tinjauan pustaka
Post on 29-Nov-2015
51 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik alami dari produk hortikultura segar pascapanen adalah
adanya berbagai macam bentuk stress yang dialami produk segar tersebut begitu
dilepaskan dari tanaman induknya atau dilepaskan dari kondisi normal lingkungan
hidupnya. Kebutuhan manusia akan produk segar yang bermutu dan masih layak
untuk dikonsumsi, menuntut pengelolaan stress yang dilakukan sedemikian rupa
sehingga produk tersebut masih dapat mampu mempertahankan hidupnya yang
direfleksikan dalam bentuk kesegarannya dan perubahan minimal mutu
nutrisinya. Pengelolaan stress ini juga dilakukan untuk memperpanjang masa
simpan dan masa pasar (Hardenberg, dkk. 1986).
Buah dan sayuran pascapanen adalah merupakan produk hidup yang masih
aktif melakukan aktifitas metabolismenya. Hal ini dicirikan dengan adanya proses
respirasi yang masih berjalan seperti halnya sebelum produk tersebut dipanen.
Keragaman akan laju respirasi pascapanennya sering dijadikan sebagai indicator
tingkat laju kemunduran dari produk tersebut. Semakin tinggi tingkat laju
respirasinya maka semakin cepat laju kemunduran dan semakin cepat kematian
yang terjadi. keragaman akan kondisi fisik-morfologis buah dan sayuran
mencirikan pula akan kepekaannya terhadap kerusakan mekanis dan patologis.
Kerusakan mekanis meliputi benturan (impact), tekanan (compression) dan
getaran (vibration). Kerusakan patolgis adalah diakibatkan oleh serangan
mikroorganisme patogenik terutama oleh cendawan dan bakteri. Kondisi fisik-
morfologis produk juga berpengaruh terhadap traspirasi atau penguapan air dari
produk itu sendiri. Seperti halnya sayuran daun dimana rasio antara volume dan
berat yang tinggi cenderung transpirasi berjalan tinggi. Sebaliknya produk seperti
buah-buahan dimana rasio tersebut lebih rendah maka transpirasi berjalan lebih
lambat. Kehilangan berat sebanyak 5% akibat transpirasi untuk produk sayuran
dan 10% untuk buah maupun umbi-umbian berakibat pada berkurangnya nilai
komersial secara berarti (Utama, 2004)
Karakteristik warna, tekstur dan aroma serta pemajangan yang menarik
memberikan kesan produk tersebut segar dan sering dijadikan indicator kelayakan
produk tersebut untuk dibeli oleh konsumen. Jenis yang beragam produk
hortikultura segar mulai dari sayuran daun, buah, umbi-umbian serta bunga
potong memberikan ruang display kesan tersendiri bagi pembeli bila diatur
dengan baik. Warna yang beragam dengan rancangan pemajangan colour-contrast
yang baik akan sangat memberikan perhatian bagi konsumen untuk menimbulkan
keinginan membeli. Di supermarket-supermarket besar, departemen produk segar
ditempatkan paling depan sering digunakan sebagai daya tarik untuk pembeli
dating dan selanjutnya mengunjungi departemen lainnya(Munggarati,2011)
Kerusakan mekanis adalah masalah signifikan dalam pemasaran produk
hortikultura. Kerusakan mekanis menurunkan mutu dan daya jual produk melalui
perubahan kenampakan visual, meningkatnya laju kemunduran dan kehilangan air
dan meningkatnya kepekaannya terhadap pembusukan. Tekanan udara dapat
mempengaruhi laju kehilangan air dari produk. Hal ini sering menjadi perhatian
saat pengiriman dilakukan dengan kapal udara. Uap air menguap lebih cepat pada
tekanan udara lebih rendah (Pantastico, E.R.B. 1986).
Ada tiga bentuk kerusakan mekanis, yaitu benturan (impact), tekanan
(compression) dan getaran (vibration). Kerusakan karena benturan dapat terjadi
karena produk dijatuhkan ke pada produk lainnya atau pada permukaan keras.
Kerusakan benturan sering terjadi oleh ketinggian jatuhan dalam pemanenan dan
pengemasan, penanganan manual dan tanpa adanya atau tidak beroperasinya
forklift dengan baik. Kerusakan karena tekanan disebabkan terlalu banyaknya
produk dimasukkan kedalam suatu kemasan. Penumpukan kemasan terlalu tinggi
dimana kemasan itu sendiri tidak mampu menopang berat diatasnya menyebabkan
kerusakan mekanis umum produk hortikultura segar di negara-negara sedang
berkembang.. Bila sel-sel rusak, maka cairan sel bocor keluar dan kontak dengan
udara dan O2. Hal ini menyebakan warna coklat pada permukaan buah.
Penggunaan nampan plastik atau gabus dengan lapisan tunggal dalam kemasan
dapat mengurangi kerusakan karena getaran sepanjang nampan yang digunakan
adalah dengan seleksi ukuran terbaik (Santoso, dkk. 1986)
DAFTAR PUSTAKA
Hardenberg, R. E., Watada, A. E. and Wang, C. Y. 1986. The Commercial
Storage of Fruits, Vegetables, Florist and Nursery Stocks. USDA
Agric. Handbook No. 66. USDA Washington.
Munggarati,2011.KriteriaPanen.http://munggaranti.wordpress.com/2011/05/23/
pge/2/ diaksestanggal 30 Mei 2012
Pantastico, E.R.B. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Santoso, dkk. 1986. Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen Tanaman Hortikultura. Indonesia Australia Eastern Universities Project : Bogor.
Utama, I M.S. 2004. Prinsip Dasar da Permasalahan Pengembangan Teknologi
Pascapanen Hortikulturan dan Usaha Perbaikannya. Makalah yang
disampaikan pada Lokakarya Strategi Pengembangan Horticultura di
Bali, CERETROF- UNUD, 30-31 Juli, 2004.
top related