spm breakfirst meeting
Post on 04-Aug-2015
28 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SPM, Problema Implementasinya, dan Agenda Aksi?
Agus Dwiyanto MAP UGM
SPM, kewajiban daerah, dan kepas@an pelayanan
• SPM adalah instrumen NKRI untuk menjamin kepas@an pelayanan dan keadilan sosial kepada semua warga negara.
• SPM mewajibkan daerah untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang dijamin oleh konsitutsi dan peraturan perundangan lainnya, se@dak-‐@daknya sesuai dengan standar minimal/ target pencapaian yang telah ditentukan dalam SPM.
SPM, kewajiban daerah….. (2) • SPM mewajibkan daerah memenuhi jenis dan mutu pelayanan kebutuhan dasar yang menjadi urusan wajib, berupa masukan, proses, dan hasil.
• Indikator pencapaian SPM: – Bagi warga adalah instrumen untuk mengontrol penyelenggaraan pemerintahan daerah.
– Bagi daerah menjadi pedoman dalam penyelenggara pelayanan kebutuhan dasar
– Bagi pemerintah menjadi dasar untuk melakukan pengembangan kapasitas, Binwas, dan evaluasi kinerja pemerintah daerah.
Problema Implementasi (umum) ? • Internalisasi dan pelembagaan SPM dalam
penyelenggaraan pemerintahan belum secara op@mal dilakukan. Kementrian belum menjadikan SPM sebagai dasar untuk alokasi DAK, hibah dan sumber dana lainnya ke daerah. Daerah belum memasukan target pencapaian SPM kedalam RPJMD dan renstra SKPD terkait.
• Pemerintah menerbitkan SPM, membiarkannya, dan menganggap bahwa implementasi SPM menjadi urusan daerah sepenuhnya. Sebaliknya, daerah menganggap SPM @dak lebih dari ambisi pemerintah yang @dak realis@s untuk dilaksanakan oleh daerah.
• SPM belum mampu mengubah pola pikir dan prilaku kementrian sektoral, daerah, masyarakat dan para pemangku kepen@ngan di daerah.
Problema Implementasi (kementrian) ?
• Kementrian sektoral umumnya belum menentukan prioritas dalam pelaksanaan target SPM. Tanpa prioritas daerah sulit melaksanakannya.
• Banyak kementrian sektoral belum melakukan Binwas dalam pelaksanaan SPM. Peran gubernur sebagai wakil pemerintah belum dimanfaatkan dlm pelaksanaan SPM ?
• Fasilitasi oleh pemerintah dalam pengembangan kapasitas daerah berbasis pada pencapaian SPM belum secara op@mal dilakukan
• Alokasi DAK dan sumber-‐sumber APBN belum secara langsung dikaitkan dengan pelaksanaan SPM di daerah
Problema Implementasi (daerah)
• Pemahaman daerah tentang SPM amat beragam – Banyak daerah membuat SPM untuk berbagai pelayanan diluar 13
SPM yang ditetapkan oleh pemerintah. Fokus daerah menjadi terpecah dan pelaksanaan SPM kurang op@mal.
• Daerah kesulitan melakukan penganggaran – Sebagian besar APBD untuk gaji dan operasional birokrasi. Sisa yang
ada dalam diskresi daerah sangat kecil, karena sebagian digunakan utk cost sharing. Ke@ka dana pemerintah yang dialokasikan ke daerah @dak dikaitkan dengan pelaksanaan SPM maka implementasi SPM di daerah menjadi semakin sulit.
– Bad governance dalam prak@k penganggaran (20: 80 persen rule?; Dana aspirasi yang cenderung digunakan utk fisik). Poli@k penganggaran yang kurang berpihak pada warga.
Problema Implementasi (daerah)? • Daerah belum dihadapkan pada konsekwensi atas kegagalan untuk mencapai target SPM. Kegagalan mencapai target SPM belum terkait langsung dengan penilaian kinerja daerah dan konsekwensinya? – Incen@ves dan disincen@ve belum jelas bagi KDH ataupun bagi daerah
• Daerah umumnya kurang memiliki kepercayaan diri untuk melaksanakan SPM. – Kemampuan fiskal terbatas dan salah memahami bahwa pelaksanaan SPM dapat dilakukan secara bertahap
Problema Implementasi (substansi)
• Jumlah SPM cukup banyak (13) , cakupan sangat luas, dan standar sangat @nggi
• Cakupan input, proses, output – Tidak ada jaminan bahwa input dan proses akan menghasilkan output
• Standar terlalu @nggi, misal: – Tersedia SD/MI dalam jarak maksimal 3 km, SMP/MT 6 km dr permukiman permanen terpencil”
– Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendaraan dengan selamat
– Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman
Perbaikan strategi implementasi? • Pelaksanaan SPM harus bertahap dan mengacu pada prioritas yang jelas,
sesuai dengan kapasitas daerah dan pemerintah dalam memfasilitasinya – Kementrian sektroal menentukan prioritas SPM – Orientasi pada pencapaian output – Penentuan prioritas berdasar kemampuan daerah dan pemerintah
memfasilitasinya • Daerah perlu diperkuat kepercayaan dirinya untuk dapat melaksanakan
SPM – Pelaksanaan SPM sebaiknya dimulai dari yang mungkin dan ada dalam
jangkauan daerah, bukan dari yang seharusnya. Keberhasilan pencapaian target SPM akan meningkatkan kepercayaan diri daerah
– Kaitkan alokasi DAK dan sumber-‐sumber APBN lainya dengan pelaksanaan SPM
– Beri penghargaan dan apresiasi bagi daerah yang sudah memulai dan berhasil melakukannya
Perbaikan strategi implementasi? • Pelembagaan SPM kedalam perencanaan dan evaluasi kinerja daerah. Indikator pencapaian SPM harus menjadi sasaran perencanaan pembangunan daerah (RPJMD). – Evaluasi dokumen perencanaan berbasis pada rencana pencapaian target SPM.
– Evaluasi kinerja daerah harus mengacu pada evaluasi keberhasilan pencapaian indikator pencapaian SPM
• Sosialisasi indikator pencapaian SPM kepada para pemangku kepen@ngan di daerah agar ada tekanan pada pencapaian SPM oleh warga dan pemangku kepen@ngan.
Review substansi SPM?
• Penentuan prioritas pencapaian SPM masing-‐masing sektor
• Pembuatan roadmap pencapaian indikator SPM • Pemberian diskresi kepada daerah untuk melakukan adjustment prioritas sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah
• Review SPM secara periodik untuk melakukan penyesuaian terhadap dinamika kebijakan nasional, kapasitas pemerintah, dan aspirasi masyarakat
Peningkatan kapasitas daerah • Pengembangan kapasitas daerah untuk pelaksanaan SPM. Kementrian memetakan kapasitas daerah dalam pelaksanaan SPM dan mengalokasikan DAK berdasarkan kesesuaian antara kebutuhan daerah dengan prioritas nasional dalam pencapaian SPM.
• Penguatan kapasitas gubernur sebagai wakil pemerintah untuk pelaksanaan fungsi Binwas dalam pelaksanaan SPM. Se@ap kementrian menganggarkan dekonsentrasi Binwas kepada gubernur sebagai wakil pemerintah.
top related