tahun 2015-perda no.4 ttg desa.docx
Post on 05-Jul-2018
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
1/115
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG
NOMOR 4 TAHUN 2015
TENTANG
DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUBANG,
Menimbang :a.bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisionaldalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sehingga perlu dilakukan pengaturan
guna mengoptimalkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat
Desa;
b.bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 31 ayat (2),
Pasal 33 huruf m, Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2), dan Pasal
65 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa serta Pasal 65 ayat (1) huruf d, Pasal 72 ayat (4)
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa perlu diatur dalam Peraturan Daerah;
c.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksudpada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Desa;
Mengingat :1.Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan
Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan
Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 2851);
2.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
- 1 -
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
2/115
- 2 -
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
3.Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
4.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5.Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
6.Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539);
7.Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5558);
8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
3/115
- 3 -
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun
2014 tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun
2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUBANG
dan
BUPATI SUBANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan:PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG TENTANG DESA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1.Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan
nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.2.Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
4/115
- 4 -
3.Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut
dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
4.Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan
nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
5.Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah musyawarah antara Badan PermusyawaratanDesa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa
untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
6.Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan
yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan
disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
7.Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa
yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu
berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
8.Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya
disebut APB Desa, adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintahan Desa.
9.Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi
Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah kabupaten dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, danpemberdayaan masyarakat.
10.Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah
dana perimbangan yang diterima kabupaten dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten
setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
11.Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari
kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan
hak lainnya yang sah.
12.Barang Milik Desa adalah kekayaan milik Desa berupa
barang bergerak dan barang tidak bergerak.
13.Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
5/115
- 5 -
14.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa,
selanjutnya disingkat RPJM Desa, adalah Rencana
Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6
(enam) tahun.
15.Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disebut RKP
Desa, adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun.
16.Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya
mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta
memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan,
program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan
esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat
Desa.
17.Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM
Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang
dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan
usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa.
18.Daerah adalah Daerah Kabupaten Subang.
19.Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten
Subang.
20.Bupati adalah Bupati Subang.
Pasal 2
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaanPembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka
Tunggal Ika.
Pasal 3
Pengaturan Desa berasaskan:
a.rekognisi;
b.subsidiaritas;c.keberagaman;
d.kebersamaan;
e.kegotongroyongan;
f.kekeluargaan;
g.musyawarah;
h.demokrasi;
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
6/115
- 6 -
i.kemandirian;
j.partisipasi;
k.kesetaraan;
l.pemberdayaan; dan
m.keberlanjutan.
Pasal 4
Pengaturan Desa bertujuan:
a.memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan keberagamannya sebelum dan
sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
b.memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas
Desa dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia
demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia;
c.melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya
masyarakat Desa;
d.mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat
Desa untuk pengembangan potensi dan Aset Desa guna
kesejahteraan bersama;
e.membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien
dan efektif, terbuka, serta bertanggung jawab;
f.meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat
Desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan
umum;
g.meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa
guna mewujudkan masyarakat Desa yang mampu
memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dariketahanan nasional;
h.memajukan perekonomian masyarakat Desa serta
mengatasi kesenjangan pembangunan nasional; dan
i.memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek
pembangunan.
BAB II
KEDUDUKAN DAN JENIS DESA
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 5
Desa berkedudukan di wilayah Kabupaten Subang.
Bagian Kedua
Jenis Desa
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
7/115
- 7 -
Pasal 6
Desa terdiri atas Desa dan Desa Adat.
Pasal 7
Penetapan Desa Adat dan pengaturan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa Adat diatur dengan Peraturan Daerah
tersendiri.
BAB III
PENATAAN DESA
Pasal 8
(1)Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten dapat melakukan
penataan Desa.
(2)Penataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berdasarkan hasil evaluasi tingkat perkembangan
Pemerintahan Desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3)Penataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan:
a.mewujudkan efektivitas penyelenggaraan
Pemerintahan Desa;
b.mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat
Desa;
c.mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik;
d.meningkatkan kualitas tata kelola Pemerintahan
Desa; dan
e.meningkatkan daya saing Desa.
(4)Penataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a.pembentukan;
b.penghapusan;
c.penggabungan;
d.perubahan status; dan
e.penetapan Desa.
Bagian Kesatu
Pembentukan Desa
Pasal 9
(1)Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (4) huruf a merupakan tindakan mengadakan Desa
baru di luar Desa yang ada.
(2)Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten dengan
mempertimbangkan prakarsa masyarakat Desa, asal usul,
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
8/115
- 8 -
adat istiadat, kondisi sosial budaya masyarakat Desa,
serta kemampuan dan potensi Desa.
(3)Pembentukan Desa dapat berupa :
a.Pemekaran dari 1 (satu) Desa menjadi 2 (dua) Desa
atau lebih; atau
b.Penggabungan bagian Desa dari Desa yang bersanding
menjadi 1 (satu) Desa atau penggabungan beberapa
Desa menjadi 1 (satu) Desa baru.
(4)Pembentukan Desa diprakarsai oleh :
a.Pemerintah; atau b.Pemerintah daerah kabupaten.
(5)Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memenuhi syarat:
a. batas usia Desa induk paling sedikit 5 (lima) tahun
terhitung sejak pembentukan;
b. jumlah penduduk paling sedikit 6.000 (enam ribu) jiwa
atau 1.200 (seribu dua ratus) kepala keluarga;
c. wilayah kerja yang memiliki akses transportasi
antarwilayah;
d.sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan hidup
bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat Desa;
e.memiliki potensi yang meliputi sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya ekonomi
pendukung;
f. batas wilayah Desa yang dinyatakan dalam bentuk
peta Desa yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Bupati;
g.sarana dan prasarana bagi Pemerintahan Desa dan
pelayanan publik; danh.tersedianya dana operasional, penghasilan tetap, dan
tunjangan lainnya bagi perangkat Pemerintah Desa
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(6)Dalam wilayah Desa dibentuk dusun atau yang disebut
dengan nama lain yang disesuaikan dengan asal usul,
adat istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat Desa.
(7)Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui Desa persiapan.
(8)Desa persiapan merupakan bagian dari wilayah Desa
induk.
(9)Desa persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dapat ditingkatkan statusnya menjadi Desa dalam jangka
waktu 1 (satu) sampai 3 (tiga) tahun.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
9/115
- 9 -
(10) Peningkatan status sebagaimana dimaksud pada
ayat (7) dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi.
Paragraf 1
Pembentukan Desa oleh Pemerintah
Pasal 10
(1)Pemerintah dapat memprakarsai pembentukan Desa di
kawasan yang bersifat khusus dan strategis bagi
kepentingan nasional yang ditetapkan dengan keputusan
Menteri.(2)Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib ditindaklanjuti oleh pemerintahan daerah
kabupaten dengan menetapkannya dalam peraturan
daerah kabupaten tentang pembentukan Desa.
(3)Peraturan daerah kabupaten sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus sudah ditetapkan oleh bupati dalam jangka
waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak ditetapkannya
Keputusan Menteri.
Paragraf 2Pembentukan Desa oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Pasal 11
(1)Pemerintah daerah kabupaten dalam memprakarsai
pembentukan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (3) huruf b berdasarkan atas hasil evaluasi tingkat
perkembangan Pemerintahan Desa di wilayahnya.
(2)Pemerintah daerah kabupaten dalam memprakarsai
pembentukan Desa harus mempertimbangkan prakarsa
masyarakat Desa, asal usul, adat istiadat, kondisi sosial budaya masyarakat Desa, serta kemampuan dan potensi
Desa.
Pasal 12
Pemerintah daerah kabupaten dalam melakukan
pembentukan Desa melalui pemekaran Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a wajib
menyosialisasikan rencana pemekaran Desa kepada
Pemerintah Desa induk dan masyarakat Desa yang
bersangkutan.
Pasal 13
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
10/115
- 10 -
(1)Rencana pemekaran Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 dibahas oleh Badan Permusyawaratan Desa
induk dalam musyawarah Desa untuk mendapatkan
kesepakatan.
(2)Hasil kesepakatan musyawarah Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menjadi bahan pertimbangan dan
masukan bagi bupati dalam melakukan pemekaran Desa.
(3)Hasil kesepakatan musyawarah Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disampaikan secara tertulis
kepada bupati.
Pasal 14
(1)Bupati setelah menerima hasil kesepakatan musyawarah
Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3)
membentuk tim pembentukan Desa persiapan.
(2)Tim pembentukan Desa persiapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas:
a.unsur pemerintah daerah kabupaten yang
membidangi Pemerintahan Desa, pemberdayaan
masyarakat, perencanaan pembangunan daerah, danperaturan perundang-undangan;
b.camat atau sebutan lain; dan
c.unsur akademisi di bidang pemerintahan,
perencanaan pengembangan wilayah, pembangunan,
dan sosial kemasyarakatan.
(3)Tim pembentukan Desa persiapan mempunyai tugas
melakukan verifikasi persyaratan pembentukan Desa
persiapan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.(4)Hasil tim pembentukan Desa persiapan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dituangkan ke dalam bentuk
rekomendasi yang menyatakan layak-tidaknya dibentuk
Desa persiapan.
(5)Dalam hal rekomendasi Desa persiapan dinyatakan layak,
bupati menetapkan Peraturan Bupati tentang
pembentukan Desa persiapan.
Pasal 15
Desa persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat(5) dapat ditingkatkan statusnya menjadi Desa dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejak ditetapkan sebagai
Desa persiapan.
Pasal 16
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
11/115
- 11 -
(1)Bupati menyampaikan Peraturan Bupati sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (5) kepada gubernur untuk
mendapatkan penetapan kode register Desa Persiapan.
(2)Penetapan kode register Desa Persiapan dari gubernur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan sebagai
dasar bagi bupati untuk mengangkat penjabat kepala
Desa Persiapan.
(3)Penjabat kepala Desa persiapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berasal dari unsur pegawai negeri sipil
pemerintah daerah kabupaten untuk masa jabatan palinglama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling
banyak 2 (dua) kali dalam masa jabatan yang sama.
(4)Penjabat kepala Desa persiapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) bertanggung jawab kepada bupati melalui
kepala Desa induknya.
(5)Penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) mempunyai tugas melaksanakan pembentukan Desa
persiapan meliputi:
a.penetapan batas wilayah Desa sesuai dengan kaidah
kartografis;
b.pengelolaan anggaran operasional Desa persiapan yang
bersumber dari APB Desa induk;
c.pembentukan struktur organisasi;
d.pengangkatan perangkat Desa;
e.penyiapan fasilitas dasar bagi penduduk Desa;
f.pembangunan sarana dan prasarana Pemerintahan
Desa;
g.pendataan bidang kependudukan, potensi ekonomi,
inventarisasi pertanahan serta pengembangan saranaekonomi, pendidikan, dan kesehatan; dan
h.pembukaan akses perhubungan antar-Desa.
(6)Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (5), Penjabat kepala Desa mengikutsertakan
partisipasi masyarakat Desa.
Pasal 17
(1)Penjabat kepala Desa persiapan melaporkan
perkembangan pelaksanaan Desa persiapan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (5) kepada:a.kepala Desa induk; dan
b.bupati melalui camat.
(2)Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
12/115
- 12 -
(3)Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi
bahan pertimbangan dan masukan bagi bupati.
(4)Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disampaikan oleh bupati kepada tim untuk dikaji dan
diverifikasi.
(5)Apabila hasil kajian dan verifikasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dinyatakan Desa persiapan tersebut layak
menjadi Desa, bupati menyusun rancangan peraturan
daerah kabupaten tentang pembentukan Desa persiapan
menjadi Desa.(6)Rancangan peraturan daerah kabupaten sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dibahas bersama dengan dewan
perwakilan rakyat daerah kabupaten.
(7)Apabila rancangan peraturan daerah kabupaten
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disetujui bersama
oleh bupati dan dewan perwakilan rakyat daerah
kabupaten, bupati menyampaikan rancangan peraturan
daerah kabupaten kepada gubernur untuk dievaluasi.
Pasal 18(1)Dalam hal gubernur memberikan persetujuan atas
rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 ayat (7), pemerintah daerah kabupaten
melakukan penyempurnaan dan penetapan menjadi
peraturan daerah dalam jangka waktu paling lama 20
(dua puluh) Hari.
(2)Dalam hal gubernur menolak memberikan persetujuan
terhadap rancangan peraturan daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (7), rancangan peraturandaerah tersebut tidak dapat disahkan dan tidak dapat
diajukan kembali dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
setelah penolakan oleh gubernur.
(3)Dalam hal gubernur tidak memberikan persetujuan atau
tidak memberikan penolakan terhadap rancangan
peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
bupati dapat mengesahkan rancangan peraturan daerah
tersebut serta sekretaris daerah mengundangkannya
dalam lembaran daerah.
(4)Dalam hal bupati tidak menetapkan rancangan peraturandaerah yang telah disetujui oleh gubernur, rancangan
peraturan daerah tersebut dalam jangka waktu 20 (dua
puluh) Hari setelah tanggal persetujuan gubernur
dinyatakan berlaku dengan sendirinya.
Pasal 19
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
13/115
- 13 -
(1)Peraturan daerah kabupaten tentang pembentukan Desa
diundangkan setelah mendapat nomor registrasi dari
gubernur dan kode Desa dari Menteri.
(2)Peraturan daerah kabupaten sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disertai lampiran peta batas wilayah Desa.
Pasal 20
(1)Apabila hasil kajian dan verifikasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 ayat (4) menyatakan Desa persiapan
tersebut tidak layak menjadi Desa, Desa persiapandihapus dan wilayahnya kembali ke Desa induk.
(2)Penghapusan dan pengembalian Desa persiapan ke Desa
induk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
Pasal 21
Ketentuan mengenai pembentukan Desa melalui pemekaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 sampai dengan Pasal
20 berlaku secara mutatis mutandis terhadap pembentukan
Desa melalui penggabungan bagian Desa dari 2 (dua) Desaatau lebih yang bersanding menjadi 1 (satu) Desa baru.
Pasal 22
(1)Pembentukan Desa melalui penggabungan beberapa Desa
menjadi 1 (satu) Desa baru sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (2) huruf b dilakukan berdasarkan
kesepakatan Desa yang bersangkutan.
(2)Kesepakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihasilkan melalui mekanisme:
a.Badan Permusyawaratan Desa yang bersangkutanmenyelenggarakan musyawarah Desa;
b.hasil musyawarah Desa dari setiap Desa menjadi
bahan kesepakatan penggabungan Desa;
c.hasil kesepakatan musyawarah Desa ditetapkan dalam
keputusan bersama Badan Permusyawaratan Desa;
d.keputusan bersama Badan Permusyawaratan Desa
ditandatangani oleh para kepala Desa yang
bersangkutan; dan
e.para kepala Desa secara bersama-sama mengusulkanpenggabungan Desa kepada bupati dalam 1 (satu)
usulan tertulis dengan melampirkan kesepakatan
bersama.
(3)Penggabungan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
14/115
- 14 -
Bagian Kedua
Penghapusan Desa
Pasal 23
(1)Penghapusan Desa dilakukan dalam hal terdapat
kepentingan program nasional yang strategis atau karena
bencana alam.
(2)Penghapusan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menjadi wewenang Pemerintah.
Bagian KetigaPerubahan Status Desa
Pasal 24
Perubahan status Desa meliputi:
a. Desa menjadi kelurahan;
b. kelurahan menjadi Desa; dan
c.Desa menjadi Desa Adat.
Paragraf 1
Perubahan Status Desa Menjadi KelurahanPasal 25
Perubahan status Desa menjadi kelurahan harus memenuhi
syarat:
a. luas wilayah tidak berubah;
b. jumlah penduduk paling sedikit 8.000 (delapan
ribu) jiwa atau 1.600 (seribu enam ratus) kepala keluarga;
c.sarana dan prasarana pemerintahan bagi
terselenggaranya pemerintahan kelurahan;
d. potensi ekonomi berupa jenis, jumlah usaha jasadan produksi, serta keanekaragaman mata pencaharian;
e.kondisi sosial budaya masyarakat berupa
keanekaragaman status penduduk dan perubahan dari
masyarakat agraris ke masyarakat industri dan jasa; dan
f.meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan.
Pasal 26
(1)Perubahan status Desa menjadi kelurahan dilakukan
berdasarkan prakarsa Pemerintah Desa bersama Badan
Permusyawaratan Desa dengan memperhatikan saran danpendapat masyarakat Desa setempat.
(2)Prakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibahas
dan disepakati dalam musyawarah Desa.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
15/115
- 15 -
(3)Kesepakatan hasil musyawarah Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dituangkan ke dalam bentuk
keputusan.
(4)Keputusan hasil musyawarah sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) disampaikan oleh kepala Desa kepada bupati
sebagai usulan perubahan status Desa menjadi
kelurahan.
(5)Bupati membentuk tim untuk melakukan kajian dan
verifikasi usulan kepala Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (4).(6)Hasil kajian dan verifikasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) menjadi masukan bagi bupati untuk menyetujui
atau tidak menyetujui usulan perubahan status Desa
menjadi kelurahan.
(7)Dalam hal bupati menyetujui usulan perubahan status
Desa menjadi kelurahan, bupati menyampaikan
rancangan peraturan daerah kabupaten mengenai
perubahan status Desa menjadi kelurahan kepada dewan
perwakilan rakyat daerah kabupaten untuk dibahas dan
disetujui bersama.
(8)Pembahasan dan penetapan rancangan peraturan daerah
kabupaten mengenai perubahan status Desa menjadi
kelurahan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 27
(1)Kepala Desa, perangkat Desa, dan anggota Badan
Permusyawaratan Desa dari Desa yang diubah statusnya
menjadi kelurahan diberhentikan dengan hormat dari jabatannya.
(2)Kepala Desa, perangkat Desa, dan anggota Badan
Permusyawaratan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberi penghargaan dan/atau pesangon sesuai dengan
kemampuan keuangan pemerintah daerah kabupaten.
(3)Pengisian jabatan lurah dan perangkat kelurahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari pegawai
negeri sipil dari pemerintah daerah kabupaten
bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 28
Seluruh barang milik Desa dan sumber pendapatan Desa
yang berubah menjadi kelurahan menjadi kekayaan/aset
Pemerintah Daerah Kabupaten yang digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kelurahan
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
16/115
- 16 -
tersebut dan pendanaan kelurahan dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 2
Perubahan Status Kelurahan Menjadi Desa
Pasal 29
(1)Pemerintah Daerah Kabupaten dapat mengubah status
kelurahan menjadi Desa berdasarkan prakarsa
masyarakat dan memenuhi persyaratan yang ditentukansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2)Kelurahan yang berubah status menjadi Desa, sarana dan
prasarana menjadi milik Desa dan dikelola oleh Desa yang
bersangkutan untuk kepentingan masyarakat Desa.
(3)Pendanaan perubahan status kelurahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten.
Pasal 30
(1)Perubahan status kelurahan menjadi Desa hanya dapat
dilakukan bagi kelurahan yang kehidupan masyarakatnya
masih bersifat perdesaan.
(2)Perubahan status kelurahan menjadi Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat seluruhnya menjadi Desa
atau sebagian menjadi Desa dan sebagian menjadi
kelurahan.
Paragraf 3
Perubahan Status Desa Menjadi Desa Adat
Pasal 31
(1)Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah
daerah kabupaten dapat mengubah status desa menjadi
desa adat.
(2)Ketentuan mengenai tata cara pengubahan status desa
menjadi desa adat berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
BAB IV
KEWENANGAN DESAPasal 32
Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
17/115
- 17 -
pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa.
Pasal 33
Kewenangan Desa meliputi:
a.kewenangan berdasarkan hak asal usul;
b.kewenangan lokal berskala Desa;
c.kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
Kabupaten; dand.kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
Kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 34
Pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 33 huruf a dan huruf b diatur dan diurus oleh
Desa.
Pasal 35
Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 huruf a paling sedikit terdiri atas:
a. sistem organisasi masyarakat adat;
b. pembinaan kelembagaan masyarakat;
c.pembinaan lembaga dan hukum adat;d. pengelolaan tanah kas Desa; dan
e.pengembangan peran masyarakat Desa.
Pasal 36
Kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 33 huruf b paling sedikit terdiri atas
kewenangan:
a. pengelolaan tambatan perahu;
b. pengelolaan pasar Desa;
c.pengelolaan tempat pemandian umum;d. pengelolaan jaringan irigasi;
e.pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat Desa;
f.pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos
pelayanan terpadu;
g.pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar;
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
18/115
- 18 -
h. pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan;
i.pengelolaan embung Desa;
j.pengelolaan air minum berskala Desa; dan
k. pembuatan jalan Desa antarpermukiman ke
wilayah pertanian.
Pasal 37
Pelaksanaan kewenangan yang ditugaskan dan pelaksanaan
kewenangan tugas lain dari Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten sebagaimanadimaksud dalam Pasal 33 huruf c dan huruf d diurus oleh
Desa.
Pasal 38
(1)Penugasan dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
kepada Desa meliputi penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat
Desa.
(2)Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai biaya.
Pasal 39
Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah dan
pemerintah daerah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB V
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
Pasal 40
Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa.
Pasal 41
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan asas:
a.kepastian hukum;
b.tertib penyelenggaraan pemerintahan;
c.tertib kepentingan umum;
d.keterbukaan;
e.proporsionalitas;f.profesionalitas;
g.akuntabilitas;
h.efektivitas dan efisiensi;
i.kearifan lokal;
j.keberagaman; dan
k.partisipatif.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
19/115
- 19 -
Bagian Kesatu
Pemerintah Desa
Pasal 42
Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40
adalah Kepala Desa dan yang dibantu oleh perangkat Desa.
Paragraf 1
Kepala Desa
Pasal 43
(1)Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan
Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat
Desa.
(2)Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala Desa berwenang:
a.memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
b.mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa;
c.memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset
Desa;
d.menetapkan Peraturan Desa;
e.menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
f.membina kehidupan masyarakat Desa;
g.membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat
Desa;
h.membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta
mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala
produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran
masyarakat Desa;i.mengembangkan sumber pendapatan Desa;
j.mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian
kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa;
k.mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat
Desa;
l.memanfaatkan teknologi tepat guna;
m.mengoordinasikan Pembangunan Desa secara
partisipatif;
n.mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau
menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
o.melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
20/115
- 20 -
(3)Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala Desa berhak:
a.mengusulkan struktur organisasi dan tata kerja
Pemerintah Desa;
b.mengajukan rancangan dan menetapkan Peraturan
Desa;
c.menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan,
dan penerimaan lainnya yang sah, serta mendapat
jaminan kesehatan;
d.mendapatkan pelindungan hukum atas kebijakan yangdilaksanakan; dan
e.memberikan mandat pelaksanaan tugas dan kewajiban
lainnya kepada perangkat Desa.
(4)Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala Desa berkewajiban:
a.memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika;
b.meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;
c.memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat
Desa;
d.menaati dan menegakkan peraturan perundang-
undangan;
e.melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan
gender;
f.melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang
akuntabel, transparan, profesional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi, dan
nepotisme;
g.menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh
pemangku kepentingan di Desa;
h.menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Desa
yang baik;
i.mengelola Keuangan dan Aset Desa;
j.melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Desa;
k.menyelesaikan perselisihan masyarakat di Desa;
l.mengembangkan perekonomian masyarakat Desa;
m.membina dan melestarikan nilai sosial budaya
masyarakat Desa;
n.memberdayakan masyarakat dan lembaga
kemasyarakatan di Desa;
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
21/115
- 21 -
o.mengembangkan potensi sumber daya alam dan
melestarikan lingkungan hidup; dan
p.memberikan informasi kepada masyarakat Desa.
Pasal 44
Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, Kepala Desa wajib:
a.menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan
Desa setiap akhir tahun anggaran kepada Bupati;
b.menyampaikan laporan penyelenggaraan PemerintahanDesa pada akhir masa jabatan kepada Bupati;
c.memberikan laporan keterangan penyelenggaraan
pemerintahan secara tertulis kepada Badan
Permusyawaratan Desa setiap akhir tahun anggaran; dan
d.memberikan dan/atau menyebarkan informasi
penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada
masyarakat Desa setiap akhir tahun anggaran.
Pasal 45
(1)Kepala Desa yang tidak melaksanakan kewajibansebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (4) dan Pasal
44 dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan
dan/atau teguran tertulis.
(2)Dalam hal sanksi administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak dilaksanakan, dilakukan tindakan
pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan dengan
pemberhentian.
Pasal 46
Mekanisme pemberian sanksi sebagaimana dimaksud dalamPasal 45 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 47
Kepala Desa dilarang:
a.merugikan kepentingan umum;
b.membuat keputusan yang menguntungkan diri sendiri,
anggota keluarga, pihak lain, dan/atau golongan tertentu;
c.menyalahgunakan wewenang, tugas, hak, dan/atau
kewajibannya;
d.melakukan tindakan diskriminatif terhadap warga
dan/atau golongan masyarakat tertentu;
e.melakukan tindakan meresahkan sekelompok masyarakat
Desa;
f.melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, menerima
uang, barang, dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
22/115
- 22 -
memengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya;
g.menjadi pengurus partai politik;
h.menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang;
i.merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota Badan
Permusyawaratan Desa, anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, dan
jabatan lain yang ditentukan dalam peraturan perundangan-undangan;
j.ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan
umum dan/atau pemilihan kepala daerah;
k.melanggar sumpah/janji jabatan; dan
l.meninggalkan tugas selama 30 (tiga puluh) hari kerja
berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
Pasal 48
(1)Kepala Desa yang melanggar larangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 47 dikenai sanksi administratif
berupa teguran lisan dan/atau teguran tertulis.
(2)Dalam hal sanksi administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak dilaksanakan, dilakukan tindakan
pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan dengan
pemberhentian.
Pasal 49
Mekanisme pemberian sanksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 48 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Paragraf 2
Pemilihan Kepala Desa
Pasal 50
(1)Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara serentak di
seluruh wilayah Kabupaten.
(2)Pemilihan Kepala Desa secara serentak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan tiap 2 (dua) tahun
sekali.(3)Pemilihan Kepala Desa secara serentak dilaksanakan
pertama kali pada Tahun 2015.
(4)Penentuan tanggal pelaksanaan dan Desa yang
melaksanakan Pemilihan Kepala Desa secara serentak
ditetapkan oleh Bupati.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
23/115
- 23 -
(5)Desa yang melaksanakan Pemilihan Kepala Desa serentak
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah desa yang
masa jabatan Kepala Desanya habis sebelum pelaksanaan
Pemilihan Kepala Desa serentak ditambah desa yang masa
jabatan Kepala Desanya habis 2 (dua) bulan setelah
tanggal pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa serentak.
(6)Biaya pemilihan Kepala Desa dibebankan pada :
a.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
secara proporsional.
b.Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Pasal 51
(1)Dalam hal terjadi kekosongan jabatan kepala Desa dalam
penyelenggaraan pemilihan kepala Desa serentak, bupati
menunjuk penjabat kepala Desa.
(2)Penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berasal dari pegawai negeri sipil di lingkungan
pemerintah daerah kabupaten.
Pasal 52
(1)Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk Desa.
(2)Pemilihan Kepala Desa bersifat langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil.
Pasal 53
(1)Bupati membentuk panitia pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kabupaten.
(2)Panitia pemilihan di Kabupaten sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mempunyai tugas meliputi:
a. merencanakan, mengkoordinasikan dan
menyelenggarakan semua tahapan pelaksanaan
pemilihan tingkat kabupaten;
b. melakukan bimbingan teknis pelaksanaan pemilihan
kepala desa terhadap panitia pemilihan kepala desa
tingkat desa;
c. menfasilitasi penetapan jumlah surat suara dan kotak
suara;
d. memfasilitasi pencetakan surat suara dan pembuatan
kotak suara serta perlengkapan pemilihan lainnya;
e. memfasilitasi penyelesaian permasalahan pemilihan
kepala desa tingkat kabupaten;
f. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pemilihan; dan
g. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
24/115
- 24 -
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Pasal 54
Pemilihan kepala Desa dilaksanakan melalui tahapan:
a. persiapan;
b. pencalonan;
c.pemungutan suara; dan
d. penetapan.
Pasal 55
Tahap persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54
huruf a meliputi :
a. Pemberitahuan akhir masa jabatan;
b. Pembentukan panitia;
c. Perencanaan biaya pemilihan;
d. Penetapan biaya pemilihan.
Pasal 56
(1)Badan Permusyawaratan Desa memberitahukan kepada
Kepala Desa mengenai akan berakhirnya masa jabatanKepala Desa secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum masa
jabatannya berakhir.
(2)Pemberitahuan akan berakhirnya masa jabatan Kepala
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga
disampaikan kepada Bupati melalui Camat.
(3) Atas pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Bupati melakukan audit khusus yang dilaksanakan oleh
Inspektorat Daerah.
(4)Laporan akhir masa jabatan kepala Desa kepada bupati
disampaikan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Harisetelah pemberitahuan akhir masa jabatan.
(5)Pelaksanaan audit khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 57
(1)Badan Permusyawaratan Desa membentuk panitia
pemilihan Kepala Desa dalam jangka waktu 10 (sepuluh)
Hari setelah pemberitahuan akhir masa jabatan.
(2)Pembentukan panitia sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) memperhatikan waktu pelaksanaan pemilihan Kepala
Desa serentak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50
ayat (4).
(3)Panitia pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bersifat mandiri dan tidak memihak.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
25/115
- 25 -
(4)Panitia pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) terdiri atas unsur perangkat Desa, lembaga
kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat Desa.
(5)Badan Permusyawaratan Desa menetapkan panitia
pemilihan Kepala Desa setelah dikonsultasikan kepada
Camat.
(6)Panitia pemilihan terdiri atas panitia inti dan panitia
tambahan.
(7) Jumlah anggota panitia inti sebagaimana dimaksud pada
ayat (6) ditetapkan dengan jumlah gasal, paling sedikit 7(tujuh) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang.
(8) Jumlah anggota panitia tambahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) ditetapkan dengan jumlah sesuai kebutuhan.
(9)Pembentukan dan penetapan panitia pemilihan kepala
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
disampaikan secara tertulis oleh BPD kepada Bupati
melalui camat.
(10) Ketentuan lebih lanjut tentang panitia inti dan
panitia tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 58
Susunan kelengkapan panitia pemilihan terdiri atas :
a. Ketua;
b. Wakil Ketua;
c. Sekretaris;
d. Bendahara;
e. Seksi-seksi yang diperlukan.
Pasal 59
Sebelum memangku jabatan sebagai anggota Panitia
Pemilihan, terlebih dahulu diambil sumpah oleh pimpinan
BPD, dengan kata-kata sumpah sebagai berikut:
”Demi Allah, saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan
memenuhi kewajiban saya selaku anggota Panitia Pemilihan
Kepala Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan
seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam
mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar
Negara; dan bahwa saya akan menegakkan kehidupandemokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945 serta
melaksanakan segala peraturan perundang - undangan
dengan selurus- lurusnya yang berlaku bagi desa,
daerah, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan
bahwa saya demi tegaknya proses pemilihan Kepala Desa
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
26/115
- 26 -
akan menjunjung tinggi semangat netralitas dalam mengemban
tugas sebagai panitia pemilihan”.
Pasal 60
Panitia pemilihan kepala desa mempunyai tugas:
a.merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan,
mengawasi dan mengendalikan semua tahapan
pelaksanaan pemilihan;
b.merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada
Bupati melalui camat;c.melakukan pendaftaran dan penetapan pemilih;
d.mengadakan penjaringan dan penyaringan bakal calon;
e.menetapkan calon yang telah memenuhi persyaratan;
f.menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan;
g.menetapkan tata cara pelaksanaan kampanye;
h.memfasilitasi penyediaan peralatan, perlengkapan dan
tempat pemungutan suara;
i.melaksanakan pemungutan suara;
j.menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan
mengumumkan hasil pemilihan;
k. menetapkan calon Kepala Desa terpilih; dan
l. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pemilihan kepada BPD dan Bupati melalui Camat.
Pasal 61
(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa mengajukan
perencanaan biaya pemilihan kepada Bupati melalui
Camat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari setelah
terbentuknya panitia pemilihan.
(2) Persetujuan biaya pemilihan dari Bupati dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari sejak diajukan oleh
panitia.
Pasal 62
Tahap pencalonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54
huruf b meliputi :
a.pengumuman dan pendaftaran bakal calon;
b.penelitian kelengkapan persyaratan administrasi,
klarifikasi, serta penetapan dan pengumuman namacalon;
c.penetapan daftar pemilih tetap untuk pelaksanaan
pemilihan kepala Desa;
d.pelaksanaan kampanye calon kepala; dan
e.masa tenang.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
27/115
- 27 -
Pasal 63
(1)Panitia Pemilihan mengumumkan masa penjaringan dan
atau pendaftaran bakal calon kepada penduduk desa
secara terbuka dan seluas-luasnya melalui berbagai media
informasi yang ada di desa.
(2)Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum waktu
penjaringan dan atau pendaftaran bakal calon dimulai.
(3)Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sekurang-kurangnya memuat, tata cara dan waktu
penjaringan dan atau pendaftaran bakal calon. serta
syarat-syarat pencalonan Kepala Desa.
(4)Penjaringan dan atau pendaftaran bakal calon dilakukan
dalam kurun waktu 9 (sembilan) hari.
(5)Apabila dalam kurun waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) tidak terdapat bakal calon yang mendaftarkan
diri, maka dilakukan penjaringan dan atau pendaftaran
yang ke dua, dengan waktu selama-lamanya 5 (lima) hari.
(6)Apabila dalam kurun waktu sebagaimana dimaksud padaayat (5) ternyata tidak terdapat bakal calon yang
mendaftarkan diri, maka dilakukan penjaringan dan atau
pendaftaran yang ke tiga, dengan waktu selama-lamanya
5 (lima) hari.
Pasal 64
(1) Apabila dalam kurun waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 63 ayat (6) tidak terdapat sama sekali bakal
calon yang mendaftarkan diri, dilakukan penjaringan dan
atau pendaftaran kembali sebagaimana dimaksud dalamPasal 63 ayat (4) sampai dengan ayat (6).
(2) Apabila dalam kurun waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) masih tidak terdapat bakal calon yang
mendaftarkan diri, ketua panitia pemilihan membuat
laporan kepada BPD
Pasal 65
(1)Dalam hal tidak terdapat bakal calon yang mendaftarkan
diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (2), BPD
mengambil keputusan untuk menunda Pemilihan sampai
dengan masa pemilihan Kepala Desa serentak periode
berikutnya sebagimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2).
(2)Keputusan penundaan pemilihan sebagaimana dimaksud
ayat (1) dilakukan dalam rapat lengkap BPD dan
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
28/115
- 28 -
disampaikan kepada Bupati melalui Camat untuk
mendapat persetujuan.
(3)Dalam kurun waktu penundaan sebagaimana dimaksud
ayat (1), BPD melakukan penjajagan dan atau
mensosialisasikan kembali tentang rencana Pemilihan.
Pasal 66
(1) Penduduk desa yang mendaftarkan diri atau
didaftarkan sebagai bakal calon, mengisi formulir
pendaftaran yang disediakan panitia.(2) Bakal calon Kepala Desa melengkapi serta
memenuhi persyaratan calon Kepala Desa, selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari setelah masa penjaringan dan atau
pendaftaran bakal calon ditutup.
Pasal 67
(1)Calon Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan:
a.warga negara Republik Indonesia;
b.bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c.memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah
pertama atau sederajat;
e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun dan
paling tinggi 60 tahun pada saat mendaftar ;
f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;
g.terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di
Desa setempat paling kurang 1 (satu) tahun sebelum
pendaftaran;
h.tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
i.tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah
selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkansecara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang
bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai
pelaku kejahatan berulang-ulang;
j.tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap;
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
29/115
- 29 -
k. berbadan sehat;
l.tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali
masa jabatan;
m.Berkelakuan Baik; dan
n.Keluarga inti (istri, anak, orang tua) dari kepala desa
yang diberhentikan periode sebelumnya tanpa
berselang tidak dapat mencalonkan diri dalam
pemilihan kepala desa.
(2)Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi :a. surat keterangan bukti sebagai warga negara
Indonesia dari pejabat tingkat kabupaten;
b. surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas
kertas segel atau bermeterai cukup;
c. surat pernyataan memegang teguh dan
mengamalkan Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal
Ika, yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas
segel atau bermeterai cukup;
d. ijazah pendidikan formal dari tingkat dasar
sampai dengan ijazah terakhir yang dilegalisasi oleh
pejabat berwenang atau surat pernyataan dari pejabat
yang berwenang, dan bagi lulusan paket B atau ujian
persamaan memiliki yang dikeluarkan 3 bulan
sebelum pendaftaran;
e. akta kelahiran atau surat keterangan kenal lahir;f. surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi
kepala Desa yang dibuat oleh yang bersangkutan di
atas kertas segel atau bermeterai cukup;
g. kartu tanda penduduk dan surat keterangan
bertempat tinggal paling kurang 1 (satu) tahun
sebelum pendaftaran dari rukun tetangga/rukun
warga dan kepala Desa setempat;
h. surat keterangan dari ketua pengadilan bahwa
tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
i. surat keterangan dari ketua pengadilan bahwa
tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun atau lebih;
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
30/115
- 30 -
j. surat keterangan dari ketua pengadilan negeri
bahwa tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai
dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai
hukum tetap;
k. surat keterangan berbadan sehat dari rumah
sakit umum daerah berdasarkan uji medis paket 5;
dan
l. surat keterangan dari pemerintah daerah
kabupaten dan surat pernyataan dari yang
bersangkutan bahwa tidak pernah menjadi kepalaDesa selama 3 (tiga) kali masa jabatan.
m. surat keterangan dari Kepolisian setempat
sebagai bukti berkelakuan baik; dan
n. surat keterangan hubungan keluarga dari Kepala
Desa yang disahkan oleh camat.
Pasal 68
(1)Kepala Desa yang akan mencalonkan diri kembali diberi
cuti sejak ditetapkan sebagai calon sampai dengan
selesainya pelaksanaan penetapan calon terpilih.(2)Dalam hal kepala Desa cuti sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), sekretaris Desa melaksanakan tugas dan
kewajiban kepala Desa.
Pasal 69
(1)Perangkat Desa yang mencalonkan diri dalam pemilihan
kepala Desa diberi cuti terhitung sejak yang bersangkutan
terdaftar sebagai bakal calon kepala Desa sampai dengan
selesainya pelaksanaan penetapan calon terpilih.
(2)Tugas perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dirangkap oleh perangkat Desa lainnya yang ditetapkan
dengan keputusan kepala Desa.
Pasal 70
(1)Pegawai negeri sipil yang mencalonkan diri dalam
pemilihan kepala Desa harus mendapatkan izin tertulis
dari pejabat pembina kepegawaian.
(2)Dalam hal pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terpilih dan diangkat menjadi kepala Desa, yang bersangkutan dibebaskan sementara dari jabatannya
selama menjadi kepala Desa tanpa kehilangan hak sebagai
pegawai negeri sipil.
Pasal 71
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
31/115
- 31 -
(1)Anggota TNI/POLRI yang mencalonkan diri dalam
pemilihan kepala Desa harus mendapatkan izin tertulis
dari komandan/kepala satuan minimal tingkat
kabupaten.
(2)Dalam hal anggota TNI/POLRI sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terpilih dan diangkat menjadi kepala Desa,
kedudukan yang bersangkutan sebagai anggota
TNI/POLRI menyesuaikan kepada ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur TNI/POLRI.
Pasal 72
(1) Panitia Pemilihan melakukan penelitian terhadap surat
pendaftaran bakal calon beserta lampirannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66.
(2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam jangka waktu 20 (dua puluh) hari.
(3) Tata cara penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 73
(1) Panitia pemilihan mengadakan rapat lengkap panitia
pemilihan yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 anggota
panitia pemilihan untuk membahas hasil penelitian
terhadap berkas persyaratan bakal calon yang dapat
ditetapkan menjadi calon kepala Desa untuk
dikonsultasikan kepada BPD.
(2) Panitia pemilihan menetapkan bakal calon menjadi
Calon Kepala Desa dalam rapat lengkap panitia pemilihan
yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 anggota panitia
pemilihan.
(3) Keputusan panitia tentang penetapan bakal calon
menjadi Calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) sekurang-kurangnya harus didukung oleh 2/3
(dua per tiga ) dari anggota panitia yang hadir
(4) Bakal calon yang ditetapkan menjadi calon Kepala Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sekurang-
kurangnya berjumlah 2 (dua) orang dan sebanyak-
banyaknya 5 (lima) orang.
(5) Keputusan panitia tentang penetapan bakal calonmenjadi Calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada seluruh bakal calon
dan/atau calon Kepala Desa dilengkapi dengan bukti
penerimaan selambat-lambatnya 1 (satu) hari sejak
ditetapkan.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
32/115
- 32 -
Pasal 74
(1) Dalam hal bakal calon yang dapat ditetapkan menjadi
calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73
ayat (1) kurang dari 2 (dua) orang, panitia menunda
penetapan bakal calon menjadi calon Kepala Desa dan
membuka kembali penjaringan dan atau pendaftaran
bakal calon selama 20 (dua puluh) hari.
(2) Selama Bakal calon yang sudah mendaftar tidak
menyampaikan pengunduran diri, bakal calon tersebut
dianggap sudah mendaftar.
(3) Apabila sampai akhir masa penjaringan dan atau
pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
terdapat tambahan bakal calon yang memenuhi
persyaratan, panitia melakukan rapat lengkap panitia
yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga)
anggota panitia untuk dilaporkan kepada bupati.
(4) Bupati menunda pelaksanaan pemilihan kepala Desa
sampai dengan batas waktu yang ditetapkan kemudian.
Pasal 75
Dalam hal bakal calon yang dapat ditetapkan menjadi calon
Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1)
lebih dari 5 (lima) orang, panitia menunda penetapan bakal
calon menjadi calon Kepala Desa dan dan melakukan seleksi
tambahan dengan menggunakan kriteria pengalaman bekerja
di lembaga pemerintahan, tingkat pendidikan, usia, dan
peryaratan lain yang ditetapkan bupati.
Pasal 76
(1)Selambat-lambatnya 2 hari setelah penetapan calon
Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat
(2), panitia melakukan rapat lengkap untuk menentukan
nomor urut dan tanda gambar calon Kepala Desa.
(2)Tanda gambar sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak
diperkenankan menggunakan gambar/lambang dan
warna yang mirip organisasi peserta pemilu, dan atau
simbol sesuatu organisasi kemasyarakatan/lembagapemerintah/agama.
(3)Rapat panitia sebagaimana dimaksud ayat (1) harus
dihadiri calon Kepala Desa dan atau saksi yang mendapat
mandat dari calon Kepala Desa.
(4)Nomor Urut, Nama Calon, tanda Gambar dan atau Photo
Calon yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud ayat
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
33/115
- 33 -
(1), disusun dalam daftar calon dan dituangkan dalam
berita acara oleh Panitia Pemilihan.
(5)Panitia Pemilihan Kepala Desa mengumumkan nama
calon Kepala Desa dan tanda gambar calon Kepala Desa
yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud ayat (1),
paling lambat 7 (tujuh) hari sejak ditetapkannya tanda
gambar calon Kepala Desa.
Pasal 77
(1)Setelah penetapan bakal calon menjadi calon Kepala Desa,calon Kepala Desa dilarang mengundurkan diri.
(2)Apabila terjadi pengunduran diri dari salah satu calon
atau salah satu calon meninggal dunia setelah penetapan
bakal calon Kepala Desa menjadi calon Kepala Desa, maka
posisi dan kedudukan Nomor Urut, Nama, Gambar dan
Photo calon Kepala Desa yang berhak dipilih serta
terpampang dalam papan pengumuman dan dicetak
dalam surat suara, dinyatakan tetap dan tidak ada
perubahan.
Pasal 78
(1)Pemilih yang menggunakan hak pilih, harus terdaftar
sebagai pemilih.
(2)Panitia pemilihan mengumumkan waktu pendaftaran
calon pemilih selambat-lambatnya 7 hari sebelum
pendaftaran calon pemilih dilaksanakan.
(3)Panitia pemilihan menerima pendaftaran calon pemilih
dari penduduk desa WNI yang memenuhi syarat sebagai
berikut :
a.Sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau
sudah/pernah menikah pada hari pemungutan suara
pemilihan Kepala Desa;
b.Nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya;
c.Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap;
d.Terdaftar sebagai penduduk desa, sekurang-kurangnya
6 (enam) bulan sebelum disahkannya daftar pemilih
sementara dan dibuktikan dengan Kartu TandaPenduduk (KTP) dan atau kartu KK yang syah.
(4)Hak Pilih anggota TNI/POLRI warga setempat mengacu
kepada peraturan perundang-undangan yang mengatur
TNI/POLRI.
(5)Pendaftaran pemilih sebagaimana dimaksud ayat (1)
dapat dibantu oleh Ketua RT/RW.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
34/115
- 34 -
Pasal 79
(1) Daftar pemilih dimutakhirkan dan divalidasi dari
Daftar Penduduk Potensial Pemilih sesuai data penduduk
di desa sesuai syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
78 ayat (2) dan ayat (3).
(2) Berdasarkan daftar pemilih yang telah
dimutahirkan dan divalidasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Panitia pemilihan menyusun dan menetapkan
daftar pemilih sementara.
(3) Daftar pemilih sementara sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disusun secara alphabetis per wilayah RT.
Pasal 80
(1)Panitia Pemilihan mengumumkan daftar pemilih
sementara secara luas dan terbuka di setiap wilayah RT
dan memberikan salinan daftar pemilih sementara kepada
Calon Kepala Desa untuk diteliti.
(2)Pengumuman daftar pemilih sementara dilakukan selama
3 (tiga) hari terhitung sejak ditetapkannya daftar pemilih
sementara.
(3)Selama kurun waktu pengumuman daftar pemilih
sementara, pemilih dapat mengajukan usul perbaikan
mengenai penulisan nama dan/atau identitas lainnya.
(4)Selain usul perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), pemilih atau anggota keluarga dapat memberikan
informasi yang meliputi:
a. Pemilih yang terdaftar sudah meninggal dunia;
b. Pemilih sudah tidak berdomisili di desa tersebut;
c. Pemilih yang sudah nikah di bawah umur 17 tahun;atau
d. Pemilih yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak
memenuhi syarat sebagai pemilih.
(5) Apabila usul perbaikan dan informasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) diterima, panitia
pemilihan segera mengadakan perbaikan daftar pemilih
sementara.
Pasal 81
(1) Pemilih yang belum terdaftar, secara aktif melaporkan
kepada Panitia Pemilihan melalui pengurus Rukun
Tetangga/Rukun Warga.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
35/115
- 35 -
(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftar
sebagai pemilih tambahan.
(3) Pencatatan data pemilih tambahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan paling lambat 3
(tiga) hari.
Pasal 82
(1)Daftar pemilih tambahan diumumkan oleh Panitia
Pemilihan pada tempat-tempat yang mudah dijangkau
oleh masyarakat.(2) Jangka waktu pengumuman daftar pemilih tambahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan
selama 3 (tiga) hari terhitung sejak berakhirnya jangka
waktu penyusunan tambahan.
Pasal 83
(1)Panitia menetapkan daftar pemilih sementara dan daftar
pemilih tambahan menjadi daftar pemilih tetap dalam
Rapat Panitia dan dapat dihadiri oleh Calon Kepala Desa
atau saksi yang ditunjuk oleh Calon Kepala Desa yang bersangkutan.
(2)Hasil Rapat Penetapan daftar pemilih sementara menjadi
daftar pemilih tetap dituangkan dalam Berita Acara yang
ditanda tangani oleh Panitia Pemilihan dan dapat ditanda
tangani pula oleh Calon Kepala Desa atau saksi yang
ditunjuk Calon Kepala Desa yang bersangkutan.
(3)Apabila Calon Kepala Desa atau saksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) tidak menandatangani, Berita
Acara tetap dinyatakan sah.
Pasal 84
(1)Kampanye Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan sebagai
bagian dari penyelenggaraan Pemilihan.
(2)Kampanye dilakukan selama 3 (tiga) hari dan berakhir 3
(tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
(3)Tata tertib dan jadwal pelaksanaan kampanye
sebagaimana dimaksud ayat (1), ditetapkan oleh panitia
pemilihan dengan memperhatikan nomor urut calon
Kepala Desa.(4)Calon Kepala Desa dapat menyampaikan materi
kampanyenya kepada masyarakat, berupa visi, misi dan
program kerjanya secara lisan maupun tertulis;
(5)Penanggung jawab utama kampanye adalah calon Kepala
Desa.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
36/115
- 36 -
(6)Rakyat mempunyai kebebasan untuk hadir dalam
kampanye sebagaimana dimaksud ayat (1).
(7)Ketentuan mengenai bentuk, tata cara, mekanisme dan
sanksi kampanye diatur dalam Peraturan Bupati.
Pasal 85
(1)Waktu 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan
suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2)
merupakan masa tenang.
(2)Selama masa tenang sebagaimana pada ayat (1), berbagai bentuk kampanye dinyatakan telah selesai dan segala
atribut kampanye yang terpasang harus dibersihkan.
Pasal 86
Tahap pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 54 huruf c meliputi :
a.pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara;
b.penetapan calon yang memperoleh suara terbanyak
sebagai calon terpilih;
Pasal 87
(1)Pengadaan perlengkapan pemungutan suara dilaksanakan
oleh panitia pemilihan melalui penunjukan langsung
kepada pengusaha yang bergerak dibidang dan atau
mampu melaksanakan pengadaan perlengkapan
pemungutan suara dalam wilayah Kabupaten Subang.
(2)Perlengkapan Pemungutan Suara meliputi :a. Surat undangan Pemungutan Suara;
b. Surat Suara;
c. Kotak Suara;
d. Bilik Suara dan kelengkapan lainnya.
(3)Pengadaan perlengkapan pemungutan suara dimaksud
pada ayat (1), dituangkan dalam Surat Perjanjian
Pengadaan Perlengkapan Pemungutan Suara.
(4)Jumlah Surat Suara dan surat undangan dimaksud pada
ayat (2), dipesan sebanyak jumlah pemilih tetap yang telah
disyahkan oleh panitia pemilihan serta ditambah 5% dari
jumlah pemilih tersebut sebagai cadangan.
(5)Bahan, bentuk, format dan ukuran surat suara dan surat
undangan pemungutan suara diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
37/115
- 37 -
(6)Penggunaan tambahan surat suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dibuatkan berita acara.
Pasal 88
(1)Panitia Pemilihan menyampaikan surat undangan kepada
Penduduk Desa yang telah didaftar dalam daftar pemilih
tetap sebagai pemberitahuan pelaksanaan pemungutan
suara.
(2)Apabila pada saat penyampaian Surat Undangan
sebagaimana dimakud pada ayat (1), pemilih yang bersangkutan tidak berada ditempat, surat undangan
disampaikan kepada anggota keluarga pemilih yang
bersangkutan.
(3)Surat Undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
selambat-lambatnya harus sudah disampaikan 2 (dua)
hari sebelum hari pemungutan suara.
(4)Surat Undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
sekurang-kurangnnya memuat waktu dan tempat
pemungutan suara dan ditandatangani oleh Ketua dan
Sekretaris Panitia Pemilihan.(5)Penyerahan Surat Undangan sebagaimana dimaksud ayat
(1), dilengkapi dengan bukti penerimaan yang harus
dibubuhi nama dan tandatangan atau cap jempol
penerima undangan.
(6)Penyalahgunaan surat undangan dalam pemungutan
suara menjadi tanggung jawab sepenuhnya penerima
undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dengan
segala akibat hukumnya.
Pasal 89
(1)Tempat Pemungutan Suara (TPS) ditetapkan oleh panitia
Pemilihan Kepala Desa bersama BPD dan Pemerintah
Desa sejumlah dusun yang ada di desa bersangkutan
dengan lokasi di satu tempat.
(2)Lokasi Tempat Pemungutan Suara diutamakan pada
tempat yang strategis, seperti antara lain luas dan mudah
dijangkau oleh para pemilih.
(3)Tempat pemungutan suara bisa dilakukan di balai desa,
halaman balai desa, lapang atau tempat lainnya.
Pasal 90
(1)Pemungutan suara diselenggarakan pada hari dan tanggal
yang ditetapkan oleh Bupati.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
38/115
- 38 -
(2)Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara memberikan suara melalui surat
suara.yang disediakan panitia pemilihan.
(3)Pelaksanaan pemungutan suara dimulai pukul 07.00 dan
berakhir pukul 13.00 waktu setempat dan atau
berdasarkan kesepakatan panitia pemilihan, pimpinan
BPD dan Kepala Desa yang bersangkutan, dengan tidak
menutup kemungkinan atas kesepakatan calon Kepala
Desa untuk mengakhiri pemungutan suara sebelum atau
melebihi batas waktu yang telah ditetapkan, yangdikuatkan dengan berita acara.
Pasal 91
(1)Pemberian suara untuk Pemilihan dilakukan dengan
mencoblos salah satu tanda gambar pada surat suara di
dalam bilik suara.
(2)Panitia menjamin setiap pemilih dapat memberikan
suaranya secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil.
(3)Panitia pemilihan menjaga dan atau menjamin agar setiappemilih hanya memberikan satu suara dan menolak
pemberian suara yang diwakili dengan alasan apapun.
(4)Dalam hal seorang pemilih menggunakan hak pilih lebih
dari 1 (satu) kali atau seseorang yang tidak berhak
memilih menggunakan hak pilih, maka setiap orang yang
mengetahuinya wajib melaporkan kepada panitia
pemilihan sebelum surat suara dimasukan ke dalam
kotak suara.
(5)Pada saat pemungutan suara, panitia pemilihan berkewajiban untuk tetap menjamin agar tata demokrasi
Pancasila berjalan dengan lancar, tertib dan aman.
Pasal 92
(1)Dalam pelaksanaan pemungutan suara, Calon Kepala
Desa harus hadir di Tempat Pemungutan Suara, untuk
menyaksikan jalannya pemungutan Suara.
(2)Apabila karena sesuatu hal yang dapat
dipertanggungjawabkan Calon Kepala Desa tidak dapat
hadir sebagaimana diatur ayat (1), kehadirannya dapatdigantikan dengan photo yang bersangkuan.
(3)Apabila tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan,
calon Kepala Desa tidak hadir dan atau meninggalkan
tempat pemungutan suara sebelum berakhirnya
pelaksanaan pemungtan suara, yang bersangkutan
dianggap mengundurkan diri.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
39/115
- 39 -
Pasal 93
(1)Pemberian Suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90
ayat (2) dilakukan di dalam bilik suara.
(2)Bilik suara sebagaimana dimaksud ayat (1) harus
menjamin keamanan dan kerahasiaan dalam pemberian
suara.
Pasal 94
(1)Untuk keperluan pemungutan suara dalam Pemilihan
Kepala Desa disediakan kotak suara sebagai tempat surat
suara yang digunakan oleh pemilih.
(2)Jumlah, bahan, bentuk dan ukuran kotak suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
panitia pemilihan.
Pasal 95
(1)Pemilih Tuna Netra, Tuna Daksa atau yang mempunyai
halangan atau keterbatasan fisik lainnya pada saatmemberikan suaranya di TPS dapat dibantu panitia
pemilihan atau orang lain atas permintaan pemilih.
(2)Anggota panitia Pemilihan atau orang lain yang membantu
pemilih tuna netra, tuna daksa atau yang mempunyai
halangan fisik lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
wajib merahasiakan pilihan pemilih yang bersangkutan.
Pasal 96
Ketua Panitia pemilihan membuka rapat pemungutan suara,
dilanjutkan dengan sambutan Camat atau pejabat yangmewakilinya dan kemudian panitia memberikan penjelasan
mengenai tata cara pemungutan suara.
Pasal 97
(1)Sebelum melaksanakan pemungutan suara, panitia
Pemilihan melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Menerima para saksi, yang
dilengkapi surat mandat dari calon Kepala Desa
masing-masing;
b. Membuka kotak suara;c. Mengeluarkan dan
Memperlihatkan isi seluruh kotak suara;
d. Mengidentifikasi jenis dokumen
dan peralatan serta menghitung jumlahnya;
e. Menandatangani surat suara;
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
40/115
- 40 -
(2)Kegiatan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dihadiri dan atau disaksikan oleh para
saksi dari calon Kepala Desa, BPD, Tim Pengawas, dan
warga masyarakat.
(3)Kegiatan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh
panitia pemilihan serta dapat ditandatangani para saksi
dari calon Kepala Desa.
Pasal 98
(1)Dalam pemberian suara, pemilih diberi kesempatan oleh
panitia pemilihan berdasarkan urutan kehadiran pemilih.
(2)Pemilih yang hadir menyerahkan surat undangannya
kepada panitia pemilihan dan kemudian panitia pemilihan
memberikan selembar surat suara yang sudah
ditandatangani oleh panitia pemilihan.
(3)Apabila surat suara yang diterima sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ternyata dalam keadaan rusak, pemilih
dapat meminta surat suara pengganti kepada panitia
pemilihan.(4)Apabila pemilih melakukan kekeliruan dalam cara
memberikan suara, pemilih dapat meminta surat suara
pengganti kepada panitia pemilihan, hanya satu kali.
(5)Pemilih memasukan surat suara yang telah dicoblos
kedalam kotak suara, dalam keadaan terlipat.
Pasal 99
(1)Pemilih yang telah memberikan suara di TPS diberi tanda
khusus oleh Panitia Pemilihan.
(2)Tanda khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
berupa tinta pada salah satu jari tangan.
Pasal 100
(1) Penghitungan suara Pemilihan dilaksanakan
pada tempat pemungutan suara dan dilakukan oleh
Panitia Pemilihan setelah pemungutan suara dinyatakan
berakhir.
(2) Sebelum penghitungan suara dimulai
sebagaimana dimaksud ayat (1), Panitia Pemilihanmenghitung :
a. jumlah pemilih
yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar
pemilih tetap untuk TPS
b. Jumlah sisa
surat suara yang tidak terpakai;
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
41/115
- 41 -
c. Jumlah surat
suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak
atau keliru dicoblos.
(3) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dihadiri dan atau disaksikan oleh para Calon
Kepala Desa atau para saksi calon Kepala Desa, Tim
Pengawas, Petugas lainnya, dan warga masyarakat.
(4) Dalam hal tidak seorangpun saksi calon Kepala
Desa dapat hadir, penghitungan suara tetap berjalan terus
dan penghitungan suara dinyatakan sah.(5) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan pada posisi yang memungkinkan para
Saksi Calon Kepala Desa, Tim Pengawas, Petugas lainnya
dan warga masyarakat yang hadir dapat menyaksikan
secara jelas proses penghitungan suara.
(6) Setiap lembar surat suara diteliti satu demi satu
untuk mengetahui suara yang diberikan kepada calon
Kepala Desa dan kemudian panitia pemilihan
menyebutkan gambar yang dicoblos serta mencatatnya di
papan perolehan suara.
(7) Saksi calon Kepala Desa yang hadir sebagaimana
dimaksud ayat (5) dapat mengajukan keberatan terhadap
jalannya penghitungan suara apabila ternyata terdapat
hal-hal yang perlu dikoreksi dan atau yang tidak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
(8) Dalam hal keberatan yang diajukan oleh para
Saksi calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (6) dapat diterima, panitia Pemilihan seketika itu juga
mengadakan pembetulan.(9) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai
sah atau tidak sahnya surat suara antara panitia
pemilihan dengan calon Kepala Desa atau saksi maka
panitia pemilihan berkewajiban untuk menentukan
keputusan dan bersifat mengikat.
Pasal 101
Surat suara dalam pemungutan suara dinyatakan sah apabila
;
a. Surat suaraditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa ;
b. Menggunakan alat coblos
yang disediakan didalam bilik suara ;
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
42/115
- 42 -
c. Tanda coblos hanya
terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat atau garis yang
memuat tanda gambar dan nomor calon Kepala Desa ;
d. Tanda coblos lebih dari
satu, tetapi masih di dalam salah satu kotak segi empat
atau garis yang memuat tanda gambar dan nomor calon
Kepala Desa ;
e. Surat suara tidak
ditandatangani pemilih ;
f. Surat suara tidak diberiidentitas pemilih ;
g. Surat suara tidak rusak.
Pasal 102
(1) Segera setelah selesai penghitungan suara,
panitia Pemilihan Kepala Desa membuat Berita Acara dan
sertifikat hasil penghitungan suara yang ditandatangani
oleh Ketua dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota
panitia Pemilihan dan dapat ditanda tangani pula oleh
para saksi calon Kepala Desa.(2) Dalam hal para saksi tidak menandatangani
Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Berita
Acara dinyatakan sah.
(3) Panitia Pemilihan memberikan salinan Berita
Acara dan sertifikat hasil penghitungan suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada masing-
masing saksi calon Kepala Desa yang hadir.
(4) Berita acara beserta kelengkapannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimasukkan dalamsampul khusus yang disediakan dan dimasukkan ke
dalam kotak suara yang pada bagian luar ditempel label
atau segel.
(5) Panitia menyerahkan berita acara hasil
penghitungan suara, surat suara, dan alat kelengkapan
administrasi pemungutan dan penghitungan suara kepada
BPD segera setelah selesai penghitungan suara.
Pasal 103
(1) Panitia Pemilihan menetapkan Calon Kepala Desaterpilih berdasarkan Berita Acara dan Sertifikat hasil
penghitungan suara.
(2) Calon Kepala Desa Terpilih adalah adalah calon
Kepala Desa yang memperoleh suara sah terbanyak.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
43/115
- 43 -
(3) Dalam hal calon yang memperoleh suara terbanyak
lebih dari 1 (satu) orang, calon terpilih ditetapkan
berdasarkan wilayah perolehan suara yang lebih luas.
(4) Dalam hal calon yang memperoleh suara terbanyak
adalah calon yang mengundurkan diri atau meninggal
dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) dan
Pasal 92 ayat (3), maka calon terpilih adalah calon yang
memperoleh suara terbanyak kedua.
Pasal 104
Tahap penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54
huruf d meliputi :
a. laporan panitia pemilihan mengenai calon terpilih
kepada Badan Permusyawaratan Desa paling lambat 7
(tujuh) Hari setelah pemungutan suara;
b. laporan Badan Permusyawaratan Desa mengenai
calon terpilih kepada bupati paling lambat 7 (tujuh) Hari
setelah menerima laporan panitia;
c.bupati menerbitkan keputusan mengenai pengesahan dan
pengangkatan kepala Desa paling lambat 30 (tiga puluh)Hari sejak diterima laporan dari Badan Permusyawaratan
Desa; dan
d. bupati atau pejabat lain yang ditunjuk melantik
calon kepala Desa terpilih paling lambat 30 (tiga puluh)
Hari sejak diterbitkan keputusan pengesahan dan
pengangkatan kepala Desa.
Pasal 105
(1) Penyelesaian perselisihan hasil pemilihan Kepala
Desa dilakukan oleh Bupati dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 huruf c
(2) Mekanisme penyelesaian perselisihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan
Bupati.
Pasal 106
(1)Dalam hal terjadi kejadian luar biasa dalam kegiatan
pemungutan dan/atau penghitungan suara, panitia
pemilihan dapat menunda pelaksanaan kegiatanpemungutan dan/atau penghitungan suara.
(2)Kejadian luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. kondisi cuaca yang ekstrim;
b. kejadian bencana;
c. kerusuhan masa yang tidak terkendali; dan
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
44/115
- 44 -
d. kejadian lain yang mengakibatkan kegiatan
pemungutan dan/atau penghitungan suara tidak
dapat dilaksanakan.
(3)Penundaan dalam waktu dibawah 5 (lima) jam ditetapkan
oleh panitia pemilihan dan BPD dengan
mempertimbangkan masukan dari calon dan disetujui
oleh camat.
(4)Penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dituangkan dalam berita acara.
(5)Dalam hal setelah penundaan sebagaimana dimaksudpada ayat (3) kegiatan pemungutan dan/atau
penghitungan suara tidak dapat dilaksanakan dan/atau
dilanjutkan, panitia pemilihan melaporkan kepada panitia
tingkat kabupaten melalui camat untuk meminta
persetujuan penghentian sementara dan rencana
pelaksanaan kegiatan pemungutan dan/atau
penghitungan suara.
(6)Panitia tingkat kabupaten memberikan persetujuan
penghentian sementara dan rencana pelaksanaan
kegiatan pemungutan dan/atau penghitungan suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dengan
memperhatikan masukan dari camat.
Pasal 107
Musyawarah Desa yang diselenggarakan khusus untuk
pelaksanaan pemilihan kepala Desa antarwaktu dilaksanakan
paling lama dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung
sejak kepala Desa diberhentikan dengan mekanisme sebagai
berikut:a. sebelum penyelenggaraan musyawarah Desa,
dilakukan kegiatan yang meliputi:
1.pembentukan panitia pemilihan kepala Desa
antarwaktu oleh Badan Permusyawaratan Desa paling
lama dalam jangka waktu 15 (lima belas) Hari
terhitung sejak kepala Desa diberhentikan;
2.pengajuan biaya pemilihan dengan beban APB Desa
oleh panitia pemilihan kepada penjabat kepala Desa
paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari
terhitung sejak panitia terbentuk;3.pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh penjabat
kepala Desa paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) Hari terhitung sejak diajukan oleh panitia
pemilihan;
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
45/115
- 45 -
4.pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala
Desa oleh panitia pemilihan dalam jangka waktu 15
(lima belas) Hari;
5.penelitian kelengkapan persyaratan administrasi bakal
calon oleh panitia pemilihan dalam jangka waktu 7
(tujuh) Hari; dan
6.penetapan calon kepala Desa antarwaktu oleh panitia
pemilihan paling sedikit 2 (dua) orang calon dan paling
banyak 3 (tiga) orang calon yang dimintakan
pengesahan musyawarah Desa untuk ditetapkansebagai calon yang berhak dipilih dalam musyawarah
Desa.
b. Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan
musyawarah Desa yang meliputi kegiatan:
1.penyelenggaraan musyawarah Desa dipimpin oleh
Ketua Badan Permusyawaratan Desa yang teknis
pelaksanaan pemilihannya dilakukan oleh panitia
pemilihan;
2.pengesahan calon kepala Desa yang berhak dipilih oleh
musyawarah Desa melalui musyawarah mufakat atau
melalui pemungutan suara;
3.pelaksanaan pemilihan calon kepala Desa oleh panitia
pemilihan melalui mekanisme musyawarah mufakat
atau melalui pemungutan suara yang telah disepakati
oleh musyawarah Desa;
4.pelaporan hasil pemilihan calon kepala Desa oleh
panitia pemilihan kepada musyawarah Desa;
5.pengesahan calon terpilih oleh musyawarah Desa;
6.pelaporan hasil pemilihan kepala Desa melaluimusyawarah Desa kepada Badan Permusyawaratan
Desa dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari setelah
musyawarah Desa mengesahkan calon kepala Desa
terpilih;
7.pelaporan calon kepala Desa terpilih hasil musyawarah
Desa oleh ketua Badan Permusyawaratan Desa kepada
bupati paling lambat 7 (tujuh) Hari setelah menerima
laporan dari panitia pemilihan;
8.penerbitan Keputusan Bupati tentang pengesahan
pengangkatan calon kepala Desa terpilih paling lambat
30 (tiga puluh) Hari sejak diterimanya laporan dari
Badan Permusyawaratan Desa; dan
9.pelantikan kepala Desa oleh bupati paling lama 30
(tiga puluh) Hari sejak diterbitkan keputusan
pengesahan pengangkatan calon kepala Desa terpilih.
-
8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx
46/115
- 46 -
Pasal 108
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan Kepala Desa
antarwaktu melalui musyawarah Desa d
top related