tata cara upacara adat jambi
Post on 22-Oct-2015
811 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
TATA UPACARA ADAT JAMBI
Beberapa jenis dan bentuk upacara tradisional biasanya dilakukan pada saat-saat
tertentu, misalnya pada waktu manusia memasuki suatu tingkatan atau tahapan di dalam
daur (lingkaran) hidup, pada saat manusia akan memulai suatu kegiatan yang berkenaan
dengan aktivitas hidup sehari-hari dan sebagainya. Waktu-waktu serupa itu dirasakan
sebagai saat-saat yang "genting" atau berbahaya karena dianggap dapat menimbulkan
malapetaka, membawa kesengsaraan dan penyakit kepada manusia.
Oleh sebab itu, meskipun hampir seluruh masyarakat Jambi telah memeluk agama
Islam, namun pada saat ini banyak diantara mereka masih melakukan upacara-upacara
tersebut yang dianggap sebagai sisa warisan kepercayaan nenek moyang. Beberapa upacara
adat yang ada di Jambi adalah:
Upacara Lingkaran Hidup Manusia: Upacara-upacara ini dilakukan sejak seseorang
dilahirkan sampai meninggal, dengan artian untuk memperingati saat-saat seseorang
individu memasuki suatu tingkatan sepanjang hidupnya. Penyelenggaran upacara ini
terutama pada masa kehamilan, kelahiran, dewasa, perkawinan, dan kematian.
Upacara Kelahiran: Saat umur kandungan seorang wanita menginjak 7 bulan,
keluarganya secara resmi memberitahukan hal ini paling tidak pada 2 orang dukun yang
ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Upacara pemberitahuan ini disebut dengan istilah
Menuak/Nuak, yang maksudnya agar dukun siap memberi pertolongan jika tiba saatnya
melahirkan. Dalam upacara ini masing-masing dukun diberi hantaran berupa nasi kunyit
beserta laukpauknya.
Ketika wanita hamilan tersebut menghadapi saat kelahiran, para dukun yang sudah
dipesan segera datang memberi pertolongan. Dukun wanita bertugas menyambut kelahiran
anak, sedangkan dukun laki-laki yang berada di balik pembatas ruangan tempat melahirkan
membacakan mantra agar anak dapat lahir dengan lancar dan lengkap serta ibunya dalam
keadaan selamat. Untuk menghindari pengaruh jahat saat melahirkan, disediakan benda-
benda yang dianggap mengandung unsur-unsur magis seperti buah kundur, jimat yang
terbuat dari untaian jeringo bangle, pisau kecil dan lain-lain.
Saat bayi berumur 7 hari, diadakan upacara mandi ke sungai (mandi kayik) dipimpin
oleh dukun yang menolong melahirkan. Dalam upacara tersebut sekaligus diadakan prosesi
pemberian nama kepada anak. Kemudian setelah bayi berumur 40 hari dilakukan upacara
memoton rambut untuk pertama kalinya yang dilakukan oleh para alim ulama dan Tua-tua
tengganai. Selain itu diadakan pula upacara Basuh Tangan, acara tersebut diselenggarakan
bersamaan saat sang ibu telah dalam keadaan bersih dan pulih kesehatannya pasca
melahirkan. Tujuan dari upacara tersebut adalah sebagai permohonanan supaya sang anak
dikaruniai sifat rajin, kuat, gemar bekerja, suka menolong, jujur, patuh, dan sifat-sifat baik
lainnya.
Masa Dewasa: Setelah anak mencapai umur 6-10 tahun, khusus bagi anak laki-laki
diadakan upacara khitanan (sunat), sedangkan bagi anak perempuan dilkukan upacara
Batindik (melubangi telinga). Upacara pendewasaan tersebut biasanya dilakukan
bersamaan dengan tradisi Khatam Quran sebagai bekal hidup dalam masa dewasa.
Upacara Perkawinan: Rangkaian upacara ini diawali dengan adat pergaulan anatara
pemuda dan perempuan yang dikenal dengan itilah Berserambahan. Dalam acara ini
mereka memperlihatkan keahlian berpantun yang disebut Seloka Muda, Setelah keduanya
sepakat untuk menikah, maka berlaku tahap berikutnya:
1. Berusik sirih bergurau pinang: Merupakan tahap menjajaki perasaan masing-
masing pihak untuk mengetahui apakah hubungan dapat dilanjutkan dengan
perkawinan.
2. Duduk bertuik, tegak bertanyo: merupakan tahap untuk mengetahui keadaan gadis
yang menyangkut silslah, budi pekerti, sopan santun pergaulan, serta kemungkinan
persetujuan orangtuanya.
3. Ikat buatan janji semayo: adalah musyawarah resmi keluarga kedua belah pihak
untuk membicrakan waktu pertunangan dan perkawinan.
4. Ulur antarserah terimo pusako: yaitu pihak laki-laki menepati janji dengan
mengantarkan barang-barang ke rumah si gadis sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati.
5. Sebagai inti dari suatu upacara pernikahan terjadi pada saat Sedekah Labuh, yang
mana pada aat itu perkawinan diresmikan dengan akad nikah dan akad Kabul di
hadapan seorang pemuka agama.
Upacara Kematian: Saat menghadapi masa kritis, manusia perlu melakukan suatu
perbuatan untuk memperteguh iman dan menguatkan dirinya. Dalam hal ini, menurut
kepercayaan setempat perlu diadakan upacara pengucapan mantra-mantra secara bersama-
sama yang dipimpin oleh seorang dukun. Atau menurut agama Islam diwujudkan dalam
bentuk pembacaan Bardah dan Surat Yasin oleh seorang pemuka agama. Begitu orang yang
bersangkutan wafat, kembali dibacakan ayat-ayat suci oleh salah seorang keluarganya.
Keluarga yang terkena musibah wajib memberitahukan berita dukacita itu kepada kepala
kaum kerabatnya (tua tengganai) dan Imam Masjid. Setelah itu jenazah dimandikan, dibalut
kain kafan, dan disholatkan. Setelah itu jenazah bisa disemayamkan dan dipasang batu nian
serta ditutup dengan pembacaan doa. Pada malam harinya diselenggarakan pengajian dan
tahlil selama 3-7 malam oleh kerabat dan tetangga dekat orang yang meninggal. Pada hari
ke-7 setelah kematian diadakan upacara Naik Tanah yaitu memperbaiki tanah perkuburan.
Rangkaian upacara tersebut diakhiri dengan makan bersama (sedekah selamatan) untuk
memperingati orang yang meninggal.
Disamping upacaraupacara yang berkaitan dengan lingkungan hidup manusia, masyarakat
Jambi juga mengenal beberapa upacara tradisional lainnya. Jenis upacara ini
diselenggarakan berkenaan dengan aktivitas hidup mereka sehari-hari antara lain:
Mintak ahi ujan: adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka untuk meminta
hujan segera turun. Upacara ini mengandung unsur sinkretis antara kepercayaan nenek
moyang dan agama Islam yang mana upacara ini ditujukan kepada dewa (mambang)
yang mengatur hujan. Sedangkan dari segi agama ditandai dengan sembahyang secara
agama Islam untuk meminta hujan.
Nugal Bejolo: yaitu upacara sehubungan dengan pekerjaan menanam padi, yang sangat
penting artinya sebagai pengukuhan nilai-nilai budaya yang berlaku turun-temurun.
Upacara ini juga menonjolkan aspek social lainnya, yakni memberi kesempatan bagi
muda-mudi untuk bergaul lebih akrab.
Kumau: juga merupakan suatu upacara yang berkaitan dengan bidang pertanian.
Upacara ini diselenggarakan saat penduduk hendak memulai kegiatan bersawah dan
biasanya diselenggarakan setahun sekali pada musim hujan. Adapun tahap-tahap dalam
upacara ini adalah: Ngapak Jambe (membuka lahan), nyiram, beneih padei, (menyiram
benih padi yang akan ditanam dengan air bermantra), ngambau beneih (menabur benih
padi di sawah) dan mamasang pupuh (memasang daun-daunan di tengah lading
persemaian).
Ngayun luci: merupakan upacara yang juga berkaitan dengan pertanian. Tujuannya
adalah untuk memohon keberhasilan panen.
Disamping itu masih ada beberapa upacara lainnya yang terutama berkenaan dengan
aktivitas pertanian sebagai mata pencaharian pokok penduduk seperti: Nanak, ulu tahun,
Beselang nuai dan turun ke sawa.
PROSES PEMILIHAN JODOH
Pada umumnya, tahapan pernikahan adat jambi mirip dengan adat adat melayu pada
umumnya. Karena mereka masih serumpun.. Akan tetapi, di jambi pun, adat yg berlaku
tidak semuanya sama. Om mertua, lahir dan gede di Tanjung Pasir, sebrang kota jambi.
Kenapa dibilang sebrang? karena memang lokasinya berada di seberang pusat kota jambi,
yang dibatasi oleh sungai Batanghari. Ada beberapa pakem adat yang berbeda dgn orang
dari wilayah Sekernan, misalnya. Beberapa tata cara adat yang akan gw tuliskan dibawah
ini, hanyalah berdasarkan pengetahuan pribadi atau pernah gw jalani. Jadi, sangat mungkin,
akan berbeda dgn pakem adat Jambi yang sebenarnya.
Lamaran
Lamaran ini di Jambi, disebut sebagai anter tando. Sebelum diadakan acara lamaran,
biasanya akan ada utusan dari pihak laki laki, yg akan bertanya, ataupun bersilahturahmi ke
keluarga wanita. Utusan ini akan mencari tau, apakah wanita nya sudah ada yg melamar.
Setelah itu, baru akan dilakukan prosesi lamaran.
Lamaran ini biasanya dihadiri tuo tengganai dari kedua belah pihak keluarga. Pada saat
lamaran, keluarga laki laki akan membawa syarat adat, diantaranya:
Cincin pengikat. Cincin ini hanya untuk dipakai wanita, bukan satu pasang. Karena,
tukar cincin baru akan dilakukan saat akad nikah nanti.
Pakaian sepelulusan. Berupa bahan kebaya untuk akad, dan kain bawahan, bisa
berupa batik atau songket. Terkadang juga dilengkapi selop dan dompet.
Sirih Pinang. Berupa perlengkapan untuk makan sirih, berupa daun sirih, kapur
sirih, tembakau, serta pinang, yang diletakkan di tempat sirih khusus.
Prosesi lamaran biasanya berupa seloko seloko (seperti berbalas pantun) antar wakil
keluarga terlebih dahulu, yang kira2 isinya adalah menanyakan maksud dan tujuan keluarga
laki laki bertamu ke keluarga wanita. Setelah itu, prosesi lamaran itu sendiri, berupa
pemasangan cincin ke calon pengantin wanitanya. Kemudian dilanjutkan dengan acara
makan bersama. Setelah selesai makan, maka dilakukan perundingan keluarga inti, dimana
membicarakan tentang kelanjutan lamaran tadi, berupa, pembicaraan tanggal, adat dll.
Pembicaraan yang dilakukan antara lain:
Tanggal pernikahan. Apakah upacara pernikahan akan dilaksanakan sepanen jagung
(3 bulan) sepanen padi (6 bulan) atau yang lain
Adat yang digunakan. Apakah menggunakan pure adat jambi, atau ada
campurannya.
Seserahan. Apa saja hantaran yang akan diberikan keluarga laki laki.
Uang adat. Uang adat disini ada 2, yaitu uang adat, dan uang selemak semanis. Klo
uang adat, biasanya kecil, berkisar 50-100 ribu saja, nah, uang
selemak semanis ini yang cukup besar, disesuaikan dgn kemampuan keluarga laki laki.
Uang selemak semanis ini, merupakan urunan atau membantu belanja untuk acara resepsi
pernikahan nanti.
Hantaran
Secara adat jambi, hanterannya unik lohhhh. Dan ada beberapa barang yang harus serba 2..
Beberapa Hantaran dlm Adat Jambi:
Isi kamar, berupa tempat tidur, lemari, meja rias, kasur, bed cover, sampai gorden
untuk kamar penganten
Peralatan make-up
Bahan pakaian/kebaya atasan dan bawahan (2 pasang)
Sepatu/ selop (2 pasang)
Tas (2 pcs)
Baju tidur (2 pasang)
Underwear (2 set)
Kain panjang (2 lembar) katanya sih kalo dulu dijadiin kain basahan klo mandi di
sungai (iya, dipinggir sungai batanghari, bareng buaya, ehehehhe)
Peralatan Mandi berupa sabun, sampo dll, di beberapa daerah malah ada yg bawa
gayung, ember yang dipitain…
Perlengkapan Ibadah
Bumbu dapur berupa cabe, merica, bawang, tomat, garem, beras, telur, dll, bahkan
ada yg ngasih KERBAU (idup, digeret2 masuk acara, dipitain lagi dan nyengir khas
kebo…). Merupakan perlambang keluarga laki laki, turut serta membantu “logistik”
acara resepsi.
Uang Selemak Semanis
top related