tantangan gereja gembala dan anggota jemaat filea. para pemimpin yang sudah cukup berusia. 1. para...

Post on 27-May-2019

269 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

BAB II

A. Kesehatan yang menyeluruh dari gereja atau pelayanan apa pun bergantung terutama pada kesehatan emosional dan spiritua1 darikepemimpinannya.

B. Kunci kepemimpinan rohani yang sukses banyak bergantung pada kehidupan batiniah pemimpinnya dari pada kemahirannya, karunia-karunia, ataupun pengalaman pemimpinnya.

A. Tidak memiliki kerohanian yang tinggi (paling tidak di ataskerohanian anggota yang digembalakan).• Kehidupan pendeta tidak bisa menjadi teladan bagi anggota.

• Kehidupan keluarga pendeta tidak bisa menjadi teladan bagi keluarga-keluarga di jemaat.

B. Tidak memiliki visi dan misi pelayanan yang jelas.• Tidak mempunyai inovasi pribadi yang sesuai dengan keadaan dan

kebutuhan jemaat.

• Sekedar menjalankan program kerja dari pimpinan yang lebih tinggi.

• Susah menerima perubahan.

C. Tidak memiliki kemampuan rohani yang memadai. • Tidak mau belajar memperkembang dan melengkap diri.

• Lebih suka menjadi peniru daripada pelopor.

D. Tidak memiliki kemampuan kepemimpinan.• Tidak berani menyatakan benar itu benar dan salah itu salah.

• Tidak memiliki keberanian untuk memimpin terlebih untuk menghadapiorang-orang yang perlu dihadapi.

• Tidak memiliki karisma, tidak tegas, ragu-ragu.

• Pendeta takut kalau anggota akan meninggalkan gereja karena ketegasankepemimpinannya.

E. Sibuk dalam pelayanan namun lupa akan kehidupan pribadi dan keluarganya.• Keluarga diabaikan demi jemaat.

• Timbul konflik dalam keluarga.

F. Tidak mudah menyesuaikan diri dengan gereja yang digembalakan.• Kurang pandai bergaul.

• Tidak mudah untuk bekerja sama dengan orang lain.

G. Tidak mudah menerima masukan atau teguran dari anggota.• Pendeta sering merasa diri lebih pintar.

• Pendeta sering merasa lebih pengalaman.

H. Takut dengan apa yang anggota pikirkan tentang dirinya.• Selalu berusaha menyenangkan hati anggota.

• Mengorbankan kebenaran demi menjadi pendeta "favorit."

A. Para Pemimpin yang sudah cukup berusia.1. Para gembala, khususnya gembala muda, berusaha untuk mengubah

gereja-gereja dalam arah yang baru, tetapi ternyata bahwa usaha-usahaini terhambat faktor-faktor pemimpin mereka yang tampaknya tertarikdalam memelihara struktur yang ada dan melanjutkan tradisi.

2. Kadang-kadang para Pemimpin tua tampak menghambat, tetapisebenarnya hanya karena belum didekati atau ditangani dengan cara yang benar

A. Para Pemimpin yang sudah cukup berusia.3. Sering Pendeta cenderung mengusulkan program-program dan metode-

metode baru sebelum mempersiapkan para pemimpin tersebut denganmemadai. Hal yang dapat dilakukan• Hubungi secara pribadi.• Tentukan apakah orang tersebut melawan ide atas dasar filosofi dan alkitabiah atau

apakah hambatan itu karena tradisi• Buat daftar masalah atau kebutuhan yang akan dipenuhi atau diatasi oleh ide tersebut

dan mintalah saran-sarannya untuk solusi yang mungkin. Sarankan pemikiran tersebutsebagai cara yang mungkin untuk mengatasi masalah. Pastikan orang tersebutmemahami masalah sebelum saudara menawarkan penyelesaian.

• Usahakan untuk menyelesaikan masalah secara Alkitabiah dan Filosofis. Jika seseorangmelihat hal itu adalah amanat Alkitabiah, umumnya ia akan menyetujui penyelesaian, meskipun caranya berbeda.

A. Para Pemimpin yang sudah cukup berusia.4. Intinya, jangan mengusulkan ide-ide baru dengan tiba-tiba, dan jangan

dicetuskan pertama kali dalam arena kelompok. Persiapan yang baik sangatdiperlukan

5. Jika persiapan untuk perubahan atau kreativitas terjadi dalam cara yang benar, gembala hanya perlu waktu untuk membawa ide tersebut.

a. Perlu waktu untuk mengembangkan kepercayaan sehingga ide-ide bisa didengarkanb. Siapkan sebelum diusulkan, tentukan masalah, dan siapkan waktu yang cukup untuk

melihat ide-ide itu bisa dilaksanakan.c. Jika telah menjadi jelas bahwa ada hambatan yang sesungguhnya, gembala memiliki dua

kemungkinan untuk bertindak:i. Siaplah untuk menunggu, sementara itu bekerjalah dan persiapkan orang-orang muda untuk

bergerak pada posisi kepemimpinan. Gantikan yang lama dengan yang baru. Ini memerlukanwaktu dan prosedur yang lembut dan sabar yang tidak menimbulkan perpecahan dan menyakitiperasaan.

ii. Jika ini tidak mungkin dan orang-orang muda tidak tersedia, gembala mungkin tidak memilikipilihan lain kecuali meninggalkan rencana tersebut.

B. Tidak tersedia pemimpin di dalam jemaat.1. Ada posisi penting namun tidak ada orang yang tepat.

2. Masalah sesungguhnya adalah tidak ada suatu cara yang tepat untukmenemukan orang yang tepat.

B. Tidak tersedia pemimpin di dalam jemaat.3. Jika Allah memanggil kita untuk melaksanakan pelayanan tertentu, Ia akan

memberikan orang yang tepat.

4. Jika masalah ini timbul, maka ada tiga hal yang mungkin benar:a. Gembala mungkin tidak tahu siapa yang ada. Tidak ada cara untuk menaksir minat

dan keahlian jemaat. Tidak ada proses pengerahan tenaga baru yang spesifik.

b. Orang-orang mungkin tersedia tetapi memiliki "mentalitas penonton." Ini adalahmasalah rohani dan ada contoh alkitabiah.

c. Lowongan pekerjaan tidak perlu diisi sekarang. Ada lowongan yang perlu ditangani, tetapi gereja tidak melakukannya karena tidak ada yang berkualitas untukmelakukannya. Mungkin waktunya tidak tepat. Kami perlu bergantung kepada Allah untuk memenuhi kebutuhan ini.

C. Para pemimpin tidak hidup dengan rukun secara rohani1. Para pemimpin yang tidak suka mengampuni satu dengan yang lain.

2. Tidak ada sesuatu yang lebih melemahkan vitalitas rohani sebuah gerejadaripada menoleransi sikap ini.

3. Kalam masalah ini tidak ditangani, Allah tidak akan memberkati pelayananPendeta dan gereja tersebut.

4. Gunakan prinsip yang ada di Matius 18

5. Adalah tugas Gembala untuk mengambil inisiatif penyelesaian.

D. Para pemimpin yang tidak terlatih.1. Gereja memiliki pemimpin yang potensial. Tetapi tidak memiliki waktu atau

kemampuan untuk melatih mereka secukupnya.2. Seorang Gembala tidak diharapkan memiliki semua keahlian yang diperlukan

agar memenuhi semua kebutuhan untuk melatih orang-orang untuk melayani3. Ada tiga pilihan untuk menyelesaikan masalah ini

a. Pertimbangkan untuk mempekerjakan staf tambahan. Mereka yang akan melatih anggotajemaat dalam bidang pelayanan tertentu.

b. Manfaatkan sumber-sumber latihan lain yang ada di luar gereja. Gereja mengutus anggotauntuk mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh gereja-gereja lain.

c. Gembala mungkin perlu melakukan yang terbaik untuk menangani para pemimpinBersama-sama dan membiarkan mereka belajar sambal mempraktikkan apa yang merekapelajari. Sediakan waktu yang ada, yakinkan dukungan dan nasihat gembala bagi merekadan biarkah mereka belajar dari kesalahan

E. Para pemimpin yang tidak berkomitmen.1. Para pemimpin dan pelayan jemaat yang tidak komit dengan tugas-

tugasnya.

2. Jika banyak posisi diisi dengan cara pemilihan dan bukannya orang-orang yang ditunjuk, masalah ini akan terjadi.

3. Dipilih orang-orang yang belum teruji komitmennya. Dipilih karenakekerabatan, pertemanan, status sosial, bukan komitmen.

4. Gembala membuat uraian tugas dan standar pelaksanaan tugas serta visidan misi gereja sehingga semua mengetahui tugas dan fungsinya masing-masing.

F. Para Pemimpin yang tidak berkualitas.1. Para pemimpin dan pelayan yang dipilih setiap tahun namun tidak

memiliki kualitas dalam gaya hidup dan keahlian.

2. Ada dua solusi:a. Berusahalah mengubah anggaran dasar sehingga lebih banyak posisi kepemimpinan

diisi dengan cara penunjukan daripada pemilihan,

b. Jika tidak mungkin mengubah anggaran dasar dan bentuk kepengurusan, lakukansesuatu yang dapat memperkuat prosedur pencalonan untuk menjamin bahwaorang-orang yang berkualitas yang dicalonkan. Beri kesan kepada majelis gereja ataupanitia pemilih tentang kebutuhan akan orang-orang yang berkualitas.

A. Tiga isu penting:1. Jika Roh Allah tidak mengendalikan pergerakan gereja, bagaimana gereja

akan dikelola dengan benar?

2. Jika doa dianggap tidak penting dalam gereja, bagaimana mungkin gerejaakan bertumbuh dengan pesat?

3. Jika gereja tidak menghargai penundukan diri pada otoritas(kepemimpinan yang ada), bisakah diharapkan anggota akan melatihanggota yang lain (pemuridan)?

B. Timbulkan gairah rohani di dalam jemaat.

• Kerohanian adalah cara hidup jemaat yang benar. Inilah inti kehidupan kristiani. Ini menyangkut tiga area:

1. Berdoa

2. Berpuasa

3. Menjaga Kekudusan

I. BERDOA1. Doa merupakan langkah masuk ke dalam sumber-sumber Allah.

2. Berdoa setiap waktu:a. Doa pagi

b. Doa malam

c. Doa semalam suntuk

d. Doa non-stop

I. BERDOA3. Hanya doa yang penuh kuasa akan mematahkan cengkeraman Iblis.

4. Doa diadakan di:a. Gereja

b. Rumah anggota

I. BERDOA1. Iblis sudah menipu banyak gembala dengan membuat mereka begitu

sibuk sehingga tidak sempat berdoa.

2. Buat target yang mau didoakan: sebuah misi, sebuah situasi atau keadaan, sebuah tempat, dll.

3. Untuk bisa terlibat dalam penginjilan atau pelayanan, maka anggota harusmasuk dalam peperangan rohani.

II. Berpuasa.1. Para pemimpin dan pelayan jemaat harus terlibat dalam doa dan

berpuasa.

2. Buat target puasa: 1. Mingguan

a. Bulanan

b. Tahunan

II. Berpuasa : Dilaksanakan secara• Jemaat

• Keluarga

• Pribadi

• Kelompok pelayanan-pelayan di jemaat

III. KEKUDUSAN1. Banyak gereja jatuh karena kesombongan rohani.

2. Banyak pelayan Tuhan jatuh karena kesombongan rohani.

3. Lakukan aktivitas pelayanan gereja dalam kesederhanaan.

4. Promosikan kekudusan dan bukan kemegahan dunia.a. Adakan retret yang mempromosikan kekudusan.

b. Mengajak untuk tidak terlibat dengan dunia dan kesenangannya.

c. Tidak bermain-main dengan dosa,

C. Otoritas dan Penundukan Diri.1. Pendeta yang hidup kerohanian dan kepemimpinannya benar akan ditiru

oleh orang yang dipimpinnya.

2. Para pemimpin yang hidup kerohanian dan kepemimpinannya benar akanditiru oleh orang-orang yang sedang ia latih dalam kepemimpinan.

3. Penundukan diri adalah suatu nilai yang tidak mudah ditiru.

4. Kalau kita tunduk kepada pemimpin di atas, maka kita bolehmengharapkan penundukan diri dari mereka yang di bawah kita.

D. Komitmen Waktu1. Sementara anggota tidur, pemimpin terus bekerja memikirkan solusi

untuk masalah-masalah dalam kelompok atau organisasi

2. Pemimpin harus memiliki komitmen waktu yang akan ia gunakan

3. Orang sibuk di gereja setiap hari. Jarang ada dimana gembala atau kaumawam tidak memberitakan Firman Tuhan, menyembah dan berdoa

E. Budaya GerejaYang Bersatu Padu1. Terima visi sepenuhnya atau tidak sama sekali2. Kegiatan gereja hanya ditujukan kepada mereka yang sudah satu visi dan komitmen

sungguh pada visi dan misi gereja3. Promosi jabatan hanya diberikan untuk mereka yang dapat menyesuaikan diri dan

menerima sepenuhnya budaya organisasi tersebut.4. Perusahaan-perusahaan yang visioner mengetahui dengan jelas jati diri, siap mereka dan

apa yang mereka yang sedang usahakan untuk dicapai, mereka cenderung untuk tidakmemberi peluang kepada orang yang tidak bersedia mengikuti atau tidak cocok denganstandar yang mereka minta. Perusahaan-perusahaan yang visioner menuntut lebihbanyak kepada para pekerja dan mengharapkan mereka menyesuaikan diri dengan garisperusahaan.

5. Mereka yang naik ke posisi lebih tinggi dalam kepemimpinan adalah orang yang benar-bena menghayati falsafah gereja sehingga mereka berusaha dan bersedia mengorbankansejumlah besar waktu mereka untuk memperjuangkan visi gereja.

6. Berusaha mendemonstrasikan penundukan diri yang sempurna kepada otoritas dan berusaha menghindari segala kritikan dan hal-hal negatif.

F. Mujizat dan Kuasa Allah.1. Dengan doa dan puasa serta penyerahan yang sungguh, maka mukjizat

Allah akan terjadi di dalam jemaat.

2. Mujizat dan kuasa Allah perlu dilakukan secara tetap di dalam jemaat agar terlihat bahwa Allah memberkati pelayanan gereja tersebut.

G. Visi.1. Pendeta harus mempunyai visi dan misi itu harus diteruskan kepada para

pelayan jemaat dan anggota jemaat.

2. Visi harus menguasai hidup pendeta agar bisa diteruskan kepada para pelayan jemaat dan anggota jemaat. Kadang-kadang visi itu mungkintampak aneh, namun harus dijelaskan dengan baik.

3. Visi mulai dari pemimpin bukan dari anggota.

4. Visi artinya sesuatu kerinduan atau harapan yang akan dicapai di masa mendatang dalam kurun waktu yang ditentukan.

H. Penetapan Sasaran.1. Sasaran atau target dari visi adalah sesuatu yang serius.

2. Setiap pendeta, pemimpin jemaat dan para pelayan jemaat harusmenetapkan sasaran masing-masing untuk mencapai visi.

3. Sasaran dibuat baik untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

4. Diadakan evaluasi rutin akan sasaran-sasaran yang sudah dicapai, belumtercapai, dan kendala-kendala bahkan mengembangkan apa yang sudahdicapai.

H. Penetapan Sasaran.1. Sasaran atau target dari visi adalah sesuatu yang serius.

2. Setiap pendeta, pemimpin jemaat dan para pelayan jemaat harusmenetapkan sasaran masing-masing untuk mencapai visi.

3. Sasaran dibuat baik untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

4. Diadakan evaluasi rutin akan sasaran-sasaran yang sudah dicapai, belumtercapai, dan kendala-kendala bahkan mengembangkan apa yang sudahdicapai.

5. Setiap departemen diberi target untuk pelayanan, keluar dan ke dalam, menjaga dan menginjil.

H. Penetapan Sasaran.

6. Setiap pelayanan yang dilakukan pendeta dan pelayan jemaat harusberfokus pada visi dan sasaran baik secara jemaat maupun departemen

7. Mengapa Sasaran Penting:a. Sasaran meletakan rel-rel di atas iman kita.

b. Rel-rel itu memperlengkapi kita dengan sebuah jalur yang jelas, tujuannya bukauntuk menolong Allah melainkan menolong kita

c. Sasaran yang jelas menolong untuk mengevaluasi pekerjaan kita karena seluruhpekerjaan kita harus menghasilkan buah

d. Sasaran akan menolong pertumbuhan gereja baik dalam kerohanian, pelayanandan pertambahan keanggotaan.

I. Pertumbuhan Gereja1. Pertumbuhan secara kualitas dan kuantitas adalah sama pentingnya karena kualitas yang

bertumbuh akan mendorong pertumbuhan kuantitas2. Gereja yang tidak bertumbuh seperti air yang menggenang. Gereja yang tidak

bertumbuh mulai membengkokkan diri sendiri dan menabur segala macam kejahatan.3. Sebuah gereja tidak boleh dimulai di bulan Januari dengan angka tertentu dan

mempunyai angka yang sama pada akhir Desember. Ini adalah sebuah gambaran bahwagereja itu tidak memenuhi amanat agung.

4. Contoh yang tidak berbuah ini bisa terjadi di gereja-gereja yang dipenuhi denganprogram-program yang menguras tenaga mereka, namun tidak menghasilkan buahpenginjilan.

5. Setiap program gereja harus berfokus pada penginjilan dan pemeliharaan. Usahakandalam aktivitas gereja ada tamu-tamu yang diundang.

6. Jangan dilaksanakan program jemaat hanya sekedar untuk pemeliharaan atau bahkan"bersenang-senang" antar sesama anggota gereja tanpa ada tamu-tamu yang hadiruntuk dibawa kepada Kristus.

J. Kreativitas.1. Perlu penyesuaian metode bahkan inovasi di dalam menuai hasil,

2. Diperlukan keberanian untuk menguji dan bereksperimen untuk tujuanmenyelamatkan dan memuridkan lebih banyak jiwa bagi Kristus.

3. Yang dulunya dianggap tidak biasa, maka sekarang dilaksanakan dan akhirnya menjadi biasa.

K. Pentingnya Pasangan.1. Melibatkan istri dalam pelayanan.

2. Kalau istri tidak terlibat dalam pelayanan, maka pelayanan akan selalutimpang. Para suami harus melibatkan istri dalam pelayanan,

A. Pertumbuhan tidak dapat dihasilkan oleh manusia. Ini adalah hasilpekerjaan Roh Allah,

1. Belajar berselancar: bagaimana memilih alat yang tepat; bagaimana memilihombak yang tepat; bagaimana menghindari dari ombak yang berbahaya tanpaharus jatuh; bagaimana mengejar ombak,

2. Tidak pernah diajarkan "bagaimana membuat ombak." Mengapa? Karena ituadalah bagian Tuhan. Manusia tidak bisa membuat ombak. Peselancar hanyamenunggangi ombak ciptaan Tuhan.

3. Hanya Allah yang membuat gereja bertumbuh, gerakan pembaruan dan kebangunan rohani (Revival and Reformation).

4. I Korintus 3:6 "Ada yang menanam dan ada yang menuai, namun Tuhan yang menumbuhkan."

5. Mengejar ombak pertumbuhan rohani tidaklah mudah. Dibutuhkan lebih darisekedar kerinduan ataupun pengabdian. Ini membutuhkan wawasan, kesabaran, iman dan kecakapan dan keseimbangan

B. Semakin tanggap kita menghayati gelombang-gelombangpertumbuhan, makin sering Tuhan mengirimnya.1. Kenali pekerjaan Roh di dalam gereja bukan membangun gerakan Roh.2. Tangkap gerakan Roh yang datang ke dalam gereja.3. Gunakan sarana yang tepat untuk mengikuti gerakan-gerakan Roh itu.4. Jangan berada terus dalam gerakan Roh yang mungkin sudah mulai

melemah, tetapi pindah kepada gerakan roh yang masih kuat (tidak statis),5. Tuhan sedang mengirim gerakan pertumbuhan gereja bilamana umat-Nya

telah siap untuk menerimanya.6. Para pendeta harus berhenti berdoa agar Tuhan memberkati apa yang

sementara mereka lakukan, sebaliknya, mereka harus berdoa, "Tuhantolong saya untuk melakukan apa yang sedang diberkati oleh-Mu."

C. Pertanyaan yang salah.1. Apakah yang akan membuat gereja kami bertumbuh? Ini pertanyaan mirip

seperti: "bagaimana kami bisa membuat ombak?"2. Pertanyaan yang harus diajukan adalah: "hal apakah yang menghalangi gereja

bertumbuh? Rintangan-rintangan apakah yang menghalangi gerakan rohani yang hendak dikirim oleh Allah? Halangan dan kendala apakah yang mencegahterjadinya pertumbuhan?

3. Semua yang hidup akan bertumbuh. Kita tidak perlu memaksanya bertumbuh. Yang perlu dilakukan adalah menyingkirkan hal-hal yang bisa menghambatpertumbuhan. Kalau tidak bertumbuh, berarti ada yang tidak beres sedangmenghalangi pertumbuhan.

4. Gereja adalah suatu tubuh, organisme yang hidup, sudah sewajarnya gerejabertumbuh.a. Kalau tubuh manusia kehilangan keseimbangan, maka itu disebut penyakit.b. Kalau tubuh Kristus tidak seimbang, berarti ada penyakit.c. Banyak penyakit itu diilustrasikan dalam tujuh jemaat dalam buku Wahyu.

C. Pertanyaan yang salah.5. Tugas pemimpin gereja adalah menemukan dan menyingkirkan penyakit-

penyakit dan halangan serta rintangan yang menghalangi pertumbuhansehingga pertumbuhan yang normal dan wajar dapat terjadi.

6. Roland Allen menyebutnya sebagai "perluasan gereja secara spontan.•a. Inilah pertumbuhan di gereja Kisah Para Rasul.

b. Gereja harus bertumbuh secara spontan.

D. Persoalan pokok untuk gereja pada abad 21 adalah kesehatan gerejabukan pertumbuhan gereja.

1. Memusatkan diri hanya pada pertumbuhan gereja saja berarti salah menanggapimasalah.

2. Bilamana jemaat sehat, mereka bertumbuh seperti yang dikehendaki Tuhan.

3. Gereja-gereja yang sehat tidak memerlukan taktik untuk bertumbuh, merekabertumbuh secara wajar.

4. Kolose 2:19.

5. Tuhan menginginkan gereja-Nya bertumbuh. Kalau gereja sungguh-sungguhsehat, maka tidak perlu kuatir tentang pertumbuhannya.

6. Adalah bijaksana belajar dari pengalaman. Tetapi lebih bijaksana lagi bila belajardari pengalaman orang lain.

A. Pemimpin Gereja mengenali tingkatan otoritas untuk aksi pelayanan.1. Ketika gereja kecil, orang yang merencanakan dan yang memimpin adalah

juga orang yang melakukan pekerjaan itu.

2. Semakin bertambah anggotanya, maka mereka yang melakukan pekerjaan tidaklah perlu sama dengan mereka yang merencanakan dan memimpin,

3. Dengan bertambahnya lagi anggota, jarak semakin terlihat antara mereka yang memimpin dan yang melakukan.

4. Di gereja yang besar, orang cenderung untuk mengkhususkan diri dalam beberapa aktivitas ketimbang terlibat dalam semua aktivitas.

5. Maka tingkatan otoritas diperlukan.

B. Gereja yang hidup terjadi ketika anggota berada di dalam misi.1. Anggota yang hadir dalam ibadah, penyanyi di gereja, mereka yang

melayani dan mengunjungi adalah gereja yang benar-benar aktif.

2. Maka, tingkat "the grass-roots performance" adalah tingkatan otoritas yang paling penting untuk pelayanan.

3. Tingkatan yang lain menjadi ada karena ikatan mereka dengan "grass-roots."

C. Tanggung jawab Departemen.1. Aktivitas "grass-roots" ini di koordinir menjadi satu kegiatan departemen

yang memfokuskan diri kepada hal-hal tertentu sesuai dengan apa yang sudah digariskan.

2. Setiap departemen memberikan kontribusi untuk melakukan bagian pelayanan gereja yang telah di berikan kepadanya untuk dilakukan

3. Di sini, departemen akan bekerja seuan dengan visi dan misi gereja, serta target dan sasaran gereja, dan departemen masing-masing.

4. Perlu ada ikatan antara tiap departemen dengan departemen lainnya dan tiap departemen dengan seluruh gereja

5. perlu ada pengawas dari setiap departemen(pemimpin departemen)

D. Majelis jemaat1. Mengawas departemen menjadi perwakilan dari departemen di Majelis

jemaat.

2. Majelis jemaat berfungsi sebagai koordinator seluruh kegiatan jemaat.

3. Majelis jemaat lebih fokus kepada tujuan dan aturan dari jemaat.

4. Detail dari rencana departemen dan aktivitas menjadi tanggung jawab departemen dan pemimpin masing-masing.

E. Jemaat.1. Inilah lembaga penentu keputusan yang utama di dalam jemaat.2. Sebagai lembaga pembentuk peraturan, maka lembaga ini akan menetapkan organisasi

dan struktur pelayanan.3. Lembaga ini juga akan mengembangkan pernyataan visi dan misi serta tujuan gereja yang

akan diterima oleh jemaat,4. Lembaga ini mengharapkan adanya koordinasi, keseimbangan, pengawasan dan

pelayanan yang efisien yang akan dilakukan oleh pihak otoritas, sistim.5. Lembaga ini juga akan menentukan batasan antara departemen dan juga tingkatan

administrasi lainnya dalam berencana dan bertindak.

F. Gunakan Organization Chart. ini menunjukkan tingkatan otoritas di dalam jemaat dan hubungan antara departemen dan fungsi satu dengan yang lain dan dengan seluruh jemaat.

Walz, 63-67.

A. Rencana dimulai dengan berpikir.1. Pikiran menuntun kepada membuat keputusan.

2. Keputusan menyatakan tujuan, rincian aktivitas, dan menempatkan orang untuk bekerja.

3. Rencana menyediakan motivasi, tuntunan, dan evaluasi atas apa yang sudah dikerjakan.

4. Rencana sering dimulai dari pemikiran pribadi seorang pendeta, atau pemimpin jemaat atau anggota jemaat.

5. Rencana juga bisa muncul dalam rapat, diskusi kelompok, bahkan sementara makan siang atau malam bersama, dalam perlawatan, dll.

B. Siapa yang membuat rencana?1. Di dalam gereja, setiap orang bisa membuat rencana.

2. Pemimpin gereja lebih banyak memegang tanggung jawab untuk hal ini.

3. Ini dapat dilakukan melalui survei atau diskusi.

4. Pemimpin departemen juga diberikan kesempatan untuk menyiapkan rencana

C. Kapan gereja berencana?1. Sepanjang waktu. Kapan saja ada aktivitas, maka rencana yang khusus

akan dibutuhkan.

2. Banyak rencana dibutuhkan sebelum aktivitas dimulai.

3. Banyak revisi akan dilakukan sementara rencana dijalankan.

4. Semua rencana harus dibuat dalam tulisan resmi dan dibuat dengan spesifik dan lengkap dan untuk jangka waktu tertentu.

5. Revisi akan rencana diperoleh dari "feedback" yang diberikan oleh para jemaat.

D. Apa langkah-langkah dasar dalam rencana?2. Identifikasikan tujuan gereja (Identifiy your purpose).

a. Pernyataan tujuan dalam gereja akan memberikan informasi itu.

b. Ini menyampaikan mengapa organisasi gereja itu ada,

c. Pernyataan tujuan harus ditinjau kembali setiap kali sebuah rencana besar akan dibuat dan dilakukan.

D. Apa langkah-langkah dasar dalam rencana?3. Tentukan tujuan dan objektif dari gereja (Determine your goals and objectives).

a. Tujuan adalah pernyataan dari hasil akhir dari sebuah aktivitas. Ini menjelaskan sebuah karakteristik yang setiap orang orang atau kelompok inginkan setelah sebuah kegiatan dilakukan.

b. Objektif membagi tujuan-tujuan dalam bagian-bagian aksi yang dapat diamati dan diukur.• Pribadi atau kelompok perlu mengetahui apakah dan ke tingkat mana mereka sedang bergerak di

dalam mencapai tujuan mereka.

• Objektif menyatakan secara khusus apa yang akan dilakukan, kapan dilakukan, dan oleh siapa.

c. Kalau tujuan dan objektif sudah ditulis, maka harus dijelaskan kepada mereka yang terlibat. Setelah terima oleh kelompok yang terlibat, maka dijelaskanlah kepada para pemimpin dan pengawas dan level administrasi yang berbeda.

d. Tentukan prioritas mana yang akan dilakukan terlebih dulu.• Target yang paling mendesak dan utama haruslah menjadi prioritas.

• Yang tidak terlalu penting, maka akan dilakukan berikut.

D. Apa langkah-langkah dasar dalam rencana?4. Kembangkan sebuah rencana untuk aksi nyata (develop a plan for action).

a. Ini disebut dengan "strategic planning."

b. Ini disebut juga dengan "mission design."

c. Ini adalah mengatur aktivitas dalam urutan-urutan tertentu.

d. Apa yang mau dilakukan; kapan dilakukan; di mana akan dilakukan; siapa yang akan melakukannya; sumbersumber yang dibutuhkan (uang, tempat, d11); bagaimana akan dilakukan; dan apa dampak yang ditimbulkan setelah dilakukan.

D. Apa langkah-langkah dasar dalam rencana?5. Rencana untuk mengelola (plan for management).

• Tempatkan seseorang untuk bertanggungjawab dalam setiap program.

• Pilih orang-orang yang berkomitmen dan bertanggungjawab.

6. Lakukan (take action).• Orang yang bertanggungjawab akan memimpin pelaksanaannya.

• Pemimpin akan mengajak yang lain untuk melakukannya.

D. Apa langkah-langkah dasar dalam rencana?7. Evaluasi (evaluate performance).

a. Pemimpin mengamati bagaimana kelompok itu melakukan pelayanan.b. Akan dievaluasi apa yang sudah dilakukan dan pencapaian yang diterima.c. Perlu seseorang untuk menginterpretasikan semua data-data yang didapatkan

(organisasi, proses danhasil)d. Hasil disampaikan kepada semua yang berpartisipasi, pemimpin dan pengawas, dan

jemaat.e. Bahkan disampaikan dalam laporan tertulis secara rutin.

• Walz, 72-76.

A. "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan" (Roma 12:11).

B. "Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang hidupnya" (Yakobus 1:8).

A. Simpati.1. Yesus menunjukkan simpati-Nya ketika ia hidup di dunia ini; Ia peduli

kepada kebutuhan manusia semuanya itu di gerakan oleh belas kasihan-Nya kepada manusia

2. "Tetapi bagaimana pendapatmu, apakah Allah melihat mereka yang sementara mengaku sebagai teman sekerja dengan Kristus, sementara jiwa sedang berjuang melawan banjir pencobaan, berdiri saja seperti saudara sulung dalam perumpamaan itu, yang keras kepala, mengutamakan diri, mementingkan sendiri”?

3. "Perlakuan tak manusia terhadap manusia adalah dosa kita yang terbesar."

B. Kejujuran.1. "Dalam semua tugas resmimu, biarlah kejujuran menandai setiap

perbuatan."

2. "Uang yang diberikan untuk pekerjaan Allah tidak boleh digunakan untuk keperluan pribadi, dengan perkiraan bahwa itu akan dapat diganti kemudian.”

3. Segera serahkan uang itu ke rumah perbendaharaan, jangan di simpan di rumah sendiri, Setan akan memberikan pencobaan yang luar biasa akan hal tersebut.

C. Persatuan dengan Kristus.1. "Suatu hubungan penting dengan Gembala Agung akan membuat

kehidupan gembala kecil mewakilkan Kristus, yang sesungguhnya merupakan terang kepada dunia."

2. "Memiliki kesanggupan untuk mengerti Kitab Suci. Orang seperti itulah yang menjadi teman sekerja dengan Allah. Ia menyadari bahwa ia hanyalah alat, dan ia harus menurut saja di tangan Tuhan."

3. "Bisa saja ia masih melakukan kesalahan, tetapi ia belajar tidak mengulangi kesalahan ini. Ia menjadi kuat untuk menolak kejahatan, dan orang lain menuai keuntungan dari teladannya."

D. Kerendahan hati.1. "Oleh karena mereka memiliki wawasan Yang ditinggikan tentang

kemuliaan Allah, maka mereka merasa bahwa tempat paling rendah dalam pelayanan-Nya adalah terlampau terhormat untuk mereka."

2. Musa tidak sadar bahwa wajahnya bercahaya; Paulus menyatakan ialah orang yang paling berdosa; Yohanes Pembaptis yang adalah nabi terbesar, merasa tidak layak membuka tali kasut Yesus dan menyadari bahwa ia hanya sekedar perintis.

3. "Pekerja-pekerja dengan roh seperti inilah yang diperlukan sekarang."

E. Kesungguh-sungguhan.1. "Memang diperlukan kesungguh-sungguhan yang lebih besar."

2. "Kita harus menjadi orang Kristen yang sadar sesadar-sadarnya, bersemangat, sungguh-sungguh, penuh dengan suatu kerinduan untuk menyampaikan kebenaran kepada orang lain."

3. "Doa yang tekun dan sungguh-sungguh harus dipanjatkan demi kemajuanpekerjaan Tuhan dan penyelamatan jiwajiwa."

F. Kemantapan.1. "Betapa bersemangat pun membela kebenaran, jika kehidupan setiap hari

tidak menunjukkan kuasa yang menyucikan, maka kata-kata yang diucapkan tidak akan ada gunanya."

2. Ada yang begitu luar biasa di dalam kelembutan, namun tidak rajin berbuat baik; ada yang giat dan bersemangat namun sombong; menunjukkan simpati namun hati mereka tidak dipusatkan kepada Juruselamat; tahu sedikit tentang kuasa kasih karunia namun mementingkan diri sendiri, suka mengkritik dan kasar.

G. Kehidupan sehari-hari.1. "Ia harus banyak berdoa, dan harus menempatkan dirinya sendiri di bawah

disiplin Allah supaya kehidupannya dapat menyatakan buah-buah pengendalian diri yang sejati.

2. Bahasanya harus betul, tidak ada perkataan yang kasar, tidak ada ucapan murahan yang terlontar dari bibirnya."

3. "Biarlah mereka tidak melalaikan hal-hal kecil, yang sering dipandang sebagai tidak ada kesempatan. Melalaikan masalah kecil sering menyebabkan lalai terhadap tanggung jawab yang lebih besar."

4. "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu"(Matius 25:21,23).

1. Pendeta menghadapi tantangan di dalam melayani jemaat terlebih di dalam menggerakkan dan melibatkan anggota di dalam pelayanan.

2. Anggota menghadapi tantangan di dalam melayani jemaat oleh karena keterbatasan waktu, tidak adanya komitmen, kurangnya kemampuan, dll.

3. Gereja menghadapi masalah dalam pertumbuhan oleh karena tidak ada sinergi yang baik antara pendeta dan anggota jemaat.

4. Gereja akan bertumbuh dengan spontan ketika pendeta dan anggota bekerja bersama dengan visi dan misi yang jelas, rencana yang matang, pembagian tugas yang jelas , dorongan , dan evaluasi pekerjaan.

Ellen G. White, Pelayan Injil (Bandung: Indonesia Publishing House, 1995), 123-127.

top related