joglo, yang biasanya mempunyai bentuk atap yang bertingkat-tingkat,
semakin ke tengah, jarak antara lantai dengan atap yang semakin tinggi dirancang bukan
tanpa maksud, tetapi tiap-tiap ketinggian atap tersebut menjadi suatu hubungan tahap-
tahap dalam pergerakan manusia menuju ke rumah joglo dengan udara yang dirasakan
oleh manusia itu sendiri. Saat manusia berada pada rumah joglo paling pinggir, sebagai
perbatasan antara ruang luar dengan ruang dalam, manusia masih merasakan hawa udara
dari luar, namun saat manusia bergerak semakin ke tengah, udara yang dirasakan semakin
sejuk, hal ini dikarenakan volume ruang di bawah atap, semakin ke tengah semakin besar.
Seperti teori yang ada pada fisika bangunan,
Efek volume sebenarnya memanfaatkan prinsip bahwa volume udara yang lebih besar
akan menjadi panas lebih lama apabila dibandingkan dengan volume udara yang kecil
Saat manusia kembali ingin keluar, udara yang terasa kembali mengalami perubahan, dari
udara sejuk menuju udara yang terasa diluar ruangan. Dapat dilihat kalau penghawaan
pada rumah joglo, memperhatikan penyesuaian tubuh manusia pada cuaca disekitarnya.
Sistem penghawaan pada joglo lambangsari ini, seperti pada sistem penghawaan joglo
pada umumnya, angin/udara bergerak sejajar, di seluruh ruang terbuka, pada bagian ruang
bagian tengah, yang dibatasi tiang utama/saka guru, udara bergerak ke atas, namun
kembali bergerak ke bawah. Hal ini terjadi karena joglo lambangsari tidak memiliki
lubang ventilasi, karena memang di desain untuk atap menerus.
D. Bentuk Atap Miring dan Atap Rumah Joglo
Indonesia adalah negara tropis, negara yang hanya memiliki 2 musim saja, musim hujan
dan musim kemarau. Keadaan musim ini di jadikan patokan dalam desain arsitek agar bisa
tahan di 2 musim tersebut. Salah satu aspek penting yang berhubungan dengan
musim/cuaca adalah atap. Bagaimanapun atap sebuah bangunan memiliki fungsi yang
sangat vital karena melindungi para penghuni didalamnya.
Para perencana bangunan zaman Belanda terutama untuk bangunan permanen di daerah
tropis,mendesain atap dengan sudut kemiringan yang curam, biasanya lebih dari 30
derajat, sekitar 35-45 derajat. Kemiringan atap ini didesain sedemikian rupa sesuai dengan
karakteristik wilayah, sudut kemiringan yang curam di struktur atap supaya dedaunan yang
jatuh karena hujan atau karena sudah tua bisa turun ke bawah tanpa harus dibersihkan
sehingga kekhawatiran talang tersumbat akan kecil karena jatuhnya dedaunan karena gaya
gravitasi.
Elemen bangunan tropis yang dominan adalah atap pelana, atap perisai dan pergola yang
menaungi ruang dalam dan menghindari dari teriknya sinar matahari.
Permasalahan utama iklim tropis ini adalah curah hujan yang besar sehingga beban air
hujan yang jatuh di atap harus segera di alirkan. Atap pelana, perisai ataupun atap miring
karena kemiringannya sehingga dapat mengalirkan air hujan dengan lebih mudah selain itu
overstek pada atapnya dapat melindungi bangunan (terutama kusen) dari tampias air hujan
itu. selain itu overstek-nya dapat pula menjadi pereduksi sinar matahari.
Dalam perhitungan termal, kondisi lingkungan sangat memegang peranan penting.
Lingkungan dengan kerimbunan pepohonan dapat meredusir panas dan menghasilkan
temperatur lingkungan yang lebih rendah dari sekitarnya yang tidak terlindung oleh
kerimbunan pohon. Dengan demikian memberikan konstribusi positif bagi pengaruh
Kenyamanan di dalam bangunan.
Dari pengukuran yang dilakukan diketahui bahwa bentukan atap yang tidak memiliki
sirkulasi udara di dalam atap, memberikan konstribusi panas di ruang dibawahnya, yang
mempengaruhi kenyamanan termal. Atap limasan pokok, dengan modifikasi bentuk,
banyak digunakan pada bangunan modern. Namun tanpa upaya memberikan sirkulasi
udara yang baik, akan menurunkan kinerja bangunan itu sendiri.
Dari bahan penutup atap modern, diketahui nilai yang mempengaruhi perpindahan panas
ke dalam rongga atap. Nilai ini akan mempengaruhi dalam perhitungan kenyamanan
termal menurut P.O. Fanger, dimana nilai Temperatur Mean Radiant diperhitungkan
melalui temperatur yang dipengaruhi dari sisi dinding dan atap.
Sementara itu adanya kesalahan penerapan desain atap tradisional Jawa Tengah pada
bangunan modern yang mengabaikan prinsip konstruksi dan bentuk atap tradisional.
Penggunaan bahan penutup atap modern yang sangat presisi mengakibatkan tidak adanya
pergerakan udara di dalam atap, mengakibatkan panas di rongga atap mempengaruhi ruang
di bawahnya. Dengan demikian perlu dilakukan modifikasi yang benar, sehingga sirkulasi
udara di dalam atap tidak berjalan sebagai mana mestinya.
Bab III
Kesimpulan
Iklim merupakan suatu kondisi dan gejala alam yang sangat besar pengaruhnya
terhadap perencanaan dan perancangan suatu bangunan. Iklim dapat membentuk
corak, sifat, gaya dan langgam arsitektur tersendiri sesuai dengan kondisi iklim
setempat pada suatu daerah-daerah tertentu di permukaan bumi. Kenikmatan,
kenyamanan, dan keamanan manusia sebagai pemakai bangunan dapat dicapai
dengan melakukan pencegahan, perlindungan dan penyesuaian terhadap bangunan
dari pengaruh-pengaruh iklim, yaitu sinar matahari, curah hujan dan angin.
Konsep rumah tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim tropis,
dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya. Pengaruh
terutama dari kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi, dimana pengaruhnya adalah pada
tingkat kenyamanan berada dalam ruangan. Tingkat kenyamanan seperti tingkat sejuk
udara dalam rumah, oleh aliran udara, adalah salah satu contoh aplikasi konsep rumah
tropis.
Meskipun konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan adaptasi
bentuk (tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga interpretasi konsep ini dalam tren
yang berkembang dalam masyarakat; sebagai penggunaan material tertentu sebagai
representasi dari kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos, dan material asli yang
diekspos lainnya.Begitu pula yang diaplikasikan pada rumah Joglo yang telah dilakukan
oleh nenek moyang kita sejak beratus-ratus tahun silam.
Bab IV
Daftar Pustaka
http://www.sridianti.com/ciri-ciri-iklim-tropis.html
https://prestylarasati.wordpress.com/2007/11/21/joglo-lambang-sari/
http://kebudayaan1.blogspot.com/2013/10/rumah-adat-jawa-tengah-joglo.html
https://www.academia.edu/8847401/MATERI_RUMAH_JOGLO
http://dimensi.petra.ac.id/index.php/ars/article/viewFile/16548/16540
http://www.ilmusipil.com/atap-rumah-tropis
https://himaartra.wordpress.com/2012/12/10/751/
top related