sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali
Post on 26-Dec-2015
138 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu kebutuhan utama manusia adalah papan. Yang dimaksud dengan papan di
sini adalah rumah tinggal atau bangunan secara umumnya. Di tempat inilah manusia
melakukan segala aktivitasnya sehari-hari, dari awal bangun tidur sampai nantinya kembali
untuk tidur lagi. Untuk itulah setiap bangunan pasti mempunyai fasilitas-fasilitas yang
mendukung dan memenuhi kebutuhan tersebut.
Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan dari fasilitas bangunan yang berfungsi
untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi
serta mobilitas dalam bangunan. Menurut Vitruvius, Utilitas adalah pengaturan ruang yang
baik, didasarkan pada fungsi, hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan. Jadi Utilitas
adalah salah satu elemen penting dalam arsitektur selain firmitas (kekuatan) dan venusitas
(keindahan).
Dalam merancang bangunan kita harus selalu memperhatikan dan menyertakan
faslitas utilitas bangunan yang nantinya dikombinasikan dengan perancangan arsitektur,
struktur, interior, dan sebagainya. Dengan penentuan sistem utilitas yang baik dan sesuai
pada bangunan, pengguna dapat merasa nyaman dan aman untuk melakukan aktifitas dalam
bangunan sehingga bangunan dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Ada 6 komponen utilitas dalam bangunan, diantaranya adalah:
1. Sistem Plumbing
2. Sistem Sampah
3. Sistem Penghawaan Alami
4. Sistem Pencahayaan Alami
5. Sistem Pengkondisian Udara
6. Sistem Transportasi Bangunan
Komponen-komponen utilitas tidak hanya ada pada bangunan kecil, namun juga pada
bangunan tingkat tinggi dan bentang lebar, salah satunya adalah hotel. Studi kasus yang kami
ambil adalah bangunan hotel, yaitu Bali Quincy Hotel, salah satu hotel yang masih dalam
proses pembangunan yang terletak di Jimbaran.
Sebagai bangunan tinggi dan besar, serta termasuk bangunan publik yang umum,
hotel bintang 4 ini harus memiliki sistem transportasi yang dapat menunjang kenyamanan
para pengunjung, baik sistem transportasi mekanis ataupun sistem transportasi non mekanis
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka kami melakukan studi lapangan di
proyek hotel ini. Dalam makalah ini kami membahas masalah sistem transportasi bada
bangunan yang ada pada Bali Quincy Hotel, Jimbaran. Teori-teori yang kami dapatkan di
kampus kami jadikan sebagai bekal dan dasar untuk kami bandingkan dengan apa yang
terjadi di lapangan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Apa pengertian sistem transportasi bangungan?
1.2.2. Bagaimana penerapan sistem transportasi pada bangunan?
1.3. TUJUAN PENULISAN
1.3.1. Memahami pengertian sistem transportasi pada bangunan.
1.3.2. Mengerti bagaimana penerapan sistem transportasi pada bangunan.
BAB IIKAJIAN TEORI
Keberadaan gedung – gedung tinggi pada jaman modern ini bukan merupakan hal
yang baru. Seiring dengan berjalannya perkembangan arsitektur gedung tinggi, pengetahuan
teknologi pun berjalan dengan sangat pesatnya. Salah satu teknologi yang sampai saat ini
masih dikembangkkan dalam bangunan adalah sistem transportasi. Sistem transportasi pada
bangunan dapat mempermudah gerak manusia ataupun barang dalam melakukan perpindahan
dari lantai satu ke lantai lainnya. Bayangkan saja jika suatu bangunan tinggi tanpa sistem
transportasi mekanis, bisa jadi kenyamanan civitas terganggu dan memperlambat pergerakan
perpindahan dari lantai ke lantai. Untuk itu, mengingat pentingnya sistem transportasi pada
bangunan, kami melakukan observasi tentang bagaimana sistem kerja transportasi pada
bangunan, dan dasar – dasar pertimbangan dalam memilih sistem transportasi pada bangunan.
BAB IIIPEMBAHASAN
3.1. Pengertian Transportasi Pada Bangunan
3.2. Sistem Transportasi Pada Bali Quincy Hotel
3.2.1 Lift
Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut
orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi,
biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya
hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada zaman modern mempunyai
tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan. Pada bangunan
Bali Quincy Hotel, transportasi utama pada bangunan menggunakan lift, mengingat hotel
ini terdiri dari 5 lantai dan memerlukan sistem transportasi bangunan yang memadai. Dari
penjelasan tersebut, maka keberadaan lift dapat mempercepat, mempermudah, dan
memperingan pengangkutan penumpang ataupun barang dari lantai satu menuju lantai
yang lainnya. Pada bangunan Bali Quincy Hotel terdapat tiga jenis lift yang mempunyai
kegunaan yang berbeda - beda untuk menunjang kenyamanan dalam melakukan
perpindahan baik penumpang ataupun barang. Adapun jenis – jenis lift yang terdapat
pada bangunan hotel tersebut adalah:
a. Lift Penumpang.
Lift pada bangunan ini menjadi alat transportasi utama pada bangunan ini. Lift ini
diperuntukan bagi tamu, ataupun pengunjung hotel yang melakukan perpindahan ke
lantai yang berbeda. Lift jenis ini paling banyak di gunakan di perkantoran , mall,
apartemen dan gedung gedung publik,. Maka tingkat safetynya sangat tinggi karena
menyangkut keselamatan manusia.Perletakan lift ini diposisikan di central bangunan agar
mempermudah pengunjung dalam mengakses lift. Terdapat dua buah Lift penumpang
pada Bali Quincy hotel dengan kapasitas dalam masing masing lift 300 kg ~ 1.000 kg
dengan kecepatan 60 mpm atau 75 mpm. Jadi satu lift dapat menampung 5 sampai
dengan 15 orang. Dengan adanya lift tersebut, maka kenyamanan pengunjung menjadi
prioritas utama dalam pengelolaan sistem transportasi Lift pada bangunan.
b. Lift Barang atau biasa disebut Lift Service
Berfungsi untuk mengangkut barang dalam jumlah dan berat yang tertentu dan
mempunyai bukaan pintu side opening (so), dalam keadaan darurat atau kebakaran, lift
barang harus dapat difungsikan sebagai lift kebakaran. Perletakan lift barang ataupu lift
servise pada bangunan Bali Quincy Hotel diposisikan di dekan Dapur, dan di dekat house
keeping. Hal ini dimaksudkan agar aktivitas di dalam lift barang yang biasanya sibuk
tidak terekspose oleh pengunjung, dan tidak mengganggu kenyamanan pengunjung.
Selain itu, posisi tersebut dimaksudkan karena civitas pengguna lift barang ataupun lift
servise ini adalah para pegawai atau enngineering yang mengangkut alat atau membawa
barang yang berat untuk dipindahkan dari lantai satu ke lantai yang lainnya.
Ukuran lift barang tentunya lebih besar dari lift penumpang.
c. Lift Dakting Laundry.
Yaitu lift yang digunakan untuk mengangkut atau membawa pakaian kotor menuju ruang
laundry. Hal ini diperuntukkan agar pakaian kotor tidak diangkut secara manual, dan hal
tersebut dapat menggangu kenyamanan para mengunjung. Maka dari hal tersebut, lift
dakting difungsikan sebagai sistem transportasi pengangkut pakaian kotor. Perletakan lift
ini yaitu berdampingan dengan ruang house keeping, dimana ruang ini tidak terekspose
publik, dan pakaian kotor dapat dengan cepat diproses untuk dicuci di dalam laundry
hotel.
Waktu menunggu (interval, waiting time)
Kesabaran orang untuk menunggu lift tergantung kota dan Negara dimana gedung itu
ada. Orang-orang di kota besat lazimnya kurang sabar dibanding dengan orang-orang di
kota kecil. Adapun standard waktu tunggu lift di dalam Hotel ialah: 40-70 detik
Waktu menunggu minimum adalah sama dengan waktu pengosongan lift ialah kapasitas
lift x 1,5 detik per pengunjung.
Dari jenis – jenis lift yang terdapat pada bangunan hotel ini, maka terdapat beberapa
komponen pendukung kinerja sistem transportasi lift tersebut. Adapun komponen –
komponen lift yang ada dalam Bali Quincy Hotel diantaranya:
1. Ruang mesin ( Machine Room )
Ruang mesin adalah ruang terpenting, dimana diruangan tersebut terjadinya semua
proses pengoperasian elevator berlangsung secara keseluruhan. Didalam ruang mesin
terdapat beberapa alat penggerak elevator.
2. Motor penggerak
Motor penggerak elevator ini memiliki asupan daya tegangan bolak-balik (Ac) dari PLN
yang sangat berperan dalam pelaksanaan kerja elevator, motor penggerak ini mempunyai
kemampuan putar antara 50 putaran per menit sampai dengan 210 putaran per menit.
Dengan kapasitas tegangan motor yang disesuaikan dengan kapasitas angkut. Motor
penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet ( magnetic brake ) yang berfungsi menahan
motor ketika kereta telah sampai pada lantai yang dituju, pergerakan cepat atau
lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable Logic Control) . Motor penggerak
dalam menarik dan menurunkan elevator menggunakan tali baja ( rope ) yang melingkar
pada puli mesin ( sheave ).
3. Governor
Governor adalah komponen penggerak utama dalam elevator, didalam governoor ini
terdapat saklar yang berfungsi untuk menonaktifkan semua rangkaian sehingga
otomatisasi elevator mati dan tidak berfungsi. Selain saklar juga terdapat pengait rem,
pengait rem ini berfungsi untuk menghentikan kawat selling dan kawat selling ini
menarik rem yang ada di kereta elevator.
4. Panel
Panel ini adalah tempat control elevator secara otomatis, panel ini terdapat inverter motor
dan program logic control yang berfungsi untuk mengatur geraknya elevator.
5. Ruang luncur
Ruang luncur ini adalah tempat dimana elevator beroperasi berbentuk lorong vertikal,
disinilah elevator menjangkau tiap-tiap lantainya.didalam ruang luncur ini terdapat
beberapa komponen utama yang tak kalah pentingnya dibandingkan dalam ruang mesin.
6. Kereta ( Sangkar )
Kereta elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua sisinya,
pada sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail ( sliding guide ) yang berfungsi
memandu atau menapaki rail.
7. Saklar Pintu
Saklar pintu atau sering disebut dengan door contact adalah salah satu komponen
yang termasuk penting dalam pengamanan elevator, cara kerja dari saklar pintu ( door
contact ) ini adalah saklar di hubungkan kabel saklar pintu ( door contact ) tiap-tiap
lantai secara seri.
Apabila salah satu pintu dibuka secara sengaja maka elevator tidak akan bekerja, ini
dikarenakan untuk keselamatan pengguna elevator atau bagian perawatan elevator.
8. Bobot imbang ( counterweight )
Bobot imbang atau counterweight biasanya terpasang dibelakang atau disamping
kereta elevator, bobot dari bobot imbang ini harus sesuai dengan ketentuan yang ada.
Faktor-faktor yang menentukan berapa berat dari bobot imbang ini diantaranya harus
memperhitungkan berat kereta, kapasitas penuh pada kereta dan faktor keseimbangan.
9. Peralatan Pengaman ( Safety Device )
Peralatan pengaman safety device pada lift meliputi
a. Circuit braker
Memutuskan sumber (aliran) listrik dari panel induk (sub panel) ke panel control lift.
Menjaga peralatan elektronik dari lift jika terjadi arus lebih (over current).
b. Governoor
Memutuskan power/aliran listrik ke control panel lift jika governor mendeteksi
erjadinya overspeed (kecepatan lebih) pada traffict lift (putaran roda pulley
governoornya). Menjepit sling governor (catching).Secara mekanik bandul governor
akan menjepit sling overnor (rope governor) dan dengan terjepitnya sling ini,maka
sling ini akan menarik safety wedge pada unit safety gear/safety
wedge yang terletak di bawah car lift dan akan mencengkaram rail untuk
melakukan pengereman secara paksa terhadap lift.
c. Final limit switch (upper/bagian atas)
Merupakan double proteksi untuk menghentikan operasi lift jika limit switch (upper)
gagal beroperasi.
d. Limit switch (upper/bagian atas)
Berfungsi menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai tertingginya.
e. Emergency exit (manhole)
Penumpang dapat di evakuasasi dari dalam sangkar melalui manhole ini pada saat
emergency.Manhole ini hanya dapat di buka dari sisi luar bagian atas.jika pintu ini
terbuka lift otomatis akan berhenti.
f. Emergency light (lampu emergency)
Lampu emergency akan menyala secara otomatis jika terjadi pemadaman
sumber listrik.Lampu ini dapat bertahan rata-rata sampai dengan 15 menit.
g. Safety gear/safety wedge
Melakukan pengereman (menjepit) terhadap rail jika governor mendeteksi terjadinya
over speed.
h. Limit switch (Lower/bagian bawah)
Menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai terendahnya.
i. Final limit switch (lower/bagian bawah)
Merupakan double proteksi untuk menghentikan opersi lift jika limit switch
gagal beroperasi.
j. Lubang kunci pintu luar
Terletak di sisi sebelah atas dari pintu luar lift yang memungkinkan untuk di buka
jika ingin melakukan pertolongan darurat pada penumpang jika terjadi emergency.
k. Door lock switch
Mencegah pintu terbuka pada saat lift sedang beroperasi (running).Pintu hanya
dapat di buka setelah sangkar berhenti.
l. Interphone
Penumpang dapat berkomunikasi dengan petugas teknisi (building maintenance)
di ruang mesin,ruang control atau ruang security jika terjadi pemdaman listrik atau
hal emergency.
m. Safety shoe
Mendeteksi gangguan pada saat pintu akan menutup dan membuka kembali
jika mendeteksi sesuatu.Photocell dapat di gunakan secara bersamaan safety shoe ini.
n. Weighing Device (pendeteksi beban)
Memberikan / mengaktifkan buzzer alarm pada saat weighing device ini mendeteksi
beban sangkar yang berlebih.jika weighing device ini aktif pintu lift akan tetap
terbuka
sampai dengan sangkar di kurang bebannya.
o. Apron
Mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang luncur lift) pada saat
penumpang mencoba keluar ketika lift berhenti tidak level.
p. Buffer
Jika sangkar atau counterweight (beban penyeimbang) bergerak ke arah paling bawah,
buffer akan mengurangi terjadinya shock (guncangan).
10. Lobi lift ( Lift Hall ):
a. Lobi lift (Lift Hall) adalah ruang bebas yang lerletak didepan pintu hall lift.
b. Tombol Lantai (Hall button ) adalah Tombol pemanggil kereta, di hall.
c. Sakelar Parkir (Parking switch) terletak di lobby utama didekat tombol lantai (hall
button),
berfungsi mematikan dan menjalankan lift.
d. Sakelar Kebakaran (Fireman Switch) terletak di lobby utama disisi atas hall button,
berfungsi untuk mengaktipkan fungsi fireman control atau fireman operation.
e. Petunjuk Posisi Kereta (Hall indicator) terletak di transom masing-masing lift.
11. Konstruksi tali baja tarik
Tali baja tarik khusus untuk lift harus dibuat dari kawat baja yang cukup kuat,
tetapi cukup lemas tahan tekukan, dimana tali tersebut bergerak bolak balik melalui
roda.
3.2.2 Tangga
Tangga merupakan salah satu bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai
penghubung antara lantai pada bangunan bertingkat . pada bangunan Bali Quincy
Hotel, penggunaan tangga diperuntukan bagi karyawan hotel, dan engineering. Selain
itu, tangga pada hotel ini juga diperuntukan sebagai jalur sirkulasi dan transportasi
jika terjadi keadaan yang gawat, atau tangga tersebut digunakan sebagai tangga
darurat.. Ukuran tangga yang terdapat pada hotel ini cukup lebar dengan sirkulasi dua
jalur. Bahan penutup tangga ini juga terbuat dari bahan anti selip, guna mendukung
aktivitas house keeping dalam menjalankan pekerjaannya. Posisi perletakkan tangga
pada hotel ini yaitu berada di sudut bangunan, dan tempat di dekat kitchen ataupun
house keeping. Dengan posisi ini maka:
• tangga pada hotel ini hemat dalam menggunakan ruangan,
• mudah ditemukan oleh semua orang
• mendapat cahaya matahari pada waktu siang
• tidak menggangu lalu lintas orang banyak
• kokoh dan stabil bila dilalui orang dan barang sesuai dengan perencanaan
• sederhana, layak, sehingga mudah dan cepat pengerjaannya serta murah biayanya.
• Rapi, indah, serasi dengan keadaan sekitar tangga itu sendiri.
Pada gedung hotel ini material tangga yang digunakan menggunakan konstruksi
tangga beton dengan bentuk Tangga ‘U ‘dengan menggunakan bordes.
Bagian – bagian tangga pada Bali Quincy hotel:
Ibu tangga
Merupakan bagian tangga yang berfungsi mengikat anak tangga. Material yang
digunakan untuk membuat ibu tangga misalnya antara lain, beton bertulang, kayu,
baja, pelat baja, baja profil canal, juga besi.Kombinasi antara ibu tangga dan anak
tangga biasanya untuk bu tangga misalnya, beton bertulang di padukan dengan anak
tangga dari bahan papan kayu, bisa juga keduanya dari bahan baja, untuk ibu tangga
menggunakan profil kanal untuk menopang anak tangga yang menggunakan pelat baja
Anak tangga
Merupakan elemen dari tangga yang perlu perhatian cukup penting. Karena sering
dilalui untuk naik turun pengguna, bahan permukaan anak tangga harus benar-benar
aman, nyaman agar terhindar dari kemungkinan kecelakaan seperti terpeleset karna
licin atau terlalu sempit. Anak tangga terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian horizontal
(pijakan datar) dan vertical (pijakan untuk langkah naik). Ukuran lebar anak tangga
untuk hunian berkisar antara 20-33 cm. dan untuk bagian vertical langkah atasnya
berkisar antara 15-18 cm. untuk ukuran tangga darurat, bagian vertical mencapai 2o
cm.
Railing:
Merupakan pegangan dari tangga. Penggunaan railing ini penting untuk diperhatikan,
misalnya menjaga anak-anak yang ingin menaiki tangga, agar terjaga keselamatannya.
Ukuran pegangan railing tangga dengan ukuran diameter 3,8 cm merupakan ukuran
yang bisa mengakomodasi sebagian besar ukuran tangan manusia.
Bordes
Bordes biasa juga disebut Landing. Merupakan bagian dari tangga sebagai tempat
beristirahat menuju arah tangga berikutnya. Bordes juga berfungsi sebagai pengubah
arah tangga. Umumnya, keberadaan bordes setelah anak tangga ke 15. Kenyamanan
bordes juga perlu diperhatikan, untuk lebarnya harus diusahakan sama dengan lebar
tangga.
Baluster :
Merupakan penyangga pegangan tangga, biasanya bentuknya mengarah vertical.
Material baluster bisa terbuat dari kayu, besi, beton, juga baja. Terkadang juga saya
pernah melihat material baluster menggunakan kaca. Untuk keamanan dan
kenyamanan pengguna tangga, usahakan jarak antar baluster tidak terlalu jauh,
terutama untuk keamanan anak kecil.Untuk ukuran ketinggian baluster, standarnya
kurang lebih antara 90-100 cm.
Perhitungan dan standarisasi bentuk tangga serta ukurannya
Membuat tangga disamping keindahan perlu diperhatikan segi - segi teknisnya, harus
diperhatikan juga kemudahan, rasa aman, bagi orang yang melaluinya.
- Lebar anak tangga
a. Untuk rumah tinggal, lebar anak tangga 80 cm.
b. Untuk bangunan umum, lebar anak tangga 120 cm s/d 200 cm.
c. Untuk tangga darurat, lebar anak tangga bisa 70 cm.
Tetapi dapat juga diperhatikan jika yang melewati berpapasan di satu anak tangga:
a. Untuk satu orang, lebarnya 60 - 80 cm
b. Untuk dua orang, lebarnya 120 cm
c. Untuk tiga orang, lebarnya 180 cm
- Lebar dan tinggi anak tangga (trap)
Semua anak tangga harus dibuat bentuk dan ukuran yang seragam, dan untuk
memberi kenyamanan bagi yang turun dan naik tangga perlu diperhatikan lebar dan
tinggi anak tangga
Rumus untuk anak tangga (undak - undak)
2t + l = 60 - 65 cm
t = tinggi anak tangga (tinggi tanjakan = optrede
l = lebar anak tangga (lebar injakan = aantrede)
Rumus diatas didasarkan pada;
- Satu langkah arah datar antara 60 - 65 cm.
-Untuk melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih besar dari pada
melangkah datar.
Lebar dan tinggi anak tangga sangat menentukan kenyamanan, yang naik tidak cepat
lelah dan yang turun tidak mudah tergelincir.
Umumnya ukuran:
t = tinggi tanjakan; 16 - 20 cm atau 14 - 20 cm. (Masih mudah didaki).
l = lebar tanjakan; 26 - 30 cm atau 22,5 - 30 cm. (Seluruh telapak kaki (sepatu) dapat
berpijak penuh).
Hitungan tangga pada bali Quincy Hotel:
Selisih tinggi lantai = 320 cm.
dicoba t = 18 cm
l = 28 cm
2t + l = 2. 18 + 28 = 64 cm
Jadi, tangga boleh dipakai.
£ anak tangga = 320 / 18 - 1 = 17,778 - 1 = 16,778 buah
Jumlah anak tangga yang tidak merupakan bilangan bulat, diatasi dengan cara;
- Jumlah anak tangga yang dibulatkan keatas menjadi 17 buah. Selisih beda tinggi
anak tangga dibagi merata: 320 / t -1 = 17 ’ t = 17, 778 cm.
- Mengingat selisih tinggi kurang dari 1 cm, tidak akan terasa, maka beda tinggi
anak tangga diletakkan pada satu anak tangga yang paling dibawah atau paling atas.
- Ukuran ruang tangga:
Ruang tangga harus dibuat leluasa, terang dan segar, harus diberi lubang ventilasi
untuk dapat udara segar dan penerangan alam, agar menghemat pemakaian listrik
pada siang hari.
Ukuran ruang tangga ditentukan oleh jumlah anak tangga dan bentuk
tangganya. Tangga untuk bangunan rumah tinggal, dengan lebar 100 cm, jumlah
anak tangga 17 buah dengan bordes.
Pada Bali Quincy Hotel menggunakan Tangga balik, jadi perhitungannya adalah:
Luas ruang tangga = 2 x 3,24 = 6,48 m2
Kemiringan tangga dibuat tidak curam, agar orang mudah untuk naik dan turun
tangga, jadi tidak banyak energi yang keluar, tetapi jika kemiringan dibuat terlalu
landai dan dapat menjemukan bagi orang yang melaluinya, disamping itu banyak
memakan tempat (space) yang ada, jadi kurang efisien.
Kemiringan tangga yang wajar berkisar antara 250 s/d 420 dan untuk bangunan
rumah tinggal biasa digunakan kemiringan 380. Dan pada Bali Quincy Hotel
menggunakan kemiringan 350.
3.2.3 Ramp
a. Pengertian Ramp
Ramp merupakan suatu bidang miring yang menghubungkan dua ketinggian yang
berbeda dengan sudut kemiringan tertentu (lebih landai dari kemiringan tangga).
Penggunaan ramp pada bangunan sebagai transportasi non mekanis juga ditemui di
bangunan Bali Quincy Hotel.
b. Penempatan Ramp
1. Pada parkiran kendaraan
Penggunaan ramp pada parkiran kendaraan dimaksudkan agar kendaraan
dengan mudah dapat melintasi area yang terdapat ketinggian yang berbeda. Dengan
adanya ramp di parkiran juga mempermudah pengunjung hotel dalam membawa
ataupun mengangkut koper yang biasa merupakan tas besar penyimpanan barang
untuk keperluan menginap di hotel Bali Quincy. Mengingat koper dilengkapi dengan
roda yang mempermudah pengguna untuk membawanya dengan cara menarik
ataupun mendorongnya. Dengan adanya ramp, maka segala jenis roda baik itu roda
mobil, roda kereta dorong, roda koper, ataupun yang lainnya dapat dengan mudah
melintasi area yang terdapat ketinggian yang berbeda. Bahan penutup ramp pada
parkiran bali quincy hotel ini menggunakan keramik granit super, anti selip guna
menunjang kenyamanan pengunjung, agar tidak terselip disaat melintasi area rump
dengan perbedaan level ketinggian. Kemiringan rump pada parkiran ini tergolong
landai yaitu sekitar 10%.
2. Akses menuju dapur
Penempatan ramp pada akses menuju dapur dimaksudkan agar mempermudah
dalam supply bahan makanan ataupun bahan pangan menuju dapur. Dengan adanya
ramp, maka truk pengangkut bahan pangan dapat langsung mengarahkan bagasinya
secara langsung menuju tempat penyimpanan bahan pangan di dapur. Kemiringan
ramp pada akses menuju dapur pun dibuat landai agar memudahkan truk dalam
menyuppy-an bahan pangan, yaitu sekitar 10%. Perletakannya juga berada pada area
servis, jadi tidak mengganggu sirkulasi dan kenyamanan pengunjung hotel. Bahan
penutup ramp yang terdapat pada akses menuju dapur menggunakan bahan anti selit,
yaitu keramik super granit. Rump pada dapur ini didesain kokoh karena sering diakses
oleh kendaraan – kendaraan besar yang melakukan supply bahan makanan ke hotel.
BAB IVPENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari materi system transportasi pada bangunan adalah system
transportasi baik mekanis ataupun non mekanis sangat diperlukan untuk menunjang
pergerakan manusia dari lantai satu ke lantai yang lainnya. Dasar pemilihan alat
transportasi harus disesuaikan dengan fungsi bangunan, dan aktivitas yang terjadi di
dalamnya. Pada Bali Quincy Hotel, menggunakan Lift sebagai system transportasi
utama untuk pengunjung. Pemilihan lift karena lift merupakan system transportasi
yang efisien, dan mempermudah pergerakan sehingga pengunjung merasa nyaman.
Sedangkan transportasi non mekanisnya seperti tangga diperuntukkan bagi pegawai
hotel, house keeping, atau digunakan secara umum jika terjadi saat –saat darurat.
4.2 KRITIK DAN SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan sistem penghawaan alami. Penulis berharap para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi bagi pembaca, dan dapat memenuhi fungsinya.
top related