studi deskriptif karakteristik penderita nyeri kepala tipe tegang.pptx
Post on 17-Jan-2016
26 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
STUDI DESKRIPTIF KARAKTERISTIK PENDERITA NYERI KEPALA TIPE TEGANG PASIEN RAWAT JALAN DI RSUP DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
PERIODE JANUARI – DESEMBER 2011
OLEH : NUR ARWITA RAHAYU H.
C 111 07 152
PEMBIMBING :dr.IRWIN ARAS, M.Epid
dr. HASMAWATY BASIR, Sp.S (K)
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATDAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2012
SEMINAR HASIL PENELITIAN
PENDAHULUAN
Nyeri Kepala Tipe tegang
(NKTT)
Merupakan nyeri kepala primer dgn
prevalensi terbanyak
WHO di negara berkembang NKTT
menyerang 2/3 laki-laki & > 80% perempuan
Menempati urutan terbanyak keluhan
pasien pada praktek berobat jalan pada
dokter umum/dokter spesialis saraf
WHO aktivitas sosial &
kapasitas bekerja menurun pd
hampir semua penderita NKTT sebanyak 60%
Penelitian NKTT di IndonesiaPenelitian Tahun Hasil Penelitian
Prevalensi Distribusi menurut Jenis
Kelamin
RS.Dr.Soetomo Surabaya
1984 41,8% dari 1227 kasus nyeri kepala
-
RS.Kariadi Semarang
1998 198 kasus, NKTT episodik 47,97%, NKTT kronik 52,02%
Perempuan 73,73%, laki-laki 26,26%
2000 71 kasus43,7% NKTT kronik dan 39,4% NKTT episodik
Perempuan 80,3%, laki-laki 19,7%
Klinik swasta, Medan
2003 NKTT kronik 44,1%, NKTT episodik 9,8%
-
RS.H.Adam Malik Medan
2003 78% -
RS. Hasan Sadikin Bandung
2003 65% -
RUMUSAN MASALAH
“Bagaimanakah karakteristik penderita nyeri kepala tipe tegang rawat jalan di RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo?”
TUJUAN PENELITIAN
•Untuk mengetahui karakteristik penderita nyeri kepala tipe tegang rawat jalan di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo periode 1 Januari – 31 Desember 2011.
Tujuan
Umum
Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui distribusi penderita NKTT berdasarkan karakteristik demografi (jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan tingkat pendidikan).
b) Untuk mengetahui distribusi penderita NKTT berdasarkan karakteristik awal timbulnya (onset) nyeri kepala tipe tegang.
c) Untuk mengetahui distribusi penderita berdasarkan karakteristik jenis NKTT.
d) Untuk mengetahui distribusi penderita NKTT berdasarkan karakteristik intensitas nyeri.
Tujuan Khusus
e) Untuk mengetahui distribusi penderita NKTT berdasarkan karakteristik lama serangan.
f) Untuk mengetahui distribusi penderita NKTT berdasarkan karakteristik frekuensi serangan.
g) Untuk mengetahui distribusi penderita NKTT berdasarkan karakteristik lama sakit.
h) Untuk mengetahui distribusi penderita NKTT berdasarkan karakteristik gejala penyerta.
i) Untuk mengetahui korelasi antara jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, usia saat onset pertama, frekuensi serangan, lama serangan, intensitas nyeri, lama sakit, dan gejala penyerta terhadap jenis NKTT
MANFAAT PENELITIAN
•Sebagai sumber informasi bagi para praktisi kesehatan mengenai karakteristik penderita NKTT sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penanganan masalah NKTT.
•Sebagai bahan masukan bagi pihak instansi yang berwenang untuk digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil dan memutuskan kebijakan-kebijakan kesehatan, khususnya dalam menanggulangi NKTT.
Manfaat
Praktis
MANFAAT PENELITIAN
•Sebagai tambahan ilmu, kompetensi, dan pengalaman berharga bagi peneliti dalam melakukan penelitian kesehatan pada umumnya, dan terkait tentang NKTT pada khususnya.
•Sebagai acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian mengenai NKTT.
Manfaat
Teoritis
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Istilah lain: muscle contraction headache, ordinary headache, psychomyogenic headache, stress
headache
Menurut International Headache Society (IHS) 2004, nyeri kepala tipe tegang adalah nyeri kepala yg
berlangsung beberapa menit - beberapa hari, nyeri bilateral, rasa menekan/mengikat dgn intensitas ringan-sedang, tidak bertambah pd aktivitas fisik rutin, tidak didapatkan mual,dan tidak didapatkan
lebih dari satu gejala fotofobia atau fonofobia.
PATOFISIOLOGI
Sensitasi nosiseptor miofascial perifer
Sensitasi 2nd order neuron pada level kornu dorsalis medula spinalis/nukleus trigeminal
Sensitasi neuron supraspinal
Berkurangnya aktifitas antinosiseptif dari struktur supraspinal
Nyeri miofascial pada otot termasuk struktur fascia & tendon
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri kepala bilateral
Nyeri terasa seperti diikat, ditindih barang berat, tidak berdenyut
Intensitas nyeri ringan hingga sedang
Nyeri dapat berlangsung selama 30 menit – 7 hari (rata2 selama 12 jam)
Tidak dipengaruhi dengan aktivitas fisik
Tidak disertai dengan gejala gastrointestinal, kecuali anoreksia
Dapat disertai fotofobia atau fonofobia (tidak keduanya)
Dapat disertai dgn rasa tidak nyaman di daerah leher, rahang, atau di persendian temporomandibuler.
Pada NKTT kronik sering disertai dgn depresi
KLASIFIKASI Berdasarkan International Headache Society
(HIS) edisi ke 2 tahun 2004 NKTT
NKTT episodik infrequen
NKTT episodik infrequen
berhubungan dengan nyeri
tekan perikranial
NKTT episodik infrequen
tidak berhubungan dengan nyeri
tekan perikranial
NKTT episodik frequen
NKTT episodik frequen
berhubungan dengan nyeri
tekan perikranial
NKTT episodik frequen tidak berhubungan dengan nyeri
tekan perikranial
NKTT kronik
NKTT kronik berhubungan dengan nyeri
tekan perikranial
NKTT tidak berhubungan dengan nyeri
tekan perikranial
Probable NKTT
Probable NKTT episodik
infrequen
Probable NKTT episodik frequen
Probable NKTT kronik
DIAGNOSISkriteria diagnostik NKTT menurut IHS 2004a. NKTT episodik infrequen
Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata <1 hari/bulan (<12hari/tahun)
berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari. Minimal terdapat 2 gejala khas:
Lokasi bilateral Menekan/mengikat (tidak berdenyut) Intensitasnya nyeri ringan atau sedang Tidak diperberat oleh aktifitas rutin seperti berjalan
atau naik tangga. Tidak didapatkan >1gejala berikut : Mual atau muntah
(bisa anoreksia), fotofobia atau fonofobia.
Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain
Diagnosisb. NKTT episodik frequen Minimal 10 episode serangan dalam 1-15
hari/bulan selama paling tidak 3 bulan (12-180hari/tahun)
berlangsung selama 30 menit sampai 7 hari.
Minimal 2 dari gejala berikut : Lokasinya bilateral Menekan/mengikat (tidak berdenyut) Intensitas ringan atau sedang Tidak bertambah berat dengan aktifitas fisik yang rutin
seperti berjalan atau naik tangga Tidak didapatkan : Mual atau muntah (bisa
anoreksia),Fotofobia dan fonofobia secara bersamaan.
Tidak berkaitan dengan penyakit lain
Diagnosisc. NKTT kronik
Nyeri kepala timbul 15 hari/bulan berlangsung > 3 bulan ( 180 hari/tahun)
berlangsung beberapa jam atau terus-menerus.
Minimal memiliki 2 gejala berikut: Lokasi bilateral. Menekan/mengikat (tidak berdenyut) Ringan atau sedang Tidak memberat dengan aktivitas fisik yang rutin. Tidak didapatkan : Lebih dari satu : fonofobia,
fotofobia atau mual yang ringan; Mual yang sedang atau berat, maupun muntah.
Tidak berkaitan dengan penyakit lain.
PENATALAKSANAAN
Farmakologi
• Akut: analgetik aspirin, acetaminophen, OAINS, kafein
• Kronik : analgetik, anti-ansietas, relaksan otot
Non-farmakologi
• Terapi perilaku: relaksasi, Cognitive Behavioral Therapy, biofeedback training
• Fisioterapi
PENCEGAHAN
Diet makanan seimbang
Aktivitas dan olahraga yg cukup
Mempertahankan jam tidur yg adekuat
Terapi relaksasi
Menghindari pemakaian harian obat analgetik, sedatif, & ergotamin yg
berlebihan.
PROGNOSIS
NKTT episodik dpt berkembang menjadi NKTT kronik ketika terdapat penggunaan
analgetik yang berlebihan.
Prognosis NKTT kronik masih kontroversial karena sering disertai kondisi penyerta
seperti migren & gangguan psikiatri.
Hasil yang buruk berhubungan dgn jika disertai dgn migren, dan masalah
gangguan tidur.
EPIDEMIOLOGI
NKTT jenis nyeri kepala
primer terbanyak
life time prevalance bervariasi dengan
range 30-78%.
insiden NKTT frequen
14,2:1000 orang/tahun
Insidens rate seiring
peningkatan umur.
WHO rasio NKTT untuk perempuan
banding laki-laki 3:2
Danish Headache Centre terjadi pd puncak umur
30 hingga 39 tahun
Onset dpt berkembang sejak masa anak-anak
tetapi umumnya mulai
terjadi pada masa remaja/ umur 20-an
KERANGKA KONSEP
KERANGKA KONSEP
Penderita NKTT
Jenis Kelamin
Umur
Tingkat pendidikan
Pekerjaan
Jenis NKTT
Umur Saat Onset Pertama
Frekuensi serangan
Lama serangan
Intensitas nyeri
Lama sakit
Gejala penyerta
DEFINISI OPERASIONAL
•Definisi : yaitu identitas seksual yang tercantum dalam rekam medik.
•Alat ukur : tabel pengisian data
•Cara ukur : mencatat jenis kelamin yang tercantum pada rekam medik ke dalam tabel.
•Hasil ukur, yaitu :•Laki-laki•Perempuan
Jenis Kelamin
:
DEFINISI OPERASIONAL•Definisi : adalah rentang usia
pada saat subjek dilahirkan sampai saat pertama kali masuk ke rumah sakit dengan diagnosa nyeri kepala tipe tegang sesuai dengan yang tercatat dalam rekam medik.
•Alat ukur : tabel pengisian data•Cara ukur : mencatat umur
yang tercantum pada rekam medik ke dalam tabel.
•Hasil ukur, yaitu :•Umur 15 - 20 tahun•Umur 21- 30 tahun•Umur 31- 40 tahun•Umur 41- 50 tahun•Umur > 50 tahun
Umur
DEFINISI OPERASIONAL
•Definisi operasional : yaitu tingkat sekolah terakhir yg diselesaikan saat penderita pertama kali mengunjungi poliklinik & didiagnosis nyeri kepala tipe tegang.
•Alat ukur : tabel pengisian data
•Cara ukur : mencatat tingkat pendidikan yang tercantum pada rekam medik ke dalam tabel.
•Hasil ukur, yaitu :•SD•SMP•SMA•Sarjana•Tidak ada
Pendidikan
DEFINISI OPERASIONAL•Definisi operasional : yaitu
kegiatan sehari-hari yang dilakukan secara rutin dan berlangsung setiap bulan, yang bertujuan untuk mendapatkan penghasilan.
•Alat ukur : tabel pengisian data
•Cara ukur : mencatat pekerjaan yang tercantum pada rekam medik ke dalam tabel.
•Hasil ukur, yaitu :•Pegawai (PNS)•Wiraswasta•Buruh, petani, nelayan•Tidak bekerja
Pekerjaan
DEFINISI OPERASIONAL•Definisi operasional :
diagnosis tipe nyeri kepala tipe tegang berdasarkan kriteria IHS 2004 oleh dokter yang memeriksa.
•Alat ukur : tabel pengisian data
•Cara ukur : mencatat tipe nyeri kepala tipe tegang yang tercantum pada rekam medik ke dalam tabel.
•Hasil ukur, yaitu :•NKTT episodik•NKTT kronik•Tidak tercantum
Jenis NKT
T
DEFINISI OPERASIONAL•Definisi operasional : umur
pasien saat pertama kali timbulnya gejala NKTT.
•Alat ukur : tabel pengisian data.
•Cara ukur : mencatat usia pasien pada saat gejala NKTT kali muncul yang tercantum pada rekam medik ke dalam tabel.
•Hasil ukur, yaitu• 20 tahun•21 - 30 tahun•31- 40 tahun•41- 50 tahun•>50 tahun
Umur Saat
Onset Pertam
a
DEFINISI OPERASIONAL•Definisi operasional : lama
serangan gejala NKTT terakhir.
•Alat ukur :tabel pengisian data
•Cara ukur : mencatat lama serangan gejala nyeri kepala tipe tegang terakhir yang tercantum pada rekam medik ke dalam tabel.
•Hasil ukur, yaitu :•30 menit - 24 jam•> 24 jam - 7 hari•> 7 hari •Tidak tercantum
Lama seranga
n
DEFINISI OPERASIONAL•Definisi operasional : sifat
episode serangan yang dialami dalam waktu lama serangan terakhir .
•Alat ukur :tabel pengisian data
•Cara ukur : mencatat sifat episode serangan yang dialami dalam lama serangan terakhir yang tercantum pada rekam medik ke dalam tabel.
•Hasil ukur, yaitu :•Hilang-timbul•Terus-Menerus•Tidak tercantum
Frekuensi
serangan
DEFINISI OPERASIONAL•Definisi operasional : jangka
waktu menderita nyeri kepala yang dihitung pertama kali sejak mendapat serangan nyeri kepala sampai kunjungan terakhir di poliklinik saraf RSWS yang tertulis di rekam medik
•Alat ukur : tabel pengisian data
•Cara ukur : mencatat riwayat keluar yang tercantum pada rekam medik ke dalam tabel.
•Hasil ukur, yaitu :•<1 tahun•1-5 tahun•>5 tahun
Lama
Sakit
DEFINISI OPERASIONAL
•Definisi operasional : intensitas serangan nyeri kepala yang diukur dengan kelangsungan aktivitas sehari-hari yang dilaporkan oleh penderita dihubungkan dengan tingkat gangguan terhadap aktivitas sehari-hari
•Alat ukur : tabel pengisian data
•Cara ukur : mencatat intensitas nyeri yang tercantum pada rekam medik ke dalam tabel.
•Hasil ukur, yaitu :•Nyeri kepala ringan•Nyeri kepala sedang•Nyeri kepala berat•Tidak tercantum
Intensitas nyeri
DEFINISI OPERASIONAL•Definisi operasional : yaitu gejala
penyerta lain (anoreksia, mual, muntah, fotofobia, fonofobia) yang timbul saat penderita mengalami serangan nyeri kepala yang ditemukan saat anamnesis pasien dan dicatat oleh dokter di rekam medik.
• Alat ukur : tabel pengisian data•Cara ukur : mencatat gejala penyerta
yang tercantum pada rekam medik ke dalam tabel
•Hasil ukur, yaitu :•1.Anoreksia•2. Mual•3. Muntah•4. Fotofobia•5. Fonofobia•6. Tidak terdapat gejala penyerta
Gejala penyert
a
METODOLOGI PENELITIAN
DESAIN, WAKTU, DAN TEMPAT
Desain Penelitia
nWaktu
Penelitian
Tempat Penelitia
n
• Deskriptif• Jenis studi
korelasi
• 9 – 20 April 2011
• RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Populasi dan Sampel•penderi
ta nyeri kepala tipe tegang rawat jalan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar, periode Januari – Desember 2011.
Populasi
•Penderita nyeri kepala tipe tegang rawat jalan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar periode Januari – Desember 2011 yang memenuhi kriteria seleksi.
Sampel
•Total sampling
Pengambilan Sampel
Kriteria SeleksiKriteria Inklusi
• Terdiagnosis sebagai penderita nyeri kepala tipe tegang
• Memiliki rekam medis yang dapat dievaluasi
Kriteria Eksklusi
• Terdapat >1 gejala penyerta dari gejala berikut: anoreksia, mual, muntah, fotofobia, fonofobia.
• Didiagnosis memiliki gangguan nyeri kepala primer maupun sekunder yang lain.
JENIS DATA DAN INSTRUMEN
Jenis Data
•Data sekunder rekam medik subjek penelitian.
Instrumen
Penelitian
•Lembar pengisian data dengan tabel-tabel tertentu untuk mencatat data yang dibutuhkan dari rekam medik.
Manajemen penelitian
1.
•Pengumpulan nomor rekam medik penderita NKTT periode Januari-Desember 2011
2.
•pengamatan dan pencatatan langsung variabel yang diteliti ke dalam daftar tilik yang telah disediakan
Pengumpulan data
Manajemen penelitian Teknik Pengolahan DataPencatatan variabel-variabel yang diteliti dari rekam medis
Memasukkan data ke dalam Microsoft Excel
Memasukkan data ke ke SPSS
Menentukan distribusi data normal/tidak normal dgn metode analitis Kolmogorov-Smirnov
Distribusi data nomal (p>0,05): parameter uk. pemusatan (mean), uk.penyebaran (standar deviasi). Distribusi data tdk normal 9p<0,05): parameter uk. pemusatan (median), uk.penyebaran (minimum-maximum).
Teknik Pengolahan DataAnalisis data secara statistik deskriptif
Diperoleh hasil statistik deskriptif dalam bentuk tabel atau diagramMelakukan uji korelasi antara variabel jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, umur saat onset pertama, frekuensi nyeri, lama serangan, lama sakit, intensitas nyeri, & gejala penyerta terhadap variabel jenis NKTT.
Menentukan jenis uji korelasi yg digunakan
Interpretasi uji korelasi berdasarkan nilai p, koefisien korelasi, & arah korelasi
Interpretasi Hasil Uji Korelasi Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p,
dan Arah KorelasiNo. Parameter Nilai Interpretasi
1. Kekuatan
Korelasi (r)
0,00-0,199 Sangat lemah
0,20-0,399 Lemah
0,40-0,599 Sedang
0,50-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
2 Nilai p P < 0,05 Terdapat korelasi yang bermakna antar dua variabel
yang diuji
P > 0,05 Tidak terdapat korelasi yang bermakna antar dua
variabel yang diuji
3. Arah korelasi + (positif) Searah, semakin besar niali satu variabel semakin
besar pula nilai variabel lainnya
- (negatif) Berlawanan arah. Semakin besar nilai satu variabel,
semakin kecil nilai variabel lainnya.
Manajemen penelitian
Penyajian dataData yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel atau diagram yang disertai narasi untuk menggambarkan karakteristik penderita nyeri kepala tipe tegang di RSUP dr.Wahidin Sudirohusodo periode 1 Januari – 31 Desember 2011
Etika PenelitianMenyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo sebagai permohonan izin untuk melakukan penelitian.Berusaha menjaga kerahasiaan identitas pasien yang terdapat pada rekam medik, sehingga diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas penelitian yang dilakukan.
Penelitian hanya akan menggunakan data dari catatan rekam medik
Tidak ada pemeriksaan tambahan atau kontak langsung dengan pasien
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang terkait sesuai dengan manfaat penelitian yang telah disebutkan sebelumnya.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Jumlah penderita NKTT yang berobat jalan di Poliklinik Saraf RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Januari – Desember 2011 didapatkan
sebanyak 188 orang
Dari 188 orang populasi target, hanya 156 orang yang dapat diobservasi rekam mediknya.
Berdasarkan kriteria seleksi, dari 156 orang populasi terjangkau tersebut, diperoleh jumlah
sampel sebanyak 139 orang
Tabel 5.1. Distribusi Pasien NKTT Menurut Karakterikstik Sosiodemografis
No. VariabelJumlah
Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Jenis Kelamin
Perempuan 95 68,3
Laki-laki 44 31,7
2. Umur
15-20 tahun 18 12,9
21-30 tahun 31 22,3
31-40 tahun 24 17,3
41-50 tahun 26 18,7
>50 tahun 40 28,8
3. Pendidikan
SD 16 11,5
SMP 17 12,2
SMA 57 41
Sarjana 49 35,3
4. Pekerjaan
Pegawai (PNS) 36 25,9
Wiraswasta 7 5
Buruh,Petani 3 2,2
Tidak bekerja 93 66,9
Sumber : rekam medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Tabel 5.2. Distribusi Pasien NKTT Menurut Karakterikstik Klinis
No. VariabelJumlah
Frekuensi (n) Persentase (%)1. Jenis NKTT
NKTT Episodik 52 37,4NKTT Kronik 87 62,6
2. Onset awal20 tahun 25 1821-30 tahun 30 21,631-40 tahun 26 18,741-50 tahun 21 15,1>50 tahun 37 26,6
3. Lama Serangan30 menit-24 jam 119 85,6>24 jam- 7 hari 10 7,2>7 hari 10 7,2
4. Frekuensi SeranganHilang-timbul 111 79,9Terus-menerus 28 20,1
Sumber : rekam medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Tabel 5.2. Distribusi Pasien NKTT Menurut Karakterikstik Klinis
No. VariabelJumlah
Frekuensi (n) Persentase (%)5. Lama Sakit
<1 tahun 61 43,91-5 tahun 65 46,7> 5 tahun 13 9,4
6. Intensitas NyeriRingan 32 23Sedang 86 61,9Berat 21 15,1
7. Gejala PenyertaAnoreksia 5 3,6Mual 37 26,6Muntah 14 10,1Fotofobia 9 6,5Fonofobia 1 0,7
Tidak ada 73 52,5
Sumber : rekam medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Korelasi Antara Jenis Kelamin dan Jenis NKTT
No. Jenis Kelamin
Jenis NKTT
TotalKoefisien
Korelasi (r)Nilai pEpisodik Kronik
n % n %
1. Perempuan 39 28 56 40,3 950,11 0,192
2. Laki-laki 13 9,4 31 22,3 44
Total 52 37,4 87 62,6 139
Sumber: Data Primer yang diperoleh dari hasil pengolahan data
Prevalensi perempuan
cenderung lebih tinggi dari laki-
laki.
WHO rasio NKTT untuk perempuan
banding laki-laki yaitu 3:2.3
Danish Headache
Centre 11 2,6:1.
Schwartz,dkk9: NKTT episodik : 1,16:1 & NKTT
kronik 2:1.
Myers dan Mc Call nyeri lebih cepat terinduksi pada perempuan dibanding pria
Induksi nyeri disebabkan oleh otot-otot yang mengalami iskemik setelah otot bekerja
akumulasi zat-zat metabolit, pelepasan kinin dan prostaglandin selama iskemik otot pada saat
bekerja
Nyeri pada otot
Korelasi Antara Umur dan Jenis NKTT
No. Umur
Jenis NKTT
TotalKoefisien
Korelasi (r)Nilai pEpisodik Kronik
n % n %
1. 15-20 tahun 7 5 11 7,9 18
0,055 0,524
2. 21-30 tahun 13 9,4 18 12,9 31
3. 31-40 tahun 11 7,9 13 9,4 24
4. 41-50 tahun 6 4,3 20 14,4 26
5. >50 tahun 15 10,8 25 18 40
Total 52 37,4 87 62,6 139
Sumber: Data Primer yang diperoleh dari hasil pengolahan data
WHO puncak kejadian pada umur 30-an.3 Danish Headache Centre
insidens NKTT menurun seiring pertambahan umur. Prevalensi NKTT terbanyak terjadi pada puncak umur
30 hingga 39 tahun.
Penurunan prevalensi NKTT seiring pertambahan usia kemungkinan berhubungan dengan terjadinya penurunan kepekaan saraf pada usia tua, yang dapat ditunjukkan
dengan pemeriksaan elektrofisiologik.14
Korelasi Antara Tingkat Pendidikan dan Jenis NKTT
No. Pendidikan
Jenis NKTT
TotalKoefisien
Korelasi (r)Nilai pEpisodik Kronik
n % n %
1. SD 3 2,2 13 9,3 16
0,14 0,432. SMP 7 5 10 7,2 17
3. SMA 22 15,8 35 25,2 57
4. Sarjana 20 14,4 29 20,9 49
Total 52 37,4 87 62,6 139
Sumber: Data Primer yang diperoleh dari hasil pengolahan data
Danish Headache Centre tingkat pendidikan tidak
berhubungan dengan insidens NKTT.11
Schwartz, dkk9 terdapat hubungan antara peningkatan
prevalensi NKTT episodik dengan peningkatan tingkat pendidikan,
sedangkan prevalensi NKTT kronik tidak berhubungan
dengan tingkat pendidikan.
Korelasi Antara Pekerjaan dan Jenis NKTT
No. Pekerjaan
Jenis NKTT
TotalKoefisien
Korelasi (r)Nilai pEpisodik Kronik
n % n %
1. PNS 12 8,6 24 17,3 36
0,056 0,9332. Wiraswasta 3 2,2 4 2,9 7
3. Buruh,Petani 1 0,7 2 1,4 34.
Tidak bekerja 36 25,9 37 41 93
Total 52 37,4 87 62,6 139
Sumber: Data Primer yang diperoleh dari hasil pengolahan data
Domingues5,
•Penderita nyeri kepala secara umum lebih banyak terjadi pada kelompok bekerja. Prevalensi terbanyak pada perempuan yg bekerja di rumah yaitu sebanyak 60% (p<0,025).
Penelitian Alamsyah10
,
•pada tahun 1998 di Poliklinik Saraf RS.Kariadi Semarang, mayoritas merupakan kelompok tidak bekerja (54,04%).
Penelitian
Rahmawati
14
•pada tahun 2000 di Poliklinik RS Kariadi Semarang, sebagian besar penderita NKTT tidak bekerja (36,6%).
Korelasi Antara Umur Saat Onset Pertama Terhadap
Jenis NKTTNo.
Umur Saat Onset Pertama
Jenis NKTT
TotalKoefisien
Korelasi (r)Nilai pEpisodik Kronik
n % n %
1. 20 tahun 8 5,8 17 12,2 25
-0,016 0,854
2. 21-30 tahun 12 8,6 18 13 30
3. 31-40 tahun 11 7,9 15 10,8 26
4. 41-50 tahun 7 5,1 14 10 21
5. >50 tahun 14 10 23 16,6 37
Total 52 37,4 87 62,6 139
Sumber: Data Primer yang diperoleh dari hasil pengolahan data
Beberapa literatur menyebutkan NKTT dapat berkembang sejak masa anak-anak, tetapi pada
umumnya mulai terjadi pada masa remaja atau pada awal umur 20-
an.6,17 Dari studi epidemiologi potong lintang, umur onset rata-rata NKTT yaitu diantara umur 25
dan 30 tahun.2
Korelasi Antara Frekuensi Serangan dan Jenis NKTT
No.FrekuensiSerangan
Jenis NKTT
TotalKoefisien
Korelasi (r)Nilai pEpisodik Kronik
n % n %
1. Hilang-timbul 42 30,2 69 49,6 1110,018 0,836
2. Terus-menerus 10 7,2 18 13 28
Total 52 37,4 87 62,6 139
Sumber: Data Primer yang diperoleh dari hasil pengolahan data
Pada penelitian Hutasoit13
,
•terbanyak dijumpai dengan frekuensi nyeri hilang-timbul (81,7%) baik pada NKTT episodik maupun NKTT kronik.
Pada penelitian Rahmawati,14
•frekuensi serangan hilang-timbul paling banyak ditemukan pada kelompok penderita NKTT dengan lama sakit yang <6bulan dan kelompok lama sakit 1-5tahun
Nyeri tekan otot perikranial secara signifikan berkorelasi dengan intensitas maupun frekuensi
serangan NKTT kronik. 1
Penggunaan analgetik berlebihan (acetaminophen), memacu pelepasan 5-
hydroxytryptamine (5HT) dari raphe spinal pathway yang melakukan upregulation dari 5HT2A
reseptor sebagai mediator bagi neuronal excitability & memperkuat transmisi nosiseptif.
Lebih banyak 5HT2A reseptor otak lebih excitable, & jatuh dalam keadaan hiperalgesia, nilai ambang nyeri kepala turun, serta frekuensi maupun derajat keparahan nyeri kepala akan
bertambah.
Korelasi Antara Lama Serangan dan Jenis NKTT
No.Lama
Serangan
Jenis NKTT
TotalKoefisien
Korelasi (r)Nilai p
Episodik Kronik
n % n %
1. 30 menit-24 jam 45 32,4 74 53,2 119
0,029 0,7312. >24 jam-7 hari 5 3,6 5 3,6 10
3. >7 hari 2 1,4 8 5,8 10
Total 52 37,4 87 62,6 139
Sumber: Data Primer yang diperoleh dari hasil pengolahan data
• penderita NKTT mengalami serangan nyeri kepala min. 10 kali, setiap serangan berlangsung selama 30 menit - 7 hari.
• NKTT episodik dapat berlangsung selama <15 hari dalam sebulan, dan NKTT kronik dapat berlangsung 15 hari dlm 1bulan.17
Kriteria International Headache
Society
•dari 71 kasus NKTT yang berobat jalan di RS.Kariadi Semarang, 55,0% mengalami serangan antara 30 menit hingga 24 jam, sedangkan yang paling sedikit adalah dengan lama serangan lebih dari 7 hari (2,8%).13
Penelitian Hutasoit,1
3
Korelasi Antara Intensitas Nyeri dan
Jenis NKTTNo.
Intensitas Nyeri
Jenis NKTT
TotalKoefisien
Korelasi (r)Nilai p
Episodik Kronik
n % n %
1. Nyeri Ringan 22 15,8 10 7,2 32
0,231 0,0312. Nyeri Sedang 23 16,6 63 45,4 86
3. Nyeri Berat 7 5 14 10 21
Total 52 37,4 87 62,6 139
Sumber: Data Primer yang diperoleh dari hasil pengolahan data
• umumnya NKTT memiliki intensitas nyeri yg bervariasi, dari nyeri ringan - nyeri sedang.1 Kriteria IHS
• intensitas nyeri pada subjek penelitian 24,9% mengalami nyeri ringan, 62,2% mengalami nyeri sedang, dan 12,8% mengalami nyeri berat.
Population based study
Schwartz, dkk9 di
Baltimore,USA tahun 1998
Hunter dan Phillips14 intensitas nyeri kepala pada pasien NKTT berhubungan dengan perasaan pasien, & bertambah bila pasien
dalam keadaan tertekan.14
Intensitas nyeri meningkat seiring dengan frekuensi serangan nyeri kepala.17
Korelasi Antara Lama Sakit dan Jenis NKTT
No.LamaSakit
Jenis NKTT
TotalKoefisien
Korelasi (r)Nilai pEpisodik Kronik
n % n %
1. <1 tahun 51 36,7 10 7,2 61
0,808 <0,0012. 1-5 tahun 1 0,7 64 46 65
3. >5 tahun 0 0 13 9,4 13
Total 52 37,4 87 62,6 139
Sumber: Data Primer yang diperoleh dari hasil pengolahan data
NKTT mempunyai kemungkinan
sebagai lifelong disorder
NKTT episodik merupakan kondisi ringan yg berulang
yg biasanya meningkat seiring waktu. Beberapa
pasien dapat berkembang menjadi NKTT kronik ketika
terdapat penggunaan analgetik yang berlebihan.17
Sensitasi sentral akibat adanya input nosiseptif yg berkepanjangan yg dihasilkan dari jaringan
miofasial interkranial pada penderita NKTT dapat bertahan bahkan setelah faktor pencetus awal telah dihilangkan menimbulkan konversi
dari NKTT episodik menjadi kronik.1
Korelasi Antara Gejala Penyerta dan Jenis NKTT
No.Gejala
Penyerta
Jenis NKTT
TotalKoefisien
Korelasi (r)Nilai pEpisodik Kronik
n % n %
1. Anoreksia 2 1,4 3 2,1 5
0,104 0,911
2. Mual 13 9,3 24 17,3 37
3. Muntah 4 2,9 10 7,2 14
4. Fotofobia 4 2,9 5 3,6 9
5. Fonofobia 0 0 1 0,7 1
Total 52 37,4 87 62,6 139
Sumber: Data Primer yang diperoleh dari hasil pengolahan data
Penelitian Ayatollahi
4 di Shiraz,Ira
n
•dari 119 penderita NKTT, 48,2% di antaranya disertai dengan gejala mual, 13,6% dengan gejala muntah, 14,1% dengan fotofobia, dan 23,1% dengan fonofobia.
Lance
dan Curra
n14
•hampir seluruh pasien dengan NKTT mempunyai inadequate personality dan sepertiga penderita NKTT memiliki gejala depresi.
•45-95% pasien dengan gejala depresi mengeluhkan gejala komorbid somatik, seperti nyeri kronik, mudah lelah, nafsu makan menurun, insomnia, nyeri abdominal, low back pain, dan nyeri kepala.
•Nyeri kepala yang timbul biasanya diperberat dengan kecemasan, stress, suara, atau cahaya.
KESIMPULAN
1. Distribusi penderita NKTT menurut jenis kelamin yang terbanyak terbanyak adalah perempuan sebanyak 95 kasus (68,3%), sedangkan laki-laki sebanyak 44 kasus (31,7%).
2. Distribusi penderita NKTT menurut umur, didapatkan yang tertinggi adalah kelompok umur >50 tahun sebanyak 40 kasus (28,8%), dengan umur rata-rata (mean) subjek adalah 38,98 tahun (SD + 15.25).
3. Distribusi penderita NKTT berdasarkan pendidikan, didapatkan yang tertinggi adalah kelompok dengan pendidikan SMA, yaitu sebanyak 57 kasus (41%).
4. Distribusi penderita NKTT berdasarkan pekerjaan, didapatkan sebagian besar adalah kelompok yang tidak bekerja , yaitu sebanyak 93 kasus (66,9%).
KESIMPULAN
5. Distribusi penderita NKTT berdasarkan jenis NKTT yang diderita , didapatkan yang tertinggi adalah kelompok dengan jenis NKTT kronik, yaitu sebanyak 87 kasus (62,6%).
6. Distribusi penderita NKTT berdasarkan umur saat onset pertama kali, didapatkan yang tertinggi adalah kelompok dengan umur >50 tahun, yaitu sebanyak 37 kasus (26,6%). Usia saat onset pertama rata-rata 37,7 tahun (SD±15,54).
7. Distribusi penderita NKTT berdasarkan lama serangan, didapatkan mayoritas adalah kelompok dengan lama serangan 30 menit-24 jam, yaitu sebanyak 119 kasus (85,6%). Penderita NKTT mengalami serangan nyeri kepala minimal selama 30 menit, dan maksimal selama 2 minggu, dengan median selama 1 jam.
KESIMPULAN
8. Distribusi penderita NKTT berdasarkan frekuensi serangan, didapatkan mayoritas adalah kelompok dengan frekuensi serangan hilang-timbul, yaitu sebanyak 111 kasus (79,9%).
9. Distribusi penderita NKTT berdasarkan lama sakit, didapatkan yang tertinggi adalah kelompok dengan lama sakit 1-5 tahun, yaitu sebanyak 65 kasus (46,7%). Penderita NKTT telah menderita NKTT minimal selama 1 minggu, dan yang terlama selama 20 tahun, dengan median selama 2 tahun.
10. Distribusi penderita NKTT berdasarkan intensitas nyeri, didapatkan sebagian besar adalah kelompok dengan intensitas nyeri sedang, yaitu sebanyak 86 kasus (61,9%).
11. Distribusi penderita NKTT berdasarkan gejala penyerta, didapatkan yang tertinggi adalah kelompok dengan tidak disertai gejala penyerta, yaitu sebanyak 73 kasus (52,5%).
KESIMPULAN
12. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, umur saat onset pertama, lama serangan, frekuensi serangan, dan gejala penyerta terhadap jenis NKTT yang diderita.
13. Terdapat korelasi yang bermakna antara intensitas nyeri dan lama sakit terhadap jenis NKTT yang diderita.
SARAN
Untuk RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari penelitian sebelumnya maka perlu pengisian status rekam medik yang lebih lengkap.
Perlunya keteraturan dalam penyimpanan rekam medik agar tidak terdapat rekam medik yang tercecer sehingga tidak dapat diobservasi dalam penelitian.
Pemberian terapi yang adekuat, tepat, dan berkesinambungan bagi penderita NKTT sangat berperan dalam pencegahan perkembangan jenis NKTT ke arah yang lebih berat.
SARAN Untuk Penelitian Selanjutnya Perlunya dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan
menggunakan data primer agar mendapatkan hasil yang lebih akurat mengingat penelitian dengan mengkaji data sekunder dapat menimbulkan hasil yang kurang memuaskan, sehingga memberikan informasi yang lengkap dan benar.
Dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai karakteritik penderita NKTT dengan menggunakan besar sampel dan waktu yang sebaiknya lebih besar dan lama sehingga data yang diperoleh lebih akurat.
Memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi jenis NKTT, baik faktor internal (pasien sendiri) maupun eksternal (keadaan sekitarnya). Banyaknya faktor lain yang saling mendukung dapat memberikan efek bias pada hasil penelitian yang diperoleh.
Thank You
top related