sistem syaraf pada vertebrata
Post on 21-Oct-2015
53 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Sistem Syaraf Pada Vertebrata
Perbedaan perkembangan otak pada beberapa hewan vertebrate
1. Ikan (pisces)
Ikan merupakan vertebrate yang paling rendah derajatnya dibandingkan vertebrata yang
lain. Ikan merupakan hewan yang memerlukan kemampuan bergerak yang memadai untu
menghindar dari musuh dan menangkap mangsa. Selain itu ikan dituntut memiliki
keseimbangan yang bagus oleh karena itu ikan memiliki perkembangan otak kecil yang
lebih baik sebab otak kecil atau serebellum merupakan bagian pengontrol keseimbangan
dan pusat pergerakan.
2. Amfibi
Sebagai contoh adalah katak, Pada katak yang paling berkembang adalah penglihatannya
oleh karena itu bagian otak secara keseluruhan hanya berbentuk memanjang sebab bagian
otak kecilnya tidak begitu berkembang.
3. Reptilia
Bangsa reptile umumnya memiliki daya penciuman yang sangat tajam oleh sebab itu
bagian otak yang merupakan pusat penciumannya lebih berkembang dan bentuknya lebih
besar dan memanjang kearah depan.
4. Burung (Aves)
Burung merupakan hewan aktif yang banyak melakukan pergerakan serta memiiki
keseimbangan yang bagus terutama saat terbang. Beberapa burung juga memiliki
ketajaman penglihatan yang bagus. Karena itu pusat koordinasi gerak dan keseimbangan
burung berkembang baik hal ini dapat terlihat dari adanya lekukan-lekukan pada otak
kecil burung yang menjadikan volume otak kecilnya menjadi lebih besar.
5. Mamalia
Mamalia merupakan vertebarta yang memiliki derajat tertinggi dan hal ini terbukti dari
perkembangan otaknyapun dapat jelas terlihat dimana otak kecil dan otak besarnya
berkambang dengan baik dan ini jelas sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang dilakukan
mamalia.
http://mjumani.blogspot.com/2009/07/sistem-syaraf-pada-vertebrata.html
Kamis, 18 Maret 2010
Sistem Saraf pada Vertebrata
di 06:54 Diposkan oleh Amin Tabin 0 komentar
Pada dasarnya sistem saraf vertebrata mirip dengan manusia, karena sama-sama
mempunyai sistem saraf pusat. Perbedaanya terletak pada tingkat kesempurnaanya
(tingkat perkembangannya). Hewan-hewan bertulang belakang memiliki otak yang dapat
dibedakan atas 3 bagian :
(1) Otak depan
- Tumbuh menjadi otak besar dan lobus olfaktorius.
- Otak besar untuk belajar dan gerakan yang disadari.
- Lobus olfaktorius berfungsi sebagai lobus pembau.
(2) Otak tengah, berfungsi sebagai lobus penglihatan.
(3) Otak belakang
- Atap otak belakang menebal membentuk otak kecil (cerebellum) yang berfungsi untuk
keseimbangan dan koordinasi gerakan.
- Dasar otak belakang membentuk sumsum penghubung (medula oblongata) sebagai
pusat pengatur denyut jantung, pembuluh darah dan gerakan pernapasan.
1. Sistem saraf pada ikan
- Otak besar dan otak tengah berhubungan dengan saraf penglihatan. Kedua otak ini tidak
berkembang dengan baik.
- Otak kecil merupakan tempat saraf keseimbangan dan gurat sisi. Otak kecil berkembang
dengan baik.
2. Sistem saraf pada amphibi
- Bagian otak yang berkembang dengan baik adalah otak tengah sebagai pusat
penglihatan.
- Otak besar berhubungan dengan indra pencium dan otak kecil hanya merupakan
lengkung mendatar yang menuju ke sumsum lanjutan yang tidak berkembang dengan
baik.
3. Sistem saraf pada reptil
- Otak besar berkembang dengan baik, sebagai pusat saraf pembau. Otak besar ini meluas
sehingga menutupi otak tengah. Bagian lainnya kurang berkembang.
4. Sistem saraf pada burung
- Otak burung telah berkembang cukup baik. Otak besar dan otak kecilnya berukuran
relatif besar. Permukaan otak besar tidak berlipat.
- Otak tengah berbentuk gelembung, berkembang dengan baik dan merupakan pusat saraf
penglihat.
- Otak kecil permukaanya berlipat-lipat sehingga mampu menampung sel saraf dalam
jumlah yang banyak. Otak kecil sebagai pusat pengatur keseimbangan burung pada waktu
terbang.
5. Sistem saraf pada mamalia
Pada mamalia seluruh bagian otaknya berkembang dengan baik dan sempurna.
Permukaan otak besar dan otak kecilnya berlipat-lipat, sehingga dapat menampung lebih
banyak neuron. Di antara vertebrata, mamalia memiliki perkembangan otak yang paling
baik.
Kirimkan Ini lewat Email
http://amintabin.blogspot.com/2010/03/sistem-saraf-pada-vertebrata.html
vertebrate nervous system
In vertebrates, as in mollusc's and arthropods, nervous tissue is concentrated at the
anterior (front) end of the body, forming the brain. The vertebrate nervous system is
characterized by this well-marked centralization and by the presence of large amounts of
nerve tissue, by the actions of which the typical vertebrate behavior patterns are
controlled.
While some parts of the brain are concerned with receiving signals from receptor organs,
such as eyes and ears, and with sending signals to effector organs (muscles or glands),
other parts are not directly concerned with receiving or sending signals and are not linked
with any particular region of the body. These areas of the brain can overrule the rest of
the nervous system and so regulate the actions of the animal. In other words, these
regions are responsible for the intelligence of the animal, for its awareness of its
surroundings, and for the powers of learning. These association centers are more highly
developed in mammals and birds than in other animals, and especially so in humans,
apes, and cetaceans.
Central nervous system
The central nervous system, consisting of the brain and spinal cord, is hollow and situated
above (dorsal to) the gut. This contrasts with the solid ventral nerve cord of the
invertebrates. The vertebrate nerve cord and brain contain a liquid – cerebrospinal fluid –
which itself contains mineral salts and traces of protein and sugar. The fluid helps to
support the nervous tissue and probably plays some part in its nutrition.
Primitive vertebrate nervous system
The basic vertebrate pattern is shown by the lampreys and hagfishes which are the most
primitive living vertebrates. The nerve fibers in these animals, however, are not covered
by the myelin sheath (a fatty insulating layer) found in all higher vertebrates. This means
that nervous conduction is slow and the complex nervous connections found in higher
forms are impossible in these early vertebrates.
Forebrain
The front part of the brain is concerned with smell – the olfactory sense. Nerves from the
olfactory organ run into the thickened walls of the brain which are enlarged to form the
olfactory lobes or cerebral hemispheres. Smell appears to be the only function of this
region in lampreys. Behind the hemispheres is the thalamus, which completes the
forebrain. The thalamus receives a few sensory nerves and carries the pituitary gland on
its under surface. The pineal eye arises on the dorsal side and reaches to the surface of the
head. It is sensitive to light in the lamprey but much reduced in higher vertebrates.
Midbrain
The midbrain, behind the thalamus, deals with the sense of sight. Its walls are expanded
to form the optic lobes. Nerves pass from the midbrain region to the minor nerves of the
spinal cord and it is through these that the animal is able to act upon the signals it
receives from the eyes. This system can therefore be termed an elementary association
center or center of intelligence.
Hindbrain
The hindbrain consists of the cerebellum and the medulla oblongata. The former is
concerned with the regulation of balance and movement and is not well developed in
lampreys which spend much of their time attached to rocks or to fish by means of a large
sucker (oral sucker) round the mouth. The medulla oblongata passes directly into the
spinal cord. It is concerned with the senses of taste and hearing and also with control of
the pumping movement of the gills. The pressure sensing system of the lateral line also
has its center in the medulla. The large size of the medulla in lampreys is due to the
importance of the oral sucker. They are connected by a large nerve. Taste and hearing are
not well developed. The roof of the brain is well supplied with blood vessels (the choroid
plexus.
Spinal cord and spinal nerves
The spinal cord is uniformly gray in color with the nerve cell bodies lying close to the
central canal. Connections with other cells are made around the outside of this gray
matter in what corresponds to the white matter of higher vertebrates. The roots of the
spinal nerves do not join just outside the spinal cord as they do in other vertebrates. These
spinal nerves extend as the peripheral nervous system (the network of nerves spreading
throughout the body). The peripheral system acts in much the same way as that of the
invertebrates, sending and receiving impulses to and from the central nervous system.
Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf yang
tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris
indrawi, aktivitas motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan
homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling
rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling
terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Satuan kerja utama
dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.
Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Struktur
o 1.1 Neuron
o 1.2 Sel Glial
2 Penghantaran rangsang
3 Referensi
[sunting] Struktur
[sunting] Neuron
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Neuron
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti
sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson.
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi
mengirimkan impuls dari badan sel ke sel saraf yang lain atau ke jaringan lain. Akson
biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut
saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin
yang dibentuk oleh sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann merupakan
sel glia utama pada sistem saraf perifer yang berfungsi membentuk selubung mielin.
Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang
tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang dapat mempercepat penghantaran
impuls.
[sunting] Sel Glial
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sel Glial
Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam
neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendroglia,mikroglia, dan makroglia .
[sunting] Penghantaran rangsang
Semua sel dalam tubuh manusia memiliki muatan listrik yang terpolarisasi, dengan kata
lain terjadi perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam dari suatu membran sel,
tidak terkecuali sel saraf (neuron). Perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam
membran ini disebut potensial membran. Informasi yang diterima oleh Indra akan
diteruskan oleh saraf dalam bentuk impuls. Impuls tersebut berupa tegangan listrik.
Impuls akan menempuh jalur sepanjang akson suatu neuron sebelum dihantarkan ke
neuron lain melalui sinapsis dan akan seperti itu terus hingga mencapai otak, dimana
impuls itu akan diproses. Kemudian otak mengirimkan impuls menuju organ atau indra
yang dituju untuk menghasilkan efek yang diinginkan melalui mekanisme pengiriman
impuls yang sama.
Membran hewan memiliki potensial istirahat sekitar -50 mV s/d -90 mV, potensial
istirahat adalah potensial yang dipertahankan oleh membran selama tidak ada rangsangan
pada sel. Datangnya stimulus akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan
hiperpolarisasi pada membran sel, hal tersebut menyebabkan terjadinya potensial kerja.
Potensial kerja adalah perubahan tiba-tiba pada potensial membran karena datangnya
rangsang. Pada saat potensial kerja terjadi, potensial membran mengalami depolarisasi
dari potensial istrahatnya (-70 mV) berubah menjadi +40 mV. Akson vertebrata
umumnya memiliki selubung mielin. Selubung mielin terdiri dari 80% lipid dan 20%
protein, menjadikannya bersifat dielektrik atau penghambat aliran listrik dan hal ini
menyebabkan potensial kerja tidak dapat terbentuk pada selubung mielin; tetapi bagian
dari akson bernama nodus Ranvier tidak diselubungi oleh mielin. Penghantaran rangsang
pada akson bermielin dilakukan dengan mekanisme hantaran saltatori, yaitu potensial
kerja dihantarkan dengan "melompat" dari satu nodus ke nodus lainnya hingga mencapai
sinapsis.
Pada ujung neuron terdapat titik pertemuan antar neuron bernama sinapsis, neuron yang
mengirimkan rangsang disebut neuron pra-sinapsis dan yang akan menerima rangsang
disebut neuron pasca-sinapsis. Ujung akson setiap neuron membentuk tonjolan yang
didalamnya terdapat mitokondria untuk menyediakan ATP untuk proses penghantaran
rangsang dan vesikula sinapsis yang berisi neurotransmitter umumnya berupa asetilkolin
(ACh), adrenalin dan noradrenalin. Ketika rangsang tiba di sinapsis, ujung akson dari
neuron pra-sinapsis akan membuat vesikula sinapsis mendekat dan melebur ke
membrannya. Neurotransmitter kemudian dilepaskan melalui proses eksositosis. Pada
ujung akson neuron pasca-sinapsis, protein reseptor mengikat molekul neurotransmitter
dan merespon dengan membuka saluran ion pada membran akson yang kemudian
mengubah potensial membran (depolarisasi atau hiperpolarisasi) dan menimbulkan
potensial kerja pada neuron pasca-sinapsis. Ketika impuls dari neuron pra-sinaps berhenti
neurotransmitter yang telah ada akan didegradasi. Molekul terdegradasi tersebut
kemudian masuk kembali ke ujung akson neuron pra-sinapsis melalui proses endositosis.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf
System Saraf Pusat
Posted: 2 Maret 2010 in Anatomi
3
Sistem saraf pusat (SSP) adalah bagian dari sistem saraf yang mengkoordinasi kegiatan
dari semua bagian tubuh hewan bilaterian-yaitu, semua hewan multiseluler kecuali
simetris radial spons dan binatang seperti ubur-ubur. Pada vertebrata, sistem saraf pusat
yang ditutupi dalam meninges. Ini berisi sebagian besar sistem saraf dan terdiri dari otak
dan sumsum tulang belakang. Bersama-sama dengan sistem saraf perifer memiliki peran
fundamental dalam kontrol perilaku. SSP adalah yang terkandung dalam dorsal rongga,
dengan otak di dalam rongga tengkorak dan tulang belakang di rongga tulang belakang.
Otak dilindungi oleh tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh
tulang belakang.
Perkembangan
Selama perkembangan awal embrio vertebrata, sebuah alur longitudinal pada pelat saraf
secara bertahap memperdalam sebagai pegunungan di kedua sisi alur (saraf lipatan)
menjadi tinggi, dan akhirnya bertemu, mengubah alur ke dalam tabung tertutup, pada
dinding yang ectodermal rudimen membentuk sistem saraf. Tabung ini awalnya
membedakan menjadi tiga vesikel (kantong): yang prosencephalon di depan,
mesencephalon, dan, antara mesencephalon dan saraf tulang belakang, yang
rhombencephalon. (Oleh enam minggu dalam embrio manusia) yang prosencephalon
kemudian dibagi lebih lanjut ke telencephalon dan diencephalon; dan membagi
rhombencephalon ke metencephalon dan myelencephalon.
Sebagai vertebrata tumbuh, membedakan vesikula ini masih lebih lanjut. The
telencephalon berdiferensiasi menjadi, antara lain, para striatum, hippocampus dan
neokorteks, dan rongga menjadi yang pertama dan kedua ventrikel. Diencephalon
elaborasi termasuk subthalamus, hipotalamus, talamus dan epithalamus, dan bentuk
rongga ventrikel ketiga. The tectum, pretectum, otak gagang bunga dan mengembangkan
struktur lain dari mesencephalon, dan rongga mesencephalic tumbuh ke dalam saluran
(serebral saluran air). The metencephalon menjadi, antara lain, jembatan dan serebelum,
maka bentuk myelencephalon medula oblongata, dan rongga mereka berkembang
menjadi ventrikel keempat.
Brain regions of a 4 week old human embryo
Central
nervous
system
Brain
Prosencephalon
Telencephalon
Rhinencephalon, Amygdala,
Hippocampus, Neocortex, Basal
ganglia, Lateral ventricles
Diencephalon
Epithalamus, Thalamus,
Hypothalamus, Subthalamus, Pituitary
gland, Pineal gland, Third ventricle
Brain stem
MesencephalonTectum, Cerebral peduncle, Pretectum,
Mesencephalic duct
Rhombencephalon
MetencephalonPons,
Cerebellum
MyelencephalonMedulla
oblongata
Spinal cord
Evolusi
Planaria, anggota filum Platyhelminthes (cacing pipih), memiliki paling sederhana, jelas
penggambaran dari suatu sistem saraf menjadi sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf
perifer (PNS). otak primitif mereka, yang terdiri 2 melebur anterior ganglia, dan tali saraf
longitudinal membentuk SSP; pada proyeksi lateral membentuk saraf PNS. Sebuah studi
molekuler menemukan bahwa lebih dari 95% dari 116 gen yang terlibat dalam sistem
syaraf planaria, yang meliputi gen yang terkait dengan SSP, juga ada pada manusia.
Seperti planaria, vertebrata memiliki SSP dan PNS berbeda, walaupun lebih kompleks
daripada planaria.
Pola dasar dari SSP sangat kekal sepanjang spesies vertebrata yang berbeda dan selama
evolusi. Tren utama yang dapat diamati adalah terhadap telencephalisation progresif:
yang telencephalon reptil hanya merupakan lampiran penciuman besar bola lampu,
sedangkan pada mamalia itu membuat sebagian besar volume SSP. Dalam otak manusia,
yang telencephalon mencakup sebagian besar diencephalon dan mesencephalon.
Memang, studi allometric ukuran otak di antara spesies yang berbeda menunjukkan
kesinambungan yang mencolok dari tikus untuk ikan paus, dan memungkinkan kita untuk
melengkapi pengetahuan tentang evolusi dari SSP yang diperoleh melalui endocasts
tengkorak.
1. Brain; 2. Central nervous system; 3. Spinal cord.
Mamalia – yang muncul dalam catatan fosil pertama setelah ikan, amfibi, dan reptil –
adalah satu-satunya vertebrata untuk memiliki evolusioner baru-baru ini, bagian terluar
dari korteks serebral dikenal sebagai neokorteks. neokorteks dari Monotremata (bebek –
billed platypus dan beberapa jenis berduri anteaters) dan marsupial (seperti kangguru,
koala, opossums, wombat, dan setan Tasmania) kekurangan convolutions – gyri dan sulci
– ditemukan di neokorteks kebanyakan plasenta mamalia (eutherians). Dalam plasenta
mamalia, ukuran dan kompleksitas dari neokorteks meningkat dari waktu ke waktu.
Daerah neokorteks tikus hanya sekitar 1 / 100 bahwa kera, dan kera hanya sekitar 1 / 10
bahwa manusia. Selain itu, tikus convolutions kekurangan dalam neokorteks (mungkin
juga karena tikus kecil mamalia), sedangkan kucing memiliki tingkat moderat
convolutions, dan manusia telah cukup luas convolutions.
Penyakit Pada Sistem Saraf Pusat
Ada banyak sistem saraf pusat penyakit, termasuk infeksi pada sistem saraf pusat seperti
ensefalitis dan polio, neurodegenerative penyakit seperti penyakit Alzheimer dan
amyotrophic lateral sclerosis, penyakit autoimun dan inflamasi seperti multiple sclerosis
atau diseminata akut Encephalomyelitis, dan kelainan genetik seperti Krabbe penyakit,
penyakit Huntington, atau adrenoleukodystrophy. Terakhir, neoplasma sistem saraf pusat
dapat menyebabkan penyakit parah, dan, ketika ganas, dapat memiliki tingkat kematian
sangat tinggi.
http://grandmall10.wordpress.com/2010/03/02/system-saraf-pusat/
Sistem Saraf
Sel Saraf
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.
Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf
mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor.
Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali
rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau
organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.
SEL SARAF
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan
pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
Struktur Sel Saraf
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya
terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua
macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf,
sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari
badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat
panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.
Gbr. Akson yang diperbesar
Gbr. Struktur Sel Saraf
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut
saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin
yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah
sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran
plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan
memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier,
yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel
saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
1. Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf
pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson
dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
2. Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf
motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan
akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
3. Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di
dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel
saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem
saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf
asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung
dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion
atau simpul saraf.
Gbr. Struktur ganglion gabungan fari badan sel saraf
Mekanisme Penghantar Impuls
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan
sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut. 1. Penghantaran
Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut
saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar
dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian
luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan
(stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik
sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf.
Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart
120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh
impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat).
Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria
dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan
impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang
maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat
menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada
impuls yang lemah.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam
sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi
neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan
sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang
membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka
vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan
melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat
kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh
tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang
terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel
pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada
reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah
melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang
dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot
terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-
sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama
dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.
Gbr. Lokasi, anatomi, dan cara kerja sinapsis
Terjadinya Gerak Biasa Dan Gerak Refleks
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan
penghantaran impuls oleh saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa
disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari
reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian
hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang
harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi
tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks
misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari
reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf,
diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim
tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan
pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila
saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf
penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
Gbr. Lengkung refleks yang menggambarkan mekanisme
jalannya impuls pada lutut yang dipukul
Sistem Saraf Pusat Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang
belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan
fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas
tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini
terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya
terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran
araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari
bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan
permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta
mengangkut bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam
sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan
bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa
materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
1. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan
jembatan varol.
a. Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks
serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang
terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor
dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat
kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian
yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan
pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.
Gbr. Otak dengan bagian-bagian penyusunnya
2. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
Gbr. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya
3. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
4. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.
5. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju
ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak
jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan
sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk,
dan berkedip.
6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.
Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk
dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral
menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi
konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya
ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi.
Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat
saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak
merupakan saluran asenden dan yang membawa
impuls yang berupa perintah dari otak merupakan
saluran desenden.
Gbr. Penampang melintang sumsum
tulang belakang
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf
otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak,
sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain
denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar
dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum
tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Gambar 2
Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang
melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus
membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka
nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling
penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan
asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang
saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf
ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3
buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian
leher, bahu, dan diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat
beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga
membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf
pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada
posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang
belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra
ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang
panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem
saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya
ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik Simpatik
mengecilkan pupil
menstimulasi aliran ludah
memperlambat denyut jantung
membesarkan bronkus
menstimulasi sekresi kelenjar
pencernaan
mengerutkan kantung kemih
memperbesar pupil
menghambat aliran ludah
mempercepat denyut jantung
mengecilkan bronkus
menghambat sekresi kelenjar
pencernaan
menghambat kontraksi kandung
kemih
http://biologiklaten.wordpress.com/bab-20-sist-koord-pada-hewan-manusia-xi/
1. Sistem saraf pada Invertebrata
a. Sistem saraf pada Protozoa
Protoza misalnya amoeba tidak mempunyai susunan saraf tetapi mempunyai kepekaan
terhadap rangsang dari luar dan mampu menanggapi rangsang tersebut, misalnya
rangsangan yang berupa cahaya dan sentuhan. Jika rangsanganya kuat, protozoa
menjauh,sebaliknya jika rangsang itu lemah akan mendekat. Pada paramecium terdapat
fibril yang peka terhadap suhu dan sinar, serta berfungsi untuk mengatur gerakan
silianya.
Gambar 9.1. Sistem Koordinasi Amuba
b. Sistem saraf pada Coelenterata
Hydra memiliki sistem saraf difus. Disebut sistem saraf difus karena sel-sel saraf masih
tersebar dan saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala maka juga disebut saraf
jala (jaring saraf).
c. Sistem saraf pada Echinodermata
Pada bintang laut memiliki sistem saraf sirkuler yang terdiri dari cincin saraf yang
melingkari kerongkongan dengan cabang-cabangnya menuju ke setiap lengan.
Gambar 9.2. Sistem Koordinasi bintang laut
d. Sistem saraf pada Serangga
Sistem saraf serangga juga terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi, berupa
sistem saraf tangga tali. pada belalang sistem saraf pusat tersusun atas kelompok-
kelompok badan sel saraf yang disebut ganglia. Tiap-tiap ganglia dihubungkan oleh satu
atau lebih tali-tali saraf. Sementara itu, saraf tepi belalang tersusun oleh akson sensorik
dan akson motorik ke dan dari ganglia. (jamak dari ganglion).
Ganglion merupakan pusat peogolah rangsang.
Ada 3 macam ganglion :
1). Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan antena.
2). Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas sensoris dan motoris
rahang bawah (mandibula), rahang atas (maksila), dan bibir bawah (labium).
3). Ganglion ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang menuju ruas-ruas dada,
perut, dan alat-alat tubuh yang berdekatan. Ganglion bawah kerongkongan dan ganglion
ruas-ruas badan terletak dibawah saluran pencernaan. pada serangga terdapat 2 benang
saraf yang membentang sejajar sepanjang tubuhnya dan menghubungkan ganglion satu
dengan ganglion yang lain.
Pada serangga kelenjar endokrin lebih banyak digunakan untuk proses pertumbuhan dan
metamorfosis. Selama masa pertumbuhan, serangga akan menanggalkan eksoskeletonnya
secara berkala. Proses pergantian kulit ini disebut molting. Molting terjadi sampai
stadium dewasa. Hormon yang menyebabkan terjadinya molting adalah hormon ekdison.
Hormon ini dihasilkan dari kerja sama kelenjar protorasik yang terletak di dalam dada
dan hormon yang dihasilkan oleh otak. Otak serangga juga menghasilkan hormon yang
mempengaruhi proses metamorfosis, yaitu hormon juvenil. Hormon ini berfungsi
menghambat proses metamorfosis. Sekresi hormon juvenil yang cukup akan membuat
ekdison merangsang pertumbuhan larva. Namun, jika sekresi hormon ini berkurang maka
ekdison akan merangsang perkembangan pupa.
Gambar 9.2. Sistem Koordinasi serangga
e. Sistem saraf pada Cacing
Susunan sistem saraf pada cacing berupa sistem tangga tali. Planaria, yang termasuk
golongan cacing pipih memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf
pusat Planaria terdapat pada otak disebut juga ganglion anterior. Otak ini berukuran kecil.
Sistem saraf tepi cacing berupa dua saluran yang menuju ke arah posterior, masing-
masing saraf tersebut berada di daerah lateral tubuh cacing, keduanya dihubungkan oleh
saraf penghubung. Saraf yang juga tersusun simetri bilateral ini digunakan untuk
merespon cahaya. Apabila cacing pipih terkena sinar, otak akan memerintahkan cacing
bergerak ke tempat gelap, misalnya di bagian bawah batu.
Gambar 9.1. Sistem Koordinasi Planaria dan Hirudinea
Berbeda dengan Planaria, Annelida (misalnya lintah) mempunyai jumlah neuron yang
lebih banyak di bagian otak. Saraf yang terdapat di sepanjang tubuhnya merupakan saraf
ventral yang tersusun atas beberapa ganglion. Di dalam ganglion terdapat interneuron
yang mengoordinasi berbagai aksi pada setiap segmen.
2. Sistem saraf pada Vertebrata
Perbedaan perkembangan otak pada beberapa hewan vertebrata
a. Ikan (pisces)
Ikan merupakan vertebrate yang paling rendah derajatnya dibandingkan vertebrata yang
lain. Ikan merupakan hewan yang memerlukan kemampuan bergerak yang memadai untu
menghindar dari musuh dan menangkap mangsa. Selain itu ikan dituntut memiliki
keseimbangan yang bagus oleh karena itu ikan memiliki perkembangan otak kecil yang
lebih baik sebab otak kecil atau serebellum merupakan bagian pengontrol keseimbangan
dan pusat pergerakan.
b. Katak ( Amfibi )
Sebagai contoh adalah katak, Pada katak yang paling berkembang adalah penglihatannya
oleh karena itu bagian otak secara keseluruhan hanya berbentuk memanjang sebab bagian
otak kecilnya tidak begitu berkembang.
c. Reptilia
Bangsa reptil umumnya memiliki daya penciuman yang sangat tajam oleh sebab itu
bagian otak yang merupakan pusat penciumannya lebih berkembang dan bentuknya lebih
besar dan memanjang kearah depan.
d. Burung (Aves)
Burung merupakan hewan aktif yang banyak melakukan pergerakan serta memiiki
keseimbangan yang bagus terutama saat terbang. Beberapa burung juga memiliki
ketajaman penglihatan yang bagus. Karena itu pusat koordinasi gerak dan keseimbangan
burung berkembang baik hal ini dapat terlihat dari adanya lekukan-lekukan pada otak
kecil burung yang menjadikan volume otak kecilnya menjadi lebih besar.
e. Mamalia
Mamalia merupakan vertebarta yang memiliki derajat tertinggi dan hal ini terbukti dari
perkembangan otaknyapun dapat jelas terlihat dimana otak kecil dan otak besarnya
berkambang dengan baik dan ini jelas sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang dilakukan
mamalia.
3. Sistem Koordinasi pada Manusia
a. Sistem Syaraf
Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang kesemuanya bekerja tanpa saling mengganggu
antara organ satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi karena pada tubuh kita
terdapat suatu sistem yang mengatur semua organ tersebut. Sistem tersebut adalah sistem
koordinasi yang berpusat pada satu organ yaitu otak
Organ Penyusun Sistem Saraf
Fungsi sistem saraf:
- Penghubung antara tubuh dengan dunia luar melalui indra
- Pengatur respon terhadap rangsangan
- Mengatur dan mengendalikan kerja organ-organ tubuh sehingga dapat bekerja
sesuai fungsinya
Sel Saraf (neuron)
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf.
Sel saraf terdiri atas 3 bagian utama:
- Badan sel
- Dendrit
- neurit
Badan sel
Di dalam badan sel terdapat:
- Sitoplasma
- Nukleus (inti sel)
- Nukleous (anak inti sel)
Dendrit
Merupakan tonjolan sitoplasma yang pendek, dengan ujung yang bercabang-cabang]
Berfungsi meneruskan rangsang (impuls) saraf menuju badan sal saraf
Neurit (akson)
Merupakan serabut saraf berupa tonjolan sitoplasma yang panjang
Berfungsi meneruskan impuls sarah dari badan sel yang satu ke badan sel yang lain
Neurit dilindungi oleh selubung mielin (isolator). Selubung mielin disusun dari sel-sel
Schwann yang memberi makan neurit dan membantu regenerasi neurit
Di dalam neurit terdapat benang-benang halus neurofibril
Gambar 9.3. sel-saraf
Berdasarkan fungsinya, neuron terbagi menjadi 3 macam, yaitu:
- Neuron sensorik (sel saraf indra)
- Neuron motorik
- Neuron intermediete
1. Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,
yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf
sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
2. Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf
motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson
saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
3. Sel saraf intermediete
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam
sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori
atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung
dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion
atau simpul saraf.
Penggolongan Sistem Saraf
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Saraf pusat dilindungi
oleh lapisan meninges, yaitu: duramater, arachnoid dan piamater. Diantara arachnoid
dengan piamater terdapat ruang subarachnoid yang berisikan cairan serebrospinal yang
berfungsi sebagai pelindung/peredam dari benturan.
1. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan
jembatan varol.
a. Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks
serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang
terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor
dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat
kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian
yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan
pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.
Gbr. Otak dengan bagian-bagian penyusunnya
2. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
Gbr. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya
3. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
4. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
5. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju
ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak
jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan
sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk,
dan berkedip.
6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.
Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk
dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral
menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi
konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya
ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk
saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden
dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.
Gbr. Penampang melintang sumsum tulang belakang
1. Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf
otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak,
sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain
denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar
dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum
tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
2. Sistem Koordinasi pada Manusia
Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang kesemuanya bekerja tanpa saling mengganggu
antara organ satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi karena pada tubuh kita
terdapat suatu sistem yang mengatur semua organ tersebut. Sistem tersebut adalah sistem
koordinasi yang berpusat pada satu organ yaitu otak
Organ Penyusun Sistem Saraf
Fungsi sistem saraf:
- Penghubung antara tubuh dengan dunia luar melalui indra
- Pengatur respon terhadap rangsangan
- Mengatur dan mengendalikan kerja organ-organ tubuh sehingga dapat bekerja
sesuai fungsinya
Sel Saraf (neuron)
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf.
Sel saraf terdiri atas 3 bagian utama:
- Badan sel
- Dendrit
- neurit
Badan sel
Di dalam badan sel terdapat:
- Sitoplasma
- Nukleus (inti sel)
- Nukleous (anak inti sel)
Dendrit
Merupakan tonjolan sitoplasma yang pendek, dengan ujung yang bercabang-cabang]
Berfungsi meneruskan rangsang (impuls) saraf menuju badan sal saraf
Neurit (akson)
Merupakan serabut saraf berupa tonjolan sitoplasma yang panjang
Berfungsi meneruskan impuls sarah dari badan sel yang satu ke badan sel yang lain
Neurit dilindungi oleh selubung mielin (isolator). Selubung mielin disusun dari sel-sel
Schwann yang memberi makan neurit dan membantu regenerasi neurit
Di dalam neurit terdapat benang-benang halus neurofibril
Gambar 9.3. sel-saraf
Berdasarkan fungsinya, neuron terbagi menjadi 3 macam, yaitu:
- Neuron sensorik (sel saraf indra)
- Neuron motorik
- Neuron intermediete
1. Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,
yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf
sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
2. Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf
motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson
saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
3. Sel saraf intermediete
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam
sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori
atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung
dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion
atau simpul saraf.
Penggolongan Sistem Saraf
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Saraf pusat dilindungi
oleh lapisan meninges, yaitu: duramater, arachnoid dan piamater. Diantara arachnoid
dengan piamater terdapat ruang subarachnoid yang berisikan cairan serebrospinal yang
berfungsi sebagai pelindung/peredam dari benturan.
1. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan
jembatan varol.
a. Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks
serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang
terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor
dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat
kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian
yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan
pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.
Gbr. Otak dengan bagian-bagian penyusunnya
2. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
Gbr. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya
3. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
4. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
5. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju
ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak
jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan
sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk,
dan berkedip.
6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.
Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk
dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral
menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi
konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya
ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk
saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden
dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.
Gbr. Penampang melintang sumsum tulang belakang
1. Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf
otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak,
sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain
denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar
dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum
tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya
Gambar 2
Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang
melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus
membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka
nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling
penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan
asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang
saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf
ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3
buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian
leher, bahu, dan diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat
beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga
membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf
pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada
posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang
belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra
ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang
panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem
saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya
ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik Simpatik
mengecilkan pupil
menstimulasi aliran ludah
memperlambat denyut jantung
membesarkan bronkus
menstimulasi sekresi kelenjar
pencernaan
memperbesar pupil
menghambat aliran ludah
mempercepat denyut jantung
mengecilkan bronkus
menghambat sekresi kelenjar
pencernaan
mengerutkan kantung kemih menghambat kontraksi kandung
kemih
http://eksg3sco.blogspot.com/2011/03/biologi-kls-xi.html
Wednesday, December 1, 2010
Sistem Saraf yang Terdapat Pada Reptil
5:33 AM eri tirtayasa No comments
Reptil memiliki otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2
lobus optikus, serebellum, dan medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf. Di
bawah hemisfer serebral terdapat traktus optikus dan syaraf optikus, infundibulum, dan
hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial. Pasangan-pasangan syaraf spinal menuju ke
somit-somit (ruasprimer)tubuh.
Sistem saraf pada reptil terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang.
1. Otak (ensefalon)
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:
a. Otak besar (serebrum)
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks
serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang
terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor
dan sensorik.
b. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
c. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
d. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
e. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju
ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak
jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan
sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks
yang lain.
2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.
Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk
dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral
menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi
konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya
ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf
membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan
saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan
saluran desenden.
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf
otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak,
sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain
denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar
dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum
tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori
2. Lima pasang saraf motor
3. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang
melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus
membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka
nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling
penting.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat
beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga
membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf
pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada
posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang
belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra
ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang
panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf
simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).
http://eri08tirtayasa.blogspot.com/2010/12/sistem-saraf-yang-terdapat-pada-reptil.html
Sistem Saraf Pada Manusia
Bagian Sel Saraf Manusia
Sel saraf (neuron) memiliki bentuk yang khas. Sel saraf terdiri dari bagian-bagian: badan
sel saraf, serabut saraf dendrit dan serabut saraf neurit (atau akson). Badan sel saraf
terdiri dari sitoplasma, butir-butir Nissl dan inti sel.
Serabut saraf dendrit berupa serabut saraf berukuran pendek, berjumlah banyak dan
bercabang banyak. Sedangkan akson berukuran panjang, biasanya hanya satu, diselimuti
oleh seludang myelin berupa sel-sel Schwan serta bercabang menuju sinapsis. Di antara
sel-sel Schwan terdapat celah yang disebut nodus Ranvier.
Bagian-bagian sel saraf memiliki fungsi yang berbeda, yaitu:
1. Serabut saraf dendrit: menghantarkan rangsang (impuls) dari luar sel saraf menuju
ke badan sel saraf.
2. Badan sel saraf: tempat metabolisme sel saraf.
3. Serabut saraf akson (=neurit): menghantarkan rangsang (impuls) dari badan sel
saraf menuju ke luar badan sel saraf.
4. Persambungan (sinapsis): tempat pertemuan ujung akson sel saraf dengan ujung
dendrit sel saraf lainnya, sehingga merupakan tempat perpindahan impuls menuju
sel saraf lainnya.
http://devoav1997.webnode.com/news/sistem-saraf-pada-manusia-/
encephalon, adalah sentral supervisori dari sistem syaraf. Walaupun otak kadang disebut
sebagai pusat supervisori dari sistem syaraf sentral vertebrata, istilah yang sama juga
dapat digunakan untuk sistem syaraf sentral pada invertebrata. Pada kebanyakan hewan,
otak terletak pada kepala.
Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh
homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu
tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan,
pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan
melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik
yang di kenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan
keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut
neurotransmitter . Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di kenal sebagi
sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai jutaan neuron pada otaknya,
vetebrata besar bisa mempunyai hingga seratus milliar neuron.
Kebiasaan – Kebiasaan yang dapat merusak otak kita :
1. Tidak Sarapan Pagi.
Mereka yang tidak mengkonsumsi sarapan pagi memiliki kadar gula darah yang rendah,
yang akibatnya suplai nutrisi ke otak menjadi kurang.
2. Makan Terlalu Banyak.
Terlalu banyak makan, apalagi yang kadar lemaknya tinggi, dapat berakibat mengerasnya
pembuluh darah otak karena penimbunan lemak pada dinding dalam pembuluh darah.
Akibatnya kemampuan kerja otak akan menurun.
3. Merokok.
Zat dalam rokok yang terhisap akan mengakibatkan penyusutan otak secara cepat, serta
dapat mengakibatkan penyakit Alzheimer.
4. Mengkonsumsi gula terlalu banyak.
Konsumsi gula yang terlalu banyak akan menyebabkan terganggunya penyerapan protein
dan nutrisi, sehingga terjadi ketidakseimbangan gizi yang akan mengganggu
perkembangan otak
5. Polusi Udara.
Otak adalah konsumen oksigen terbesar dalam tubuh manusia. Menghirup udara yang
berpolusi menurunkan suplai oksigen ke otak sehingga dapat menurunkan efisiensi otak.
6. Kurang Tidur.
Otak memerlukan tidur sebagai saat beristirahat dan memulihkan kemampuannya.
Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama akan mempercepat kerusakan sel-sel otak.
7. Menutup kepala saat tidur.
Kebiasaan tidur dengan menutup kepala meningkatkan konsentrasi zat karbondioksida
dan menurunkan konsentrasi oksigen yang dapat menimbulkan efek kerusakan pada otak.
8. Menggunakan pikiran saat sakit.
Bekerja terlalu keras atau memaksakan untuk menggunakan pikiran kita saat sedang sakit
dapat menyebabkan berkurangnya efektifitas otak serta dapat merusak otak.
9. Kurang menstimulasi pikiran.
Berpikir adalah cara yang paling tepat untuk melatih otak kita. Kurangnya stimulasi pada
otak dapat menyebabkan mengkerutnya otak kita.
10. Jarang berkomunikasi.
Komunikasi diperlukan sebagai salah satu sarana memacu kemampuan kerja otak.
Berkomunikasi secara intelektual dapat memicu efisiensi otak. Jarangnya berkomunikasi
akan menyebabkan kemampuan intelektual otak jadi kurang terlatih.
dapet dari :
http://y7else.wordpress.com/2008/07/09/apa-aja-yang-ngerusak-otakmu/
1. protozoa
2. porifera
3. coelentrata
4. platyhelminthes
5. nemathelminthes
6. annelida
7. molusca
8. arthropoda
top related