tmk dan filsafat
Post on 22-Nov-2015
52 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
TUGAS KE : 1
KONSEP - KONSEP DAN PERKEMBANGAN GEOLOGI
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi Dasar
Oleh
Zhafran Muhammad Asyam Bustomi
270110130120
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014
-
i
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, Tidak ada sesuatu pun yang setara dengannya,
yang maha pengasih lagi maha penyayang kepada ciptaannya. Maha pemberi rahmat yang
tidak bisa diukur oleh apapun walaupun alam semesta ini dijadikan kertas dan bintang-
bintang dijadikan pena maka tetap tidak akan tertulis semua rahmat yang telah diturunkan
olehnya.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Rasulullah SAW selaku penutup
para nabi yang telah membawa cahaya agar menyinari dunia yang gelap ini. Tak lupa juga
beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang telah berjuang
mempertahankan agama Allah yang sempurna dari orang-orang yang menolaknya yaitu
islam.
Maha suci Allah atas izin dan rahmatnya sehingga penulis berhasil menyelesaikan tugas
makalah bahasa Indonesia yang berjudul KONSEP - KONSEP DAN PERKEMBANGAN
GEOLOGI tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah tak ada gading yang tak retak , oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun, guna
kesempurnaan makalah penulis selanjutnya.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta penulis berharap agar makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Garut, 1 Maret 2014
Penulis
-
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.4 Perolehan Materi .............................................................................................................. 2
1.5 Cara Pemaparan................................................................................................................ 2
BAB II KONSEP DASAR ........................................................................................................ 3
2.1 Teori Geosinklin ............................................................................................................... 3
2.2 Teori Continental Drift ..................................................................................................... 3
2.3 Teori Sea Floor Spreading................................................................................................ 4
2.4 Teori tektonik lempeng .................................................................................................... 5
2.5 Teori Fixisme ................................................................................................................... 5
2.6 Teori undasi ...................................................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................................... 7
3.1 Konsep-konsep Geologi ................................................................................................... 7
3.1.1 Uniformitarianisme .................................................................................................... 7
3.1.2Hukum Superposisi (Nicholas Steno)......................................................................... 8
3.1.3 Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity) ........................ 8
3.1.4 Genang laut dan Susut laut (Transgresi dan Regresi ) ............................................. 10
3.1.5 Hubungan potong memotong (Cross-cutting relationships) .................................... 10
3.2 Perkembangan Geologi .................................................................................................. 12
BAB IV KESIMPULAN ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 2
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari, Hampir semua kebutuhan kita diperoleh dari bumi
mulai dari perhiasan, perlengkapan rumah tangga, alat transportasi hingga ke bahan
energinya, seperti minyak dan gas bumi serta batubara. Dan hampir setiap bentuk kegiatan
manusia akan berhubungan dengan bumi, baik itu berupa pembangunan teknik sipil seperti
bendungan, jembatan, gedung-gedung bertingkat yang dibangun diatas permukaan bumi,
maupun untuk memenuhi kebutuhannya seperti bahan-bahan tambang maupun energi
seperti migas dan batubara, yang harus digali dan diambil dari dalam bumi. Kaitannya
yang sangat erat dengan bidang-bidang kerekayasaan tersebut seperti Teknik Sipil,
Pertambangan, Pengembangan Wilayah dan Tata Kota serta Lingkungan, menyebabkan
ilmu geologi semakin banyak dipelajari.
Dari fenomena tersebut, penulis terpikir bagaimana perkembangan dari geologi
tersebut dan bagaimana konsep-konsep yang membuat ilmu ini semakin dipelajari lebih
dalam lagi.
Berawal dari ketertarikan tersebutlah penulis membuat makalah yang berjudul
KONSEP - KONSEP DAN PERKEMBANGAN GEOLOGI.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tentang Konsep - Konsep Dan Perkembangan Geologi.
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi Dasar.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa saja teori- teori yang ada dalam Geologi?
2. Bagaimana konsep Geologi?
3. Bagaimana perkembangan Geologi sampai sekarang?
-
2
1.4 Perolehan Materi
Materi yang ada di makalah ini berasal dari studi pustaka dan media internet.
1.5 Cara Pemaparan
Adapun dalam pembahasan ini, cara pemaparan yang penulis gunakan adalah
metode deskriptif dan teknik bibliografi atau telaah pustaka. Adapun metode deskriptif
yaitu bersifat pemaparan dan penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.
Adapun yang dimaksud dengan teknik bibliografi atau telaah pustaka yaitu daftar
buku atau karangan yang merupakan sumber rujukan dan sebuah tulisan atau karangan
tentang suatu subjek ilmu.
-
3
BAB II
KONSEP DASAR
2.1 Teori Geosinklin
Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi
mengalami depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim
sedimen yang tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan)
pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen
akibat proses orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini
endapan sedimen yang telah terbentuk akan mengalami metamorfosa.
Batuan yang terdeformasi didalamnya dijelaskan sebagai akibat menyempitnya
cekungan karena terus menurunnya cekungan, sehingga batuan terlipat dan tersesarkan.
Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan vertikal akibat gaya isostasi.
Teori ini mempunyai kelemahan tidak mampu menjelaskan asal-usul aktivitas
vulkanik dengan baik dan logis. Keteraturan aktivitas vulkanik sangatlah tidak bisa
dijelaskan dengan teori geosinklin.
Pada intinya, golongan ilmuwan menganggap bahwa gaya yang bekerja pada
bumi merupakan gaya vertical. Artinya, semua deformasi yang terjadi diakibatkan oleh
gaya utama yang berarah tegak lurus dengan bidang yang terdeformasi.
2.2 Teori Continental Drift
Tahun 1912, Alfred Wegener seorang ahli meteorologi Jerman mengemukakan
konsep Pengapungan Benua (Continental drfit). Dalam The Origin of Continents and
Oceans. Hipotesa utamanya adalah satu super continent yang disebut Pangaea
(artinya semua daratan) yang dikelilingi oleh Panthalassa (semua lautan). Selanjutnya,
hipotesa ini mengatakan 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah menjadi benua-benua
yang lebih kecil. Dan kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai
saat ini.
Beberapa ilmuwan dapat menerima konsep ini namun sebagian besar lainnya
tidak dapat membayangkan bagaimana satu massa benua yang besar dapat mengapung
-
4
di atas bumi yang padat dan mengapa harus terjadi serta, pemahaman para ilmuwan
bahwa gaya yang bekerja pada bumi adalah gaya vertical. Bagaimana mungkin gaya
vertical ini bisa menyebabkan benua yang besar tersebut pecah. Pada masa itu belum
dijumpai bukti-bukti yang meyakinkan. Wegener mengumpulkan bukti lainnya berupa
kesamaan garis pantai, persamaaan fosil, struktur dan batuan. Namun, tetap saja usaha
Wegener sia-sia. Karena Wagener tidak mampu menjelaskan dan meyakinkan para ahli
bahwa gaya utama yang bekerja adalah gaya lateral bukan gaya vertical.
2.3 Teori Sea Floor Spreading
Teori pergerakan lempeng yang dinyatakan Wegener telah dilupakan orang.
Namun pada tahun 1929 pakar geologi Inggris, Arthur Holmes melontarkan teori
mengenai gaya konveksi inti bumi, yang mampu menerangkan mekanisme gerakan
lempeng tektonik dari Wegener.
Menurut Holmes pergerakan (1931,1944) lempeng-lempeng benua akibat dari:
Arus koveksi di dalam mantel bumi. Dan benua dianggap sebagai bongkah-
bongkah pasif yang menumpang di atas arus konveksi tersebut dan bergerak
secara bebas.
Pungung tengah samudra (Mid Ocenic Ridge) merupakan tempat naiknya arus
konveksi dari mantel ke permukaan. Palung samudra (Trench) merupakan tempat
arus konveksi masuk kedalam mantel.
Daya penggerak utama yang bekerja dalam mekanisme pergerakan lempeng ialah :
Slab pull
Push ridge
Basal drag
Pembuktian teori Wegener dilakukan pada tahun 1960, oleh pakar geologi AS
Harry Hess. Ketika itu, Hess melakukan penelitian terhadap rangkaian gunung api di
bawah Samudra Atlantik yang dijuluki mid ocean ridge atau lazim dikenal sebaai
zona pemekaran dasar samudra, yang ditemukan tahun 1953. Pada tahun 1960, Hess
mempublikasikan hasil penelitiannya yang berisi hipotesa bahwa dasar samudera terus
mengembang akibat aktivitas magmatis dari inti bumi dengan kecepatan luncuran 1,5-
10 cm per tahun atau kira-kira 100 km per 10 juta tahun.
-
5
2.4 Teori tektonik lempeng
Pada tahun 1960-an terkumpul berbagai macam data yang memperlihatkan bahwa
benua itu berpindah. Sejak itu berkembanglah teori tektonik lempeng.
Tektonik lempeng menjelaskan hubungan antara deformasi lapisan luar bumi
skala besar dengan pergerakan lempeng/plates diatas selubung yang plastis Lithosfer
dan dan astenosfer. Teori ini berprinsip bahwa gaya utama yang bekerja pada bumi
adalah gaya lateral sedangkan gaya vertical juga ikut bekerja namun bukan gaya
utamanya.
Kerak dan selubung bumi bagian atas bersifat padat dan disebut lithosfer.
Ketebalan lithosfer tidak sama di seluruh bagian permukaan bumi. Lapisan dibawah
lithosfer adalah astenosfer yang lapisannya bersifat lentur, tidak kaku atau plastis.
Plastisitas bagian atas lapisan ini disebabkan sifatnya yang hampir lebur. Litosfer
bergerak dan mengapung di atas astenosfer.
Litosfer terdiri dari lempeng samudera dan lempeng benua. Akibat dari
pergerakan lempeng-lempeng inilah mengakibatkan terjadinya peristiwa tumbukan
(konvergen), pemisahan (divergen) dan gesekan (strike-slip/ transform) antar lempeng.
2.5 Teori Fixisme
Di penghujung abad ke-18 dan permulaan abad ke-19, seorang ilmuwan ilmu
alam berkebangsaan Prancis yang bernama Cuvier melontarkan sebuah teori tentang
penciptaan makhluk hidup. Ia berkeyakinan bahwa makhluk hidup muncul selama masa
yang beraneka ragam dalam tataran geologi. Lantaran revolusi-revolusi besar dan tiba-
tiba yang pernah terjadi di permukaan bumi, seluruh makhluk hidup itu musnah.
Setelah itu, Tuhan menciptakan kelompok binatang baru dalam bentuk yang lebih
sempurna. Periode-periode makhluk selanjutnya juga muncul dengan cara yang serupa.
Teori ini dalam ilmu Geologi dikenal dengan nama Catastrophisme; yaitu revolusi
besar di permukaan bumi. Ia mengingkari seluruh jenis hubungan kefamilian antara
makhluk hidup pada masa kini dan makhluk-makhluk yang pernah hidup sebelumnya.
Ia meyakini teori Fixisme.
Ketika menjelaskan realita ini, Dampyer menulis, Teori pertama yang sangat
mengena dan begitu logis adalah teori Lamarck (1744 1829 M.). Ia menekankan
bahwa faktor evolusi (makhluk hidup) adalah perubahan-perubahan menumpuk
-
6
(accumulated transformations) yang disebabkan oleh faktor lingkungan hidup dan
dimiliki oleh setiap makhluk hidup dengan cara warisan. Menurut Buffon, pengaruh
perubahan lingkungan hidup terhadap komposisi seseorang sangat minimal. Tetapi
Lamarck berkeyakinan bahwa jika perubahan-perubahan yang diperlukan dalam
tindakan bersifat permanen, maka seluruh perubahan itu akan mengubah seluruh
anggota tubuh yang telah kuno, atau jika tubuh membutuhkan sebuah anggota baru,
maka perubahan itu akan menciptakannya. Pada intinya, teori ini menjelaskan bahwa
gaya yang bekerja pada bumi adalah gaya lateral.
2.6 Teori undasi
Terlipat dan mengalami gliding. Teori undasi dikemukakan oleh Van Bemmelen,
teori ini menjelaskan terjadinya pelengseran batuan (gliding tectonics)
-
7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Konsep-konsep Geologi
3.1.1 Uniformitarianisme
James Hutton (1785) : Sejarah ilmu geologi sudah dimulai sejak abad ke 17 dan 18
dengan doktrin katastrofisme yang sangat populer. Para penganutnya percaya bahwa
bentuk permukaan bumi dan segala kehidupan diatasnya terbentuk dan musnah dalam
sesaat akibat suatu bencana (catastroph) yang besar. James Hutton, bapak geologi
modern, seorang ahli fisika Skotlandia, pada tahun 1795 menerbitkan bukunya yang
berjudul .Theory of the Earth, dimana ia mencetuskan doktrinnya yang terkenal tentang
Uniformitarianisme.
Uniformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern. Doktrin ini
menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung saat ini
berlangsung juga pada masa lampau. Artinya, gaya-gaya dan proses-proses yang
membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati saat ini telah berlangsung sejak
terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih terkenal sebagai The present is the key to the past
dan sejak itulah orang menyadari bahwa bumi selalu berubah.
Dengan demikian jelaslah bahwa geologi sangat erat hubungannya dengan waktu.
Pada tahun 1785, Hutton mengemukakan perbedaan yang jelas antara hal yang alami dan
asal usul batuan beku dan sedimen. James Hutton berhasil menyusun urutan intrusi yang
menjelaskan asal usul gunungapi. Dia memperkenalkan hukum superposisi yang
menyatakan bahwa pada tingkatan yang tidak rusak, lapisan paling dasar adalah yang
paling tua. Ahli paleontologi telah mulai menghubungkan fosil-fosil khusus pada tingkat
individu dan telah menemukan bentuk pasti yang dinamakan indek fosil. Indek fosil telah
digunakan secara khusus dalam mengidentifikasi horison dan hubungan suatu tempat
dengan tempat lainnya.
William Smith (1769-1839): Mengemukakan suatu konsep yang diterapkan pada
perulangan lapisan-lapisan batuan sedimen yang ada di Inggris. Smith telah
membuktikan bahwa dalam perioda waktu yang sama akan terjadi perulangan lapisan
batuan yang sama dan setiap formasi pada lapisan batuan akan mempertlihatkan karakter
-
8
yang sama. Berdasarkan hal tersebut, Smith mengajukan suatu konsep yang dikenal
dengan hukum suksesi fauna.
3.1.2Hukum Superposisi (Nicholas Steno)
a. Horizontalitas (Horizontality) : Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan
adalah horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli (initial-
dip) karena dasar cekungannya yang memang menyudut.
b. Superposisi (Superposition) : Dalam kondisi normal (belum terganggu), perlapisan
suatu batuan yang berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang pertama
terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya.
c. Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity) : Pelamparan suatu lapisan batuan akan
menerus sepanjang jurus perlapisan batuannya. Dengan kata lain bahwa apabila
pelamparan suatu lapisan batuan sepanjang jurus perlapisannya berbeda litologinya
maka dikatakan bahwa perlapisan batuan tersebut berubah facies. Dengan demikian,
konsep perubahan facies terjadi apabila dalam satu lapis batuan terdapat sifat, fisika,
kimia, dan biologi yang berbeda satu dengan lainnya.
3.1.3 Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)
a. Keselarasan (Conformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis
batuan lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat selang
waktu (rumpang waktu) pengendapan. Secara umum di lapangan ditunjukkan dengan
kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama atau hampir sama, dan ditunjang di
laboratorium oleh umur yang kontinyu.
N10 . N12 Batugamping dengan kisaran umur N10 . N12
N7 . N9 Batupasir konglomeratan dengan kisaran umur N7 . N9
N4 . N6 Serpih dengan kisaran umur N4 . N6
Contoh hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya diatas atau
dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat selang waktu (rumpang waktu)
pengendapan.
b. Ketidak Selarasan (Unconformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan
lapis batuan lainnya (batas atas atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus),
-
9
yang disebabkan oleh adanya rumpang waktu pengendapan. Dalam geologi dikenal 3
(tiga) jenis ketidak selarasan, yaitu (lihat gambar 1.3):
Gambar 1.3 Tiga jenis bentuk ketidakselarasan dalam geologi: Disconformity,
Angular Unconformity, dan Nonconformity
1. Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu
lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan
lainnya) yang dibatasi oleh satu rumpang waktu tertentu (ditandai oleh selang waktu
dimana tidak terjadi pengendapan).
2. Angular Unconformity (Ketidakselarasan Bersudut) adalah salah satu jenis
ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan
satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya), memiliki hubungan/kontak yang
membentuk sudut.
3. Nonconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu
lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan beku atau metamorf.
-
10
Gambar 1.4 Foto singkapan batuan-batuan yang memperlihatkan hubungan yang tidak
selaras: ketidakselarasan bersudut (Angular Unconformity)
3.1.4 Genang laut dan Susut laut (Transgresi dan Regresi )
a. Transgresi (Genang Laut) : Transgresi dalam pengertian stratigrafi / sedimentologi
adalah laju penurunan dasar cekungan lebih cepat dibandingkan dengan pasokan
sedimen (sediment supply). Garis pantai maju ke arah daratan.
b. Regresi (Susut Laut) : Regresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju
penurunan dasar cekungan lebih lambat dibandingkan dengan pasokan sedimen
(sediment supply). Garis pantai maju ke arah lautan.
3.1.5 Hubungan potong memotong (Cross-cutting relationships)
Hubungan petong-memotong (cross-cutting relationship) adalah hubungan
kejadian antara satu batuan yang dipotong/diterobos oleh batuan lainnya, dimana batuan
yang dipotong/diterobos terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan batuan yang
menerobos.
Pada gambar 1.6 terlihat urutan kejadian dan umur batuan adalah sebagai berikut:
batuan yang terbentuk/terendapkan pertama kali adalah Formasi (Fm) Lutgrad,
selanjutnya berturutturut adalah Fm Birkland, Fm. Leet Junction. Ketiga formasi batuan
tersebut kemudian mengalami orogenesa disertai terbentuknya batuan terobosan (Intrusi)
Granit dan kemudian tererosi membentuk bidang ketidak selarasan bersudut dan
dilanjutkan dengan pengendapan Fm. Larsonton dan aktivitas magma berupa Intrusi
Dike, dilanjutkan dengan pembentukan Fm. Foster City, Fm. Hamlinville, dan batuan
termuda dan terakhir terbentuk adalah Skinner Guich Limestone.
Gambar 1.6 dan gambar 1.7 adalah contoh lain dari hubungan batuan yang saling
potongmemotong. Pada gambar 1.6 merupakan intrusi berbentuk dike (warna hitam)
yang memotong batuan sampingnya (warna putih), sedangkan gambar 1.7 adalah intrusi
berbentuk gang/korok (warna coklat muda) yang menerobos batuan samping (warna abu-
abu kecoklatan).
-
11
-
12
3.2 Perkembangan Geologi
Ilmu Geologi pertama kali dikenal sekitar 500-300 sebelum masehi, yang didasarkan
kepada fakta-fakta yang disusul dengan pemikiran-pemikiran dan pernyataan-pernyataan
yang diajukan oleh pakar-pakar filsafat Yunani dan geologi sejak itu berkembang
menjadi Ilmu Pengetahuan tentang Bumi.
Dengan semakin majunya peradaban dimana banyak benda-benda kebutuhan
manusia dibuat yang memerlukan bahan-bahan tambang seperti besi, tembaga, emas dan
perak, kemudian juga batubara dan minyak bumi sebagai sumber energi, dan karena
mereka ini harus diambil dari dalam bumi, maka Ilmu Geologi kemudian berkembang
sebagai ilmu terapan, yang dalam hal ini berfungsi sebagai penuntun penting didalam
eksplorasi. Disamping itu geologi di jaman modern juga ternyata berkembang sebagai
ilmu terapan didalam pembangunan teknik sipil dan pengembangan wilayah.
Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan terhadap bangunan-bangunan teknik sipil
seperti waduk, bendung, terowongan, jembatan, jalan dan sebagainya, memerlukan data
geologi, karena mereka ini harus dibangun diatas permukaan bumi.
Dengan semakin meningkatnya penghunian bumi yang diikuti dengan penyediaan
sarananya, maka lokasi hunian yang semula terletak didaerah-daerah yang mudah
dijangkau dan sederhana tatanan geologinya, sekarang sudah meluas kewilayah-wilayah
yang rumit dan memerlukan pengetahuan geologi yang lebih lengkap dan teliti didalam
pembangunannya. Air yang merupakan salah satu unsur daripada bumi, menjadi
-
13
kebutuhan kehidupan yang sangat vital baik untuk rumah tangga, pertanian maupun
sebagai energi pembangkit listrik yang harus disediakan. Akhir-akhir ini masalah
bencana akibat lingkungan mulai semakin mencuat ke permukaan, baik yang disebabkan
oleh proses alam itu sendiri maupun yang disebabkan karena ulah manusia didalam
membangun sarana dan memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti penggalian-penggalian
bahan tambang dan bangunan, pengambilan air tanah, sumberdaya energi seperti
batubara dan minyak-bumi dsb. yang dilakukan tanpa dilandasi oleh perhitungan
keadaan geologi setempat. Pengetahuan geologi dalam hal ini menjadi penting didalam
upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya bencana lingkungan.
-
14
BAB IV
KESIMPULAN
Di dalam ilmu geologi, ada banyak teori yang muncul dan berkembang yang berawal
dari rasa keingintahuan manusia. Teori tersebut berkembang sejalan dengan kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan seperti dijelaskan di bawah ini, yaitu:
1. Teori Continental Drift
2. Teori Geosinklin
3. Teori Sea Floor Spreading
4. Teori tektonik lempeng
5. Teori Fixisme
6. Teori undasi
Untuk dapat memahami ilmu geologi, pemahaman tentang konsep-konsep dan
hukum-hukum dalam ilmu geologi sangatlah penting dan merupakan dasar dalam
mempelajari ilmu geologi. Adapun hukum dan konsep geologi yang menjadi acuan
dalam geologi antara lain adalah konsep tentang susunan, aturan dan hubungan antar
batuan dalam ruang dan waktu. Pengertian ruang dalam geologi adalah tempat dimana
batuan itu terbentuk sedangkan pengertian waktu adalah waktu pembentukan batuan
dalam skala waktu geologi. Konsep uniformitarianisme (James Hutton), hukum
superposisi (Steno), konsep keselarasan dan ketidakselarasan, konsep
transgresiregresi, hukum potong memotong (cross cutting relationship) dan lainnya.
Perkembangan geologi sampai sekarang ini sudah semakin maju. Banyak teori-teori
yang sekarang ini bisa dibuktikan karena teknologi yang sudah maju tapi disampimg
itu, sekarang manusia harus bisa menyatu dengan alam seperti dulu karena jika tidak
lama-kelamaan alam ini akan merugikan kita.
-
152
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Sejarah perkembangan ilmu geologi. [on line].
Tersedia: http://tanaangga.wordpress.com/2010/12/08/sejarah-perkembangan-ilmu-
geologi/ [02 Maret 2014]
Gumilar, Firman. 2011. teori-teori-dalam-geologi. [on line].
Tersedia: http://firmangeominers.blogspot.com/2011/03/teori-teori-dalam-
geologi.html [02 Maret 2014]
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. edisi pertama. Bogor: CV. Graha Ilmu.
top related