sri hariyadi kipa 2014
Post on 29-Nov-2014
422 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PEMANFAATAN DAUN GAMAL DAN DAUN MIMBA SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA ULAT GRAYAK PADA
TANAMAN KANGKUNG DI KELURAHAN ANDAY DISTRIK MANOKWARI SELATAN KABUPATEN MANOKWARI
K I P A
SRI HARIYADI
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MANOKWARI
2014
PEMANFAATAN DAUN GAMAL DAN DAUN MIMBA SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA ULAT GRAYAK PADA
TANAMAN KANGKUNG DI KELURAHAN ANDAY DISTRIK MANOKWARI SELATAN KABUPATEN MANOKWARI
K I P A
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST)
Pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Manokwari
SRI HARIYADI
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MANOKWARI
2014
LEMBAR PENGESAHAN
J u d u l : PEMANFAATAN DAUN GAMAL DAN DAUN MIMBA
SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN
HAMA ULAT GRAYAK PADA TANAMAN KANGKUNG DI
KELURAHAN ANDAY DISTRIK MANOKWARI SELATAN
KABUPATEN MANOKWARI
N a m a : SRI HARIYADI
NIRM : 11.1.6.10.0267
Jurusan : PENYULUHAN PERTANIAN
Disetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Yohanis Y. Makabori, SP, M.Si
NIP. 19620110 198203 1 007
Pembimbing II
Ir. La Hambui Semahu, MP
NIP. 19581214 198903 1 001
Mengetahui
Ketua STPP Manokwari
DR. Drs. Susanto, M.Si. NIP. 19580514 198202 1 001
J u d u l : PEMANFAATAN DAUN GAMAL DAN DAUN MIMBA
SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN
HAMA ULAT GRAYAK PADA TANAMAN KANGKUNG DI
KELURAHAN ANDAY DISTRIK MANOKWARI SELATAN
KABUPATEN MANOKWARI
N a m a : SRI HARIYADI
NIRM : 11.1.6.10.0267
Jurusan : PENYULUHAN PERTANIAN
Telah dipertahankan didepan TIM Penguji
Pada Tanggal 12 Juli 2014
dan dinyatakan lulus
Penguji Tanda Tangan
1. Yohanis Y. Makabori, SP, M.Si
NIP. 19620110 198203 1 007
.............................................
2. Ir. La Hambui Semahu, MP
NIP. 19581214 198903 1 001
.............................................
3. Benang Purwanto, SP, MP NIP. 19750224 200312 1 007
.............................................
M O T T O
Aku percaya bahwa apapun yang aku terima saat ini adalah yang
terbaik dari Alloh dan aku percaya Alloh akan selalu memberikan
yang terbaik untukku pada waktu yang telah Alloh tetapkan.
“
Karya ini Daku persembahkan kepada:
Seluruh keluargaku tanpa kecuali yang telah memberikan bantuan
lahir dan bathin yang tak ternilai harganya, istri tercinta… dan
anak-anak tercinta ….yang telah kutinggalkan demi mengejar cita-
cita. Doanya…, dukungannya…… memberikan motivasi untuk
terus melangkah hingga sampai pada saatnya dan kembali
bersamanya.
Kepada rekan-rekan sejawat di Badan Pelaksana Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Nabire, juga seluruh Dosen dan
Civitas Akademika di STPP Manokwari tanpa kecuali, kami ucapan
terima kasih atas segala perhatian dan bantuannya selama ini,
semoga Alloh memberikan balasan pahala yang lebih baik.
Khusus kepada Dosen Pembimbing KIPA Bpk. Yohanis Y.
Makabori, SP, M.Si dan Bpk.Ir. La Hambui Semahu, MP yang
sekaligus selaku Dosen Konselor/Wali, saya ucapkan terima kasih
dan mohon maaf jika selama ini banyak kata dan tingkah laku yang
kurang berkenan.
Tak lupa buat teman-teman seangkatan reguler tahun 2010
terimakasih atas kebersamaannya selama ini..
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis dilahirkan di suatu desa yang jauh dari
keramaian, dengan suasana pedesaan yang kental, tepatnya di
Desa Pojok, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan,
Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 22 Maret 1972. Penulis
merupakan anak kelima dari delapan bersaudara. Lahir dari
pasangan Ayahanda Sadi Heru Pranoto (Almarhum) dan
Ibunda Suparmi.
Lulus pendidikan tingkat dasar dari Sekolah Dasar Inpres Prafi 5
Kecamatan Manokwari pada tahun 1985, lulus pendidikan menengah tingkat
pertama dari SMP Negeri 2 Warmare pada tahun 1988, lulus pendidikan sekolah
lanjutan tingkat atas dari Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Manokwari
program studi Tanaman Pangan dan Hortikultura pada tahun 1991.
Meniti Karier dimulai pada Tahun 1993, sebagai Penyuluh Pertanian
Lapangan dengan status Honorer yang ditempatkan pada Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kabupaten Paniai Propinsi Irian Jaya waktu itu. Pada bulan
Desember Tahun 2000 diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
Daerah dan menjadi pegawai negeri sipil tahun 2002 dan bekerja di Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, kabupaten Nabire. Pada tahun
2009 dimutasikan ke Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Nabire.
Penulis menikah pada bulan September tahun 2000 dengan Yuliyanti dan
telah dikaruniai 2 orang anak putra dan putri yaitu Rojil Gufron Ramdani dan
Rahma Megarani.
Pada bulan September tahun 2010 mendapat kesempatan tugas belajar di
STPP Manokwari Program Diploma IV (D-IV). Penulis lulus pada Juli 2014 dan
mendapat gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST) di bidang Penyuluhan Pertanian.
Manokwari, Juli 2014
Penulis
ABSTRAK
Sri Hariyadi, 2014. Pemanfaatan Daun Gamal dan Daun Mimba Sebagai
Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Hama Ulat Grayak pada Tanaman
Kangkung di Kelurahan Anday Distrik Manokwari Selatan Kabupaten
Manokwari Provinsi Papua Barat di bawah bimbingan Yohanis Yan
Makabori dan La Hambui Semahu.
Kegiatan kajian materi penyuluhan dalam bentuk demplot dilaksanakan di
Kelurahan Anday Distrik Manokwari selatan pada bulan Maret – Mei 2014.
Kegiatan kajian materi penyuluhan bertujuan untuk mengetahui konsentrasi
pestisida nabati daun gamal dan daun mimba yang efektif untuk mengendalikan
hama ulat grayak pada tanaman kangkung di Kelurahan Anday Distrik
Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari.
Kegiatan penyuluhan dilakukan terhadap 15 orang petani di Kelurahan
Anday. Pelaksanaan penyuluhan pada tanggal 07 Mei 2014 dengan metode
pendekatan kelompok dan teknik ceramah dan demostrasi cara sedangkan
metode pendekatan individu (perorangan) dilakukan dengan teknik diskusi pada
saat anjangsana (kunjungan rumah).
Hasil kajian materi penyuluhan dalam bentuk demplot mengenai penerapan
pestisida nabati daun gamal dan daun mimba pada tanaman kangkung dengan
konsentrasi 1 : 4 (1 liter pestisida nabati : 4 liter air) diketahui tingkat serangan
hama ulat grayak pada tanaman kangkung cukup rendah yaitu rata-rata gejala
serangan 2,18%.
Hasil evaluasi kegiatan penyuluhan mengenai efektifitas pencapaian tujuan
penyuluhan di lihat dari aspek sumber penyuluhan adalah 96,65% dengan
katagori sangat efektif. Sedangkan efektifitas pencapaian tujuan penyuluhan di
lihat dari aspek materi, metode dan media penyuluhan adalah 91,3% dengan
kategori sangat efektif. Hal ini dipengaruhi oleh kesiapan sumber dalam
menyampaikan materi penyuluhan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Karya Ilmiah
Penugasan Akhir (KIPA) ini dengan baik. Penyusunan Karya ilmiah Penugasan
Akhir (KIPA) ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sains Terapan (S.ST) pada Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP)
Manokwari dengan jenjang pendidikan (D-IV).
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
semua pihak yang telah memberikan sumbangsih, baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam penyusunan KIPA ini antara lain:
1. DR, Drs, Susanto, M.Si selaku Ketua STPP Manokwari.
2. Benang Purwanto, SP, MP selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Pertanian.
3. Yohanis Y. Makabori, SP, M.Si selaku dosen pembimbing I.
4. Ir. La Hambui Semahu, MP. selaku dosen pembimbing II.
5. Ir. Nani Zurahmah, MP beserta Staf Instalasi Perpustakaan STPP
Manokwari.
6. Kepala Kelurahan Anday beserta staf yang telah mengijinkan pelaksanaan
KIPA ini.
7. Kepala Distrik Manokwari selatan beserta staf atas kerjasamanya dalam
kajian penyuluhan dan aplikasi penyuluhan di lapangan.
Akhirnya semoga KIPA ini bermanfaat bagi kita semua dan apabila
terdapat kekurangan dalam tulisan ini maka kritik dan saran dari pembaca secara
umum untuk perbaikan tulisan ini sangat penulis harapkan.
Manokwari, Juli 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ......................................................................................... i DAFTAR TABEL .................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... v
I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 4 C. Tujuan ....................................................................................... 4 D. Manfaat ..................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5 A. Aspek Teknis ............................................................................. 5
1. Kaji Terap .............................................................................. 5 2. Pestisida Nabati .................................................................... 5 3. Tanaman Gamal ................................................................... 7 4. Tanaman Mimba ................................................................... 8 5. Tanaman Kangkung .............................................................. 10 6. Hama Ulat Grayak ................................................................. 12
B. Aspek Penyuluhan .................................................................... 13 1. Pengertian Penyuluhan ......................................................... 13 2. Tujuan Penyuluhan ............................................................... 13 3. Sasaran Penyuluhan ............................................................. 13 4. Materi Penyuluhan ................................................................ 14 5. Metode Penyuluhan .............................................................. 15 6. Media Penyuluhan ................................................................ 15 7. Evaluasi Penyuluhan ............................................................. 15
C. Kerangka Pemikiran .................................................................. 16
III. METODE PELAKSANAAN ............................................................ 18 A. Waktu dan tempat .................................................................... 18 B. Alat dan Bahan ......................................................................... 18 C. Pelaksanaan Kajian ................................................................. 18
1. Pelaksanaan Kajian Materi Penyuluhan ................................ 18 2. Pelaksanaan kajian Penyuluhan ........................................... 20
D. Jenis dan Sumber data ............................................................. 20 E. Teknik Penarikan Sampel .......................................................... 21
1. Sampel Kajian Materi Penyuluhan ........................................ 21 2. Sampel Kajian Pelaksanaan Penyuluhan ............................. 21
F. Variabel dan Pengukuran .......................................................... 22 1. Variabel dan Pengukuran Kajian Materi Penyuluhan ............ 22 2. Variabel dan Pengukuran Kajian Pelaksanaan penyuluhan .. 22
ii
G. Teknik Analisis Data .................................................................. 23 1. Teknik Analisis Data Kajian Materi Penyuluhan .................... 23 2. Teknik Analisis Data Kajian Pelaksanaan Penyuluhan ......... 23
H. Rancangan Penyuuhan ............................................................. 25 1. Sasaran Penyuluhan ............................................................. 25 2. Materi Penyuluhan ................................................................ 25 3. Tujuan Penyuluhan ............................................................... 25 4. Metode dan Teknik Penyuluhan ............................................ 26 5. Materi penyuluhan ................................................................. 26 6. Evaluasi Penyuluhan ............................................................. 26
I. Devisi Operasional .................................................................... 27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 28 A. Keadaan Umum Wilayah ........................................................... 28
1. Letak dan Luas Wilayah ........................................................ 28 2. Iklim ....................................................................................... 28 3. Topografi ............................................................................... 28 4. Keadaan Penduduk ............................................................... 29 5. Keadaan Pertanian ............................................................... 31 6. Sarana dan Prasarana Umum ............................................... 33
B. Identifikasi Permasalahan ......................................................... 34 C. Profil Responden ....................................................................... 35 D. Kajian Materi Penyuluhan.......................................................... 35
1. Hasil pengamatan gejala serangan hama ulat grayak .......... 36 2. Potensi Agribisnis Tanaman Kangkung ................................ 41
V. Pelaksanaan Penyuluhan .............................................................. 43 A. Kegiatan Penyuluhan ................................................................ 43 B. Evaluasi Penyuluhan ................................................................. 44
1. Evaluasi Aspek Sumber Penyuluhan .................................... 44 2. Evaluasi Aspek Materi, Metode dan Media Penyuluhan ....... 46
VI. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 51 A. Kesimpulan .............................................................................. 51 B. Saran ........................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 53 LAMPIRAN........................................................................................... 55
iii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Sebaran Penduduk Berdasarkan Umur ........................................... 29
2. Klasifikasi penduduk berdasarkan pendidikan ................................. 29
3. Sebaran Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ....................... 30
4. Komoditi Utama Kelurahan Anday ................................................... 31
5. Komoditi Buah – buahan dan Perkebunan ...................................... 32
6. Jenis Ternak Pemeliharaan ............................................................. 32
7. Sarana dan Prasarana Umum ......................................................... 33
8. Kelembagaan Kelurahan ................................................................. 34
9. Gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung pada
umur 10 hari ................................................................................... 36
10. Gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung pada
umur 17 hari setelah tanam ............................................................. 37
11. Gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung pada
umur 24 hari setelah tanam ............................................................. 38
12. Gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung
dalam 3 kali pengamatan................................................................. 39
13. Penilaian Responden Terhadap Aspek Sumber Penyuluhan ......... 45
14. Efektifitas pencapaian aspek sumber penyuluhan ......................... 45
15. Penilaian Responden Terhadap Aspek materi, metode dan
media penyuluhan ........................................................................... 46
16. Efektifitas pencapaian tujuan penyuluhan pada aspek materi,
metode dan media penyuluhan ...................................................... 47
iv
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Kerangka pikir kajian penyuluhan ................................................. 17
2. Denah Petak Perlakuan ................................................................ 19
3. Grafik Perbedaan presentase gejala serangan hama ulat grayak
pada tanaman kangkung dalam 3 kali pengamatan ................... 39
4. Grafik Perbedaan rata-rata presentase gejala seranga hama ulat
grayak dalam 5 perlakuan ........................................................... 40
v
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1. Jadwal Kegiatan KIPA ................................................................... 55
2. Lembar Persiapan Menyuluh ......................................................... 56
3. Kuisioner........................................................................................ 57
4. Folder ............................................................................................ 59
5. Daftar Indentitas/Profil responden ................................................. 60
6. Undangan Kegiatan Penyuluhan ................................................... 61
7. Daftar Hadir Penyuluhan ............................................................... 62
8. Rekapitulasi Hasil Penilaian Aspek Sumber Penyuluhan .............. 64
9. Rekapitulasi Hasil Penilaian aspek Materi, Media dan Metode
Penyuluhan .................................................................................... 65
10. Jadwal Kegiatan Kajian Materi Penyuluhan ....................................... 66
11. Data Curah Hujan (BMKG Rendani) .............................................. 67
12. Peta Tempat Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Di Kelas
Lapangan Lahan Praktik Stpp di Kelurahan Anday ...................... 68
13. Surat Keterangan ......................................................................... 69
14. Surat Ijin Pelaksanaan Kajian/Demplot dan Penyuluhan ............... 71
15. Visualisasi Kajian Materi Penyuluhan ............................................ 73
16. Visualisasi Pelaksanaan Penyuluhan ............................................ 75
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kangkung (Ipomoea reptans) adalah jenis sayuran daun yang
dimanfaatkan atau di konsumsi segar sebagai lalapan dan sayuran
penyegar. Sayuran ini banyak mengandung Vitamin A dan Vitamin C
dengan sumber mineral terutama fosfor dan kalsium yang sangat
dibutuhkan bagi tubuh manusia (Rukmana,2005).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2012) luas produksi
tanaman kangkung di Indonesia tahun 2011 adalah 320.093 ton dengan
luas panen 53.352 Ha, dengan prodoktivivitas 6,00 ton/ha. Produksi
kangkung di Papua Barat pada tahun 2011 dengan luas panen 498 Ha
sebesar 2.900 ton, dengan produktivitas 5,82 ton/ha. Selanjutnya data dari
Badan Pusat Statistik (2013) di Kabupaten Manokwari pada tahun 2012
luas Panen tanaman kangkung 77 Ha, produksi mencapai 400 ton,
dengan produktivitas 5,20 ton/ha. Data tersebut menunjukkan bahwa
produkstivitas tanaman kangkung di Provinsi Papua Barat dan Kabupaten
Manokwari tergolong sedikit rendah bila dibanding dengan produktivitas
nasional.
Seiring dengan majunya peradaban manusia dalam melakukan
kegiatan bercocok tanam, usaha untuk memperoleh hasil maksimal telah
dilakukan, namun hasilnya selalu belum memuaskan. Setelah dilakukan
pengamatan maka diketahui penyebabnya berkurangnya hasil usaha tani
karena faktor biotis dan abiotis, faktor abiotis itu berupa gangguan yang
disebabkan oleh faktor fisik atau kimia, seperti keadaan tanah, iklim dan
bencana alam. Sedangkan faktor biotis adalah mahluk hidup yang
menimbulkan kerusakan pada tanaman, seperti manusia, hewan/binatang,
serangga, jasad mikro ataupun submikro dan sebagainya. Setelah
diketahui kedua faktor tersebut sebagai pembatas, maka usaha untuk
meningkatkan dan mengurangi kehilangan hasil mulai dilaksanakan.
2
Petani di propinsi papua barat dan khususnya di Kabupaten
Manokwari masih menggunakan pestisida sintetis untuk pengendalian
berbagai jenis organisme pengganggu tanaman di lahan pertaniannya
kususnya tanaman kangkung, karena pestisida sintetis mudah didapat,
tidak repot, dan hasilnya segera dapat dilihat. Berdasarkan data dari
BPTPH Provinsi Papua Barat Jumlah pestisida sintetis yang beredar di
Kabupaten Manokwari sampai dengan tahun 2013 adalah berjumlah 146
jenis, dan ada 48 penjual/pengecer pestisida sintetis. Menurut
Sastrodiharjo (1993), Penggunaan pestisida sintesis yang berlebihan akan
menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan diantaranya
adalah dapat meracuni manusia dan hewan domestik, meracuni
organisme yang berguna, misalnya musuh alami hama, lebah dan
serangga yang membantu penyerbukan, mencemari lingkungan dengan
segala akibatnya, termasuk residu pestisida. Hasanunin (2003)
mengatakan, Mengatasi dampak negatif penggunaan pestisida kimia,
dapat digunakan pestisida alami atau bahan-bahan nabati. Indonesia
cukup kaya akan potensi tanaman penghasil racun untuk memberantas
organisme pengganggu tanaman. Tumbuhan anti hama atau penghasil
racun untuk memberantas organisme pengganggu harus memenuhi
kriteria sebagai berikut: merupakan tanaman tahunan, memerlukan sedikit
ruang, tenaga kerja, pupuk, dan air, bukan merupakan tanaman inang
atau sumber hama lain, memiliki kegunaan lain selain sebagai pestisida
alami, dan bahan anti hama dapat diambil tanpa mematikan tanaman
yang bersangkutan.
Menurut Setiawati,dkk (2008), Lebih dari 1500 jenis tumbuhan dari
berbagai penjuru dunia diketahui dapat digunakan sebagai pestisida
nabati. Di Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan penghasil racun. Famili
tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati
antara lain Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan
Rutaceae. Selain bersifat sebagai insektisida, jenis-jenis tumbuhan
tersebut juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida, nematisida,
3
bakterisida, mitisida maupun rodentisida. Jenis pestisida yang berasal dari
tumbuhan tersebut dapat ditemukan di sekitar tempat tinggal petani, dapat
disiapkan dengan mudah menggunakan bahan serta peralatan
sederhana.
Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Barat yang membudidayakan
sayuran dalam skala yang cukup besar. Semakin meningkatnya jumlah
penduduk yang berdomisili di Kabupaten Manokwari, maka semakin
banyak pula tingkat konsumsi sayuran yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Di Kelurahan Anday adalah salah satu Kelurahan yang berada di Distrik
Manokwari Selatan, petani di Kelurahan Anday telah mengalami kerugian
yang cukup besar yang diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah faktor-faktor lingkungan karena penggunaan bahan kimia yang
berlebihan dan tanaman kangkung yang diusahakan terserang hama ulat
grayak. Salah satu alternatif pengendalian hama yang murah, praktis dan
relatif aman terhadap lingkungan saat ini adalah pestisida nabati.
Secara umum di Kelurahan Anday belum mengetahui tentang
pestisida nabati yang dapat digunakan sebagai racun pengganti pestisida
kimia, artinya petani tidak secara terus menerus menggunakan pestisida
kimia tetapi dapat menggunakan pestisida nabati sebagai alternatif untuk
mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman kangkung yang sedang
diusahakan, sehingga dapat meningkatkan produksi. Selain hama ulat
grayak ada hama-hama lain yang menyerang tanaman kangkung yaitu
hama kutu daun dan Aphis gossypii. Oleh karena itu kegiatan
penyuluhan perlu dilakukan, baik melalui metode penyuluhan ataupun
metode kajian materi penyuluhan untuk dapat menentukan Dosis pestisida
nabati yang efektif untuk mengendalikan hama OPT pada tanaman
kangkung, agar didapatkan materi penyuluhan yang sesuai dengan
wilayah agroklimat dimana kajian materi dilaksanakan.
4
B. Rumusan Masalah
1. Berapa konsentrasi pestisida nabati daun gamal dan daun mimba yang
efektif untuk mengendalikan hama hama ulat grayak pada tanaman
kangkung sesuai wilayah agroklimat dimana kajian dilaksanakan di
Kelurahan Anday?
2. Bagaimana efektivitas penyuluhan tentang pemanfaatan pestisida
nabati daun gamal dan daun mimba untuk mengendalikan hama ulat
grayak pada tanaman kangkung ditinjau dari aspek sumber
penyuluhan, dan aspek materi, media dan metode penyuluhan?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsentrasi pestisida nabati daun gamal dengan daun
mimba yang efektif untuk mengendalikan hama ulat grayak pada
tanaman kangkung di Kelurahan Anday Distrik Manokwari Selatan
Kabupaten Manokwari.
2. Untuk mengkaji efektivitas penyuluhan tentang pemanfaatan pestisida
nabati daun gamal dan daun mimba untuk mengendalikan hama ulat
grayak pada tanaman kangkung ditinjau dari aspek sumber
penyuluhan, dan aspek materi, media dan metode penyuluhan. .
D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan wawasan petani dan masyarakat
tentang pemanfaatan daun gamal dengan daun mimba sebagai
pestisida nabati.
2. Sebagai bahan informasi kepada petani dan masyarakat tentang
pemanfaatan daun gamal dengan daun mimba sebagai pestisida
nabati.
3. Secara akademik hasil kajian ini diharapkan dapat menambah
kepustakaan dalam bidang pestisida nabati.
4. Bagi penentu kebijakan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan rekomendasi alternatif.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Aspek Teknis
1. Kaji Terap
Kaji-terap adalah metode penyuluhan pertanian untuk meningkatkan
kemampuan petani nelayan dalam memilih paket teknologi usaha tani
yang telah direkomendasikan sebelum didemonstrasikan dan atau
dianjurkan, yang pelaksaannya dilakukan oleh kontak tani-nelayan di
lahan usaha tani-nelayannya dengan bimbingan penyuluh pertanian.
Tujuan kaji terap: 1) Meyakinkan paket teknologi usaha tani yang paling
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta kondisi usaha tani-
nelayan dan sosial ekonomi petani nelayan di wilayah tertentu; 2)
Mempercepat penyebaran informasi teknologi pertanian yang telah
direkomendasikan secara umum. Sedangkan kegunaan kaji terap: 1)
Mengurangi resiko kegagalan usaha tani nelayan melalui pemilihan
teknologi yang paling sesuai dengan usaha tani terpadu; 2)
Meningkatkkan keyakinan kontak taninelayan mengenai teknologi
pertanian yang karena diterapkan oleh petaninelayan; 3) Meningkatkan
efisiensi usaha taninelayan dan informasi pertanian; 4) Menghimpun dan
memberikan umpan balik kepada lembaga penelitian, dan direktorat teknis
lingkup pertanian; 5) Menyiapkan kontak tani nelayan untuk menjadi
demonstrator yang bersifat motivator dan atau pelatih bagi taninelayan; 6)
Mengembangkan kemampuan penyuluh. Keunggulan dari kaji terap
adalah: a) Dapat merangsang kontak taninelayan atau petani nelayan
lainnya untuk menerapkan paket teknologi tersebut, b) Keberhasilan
anjuran cukup besar, sedangkan kelemahan kaji terap adalah : a) Kurang
dapat menyerap peserta, b) Membutuhkan biaya yang besar. (Zaenudin,E
2012).
2. Pestisida Nabati
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
tanaman atau tumbuhan. Pestisida nabati dapat membunuh atau
6
mengganggu serangga, hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik
yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal.
Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu:
a) Merusak perkembangan telur, larva dan pupa.
b) Menghambat pergantian kulit.
c) Menggangu komunikasi serangga.
d) Menyebabkan serangga menolak makan.
e) Menghambat reprodusi serangga betina.
f) Mengurangi napsu makan.
g) Memblokir kemampuan makan serangga.
h) Mengusir serangga.
i) Menghambat perkembangan pathogen penyakit
Pestisida nabati mempunyai beberap keunggulan dan kelemahan.
Keunggulan pestisida nabati adalah:
1) Murah dan mudah dibuat oleh petani.
2) Relatif aman terhadap lingkungan.
3) Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.
4) Sulit menimbulkan kekebalan pada hama.
5) Kompetibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
6) Menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu
pestisida kimia.
Sementara kelemahannya adalah:
1) Daya kerjanya relatif lambat.
2) Tidak membunuh jasad sasaran secara langsung.
3) Tidak tahan terhadap sinar matahari.
4) Kurang praktis.
5) Tidak tahan disimpan.
6) Kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang (Subiyanto S,
2005).
Menurut Setiawati, dkk (2008), lebih dari 1500 jenis tumbuhan dari
berbagai penjuru dunia diketahui dapat digunakan sebagai pestisida
7
nabati. Di Filipina tidak kurang dari 100 jenis tumbuhan telah diketahui
mengandung bahan aktif insektisida. Di Indonesia terdapat 50 famili
tumbuhan penghasil racun. Selain bersifat sebagai insektisida, jenis-jenis
tumbuhan tersebut juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida,
nematisida, mitisida, bakterisida, maupun rodentisida. Pestisida nabati
dapat berfungsi sabagai, penghambat napsu makan, penolak, penarik,
menghambat perkembangan, pengaruh langsung sebagai racun dan
mencegah peletakan telur.
Menurut Rachmawaty dan Korlina (2009), Pestisida nabati dapat
dibuat dengan menggunakan teknologi yang sederhana yang dikerjakan
oleh kelompok tani atau petani perorangan. Pestisida nabati yang dibuat
secara sederhana hasilnya dapat berupa larutan hasil perasan, rendaman,
ekstrak dan rebusan dari bagian tanaman berupa akar, umbi, batang,
daun, buah dan biji. Apabila dibandingkan dengan pestisida kimia,
penggunaan pestisida nabati relative aman dan murah. Beberapa
tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati, yang dapat
dibuat melalui teknologi yang sederhana adalah Mimba, biji srikaya, sirih,
gamal dan lain-lain
3. Tanaman Gamal (Gliricidia sepium)
Menurut Setiawati,dkk (2008), Gamal (Gliricidia sepium) mempunyai
ciri – ciri: Batang tunggal atau bercabang, jarang yang menyemak, tinggi
2-15 m. Batang tegak, diameter pangkal batang 5-30 cm, dengan atau
tanpa cabang di dekat pangkal tersebut. Kulit batang coklat keabu-abuan
dengan alur-alur kecil pada batang yang telah tua. Daun majemuk
menyirip, panjang 19-30 cm, terdiri 7- 17 helai daun. Helai daun
berhadapan, panjang 4-8 cm dengan ujung runcing, jarang yang bulat.
Ukuran daun semakin kecil menuju ujung daun. Bunga merah muda cerah
sampai kemerahan, jarang yang putih, panjang 2,5-15 cm, susunan bunga
tegak.
8
Gamal merupakan tumbuhan asli dari Pantai Pasifik di Amerika
Tengah dan telah lama dibudidayakan serta di daerah tropis Meksiko,
Amerika Tengah dan Selatan. Jenis ini juga telah ditanam di wilayah
Caribbean dan Afrika Barat. Pada awal tahun 1600-an, para penjajah
Spanyol mengintroduksi Gamal ke Filipina, sedangkan pada tahun 1800-
an masuk ke Sri Lanka. Sejak saat itu, jenis tumbuhan ini tersebar hingga
mencapai negara-negara Asia lainnya termasuk Indonesia (sekitar 1900),
Malaysia, Thailand dan India. Gamal tumbuh pada berbagai habitat dan
jenis tanah, mulai pasir sampai endapan alluvial di tepi danau, pada curah
hujan 600-3500 mm/th dan ketinggian 0-1200 m dpl. Gamal mengandung
dicoumerol, prussic acid, alkaloid dan senyawa pengikat protein yang juga
tergolong zat anti nutrisi serta tannin. Kandungan Gizi adalah 3 – 6,4%
Nitrogen, 0,31% P, 0,77% K, 15 – 30% serat kasar dan 10% Abu. Sumber
lain menyebutkan bahwa gamal memiliki nilai gizi yang cukup baik yaitu
22,1% bahan kering, 23,5% protein dan 4200 Kcal/kg energi.
Kandungan aktif daun gamal adalah tanin. Ekstrak daun gamal
efektif untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap. Menurut Wowiling
(2003) dari hasil beberapa pengkajian dari tanaman yang telah terserang
hama setelah dilakukan pengendalian secara nabati dengan jenis
tanaman tertentu bisa mengendalikan hama dengan prosentase yang
berbeda tergantung jenis hama dan tanamannya dimana kisaran
prosentase pengendaliannya adalah antara 20% - 75%.
4. Tanaman Mimba (Azadirachta indica A)
Menurut Setiawati,dkk (2008), Tanaman Mimba mempunyai nama
ilmiah Azadirachta indica A, termasuk kedalam famili Meliaceae. Tanaman
mimba berbentuk pohon dengan ketinggian antara 10 - 15 meter,
mempunyai batang yang tegak dan mengandung kayu berbentuk bulat
dengan permukaan batang yang kasar. Daun berbentuk daun majemuk
dengan anak daun letaknya berhadapan, daun berbentuk lonjong dengan
tepi bergerigi, ujung lancip dengan pangkal meruncing. Tulang daun
9
menyirip dengan panjang 5-7 cm, lebar 3-4 cm. Daun mempunyai tangkai
yang panjang dengan kisaran 8 -20 cm, daun berwarna hijau. Tanaman
mimba mempunyai bunga majemuk dan berkelamin dua. Bunga terletak
diujung cabang, dengan tangkai silindris, panjang antara 8 - 15 cm,
kelopak bunga berwarna hijau. Mahkota bunga halus dan berwarna putih,
benang sari silindris dan berwarna putih kekuningan. Putik lonjong dan
berwarna coklat muda. Buah berbentuk bulat telur dan berwarna hijau. Biji
bulat telur dengan diameter 1 cm dan berwarna putih. Tanaman mimba
tumbuh baik didaerah panas dengan ketinggian sampai dengan 700
meter. Tanaman ini tahan terhadap cekaman air. Pada daerah yang
banyak hujan bagian vegetatif tumbuh subur, tapi sulit untuk
menghasilkan biji. Bahan tanaman yang dipergunakan untuk pestisida
berasal dari daun dan biji. Secara sederhana daun dan biji dihaluskan
kemudian dicampur dengan pelarut sehingga menjadi ekstrak. Kandungan
aktif dari tanaman Mimba diantaranya mengandung azadirachtin,
meliantriol, salanin dan nimbin. Azadirachtin mengandung sekitar 17
komponen yang berperan sebagai pestisida. Biji mengandung minyak
sebesar 35 - 45 persen. Bahan aktif ini mengganggu hama pada proses
makan, pertumbuhan, reproduksi dan lainnya. Azadirachtin berperan
dapat menghambat hormon ecdyson yaitu suatu hormon yang dapat
menhambat kerja hormon berperan dalam sebagai penurun nafsu makan,
yang mengakibatkan daya rusak serangga sangat nenurun walaupun
serangga tersebut belum mati. Meliantriol berperan sebagai penghalau
dengan demikian serangga enggan mendekati zat tersebut. Nimbin
berperan sebagai anti mikroorganisme seperti anti virus, bakterisida,
fungisida sangat bermanfaat untuk mengendalikan penyakit tanaman.
Menurut Indiati, 2009 dalamTora.D (2013), Insektisida nabati dengan
bahan aktif azadirachtin efektif terhadap ulat grayak. Serbuk biji mimba
(50 g/l air) mampu mematikan ulat instar III sebesar 67% - 83% Insektisida
ini memiliki sifat, antara lain persistensinya singkat sehingga diperlukan
aplikasi berulang agar mencapai keefektifan maksimal
10
5. Tanaman Kangkung
a. Morfologi Tanaman Kangkung
Kangkung (Ipomoea reptans) adalah jenis sayuran daun yang
dimanfaatkan atau di konsumsi segar sebagai lalapan dan sayuran
penyegar. Sayuran ini banyak mengandung Vitamin A dan Vitamian C
dengan sumber mineral terutama fosfor dan kalsium yang sangat
dibutuhkan bagi tubuh manusia (Rukmana,2005 ).
Selanjutnya menurut Rukmana, (2005) Kangkung merupakan
tanaman yang banyak diual di pasar. Kangkung banyak terdapat di
kawasan Asia dan merupakan tanaman yang dapat dijumpai diberbagai
kawasan berair. Tanaman ini baru mendapatkan perhatian untuk
dibudidayakan setelah diketahui mempunyai manfaat sebagai bahan
makanan sayuran yang memiliki kandungan gizi yang baik. Di samping itu,
tanaman kangkung diketahui juga memiliki manfaat untuk pengobatan
(terapi) berbagai macam penyakit. Bahan yang dikandung oleh kangkung
memiliki manfaat untuk mengobati berbagai gangguan kesehatan dan
antiracun. Tanaman kangkung sudah mulai dibudidayakan sejak kurang
lebih 2.500 tahun yang lalu, dengan dibuktikan terdapatnya
tulisan purbakala mengenai tanaman ini sekitar 500 tahun SM).
Kangkung dalam sistematika tumbuhan diklasifikasi sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyte (tanaman berbiji)
Sub-divisio : Angiospermae (biji berada di dalam buah)
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua atau biji belah)
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoae
Spesies : Ipomoae reptans.
Dari suku kangkung-kangkungan ini masih terdapat beberapa jenis
lainnya seperti kangkung hutan atau kangkung pagar rimcik bumi
dan I. tribola L. yang tumbuh liar di hutan. Kangkung merupakan tanaman
menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman
kangkung tingginya 45 cm atau apabila dibiarkan memanjang dapat
11
sampai 2 meter. Secara morfologi, beberapa organ penting yang terdapat
pada kangkung adalah sebagai berikut.
1) Daun
Tangkai daun melekat pada buku batang dan di ketiak daunnya
terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi perkecambahan baru.
Bentuk daun kangkung umumnya seperti jantung hati ujung runcing atau
tumpul. Daun kangkung memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang
beragam pada varietasnya. Misalnya, jenis kangkung air memiliki bentuk
daun agak panjang dengan ujung yang tumpul, berwarna hijau-kelam,
sedangkan kangkung darat meiliki bentuk daun panjang dengan ujung
runcing.
2) Batang
Batang kangkung berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak
mengandung air, dan berlubang. Batang kangkung tumbuh merambat.
3) Akar
Kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang
akarnya akan menyebar ke semua arah, dapat menembus tanah sampai
kedalaman 60-100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 100-
150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air.
4) Buah
Buah kangkung berbentuk polong, bulat, seperti telur. Di dalam
polong berisi tiga butir biji yang berukuran sangat kecil.
5) Biji
Biji kangkung berbentuk persegi atau agak bulat, berwarna, coklat
atau kehitaman. Biji kangkung merupakan biji tertutup dan berkeping dua,
dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman (perkembangbiakan).
6) Bunga
Bunga kangkung berbentuk seperti terompet. Mahkota bunga
setiap jenis kangkung berbeda, kangkung air berwarna putih kemerahan
dibagian tengahnya, sedangkan bunga kangkung darat berwarna putih
polos.
12
b. Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung
Sumber daya dan ekosistem di wilayah Indonesia sangat
bervariasi, terutama kondisi jumlah curah hujan dan temperatur udara.
Jumlah curah hujan berkisar antara 500-5000 mm per tahun, sedangkan
temperatur udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat.
Kangkung mempunyai daya adaptasi yang cukup luas terhadap
kondisi iklim dan tanah di daerah tropis, sehingga dapat ditanam di
berbagai daerah atau wilayah di Indonesia. Menurut Rukmana (2005),
Prasyarat tumbuh yang harus diperhatikan dalam perencanaan budidaya
kangkung, yaitu kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di
dataran rendah sampai di dataran tinggi (pegunungan) ± 2.000 m dpl., dan
diutamakan lokasi lahannya terbuka dan mendapat sinar matahari yang
cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi), kangkung akan tumbuh
memanjang (tinggi) namun sangat kurus.
6. Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Ciri-ciri hama :Ngengat dengan sayap bagian depan berwarna coklat
atau keperak-perakan, sayap belakang berwarna keputihan, aktif pada
malam hari, Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat
pada daun (kadang tersusun 2 lapis), warna coklat kekuning-kuningan,
berkelompok (masing-masing berisi 25 – 500 butir) tertutup bulu seperti
beludru, Larva mempunyai warna yang bervariasi, yang baru menetas
berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan dan
hidup berkelompok, Siklus hidup berkisar antara 30 – 60 hari (lama
stadium telur 2 – 4 hari, larva yang terdiri dari 5 instar : 20 – 46 hari, pupa
8 – 11 hari). Ulat menyerang tanaman pada malam hari, dan pada siang
hari bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab), Larva yang masih
kecil merusak daun dan menyerang secara serentak berkelompok. Yaitu
memakan daun, sehingga daun kangkung menjadi berlubang-lubang,
sedang larva berada di permukaan bawah daun, Biasanya ulat berpindah
ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar, Serangan
13
umumnya terjadi pada musim kemarau, selain kangkung juga menyerang
tomat, kubis, dan tanaman lainnya (Kalshhoven 1981 dalam Hakim, L
2011).
B. Aspek Penyuluhan
1. Pengertian Penyuluhan
Menurut Mardikanto (2009), penyuluhan sebagai proses
penerangan/pemberian penjelasan. Penyuluhan yang bersasal dari kata
“suluh” atau obor, sekaligus sebagai terjemahan dari kata “voorlichting”
dapat diartikan sebagai kegiatan penerangan atau memberikan terang
bagi yang dalam kegelapan, sehingga penyuluhan juga sering diartikan
sebagai kegiatan penerangan. Sebagai proses penerangan kegiatan
penyuluhan tidak saja terbatas pada memberikan penerangan, tetapi juga
menjelaskan mengenai segala informasi yang ingin disampaikan kepada
kelompok-sasaran yang akan menerima manfaat penyuluhan
(beneficiaries) sehingga mereka benar-benar memahaminya seperti yang
dimaksudkan oleh penyuluh atau juru penerangnya.
2. Tujuan Penyuluhan
Menurut Suriatna (1988), tujuan penyuluhan pertanian adalah
membantu masyarakat tani untuk memecahkan persoalan sendiri melalui
penerapan teknologi dan pengetahuan ilmiah yang secara umum dapat
meningkatkan produksi usahatani dan pendapatan mereka.
Tujuan penyuluhan pertanian adalah merubah perilaku petani dan
keluarganya melalui peningkatan, keterampilan, dan sikap dengan
berubahnya perilaku petani dan keluarganya, diharapkan dapat mengolah
usahataninya dengan produktif dan efesien (Zakaria, 2006).
3. Sasaran Penyuluhan
Mardikanto (1993) mengatakan sasaran penyuluhan ada 3 (tiga)
yaitu:
14
a. Sasaran Utama Penyuluhan Pertanian
Sasaran utama adalah sasaran penyuluhan langsung terlibat dalam
kegiatan petani dan pengelolaan usahatani (petani dan keluarganya).
b. Sasaran penentu dalam penyuluhan pertanian
Sasaran penentu adalah bukan pelaksanaan kegiatan bertani dan
berusahatani, tetapi secara langsung maupun tidak langsung terlibat
dalam penentuan kebijakan pembangunan pertanian, dan atau
menyediakan segala kemudahan yang diperlukan petani untuk
pelaksanaan dan pengelolaan uahataninya. Termasuk dalam kelompok ini
adalah penguasa (pimpinan wilayah), tokoh-tokoh informal (tokoh
keagamaan, tokoh adat, politikus dan guru), para peneliti (para ilmuwan),
lembaga perkreditan, produsen, (penyalur sarana produksi/alat bertani),
pedagang (lembaga pemasaran), pengusaha/industri pengolahan hasil-
hasil pertanian.
c. Sasaran pendukung penyuluhan pertanian
Sasaran pendukung pertanian adalah pihak-pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung tidak memiliki hubungan dengan
pembangunan pertanian, tetapi dapat diminta bantuanya guna
memperlancarkan penyuluhan pertanian.
Sedangkan menurut Padmowihardjo (2001), sasaran penyuluhan
adalah petani dan anggota keluarganya yang terdiri dari wanita tani dan
taruna tani (pemuda/pemudi tani).
4. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan pertanian adalah segala isi yang terkandung
dalam setiap kegiatan penyuluhan pertanian. Adapun materi yang
disampaikan bersifat motif baru dan mendorong atau merespon
terjadinya perubahan-perubahan ke arah perbaharuan dalam segala
aspek kehidupan masyarakat (Kartasapoetra, 1991). Menurut
Padmowihardjo (1994), materi penyuluhan yaitu isi pesan penyuluhan
pertanian yang disampaikan oleh penyuluh kepada petani dan
15
keluarganya, baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka
tahu dan mampu menggunakan serta menerapkan materi tersebut.
5. Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan adalah teknik pendidikan yang digunakan oleh
semua sistem penyuluhan, terutama oleh penyuluh lapangan
berhubungan dengan petani mencakup metode perorangan dan
kelompok, seperti kunjungan, demostrasi, hari lapangan (field days),
pertemuan petani, kursus, serta metode kombinasi berbagai media
informasi dan teknik pelatihan (Deptan, 2001). Metode penyuluhan
pertanian harus didasarkan pada persyaratan-persyaratan sebagai
berikut:
a. Sesuai dengan keadaan sasaran
b. Cukup dalam jumlah dan mutu
c. Tepat mengenai sasaran dan tepat waktunya
d. Murah pembiayaanya
6. Media Penyuluhan
Padmowihardjo (2001), mengatakan bahwa media penyuluhan
pertanian adalah salah satu unsur proses komunikasi dalam penyuluhan.
Fungsinya adalah untuk membangkitkan perhatian, menggugah hati, agar
petani dan anggota keluarganya sebagai sasaran penyuluhan agar
menjadi sadar terhadap inovasi dan selanjutnya timbul minat terhadap
inovasi tersebut.
7. Evaluasi Penyuluhan
Deptan (2009), menyatakan bahwa, manfaat melakukan evaluasi
adalah menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah penyuluhan
dilaksanakan, perbaikan program, sarana, prosedur, pengorganisasian
petani dan pelaksanaan penyuluhan pertanian dan penyempurnaan
kebijakan penyuluhan pertanian. Selanjutnya Mardikanto (1991)
16
menyatakan bahwa evaluasi bagi penyuluhan pertanian adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui sampai sejauhmana tujuan yang diinginkan dapat
dicapai,
b. Untuk mencari bukti apakah perubahan-perubahan yang terjadi itu
sesuai dengan sasaran-sasaran yang diinginkan,
c. Untuk mengetahui segala permasalahan yang dihadapi atau dijumpai
dalam kaitanya untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
d. Untuk mengukur efektivitas dan efisiensi dari metode dan sistem
kerja dari penyuluhan pertanian yang telah diterapkan,
e. Sekaligus juga untuk mengumpulkan data serta simpati masyarakat
atau dukungan masyarakat sehubungan dengan kebijaksanaan
kegiatan penyuluhan yang sedang akan dilaksanakan,
f. Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat
untuk menunjang program yang telah ditentukan produksi dan
pendapatan dari usaha taninya.
C. Kerangka Pemikiran
Untuk tercapainya tujuan didalam pelaksanaan kajian materi
penyuluhan dan pelaksanaan penyuluhan perlu adanya kerangka pikir
tentang rumusan masalah yang dihadapi dan pemanfaatan inovasi baru
dalam bidang pertanian khususnya pestisida nabati campuran daun gamal
dengan daun nimba untuk mengendalikan hama ulat grayak pada
tanaman kangkung.
17
III. METODE PELAKSANAAN
Identifikasi Masalah
Masalah
1. Petani di Kelurahan Andai belum mengetahui pemanfaatan daun gamal dan daun mimba sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman kangkung.
2. Belum diketahui konsentrasi pestisida nabati daun gamal dan daun mimba yang efektif untuk mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman kangkung pada wilayah kajian di Kelurahan Anday.
Pelaksanaan kajian Materi
P0. Tanpa perlakuan
P1. Perlakuan menggunakan 1 liter
ekstrak daun gamal+daun mimba
dicampur dalam 2 liter air.
P2. Perlakuan menggunakan 1 liter
ekstrak daun gamal+daun mimba
dicampur dalam 4 liter air.
P3. Perlakuan menggunakan 1 liter
ekstrak daun gamal+daun mimba
dicampur dalam 6 liter air.
P4. Perlakuan menggunakan 1 liter
ekstrak daun gamal+daun mimba
dicampur dalam 8 liter air.
Hasil kajian Diketahui konsentrasi pestisida nabati daun gamal dan daun mimba yang efektif untuk mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman kangkung
Rancangan Penyuluhan
1. Menetapkan tujuan 2. Menetapkan sasaran 3. Penetapan Materi 4. Menetapkan dan membuat
media 5. Menetapkan metode dan
teknik 6. Menetapkan evaluasi
Evaluasi Penyuluhan
Mengukur dan menilai
1. Efektivitas sumber
penyuluhan.
2. Efektivitas materi, metode
dan media penyuluhan.
Pelaksanaan penyuluhan
Gambar 1. Kerangka pikir kajian penyuluhan
18
III. METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi kajian materi penyuluhan dan
pelaksanaan penyuluhan. Kajian materi penyuluhan dilaksanakan pada
bulan Maret sampai dengan bulan April 2014, sedangkan pelaksanaan
penyuluhan dilaksanakan pada bulan Mei 2014 bertempat di Kelurahan
Anday Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
B. Alat dan Bahan
Pada kegiatan kajian materi penyuluhan alat yang digunakan
adalah Parang, Timbangan, Kain halus, Lesung/blender, Hansprayer,
Saringan/tapisan, Volume air, Gelas/piala ukur, ember, Lahan/petak
perlakuan, kertas, pulpen, kamera digital dan bahan yang digunakan
meliputi benih kangkung, daun gamal, daun mimba, air.
Pada pelaksanaan penyuluhan alat yang digunakan meliputi
kamera digital, ballpoint, folder, kuisioner, timbangan, kain halus,
lesung/blender, saringan/tapisan, volume air, gelas/piala ukur, ember
sedangkan bahanya adalah kertas, daun gamal, daun mimba, air.
C. Pelaksanaan Kajian
Pelaksanaan kajian meliputi:
1. Pelaksanaan Kajian materi penyuluhan
Pelaksanaan kajian materi penyuluhan tentang pemanfaatan daun
gamal dan daun mimba untuk mengendalikan hama ulat grayak adalah
sebagai berikut:
a. Pembuatan Pestisida Nabati
Cara pembuatan pestisida nabati campuran daun gamal dengan
daun mimba bahannya yaitu daun gamal 1 Kg, daun mimba, 1 Kg, air 25
liter dan alat yang digunakan adalah parang, timbangan, Kain halus,
19
lesung/blender, hansprayer, saringan/tapisan, gelas/piala ukur, ember.
Adapun langkah kerjanya adalah sebagai beriku:
1) Daun gamal dan daun mimba ditumbuk halus atau diblender.
2) Setelah halus rendam dalam ember dengan penambahan 5 liter air
selama 3 hari.
3) Setelah 3 hari rendam larutan disaring.
4) Larutan hasil saringan diencerkan dengan air 20 liter, digunakan
sebagai perlakuan (P1, P2, P3, P4).
5) Aplikasi dilakukan pada seluruh bagaian tanaman kangkung,
penyemprotan dilakukan pada pagi atau sore hari, dengan interval
penyemprotan 4-5 hari
b. Denah Petak Perlakuan
Pembuatan petak perlakuan dimaksudkan untuk dapat diamati
mengenai gejala serangan ulat grayak pada tanaman kangkung yang
menggunakan perlakuan pestisida nabati daun gamal dan daun nimba
(P1, P2, P3, P4) dan tanpa perlakuan (P0). Adapun denah petak
perlakuan adalah sebagai berikut:
4,60m
12,40 m
Gambar 2. Denah Petak Perlakuan
Keterangan Gambar :
= petak bedengan perlakuan dengan ukuran 1 x 2 M
= parit bedengan dengan ukuran 40 cm
P3
P0
P1
P1
P2
P2
P3
P4
P0
P3
P4
P0 P4
P1 P4
P3
P2
P4
P2
P4
P1
P2 P0
P0
P0
P2
P3
P1 P1
20
P3
A
B
C
20
J T= jarak tanam 20x20 cm
JP = jumlah populasi tanaman perpetak perlakuan 50 rumpun tanaman
P0 = tanpa perlakuan
P1 = Perlakuan menggunakan 1 liter ekstrak daun gamal+daun mimba
dicampur dalam 2 liter air.
P2 = Perlakuan menggunakan 1 liter ekstrak daun gamal+daun mimba
dicampur dalam 4 liter air.
P3 = Perlakuan menggunakan 1 liter ekstrak daun gamal+daun mimba
dicampur dalam 6 liter air.
P4 = Perlakuan menggunakan 1 liter ekstrak daun gamal+daun mimba
dicampur dalam 8 liter air.
2. Pelaksanaan Kajian Penyuluhan
Kajian penyuluhan dimaksudkan untuk mendapatkan efektivitas
penyuluhan dilihat dari (1)sumber penyuluhan (2)materi, media dan
metode penyuluhan, adapun tahapan pelaksanaan kajian penyuluhan
adalah:
a) Identifikasi potensi dan permasalahan di lokasi pelaksanaan
penyuluhan.
b) Penetapan pemecahan masalah yang pemecahanya akan
disampaikan sebagai materi penyuluhan.
c) Kajian materi penyuluhan.
d) Penyusunan rancangan penyuluhan.
e) Pelaksanaan penyuluhan dan evaluasi
D. Jenis dan Sumber Data
Data dikumpulkan dari kegiatan kajian materi penyuluhan dan
pelaksanaan penyuluhan. Data yang diperoleh dari kajian materi
penyuluhan yaitu gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman
kangkung. Data ini diperoleh melalui pengamatan secara langsung
tehadap obyek kajian. Sedangkan data yang diperoleh dari pelaksanaan
penyuluhan terdiri atas data primer dan data sekunder, data primer
21
diperoleh dari efektivitas penyuluhan tentang pemanfaatan daun gamal
dan daun mimba sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama ulat
grayak pada tanaman kangkung, data sekunder yang dikumpulkan yaitu
keadaan umum wilayah yang diperoleh dari monografi Kelurahan Andai.
E. Teknik Penarikan Sampel
1. Sampel Kajian Materi Penyuluhan
Pada kajian materi penyuluhan pengambilan sampel adalah
dengan cara acak sederhana (simple random sampling) dengan
menggunakan rumus Slovin dalam Herna.E.A.Maay (2013). Populasi yang
diamati dalam kajian ini adalah tanaman yang ada dari kedua perlakuan
dimana jumlah populasi tiap petak perlakuan adalah 50.
𝑛 =𝑁
1+𝑁(𝑒2)
N : jumlah populasi
n : jumlah sampel
e : batasan ketelitian yang diinginkan
Gay dan Selvilla dalam Herna.E.A.Maay (2013) menyatakan bahwa
untuk penelitian diskriptis nilai, nilai kritis sebesar 10% untuk populasi
yang kecil diperlukan minimum 20% maka diperoleh hasil sebagai berikut:
N : 50
e : 30%
𝑛 =𝑁
1+𝑁(𝑒2) 𝑛 =
50
1+50(0,32) 𝑛 =
100
1+4,5 𝑛 = 9,09
Jadi jumlah sampel tiap petak perlakuan adalah 9 rumpun tanaman
2. Sampel Kajian Pelaksanaan Penyuluhan
Pada kajian pelaksanaan penyuluhan teknik penarikan sampel
adalah menggunakan metode purposive sampling yaitu menunjuk atau
memilih petani yang bercocok tanam kangkung, dalam hal ini petani
22
peserta penyuluhan yang direncanakan berjumlah 15 orang, seluruhnya
merupakan petani responden.
F. Variabel dan pengukurannya
1. Variabel dan pengukuran Kajian materi penyuluhan
Variabel yang diamati dalam kajian materi penyuluhan adalah:
a. Pengamatan gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman
kangkung dalam 4 perlakuan (P1, P2, P3, P4) penerapan pestisida
daun gamal+daun mimba dan 1 petak tanpa perlakuan (P0).
b. Pengamatan gejala serangan hama ulat grayak, yaitu dilihat dari
jumlah helai daun kangkung, jumlah helai daun kangkung yang
terdapat gejala serangan hama ulat grayak dengan ciri helai daun
kangkung berlubang- lubang lalu menghitung presentase gejala
serangannya.
c. Pengamatan dilakukan 3 kali yaitu tanaman kangkung pada umur 10,
17, 24 hari setelah tanam.
2. Variabel dan pengukuran Kajian Pelaksanaan Penyuluhan
Variabel yang diukur pada pelaksanaan penyuluhan terdiri atas:
a. Evaluasi efektifitas sumber penyuluhan yaitu tingkat efektivitas
penyuluh dalam penyampaian penyuluhan. Instrumen yang
digunakan adalah kuisioner yang terdiri atas 10 butir pertanyaan
masing-masing butir diberi skor 2 (dua) jika responden manjawab (Ya)
dan skor 1 (satu) jika responden menjawab (Tidak). Efektivitas sumber
penyuluhan diukur menggunakan cheklist-obsevation.
b. Evaluasi efektivitas aspek materi, media, dan metode penyuluhan
diukur menggunakan 5 (lima) butir pertanyaan, jika responden
manjawab (Ya) maka diberi skor 2 (dua) dan jika responden
menjawab (Tidak) diberikan skor 1 (satu). Efektivitas aspek materi,
media dan metode penyuluhan diukur menggunakan cheklist-
23
obsevation. Efektivitas diukur dari presentase pencapaian nilai yang
dicapai.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam kajian materi
penyuluhan dan pelaksanaan penyuluhan adalah teknik analisis statistik
deskriptif.
1. Teknik Analisis Data Kajian Materi Penyuluhan
Membandingkan data rata-rata gejala serangan hama ulat grayak
pada tanaman kangkung dari keempat perlakuan P1, P2, P3, P4 dan
tanpa perlakukan (P0) dan selanjutnya hasil pengamatan diolah untuk
mengetahui presentase gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman
kangkung.
2. Teknik Analisis Data Kajian Pelaksanaan Penyuluhan
a. Efektivitas Sumber Penyuluhan
Untuk tercapainya tujuan dari penyuluhan maka diperlukan seorang
penyuluh/sumber yang berkompeten. Dengan melakukan evaluasi sumber
penyuluhan diharapkan bisa mengetahui dimana kekurangan sumber
dalam penyampaian penyuluhan.
Pada pengukuran penilaian sumber penyuluhan pertanyaan
berjumlah 10 (sepuluh) butir maka nilai maksimal responden adalah 2 x 10
= 20 dan nilai minimal adalah 1 x 10 = 10. Untuk menentukan interval
maka digunakan rumus
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 −𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 ℎ
𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 =
20−10
3 =
10
3 = 3,33 jadi interval kelas adalah 3
Dari hasil pengukuran penilaian aspek sumber penyuluhan
selanjutnya dikelompokan menjadi (3) tiga kriteria
24
Baik = 18 – 20
Cukup baik = 14 – 17
Kurang baik = 10 – 13
Selanjutnya untuk menghitung efektivitas aspek sumber penyuluhan
digunakan rumus
𝐸𝑝𝑠 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%
Eps : Efektivitas sumber penyuluhan
Efektivitas pencapaian tujuan penyuluhan pada aspek sumber
penyuluhan, selanjutnya dikelompokan menjadi 4 kriteria, yaitu:
Sangan efektif = 8877,,55 –– 110000
EEffeekkttiiff == 7755 -- 8877,,55
CCuukkuupp eeffeekkttiiff == 6622,,55 –– 7755
KKuurraanngg eeffeekkttiiff == 5500 -- 6622,,55
b. Efektivitas Materi, Media Dan Metode Penyuluhan
Pada pengukuran penilaian materi, media dan metode pertanyaan
berjumlah 5 (lima) butir, maka diperoleh nilai maksimal responden adalah
2x5=10 dan nilai minimal adalah 1x5=5.
Untuk menentukan intervalnya adalah:
10−5
3 =
5
3 = 1,6 jadi interval kelas adalah 2
Dari hasil pengukuran penilaian materi, media dan metode
penyuluhan selanjutnya dikelompokan menjadi (3) tiga kriteria
Baik = 9 – 10
Cukup baik = 7 – 8
Kurang baik = 5 – 6
25
Selanjutnya untuk menghitung efektivitas materi, media dan metode
penyuluhan digunakan rumus
𝐸𝑝𝑚 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖,𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 & 𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑦
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖,𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 &𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑦 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%
Epm : Efektivitas materi, media dan metode penyuluhan
Efektivitas pencapaian tujuan penyuluhan pada aspek materi,
media dan metode penyuluhan, selanjutnya dikelompokan menjadi 4
kriteria, yaitu:
Sangan efektif = 8877,,55 –– 110000
EEffeekkttiiff == 7755 -- 8877,,55
CCuukkuupp eeffeekkttiiff == 6622,,55 –– 7755
KKuurraanngg eeffeekkttiiff == 5500 -- 6622,,55
H. Rancangan Penyuluhan
1. Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan adalah petani yang berjumlah 15 orang di
lahan praktik Kelurahan Anday Distrik Manokwari Selatan Kabupaten
Manokwari.
2. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan adalah pemanfaatan pestisida nabati daun gamal
dan daun mimba untuk mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman
kangkung di Kelurahan Andai Distrik Manokwari Selatan Kabupaten
Manokwari.
3. Tujuan Penyuluhan
Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini adalah untuk mengetahui
efektivitas (1)sumber penyuluhan (2)materi, media dan metode
penyuluhan.
26
4. Metode dan Teknik Penyuluhan
Metode penyuluhan yang digunakan adalah metode pendekatan
kelompoktani dan individu/perorangan. Sedangkan teknik yang digunakan
dalam kegiatan penyuluhan ini adalah ceramah diskusi dan demonstrasi
cara.
5. Media Penyuluhan
Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan adalah folder.
Folder yaitu media penyuluhan yang berbentuk selembaran kertas yang
dilipat.
6. Evaluasi Penyuluhan
Evaluasi penyuluhan yang akan dilakukan bertujuan untuk
mengukur dan menilai efektifitas aspek (1)sumber penyuluhan (2)materi,
media dan metode penyuluhan yang ditetapkan dalam rancangan
pelaksanaan penyuluhan.
Untuk mengetahui efektivitas sumber penyuluhan digunakan rumus
𝐸𝑝𝑠 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%
Efektivitas pencapaian tujuan penyuluhan pada aspek sumber
penyuluhan, selanjutnya dikelompokan menjadi 4 kriteria, yaitu:
Sangan efektif = 8877,,55 –– 110000
EEffeekkttiiff == 7755 -- 8877,,55
CCuukkuupp eeffeekkttiiff == 6622,,55 –– 7755
KKuurraanngg eeffeekkttiiff == 5500 -- 6622,,55
Sedang untuk mengetahui efektivitas penggunaan materi, media dan
metode penyuluhan digunakan rumus
𝐸𝑝𝑚 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖 ,𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 & 𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑦
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖 ,𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 & 𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑦 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%
27
Efektivitas pencapaian tujuan penyuluhan pada aspek materi,
media dan metode penyuluhan, selanjutnya dikelompokan menjadi 4
kriteria, yaitu:
Sangan efektif = 8877,,55 –– 110000
EEffeekkttiiff == 7755 -- 8877,,55
CCuukkuupp eeffeekkttiiff == 6622,,55 –– 7755
KKuurraanngg eeffeekkttiiff == 5500 -- 6622,,55
I. Devisi Operasional
1. Responden adalah penjawab atas pertanyaan yang diajukan untuk
kepentingan penelitian.
2. Variabel adalah indikasi umum mengenai ciri-ciri yang terjadi pada
sejumlah individu, obyek, kelompok, dan lain-lain yang dapat
diambil sebagai nilai.
3. Pestisida yaitu suatu zat yang dapat bersifat racun, menghambat
pertumbuhan/perkembangan, tingkah laku, membuat mandul,
sebagai pemikat, penolak dan aktifitas lainnya yang mempengaruhi
OPT.
4. Pestisida nabati yaitu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
tanaman atau tumbuhan.
5. Tanaman gamal dan tanaman mimba adalah tanaman yang
berpotensi untuk dikembangkan sebagai pestisida nabati untuk
menekan popolasi hama.
6. Hama ulat grayak adalah merupakan salah satu organisme
Penggangu Tanaman (OPT).
28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Wilayah
1. Letak dan luas Wilayah
Letak Kelurahan Anday di Distrik Manokwari Selatan Kabupaten
Manokwari, dengan jarak tempuh 20 Km dari Ibu kota Kabupaten, di
tempuh dalam waktu 30 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua
maupun roda empat. Luas wilayah Kelurahan Anday adalah 80,20 km2
dengan jumlah penduduk 3557 jiwa, tersebar pada duabelas (12) RT
(Rukun Tetangga), yang terdiri Laki-laki 1944 jiwa dan perempuan 1613
jiwa.
Batas wilayah Kelurahan Anday adalah sebagai berikut :
- sebelah Utara berbatasan dengan kampung Katebu.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Maruni.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Arfai dan teluk cenderawasih
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Dihara dan Kampung
Waruri/Weluri
2. Iklim
Berdasarkan data yang diperoleh di Stasiun Meteorologi dan
Geofisika Rendani Manokwari tentang keadaan iklim di Kabupaten
Manokwari, rata-rata curah hujan selama lima tahun terakhir (2009-2013)
adalah 213,28 mm/bulan dan rata-rata frekwensi hari hujan adalah 19
hari/bulan. Rata-rata curah hujan tertinggi 404,32 mm/bulan terdapat pada
bulan Maret dan rata-rata curah hujan terendah 103,92 mm/bulan terdapat
pada bulan Oktober. Rata-rata hari hujan terbanyak adalah 24 hari/bulan
terdapat pada bulan Maret dan rata-rata hari hujan paling sedikit adalah
15 hari/bulan terdapat pada bulan Oktober.
3. Topografi
Topografi Kelurahan Anday Datar dan Miring, berada pada
ketinggian 0–70 m dari permukaan laut dengan kemiringan 0 - 1000(datar,
29
miring dan bukit). Jenis tanah lumpur berpasir dan tekstur tanahnya
lempung berpasir (tanah alluvial dan latosol). Sumber : Monografi Kelurahan
Anday 2013
4. Keadaan Penduduk
Kondisi sosial ekonomi tersebut tergambar melalui potensi
Manusianya dengan jumlah penduduk 3557 jiwa (933 KK) yang tersebar
pada 12 (dua belas) Rukun Tetangga (RT) terdiri dari laki – laki 1944 jiwa
dan perempuan 253 jiwa. Sebaran penduduk di Kelurahan Anday dapat
diklasifikasikan menurut golongan umur, tingkat pendidikan, mata
pencaharian dan keadaan sosial serta agama.
Tabel 1. Sebaran Penduduk Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah Jiwa Presentase (%)
1 0-14 1189 33,43 2 15-55 2216 62,29 3 ≥ 56 152 4,28
Total 3557 100 Sumber : Monografi Kelurahan Anday 2013
Pada Tabel 1 terlihat bahwa, dominasi populasi pada usia 15-55
tahun sebesar 62,29% dari total penduduk yang ada atau sebanyak 2.216
orang, dalam kisaran usia ini orang tergolong produktif (menurut BPS usia
produktif adalah 15-55 tahun) karena kuat untuk melakukan berbagai
aktifitas yang bebannya cukup berat, ini artinya bahwa ketersediaan
tenaga kerja cukup untuk berbagai kegiatan yang produktif termasuk
untuk tenaga dibidang pertanian.
Tabel 2. Klasifikasi penduduk berdasarkan pendidikan
No pendidikan Jumlah jiwa Presentase (%)
1 Belum Sekolah 157 4,41 2 TK 225 6,33 3 SD 1000 28,11 4 SMP 980 27,55 5 SLTA 941 26,46 6 Diploma 3 20 0,56 7 Perguruan Tinggi 200 5,62 8 Tidak Sekolah 34 0,96
Total 3557 100 Sumber : Monografi Kelurahan Anday 2013
30
Pada Tabel 2 terlihat Jumlah penduduk yang pernah atau sementara
berpendidikan SD menempati urutan terbesar sebesar 28,11 % atau
sebanyak 1000 orang, menunjukan bahwa sebagian besar penduduk
telah mengenyam pendidikan formal ditingkat dasar. Sedangkan yang
pernah atau sementara yang berpendidikan SMP dan SLTA menduduki
urutan kedua dan ketiga SMP sebesar 27,55% atau 980 orang dan SLTA
sebesar 26,46% atau 941 orang, hal ini menunjukan masyarakat rata-rata
telah berpendidikan sampai di bangku SLTA, ini dikarenakan kesadaran
masyarakat akan arti penting untuk bersekolah cukup tinggi.
Tabel 3. Sebaran Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.
No Mata pencaharian Jumlah jiwa Presentase (%)
1 Belum bekerja 1289 36,24 2 PNS 193 5,43 3 Wiraswasta 167 4,69 4 TNI 13 0,37 5 POLRI 15 0,42 6 Nelayan 37 1,04 8 Supir 20 0,56 9 Tukang kayu 4 0,11 10 pedagang 9 0,25 11 Petani 1810 50,89
Total 3557 100 Sumber : Monografi Kelurahan Anday 2013
Tabel 3 terlihat bahwa penduduk yang bermata pencaharian petani
menduduki peringkat pertama dengan jumlah 1810 orang atau sebesar
50,89% dari total jumlah penduduk hal wajar karena Kelurahan Anday
memang daerah potensial untuk pertanian. Disusul yang bermata
pencaharian PNS dan wiraswasta, sedangkan dari total jumlah penduduk
yang belum bekerja 1289 orang atau sebesar 36,24% hal ini terjadi dari
umur yang masih usia sekolah.
Keadaan sosial dan agama penduduk Kampung Andai adalah Suku
Arfak ; Sou-Marin, Atam, Meiyah dan di tambah beberapa keluarga dari
Biak, Serui, Wondama, Jawa, Buton dan Makassar, keseluruhan suku –
suku 100 %, yang memeluk Agama Kresten Protestan 2353 orang
31
(66,15%), yang memeluk Agama Islam 1068 orang (30,03%) dan yang
memeluk agama Katolit 136 orang (3,82%) dari jumlah penduduk 3557
orang.
5. Keadaan Pertanian
Pengembangan sektor pertanian disuatu wilayah tertentu dapat juga
dipengaruhi oleh ketersediaan saran umum sebagai pendukung dalam
upaya peningkatan produksi pertanian, demikian pula ketersediaan saran
produksi pertanian di Kelurahan Anday.
Komoditi yang sering diusahakan oleh petani sebagai perkiraan
mencapai luasan ha/ton seperti uraian pada Tabel 4 namun sebagian
petani belum menekuni sebagai tani agribisnis, sehingga sebagian petani
masih mengusahakan secara tradisional sebagai warisan budaya nenek
moyang yang turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya.
Dengan demikian maka inovasi baru dan teknologi usaha budidaya
tanaman perlu selalu disuluhkan dan diterapkan pada petani.
Tabel 4. Komoditi Utama Kelurahan Anday
No Komoditas Tanaman Luas tanaman
(Ha)
Luas Panen (Ha)
Produktivitas (ton/Ha)
1 Sawi 2,04 2.04 1,10 2 Bayam 2.28 2,20 1,88 3 Kangkung 4,01 4,00 1,24 4 Ubi jalar 3,88 3,50 4,05 5 Tomat 1,50 1,45 1.65 6 Jagung 2,50 2,50 2,02 7 Terong 1,80 1,60 2,80 8 Rica 1,75 1,50 2,01 9 Jahe 1,80 1,70 1,02 10 kunyit 0,90 0,90 1,10 11 Lengkuas 0,95 0,95 1,50 12 kemangi 0,50 0,50 0,40
Sumber : Monografi Kelurahan Anday 2013
Tabel 4 terlihat bahwa komoditi sayuran yang paling besar luasannya
adalah tanaman kangkung yaitu dengan luas tanam 4,01 Ha dengan luas
panen 4,00 Ha, hal ini dikarenakan banyaknya petani dari luar kelurahan
anday yang bercocok tanam di lahan pertanian Kelurahan Anday.
32
Menyusul tanaman ubi jalar yang luasan tanam mencapai 3,88 Ha dengan
luas panen 3,80 Ha, hal ini dikarenakan penduduk asli Kelurahan anday
yang bercocok tanam ubijalar secara turun temurun dan untuk konsumsi
sehari-hari sebagai makanan pokok selain beras.
Tabel 5. Komoditi Buah – buahan dan Perkebunan
No Jenis Tanaman Jumlah (pohon/rumpun)
1 Rambutan 105 2 Durian 45 3 Kelapa 300 4 Mangga 360 5 Jeruk nipis 105 6 Langsat 120 7 Kakao 6.750 8 Melinjo 45 9 pisang 7.500 10 Pepaya 525
Sumber : Monografi Kelurahan Anday 2013
Tabel 5 terlihat bahwa tanaman pisang dengan jumlah pohon yang
paling banyak yaitu 7500 rumpun, ini di karenakan budidayanya tanaman
yang relatif mudah, sedangkan urutan kedua adalah kakao yaitu 6750
pohon ini dikarenakan pernah adanya program pemerintah tentang
pengembangan kakao di kelurahan Anday.
Tabel 6. Jenis Ternak Pemeliharaan
No Jenis ternak Jumlah ternak (ekor)
1 Sapi 40 2 Kambing 15 3 Ayam kampung 3500 4 Babi 120 5 Itik/bebek 95
Sumber : Data monografi Kelurahan Anday 2013
Pada umumnya petani memelihara ternak-ternak tersebut sebagai
usaha sampingan karena ternak-ternak ini berkembang cukup baik di
daerah Kampung Andai dan pemasaran ke Kota Kabupaten cukup baik.
Ternak yang di pelihara hanya di berikan kandang agar tidak keluar
sembarang sehingga tidak merusak tanaman dan lingkungan rumah.
Bagi masyarakat yang tidak mengerti tentang pemeliharaan ternak hanya
33
di lepas bebas sehingga merusak tanaman di kebun serta lingkungan atau
halaman rumah. Oleh sebab itu perlu ada perhatian khusus dari
pemerintah atau dinas-dinas terkait untuk memberikan penyuluhan-
penyuluhan tentang usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan pembangunan
kemasyarakatan lain yang di lakukan oleh masyarakat petani di Kelurahan
Anday.
6. Sarana dan Prasarana Umum
Sarana dan Prasarana umum sangat mendukung aktivitas Ekonomi,
Sosial dan Budaya masyarakat. Sarana dan Prasarana yang ada seperti :
jalan umum/raya, tempat ibadah (Gereja, Mesjid), jaringan air bersih,
sarana pendidikan dan sarana kesehatan yang di miliki Kelurahan Anday,
Distrik Manokwari Selatan seperti pada Tabel 7.
Tabel 7. Sarana dan Prasarana Umum
No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
1. Transportasi (Jalan Aspal) 20 KM Baik
2. Tempat Ibadah :
- Gereja 5 Unit Baik
- Mesjid 2 Unit Baik
3. Puskesmas 1 Unit Baik
4. Jaringan Air Bersih 1 Paket Baik
5. Kantor Distrik 1 Unit Baik
6. Pasar Tradisional 1 Unit Baik
7. Pendidikan :
- PAUD 2 Unit Baik
- Sekolah Dasar 2 Unit Baik
Sumber : Data Monografi Kelurahan Andai 2013
Ketersediaan prasarana umum di suatu wilayah sangat mendukung
upaya percepatan pembangunan serta pengembangan umum Kelurahan
Anday yang merupakan salah satu Kelurahan di Distrik Manokwari
Selatan dimana kondisi-kondisi geografis, sarana dan prasarana
transportasinya sangat mendukung pengembangan pembangunan di
Kelurahan ini. Selain itu memiliki Sarana dan Prasarana lain yang ada di
34
Kelurahan Anday seperti tempat ibadah sarana pendidikan dan sarana
lain sangat mendukung pengembangan Kelurahan di Anday.
Kelembagaan kelurahan ini sebagai pertahanan pembangunan
Kampung seperti pada tabel 8.
Tabel 8. Kelembagaan Kelurahan
No. Kelembagaan Jumlah Keterangan
1. Lembaga Pemerintahan Kelurahan
:
- Kantor kelurahan 1 Baik
2. Lembaga Kemasyarakatan
- Organisasi Wanita Tani (PKK) 1 Aktif
- BAMUSKAM 1 Aktif
- Kelompok Tani 2 Aktif
- Gabungan Kelompok Tani 1 Aktif
Sumber : Monografi Kelurahan Anday 2013
Kelembagaan yang ada di Kelurahan Anday di bentuk sesuai
kebutuhan masyarakat, sehingga diharapkan membantu petani serta
berperan aktif dalam mendukung pembangunan pemerintahan Kelurahan
dan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya di Kelurahan Anday.
Kelurahan Anday di diami oleh beberapa Suku Arfak ; Sou, Marin,
Atam, Meiyah, dan di tambah beberapa suku lain seperti suku Biak, Serui,
Wondama, Jawa, Buton, dan Makassar. Kelurahan Anday sangat
potensial untuk di kembangkan kedepan sebagai tempat pariwisata
karena letaknya strategis karena adanya tempat kawasan penelitian STPP
Manokwari.
B. Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan hasil kajian materi penyuluhan melalui kegiatan survei
dengan tehnik wawancara terhadap petani yang berada di lahan kebun
praktik STPP di Kelurahan Anday dan mempelajari data sekunder yang
tersedia serta melakukan observasi lapangan, maka dapat di
identifikasikan beberapa masalah yang dihadapi petani di Kelurahan
35
Anday khususnya dalam pengelolaan usaha tani tanaman kangkung dan
dirumuskan hal-hal antara lain sebagai berikut :
1) Ketergantungan petani terhadap penggunaan pestisida kimiawi
sintetis sangat tinggi dan dijadikan alternatif pilihan pertama
sebagai upaya pengendalian organisme pengganggu tumbuhan
kangkung khususnya dan tanaman lain pada umumnya.
2) Teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan
menggunakan pestisida organik atau pestisida nabati ternyata
belum populer dikalangan petani dalam pengelolaan tanaman
secara umum.
3) Ada kecenderungan petani selalu melakukan upaya pengendalian
preventif terhadap organisme pengganggu tumbuhan dengan
menggunakan pestisida kimia sintetis secara berlebihan walaupun
kondisi dipertanaman belum menunjukan adanya serangan yang
dapat dikatakan dapat menyebabkan kerugian secara ekonomi,
akibatnya biaya produksi menjadi tinggi dan dapat mengancam
kerusakan ekosistem.
C. Profil Responden
Jumlah petani yang dijadikan responden dalam kegiatan kajian
penyuluhan adalah petani yang berdomisili dilahan kebun praktik STPP di
Kelurahan Anday yang hadir dalam kegiatan penyuluhan berjumlah 15
orang. Semuanya adalah petani yang berkecimpung dalam kegiatan
berusaha tani tanaman sayuran dan tanaman kangkung adalah salah satu
komoditi utamanya disamping kegiatan pertanian lain tentunya.
D. Kajian materi penyuluhan
Dalam kajian materi penyuluhan yang dilakukan adalah penerapan
pestisida nabati daun gamal+daun mimba pada tanaman kangkung untuk
mengendalikan hama ulat grayak dengan 4 perlakuan (P1, P2, P3, P4)
dan 1 tanpa perlakuan (P0). Unsur penunjang potensi agribisnis tanaman
kangkung dengan wawancara pada petani tentang analisa usaha tani
36
tanaman kangkung sehingga dapat diketahui bahwa teknologi baru sangat
tepat untuk di terapkan pada tanaman kangkung terutama di wilayah
kajian di laksanakan yaitu di Kelurahan Anday.
1. Hasil pengamatan gejala serangan hama ulat grayak
Komponen yang diamati dalam 3 kali pengamatan yaitu gejala
serangan hama ulat grayak pada helai daun tanaman kangkung (dengan
ciri daun berlubang-lubang), dalam penerapan pestisida nabati daun
gamal+daun mimba (P1, P2, P3, P4) dan tanpa penerapan pestisida
nabati daun gamal+daun mimba (P0).
a. Gejala Serangan Hama Ulat Grayak Pada Umur 10 Hari Setelah
Tanam
Komponen yang diamati yaitu gejala serangan hama ulat grayak
pada helai daun kangkung (dengan ciri daun berlubang-lubang) Hasil
pengamatan pada umur 10 hari setelah tanam dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung pada umur 10 hari setelah tanam
Sumber : data primer 2014
Dari Tabel 9 dinyatakan dengan penerapan pestisida nabati daun
gamal+daun mimba pada tanaman kangkung pada umur 10 hari setelah
tanam, rata-rata gejala serangan ulat grayak yang presentase gejala
serangannya rendah yaitu P1 (3,73%) dan P2 (4,19%). Sedangkan
tanaman kangkung yang tanpa penerapan pestisida nabati (P0)
presentase gejala serangan mencapai 15,44%. Terlihat bahwa tanaman
37
kangkung dengan penerapan pestisida nabati rata-rata gejala serangan
hama ulat grayak lebih rendah di banding tanpa penerapan pestisida
nabati, dan diikuti dengan konsentrasi yang di terapkan pada perlakuan
P3 dan P4 tidak efektif untuk mengendalikan hama ulat grayak pada
tanaman kangkung karena gejala serangan cukup tinggi..
b. Gejala serangan hama ulat grayak ada umur 17 hari setelah tanam
Komponen yang diamati yaitu gejala serangan hama ulat grayak
pada helai daun kangkung (dengan ciri daun berlubang-lubang) Hasil
pengamatan pada umur 17 hari setelah tanam dapat dilihat pada Tabel
10.
Tabel 10. Gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung pada umur 17 hari setelah tanam
Sumber : data primer 2014
Dari Tabel 10 dinyatakan dengan penerapan pestisida nabati daun
gamal+daun mimba pada tanaman kangkung pada umur 17 hari setelah
tanam, rata-rata gejala serangan ulat grayak yang presentase gejala
serangannya rendah yaitu tetap pada P1 (3,73%) dan P2 (3,86%)..
Sedangkan tanaman kangkung yang tanpa penerapan pestisida nabati
daun gamal+daun mimba (P0) presentase gejala serangan mencapai
8,46%, terlihat bahwa tanaman kangkung dengan penerapan pestisida
nabati daun gamal+daun mimba pada perlakuan P1 dan P2 gejala
serangan hama ulat grayak lebih rendah sedangkan pada perlakuan P3
38
dan P4 gejala serangan cukup tinggi mencapai 14,1% dibandingkan
dengan P0 (tanpa perlakuan) berarti konsentrasi yang di terapkan pada
perlakuan P3 dan P4 tidak efektif untuk mengendalikan hama ulat grayak
pada tanaman kangkung sehingga ulat tetap bertahan untuk memakan
daun kangkung.
c. Gejala serangan hama ulat grayak ada umur 24 hari setelah tanam
Komponen yang diamati yaitu gejala serangan hama ulat grayak
pada helai daun kangkung (dengan ciri daun berlubang-lubang) Hasil
pengamatan pada umur 24 hari setelah tanam terlihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung pada umur 24 hari setelah tanam
Sumber : data primer 2014
Dari Tabel 11 dinyatakan dengan penerapan pestisida nabati daun
gamal+daun mimba pada tanaman kangkung pada umur 24 hari setelah
tanam, rata-rata gejala serangan ulat grayak yang presentase gejala
serangannya rendah yaitu P1 (1,55%) dan P2 (1,73%).. Sedangkan
tanaman kangkung yang tanpa penerapan pestisida nabati daun
gamal+daun mimba (P0) presentase gejala serangan mencapai 15,95%,
terlihat bahwa tanaman kangkung dengan penerapan pestisida nabati
daun gamal+daun mimba pada perlakuan P1 dan P2 gejala serangan
hama ulat grayak lebih rendah sedangkan pada perlakuan P3 dan P4
gejala serangan cukup tinggi dibandingkan dengan P0, berarti konsentrasi
39
yang di terapkan pada perlakuan P3 dan P4 tidak efektif sehingga ulat
tetap bertahan untuk memakan daun kankung.
Hasil dari tiga kali pengamatan rata-rata persentase gejala serangan
ulat grayak pada tanaman kangkung untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 3.
Gambar 3. Grafik Perbedaan persentase gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung dalam 3 kali pengamatan dalam 5 perlakuan
Dari Gambar 3 menunjukkan bahwa dari hasil tiga kali pengamatan
yang tanpa penerapan pestisida nabati (P0) gejala tingkat serangan hama
ulat grayak lebih tinggi, sedangkan yang memakai penerapan pestisida
nabati yang efektif dengan tingkat gejala serangan cukup rendah baik
pada hari ke 10, 17, maupun 24 setelah tanam adalah PI dan P2.
d. Gejala serangan hama ulat grayak 3 kali pengamatan
Tabel 12. Gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung
dalam 3 kali pengamatan
Sumber: data primer 2014
02468
1012141618
Pengamatan 10 hst pengamatan 17 hst pengamatan 24 hst
15,44
8,46
15,95
3,73 3,73
1,55
4,19
1,86 1,73
9,79
14,1
8,24
11,3411,97
16,24
Pre
sen
tase
(%
)
P0 P1 P2 P3 P4
40
Dari Tabel 12 dinyatakan dengan penerapan pestisida nabati daun
gamal+daun mimba pada tanaman kangkung dalam 3 kali pengamatan
rata-rata gejala serangan ulat grayak yang presentase gejala serangannya
rendah yaitu P1 (2,54%) dan P2 (2,86%).. Sedangkan tanaman kangkung
yang tanpa penerapan pestisida nabati daun gamal+daun mimba (P0)
presentase gejala serangan mencapai 13,57%, terlihat bahwa tanaman
kangkung dengan penerapan pestisida nabati daun gamal+daun mimba
pada perlakuan P1 dan P2 gejala serangan hama ulat grayak lebih
rendah sedangkan pada perlakuan P3 dan P4 gejala serangan cukup
tinggi dibandingkan dengan P0, berarti konsentrasi yang di terapkan pada
perlakuan P3 dan P4 tidak efektif sehingga ulat tetep bertahan untuk
memakan daun kangkung, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
4.
Gambar 4. Grafik Perbedaan rata-rata presentase gejala serangan hama ulat grayak dalam 5 perlakuan
Dari Gambar 4 menujukkan bahwa penerapan pestisida nabati daun
gamal+daun mimba yang efektif adalah pada perlakuan antara P1 dan P2,
dimana perbedaan gejala serangan hama ulat grayak antara P1 dan P2
hanyalah 0,32%. Maka penerapan yang sangat dianjurkan adalah pada
perlakuan (P2), yaitu 1:4 (1 liter pestisida nabati daun gamal+daun mimba
di campur dengan 4 liter air).
0
2
4
6
8
10
12
14
16
PO P1 P2 P3 P4
13,57
2,54 2,86
10,03
14,03
Pre
sen
tese
(%
)
41
2. Potensi Agribisnis Tanaman Kangkung
Untuk melihat potensi agribisnis tanaman kangkung dengan cara
wawancara pada petani yang berusaha tani tanaman kangkung yaitu
Bapak Sugito di lahan kebun praktik Anday.
Hasil wawancara biaya produksi dan keuntungan serta peluang pasar,
yaitu penanaman menggunakan 1 kg benih kangkung selama satu
periode tanam dengan masa panen 18-24 hari dengan dengan luas tanam
ukuran 6m x 20m (120m2), adalah sebagai berikut:
a. Pengeluaran
- Sewa tanah :120m2 selama 1 bulan :Rp. 3.000
- Sewa peralatan :Rp.20.000
- Pengolahan tanah pertama : 0,5 HOK :RP.30.000
- Pengolahan tanah kedua : 0,4 HOK :RP.24.000
- Upah tugal : 0,1 HOK :Rp. 6.000
- Upah tanam : 0,1 HOK :Rp. 6.000
- Pembelian benih (1 Kg) :Rp. 60.000
- Pembelian pupuk
1) Pupuk kandang (2 karung) :Rp. 14.000
2) NPK (10 Kg) :Rp. 50.000
3) Urea (5 Kg) :Rp. 12.500 -
- Pestisida (0,5 L) :Rp. 40.000
- Penyiangan : 0,4 HOK :Rp. 24.000
- Upah cabut : 0,3 HOK :Rp. 18. 000
Total biaya produksi :Rp.307.000
b. Pemasukan
Hasil panen (300 ikat) @ 2.200 rupiah : 300xRp.2.200 = Rp.660.000
c. Keuntungan
Untuk sekali periode panen dengan menggunakan benih kangkung 1
Kg keuntungannya adalah : Rp 660.000 – 307.000 = Rp 353.000
42
Hasil wawancara pada petani, besarnya produksi dipengaruhi oleh
masa umur panen. Dimana makin cepat dipanen ± 18 hari setelah tanam
produksinya lebih sedikit dibanding masa umur panen diatas 25 hari
setelah tanam, juga faktor benih kangkung, pemeliharaan yang intensif
juga mempengaruhi akan hasil produksi tanaman kangkung. Ada
tanaman yang tersisa yang tak terikut di panen yang luasannya mencapai
1% dari total luas panen. Sebab-sebab adanya panen tersisa adalah
dikarenakan pertumbuhan yang tidak normal dan terkena serangan hama
atau penyakit, tetapi sisa yang tidak terpanen dimanfaatkan untuk
makanan ternak.
Untuk pemasaran hasil panen tanaman kangkung cukup lancar
dimana pembeli atau pedagang datang langsung ke lahan petani,
sehingga petani tidak mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil
panennya. Pemasaran sayuran kangkung telah masuk dalam pasar
moderen seperti di toko, supermarket atau mall yang konsumen
menghendaki sayuran yang sehat untuk dikonsumsi. Dengan melihat
potensi agribisnis budidaya kangkung dan permintaan pasar yang cukup
tinggi maka jika diusahakan secara kontinyu atau terus menerus akan
menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Maka inovasi baru yang
akan diterapkan sangat tepat untuk menunjang agribisnis tanaman
kangkung.
43
V. PELAKSANAAN PENYULUHAN
A. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dalam beberapa tahap yang
pertama adalah pembuatan demonstrasi plot (demplot) tentang
pengendalian hama ulat grayak pada tanaman kangkung menggunakan
pestisida nabati. Dengan melihat usahatani masyarakat dilahan kebun
praktik Anday adalahan tanaman sayuran dimana tanaman kangkung
adalah salahsatu tanaman utama yang diusahakannya, maka dalam
melaksanakan demplot terletak diantara areal tanaman kangkung milik
petani, dengan tujuan melibatkan petani untuk turut serta dalam
pelaksanaan demplot. Dengan kunjungan atau anjangsana kerumah
petani, ada beberapa orang petani yang mau dan terlibat dalam proses
pelaksanaan demplot dari penanaman sampai dengan panen. Petani
tersebut antara lain Bapak Turjiono, Bapak Budiyono dan Bapak Sugito,
yang ikut dalam proses penanaman, pencampuran pestisida nabati
dengan air, aplikasi pestisida nabati pada tanaman, dan proses
pengamatan serangan hama ulat grayak serta ikut memanen hasil.
Dengan keterlibatan beberapa orang petani dalam pelaksanaan demplot
yang secara langsung mengetahui teknologi baru tersebut, maka secara
tidak langsung petani tersebut memberikan informasi kepada petani lain,
dengan demikian petani di sekitar pelaksanaan demplot akan mengetahui
manfaat pestisida nabati untuk mengendalikan hama ulat grayak pada
tanaman kangkung.
Tahap selanjutnya menyampaikan informasi hasil kajian demplot
kepada petani yang ada dilahan kebun praktik Anday melalui kelompok.
Namum sebelum melakukan penyuluhan, berkoordinasi terlebih dahulu
dengan petugas di kelurahan setempat yaitu kepala Kampung, PPL dan
petani untuk menyampaikan maksud dan tujuan dari penyuluhan itu.
Penyuluhan dilakukan di sekitar tempat tinggal petani dan waktu
44
penyuluhan dilaksanakan saat-saat petani istirahat dari lahannya sehinga
tidak mengganggu aktivitas petani. Dalam melaksanakan penyuluhan
tersebut metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan
demonstrasi cara. Ceramah dan diskusi dimaksudkan untuk
menyampaikan hasil kajian dan saling tukar pengalaman antara penyuluh
dengan petani dan juga atara petani dengan petani lain. Selanjutnya
metode demonstrasi cara adalah untuk memperlihatkan cara pembuatan
pestisida nabati secara langsung kepada petani, sehingga petani bisa
mudah memahaminya, selain metode tersebut juga dibagikan selebaran
kertas yang berbentuk folder sehingga petani akan bisa membacanya
berulangkali untuk lebih mendalami materi tersebut. Selama dalam proses
tahapan-tahapan kegiatan penyuluhan, selaian melakukan pendekatan
kelompok juga melakukan pendekatan perorangan melalui kunjungan
rumah/anjangsana, sehingga tercipta suasana yang akrab sehingga bisa
mengetahui lebih jauh aktifitas keseharian petani dan untuk menambah
keyakinan kepada petani terhadap teknologi baru tersebut.
E. Evaluasi Penyuluhan
1. Evaluasi Aspek Sumber Penyuluhan
Evaluasi terhadap aspek sumber penyuluhan dilakukan untuk
mengetahui efektivitas penyuluh dalam menyampaikan materi tentang
pemanfaatan daun gamal dan daun mimba sebagai pestisida nabati untuk
mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman kangkung. Dengan
evaluasi ini diharapkan akan bisa diketahui kekurangan yang ada dari
penyuluh
Pengukuran penilaian terhadap sumber penyuluhan dilaksanakan
dan dinilai oleh petani sasaran untuk mengukur kemampuan sumber
dalam menyampaikan materi penyuluhan. Hasil penilaian petani sasaran
terhadap sumber penyuluhan dapat dilihat pada Tabel 13.
45
Tabel 13. Penilaian Responden Terhadap Sumber Penyuluhan.
No Nilai Kriteria ∑ Sasaran penyuluhan
Presentase (%)
1 18 - 20 Baik 15 100
2 14 - 17
Cukup Baik
- -
3 10 - 13
Kurang Baik
- -
Total 15 100 Sumber: Data primer 2014
Dari Tabel 13 menunjukan bahwa penilaian responden terhadap
sumber penyuluhan (Mahasiswa) dalam kriteria baik (100%), unsur-unsur
penilaian yang dinilai oleh petani sasaran antara lain adalah unsur
penguasaan materi penyuluhan, ketrampilan penyuluh dalam melakukan
demonstrasi cara, intonasi/penggunaan suara, cara memberikan jawaban
ketika ada pertanyaan, kesopanan penyuluh selama melaksanakan
penyuluhan, ketepatan waktu dan penggunaan bahasa/kalimat.
Selanjutnya untuk mengetahui efektivitas aspek sumber penyuluhan
dapat dapat digunakan rumus:
𝐸𝑝𝑠 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%
𝐸𝑝𝑠 =19,33
20𝑥 100%
= 96,6 %
Efektivitas pencapaian tujuan penyuluhan pada aspek sumber
penyuluhan selanjutnya dikelompokan menjadi 4 kriteria yaitu:
Tabel 14. Efektivitas pencapaian tujuan aspek sumber penyuluhan
No Persentase (%) Kriteria
1 87,5 - 100 Sangat efektif
2 75 - 87,5 Efektif
3 62,5 - 75 Cukup efektif
4 50 - 62,5 Kurang efektif Sumber: data primer 2014
46
Dari Tabel 14 disimpulkan bahwa efektivitas penyuluhan yang
diperoleh sebagai hasil dari kegiatan penyuluhan dilihat dari aspek
sumber penyuluhan yang dilaksanakan di Kelurahan Anday Distrik
Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari dalam rangka Tugas Akhir
mahasiswa masuk dalam kriteria sangat efektif yaitu sebesar 96,6%. Hal
ini menunjukkan bahwa sumber penyuluhan dianggap memiliki kredibilitas
yang baik dalam menyampaikan materi penyuluhan. Kredibilitas yang
tinggi dalam melakukan komunikasi pertanian sering ditentukan oleh
berbagai faktor antara lain: 1) latar belakang pendidikan, pengetahuan
dan pengalaman; 2) karakter yang dimiliki; 3) cinta dan bangga terhadap
pekerjaannya; 4) kepribadian yang dimiliki; 5) tujuan melakukan
komunikasi dan; 6) cara menyampaikan.
2. Evaluasi Aspek Materi, Metode dan Madia penyuluhan
Evaluasi terhadap pemilihan materi, penggunaan metode
penyuluhan yang tepat serta penggunaan media yang tepat dalam
penyuluhan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas terhadap
pencapaian tujuan.
Pengukuran penilaian petani sasaran terhadap aspek penggunaan
materi, media dan metode penyuluhan dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Penilaian Responden Terhadap Aspek materi, metode dan
media penyuluhan.
No Nilai Kriteria ∑ Sasaran penyuluhan
Presentase (%)
1 9 - 10 Baik 13 86,67
2 7 - 8 Cukup Baik
2 13,33
3 5 - 6 Kurang
Baik - -
Total 15 100 Sumber: data primer 2014
Dari Tabel 15 menunjukan bahwa penilaian penggunaan materi,
metode dan media penyuluhan termasuk dalam kriteria baik sebesar
86,67% dan kreteria cukup baik sebesar 13,33%. Adapun unsur yang
47
dinilai adalah kesesuaian materi penyuluhan dengan kondisi usaha tani
petani sasaran di Kelurahan Anday, penggunaan media penyuluhan/folder
serta kesesuaian waktu penyuluhan dengan kondisi kegiatan petani.
Selanjutnya untuk mengetahui efektivitas penggunaan materi,
metode dan media penyuluhan dapat dapat digunakan rumus:
𝐸𝑝𝑚 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖,𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 & 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖,𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 & 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑥 100%
𝐸𝑝𝑚 =9,13
10𝑥 100%
= 91,3 %
Efektivitas pencapaian tujuan penyuluhan pada aspek penggunaan
materi, metode dan media penyuluhan selanjutnya dikelompokan menjadi
4 kriteria yaitu:
Tabel 16. Efektivitas pencapaian tujuan pada aspek materi, metode dan
media penyuluhan
No Persentase (%) Kriteria
1 87,5 - 100 Sangat efektif
2 75 - 87,5 Efektif
3 62,5 - 75 Cukup efektif
4 50 - 62,5 Kurang efektif Sumber: data primer 2014
Dari Tabel 16 disimpulkan bahwa efektivitas penyuluhan yang
diperoleh sebagai hasil dari kegiatan penyuluhan dilihat dari aspek materi,
metode dan media penyuluhan yang dilaksanakan di Kelurahan Anday
Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari dalam rangka Tugas
Akhir mahasiswa masuk dalam kriteria sangat efektif yaitu sebesar 91,3%.
Hal tersebut dipengaruhi oleh materi penyuluhan yang dibutuhkan oleh
sasaran, penggunaan metode penyuluhan yang cukup baik dan pemilihan
media yang sudah tepat kepada sasaran penyuluhan.
Hasil evaluasi pada aspek meteri, metode dan media penyuluhan
oleh petani sasaran adalah sangat efektif, dalam hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor baik dari aspek teknis kondisi pertanaman kangkung,
48
materi yang dibutuhkan olah petani sasaran, penggunaan metode yang
baik dan pemilihan media yang sesuai.
Petani sasaran di Kelurahan Anday yang dominan adalah petani
yang berusaha tani sejak muda sehingga pengalaman bertani sudah
cukup lama, orientasi dalam usahanya sudah mengarah pada agribisnis
yaitu bertani untuk menghasilkan keuntungan. Kondisi petani untuk
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan keluarganya maka petani
berusaha bagaimana dalam usaha taninya yang merupakan pekerjaan
pokok tersebut agar selalu bisa meningkatkan kwantitas maupun kwalitas
hasil panennya. Petani sasaran dalam berusaha taninya dominan
bercocok tanam sayuran, tanaman kangkung adalah salah satu komoditi
utama dikarenakan masa panen kangkung yang tidak terlalu lama dan
permintaan pasar yang kontinyu karena sayuran kangkung selalu diminati
konsumen. Namum dalam budidayanya tidak terlepas dari serangan
hama dan penyakit dan dalam pengendaliannya petani selalu
menggunakan pestisida sintesis, dimana pestisida sintesis dapat
menimbulkan residu pada tanaman. Pemasaran hasil panen kangkung
telah masuk dalam pasar-pasar moderen seperti di supermarket, mall
atau toko-toko , dimana konsumen menghendaki sayuran kangkung yang
mempunyai kwalitas baik dan salah satunya adalah sayuran bebas residu
pestisida, dengan keadaan tren pemasaran tersebut maka petani sangat
respon untuk mau menerapkan pestisida nabati pada tanaman kangkung
yang tidak akan menimbulkan residu pestisida.
Dilihat dari sisi sosial petani walaupun strata tingkat pendidikan
petani yang beragam tetapi pengalaman petani yang sudah cukup lama
dan selalu mengikuti perkembangan tren pasar akan kebutuhan dan
keinginan konsumen akan sayuran kangkung yang sehat untuk
dikonsumsi, maka teknologi baru tersebut sangat di respon oleh petani
untuk kelangsungan usaha taninya. Respon petani tersebut seperti
49
terlihat pada catatan hasil wawancara salah satu petani di kelurahan
Anday :
“ Bapak Sugito merantau dari pulau jawa menuju papua tepatnya di
Kelurahan Anday Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari,
latar belakang Bapak Sugito ketika di Jawa adalah petani, sehingga
ketika berada di Papua Bapak Sugito melanjutkan mata
pencahariannya sebagai petani. Tanaman kangkung adalah salah
satu komoditi utama yang diusahakannya. Pada saat pelaksanaan
demplot mengenai penerapan pestisida nabati untuk mengendaikan
hama ulat grayak pada tanaman kangkung, Bapak Sugito aktif terlibat
mulai dari penanaman sampai panen. Hasil wawancara dikatakannya
bahwa Bapak Sugito ingin mencoba untuk menerapkan pada tanaman
kangkung yang diusahakannya, karena ternyata kegiatan demplot
yang saya ikuti hasilnya bagus, serangan ulat pada daun sangat
rendah, sehingga saya tidak perlu membeli pestisida sintesis kimia
yang akan mengurangi biaya produksi, dan nantinya sayuran
kangkung hasil panen saya nanti semakin diminati konsumen sehingga
saya bisa mananam kangkung secara terus menerus ”.
Pada tahap awal penerimaan teknologi baru tersebut memang petani
akan banyak meluangkan waktu untuk mempelajari dan lebih
memperdalam inovasi tersebut tapi pada akhirnya untuk kelangsungan
usahataninya akan terus berlanjut untuk memperoleh keuntungan.
Sedangkan materi penyuluhan yang disampaikan dibutuhkan oleh
petani sasaran, karena tanaman kangkung adalah salah satu komoditi
utama yang diusahakan oleh petani sasaran untuk menghasilkan
pendapatan dan dengan mengikuti trend permintaan pasar yang
berkembang saat ini yaitu konsumen menghendaki sayuran yang bebas
residu pestisida, maka inovasi tersebut mendapat respon yang baik,
secara ekonomi menguntungkan, dapat diterapkan dan tidak merusak
lingkungan.
Penggunaan metode dan media penyuluhan cukup baik dan tepat
dikarenakan menggunakan kombinasi dari beberapa metode penyuluhan
yaitu membuat demplot untuk mengetahui efektivitas pestisida nabati
50
pada tanaman kangkung untuk mengendalikan hama ulat grayak dengan
melibatkan petani. Hasil dari kegiatan demplot tersebut disampaikan
kepada petani melalui pendekatan perorangan dan pendekatan
kelompok. Pendekatan perorangan dimaksudkan mengenal lebih dekat
dalam suasana akrab untuk menggali lebih jauh dan dapat gambaran
lebih jelas sejauh mana petani dan keluarganya dalam usaha tani
kangkung mau menerapkan alternatif pengendalian hama tanaman
dengan pestisida nabati. Sedangkan pendekatan kelompok dimaksudkan
untuk menghemat tenaga tukar pikiran/pendapat/pengalaman,
memecahkan masalah bidang pertanian dan sebagai wahana kerjasama
antar petani. Sedangkan pemilihan media yang digunakan sudah tepat
dikarenakan menggunakan kombinasi dari beberap media penyuluhan
yaitu penggunaan media folder, benda asli atau benda nyata. Dengan
media folder petani bisa membaca berulang-ulang untuk lebih
memperdalam materi tersebut, sedangkan benda asli atau benda nyata
petani akan mudah dan paham inovasi tersebut. Berikut catatan beberapa
pernyataan dari petani:
“ Selama dalam proses tahapan penyuluhan selalu melibatkan petani,
Bapak Sugito mengatakan; saya mau terlibat dalam kegiatan demplot,
supaya bisa tahu dan nanti saya akan menerapkan dilahan saya jika
hasilnya bagus. Selanjutnya dalam proses kegiatan penyuluhan
berikut catatan pendapat petani: menurut Bapak Budiyono; kalau
dalam penyampaian penyuluhan/ceramah ada materi tertulis yang bisa
dibawa pulang agar saya bisa membaca berulang-ulang dirumah agar
lebih paham lagi. Sedangkan menurut Ibu Sri Wahyuni; seperti yang
penyuluh lakukan yaitu langsung mempraktekan/demonstrasi cara
pembuatan pestisida nabati, saya jadi lebih paham mengenai meteri
penyuluhan ini ”
51
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data dari seluruh
proses kegiatan penyuluhan serta mengacu kepada tujuan yang ingin
dicapai maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Hasil akhir kegiatan demplot dengan penerapan pestisida nabati
dengan konsentrasi 1 liter pestisida nabati di campur dengan 4 liter air
(1:4) bisa mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman kangkung
dengan tingkat gejala serangan hanya 2,53%. Dikarenakan
ketepatan, rutinitas, dan selang waktu semprot pestisida nabati pada
tanaman kangkung. Hal ini berarti pestisida nabati salah satu
alternatif yang potensial untuk mengendalikan hama pada tanaman
secara umum.
2. Efektivitas penyuluhan ditinjau dari aspek sumber penyuluhan
termasuk dalam kriteria sangat efektif yaitu sebesar 96,6% dan
efektivitas penyuluhan ditinjau dari aspek materi, metode dan media
penyuluhan termasuk dalam kriteria sangat efektif yaitu sebesar
91,3%.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas maka
disarankan agar:
1. Teknologi pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
menggunakan pestisida nabati dalam mengendalikan hama tanaman
kangkung maupun tanaman lainnya, perlu disosialisasikan lebih
intensif oleh jajaran dinas lingkup pertanian kepada petani di
Kelurahan Anday Distrik Manokwari selatan, untuk meminimalisir
ketergantungan pestisida kimia sintetis dan dalam rangka menuju
pengelolaan usaha pertanian yang berorientasi pada pertanian
52
berkelanjutan yang lebih mengedepankan keselamatan manusia dan
lingkungan.
2. Perlu dilakukan pendampingan terhadap petani/masyarakat oleh
berbagai pihak dalam rangka pembinaan kepada petani/masyarakat
dari berbagai sektor melalui pendekatan perorangan maupun
kelompok dengan memberdayakan seluruh potensi yang sudah
tersedia didalam lingkungan masyarakat Kelurahan Anday Distrik
Manokwari Selatan demi tercapainya kesejahteraan petani.
53
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2012. Indikator Pembangunan 2th (Hortikultura ATAP2012) http://www.pertanian.go.id/infoeksekutif/horti/isi_dt5thn_horti.php diakses tgl 12-11-2013.
BPS. 2013. Kabupaten Manokwari dalam Angka 2013. http://manokwarikab.bps.go.id/?hal=publikasi_detil&id=1 diakses tgl 7-1-2014.
BPTPH Provinsi Papua Barat. 2013. laporan tahunan daftar jenis-jenis pestisida yang beredar di Kabupaten Manokwari (tidak dipublikasikan).
DEPTAN, 2001. Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian, Balai Diklat Pertanian Sentani. Jayapura.
DEPTAN, 2009. Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian, Jakarta.
Hasanudin,Dr. Ir.MS, 2003. Peningkatan peranan mikroorganisme Dalam Sistem Pengendalian Penyakit Tumbuhan Secara Terpadu. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
Hakim, L.2011. hama ulat grayak pada tanaman kedelai dan teknik pengendaliannya. http://agrotekceh.blogspot.com/p/makalah-hama-ulat-grayak-spodoptura-litura diakses tagl 21-11-22013.
Herna. E.A. Maay. 2013, Pemanfaatan Daun Sirsak Sebagai Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Hama Thrips Pada Tanaman Cabai Di Kampung Susweni Distrik Manokwari Timur Kabupaten Manokwari, KIPA STPP Manokwari.(Tidak dipublikasikan).
Kartasapoetra, 1991. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Mardikanto.T. 1991. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Mardikamto.T. 1993. Penyuluhan Pengembangan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Mardikamto.T, T.2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Padmowihardjo, 1994. Metode Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka. Jakarta.
Padmowihardjo, 1996. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka Jakarta.
54
Padmowihardjo, 2001. Metoda Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka. Jakarta.
Rukmana, R. 2005. kangkung. Kanisius, Yogyakarta.
Suriatna,1988. Metode Penyuluhan Pertanian. Sarana Perkasa. Jakarta.
Soekartawi, 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian University Indonesia Press.
Rachmawaty, D dan Korlina, E. 2009. Pemanfaatan pestisida nabati untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur
Setiawati, dkk.2008. tumbuhan bahan pestisida nabati dan cara pembuatannya untuk mengendalikan OPT, Balai Penelitian Tanaman Sayuran Bandung.
Soedarmanto, 1992. Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian, University Press, Jakarta
Sastrodiharjo, Soelaksono. 1993. Pemanfaatan dan Penyediaan Pestisida Botani dalam Rangka Efisiensi Agro-Input di Perkebunan Rakyat. PAU Ilmu Hayat, ITB: Bandung.
Subiyanto S, 2005. Pestisida nabati pembuatan dan pemanfaatannya, Kanisus, Yogyakarta.
Tora, D.2013. 9 cara pengendalian ulat grayak (Spodoptera Litura). http://om-tani.blogspot.com/2013/04/9-cara-pengendalian-ulat-grayak.html diakses tgl, 12-2-2014
Wowiling, J. 2003. Pestisida nabati mimba (Azadiractha indica A.Juss) dalam pengendalian organesme pengganggu tumbuhan (OPT). http//www:sulut litbang. deptan. go.id/. ../index.php ? option... mimba... opt.. ./17/2011), diakses tanggal 9-2-2014
Zaidun, E. 2012. Metode penyuluhan pertanian. http://agroextension. blogspot.com /2012/03/ normal-false-false-false-en-us-x-none. html diakses tgl, 11-11-2013-0
Zakaria, 2006. Modul Dasar–Dasar Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
55
Lampiran 1.
JADWAL KEGIATAN KIPA
56
Lampiran 2.
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH
Judul : Pemanfaatan daun gamal dan daun mimba sebagai pestisida
nabati untuk mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman
kangkung.
Tujuan : Petani mengetahui daun gamal dan daun mimba sebagai
pestisida nabati untuk mengendalikan hama ulat grayak pada
tanaman kangkung.
Sasaran : Petani dan keluarganya
Metode : Ceramah, diskusi dan demcar
Media : Folder
Waktu : 70 menit
Alat dan bahan : - Alat : kamera digital, ballpoint, folder, kuisioner,
Timbangan, Kain halus, Lesung/blender,
Saringan/tapisan, Volume air, Gelas/piala ukur,
ember.
- Bahan : kertas, daun gamal, daun mimba, air.
Pokok
kegiatan Uraian kegiatan Metode
Media/alat
bantu waktu
Pendahuluan
1. Pengantar/pembukaan
2. Penyampaian tujuan
penyuluhan
Ceramah
ceramah
-
-
2
3
Isi Materi
1. Pemanfaatan daun gamal dan
daun mimba sebagai pestisida
nabati untuk mengendalikan
hama ulat grayak pada
tanaman kangkung
2. Cara membuat pesttisida
nabati daun gamal dan daun
mimba..
Ceramah
/diskusi
Demcar
Folder
Alat dan bahan kajian penyuluhan
20
25
Pengakhiran
1. Kesimpulan
2. Evaluasi/penilaian dari
peserta/ petani tentang
- Aspek sumber penyuluhan
- Aspek materi, metode dan
media penyuluhan
3. Penutup
Ceramah
Cek list
Cek list
-
Kuisioner
-
3
15
2
Manokwari Maret 2014
Mahasiswa/Penyuluh
Sri Hariyadi
57
Lampiran 3.
BIODATA RESPONDEN DAN KUISIONER
A. Identitas Responden pelaksanaan Penyuluhan Pemanfaatan daun gamal
dan daun mimba sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama ulat
grayak pada tanaman kangkung di lahan praktek Kelurahan Andai Distrik
Manokwari selatan Kabupaten Manokwari Propvinsi Papua Barat.
1. Nama : 2. Umur : Tahun 3. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan 4. Alamat : 5. Pendidikan Terakhir : Tidak Sekolah/SD/SLTP/SLTA/PT 6. Pekerjaan Utama : 7. Pekerjaan Sampingan : 8. Kepemilikan Lahan : :
B. Evaluasi Aspek Sumber Penyuluhan
Petunjuk Pengisian
Mohon Bapak/Ibu memberi tanda centang () pada kolom YA atau TIDAK sesuai penilaian atau pendapat Bapak/ibu terhadap pertanyaan dibawah ini:
No Pertanyaan YA TIDAK
1.
Apakah Penyuluh dalam menyampaikan penyuluhan tentang pembuatan pestisida nabati daun gamal+daun mimba mudah dimengerti oleh Bapak/Ibu?
2.
Apakah suara Penyuluh dapat terdengar jelas?
3.
Menurut Bapak/Ibu apakah Penyuluh menguasai cara pembuatan pestisida nabati daun gamal+daun mimba dengan baik?
4.
Apakah Bapak/Ibu puas dengan jawaban yang diberikan oleh Penyuluh?
5.
Menurut Bapak/Ibu apakah penyuluh trampil dalam membuat pestisida nabati daun gamal+daun mimba?
6.
Menurut bapak/ibu bagaimana keseriusan penyuluh dalam menyampaikan penyuluhan ini?
7.
Menurut Bapak/Ibu apakah Penyuluh bersikap sopan selama menyampaikan penyuluhan?
8.
Menurut Bapak/Ibu apakah cara berpakaian Penyuluh menarik?
9.
Apakah penyuluh datang tepat waktu?
10.
Menurut Bapak/Ibu apakah kata dan kalimat yang digunakan penyuluh mudah dipahami?
58
Lampiran 3. Lanjutan
C. Evaluasi Aspek Materi, Media dan Metode Penyuluhan
Petunjuk Pengisian
Mohon Bapak/Ibu memberi tanda centang () pada kolom Ya atau Tidak
sesuai penilaian atau pendapat Bapak/ibu terhadap pertanyaan dibawah
ini:
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Menurut Bapak/Ibu apakah isi / materi penyuluhan
tentang pemanfaatan daun gamal+daun mimba untuk
mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman
kangkung ini dibutuhkan?
2 Menurut Bapak/Ibu apakah isi / materi penyuluhan
tentang pemanfaatan daun gamal+daun mimba untuk
mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman
kangkung ini mudah untuk dilakukan?
3 Apakah penggunaan selembaran kertas ini
memudahkan Bapak/Ibu dalam menerima isi dari
penyuluhan ini?
4 Menurut Bapak/Ibu apakah Kegiatan penyuluhan ini
tepat waktunya? (Tidak mengganggu kegiatan
Bapak/Ibu)
5 Menurut Bapak/Ibu apakah dengan demonstrasi cara
membuat pestisida nabati daun gamal+daun mimba ini
bisa mempermudah dalam memahami isi/materi
penyuluhan?
59
Lampiran 4. Folder
60
Lampiran 5.
Daftar Identitas/Profile Responden
61
Lampiran 6.
PEMERINTAH KABUPATEN MANOKWARI
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN MANOKWARI
W K P P KELURAHAN ANDAY
Anday, 05 Mei 2014
Perihal : Undangan
Penyuluhan Pertanian
K a p a d a
Yth.Bapak/Ibu/sdr/i...........................
Di -
A N D A Y
Dengan Hormat
Sehubungan dengan pelaksanaan penyuluhan pertanian oleh mahasiswa
STPP Manokwari dalam rangka kegiatan Karya Ilmiah Penugasan Akhir (KIPA)
untuk para petani di kelurahan Anday, maka kami mengundang kepada
bapak/ibu/sdr/i untuk hadir bersama-sama, yang sedianya akan dilaksanakan pada;
Hari/tgl : Rabu, 07 Mei 2014
Jam : 09.00 s/d selesai
Tempat : Diruang pertemuan kelas lapangan kebun praktik Anday
Acara : Penyuluhan tentang pemanfaatan daun gamal+daun mimba sebagai
pestisida nabati untuk mengendalikan hama ulat grayak pada
tanaman kangkung.
Demikian perhatiannya, atas kehadirannya tak lupa diucapkan terimakasih.
PPL WKPP Kelurahan
Anday
S A R T O N O, S.ST
NIP. 19680313 199303 1 012
62
Lampiran 7.
63
Lampiran 7. lanjutan
64
Lampiran 8.
Rekapitulasi Hasil Penilaian Aspek Sumber Penyuluhan
Prosentase Hasil Evaluasi Aspek sumber penyuluhan
𝐸𝑝𝑠 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%
𝐸𝑝𝑠 =19,33
20𝑥 100%
= 96,6 %
Kriteria : Sangat Efektif
Eps : Efektivitas penyuluhan aspek sumber
65
Lampiran 9.
Rekapitulasi Hasil Penilaian aspek Materi, Media dan Metode penyuluhan
Prosentase Hasil Evaluasi Aspek Materi, Metode dan Media penyuluhan
𝐸𝑝𝑚 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖,𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 & 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖,𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 & 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑥 100%
𝐸𝑝𝑚 =9,13
10𝑥 100%
= 91,3 %
Kriteria : Sangat Efektif
Epm : Efektivitas penyuluhan aspek sumber materi, metode dan media
penyuluhan
66
Lampiran 10.
JADWAL KEGIATAN KAJIAN MATERI PENYULUHAN
PEMANFAATAN PESTISIDA NABATI DAUN GAMAL+DAUN MIMBA
UNTUK MENGENDALIKAN HAMA ULAT GRAYAK PADA TANAMAN
KANGKUNG
67
Lampiran 11.
68
Lampiran 12
Peta Tempat Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Di Kelas Lapangan Lahan Praktik STPP
di Kelurahan Anday.
69
Lampiran 13
70
Lampiran 13 lanjutan
71
Lampiran 14.
72
Lampiran 14 Lanjutan
73
Lampiran 15. Visualisasi Kajian Materi Penyuluhan
Kajian Materi Penyuluhan
74
75
Lampiran 16. Visualisasi Pelaksanaan Penyuluhan
Kegiatan Penyuluhan
76
top related