temporary pace maker
Post on 21-Dec-2015
123 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Temporary Pace Maker
1. Definisi
Temporary Pace maker adalah sebuah alat pacu jantung buatan elektronik yang
berfungsi sebagai node (sino-atrial) SA pengganti yang berkontraksi dari otot jantung.
Perangkat ini dimasukkan oleh threading atau kawat melalui pembuluh darah vena
femoralis atau vena jugularis atau vena subclaviamenuju atrium atau ventrikel kanan.
Sedangkan generatornya ditempatkan diluar dan bersifat sementara pada kelainan
yang dicurigai karena adanya gangguan irama ataupun sebagai tindakan emergency
sebelum pemasangan permanent pace maker. Tujuan utama pemasangan Temporary
Pace Maker adalah membuat frekuensi denyut jantung menjadi normal baik yang
disebabkan jantung pasien tersebut terlalu lambat maupun terjadinya blok pada sistem
hantaran irama jantung.
2. Etiologi
Etiologi yang dapat menyebabkan pemasangan Temporary Pace maker pada pasien
adalah jika pasien mengalami sistem gangguan pada sistem konduksi alaminya. Yang
termasuk pada sistem konduksi alami yaitu :
1. SA node
2. AV node
3. Internodal Atrial
4. His bundle
5. RBB
6. LBB
7. Serabut Purkinje
8. Manifestasi Klinis
1. Syncope
2. Pusing
3. Cepat lelah
4. Berdebar – debar
5. Bingung
6. Nafas pendek
7. Rasa berat di dada
8. Exercise intolerance
9. CHF (Congestif Heart Failure)
10. Indikasi Pemasangan
Disfungsi SA Node :
1. Sinus Bradikardi dengan gejala
2. Sinus Arrest
3. Sinus blok >3 detik disertai gejala
4. Sick Sinus Sindrom (brady tachy sinus)
Disfungsi AV Node :
1. AVB derajat 3 (intermitte,persistent)
2. AVB derajat 2 tipe 2 (intermitten, persistent)
3. AVB derajat 2 tipe 1 disertai gejala
4. AF normo respon
5. Kongenital CHB
Jalur Pemasangan Elektrode Temporary Pace Maker
1. Transcutaneous yaitu pemasangan electrode yang ditempatkan pada dinding dada
anterior & posterior kemudian disambungkan ke unit pacu external.
2. Transthoracic yaitu electrrode pacu dipasang dengan menusukkan kawat
tranthoracic menuju ventrikel kanan.
3. Transvenous yaitu pemasangan electrode pacu dipasang melalui vena menuju
ventrikel kanan atau atrium kanan atau keduanya.
4. Epicardial yaitu pemasangan electrode pacu dijahitkan ke epikardium pada saat
operasi jantung.
5. Komponen Pacu Jantung
1. Generator yaitu merupakan sumber impuls.
Setting untuk generator:
1. Rate
Jumlah impulse listrik yang dihasilkanoleh generator setiapmenit. (30 – 160 x/mnt)
2. Output:
Besarnya energy listrik yang dikeluarkan setiap sekali memberi impulse.(0.1-20mA)
3. Sensitivity:
Kemampuan pacemaker membacabatas level/ besarnya intrinsic listrik jantung
(amplitudo) dimana generator harusmemberi impulse ataumenunda/ menghambat (1
-20 mV).
4. Power on / off
Untukmematikandanmenghidupkan generator.
2. Kabel penghubung yaitu merupakan kawat penghubung generator dan miokardium
dan berupa unipolar (kutup negatif) danbipolarbagian distal
3. Elektrode
4. Istilah Temporary Pacemaker
5. Spike (jarum);
Adanyaenergilistrikartifisial pacemaker sampaikemyocard (jantung) .
6. Capture / nyambung :
Depolarisasijantungdisebabkandari impulse listrik pacemaker (pacujantung)
7. Gambaran EKG
Pacing Spike capture ventrikel
1. Threshold output (ambangpacu) adalah minimal energi yang diberikan dimana terjadi
depolarisasi jantung( mA)
2. Threshold sensing (ambangrangsang) adalah batas maksimal besarny aintrinsik
listrik jantung (amplitude) yang dapat ditangkap ( sense) oleh generator (mV).
3. Cara Kerja Temporary Pacemaker
Pengukuran Treshold Ouput
1. Tentukan pacuan 20% diatas rate pasien (10 beat/menit diatas HR pasien)
2. Sensitivity pada posisi demand
3. Control output pada posisi 5 mA (99% selalu capture) sehingga lampu pacing
menyala.
4. Turunkan nilai output sampai gambaran EKG tidak capture. Gambaran capture
nilai terakhir adalah ambang output
5. Setting output adalah dua kali nilai ambang (treshold).
Pengukuran Treshold Sensitivity
1. Diberikan 1.5 – 3.0 mV (tanpa diukur – secara ilmiah dan pengalaman aman).
2. Menggunakan threshold sensitivity:
1. Tentukan rate pacuan 20% dibawah rate pasien (10 beat/menit dibawah HR
pasien).
2. Tentukan output 5 mA atau nilai yang sudah diukur.
3. Lihat lampu sense menyala.
4. Pertama nilai sensitivity pada 1 mV. Kemudian dinaikkan sampai terlihat lampu
pacuan menyala dan gambaran EKG capture disebut sebagai threshold
sensitivity.
Gambaran Sensitivity Pacing
Setting sensitivity pada 0.5 nilai threshold sensitivity. Semakin kecil nilai
sensitivity yang di setting semakin kecil TPM mendeteksi aktifitas listrik sehingga
dapat mendeteksi gelombang P, dan atau interferensi luar (artefak) disebut sebagai
OVERSENSING.
Semakin tinggi setting sensitivity (tanpa mengukur threshold sentivity) akan
semakin asyncrhronous disebut UNDERSENSING.
5. Komplikasi
1. Infeksi daerah sekitar punksi (insert area)
2. Electrode berubah posisi (misplacement)
3. Ventrikel perforasi (tamponade)
4. Trombosis – emboli
5. Pneumothoraks
6. Malfungsi generator
7. Persiapan Pemasangan Temporary Pace Maker
Alat dan bahan
1. Non steril : generator dan kabel penghubung
2. Steril :
1. Set diagnostik
2. Baju 2 buah
3. Duk bolong
4. Laken kecil
5. Korentang
6. Bengkok
7. Kassa
8. Jarum pungsi/abocath (18/20)
9. Syringe 10 cc untuk lidokain 2% dan flushing
10. Syeringe 2,5 cc untuk aspirasi
11. Benang jahit dan jarum untuk fiksasi elektrode
12. Sheath set, elektrode bipolar sesuai dengan ukuran sheath
3. Battery Operation
1. Selalumulai / pasang battery baru, akanbertahankrglebih 7 hari
2. Low Battery Indicator
Ketika indicator low battmuncul, masih ada waktu 24 jam untuk tetap pacing
sebelum diganti
1. Battery replacement
Pada saat battere dilepas, mesin masih akan tetap bias melakukan pacing
krglebih 15 detik.
2. Penatalaksanaan Pemasangan TPM
1. Perekaman EKG 6 sandapan EKG ekstremitas.
2. Preparasi dengan bethadine cair dan sterilkan area yang akan digunakan.
3. Operator (dokter) melakukan anestesi local di daerah yang akan di pungsi.
4. Puncture/pungsi vena yang akan kita pungsi.
5. Pastikan vena tersebut terkanulasi, masukkan sheath terlebih dahulu masukkan wire,
kemudian jarum dicabut, tinggal wire, kemudian masukkan sheath, lalu wire dan
dilator dicabut. Jadi tertingal hanya tinggal sheath. Kemudian diaspirasi sheath
tersebut melalui threeway yang tersedia dan dilakukan flushing agar terbebas dari
bekuan darah.
6. Masukkan electrode melalui sheath sampai ke ruang ruang jantung yang kita
inginkan (ventrikel kanan), setelah betul lokasi yang kita inginkan kemudian kita
hubungkan g g electrode tersebut dengan kabel (sebelumnya kabel telah
tersambung ke generator) sesuai muatannya positif ke positif, negative ke negative.
7. Set generator .
1. Pacing rate di atas HR pasien.
2. Output kita pasang 5 mA.
3. Sensitivity kita pasang demand atau 1.5 – 3.0 mV.
8. Kemudian kita nyalakan generator, dengan menekan tombol ON.
9. Kemudian kita lihat pada generator lampu pacing menyala/ tidak, pastikan menyala
dan pastikan capture pada gambaran EKG.
10. Setelah benar benar capture,kita ukur threshold output, ingat threshold output
harus dibawah 1 mA.
11. Kemudian kita ukur kita ukur threshold sensitivity, bila pasien dengan
hemodinamik stabil (tidak terganggu). Atau kita pasang pada daerah yang aman
yaitu 1.5 – 3.0 Mv.
12. Setelah selesai semua kita fiksasi sheath dan electrode tersebut dengan
menjahit pada kulit pasien. Dan kita tutup luka tersebut dengan kassa steril yang
telah diberi betadhin cair kemudian difiksasi dengan dengan plester.
13. Perekaman sandapan EKG 6 sandapan terakhir.
14. Pasien dipindah ke ruangan.
15. TPM baru bisa dilepas jika ada irama intrinsic yaitu irama dari jantung sendiri
bukan dari TPM. Gambarannya sebagai berikut:
1. Gambaran ECG tidak ada spike.
2. Rate pada jantung lebih tinggi dari rate generator TPM.
3. QRS dari generator lebar sedangkan intrinsic sempit.
4. Jika sudah ada irama intrinsic observasi 24 jam jika tetap baik maka TPM bisa
dilepas.
5. TPM baru bisa dilepas jika ada irama intrinsic yaitu irama dari jantung sendiri
bukan dari TPM. Gambarannya sebagai berikut:
1. Gambaran ECG tidak ada spike
2. Rate pada jantung lebih tinggi dari rate generator TPM
3. QRS dari generator lebar sedangkan intrinsic sempit
4. Jika sudah ada irama intrinsic observasi 24 jam jika tetap baik maka TPM bisa
dilepas.
5. Blok AV dibagi menjadi tiga kategori: Derajat pertama, kedua, dan ketiga.
6. Pada blok AV derajat pertama impuls masih bisa diteruskan, tetapi dengan lambat
Rate : Tergantung pada tingkat ritme yang mendasari
Rhythm : reguler
P Waves : Normal
PR Interval : memanjanglebihdari 0.20 detik
QRS : Normal (0,06-0,10 detik)
Ratio AV konduksi : AV node melakukan impuls ke ventrikel dengan ratio 1 : 1
1. Pada blok AV total tidak ada konduksi antara atrial dan ventrikel karena adanya blok
elektrik di AV node atau dibawahnya sehingga atria dan ventrikel berdenyut sendiri-
sendiri, yang disebut disosiasi AV komplit.
2. Gambaran EKG secara khas menunjukkan letak gelombang-gelombang P yang tak
ada hubungannya dengan letak gelombang-gelombang QRS.
Rate : Atrial: 60-100 x/mnt;
ventrikel: 40-60 x/mnt jika fokus escape dari junctional,
40 x/mnt jika fokus escape dari ventrikel
Rhythm : Bisaanya reguler , tapi atrium dan ventrikel berjalan sendiri-
sendiri
P Waves : Normal, bisa bertumpuk di komplek QRS atau gelombang T
PR Interval : sangat bervariasi
QRS : Normal jika ventrikel diaktifkan oleh focus escape dari
junctional, melebar (> 10detik) jikafokusescape dari ventrikel
top related