tinjauan terhadap tata ruang perpustakaan sma...
Post on 07-Mar-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
TINJAUAN TERHADAP TATA RUANG
PERPUSTAKAAN SMA NEGERI PLUS TINGKAT
PROVINSI DI KOTAMADYA JAKARTA BARAT
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh:
Septian Nurhakim
NIM: 108025000058
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
ii
TINJAUAN TERHADAP TATA RUANG
PERPUSTAKAAN SMA NEGERI PLUS TINGKAT
PROVINSI DI KOTAMADYA JAKARTA BARAT
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh :
Septian Nurhakim
NIM 108025000058
Dibawah bimbingan
Nurul Hayati, M. Hum.
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena hanya atas
anugerah-Nya, Peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tinjauan tentang
tata ruang Perpustakaan SMA Negeri Yang berstatus sekolah plus tingkat Provinsi di
Kotamadya Jakarta Barat ”. Pada kesempatan ini, Peneliti dengan kerendahan hati
ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan baik doa, semangat, maupun donasi dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih Peneliti sampaikan kepada:
1. Orang tua, adik dan keluarga yang sudah mendukung dan mendoakan yang
terbaik untuk diriku.
2. Bapak Dr. Abd. Wahid Hasyim, MA. selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora.
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Terima kasih atas perhatian yang telah bapak berikan.
4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan. Terima kasih atas perhatian yang telah bapak berikan.
5. Ibu Nurul Hayati, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas
bimbingan serta saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Kepala SMA Negeri 112, SMA Negeri 65 dan SMA Negeri 2
Jakarta yang sudah memberikan izin peneliti melakukan penelitian di
Perpustakaan Sekolahnya.
v
7. Bapak dan Ibu kepala Perpustakaan SMA Negeri 112, SMA Negeri 65 dan
SMA Negeri 2 Jakarta atas izin dan partisipasi dalam penelitian di
perpustakaan.
8. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Jurusan Ilmu Perpustakaan untuk setiap
ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang telah diberikankepada
Penulis selama perkuliahan.
9. Teman-teman seperjuangan JIPers 2008, yang selalu mendukung dan
memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas
kebersamaan kalian selama ini.
10. Teman-teman dekat sejak SMP, Amel, Putri, Meychi, Firman, Wahyuni dan
Elok yang juga mendukung dan memberikan semangat serta membuat saya
termotivasi karena banyak dari mereka yang sudah menyelesaikan S1 lebih
dahulu daripada saya.
11. Teman-teman Forum Alumni PMR SMP Negeri 169 Jakarta yang
mengingatkan dan mendukung skripsi saya ditengah-tengah kesibukan saya
melatih ekstrakurikuler PMR SMP Negeri 169 Jakarta.
12. Serta semua pihak yang Penulis tidak dapat disebutkan satu per satu, yang
telah membantu penyusunan skripsi ini.
Sesungguhnya Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, Penulis
terbuka dan bersedia menerima setiap kritik dan saran yang membangun dari
vi
Pembaca untuk kebaikan pembuatan laporan penelitian selanjutnya. Penulis juga
memohon maaf apabila ada kekeliruaan atau ada hal yang tidak berkenan dalam
penyusunan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi Penulis dan
setiap pembacanya.
Ciputat, Februari 2013
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Lembar Pernyataan i
Kata Pengantar ii
Daftar isi v
Daftar tabel viii
Daftar Diagram ix
Daftar Gambar x
Abstrak xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Pembatasan dan perumusan masalah 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 7
D. Metode penelitian 8
E. Penelitian Sebelumnya 11
F. Sistematika penulisan 14
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Sekolah 15
B. Status Sekolah Menengah Atas Negeri di DKI Jakarta 18
C. Gedung dan Ruang Perpustakaan 21
D. Perlengkapan dan Perabot Perpustakaan 23
E. Tata Ruang perpustakaan 25
F. Pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan sekolah
sebagai standar penilaian perpustakaan SMA Plus
Tingkat Provinsi di Jakarta Barat 30
viii
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SMA NEGERI PLUS
TINGKAT PROVINSI DI KOTAMADYA JAKARTA BARAT
A. Profil Perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta Barat
1. Sejarah singkat perpustakaan 39
2. Visi dan Misi perpustakaan 40
3. Gambaran umum perpustakaan 41
4. Struktur organisasi perpustakaan 42
B. Profil Perpustakaan SMA Negeri 65 Jakarta Barat
1. Sejarah singkat perpustakaan 43
2. Visi dan Misi perpustakaan 44
3. Gambaran Umum Perpustakaan 44
4. Struktur organisasi perpustakaan 46
C. Profil Perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta Barat
1. Sejarah singkat perpustakaan 46
2. Visi dan Misi perpustakaan 47
3. Gambaran umum Perpustakaan 48
4. Struktur organisasi perpustakaan 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Tata ruang perpustakaan SMA Negeri Plus Tingkat Provinsi di Jakarta Barat
1. Perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta 51
2. Perpustakaan SMA Negeri 65 Jakarta 56
3. Perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta 61
B. Analisa persentase tata ruang sesuai pedoman pada Perpustakaan SMA Negeri
Plus Tingkat Provinsi di Kotamadya Jakarta Barat 67
C. Perbandingan persentase tata ruang pada Perpustakaan SMA Negeri Plus
Tingkat Provinsi di Kotamadya Jakarta Barat sesuai pedoman 81
ix
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 84
B. Saran 86
DAFTAR PUSTAKA 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN 90
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan kebutuhan ruang perpustakaan sekolah dengan
perpustakaan umum 29
Tabel 2.2 Luas gedung perpustakaan 31
Tabel 4.1 Perbandingan lokasi perpustakaan 68
Tabel 4.2 Perbandingan luas gedung perpustakaan 69
Tabel 4.3 Perbandingan jenis ruang perpustakaan 70
Tabel 4.4 Perbandingan fungsi ruang perpustakaan 71
Tabel 4.5 Perbandingan aspek penerangan perpustakaan 73
Tabel 4.6 Perbandingan suhu perpustakaan 74
Tabel 4.7 Perbandingan tata ruang perpustakaan 76
Tabel 4.8 Perbandingan dekorasi perpustakaan 78
Tabel 4.9 Perbandingan perabot dan perlengkapan perpustakaan 79
Tabel 4.10 Perbandingan persentase tata ruang perpustakaan 82
xi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Perbandingan kategori lokasi perpustakaan 69
Diagram 4.2 Perbandingan kategori luas perpustakaan 70
Diagram 4.3 Perbandingan kategori jenis ruang perpustakaan 71
Diagram 4.4 Perbandingan kategori fungsi gedung / ruang 72
Diagram 4.5 Perbandingan kategori penerangan/pencahayaan perpustakaan 73
Diagram 4.6 Perbandingan kategori suhu dan kelembaban perpustakaan 75
Diagram 4.7 Perbandingan kategori tata ruang perpustakaan 77
Diagram 4.8 Perbandingan kategori dekorasi perpustakaan 79
Diagram 4.9 Perbandingan kategori perlengkapan dan perabot perpustakaan 81
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur organisasi perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta 42
Gambar 3.2 Struktur organisasi perpustakaan SMA Negeri 65 Jakarta 46
Gambar 3.3 Struktur organisasi perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta 50
xiii
ABSTRAK
“Tinjauan tentang tata ruang perpustakaan SMA Negeri yang berstatus Plus tingkat
provinsi di Kotamadya Jakarta Barat.” Skripsi. Septian Nurhakim. Jakarta: Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. 88 hal.
Penelitian ini membahas tentang tata ruang perpustakaan, khususnya tata
ruang pada perpustakaan sekolah. Sampel yang diambil adalah pada Perpustakaan
Sekolah Menengah Atas Negeri Plus Tingkat Provinsi di Kotamadya Jakarta Barat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi Perpustakaan SMA Negeri
Plus Tingkat Provinsi di Jakarta Barat dan untuk mengetahui apakah perpustakaan ini
sudah sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang
diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Tahun 2006. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode deskriptif yang bersifat kuantitatif. Penggunaan metode
ini didukung dengan pengumpulan data dengan observasi langsung ke tempat
penelitian, yang kemudian dicatat pada lembar observasi penelitian. Penelitian ini
akan menilai beberapa aspek tata ruang dari perpustakaan sekolah. Hasil dari
penelitian ini merupakan persentase dari masing-masing perpustakaan sekolah,
apakah sudah sesuai standar atau belum. Untuk Perpustakaan SMA Negeri 112
Jakarta mendapat nilai rata-rata 92,2% dari standar, sedangkan untuk Perpustakaan
SMA Negeri 65 Jakarta mendapat nilai rata-rata 76,6% dari standar, dan untuk
Perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta mendapat nilai rata-rata 86% dari standar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Perpustakaan SMA Negeri Plus Tingkat
Provinsi di Jakarta Barat belum ada yang sesuai dengan standar yang terdapat pada
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan oleh
Perpustakaan Nasional Tahun 2006. Oleh Karena itu, peneliti memberi saran kepada
setiap perpustakaan sekolah agar lebih memperhatikan dan mengembangkan
perpustakaannya khususnya dalam hal tata ruang.
KATA KUNCI : Tata ruang, Perpustakaan, SMA Negeri Plus Tingkat Provinsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, setiap individu pada suatu masyarakat dituntut untuk
melek informasi atau mengetahui perkembangan informasi yang berkembang
di masyarakat. Untuk memperoleh informasi yang berkembang dengan sangat
cepat, setiap individu dapat mencari dan menggali informasi dengan berbagai
cara, seperti dengan menggunakan berbagai macam literatur yang ada dan
dengan penggunaan media elektronik atau internet untuk mengakses
informasi di dunia maya.
Perkembangan informasi yang begitu cepat yang didukung dengan
teknologi yang ada memberikan peluang kepada kita unntuk berkembang.
Namun perkembangan ini juga dapat menjadi tantangan bagi kita dalam
memperoleh, menyimpan, dan mengorganisir serta menyebarluaskan
informasi yang hadir dalam berbagai format, baik media cetak maupun media
elektronik. Pada era informasi ini, orang yang mengetahui bagaimana
memperoleh dan menggunakan informasi sesuai dengan kebutuhan akan
menjadi orang yang sukses dalam kehidupannya.
Salah satu sarana untuk mendapatkan informasi yang berkembang
adalah melalui perpustakaan. Pada sebuah perpustakaan akan dapat
ditemukan berbagai macam informasi yang dibutuhkan, atau paling tidak
akan mendapatkan rujukan dimana akan didapatkannya informasi. Oleh
karena itu, perpustakaan yang ada di sekitar kita dapat digunakan untuk
mencari atau memperoleh informasi yang dibutuhkan.
2
Perpustakaan merupakan suatu sumber informasi bagi setiap orang,
terutama dalam dunia pendidikan. Perpustakaan juga merupakan salah satu
sumber belajar yang amat penting yang memungkinkan para tenaga
kependidikan dan peserta didik memperoleh kesempatan untuk memperluas
dan memperdalam pengetahuan dengan membaca bahan perpustakaan yang
ada di perpustakaan sekolah.1
Secara operasional, perpustakaan terdiri dari berbagai jenis, yaitu:
perpustakaan nasional, perpustakaan daerah, perpustakaan umum,
perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, dan perpustakaan
khusus. 2
Menurut Kamus Istilah Perpustakaan dari Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia, perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang
tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang
bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai
tujuan sekolah khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.3
Sedangkan menurut Pedoman Umum Penyelenggaraan Sekolah,
pengertian perpustakan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada yang
bersangkutan dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya
tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan. 4
1 Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.
(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2006). h. 1 2 Rimbarawa, Kosam. Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaan.
(Jakarta: Hakaeser, 2010). h. 3-5. 3 Kamus Istilah Perpustakaan terdapat pada
http://www.pnri.go.id/IstilahPerpustakaanAdd.aspx?id=1125 4 Perpustakaan Nasional RI. Op.Cit, h. 3
3
Berdasarkan pengertian perpustakaan sekolah tersebut, setiap sekolah
tentunya akan membutuhkan perpustakaan untuk mendukung sekolah
tersebut agar menjadi lebih baik. Menurut undang-undang yang ada,
sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang standar nasional pendidikan pasal 42 yang menyebutkan bahwa setiap
sekolah wajib memiliki perpustakaan. Dengan diperkuat undang-undang
tersebut, maka perpustakaan sekolah sebenarnya sangat penting hadir di
sebuah sekolah.
Peran perpustakaan sekolah sangat penting bagi seluruh warga
sekolah yang membutuhkan banyak informasi di kehidupannya. Setiap warga
sekolah seperti siswa/i, guru, karyawan dan warga sekolah lainnya akan
sangat membutuhkan perpustakaan sebagai media belajar, mengerjakan tugas,
tempat diskusi, bahkan sebagai tempat rekreasi. Dengan demikian, adanya
perpustakaan sekolah yang memiliki tata ruang yang baik dan memenuhi
standar bagi sebuah perpustakaan akan menambah minat warga sekolah untuk
lebih memanfaatkan perpustakaan sekolah yang ada.
Ada beberapa standar yang dapat digunakan untuk mengukur apakah
sebuah perpustakaan telah memenuhi standar atau tidak, diantaranya adalah
standar perpustakaan sekolah berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI Tahun
2006. Melalui pedoman ini dapat diketahui apakah sebuah perpustakaan
sekolah sudah layak atau belum dikategorikan sebagai perpustakaan yang
menjadi sumber belajar bagi warga sekolahnya.
4
Objek yang diteliti pada perpustakaan sekolah bisa bermacam-macam,
seperti manajemen organisasi, pengadaan koleksi, pelayanan yang dilakukan,
dan masih banyak lagi objek dapat yang diteliti. Namun pada penelitian ini,
penelitian akan dikhususkan pada tata ruang perpustakaan yang ada pada
perpustakaan sekolah.
Berdasarkan survey sementara yang peneliti lakukan pada
perpustakaan-perpustakaan sekolah di Jakarta Barat, banyak perpustakaan
sekolah yang tidak memperhatikan gedung dan tata ruang perpustakaannya.
Perpustakaan sekolah hanya disediakan dan dikelola seadanya oleh petugas
perpustakaan karena alasan kurangnya ilmu tentang pengelolaan
perpustakaan, kurangnya dana yang mendukung untuk mengembangkan
perpustakaan, serta pihak-pihak dari sekolah yang belum memahami
pentingnya perpustakaan sekolah.
Mengingat pemahaman yang masih terbatas oleh kepala perpustakaan
sampai kepala sekolah terhadap pengelolaan perpustakaan khususnya dalam
tata ruang dan pentingnya perpustakaan sekolah, maka banyak perpustakaan
sekolah yang masih kurang berkembang dan dimanfaatkan secara optimal.
Hal ini dapat dilihat berdasarkan survei yang sudah dilakukan oleh peneliti
terhadap beberapa sekolah khususnya SMP dan SMA Negeri di daerah
Kalideres, Jakarta Barat.
5
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan melalui media internet,
peneliti mendapatkan data 17 SMA Negeri dan 50 SMP Negeri yang tersebar
di 8 kecamatan di Jakarta Barat dibawah Kementrian Pendidikan Nasional.5
Namun penelitian ini akan lebih dipersempit subjek penelitiannya pada
Perpustakaan SMA Negeri yang memiliki status Sekolah Plus Tingkat
Provinsi di Kotamadya Jakarta Barat.
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari profil sekolah di situs
internet dan diperkuat dengan SK dari Dinas Pendidikan Nomor 206a / 2004
tentang penetapan SMA Plus Standar nasional/Internasional, SMA Plus
Standar Nasional, SMA Plus tingkat provinsi, SMA Plus tingkat Kotamadya
dan SMA pendamping plus kotamadya di Provinsi DKI Jakarta, terdapat
SMA Negeri yang berstatus SMA Plus tingkat Provinsi di Jakarta Barat yang
berjumlah 3 SMA Negeri Plus tingkat provinsi dan 1 sekolah bertaraf
nasional/internasional. Secara umum sekolah-sekolah tersebut terlihat bagus
dilihat dari fisik dan fasilitasnya. Sekolah tersebut juga dilengkapi dengan
perpustakaan. Akan tetapi, permasalahannya adalah bagaimana kondisi tata
ruang pada Perpustakaan SMA Negeri Plus tingkat provinsi di wilayah
Jakarta Barat? Apakah kondisi tata ruang Perpustakaan SMA Negeri Plus
tingkat provinsi sudah memenuhi standar menurut Pedoman
Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan oleh Perpustakaan
Nasional Tahun 2006 tentang perpustakaan sekolah?
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti tertarik
untuk memilih topik penelitian tentang perpustakaan sekolah yang berjudul
5 Daftar SMA Negeri di Jakarta terdapat pada
http://lintasjakarta.com/02/2009/190/daftar-sma-negeri-di-jakarta
6
“TINJAUAN TERHADAP TATA RUANG PERPUSTAKAAN SMA
NEGERI PLUS TINGKAT PROVINSI DI KOTAMADYA JAKARTA
BARAT”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan judul penelitian yang peneliti ambil, maka peneliti
membatasi permasalahan yang akan diteliti agar tidak terlalu luas
pembahasan yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah:
a. Aspek yang dikaji dalam penelitian ini adalah tata ruang
perpustakaan yang mencakup lokasi, luas gedung atau ruang
perpustakaan, jenis ruang, fungsi gedung atau ruang, penerangan,
suhu udara atau kelembaban, tata ruang, dan dekorasi.
b. Lokasi penelitian dalam penelitian ini dibatasi pada perpustakaan
SMA Negeri Plus tingkat provinsi di Kotamadya Jakarta Barat, hal
ini dikarenakan terdapat banyak SMA Negeri di Kotamadya
Jakarta Barat. Dengan demikian, peneliti membatasi tempat
penelitian hanya pada SMA Negeri Plus tingkat provinsi saja.
c. Standar yang digunakan untuk mengukur perpustakaan sekolah
dalam penelitian ini menggunakan standar pada buku pedoman
yang berjudul Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Tahun 2006.
Pedoman ini dipilih peneliti untuk membatasi penilaian terhadap
7
tata ruang perpustakaan sekolah. hal ini dikarenakan terdapat
standar penilaian lain selain pedoman ini seperti SNI (Standar
Nasional Indonesia), IFLA (International Federation of Library
Association), dan lain-lain.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka peneliti dapat
menyusun rumusan masalah yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang
akan dijawab dari penelitian yang akan dilakukan. Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana kondisi tata ruang pada Perpustakaan SMA Negeri
Plus Tingkat Provinsi di Kotamadya Jakarta Barat?
b. Apakah kondisi tata ruang Perpustakaan SMA Negeri Plus
Tingkat Provinsi sudah sesuai dengan pedoman atau belum?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui kondisi tata ruang perpustakaan SMA Negeri Plus
tingkat provinsi di Kotamadya Jakarta Barat
b. Untuk mengetahui kondisi tata ruang perpustakaan SMA Negeri Plus
Tingkat Provinsi tersebut sudah sesuai pedoman atau belum.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
1) Untuk diri sendiri, penelitian ini bermanfaat sebagai evaluasi bagi
peneliti terhadap materi yang sudah pernah dipelajari.
8
2) Bagi tempat yang diteliti, sebagai masukan bagi Perpustakaan
SMA Negeri Plus Tingkat Provinsi di Kotamadya Jakarta Barat
dalam membuat kebijakan tata ruang perpustakaan.
b. Manfaat Akademis
1) Agar penelitian ini dapat berguna bagi penelitian selanjutnya
dengan topik yang hampir sama atau mirip.
2) Dapat memperkaya khasanah pengetahuan ilmu perpustakaan dan
informasi dalam kaitannya dengan kajian tata ruang perpustakaan.
D. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian yang sudah diambil,
penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau
menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.6
Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang
secara primer menggunakan paradigma postpositivist dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran sebab akibat,
reduksi kepada variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan
pengukuran dan observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi
penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data spesifik.7
Penelitian ini merupakan jenis metode deskriptif karena pada
penelitian ini, peneliti akan meneliti beberapa perpustakaan sekolah
6 Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan
Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula. (Jakarta: STIA-LAN, 2004). h. 60 7 Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2008). h. 28
9
khususnya SMA Negeri Plus tingkat provinsi di wilayah Jakarta Barat.
Setiap perpustakaan akan diteliti dan dicari informasi bagaimana kondisi
tata ruang perpustakaan yang ada pada masing-masing sekolah untuk
ditinjau apakah SMA Negeri Plus tingkat provinsi di wilayah Jakarta Barat
sudah memenuhi Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah yang diterbitkan Perpustakaan Nasional Tahun 2006.
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan elemen yang akan dijelaskan oleh
seorang peneliti di dalam penelitiannya.8 Pada penelitian ini peneliti
mengambil populasi Perpustakaan SMA Negeri Plus tingkat provinsi di
Kotamadya Jakarta Barat. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah
sampel total, karena jumlah sampel kurang dari 50 subjek, yakni 3
Perpustakaan SMA Negeri Plus tingkat provinsi di Kotamadya Jakarta
Barat.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk
memecahkan permasalahan, peneliti menggunakan instrumen
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi, yakni memperhatikan secara akurat, mencatat yang muncul
dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena
tersebut.9 Jenis observasi yang peneliti lakukan ini termasuk jenis
observasi terus terang, yakni melakukan pengumpulan data menyatakan
terus terang kepada sumber data, bahwa peneliti sedang melakukan
8 Ibid h. 72
9 Ibid h. 63
10
penelitian.10
Yang dilakukan guna untuk mengamati dan mencatat
kondisi tata ruang perpustakaan sekolah dengan memperhatikan dan
menggambarkan standarisasi tata ruang yang ada di perpustakaan.
Observasi ini akan dibantu dengan sebuah alat bantu penelitian yang
berupa lembar observasi untuk mencatat dan mengumpulkan data
tentang perpustakaan yang diteliti.
b. Studi Kepustakaan, berupa pengumpulan data dan informasi dari
sumber tertulis yang memiliki hubungan dengan masalah yang sedang
diteliti dan menentukan standar perpustakaan sekolah yang ideal. Studi
kepustakaan dapat berupa buku, majalah, koran, dan sebagainya.
4. Teknik Pengolahan Data
Data yang sudah didapat akan diolah dengan beberapa teknik
pengolahan data, yakni:
a. Penataan data mentah, penataan data mengacu kepada kegiatan yang
dilakukan oleh peneliti untuk mengatur dan mengorganisasikan data
mentah yang terkumpul di lapangan. Misalnya peneliti mengumpulkan
data dari hasil observasi dan studi kepustakaan, data yang ada
dikumpulkan dan diberi nomor serta diarsipkan untuk dapat diakses
secara cepat.
b. Editing data, merupakan kegiatan persiapan data sebelum dianalisis.
Proses editing data ini merupakan penelitian awal terhadap data, untuk
mengetahui data tersebut terdapat kesalahan atau tidak, bermutu atau
10
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data terdapat di http://www.infoskripsi.com/Tip-
Trik/Instrumen-dan-Teknik-Pengumpulan-Data.html yang diakses pada 26 Mei 2012 pukul 07.55
WIB
11
tidak, dan layak atau tidak untuk ditampilkan untuk memecahkan
masalah.
c. Tabulasi data, merupakan proses analisa data yang berupa persentase
data perpustakaan sekolah yang dilihat dari tata ruang yang ada di
perpustakaan SMA Negeri Plus tingkat provinsi di Jakarta Barat sudah
sesuai dengan pedoman atau belum.11
E. Penelitian Sebelumnya
Tinjauan literatur ini dimaksudkan pada karya ilmiah yang memiliki
tema serupa dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Berikut
adalah beberapa karya ilmiah berupa skripsi yang memiliki tema serupa:
1. “Pandangan pemustaka terhadap gedung perpustakaan daerah
Kabupaten Tangerang”. Skripsi ini diajukan oleh Ika Octaviani
mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang memiliki NIM 106025001038 pada Tahun 2011. Skripsi ini terdiri
dari 72 halaman dan menjadi koleksi perpustakaan UIN Syatrif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 28 September 2011. Skripsi ini
memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang peneliti lakukan yakni
tentang gedung perpustakaan, namun memiliki perbedaan yang terletak
pada:
a. Jenis perpustakaan dan lokasi penelitian, jenis perpustakaan yang
dilakukan pada penelitian skripsi ini adalah jenis perpustakaan
umum yang berlokasi di perpustakaan umum daerah Kabupaten
Tangerang. Sedangkan penulis melakukan penelitian pada jenis
11
Irawan Prasetya. Op.Cit h. 219
12
perpustakaan sekolah dan berlokasi di perpustakaan SMA Negeri
Plus tingkat provinsi di wilayah Jakarta Barat.
b. Pembatasan masalah, skripsi ini dibatasi penelitiannya pada lokasi,
gedung, dan kenyamanan di perpustakaan daerah Kabupaten
Tangerang yang dinilai dari responden yang berkunjung ke
perpustakaan. Sedangkan peneliti melakukan penelitian yang
dibatasi pada tata ruang perpustakaan SMA Negeri Plus tingkat
provinsi di wilayah Jakarta Barat yang dinilai secara langsung oleh
peneliti mengenai tata ruang perpustakaannya, tanpa bantuan
responden atau pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan.
2. “Persepsi pemustaka terhadap tata ruang perpustakaan sekolah : studi
kasus pada perpustakaan SMAN 47 Jakarta Selatan”. Skripsi ini
diajukan oleh Ananda Rasulia Wirawan mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan Universitas Indonesia yang memiliki NIM 0606090240
pada Tahun 2010. Skripsi ini terdiri dari 75 halaman tanpa lampiran-
lampiran. Skripsi ini memiliki kesamaan tema yang lebih spesifik
dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, yakni tentang tata
ruang perpustakaan, namun memiliki perbedaan yang terletak pada :
a. Objek yang diteliti. Pada penelitian ini, objek yang diteliti adalah
persepsi pemustaka terhadap tata ruang perpustakaan sekolah,
sementara peneliti akan melakukan penelitian yang objeknya adalah
langsung terhadap tata ruang perpustakaan sekolah itu sendiri.
b. Lokasi penelitian, lokasi penelitian pada skripsi ini adalah studi
kasus pada sebuah perpustakaan sekolah saja yakni pada SMA
13
Negeri 47 Jakarta Selatan, sementara peneliti akan melakukan
penelitian yang meninjau pada SMA Negeri Plus tingkat provinsi
yang berjumlah 3 SMA Negeri Plus tingkat provinsi di wilayah
Jakarta Barat.
3. “Kajian Perpustakaan SMA Negeri se-Bantul Kota (tinjauan dari
pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah)”. Skripsi ini
diajukan oleh Muhammad Yusuf mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga lewat bimbingan Anis Masruri, S.
Ag, SIP, M. S. Skripsi ini terdiri dari 88 halaman yang berisi tentang
perpustakaan sekolah. Skripsi ini diterbitkan di Yogyakarta oleh
fakultas adab UIN Sunan Kalijaga pada Tahun 2009. Skripsi ini
memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang penulis lakukan yakni
tentang perpustakaan sekolah, namun memiliki perbedaan yang terletak
pada :
a. Pembatasan masalah. Pada skripsi ini masalah yang diangkat adalah
tentang pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan sekolah.
Jadi, bagaimana perpustakaan sekolah ini terselenggara secara
umum. Sedangkan peneliti akan melakukan penelitian tentang
perpustakaan sekolah yang dibatasi pada tata ruang perpustakaan
sekolah.
b. Lokasi penelitian. Pada skripsi ini lokasi penelitian dilakukan pada
perpustakaan SMA Negeri se-Bantul Kota di Yogyakarta.
Sedangkan peneliti akan melakukan penelitian pada perpustakaan
SMA Negeri Plus tingkat provinsi di wilayah Jakarta Barat.
14
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi atas lima bab, yakni
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, penelitian sebelumnya, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Berisi tentang literatur dan teori-teori yang digunakan sebagai
pedoman untuk menilai tata ruang perpustakaan sekolah.
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SMA NEGERI PLUS
TINGKAT PROVINSI DI KOTAMADYA JAKARTA BARAT
Dalam bab ini dibahas tentang gambaran umum perpustakaan
sekolah pada masing-masing SMA Negeri Plus tingkat provinsi di
Kotamadya Jakarta Barat.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Dalam bab ini akan diambil hasil penelitian berdasarkan analisa
yang sudah dilakukan. Hasil penelitian ini berupa persentase yang
menilai apakah perpustakaan SMA Negeri Plus tingkat provinsi
sudah sesuai dengan pedoman atau belum dalam hal tata ruang
perpustakaan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penelitian.
15
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Sekolah
1. Pengertian Perpustakaan Sekolah
Menurut Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah
terbitan Perpustakaan Nasional RI Tahun 2006, pengertian perpustakaan
sekolah adalah perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah,
yang merupakan bagian integral dari sekolah yang bersangkutan dan
merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan
sekolah yang bersangkutan. 12
Menurut buku yang berjudul Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah karya Pawit M. Yusuf dan Yaya suhendar,
perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa perpustakaan sekolah adalah sebuah perpustakaan yang berada di
lingkungan sekolah yang disediakan bagi pemustaka yang mencakup guru,
siswa, dan karyawan sekolah dalam memenuhi kebutuhan informasi dan
juga sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Beberapa pengertian perpustakaan sekolah ini digunakan landasan
bagi peneliti untuk memahami perpustakaan sekolah, sehingga akan
12
Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2006). h. 3
16
memudahkan peneliti dalam menentukan aspek-aspek yang akan diteliti
dalam penelitian ini.
2. Tujuan Perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah,
merupakan komponen utama pendidikan di sekolah, diharapkan dapat
menunjang terhadap pencapaian tujuan sekolah tersebut. Adapun tujuan
perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
a. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para
siswa.
b. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan
pustakawan.
c. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.
d. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan
pelaksanaan kurikulum.
e. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan member semangat
membaca dan semangat belajar bagi para siswa.
f. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar siswa
dengan membaca buku dan koleksi yang lain yang mendukung ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.
g. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui
kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang
bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen dan lainnya.13
3. Fungsi dan Peran Perpustakaan Sekolah
13
Ibid h. 3
17
Diadakannya perpustakaan sekolah adalah untuk tujuan memenuhi
kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang
bersangkutan, khususnya para guru dan murid. Ia berperan sebagai media dan
sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar (PBM) di tingkat
sekolah. Oleh karena itu, ia merupakan bagian integral dari program
penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah.14
Fungsi dan peran perpustakaan sekolah menurut buku yang sama karya
Pawit M. Yusuf disebutkan bahwa perpustakaan sekolah mempunyai empat
fungsi umum, yaitu edukatif, informatif, rekreasi, dan riset atau penelitian
sederhana. Fungsi edukatif maksudnya adalah secara keseluruhan yang
terdapat di perpustakaan dapat difungsikan untuk kegiatan belajar mengajar,
mencari ilmu dan pengetahuan bagi para siswa, guru dan karyawan. Fungsi
informatif maksudnya adalah fungsi yang berkaitan dengan penyaluran
informasi terbaru dan terkini, baik berkaitan dengan pembelajaran maupun
ilmu atau berita secara umum yang disampaikan bagi warga sekolah. Fungsi
rekreasi maksudnya adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah ini
dapat menyediakan sarana berupa koleksi yang dapat menghibur pemustaka
seperti majalah, buku cerita atau fiksi, komik dan sebagainya. Fungsi yang
terakhir adalah fungsi riset atau penelitian sederhana yang maksudnya adalah
perpustakaan dapat difungsikan sebagai tempat untuk membantu
melaksanakan penelitian sederhana bagi para siswa dan guru dalam mencari
literatur untuk penelitian mereka.15
14
Yusuf, Pawit M. et. all. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Kencana, 2007). h. 2.
15 Ibid. h. 4
18
Dengan adanya tujuan dan peran perpustakaan sekolah diatas, peneliti
menilai perpustakaan sekolah sangat penting untuk dikembangkan, terlebih
lagi dalam hal tata ruang perpustakaan. Hal ini dimaksudkan agar pemustaka
lebih merasa nyaman dalam berkunjung atau menggunakan perpustakaan di
sekolah untuk kebutuhan mereka masing-masing. Apabila tata ruang
perpustakaan dapat dikelola dengan baik, maka bukan tidak mungkin sekolah
tersebut juga akan dapat melaksanakan tujuan, visi dan misi sekolah dengan
baik. Teori diatas ini juga dapat digunakan oleh peneliti untuk lebih
memahami lagi pentingnya keberadaan sebuah perpustakaan sekolah.
B. Status Sekolah Menengah Atas Negeri di DKI Jakarta
Secara umum, Sekolah Menengah Atas Negeri di DKI Jakarta dibedakan
menurut kategori berikut ini:
1. SMAN Reguler
SMA Negeri kategori reguler adalah Sekolah Menengah Atas dengan
status negeri yang menjalankan program pendidikan standar tanpa ada
program khusus.
2. SMAN Pendamping Plus Tingkat Kotamadya
Sekolah Menengah Atas kategori pendamping plus tingkat kotamadya
adalah sekolah pada tingkat kotamadya yang mampu menerapkan program
7K (ketertiban, keamanan, kebersihan, keindahan, kekeluargaan,
kerindangan, dan kesehatan). Selain itu hasil lulusannya memiliki tingkat
keberhasilan 70 persen masuk ke jenjang perguruan tinggi dengan nilai rata-
rata kelulusannya siswa IPA, IPS, dan bahasa 7,0.
19
3. SMAN Plus Tingkat Kotamadya
SMAN Plus tingkat kotamadya adalah sekolah menengah atas yang
berstatus negeri di sebuah kotamadya, yang mampu memenuhi program 7K
dan tingkat keberhasilan masuk ke perguruan tinggi 80 persen dengan nilai
rata-rata kelulusannya 7,0.
4. SMAN Plus Tingkat Provinsi
SMAN Plus tingkat provinsi adalah Sekolah Menengah Atas negeri pada
tingkat provinsi, yang menyelenggarakan pendidikan dengan memenuhi
kriteria 7 K. Di sekolah ini, tingkat keberhasilan masuk ke perguruan tinggi
mencapai 95 persen dengan nilai rata-rata kelulusannya 7,0.
5. SMAN Plus Standar Nasional/Internasional
SMAN Plus Standar Nasional atau lebih dikenal dengan sebutan Sekolah
Unggulan adalah Sekolah Menengah Atas Negeri yang memenuhi kriteria
7K, di mana lulusannya (100 persen) berhasil masuk ke perguruan tinggi
dengan nilai rata-rata kelulusan 8,0. Dengan program Penerimaan Siswa Baru
atau PSB, pada siswa Sekolah Menengah Pertama dapat mendaftar ke
sekolah-sekolah ini melalui penyeleksian nilai Ujian Akhir Nasional, yang
meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan
IPA. Dalam tiga tahun terakhir, sekolah-sekolah plus standar nasional di DKI
Jakarta menerima siswa-siswi sekolah menengah pertama dengan rata-rata
nilai UAN terendah antara 27,00 sampai 28,00.
Keberadaan SMA Negeri dengan kategori plus dimaksudkan agar sekolah
dapat memberikan pelayanan yang lengkap kepada masyarakat, dalam bentuk
pemberian fasilitas kepada siswa-siswi berbakat untuk meningkatkan
20
kemampuannya. Selain itu terdapat pula Sekolah Menengah Atas Negeri
yang menyediakan program lain seperti:
6. Program Inklusif
Program Inklusif atau dikenal dengan sebutan program terpadu
merupakan sebuah program yang dilaksanakan di sebuah Sekolah Menengah
Atas untuk memberi pelayanan khusus dalam mengatasi masalah bagi siswa
dengan kebutuhan khusus, misalnya tunanetra dan tunarungu.(untuk
tunanetra dan tunarungu).
7. Program Akselerasi
Program Akselerasi adalah sebuah program percepatan waktu belajar
yang diadakan oleh sekolah. Program ini ditujukan kepada siswa-siswi
dengan kemampuan belajar yang lebih, sehingga dapat mempersingkat waktu
belajarnya di sekolah. Siswa-siswi yang masuk dalam program ini biasanya
memiliki kemampuan menyerap informasi dengan cepat dan kemampuan
mengendalikan masalah-masalah emosionalnya Oleh karena itu diperlukan
tahapan-tahapan seleksi untuk menguikuti program ini. (percepatan belajar)
8. Program Kelas Super
Program Kelas Super adalah sebuah program yang diadakan oleh Dinas
Pendidikan DKI Jakarta untuk siswa-siswi Sekolah Menengah Atas dengan
tingkat kompetensi yang tinggi. Siswa-siswi tersebut harus memiliki nilai
rata-rata di atas 9,0 untuk setiap mata pelajaran, dan memiliki IQ di atas 150.
Program Kelas Super diadakan di SMA Negeri 3 Jakarta dengan mengambil
siswa-siswi hasil seleksi dari sekolah-sekolah di Jakarta. Tenaga pengajar
untuk kelas super ini adalah dari kalangan dosen dengan menyertakan
21
fasilitas audio-visual selama proses pembelajaran. Pada tahun 2006 tercatat
sebanyak 20 siswa mengikuti program ini.16
Teori tentang status sekolah ini digunakan oleh peneliti untuk menentukan
SMA Negeri yang akan diteliti dan juga sebagai informasi bagi pembaca dari skripsi
ini yang merupakan penjelasan dari judul skripsi yang peneliti tulis.
C. Gedung dan Ruang Perpustakaan
Dalam menyelenggarakan kegiatan perpustakaan, perlu didukung
sarana dan prasarana yang memadai berupa koleksi bahan perpustakaan yang
memadai sesuai dengan kebutuhan siswa, tata ruang serta perabot yang
memenuhi persyaratan, sehingga memudahkan siswa mencari bahan pustaka
yang diperlukan serta kenyamanan membaca atau belajar dalam ruang
perpustakaan sesuai dengan fungsi perpustakaan sebagai sumber belajar yang
optimal.
Gedung perpustakaan merupakan sarana yang amat penting dalam
penyelenggaraan perpustakaan. Dalam gedung itulah segala aktivitas dan
program perpustakaan dirancang dan diselenggarakan. Secara umum gedung
perpustakaan memiliki kesamaan dengan gedung lainnya. Namun yang
membedakan adalah bahwa gedung perpustakaan adalah sarana yang
berfungsi sebagai fasilitas layanan informasi dengan adanya koleksi-koleksi
yang tersusun berdasarkan tata urutan tertentu untuk memudahkan pemustaka
dalam mencari literatur atau informasi yang dibutuhkan.
16 Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Kategori SMA Negeri di DKI Jakarta. Diakses pada
http://bimbel-ics.blogspot.com/2012/06/daftar-sekolah-menengah-atas-negeri-di.html merujuk
dari website dinas pendidikan http://disdik.jakarta.go.id diakses pada tanggal 17 september 2012
pukul 14.30.
22
1. Pengertian Gedung dan Ruang Perpustakaan
Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya
diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah perpustakaan. Disebut gedung
apabila merupakan bangunan besar dan permanent, terpisah pergerakan manusia
sebagai pengguna perpustakaan, daerah konsentrasi manusia, daerah konsentrasi
buku/barang, dan titik-titik layanan yang diberikan oleh perpustakaan.17
Sedangkan pengertian ruang (space) adalah tempat atau bagian tertentu
dalam suatu gedung perpustakaan, dipakai untuk meletakkan suatu barang atau
yang mempunyai fungsi tertentu. Antara satu ruangan dengan ruangan lain
dibatasi atau tidak dibatasi oleh alat pemisah atau penyekat. Terdapat pula
pengertian ruang lain, yakni ruang (room) ialah suatu ruang atau kumpulan ruang
yang sekelilingnya dibatasi dinding atau penyekat.18
Dengan pengertian gedung dan ruang diatas, peneliti dapat
membedakan antara gedung dan ruang yang merupakan topik penelitian
yang akan dilakukan peneliti.
D. Perlengkapan dan Perabot Perpustakaan
Dalam sebuah ruangan perpustakaan pasti terdapat sarana dan
prasarana atau perabot perpustakaan yang melengkapi perpustakaan. Perabot
perpustakaan ini tentu juga harus memenuhi standar dan diletakkan sesuai
pada tempatnya. Namun sebelum dibahas tentang standar perabot
perpustakaan, peneliti akan membahas pengertian perabot perpustakaan.
17
Kosasih, Aa. Tata ruang, Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan Sekolah. h. 3 Diakses http://library.um.ac.id/images/stories/pustakawan/karsasih/Tata%20Ruang,%20Perabot%20Dan%20Perlengkapan.pdf pada 05 juni 2012 pukul 16.40 WIB
18 Ibid. h. 15
23
Perabot perpustakaan adalah sarana pendukung atau perlengkapan
perpustakaan sekolah yang digunakan perpustakaan agar dapat optimal.19
Dengan
adanya perabot perpustakaan ini, sebuah perpustakaan akan semakin berfungsi
optimal. Perabot perpustakaan yang baik juga akan memberikan kenyamanan bagi
para pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan.
Setidaknya dalam sebuah ruang perpustakaan harus mempunyai fasilitas
minimal sebagai berikut:
1. Bahan perpustakaan, seperti buku pegangan, buku referensi, buku fiksi, Majalah,
Koran, leaflet/booklet.
2. Gedung/ruang perpustakaan, yang mencakup ruang penempatan buku dan media
belajar, ruang pelayanan, ruang pengelola, ruang baca, ruang tempat
penyimpanan tas atau jaket.
3. Perabot dan peralatan perpustakaan, diantaranya adalah rak buku, meja dan kursi
baca, study carrel, meja tenaga perpustakaan, lemari kartu catalog, meja sirkulasi
atau meja peminjaman, peralatan / perabot lainnya.20
Jadi, dalam sebuah perpustakaan jika terdapat fasilitas diatas, maka
setidaknya perpustakaan akan berfungsi dan bermanfaat bagi pemustaka. Banyak
pemustaka yang akan berkunjung dan merasa nyaman berada di perpustakaan untuk
belajar atau mencari informasi. Tentunya juga akan bermanfaat bagi pustakawan
yang mengelola perpustakaan agar mereka nyaman dan tidak bosan dalam mengelola
atau bekerja di perpustakaan.
Menurut buku Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen
dan Tata Kerja karya Darmono, untuk dapat menghasilkan gedung
19
Ibid h. 4 20
Perpustakaan Nasional RI, 2006. Op.Cit. h. 29
24
perpustakaan yang baik dan fungsional, maka pendirian suatu gedung
perpustakaan harus mempertimbangkan minimal unsur-unsur berikut ini:
1. Untuk apakah perpustakaan itu didirikan?
2. Apa fungsi dan program yang akan dikerjakan?
3. Berapa jumlah tenaga yang diperlukan?
4. Siapa sajakah yang akan dilayani oleh perpustakaan?
5. Bahan-bahan pustaka, perlengkapan dan perabot apa saja yang akan
ditampung dalam gedung itu?
6. Berapa anggaran yang tersedia untuk itu?21
Apabila unsur-unsur tersebut telah dapat dirumuskan dengan cermat,
barulah gedung, jumlah ruangan yang dibutuhkan, dan tata ruangnya dapat
dibuat desainnya. Informasi yang minim ini sudah dapat dipakai sebagai
pegangan bagi arsitek beserta tim dalam usahanya untuk menyusun desain
gedung bagi kepentingan lembaga yang membutuhkannya termasuk lembaga
pendidikan seperti sekolah.
Unsur-unsur diatas dapat dijadikan pertimbangan bagi pustakawan
dalam merencanakan perubahan atau menata kembali tata ruang perpustakaan
yang dikelolanya. Dengan pertimbangan ini, penataan ruang akan berjalan
dengan lancar dan sesuai apa yang diinginkan serta tepat sasaran dari apa
yang sudah direncanakan. Sedangkan untuk penelitian ini, teori diatas dapat
digunakan peneliti untuk membuat pertimbangan saat membuat lembar
observasi penilaian terhadap sebuah tata ruang.
21
Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. (Jakarta: Grasindo, 2007). h. 227.
25
E. Tata Ruang Perpustakaan
Tata ruang perpustakaan sekolah adalah penataan atau penyusunan
segala fasilitas perpustakaan sekolah di ruang atau gedung yang tersedia. Ada
dua tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penataan ruang yang baik, yaitu
untuk memperlancar proses pekerjaan-pekerjaan yang sedang dikerjakan oleh
petugas perpustakaan sekolah dan untuk menciptakan suasana yang
menyenangkan bagi murid-murid, guru-guru, dan pengunjung lainnya.22
Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus
dinyatakan bahwa ruangan perpustakaan perlu diatur dengan pendekatan
sistem sehingga komposisi antara ruang koleksi, ruang baca, ruang pelayanan
dan ruang kerja dapat serasi dan nyaman. Tujuan dari pengaturan tersebut
adalah:
a. Aktivitas layanan perpustakaan dapat berlangsung dengan lancar.
b. Para pengunjung tidak saling mengganggu waktu bergerak dan
belajar.
c. Memungkinkan sirkulasi udara dan masuknya sinar matahari
dalam ruangan.
d. Pengguna perpustakaan merasa betah dan nyaman serta mudah
memperoleh informasi yang dibutuhkan.
e. Pengawasan dan pengamanan bahan pustaka dapat dilaksanakan
dengan baik. 23
22
Bafadal, Ibrahim, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011). h. 165
23 Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus.
(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1999). h. 51.
26
Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan bahan
pustaka, tempat melaksanakan kegiatan layanan perpustakaan dan tempat
bekerja petugas perpustakaan. Suatu ruang perpustakaan sebaiknya
dirancang dan dibangun sesuai dengan fungsi perpustakaan. Faktor –
faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan ruangan perpustakaan
adalah:
a. Jumlah Koleksi dan perkembangannya dimasa yang akan datang.
b. Jumlah pemakai atau masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan.
c. Jumlah bentuk layanan perpustakaan yang disajikan.
d. Jumlah petugas atau karyawan yang menggunakan ruangan.24
Tata ruang yang baik juga harus memiliki kualitas yang sesuai
untuk perpustakaan di sekolah. Faukner-Brown, ketua British arsitect of
Academic Libraries menyusun faktor-faktor yang menentukan kualitas
tersebut, dikenal dengan sebutan “Faukner-Brown’s Ten Command-
ments”, yaitu sebuah perpustakaan di lembaga perpustakaan haruslah
flexible (fleksibel), compact (padat), accessible (mudah diakses),
extendible (dapat diperluas), varied (bermacam-macam), organized
(teratur), comfortable (nyaman), constant in environment (ramah
lingkungan), secure (aman), dan economic (ekonomis).25
Penataan ruang perpustakaan sekolah akan semakin baik dan
sempurna jika memperhatikan faktor-faktor diatas. Dengan demikian
faktor-faktor diatas dapat dijadikan pedoman bagi pustakawan atau
24
Perpustakaan Nasional RI. Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. (Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 1992). h. 5.
25 Ananda Rasulia Wirawan. Skripsi. Persepsi Pemustaka terhadap Tata Ruang
Perpustakaan Sekolah: Studi Kasus pada Perpustakaan SMAN 47 Jakarta Selatan. (Jakarta: Universitas Indonesia, 2010). h. 15
27
sekolah itu sendiri dalam mengambangkan tata ruang perpustakaan
sekolah.
Dalam literatur lain disebutkan juga bahwa desain perpustakaan
dapat menentukan tujuan dari sebuah perpustakaan. That goal is most
easily realized in a library which is designed for maximum user
convenience. One reason why library design is so important is that a large
portion of the instruction takes place in the library. And a second reason
for effective library interior design is student motivarion.26
Alasan
mengapa desain perpustakaan sangat penting adalah terdapat porsi yang
besar yang harus diperhatikan dalam perpustakaan yakni dalam masalah
tempat dan alasan kedua adalah untuk memotivasi pemustaka agar lebih
sering datang atau berkunjung ke perpustakaan. Adanya alasan-alasan
diatas memperkuat pandangan peneliti untuk meneliti tentang tata ruang
perpustakaan khususnya di perpustakaan sekolah.
Untuk kenyamanan pengguna, pihak perpustakaan perlu
memperhatikan penataan ruang koleksinya. Ada tiga sistem tata ruang
perpustakaan yaitu:
a. Tata sekat
Yakni suatu cara penempatan koleksi yang terpisah dengan
meja baca pengunjung. Hanya petugas yang boleh masuk keruang
itu jadi antara koleksi dan pembaca terdapat sekat/batas. Sistem ini
cocok untuk perpustakaan yang menganut sistem pinjam tertutup/
closed acces.
26 Rice, James. Teaching Library Use: A Guide for Library Instruction. (London: Greenword
press, 1981).
28
b. Tata parak
Sistem ini hampir sama dengan sistem tata sekat antara
koleksi dan meja baca tidak dicampur. Dalam sistem ini pembaca
dimungkinkan mengambil sendiri koleksi yang terletak di ruangan
lain kemudian dibon pinjam untuk dibaca di ruangan yang
disediakan.
c. Tata baur
Cara penempatan koleksi yang ditata baur yakni antara
ruangan / meja baca dan koleksi di campur, dengan demikian
pembaca lebih mudah mengambil koleksi sendiri. Cara ini lebih
cocok untuk perpustakaan yang menganut sistem terbuka/ open
access.27
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penataan
ruangan perpustakaan tergantung pada sistem pelayanan yang digunakan.
Dengan pelayanan yang digunakan oleh perpustakaan, maka akan dapat
ditentukan jenis penataan ruang yang dapat dilakukan pustakawan demi
kenyamanan pemustaka di perpustakaan.
Dalam buku Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen
dan Tata Kerja karya Darmono, perbandingan kebutuhan ruang perpustakaan
sekolah dengan perpustakaan umum dapat digambarkan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:28
Ruang yang diperlukan untuk Jenis Perpustakaan
27
Lasa, HS. Mengatur Perpustakaan Sekolah. (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006). h. 27.
28 Darmono. Op. Cit. h. 240
29
kegiatan perpustakaan Perpustakaan sekolah Perpustakkaan
Umum SD SMP/SMU/SMK
1. Kepala Perpustakaan Tidak ada Tidak ada Ada**
2. Guru Pustakawan Ada Ada** Tidak ada
3. R. Kerja teknisi perpustakaan Ada** Ada** Ada**
4. Ruang Sirkulasi Ada* Ada* Ada*
5. Ruang baca Ada* Ada* Ada*
6. Ruang reference Ada* Ada* Ada***
7. Stack untuk nonfiksi Ada* Ada* Ada*
8. Stack untuk bacaan
ringan/fiksi Ada* Ada* Ada*
9. Study carrels/study units Tidak ada Ada* Tidak ada
10. Majalah / koran Ada*** Ada* Ada***
11. Diskusi Tidak ada Ada* Tidak ada
12. Story Hours / ruang
bercerita Ada* Tidak ada Ada*
13. Alat-alat peraga pengajaran Ada** Ada*** Tidak ada
14. Ruang Audiovisual Tidak ada Ada*** Ada***
Tabel 2.1 Perbandingan kebutuhan ruang perpustakaan sekolah dengan perpustakaan umum
Keterangan: 1. Catatan “ada” menyatakan ruang atau tempat yang selayaknya disediakan di
setiap jenis perpustakaan tersebut.
2. Ruang tidak harus diartikan suatu ruangan yang dibatasi dengan sekat tembok
atau partisi, tetapi mencakup pengertian tempat atau area dalam suatu ruangan
besar yang dipergunakan untuk berbagai kegiatan dari aktivitas perpustakaan.
3. Tanda *, **, ***, menyatakan bahwa ruang atau tempat untuk itu lazimnya
digabung menjadi satu dengan kelompok yang sama dengan mempergunakan
susunan tertentu untuk mempermudah aktivitas pengguna dan aktivitas
pegawai perpustakaan.
Teori ini digunakan peneliti untuk memahami ruang apa saja yang
dibutuhkan bagi sebuah perpustakaan sekolah, sehingga akan memudahkan
dalam membuat lembar observasi dalam penelitian ini. Jadi, teori ini dapat
30
mendukung pedoman yang terdapat pada Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Tahun
2006 yang akan digunakan untuk membuat lembar observasi.
F. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah sebagai
Standar Penilaian Perpustakaan SMA Plus Tingkat Provinsi di
Kotamadya Jakarta Barat
Perpustakaan Nasional RI menerbitkan sebuah buku yang berjudul
Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang dapat
digunakan sebagai pedoman bagi perpustakaan sekolah di Indonesia. Adapun
cakupan yang terkait dengan tata ruang perpustakaan yang dimuat pada
pedoman tersebut adalah sebagai berikut: 29
a. Lokasi
Lokasi gedung perpustakaan mempunyai persyaratan sebagai berikut:
1) Berada di pusat gedung sekolah sehingga mudah dicapai oleh
siswa dan guru.
2) Berada di tempat yang tenang sehingga para pengunjung tidak
terganggu
3) Jika kedua tempat tersebut tidak mungkin diperoleh secara
bersamaan, maka tempat yang mudah dicapai lebih penting dari
pada tempat yang tenang.
29
Perpustakaan Nasional RI. Op. Cit. h. 30
31
b. Luas gedung / ruang perpustakaan
No Institusi Ukuran (m) Luas ruang
(m2)
1 Taman kanak-kanak
8 x 7 56
2 Sekolah Dasar (SD)
8 x 7 56
3 Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SMP)
15 x 8 120
4 Sekolah Menengah Umum
(SMA)
15 x 8 120
5 Sekolah Menengah Kejuruan
SMK
15 x 8 120
Tabel 2.2 Luas gedung perpustakaan
c. Jenis Ruang
Jenis ruang yang minimal harus ada:
1) Ruang koleksi buku dan ruang baca
Ruangan ini dipergunakan oleh para pengguna perpustakaan untuk
membaca dan belajar yang dilengkapi dengan meja belajar (study
carrel). Ruangan ini juga dipergunakan untuk memajang bahan
perpustakaan yang baru dan menyimpan yang lama.
2) Ruang layanan
Ruangan ini dipergunakan untuk melayani peminjaman dan
pengembalian buku, untuk menyimpan bahan rujukan, kartu
catalog dan tempat bekerja petugas serta untuk memajang buku-
buku baru.
3) Ruang multimedia
4) Ruang pengolahan
Ruangan ini dipergunakan untuk aktivitas pengadaan dan
pengolahan bahan perpustakaan, yaitu:
32
a) Sebagai tempat bekerja petugas untuk mengolah bahan-bahan
perpustakaan.
b) Untuk menyimpan bahan perpustakaan baru yang akan diolah.
c) Peralatan pengolahan, rak kartu katalog, sarana bibliografis,
dan sebagainya.
d) Untuk memperbaiki bahan perpustakaan yang rusak.
d. Fungsi gedung / ruang perpustakaan
1) Tempat penyimpanan bahan perpustakaan
2) Tempat aktifitas layanan perpustakaan
3) Tempat bekerja tenaga perpustakaan
e. Penerangan
1) Jika mungkin menggunakan cahaya alami (matahari) sebagai
penerangan ruang dengan catatan jangan sampai langsung kena
buku, panntulan sinar benda bergerak diluar jangan mengganggu.
2) Jika menggunakan sinar lampu listrik, pergunakan jenis lampu
yang tidak menghasilkan sinar yang menyilaukan.
f. Suhu udara dan kelembaban
1) Suhu dalam ruangan perpustakaan diusahakan agar sejuk sehingga
para pengunjung nyaman berada di ruang perpustakaan.
2) Suhu udara yang baik adalah 22 derajat celcius dengan kelembaban
cukup (40%-60%).
3) Jika tidak mempergunakan AC maka perlu dilengkapi dengan
ventilasi, kipas angin. Di sekitar gedung atau ruang perpustakaan
sebaiknya ditanami dengan pepohonan, bunga-bunga dan rumput.
33
g. Tata ruang perpustakaan harus diatur sebagai:
1) Aktifitas layanan perpustakaan agar dapat berlangsung dengan
lancar.
2) Para pengunjung tidak saling mengganggu waktu bergerak dan
belajar.
3) Memungkinkan pertukaran udara dan masuknya sinar matahari
dalam ruangan.
4) Pengawasan dan pengamanan bahan perpustakaan dapat
dilaksanakan dengan baik
h. Dekorasi
1) Cat ruangan tidak menyilaukan dan tidak burem.
2) Dekorasi ruangan sederhana, tidak berlebihan dan menarik
pengunjung untuk masuk dalam ruangan.
Tidak hanya hal-hal di atas yang berhubungan dengan ruang yang akan
diteliti, namun peneliti juga akan meneliti tentang perabot perpustakaan. Hal
ini dikarenakan dalam sebuah ruang perpustakaan juga terdapat perabot
perpustakaan. Oleh karena itu, perabot perpustakaan ini juga akan diteliti dan
dinilai apakah sudah memenuhi standar atau belum.
Perabot minimal yang perlu dimiliki di perpustakaan antara lain
adalah:
a. Rak buku
Disarankan untuk menggunakan rak buku yang standar dan terbuat
dari kayu ataupun baja. Dalam pengadaannya perlu dipertimbangkan agar
rak-rak tersebut mempunyai ukuran tinggi dan lebar yang proporsional
34
demi memudahkan pengaturan penataan rak-rak tersebut. Ukuran rak buku
yang cocok untuk perpustakaan sekolah adalah tinggi 180 cm untuk enam
ambal atau tingkat, lebar 120 cm, dan kedalaman 30-40 cm.
Untuk rak berukuran sedang, ketinggian rak adalah 120 cm. Rak
berukuran sedang dapat digunakan untuk menyimpan bahan perpustakaan
yang berukuran sama atau majalah terjilid serta dapat digunakan sebagai
pembatas antara petugas yang satu dengan petugas lainnya.
Untuk rak-rak yang akan ditempatkan disepanjang dinding supaya
menggunakan rak satu sisi (single face), sedangkan untuk rak-rak yang
akan ditempatkan di tengah ruangan supaya menggunakan rak dua sisi
(double face).
Di dalam merancang rak buku supaya diusahakan agar ketinggian
ambal atau tingkat dapat diatur sesuai dengan ukuran bahan perpustakaan
yang akan disimpan atau ditempatkan di rak.
b. Meja dan kursi pembaca
Meja dan kursi pembaca yang disediakan di perpustakaan dapat
dibuat dari bahan kayu atau logam. Pemakaian bahan kayu memiliki
kelebihan daya tarik dalam memberikan perasaan hangat dan nyaman.
Permukaan meja jangan dibuat terlalu mengkilap, karena muudah tergores
dan menyebabkan pemantulan sinar yang mengganggu mata atau
penglihatan pembaca.
Ukuran meja baca: Panjang : 140 cm
Lebar : 70 cm
Tinggi : untuk SD 64 cm, SMP 67 cm, SMA 73 cm
35
Kursi supaya dibuat sedemikian rupa agar memberikan rasa
nyaman bagi pembaca pada saat membaca dan menulis. Pembuatan kursi
supaya kuat tapi ringan. Ukuran kursi baca:
SD : tinggi 76 cm, lebar 36 cm, panjang 38 cm
SMP : tinggi 82 cm, lebar 38 cm, panjang 38 cm
SMA : tinggi 89 cm, lebar 40 cm, panjang 40 cm
c. Study carrel
Study carrel adalah perabot berupa meja dan kursi baca bagi
pemakai perpustakaan yang ingin melakukan kegiatan membaca ataupun
belajar secara perorangan. Ukuran disesuaikan dengan pengguna
(SD/SMP/SMA).
d. Meja tenaga perpustakaan
Setiap tenaga perpustakaan seyogyanya mempunyai meja dan kursi
sendiri. Meja dibuat dengan ukuran standar yang sekaligus dapat
digunakan untuk keperluan mengetik. Meja kerja biasanya diletakkan di
ruang kerja atau tempat-tempat strategis dalam rangka melayani
pengunjung.
e. Lemari kartu katalog
Banyak laci dalam katalog tergantung dari banyak judul-judul
bahan perpustakaan yang menjadi koleksi perpustakaan. Setiap judul buku
biasanya memerlukan 5 s.d. 6 kartu katalog berukuran standar. Setiap laci
katalog dapat menyimpan kartu katalog sekitar 1.000 lembar.
36
f. Meja sirkulasi atau peminjaman
Meja sirkulasi biasanya diatur / dirancang secara khusus dan
berbeda dengan meja kerja. Perusahaan mebel pada umumnya dapat
membuat meja sirkulasi atau meja peminjaman yang berukuran standar.
Pustakawan dalam hal ini diminta memberi masukan / membuat desain
supaya memeriksa contoh-contoh pada terbitan katalog perabotan dan
perkakas perpustakaan.
g. Perabot dan peralatan lainnya.
1) Perabot ruang layanan yang meliputi:
a) Rak Katalog
b) Rak atlas, rak kamus, dan rak koran
c) Laci untuk menyimpan peta ukuran kecil dan tabung untuk
menyimpan peta ukuran besar
d) Rak Penitipan / loker
e) Papan pengumuman untuk menempelkan informasi yang harus
diketahui para pengunjung perpustakaan, baik berisi ketentuan
umum atau berita
f) Kotak saran
2) Perabot di ruang koleksi dan ruang baca meliputi:
a) Rak buku
b) Rak majalah
c) Rak pameran
d) Rak surat kabar
37
e) Lemari jajaran atau filing cabinet yang dapat dikunci untuk
menyimpan pamflet dan dokumen lain
f) Standar buku
g) Tanda-tanda petunjuk pada rak
3) Perabot dan perlengkapan untuk ruang pengolahan meliputi:
a) Rak untuk buku-buku yang sedang diproses
b) Meja kerja pustakawan
c) Lemari
d) Mesin Tik / Komputer
e) Intercom
f) Tempat cuci tangan, dan infrastruktur ruangan
g) Kotak-kotak karton untuk untuk penyimpanan
h) Rak-rak berukuran tinggi sedang (ketinggian 1 meter) untuk
menyimpan bahan kayu dan sebagai pembatas
i) Jajaran kartu berputar (Rotary Card Files) atau lemari kardex
untuk mencatat nomor-nomor majalah yang diterima
perpustakaan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedoman yang diambil
pada buku yang berjudul Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI Tahun 2006.30
Dengan pedoman ini peneliti akan menilai perpustakaan SMA Negeri Plus
Tingkat Provinsi di Kotamadya Jakarta Barat, sudah sesuai dengan
30
Ibid h. 30
38
pedoman atau belum. Aspek-aspek yang terdapat pada pedoman ini
digunakan peneliti untuk membuat lembar observasi penelitian.
39
BAB III
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SMA NEGERI PLUS
TINGKAT PROVINSI DI KOTAMADYA JAKARTA BARAT
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang profil masing-masing perpustakaan
yang diteliti. Perpustakaan-perpustakaan yang diteliti merupakan Perpustakaan Sekolah
Menengah Atas Negeri Plus Tingkat Provinsi di Jakarta Barat, yaitu :
1. Perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta
2. Perpustakaan SMA Negeri 65 Jakarta
3. Perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta.
Dalam menguraikan profil perpustakaan ini, peneliti akan menjelaskan beberapa
aspek. Aspek tersebut adalah sejarah perpustakaan, visi misi perpustakaan, gambaran
umum perpustakaan dan struktur organisasi perpustakaan. Aspek-aspek ini diharapkan
dapat membantu peneliti untuk mengetahui gambaran tempat penelitian yang akan diteliti
oleh peneliti.
G. Profil Perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta Barat
1. Sejarah Singkat Perpustakaan
Perpustakaaan SMA Negeri 112 Jakarta sudah berdiri seiring
dengan dibangunnya gedung sekolah SMA Negeri 112 Jakarta.
Pengelolaan perpustakaan pada saat itu masih sangat kurang, sampai
pada sekitar tahun 1998 terdapat petugas Tata Usaha yang ditugaskan
untuk mengelola perpustakaan sepenuhnya yakni Bapak Saleh. Beliau
banyak mengikuti seminar ataupun pelatihan-pelatihan yang diadakan
40
dinas tentang pengelolaan perpustakaan. Sehingga perpustakaan sudah
dikelola cukup baik sampai saat ini.
Lokasi perpustakaan di sekolah ini cukup strategis, setelah
sebelumnya perpustakaan ini bertempat di lokasi yang cukup sempit
seukuran dengan ruang kelas dan berada di pojok sekolah. Namun sejak
tahun 2012 ini perpustakaan dipindahkan ke tempat yang cukup strategis
dan berukuran cukup besar yakni panjang 12 M dan lebar 8 M sehingga
luasnya 96 M2.
Saat ini perpustakaan dikelola oleh tiga petugas perpustakaan dan
kepala perpustakaan yakni Dra. Djuniati Sibarani. Petugas perpustakaan
terdiri dari petugas pengembangan (Dra. Sumaryani), Petugas layanan
teknis (M. Saleh, M.Pd), Petugas layanan pembaca (P. rahmawati).
2. Visi dan Misi Perpustakaan
Sampai sekarang perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta belum
mempunyai visi dan misi khusus perpustakaan. Jadi, visi dan misi
perpustakaan mengikuti visi dan misi sekolah, yakni:
Visi SMA Negeri 112 Jakarta adalah:
Menjadi lembaga pendidikan yang warganya berakhlak mulia,
sehat, cerdas, mandiri, inovatif dan visioner.
Misi SMA Negeri 112 Jakarta adalah:
a. Menerapkan system manajemen sekolah yang bersih,
transparan, akuntabel, dan professional (akhlak mulia).
b. Menerapkan sistem layanan pendidikan yang bermutu
berpedoman pada 8 standar pendidikan (cerdas).
41
c. Menciptakan budaya sekolah yang sportif, kreatif,
menyenangkan, dan penuh rasa kekeluargaan (sehat).
d. Menciptakan kegiatan pembelajaran yang mandiri dan inovatif
(mandiri dan inovatif).
e. Membangun kerjasama dengan dunia luar sesuai dengan
tuntutan globalisasi (visioner)
3. Gambaran Umum Perpustakaan
Perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta memiliki luas 96 M2
dengan hanya satu lantai yang bertempat cukup strategis dekat dengan
pintu masuk dan lapangan. Alas perpustakaan menggunakan karpet
namun tetap menggunakan meja baca dan kursi baca. Jumlah kursi dan
meja baca adalah 60 buah, sejumlah dengan adanya komputer untuk
siswa yang ada di perpustakaan.
Ruangan perpustakaan ini memiliki pendingin ruang atau AC
sebanyak 5 buah. Pencahayaan di perpustakaan ini bersumber dari lampu
bukan dari cahaya matahari langsung, namun pencahayaannya masih
kurang.
Perpustakaan ini menerapkan sistem layanan terbuka dengan
waktu layanan senin sampai dengan jumat pukul 07.00 – 14.00. Layanan
yang terdapat di perpustakaan ini adalah layanan baca, layanan
peminjam, dan layanan referensi.
Jumlah koleksi di perpustakaan ini berjumlah 1980 Judul, 11256
eksemplar, yang terdiri dari buku umum 1888 judul, 2233 eksemplar, dan
buku paket 92 judul, 9023 eksemplar. Selain koleksi tecetak, terdapat
42
juga koleksi digital seperti CD atau kaset pembelajaran serta e-book yang
tersedia di masing-masing komputer yang ada di perpustakaan.
Sistem pengelolaan dan peminjaman buku masih dilakukan secara
manual, yakni dengan dicatat pada buku besar. Sebenarnya petugas
perpustakaan memiliki software perpustakaan untuk mengelola koleksi,
pengunjung, dan peminjaman buku, namun software ini masih belum
dipergunakan sepenuhnya karena masih kurang pahamnya petugas
perpustakaan akan software perpustakaan. Software yang digunakan di
perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta bernama APS (Aplikasi
Perpustakaan Sekolah).
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta
dapat dilihat sebagai berikut:
Struktur Organisasi Perpustakaan
SMA Negeri 112 Jakarta
Gambar 3.1 Struktur organisasi Perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta
KEPALA SEKOLAH
DRS. TRI SUGIARENO
KEPALA PERPUSTAKAAN
DRA. DJUNIATI SIBARANI
PEMBINA
MARJIYO, S.PD.
PENGEMBANGAN
DRA. SUMARYANI
LAYANAN TEKNIS
M. SALEH, S.PD.
LAYANAN PEMBACA
P. RAHMAWATI
43
Keterangan:
- Garis tebal ke samping adalah garis koordinasi
- Garis tebal ke atas dan ke bawah adalah garis instruksi
- Garis putus-putus adalah garis koordinasi tidak langsung
H. Profil Perpustakaan SMA Negeri 65 Jakarta Barat
1. Sejarah Singkat Perpustakaan
Perpustakaan SMA Negeri 65 berdiri beberapa tahun sejak SMA
Negeri 65 berdiri. Awalnya perpustakaan SMA Negeri 65 hanya sebuah
ruang kecil lebih kecil dari ruang kelas, namun saat ini perpustakaan
SMA Negeri 65 memiliki luas sebesar 15 X 8 Meter atau 120 m2.
Saat ini perpustakaan SMA Negeri 65 masih jauh dari sempurna
karena perpustakaan yang cukup luas ini belum dikelola dengan baik.
Alasan pertama adalah karena perpustakaan ini merupakan ruangan yang
termasuk dalam gedung baru SMA Negeri 65, dan alasan kedua adalah
karena satu tahun lalu petugas perpustakaan yang sudah lama mengelola
perpustakaan atau biasa disebut pustakawan terampil ini meninggal
dunia. Sehingga perpustakaan ini masih sangat sederhana untuk
dikatakan sebagai sebuah perpustakaan.
Walaupun perpustakaan SMA Negeri 65 masih kurang dikelola
dengan baik, namun petugas yang baru dan kepala perpustakaan SMA
Negeri 65 saat ini sangat giat untuk belajar mengelola perpustakaan
dengan mengikuti seminar atau pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh
dinas pendidikan ataupun dari perpustakaan nasional.
44
2. Visi dan Misi Perpustakaan
Sampai sekarang perpustakaan SMA Negeri 65 Jakarta belum
mempunyai visi dan misi khusus perpustakaan. Jadi, visi dan misi
perpustakaan mengikuti visi dan misi sekolah, yakni:
Visi SMA Negeri 65 Jakarta adalah:
”Unggul dalam akademis, religius, demokratis dan memiliki kecakapan
hidup.”
Sedangkan misi SMA Negeri 65 adalah:
a. Menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif dan inovatif serta mampu
mandiri untuk meningkatkan martabat dirinya
b. Menghasilkan lulusan yang memiliki keimanan dan ketaqwaan yang
mantap terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
c. Menghasilkan lulusan yang memiliki sikap demokratis yang dapat
melakukan dan menerima perubahan yang bersifat inovatif serta
menghargai hasil karya orang lain.
d. Menghasilkan lulusan yang memiliki kecakapan hidup (life skill)
Mengembangkan sarana dan prasarana yang memenuhi standar
akreditasi sekolah negeri, bertaraf “nasional” dalam menyongsong
era globalisasi 2011.
3. Gambaran Umum Perpustakaan
Perpustakaan SMA Negeri 65 memiliki luas perpustakaan
sebesar 120 m2 yang terdiri dari beberapa ruangan. Beberapa ruangan
tersebut meliputi ruang baca, ruang koleksi, ruang sirkulasi, ruang
pengolahan dan gudang.
45
Untuk ruang koleksi masih sangat minim jumlah koleksi dan
lemari koleksinya, hanya terdapat 8 lemari koleksi yang diklasifikasikan
berdasarkan subjek mata pelajaran dan banyak yang tercampur. Untuk
ruang baca terdapat 60 kursi dan meja baca yang disertai komputer di
tiap mejanya. Dan untuk ruang sirkulasi dan pengolahan sekilas memang
terpisah, namun pada kenyataannya ruang sirkulasi dan pengolahan
menjadi satu.
Fasilitas yang terdapat di ruangan ini adalah komputer, AC, dan
sehari hari perpustakaan ini juga menjadi fasilitas ruangan untuk
kegiatan beribadah bagi yang non muslim dan juga tempat untuk latihan
vokal grup SMA Negeri 65.
Perpustakaan ini belum mempunyai sistem pengelolaan koleksi
dan pencarian yang baik karena tidak menggunakan alat temu kembali
koleksi seperti lemari katalog ataupun komputer yang digunakan sebagai
katalog. Sehingga selama ini semua kegiatan berjalan secara manual,
yakni jika ingin mencari langsung ke lemari koleksi dan peminjaman
koleksipun manual dengan mencatat pada buku peminjaman koleksi.
Peminjaman maksimal 1 minggu, dan minimal 1 hari untuk koleksi yang
sedikit seperti kamus, karena biasanya digunakan kembali untuk siswa
lain yang membutuhkan koleksi tersebut.
Waktu pelayanan perpustakaan adalah mulai pukul 07.00 sampai
dengan 15.00. Namun waktu pelayanan ini juga masih kurang maksimal,
ini dikarenakan petugas perpustakaan kadang-kadang tidak selalu
standby atau ada di perpustakaan.
46
4. Struktur Organisasi Perpustakaan SMANegeri 65 Jakarta
Adapun struktur Perpustakaan SMA Negeri 65 dapat dilihat
sebagai berikut:
Struktur Organisasi Perpustakaan
SMA Negeri 65 Jakarta
Gambar 3.2 Struktur organisasi Perpustakaan SMA Negeri 65 Jakarta
Keterangan:
- Garis tebal ke samping adalah garis koordinasi
- Garis tebal ke atas dan ke bawah adalah garis instruksi
I. Profil Perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta Barat
1. Sejarah Singkat Perpustakaan
Perpustakaan SMA Negeri 2 berdiri cukup lama seiring dengan
berdirinya bangunan sekolah sekitar tahun 90-an. Perpustakaan ini
KEPALA SEKOLAH
DRS. SONY JUHERSONI, M.PD.
KEPALA PERPUSTAKAAN
DRA. DASMARAL PUTI
LAYANAN TEKNIS
SUJIAH
LAYANAN PEMBACA
SUJIONO
47
dikelola dengan cukup baik oleh pustakawan yang tidak memiliki dasar
atau basic perpustakaan. Sejak dulu perpustakaan sudah dianggap cukup
penting bagi sekolah sehingga perpustakaan cukup diperhatikan oleh
pihak sekolah. Walaupun saat ini kondisi perpustakaan masih cukup
sederhana.
Perkembangan perpustakaan sampai saat ini tidak jauh berbeda.
Untuk luas perpustakaan, perpustakaan SMA Negeri 2 tidak terlalu
banyak berubah yakni seukuran ruang kelas atau saat ini sudah lebih luas
dari ruang kelas. Sedangkan untuk fasilitas, dahulu tidak terdapat AC
dan komputer, namun saat ini sudah menggunakan AC dan terdapat
komputer di perpustakaan sejumlah 60 buah komputer yang
dimaksudkan sebagai perpustakaan digital yang didalamnya terdapat e-
book atau bahan ajar digital bagi siswa.
Perpustakaan saat ini dikepalai oleh seorang guru yang bernama
Entcjum Sumiati, S. Pd, M.M. sejak 2 tahun yang lalu. Kepala
perpustakaan ini dibantu oleh 2 petugas perpustakaan, namun beberapa
bulan yang lalu salah satu petugas perpustakaan dipindah tugaskan oleh
kepala sekolah, sehingga saat ini petugas perpustakaan yang masih
bertugas hanya satu orang, yakni Ibu Widyanigsih.
2. Visi dan Misi Perpustakaan
Sampai sekarang perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta belum
mempunyai visi dan misi khusus perpustakaan. Jadi, visi dan misi
perpustakaan mengikuti visi dan misi sekolah, yakni:
48
Visi SMA Negeri 2 Jakarta adalah:
”Menjadikan institusi yang prima dan inovatif dalam layanan
pendidikan dan pembelajaran berbasis Religius, ICT, dan Riset”
Misi SMA Negeri 2 Jakarta adalah:
a. Menerapkan pendidikan dan pembelajaran yang terintegrasi dengan nilai-
nilai religius, karakter dan budi pekerti.
b. Meningkatkan komitmen organisasi melalui penerapan peraturan dan
kode etik yang disepakati bersama.
c. Menerapkan managemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah.
d. Menerapkan secara bertahap kurikulum nasional yang setara kurikulum
internasional.
e. Meningkatkan kompetensi dan sikap profesional bagi peserta didik,
tenaga pendidik dan tenaga kepedidikan.
f. Menerapkan pendidikan dan pembelajaran berbasis ICT
g. Meningkatkan kompetensi bahasa melalui pembinaan dan pemberdayaan
program intra dan ekstrakurikuler.
h. Menerapkan pendidikan dan pembelajaran berbasis riset
3. Gambaran Umum Perpustakaan
Perpustakaan SMA Negeri 2 terletak di lantai 2 dekat dengan
anak tangga, sebuah lokasi yang cukup terjangkau dan strategis bagi
pemustaka di lingkungan SMA Negeri 2 Jakarta. Perpustakaan ini
berbentuk Persegi empat dengan luas 59,4 m2. Meskipun perpustakaan
ini cukup kecil namun sudah cukup tertata rapi kondisi tiap ruangnya.
Di perpustakaan ini terdapat ruang baca, ruang koleksi, ruang sirkulasi
49
dan ruang pengolahan. Ruang baca dan koleksi sudah cukup standar,
namun untuk ruang sirkulasi dan pengolahan masih kurang dari standar
karena masih terlihat menjadi satu antara ruang sirkulasi dan
pengolahan.
Berbeda dengan dua perpustakaan sebelumnya, perpustakaan
SMA Negeri 2 ini dipisahkan antara perpustakaan kontemporer dengan
perpustakaan digital yang didalamnya hanya terdapat komputer khusus
perpustakaan sebagai alat untuk pengganti koleksi fisik. Sedangkan
pada dua sekolah sebelumnya, mereka memaksakan komputer yang
diberikan dari dinas pendidikan ini diletakkan di ruang perpustakaan.
Namun untuk perpustakaan digital di SMA Negeri 2 ini masih belum
digunakan sebagaimana mestinya.
Sistem yang digunakan pada perpustakaan ini masih manual,
baik tata cara peminjaman maupun temu kembali bahan pustaka.
Peminjaman masih dilakukan secara manual dengan menulis di sebuah
buku peminjaman, dan temu kembali sebenarnya sudah terdapat lemari
katalog, namun belum digunanakan sesuai dengan fungsinya.
4. Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta
Adapun Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri 2 dapat dilihat
sebagai berikut:
50
Struktur Organisasi Perpustakaan
SMA Negeri 2 Jakarta
Gambar 3.3 Struktur organisasi Perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta
Keterangan:
- Garis tebal ke samping adalah garis koordinasi
- Garis tebal ke atas dan ke bawah adalah garis instruksi
KEPALA SEKOLAH
DRS. H. SUHARTO, M.SI, M.PD.
KEPALA PERPUSTAKAAN
ENTJUM SUMIYATI, S.PD, M.M.
WAKASEK BID. SARPRAS &HUMAS
DRS. TARSISIUS WARTONO, M.M.
PETUGAS PERPUSTAKAAN
WIDYANINGSIH
PETUGAS PERPUSTAKAAN
SUTIRANI
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Dalam bab ini peneliti akan menjawab rumusan masalah dari penelitian
yang dilakukan. Adapun hasil penelitian ini didapatkan dengan metode observasi
yang dilakukan peneliti. Peneliti meninjau langsung ke lapangan dan menilai
perpustakaan sekolah dengan menggunakan lembar observasi yang sudah
disesuaikan dengan Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah
yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI Tahun 2006.
Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu dua bulan. Dalam dua bulan
tersebut, peneliti melakukan observasi sebanyak tiga kali pada masing-masing
perpustakaan. Setiap kali peneliti observasi, peneliti selalu mencatat hasil
observasi sesuai dengan lembar observasi yang sudah dibuat.
Hasil yang didapat ini dikumpulkan oleh peneliti, dianalisa dan disajikan
dalam bentuk persentase. Pengolahan data ini dilakukan dengan menganalisa
apakah perpustakaan yang diteliti sudah sesuai dengan Pedoman Umum
Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan Perpustakaan Nasional
RI Tahun 2006.
A. Tata Ruang Perpustakaan SMA Plus Tingkat Provinsi
1. Perpustakaan SMA Negeri 112
a. Lokasi
Lokasi Perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta termasuk lokasi
yang mudah dicapai oleh pemustaka karena berada di lantai satu dan
52
dekat dengan lapangan. Lokasi perpustakaan juga berada pada tempat
yang cukup tenang dan tidak terdapat kebisingan di ruangan. Hal ini
menujukkan bahwa Perpustakaan SMA Negeri 112 sudah sesuai
dengan Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang
diterbitkan Perpustakaan Nasional Tahun 2006.
b. Luas gedung
Untuk luas gedung perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta
adalah Panjang 12 meter, dan lebar 8 meter, sehingga luasnya adalah
96 meter persegi. Luas perpustakaan ini masih belum sesuai dengan
pedoman, karena luas standar perpustakaan adalah 120 m2 yang terdiri
dari panjang 15 meter dan lebar 8 meter.
c. Jenis ruang
Berdasarkan pedoman, jenis ruang di perpustakaan sekolah
minimal terdapat ruang koleksi, ruang baca, ruang layanan, ruang
multimedia, dan ruang pengolahan. Jenis ruang yang ada di
Perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta terdiri dari ruang koleksi, ruang
baca, ruang layanan, ruang multimedia, ruang pengolahan, toilet dan
gudang. Dengan demikian, pada kategori jenis ruang, Perpustakaan
SMA Negeri 112 Jakarta sudah sesuai dengan pedoman.
d. Fungsi gedung / ruang
Perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta sudah cukup
memfungsikan ruang pepustakaan sesuai dengan pedoman. Adapun
fungsi ruang yang terdapat pada Pedoman Umum Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI
53
Tahun 2006 yang meliputi tempat penyimpanan bahan perpustakaan,
tempat aktivitas layanan perpustakaan, dan tempat bekerja tenaga
perpustakaan
e. Penerangan
Dalam hal pencahayaan, Perpustakaan SMA Negeri 112
Jakarta tidak menggunakan cahaya alami dari matahari, namun
menggunakan penerangan dari lampu listrik. Jenis lampu yang
digunakan adalah lampu neon yang berjumlah 8 buah yang berukuran
40 watt. Penerangan dari lampu listrik ini juga tidak terlalu
menyilaukan. Berdasarkan pedoman, pencahayaan dapat menggunakan
cahaya matahari ataupun dari lampu listrik yang cahayanya tidak
menyilaukan pemustaka. Dengan demikian dalam aspek penerangan
sudah sesuai dengan pedoman.
f. Suhu udara dan Kelembaban
Untuk suhu dan kelembaban ruangan perpustakaan, peneliti
menggunakan alat pengukur suhu dan kelembaban yang disebut
hygrometer. Dengan alat ini peneliti dapat mengukur suhu dan
kelembaban yang ada di ruang perpustakaan. Suhu di Perpustakaan
SMA Negeri 112 adalah 29,9oC dengan kelembaban 68%. Sedangkan
suhu dan kelembaban yang sesuai standar adalah 22o C dan 40% -
60%. Dengan demikian, pada kategori suhu dan kelembaban,
Perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta belum sesuai dengan pedoman.
54
g. Tata ruang
Kondisi tata ruang perpustakaan di Perpustakaan SMA Negeri
112 sudah sesuai dengan pedoman. Adapun pedoman untuk tata ruang
adalah sesuai untuk aktivitas layanan perpustakaan, sudah sesuai untuk
masalah pertukaran udara dalam ruangan, pengawasan dan keamanan
yang cukup aman. Terdapat sedikit kekurangan pada perpustakaan
SMA Negeri 112 yakni untuk pergerakan pemustaka sedikit sulit untuk
bergerak karena disebabkan terlalu banyak dan luasnya meja dan kursi
baca yang ada di perpustakaan.
h. Dekorasi
Dekorasi perpustakaan berhubungan dengan warna cat ruangan
dan kesederhanaan dekorasi ruangan yang menimbulkan ketertarikan
pemustaka terhadap perpustakaan itu sendiri. Perpustakaan SMA
Negeri 112 memiliki warna cat ruangan berwarna hijau muda yang
cukup terang dan tidak menyilaukan. Berdasarkan observasi yang
dilakukan peneliti, banyak siswa yang sudah berkunjung dan cukup
tertarik dengan perpustakaan. Hal ini dapat dirasakan oleh peneliti
yang merasa nyaman dengan kesederhanaan dekorasi pada
perpustakaan ini. Dengan demikian, pada kategori dekorasi,
Perpustakaan SMA Negeri 112 sudah sesuai dengan pedoman.
i. Perlengkapan dan perabot perpustakaan
Dalam hal perlengkapan dan perabot perpustakaan, perabot
minimal yang perlu dimiliki perpustakaan sekolah adalah antara lain:
rak buku yang berukuran tinggi 180 cm, lebar 120 cm, dan kedalaman
55
30-40 cm; meja dan kursi baca, meja yang berukuran panjang 140 cm,
lebar 70 cm, dan tinggi 73 cm dan kursi baca yang berukuran tinggi 89
cm, lebar 40 cm, dan panjang 40 cm; study carrel; meja tenaga
perpustakaan; lemari kartu katalog; meja sirkulasi atau meja
peminjaman; dan perabot lainnya seperti rak koran, loker tas, papan
pengumuman, filling cabinet, kotak saran dan lain-lain.
Untuk perlengkapan dan perabot yang ada di Perpustakaan
SMA Negeri 112 Jakarta antara lain:
1) Rak Koleksi
a) Rak Koleksi satu sisi yang berjumlah 6 buah dengan ukuran
panjang 1 meter dan lebar 0,5 meter.
b) Rak Koleksi dua sisi yang berjumlah 2 buah dengan ukuran
panjang 1,2 meter dan lebar 0,6 meter.
c) Rak untuk koran yang berjumlah 2 buah dengan ukuran
panjang 0,7 meter dan lebar 0,6 meter.
d) Rak koleksi referens yang berjumlah 2 buah dengan ukuran
panjang 2 meter dan lebar 0,5 meter.
Rak koleksi yang digunakan di Perpustakaan SMA Negeri
112 terbuat dari bahan Kayu.
2) Meja dan kursi baca
Meja dan kursi baca di perpustakaan ini berjumlah
masing-masing 60 buah. Meja dan kursi baca ini disertai
dengan komputer siswa. Ukuran meja dan kursi baca adalah
panjang 6 meter dan lebar 4 meter.
56
3) Meja dan kursi tenaga perpustakaan
Meja dan kursi tenaga perpustakaan berjumlah masing-
masing 3 buah. Meja dan kursi baca ini berukuran panjang 3
meter dan lebar 1,2 meter. Meja dan kursi tenaga perpustakaan
yang berjumlah tiga buah ini sudah termasuk untuk meja
sirkulasi perpustakaan.
4) Lemari katalog
Lemari katalog di perpustakaan ini berjumlah 1 buah
yang berukuran panjang 0,9 meter dan lebar 0,5 meter.
5) Loker untuk tenaga perpustakaan
6) Sound system dan amplifier yang digunakan sebagai alat
informasi bagi petugas piket di sekolah.
7) Komputer untuk pustakawan yang digunakan untuk sirkulasi,
pengolahan dan sebagai server bagi komputer-komputer
siswa yang digunakan sebagai alat pembelajaran. Komputer
ini berjumlah 3 buah untuk pustakawan.
Berdasarkan data di atas, perlengkapan dan perabot pada
Perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta masih belum sesuai dengan
pedoman yang terdapat pada Pedoman Umum Pennyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan PerpustakaanNasional Tahun
2006. Hal ini dikarenakan masih kurangnya satu aspek perabot minimal
yang harus ada di perpustakaan, yakni study carreel.
57
2. Perpustakaan SMA Negeri 65
a. Lokasi
Perpustakaan SMA Negeri 65 berada di lokasi yang kurang
strategis karena berada di lantai 3 sekolah sehingga cukup sulit untuk
dicapai oleh warga sekolah. Namun dengan lokasi ini, kondisi
perpustakaan menjadi sangat tenang dan jauh dari kebisingan.
Berdasarkan pedoman, lokasi perpustakaan harus mudah dicapai dan
lokasinya tenang serta tidak terdapat kebisingan. Dengan demikian,
Perpustakaan SMA Negeri 65 masih belum sesuai dengan pedoman.
b. Luas gedung
Luas gedung perpustakaan ini berukuran panjang 15 meter dan
lebar 8 meter, sehingga berjumlah 120 meter persegi. Luas
perpustakaan ini sudah sesuai dengan pedoman yang terdapat dalam
Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang
diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI Tahun 2006.
c. Jenis ruang
Pada perpustakaan ini terdapat beberapa ruang yang terdiri dari
ruang koleksi, ruang baca, ruang layanan, ruang multimedia, ruang
pengolahan, dan gudang. Ruang-ruang ini sudah sesuai dengan
pedoman, karena pada pedoman minimal ruang yang harus ada adalah
ruang koleksi, ruang baca, ruang layanan, ruang multimedia, dan
ruang pengolahan.
58
d. Fungsi gedung / ruang
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, perpustakaan ini
sudah difungsikan sebagaimana mestinya sesuai dengan pedoman.
Perpustakaan ini digunakan sebagai tempat menyimpan bahan pustaka,
difungsikan sebagai tempat aktivitas layanan perpustakaan dan
difungsikan sebagai tempat bekerja tenaga perpustakaan.
e. Penerangan
Dalam hal penerangan atau pencahayaan, Perpustakaan SMA
Negeri 65 Jakarta sudah sesuai dengan pedoman. Hal ini dapat dilihat
dari pencahayaan di Perpustakaan ini yang tidak menggunakan cahaya
alami dari matahari melainkan menggunakan cahaya dari lampu yang
tidak menyilaukan. Cahaya dari lampu neon yang berjumlah delapan
buah yang berukuran 40 watt. Berdasarkan pedoman, pencahayaan
dapat menggunakan cahaya matahari ataupun dari lampu listrik yang
cahayanya tidak menyilaukan pemustaka.
f. Suhu udara dan kelembaban
Berdasarkan observasi yang dilakukan dengan menggunakan
alat pengukur suhu dan kelembaban, suhu udara di perpustakaan ini
rata-rata adalah 30o C dan memiliki kelembaban 56 %. Di perpustakaan
ini juga terdapat pendingin ruangan atau AC dan juga terdapat pot
tanaman sehingga cukup terasa sejuk. Dengan demikian, dalam hal
kelembaban perpustakaan ini sudah sesuai dengan pedoman, karena
kelembaban standar adalah 40% – 60%. Namun dalam hal suhu, masih
kurang standar, karena suhu standar adalah 22o C.
59
g. Tata ruang
Tata ruang di perpustakaan ini masih sederhana, namun sudah
cukup untuk aktivitas layanan perpustakaan. Terlebih lagi dengan luas
perpustakaan yang sudah sesuai dengan pedoman, memudahkan
pergerakan pemustaka dan tidak mengganggu pemustaka lain di
perpustakaan. Namun dalam hal pengawasan dan keamanan,
perpustakaan ini masih sangat kurang. Berdasarkan pedoman yang
digunakan peneliti, sebuah tata ruang yang baik adalah sesuai untuk
aktivitas layanan perpustakaan, sudah sesuai untuk masalah pertukaran
udara dalam ruangan, pengawasan dan keamanan yang cukup aman.
Dengan demikian Perpustakaan SMA Negeri 65 masih belum sesuai
dengan pedoman.
h. Dekorasi
Berdasarkan pedoman, untuk aspek dekorasi yang baik adalah
menggunakan cat yang tidak menyilaukan, dekorasi ruangan yang
sederhana, tidak berlebihan dan mampu menarik pemustaka untuk
berkunjung ke perpustakaan.
Pada Perpustakaan SMA Negeri 65 Jakarta menggunakan cat
ruangan yang berwarna putih cream, cat ruangan ini termasuk dalam
kategori yang tidak menyilaukan. Berdasarkan observasi, dalam hal
kesederhanaan dekorasi yang mampu menarik pemustaka, peneliti
menilai perpustakaan ini masih belum menarik dilihat karena masih
terlalu sederhana dan masih terlalu sedikit perlengkapan dan perabot
perpustakaannya.
60
Dengan demikian, pada kategori dekorasi, Perpustakaan SMA
Negeri 65 Jakarta belum sesuai dengan pedoman.
i. Perlengkapan dan perabot perpustakaan
Dalam hal perlengkapan dan perabot perpustakaan, perabot
minimal yang perlu dimiliki di perpustakaan sekolah adalah antara lain
rak buku yang berukuran tinggi 180 cm, lebar 120 cm, dan kedalaman
30-40 cm; meja dan kursi baca, meja yang berukuran panjang 140 cm,
lebar 70 cm, dan tinggi 73 cm dan kursi baca yang berukuran tinggi 89
cm, lebar 40 cm, dan panjang 40 cm; study carrel; meja tenaga
perpustakaan; lemari kartu katalog; meja sirkulasi atau meja
peminjaman; dan perabot lainnya seperti rak koran, loker tas, papan
pengumuman, filling cabinet, kotak saran dan lain-lain.
Perlengkapan dan perabot yang ada di perpustakaan SMA
Negeri 65 Jakarta antara lain:
1) Rak koleksi dua sisi yang berjumlah 8 buah yang masing-masing
berukuran panjang 1 meter dan lebar 0,5 meter.
Pada perpustakaan ini masih sedikit jumlah koleksinya
sehingga hanya terdapat 8 rak koleksi dua sisi. Bahan yang
digunakan untuk rak koleksi ini adalah terbuat dari besi.
2) Meja dan kursi baca yang berjumlah 60 buah yang disertai dengan
komputer siswa dan berukuran panjang 6 meter dan lebar 4 meter.
3) Meja tenaga perpustakaan yang berjumlah 2 buah yang masing-
masing berukuran panjang 2 meter, lebar 1 meter dan panjang 1
61
meter lebar 0,5 meter. Meja tenaga perpustakaan ini digunakan
juga untuk meja sirkulasi perpustakaan.
4) LCD Projector berjumlah 1 buah.
Berdasarkan data di atas, tata ruang Perpustakaan SMA Negeri 65
Jakarta masih belum sesuai dengan pedoman yang terdapat pada Pedoman
Umum Pennyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan
PerpustakaanNasional Tahun 2006. Hal ini dikarenakan Perpustakaan
SMA Negeri 65 Jakarta masih belum mempunyai beberapa aspek perabot
yang minimal harus ada di perpustakaan seperti lemari katalog, study
carreel dan rak koleksi yang masih sangat sedikit dan kurang beragam
jenisnya.
3. Perpustakaan SMA Negeri 2
a. Lokasi
Lokasi perpustakaan ini berada di lantai 2 sekolah dan dekat
dengan tangga. Dengan demikian perpustakaan ini mudah dicapai dan
cukup strategis bagi pemustaka. Perpustakaan ini juga sudah cukup
tenang dari kebisingan. Oleh Karena itu, Perpustakaan SMA Negeri 2
sudah sesuai dengan pedoman. Berdasarkan pedoman, dalam hal
lokasi yang baik adalah perpustakaan harus mudah dicapai dan berada
pada tempat yang tenang.
b. Luas gedung
Luas gedung perpustakaan ini berukuran panjang 10,8 meter
dan lebar 5,5 meter sehingga berjumlah 59,4 meter persegi.
Berdasarkan pernyataan dari petugas perpustakaan dan observasi yang
62
dilakukan, terdapat satu ruang lagi perpustakaan yang hanya terdapat
meja dan kursi yang dilengkapi komputer siswa yang berjumlah 60
buah. Ruangan ini masih belum dikelola, jadi masih dalam usaha
pengembangan perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta. Berdasarkan data
di atas, luas gedung perpustakaan ini masih belum sesuai pedoman
karena luas standar perpustakaan adalah 120 m2 yang terdiri dari
panjang 15 meter dan lebar 8 meter.
c. Jenis ruang
Pada perpustakaan ini terdapat beberapa ruang diantaranya
adalah ruang koleksi, ruang baca, ruang layanan, dan ruang
pengolahan. Ruang-ruang ini belum sesuai dengan pedoman, karena
pada pedoman minimal ruang yang harus ada adalah ruang koleksi,
ruang baca, ruang layanan, ruang multimedia, dan ruang pengolahan.
d. Fungsi gedung / ruang
Berdasarkan observasi yang dilakukan, perpustakaan ini sudah
difungsikan sesuai dengan pedoman. Perpustakaan ini difungsikan
sebagai tempat penyimpanan bahan pustaka, sebagai tempat aktivitas
layanan perpustakaan termasuk peminjaman bagi siswa dan kerjasama
antara pustakawan dengan guru mata pelajaran yang menyarankan
siswanya untuk meminjam buku di perpustakaan, dan sebagai tempat
bekerja secara optimal bagi tenaga perpustakaan. Dengan demikian
Perpustakaan SMA Negeri 2 ini sudah sesuai dengan pedoman.
Adapun fungsi standar yang terdapat pada Pedoman Umum
Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan
63
Perpustakaan Nasional meliputi tempat penyimpanan bahan
perpustakaan, tempat aktivitas layanan perpustakaan, dan tempat
bekerja tenaga perpustakaan.
e. Penerangan
Dalam hal penerangan, di perpustakaan ini tidak berbeda
dengan dua perpustakaan sebelumnya, yakni dengan tidak
menggunakan cahaya alami namun menggunakan cahaya lampu yang
tidak menyilaukan. Lampu yang digunakan pada perpustakaan ini
adalah lampu neon yang berukuran 40 watt yang berjumlah 9 buah.
Dengan demikian dalam hal penerangan, Perpustakaan SMA Negeri 2
sudah sesuai dengan pedoman. Berdasarkan pedoman, penerangan
yang baik adalah penerangan yang dapat menggunakan cahaya
matahari ataupun dari lampu listrik yang cahayanya tidak
menyilaukan pemustaka.
f. Suhu udara dan kelembaban
Berdasarkan observasi peneliti dengan menggunakan alat
pengukur suhu dan kelembaban, suhu udara di perpustakaan ini rata-
rata adalah 30o C dan kelembaban 63%. Dengan demikian, dalam hal
suhu dan kelembaban perpustakaan ini masih belum sesuai dengan
pedoman, karena suhu dan kelembaban standar adalah 20o C dan 40%
– 60%.
g. Tata ruang
Tata ruang perpustakaan ini sudah sesuai untuk aktivitas
layanan perpustakaan. Perpustakaan ini juga sudah cukup sesuai
64
dengan pergerakan pemustaka, sehingga tidak mengganggu aktivitas
layanan di perpustakaan. Tata ruang perpustakaan ini juga sudah
memungkinkan adanya pertukaran udara melalui AC dan memiliki
pencahayaan dari lampu yang tidak menyilaukan.
Setelah ditinjau dari aspek pergerakan pemustaka di
perpustakaan dan pertukaran udara dalam perpustakaan sudah sesuai
dengan pedoman, namun dalam hal pengawasan dan keamanan masih
belum sesuai dengan pedoman. Dengan demikian, Perpustakaan SMA
Negeri 2 belum sesuai dengan pedoman yang terdapat pada Pedoman
Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan oleh
Perpustakaan Nasional RI Tahun 2006.
h. Dekorasi
Dalam hal dekorasi, perpustakaan ini menggunakan cat
berwarna hijau dan tidak menyilaukan. Dekorasi ruang yang cukup
sederhana ini ternyata sudah cukup mampu menarik pemustaka untuk
berkunjung ke perpustakaan. Hal ini dapat dilihat dari cukup
banyaknya koleksi di perpustakaan dan tempatnya yang cukup
nyaman untuk belajar atau membaca buku. Dengan demikian dalam
hal dekorasi, Perpustakaan SMA Negeri 2 sudah sesuai dengan
pedoman karena pada pedoman, dekorasi yang baik adalah
menggunakan cat yang tidak menyilaukan dan dekorasi ruangan yang
sederhana dan mampu menarik pemustaka untuk berkunjung ke
perpustakaan.
65
i. Perlengkapan dan perabot perpustakaan
Dalam hal perlengkapan dan perabot perpustakaan, perabot
minimal yang perlu dimiliki di perpustakaan sekolah adalah antara
lain rak buku yang berukuran tinggi 180 cm, lebar 120 cm, dan
kedalaman 30-40 cm; meja dan kursi baca, meja yang berukuran
panjang 140 cm, lebar 70 cm, dan tinggi 73 cm dan kursi baca yang
berukuran tinggi 89 cm, lebar 40 cm, dan panjang 40 cm; study carrel;
meja tenaga perpustakaan; lemari kartu katalog; meja sirkulasi atau
meja peminjaman; dan perabot lainnya seperti rak koran, loker tas,
papan pengumuman, filling cabinet, kotak saran dan lain-lain.
Perlengkapan dan perabot yang ada di Perpustakaan SMA
Negeri 2 Jakarta antara lain:
1) Rak Koleksi
a) Rak koleksi satu sisi dengan jenis rak yang menggunakan
penutup berjumlah 8 buah yang berukuran panjang 1,5 meter
dan lebar 0,6 meter.
b) Rak koleksi satu sisi dengan jenis rak yang terbuka atau tanpa
menggunakan penutup berjumlah 4 buah yang berukuran
panjang 1,5 meter dan lebar 0,6 meter.
c) Rak koleksi referens yang berjumlah 2 buah yang berukuran
panjang 0,8 meter dan lebar 0,5 meter.
d) Rak koleksi non buku yang berjumlah 1 buah yang berukuran
panjang 0,5 dan lebar 0,4 meter.
66
Bahan yang digunakan untuk rak koleksi adalah
menggunakan bahan kayu dan beberapa ada yang menggunakan
kayu dengan penutup kaca.
2) Meja baca
Meja baca di perpustakaan ini berjumlah 40 buah yang luas
keseluruhan berjumlah panjang 6,9 meter dan lebar 2 meter serta
kursi baca yang berjumlah sama 40 buah yang berukuran panjang
0,6 meter dan lebar 0,5 meter. Meja dan kursi baca ini terbuat dari
bahan kayu.
3) Meja tenaga perpustakaan
Meja tenaga perpustakaan yang juga berfungsi sebagai
meja sirkulasi atau peminjaman dan meja pengolahan yang
berjumlah 1 buah yang berukuran panjang 3,6 meter dan lebar 2,4
meter.
4) Lemari katalog
Lemari katalog di perpustakaan ini berjumlah 1 buah yang
berukuran panjang 0,8 meter dan lebar 0,5 meter.
5) Televisi 1 buah dan bendera merah putih serta bendera OSIS.
Berdasarkan data di atas, perlengkapan dan perabot Perpustakaan
SMA Negeri 2 Jakarta masih belum sesuai dengan pedoman yang terdapat
pada Pedoman Umum Pennyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang
diterbitkan Perpustakaan Nasional Tahun 2006. Hal ini dikarenakan masih
belum terdapatnya satu aspek perabot minimal yang harus ada di
perpustakaan yakni study carreel.
67
B. Analisa Persentase Tata Ruang Sesuai Pedoman Pada Perpustakaan
SMA Negeri Plus Tingkat Provinsi di Kotamadya Jakarta Barat
Untuk menilai persentase pada setiap aspek yang diteliti pada
perpustakaan, peneliti akan menggunakan rumus persentase :
Keterangan : P = Prosentase
F = Frekuensi Jawaban Responden
N = Number Of Case (Banyaknya Individu)31
Dalam penelitian ini, peneliti mengganti frekuensi jawaban responden
dengan hasil observasi perpustakaan (masing-masing aspek), Number of case
diganti dengan standar perpustakaan (masing-masing aspek). Rumus ini
digunakan untuk menghitung persentase semua aspek yang diteliti, yakni
aspek lokasi, luas gedung, jenis ruang, fungsi gedung/ruang, penerangan,
suhu udara dan kelembaban, tata ruang, dekorasi, dan perabot perpustakaan.
Adapun parameter untuk penafsiran nilai persentase adalah :
0 % = Tidak ada satupun
1% - 25% = Sebagian kecil
26% - 49% = Hampir setengahnya
50% = Setengahnya
51% - 75% = Sebagian besar
76% - 99% = Hampir seluruhnya
100% = Seluruhnya32
31
Anas Sudijono. Pengantar Statistika Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005). h. 43. 32
Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian : Buku Panduan Mahasiswa.
(Jakarta: Gramedia, 1992). h. 11.
68
1. Lokasi
No. Aspek yang dinilai
Perpustakaan SMA yang diteliti
Ket Perpus SMA
N 112 Jakarta
Perpus SMA
N 65 Jakarta
Perpus SMA
N 2 Jakarta
1
Lokasi
perpustakaan
mudah dicapai
Sudah sesuai Belum sesuai Sudah sesuai
2
Lokasi
perpustakaan
berada di tempat
yang tenang
Sudah sesuai Sudah sesuai Sudah sesuai
Tabel 4.1 Tabel perbandingan lokasi perpustakaan
Berdasarkan data yang sudah didapat terhadap tiga perpustakaan
sekolah yang sudah diteliti, dapat dianalisa dengan menggunakan rumus di
atas bahwa Perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta dan Perpustakaan
SMA Negeri 2 Jakarta mendapat nilai 100%. Sedangkan Perpustakaan
SMA Negeri 65 Jakarta mendapatkan nilai 50%. Dengan demikian, dalam
hal lokasi perpustakaan, hanya dua perpustakaan yang mencapai nilai
sempurna 100%. Hal ini sesuai dengan pedoman, yakni mudah dicapai
oleh warga sekolah dan berada di tempat yang tenang. Sedangkan
Perpustakaan SMA Negeri 65 Jakarta masih belum sesuai pedoman karena
lokasi perpustakaan tidak mudah dicapai oleh warga sekolah. Jika
digambarkan dalam sebuah diagram, untuk kategori lokasi perpustakaan
dapat dilihat sebagai berikut:
(Sumber: Hasil rekapitulasi Septian Nurhakim, 2013)
Diagram 4.1 Perbandingan ketegori lokasi perpustakaan
100%
50%
100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SMA N 112 SMAN 65 SMAN 2
Diagram Perbandingan Kategori lokasi
perpustakaanSMA N 112
SMAN 65
SMAN 2
69
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa lokasi
Perpustakaan SMA Negeri Plus Tingkat Provinsi di Jakarta Barat yang
sudah sesuai dengan pedoman adalah Perpustakaan SMA Negeri 112 dan
Perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta. Untuk Perpustakaan SMA Negeri 65
Jakarta masih setengahnya dari pedoman.
2. Luas gedung
No. Aspek yang dinilai
Perpustakaan SMA yang diteliti
Ket Perpus SMA
N 112 Jakarta
Perpus SMA
N 65 Jakarta
Perpus SMA
N 2 Jakarta
1
Luas Perpustakaan
SMA sesuai
pedoman adalah 15
x 8 meter = 120m2
Luas
perpustakaan
96 m2 (Belum
sesuai)
Luas
perpustakaan
120 m2 (sudah
sesuai)
Luas
perpustakaan
59,4 m2
(Belum sesuai)
Tabel 4.2 Tabel perbandingan luas perpustakaan
Dalam hal luas gedung perpustakaan, dapat dianalisa bahwa dari
ketiga perpustakaan yang diteliti ini hanya satu perpustakaan yang sesuai
100% sesuai dengan pedoman. Perpustakaan tersebut adalah Perpustakaan
SMA Negeri 65 Jakarta. Sedangkan untuk Perpustakaan SMA Negeri 112
luas perpustakaan adalah 96 m2, sehingga jika dihitung menggunakan
rumus yang sudah disebutkan peneliti di atas, maka perpustakaan SMA
Negeri 112 Jakarta mendapat nilai 80%. Untuk Perpustakaan SMA Negeri
2 Jakarta yang memiliki luas perpustakaan 59,4 m2, sehingga jika dihitung
sesuai rumus di atas menjadi 49,5%. Jika digambarkan dalam sebuah
diagram, untuk kategori luas perpustakaan dapat dilihat sebagai berikut:
70
(Sumber: Hasil rekapitulasi Septian Nurhakim, 2013)
Diagram 4.2 Perbandingan kategori luas perpustakaan
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa luas
Perpustakaan SMA Negeri Plus Tingkat Provinsi di Jakarta Barat yang
sudah sesuai dengan pedoman adalah Perpustakaan SMA Negeri 65
Jakarta. Untuk Perpustakaan SMA Negeri 112 mendapat nilai hampir
seluruhnya dari pedoman, dan Perpustakaan SMA Negeri 2 mendapatkan
nilai hampir setengahnya dari pedoman.
3. Jenis ruang
No. Aspek yang dinilai
Perpustakaan SMA yang diteliti
Ket Perpus SMA
N 112 Jakarta
Perpus SMA
N 65 Jakarta
Perpus SMA
N 2 Jakarta
1
Min. terdapat ruang
koleksi, ruang baca,
ruang layanan,
ruang multimedia,
ruang pengolahan
Sudah sesuai Belum sesuai Sudah sesuai
Tabel 4.3 Tabel perbandingan jenis ruang perpustakaan
Untuk aspek jenis ruang, dari tiga perpustakaan yang diteliti,
terdapat dua perpustakaan yang sudah memenuhi standar dan
mendapatkan nilai 100%, yakni Perpustakaan SMA Negeri 112 dan
Perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta. Sedangkan untuk Perpustakaan SMA
Negeri 65 Jakarta masih belum sesuai pedoman dikarenakan masih belum
memiliki ruang untuk pengolahan bahan pustaka. sehingga jika dihitung
menggunakan rumus yang digunakan peneliti, Perpustakaan SMA Negeri
80.00%
100.00%
49.50%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SMA N 112 SMAN 65 SMAN 2
Diagram Perbandingan Kategori luas
perpustakaan
SMA N 112
SMAN 65
SMAN 2
71
65 mendapatkan nilai 80%. Jika digambarkan dalam sebuah diagram,
untuk kategori jenis ruang perpustakaan dapat dilihat sebagai berikut:
(Sumber: Hasil rekapitulasi Septian Nurhakim, 2013)
Diagram 4.3 Perbandingan kategori jenis ruang di perpustakaan
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis ruang
Perpustakaan SMA Negeri Plus Tingkat Provinsi di Jakarta Barat yang
sudah sesuai dengan pedoman adalah Perpustakaan SMA Negeri 112 dan
Perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta. Untuk SMA Negeri 65 mendapatkan
nilai hampir seluruhnya dari pedoman.
4. Fungsi Gedung / Ruang
No. Aspek yang dinilai
Perpustakaan SMA yang diteliti
Ket Perpus SMA
N 112 Jakarta
Perpus SMA
N 65 Jakarta
Perpus SMA
N 2 Jakarta
1
Perpustakaan
digunakan sebagai
tempat
penyimpanan
bahan pustaka
Sudah sesuai Sudah sesuai Sudah sesuai
2
Perpustakaan
digunakan sebagai
aktivitas layanan
perpustakaan
Sudah sesuai Sudah sesuai Sudah sesuai
3
Perpustakaan
digunakan sebagai
tempat bekerja
tenaga
perpustakaan
Sudah sesuai Sudah sesuai Sudah sesuai
Tabel 4.4 Tabel fungsi ruang perpustakaan
100.00%
80.00%
100.00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SMA N 112 SMAN 65 SMAN 2
Diagram Perbandingan Kategori Jenis Ruang di
Perpustakaan
SMA N 112
SMAN 65
SMAN 2
72
Selanjutnya dalam hal fungsi gedung / ruang perpustakaan, setelah
dianalisa dan dihitung dengan menggukanan rumus, ketiga perpustakaan
yang sudah diobservasi sudah sesuai dengan pedoman dan mencapai nilai
100%. Hal ini dikarenakan perpustakaan tersebut sudah memfungsikan
sebagai tempat penyimpanan bahan pustaka, sebagai tempat aktivitas
layanan perpustakaan dan tempat bekerja tenaga perpustakaan. Jika
digambarkan dalam sebuah diagram, untuk kategori fungsi gedung / ruang
perpustakaan adalah sebagai berikut:
(Sumber: Hasil rekapitulasi Septian Nurhakim, 2013)
Diagram 4.4 Perbandingan ketegori fungsi gedung / ruang
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
perpustakaan pada semua Perpustakaan SMA Negeri Plus Tingkat
Provinsi di Jakarta Barat sudah seuai dengan pedoman.
5. Penerangan
No. Aspek yang
dinilai
Perpustakaan SMA yang diteliti
Ket Perpus SMA N
112 Jakarta
Perpus SMA N
65 Jakarta
Perpus SMA N
2 Jakarta
1
Penggunaan
cahaya yang alami
dari matahari atau
lampu
Menggunakan
lampu
Menggunakan
lampu
Menggunakan
lampu
2
Penggunaan
cahaya yang tidak
menyilaukan
Cahaya yang
cukup dan tidak
menyilaukan
Cahaya yang
cukup dan tidak
menyilaukan
Cahaya yang
cukup dan tidak
menyilaukan
Tabel 4.5 Tabel aspek penerangan perpustakaan
100.00% 100.00% 100.00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SMA N 112 SMAN 65 SMAN 2
Diagram Perbandingan Kategori Fungsi gedung / ruang
SMA N 112
SMAN 65
SMAN 2
73
Dalam hal penerangan atau pencahayaan di perpustakaan, dapat
dianalisa bahwa seluruh perpustakaan yang diteliti sudah sesuai dengan
pedoman dan mencapai nilai 100%. Karena penerangan atau pencahayaan
di perpustakaan sudah menggunakan cahaya lampu yang tidak
menyilaukan dan cukup nyaman bagi pemustaka. Jika digambarkan dalam
sebuah diagram adalah sebagai berikut:
(Sumber: Hasil rekapitulasi Septian Nurhakim, 2013)
Diagram 4.5 Perbandingan kategori penrangan / pencahayaan di perpustakaan
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa pada kategori
penerangan / pencahayaan perpustakaan, semua Perpustakaan SMA
Negeri Plus Tingkat Provinsi di Jakarta Barat sudah sesuai dengan
pedoman.
6. Suhu udara dan kelembaban
No. Aspek yang
dinilai
Perpustakaan SMA yang diteliti
Ket Perpus SMA N
112 Jakarta
Perpus SMA N
65 Jakarta
Perpus SMA N
2 Jakarta
1
Suhu udara
ruangan yang baik
adalah 22oC
dengan
kelembaban 40 –
60 %
Suhu udara
29,9oC (belum
sesuai)
Suhu udara
30oC (belum
sesuai)
Suhu udara
30oC (belum
sesuai)
Tabel 4.6 Tabel suhu perpustakaan
100.00% 100.00% 100.00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SMA N 112 SMAN 65 SMAN 2
Diagram Perbandingan Kategori Penerangan / Pencahayaan
di Perpustakaan
SMA N 112
SMAN 65
SMAN 2
74
Untuk suhu dan kelembaban di ruang perpustakaan, peneliti
menggunakan alat pengukur suhu dan kelembaban ruangan yang disebut
hygrometer. Dengan alat tersebut dapat dianalisa suhu dan kelembaban
ruang tiga sekolah yang hasilnya adalah :
- SMA Negeri 112 suhu dan kelembabannya adalah 29,9o C / 68%.
- SMA Negeri 65 suhu dan kelembabannya adalah 30o C / 56%.
- SMA Negeri 2 suhu dan kelembabannya adalah 30o C / 65%.
Adapun suhu dan kelembaban berdasarkan pedoman adalah 22o C /
40-60%. Untuk menilai suhu dan kelembaban berdasarkan persentase,
peneliti juga menggunakan rumus persentase yang sudah disebutkan
sebelumnya. Namun sebelum itu, peneliti menggunakan rumus perubahan
suhu yakni
Perubahan suhu (∆t) = t2 – t1.
Dimana dalam rumus kalor yang terdapat pada ilmu fisika, t2
adalah suhu yang lebih tinggi sedangkan t1 adalah suhu yang lebih
rendah.33
Pada penelitian ini, peneliti mengganti t2 menjadi suhu yang
ditemukan di lapangan dan t1 adalah suhu standar perpustakaan.
Dengan demikian, setelah dihitung dengan rumus di atas, suhu
Perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta adalah 7,90C lebih dari pedoman.
Jika dibuat persentase, suhu perpustakaan ini mendapat nilai kelebihan dari
standar sebesar 35,9%. Persentase ini sama halnya dengan 64,1%
mendekati suhu pada pedoman.
33
Suhu dan Kalor. Dikases di http://rumushitung.com/2013/01/22/suhu-dan-kalor/ pada Selasa 19
januari 2013 pukul 03.00 wib.
75
Suhu Perpustakaan SMA Negeri 65 dan Perpustakaan SMA Negeri
2 Jakarta adalah 80C melebihi pedoman. Jika dibuat persentase, suhu
perpustakaan ini mendapat nilai kelebihan dari pedoman sebesar 36,4%.
Persentase ini sama halnya dengan 63,6% mendekati pedoman.
Sehingga jika digambarkan dalam sebuah diagram, untuk suhu dan
kelembaban perpustakaan dapat digambarkan pada diagram sebagai
berikut:
(Sumber: Hasil rekapitulasi Septian Nurhakim, 2013)
Diagram 4.6 Perbandingan kategori suhu dan kelembaban di perpustakaan
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa pada kategori
suhu dan kelembaban perpustakaan, Perpustakaan SMA Negeri Plus
Tingkat Provinsi di Jakarta Barat tidak ada yang sesuai dengan pedoman.
Walaupun begitu, baik Perpustakaan SMA Negeri 112, Perpustakaan SMA
Negeri 65 dan Perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta mencapai nilai
sebagian besar dari pedoman.
7. Tata ruang
No. Aspek yang
dinilai
Perpustakaan SMA yang diteliti
Ket Perpus SMA N
112 Jakarta
Perpus SMA N
65 Jakarta
Perpus SMA N
2 Jakarta
1
Tata ruang diatur
agar aktivitas
layanan
perpustakaan
Sudah sesuai Sudah sesuai Sudah sesuai
64.10%
63.60% 63.60%
62%
63%
63%
64%
64%
SMA N 112 SMAN 65 SMAN 2
Diagram Perbandingan Kategori Suhu dan Kelembaban di
Perpustakaan
SMA N 112
SMAN 65
SMAN 2
76
lancar
2
Tata ruang diatur
agar tidak
mengganggu
pergerakan
pengunjung
Sudah sesuai Sudah sesuai Sudah sesuai
3
Tata ruang diatur
agar
memungkinkan
pertukaran udara
di ruangan
Sudah sesuai Sudah sesuai Sudah sesuai
4
Tata ruang agar
diatur untuk
pengawasan dan
pengamanan di
perpustakaan
Sudah sesuai Belum sesuai Belum sesuai
Tabel 4.7 Tabel Tata ruang perpustakaan
Untuk kategori tata ruang perpustakaan, dapat dianalisa bahwa
perpustakaan yang sudah sesuai dengan pedoman dan mendapatkan nilai
100% adalah Perpustakaan SMA Negeri 112 karena sudah memenuhi 4
aspek penilaian sesuai pedoman, yakni sesuai untuk aktivitas layanan
perpustakaan, sudah menyesuaikan pergerakan pemustaka, sudah
memungkinkan adanya pertukaran udara dan sudah melakukan
pengawasan dan pengamanan terhadap bahan pustaka dengan baik.
Sedangkan untuk Perpustakaan SMA Negeri 65 dan Perpustakaan
SMA Negeri 2 mendapatkan nilai 75% mendekati standar. Hal ini
dikarenakan hanya mencakup 3 dari 4 aspek standar, yakni sudah sesuai
dengan aktivitas layanan perpustakaan, tidak terganggu pergerakan di
perpustakaan, dan memungkinkan pertukaran udara yang cukup.
Jika digambarkan dalam sebuah diagram, untuk tata ruang
perpustakaan adalah sebagai berikut:
77
(Sumber: Hasil rekapitulasi Septian Nurhakim, 2013)
Diagram 4.7 Perbandingan kategori tata ruang di perpustakaan
Berdasarkan data di atas, dapat disimppulkan bahwa tata ruang
Perpustakaan SMA Negeri Plus Tingkat Provinsi yang sudah sesuai
dengan pedoman hanya Perpustakaan SMA Negeri 112. Sedangkan untuk
Perpustakaan SMA Negeri 65 dan SMA Negeri 2 Jakarta mencapai
sebagian besar dari pedoman.
8. Dekorasi
No. Aspek yang
dinilai
Perpustakaan SMA yang diteliti
Ket Perpus SMA N
112 Jakarta
Perpus SMA N
65 Jakarta
Perpus SMA N
2 Jakarta
1 Cat ruangan yang
tidak menyilaukan Sudah sesuai Sudah sesuai Sudah sesuai
2
Dekorasi ruangan
sederhana,
menarik
pemustaka untuk
berkunjung ke
perpustakaan
Sudah sesuai Belum sesuai Sudah sesuai
Tabel 4.8 Tabel dekorasi perpustakaan
Dalam hal dekorasi, aspek yang dinilai sesuai pedoman adalah
aspek warna cat ruangan dan aspek kesederhanaan dekorasi yang mampu
menarik pemustaka berkunjung ke perpustakaan.
Pada kategori ini dapat dianalisa bahwa perpustakaan yang sudah
sesuai dengan pedoman dan mendapatkan nilai 100% adalah SMA Negeri
112 dan SMA Negeri 2. Hal ini dikarenakan kedua perpustakaan ini sudah
100.00%
75.00% 75.00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SMA N 112 SMAN 65 SMAN 2
Diagram Perbandingan Kategori tata ruang di Perpustakaan
SMA N 112
SMAN 65
SMAN 2
78
mendekorasi perpustakaan dengan cukup baik dalam hal pengecatan
ruangan dan dekorasi yang cukup sederhana sehingga mampu menarik
pemustaka untuk datang berkunjung ke perpustakaan. Dalam hal ini,
tingkat menariknya pemustaka datang ke perpustakaan dapat dinilai
peneliti dengan melihat jumlah pemustaka yang datang ke perpustakaan.
Tidak hanya itu, peneliti juga menilai dari jumlah koleksi, jumlah
perlengkapan dan perabot yang ada di perpustakaan dan keragaman jenis
perlengkapan yang ada yang mampu menarik pemustaka.
Untuk Perpustakaan SMA Negeri 65 belum memenuhi kedua
aspek penilaian yang sesuai standar. Hanya satu aspek yang sesuai
pedoman, yakni cat ruangan yang berwarna putih cream yang tidak
menyilaukan. Sedangkan untuk dekorasi ruangan terlalu sederhana dan
belum mampu menarik pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan.
Sehingga perpustakaan SMA Negeri 65 mendapat nilai persentase 50%
yang dihitung menggunakan rumus persentase.
Jika digambarkan dalam sebuah diagram, untuk kategori dekorasi
perpustakaan dapat digambarkan sebagai berikut:
(Sumber: Hasil rekapitulasi Septian Nurhakim, 2013)
Diagram 4.8 Perbandingan kategori dekorasi perpustakaan
100.00%
50.00%
100.00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SMA N 112 SMAN 65 SMAN 2
Diagram Perbandingan Kategori Dekorasi di Perpustakaan
SMA N 112
SMAN 65
SMAN 2
79
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa lokasi
Perpustakaan SMA Negeri Plus Tingkat Provinsi di Jakarta Barat yang
sudah sesuai dengan pedoman adalah Perpustakaan SMA Negeri 112 dan
Perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta, sedangkan untuk Perpustakaan SMA
Negeri 65 Jakarta hanya mencapai setengahnya dari standar.
9. Perlengkapan dan perabot perpustakaan
No. Aspek yang
dinilai
Perpustakaan SMA yang diteliti
Ket Perpus SMA N
112 Jakarta
Perpus SMA N
65 Jakarta
Perpus SMA N
2 Jakarta
1
Min. terdapat
perlengkapan
sebagai berikut di
perpustakaan:
Rak buku, Meja
dan kursi
pembaca, Study
Carreel, Meja
tenaga
perpustakaan,
lemari kartu
catalog (komputer
catalog), meja
sirkulasi, perabot
dan peralatan
lainnya seperti rak
katalog, rak Koran
dan lain-lain
Belum sesuai Belum sesuai Belum sesuai
Tabel 4.9 Tabel perabot dan perlengkapan perpustakaan
Perlengkapan dan perabot perpustakaan minimal yang dimiliki
perpustakaan antara lain rak koleksi yang sesuai dengan pedoman, meja
dan kursi baca yang standar, study carrel, meja tenaga perpustakaan,
lemari atau komputer atalog, meja sirkulasi atau peminjaman, dan
perabot lain yang mendukung fungsi perpustakaan. Jadi, jumlah minimal
perlengkapan dan perabot yang harus ada adalah tujuh jenis perlengkapan.
80
Untuk Perpustakaan SMA Negeri 112 dan Perpustakaan SMA
Negeri 2 Jakarta mendapatkan nilai 85,7%. Hal ini dapat dilihat dari
perlengkapan dan perabot perpustakaan yang dimiliki adalah rak koleksi,
meja dan kursi baca, meja dan kursi tenaga perpustakaan, lemari katalog,
loker untuk tenaga perpustakaan, sound system, dan komputer. Dengan
demikian Perpustakaan SMA Negeri 112 dan Perpustakaan SMA Negeri 2
Jakarta memiliki 6 jenis dari 7 jenis perlengkapan yang terdapat pada
pedoman.
Untuk SMA Negeri 65 mendapatkan nilai persentase 71,4% yang
didapatkan dari 5 dari 7 jenis perlengkapan minimal yang harus ada. Lima
jenis perlengkapan tersebut adalah rak buku, meja dan kursi baca, meja
tenaga perpustakaan, meja sirkulasi dan peminjaman, serta perabot lainnya
seperti LCD projector.
Jika digambarkan dengan sebuah diagram, untuk perabot dan
perlengkapan perpustakaan dapat dilihat sebagai berikut:
(Sumber: Hasil rekapitulasi Septian Nurhakim, 2013)
Diagram 4.9 Perbandingan kategori perlengkapan dan perabot perpustakaan
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa pada kategori
perabot dan perlengkapan perpustakaan, Perpustakaan SMA Negeri Plus
Tingkat Provinsi di Jakarta Barat belum ada yang sesuai dengan pedoman.
85.70%
71.40%
85.70%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SMA N 112 SMAN 65 SMAN 2
Diagram Perbandingan Kategori Perlengkapan dan Perabot
Perpustakaan
SMA N 112
SMAN 65
SMAN 2
81
Walaupun begitu, terdapat perpustakaan yang mencapai nilai hampir
seluruhnya dari pedoman, yakni Perpustakaan SMA Negeri 112 dan
Perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta, sedangkan untuk SMA Negeri 65
Jakarta hanya mencapai sebagian besar dari pedoman.
C. Perbandingan Persentase Tata Ruang Pada Perpustakaan SMA Negeri
Plus Tingkat Provinsi di Kotamadya Jakarta Barat Sesuai Pedoman
Berdasarkan hasil analisa di atas, dapat dibuat rata-rata persentase
perpustakaan sekolah yang sudah sesuai berdasarkan Pedoman Umum
Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan Perpustakaan
Nasional RI tahun 2006 yang dijelaskan dalam sebuah tabel perbandingan
berikut:
No. Kategori
Perpustakaan
SMA N 112
Jakarta
Perpustakaan
SMA N 65
Jakarta
Perpustakaan
SMA N 2
Jakarta
1. Lokasi 100% 50% 100%
2. Luas gedung
/ ruang 80% 100% 49,5%
3. Jenis ruang 100% 80% 100%
4.
Fungsi
gedung /
ruang
100% 100% 100%
5. Penerangan /
pencahayaan 100% 100% 100%
6.
Suhu dan
kelembaban
ruangan
64,1% 63,6% 63,6%
7. Tata ruang 100% 75% 75%
8. Dekorasi 100% 50% 100%
9. Perlengkapan
dan perabot 85,7% 71,4% 85,7%
82
perpustakaan
Rata-rata
persentase 92,2% 76,6% 86%
(Sumber: Hasil rekapitulasi Septian Nurhakim, 2013)
Tabel 4.10 Perbandingan persentase tata ruang perpustakaan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan
SMA Negeri 112 Jakarta adalah perpustakaan yang paling mendekati
pedoman yang terdapat pada Pedoman Umum Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan Perpustakaan Nasional RI tahun
2006. Hal ini dikarenakan Perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta sudah
mendapatkan nilai persentase yang paling tinggi sebesar 92,2% dan
mendapatkan nilai 100% pada beberapa aspek yang dinilai. Namun
berdasarkan parameter, untuk ketiga perpustakaan yang diteliti termasuk
kedalam kategori nilai hampir seluruhnya dari pedoman.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tata ruang Perpustakaan
SMA Negeri Plus tingkat Provinsi di Kotamadya Jakarta Barat belum ada
yang memenuhi pedoman yang ditetapkan oleh Pedoman Umum
Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan oleh
Perpustakaan Nasional RI Tahun 2006.
83
BAB V
PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir pada penelitian ini yang berisi tentang
kesimpulan dan saran. Pada bab ini, peneliti akan memberikan kesimpulan yang
merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian pada bab pertama. Dengan
demikian masalah dalam penelitian ini akan terjawab. Tidak hanya itu, dalam bab
ini peneliti juga akan memberikan saran-saran yang terkait dengan temuan-temuan
yang ditemukan pada saat penelitian ini berlangsung.
A. Kesimpulan
Tinjauan terhadap tata ruang Perpustakaan SMA Negeri Plus
Tingkat Provinsi di Jakarta Barat yang terdiri dari tiga perpustakaan
menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kondisi tata ruang Perpustakaan SMA Negeri Plus Tingkat Provinsi di
Kotamadya Jakarta Barat masih belum diperhatikan. Hal ini dapat
dilihat dari sembilan aspek tata ruang yang dinilai berdasarkan
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan
Perpustakaan Nasional RI Tahun 2006 banyak yang belum sesuai
dengan pedoman.
Terdapat dua aspek yang sudah sepenuhnya sesuai dengan
pedoman yang dimiliki oleh semua Perpustakaan SMA Negeri Plus
Tingkat Provinsi di Jakarta Barat, yakni aspek fungsi gedung/ruang
dan aspek pencahayaan di perpustakaan. Dalam hal lokasi
perpustakaan, luas gedung/ruang, jenis ruang, tata ruang, dekorasi,
84
perlengkapan dan perabot perpustakaan hampir seluruhnya dari semua
perpustakaan yang diteliti sudah sesuai dengan pedoman. Sedangkan
untuk aspek suhu dan kelembaban seluruh Perpustakaan SMA Negeri
Plus Tingkat Provinsi masih belum ada yang sesuai dengan pedoman.
2. Kondisi tata ruang pada Perpustakaan SMA Negeri Plus Tingkat
Provinsi di Jakarta Barat belum ada yang memenuhi nilai 100% dari
pedoman yang terdapat pada Pedoman Umum Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional
Tahun 2006. Setelah peneliti melakukan analisa terhadap ketiga
perpustakaan sekolah tersebut, untuk Perpustakaan SMA Negeri 112
Jakarta mendapat nilai rata-rata persentase 87,4%, Perpustakaan SMA
Negeri 65 Jakarta mendapat nilai rata-rata persentase 69,9% dan
Perpustakaan SMA Negeri 2 Jakarta mendapat nilai rata-rata
persentase 85,6%.
Berdasarkan data persentase rata-rata penilaian tata ruang
perpustakaan, terdapat dua sekolah yang memiliki persentase
mendekati sempurna sesuai dengan pedoman. Perpustakaan tersebut
adalah Perpustakaan SMA Negeri 112 Jakarta dan Perpustakaan SMA
Negeri 2 Jakarta.
85
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan mengenai tata ruang pada
Perpustakaan SMA Negeri Plus Tingkat Provinsi di Kotamadya Jakarta
Barat, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kondisi tata ruang perpustakaan masih kurang diperhatikan jika
ditinjau dari aspek-aspek yang terdapat pada Pedoman
Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan oleh
Perpustakaan Nasional RI tahun 2006. Oleh karena itu, peneliti
menyarankan bagi setiap perpustakaan sekolah agar lebih
memperhatikan gedung dan tata ruang perpustakaan sekolahnya.
Selain itu, perpustakaan sekolah juga harus memperhatikan
pedoman tata ruang yang seharusnya diikuti oleh perpustakaan
sekolah, baik itu pedoman dari dinas pendidikan maupun pedoman
dari Perpustakaan Nasional RI atau sesuai dengan pedoman yang
lain.
2. Berdasarkan persentase standar tata ruang perpustakaan, masih
banyak aspek-aspek yang belum sesuai dengan pedoman. Terlebih
lagi dalam hal suhu ruangan, suhu yang mendekati pedoman hanya
mendapat nilai 64,1% yakni Perpustakaan SMA Negeri 112
Jakarta. Oleh karena itu, sebaiknya setiap perpustakaan
menyesuaikan jumlah AC yang digunakan untuk kesesuaian suhu
dan kelembaban serta kenyamanan pemustaka.
86
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, Ibrahim, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara,
2011.
Daftar Sekolah Menengah Atas Negeri. Diakses di http://disdik.jakarta.go.id
(diakses pada tanggal 17 september 2012 pukul 14.30 WIB).
Daftar SMA Negeri di Jakarta terdapat pada
http://lintasjakarta.com/02/2009/190/daftar-sma-negeri-di-jakarta (diakses
pada 19 April 2012 pukul 13.50 WIB).
Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja.
Jakarta: Grasindo, 2007.
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan : Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2008.
Farida, Ida; et. all. Information Literacy Skills: Dasar Pembelajaran Seumur
Hidup. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data terdapat diakses pada
http://www.infoskripsi.com/Tip-Trik/Instrumen-dan-Teknik-Pengumpulan-
Data.html (diakses pada 26 Mei 2012 pukul 07.55 WIB).
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian : Pengantar Teori dan
Panduan Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula.
Jakarta: STIA-LAN, 2004.
Kamus istilah perpustakaan terdapat pada
http://www.pnri.go.id/IstilahPerpustakaanAdd.aspx?id=1125 (diakses pada
24 Mei 2012 pukul 22.15 WIB).
87
Lasa, HS. Mengatur Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2006.
Octaviani, Ika. Skripsi. Pandangan Pemustaka terhadap Gedung Perpustakaan
Daerah Kabupaten Tangerang. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2011.
Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan. Diakses di
http://library.um.ac.id/images/stories/pustakawan/karsasih/Tata%20Ruang,%
20 perabot%20Dan%20Perlengkapan.pdf (diakses pada 05 juni 2012 pukul
16.40 WIB).
Perpustakaan Nasional RI. Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum.
Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 1992.
Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan
Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1999.
Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2006.
Rice, James. Teaching Library Use : A Guide for Library Instruction. London:
Greenword press, 1981.
Rimbarawa, Kosam. Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaan.
Jakarta: Hakaeser, 2010.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Suhu dan Kalor. Dikases di http://rumushitung.com/2013/01/22/suhu-dan-kalor/ pada
Selasa 19 januari 2013 pukul 03.00 wib
Sumiyati, Opong; Arief, Nur Rahmah. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2004.
88
Supranto, J. Metode Ramalan Kuantitatif Untuk Perencanaan. Jakarta: Gramedia,
1984.
Warsito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian : Buku Panduan Mahasiswa.
Jakarta: Gramedia, 1992.
Wirawan, Ananda Rasulia. Skripsi. Persepsi Pemustaka Terhadap Tata Ruang
Perpustakaan Sekolah : Studi Kasus pada Perpustakaan SMAN 47 Jakarta
Selatan. Jakarta: Universitas Indonesia, 2010. h. 15.
Yusuf, Muhammad. Skripsi. Kajian Perpustakaan SMA Negeri se-Bantul Kota
(Tinjauan dari Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah).
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2009.
Yusuf, Pawit M.; et. all. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.
Jakarta: Kencana, 2007.
89
LAMPIRAN
DOKUMENTASI TEMPAT PENELITIAN
PERPUSTAKAAN SMAN 112 JAKARTA
90
PERPUSTAKAAN SMA N 65 JAKARTA
91
PERPUSTAKAAN SMA N 2 JAKARTA
92
LEMBAR OBSERVASI
DATA SEKOLAH
Nama Sekolah : ........................................................
Alamat Sekolah : .................................................................................
Nomor Telp / faks : ........................................................
Alamat E-mail : ........................................................
Alamat web sekolah : http:// ..............................................
Nama Kepala Perpustakaan : ......................................................................
Nomor Telp : .........................................................
Alamat E-mail : .........................................................
ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN
1. Alat ukur (Meteran) : Untuk mengukur ruangan dan perlengkapan –
perlengkapan perpustakaan
2. Alat pengukur suhu ruangan dan kelembaban : Untuk mengukur
suhu dan kelembaban ruangan perpustakaan
3. Kamera : Sebagai alat dokumentasi saat melakukan penelitian di
perpustakaan
VARIABEL PENELITIAN
1. Lokasi
a. Apakah lokasi perpustakaan mudah dicapai oleh warga sekolah?
Ya / tidak
b. Apakah lokasi perpustakaan berada di tempat yang tenang? Ya /
Tidak
(Jika ada semua 100%, jika hanya ada poin a bernilai 75%, jika hanya
ada poin b, maka bernilai 50 %)
93
2. Luas gedung / ruang perpustakaan
Ukuran gedung / ruang perpustakaan :
…………. m x ………….. m = ……………m2
3. Jenis ruang
Jenis ruang yang ada di perpustakaan:
a. Ruang Koleksi? Ada / Tidak
b. Ruang Ruang Baca?
c. Ruang Ruang Layanan? Ada / Tidak
d. Ruang Ruang Multimedia? Ada / Tidak
e. Ruang Pengolahan? Ada / Tidak
f. Ruang lain-lain di perpustakaan?
g. …………………………………
h. …………………………………..
4. Fungsi gedung / ruang
a. Apakah perpustakaan difungsikan sebagai tempat penyimpanan
bahan pustaka? Ya / Tidak
b. Apakah perpustakaan difungsikan sebagai tempat aktivitas layanan
perpustakaan? Ya / Tidak
c. Apakah perpustakaan difungsikan sebagai tempat bekerja tenaga
perpustakaan? Ya / Tidak
5. Penerangan
a. Apakah Penerangan di perpustakaan menggunakan cahaya alami
(cahaya matahari)? Ya / Tidak
b. Apakah Cahaya matahari itu langsung mengenai buku? Ya / Tidak
c. Apakah penerangan di perpustakaan menggunakan sinar lampu
listrik yang tidak menyilaukan? Ya / Tidak
6. Suhu udara dan kelembaban
a. Berapa suhu udara di ruang perpustakaan? …………..
b. Jika tidak menggunakan AC, Apakah ada ventilasi dan kipas angin
dalam ruangan perpustakaan? Ada / Tidak, berapa jumlahnya?
c. Apakah disekitar perpustakaan terdapat tanaman, pepohonan, atau
bunga? Ya / Tidak
94
7. Tata ruang
a. Apakah tata ruang di perpustakaan sudah sesuai untuk aktivitas
layanan perpustakaan? Sudah / Belum
b. Apakah tata ruang di perpustakaan sudah menyesuaikan
pergerakan pemustaka dan tidak mengganggu kegiatan pemustaka?
Sudah / Belum
c. Apakah tata ruang di perpustakaan sudah memungkinkan adanya
pertukaran udara dan masuknya sinar matahari di dalam ruangan?
Sudah / Belum
d. Apakah pengawasan dan pengamanan bahan pustaka sudah
berjalan dengan baik dengan adanya tata ruangan yang ada? Sudah
/ Belum
8. Dekorasi
a. Apakah cat ruangan di perpustakaan tidak menyilaukan dan tidak
buram? Iya, menyilaukan / Tidak menyilaukan
b. Apakah dekorasi ruangan cukup sederhana dan mampu menarik
pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan? Sudah menarik /
Belum Menarik?
9. Perlengkapan dan Perabot Perpustakaan
a. Rak buku :
1) Rak koleksi single face : ......... buah
Ukuran : ......... m X ......... m = ........... m2
2) Rak koleksi double face : .......... buah
Ukuran : ......... m X ......... m = ........... m2
3) Rak untuk koran : .......... buah
Ukuran : .......... m X ........ m = ........... m2
4) Rak untuk koleksi non buku : .......... buah (jika ada)
Ukuran : .......... m X ........ m = ........... m2
5) Bahan apa yang digunakan untuk rak buku di perpustakaan?
b. Meja dan Kursi Baca
1) Meja baca : ............ buah
Ukuran : ............ m X ........... m = .............. m2
95
2) Kursi baca (Ukuran Karpet jika menggunakan karpet sebagai
tempat duduk) : ............ buah
Ukuran : ............ m X ........... m = .............. m2
3) Bahan apa yang digunakan untuk meja dan kursi baca?
c. Study Carrel, Apakah di perpustakaan terdapat study carrel? Ada /
Tidak, Jika ada, berapa banyak study carrel di perpustakaan?
……….. Buah
d. Meja Tenaga perpustakaan : ………….buah
Ukuran : ............ m X ........... m = .............. m2
e. Lemari Katalog, Apakah perpustakaan memiliki lemari katalog?
Ya / Tidak
Jika ada, terdapat berapa buah? ………. Buah
Ukuran lemari katalog : ............ m X ........... m = .............. m2
Jika Tidak ada, apakah terdapat computer yang digunakan untuk
catalog? Ya / Tidak, Jika ada, terdapat berapa buah? ……..buah
Ukuran meja untuk komputer katalog : ........ m X ........ m = ...........
m2
f. Meja Sirkulasi atau peminjaman : ………….buah
Ukuran : ............ m X ........... m = .............. m2
g. Perabot lain yang ada di Perpustakaan apa saja
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
…………………………………………
Jakarta, September 2012
Kepala Perpustakaan Peneliti
( ) Septian Nurhakim
Nb. Lembar observasi ini sudah disetujui oleh Dosen pembimbing skripi dan sesuai dengan
pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan sekolah.
top related