strategi pengembangan wisata...
Post on 07-Apr-2019
266 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Bandung, 2 April 2019
Oleh :Sekretaris Jenderal KKP
STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA BAHARI SEBAGAI PENGUNGKIT PEMBANGUNAN EKONOMI
Pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Barat
K e m e n t e r i a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n
POTENSI WISATA BAHARI INDONESIA
3,257 Juta km²Luas Laut
95.181 kmPanjang Garis Pantai
17,9 Juta HaLuas KawasanKonservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
590 jenis karang
2.057 ikan karang
12 jenis lamun
34 jenis mangrove
1.512 jenis crustacean
6 jenis penyu
850 jenis sponge
24 jenis mamalia LautScientificdiving
WisataKonservasi
WisataPendidikan
WisataUnderwater Fotografi
463 titikKapal Tenggelam
2
Ocean Health IndexIndonesia
Skor
43
Skor Global
70
Masih dibawah global score
Partisipasi tenaga kerja di bidang wisata pantai dan sektor traveling
T o u r i s m & R e c r e a t i o n
10 Destinasi Wisata Dunia adalah Negara-Negara Berpantai (2013)
84,7
1USA Spanyol China Italia
Turki Jerman Inggris Rusia Thailand
Perancis2
69,8
3
60,7
4
55,7
5
47,76
37,8
7
31,5
8
31,2
9
28,4
9
26,5
Jumlah wisatawan (juta)
Sumber: 2019 Ocean Health Index
Ocean Health IndexIndonesia
peringkat
113Dari 221 ZEE
Skor
67
47 Food Provision
57Artisanal Fishing Opportunities
93 Natural Products
67 Carbon Storage
87 Coastal Protection
71 Coastal Livelihoods & Economies
43 Tourism & Recreation
64 Sense of Place
56 Clean Waters
84 Biodiversity
Masih dibawah global score
Sumber: 2019 Ocean Health Index
Tantangan Pembangunan Wisata Bahari
Terbatasnya Infrastruktur
Terbatasnya Aksesibilitas
LemahnyaKebijakan dan
Regulasi
KeberlanjutanLingkungan, Kesehatan,
Sanitasi
Kurangnya SDM Yg Terampil dan
Terlatih
RendahnyaPengelolaan
Wisata Bahari
5
Laut Masa Depan Bangsa 1. Laut semakin terbuka, pengguna
Sumber Daya Laut semakin banyak2. Konflik Pemanfaatan Ruang dan Sumber
Daya Semakin Meningkat3. Pencemaran dan degradasi ekosistem
pesisir dan laut: sampah plastik dll
Bagaimana WISATA BAHARI ?
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
Dampak Sampah Plastik
Sampah plastik tersangkut di perakaranmangrove dan menutupi padang lamun telah mencemari, mengganggu fungsiekosistem mangrove, dan menyebabkankematian bibit mangrove dan lamun
Sampah yang menutupi perairanterumbu karang dapat meningkatkantoksisitas perairan dan menyebabkanpatahnya coral, gangguan terhadap polyp coral
Menjerat dan termakan oleh biota laut
Menutupi soft bottom organism
6
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
7
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
Meningkatkanpengawasanpengelolaan
sumberdaya kelautandan perikanan
Mengembangkan sistemperkarantinaan ikan, pengendalian mutu,
keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan
Mengoptimalkan pengelolaan ruanglaut, konservasi dan
keanekaragaman hayati lautMeningkatkan keberlanjutan usahaperikanan tangkap dan budidaya
Meningkatkan daya saing dan sistemlogistik hasil kelautan dan perikanan
T U J U A NKedaulatan(Sovereignty)
Keberlanjutan(Sustainabiltiy)
Kesejahteraan(Prosperity)
1
23
4
5
Mengembangankapasitas SDM, dan
pemberdayaanmasyarakat
Meningkatkan inovasiIPTEK kelautan dan
perikanan
6
7
Visi KKP “Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional “
MISI KKP
Keterkaitan dalam pengembangan WISATA BAHARI : Pemanfaatan sumber daya kelautan danperikanan dengan mengoptimalkan pengelolaan ruang laut, pengelolaan yang berkelanjutan, dengan melakukan pengawasan (monitoring dan pendampingan) dan peningkatan kapasitas
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat8
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
Landasan Hukum Wisata Bahari
UU No. 32/2014 tentang Kelautan (Pasal 28)
“ Wisata bahari untuk kesejahteraan rakyat mempertimbangkan aspek kepentingan lokaldan kearifan lokal serta kawasan konservasi perairan”
UU No. 1/2014 tentang Pengelolaan WP3K (Pasal 23 ayat 2)“ Pemanfaatan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau-pulau kecil untukkegiatan wisata bahari”
“Pariwisata salah satu kegiatan prioritas dalam pemanfaatan pulau-pulau kecil danperairan di sekitarnya”
Permen KP No. 47/PERMEN-KP/2016 tentang PemanfaatanKawasan Konservasi Perairan(antara lain: perizinan kegiatan dan pengusahaan pariwisata alam perairan di kawasan konservasi perairan nasional)
Perpres No. 16/2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia
PP No. 60/2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan
9
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan
Prinsip Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan
1. Mempunyai fungsi utama sebagai PERLINDUNGAN habitat/ekosistem
2. Melaksanakan aktivitas sesuai dengan zonasi dan peruntukannya
3. Memperhatikan DAYA DUKUNG dan DAYA TAMPUNG 4. Melibatkan masyarakat lokal5. Investasi berkelanjutan
10
(PP No.60/2007)
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
ZONA INTI
ZONAPEMANFAATAN
ZONA LAINNYA
ZONAPERIKANAN
BERKELANJUTAN
1. Penelitian dan Pendidikan2. Pariwisata Alam Perairan
Penelitian dan Pendidikan
1. Penelitian dan Pendidikan2. Pariwisata Alam Perairan3. Penangkapan Ikan4. Pembudidayaan Ikan
Penelitian dan Pendidikan
11
Zonasi Kawasan Konservasi & Peruntukannya
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
Menyediakan Ekosistem dan Lingkungan yang Berkelanjutan
• Menjaga sistem rantai makanan dan siklus hidup ikan(ekonomis penting, endangered, threatened, endemic)
• Melindungi ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil• Menjamin keberadaan situs budaya, adat istiadat dan
nilai sejarah• Menjamin akses area masyarakat lokal dalam
pemanfaatan kawasan
• Mengurangi laju degradasihabitat dan kepunahan SDI dan SDPK
• Memberikan manfaat sosialdan ekonomi masyarakat
Fungsi Kawasan Konservasi
KEMITRAAN
Riset danMonitoring
MCS & Enforcement
Partisipasi Masyarakatdan Awareness
Sustainable Fisheries and Tourism
RehabilitasiEkosistem
Desain dan Pengelolaan Efektif Kawasan Konservasi1. Target Konservasi2. Mencadangkan dan menetapkan kawasan3. Menentukan zonasi dan aturan pengelolaannya4. Membentuk unit pengelola
Pengelolaan Kawasan KonservasiUU 31/2004 jo UU 45/2009; UU 27/2007 jo UU 1/2014; PP 60/2007)
Implementasi Pengelolaan Kawasan Konservasi
Pembiayaan Pengelolaan –Sustainable Financing?
12
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
17.302.747,78
677.904,22
1.164.042,29
1.774.891,94
2015 2016
Luas Kawasan Konservasi PerairanTahun 2015 - 2018
172 kawasan20.871.894,61 ha
6,42% 3,58%
Capaian per Aug 2018
20,87 juta ha
Luas Perairan Indonesia325 juta ha
Target 2030
11,63 juta ha
Aichi Target 10%
13
No Kawasan Konservasi Tahun 2018Jumlah Luas (Ha)
A Dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 32 4.632.009,30 1 Taman Nasional Laut 7 4.043.541,30 2 Taman Wisata Alam Laut 14 491.248,00 3 Suaka Margasatwa Laut 4 5.400,00 4 Cagar Alam Laut 5 91.820,00 B Dikelola Kementerian Kelautan dan Perikanan 10 5.342.023,02 5 Taman Nasional Perairan 1 3.355.352,82 6 Suaka Alam Perairan 3 445.630,00 7 Taman Wisata Perairan 6 1.541.040,20 C Dikelola oleh Pemerintah Daerah Provinsi 130 10.897.862,29 8 Kawasan Konservasi Daerah 130 10.897.862,29
Jumlah Total 172 20.871.894,61
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
1. Kesesuaian dengan Rencana Zonasi WP3K2. Pelibatan Masyarakat dan Peningkatan
Kapasitas SDM [MOU KKP – KEMENPAR utk kurikulum}
3. Interaksi Pengunjung (biota unik dan dilindungi, mitra dan masyarakat Pengelolaan DampakLingkungan]
4. Peningkatan Mutu Pelayanan, Keselamatan danKenyamanan Wisatawan
5. Pengembangan Sarana, dan Prasarana6. Perbaikan dan peningkatan aksesibilitas
kelokasi [destinasi]7. Mendukung Upaya Konservasi Lingkungan.
Pengelolaan Wisata Bahari
Strategi Pengembangan Pariwisata dilakukansecara utuh dan holistic melalui PrinsipIntegrated Coastal Management (ICM)
EKOWISATA
1. Pembuatan Tata Ruang dan Zonasi Pariwisata(Kesesuaian RZWP3K)
2. Pengelolaan Dampak Lingkungan3. Pengembangan Infrastruktur4. Mendukung Upaya Konservasi Lingkungan.5. Pelibatan Masyarakat dan Peningkatan
Kapasitas SDM6. Pengelolaan Pariwisata (Pengunjung, Interaksi
Pengunjung, Peningkatan Mutu Pelayanan, Keselamatan dan Kenyamanan Wisatawan, Promosi dll)
14
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
Contoh Pengembangan Ekowisata Wisata Bahari
• Peningkatan Sumber Daya Perikanan melalui Keramba Jaring Apung• Pemanfaatan Karamba Jaring Apung untuk Wisata Pancing dan Kuliner
15
Minawisata
Rumah Apung Bangsring, Jawa Timur Wisatamina di Kota Malang
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
Wisata Diving ShinwaMaru Wreck, Manokwari, Papua
Ekowisata Mangrove PRPM Sinjai, Sulsel
16
Ekowisata Mangrove, Pulau Lusi, JatimWisata Edukasi Pelepasan PenyuUjung Genteng, Sukabumi, Jabar
Pengembangan Whale watchingTWP Laut Sawu, NTT
Contoh Pengembangan Ekowisata Wisata Bahari
Hiu Paus di PapuaLumba-lumba di Pantai Lovina Bali Penyu Bertelur di TWP Pieh
Paus di Lamalera, NTT Sea turtle watching di Tanjung Benoa, Bali
17
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
Manta Point di Nusa Penida
Contoh Pengembangan Ekowisata Wisata Bahari
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
• Kementerian Perhubungan: Aksesibilitas reguler (Penerbangan, Perhubungan Laut)
• Kementerian ESDM: Penyediaan listrik/genset• Kemenerian Pariwisata: Promosi destinasi• Kementerian Kominfo: Jaringan komunikasi• Kementerian PU PERA: Jalan dan infrastruktur• Kementerian KLHK: Peta Kawasan Taman Nasional Laut• Kementerian ATR: Tata ruang kawasan• BPPT : Teknologi miniplant untuk mengolah sampah plastik menjadi
paving block/batu bata, Teknologi/Alat penangkap sampah• Pemerintah Daerah: Akomodasi dan Penginapan, Perda RZWP3K• Lembaga /Organisasi Non Pemerintah: Kampanye Public Awareness • Sektor Swasta: Infrastruktur pendukung seperti resort, dive center,
transportasi laut, pendidikan dan pelatihan
Dukungan Lintas Sektor Untuk Pengembangan Wisata Bahari
18
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
Formulasi prospek pengembangan :• Daya dukung atas batas kunjungan wisatawan
à Tingkat kunjungan dan kegiatan wisatawan harus sesuai dengan batas-batas yang dapat diterima, baik dari segi alam maupun social budaya
• Simulasi potensi pengeluaran wisatawan per orang à akan menjadi input penting dalam menentukan luas produk wisata dan pendapatan masyarakat yang diharapkan
• Estimasi pendapatan à akan memberikan gambaran kelayakan dan jangkauan kemanfaatan ekonomi kawasan wisata bagi masyarakat, Pemda, dan pengelola Kawasan
Tahapan Pengembangan Ekowisata
Identifikasi potensi keanekaragaman hayati
Penetapan rencana pengelolaan dan zonasi
Penetapan scenario pengembangan “destination brand” à sebagai kekuatan untuk membangun citra/persepsi public
atas figure Kawasan, termasuk diferensiasinya untuk dipilih sebagai
tujuan wisata
Pembentukan organisasi kemitraan wisata à
merangkul dan mengakomodasi keberadaan
dan peran seluruh stakeholders terkait agar
sistematis dan efektif
Skenario penetapan target kunjungan wisata à untuk
memandu, menstimulasi, dan mengakselerasi upaya
pengalokasian sumberdaya secara tepat waktu, sasaran
dan hasil
1 2 3
456
20
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
21
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
22
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
23
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
24
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
25
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
26
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
Terima Kasih
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik IndonesiaJl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10041 | www.kkp.go.id
27
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
Contoh Pengembangan EkowisataTaman Wisata Perairan Pulau Pieh
(Keputusan Men.KP No.KEP.70/MEN/2009 tentang Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya di Provinsi Sumatera Barat)
Sumber: LKKPN Pekanbaru Ditjen PRL KKP
35
36
5JENIS CETACEA
TWP Pieh merupakan habitat dan perlintasan alami cetacea, dimana telah teramati yaitu: Spinner Dolphin (Stenella longirostris), Indo-
Pacific Bottlenose Dolphin (Tursiops aduncus), Indo-Pacific Humpback Dolphins (Sousa
chinensis), Paus Pembunuh Palsu/false killer whale (Pseudorca crassidens), dan Spotted
dolphin (Stenella attentuata). 36
Kondisi Terumbu KarangTutupan Karang
Prosentase tutupan karang hiduptahun 2010 - 2016
Sumber:• Review potensi (2010) dan hasil monitoring (2011
& 2012) dalam dokumen RPZ TWP Pieh• Kajian LIPI 2014• Dokumen baseline biofisik TWP Pieh 2015 dan • Monitoring biofisik 2016
Catatan:• Selisih nilai tahun 2010-2012, 2014 dan 2015 yang ada
belum dapat menunjukkan perubahan yang terjadi karena perbedaan lokasi/jumlah titik serta metodologi survey
• 2015 & 2016 telah menggunakan transek permanen (40 titik) dan metode UPT sesuai standar LIPI
24,08%2010
32,02%2011
33,96%2012
41.40%2015
Kondisi Buruk
Kondisi SedangKondisi Sedang
Kondisi Sedang
41.88%2014
Kondisi Sedang
28.38%2016
Kondisi Sedang
• Bleaching pada 2016 mengakibatkan penurunan tutupan karang hidup yang cukup signifikan.
• Hasil monitoring Juli 2017 diketahui terjadi peningkatan populasi Bintang laut berduri (Acanthaster planci) yang cukup masif
!
37
Kementerian Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia
top related